Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KASUS KEPANITERAAN KLINIK SENIOR DI

FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN PRIMER


PUSKESMAS KTK
Gizi Kurang

Oleh :

Nama : Suci Rahmatia, S. Ked


NPM : 1110070100147
Pembimbing :
dr. Pepy Ledy Soffiani

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR DI FASILITAS PELAYANAN


KESEHATAN PRIMER PUSKESMAS KTK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
2016

LAPORAN KASUS KEPANITERAAN KLINIK SENIOR DI


FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN PRIMER PUSKESMAS
KTK

- IDENTITAS PASIEN
Nama

An. D

Jenis kelamin

Perempuan

Umur

1.2 tahun

Tujuan Poli

Anak

Tanggal Masuk

5 Oktober 2016

Nama Orang tua

Suhendra

Umur Orang tua

32 tahun

Pekerjaan Orang tua :

Buruh

Pendidikan

SMA

Alamat

KTK

Agama

Islam

- JUDUL PENYAKIT :

Gizi Kurang
No.ICD-10-CM E11

Masalah Kesehatan:

Salah satu tujuan Milenium Development Goals (MDGs) adalah

mengurangi kemiskinan yang di antaranya diukur melalui indikator prevalensi gizi kurang.
Meskipun jumlah kasus gizi kurang menurun dalam beberapa tahun terakhir, tetapi gizi
kurang menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia yang sulit diatasi. Data terakhir
menunjukkan prevalensi gizi kurang di Indonesia turun dari 31,0 % pada tahun 1989
menjadi 18,4 % pada tahun 2007.
Ditinjau dari sudut masalah kesehatan dan gizi, balita termasuk dalam golongan
masyarakat kelompok rentan gizi, yaitu kelompok masyarakat yang paling mudah menderita
kelainan gizi. Hal ini menjadi penting karena mereka sedang mengalami proses
pertumbuhan yang relatif pesat. Kemenkes melalui Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan

Anak (KIA) mencanangkan berbagai program sebagai upaya penurunan prevalensi gizi
kurang dengan tujuan utama menurunkan angka kejadian gizi kurang dan agar balita dengan
gizi kurang tidak berkembang menjadi gizi buruk.

- ANAMNESA
Keluhan Utama

: Anak tampak rewel sejak 1 minggu ini

Riwayat Kesehatan Sekarang

Anak tampak rewel dan cengeng dalam satu minggu ini

Tampak lemas dan pemalas sejak satu minggu ini

Anak mudah sakit dalam beberap hari ini

Demam tidak ada

Batuk tidak ada

Kejang tidak ada

Sesak nafas tidak ada

Nafsu makan berkurang

BAK dan BAB biasa

Riwayat keluar cacing dari anus tidak ada, dan belum pernah di beri obat cacing.

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien menderita kelainan tumbuh kembang dan dalam masa fisioterapi


Pasien pernah kejang 3x dan dirawat di RSUD solok

Riwayat Pengobatan
Saat ini anak tidak sedang mengkonsumsi obat rutin

Riwayat Keluarga
Tidak ada keluarga yang menderita keluhan yang sama dengan pasien.

Riwayat Kehamilan:
Selama hamil ibu menderita hipertensi, ibu pernah mengkonsumsi obat
antihipertensi, tidak pernah mendapat penyinaran selama hamil, tidak ada kebiasaan
merokok dan minum alkohol, kontrol ke Puskesmas teratur. Suntikan imunisasi TT 2X,
hamil tidak cukup bulan.
Riwayat Kelahiran:
Lahir tidak cukup bulan secara saecar oleh dokter spesialis kebidanan. BBL:
1700 gram, PB 40 cm, langsung menangis.

Riwayat Imunisasi :
HB0

: 1x, umur 1 hari

BCG

: 1x, umur 1 hari

Polio

: 3x, umur 1hari, 2 bulan, 4 bulan

DPT

: 3x, umur 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan

Campak : 1x, umur 9 bulan


Imunisasi lengkap

Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan


Pertumbuhan gigi pertama

: 11 bulan

Tengkuap

: belum bisa

Duduk

: belum bisa

Berdiri

: belum bisa

Berjalan

: belum bisa

Berbicara

: belum bisa

Kesan

: perkembangan motorik terganggu

Riwayat Makan
ASI

: lahir - 6 bulan

Susu Formula

: 6 bulan - sekarang

Bubur susu

: 6 bulan - 1 tahun 1 bulan

Nasi Tim

: 1 tahun 1 bulan - sekarang


4

- PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALISATA
Keadaan Umum
Kesadaran
Vital Sign

:
:
:

Sedang
Compos Mentis
Nadi : 102 x/ 1
Napas : 22 x/1
Suhu : 36,5 C

Data Antropometri
Usia Kronologis : 1 tahun 2 bulan
BB

: 6,5 Kg

PB

: 72 cm

LK

: 45 cm

LiLA

: 14 cm

Status gizi
BB/U

: z score < -3 SD

: Kesan gizi buruk

PB/U

: -3 SD < z score < -2 SD

: Kesan pendek

BB/TB

: -3 SD < z score < -2 SD

: Kesan kurus

LiLA

: -1 SD < z score < 0 SD

: Normal

STATUS INTERNUS

Kepala
Mata
Hidung
Mulut
Telinga
Leher
Inspeksi
Palpasi

:
:
:
:
:

Normochepalus
Conjunctiva Anemis -/-, Skelera Ikterik -/-, Pupil Isokor
Septum Deviasi (-) , Massa (-), Sekret (-)
Mucosa Normal, Faring Tidak Hiperemis
Cerumen (-), Sekret (-), Massa (-)

:
:

Tidak Tampak Pembesaran Tiroid


Tidak Teraba Pembesaran Tiroid

:
:

Tidak Tampak Pembesaran KGB


Tidak Teraba Pembesaran KGB

KGB
-

Inspeksi
Palpasi
Thorax
Pulmo

Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi

:
:
:
:

Stastis Dan Dinamis Dalam Keadaan Simetris


Fremitus Kanan Dan Kiri Sama
Sonor +/+
Suara nafas vesiculer +/+ , Wheezing -/-, Ronki -/-,
Expirasi Memanjang -/BJ I-II Reguler, 102x/1, Bising (-)

Cor
:
Abdomen
Inspeksi
: Tidak Tampak Membuncit, Venektasi (-), Sikatrik (-)
Palpasi
: Hepar Dan Lien Tidak Teraba, Distensi (-)
Perkusi
: Timpani
Auskultasi
: Bising Usus (+) meningkat
Extremitas
Akral Hangat, Edema (-), Nadi Mudah Diraba, CRF 2, sianosis (-)

- DIAGNOSIS
Diagnosis Kerja
Diagnosis Banding

:
:

Gizi Kurang
-

- KOMPLIKASI

Gangguan pertumbuhan anak.

Kekurangan energi

Menurunnya sistem pertahanan tubuh

Gangguan perkembangan mental

Perilaku anak menjadi tidak tenang, cengeng, apatis

Meningkatnya angka kesakitan dan kematian bayi dan balita

- PENATALAKSANAAN
A. Farmakoterapi
Tablet besi 1 x 1 tab
Vitamin B kompleks 2 x 1 tab
B. Non-Farmakoterapi (Konseling Dan Edukasi)
-

Promotif
:
Menjelaskan kepada orang tua pentingnya melakukan penimbangan berat badan
secara rutin setiap bulan di posyandu.

Memberikan penyuluhan tentang bagimana pola makanan sehat

Menjelaskan kepada orang tua pentingnya makanan bergizi terutama pada usia balita
dan perannya terhadap masa pertumbuhan dan perkembangan anak

Menjelaskan kepada ibu-ibu bagaimana pola makanan yang seharusnya sesuai


dengan umur anak.

Menjelaskan kepada orang tua tentang pilihan-pilihan makanan yang dapat


diberikan, cara pemberian makanan, serta cara pembuatan makanan terutama
pembuatan nasi tim dan bagaimana cara menyajikan makanan yang baik sehingga
anak tidak bosan untuk makan.

Menjelaskan tentang pentingnya imunisasi yang lengkap.

Memberikan penjelasan kepada orang tua apa saja kemampuan yang seharusnya
sudah dapat dimiliki oleh anak berusia 1 tahun.

Anjurkan anak untuk datang ke pusat layanan kesehatan untuk memantau


pertumbuhan dan perkembangannya setiap 3 bulan sebelum umur 2 tahun dan setiap
6 bulan setelah umur 2 tahun hingga umur 5 tahun.
b. Preventif.

Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makan makanan yang bergizi dan mudah
dijangkau sesuai kemampuan keluarga ditambah dengan sayur dan buah.

Pemberian makanan tambahan dan susu formula yang bisa didapatkan setiap
kunjungan ke posyandu ataupun ke puskesmas.

Melakukan penimbangan berat badan minmal 1x sebulan

Pemberian imunisasi lengkap dan pemberian kapsul vitamin A

Kegiatan yang dilakukan dari program gizi:


1. Presentase kasus balita gisi buruk yang mendapatkan perawatan
2. Presentase balita yang ditimbang berat badannya
3. Presentase bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI Ekslusif
4. Presentase rumah tangga mengonsumsi garam beryodium
5. Presentase balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A

6. Presentase ibu hamil yang mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD) minimal
90 tablet selama masa kehamilan
7. Presentase ibu hamil kurang Energi Kronik (KEK) yang mendapat makanan
tambahan
8. Presentase balita kurus yang mendapatkan makanan tambahan
9. Presentase remaja putri mendapat TTD
10. Presentase ibu nifas mendapat kapsul vitamin A
11. Presentase bayi baru lahir yang mendapat IMD
12. Presentase bayi dengan berat badan lahir rendah (berat badan <2500 gram)
13. Presentase balita mempunyai buku KIA/KMS
14. Presentase balita ditimbang yang naik berat badannya
15. Presentae balita ditimbang yang tidak naik berat badannya (T)
16. Presentase balita ditimbang yang tidak naik berat badannya dua kali berturutturut
17. Presentase balita di Bawah Garis Merah (BGM)
18. Presentae ibu hamil yang anemia
Prinsip dan Syarat Makanan pada PMT Pemulihan
Sebagaimana diketahui, salah satu kebijakan dan upaya yang ditempuh pemerintah
untuk mengatasi masalah kekurangan gizi pada balita dan ibu hamil Kurang Energi Kronis
(KEK), dilakukan dengan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan. Pemberian
PMT Pemulihan dimaksudkan sebagai tambahan, bukan sebagai pengganti makanan utama
sehari-hari pada sasaran. Bahan makanan tambahan ini merupakan produk berbasis bahan
makanan lokal dengan menu khas daerah yang disesuaikan dengan kondisi setempat.
Terkait dengan masalah gizi kurang, berikut beberapa pengertian yang harus kita pahami:

1.

Balita sasaran adalah bayi usia 6-59 bulan.

2.

Balita gizi kurang adalah balita dengan status gizi kurang yang berdasarkan indikator
BB/U dengan nilai z-score : -2 SD sampai dengan <-3 SD.

3.

Balita kurus adalah balita dengan status gizi kurang yang berdasarkan indikator
BB/PB atau BB/TB dengan nilai z-score : -2 SD sampai dengan <-3 SD.

4.

Balita 2 T adalah balita dengan hasil penimbangan yang tidak naik berat badannya 2
kali berturut-turut pada Kartu Menuju Sehat (KMS).

5.

Balita Bawah Garis Merah (BGM) adalah balita yang berat badannya berada di
bawah garis merah pada KMS.

6.

Balita pasca perawatan gizi buruk adalah balita yang telah dirawat sesuai Tata
Laksana Gizi Buruk yang sudah berada di kondisi gizi kurang (BB/TB dengan nilai z
score -2 SD sampai dengan <-3 SD) dan tidak ada gejala klinis gizi buruk.

7.

Ibu hamil yang berisiko KEK adalah ibu hamil yang mempunyai ukuran Lingkar
Lengan Atas (LiLA) < 23,5 cm.

8.

Makanan tambahan adalah makanan bergizi sebagai tambahan selain makanan utama
bagi kelompok sasaran guna memenuhi kebutuhan gizi.

9.

Makanan Tambahan Pemulihan bagi balita adalah makanan bergizi yang


diperuntukkan bagi balita usia 6-59 bulan sebagai makanan tambahan untuk pemulihan
gizi.

10.

Makanan Tambahan Pemulihan bumil KEK adalah makanan bergizi yang


diperuntukkan bagi ibu hamil sebagai makanan tambahan untuk pemulihan gizi.

11.

Makanan lokal adalah bahan pangan atau makanan yang tersedia dan mudah
diperoleh di wilayah setempat dengan harga yang terjangkau.

12.

Makanan pabrikan adalah makanan jadi hasil olahan pabrik

13.

Hari Makan Anak (HMA) adalah jumlah hari makan balita usia 6-59 bulan yang
mendapat makanan tambahan pemulihan berbasis makanan lokal yakni sekali sehari
selama 90 hari berturutturut.

14.

Hari Makan Bumil (HMB) adalah jumlah hari makan ibu hamil yang mendapat
makanan tambahan pemulihan berbasis makanan lokal yakni sekali sehari selama 90
hari berturut-turut.

Adapun prinsip-prinsip pada pemberian PMT pemuliahan sebagai berikut:


1.

Diberikan dalam bentuk makanan atau bahan makanan lokal dan tidak diberikan
dalam bentuk uang.

2.

Hanya sebagai tambahan terhadap makanan yang dikonsumsi oleh balita dan ibu
hamil sasaran sehari-hari, bukan sebagai pengganti makanan utama.

3.

Dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan gizi balita dan ibu hamil sasaran sekaligus
sebagai proses pembelajaran dan sarana komunikasi antar ibu dari balita sasaran.

4.

Merupakan kegiatan di luar gedung puskesmas dengan pendekatan pemberdayaan


masyarakat yang dapat diintegrasikan dengan kegiatan lintas program dan sektor terkait
lainnya.

Sedangkan persyaratan Jenis dan Bentuk Makanan Tambahan yang dapat diberikan antara
lain:
1.

Makanan tambahan pemulihan diutamakan berbasis bahan makanan atau makanan


lokal. Jika bahan makanan lokal terbatas, dapat digunakan makanan pabrikan yang
tersedia di wilayah setempat dengan memperhatikan kemasan, label dan masa
kadaluarsa untuk keamanan pangan,

2.

Makanan tambahan pemulihan diberikan untuk memenuhi kebutuhan gizi balita dan
ibu hamil sasaran.

3.

PMT Pemulihan merupakan tambahan makanan untuk memenuhi kebutuhan gizi


balita dan ibu hamil sasaran.

4.

Makanan tambahan balita dan ibu hamil sasaran diutamakan berupa sumber protein
hewani maupun nabati (misalnya ikan/telur/daging/ayam, kacang-kacangan dan hasil
olahannya seperti tempe dan tahu ) serta sumber vitamin dan mineral yang terutama
berasal dari sayur-sayuran dan buah-buahan setempat.

5.

Makanan tambahan diberikan sekali sehari selama 90 hari berturut-turut.

6.

Makanan tambahan pemulihan untuk balita berbasis makanan lokal ada 2 jenis yaitu
berupa: a. MP-ASI (untuk bayi dan anak berusia 6-23 bulan); b. Makanan tambahan
untuk pemulihan anak balita usia 24-59 bulan berupa makanan keluarga.

10

Makanan tambahan pemulihan untuk ibu hamil berbasis makanan lokal dapat diberikan
berupa makanan keluarga atau makanan kudapan lainnya

- SARANA DAN PRASARANA


a. Menyediakan pengukur berat badan dan tinggi badan
b. Menyediakan skala antropometri

- PROGNOSA

Quo ad vitam

Dubia ad Bonam

11

Solok, Oktober 2016

Dokter Muda

Pembimbing
Puskesmas KTK

Suci Rahmatia

dr. Peppy Ledy Soffiani

NPM 1110070100147

NIP. 1979081020070120067

Diperiksa oleh
Pembimbing Lapangan Dinas Kesehatan

(dr. Hiddayaturrahmi M.Kes)

12

13

14

Anda mungkin juga menyukai