Anda di halaman 1dari 36

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Pemeriksaan Obsetri
Pemeriksaan dasar obstetri pada umumnya mencakup pemeriksaan
antenatal, pemeriksaan panggul, palpasi dan auskultasi. Pemeriksaan antenatal
memfokuskan pada hal-hal yang harus segera dikenali serta bagaimana kondisi
tertentu dapat berubah sesuai dengan usia kehamilan. Pemeriksaan panggul
bertujuan untuk mengetahui luas pintu atas panggul dan penggolongan jenis
panggul seorang ibu. Pemeriksaan palpasi bertujuan untuk mengetahui usia
kehamilan, letak, presentasi, jumlah bayi, kondisi bayi dan kesesuaian muatan
dengan jalan lahir. (Sarwono Prawirohardjo, 2006)

Indikasi dari pemeriksaan obstetri :


Asuhan antenatal.
Deteksi dini suatu kondisi patologik dalam kehamilan.
Merencanakan persalinan.
Persiapan penyelesaian persalinan.
Kemajuan perkembangan kehamilan.
Mengetahui letak, posisi, presentasi dan kondisi bayi.
Menatalaksana masalah yang ditemukan dalam kehamilan.
(Abdul Bari Saifuddin, 2006)

2.1.1 Pemeriksaan Antenatal


Tujuan umum adalah menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu
dan anak selama dalam kehamilan, persalinan dan nifas, sehingga didapatkan ibu
dan anak yang sehat.
Tujuan khusus adalah :
Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin dijumpai
dalam kehamilan, persalinan dan nifas.
Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita sedini
mungkin.

2
Menurunkan angka mortalitas dan mordibitas ibu dan anak.
Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari dan keluarga
berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi.
(Rustam Mochtar, 1998)
Pemeriksaan kehamilan hendaknya dilakukan sedini mungkin ialah segera
setelah seorang wanita merasakan diri hamil, supaya dokter atau bidan
mempunyai waktu yang cukup banyak untuk mengobati atau memperbaiki
keadaan-keadaan yang kurang memuaskan. Pada umumnya pemeriksaan
kehamilan dilakukan :
1x sebulan sampai dengan bulan ke VI.
2x sebulan dari bulan ke VI sampai dengan bulan ke IX.
1x seminggu pada bulan terakhir.
(Universitas Padjajaran, 1983)

Cara pemeriksaan :
Pemeriksaan kebidanan terbagi dalam :
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan (status praesens dan status obstetri)
3. Diagnosa
4. Prognosa
5. Terapi
a. Anamnesa
1. Nama, umur, pekerjaan, nama suami, agama, dan alamat.
Maksud pertanyaan ini ialah : untuk identifikasi (mengenal)
penderita dan menentukan status sosial dan ekonominya yang
harus kita ketahui ; misalnya untuk menentukan anjuran apa atau
pengobatan apa yang akan diberikan. Umur penting, karena ikut
menentukan prognosa kehamilan. Kalau umur terlalu lanjut atau
terlalu muda maka persalinan lebih banyak resikonya.
2. Apa yang diderita (keluhan utama).
3. Tentang haid : menarche, haid teratur atau tidak, siklus, lamanya
haid, banyaknya darah, sifatnya darah (cair atau berbeku-beku,

3
warnanya, baunya), nyeri haid atau tidak, haid yang terakhir.
Anamnesa haid memberikan kesan pada kita tentang faal alat
kandungan. Haid terakhir, teratur tidaknya haid, dan siklusnya
dipergunakan untuk memperhitungkan tanggal persalinan. Yang
dimaksud dengan haid terakhir ialah hari pertama haid terakhir
(HPHT).
4. Tentang perkawinan : kawin atau tidak, berapa kali kawin, berapa
lama kawin.
5. Kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu.
Kehamilan (adakah gangguan seperti perdarahan, muntah yang
berlebihan, dan toxaemia gravidarum), persalinan (spontan atau
buatan, aterm atau premature, perdarahan, ditolong oleh siapa
(bidan, dokter), nifas (adakah panas atau perdarahan, bagaimana
laktasi), dan anak (jenis kelamin, hidup atau tidak, kalau meninggal
umur berapa dan sebabnya meninggal, berat badan waktu lahir).
Pertanyaan ini sangat mempengaruhi prognosa persalinan dan
pimpinan persalinan, karena jalannya persalinan yang lampau
adalah hasil ujian-ujian dari segala faktor yang mempengaruhi
persalinan.
6. Kehamilan sekarang
Bila mulai merasa pergerakan anak, kalau kehamilan masih muda
adakah mual, muntah, sakit kepala, perdarahan, kalau kehamilan
sudah tua adakah bengkak di kaki atau muka, sakit kepala,
perdarahan, sakit pinggang, dll.
7. Anamnesa keluarga
Adakah penyakit keturunan dalam keluarga, anak kembar atau
penyakit menular yang dapat mempengaruhi persalinan (TBC).
8. Kesehatan badan
Pernahkah sakit keras atau dioperasi, bagaimana nafsu makan,
miksi, dan defekasi.
(Universitas Padjajaran, 1983)

4
b. Pemeriksaan
A. Pemeriksaan umum (status praesens)
Bagaimana keadaan umum penderita, keadaan gizi, kelainan
bentuk badan, kesadaran.
Adakah anemia, sianosis, ikterus, atau dyspneu.
Keadaan jantung dan paru-paru.
Adakah edema : edema dalam kehamilan dapat disebabkan oleh
toxaemia gravidarum atau oleh tekanan rahim yang membesar pada
vena-vena dalam panggul yang mengalirkan darah dari kaki, tetapi
juga oleh defisiensi vitamin B1, hipoproteinemia, dan penyakit
jantung.
Reflex patella (negative pada defisiensi vitamin B1 dan penyakit
urat syaraf).
Tekanan darah : tensi pada orang hamil tidak boleh mencapai 140
sistol atau 90 diastol. Juga perubahan 30 sistol dan 15 diastol diatas
tensi sebelum hamil menandakan toxaemia gravidarum.
Berat badan : walaupun prognosa kehamilan dan persalinan bagi
orang gemuk kurang baik dibandingkan dengan orang normal
beratnya, dalam menimbang seseorang bukan beratnya saja yang
penting, tapi lebih penting lagi perubahan berat setiap kali ibu itu
memeriksakan diri. Berat badan dalam trimester ke III tak boleh
tambah lebih dari 1 kg seminggu atau 3 kg sebulan. Penambahan
yang lebih dari batas-batas tersebut diatas disebabkan oleh
penimbunan (retensi) air dan disebut pra edema.
Pemeriksaan laboratorium
- Urine : terutama diperiksa atas glukosa, zat putih telur, dan
sedimen. Adanya glukosa dalam urine orang hamil harus
dianggap sebagai gejala penyakit diabetes kecuali kalau kita
dapat membuktikan bahwa hal-hal lain yang menyebabkannya.
Pada akhir kehamilan dan dalam nifas reaksi reduksi dapat
menjadi positif oleh adanya laktosa dalam urine. Zat putih telur

5
positif dalam urine pada nefritis, toxaemia gravidarum, dan
radang dari saluran kencing.
- Darah : perlu ditentukan Hb 3 bulan sekali karena pada orang
hamil sering timbul anemia karena defisiensi Fe. Selanjutnya
perlu diperiksa reaksi serologis (WR), golongan darah, dan
kadar gula darah. Golongan darah ditentukan supaya kita cepat
dapat mencarikan darah yang cocok jika penderita
memerlukannya.
- Feses : diperiksa atas telur-telur cacing.
(Universitas Padjajaran, 1983)

Pemeriksaan
B. Pemeriksaan umum (status praesens)
Bagaimana keadaan umum penderita, keadaan gizi, kelainan
bentuk badan, kesadaran.
Adakah anemia, sianosis, ikterus, atau dyspneu.
Keadaan jantung dan paru-paru.
Adakah edema : edema dalam kehamilan dapat disebabkan oleh
toxaemia gravidarum atau oleh tekanan rahim yang membesar pada
vena-vena dalam panggul yang mengalirkan darah dari kaki, tetapi
juga oleh defisiensi vitamin B1, hipoproteinemia, dan penyakit
jantung.
Reflex patella (negative pada defisiensi vitamin B1 dan penyakit
urat syaraf).
Tekanan darah : tensi pada orang hamil tidak boleh mencapai 140
sistol atau 90 diastol. Juga perubahan 30 sistol dan 15 diastol diatas
tensi sebelum hamil menandakan toxaemia gravidarum.
Berat badan : walaupun prognosa kehamilan dan persalinan bagi
orang gemuk kurang baik dibandingkan dengan orang normal
beratnya, dalam menimbang seseorang bukan beratnya saja yang
penting, tapi lebih penting lagi perubahan berat setiap kali ibu itu
memeriksakan diri. Berat badan dalam trimester ke III tak boleh

6
tambah lebih dari 1 kg seminggu atau 3 kg sebulan. Penambahan
yang lebih dari batas-batas tersebut diatas disebabkan oleh
penimbunan (retensi) air dan disebut pra edema.
Pemeriksaan laboratorium
- Urine : terutama diperiksa atas glukosa, zat putih telur, dan
sedimen. Adanya glukosa dalam urine orang hamil harus
dianggap sebagai gejala penyakit diabetes kecuali kalau kita
dapat membuktikan bahwa hal-hal lain yang menyebabkannya.
Pada akhir kehamilan dan dalam nifas reaksi reduksi dapat
menjadi positif oleh adanya laktosa dalam urine. Zat putih telur
positif dalam urine pada nefritis, toxaemia gravidarum, dan
radang dari saluran kencing.
- Darah : perlu ditentukan Hb 3 bulan sekali karena pada orang
hamil sering timbul anemia karena defisiensi Fe. Selanjutnya
perlu diperiksa reaksi serologis (WR), golongan darah, dan
kadar gula darah. Golongan darah ditentukan supaya kita cepat
dapat mencarikan darah yang cocok jika penderita
memerlukannya.
- Feses : diperiksa atas telur-telur cacing.
(Universitas Padjajaran, 1983)

C. Status obstetri
Dibagi dalam : inspeksi (periksa pandang), palpasi (periksa raba), dan
auskultasi (periksa dengar).
1. Inspeksi
- Muka : adakah chloasma gravidarum, keadaan selaput mata
pucat atau merah, adakah edema pada muka, bagaimana
keadaan lidah, gigi.
- Leher : apakah vena terbendung di leher (misalnya pada
penyakit jantung), apakah kelenjar gondok membesar, atau
kelenjar limfa membesar.

7
- Dada : bentuk buah dada, pigmentasi putting susu, dan
gelanggang susu, keadaan putting susu, adakah colostrum.
- Perut : perut membesar ke depan atau ke samping (pada ascites
misalnya membesar ke samping); keadaan pusat, pigmentasi di
linea alba, nampakkah gerakan anak atau kontraksi rahim,
adakah striae gravidarum atau bekas luka.
- Vulva : keadaan perineum, carilah varices, tanda Chadwick,
condylomata, fluor.
- Anggota bawah : cari varices, edema, luka, sikatriks pada lipat
paha.
2. Palpasi
Maksudnya periksa raba ialah untuk menentukan :
Besarnya rahim dan dengan ini menentukan tuanya
kehamilan.
Menentukan letaknya anak dalam rahim.
Selain itu selalu harus diraba apakah ada tumor-tumor lain dalam
rongga perut, kista, mioma, dan limfa yang membesar.
Cara melakukan palpasi ialah menurut Leopold yang terdiri atas 4
bagian :
Leopold I
o Kaki penderita ditekuk pada lutut dan lipat paha.
o Pemeriksa berdiri sebelah kanan penderita, dan melihat
ke arah muka penderita.
o Rahim dibawa ke tengah.
o Tingginya fundus uteri ditentukan.
o Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat dalam
fundus.
Sifat kepala ialah keras, bundar, dan melenting.
Sifat bokong ialah lunak, kurang bundar, dan kurang
melenting.
Pada letak lintang fundus uteri kosong.

8
Leopold II
o Kedua tangan pindah ke samping.
o Tentukan dimana punggung anak. Punggung anak
terdapat di fihak yang memberikan rintangan yang
terbesar, carilah bagian-bagian kecil, yang biasanya
terletak bertentangan dengan fihak yang memberikan
rintangan yang terbesar.
o Kadang-kadang disamping terdapat kepala atau bokong
ialah pada letak lintang.

Leopold III
o Dipergunakan satu tangan saja.
o Bagian bawah ditentukan antara ibu jari dan jari
lainnya.

9
o Cobalah apakah bagian bawah masih dapat
digoyangkan.

Leopold IV
o Pemeriksa berubah sikapnya ialah melihat ke arah kaki
penderita.
o Dengan kedua tangan ditentukan apa yang menjadi
bagian bawah.
o Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke
dalam pintu atas panggul, dan berapa masuknya bagian
bawah ke dalam rongga panggul.
o Jika kita rapatkan kedua tangan pada permukaan dari
bagian terbawah dari kepala yang masih teraba dari luar
dan :
a. Kedua tangan itu convergent, hanya bagian kecil
dari kepala turun ke dalam rongga.
b. Jika kedua tangan itu sejajar, maka separuh dari
kepala masuk ke dalam rongga panggul.
c. Jika kedua tangan divergent, maka bagian
terbesar dari kepala masuk ke dalam rongga
panggul dan ukuran terbesar dari kepala sudah
melewati pintu atas panggul.

10
Kalau pada kepala yang telah masuk ke dalam p.a.p kita
masukkan tangan ke dalam rongga panggul maka satu tangan akan
lebih jauh masuk, sedangkan tangan satunya tertahan oleh tonjolan
kepala. Tonjolan kepala pada fleksi disebabkan oleh daerah dahi,
sedangkan pada letak defleksi oleh belakang kepala. Kalau
tonjolan kepala bertentangan dengan bagian kecil, maka anak
dalam letak defleksi. Leopold IV tidak dilakukan, kalau kepala
masih tinggi. Palpasi secara Leopold yang lengkap ini, baru dapat
dilakukan kalau janin sudah cukup besar kira-kira dari bulan VI ke
atas.
Sebelum bulan ke VI biasanya bagian-bagian anak belum
jelas, jadi kepala belum dapat ditentukan begitu pula punggung
anak. Sebelum bulan ke VI cukuplah untuk menentukan apakah
ada benda (janin) yang melenting ke seluruhannya di dalam rahim
(ballottement in toto). Ballottement di dalam rahim boleh dianggap
tanda kehamilan pasti. Sebelum bulan ke III uterus tak dapat diraba
dari luar dan untuk mencari perubahan dalam besarnya, bentuknya,
dan konsistensinya dilakukan toucher atau pemeriksaan dalam.
(Universitas Padjajaran, 1983)
Perubahan yang dapat ditemukan pada kehamilan muda ialah :
Selaput lendir vulva dan vagina membiru ( Chadwick sign
).
Portio lunak.

11
Corpus uteri membesar dan lunak.
Kalau 2 jari dari tangan dalam diletakkan dalam fornix
posterior dan tangan satunya pada dinding perut depan
diatas symphisis, maka isthmus uteri sedemikian lunaknya,
seolah-olah corpus uteri tidak berhubungan dengan servix (
Hegar sign ).
Pada waktu pemeriksaan maka kadang-kadang corpus uteri
yang lunak itu menjadi lebih keras. Hal tersebut
disebabkan karena timbulnya kontraksi ( Braxton Hicks
sign ).
Kadang-kadang teraba bahwa fundus uteri tak rata karena
uterus lebih cepat tumbuhnya di daerah implantasi telur (
Piskacek sign ).
Ballottement dari janin seluruhnya dapat dirasakan pada
bulan 5 ke atas.
Selain dari palpasi Leopold selalu harus diraba juga apakah
pada rahim atau di dalam rongga perut ada pembengkakan
yang abnormal (mioma, kista, lien yang membesar, dll).
(Universitas Padjajaran, 1983)

Pemeriksaan Tinggi Fundus Unteri untuk Perkiraan Usia Kehamilan menurut


Spielberg.

12 minggu 1-2 jari diatas symphysis

12
16 minggu pertengahan antara symphysis dan pusat
20 minggu 3 jari dibawah pusat
24 minggu setinggi pusat
28 minggu 3 jari diatas pusat
32 minggu pertengahan proc. xyphoideus dan pusat
36 minggu 3 jari di bawah proc xyphoideus
40 minggu pertengahan proc. xyphoideus dan pusat

Taksiran berat janin ditentukan berdasarkan rumus Johnson


Toshack. Perhitungan penting sebagai pertimbangan memutuskan
rencana persalinan secara spontan. Rumus tersebut :
Taksiran Berat Janin (TBJ) = (Tinggi fundus uteri (dalam cm) - N)
x 155
N = 11 bila kepala masih berada di bawah spina ischiadika
N = 12 bila kepala masih berada di atas spina ischiadika
N = 13 bila kepala belum lewat PAP
(Williams obstetric, 2008)

3. Auskultasi
Dilakukan dengan stetoskop. Biasanya dipergunakan
stetoskop monoaural tetapi dapat juga dipergunakan stetoskop
kepala atau dengan Doptone. Dengan stetoskop dapat didengar
bermacam-macam bunyi yang berasal :
a. Dari anak : bunyi jantung anak, bising tali pusat, dan
gerakan anak.
b. Dari ibu : bising rahim, bunyi aorta, dan bising usus.

Bunyi jantung anak


Baru dapat didengar pada akhir bulan ke V,
walaupun dengan ultrasound (doptone) sudah dapat
didengar pada akhir bulan ke III. Frekuensinya lebih cepat
dari BJ orang dewasa ialah antara 120-160/menit. Karena

13
badan anak dalam kyphose dan didepan dada terdapat
lengan anak maka BJ paling jelas terdengar di punggung
anak dekat pada kepala. Pada presentasi biasa (letak kepala)
tempat ini kiri atau kanan dibawah pusat. Jika bagian-
bagian anak belum dapat ditentukan, maka BJ harus dicari
pada garis tengah diatas symphysis.
Apakah yang dapat kita ketahui dari bunyi jantung anak :
Dari adanya bunyi jantung anak : tanda pasti
kehamilan dan anak hidup.
Dari tempat bunyi jantung anak terdengar :
presentasi anak, position anak (kedudukan
punggung), sikap anak (habitus), dan adanya anak
kembar.
Kalau bunyi jantung terdengar kiri atau kanan di bawah
pusat, maka presentasinya kepala, kalau terdengar kiri
kanan setinggi atau diatas pusat, maka presentasinya
bokong (letak sungsang). Kalau bunyi jantung terdengar
sebelah kiri, maka punggung sebelah kiri, kalau terdengar
sebelah kanan maka punggung sebelah kanan. Kalau
terdengar di fihak yang berlawanan dengan bagian-bagian
kecil, sikap anak fleksi. Kalau terdengar sefihak dengan
bagian-bagian kecil, sikap anak defleksi. Pada anak kembar
bunyi jantung terdengar pada 2 tempat dengan sama
jelasnya dan dengan frekuensi yang berbeda (perbedaan
lebih dari 10 / menit).
Dari sifat bunyi jantung anak : kita dapat
mengetahui keadaan anak. Anak yang dalam
keadaan sehat bunyi jantungnya teratur dan
frekuensinya antara 120-160 per menit. Kalau
bunyijantung kurang dari 120 / menit atau lebih dari
160 / menit atau tidak teratur, maka anak dalam
keadaan asfiksia (kekurangan O2).

14
Pada persalinan lebih baik lagi kalau sifat bunyi jantung ini dihubungkan
dengan tekanan intrauterine seperti dilakukan oleh Hon dan Caldeyro Barcia.
Yang buruk ialah decelerasi, apalagi bila berlangsung terus. Terutama waktu
persalinan penting sekali bahwa kita tidak saja mendengarkan ada atau tidaknya
bunyi jantung, tetapi juga menentukan sifatnya (cepat, lambat, tak teratur).
Cara menghitung bunyi jantung ialah dengan mendengarkan 3x5 detik.
Kemudian jumlah bunyi jantung dalam 3x5 detik dikalikan dengan 4.

Bising tali pusat :


o Sifatnya meniup karena tali pusat tertekan. Dengan
mengubah sikap ibu sering bising ini hilang.
Bising rahim :
o Bersifat bising dan frekuensinya sama dengan denyut nadi
ibu. Disebabkan oleh arteri uterina.
Bunyi aorta :
o Frekuensinya sama dengan denyut nadi ibu, untuk
membedakan dengan BJ anak, maka nadi ibu harus
dipegang.
Bising usus :
o Sifatnya tak teratur, disebabkan udara dan cairan yang ada
dalam usus ibu.

C. Pemeriksaan Dalam
Biasanya dilakukan pemeriksaan dalam pada pemeriksaan pertama
pada hamil muda dan sekali lagi pada kehamilan 8 bulan untuk
menentukan keadaan panggul.
(Universitas Padjajaran, 1983)

Fungsi pemeriksaan dalam adalah


1. Menentukan bagian terbawah janin.
2. Kalau bagian yang terbawah adalah kepala dapat ditentukan posisi
uuk, uub, dagu, hidung, orbita dan mulut.

15
3. Kalau letak sungsang dapat teraba anus, sacrum dan tuber ischii.
4. Menentukan pembukaan serviks.
5. Mengevaluasi keadaan vagina, serviksa dan panggul.
(Rustam Mochtar, 1998)

Indikasi pemeriksaan dalam :


1. Jika pemeriksaan luar, kedudukan janin tidak dapat ditentukan.
2. Jika ada sangkaan kesempitan panggul atau CPD.
3. Jika persalinan tidak maju.
4. Untuk menentukan nilai pelvis :
Pendataran serviks.
Pembukaan serviks.
Konsistensi serviks.
Turunnya bagian terbawah janin menurut hodge.
(Rustam Mochtar, 1998)

D. Pemeriksaan panggul
Keadaan panggul terutama penting pada primigravida, karena
panggulnya belum pernah diuji dalam proses persalinan, sebaliknya pada
multigravida anamnesa mengenai persalinan yang gampang dapat
memberikan keterangan yang berharga mengenai keadaan panggul.
(Universitas Padjajaran, 1983).
Seorang multipara yang sudah beberapa kali melahirkan anak
aterm dengan spontan dan mudah, dapat dianggap mempunyai panggul
yang cukup luas. Walaupun begitu jalan lahir seorang multipara yang
dulunya tak menimbulkan kesukaran kadang-kadang dapat menjadi
sempit, misalnya kalau timbul tumor tulang (exostose, osteoma,
osteofibroma, dll) dari tulang panggul atau tumor dari bagian lunak jalan
lahir. (Universitas Padjajaran, 1983).

Tanda-tanda yang menimbulkan persangkaan panggul sempit ialah :


1. Pada primigravida kepala belum turun pada bulan terakhir.

16
2. Pada multipara jika dalam anamnesa, ternyata proses persalinan-persalinan
yang terdahulu sukar (riwayat obstetrik yang jelek).
3. Jika terdapat kelainan letak pada hamil tua.
4. Jika badan ibu menunjukkan kelainan seperti kifosis, skoliosis ataupun
kelainan pada tulang-tulang ekstremitas (kaki pendek sebelah atau
pincang).
5. Jika ukuran-ukuran luar sempit.
(Universitas Padjajaran, 1983)

Pemeriksaan dan pengukuran panggul biasanya dilakukan dengan


toucher guna menentukan luasnya jalan lahir. Pemeriksaan ini hanya
dilakukan sekali selama masa kehamilan. Biasanya terjadi pada bulan ke
VIII. Hal-hal yang perlu dinilai dalam pemeriksaan ini adalah :
1. Conjugata diagonalis.
2. Conjugata vera.
Cara mengukur conjugata vera ialah jari tengah dan telunjuk dimasukan ke
dalam vagina untuk meraba promotorium (conjugata diagonalis) 1,5 cm.
(Sarwono Prawirohardjo, 2006)

3. Apakah linea innominata teraba seluruhnya atau hanya sebagian.

17
4. Keadaan sacrum apakah konkaf dalam arah atas bawah dan dari kiri ke
kanan.
5. Keadaan dinding samping panggul apakah lurus atau konvergen.
6. Apakah spina ischiadicae menonjol.
7. Keadaan os pubis : adakah exostose.
8. Keadaan arcus pubis.
(Universitas Padjajaran, 1983)

Bidang-bidang Hodge ini dipelajari untuk menentukan sampai manakah


bagian terendah janin turun dalam panggul pada persalinan.

Hodge 1 : Bidang yang dibentuk sejajar dengan pintu atas panggul antara
bagian atas symphysis dan promotorium.
Hodge 2 : sejajar dengan H 1 terletak setinggi bagian bawah symphysis.
Hodge 3 : sejajar dengan H 1 dan H 2 terletak setinggi spina ischiadica.
Hodge 4 : sejajar dengan H 1, H 2, dan H 3 terletak setinggi os coccygis.
(Sarwono Prawirohardjo, 2006)

Pemeriksaan rontgen :

18
Baiknya dilakukan pada kehamilan yang sudah agak lanjut karena sebelum
bulan ke IV rangka janin belum nampak dan pada hamil muda pengaruh
sinar rontgen terhadap janin lebih besar.
Indikasi pemeriksaan rontgen :
Diperlukan tanda kehamilan pasti.
Letak anak tak dapat ditentukan dengan jelas dengan palpasi.
Mencari sebab dari hidramnion (gemelli, anenchepal).
Untuk menentukan kehamilan kembar.
Untuk menentukan kematian anak dalam rahim.
Untuk menentukan kelainan anak (hydrochepalus, anenchepalus).
Untuk menentukan bentuk dan ukuran panggul.
(Universitas Padjajaran, 1983)

Diagnosa
Setelah pemeriksaan selesai kita tentukan diagnosa. Akan tetapi, pada
pemeriksaan kehamilan tidak cukup kita membuat diagnosa kehamilan
saja, tetapi kita harus dapat menjawab pertanyaan sebagai berikut :
I. Hamil atau tidak
Untuk menjawab pertanyaan ini kita mencari tanda-tanda
kehamilan.
Tanda-tanda kehamilan dapat dibagi dalam 2 golongan :
a. Tanda-tanda pasti :
Mendengar BJ anak.
Melihat, meraba, atau mendengar pergerakan anak
oleh pemeriksa.
Melihat rangka janin dengan sinar rontgen atau
dengan ultrasound.
Jika hanya salah satu dari tanda-tanda ini ditemukan
diagnosa kehamilan dapat dibuat dengan pasti. Sayang
sekali tanda-tanda pasti baru timbul pada kehamilan yang
sudah lanjut, ialah diatas 4 bulan, tapi dengan
mempergunakan ultrasound kantong kehamilan sudah

19
nampak pada kehamilan 10 minggu dan bunyi jantung anak
sudah dapat didengar pada kehamilan.
b. Tanda-tanda mungkin :
Tanda-tanda mungkin sudah timbul pada hamil muda,
tetapi dengan tanda-tanda mungkin kehamilan hanya boleh
diduga. Makin banyak tanda-tanda mungkin kita dapati,
makin besar kemungkinan kehamilan.
Tanda-tanda mungkin dapat dibagi lagi dalam :
Tanda-tanda objektif yang diperoleh pemeriksa. ( 1-
10 )
Tanda-tanda subjektif yang dirasakan oleh
penderita. ( 11-15 )

Tanda-tanda mungkin adalah :


1. Pembesaran, perubahan bentuk dan konsistensi
rahim.
Pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus
membesar dan makin lama makin bundar
bentuknya. Kadang-kadang pembesaran tidak rata,
tetapi didaerah telur bernidasi lebih cepat
tumbuhnya. Tanda ini dikenal dengan PISKACEK
SIGN.
Konsistensi rahim dalam kehamilan juga berubah
ialah menjadi lunak. Terutama daerah isthmus uteri
sedemikian lunaknya, hingga kalau kita letakkan 2
jari dalam fornix posterior dan tangan satunya pada
dinding perut diatas symphysis, maka isthmus ini
tidak teraba seolah-olah corpus uteri sama sekali
terpisah dari servix. Tanda ini disebut HEGAR
SIGN.
2. Perubahan pada servix.

20
Diluar kehamilan konsistensi servix keras, kerasnya
seperti kita meraba ujung hidung; dalam kehamilan
servix menjadi lunak pada perabaan selunak bibir
atau ujung bawah daun telinga.
3. Kontraksi Braxton Hicks.
Waktu palpasi atau waktu toucher rahim yang lunak
sekonyong-konyong menjadi keras karena
berkontraksi.
4. Ballottement.
Pada bulan ke IV dan V janin itu kecil dibandingkan
dengan banyaknya air ketuban, maka kalau rahim
didorong dengan sekonyong konyong atau
digoyangkan, maka anak melenting dalam rahim.
Ballottement ini dapat ditentukan dengan
pemeriksaan luar maupun dengan jari yang
melakukan pemeriksaan dalam. Demikian berharga
gejala ini hingga oleh beberapa ahli, ballottement
didalam rahim dianggap sebagai tanda pasti.
Ballottement diluar kehamilan dapat ditimbulkan
oleh tumor-tumor bertangkai dalam ascites seperti
fibroma ovarii. Karena seluruh badan janin yang
melenting maka ballottement semacam ini disebut
ballottement in toto untuk membedakannya dengan
ballottement yang ditimbulkan oleh kepala saja pada
kehamilan yang lebih tua.
5. Meraba bagian anak.
Dapat dilakukan kalau anak sudah agak besar,
hanya kadang-kadang tumor yang padat seperti
mioma, fibroma, dan lain-lain dapat menyerupai
bentuk anak.
6. Pemeriksaan biologis.

21
Tidak dimasukkan tanda pasti karena keadaan lain
dapat menimbulkan reaksi yang positif.
7. Pembesaran perut.
Setelah bulan ke III rahim dapat diraba dari luar dan
mulai membesarkan perut.
8. Keluarnya colostrum.
9. Hiperpigmentasi kulit seperti pada muka yang
disebut chloasma gravidarum (topeng kehamilan).
Hiperpigmentasi areola dan papilla mammae,
hiperpigmentasi linea alba (putih) yang menjadi
linea fusca (coklat) atau linea nigra (hitam).
10. CHADWICK SIGN adalah warna selaput lendir
vulva dan vagina menjadi ungu.
11. Adanya amenorrhoe.
Pada wanita sehat dengan haid yang teratur,
amenorrhoe menandakan kemungkinan kehamilan.
Kadang-kadang amenorrhoe disebabkan oleh hal-
hal lain diantaranya penyakit berat seperti TBC,
typhus, anemia atau karena pengaruh psikis
misalnya karena perubahan lingkungan (dari desa ke
asrama) juga dalam masa perang sering timbul
amenorrhoe pada wanita.
12. Mual dan muntah.
13. Ibu merasa pergerakan anak.
14. Sering kencing karena rahim yang membesar
menekan pada kandung kemih.
15. Perasaan dada berisi dan agak nyeri.

Juga terkenal suatu keadaan pada wanita yang ingin sekali


mempunyai anak yang disebut pseudocyesis atau
kehamilan palsu, dengan gejala-gejala sebagai berikut :
Perut besar, tetapi karena gembung.

22
Pasien merasa pergerakan anak, tetapi yang
dirasakan ialah pergerakan usus.
Buah dada membesar.
Ada mual muntah.
Kadang-kadang timbul hiperpigmentasi.

II. Perbedaan antara primigravida dan multigravida :


Primi :
- Buah dada tegang
- Puting susu runcing
- Perut tegang dan menonjol ke depan
- Striae lividae
- Perineum utuh
- Vulva tertutup
- Hymen perforates
- Vagina sempit dan teraba rugae
- Portio runcing, ostium uteri externum tertutup

Multi :
- Lembek, menggantung
- Puting susu tumpul
- Perut lembek dan tergantung
- Striae lividae dan striae albicans
- Vulva mengangah
- Carunculae myrtiformis
- Vagina longgar, selaput lendir licin
- Portio tumpul dan terbagi dalam bibir depan dan bibir belakang

III. Tuanya kehamilan


Dapat diduga dari :
Lamanya amenorrhoe

23
Saying sekali ibu-ibu di Indonesia kurang memperhatikan
haidnya hingga haid terakhir tidak diketahui. Kadang-
kadang kehamilan juga terjadi sesudah masa amenorrhoe
dalam masa laktasi.
Dari tingginya fundus uteri
Tetapi pada gemelli, hidramnion, dan mola hidatidosa
fundus uteri lebih tinggi daripada yang sesuai dengan
tuanya kehamilan; sebaliknya pada oligohidramnion lebih
rendah daripada semestinya.
Dari besarnya anak terutama dari besarnya kepala anak,
misalnya diameter biparietal dapat diukur secara tepat
dengan ultrasound.
Dari saat mulainya terasa pergerakan anak.
Dari saat mulainya terdengar bunyi jantung anak.
Dari masuk atau tidak masuknya kepala ke dalam rongga
panggul.
Dengan pemeriksaan amniocentesis (orange stained cells,
kreatinin, dll)
Pada primigravida kepala anak pada bulan terakhir berangsur-angsur turun
ke dalam rongga panggul. Ini disebabkan karena rahim, ligamentum rotundum
dan dinding perut makin teregang dan karena kekenyalannya mendesak isinya ke
bawah.
Kekuatan ini dibantu juga oleh kekuatan mengejan waktu buang air besar.
Pada multigravida dinding rahim dan dinding perut sudah kendor, kekenyalannya
sudah kurang hingga kekuatan mendesak ke bawah tidak seberapa, maka pada
multipara biasanya kepala baru turun pada permulaan persalinan. Kalau pada
primigravida kepala belum turun pada akhir kehamilan, maka harus diingat
kemungkinan panggul sempit atau keadaan patologis lain (plasenta previa,
hidramnion, gemelli).
IV. Tanda-tanda kematian anak dalam rahim :
- Bunyi jantung tidak terdengar lagi.
- Rahim tidak membesar malahan fundus uteri turun.

24
- Palpasi anak menjadi kurang jelas.
- Reaksi biologis menjadi negative, setelah anak mati kira-kira
10 hari.

- Pada gambar rontgen terlihat :


1. Tanda Spalding : tulang-tulang tengkorak tutup
menutupi, disebabkan isi tengkorak berkurang karena
otak mencair.
2. Tulang punggung sangat melengkung.
3. Adanya gelembung-gelembung gas dalam janin.
- Ibu tak merasa lagi pergerakan anak.
V. Anak tunggal atau kembar.
Tanda anak kembar ialah :
Perut lebih besar daripada yang sesuai dengan tuanya
kehamilan.
Meraba 3 bagian besar atau lebih ( yang dimaksud dengan
bagian besar ialah kepala dan bokong, sedangkan yang
dimaksud dengan bagian kecil ialah kaki dan tangan).
Meraba 2 bagian besar berdampingan.
Meraba banyak bagian-bagian kecil.
Mendengar bunyi jantung anak pada 2 tempat dengan sama
jelasnya dan dengan perbedaan frekuensi 10 denyut atau
lebih dalam 1 menit.
Pemeriksaan elektrokardiografi, ultrasound.
Pada hidramnion selalu harus diingat kemungkinan
kehamilan kembar.
Pada rontgen foto atau ultrasonogram nampak 2 kerangka
janin.
VI. Letak janin dalam rahim.
Letak anak sangat penting berhubung dengan prognosa
persalinan. Beberapa letak seperti letak lintang dan letak dahi tak

25
dapat lahir spontan pada anak hidup dan aterm, dan jika tidak
diperbaiki berbahaya bagi ibu maupun anak.
Istilah letak anak dalam ilmu kebidanan mengandung 4 pengertian
:
1. Situs atau letak : letak sumbu panjang anak terhadap sumbu
panjang ibu.
2. Habitus atau sikap : letak bagian-bagian anak satu terhadap
yang lain.
3. Positio atau posisi : letak salah satu bagian anak yang
tertentu terhadap dinding perut atau jalan lahir.
4. Praesentatio atau presentasi : apa yang menjadi bagian yang
terendah.
Sikap anak yang fisiologis ialah :
o Badan anak dalam kyphose.
o Kepala menekur, dagu dekat pada dada.
o Lengan bersilang di depan dada.
o Tungkai terlipat pada lipatan paha, dan lekuk lutut rapat
pada badan.
VII. Letak intrauterine atau extrauterin
Oleh karena beberapa sebab, telur kadang-kadang
bersarang diluar rahim seperti didalam tuba, ovarium atau rongga
perut. Keadaan demikian disebut kehamilan ektopik (kehamilan
diluar tempat biasa) atau kehamilan extrauterin (kehamilan diluar
rahim).

Tanda-tanda bahwa anak didalam rahim ialah :


Waktu meraba anak, uterus berkontraksi.
Kadang-kadang ligamentum rotundum teraba kiri kanan
dari tumor yang mengandung anak.
Tanda-tanda bahwa anak (yang sudah agak besar) tumbuh diluar
rahim ialah :
Pergerakan anak lebih nyeri dirasakan oleh ibu.

26
Anak lebih mudah diraba dari luar.
Tumor yang mengandung anak tak pernah mengeras
(kontraksi Braxton Hicks).
Disamping anak kadang-kadang teraba tumor ialah uterus
yang membesar.
Pada foto rontgen terlihat bahwa bagian terendah anak
tinggi letaknya dan anak dalam letak paksa.
Kalau persalinan sudah mulai, maka pembukaan tetap kecil
sebesar 1 jari dan kalau kita memasukkan jari ke dalam
cavum uteri, maka ternyata cavum uteri kosong.
Percobaan pitocin : kalau kita suntikkan Pitocin 2 U
intravenosa, maka teraba rahim mengeras disamping anak,
sedangkan tumor yang mengandung anak tidak mengeras.
Dengan membuat foto rontgen dengan sonde didalam
cavum uteri atau dengan hyterosalpingografi.
VIII. Keadaan jalan lahir
IX. Keadaan umum ibu :
Sangat mempengaruhi prognosa persalinan, ibu yang lemah atau
sakit keras tentu dapat diharapkan menyelesaikan persalinan
dengan baik. Sering kita dapat menduga adanya penyakit pada
wanita hamil dari keadaan umum atau dari anamnesa. Misalnya :
adanya anemia, sianosis, sesak nafas, ikterus, keadaan nadi dan
turgor harus membangkitkan kewaspadaan.
(Universitas Padjajaran, 1983)

Prognosa
Setelah pemeriksaan selesai maka atas dasar pemeriksaan harus
dapat kita membuat prognosa atau ramalan persalinan, artinya kita
berusaha meramalkan apakah persalinan kira-kira akan berjalan dengan
biasa atau sulit dan berbahaya. Ramalan ini perlu untuk menentukan
apakah penderita harus bersalin di RSUP, RSU, atau boleh dirumah;
apakah harus dipimpin dokter ahli atau oleh bidan, apa yang harus

27
disediakan supaya persalinan dapat berlangsung dengan selamat untuk ibu
dan anak (misalnya darah).
(Universitas Padjajaran, 1983)

Terapi (pengobatan)
Tujuan dari terapi pada wanita hamil ialah untuk mencapai taraf
kesehatan yang setinggi-tingginya dalam kehamilan dan menjelang
persalinan.
Yang paling sering memerlukan pengobatan atau perawatan ialah :
Anemia.
Penyakit defisiensi lainnya seperti hypovitaminose.
Hiperemesis gravidarum.
Perdarahan dalam kehamilan.
Kelainan letak.
Toxaemia gravidarum.
Kegelisahan menjelang persalinan.
Selanjutnya ibu harus diberi nasihat mengenai cara-cara kehidupan
waktu hamil, berapa kali sebulan ia harus memeriksa diri, apa tanda-tanda
bahaya, bila ia harus masuk rumah sakit atau apa yang harus disediakan
kalau akan bersalin di rumah.
(Universitas Padjajaran, 1983)

2.2.Pemeriksaan Ginekologi

2.2.1. Anamnesis
1. Anamnesis, Umum
o Umur
o Status perkawinan
o Jumlah anak
o Pekerjaan
o Pekerjaan suami
2. Anamnesis, Keluhan Utama Ginekologik

28
o Gangguan haid ( bleeding problems )
o Keputihan ( fluor albus, leucorhhea )
o Nyeri panggul ( pelvic pain )
o Pembengkakan ( tumors )
o Keluarga Berencana ( Family Planing )
o Keluhan menopause
o Kelainan alat genital
3. RPS ( Present Illness ), Contoh Keputihan
o Sejak kapan, normal atau patologis
o Berapa banyak,
o Kekentalan
o Warna
o Gatal, digaruk
o Sakit, sakit saat kencing
o Iritasi
o Ada darah
4. Anamnesis, RPD ( Past History )
o Penyakit Umum ( medical )
o Penyakit bedah ( surgical )
o Riwayat kehamilan : tentukan jumlah kehamilan, jumlah kelahiran,
dan jumlah abrtus, jenis persalinan, komplikasi kehamilan.
o Haid . umur menarche, keteraturan mens, frekuensi, durasi, gejala
yang berkaitan seperti kram, nyeri kepala.
o Obat-obatan ( medications )
o Seksual ( sexual )
Umur pada saat koitus pertama kali
Aktivitas seksual (vaginal, anal, oral, manual)
Jumlah pasangan seksual
Disfungsi seksual
Kecemasan seksual
o KB ( Family Planing )
o Keluarga ( Family )

29
Pemeriksaan fisik
1. Pemeriksaan Umum
Apakah penderita terlampau gemuk (obesitas), atau terlampau kurus
(cachexia), dan sudah berapa lama keadaan demikian. Diperiksa nadi, suhu tubuh,
tekanan darah, pernapasan, mata, kelenjar gondok, payudara, KGB axila, jantung,
paru-paru dan perut. Kalau perlu dilengkapi dengan pemeriksaan laboratorium,
miksal Hb, leukosit, laju endap darah, pemeriksaan air kencing, dll.
2. Pemeriksaan Mammae
Pemeriksaan Klinis Mammae sngat diperlukan untuk mendeteksi kanker.
Pemeriksaan bisa mengidentifikasi kanker pada beberapa kasus yang tidak
memerlukan mamografi.
Inspeksi mammae
Pemeriksaan ini dilakukan dengan membusungkan dada unruk
memfleksikan otot pectoralis. Hal yang di inspeksi antara lain : eritem, retraksi,
skaling terutama pada daerah puting dan edema, yang dinamakan peau dorange.
Selain itu kontur aksila juga dinilai simetrisnya.
Penilaian nodus limfa.
Setelah inspeksi, nodus limfa aksila, supraklavikula dan infraklavikula
dipalpasi. Hal ini mudah dilakukan jika pasien berada pada posisi duduk dan
tangan di pinggang. Kelenjar limfa dipalpasi dari atas ke bawah. Pada pasien
kurus, satu atau lebih dengan ukuran kurang dari 1 cm sering ditemukan.
Palpasi payudara
Setelah inspeksi, palspasi payudara dilakukan dengan posisi supinasi dan satu
tangan berada pada kepala untuk meregang jaringan mammae di dinding dada.
Pemeriksaaan harus mencapai jaringan mammae yang menempel di klavikula,
batas sternum, inframammary crease , dan garis midaksila. Pemeriksaan dilakukan
denagn jari secara kontinu dan bergerak melingkar. Setiap derah palpasi, jatingan
harus dinilai bagian permukaan hingga dasar. Selama pemeriksaan, memencet
puting susu untuk melihat discharge tidak dilakukan kecuali ka dikeluhkan oleh
pasien.

30
3. Pemeriksaan abdomen

Penderita harus tidur telentang dan tenang


Inspeksi. Perhatikan bentuk, pembesaran/cekungan, pergerakan
pernapasan, kondisi kulit, parut operasi, dsb.
Palpasi.
Sebelum pemeriksaan dilakukan, harus yakin bahwa kandung
kemih dan rektum kosong karena kandung kemih penuh teraba seperti
kista dan rektum terisi menyulitkan pemeriksaan. Kalau perlu pasien
kencing/BAB terlebih dahulu atau dilakukan kateterisasi atau diberi
klisma. Jelaskan pemeriksaan pada penderita. Kedua tungkai ditekuk
sedikit dan disuruh bernafas dalam. Palpasi abdomen dengan seluruh
telapak tangan dan jari-jari dari atas atau daerah yang tidak dikeluhkan
nyeri. Diperiksa adanya rangsangan peritoneum, adanya nyerim tekan dan
nyeri lepas. Baru kemudian palpasi dalam, sebaiknya bersamaan dengan
irama pernafasan. Dimulai dari bagian-bagian yang normal yang tidak
dirasakan nyeri dan tidak membesar/menonjol.
Perkusi.
Dapat ditentukan pembesaran yang disebabkan tumor atau cairan
bebas dalam rongga perut. Pada tumor, perkusi pekak terdapat di bagian
menonjol saat pasien tidur telentang. Daerah pekak ini tidak akan
berpindah walaupun pasien dipindah baringkan. Perkusi pada cairan bebas.
Cairan mengumpul pada bagian yang paling rendah, sedang usus-usus
mengambang di atasnya. Apabila pasien telentang, maka perkusi timpani
di bagian atas perut melengkung ke ventral dan pekak sisi kanan dan kiri.
Keadaan berubah bila pasien berbaring miring ke kanan, cairan berpindah
dan mengisi bagian kanan dan ventral. Daerah timpani pun berpindah
tempat. Tumor yang disertai dengan cairan bebas menunjuk ke arah
keganasan.
Auskultasi. Detak jantung dan gerakan janin terdengar pada kehamilan
yang cukup tua, sedang bising uterus dapat terdengar pada uterus gravidus

31
dan mioma uteri yang besar. Bising usus penting untuk diagnostik
peritonitis dan ileus.

4. PEMERIKSAAN GENITALIA
Observasi genital eksterna
1. Adanya lesi, perubahan warna, luka, infeksi, ulkus, discharge, kista,
trauma, nyeri, kelenjar bartolini dan skene.
2. Menilai kematangan organ seksual.
3. Menilai mons pubis
4. Menilai labia, adanya atrofi atau tidak, mobilitas dan konsistensi.
Pemeriksaan Pelvik
Pemeriksaan pelvik dilakukan dengan pasien berposisi litotomi. Kepala
ditinggikan 300 untuk merelaksasikan abdomen pada pemeriksaan bimanual.
a. Inspeksi kelenjar limfa inguinal dan inspeksi perineum
Kanker pelvik dan infeksi bisa meluas ke kelenjar limfa inguinal dan ini harus
dipalpasi dalam pemeriksaan. Inspeksi perineum dilakukan mulai dari daerah
mons pubis secara ventral, ke lipatan genito crural secara lateran dan menuu ke
anus. Infeksi dan neoplasma yang terjadi pada vulva juga akan menjalar ke kulit
perianal, sehingga daerah ini harus di inspeksi. Beberapa klinisi juga memeriksa
kelenja bartholini dan parauretra. Gejala pasien dan adanya ketidaksimetrisan
menunjukkan pasien ini perlu pemeriksaan lebih lanjut.
b. Pemeriksaan Spekulum
Persiapan
Lampu
Pekulum
Handschoen
Lubrikan
Perlengkapan sitologi : medium, spatel, cytobrush, kaca objek, fiksasi
KOH 10% dan NaCl
Media transpor untuk klamidia dan gonore
Proctoswab dan cotton swab
Media transpor untuk uji HPV

32
Kertar uji PH
Prosedur:
Sebelum memulai memasukkan spekulum, spekulum disesuaikan dengan
ukuran vagina. Spekulum dipanaskan dan diberi lubrikan. Ketika akan
memasukkan spekulum, labia minora dilebarkan dan spekulum dimasukkan
dibawah meatus. Selama memasukkan spekulum, jari ditempatkan di vagina dan
menekan melawan otot bulbocavernosus. Dengan masuknya spekulum, vagina
akan berkontraksi dan pasien akan merasa nyeri dan merasa tidak nyaman. Setelah
spekulum masuk semuanya, sepkulum dibuka untuk menilai vagina dan serviks.
Penilaian :
Pada serviks dinilai ukuran, permukaan, warna dan kontur. Selain itu jua dilihat
adanya massa, ulkus, discharge. Pemeriksaan paps smear juga bisa dilakukan
untuk memeriksa sitologi serviks. Pada vagina dinilai dinding vagina, rugae,
infeksi, kista, dan benda asing.
c. Pemeriksaan Bimanual:
Ukuran dan mobilitas uterus, adnexa serta nyeri dapat dinilai selama
pemeriksaan bimanual. Pada wanita dengan riwayat histerektomi dan
adneksektomi, pemeriksaan bimanual masih bernilai.
Selama pemeriksaan, jari tengah dan telunjuk dimasukkan bersamaan kedalam
vagina hingga mencapai serviks. Untuk mempermudah pemasukan, lubrikan
diberikan pada jari ini.ketika serviks dicapai, orientasi serviks dapat dinilai
dengan sweeping permukaan anterior serviks. Pada uterus dengan posisi
anteverted, ismus akan teraba dibagian depan, sedangkan pada posisi retroverted,
buli-buli akan teraba. Pada uterus retroverted, jari terus ke arah posterior untuk
menilai ukuran uterus dan nyeri.
Untuk mengukur uterus pada posisi anteverted, jari diletakkan pada
serviks dan ditekan ke atas hingga fundus tertekan ke anterior abdomen. Tangan
lainnya diletakkan pada abdomen untuk menentukan fundus. Ukuran normal
fundus , tangan yang berada di abdomen terletak pada daerah atas ligamen
inguinal dan pubic rami.

33
Untuk menilai adnexa, klinisi menggunakan dua jari untuk mengangkat adnexa
dari cul-de-sac ke arah anterior abdomen sehingga adneksum terperangkap di jari
pemeriksa dan tangan pemeriksa lainnya.
d. Pemeriksaan rectovaginal
Pemeriksaan ini dilakukan pada beberapa indikasi seperti, nyeri pelvik,
adanya massa pelvis, gejala pada rektum dan pada skrining ca kolon.
Pada pemeriksaan ini, jari telunjuk dimasukkan ke dalam vagina dan jari
tengah ke dalam rektum. Posisikan jari seperti menggunting dan meraba septum
untuk menilai adanya luka. Kemudian jari telunjuk dikeluarkan, dan jari tengah
melakukan perabaan diseluruh rektum untuk mendeteksi massa.

A. PEMERIKSAAN KHUSUS
1. Pemeriksaan labor biasa
Kadar Hb diperiksa pada wanita yang tampak pucat mengalami
perdarahan, pada wanita hamil, dan pada persangkaan kehamilan ekstrauterin
terdanggu. Jumlah leukosit dan laju endap darah perlu diperiksa pada proses
peradangan. Air kencing diperiksa pada setiap wanita hamil (proteinuri) dan pada
persangkaan kelainan saluran kencing (sedimen)
2. Pemeriksaa getah vulva dan vagina
Dilakukan terutama pada keluhan leukorea. Getah uretra diambil dari
orifisium urethrae eksternum dan getah servik dari ostium uteri eksternum.
3. Pemeriksaan sitologi vagina
Bahan diambil dari dinding vagina atau dari serviks. Pemeriksaan sitologi
vagina dilakukan untuk kepentingan diagnosis dini karsinoma servisis uteri dan
karsinoma korporis uteri. Selain itu pemeriksaan sitologi vaginal dapat juga
dipakai untuk secara tidak langsung mengetahui fungsi hormonal.
4. Percobaan schiller
Apabila permukaan portio dipulas dengan larutan lugol, maka epitel portio
yang normal menjadi berwarna coklat tua, sedangkan daerah yang tidak normal
berwarna kurang coklat dan tampak pucat.
5. Kolposkopi

34
Penderita dalam letak litotomi, lalu dipasang speculum. Portio dibersihkan
dari lendir dengan larutan cuka 2% atau dengan larutan nitras argenti 5% atau
dilakukan percobaan schiller terlebih dahulu. Tampak jelas batas antara epitel
berlapis gepeng dari ektoserviks dan mukosa dari endoserviks. Apabila ada lesi
tampak jelas pula batas antara daerah yang normal dan yang tidak normal. Muara
kelenjar-kelenjar endoserviks dapat dilihat pula, dan dengan kenyataan ini dapat
jelas dibedakan antara erosio dan karsinoma.

6. Eksisi percobaan dan konisasi


Dilakukan pada setiap portio yang tidak utuh, didahului atau tidak oleh
pemeriksaan sitologi vagina atau kolposkopi. Daerah yang dipotong adalah
perbatasan antara epitel yang tampak normal dan lesi.

7. Biopsy endometrium
Dilakukan untuk menentukan ada atau tidak adanya ovulasi. Waktu yang
paling baik ialah hari pertama haid untuk menghindari kemungkinan adanya
kehamilan muda yang tidak disangka.

8. Pemeriksaan khusus lain


Pemeriksaan analisis sperma, pertubasi, percobaan pakis, percobaan
pemelaran/tarikan lender serviks, percobaan pasca koitus Sims-Huhner,
percobaan Miller-Kur-zrok, pengukuran suhu basal, histero-salpingografi,
laparoskopi, kuldoskopi, dilakukan untuk keperluan diagnostic
sterilitas/infertilitas.
Pemeriksaan endokrin dilakukan dalam laboratorium khusus misalnya
penentuan fungsi hipofisis, ovarium, kelenjar gondok, dan kelenjar
adrenal.
Pemeriksaan Roentgen diperlukan dalam mencari kelainan bawaan pada
genitalia interna, untuk deteksi massa tumor, perkapuran, kista dermoid
yang mengandung tulang atau gigi, lesi pada tulang panggul atau
punggung, juga untuk mencari kelainan pada saluran kencing.

35
Sistoskopi diperlukan untuk visualisasi batu dan polip didalam kandung
kencing dan untuk mencari metastasis karsinoma servisis uteri dikandung
kencing.
Ultrasonografi untuk diagnosis mola hidatidosa, kematian hasil konsepsi,
kehamilan kembar, untuk mencari detak jantung janin, lokasi plasenta, dan
massa tumor.
Kuldosintesis atau pungsi douglas dilakukan untuk memastikan
terkumpulnya darah dalam rongga peritoneum dan sekaligus
membedakannya dengan abses douglas.
9. Sonografi transvaginal.
Dipakai untuk memantau pertumbuhan folikel serta pengambilan ovum
pada pasien infertilitas dan merupakan pelengkap bagi sonografi abdominal.
Sonografi transvaginal dapat menilai bentuk, ukuran, dan letak organ/massa, akan
tetapi tidak dapat menilai mobilitas organ/massa tersebut dan tidak dapat dipakai
pada pasien yang masih virgo.
10. Histeroskopi
Dipakai untuk memeriksa rongga uterus, seperti kanalis servikalis, kavum
uteri serta ostium tuba uteri kiri dan kanan. Indikasi pemeriksaan :
Perdarahan abnormal dari uterus
Pemeriksaan infertilitas
Konfirmasi mioma atau polip endometrium
Menentukan lokasi AKDR yang tertanam didalam kavum uteri
Perlekatan dan kelainan kavum uteri
Pemeriksaan parut uterus setelah tindakan pembedahan, seksio sesarea,
histerotomi dan miomektomi
Melakukan biopsy intauterin dan lesi endoserviks.
Kontraindikasi pemeriksaan :
Perforasi uterus yang baru saja terjadi
Kehamilan intrauterine
Peradangan pelvis aktif
Perdarahan uterus yang masih aktif
Stenosis serviks yang berat dan luas

36
Hiperetrofleksi uteri fiksata
Peran diagnostic dalam mendteksi kelainan ginekologik terutama dalam
tiga hai :
Ginekologi umum terutama pada kasus-kasus perdarahan uterus normal
Ginekologi onkologi
Ginekologi reproduksi terutama dalam evaluasi infertilitas.

37

Anda mungkin juga menyukai