Anda di halaman 1dari 4

Permendikbud/Permendiknas/Peraturan Pemerintah

Rasio Jumlah Siswa/Murid terhadap Guru SMP/MTs Ideal: Rasio Siswa per
Rombel, Rasio Siswa per Ruang Kelas, Rasio siswa per guru SMP/MTs, Rasio
Siswa SMP/MTs per Guru Berkualifikasi, Rasio Siswa SMP/MTs per Guru
Sertifikasi, Rasio Guru Berkualifikasi Akademik per sekolah SMP/MTs, Rasio
Rombongan Belajar per ruang kelas, Rasio Rombongan Belajar per sekolah
SMP/MTs.

Rasio
Siswa
Terhadap
Guru
yang
Ideal
viahttp://
www.smp
ntigabela
s.com/

1. Rasio
Siswa
SMP/MTs
per Rombongan Belajar
Perbandingan antara jumlah peserta didik dengan jumlah rombongan belajar pada
jenjang SMP/MTs. "Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar untuk
SD/MI tidak melebihi 32 orang dan untuk SMP/MTs tidak melebihi 36 orang",
(Permendikbud Nomor 23 Tahun 2013, Pasal 2 poin 2).

2. Rasio Siswa SMP/MTs per Ruang Kelas


Perbandingan antara jumlah siswa dengan jumlah ruang kelas pada jenjang
pendidikan SMP/MTs tidak boleh melebihi 36 orang. "Jumlah peserta didik dalam
setiap rombongan belajar SMP/MTs tidak melebihi 36 orang. Untuk setiap
rombongan belajar tersedia 1 (satu) ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan
kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, serta papan tulis". (Permendikbud
No.23 Tahun 2013 pasal 2 poin 2).
3. Rasio Siswa SMP/MTs per Ruang Kelas
Perbandingan antara jumlah siswa dengan jumlah ruang kelas pada jenjang
pendidikan SMP/MTs. ""Banyak minimum ruang kelas sama dengan banyak
rombongan belajar. Kapasitas maksimum ruang kelas 32 peserta didik. Rasio
minimum luas ruang kelas 2 m2/peserta didik. Untuk rombongan belajar

4. Rasio siswa per guru SMP/MTs


Perbandingan antara jumlah siswa dengan jumlah guru pada jenjang pendidikan
SMP/MTs. "Setiap SMP/MTs tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap mata
pelajaran, dan untuk daerah khusus tersedia satu orang guru untuk setiap rumpun
mata pelajaran;". (Permendikbud No.23 Tahun 2013 pasal 2, ayat (2) poin 6).

5. Rasio Siswa SMP/MTs per Guru Kualifikasi


Perbandingan antara jumlah siswa dengan jumlah guru yang berkualifikasi S-1/D-IV
pada jenjang pendidikan SMP/MTs. "Setiap SMP/MTs tersedia guru dengan
kualifikasi akademik S-1 atau D-IV sebanyak 70% (daerah umum) dan sebanyak
40% (daerah khusus)". (Permendikbud No.23 Tahun 2013 pasal (2)).

6. Rasio Siswa SMP/MTs per Guru Sertifikasi Berdasarkan Permendiknas


Perbandingan antara jumlah siswa dengan jumlah guru yang berkualifikasi S-1/D-IV
pada jenjang pendidikan SMP/MTs. "Guru pada SMP/MTs, atau bentuk lain yang
sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat
(D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan/diampu,dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi".
(Permendiknas No.16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan
Kompetensi Guru).

7. Rasio Siswa SMP/MTs per Guru Sertifikasi Berdasarkan PP Nomor 74 Tahun


2008
Perbandingan antara jumlah siswa dengan jumlah guru bersertifikasi pada jenjang
pendidikan SMP/MTs. "Guru tetap pemegang sertifikat pendidik berhak
mendapatkan tunjangan profesi apabila mengajar disatuan pendidikan yang rasio
minimal jumlah peserta didik terhadap gurunya untuk jenjang SMP atau yang
sederajat adalah 20:1 dan untuk untuk MTs atau yang sederajat 15:1". (PP No. 74
tahun 2008 Tentang Guru pasal 17).
8. Rasio Guru Berkualifikasi Akademik per sekolah SMP/MTs
Perbandingan antara jumlah guru berkualifikasi akademik DIV atau S1 dengan
jumlah sekolah SMP/MTs. "Guru pada SMP/MTs, atau bentuk lain yang sederajat,
harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi".
(Permendiknas No. 16 Tahun 2007; tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kopetensi Guru).

9. Persentase Guru SMP/MTs Berkualifikasi


Perbandingan antara jumlah guru berkualifikasi min S1/DIV dibagi dengan jumlah
guru seluruhnya dikalikan 100%. "Di setiap SMP/MTs tersedia guru dengan
kualifikasi akademik S1 atau DIV sebanyak 70% dan separuh diantaranya (35% dari
keseluruhan guru) telah memiliki sertifikat pendidik, untuk daerah khusus masing-
masing sebanyak 40% dan 20%;". (Permendikbud No.23 Tahun 2013 pasal 2 (IP-8)).

10. Persentase Guru SMP/MTs Bersertifikasi


Perbandingan antar jumlah guru SMP/MTs yang bersertifikasi dengan jumlah guru
seluruhnya dalam persen. "Di setiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi
akademik S1 atau DIV sebanyak 70% dan separuh diantaranya (35% dari
keseluruhan guru) telah memiliki sertifikat pendidik, untuk daerah khusus masing-
masing sebanyak 40% dan 20%;". (Permendikbud No.23 Tahun 2013 Lampiran 2).

11. Rasio Rombongan Belajar per ruang kelas


Perbandingan antara jumlah rombongan belajar dengan jumlah ruang kelas pada
jenjang pendidikan SMP/MTs. "jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar
untuk SD/MI tidak melebihi 32 orang, dan untuk SMP/MTs tidak melebihi 36 orang.
Untuk setiap rombongan belajar tersedia 1 (satu) ruang kelas yang dilengkapi
dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, serta papan tulis;"
(Permendikbud No.23 Tahun 2013 pasal 2).

12. Rasio Rombongan Belajar per sekolah SMP/MTs


Perbandingan antara jumlah rombongan belajar dengan jumlah sekolah pada
jenjang SMP/MTs. "Satu SMP/MTs memiliki sarana dan prasarana yang dapat
melayani minimum 3 rombongan belajar dan maksimum 27 rombongan belajar.
Minimum SMP/MTs disediakan untuk satu kecamatan", (Permendiknas Nomor 24
Tahun 2007, tentang Standar Sarana Prasarana).

13. Akreditasi Sekolah SMP/MTs


Akreditasi sekolah SMP/MTs adalah pengakuan terhadap lembaga pendidikan
SMP/MTs yang diberikan oleh badan yang berwenang (BAN-SM). "Akreditasi
dilakukan untuk menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan pada jalur
pendidikan formal dan nonformal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.
Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh Pemerintah
dan/atau lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik. (UU
No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 60). "Pemerintah melakukan akreditasi
pada setiap jenjang dan satuan pendidikan untuk menentukan kelayakan program
dan/atau satuan pendidikan", (Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005).

Anda mungkin juga menyukai