Histeroskopi
1
Complex Hyperplasia. Diunduh dari
http://reproduksiumj.blogspot.com/2009/10/hyperplasia-endometrium.html
Terapi
2
Pada pasien hiperplasia komplek harus dilakukan evaluasi dengan D & C
fraksional dan terapi diberikan dengan progestin setiap hari selama 3 6 bulan. Pada
pasien hiperplasia komplek dan atipik sebaiknya dilakukan histerektomi kecuali bila
pasien masih menghendaki anak. 9
A. KURETASE
Definisi
D & C adalah tindakan pembedahan ginekologi yang paling sering. Jika D&C
dikerjakan pada kecurigaan kanker endometrium atau serviks, harus diambil
spesimen dari endoserviks dulu (sebelum sondase dan dilatasi) dan diserahkan
3
terpisah dengan spesimen dari endometrium. Ini adalah kuretase fraksional (kuretase
bertingkat).10
Tujuan
Deskripsi
4
rahim akan dikirim untuk analisis dengan mikroskop untuk memeriksa sel-sel yang
abnormal. Walaupun sederhana, teknik yang sedikit lebih mahal seperti
vakum aspirasi dengan cepat menggantikan D & C sebagai metode diagnostik, masih
sering digunakan untuk mendiagnosa dan mengobati beberapa kondisi, terutama bila
dicurigai kanker.10
Persiapan
Rehabilitasi
Seorang wanita yang telah dilakukan D & C di rumah sakit biasanya bisa
pulang pada hari yang sama atau hari berikutnya. Banyak wanita mengalami sakit
5
punggung dan kram ringan setelah prosedur ini dan mungkin akan mengeluarkan
darah beku kecil dalam satu atau dua hari. Pewarnaan vagina atau pendarahan dapat
terus berlangsung selama beberapa minggu.11
Risiko
Risiko utama setelah prosedur tersebut adalah infeksi. Tanda-tanda infeksi meliputi:10
Demam
Perdarahan berat
D & C adalah operasi bedah yang membawa risiko tertentu yang terkait
dengan anestesi umum. Komplikasi jarang termasuk menusuk rahim (yang biasanya
sembuh sendiri) atau menusuk usus atau kandung kemih (yang memerlukan
pembedahan lebih lanjut untuk memperbaiki).11
Perforasi uterus.
Hasil Normal
6
Hasil yang dianggap normal jika tidak terdapat penebalan serta tidak terdapat
pertumbuhan kanker. Penghapusan dinding rahim tidak menimbulkan efek samping,
bahkan menguntungkan. Lapisan rahim biasanya segera tumbuh lagi, sebagai bagian
dari siklus haid .10
Hasil Abnormal
D&C hampir selalu dikerjakan di ruang periksa atau ruang pembedahan untuk
pasien rawat jalan. Untuk D&C, pasien diletakkan pada posisi litotomi. Meskipun
paling sering digunakan anastetik lokal (misalnya blok paraserviks), kadang-kadang
diperlukan anastesi umum.11
7
serviks dan kemudian jepitlah dengan tenakulum atau klem Allis. Kuretlah kanalis
endoserviks dengan kuret Kevorkian atau yang serupa. Sondase uterus.10
Untuk wanita yang berusia > 40 tahun wajib (mandatory) dilakukan kuretase
jika mengalami PUD. Kuretase diagnostik memerlukan dilatasi serviks > 8mm
dengan menggunakan kuret tajam kecil secara sistematis, menyeluruh, sampel yang
baik dari semua bagian rongga rahim termasuk daerah ostium tuba. Kuretase
bertingkat dilakukan kuretase pada endoserviks diikuti dengan kuretase endometrium
dengan dua sampel diperiksa secara terpisah.10
D & C bukan sebuah prosedur yang sangat mudah karena hanya sebagian
lapisan rahim sebagai sampel. Oleh karena itu, sangat mungkin untuk kanker yang
akan dihilangkan. Karena itu, pasien dengan hiperplasia atipikal harus dilakukan D &
C lagi dalam tiga atau empat bulan. Menggabungkan histeroskopi dengan D&C dapat
meningkatkan ketepatan diagnosis dalam beberapa kasus. Namun, kombinasi ini tidak
dianjurkan bila diduga karsinoma endometrium karena kemungkinan bahwa
histeroskopi itu sendiri dapat membantu dalam penyebaran kanker melalui saluran
tuba .10
BAB II
ILUSTRASI KASUS
A. IDENTITAS
Nama : Ny. D
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 43 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Jl. Gotong Royong
8
B. ANEMNESA : Tanggal 13 April 2010
1. Keluhan Utama
Keluar darah dari kemaluan
Keluhan Tambahan
Lemas, batuk
5. Riwayat Menstruasi
Haid pertama umur 13 tahun
9
Sirkulasi haid :
7. Riwayat Obstetri
Pasien mempunyai 4 orang anak. Anak pertama lahir pada tahun 1994 dengan
panjang 38 cm dan berat 2600 gram, jenis kelaminnya laki-laki, lahir dengan
bantuan dokter. Anak kedua lahir pada tahun 1995 dengan panjang 40 cm dan
berat 3100 gram. jenis kelaminnya laki-laki, lahir dengan bantuan dokter. Anak
ketiga lahir pada tahun 1998 dengan panjang 40 cm dan berat 2700 gram. jenis
kelaminnya laki-laki, lahir dengan bantuan bidan. Anak keempat lahir pada tahun
2000 dengan panjang 40 cm dan berat 3000 gram. jenis kelaminnya laki-laki,
lahir dengan bantuan bidan.
9. Riwayat Operasi
Disangkal pasien
10. Riwayat Kebiasaan Psikososial
Pasien tidak merokok dan minum alkohol
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Generalis
10
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Tanda-tanda Vital
Thoraks
2. Status Ginekologi
Abdomen
Inspekulo :
11
V-U-V : Rugae(+), massa(-), agak hiperemis, fluksus (+), fluor
()
Portio : Portio sebesar bola ping-pong, hiperemis (-), erosi (+),
OUE menutup
VT : Rugae (+),Portio lunak
Ukuran uterus : sebesar telur bebek
D. LABORATORIUM
Hb : 8,8 gr/dl
Ht : 27,7 %
Pasien : 15 detik
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG :
12
Uterus retrofleksi, 10,64 cm x 6,12 cm x 8,30 cm, GS (-), endometrium tebal
( 2,42 cm )
13
F. RESUME
Pasien datang dengan keluhan keluar darah dari kemaluan sejak tujuh hari yang lalu.
Genital
Inspekulo
V-U-V : Agak hiperemis, fluksus (+)
Portio : Portio sebesar bola ping-pong, erosi (+), OUE
menutup
VT : Rugae (+),Portio lunak
Ukuran uterus : sebesar telur bebek, Adneksa
parametrium ki-ka, nyeri (-), massa (-), Cavum
douglasi tidak menonjol, Nyeri goyang (-)
G. DIAGNOSIS
Uterus miomatosus + hiperplasia endometrium + menometroragia
H. PENATALAKSANAAN
1) Rawat inap
2) Periksa H2TL, MP 3
3) IVFD
II RL
14
II Dx 5 % dalam 24 jam
Transamin 3 x 500 mg
Amoxan 3 x 500 mg
R/ Kuretase bertingkat
I. PROGNOSIS
Ad Vitam : Bonam
J. LAPORAN OPERASI
Uraian Tindakan Operasi :
15
6. Dilakukan sondasi uterus dan didapatkan cavum uteri 11 cm dan uterus pada
posisi retroflexi
7. Dilatasi canalis servikalis dengan busi hegar No VI-IX
8. Dilakukan kuretase endocervix secara sistematis searah jarum jam dimulai
dari arah jam 12.00 dengan menggunakan sendok kuret tajam. Didapatkan
jaringan dari endocervix secukupnya. Endocervix tebal, putih, mengkilat dan
tidak rapuh. Hasil jaringan endocervix dimasukkan dalam botol I berisi
formalin untuk diperiksa ke PA.
9. Dilakukan kuretase endometrium secara sistematis searah jarum jam dimulai
dari arah jam 12.00 dengan menggunakan sendok kuret tajam. Didapatkan
jaringan dari endometrium secukupnya. Endometrium tebal, putih, mengkilat
dan tidak rapuh. Hasil jaringan endometrium dimasukkan dalam botol II berisi
formalin untuk diperiksa ke PA.
10. Dilakukan sondase ulang panjang corpus 11 cm
11. Pendarahan 50 cc
12. Koegel tang dan spekulum sims dilepaskan.
13. Dilakukan asepsis anti sepsis pada regio genitalia eksterna dan sekitarnya.
14. Perdarahan per vaginam pasca kuretase negatif.
16
K. FOLLOW UP
Tanggal 13 April 2010, pukul 19.00 WIB
O/ Status Generalis
Nadi : 72 x/menit
RR : 18 x/menit
Suhu : 36,6 oC
Status Ginekologi
Abdomen
Inspeksi : Perut tampak datar
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), defense muscular (-)
Perkusi : Timpani, Nyeri ketok (-)
Auskultasi : Bising usus 4x/menit
Genitalia : Fluksus 10 cc, flour (-)
17
A/ Uterus miomatosus + hyperplasia endometrium + menometroragia
P/ Diet : TKTP
IVFD : II RL
II Dextrose 5 %
Mm/ Amoxan 3 x 500 mg ( hari pertama )
Biosanbe 2x1 tab
Transamin 3x 500 mg
Becom C 1x 1 tab
S/ Keluar gumpalan darah sebanyak 3 x dari kemaluan, lemas, BAK lancar BAB
(+)
O/ Status Generalis
Nadi : 69 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,3 oC
18
Pulmo : BND vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
Status Ginekologi
Abdomen
Inspeksi : Perut tampak datar
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), defense muscular (-)
Perkusi : Timpani, Nyeri ketok (-)
Auskultasi : Bising usus 2 x/menit
Genitalia : Fluksus 150 cc, flour (-)
19
Tanggal 14 April 2010, pukul 14.00 WIB
Instruksi / planning :
Ciprofloxan 2 x 500 mg
Biosanbe 2 x 1 cap
Besok boleh pulang : control Rabu 21 April 2010
S/ Pusing, sakit tenggorokan karena batuk, BAK lancar, flatus (-), BAB (-),
O/ Status Generalis
Nadi : 68 x/menit
RR : 25 x/menit
Suhu : 36,4 oC
20
Pulmo : BND vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
Status Ginekologi
Abdomen
Inspeksi : Perut tampak datar
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), defense muscular (-)
Perkusi : Timpani, Nyeri ketok (-)
Auskultasi : Bising usus (-)
Genitalia : Tampon (+), rembesan darah (-)
P/ Diet : Biasa
IVFD : Aff
Mm/ Amoxan 3 x 500 mg ( hari kedua )
Biosanbe 2x1 tab
Kalnex 3 x 500 mg
21
Tanggal 15 April 2010, pukul 6.30 WIB
O/ Status Generalis
Nadi : 64 x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 36,3 oC
Status Ginekologi
Abdomen
Inspeksi : Perut tampak datar
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), defense muscular (-)
Perkusi : Timpani, Nyeri ketok (-)
Auskultasi : Bising usus 2 x/menit
Genitalia : Bercak darah (+)
22
A/ Pasca kuretase bertingkat a.i uterus miomatosus + hyperplasia endometrium,
menometroragia
P/ Diet : Biasa
Mm/ Ciprofloxacin 2 x 1 gr
Biosanbe 2x1 tab
23
BAB III
DISKUSI
Pada kasus ini hasil diagnosa yaitu uterus miomatosus dengan hiperplasia
endometrium dan menometrhoragia didapat berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Dari anamnesis pasien mengaku keluar darah dari kemaluan sejak tujuh hari
yang lalu dan mengganti pembalut hingga 2 kali ( 100 cc) menandakan adanya suatu
kelainan pada uterus yang kemungkinan besar disebabkan oleh hiperplasia
endometrium. Pasien juga berusia 43 tahun, hal ini sesuai dengan literatur yang
mengatakan bahwa pada kasus uterus miomatosus paling sering ditemukan pada usia
35-45 tahun. Pada anamnesis juga didapatkan keluhan keluar darah dan haid yang
banyak dan memanjang (14 hari) sejak 1 tahun, hal ini sesuai dengan kepustakaan
bahwa gejala yang paling sering ditemukan pada pasien uterus miomatosus adalah
menometrorhagia. Pada kasus ini pasien juga mengeluh lemas hal ini kemungkinan
besar disebabkan oleh perdarahan yang keluar melalui kemaluannya.
24
Kemudian dilakukan tindakan curettage betingkat untuk mendapatkan
diagnostik yang pasti penyebab dari perdarahan pervaginam yang dialami oleh
pasien, selain itu curettage bertingkat juga berguna sebagai terapi pada untuk
menghentikan perdarahan pada pasien ini.
25
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Mioma uteri adalah suatu tumor jinak yang tumbuh dalam otot uterus.
Tumor ini paling sering ditemukan pada wanita umur 35 45 tahun
(kurang lebih 25%) dan jarang pada wanita 20 tahun dan wanita post
menopause.
Salah satu gejala yang paling sering pada mioma uteri adalah
menometroragia.
Diagnosis pasti mioma uteri dengan USG dan penanganan mioma utieri
adalah dengan konservatif dan operatif.
Keluhan utama hiperplasia endometrium adalah perdarahan uterus yang
abnormal. penatalaksanaan hyperplasia endometrium salah satunya
dengan curettage bertingkat
Curettage bertingkat sangat bermanfaat dalam menentukan diagnostik
dan terapi
Saran
Sebaiknya dilakukan pemeriksaan patologi anatomi karena sangat
bermanfaat dalam menentukan diagnosis dan terapi selanjutnya
Memperbaiki gaya hidup
Usahakan selalu rutin kontrol ke dokter spesialis untuk mencegah
komplikasi tindakan dan perkembangan penyakit yang diderita.
DAFTAR PUSTAKA
26
1. Yuad H., 2007. Miomectomi Pada Kehamilan. Diunduh dari :
http://www.ksuheimi.blogspot.com. Accested : March 01, 2008.
2. Santoso, 2007. Mioma Uteri. Diunduh dari :
http://www.pinkerzzz03.blogspot.com. Accested : March 01, 2008.
3. Jevuska O, 2007. Mioma Geburt. Available from :
http://www.oncejevuska.blogspot.com. Accested : March 01, 2008.
4. Antoni S, 2008. Sekilas tentang Tumor (Myoma) Rahim . Available from :
http://www.klinikandalas.wordpress.com. Accested : March 02, 2008.
5. Suwiyoga K, 2003. Mioma Uterus dalam Buku Pedoman Diagnosis-Terapi
dan Bagan Alir Pelayanan Pasien. SMF Obsgin FK UNUD RS Sanglah,
Denpasar. 201-206
6. Sutoto J. S. M., 2005. Tumor Jinak pada Alat-alat Genital dalam Buku Ilmu
Kandungan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirodihardjo, Jakarta.338-345
7. Marjono B. A, 2008. Tumor Ginekologi. Available from :
http://www.geocities.com. Accested : March 02, 2008.
8. Edward E, 2007. Uterine Miomas : Comprehensive Review. Available from :
http://www.gynalternatives.com. Accested : March 02, 2008.
9. Widjanarko 2007, Ginekologi, Kelainan Uterus, Diunduh Dari:
http://reproduksiumj.blogspot.com/2009/10/hyperplasia-endometrium.html, 16
April 2010
10. Conrad, M.S, 2008, Dilation and Curettage (D&C), Diunduh dari :
http://www.medicinenet.com/dilation_and_curettage/article.htm, 16 April 2010
27