Anda di halaman 1dari 27

fadfasfds dan kuretase untuk terapi dan diagnosa perdarahan uterus.

Histeroskopi

Histeroskopi adalah tindakan dengan memasukkan peralatan teleskop kecil


kedalam uterus untuk melihat keadaan dalam uterus dengan peralatan ini selain
melakukan inspeksi juga dapat dilakukan tindakan pengambilan sediaan biopsi untuk
pemeriksaan histopatologi. 9

Simple, typical hyperplasia of endometrium. The hyperplastic endometrium consists


in proliferated epithelium with quasi-normal appearing (stratified, tall columnar, or
cuboidal) and proliferated cells in stroma. Often, the glands are dilated (cystic "Swiss
cheese" hyperplasia). (H&E, ob. x10). Diunduh dari
http://reproduksiumj.blogspot.com/2009/10/hyperplasia-endometrium.html.

1
Complex Hyperplasia. Diunduh dari
http://reproduksiumj.blogspot.com/2009/10/hyperplasia-endometrium.html

Terapi

Pada sebagian besar kasus , terapi hiperplasia endometrium atipik dilakukan


dengan memberikan hormon progesteron. Dengan pemberian progesteron,
endometrium dapat luruh dan mencegah pertumbuhan kembali. Kadang kadang
disertai dengan perdarahan per vaginam. Besarnya dosis dan lamanya pemberian
progesteron ditentukan secara individual. Setelah terapi , dilakukan biopsi ulang
untuk melihat efek terapi.9

Umumnya jenis progesteron yang diberikan adalah Medroxyprogetseron


acetate (MPA) 5 10 mg per hari selama 10 hari setiap bulannya dan diberikana
selama 3 bulan berturut turut. 9

2
Pada pasien hiperplasia komplek harus dilakukan evaluasi dengan D & C
fraksional dan terapi diberikan dengan progestin setiap hari selama 3 6 bulan. Pada
pasien hiperplasia komplek dan atipik sebaiknya dilakukan histerektomi kecuali bila
pasien masih menghendaki anak. 9

Pencegahan hiperplasia endometrium

Harus diambil langkah untuk menurunkan resiko hiperplasia endometrium : 9

Penggunaan etsrogen pada masa pasca menopause harus disertai


dengan pemberian progestin untuk mencegah karsinoma endometrium.
Bila menstruasi tidak terjadi setiap bulan maka harus diberikan terapi
progesteron untuk mencegah pertumbuhan endometrium berlebihan.
Terapi terbaik adalah memberikan kontrasepsi oral kombinasi.

Ubah gaya hidup untuk menurunkan berat badan.

A. KURETASE

Definisi

Dilatasi serviks dan kuretase endometrium (D & C) adalah sebuah prosedur


pembedahan di mana leher rahim diperluas menggunakan dilator dan dinding rahim
dikerok dengan kuret, dilakukan untuk diagnosis dan pengobatan berbagai kondisi
rahim. 10

D & C adalah tindakan pembedahan ginekologi yang paling sering. Jika D&C
dikerjakan pada kecurigaan kanker endometrium atau serviks, harus diambil
spesimen dari endoserviks dulu (sebelum sondase dan dilatasi) dan diserahkan

3
terpisah dengan spesimen dari endometrium. Ini adalah kuretase fraksional (kuretase
bertingkat).10

Tujuan

D & C biasanya digunakan untuk memperoleh jaringan untuk evaluasi


mikroskopis untuk menyingkirkan kanker. Prosedur ini juga dapat digunakan untuk
mendiagnosa dan mengobati pendarahan menstruasi berat dan mendiagnosa polip
endometrium dan uterus fibroid . D & C dapat digunakan untuk menghapus jaringan
kehamilan setelah keguguran, aborsi yang tidak lengkap, atau melahirkan , atau
sebagai teknik aborsi awal hingga 16 minggu. Polip endometrium dapat dihilangkan,
dan kadang-kadang tumor jinak rahim (fibroid) dapat hilang.10

Deskripsi

D & C biasanya dilakukan di bawah anestesi umum, meskipun lokal


atau anestesi epidural juga dapat digunakan. Menggunakan lokal anestesi mengurangi
risiko dan biaya, tetapi pasien akan merasakan kram selama prosedur. Jenis anestesi
sering digunakan tergantung pada alasan untuk D & C.10

Untuk memulai prosedur (yang hanya beberapa menit untuk dilakukan),


dokter memasukkan alat untuk terus membuka dinding vagina , dan kemudian meluas
pembukaan uterus sampai vagina ( serviks ). Hal ini dilakukan dengan memasukkan
serangkaian batang runcing, masing-masing lebih tebal daripada yang sebelumnya,
atau dengan menggunakan instrumen khusus lainnya. Proses pembukaan leher rahim
disebut dilatasi .10

Setelah serviks dilatasi, dokter memasukkan perangkat berbentuk sendok yang


disebut kuret ke dalam rahim. Kuret ini digunakan untuk mengikis lapisan
rahim. Satu atau lebih sampel jaringan kecil dari lapisan rahim atau saluran leher

4
rahim akan dikirim untuk analisis dengan mikroskop untuk memeriksa sel-sel yang
abnormal. Walaupun sederhana, teknik yang sedikit lebih mahal seperti
vakum aspirasi dengan cepat menggantikan D & C sebagai metode diagnostik, masih
sering digunakan untuk mendiagnosa dan mengobati beberapa kondisi, terutama bila
dicurigai kanker.10

Indikasi lain: perdarahan yang banyak (erratic bleeding), gagal pengobatan


(failed medical treatment) atau ada temuan kelainan seperti polyp atau tumor rahim
(fibroid).10

Dilatasi dan kuretase adalah teknik tradisional untuk mendapatkan sampel


endometrium untuk pemeriksaan patologis. Namun D dan C telah terbukti
menunjukkan hilangnya sejumlah besar patologi termasuk: 10
polip endometrium

intrauterine mukus fibroid

sedikit daerah endometritis

hiperplasia atau kanker

IUD yang tertinggal

Persiapan

Karena pembukaan leher rahim dapat menyakitkan, obat penenang dapat


diberikan sebelum prosedur dimulai. Pernapasan yang dalam dan teknik relaksasi
lainnya dapat membantu mengurangi kram selama dilatasi serviks .10

Rehabilitasi

Seorang wanita yang telah dilakukan D & C di rumah sakit biasanya bisa
pulang pada hari yang sama atau hari berikutnya. Banyak wanita mengalami sakit

5
punggung dan kram ringan setelah prosedur ini dan mungkin akan mengeluarkan
darah beku kecil dalam satu atau dua hari. Pewarnaan vagina atau pendarahan dapat
terus berlangsung selama beberapa minggu.11

Kebanyakan ibu bisa melanjutkan kegiatan sehari-hari segera. Pasien harus


menghindari hubungan seksual, douching, dan tampon digunakan sedikitnya dua
minggu untuk mencegah infeksi sementara serviks menutup dan untuk
memungkinkan endometrium untuk sembuh sepenuhnya.10

Risiko

Risiko utama setelah prosedur tersebut adalah infeksi. Tanda-tanda infeksi meliputi:10

Demam
Perdarahan berat

Bau cairan vagina seorang wanita harus dilaporkan gejala-gejala tersebut ke


dokter, yang dapat mengobati infeksi dengan antibiotik sebelum menjadi serius.

D & C adalah operasi bedah yang membawa risiko tertentu yang terkait
dengan anestesi umum. Komplikasi jarang termasuk menusuk rahim (yang biasanya
sembuh sendiri) atau menusuk usus atau kandung kemih (yang memerlukan
pembedahan lebih lanjut untuk memperbaiki).11

Komplikasi jarang terjadi, antara lain:10

Perforasi uterus.

Hasil Normal

6
Hasil yang dianggap normal jika tidak terdapat penebalan serta tidak terdapat
pertumbuhan kanker. Penghapusan dinding rahim tidak menimbulkan efek samping,
bahkan menguntungkan. Lapisan rahim biasanya segera tumbuh lagi, sebagai bagian
dari siklus haid .10

Hasil Abnormal

Beberapa jenis penebalan rahim, yang disebut hiperplasia , dianggap


abnormal. Hiperplasia sederhana adalah suatu kondisi jinak di mana lapisan rahim
menjadi lebih tebal dan terdapat lebih banyak kelenjar endometrium . Pada
hiperplasia kompleks, kondisi lain di mana lapisan rahim telah menebal, juga kelenjar
endometrium lebih padat. Dalam 80% kasus kondisi ini akan diperbaiki, dan ada
sedikit risiko kanker. Hanya 1% dari hiperplasia sederhana dan 3% dari hiperplasia
kompleks akan menjadi kanker.10

Hiperplasia atipikal ditemukan lebih serius. Dalam tipe ini endometrium


menebal, sel-selnya abnormal. Dua puluh sembilan persen perempuan
dengan atipikal hiperplasia berkembang menjadi kanker. Bahkan, dalam 17% sampai
25% dari perempuan dengan atipikal hiperplasia yang telah dilakukan
histerektomi dalam waktu satu bulan setelah diagnosis, karsinoma ditemukan di
tempat lain dalam endometrium.10

D&C hampir selalu dikerjakan di ruang periksa atau ruang pembedahan untuk
pasien rawat jalan. Untuk D&C, pasien diletakkan pada posisi litotomi. Meskipun
paling sering digunakan anastetik lokal (misalnya blok paraserviks), kadang-kadang
diperlukan anastesi umum.11

Langkah D&C yang biasa dilakukan adalah sebagai berikut. Ulangi


pemeriksaan panggul. Bersihkan vagina dan perineum dengan antiseptik dan pasang
kain penutup. Masukkan spekulum yang berat ke posterior vagina. Perlihatkan

7
serviks dan kemudian jepitlah dengan tenakulum atau klem Allis. Kuretlah kanalis
endoserviks dengan kuret Kevorkian atau yang serupa. Sondase uterus.10

Untuk wanita yang berusia > 40 tahun wajib (mandatory) dilakukan kuretase
jika mengalami PUD. Kuretase diagnostik memerlukan dilatasi serviks > 8mm
dengan menggunakan kuret tajam kecil secara sistematis, menyeluruh, sampel yang
baik dari semua bagian rongga rahim termasuk daerah ostium tuba. Kuretase
bertingkat dilakukan kuretase pada endoserviks diikuti dengan kuretase endometrium
dengan dua sampel diperiksa secara terpisah.10

D & C bukan sebuah prosedur yang sangat mudah karena hanya sebagian
lapisan rahim sebagai sampel. Oleh karena itu, sangat mungkin untuk kanker yang
akan dihilangkan. Karena itu, pasien dengan hiperplasia atipikal harus dilakukan D &
C lagi dalam tiga atau empat bulan. Menggabungkan histeroskopi dengan D&C dapat
meningkatkan ketepatan diagnosis dalam beberapa kasus. Namun, kombinasi ini tidak
dianjurkan bila diduga karsinoma endometrium karena kemungkinan bahwa
histeroskopi itu sendiri dapat membantu dalam penyebaran kanker melalui saluran
tuba .10

BAB II

ILUSTRASI KASUS

A. IDENTITAS
Nama : Ny. D
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 43 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Jl. Gotong Royong

8
B. ANEMNESA : Tanggal 13 April 2010
1. Keluhan Utama
Keluar darah dari kemaluan

Keluhan Tambahan

Lemas, batuk

2. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang dengan keluhan keluar darah dari kemaluan sejak tujuh hari yang
lalu dan mengganti pembalut hingga 2 kali ( 100 cc). Hari ini darah yang keluar
disertai dengan gumpalan dan tidak terdapat nyeri perut. Sebelumnya pasien juga
mengaku menstruasinya tidak berhenti. Sejak 1 tahun terakhir ini mengalami
menstruasi selama 14 hari. Setiap hari ganti 7x pembalut. Pasien juga mengeluh
batuk sejak dua hari yang lalu, dan bila pasien batuk darah yang keluar semakin
lama semakin banyak. Untuk mengurangi keluhan tersebut pasien hanya
memakai pembalut saja. Pasien sebelumnya sudah pernah dirawat di RS UKI
dengan keluhan yang sama. Selama ini bila haid banyak, lancar, nyeri haid ( + ).

3. Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien pernah dirawat di RS UKI dengan diagnosis uterus myiomatosus,
hiperplasia endometrium, kista fungsional ovarium kanan, anemia gravis,
riwayat menometrhoragia. Terdapat riwayat maag, riwayat alergi, hipertensi dan
diabetes melitus disangkal.

4. Riwayat Penyakit Keluarga


Keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan seperti pasien.

5. Riwayat Menstruasi
Haid pertama umur 13 tahun

9
Sirkulasi haid :

i. Siklus : Teratur, 28 hari


ii. Lamanya : Tujuh hari/bulan
iii. Banyaknya : 2-3 ganti kain/ 150 cc
iv. Sakit saat haid : (+)
6. Riwayat Pernikahan
Ini adalah pernikahan pertama pasien, pada waktu nikah pasien berumur 25
tahun dan telah berlangsung 18 tahun

7. Riwayat Obstetri
Pasien mempunyai 4 orang anak. Anak pertama lahir pada tahun 1994 dengan
panjang 38 cm dan berat 2600 gram, jenis kelaminnya laki-laki, lahir dengan
bantuan dokter. Anak kedua lahir pada tahun 1995 dengan panjang 40 cm dan
berat 3100 gram. jenis kelaminnya laki-laki, lahir dengan bantuan dokter. Anak
ketiga lahir pada tahun 1998 dengan panjang 40 cm dan berat 2700 gram. jenis
kelaminnya laki-laki, lahir dengan bantuan bidan. Anak keempat lahir pada tahun
2000 dengan panjang 40 cm dan berat 3000 gram. jenis kelaminnya laki-laki,
lahir dengan bantuan bidan.

8. Riwayat Keluarga Berencana


Pasien tidak menggunakan KB

9. Riwayat Operasi
Disangkal pasien
10. Riwayat Kebiasaan Psikososial
Pasien tidak merokok dan minum alkohol

C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Generalis

10
Keadaan umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Compos mentis

Tanda-tanda Vital

Tekanan darah : 130/80 mmHg


Frekuensi nadi : 66 x/menit
Suhu : 35,8 C
Frekuensi napas : 20 x/menit
Mata : Conjungtiva anemis +/+, sklera tidak ikterik

Thoraks

Cor : BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (-)


Pulmo : BND vesikuler, Rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen : Bising usus 4x/menit

Ekstremitas : Akral hangat, oedema tungkai -/-

Genitalia : Keluar darah 25 cc, Fluor (-)

2. Status Ginekologi
Abdomen

Inspeksi : Perut tampak datar


Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), defence muscular (-)
Perkusi : Timpani, nyeri ketok (-)
Auskultasi : Bising usus 4x/menit
Genital

Inspekulo :

11
V-U-V : Rugae(+), massa(-), agak hiperemis, fluksus (+), fluor
()
Portio : Portio sebesar bola ping-pong, hiperemis (-), erosi (+),
OUE menutup
VT : Rugae (+),Portio lunak
Ukuran uterus : sebesar telur bebek

Adneksa parametrium ki-ka nyeri (-), massa (-)

Cavum douglasi tidak menonjol

Nyeri goyang (-)

D. LABORATORIUM
Hb : 8,8 gr/dl

Leukosit : 5,8 ribu/l

Ht : 27,7 %

Trombosit : 415 ribu/ l

Masa perdarahan : 3 menit

Masa pembekuan : 15 menit

Masa protrombin : Kontrol : 12 detik

Pasien : 15 detik

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG :

12
Uterus retrofleksi, 10,64 cm x 6,12 cm x 8,30 cm, GS (-), endometrium tebal
( 2,42 cm )

Kesan : Uterus miomatosus, hiperplasia endometrium, kista folikel ovarium kanan

13
F. RESUME
Pasien datang dengan keluhan keluar darah dari kemaluan sejak tujuh hari yang lalu.

Dari pemeriksaan fisik didapatkan :

Genital

Inspekulo
V-U-V : Agak hiperemis, fluksus (+)
Portio : Portio sebesar bola ping-pong, erosi (+), OUE
menutup
VT : Rugae (+),Portio lunak
Ukuran uterus : sebesar telur bebek, Adneksa
parametrium ki-ka, nyeri (-), massa (-), Cavum
douglasi tidak menonjol, Nyeri goyang (-)

Dari pemeriksaan penunjang didapatkan :

USG : Uterus retrofleksi, 10,64 cm x 6,12 cm x 8,30 cm, GS (-), endometrium


tebal (2,42 cm)

G. DIAGNOSIS
Uterus miomatosus + hiperplasia endometrium + menometroragia

H. PENATALAKSANAAN
1) Rawat inap
2) Periksa H2TL, MP 3
3) IVFD
II RL

14
II Dx 5 % dalam 24 jam

4) mm/ Biosanbe 2x1 tab

Transamin 3 x 500 mg

Becom- C 1x1 tab

Amoxan 3 x 500 mg

R/ Kuretase bertingkat

Puasa 6 jam preoperatif

1 jam preoperatif diberi Taxegra 1 gram (IV)

I. PROGNOSIS
Ad Vitam : Bonam

Ad Functionum : Dubia ad bonam

Ad Sanationum : Dubia ad malam

J. LAPORAN OPERASI
Uraian Tindakan Operasi :

1. Pasien tidur terlentang dengan posisi litotomi dan narkose


2. Dilakukan asepsis dan antisepsis pada genitalia eksterna, vagina dan portio
3. Dipasang doek steril di kedua tungkai dan daerah lapangan operasi.
4. Dipasang spekulum sims pada vagina posterior dan anterior. Bibir anterior
portio dijepit dengan koegel tang pada arah jam 12.00.
5. Spekulum sims pada vagina anterior dilepas

15
6. Dilakukan sondasi uterus dan didapatkan cavum uteri 11 cm dan uterus pada
posisi retroflexi
7. Dilatasi canalis servikalis dengan busi hegar No VI-IX
8. Dilakukan kuretase endocervix secara sistematis searah jarum jam dimulai
dari arah jam 12.00 dengan menggunakan sendok kuret tajam. Didapatkan
jaringan dari endocervix secukupnya. Endocervix tebal, putih, mengkilat dan
tidak rapuh. Hasil jaringan endocervix dimasukkan dalam botol I berisi
formalin untuk diperiksa ke PA.
9. Dilakukan kuretase endometrium secara sistematis searah jarum jam dimulai
dari arah jam 12.00 dengan menggunakan sendok kuret tajam. Didapatkan
jaringan dari endometrium secukupnya. Endometrium tebal, putih, mengkilat
dan tidak rapuh. Hasil jaringan endometrium dimasukkan dalam botol II berisi
formalin untuk diperiksa ke PA.
10. Dilakukan sondase ulang panjang corpus 11 cm
11. Pendarahan 50 cc
12. Koegel tang dan spekulum sims dilepaskan.
13. Dilakukan asepsis anti sepsis pada regio genitalia eksterna dan sekitarnya.
14. Perdarahan per vaginam pasca kuretase negatif.

16
K. FOLLOW UP
Tanggal 13 April 2010, pukul 19.00 WIB

S/ Keluar darah dari kemaluan, lemas, pusing

O/ Status Generalis

Kesadaran umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Compos mentis

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 72 x/menit

RR : 18 x/menit

Suhu : 36,6 oC

Mata : Konjungtiva anemis +/+, sklera ikterik -/-

Thoraks : Cor : BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (-)

Pulmo : BND vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-

Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), cappilary refill < 2

Status Ginekologi

Abdomen
Inspeksi : Perut tampak datar
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), defense muscular (-)
Perkusi : Timpani, Nyeri ketok (-)
Auskultasi : Bising usus 4x/menit
Genitalia : Fluksus 10 cc, flour (-)

17
A/ Uterus miomatosus + hyperplasia endometrium + menometroragia
P/ Diet : TKTP
IVFD : II RL
II Dextrose 5 %
Mm/ Amoxan 3 x 500 mg ( hari pertama )
Biosanbe 2x1 tab
Transamin 3x 500 mg
Becom C 1x 1 tab

Rencana kuret bertingkat tanggal 14 April 2010, pukul 13.00


Puasa 6 jam pre op, 1 jam pre op diberi Taxegram 1 gr.

Tanggal 14 April 2010, pukul 6.30 WIB

S/ Keluar gumpalan darah sebanyak 3 x dari kemaluan, lemas, BAK lancar BAB
(+)

O/ Status Generalis

Kesadaran umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Compos mentis

Tekanan darah : 120/90 mmHg

Nadi : 69 x/menit

RR : 20 x/menit

Suhu : 36,3 oC

Mata : Konjungtiva anemis +/+, sklera ikterik -/-

Thoraks : Cor : BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (-)

18
Pulmo : BND vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-

Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), cappilary refill < 2

Status Ginekologi

Abdomen
Inspeksi : Perut tampak datar
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), defense muscular (-)
Perkusi : Timpani, Nyeri ketok (-)
Auskultasi : Bising usus 2 x/menit
Genitalia : Fluksus 150 cc, flour (-)

A/ Uterus miomatosus + hyperplasia endometrium + menometroragia


P/ Diet : Puasa 6 jam pre OP mulai jam 7.00
IVFD : II RL
II Dextrose 5 % 24 Jam
Mm/ Amoxan 3 x 500 mg ( hari kedua )
Biosanbe 2x1 tab
Transamin 3x 500 mg
Becom C 1x 1 tab
1 jam pre op Taxegram 1 gr

Hasil laboratorium tanggal 14 april 2010


Hb :9,8 gr/dl
Leukosit : 4,900 / l
Trombosit : 387 ribu / l
Ht : 31,5 %

19
Tanggal 14 April 2010, pukul 14.00 WIB

Telah dilakukan curetage bertingkat a.i uterus miomatosus + hyperplasia


endometrium + menometroragia. Sebelum curet, sondase cavum uteri 11 cm,
retroflexi. Endoservix tebal, putih mengkilap, tidak rapuh ( botol 1 ). Endometrium
tebal putih mengkilap, tidak rapuh ( botol 2 ). Sondase pasca curettage cavum uteri 11
cm, retroflexi, perdarahan (-).

Instruksi / planning :
Ciprofloxan 2 x 500 mg
Biosanbe 2 x 1 cap
Besok boleh pulang : control Rabu 21 April 2010

Tanggal 14 April 2010, pukul 20.15 WIB

S/ Pusing, sakit tenggorokan karena batuk, BAK lancar, flatus (-), BAB (-),

O/ Status Generalis

Kesadaran umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Compos mentis

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 68 x/menit

RR : 25 x/menit

Suhu : 36,4 oC

Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-

Thoraks : Cor : BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (-)

20
Pulmo : BND vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-

Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), cappilary refill < 2

Status Ginekologi

Abdomen
Inspeksi : Perut tampak datar
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), defense muscular (-)
Perkusi : Timpani, Nyeri ketok (-)
Auskultasi : Bising usus (-)
Genitalia : Tampon (+), rembesan darah (-)

A/ Pasca kuretase bertingkat a.i uterus miomatosus + hyperplasia endometrium,


menometroragia

P/ Diet : Biasa
IVFD : Aff
Mm/ Amoxan 3 x 500 mg ( hari kedua )
Biosanbe 2x1 tab
Kalnex 3 x 500 mg

Hasil laboratorium tanggal 14 april 2010


Hb :9,8 gr/dl
Leukosit : 4,900 / l
Trombosit : 387 ribu / l
Ht : 31,5 %

21
Tanggal 15 April 2010, pukul 6.30 WIB

S/ Pusing, BAB (-), flatus (+), BAK lancar

O/ Status Generalis

Kesadaran umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Compos mentis

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 64 x/menit

RR : 24 x/menit

Suhu : 36,3 oC

Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-

Thoraks : Cor : BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (-)

Pulmo : BND vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-

Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), cappilary refill < 2

Status Ginekologi

Abdomen
Inspeksi : Perut tampak datar
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), defense muscular (-)
Perkusi : Timpani, Nyeri ketok (-)
Auskultasi : Bising usus 2 x/menit
Genitalia : Bercak darah (+)

22
A/ Pasca kuretase bertingkat a.i uterus miomatosus + hyperplasia endometrium,
menometroragia

P/ Diet : Biasa
Mm/ Ciprofloxacin 2 x 1 gr
Biosanbe 2x1 tab

Tanggal 15 April 2010, pasien menyatakan menolak untuk melakukan pemeriksaan


jaringan PA.

23
BAB III
DISKUSI

Pada kasus ini hasil diagnosa yaitu uterus miomatosus dengan hiperplasia
endometrium dan menometrhoragia didapat berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Dari anamnesis pasien mengaku keluar darah dari kemaluan sejak tujuh hari
yang lalu dan mengganti pembalut hingga 2 kali ( 100 cc) menandakan adanya suatu
kelainan pada uterus yang kemungkinan besar disebabkan oleh hiperplasia
endometrium. Pasien juga berusia 43 tahun, hal ini sesuai dengan literatur yang
mengatakan bahwa pada kasus uterus miomatosus paling sering ditemukan pada usia
35-45 tahun. Pada anamnesis juga didapatkan keluhan keluar darah dan haid yang
banyak dan memanjang (14 hari) sejak 1 tahun, hal ini sesuai dengan kepustakaan
bahwa gejala yang paling sering ditemukan pada pasien uterus miomatosus adalah
menometrorhagia. Pada kasus ini pasien juga mengeluh lemas hal ini kemungkinan
besar disebabkan oleh perdarahan yang keluar melalui kemaluannya.

Berdasarkan pemeriksaan fisik, didapatkan konjungtiva anemis, hal ini


disebabkan oleh adanya perdarahan pervaginam yang banyak sehingga pasien
mengalami anemia. Selain itu juga pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb
pasien 8,8 gr/dl yang juga disebabkan oleh perdarahan uterus yang berlebihan, hal ini
mendukung diagnosa uterus miomatosus. Pada pemeriksaan dengan memakai sonde
uterus didapatkan panjang cavum uterusnya adalah 11 cm, hal ini menguatkan
diagnosa uterus miomatosus, karena ukuran uterusnya berada antara 9-12 cm.

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah USG, didapatkan


endometrium lebih tebal yaitu 2,42 cm yang menandakan adanya hyperplasia
endometrium.

24
Kemudian dilakukan tindakan curettage betingkat untuk mendapatkan
diagnostik yang pasti penyebab dari perdarahan pervaginam yang dialami oleh
pasien, selain itu curettage bertingkat juga berguna sebagai terapi pada untuk
menghentikan perdarahan pada pasien ini.

Sayangnya pasien tidak bersedia untuk dilakukan pemeriksaan patologi


anatomi yang diharapkan dapat menjelaskan penyebab terjadinya perdarahan
pervaginam yang abnormal pada pasien, apakah disebabkan oleh hiperplasia
endometriumnya atau adanya suatu keganasan pada uterus pasien. Hal ini disebabkan
oleh masalah ekonomi yang dihadapi oleh pasien yang pekerjaannya seorang ibu
rumah tangga dan suami pasien telah meninggal dunia.

25
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Mioma uteri adalah suatu tumor jinak yang tumbuh dalam otot uterus.
Tumor ini paling sering ditemukan pada wanita umur 35 45 tahun
(kurang lebih 25%) dan jarang pada wanita 20 tahun dan wanita post
menopause.
Salah satu gejala yang paling sering pada mioma uteri adalah
menometroragia.
Diagnosis pasti mioma uteri dengan USG dan penanganan mioma utieri
adalah dengan konservatif dan operatif.
Keluhan utama hiperplasia endometrium adalah perdarahan uterus yang
abnormal. penatalaksanaan hyperplasia endometrium salah satunya
dengan curettage bertingkat
Curettage bertingkat sangat bermanfaat dalam menentukan diagnostik
dan terapi

Saran
Sebaiknya dilakukan pemeriksaan patologi anatomi karena sangat
bermanfaat dalam menentukan diagnosis dan terapi selanjutnya
Memperbaiki gaya hidup
Usahakan selalu rutin kontrol ke dokter spesialis untuk mencegah
komplikasi tindakan dan perkembangan penyakit yang diderita.

DAFTAR PUSTAKA

26
1. Yuad H., 2007. Miomectomi Pada Kehamilan. Diunduh dari :
http://www.ksuheimi.blogspot.com. Accested : March 01, 2008.
2. Santoso, 2007. Mioma Uteri. Diunduh dari :
http://www.pinkerzzz03.blogspot.com. Accested : March 01, 2008.
3. Jevuska O, 2007. Mioma Geburt. Available from :
http://www.oncejevuska.blogspot.com. Accested : March 01, 2008.
4. Antoni S, 2008. Sekilas tentang Tumor (Myoma) Rahim . Available from :
http://www.klinikandalas.wordpress.com. Accested : March 02, 2008.
5. Suwiyoga K, 2003. Mioma Uterus dalam Buku Pedoman Diagnosis-Terapi
dan Bagan Alir Pelayanan Pasien. SMF Obsgin FK UNUD RS Sanglah,
Denpasar. 201-206
6. Sutoto J. S. M., 2005. Tumor Jinak pada Alat-alat Genital dalam Buku Ilmu
Kandungan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirodihardjo, Jakarta.338-345
7. Marjono B. A, 2008. Tumor Ginekologi. Available from :
http://www.geocities.com. Accested : March 02, 2008.
8. Edward E, 2007. Uterine Miomas : Comprehensive Review. Available from :
http://www.gynalternatives.com. Accested : March 02, 2008.
9. Widjanarko 2007, Ginekologi, Kelainan Uterus, Diunduh Dari:
http://reproduksiumj.blogspot.com/2009/10/hyperplasia-endometrium.html, 16
April 2010
10. Conrad, M.S, 2008, Dilation and Curettage (D&C), Diunduh dari :
http://www.medicinenet.com/dilation_and_curettage/article.htm, 16 April 2010

27

Anda mungkin juga menyukai