PERTUMBUHAN EPIDERMIS
1
PERTUMBUHAN DAN DIFERENSIASI EPIDERMIS
MIGRASI LATERAL
STRATIFIKASI
Stem sel folikuler berlokasi didaerah bulge dan pada mulanya di duga
berfungsi sebagai reservoir utama dari stem sel untuk epidermis interfolikuler.
Akan tetapi, sekarang tetapi , sekarang sudah di ketahui dengan jelas bahwa
epidermis interfolikuler dan bulge folikel rambut mengandung populasi stem sel
terpisah dan berbeda , yang masing-masing bertanggung jawab atas
pemeliharaa populasi keratinosit nya yang berdiferensiasi secara terminal.stem
sel bulge ternyata tidak memberi kontribusi kepada epidermis interfolikuler
selama periode homeostasis. Sel-sel progenitor bermigrasi dari bulge folikuler
ketempat luka epidermis interfolikuler tetapi migrasi tampak nya melibatkan sel-
sel TA, dan keberadaannya pada epidermis baru ternyata sifatnya sementara dan
berumur singkat. Juga di tunjukka baru-baru ini bahwa stem sel yang berasal dari
4
sumsum tulang tidak berfungsi secara adekuat sebagai sumber keratinosit
interfolikuler selama homeostasis keadaan mantap atau setelah terjadinya luka
MEDIATOR PENGATURAN
Ada beberapa jalur yang terlibat dalam homeostasis dan fungsi stem sel.
P63 di duga terlibat dalam pemeliharaan stem sel epidermis, Walaupun
rinciannya belum jelas.
5
akhir bukan sel yang berdiferensiasi normal, disebabkan adanya mutasi genetik
ganda, proses pertumbuhan kanker pada banyak kasus ternyata merekapitulasi
prosesi stem sel sel TAsel yang terdiferensiasi yang terjadi selama
homeostasis jaringan normal. Seperti halnya pada jaringan normal hanya
sebagian kecil dari populasi tumor (stem sel kanker) yang memepertahankan
kapasitas untuk proliferasi jangka panjang. Stem sel kanker timbul secara
perlahan-lahan dari stem sel normal seiring berjalannya waktu, karena yang
hanya tetap bertahan di dalam organ selama berbulan-bulan dan bertahun-tahun
yang diperlukan untuk mendapatkan mutasi genetik ganda yang di butuhkan
untuk menimbulkan keganasan.
TERAPI GEN
6
Homologi sekuensi dan substruktur gen ( jumlah dan posisi intron)
menunjukkan dua kelompok keratin yang berbeda dengan ukuran yang kira-kira
sama, yang dinotasikan sebagai gen tipe IF I dan II. Pada Homo sapiens,gen
keratin tipe I dan II fungsional menumpuk masing-masing pada cabang panjang
kromosom 17 dan 12. Gen keratin sangat terlestarikan pada mamalia, Pada
tingkat susunan, struktur,sekuensi dan pengaturannya. Filamen filamen yang
sudah matur mengandung keratin tipe I dan II dengan ratio molar 1: 1.
Persyaratan ini mendasari transkripsi terkoordinasi dari gen keratin tipe I dan II.
Anehnya, sebagaian besar gen keratin tipe I dan tipe II diatur dengan cara
berpasangan, terkait tipe jaringan dan terkait-diferensiasi. Ini digambarkan
dengan sangat jelas pada epitelium seperti epidermis. Dengan memperhatikan
jumlahnya yang besar, pengaturan difefensial dan kemudahan deteksi,Mrna
keratin dan protein merupakan penanda penanda yang tidak paralel untuk
penentuan tahap dan diferensiasi sel-sel epitelial, dalam kondisi sehat dan
kondisi sakit.
8
Gen tipe II lainnya, K2, diekspresikan pada tahap diferensiasi lebih lanjut
(yaitu, lapisan granular)
9
mekanisme non otonom sel sementara K17 mengatur secara otonom
selsintesa protein dan ukuran sel dalam keratinosit proksimal luka. Keratin
mempengaruhi distribusi pigmen melanin dan dengan demikian
mempengaruhi pigmentasi kulit. Pada epitelium yang terpolarisasi ,IF
keratin berdampak pada distribusi organela-organela yang menentukan
rute protein membran bagian luar spesifik , dan respon terhadap stres.
Fungsi keratin yang baru didefinisikan ini, yang baru mulai dipahami,
melibatkan interaksi yang diatur antara protein keratin dan protein non
sitoskeletal, di mana banyakmemberikan peranan utama dalam jalur
pengiriman sinyal spesifik. Gangguan atas fungsi ini bisa memegang
peranan dalam patogenesis penyakit yang terkait dengan mutasi gen IF.
Penemuan fungsi keratin baru ini memberi kesempatan untuk lebih dapat
memahami keanekaragaman dan pengaturan tergantung konteks gen IF
dan proteinnya.
10
memberi kontribusi yang signifikan terhadap sifat-sifat fisikokimia dari
kompartemen stratum korneum. Stabilitas CE yang luar biasa sebagian besar
merupakan hasil dari besarnya jumlah ikatan isopeptida -(--glutamyl)-lysin
antara unsur-unsur primernya, yang dikuatkan lebih lanjut oleh jembatan
disulfida. Ikatan isopeptida ini dikatalisasi oleh transglutaminase, suatu famili
enzim yang tergantung-kalsium. Aspek luar dari CE terikat secara kovalen
dengan seramid dan lipid khusus lainnya yang diroduksi oleh, dan disekresikan
dari, keratinosit granular yang terdifernsiasi, sementara bundle-bundle bear IF
keratin yang terbungkus rapat sekali dan berikatan silang pada aspek bagian
dalamnya.
KESIMPULAN
Dalam bab ini, telah kita bahas konsep sel stem, yang memegang
peranan utama pada epidermis, folikel rambut dan semua jaringan lain
yang memiliki kemampuan pembaruan-diri. Walaupun sel-sel stem
folikular bisa menghasilkan sel-sel TA yang berpartisipasi dalam perbaikan
epidermis, namun epidermis ternyata memiliki populasi sel stem sendiri
yang berbeda dari sel-sel folikular. Juga telah kita bahas perubahan
kertain selama diferensiasi epidermis. Telah dipahami dengan jelas bahwa
keratin tipe I dan tipe II spesifik diekspresikan bersamaan sebagai
pasangan-pasangan yang terkait dengan berbagai bentuk penyakit lepuh
kulit; akan tetapi, implikasifungsionaldari keratin-keratin yang berbeda ini,
bukan hanya dalam hal peranan struktural, tatapi juga dalam hal
keterlibatan sejatinya dalam penghantaran sinyal dan pengangkutan
organella, baru mulai dipahami. Dibutuhkan studi tambahan agar lebih
dapat memahami peranan sel stem dan sel TA dalam proliferasi dan
homeostasisepidermis; bagaimana lingkungan mikro niche memelihara
sel-sel stem epidermis; hubungan rinci antara sel-sel stem epitelial
folikular epidermis dan rambut dan kontribusi relatipnya kepada penyakit
kulit seperti psoriasis dan neoplasma kulit seperti karsinoma sel basal dan
sel skuamosa; dan bagaimana filamen-filamen keratin berfungsi, pada
tingkat atom, pada epidermis normal dan sakit.
13
Gbr. 44-4. Filamen keratin dan epidermis interfolikular. A. Visualisasi filamen, direkontruksi in vivo dari
K5&K14 manusia, melalui pewarnaan negatif dan mikroskop elektron (Bar=150 nm). B. Double labelling
dari keratin (kromofor merah) & desmoplakin, suatu komponen desmosom (kromofor hijau), melalui IF
tak langsung dari kultur sel epidermis manusia. Filamen keratin intermediate tersusun dalam jaring yang
menjangkau keseluruhan sitoplasma & melekat pada hubungan desmosom sel sel (kepala panah)
diantara sel (Bar=~50 nm). C. Potongan melintang histologis epidermis batang tubuh manusia yang
melekat-resin, menunjukkan lapisan sel basal (B), spinosa(S), granular(G), korneum(C) (Bar=~50 nm).
D&E. Perbedaan distribusi epitop keratin pada potongan melintang jaringan kulit manusia (sama spt gbr
E) spt yg diperlihatkan melalui metode deteksi berdasarkan-Ab. D. K10 terutama terkonsentrasi pada
lapisan suprabasal epidermis yg berdiferensiasi. Garis putus-putus menunjukkan lamina basalis. E. K14
terjadi pd lapisan basal, dimana sel progenitor epidermis berada (Bar=~50 nm). F. Ultrastruktur dari
batas antara sel basal & suprabasal dalam epidermis tubuh tikus, spt terlihat melalui transmisi
mikroskop elektron rutin. Sebagai contoh, darimana mikrograf ini diperoleh, sama seperti gambar
C.Kumpulan filamen keratin sebagai bundle longgar berhubungan dengan ekspresi K5-K14 dlm sel basal
(tanda kurung besar), sementara pembentukan bundle filamen yang lebih padat menggambarkan onset
14
Gbr.44-3. Keluarga gen keratin manusia A. Perbandingan struktur pimer
keratin manusia menggunakan perangkat lunak Clustal w dan
Tree View. Berhubungan terbalik dengan panjang garis
penghubung berbagai sekuensi, dan terhadap jumlah dan posisi
cabang titik. Perbandingan ini dibuat menggunakan sekuensi,
dari kepala dan tengah domain batang untuk tipe keratin.
Beberapa keratin di keluarkan dengan tujuan tertentu. Dua
cabang utama terlihat di tunjukkan pada pohon ini, sesuai
dengan sekuensi tipe I dan tipe II. Diluar dikotom ini , setiap sub
tipe selanjutnya di pisahkan menjadi sub grup utama (warna
yang berbeda) B. Kumpulam gen fungsional keratin tipe I, semua
yang berkelompok pada kromosom 17 manusia, kecuali kerati
B K18 (lihat C) Yang berlokasi pada batas telomerik (Tel) klaster gen
tipe II. Sejumlah besar gen yang menyandi protein terkait
keratin (KAPs) memotong klaster gen tipe I, diantara KRT 40 dan
KRT 33 A C.Kumpulan gen keratin tipe II fungsional pada 15
kromosom 12 manusia. Gen K8 dan K18 dipisahkan oleh 450000
pasamgam basa. D.Gambaran skematik struktur domain
tripartite bersama dengan semua protein keratin dan protein
filamen intermediate lainnya. Domain batang heliks sentral
PERTUMBUHAN DAN DIFERENSIASI
EPIDERMIS
Stanley J.Miller
Tung-Tieng Sun
Pierre A.Coulumbe
16
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN KULIT DAN
KELAMIN
FK USU-RSUP H.ADAM MALIK RSU Dr.PIRNGADI
MEDAN
2010
17