Anda di halaman 1dari 4

BIOLOGI IMAN

Penemuan mutakhir yang amat mengagumkan ialah


diketahuninya sentra di otak yang aktif disebabkan keimanan
dan ibadah yang berfungsi untuk menyeimbangkan peran
kejiwaan dan fisik. Hal tersebut menetapkan prinsip penciptaan
bahwa iman adalah fitrah yang tertanam dalam jiwa manusia.
Jiwa yang khusyuk yang mempunyai iman yang kuat akan
mempengaruhi kesehatan jiwa dan fisiknya.
iman kepada Allah dan beribadah kepada-Nya merupakan
dorongan fitrah yang memiliki mekanisme dan berpusat di otak
manusia. Bila seseorang tidak piawai dalam
mengoperasikannya maka ia telah dengan sengaja untuk tidak
berbeda dengan hewan yang mengakibatkan kehilangan
keseimbangan jiwa dan fisik. Yang amat mengagumkan lagi
ialah bahwa pengoperasian mekanisme tersebut sesuai dengan
arahan-arahan agama yang mencerminkan gambaran yang
amat sempurna, konprehensif dan bersih, sebagaimana yang
tertuang dalam Al-Qur'an Al-Karim sebagai manhajul hayah
(konsep hidup).
Kepercayaan kepada Allah adalah desain dasar (design in built)
yang sudah ada dalam otak. Sebab itu, tidak mungkin
seseorang dapat terlepas darinya kecuali dengan pura-pura
buta terhadap fitrah yang lurus yang menjadikan manusia
terdorong untuk beragama sepanjang sejarah.
Pengingkaran terhadap kecenderungan keimanan tersebut
berarti mengabaikan kekuatan/kemampuan yang dahsyat yang
berkembang sehingga memungkinkan seseorang mengenal
kekuasaan Allah dengan berfikir dan meneliti ciptaan-Nya.
Menurut Prof. Andrew Newberg, bahwa manusia dapat
dikatakan diarahkan oleh satu kekuatan terhadap agama
(religion for wired-hard). Sebaliknya, penelitian ilmiah sama
sekali tidak mungkin menceritakan kepada kita secara
langsung akan Dzat Allah... Akan tetapi ia dapat menceritakan
kepada kita bagaimana Dia (Allah) mencipatakan manusia agar
kita mengenal-Nya dan beribadah kepada-Nya.
beribadah kepada Allah adalah tugas, sedangkan beriman
kepada-Nya adalah tuntutan alamiiah sama halnya dengan
makan dan minum. Otak manusia bukan hanya sebuah alat
sebagai chip yang bertugas untuk beriman kepada Allah. Akan
tetapi ia juga disiapkan untuk melaksanakan tugas ibadah
untuk menjaga keselamatan jiwa dan fisik (physicist and
physic) dengan arahan-arahan praktek aktif melalui sistematika
saraf dan hormone yang saling terikat.
Akhlak, tingkah laku, perbuatan fisik seorang mukmin, atau
fungsi biologis tubuh manusia mukmin dipengaruhi oleh
imannya. Hal itu karena semua gerak dan perbuatan kita, baik
yang dipengaruhi oleh kemauan, seperti makan, minum,
berdiri, melihat, dan berpikir, maupun yang tidak dipengaruhi
oleh kemauan, seperti gerak jantung, proses pencernaan, dan
pembuatan darah, tidak lebih dari serangkaian proses atau
reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh. Organ-organ tubuh
yang melaksanakan proses biokimia ini bekerja di bawah
perintah hormon yang diproduksi oleh kelenjar hipofise yang
terletak di samping bawah otak. Pengaruh dan keberhasilan
kelenjar hipofise ditentukan oleh gen (pembawa sifat) yang
dibawa manusia semenjak ia masih berbentuk zigot dalam
rahim ibu. Dalam hal ini iman mampu mengatur hormon dan
selanjutnya membentuk gerak, tingkah laku, dan akhlak
manusia.

Jika karena terpengaruh tanggapan, baik indera maupun akal,


terjadi perubahan fisiologis tubuh (keseimbangan terganggu),
seperti takut, marah, putus asa, dan lemah, maka keadaan ini
dapat dinormalisir kembali oleh iman. Oleh karena itu, orang-
orang yang dikontrol oleh iman tidak akan mudah terkena
penyakit modern, seperti stress, darah tinggi, diabetes dan
kanker.

Sebaliknya, jika seseorang jauh dari prinsip-prinsip iman, tidak


mengacuhkan asas moral dan akhlak, merobek-robek nilai
kemanusiaan dalam setiap perbuatannya, tidak pernah ingat
Allah, maka orang yang seperti ini hidupnya akan diikuti oleh
kepanikan dan ketakutan. Hal itu akan menyebabkan tingginya
produksi adrenalin dan persenyawaan lainnya. Selanjutnya
akan menimbulkan pengaruh yang negatif terhadap biologi
tubuh serta lapisan otak bagian atas. Hilangnya keseimbangan
hormon dan kimiawi akan mengakibatkan terganggunya
kelancaran proses metabolisme zat dalam tubuh kita. Pada
waktu itu timbullah gejala penyakit, rasa sedih, dan
ketegangan psikologis. Dan apabila berlanjut akan
mengakibatkan penyakit hipertensi, penyakit jantung, penyakit
mah dsb.
Demikianlah pengaruh dan manfaat iman pada kehidupan
manusia, ia bukan hanya sekedar kepercayaan yang berada
dalam hati, melainkan juga menjadi kekuatan yang mendorong
dan membentuk sikap dan perilaku manusia dalam aspek
kehidupan

salah satu terapi mendapatkan hati yang tenang atau kondisi


positive thinking adalah dengan senantiasa mengingat Allah
(zikrullah)? Al-Quran menerangkan bahwa hanya dengan
mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. Bila stres dapat
menyebabkan hipertensi, maka hati yang tenang (akibat
zikrullah) tentu akan menenangkan hati. Hati yang tenang
karena selalu berpikir positif ternyata dapat merangsang otak
untuk mengeluarkan hormon yang disebut sistem opioid
endogen atau sistem penenang dalam tubuh. Sistem ini
memiliki berbagai efek. Salah satunya efek pada sistem saraf
otonom simpatetik yang berdampak pada penurunan curah
jantung sehingga jantung berdetak lebih tenteram. Sistem
opioid endogen juga mampu mengeluarkan beragam hormon,
seperti endorphin, enkephalin, dan semacamnya yang
berfungsi sebagai penenang. Pikiran positif yang disebabkan
oleh zikrullah akan menghambat jalur HPA sehingga kadar
kortisol/kalium dalam darah pun akan turun. Tentunya ini
berdampak pula pada turunnya tekanan darah.

rutinitas zikir seperti sholat akan menghasilkan konsentrasi


kesadaran yg semakin intens, atau kemampuan untuk
menguasai fokus mental dengan jernih di setiap saat yang
disebut dengan ihsan. Juga akan meningkatkan hormone
melatonin, pinolin, dmt, yang bermanfaat bagi perkembangan
kesadaran spiritual. memungkinkan terbukanya pintu menuju
alam kesadaran (super kesadaran), kepekaan intuisi (rasa
bathin), kita akan meraskan kekhusukan didalam melakukan
ibadah kepada Allah, dan kita akan merasakan ketenangan
batin, selanjutnya dari segi fisik tubuh kita akan memproduksi
zat-zat yang baik yang dibutuhkan oleh tubuh sehingga terjadi
keseimbangan kimiawi tubuh yang membuahkan kesehatan
jasmani.

Sebagai kesimpulan khutbah kita pada jumat yang berbahagia


ini adalah iman bukan hanya sepenggal kepercayaan atau
keyakinan semata yang ada di dalam hati, tapi iman mampu
mempengaruhi proses metabolisme dalam tubuh kita, segala
sesuatu terpaan, kegalauan didalam kehidupan ini akan
dinormalisir oleh iman dan itu akan membuahkan
tumaninah/ketenangan baik jiwa maupun jasmani.

Anda mungkin juga menyukai