Anda di halaman 1dari 11

Artikel: Cara Efektif Berkomunikasi Dengan Anak

Judul Cara Efektif Berkomunikasi Dengan Anak


Isi

Penulis :

Verawati,S.Psi

Widyaiswara BKKBN Prov. Sulawesi Barat

Pendahuluan

Komunikasi yang terjalin antara ibu dan ayah dengan anak sering
kali tidak berjalan selaras. Padahal, ketidakselarasan komunikasi ini
selanjutnya dapat berdampak pada perilaku anak di masyarakat.
Anak bisa mencari pelarian yang salah di luar rumah (lingkungan)
karena anak merasa bu dan ayahnya tidak dapat mengerti
permasalahan yang dihadapinya. Ketidakselarasan komunikasi
antara ibu-ayah dan anak biasanya disebabkan adanya perbedaan
dunia anak dengan unia orang dewasa. Tentunya bukan anak yang
harus menyesuaikan, melainkan ibu-ayahlah yang seharusnya
memahami.

Terkadang komunikasi orangtua dengan anak tidak terjalin dengan


baik. Kebanyakan orangtua tidak memperhatikan cara komunikasi
dengan anak-anaknya padahal hal tersebut sangat berpengaruh
untuk perkembangannya kelak. Cara komunikasi orangtua akan
memberi dampak pada hubungan orangtua-anak dalam jangka
panjang.

Sebagai orangtua, kita merasa sudah memberikan perhatian dan


kasih sayang cukup. Sering kali kita tidak mau menyadari kesalahan
kita dan cenderung lebih menyalahkan anak atas perbuatannya
tersebut. Hingga akhirnya bisa berakibat fatal dan hal ini tentu akan
sangat merugikan kita maupun anak.

Pengertian Komunikasi

suatu proses penyampaian pikiran dan perasaan melalui bahasa,


pembicaraan, mendengar, gerak tubuh atau ungkapan emosi.

Secara sederhana, komunikasi efektif terjadi apabila orang berhasil


menyampaikan apa yang dimasudkannya. Menurut Tubbs,
(Yusrizal:2005)secara umum, komunikasi dinilai efektif bila
rangsangan yang disampaikan dan yang dimaksudkan oleh
pengirim atau sumber, berkaitan erat dengan rangsangan yang
ditangkap dan dipahami oleh penerima.

Tujuan Komunikasi Efektif Dengan Anak

Penting bagi orangtua untuk mempunyai kemampuan teknik


komunikasi efektif, karena banyak sekali tujuan yang dapat dicapai.
Dan secara garis besar, tujuan komunikasi efektif antara orangtua
dengan anak adalah :

1. Membangun hubungan yang harmonis dalam keluarga


keterbukaan dan mendengar

2. Membuat keluarga mau bicara pada saat menghadapi masalah

3. Membuat keluarga mau mendengar dan menghargai saat


orang bicara

4. Membantu keluarga menyelesaikan masalah

Akan tetapi pada kenyataannya, masih banyak orangtua yang tidak


menerapkan komunikasi efektif dengan anak.Saat anak usia dini
berkomunikasi, berbincang, maupun berdebat dengan kita, sering
kali seorang anak merasa kesal, marah, dan berakhir dengan
keterpaksaan anak menerima pendapat kita. Ini disebabkan sering
kali anak dianggap sebagai orang yang tak tahu apa-apa dan harus
menurut apa kata dan kehendak kita. Hal tersebutlah yang
membuat anak enggan berkomunikasi dengan kita, karena sudah
dapat diketahui hasil akhirnya: anak harus menuruti kehendak ibu
dan ayahnya.

Hal-hal yang sering dilakukan orangtua pada saat berkomunikasi


dengan anak adalah :

1. Lebih banyak bicara daripada mendengar

ini merupakan sifat kebanyakan ibu dan ayah. Kita merasa


lebih mengerti dan lebih berpengalaman daripada anak kita.
Padahal ini dapat membuat anak putus asa dan enggan
menjalin komunikasi yang lebih baik dengan kita.

2. Merasa lebih tahu banyak daripada lawan bicara

Tidak memberi kesempatan kepada anak untuk


mengungkapkan pendapat. Kita cenderung merasa paling
tahu dan paling benar daripada anak

3. Cenderung memberi arahan dan nasihat

Cenderung memberi nasihat dan arahan, tanpa memedulikan


perbedaan masa lalu kita dengan masa anak. Kita cenderung
mengatakan ini boleh atau itu tidak boleh dan mengharuskan
anak mematuhi tanpa menjelaskan alasan dan sebab akibat
jika mereka melakukannya. Tak jarang kita memberikan
alasan yang tidak dipahami anak kita

4. Tidak berusaha untuk mendengar dulu apa yang


sebenarnya terjadi dan apa yang dialami oleh lawan bicara

Tidak mau mendengar dan memahami dahulu masalah yang


dialami anak. Hal ini biasanya lebih dikarenakan keterbatasan
waktu yang kita miliki, sehingga kita enggan berlama-lama
mendengarkan masalah anak kita

5. Tidak memberi kesempatan agar orang lain mengemukakan


pendapatnya

Selalu menyalahkan anak. Jika anak melakukan kesalahan,


kita tidak meminta penjelasan mengapa ia melakukan hal itu
dan mengapa ia tidak boleh melakukan hal itu.

6. Tidak mencoba menerima dahulu kenyataan yang dialami

7. Merasa putus asa dan marah-marah karena tidak tahu lagi


apa yang harus dilakukan

Cara Efektif Berkomunikasi Dengan Anak

Berkomunikasi dengan anak usia dini berbeda dari berkomunikasi


dengan remaja maupun orang dewasa. Pemikiran anak cenderung
lebih sederhana, konkret (nyata), penuh khayal, kreatif, ekspresif2,
aktif, dan selalu berkembang. Untuk itu, ibu dan ayah harus dapat
menyesuaikan cara berkomunikasinya dengan anak-anak (bukan
anak-anak yang harus menyesuaikan dengan ibu dan ayahnya).

Kemampuan dalam komunikasi yang mendasar adalah berbicara


dan mendengar, karena melalui 2 proses ini manusia dapat saling
menyampaikan dan mengetahui apa yang dimaksudkan oleh satu
sama lain. Demikian hajuga halnya orangtua dan anak atau guru
dengan siswa. Ketrampilan orangtua dalam berbicara dan
mendengar harus senantiasa ditingkatkan, karena akan mempunyai
pengaruhyang besar terhadap tumbuh kembang anak.

Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Berkomunikasi Dengan


Anak.

Agar komunikasi yang terjalin antara orangtua dengan anak dapat


efektif, ada 5 hal yang harus diperhatikan, yaitu :

a. Respek
Komunikasi harus diawali dengan saling menghargai,Jika kita
bahkan harus mengkritik atau memarahi anak, maka lakukan
dengan penuh respek terhadap harga diri dan
kebanggaaan anak.

b. Empati
Empati adalah kemampuan untuk menempatkan diri kita pada
situasi dan kondisi yang dihadapi orang lain kemampuan kita
untuk mendengarkan atau mengerti terlebih dulu sebelum
didengarkan atau dimengerti oleh orang lain.

c. Audibel
Audibel berarti dapat didengarkan atau bisa dimengerti
dengan baik . menggunakan kata-kata yang mudah dipahami
oleh anak, tidak menimbukan banyak pemahaman, selain
harus terbuka dan transparan.

d. Jelas
Pesan yang disampaikan harus jelas maknanya, jelas dalam
pengucapannya, tidak terlalu cepat, dengan nada yang tenang,
lembut dan santun. Nada suara tidak tidak terlalu tinggi atau
rendah. Nada yang tinggi cenderung menunjukkan emosi yang
dapat menimbulkan rasa takut dan justru berakibat si anak
tidak dapat mendengarkan apa yang disampaikan orangtua.

e. Rendah Hati

Sikap rendah hati mengandung makna saling menghargai,


tidak memandang rendah, penuh pengendalian diri, ambil
posisi sejajar dengan duduk bersama atau merendahkan tubuh
sejajar dengan anak.

Kiat-kiat berkomunikasi orangtua dengan anak

Kemampuan anak dalam berbicara pada awalnya sangat


dipengaruhi oleh bagaimana orangtua berbicara kepadanya. Agar
anak-anak memahami apa yang disampaikan orangtuanya, ketika
berbicara dengan anak. Orangtua sebaiknya memperhatikan teknik
atau kiat dalam berkomunikasi dibawah ini :

1. Dengarkan dulu apa yang diungkapkan anak, untuk itu


orang tua harus:

- Membuka dan menerima keadaan anak apa adanya

- Peka dan memperhatikan sungguh-sungguh


ungkapan, percakapan, nada suara, gerakan.

- Sabar mau mendengar pernyataan anak.

- Jangan memutus pembicaraan anak


2. Pahami perasaan anak

Dengan kita mendengarkan ungkapan perasaan anak berarti,


mengurangi emosi anak, merangsang kemampuan berbicara.

Caranya orangtua harus :

- Ikut merasakan kesedihan, kegelisahan, dan


kesenangan anak

- Mendorong anak untuk mengungkapkan perasaan

- Pahami apa yang diharapkan, dipikirkan, dicemaskan


anak

- Bantu anak untuk dapat memecahkan permasalahan


dari sudut pandang anak

- Gunakan bahasa tubuh dengan menepuk, membekai,


mendekap.

- Membaca bahasa isyarat tubuh (perilaku anak).

3. Mendengarkan aktif.

Proses mendengar aktif tidak sekedar menggunakan telinga


sebagai indera pendengaran, namun melibatkan seluruh
anggota tubuh dan hati didalamnya.

Untuk membangun anak dalam hubungan sosialnya dan


kepercayaan dirinya. Penting bagi orangtua untuk mempunyai
kemampuan mendengar aktif ini karena :

- Merupakan cara untuk mencoba melihat masalah dari


sudut pandang anak

- Ini menanggapi perasaan yang muncul dibalik kata-kata


yang diungkapkan oleh anak
- Tidak ada kesan menghakimi

- Tidak meremehkan anak

Setelah memastikan bahwa anak merasa orangtua


memahami apa yang dirasakan anaknya, barulah kemudian
saran, motivasi atau penguatan dapat diberikan.

4. Gunakan pesan Saya bukan pesan kamu

Salah satu teknik komunikasi yang dapat digunakan orangtua


untuk memberitahu anak apa yang dirasakan oleh orangtua
mengenai suatu situasi adalah dengan menggunakan kalimat
yang berfokus pada saya (perasaan orangtua).

Pesan Saya lebih menekankan perasaan dankepedulian


orang tua sebagai akibat perilaku anaksehingga anak belajar
bahwa setiap perilaku mempunyai akibat terhadap orang lain.

Kalimat yang digunakan harus mengandung 3 hal, yakni :

- Saya merasa ................... (sebutkan perasaan yang


sedang dialami saat itu)

- Ketika atau jika ................ (beritahukan apa yang


menyebabka anda merasa seperti itu)

- Saya ingin ........................ (beritahukan apa yang anda


ingin anak sebaiknya lakukan)

Kekeliruan dalam berkomunikasi


- Bicara tergesa-gesa

- Tidak kenal diri sendiri

- Lupa bahwa setiap individu itu unik

- Perbedaan antara kebutuhan dan kemauan

- Tidak membaca bahasa tubuh

- Tidak mendengar perasaan

- Menggunakan 12 gaya arogansi:

1. Memerintah

2. Menyalahkan

3. Meremehkan

4. Membandingkan

5. Mencap

6. Mengancam

7. Menasehati

8. Membohongi

9. Menghibur

10. Mengkritik

11. Menyindir

12. Menganalisa

Penutup

Komunikasi adalah hal penting dalam interaksi atau hubungan


orangtua dengan anak. Yang harus dipahami adalah komunikasi
sesungguhnya merupakan sebuah ketrampilan, bukan sekedar
bakat atau karakter bawaan, tetapi bisa dipelajari sehingga
kemampuan dalam hal ini dapat ditingkatkan, termasuk bagi
orangtua atau guru. Apapun karakter mereka, ketika mereka
menjadi orangtua atau guru, mau tidak mau harus terus mengasah
kemampuan komunikasi ini sehingga interaksi yang terjalin dengan
anak dapat berjalan dengan baik.

Referensi

BKKBN. Bahan Penyuluhan BKB. Jakarta. 2011

BPPKB. Orangtua Dambaan Anak. Makassar. 2011

http://little1academy.com/File/N/Full/2226-Komunikasi%20dengan
%20Anak.pdf. Di akses tanggal 2 Desember 2013

http://keluargaharipahargio.blogspot.com/2012/12/kiat-menghadapi-
menjawab-pertanyaan-anak.html. Diakses tanggal 2 Desember
2013

JudulInggris
IsiInggris
Kategori BkkbN
TanggalArtikel 1/21/2014

Created at 1/21/2014 11:17 AM by


sulbarweb
Last modified at 1/21/2014 11:17 AM by
sulbarweb

Copyright 2012 BKKBN. All Right Reserved


Jl.Permata No.1 Halim Perdanakusuma
Jakarta, Indonesia.

Ketentuan Penggunaan
Peta Situs

o Artikel
o Album
o Berita
o Profil
o Data
o Info Program
o Info UPPKS
o Tautan

Bergabung dengan kami

Anda mungkin juga menyukai