BNR -BOGOR
oleh
Arif Yustian
NIS 13.59.07227
Bogor
2017
1
0
BNR-BOGOR
Sebagai Tugas Akhir dari Seluruh Rangkaian Kegiatan Praktik Kerja Industri
Oleh :
Arif Yustian
NIS 13.59.07227
Bogor
2017
1
Disetujui oleh,
Pembimbing I Pembimbing II
Siti Rokhayati.
NIP .
Pembimbing III
Disahkan oleh,
Bogor
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Dengan
nikmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan kegiatan Praktik Kerja
Industri dan laporan ini dengan baik. Penyusunan laporan Prakerin ini berhasil
karena adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu, membimbing dan memberikan arahan serta informasi yang berguna.
Ucapan terima kasih tersebut penulis sampaikan kepada:
1. Dra. Hj. Hadiati Agustine, selaku Kepala Sekolah Menengah Kejuruan SMAK
Bogor.
i
ii
A. Latar Belakang
1
2
1. Visi
Menjadi sekolah menengah analis kimia nasional bertaraf
internasional yang menghasilkan lulusan profesional dan bermartabat.
2. Misi
a. Melaksanakan pendidikan analisis kimia kejuruan yang berkualitas
dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dunia usaha serta
dunia industri baik tingkat nasional maupun internasional.
b. Meningkatkan kemitraan nasional dan membina kemitraan
internasional.
c. Membina dan menyelenggarakan fungsi sosial dan
kemasyarakatan.
3
C. Materi Praktik Kerja Industri
4
5
Latar Belakang
Udara merupakan media lingkungan yang merupakan kebutuhan dasar
manusia perlu mendapatkan perhatian yang serius, hal ini pula menjadi
kebijakan Pembangunan Kesehatan Indonesia 2010 dimana program
pengendalian pencemaran udara merupakan salah satu dari sepuluh
program unggulan. Pencemaran oleh sulfur oksida terutama disebabkan
oleh dua komponen sulfur bentuk gas yang tidak berwarna, yaitu sulfur
dioksida (SO2) dan Sulfur trioksida (SO3), dan keduanya disebut sulfur
oksida (SOx). Sulfur dioksida mempunyai karakteristik bau yang tajam
dan tidak mudah terbakar diudara, sedangkan sulfur trioksida merupakan
komponen yang tidak reaktif.
Tujuan
Mengetahui cara sampling udara ambient (SO2, NO2,dan NH3)
Mengetahui cara menentukan kualitas udara ambient dengan menentukan
kandungan NO2, SO2, dan NH3, dalam udara dengan metode khusus.
6. Spektrofotometer UV-VIS
A= a . b . c atau A = . b . c
Dimana:
A = absorbansi.
b = tebal larutan (tebal kuvet umumnya 1 cm).
c = konsentrasi larutan yang diukur.
= tetapan absorptivitas molar (jika konsentrasi larutan yang diukur
dalam molar).
a = tetapan absorptivitas (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam
ppm).
a. Sinar yang masuk atau sinar yang mengenai sel sampel berupa
sinar dengan dengan panjang gelombang tunggal
(monokromatis).
b. Penyerapan sinar oleh suatu molekul yang ada di dalam larutan
tidak dipengaruhi oleh molekul yang lain yang ada bersama
dalam satu larutan.
c. Penyerapan terjadi di dalam volume larutan yang luas
penampang (tebal kuvet) yang sama.
d. Larutan yang diukur harus benar-benar jernih agar tidak terjadi
hamburan cahaya oleh partikel-partikel koloid atau suspensi
yang ada di dalam larutan.
e. Konsentrasi analit rendah. Karena apabila konsentrasi tinggi
akan menggangu kelinearan grafik absorbansi versus
konsentrasi.
K
o
Komponen spektrofotometer:
a. Sumber cahaya
b. Monokromator
2) Celah Optis
3) Filter
c. Wadah Sampel
d. Detektor
e. Amplifier
f. Penampilan data
C. Metode Analisis
1. Prinsip
2. Alat-alat
3. Bahan-bahan
44
5. Cara Kerja
c. Pengujian
d. Perhitungan
ppm =
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Setelah dilakukan pengujian kadar fosfat dalam air limbah pada delapan
sampel yang berbeda dengan identitas sampel A-H secara kolorimetri
menggunakan spektrofotometer UV-VIS dengan menggunakan deret standar
fosfat yang dibuat dengan konsentrasi 0-10 mg/l, maka didapatkan hasil
analisis (mg/l) yang merupakan nilai kuantitatif keberadaan cemaran fosfat
pada sampel air limbah dan dibandingkan terhadap nilai baku mutu. Hasil
keseluruhan analisis fosfat dalam air limbah menggunakan Spektrofotometer
UV-VIS dijelaskan sebagai berikut :
Konsentrasi
ID Sampel Abs
(mg/l)
Blank. A01 0.0000 0.0000
Std 1. A02 2.0000 0,0615
Std 2. A03 4.0000 0,1218
Std 3. A04 5.0000 0,1519
Std 4. A05 6.0000 0,1818
Std 5. A06 8.0000 0,2403
Std 6. A07 10.0000 0,3018
47
48
Kurva
Kalibrasi
0.35 y = 0,030x +
0,000
0.3 R = 0,999
0.25
0.2
Abs
0.15
0.1
0.05
0
0 2 4 6 8 10 12
Kadar
Regresi : 0,999973
Intercept : 0,030077142
Berikut adalah hasil analisis kadar fosfat dalam air limbah secara
kolorimetri yang mengacu pada standar American Public Health
Association (APHA) 4500-PC adalah sebagai berikut :
50
51
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis penetapan kadar fosfat pada contoh uji air
limbah industri dapat disimpulkan bahwa seluruh sampel dengan kode
sampel A hingga H yang telah dianalisis mengandung fosfat. Kadar fosfat
dalam kedelapan sampel tersebut memenuhi standar baku mutu menurut
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 82 tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air sehingga air
limbah tersebut layak disalurkan ke badan penerima air seperti sungai dan
danau berdasarkan kadar fosfat yang ada.
B. Saran
1. Tetap menjaga dan menjalin hubangan yang baik antara pihak sekolah
dengan pihak institusi.
2. Tetap menjaga dan meningkatkan hubungan kerjasama tim sehingga
tercipta lingkungan kerja yang menyenangkan.
53
DAFTAR PUSTAKA
Budi, Sudi Setyo. 2006. Penurunan Fosfat dengan Penambahan Kapur (LIME),
Tawas dan Filtrasi Zeolit Pada Limbah Cair.
http://eprints.undip.ac.id/18012/1/Sudi_Setyo_Budi.pdf. 12 Januari 2014.
14.10.
54
55
Clesceri, L.S., A.E. Greenber G dan R.R. Trusel. 1989. Standard Methods for
The Examination of Water and Wastewater. Edisi ke-17. Washington:
American Public Health Association.
Keith, H., Lawrence. 1996. Second Edition Compilation of EPAs Sampling and
Analysis Methods. Washington, DC USA: Lewis Publisher.
LAMPIRAN
56
57
.
58
Recovery terukur
1. Perhitungan % RSampel
Diketahui :
Sampel yang digunakan berkode B : 0,5548 mg/L
C Target : (4 x 0,5548 mg/L) = 2,2192 mg/L
V Sampel : 39 mL
V Spike : 1 mL
C : 2,2637 mg/L
Ditanya: % Recovery?
Jawaban :
CTarget =
2,2192 =
= C spike di labu
= 1,7865 mg/l
% R sampel = x 100 %
= x 100 %s
= 95,66 %
59
2. Perhitungan % RLCS
% RLCS = %
= 96,6 %
3. Perhitungan % RPDLCS
% RPDLCS = | | x 100 %
( )
=| | X 100 %
( )
= 3,46 %
60
4. Perhitungan % RPDsampel
% RPDSampel =
= x 100 %
= 2,39 %