Anda di halaman 1dari 7

Christmas C.

N Tamboto
14533038
Pend.Kimia
Kelas B

Tugas PPL-1

8 Keterampilan Guru Dalam Mengajar


Keterampilan mengajar guru adalah seperangkat kemampuan/kecakapan guru dalam
melatih/membimbing aktivitas dan pengalaman seseorang serta membantunya berkembang
dan menyesuaikan diri kepada lingkungan. Jadi, persepsi siswa tentang keterampilan
mengajar guru adalah penilaian berupa tanggapan/pendapat siswa terhadap
kemampuan/kecakapan guru dalam proses kegiatan belajar mengajar. Untuk mencampai
haltersebut diatas maka dibutuhkan ketrampilan-ketrampilan dasar seorang guru dalam
mengajar. Turney (1973) mengemukakan 8 (delapan) keterampilan dasar mengajar, yakni:

a. Keterampilan Bertanya
Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang dikenal.
Respon yang diberikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan
hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan
berpikir.

Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang
tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat akan memberikan dampak positif
terhadap siswa. Keterampilan bertanya ini mutlak harus dikuasai oleh guru baik itu guru
pemula maupun yang sudah profesional karena dengan mengajukan pertanyaan baik guru
maupun siswa akan mendapatkan umpan balik dari materi serta juga dapat menggugah
perhatian siswa atau peserta didik. Komponen-komponen dan prinsip-prinsip dalam
ketrampilan bertanya: Bertanya Dasar dan Bertanya Lanjut, Teknik Bertanya, Jenis
pertanyaan.

Keterampilan bertanya dibedakan atas keterampilan bertanya dasar dan ketrampilan bertanya
lanjut. Keterampilan bertanya dasar mempunyai beberapa komponen dasar yang perlu
diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan. Komponen-komponen yang di
maksud adalah : Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singakat, Pemberian acuan,
pemusatan, Pemindah giliran, Penyebaran, Pemberian waktu berpikir dan pemberian
tuntunan.

Sedangkan keterampilan bertanya lanjut merupakan lanjutan dari keterampilan bertanya dasar
yang lebih mengutamakan usaha mengembangkan kemampuan berpikir siswa, memperbesar
partisipasi dan mendorong siswa agar dapat berinisiatif sendiri. Keterampilan bertanya lanjut
dibentuk diatas landasan penguasaan komponen-komponen bertanya dasar. Karena itu, semua
komponen bertanya dasar masih dipakai dalam penerapan keterampilan bertanya lanjut.
Adapun komponen-komponen bertanya lanjut itu adalah : Pengubahan susunan tingkat
kognitif dalam menjawab pertanyaan, Pengaturan urutan pertanyaan, Penggunaan pertanyaan
pelacak dan peningkatan terjadinya interaksi.

Pertanyaan yang baik di bagi manjadi dua jenis, yaitu pertanyaan menurut maksudnya dan
pertanyaan menurut taksonomo Bloom. Pertanyaan menurut maksudnya terdiri dari :
Pertanyaan permintaan (compliance question), pertanyaan retoris (rhetorical question),
pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question) dan pertanyaan menggali
(probing question). Sedangkan pertanyaan menurut taksonomi Bloom, yaitu: pertanyaan
pengetahuan (recall question atau knowlagde question), pemahaman (conprehention
question), pertanyaan penerapan (application question), pertanyaan sintetis ( synthesis
question) dan pertanyaan evaluasi (evaluation question).

Untuk lebih memudahkan guru dalam menggunakan keterampilan bertanya hendaknya


seorang guru mengetahui kegunaan dari penggunaan keterampilan bertanya.
Adapun kegunaan dari penggunaan keterampilan bertanya adalah :
Akan dapat membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap pokok bahasa yang
akan dibahas.
Dapat memusatkan perhatian siswa terhadap pokok bahasan
Dapat mengembangkan keaktifan dan berfikir siswa
Dapat mendorong siswa untuk dapat menggunakan pandangan-pandangan yang berhubungan
dengan masalah yang akan dibahas
Sebagai umpan balik bagi guru untukmengetahui sejauhmana prestasi belajar siswa selama
proses belajar mengajar
Dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam menemukan, mengorganisir dan memberi
informasi yang pernah didapat sebelumnya.

b. Keterampilan memberikan penguatan


Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, baik bersifat verbal maupun
non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku
siswa, bertujuan memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi si penerima
(siswa), atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi. Penguatan juga merupakan
respon terhadap tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali
tingkah laku tersebut.

Teknik pemberian penguatan dalam KBM yang bersifat verbal dapat dinyatakan melalui
pujian, penghargaan atau pun persetujuan, sedangkan penguatan non verbal dapat dinyatakan
melalui gesture, mimic muka (ekspresi), penguatan dengan cara mendekati, penguatan
dengan sentuhan (contact), penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan, dan sebagainya.

Dalam rangka pengelolaan kelas, dikenal penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan
positif bertujuan untuk mempertahankan dan memelihara perilaku positif, sedangkan
penguatan negatif merupakan penguatan perilaku dengan cara menghentikan atau menghapus
rangsangan yang tidak menyenangkan. Manfaat penguatan bagi siswa adalah untuk
meningkatkan perhatian (fokus) siswa dalam belajar, membangkitkan dan memelihara
perilaku, menumbuhkan rasa percaya diri, dan sebagainya.

Pemberian penguatan dalam proses belajar mengajar mempunyai beberapa tujuan dan
manfaat apabila dapat dilakukan dengan tepat antara lain:
Dapat meningkatkan perhatian dan motivasi siswa terhadap materi
Dapat mendorong siswa untuk berbuat baik dan produktif
Dapat menumbuhkan rasa kepercayaan diri siswa itu sendiri
Dapat meningkatkan cara belajar siswa aktif
Dapat mendorong siswa untukeningkatkan belajarnya secara mandiri.
Walaupun pemberian penguatan sifatnya sederhana dalam pelaksanaannya, namun dapat pula
pemberian penguatan yang diberikan kepada siswa justru membuat siswa enggan belajar
karena penguatan yang diberikan tidak sesuai dengan tindakan yang dilakukan siswa tersebut,
pemberian penguatan yang berlebihan akan berakibat fatal.

c. Keterampilan mengadakan variasi


Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai perubahan dalam proses
interaksi belajar mengajar. Dalam konteks ini, variasi merujuk pada tindakan dan perbuatan
guru, yang disengaja ataupun secara spontan, yang dimaksudkan untuk meningkatkan dan
mengikat perhatian siswa selama pembelajaran berlangsung. Tujuan utama dari variasi
dalam kegiatan pembelajaran ini adalah untuk mengurangi rasa boring yang membuat siswa
tidak lagi fokus pada prose KBM yang sedang berlangsung. Untuk itu guru perlu melakukan
berbagai variasi sehingga perhatian siswa tetap terpusat pada pelajaran.

Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai proses perubahan dalam
pengajaran, yang dapat di kelompokkan ke dalam tiga kelompok atau komponen, yaitu :
Variasi dalam cara mengajar guru, Variasi dalam cara mengajar guru meliputi : penggunaan
variasi suara (teacher voice), Pemusatan perhatian siswa (focusing), kesenyapan atau
kebisuan guru (teacher silence), mengadakan kontak pandang dan gerak (eye contact and
movement), gerakan badan mimik, dan pergantian posisi guru dalam kelas dan gerak guru
(teachers movement).
Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran. Media dan alat pengajaran bila
ditunjau dari indera yang digunakan dapat digolongkan ke dalam tiga bagian, yakni dapat
didengar, dilihat, dan diraba. Adapun variasi penggunaan alat antara lain adalah sebagai
berikut : variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids), variasi alat atau bahan yang
dapat didengar (auditif aids), variasi alat atau bahan yang dapat diraba (motorik), dan variasi
alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat dan diraba (audio visual aids).
Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Pola interaksi guru dengan murid dalam kegiatan
belajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya, mulai dari kegiatan yang didominasi oleh
guru sampai kegiatan sendiri yang dilakukan anak. Penggunaan variasi pola interaksi
dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta untuk menghidupkan
suasana kelas demi keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan. Adapun jenis pola interaksi
(gaya interaksi) dapat digambarkan sebagai berikut:a (a) Pola guru-murid, yakni komunikasi
sebagai aksi (satu arah) (b). Pola guru-murid-guru, yakni ada balikan (feedback) bagi guru,
tidak ada interaksi antarsiswa (komunikasi sebagai interaksi) (c). Pola guru-murid-murid,
yakni ada balikan bagi guru, siswa saling belajar satu sama lain. (d). Pola guru-murid,
murid-guru, murid-murid. Interaksi optimal antara guru dengan murid dan antara murid
dengan murid (komunikasi sebagai transaksi, multiarah) (e). Pola melingkar, dimana setiap
siswa mendapat giliran untuk mengemukakan sambutan atau jawaban, tidak diperkenankan
berbicara dua kali apabila setiap siswa belum mendapat giliran.

Keterampilan variasi yang tepat dalam proses belajar mengajar akan dapat memberi manfaat
bagi siswa antara lain:
Dapat menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa terhadap materi yang diberikan
kepadanya.
Dapat memberi motivasi kepada siswa untuk memusatkan perhatiannya pada proses belajar
mengajar.
Dapat menghindari kebosanan siswa dalam belajar.
Dapat mendorong anak untuk mengadakan diskusi dengan temannya.

d. Keterampilan Menjelaskan
Keterampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan
secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya.
Komponen-komponen ketrrampilan menjelaskan terbagi dua, yaitu : Merencanakan, hal ini
mencakup penganalisaan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada
diantara unsur-unsur yang dikaitkan dengan penggunaan hukum, rumus yang sesuai dengan
hubungan yang telah ditentukan. Dan penyajian suatu penjelasan, dengan memperhatikan
hal-hal sebagai berikut : kejelasan, penggunaan contoh dan ilustrasi, pemberian tekanan, dan
penggunaan balikan.

Pentingnya penguasaan keterampilan menjelaskan bagi guru adalah dengan penguasaan ini
memungkinkan guru dapat meningkatkan efektivitas penggunaan waktu dan penyajian
penjelasannya, merangsang tingkat pemahaman siswa, membantu siswa memperluas
cakrawala pengetahuannya, serta mengatasi kelangkaan buku sebagai sarana dan sumber
belajar.

Kegiatan menjelaskan dalam kegiatan pembelajaran bertujuan untuk membantu siswa


memahami berbagai konsep, hukum, prosedur, dan sebagainya secara objektif, membimbing
siswa memahami pertanyaan, meningkatkan keterlibatan siswa, memberi siswa kesempatan
untuk menghayati proses penalaran serta memperoleh balikan tentang pemahaman siswa.

e. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran


Membuka Pelajaran
Yang dimaksud dengan membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau kegiatan yang
dilakukan oleh guru dalam proses KBM untuk menciptakan prokondusi bagi siswa agar
mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajari, dan usaha tersebut
diharapkan akan memberikan efek positif terhadap kegiatan belajar. Komponen ketrampilan
membuka pelajaran meliputi: menarik perhatian siswa, menimbulkan motivasi, memberi
acuan melalui berbagai usaha, dan membuat kaitan atau hubungan di antara materi-materi
yang akan dipelajari. Kalimat-kalimat awal yang diucapkan guru merupakan penentu
keberhasilan jalannya seluruh pelajaran. Tercapainya tujuan pengajaran bergantung pada
metode mengajar guru di awal pelajaran. Seluruh rencana dan persiapan sebelum mengajar
dapat menjadi tidak berguna jika guru gagal dalam memperkenalkan pelajaran.
Menutup Pelajaran
Menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri
proses KBM. Jangan akhiri pelajaran dengan tiba-tiba. Penutup harus dipertimbangkan
dengan sebaik mungkin agar sesuai. Guru perlu merencanakan closing yang baik dan tidak
tergesa-gesa. Jangan lupa sertakan pula doa. Komponen-komponen dan prinsip-prinsip
dalam menutup pelajaran: Merangkum Pelajaran. Sebagai penutup, hendaknya guru
memberikan ringkasan dari pelajaran yang sudah disampaikan. Ringkasan pelajaran sudah
tidak lagi berupa diskusi kelas atau penyampaian garis besar pelajaran, tetapi berisi ringkasan
dari hal-hal yang disampaikan selama jam pelajaran dengan menekankan fakta dasar
pelajaran tersebut. Menyampaikan Rencana Pelajaran Berikutnya. Waktu menutup pelajaran
merupakan saat yang tepat untuk menyampaikan rencana pelajaran berikutnya. Guru dapat
memberikan kilasan pelajaran untuk pertemuan berikutnya. Diharapkan hal ini dapat
merangsang keinginan belajar mereka. Sebelum kelas dibubarkan, ungkapkanlah pelajaran
yang akan disampaikan minggu depan dan kemukakan rencana-rencana di mana murid dapat
mengambil bagian dalam pelajaran mendatang. Bangkitkan minat. Guru tentu ingin murid-
muridnya kembali di pertemuan berikutnya dengan penuh semangat. Oleh karena itu, biarkan
murid pulang ke rumah mereka dengan satu pertanyaan atau pernyataan yang mengesankan,
yang dapat membangkitkan minat dan rasa ingin tahu mereka.

f. Keterampilam Membimbing Diskusi Kelompok Kecil


Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang
dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi,
pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah. Diskusi kelompok merupakan strategi
yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui
satu proses yang memberi kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih
bersikap positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa,
serta membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya keterampilan berbahasa.

g. Keterampilan Mengelola Kelas


Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi
belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar
mengajar. Dengan kata lain kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan
kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar, misalnya penghentian tingkah
laku siswa yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu
penyelesaian tugas oleh siswa, atau penetapan norma kelompok yang produktif.

Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur siswa dan
sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk
mencapai tujuan pengajaran. Dalam melaksanakan keterampilan mengelola kelas maka perlu
diperhatikan komponen-komponen keterampilan mengelola kelas, antara lain:
Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang
optimal (bersifat preventif).. Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan guru dalam
mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran serta kegiatan-kegiatan yang berhubungan
dengan hal-hal seperti keterampilan menunjukkan sikap tanggap, member perhatian,
memusatkan perhatian, memusatkan perhatian kelompok, memberikan petunjuk-petunjuk
yang jelas, menegur dan member penguatan.
Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal.
Keterampilan ini berkaitan dengan respons guru terhadap gangguan siswa yang
berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk
mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Apabila terdapat siswa yang menimbulkan
gangguan yang berulang-ulang walaupun guru telah menggunakan tingkah laku dan respon
yang sesuai, guru dapat meminta bantuan kepada kepala sekolah, konselor sekolah, atau
orang tua siswa.

Dalam usaha mengelola kelas secara efektif ada sejumlah kekeliruan yang harus dihindari
oleh guru, yaitu sebagai berikut: (1) campur tangan yang berlebihan (teachers instruction).
(2). kesenyapan (fade away) (3). ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan (stop and
stars) (4). penyimpangan (digression) (5). bertele-tele (overdwelling).

h. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan


Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar antara 3
sampai 8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan. Pengajaran
kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap
siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa dengan siswa.

Format mengajar ini ditandai oleh adanya hubungan interpersonal yang lebih akrab dan sehat
antara guru dengan siswa, adanya kesempatan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan
kemampuan, minat, cara, dan kecepatannya, adanya bantuan dari guru, adanya keterlibatan
siswa dalam merancang kegiatan belajarnya, serta adanya kesempatan bagi guru untuk
memainkan berbagai peran dalam kegiatan pembelajaran. Setiap guru dapat menciptakan
format pengorganisasian siswa untuk kegiatan pembelajaran kelompok kecil dan perorangan
sesuai dengan tujuan, topik (materi), kebutuhan siswa, serta waktu dan fasilitas yang tersedia.

Komponen-komponen dan prinsip-prinsip ketrampilan ini adalah: Ketrampilan mengadakan


pendekatan secara pribadi, Ketrampilan mengorganisasi, ketrampilan membimbing dan
memudahkan belajar, Ketrampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar
mengajar, Keterampilan merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Sumber:
Ratna Dewi, 2015.8 Keterampilan Guru dalam Mengajar.
http://doubleddodewii.blogspot.co.id/2015/10/8-keterampilan-guru-dalam-mengajar.html
Diakses pada 8 Februari 2017, pada 19:24 WITA.

Anda mungkin juga menyukai