Profesi perawat merupakan salah satu profesi pelayanan publik, karena itu
kebutuhan dasar tersebut haruslah terpenuhi sebelum menjalankan amanahnya.
Idealnya memang seorang perawat dapat memberikan sebagian besar waktunya
untuk publik dibandingkan dirinya sendiri, tanpa memikirkan lagi masalah
penghasilan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup diri sendiri dan
keluarganya.
Namun kenyataannya yang terjadi tidak seperti itu, saat ini perawat masih
harus berjuang atas kesejahteraannya yang terabaikan tersebut ditengah besarnya
tuntutan terhadap perawat agar memberikan pelayanan terbaik kepada publik serta
beratnya risiko yang dihadapi. Namun, berapa tahun banyakny perawat yang
menjerit akan kesejahteraannya, kebutuhan publik atas pelayanan keperawatan
yang komprehensif harus tetap terpenuhi.
Tanpa kita sadari, bagaimana gambaran cara atau sumber perawat memperoleh
penghasilan diri sendiri dan keluarganya diklasifikasikan dalam 4 kuadran
penghasilan Robert T. Kiyosaki (2000) yang akan diuraikan pada pembahsan
berikut ini.
1. Employee (E)
Pada kudran ini, perawat bekerja untuk orang lain dan
mendapatkan penghasilan/ gaji dari pekerjaan yang dilakukannya.
Penghasilan tersebut diberikan secara periodik biasanya sebulan sekali
dengan jumlah tertentu dari orang lain, perusahaan, organisasi, bahkan dari
negri.
Perawat pada kuadran ini tidak akan memperoleh gaji apabila
mereka tidak bekerja. Setiap saat siap menerima kemarahan atasan atas
kinerja yang tidak baik dan menjaga hubungan baik dengan atasan tersebut
agar tidak kehilangan pekerjaa. Sebab, mereka tidak memiliki daya
kemampuan untuk menaikan gajinya sendiri
Contoh profesi perawat dalam kuadran ini antara lain sebagai staf
perawat dirimah sakit, puskesmas, atau klinik perusahaan, sebagai medical
representative di perusahaan farmasi, dan sebagainya
3. Business (B)
Pada kuadran ini, perawat memiliki bisnis/usaha dimana banyak
orang bekerja untuk dirinya yang bekerja dalam suatu sistem
berkesinambungan. Sehingga meskipun bisnis/ usaha ditinggalkan
pemiliknya dalam jangka waktu yang lama, bisnis/ usaha tersebut tetap
menghasilkan keuntungan dan berkembang.
Perawat pada kuadran ini dapat digolongkan sebagai perawat
pengusaha ( nursepreneur). Seorang nursepreneur memiliki kekuasaan
terhadap bisnisnya dan pekerjaannya. Nurseprneur juga berusaha keras
agar system yang dibangun dapat running well dan mendapatkan
keuntungan yang diharapkan dari system bisnisnya.
Contoh profesi perawat dalam kuadran ini antara lain sebagai
perawat pengusaha klinik mandiri perawatan luka, sebagai perawat
pengusaha lembaga pendidikan keperawatan, sebagai perawat pengusaha
penyedia tenaga perawat, dan sebagainya.
4. Investor (I)
Pada kuadran ini, perawat menginvestasikan uangnya kepada
pengusaha lain untuk menjalankan suatu usaha sehingga pemilik modal
tidak harus aktif dalam operasional kesehariannya. Dengan kata lain,
perawat investor memperoleh uang dari uangnya yang diputar.
Perawat investor akan mendapatkan penghasilan dari bagi hasil
usaha yang dijalankan tersebut. Perawat investor juga tidak dipengaruhi
oleh waktu kerja yang diberikan, bahkan mereka bisa tidak bekerja sama
sekali tetapi uang yang bekerja untuk mereka. Besar kecil penghasilan
seorang perawat investor ditentukan pengetahuan dan keahlian mereka
dalam mengelola uang dan mendayagunakan uang yang dimilikinya agar
lebih menguntungkan.
Contoh profesi perawat investor antara lain perawat membeli
rumah untuk dijadikan wisma perawat dan dikontrakan, perawat
membayar sejumlah uang untuk membeli franchise home care, perawat
membeli mobil ambulans untuk disewakan ke rumah sakit, dan
sebagainya.
Pertanyaan mendasar yang harus di jawab ialah ada di kuadran
mana kita saat ini ? memang tidak selalu orang hanya di salah satu
kuadran, employee saja atau investor saja, tetapi bisa saja satu orang
berdiri di dua atau lebih kuadran. Itu lebih baik. Sebenarnya 4 kuadran
diatas di bagi menjadi 2, yaitu kuadran kiri ( employee-self empliyeed) dan
kuadran kanan ( bisnis owner-investor)
Seorang perawat yang ingin makmur dan bebas secara financial memang
harus berusaha untuk menjadi kuadran kanan atau berusaha untuk
memiliki kaki di kuadran kanan
1. Perubahan Geografi
Perubahan ini berkaitan dengan kondisi lingkungan. Saat ini kecenderungan
masyarakat urbanisasi (dari kampung pindah ke kota) semakin meningkat dan
membawa dampak kepadatan penduduk, polusi, serta masalah sosial yang
menyangkut masalah kesehatan. Selain itu, akibat dari kondisi perubahan tersebut,
jumlah orang-orang usia lanjut pun meningkat.
Grafik orang-orang usia lanjut yang selalu meningkat tersebut menggambarkan
bahwa saat ini sudah mengarah kepada persiapan hidup dengan usia yang panjang.
Namun, disisi lain timbul masalah apakah orang-orang tersebut sudah siap
mengelola kesehatannya sendiri sehingga timbul penyakit-penyakit degeneratif
selanjutnya.
2. Perubahan Gaya Hidup
Gaya hidup orang saat ini sangatlah berbeda dengan pandangan para orang tua
kita atau kebanyakan orang yang lahir lebih dahulu. Mungkin mereka akan
menilai bahwa gaya hidup orang saat ini sangatlah aneh. Contohnya, dahulu
mungkin aneh ketika pria pergi ke salon kecantikan. Namun, saat ini hal tersebut
adalah hal yang biasa dan wajar karena mereka pun ingin tetap tampil muda dan
sehat. Bahkan saat ini pun sudah banyak sekali bermunculan salon yang
menyediakan jasa perawatan pria.
Contoh lainnya, kalau kita perhatikan pertumbuhan anak-anak saat ini yang jauh
lebih pesat dari pertumbuhan anak-anak dahulu. Hal tersebut dikarenakan faktor
gizi terpenuhi yang mulaidiperhatikan orang tua kepada anaknya. Mungkin dahulu
sebutir telur dimakan berdua cukup untuk sekedar mengenyangkan perut tetapi
saat ini kebutuhan makanan harus terpenuhinya standar gizi yang diperlukan oleh
tubuh, hanya pola makan yang kadang-kadang keliru. Akibatnya orang-orang usia
lanjut yang ingin tetap eksis, tampil sehat, cantik dan panjang umur yang terkena
dampaknya, mereka yang butuh kesehatan, kecantikan dan kebugarantubuh tetapi
belum tahu apa yang harus dilakukan.
3. Fenomena Baby Boom
Saat Indonesia merdeka pada tahun 1946 sampai tahun 1964, pemerintah
menerapkan kebijakan politik penduduk mercusuar, dimana presiden
membebaskan kelahiran agar pembangunan Indonesia dapat berjalan dengan
cukup sumber daya tenaga kerja. Pada saat itu pun banyak sekali bayi-bayi yang
lahir dan terjadi ledakan kelahiran bayi yang dinamakan fenomenan baby boom.
Orang-orang yang lahir antara tahun tersebut memiliki jumlah saudara yang cukup
banyak, ada yang bahkan mencapai 12 hingga 14 orang.
Pada akhirnya, setelah tahun 1964 ke atas, World Health Organization (WHO)
menetapkan kebijakan tentang pengendalian penduduk. Maka pada saat itu,
Indonesia mulai bersiap-siap melakukan Keluarga Berencana (KB). Akan tetapi,
dampak fenomena baby boom tersebut masih dirasakan hingga saat ini. Dampak
terbesar fenomena baby boom yang kita rasakan saat ini ialah jumlah orang yang
lahir antara tahun 1946 hingga tahun 1964 (usia antara 50-68 tahun) menjadi
penduduk dengan jumlah terbanyak di Indonesia. Mereka adalah orang-orang
yang rentan dengan gangguan kesehatan tetapi mempunyai tuntutan tinggi untuk
hidup lebih lama.
4. Perubahan Upaya Pelayanan Kesehatan
Perubahan berkaitan dengan pergeseran paradigma pelayanan kesehatan. Saat ini
upaya pelayanan kesehatan telah bergeser dari upaya pelayanan medis yang
menitikberatkan pada diagnosis dan pengobatan menjadi paradigma sehat yang
lebih holistik dalam melihat penyakit atau gangguan kesehatan.
Berbagai upaya dilakukan untuk mencegah, menunda, atau menemukan, dan
mengenali secara dini berbagai penyakit atau gangguan kesehatan, serta mengatasi
penyakit yang muncul untuk mencegah komplikasi. Namun tidak mengabaikan
fungsi pengobatan. Fungsi pencegahan pun memegang peranan penting dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Tahapan-tahapan pencegahan yang harus dilakukan agar terhindar dari berbagai
penyakit yaitu sebagai berikut :
a. Pencegahan primer (primary health care), yaitu berbagai upaya yang dilakukan
untuk menghindari atau menunda munculnya penyakit atau gangguan
kesehatan. Penekana pada pencegahan tersebut meliputi promosi kesehatan
seperti pendidikan, penyluhan dan pencegahan khusus seperti vaksinasi,
proteksi dengan alat-alat termasuk helm, sarung tangan, sabuk pengaman,
masker, kondom dan lain-lain.
b. Pencegahan sekunder (secondary health care), yaitu berbagai upaya yang
dilakukan untuk deteksi dini adanya penyakit atau gangguan kesehatan agar
dapat dilakukan tatalaksana sedini mungkin. Penekanan pada pencegahan
tersebut meliputi pengobatan dini, diagnosis dini, dan pencegahan kecacatan.
c. Pencegahan tersier (tertiary health care), yaitu upaya pengelolaan penyakit
atau gangguan kesehatan secara seksama harus dilakukan. Penekana pada
pencegahan tersebut meliputi pemulihan dari kecacatan.
Pada akhirnya masyarakat semakin sadar bahwa mencegah memang lebih baik
daripada mengobati. Sehingga orang-orang saat ini yang sudah paham tentang
kesehatan, sudah termotivasi, dan punya motivasi akan terus berusaha untuk
mencari dan mempertahankan kondisi sehatnya. Tetapi apakah mereka sudah
punya cara untuk mempertahankan kesehatan?
Ya, inilah kondisi masa depan kita dan saya ingatkan bahwa itu adalah pasar
kita, pasar bisnis dibidang keperawatan. Orang bijak dan orang sukses
mengatakan bahwa orang yang ingin survive harus bisa membaca pasar dan
harus mengatur strategi bagaiman bisa masuk ke pasar tersebut. Pada akhirnya,
kita bisa ambil bagian yang produktif, bermanfaat, dan menguntungkan baik
untuk kita sendiri maupun untuk orang lain.
Action session
Setelah memahami peluang usaha di bidang keperawatan, hal-hal apa
saja yang selama ini pernah dan sudah terpikirkan oleh anda?
Sudah Akan
Ditunda
Dilakukan dilakukan
Mulai sekarang, lakukan apa yang Anda pikirkan, lakukan hal-hal yang
selama ini Anda tunda dan akan Anda lakukan. Now or never!
Ide #2.
Ide #1.
...............................
.................................. .......................
..................................
Ide #3.
...................
Ide #4.
..................................
.................................. ...............................
.................................. ............
............................................................................................