Pedoman No.1 Tahun 2005 Juknis Pelaksanaan Anggaran Di Lingkungan DEPDIKNAS PDF
Pedoman No.1 Tahun 2005 Juknis Pelaksanaan Anggaran Di Lingkungan DEPDIKNAS PDF
PELAKSANAAN ANGGARAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala karunia dan bimbingan-Nya maka Standar Opersional Prosedur (SOP)
Pelaksanaan Anggaran di lingkungan Universitas Jenderal Soedirman Tahun Anggaran 2007 dapat tersusun. Standar
Opersional Prosedur (SOP) ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan dijadikan pedoman bagi seluruh unit kerja
khususnya yang menangani bidang keuangan, agar dalam pelaksanaan anggaran dapat berjalan dengan baik sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selain itu dengan melaksanakan mekanisme/prosedur yang ada
dalam petunjuk teknis ini, transparansi, ketertiban administrasi dan akuntabilitas pelaksanaan anggaran diharapkan
akan dapat tercapai.
Penyusunan Standar Opersional Prosedur (SOP) ini dilakukan oleh tim yang terdiri dari dari unsur keuangan,
perbendaharaan dan perencanaan, sehingga diharapkan isi yang ada dalam Petunjuk Teknis ini sudah sesuai dengan
mekanisme perencanaan, penganggaran dan pelaksanaan anggaran yang seharusnya memang terintegrasi.
Berkenaan dengan ditetapkannya Standar Opersional Prosedur (SOP) Pelaksanaan Anggaran ini, agar seluruh unit
kerja di lingkungan Universitas Jenderal Soedirman mengikuti mekanisme/prosedur dan dokumen-dokumen yang
disyaratkan dalam pelaksanaan anggaran tahun 2007.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Dasar Hukum .. 1
C. Maksud dan Tujuan 2
D. Ruang Lingkup 3
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terbitnya paket perundang-undangan tentang Keuangan Negara seperti UU No. 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara, UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, UU No. 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Pernyataan
Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) dan peraturan-peraturan terkait lainnya, membawa konsekuensi
berubahnya penyelenggaraan administrasi keuangan pemerintah yang cukup mendasar. Perubahan
tersebut tidak hanya pada sistem pelaksanaan anggaran saja tetapi juga mulai dari sistem perencanaan
sampai dengan pengawasannya. Perubahan tersebut harus didukung dengan perubahan pola pikir dan cara
kerja serta perilaku para pejabat dan pelaksana di bidang keuangan.
Secara umum beberapa perubahan yang cukup mendasar diantaranya diamanatkan dalam UU Nomor 17
Tahun 2003 Pasal 8 yang menyatakan bahwa dalam rangka pelaksanaan kekuasaan atas pengelolaan
fiskal, Menteri Keuangan mempunyai tugas antara lain menyusun laporan keuangan yang merupakan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBN. Kemudian pada Pasal 9 dinyatakan bahwa Menteri/Pimpinan
Lembaga sebagai pengguna anggaran/pengguna barang Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya
mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Kementerian
Negara/Lembaga yang dipimpinnya. Tugas tersebut juga secara berurutan harus dilaksanakan oleh pejabat
di bawahnya sampai dengan para pemimpin satuan kerja.
Semangat perubahan-perubahan itu harus diakomodasi dalam sebuah perencanaan yang matang, sehingga
setiap elemen di satuan kerja dalam hal ini universitas baik program studi, jurusan, fakultas, ataupun unit
kerja lain harus memahami arah dan kebijakan keuangan, serta strategi dan prioritas yang akan diambil.
Dalam rangka mewujudkan pertanggungjawaban keuangan sebagaimana ditetapkan dalam Undang-undang
Keuangan Negara dan Keputusan Presiden, Peraturan Menteri Keuangan, dan peraturan-peraturan lain
yang terkait dengan pelaksanaan anggaran, maka perlu dibuat Standar Operasional Prosedur (SOP) yang
mengatur pelaksanaan anggaran khususnya di lingkungan Universitas Jenderal Soedirman.
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3687)
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301);
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4355);
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4503);
A. Pengertian
Dalam Standar Operasional Prosedur Pelaksanaan Anggaran ini yang dimaksud dengan:
1. Perbendaharaan Negara adalah pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara, termasuk
investasi dan kekayaan yang dipisahkan, yang ditetapkan dalam APBN;
2. Kas Negara adalah tempat penyimpanan uang negara yang ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku
Bendahara Umum Negara (BUN) untuk menampung seluruh penerimaan negara dan membayarkan
seluruh pengeluaran negara;
3. Bendahara Umum Negara (BUN) adalah pejabat yang diberi tugas untuk melaksanakan fungsi
bendahara umum negara;
4. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) adalah Rektor Universitas Jenderal Soedirman;
5. Kuasa Bendahara Umum Negara adalah Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)
Purwokerto;
6. Pejabat Perbendaharaan adalah pejabat yang diangkat oleh Menteri Pendidikan Nasional atau yang
dikuasakan kepada Rektor selaku Kuasa Pengguna Anggaran, setiap tahun anggaran untuk mengelola
anggaran pada Universitas Jenderal Soedirman, yang terdiri dari:
a. Kuasa Pengguna Anggaran;
b. Atasan Langsung Bendahara adalah pejabat yang diberi kewenangan untuk melakukan tindakan
yang mengakibatkan terjadinya pengeluaran anggaran belanja;
c. Pejabat Penerbit SPM adalah pejabat yang diberi kewenangan untuk menguji, menerbitkan dan
menandatangani SPM;
d. Pejabat Pembuat Komitmen adalah pejabat yang diangkat oleh Rektor selaku Kuasa Pengguna
Anggaran, yang diberi kewenangan sebagai pemilik pekerjaan yang bertanggung jawab
melaksanakan rencana kerja yang telah ditetapkan dalam DIPA, menerbitkan keputusan yang
berkaitan dengan mengadakan ikatan/perjanjian/kontrak kepada pihak ketiga dan surat lainnya
yang berhubungan dengan tugas pelaksanaan kegiatan. Dalam menjalankan tugasnya Pejabat
Pembuat Komitmen bertanggung jawab kepada Kuasa Pengguna Anggaran;
e. Bendahara Penerimaan adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, menyetorkan,
menatausahakan dan mempertangungjawabkan uang dalam rangka pelaksanaan penerimaan
negara pada Universitas Jenderal Soedirman;
f. Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan,
menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja negara dalam
rangka pelaksanaan pengeluaran negara pada Universitas Jenderal Soedirman;
g. Pemegang Uang Muka Kegiatan (PUMK) adalah orang yang diberi tugas untuk membantu
Bendahara Pengeluaran dalam pelaksanaan tugas perbendaharaan;
h. Pembantu Pemegang Uang Muka Kegiatan (PPUMK) adalah orang yang diberi tugas untuk
membantu PUMK dalam pelaksanaan tugas perbendaharaan.
7. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) adalah suatu dokumen pelaksanaan anggaran yang
dibuat oleh Rektor serta disahkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan atas nama Menteri Keuangan
dan berfungsi sebagai dokumen pelaksanaan pembiayaan kegiatan serta dokumen pendukung kegiatan
akuntansi pemerintah;
A. Pengajuan SPP
Surat Permintaan Pembayaran (SPP) untuk penerbitan SPM, dibuat dengan menggunakan format
sebagaimana lampiran 2 dan kelengkapan persyaratannya diatur sebagai berikut:
1. SPP-UP (Uang Persediaan)
Surat Pernyataan dari Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat yang ditunjuk, menyatakan bahwa Uang
Persediaan tersebut tidak untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran yang menurut ketentuan harus
dengan LS.
2. SPP-TUP (Tambahan Uang Persediaan)
a. Rincian rencana penggunaan dana Tambahan Uang Persediaan dari Kuasa Pengguna Anggaran
atau pejabat yang ditunjuk.
b. Surat Pernyataan dari Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat yang ditunjuk bahwa:
1) Dana Tambahan UP tersebut akan digunakan untuk keperluan mendesak dan akan habis
digunakan dalam waktu satu bulan terhitung sejak tanggal diterbitkan SP2D;
2) Apabila terdapat sisa dana TUP, harus disetorkan ke Rekening Kas Negara;
3) Tidak untuk membiayai pengeluaran yang seharusnya dibayarkan secara langsung.
c. Rekening Koran yang menunjukkan saldo terakhir.
3. SPP-GUP (Penggantian Uang Persediaan)
a. Kuitansi/tanda bukti pembayaran; (format kuitansi UP sebagaimana lampiran 3)
b. SPTB (format sebagaimana lampiran 4)
c. Surat Setoran Pajak (SSP) yang telah dilegalisir oleh Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat yang
ditunjuk.
4. SPP Untuk Pengadaan Tanah
Pembayaran pengadaan tanah untuk kepentingan umum dilaksanakan melalui mekanisme pembayaran
langsung (LS). Apabila tidak mungkin dilaksanakan melalui mekanisme LS, dapat dilakukan melalui UP/
TUP.
Pengaturan mekanisme pembayaran adalah sebagai berikut:
a. SPP-LS (Pembayaran Langsung)
1) Persetujuan Panitia Pengadaan Tanah untuk tanah yang luasnya lebih dari 1 (satu ) hektar di
kabupaten/ kota;
2) Fotokopi bukti kepemilikan tanah;
3) Kuitansi;
4) SPPT PBB tahun transaksi;
5) Surat persetujuan harga;
6) Pernyataan dari penjual bahwa tanah tersebut tidak dalam sengketa dan tidak sedang dalam
agunan;
7) Pelepasan/ penyerahan hak atas tanah/ akta jual beli dihadapan PPAT;
8) SSP PPh final atas pelepasan hak;
9) Surat pelepasan hak adat (bila diperlukan).
b. SPP-UP/TUP
1) Pengadaan tanah yang luasnya kurang dari 1 (satu) hektar dilengkapi persyaratan daftar
nominatif pemilik tanah yang ditandatangani oleh Kuasa PA.
2) Pengadaan tanah yang luasnya lebih dari 1 (satu) hektar dilakukan dengan bantuan panitia
pengadaan tanah di kabupaten/kota setempat dan dilengkapi dengan daftar nominatif pemilik
tanah dan besaran harga tanah yang ditandatangani oleh Kuasa PA dan diketahui oleh Panitia
Pengadaan Tanah (PPT).
3) Pengadaan tanah yang pembayarannya dilaksanakan melalui UP/TUP harus terlebih dahulu
mendapat ijin dispensasi dari Kantor Pusat Ditjen PBN/Kanwil Ditjen PBN sedangkan besaran
uangnya harus mendapat dispensasi UP/TUP sesuai ketentuan yang berlaku.
B. Penerbitan SPM
Setelah menerima SPP, pejabat penerbit SPM menerbitkan SPM dengan mekanisme sebagai berikut:
1. Penerimaan dan pengujian SPP
Petugas penerima SPP memeriksa kelengkapan berkas SPP, mengisi check list kelengkapan berkas
SPP, mencatatnya dalam buku pengawasan penerimaan SPP dan membuat/menandatangani tanda
terima SPP berkenaan. Selanjutnya petugas penerima SPP menyampaikan SPP dimaksud kepada
pejabat penerbit SPM.
2. Pejabat penerbit SPM melakukan pengujian atas SPP sebagai berikut:
a. Memeriksa secara rinci dokumen pendukung SPP sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Memeriksa ketersediaan pagu anggaran dalam DIPA untuk memperoleh keyakinan bahwa tagihan
tidak melampaui batas pagu anggaran.
c. Memeriksa kesesuaian rencana kerja dan/atau kelayakan hasil kerja yang dicapai dengan indikator
keluaran.
d. Memeriksa kebenaran atas hak tagih yang menyangkut antara lain:
1) Pihak yang ditunjuk untuk menerima pembayaran (nama orang/ perusahaan, alamat, nomor
rekening dan nama bank);
2) Nilai tagihan yang harus dibayar (kesesuaian dan/atau kelayakannya dengan prestasi kerja
yang dicapai sesuai spesifikasi teknis yang tercantum dalam kontrak);
3) Jadual waktu pembayaran.
e. Memeriksa pencapaian tujuan dan/atau sasaran kegiatan sesuai dengan indikator keluaran yang
tercantum dalam DIPA berkenaan dan/atau spesifikasi teknis yang sudah ditetapkan dalam kontrak.
3. Setelah dilakukan pengujian terhadap SPP-UP/SPP-TUP/SPP-GUP/SPP-LS, Pejabat Penguji SPP dan
Penandatangan SPM menerbitkan SPM-UP/SPM-TUP/SPM-GUP/SPM-LS dalam rangkap 4 (empat):
a. Lembar kesatu dan kedua disampaikan kepada KPPN.
b. Lembar ketiga disampaikan kepada Rektor;
c. Lembar keempat disampaikan kepada Bendahara Pengeluaran.
4. SPM yang telah diterbitkan SP2D-nya oleh KPPN dan telah dicairkan (telah dilakukan pendebetan
rekening kas negara) tidak dapat dibatalkan.
a. Perbaikan hanya dapat dilakukan terhadap kesalahan administrasi sebagai berikut:
1) Kesalahan pembebanan pada MAK;
2) Kesalahan pencantuman kode fungsi, sub fungsi, kegiatan dan sub kegiatan;
3) Uraian pengeluaran yang tidak berakibat jumlah uang pada SPM.
b. Perbaikan SPM sebagaimana dimaksud pada huruf a dilakukan oleh Kuasa PA/Penerbit SPM.
Selanjutnya SPM perbaikan dimaksud dilampiri dengan (Surat Keterangan Tanggung Jawab
Mutlak) disampaikan kepada Kepala KPPN.
No
Entitas Kegiatan
Urut
Unit Kerja 1 PPK mengajukan dokumen permohonan UP/TUP yang berisi Surat Permintaan
(Pejabat Pembayaran (SPP) untuk setiap kegiatan/sub kegiatan/jenis belanja yang akan/telah
Pembuat dilakukan, dilampiri dokumen pendukung sesuai jenis SPP yang diajukan dan
Komitmen/PPK) dilengkapi dengan Surat Pengantar (SP), dibuat rangkap 2 (dua), ditujukan kepada
KPA (Rektor) : 1 (satu) eksemplar ke Rektor dan 1 (satu) eksemplar ke Pembantu
Rektor II
6a Menerima kembali dokumen permohonan UP/TUP dari Kabag Keuangan jika terdapat
kesalahan/ketidaksesuaian dengan dokumen anggaran unit kerja
Atasan 19 Menandatangani SPP UP/TUP yang telah diparaf oleh Bendahara Pengeluaran dan
Langsung menyerahkan kembali ke Bendahara Pengeluaran
Bendahara
Penerbit SPM 21 Petugas penerima SPP menerima SPP dari Bendahara Pengeluaran, mengisi cek list
kelengkapan berkas SPP dan mencatatnya dalam Buku Pengawasan Penerimaan
SPP, menandatangani SPP UP/TUP tersebut, kemudian dilakukan
pengujian/verifikasi SPP
8 Jika sisa pagu kegiatan/sub kegiatan/jenis belanja yang diusulkan tidak mencukupi
atau jika dokumen permohonan UP/TUP tidak lengkap, maka Subbag
mengembalikan dokumen tersebut kepada unit kerja untuk dilakukan
perbaikan/dilengkapi, koordinasi dengan Kabag Keungan.
20 Mengirimkan dokumen SPP UP/TUP yang telah ditandatangani oleh atasan langsung
bendahara kepada Pejabat Penerbit SPM
No
Entitas Kegiatan
Urut
Kuasa BUN/ 1 KPPN menerbitkan SP2D rangkap 4, lembar ke 1 dikirimkan ke Bank Persepsi,
KPPN lembar 2 dikirimkan ke Penerbit SPM dan lembar ke 3, 4 diarsip KPPN
Bank Persepsi 2 Menerima SP2D dari KPPN dan memproses pengeluaran dana sampai dengan
mentransfer dana ke rekening bendahara pengeluaran
Bendaharan 3 Menerima SP2D lembar 2 dari KPPN melalui Pejabat Penerbit SPM
Pengeluaran
4 Membukukan SP2D dalam BKU Bendahara Pengeluaran
9 Membuat Bukti Pengeluaran Uang Muka (BPUM) dan meminta tanda tangan PUMK
pada saat menyerahkan cek
14 Membuat BPUM dan meminta tanda tangan PPUMK pada saat menyerahkan
uang/cek kepada PPUMK
No
Entitas Kegiatan
Urut
Pelaksana 1 Pelaksana Kegiatan (Sub Bag, Bag, Jurusan, Program, Lab, Unit, Tim/Panitia, dll)
Kegiatan membuat Bukti Pembayaran/Kwitansi dan lampiran (jika ada), masing-masing
rangkap 5
Penerima 3 Meneliti kebenaran item barang/pekerjaan dalam kwitansi yang dibuat oleh pelaksana
Barang/ kegiatan
Pekerjaan
4 Menandatangani kwitansi yang telah dibuat oleh pelaksana kegiatan pada kolom
penerima barang/pekerjaan dan menyerahkan kembali pada pelaksana kegiatan
9 Melunasi pembayaran langsung kepada pelaksana kegiatan atau yang berhak dengan
memperhitungan potongan/pungutan pajak
10 Membubuhkan paraf pada kwitansi (di sebelah kanan nama bendahara pengeluaran)
11 Menyiapkan SSP untuk masing-masing kwitansi sesuai beban pajak dan menyetorkan
pajak kepada Bank Persepsi/Kantor Pos
14 Membuat SPTB per kegiatan, sub kegiatan, klasifikasi/jenis belanja atas seluruh uang
muka yang telah digunakan
32 Menerima kwitansi lembar 4 & 5 yang sudah ditandatangani bendahara dari Sub Bag
Keuangan
Sub Bag 19 Menerima dokumen pertanggungjawaban (SPTB, SSP lembar 1, 2, 3 & 5, Bukti
Keuangan Pembayaran/Kwitansi dan lampiran-lampirannya) dari PPUMK dan Kasubbag
memeriksa kesesuaian dengan permohonan penggunaan dana (SPP UP/TUP)
23 Membubuhkan paraf pada kwitansi (di sebelah kiri nama bendahara pengeluaran)
34 Membuat SPTB (berdasarkan SPTB dari unit-unit kerja berdasarkan kegiatan, sub
kegiatan dan klasifikasi belanja/jenis belanja)
35 Membubuhkan paraf pada SPTB (pada sebelah kiri nama atasan langsung
bendahara)
36
Membuat surat permohonan penerbitan SPM Nihil (khusus untuk mekanisme TUP),
untuk SPM GU membuat SPP GU, lihat prosedur permohonan UP/TUP)
37
Mengirimkan SPTB dan surat permohonan penerbitan SPM Nihil kepada Bendahara
Pengeluaran
38 Menerima dan memeriksa surat permohonan penerbitan SPM Nihil dan SPTB dari
PUMK
40 Mengirimkan surat permohonan penerbitan SPM Nihil dan SPTB kepada atasan
langsung bendahara
43 Menerima surat permohonan penerbitan SPM Nihil dan SPTB yang telah
ditandatangani oleh atasan langsung bendahara
49 Mengirimkan SPTB dan SPM Nihil lembar 1 dan 2 ke KPPN untuk diterbitkan SP2D
Nihil (sebagai syarat pengajuan SPP TUP selanjutnya)
Atasan 41 Menerima dan memeriksa surat permohonan penerbitan SPM Nihil dan SPTB yang
Langsung dikirimkan oleh Bendahara Pengeluaran
Bendahara
42 Menandatangani SPTB dan surat permohonan penerbitan SPM Nihil dan
menyerahkannya kembali kepada Bendahara Pengeluaran
Pejabat 45 Menerima surat permohonan penerbitan SPM Nihil dari Bendahara Pengeluaran dan
Penerbit SPM menandatangani SPM Nihil
47 Mengarsipkan surat permohonan penerbitan SPM Nihil dan SPM Nihil lembar ke 4
No
Entitas Kegiatan
Urut
Pejabat 1 PPK mengajukan dokumen SPP LS sesuai dengan kegiatan/sub kegiatan/jenis
Pembuat belanja yang telah/akan dilakukan, dilampiri dokumen pendukung (lihat Perdirjen
Komitmen Perbendaharaan No. Per-66/Pb/2005) sesuai jenis SPP yang diajukan dan dilengkapi
(PPK) dengan Surat Pengantar (SP), dibuat rangkap dua, ditujukan kepada KPA (Rektor) : 1
(satu) eksemplar ke Rektor dan 1 (satu) eksemplar ke Bagian Keuangan
Bagian 2 Bagian Keuangan menerima dokumen SPP LS, mencermati, kemudian melakukan
Keuangan verifikasi apakah kegiatan/sub kegiatan/jenis belanja dalam dokumen SPP LS
tersebut sesuai dengan kegiatan/sub kegiatan/jenis belanja yang ada pada dokumen
anggaran unit kerja yang bersangkutan
3 Jika kegiatan/sub kegiatan/jenis belanja dalam dokumen SPP LS tidak ada dalam
dokumen anggaran unit kerja, maka Bagian Keuangan mengembalikan dokumen SPP
LS kepada PPK untuk dilakukan perbaikan/revisi
7 Jika dokumen SPP LS sudah benar, SPP LS diajukan kepada Pejabat Penerbit SPM
18b Menerima SP2D lembar ke 2 dari KPPN dan membuat copy SP2D
Penerbit SPM 8 Staf Penerbit SPM (Petugas) menerima dokumen SPP dari Bendahara Pengeluaran,
kemudian mengisi cek list kelengkapan berkas SPP, mencatatnya dalam Buku
Pengawasan Penerimaan SPP, Petugas menandatangani SPP LS pada kolom yang
tersedia, dan dilanjutkan dengan proses pengujian/verifikasi dokumen SPP LS
Kuasa BUN/ 15 KPPN menerima SPM LS dan melakukan pengujian substantif dan material
KPPN
16 Jika dinyatakan benar/lengkap maka diproses SP2D
19a Melakukan transfer dana ke nomor rekening yang tertera dalam SP2D (rekening
rekanan/Pejabat Pembuat Komitmen/Bendahara Pengeluaran)
Buku Kas Umum digunakan mulai tanggal 1 Januari 20X1 dengan jumlah halaman sebanyak
XXX lembar dan tiap halaman telah diparaf.
Bendahara/PUMK/PPUMK
....................................
Tanggal Tanda
No Nama Jabatan
Pemeriksaan Tangan
C. Prosedur pembukuan
1. Prosedur Penutupan BKU
a. Jumlahkan kolom jumlah pada sisi penerimaan BKU kolom bawah dengan menggunakan pensil
karena merupakan penjumlahan sementara yang masih harus dicocokan dengan jumlah fisik uang
tunai dan saldo rekening bank.
b. Jumlahkan kolom jumlah pada sisi pengeluaran BKU kolom bawah, selanjutnya hitung selisih
antara jumlah kolom penerimaan dengan jumlah kolom pengeluaran
c. Catat selisih tersebut pada sisi pengeluaran dengan uraian saldo, sementara ditulis dengan
pensil.
1. SOP Pelaksanaan Anggaran di Lingkungan Universitas Jenderal Soedirman berlaku mulai tanggal 1 Januari
2007 sampai dengan diterbitkannya SOP baru;
2. Setiap pimpinan unit kerja agar melakukan pembinaan dan koordinasi kepada semua pejabat pengelola/
pelaksana anggaran di lingkungan kerjanya masing-masing;
3. Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam SOP ini atau terdapat perubahan peraturan perundang-
undangan tentang keuangan negara, akan diadakah perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Purwokerto
Tanggal : Februari 2007
Rektor
Purwokerto, ..
Pejabat Pembuat Komitmen .
..
NIP.
RENCANA PENARIKAN DANA
TAHUN ANGGARAN 20XX
UNIT KERJA : ..
JUMLAH
Lampiran 2
A LEMBAR : A
Tanggal : Nomor :
Sifat Pembayaran : LS ( 4 )
Jenis Pembayaran : Pengeluaran
Anggaran ( 1 )
1. Departemen : 7. Kegiatan :
Lembaga DEPDIKNAS 8. Kode Kegiatan :
2. Unit Organisasi : Ditjen Pendidikan Tinggi 9. Kode Fungsi, Sub Fungsi, Program : 10.06.01
3. Satuan Kerja : UNSOED 10. Kewenangan Pelaksanaan : KD (Kantor Daerah)
4. Lokasi : Purwokerto, Jawa tengah
5. Tempat : Purwokerto, Jawa tengah
6. Alamat : Kampus Unsoed Grendeng, Purwokerto
B KEPADA
YTH,
di Purwokerto
3. Jenis Belanja :
4. Atas nama :
5. Alamat :
6. Mempunyai rekening pada Bank :
No. Rek. :
7. Nomor dan Tanggal SPK/Kontrak :
8. Nilai SPK/ Kontrak :
9. Dengan penjelasan :
Jumlah I - - - -
0000.0000
Jumlah II - - - - -
Uang Persediaan
Lampiran : Dokumen Surat bukti Lembar STS Lembar
Pendukung pengeluaran
.. ..
NIP. NIP.
Lampiran 3.
Contoh Kuitansi UP/TUP
KUITANSI/BUKTI PEMBAYARAN
Sudah terima dari : Kuasa Pengguna Anggaran Universitas Jenderal Soedirman
Jumlah uang : Rp.
Terbilang :
Untuk Pembayaran :
Cantumkan : Purwokerto,
Cantumkan: SK/Surat tugas/dok Penerima
legal lainnya & Tanggal pelaksanaan
<Nama lengkap>
NIP. xxx xxx xxx
Setuju dibayar Setuju dan lunas dibayar Tgl .............
a/n Kuasa Pengguna Anggaran Bendahara Pengeluaran
Pejabat Pembuat Komitmen
Bulan :
REKAPITULASI
Yang bertanda tangan di bawah ini Pejabat Pembuat Komitmen Fakultas XXX Universitas Jenderal Soedirman , dengan ini menyatakan
bahwa saya bertanggung jawab penuh atas segala pengeluaran yang telah dibayar lunas oleh Bendahara Pengeluaran
kepada yang berhak menerima dengan rincian sebagai berikut :
Lembar : 1
1. MA :
Bukti Jumlah
No. MAK Penerima Uraian
Tgl. No. ( Rp )
1 2 3 4 5 6 7
Bukti-bukti belanja tersebut diatas disimpan sesuai ketentuan yang berlaku pada Universitas Jenderal Soedirman
untuk kelengkapan administrasi dan keperluan pemeriksaan aparat pengawas fungsional.
Purwokerto,
KPA/Pejabat Pembuat Komitmen
..
NIP
Lampiran 5.
Contoh Kuitansi LS
KUITANSI/BUKTI PEMBAYARAN
Sudah terima dari : Kuasa Pengguna Anggaran Universitas Jenderal Soedirman/Pejabat Pembuat Komitmen
Jumlah uang : Rp.
Terbilang :
Untuk Pembayaran :
Cantumkan :
Cantumkan: SK/Surat tugas/No
Purwokerto,
kontrak/dok legal lainnya & Tanggal Penerima
pelaksanaan
<Nama lengkap>
NIP. xxx xxx xxx
Setuju dibayar
a/n Kuasa Pengguna Anggaran
Pejabat Pembuat Komitmen
<Nama lengkap>
NIP. xxx xxx xxx
Lampiran 6
RINGKASAN KONTRAK
5. Alamat Kontraktor :
8. Cara Pembayaran :
Catatan :
Apabila terjadi addendum kontrak Tempat, tanggal
data kontrak agar disesuaikan a.n. Kuasa Pengguna Anggaran
dengan perubahannya. Pembuat Komitmen
(Tanda Tangan)
(Nama Jelas)
Satuan Kerja : Universitas Jenderal Soedirman Lampiran 7
Unit Kerja :
Tahun Anggaran :
No. DIPA :
Penerimaan Pengeluaran
Tgl Uraian No. Bukti MAK Jumlah Tgl Uraian No. Bukti MAK Jumlah
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Satuan Kerja : Universitas Jenderal Soedirman Lampiran 8
Unit Kerja :
Tahun Anggaran :
No. DIPA :
Penerimaan Pengeluaran
Tgl Uraian No. Bukti Jumlah Tgl Uraian No. Bukti Jumlah
1 2 3 5 1 2 3 5
Penerimaan Pengeluaran
Tgl Uraian No. Bukti Jumlah Tgl Uraian No. Bukti Jumlah
1 2 3 5 1 2 3 5
Penerimaan Pengeluaran
Tgl Uraian No. Bukti Jumlah Tgl Uraian No. Bukti Jumlah
1 2 3 5 1 2 3 5
Satuan Kerja : Universitas Jenderal Soedirman Lampiran 13
Unit Kerja :
Tahun Anggaran :
No. DIPA :
Penerimaan Pengeluaran
Tgl Uraian No. Bukti MAK Jumlah Tgl Uraian No. Bukti MAK Jumlah
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Satuan Kerja : Universitas Jenderal Soedirman Lampiran 14
Unit Kerja :
Tahun Anggaran :
No. DIPA :
Penerimaan Pengeluaran
Tgl Uraian No. Bukti MAK Jumlah Tgl Uraian No. Bukti MAK Jumlah
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Satuan Kerja : Universitas Jenderal Soedirman Klasifikasi Belanja : Lampiran 15
Unit Kerja : Keg/Sub Kegiatan :
Tahun Anggaran : Nilai :
No. DIPA :
Terdiri dari:
a. Lembaran uang kertas
Rp. 100.000 . lembar Rp xxx
Rp. 50.000 . lembar Rp xxx
Rp. 20.000 . lembar Rp xxx
Rp. 10.000 . lembar Rp xxx
Rp. 5.000 . lembar Rp xxx
Rp. 1.000 . lembar Rp xxx
Rp xxxx
b. Uang logam
Rp. 1.000 . keping Rp xxx
Rp. 500 . keping Rp xxx
Rp. 200 . keping Rp xxx
Rp. 100 . keping Rp xxx
Rp xxxx
c. Saldo Bank (Bank ABC Cab. Pwt Rek No. 12345) Rp xxxx
Total Rp xxxx
Selisih Nihil/ Rp. xxx
Bendahara/PUMK/PPUMK
.
NIP. XXX XXX XXX
Lampiran 17
Purwokerto, ..
Yang membayar Yang menerima
Bendahara Pengeluaran PUMK .
.. ..
NIP NIP.
Purwokerto, ..
Yang membayar Yang menerima
PUMK PPUMK
.. ..
NIP NIP.