Anda di halaman 1dari 53

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PELAKSANAAN ANGGARAN

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
2007
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala karunia dan bimbingan-Nya maka Standar Opersional Prosedur (SOP)
Pelaksanaan Anggaran di lingkungan Universitas Jenderal Soedirman Tahun Anggaran 2007 dapat tersusun. Standar
Opersional Prosedur (SOP) ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan dijadikan pedoman bagi seluruh unit kerja
khususnya yang menangani bidang keuangan, agar dalam pelaksanaan anggaran dapat berjalan dengan baik sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selain itu dengan melaksanakan mekanisme/prosedur yang ada
dalam petunjuk teknis ini, transparansi, ketertiban administrasi dan akuntabilitas pelaksanaan anggaran diharapkan
akan dapat tercapai.

Penyusunan Standar Opersional Prosedur (SOP) ini dilakukan oleh tim yang terdiri dari dari unsur keuangan,
perbendaharaan dan perencanaan, sehingga diharapkan isi yang ada dalam Petunjuk Teknis ini sudah sesuai dengan
mekanisme perencanaan, penganggaran dan pelaksanaan anggaran yang seharusnya memang terintegrasi.

Berkenaan dengan ditetapkannya Standar Opersional Prosedur (SOP) Pelaksanaan Anggaran ini, agar seluruh unit
kerja di lingkungan Universitas Jenderal Soedirman mengikuti mekanisme/prosedur dan dokumen-dokumen yang
disyaratkan dalam pelaksanaan anggaran tahun 2007.

Purwokerto, Februari 2007


Rektor

Prof. Dr. Ir. Sudjarwo


NIP. 130 529 551
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Dasar Hukum .. 1
C. Maksud dan Tujuan 2
D. Ruang Lingkup 3

BAB II PENGERTIAN DAN KETENTUAN UMUM


A. Pengertian 4
B. Ketentuan Umum 5

BAB III TUGAS PEJABAT PENGELOLA ANGGARAN


A. Tugas Kuasa Pengguna Anggaran . 7
B. Tugas Atasan Langsung Bendahara .. 7
C. Tugas Pejabat Penerbit SPM ... 7
D. Tugas Pejabat Pembuat Komitmen . 7
E. Tugas Bendahara Pengeluaran ... 8
F. Tugas Bendahara Penerimaan . 8
G. Tugas PUMK 8
H. Tugas PPUMK. 8

BAB IV KETENTUAN PENGAJUAN SPP DAN PENERBITAN SPM


A. Pengajuan SPP . 10
B. Penerbitan SPM . 12

BAB V PROSEDUR PELAKSANAAN ANGGARAN


A. Prosedur Permohonan Dana UP/TUP 13
B. Prosedur Pencairan Dana UP/TUP 17
C. Prosedur Pertanggungjawabab Dana UP/TUP 19
D. Prosedur Permohonan Pencairan LS 24

BAB VI TATA CARA PEMBUKUAN


A. Jenis Buku Yang Digunakan . 27
B. Tata Cara Pembukuan . 28
C. Prosedur Pembukuan .. 29

BAB VII PENUTUP 31

LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Terbitnya paket perundang-undangan tentang Keuangan Negara seperti UU No. 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara, UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, UU No. 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Pernyataan
Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) dan peraturan-peraturan terkait lainnya, membawa konsekuensi
berubahnya penyelenggaraan administrasi keuangan pemerintah yang cukup mendasar. Perubahan
tersebut tidak hanya pada sistem pelaksanaan anggaran saja tetapi juga mulai dari sistem perencanaan
sampai dengan pengawasannya. Perubahan tersebut harus didukung dengan perubahan pola pikir dan cara
kerja serta perilaku para pejabat dan pelaksana di bidang keuangan.
Secara umum beberapa perubahan yang cukup mendasar diantaranya diamanatkan dalam UU Nomor 17
Tahun 2003 Pasal 8 yang menyatakan bahwa dalam rangka pelaksanaan kekuasaan atas pengelolaan
fiskal, Menteri Keuangan mempunyai tugas antara lain menyusun laporan keuangan yang merupakan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBN. Kemudian pada Pasal 9 dinyatakan bahwa Menteri/Pimpinan
Lembaga sebagai pengguna anggaran/pengguna barang Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya
mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Kementerian
Negara/Lembaga yang dipimpinnya. Tugas tersebut juga secara berurutan harus dilaksanakan oleh pejabat
di bawahnya sampai dengan para pemimpin satuan kerja.
Semangat perubahan-perubahan itu harus diakomodasi dalam sebuah perencanaan yang matang, sehingga
setiap elemen di satuan kerja dalam hal ini universitas baik program studi, jurusan, fakultas, ataupun unit
kerja lain harus memahami arah dan kebijakan keuangan, serta strategi dan prioritas yang akan diambil.
Dalam rangka mewujudkan pertanggungjawaban keuangan sebagaimana ditetapkan dalam Undang-undang
Keuangan Negara dan Keputusan Presiden, Peraturan Menteri Keuangan, dan peraturan-peraturan lain
yang terkait dengan pelaksanaan anggaran, maka perlu dibuat Standar Operasional Prosedur (SOP) yang
mengatur pelaksanaan anggaran khususnya di lingkungan Universitas Jenderal Soedirman.

B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3687)
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301);
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4355);
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4503);

SOP Pelaksanaan Anggaran Unsoed 1


7. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4214) sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden
Nomor 72 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 92, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4418);
8. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 129,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4330);
9. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 331/M/V/9/1968 tentang Pedoman Bagi Pegawai yang diberi
tugas melakukan Pemeriksaan Umum Kas pada para Bendahara/Pemegang Kas;
10. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 332/M/V/9/1968 tentang Buku Kas Umum dan Cara
Mengerjakannya;
11. Keputusan Menteri Keuangan No. 0163.0/023-04.0/XIII/2007 tanggal 31 Desember 2006 tentang Surat
Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Universitas Jenderal Soedirman Tahun Anggaran
2007;
12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 59/PMK.06/2005 Tentang Sistem Akuntansi Dan Pelaporan
Keuangan Pemerintah Pusat;
13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK.06/2005 Tentang Pedoman Pembayaran Dalam
Pelaksanaan Anggaran dan Belanja Negara;
14. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-21/PB/2005 tentang Pelaksanaan
Penyusunan Laporan Keuangan Kementrian/Lembaga Tahun Anggaran 2005;
15. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-66/PB/2005 tentang Mekanisme
Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara;
16. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-02/PB/2006 tentang Penetapan Sanksi Oleh
KPPN Atas Keterlambatan Penyampaian Laporan Keuangan Sesuai Dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 59/PMK.06/2005 Tentang Sistem Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan Pemerintah
Pusat;
17. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-24/PB/2006 Tentang Pelaksanaan
Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.

C. Maksud dan Tujuan


a. Maksud
Standar Opersional Prosedur (SOP) Pelaksanaan Anggaran dimaksudkan sebagai pedoman bagi para
pengelola keuangan dan pelaksana anggaran pada seluruh unit kerja di lingkungan Universitas Jenderal
Soedirman.
b. Tujuan
Standar Opersional Prosedur (SOP) Pelaksanaan Anggaran bertujuan memberikan pemahaman yang
sama dan sebagai pedoman/acuan bagi pengelola keuangan dan pelaksana anggaran di lingkungan
Universitas Jenderal Soedirman, agar pengelolaan anggaran dilakukan secara transparan, akuntabel,
tertib administrasi, efisien dan efektif.

SOP Pelaksanaan Anggaran Unsoed 2


D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Standar Opersional Prosedur (SOP) Pelaksanaan Anggaran di Lingkungan Universitas
Jenderal Soedirman meliputi Pejabat Pengelola Anggaran di seluruh unit kerja yang ada di Universitas
Jenderal Soedirman, yaitu :
a. Rektor sebagai Kuasa Pengguna Anggaran;
b. Pembantu Rektor II sebagai Pejabat yang diberi kewenangan melakukan tindakan yang
mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja;
c. Biro Administrasi Umum dan Keuangan;
d. Bagian Keuangan Universitas dan Subbag Keuangan unit kerja;
e. Para Pejabat Pembuat Komitmen;
f. Pejabat yang diberi wewenang untuk menandatangani Surat Perintah Membayar (SPM);
g. Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran;
h. Para Pemegang Uang Muka Kegiatan (PUMK);
i. Para Pembantu PUMK (PPUMK);

SOP Pelaksanaan Anggaran Unsoed 3


BAB II
PENGERTIAN DAN KETENTUAN UMUM

A. Pengertian
Dalam Standar Operasional Prosedur Pelaksanaan Anggaran ini yang dimaksud dengan:
1. Perbendaharaan Negara adalah pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara, termasuk
investasi dan kekayaan yang dipisahkan, yang ditetapkan dalam APBN;
2. Kas Negara adalah tempat penyimpanan uang negara yang ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku
Bendahara Umum Negara (BUN) untuk menampung seluruh penerimaan negara dan membayarkan
seluruh pengeluaran negara;
3. Bendahara Umum Negara (BUN) adalah pejabat yang diberi tugas untuk melaksanakan fungsi
bendahara umum negara;
4. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) adalah Rektor Universitas Jenderal Soedirman;
5. Kuasa Bendahara Umum Negara adalah Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)
Purwokerto;
6. Pejabat Perbendaharaan adalah pejabat yang diangkat oleh Menteri Pendidikan Nasional atau yang
dikuasakan kepada Rektor selaku Kuasa Pengguna Anggaran, setiap tahun anggaran untuk mengelola
anggaran pada Universitas Jenderal Soedirman, yang terdiri dari:
a. Kuasa Pengguna Anggaran;
b. Atasan Langsung Bendahara adalah pejabat yang diberi kewenangan untuk melakukan tindakan
yang mengakibatkan terjadinya pengeluaran anggaran belanja;
c. Pejabat Penerbit SPM adalah pejabat yang diberi kewenangan untuk menguji, menerbitkan dan
menandatangani SPM;
d. Pejabat Pembuat Komitmen adalah pejabat yang diangkat oleh Rektor selaku Kuasa Pengguna
Anggaran, yang diberi kewenangan sebagai pemilik pekerjaan yang bertanggung jawab
melaksanakan rencana kerja yang telah ditetapkan dalam DIPA, menerbitkan keputusan yang
berkaitan dengan mengadakan ikatan/perjanjian/kontrak kepada pihak ketiga dan surat lainnya
yang berhubungan dengan tugas pelaksanaan kegiatan. Dalam menjalankan tugasnya Pejabat
Pembuat Komitmen bertanggung jawab kepada Kuasa Pengguna Anggaran;
e. Bendahara Penerimaan adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, menyetorkan,
menatausahakan dan mempertangungjawabkan uang dalam rangka pelaksanaan penerimaan
negara pada Universitas Jenderal Soedirman;
f. Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan,
menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja negara dalam
rangka pelaksanaan pengeluaran negara pada Universitas Jenderal Soedirman;
g. Pemegang Uang Muka Kegiatan (PUMK) adalah orang yang diberi tugas untuk membantu
Bendahara Pengeluaran dalam pelaksanaan tugas perbendaharaan;
h. Pembantu Pemegang Uang Muka Kegiatan (PPUMK) adalah orang yang diberi tugas untuk
membantu PUMK dalam pelaksanaan tugas perbendaharaan.
7. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) adalah suatu dokumen pelaksanaan anggaran yang
dibuat oleh Rektor serta disahkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan atas nama Menteri Keuangan
dan berfungsi sebagai dokumen pelaksanaan pembiayaan kegiatan serta dokumen pendukung kegiatan
akuntansi pemerintah;

SOP Pelaksanaan Anggaran Unsoed 4


8. Pembayaran Langsung (LS) adalah pelaksanaan pembayaran yang dilakukan oleh Kuasa Pengguna
Anggaran kepada pihak yang berhak/rekanan melalui penerbitan SPM-LS atas nama pihak yang
berhak/rekanan;
9. Pembukuan Bendahara adalah segala kegiatan pencatatan semua penerimaan dan pengeluaran
berupa uang atau barang milik negara yang dilakukan oleh seseorang yang ditunjuk, dalam suatu
pembukuan yang terdiri atas: Buku Kas Umum (BKU), Buku Bank, Buku Kas Harian, Buku Uang Muka
Kerja, Buku Pajak, dan Buku Pembantu Lainnya;
10. Pembukuan Anggaran adalah kegiatan pencatatan SPM/SP2D yang diterima dari KPPN, dengan
menggunakan sistem aplikasi Sistem Akuntansi Instansi (SAI);
11. SPP adalah Surat Permintaan Pembayaran yang diterbitkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat
Pembuat Komitmen/Pejabat yang ditunjuk, ditujukan kepada Pejabat Penerbit SPM untuk diterbitkan
SPM;
12. Surat Perintah Membayar (SPM) adalah dokumen yang diterbitkan oleh Pejabat Penerbit SPM untuk
mencairkan alokasi dana yang sumber dananya dari DIPA, setelah melalui pengujian SPP;
13. SPM-LS adalah Surat Perintah Membayar langsung yang diterbitkan oleh Pejabat Penerbit SPM kepada
pihak ketiga atas dasar perjanjian kontrak kerja (SPK) atau yang sejenisnya setelah melalui pengujian
SPP-LS;
14. Uang Persediaan (UP) adalah sejumlah uang yang disediakan untuk melaksanakan kegiatan
operasional sehari-hari;
15. Surat Perintah Membayar Uang Persediaan (SPM-UP) adalah Surat Perintah Membayar yang
diterbitkan oleh Pejabat Penerbit SPM yang dananya dipergunakan sebagai uang persediaan untuk
membiayai kegiatan operasional kantor sehari-hari, setelah melalui pengujian SPP-UP;
16. Surat Perintah Membayar Pengganti Uang Persediaan (SPM-GUP) adalah Surat Perintah Membayar
yang diterbitkan oleh Pejabat Penerbit SPM dengan membebani DIPA, yang dananya dipergunakan
untuk menggantikan uang persediaan yang telah dipakai;
17. Surat Perintah Membayar Tambahan Uang Persediaan (SPM-TUP) adalah Surat Perintah Membayar
yang diterbitkan oleh Pejabat Penerbit SPM karena kebutuhan dananya melebihi dari pagu uang
persediaan yang ditetapkan;
18. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) adalah Surat Perintah Pencairan Dana yang diterbitkan oleh
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) kepada Bank Persepsi untuk membayarkan
sejumlah uang kepada pihak yang berhak sesuai yang tertera dalam SP2D.
B. Ketentuan Umum
1. Seluruh pelaksanaan kegiatan yang dibebankan pada DIPA Universitas Jenderal Soedirman harus
mengikuti prosedur dan menggunakan dokumen-dokumen seperti yang ada dalam SOP Pelaksanaan
Anggaran ini;
2. Pelaksanaan kegiatan harus dilakukan secara tertib dengan mempertimbangkan efisiensi anggaran dan
memenuhi ikatan/perjanjian yang ditentukan, baik dalam spesifikasi teknis maupun dalam jangka waktu
penyelesaian;
3. Pejabat yang menandatangani dan atau mengesahkan dokumen yang berkaitan dengan surat bukti
yang menjadi dasar pengeluaran atas beban APBN bertanggungjawab sepenuhnya atas kebenaran
material dan akibat yang timbul dari penggunaan surat bukti/dokumen pengeluaran;
4. Setiap pejabat pengelola anggaran wajib menyelenggarakan pembukuan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku dan memberikan laporan setiap bulan kepada Kuasa Pengguna Anggaran (lihat lampiran 1a);
5. Pembayaran pada dasarnya dilakukan secara langsung melalui penerbitan SPM-LS;

SOP Pelaksanaan Anggaran Unsoed 5


6. Untuk keperluan tertentu yang tidak dapat dan/atau tidak memungkinkan dilakukannya pembayaran
secara langsung (menggunakan prosedur SPM-LS), sesuai ketentuan/batasan yang diatur secara
khusus, pembayaran dapat dilakukan dengan menggunakan UP/TUP, melalui penerbitan SPM-UP atau
SPM-TUP;
7. Penggunaan UP/TUP harus dilakukan menurut ketentuan yang berlaku antara lain:
a. TUP dapat diberikan untuk pengeluaran-pengeluaran Belanja Barang pada klasifikasi belanja 5211,
5212, 5221, 5231, 5241
b. Setiap pengeluaran tidak boleh melampaui kredit anggaran/pagu yang tersedia dalam DIPA untuk
kegiatan dan sub kegiatan dan jenis belanja yang bersangkutan;
c. Setiap pengeluaran harus dikuatkan dengan surat-surat bukti atau dokumen belanja yang sah/ yang
memenuhi syarat-syarat keabsahan.
d. Dalam setiap pembayaran harus dilaksanakan ketentuan mengenai perpajakan, antara lain
memotong PPh/memungut PPN, menyetorkan dan melaporkannya sesuai dengan ketentuan
perpajakan yang berlaku.
8. Batas pemberian Tambahan Uang Persediaan dapat diberikan dalam batas-batas sebesar keperluan riil
sesuai dengan rincian rencana penggunaannya;
9. Jadwal permohonan dan pertanggungjawaban penggunaan dana diatur oleh Bendahara Pengeluaran
dan para PUMK;
10. Untuk memperlancar proses UP/TUP seluruh unit kerja diwajibkan membuat rencana penarikan dana
bulanan, yang dibuat secara rinci sesuai RKA untuk satu tahun; (format lihat lampiran 1b)
11. Pengadaan barang/jasa agar berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berhubungan
dengan pengadaan barang/jasa pemerintah;
12. Sisa Uang Persediaan yang terdapat pada akhir tahun anggaran harus disetor kembali ke Rekening Kas
Umum Negara melalui Bendahara Pengeluaran selambat-lambatnya tanggal 31 Desember atau sesuai
ketentuan yang dikeluarkan oleh KPPN Purwokerto.

SOP Pelaksanaan Anggaran Unsoed 6


BAB III
TUGAS PEJABAT PENGELOLA ANGGARAN

A. Tugas Kuasa Pengguna Anggaran


1. Mengusulkan Pejabat Pengelola Anggaran kepada Mendiknas setiap akhir tahun anggaran;
2. Menyusun rencana pelaksanaan anggaran sesuai DIPA;
3. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran belanja
4. Membuat komitmen/menetapkan pejabat pembuat komitmen;
5. Mengawasi pelaksanaan anggaran satuan kerja;
6. Mempertanggungjawabkan anggaran satuan kerja;

B. Tugas Atasan Langsung Bendahara


1. Menyusun rencana pelaksanaan anggaran
2. Mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP)
3. Meneliti dokumen keuangan yang diajukan oleh Bendahara
4. Mengalokasikan dan mengkoordinasikan pelaksanaan anggaran sesuai dengan DIPA
5. Mengawasi pelaksanaan keuangan
6. Menyusun laporan realisasi anggaran
7. Mempertanggungjawabkan semua dokumen keuangan
8. Mengesahkan semua dokumen pengeluaran
9. Mengadakan pemeriksaan kas bendahara secara periodik minimal 3 (tiga) bulan sekali

C. Tugas Pejabat Penerbit SPM


1. Menguji kebenaran material surat-surat bukti mengenai hak pihak penagih
2. Meneliti kebenaran dokumen yang menjadi persyaratan/kelengkapan sehubungan dengan
ikatan/perjanjian pengadaan barang/jasa
3. Meneliti tersedianya dana yang bersangkutan
4. Membuat kartu pengawasan atas SPM yang diterbitkan
5. Menandatangani Surat Perintah Membayar (SPM)
6. Menyampaikan nama, specimen tanda tangan dan cap dinas instansi penerbit SPM kepada KPPN
setempat

D. Tugas Pejabat Pembuat Komitmen


1. Membuat keputusan/tindakan dalam rangka pelaksanaan kegiatan yang terkait dengan substansi tugas
pokok dan fungsi yaitu:
a. Surat Perintah Perjalanan Dinas
b. Surat Perintah Kerja Lembur
2. Membuat keputusan/tindakan dalam rangka pengadaan barang/jasa antara lain:
a. Menyusun perencanaan pengadaan barang/jasa;
b. Menetapkan paket-paket pekerjaan;
c. Menetapkan dan mengesahkan harga perkiraan sendiri (HPS), jadwal dan tata cara pelaksanaan
pengadaan yang disusun oleh panitia/pejabat pengadaan;
d. Menetapkan dan mengesahkan hasil pengadaan oleh panitia/pejabat pengadaan sesuai
kewenangannya;
e. Menetapkan besaran uang muka yang menjadi hak pihak ketiga sesuai ketentuan yang berlaku;
f. Menyiapkan dan melaksanakan perjanjian/kontrak dengan pihak ketiga;
g. Melaporkan pelaksanaan/penyelesaian pengadaan barang/jasa kepada Kuasa Pengguna Anggaran
KPA ( Rektor );
h. Mengendalikan pelaksanaan perjanjian/kontrak;
i. Menyerahkan Aset hasil pengadaan barang/jasa dan asset lainnya kepada KPA ( Rektor ) dengan
berita acara penyerahan;

SOP Pelaksanaan Anggaran Unsoed 7


j.Menandatangani Pakta Integritas sebelum pelaksanaan pengadaan barang/jasa dimulai,
Menandatangani bukti pengeluaran di lingkungan kerjanya.
3. Mempertanggungjawabkan pengeluaran anggaran yang menjadi wewenangnya

E. Tugas Bendahara Pengeluaran


1. Menerima, menyimpan, membayar uang, menatausahakan dan mempertanggung jawabkan uang
negara yang ada dalam penguasaannya
2. Menyampaikan specimen tanda tangan Bendahara dan Atasan langsung Bendahara, dan cap dinas ke
KPPN setempat, Bank Persepsi dan Pejabat yang diberi kewenangan menandatangani SPM
3. Mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP-Gaji, SPP-LS, SPP-UP, SPP-TU, SPP-GU, SPP-GU
Nihil)
4. Membayarkan semua tagihan yang telah dilakukan pengujian sebelumnya, setelah mendapat
persetujuan dari Atasan Langsung
5. Memotong dan/atau memungut, menyetorkan dan melaporkan pajak sesuai ketentuan perpajakan yang
berlaku
6. Menandatangani dan mempertanggungjawabkan semua dokumen pengeluaran yang dikelolanya
7. Bendahara hanya diperbolehkan membuka 1 (satu) rekening bank
8. Meneliti dokumen pengeluaran dari PUMK dan mengembalikan dokumen yang tidak memenuhi syarat
9. Membuat rekapitulasi pengeluaran anggaran setiap PUMK
10. Membukukan semua transaksi pengeluaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan menutup buku
pada akhir bulan
11. Uang tunai yang ada dalam brangkas tidak melebihi ketentuan yang berlaku
12. Menyusun laporan keuangan

F. Tugas Bendahara Penerimaan


1. Menerima, menyimpan, menerima uang, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang negara
yang ada dalam penguasaannya
2. Menyetorkan uang yang diterima sesegera mungkin ke rekening kas negara
3. Menandatangani dan mempertanggungjawabkan semua dokumen penerimaan yang dikelolanya
4. Membukukan semua transaksi penerimaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan menutup buku
pada akhir bulan
5. Membuat perhitungan alokasi penerimaan anggaran setiap unit kerja secara periodik minimal 1 (satu)
bulan sekali
6. Membuat laporan rekapitulasi penerimaan anggaran

G. Tugas Pemegang Uang Muka Kegiatan (PUMK)


1. Membantu Bendahara Pengeluaran untuk mengelola uang persediaan
2. Mengajukan permohonan permintaan uang kepada Bendahara Pengeluaran setelah mendapat
persetuan Pejabat Pembuat Komitmen atau Penanggungjawab kegiatan yang ditunjuk
3. Membayarkan tagihan sesuai dengan kegiatan yang telah diajukan
4. Memotong dan/atau memungut, menyetorkan pajak sesuai ketentuan perpajakan yang berlaku
5. Menyerahkan surat setoran pajak kepada Bendahara Pengeluaran
6. Melakukan pembukuan sesuai ketentuan yang berlaku
7. Menyerahkan dokumen pengeluaran/pertanggungjawaban kepada Bendahara Pengeluaran selambat-
lambatnya 15 (lima belas) hari kerja setelah menerima uang muka kerja dengan membuat SPTB (Surat
Pernyataan Tanggungjawab Belanja)
8. Bertanggungjawab sepenuhnya atas uang yang diambil dari Bendahara Pengeluaran

H. Pembantu Pemegang Uang Muka Kegiatan (PPUMK)


1. Membantu PUMK untuk mengelola uang persediaan
2. Mengajukan permohonan permintaan uang kepada PUMK setelah mendapat persetuan Pejabat
Pembuat Komitmen atau Penanggungjawab kegiatan yang ditunjuk
3. Membayarkan tagihan sesuai dengan kegiatan yang telah diajukan
4. Memotong dan/atau memungut, menyetorkan pajak sesuai ketentuan perpajakan yang berlaku
5. Menyerahkan Surat Setoran Pajak kepada PUMK

SOP Pelaksanaan Anggaran Unsoed 8


6. Melampirkan fotokopi Surat Setoran Pajak pada setiap bukti transaksi yang terdapat kewajiban pajak
7. Melakukan pembukuan sesuai ketentuan yang berlaku
8. Menyerahkan dokumen pengeluaran/pertanggungjawaban kepada PUMK selambat-lambatnya 12 (dua
belas) hari kerja setelah menerima uang muka kerja dengan membuat SPTB (Surat Pernyataan
Tanggungjawab Belanja)
9. Bertanggungjawab sepenuhnya atas uang yang diambil dari PUMK

SOP Pelaksanaan Anggaran Unsoed 9


BAB IV
KETENTUAN PENGAJUAN SPP DAN PENERBITAN SPM

A. Pengajuan SPP
Surat Permintaan Pembayaran (SPP) untuk penerbitan SPM, dibuat dengan menggunakan format
sebagaimana lampiran 2 dan kelengkapan persyaratannya diatur sebagai berikut:
1. SPP-UP (Uang Persediaan)
Surat Pernyataan dari Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat yang ditunjuk, menyatakan bahwa Uang
Persediaan tersebut tidak untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran yang menurut ketentuan harus
dengan LS.
2. SPP-TUP (Tambahan Uang Persediaan)
a. Rincian rencana penggunaan dana Tambahan Uang Persediaan dari Kuasa Pengguna Anggaran
atau pejabat yang ditunjuk.
b. Surat Pernyataan dari Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat yang ditunjuk bahwa:
1) Dana Tambahan UP tersebut akan digunakan untuk keperluan mendesak dan akan habis
digunakan dalam waktu satu bulan terhitung sejak tanggal diterbitkan SP2D;
2) Apabila terdapat sisa dana TUP, harus disetorkan ke Rekening Kas Negara;
3) Tidak untuk membiayai pengeluaran yang seharusnya dibayarkan secara langsung.
c. Rekening Koran yang menunjukkan saldo terakhir.
3. SPP-GUP (Penggantian Uang Persediaan)
a. Kuitansi/tanda bukti pembayaran; (format kuitansi UP sebagaimana lampiran 3)
b. SPTB (format sebagaimana lampiran 4)
c. Surat Setoran Pajak (SSP) yang telah dilegalisir oleh Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat yang
ditunjuk.
4. SPP Untuk Pengadaan Tanah
Pembayaran pengadaan tanah untuk kepentingan umum dilaksanakan melalui mekanisme pembayaran
langsung (LS). Apabila tidak mungkin dilaksanakan melalui mekanisme LS, dapat dilakukan melalui UP/
TUP.
Pengaturan mekanisme pembayaran adalah sebagai berikut:
a. SPP-LS (Pembayaran Langsung)
1) Persetujuan Panitia Pengadaan Tanah untuk tanah yang luasnya lebih dari 1 (satu ) hektar di
kabupaten/ kota;
2) Fotokopi bukti kepemilikan tanah;
3) Kuitansi;
4) SPPT PBB tahun transaksi;
5) Surat persetujuan harga;
6) Pernyataan dari penjual bahwa tanah tersebut tidak dalam sengketa dan tidak sedang dalam
agunan;
7) Pelepasan/ penyerahan hak atas tanah/ akta jual beli dihadapan PPAT;
8) SSP PPh final atas pelepasan hak;
9) Surat pelepasan hak adat (bila diperlukan).
b. SPP-UP/TUP
1) Pengadaan tanah yang luasnya kurang dari 1 (satu) hektar dilengkapi persyaratan daftar
nominatif pemilik tanah yang ditandatangani oleh Kuasa PA.
2) Pengadaan tanah yang luasnya lebih dari 1 (satu) hektar dilakukan dengan bantuan panitia
pengadaan tanah di kabupaten/kota setempat dan dilengkapi dengan daftar nominatif pemilik
tanah dan besaran harga tanah yang ditandatangani oleh Kuasa PA dan diketahui oleh Panitia
Pengadaan Tanah (PPT).
3) Pengadaan tanah yang pembayarannya dilaksanakan melalui UP/TUP harus terlebih dahulu
mendapat ijin dispensasi dari Kantor Pusat Ditjen PBN/Kanwil Ditjen PBN sedangkan besaran
uangnya harus mendapat dispensasi UP/TUP sesuai ketentuan yang berlaku.

SOP Pelaksanaan Anggaran Unsoed 10


5. SPP-LS untuk pembayaran gaji, lembur dan honor/ vakasi
a. Pembayaran Gaji Induk/Gaji Susulan/Kekurangan Gaji/Gaji Terusan/Uang Duka Wafat/Tewas,
dilengkapi dengan Daftar Gaji Induk/Gaji Susulan/Kekurangan Gaji/Uang Duka Wafat/Tewas, SK
CPNS, SK PNS, SK Kenaikan Pangkat, SK Jabatan, Kenaikan Gaji Berkala, Surat Pernyataan
Pelantikan, Surat Pernyataan Masih Menduduki Jabatan, Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas,
Daftar Keluarga (KP4), Fotokopi Surat Nikah, Fotokopi Akte Kelahiran, SKPP, Daftar Potongan
Sewa Rumah Dinas, Surat Keterangan Masih Sekolah/Kuliah, Surat Pindah, Surat Kematian, SSP
PPh Pasal 21. Kelengkapan tersebut di atas digunakan sesuai peruntukannya.
b. Pembayaran Lembur dilengkapi dengan daftar pembayaran perhitungan lembur yang
ditandatangani oleh Kuasa PA/Pejabat yang ditunjuk dan Bendahara Pengeluaran satker yang
bersangkutan, surat perintah kerja lembur, daftar hadir kerja, daftar hadir lembur dan SSP PPh
Pasal 21.
c. Pembayaran Honor/Vakasi dilengkapi dengan surat keputusan tentang pemberian honor vakasi,
daftar pembayaran perhitungan honor/vakasi yang ditandatangani oleh Kuasa PA/Pejabat yang
ditunjuk dan Bendahara Pengeluaran yang bersangkutan, dan SSP PPh Pasal 21.
6. SPP-LS non belanja pegawai
a. Pembayaran pengadaan barang dan jasa:
1) Kontrak/SPK yang mencantumkan nomor rekening rekanan;
2) Surat Pernyataan Kuasa PA mengenai penetapan rekanan;
3) Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan;
4) Berita Acara Serah Terima Pekerjaan;
5) Berita Acara Pembayaran;
6) Kuitansi yang disetujui oleh Kuasa PA atau pejabat yang ditunjuk; (format kuitansi LS
sebagaimana lampiran 5);
7) Faktur pajak beserta SSP yang telah ditandatangani Wajib Pajak;
8) Jaminan Bank atau yang dipersamakan yang dikeluarkan oleh bank atau lembaga keuangan
non bank;
9) Dokumen lain yang dipersyaratkan untuk kontrak-kontrak yang dananya sebagian atau
seluruhnya bersumber dari pinjaman/hibah luar negeri;
10) Ringkasan Kontrak yang dibuat sesuai dengan format lampiran 6. Berita Acara pada butir 3), 4)
dan 5) di atas dibuat sekurangkurangnya dalam rangkap lima dan disampaikan kepada:
a) Asli dan satu tembusan untuk penerbit SPM;
b) Masing-masing satu tembusan untuk para pihak yang membuat kontrak;
c) Satu tembusan untuk pejabat pelaksana pemeriksaan pekerjaan.
b. Pembayaran Biaya Langganan Daya dan Jasa (Listrik, Telepon dan Air):
1) Bukti tagihan daya dan jasa;
2) Nomor Rekening Pihak Ketiga (PT PLN, PT Telkom, PDAM dll);
3) Dalam hal pembayaran Langganan Daya dan Jasa belum dapat dilakukan secara langsung,
satuan kerja yang bersangkutan dapat melakukan pembayaran dengan UP. Tunggakan
langganan daya dan jasa tahun anggaran sebelumnya dapat dibayarkan oleh satker setelah
mendapat dispensasi/ persetujuan terlebih dahulu dari Kanwil Ditjen PBN sepanjang dananya
tersedia dalam DIPA berkenaan.
c. Pembayaran Belanja Perjalanan Dinas harus dilengkapi dengan daftar nominatif pejabat yang akan
melakukan perjalanan dinas, yang berisi antara lain: informasi mengenai data pejabat (Nama,
Pangkat/golongan), tujuan, tanggal keberangkatan, lama perjalanan dinas, dan biaya yang
diperlukan untuk masing-masing pejabat. Daftar nominatif tersebut harus ditandatangani oleh
pejabat yang berwenang memerintahkan perjalanan dinas, dan disahkan oleh pejabat yang
berwenang di KPPN. Pembayaran dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran satker yang
bersangkutan kepada para pejabat yang akan melakukan perjalanan dinas.

SOP Pelaksanaan Anggaran Unsoed 11


7. SPP untuk PNBP
a. UP/TUP untuk PNBP diajukan terpisah dari UP/TUP lainnya;
b. Besarnya pencairan dana PNBP secara keseluruhan tidak boleh melampaui pagu PNBP satker
yang bersangkutan dalam DIPA.

B. Penerbitan SPM
Setelah menerima SPP, pejabat penerbit SPM menerbitkan SPM dengan mekanisme sebagai berikut:
1. Penerimaan dan pengujian SPP
Petugas penerima SPP memeriksa kelengkapan berkas SPP, mengisi check list kelengkapan berkas
SPP, mencatatnya dalam buku pengawasan penerimaan SPP dan membuat/menandatangani tanda
terima SPP berkenaan. Selanjutnya petugas penerima SPP menyampaikan SPP dimaksud kepada
pejabat penerbit SPM.
2. Pejabat penerbit SPM melakukan pengujian atas SPP sebagai berikut:
a. Memeriksa secara rinci dokumen pendukung SPP sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Memeriksa ketersediaan pagu anggaran dalam DIPA untuk memperoleh keyakinan bahwa tagihan
tidak melampaui batas pagu anggaran.
c. Memeriksa kesesuaian rencana kerja dan/atau kelayakan hasil kerja yang dicapai dengan indikator
keluaran.
d. Memeriksa kebenaran atas hak tagih yang menyangkut antara lain:
1) Pihak yang ditunjuk untuk menerima pembayaran (nama orang/ perusahaan, alamat, nomor
rekening dan nama bank);
2) Nilai tagihan yang harus dibayar (kesesuaian dan/atau kelayakannya dengan prestasi kerja
yang dicapai sesuai spesifikasi teknis yang tercantum dalam kontrak);
3) Jadual waktu pembayaran.
e. Memeriksa pencapaian tujuan dan/atau sasaran kegiatan sesuai dengan indikator keluaran yang
tercantum dalam DIPA berkenaan dan/atau spesifikasi teknis yang sudah ditetapkan dalam kontrak.
3. Setelah dilakukan pengujian terhadap SPP-UP/SPP-TUP/SPP-GUP/SPP-LS, Pejabat Penguji SPP dan
Penandatangan SPM menerbitkan SPM-UP/SPM-TUP/SPM-GUP/SPM-LS dalam rangkap 4 (empat):
a. Lembar kesatu dan kedua disampaikan kepada KPPN.
b. Lembar ketiga disampaikan kepada Rektor;
c. Lembar keempat disampaikan kepada Bendahara Pengeluaran.
4. SPM yang telah diterbitkan SP2D-nya oleh KPPN dan telah dicairkan (telah dilakukan pendebetan
rekening kas negara) tidak dapat dibatalkan.
a. Perbaikan hanya dapat dilakukan terhadap kesalahan administrasi sebagai berikut:
1) Kesalahan pembebanan pada MAK;
2) Kesalahan pencantuman kode fungsi, sub fungsi, kegiatan dan sub kegiatan;
3) Uraian pengeluaran yang tidak berakibat jumlah uang pada SPM.
b. Perbaikan SPM sebagaimana dimaksud pada huruf a dilakukan oleh Kuasa PA/Penerbit SPM.
Selanjutnya SPM perbaikan dimaksud dilampiri dengan (Surat Keterangan Tanggung Jawab
Mutlak) disampaikan kepada Kepala KPPN.

SOP Pelaksanaan Anggaran Unsoed 12


BAB V
PROSEDUR PELAKSANAAN ANGGARAN

A. Prosedur Permohonan Dana UP/TUP

No
Entitas Kegiatan
Urut
Unit Kerja 1 PPK mengajukan dokumen permohonan UP/TUP yang berisi Surat Permintaan
(Pejabat Pembayaran (SPP) untuk setiap kegiatan/sub kegiatan/jenis belanja yang akan/telah
Pembuat dilakukan, dilampiri dokumen pendukung sesuai jenis SPP yang diajukan dan
Komitmen/PPK) dilengkapi dengan Surat Pengantar (SP), dibuat rangkap 2 (dua), ditujukan kepada
KPA (Rektor) : 1 (satu) eksemplar ke Rektor dan 1 (satu) eksemplar ke Pembantu
Rektor II

6a Menerima kembali dokumen permohonan UP/TUP dari Kabag Keuangan jika terdapat
kesalahan/ketidaksesuaian dengan dokumen anggaran unit kerja

9a Menerima kembali dan merevisi/melengkapi dokumen permohonan UP/TUP dari


Kasubbag jika sisa pagu kegiatan/sub kegiatan tidak mencukupi atau jika terdapat
kesalahan/ketidak lengkapan dokumen permohonan tersebut

PR II 2 Menerima dokumen permohonan UP/TUP unit kerja, kemudian memeriksa dan


mendisposisikan kepada Kepala BAUK

Atasan 19 Menandatangani SPP UP/TUP yang telah diparaf oleh Bendahara Pengeluaran dan
Langsung menyerahkan kembali ke Bendahara Pengeluaran
Bendahara

BAUK 3 Menerima dokumen permohonan UP/TUP, mencermati disposisi PR II, kemudian


mendisposisikan kepada Kabag Keuangan

Penerbit SPM 21 Petugas penerima SPP menerima SPP dari Bendahara Pengeluaran, mengisi cek list
kelengkapan berkas SPP dan mencatatnya dalam Buku Pengawasan Penerimaan
SPP, menandatangani SPP UP/TUP tersebut, kemudian dilakukan
pengujian/verifikasi SPP

22 Memproses SPM (menggunakan aplikasi SPM), mencetak SPM (4 rangkap),


selanjutnya menyerahkan SPM yang sudah diparaf oleh penguji SPP kepada Pejabat
Penerbit SPM

23 Pejabat Penerbit SPM menandatangani SPM

24 Menyerahkan dokumen SPM lembar 1, 2 dan 3 kepada Bendahara Pengeluaran

25 Mengarsipkan SPM lembar ke 4

Bagian 4 Menerima dokumen permohonan UP/TUP, mencermati disposisi Kepala BAUK,


Keuangan kemudian melakukan verifikasi apakah kegiatan/sub kegiatan/jenis belanja dalam
dokumen permohonan UP/TUP tersebut sesuai dengan kegiatan/sub kegiatan/jenis
belanja yang ada pada dokumen anggaran unit kerja yang bersangkutan

SOP Pelaksanaan Anggaran Unsoed 13


No
Entitas Kegiatan
Urut
5 Jika kegiatan/sub kegiatan/jenis belanja dalam dokumen permohonan UP/TUP tidak
sesuai dengan dokumen anggaran unit kerja, maka Kabag Keuangan mengembalikan
dokumen permohonan UP/TUP kepada unit kerja untuk dilakukan perbaikan/revisi,
dengan memberi laporan ke PR II

6b Jika kegiatan/sub kegiatan/jenis belanja dalam dokumen permohonan UP/TUP sesuai


dengan dokumen anggaran unit kerja, maka Kabag Keuangan mendisposisikan
dokumen permohonan tersebut kepada Kasubbag di Bagian Keuangan.

Sub Bagian 7 Kasubbag di Bagian Keuangan menerima dokumen permohonan UP/TUP,


Keuangan mencermati disposisi Kabag Keuangan, kemudian memeriksa sisa pagu kegiatan/sub
kegiatan/jenis belanja yang diusulkan unit kerja, serta memeriksa kelengkapan
dokumen permohonan UP/TUP (SPP beserta lampiran-lampirannya)

8 Jika sisa pagu kegiatan/sub kegiatan/jenis belanja yang diusulkan tidak mencukupi
atau jika dokumen permohonan UP/TUP tidak lengkap, maka Subbag
mengembalikan dokumen tersebut kepada unit kerja untuk dilakukan
perbaikan/dilengkapi, koordinasi dengan Kabag Keungan.

9b Jika sisa pagu kegiatan/sub kegiatan/jenis belanja mencukupi dan dokumen


permohonan UP/TUP dinyatakan lengkap maka usulan tersebut direkap sesuai
ketentuan SPP

10 Mengarsipkan dokumen permohonan UP/TUP unit kerja

11 Membuat rekapitulasi SPP dari semua permohonan UP/TUP dan mencetak


rekapitulasi SPP rangkap 3, dan mendistribusikan 2 lembar rekapitulasi SPP kepada
PUMK

PUMK 12 Menerima rekapitulasi SPP dari Subbag

13 Membuat SPP UP/TUP setiap kegiatan/sub kegiatan/jenis belanja (atas dasar


permohonan unit kerja), mengirimkan SPP UP/TUP tersebut dilampiri 1 lembar
rekapitulasi SPP kepada Bendahara Pengeluaran

14 Mengarsipkan rekapitulasi SPP

Bendahara 15 Menerima dokumen SPP UP/TUP dan lampirannya dari PUMK


Pengeluaran
16 Melakukan verifikasi dokumen SPP UP/TUP dan membubuhkan paraf jika SPP
UP/TUP sudah benar atau mengembalikan kepada PUMK jika masih terdapat
kesalahan/tidak lengkap untuk direvisi oleh PUMK

17 Mengarsipkan rekapitulasi SPP

18 Mengirimkan dokumen SPP UP/TUP kepada atasan langsung bendahara, untuk


ditandatangani

20 Mengirimkan dokumen SPP UP/TUP yang telah ditandatangani oleh atasan langsung
bendahara kepada Pejabat Penerbit SPM

26 Menerima dokumen SPM lembar 1, 2, 3 dari Pejabat Penerbit SPM

SOP Pelaksanaan Anggaran Unsoed 14


No
Entitas Kegiatan
Urut
27 Mengirimkan SPM lembar 1 dan 2 ke KPPN

28 Mengarsipkan dokumen SPP UP/TUP dan SPM lembar ke 3

SOP Pelaksanaan Anggaran Unsoed 15


B. Prosedur Pencairan Dana UP/TUP

No
Entitas Kegiatan
Urut
Kuasa BUN/ 1 KPPN menerbitkan SP2D rangkap 4, lembar ke 1 dikirimkan ke Bank Persepsi,
KPPN lembar 2 dikirimkan ke Penerbit SPM dan lembar ke 3, 4 diarsip KPPN

Bank Persepsi 2 Menerima SP2D dari KPPN dan memproses pengeluaran dana sampai dengan
mentransfer dana ke rekening bendahara pengeluaran

Bendaharan 3 Menerima SP2D lembar 2 dari KPPN melalui Pejabat Penerbit SPM
Pengeluaran
4 Membukukan SP2D dalam BKU Bendahara Pengeluaran

5 Mendistribusikan SP2D kepada PUMK yang mengajukan

8 Memonitor/mengecek transfer dana dari Bank Persepsi

9 Membuat Bukti Pengeluaran Uang Muka (BPUM) dan meminta tanda tangan PUMK
pada saat menyerahkan cek

11 Mengarsipkan BPUM (lembar ke 1)

13 Membukukan pengeluaran uang muka sesuai BPUM

PUMK 6 Menerima SP2D dari Bendahara Pengeluaran

7 Mencatat SP2D dalam BKU PUMK

10 Menandatangani BPUM dari Bendahara Pengeluaran

12 Mencatat penerimaan uang muka dari Bendahara Pengeluaran dan mengarsipkan


BPUM (lembar ke 2)

14 Membuat BPUM dan meminta tanda tangan PPUMK pada saat menyerahkan
uang/cek kepada PPUMK

16 Membukukan pengeluaran uang muka kepada PPUMK dan mengarsipkan BPUM


(lembar 1)

PPUMK 15 Menandatangani BPUM pada saat menerima uang/cek

17 Membukukan penerimaan uang muka dan mengarsipkan BPUM lembar ke 2

18 Koordinasi pelaksanaan kegiatan dengan Pejabat Pembuat Komitmen/Pelaksana

SOP Pelaksanaan Anggaran Unsoed 17


C. Prosedur Pertanggungjawaban Dana UP/TUP

No
Entitas Kegiatan
Urut
Pelaksana 1 Pelaksana Kegiatan (Sub Bag, Bag, Jurusan, Program, Lab, Unit, Tim/Panitia, dll)
Kegiatan membuat Bukti Pembayaran/Kwitansi dan lampiran (jika ada), masing-masing
rangkap 5

2 Meminta tanda tangan Penerima Barang/Pekerjaan (Pembantu Dekan/Asisten


Program/ Sekretaris Lembaga/Kabag/Pejabat struktural yang terkait dgn
pekerjaan/kegiatan tim/panitia) yang bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan

5 Meminta tanda tangan Pejabat Pembuat Komitmen

7 Menyerahkan kwitansi kepada PPUMK untuk diproses pembayaran/pelunasan

Penerima 3 Meneliti kebenaran item barang/pekerjaan dalam kwitansi yang dibuat oleh pelaksana
Barang/ kegiatan
Pekerjaan
4 Menandatangani kwitansi yang telah dibuat oleh pelaksana kegiatan pada kolom
penerima barang/pekerjaan dan menyerahkan kembali pada pelaksana kegiatan

Pejabat 6 Memeriksa dan menandatangani kwitansi yang telah ditandatangani penerima


Pembuat barang/kegiatan, bahwa pekerjaan tersebut setuju dibayar, dan menyerahkan kembali
Komitmen kepada pelaksana kegiatan

16 Memeriksa dan menandatangani SPTB dan menyerahkan kembali kepada PPUMK

PPUMK 8 Menerima dan memeriksa kwitansi dari pelaksana kegiatan

9 Melunasi pembayaran langsung kepada pelaksana kegiatan atau yang berhak dengan
memperhitungan potongan/pungutan pajak

10 Membubuhkan paraf pada kwitansi (di sebelah kanan nama bendahara pengeluaran)

11 Menyiapkan SSP untuk masing-masing kwitansi sesuai beban pajak dan menyetorkan
pajak kepada Bank Persepsi/Kantor Pos

12 Melampirkan fotocopy SSP pada setiap lembar kwitansi

13 Mengarsipkan sementara SSP lembar 1, 2, 3 & 5 untuk di serahkan pada PUMK

14 Membuat SPTB per kegiatan, sub kegiatan, klasifikasi/jenis belanja atas seluruh uang
muka yang telah digunakan

15 Meminta tanda tangan SPTB kepada Pejabat Pembuat Komitmen

17 Menerima SPTB yang telah ditandatangani dari Pejabat Pembuat Komitmen

18 Mengirimkan dokumen pertanggungjawaban (SPTB, SSP lembar 1,2, 3 & 5, Bukti


Pembayaran/Kwitansi dan lampiran-lampirannya) kepada Sub Bagian di Bagian
Keuangan Kantor Pusat, dan melakukan pembukuan sementara

32 Menerima kwitansi lembar 4 & 5 yang sudah ditandatangani bendahara dari Sub Bag
Keuangan

SOP Pelaksanaan Anggaran Unsoed 19


No
Entitas Kegiatan
Urut
33 Mencatat bukti pengeluaran pada BKU, Buku Bantu, Buku Pengawasan Kredit

Sub Bag 19 Menerima dokumen pertanggungjawaban (SPTB, SSP lembar 1, 2, 3 & 5, Bukti
Keuangan Pembayaran/Kwitansi dan lampiran-lampirannya) dari PPUMK dan Kasubbag
memeriksa kesesuaian dengan permohonan penggunaan dana (SPP UP/TUP)

20 Tim Teknis meneliti kebenaran, keabsahan dan kelengkapan dokumen


pertanggungjawaban, jika dinyatakan benar/lengkap maka tim teknis membubuhkan
cap Telah Diteliti Oleh Tim Teknis dan membubuhkan paraf pada kwitansi. Jika
dinyatakan belum benar/lengkap maka dokumen pertanggungjawaban dikembalikan
kepada PPUMK untuk diperbaiki/dilengkapi

21 Menyerahkan dokumen pertanggungjawaban yang telah diotorisasi (dibubuhi cap dan


paraf oleh tim teknis) kepada PUMK

30 Menerima dokumen pertanggungjawabkan dari PUMK dan Mencatat pengeluaran


anggaran pada BKU, Buku Bantu/Buku Pengawasan Kredit

31 Mendistribusikan dokumen pertanggungjawaban (lembar 4 dan 5) kepada PPUMK


dan mengarsipkan lembar 1, 2, dan 3

PUMK 22 Menerima dan memeriksa dokumen pertanggungjawaban dari tim teknis

23 Membubuhkan paraf pada kwitansi (di sebelah kiri nama bendahara pengeluaran)

24 Mengirimkan dokumen pertanggungjawaban kepada Bendahara Pengeluaran

27 Menerima kembali dokumen pertanggungjawaban dari Bendahara Pengeluaran

28 Mencatat pengeluaran anggaran pada Buku Pengawasan Kredit

29 Menyerahkan dokumen pertanggungjawaban kepada Sub Bag di Bagian Keuangan


untuk dibukukan

34 Membuat SPTB (berdasarkan SPTB dari unit-unit kerja berdasarkan kegiatan, sub
kegiatan dan klasifikasi belanja/jenis belanja)

35 Membubuhkan paraf pada SPTB (pada sebelah kiri nama atasan langsung
bendahara)
36
Membuat surat permohonan penerbitan SPM Nihil (khusus untuk mekanisme TUP),
untuk SPM GU membuat SPP GU, lihat prosedur permohonan UP/TUP)
37
Mengirimkan SPTB dan surat permohonan penerbitan SPM Nihil kepada Bendahara
Pengeluaran

Bendahara 25 Menerima dan memeriksa dokumen pertanggungjawaban dari PUMK


Pengeluaran
26 Menandatangani Bukti Pembayaran/Kwitansi dan mengirimkan kembali dokumen
pertanggungjawaban kepada PUMK

38 Menerima dan memeriksa surat permohonan penerbitan SPM Nihil dan SPTB dari
PUMK

SOP Pelaksanaan Anggaran Unsoed 20


No
Entitas Kegiatan
Urut
39 Membubuhkan paraf pada SPTB (pada sebelah kanan nama atasan langsung
bendahara) dan menandatangani surat permohonan penerbitan SPM Nihil

40 Mengirimkan surat permohonan penerbitan SPM Nihil dan SPTB kepada atasan
langsung bendahara

43 Menerima surat permohonan penerbitan SPM Nihil dan SPTB yang telah
ditandatangani oleh atasan langsung bendahara

44 Mengirimkan surat permohonan penerbitan kepada Pejabat Penerbit SPM

48 Menerima SPM Nihil lembar 1, 2, 3 dari Pejabat Penerbit SPM

49 Mengirimkan SPTB dan SPM Nihil lembar 1 dan 2 ke KPPN untuk diterbitkan SP2D
Nihil (sebagai syarat pengajuan SPP TUP selanjutnya)

50 Mengarsipkan SPM Nihil lembar ke 3 dan SPTB

Atasan 41 Menerima dan memeriksa surat permohonan penerbitan SPM Nihil dan SPTB yang
Langsung dikirimkan oleh Bendahara Pengeluaran
Bendahara
42 Menandatangani SPTB dan surat permohonan penerbitan SPM Nihil dan
menyerahkannya kembali kepada Bendahara Pengeluaran

Pejabat 45 Menerima surat permohonan penerbitan SPM Nihil dari Bendahara Pengeluaran dan
Penerbit SPM menandatangani SPM Nihil

46 Mengirimkan SPM Nihil lembar 1, 2 dan 3 kepada Bendahara Pengeluaran

47 Mengarsipkan surat permohonan penerbitan SPM Nihil dan SPM Nihil lembar ke 4

SOP Pelaksanaan Anggaran Unsoed 21


D. Prosedur Permohonan Pencairan LS

No
Entitas Kegiatan
Urut
Pejabat 1 PPK mengajukan dokumen SPP LS sesuai dengan kegiatan/sub kegiatan/jenis
Pembuat belanja yang telah/akan dilakukan, dilampiri dokumen pendukung (lihat Perdirjen
Komitmen Perbendaharaan No. Per-66/Pb/2005) sesuai jenis SPP yang diajukan dan dilengkapi
(PPK) dengan Surat Pengantar (SP), dibuat rangkap dua, ditujukan kepada KPA (Rektor) : 1
(satu) eksemplar ke Rektor dan 1 (satu) eksemplar ke Bagian Keuangan

4a Menerima kembali dokumen SPP LS dari Bagian Keuangan jika terdapat


kesalahan/ketidaksesuaian kegiatan/sub kegiatan/jenis belanja dengan dokumen
anggaran unit kerja, untuk dilakukan revisi dan dikirimkan kembali melalui Bagian
Keuangan

Bagian 2 Bagian Keuangan menerima dokumen SPP LS, mencermati, kemudian melakukan
Keuangan verifikasi apakah kegiatan/sub kegiatan/jenis belanja dalam dokumen SPP LS
tersebut sesuai dengan kegiatan/sub kegiatan/jenis belanja yang ada pada dokumen
anggaran unit kerja yang bersangkutan

3 Jika kegiatan/sub kegiatan/jenis belanja dalam dokumen SPP LS tidak ada dalam
dokumen anggaran unit kerja, maka Bagian Keuangan mengembalikan dokumen SPP
LS kepada PPK untuk dilakukan perbaikan/revisi

4b Jika kegiatan/sub kegiatan/jenis belanja dalam dokumen SPP LS sesuai dengan


dokumen anggaran unit kerja, maka Kabag Keuangan mendisposisikan dokumen
SPP LS kepada Bendahara Pengeluaran

Bendahara 5 Menerima dokumen SPP LS dari Bagian Keuangan


Pengeluaran
6 Melakukan verifikasi kesesuaian alokasi, membubuhkan paraf pada SPP (jika SPP LS
sudah benar) atau mengembalikan SPP LS kepada PPK melalui Bagian Keuangan
jika masih terdapat kesalahan/ tidak lengkap

7 Jika dokumen SPP LS sudah benar, SPP LS diajukan kepada Pejabat Penerbit SPM

12 Menerima dokumen SPM lembar 1, 2, 3 dari Pejabat Penerbit SPM

13 Mengirimkan SPM LS lembar 1 dan 2 ke KPPN

14 Mengarsipkan SPP LS dan SPM LS lembar ke 3

18b Menerima SP2D lembar ke 2 dari KPPN dan membuat copy SP2D

19b Mencatat SP2D dalam BKU

20 Mengirimkan SP2D lembar ke 2 kepada PUMK untuk dibukukan dan diarsip

Penerbit SPM 8 Staf Penerbit SPM (Petugas) menerima dokumen SPP dari Bendahara Pengeluaran,
kemudian mengisi cek list kelengkapan berkas SPP, mencatatnya dalam Buku
Pengawasan Penerimaan SPP, Petugas menandatangani SPP LS pada kolom yang
tersedia, dan dilanjutkan dengan proses pengujian/verifikasi dokumen SPP LS

SOP Pelaksanaan Anggaran Unsoed 24


No
Entitas Kegiatan
Urut
9 Memproses SPM LS (menggunakan aplikasi SPM), mencetak SPM (4 lembar),
selanjutnya menyerahkan SPM LS yang telah diparaf oleh Ketua Tim Penguji SPP
kepada Pejabat Penerbit SPM

10 Pejabat Penerbit SPM menandatangani SPM LS, menyerahkan dokumen SPM LS


lembar 1, 2 dan 3 kepada Bendahara Pengeluaran

11 Mengarsipkan SPM LS lembar ke 4

Kuasa BUN/ 15 KPPN menerima SPM LS dan melakukan pengujian substantif dan material
KPPN
16 Jika dinyatakan benar/lengkap maka diproses SP2D

17 SP2D dibuat rangkap 4, dimana lembar 1 dikirimkan ke Bank Persepsi, lembar 2


dikirimkan ke Pejabat Penerbit SPM dan lembar 3, 4 diarsipkan

Bank Persepsi 18a Menerima SP2D lembar 1 dari KPPN

19a Melakukan transfer dana ke nomor rekening yang tertera dalam SP2D (rekening
rekanan/Pejabat Pembuat Komitmen/Bendahara Pengeluaran)

SOP Pelaksanaan Anggaran Unsoed 25


BAB VI
TATA CARA PEMBUKUAN

A. Jenis buku yang digunakan


Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan No.KEP-332/M/V/9/1968 tentang Tatacara mengerjakan
Buku Kas Umum pada pasal 1 ayat (2) menyatakan bahwa bagi setiap Bendahara dan Pemegang Kas yang
mengurus uang negara harus mempunyai Buku Kas Umum dan mencatat semua penerimaan dan
pengeluaran. Jenis buku yang digunakan dalam pembukuan Bendahara/PUMK/PPUMK berdasarkan Surat
Edaran Direktur Jenderal Anggaran No.SE-39/A.1990 tanggal 14 Maret 1990 jo No.SE-18/A/2001 tanggal 29
Januari 2001 tentang Petunjuk Pelaksanaan Sistem Baru Mekanisme Pembayaran dalam Pelaksanaan
APBN dan yang telah diubah dengan PMK Nomor 606/PMK.06/2004 tanggal 28 Desember 2004 adalah
bahwa mengenai jenis buku yang digunakan maupun cara mengerjakannya perlu disesuaikan.
1. Buku Kas Umum (BKU)
Buku Kas Umum berfungsi untuk mencatat semua penerimaan dan pengeluaran baik yang berbentuk
tunai maupun giral, serta untuk penerimaan dan pengeluaran yang sifatnya perbaikan/koreksi kesalahan
pembukuan. Bentuk BKU yang digunakan adalah scontro yaitu bentuk pembukuan yang terdiri dari
sebelah kiri sebagai sisi untuk mencatat penerimaan dan sebelah kanan utuk mencatat pengeluaran.
Memperhatikan Surat Edaran Dirjen Anggaran No. SE-39/A/1990 tanggal 14 Maret 1990, maka BKU
dengan bentuk scontro non tabelaris merupakan bentuk BKU yang efektif dan efisien. Format BKU
Scontro dapat dilihat pada lampiran 7.
2. Buku Pembantu Bank (BPB)
Fungsi Buku Pembantu Bank adalah sebagai alat kontrol terhadap BKU dalam hal pembukuan transaksi
pada rekening bank. Buku ini digunakan untuk mencatat semua transaksi yang berhubungan dengan
penerimaan/pengeluaran uang pada rekening bank. Jumlah yang dicatat dalam BPB adalah nilai bersih
(sesuai nilai yang tercantum dalam cek/bukti transaksi lain). Buku Pembantu Bank dikerjakan dalam
bentuk staffel. Format BPB dapat dilihat pada lampiran 8.
3. Buku Pembantu Kas Tunai/Buku Kasir (BPKT)
Buku Pembantu Kas Tunai berfungsi untuk memantau keadaan fisik uang yang tersedia dalam
brangkas. Buku ini digunakan untuk mencatat transaksi penerimaan dan pengeluaran kas secara tunai.
Jumlah yang dicatat dalam BPKT adalah nilai bersih yang dibayarkan kepada rekanan/yang berhak.
BPKT dikerjakan dalam bentuk staffel. Format BPKT dapat dilihat pada lampiran 9.
4. Buku Pembantu Pengawasan Uang Persediaan (BPUP)
BPUP berfungsi untuk memantau uang persediaan sekaligus digunakan sebagai dasar untuk
mengajukan penggantian uang persediaan kepada KPPN. BPUP digunakan untuk mencatat transaksi
penerimaan maupun pengeluaran dana UP/TUP yang dikuasai oleh Bendahara/PUMK/PPUMK. Pada
sisi penerimaan dicatat sesuai jumlah dana yang diterima, sedangkan pada sisi pengeluaran dicatat
jumlah penggunaan dana. BPUP dikerjakan dalam bentuk staffel. Format BPUP dapat dilihat pada
lampiran 10.
5. Buku Pembantu Uang Muka (BPM)
BPM berfungsi sebagai alat monitor atas jumlah uang yang harus dipertanggungjawabkan oleh
penerima/pengambil uang muka. BPM digunakan untuk mencatat pengeluaran yang belum dapat
dipastikan jumlah yang sesungguhnya dan belum ada bukti yang definitif atas pengeluaran tersebut.
BPM dikerjakan dalam bentuk staffel. Format BPM dapat dilihat pada lampiran 11.
6. Buku Pembantu Pajak (BPP)
BPP berfungsi sebagai alat monitor atas jumlah hasil penerimaan pungutan pajak dan penyetorannya.
BPP digunakan untuk mencatat jumlah penerimaan titipan hasil pengutan pajak oleh Bendahara dan
jumlah pajak yang disetorkan ke Kas Negara. BPP dikerjakan dalam bentuk scontro. Format BPP dapat
dilihat pada lampiran 12.

SOP Pelaksanaan Anggaran Unsoed 27


7. Buku Pembantu Selisih (BPS)
BPS berfungsi sebagai alat monitor atas selisih yang timbul dalam pembukuan serta penyelesaiannya.
BPS digunakan untuk mencatat selisih lebih atau kurang yang diperoleh dari penutupan BKU
(perbedaan antara saldo buku dan saldo kas/bank) atau karena kejadian-kejadian lain. BPS dikerjakan
dalam bentuk scontro. Format BPS dapat dilihat pada lampiran 13.
8. Buku Pembantu Lain-lain (BPL)
BPL berfungsi sebagai alat monitor atas penerimaan dan pengeluaran lain-lain yang tidak dapat dicatat
pada buku lain. BPL digunakan untuk mencatat penerimaan atau pengeluaran lain-lain seperti misalnya
penerimaan kelebihan bayar dari rekanan dalam pengadaan barang/jasa yang bukti pengeluarannya
telah diterbitkan SP2D oleh KPPN. BPL dikerjakan dalam bentuk scontro. Format BPL dapat dilihat
pada lampiran 14.
9. Buku/Kartu Pegawasan Kredit per Klasifikasi Belanja, Kegiatan dan Sub Kegiatan (BKPK)
BKPK berfungsi untuk: 1) pengawasan kredit/sisa kredit anggaran tiap kegiatan/sub kegiatan/ klasifikasi
belanja, 2) Catatan mengenai cara pembayaran atas beban kegiatan/sub kegiatan/klasifikasi belanja
bersangkutan dengan UP/TUP atau SPM-LS, 3) catatan mengenai pengesahan/penggantian atas
penggunaan UP/TUP oleh KPPN. BKPK digunakan untuk mencatat pengeluaran yang membebani
kegiatan/sub kegiatan/klasifikasi belanja bersangkutan dengan UP/TUP atau SPM-LS. Format BKPK
dapat dilihat pada lampiran 15.

B. Tata Cara Pembukuan


1. Pembukuan pada BKU
a. Pengisian lembar/halaman pertama BKU
Pada halaman pertama BKU, Bendahara/PUMK/PPUMK mencatat jumlah halaman buku tersebut,
memberi tanggal dan membubuhkan tanda tangan, setiap halaman diberi nomor urut dan paraf
PUMK/PPUMK. Format halaman pertama BKU adalah sbb:

Buku Kas Umum digunakan mulai tanggal 1 Januari 20X1 dengan jumlah halaman sebanyak
XXX lembar dan tiap halaman telah diparaf.

Bendahara/PUMK/PPUMK

....................................

b. Pengisian lembar/halaman terakhir BKU


Halaman terakhir BKU digunakan untuk catatan pemeriksaan kas. Format halaman terakhir BKU
adalah sbb:

Tanggal Tanda
No Nama Jabatan
Pemeriksaan Tangan

c. Pembukuan awal bulan (saldo awal) dan pembukuan selanjutnya


Penerimaan dicatat disebelah kiri dan pengeluaran dicatat disebelah kanan. BKU dan Buku
Pembantu ditulis dengan tinta hitam. Dalam BKU dan Buku Pembantu tidak diperbolehkan ada
ruangan-ruangan yang tidak terisi, tanda bekas hapusan atau tindasan tulisan; jika terjadi
kesalahan pencatatan, harus dicoret dengan dua garis lurus dengan linial/mendatar sehingga
tulisan yang salah masih dapat terbaca, diparaf, kemudian baru ditulis catatan yang baru.

SOP Pelaksanaan Anggaran Unsoed 28


d. Mengambail uang di bank untuk persediaan kas tunai
Untuk pembayaran tunai, diperlukan persediaan kas tunai yang dapat diambil dari bank.
Pengambilan uang di bank tersebut pada dasarnya tidak mengubah saldo uang bendahara secara
keseluruhan kecuali perubahan tempat penyimpanan uang tersebut, yaitu dari bank disimpan dalam
brankas.
e. Penutupan BKU dan Buku Pembantu
Penutupan BKU minimal dilakukan sekali dalam satu bulan, ditotal dan dicocokan dengan sisa kas
di brangkas. Saldo dalam BKU dan dalam Buku-Buku Pembantu harus cocok.
f. Membuat Register Penutupan Kas (RPK)
Register Penutupan Kas pada dasarnya merinci lebih lanjut atas saldo kas yang berupa uang tunai
yang terdiri dari jumlah lembar uang kertas dan jumlah keping uang logam, kertas berharga seperti
meterai, perangko, saldo di bank dimana alat bukti rekonsiliasinya adalah salinan rekening koran.
Selain itu Register Penutupan Kas juga dapat digunakan untuk menjelaskan selisih saldo buku dan
saldo kas (jika ada). Format RPK dapat dilihat pada lampiran 16.
2. Hubungan BKU dan BPB
Sistem pencatatan BKU dan BPB dilakukan dengan cara pembukuan langsung, yaitu penerimaan/
penerimaan melalui bank mengubah keadaan uang, seperti: 1) penerimaan UP/GU/TUP melalui SP2D
lembar ke 2 dari KPPN ke dalam rekening Bendahara, 2) Pembayaran kepada pihak ketiga/rekanan, 3)
Pengambilan uang dari bank untuk pengisian kas, 4) Penyetoran uang dari brankas ke rekening bank.
3. Pembukuan UMK
Pengeluaran uang muka kerja bukan pengeluaran definitif jadi belum dapat dibebankan pada kegiatan/
sub kegiatan/klasifikasi belanja. Pembebanan dilakukan pada saat pertanggungjawaban penggunaan
uang muka kerja tersebut. Tata cara pembukuan uang muka kerja adalah sbb:
a. Pengeluaran UMK dibukukan dalam BKU pada sisi pengeluaran serta pada BPKT dan BPM dalam
kolom/sisi pengeluaran.
b. Pertanggungjawaban penggunaan UMK dibukukan pada sisi penerimaan (Contra Pos) BKU dan
BPM, kemudian bukti pengeluaran dibukukan pada sisi pengeluaran pada BKU, BPM serta BKPK
sesuai kegiatan/sub kegiatan/klasifikasi belanjanya.
c. Pengembalian UMK yang tidak jadi/tidak habis digunakan dibukukan sebagai penerimaan pada
BKU sisi penerimaan serta pada BPKT dan BPM dalam kolom penerimaan.
4. Pembukuan Pajak
a. Penerimaan atas pungutan/potongan pajak dibukukan pada sisi penerimaan pada BKU, sisi
penerimaan BPKT serta sisi penerimaan BPP.
b. Penyetoran atas pungutan/potongan pajak dibukukan pada sisi pengeluaran pada BKU, sisi
pengeluaran BPKT dan sisi pengeluaran BPP.
c. Pembukuan atas pajak yang dipotong langsung melalui penerbitan SPM-LS dilakukan dengan
mencatatnya pada sisi penerimaan dan pengeluaran BKU dan BPP.
5. Pembukuan SPM-LS
Pembayaran pada dasarnya dilakukan secara langsung melalui penerbitan SPM-LS. Pelaksanaan
pembayaran ini dilakukan oleh KPPN kepada pihak yang berhak/rekanan. Transaksi ini mengurangi
dana kredit anggaran yang harus dicatat dalam BPKP per kegiatan/sub kegiatan/klasifikasi belanja
bersangkutan dan dicatat dalam BKU.

C. Prosedur pembukuan
1. Prosedur Penutupan BKU
a. Jumlahkan kolom jumlah pada sisi penerimaan BKU kolom bawah dengan menggunakan pensil
karena merupakan penjumlahan sementara yang masih harus dicocokan dengan jumlah fisik uang
tunai dan saldo rekening bank.
b. Jumlahkan kolom jumlah pada sisi pengeluaran BKU kolom bawah, selanjutnya hitung selisih
antara jumlah kolom penerimaan dengan jumlah kolom pengeluaran
c. Catat selisih tersebut pada sisi pengeluaran dengan uraian saldo, sementara ditulis dengan
pensil.

SOP Pelaksanaan Anggaran Unsoed 29


d. Lakukan pengujian saldo menurut buku tersebut dengan saldo fisik uang dan saldo rekening bank
yang tercatat dalam register penutupan kas. Jika tidak terdapat perbedaan jumlah/tidak ada
kesalahan maka BKU dapat ditutup secara definitif dengan mencatat menggunakan tinta.
2. Prosedur Pembuatan Register Penutupan Kas
a. Catat jumlah penerimaan dan pengeluaran menurut BKU
b. Catat saldo buku
c. Hitung fisik uang dan mencatatnya sesuai klasifikasi nilai nominal uang dan jenis uang (kertas atau
logam)
d. Catat surat berharga yang diijinkan
e. Catat saldo uang di rekening bank
f. Jumlahkan seluruh hasil perhitungan fisik (saldo kas) bandingkan dengan saldo buku
g. Tanda tangani Register Penutupan Kas

SOP Pelaksanaan Anggaran Unsoed 30


BAB VII
PENUTUP

1. SOP Pelaksanaan Anggaran di Lingkungan Universitas Jenderal Soedirman berlaku mulai tanggal 1 Januari
2007 sampai dengan diterbitkannya SOP baru;
2. Setiap pimpinan unit kerja agar melakukan pembinaan dan koordinasi kepada semua pejabat pengelola/
pelaksana anggaran di lingkungan kerjanya masing-masing;
3. Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam SOP ini atau terdapat perubahan peraturan perundang-
undangan tentang keuangan negara, akan diadakah perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Purwokerto
Tanggal : Februari 2007
Rektor

Prof. Dr. Ir. Sudjarwo


NIP. 130 529 551

SOP Pelaksanaan Anggaran Unsoed 31


LAPORAN CAPAIAN / REALISASI KEGIATAN DAN ANGGARAN Lampiran 1a.
TAHUN ANGGARAN 2007

SATUAN KERJA/KODE : UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN (189899)


LOKASI : (03.15) PROP. JATENG KAB. BANYUMAS
SUB FUNGSI : (10.06) PENDIDIKAN TINGGI
PROGRAM : (10.06.01) PROGRAM PENDIDIKAN TINGGI

UNIT KERJA : .. Bulan : .

Realisasi Keuangan Capaian s.d % Realisasi


KEGIATAN/SUB KEGIATAN/URAIAN SUB KEGIATAN/JENIS Alokasi/Pagu Bobot
KODE VOLUME s.d. Bulan Lalu s.d Bulan Ini Bulan Ini (%) s.d Bulan Ini Sisa dana (Rp) Keterangan
BELANJA/RINCIAN BELANJA (Rp) (%) Bulan Ini (Rp)
(Rp) (Rp) Keu Fisik Keu Fisik

01.0001 PENGELOLAAN GAJI, HONORARIUM DAN TUNJANGAN


0001 PEMBAYARAN GAJI, LEMBUR, HONORARIUM DAN VAKASI
512112 Belanja Uang Honor Tidak Tetap
- Honor pengelola/panitia/tenaga honorer Bln
512211 Belanja uang lembur
- Uang lembur lainnya Bln
512311 Belanja Vakasi
- Vakasi (koreksi hasil ujian, pengawas ujian, dan pembuatan soal) Smt

01.0002 PENYELENGGARAAN OPERASIONAL PERKANTORAN


PENGADAAN TOGA/PAKAIAN KERJA/PESURUH/SATPAM/TENAGA TEKNIS
0034
LAINNYA
521119 Belanja Barang Operasional lainnya
- Pengadaan Pakaian Anggota Senat Org
- Org

DAN SETERUSNYA DISESUAIKAN DENGAN DOKUMEN ANGGARAN MASING-MASING UNIT KERJA


JUMLAH
Rekapitulasi MAK
512112

521111
521112

532111
..
..
JUMLAH
Rekp Klasifikasi Belanja
Blj Pegawai
Blj Barang
Blj Modal
Blj Sosial
JUMLAH

Purwokerto, ..
Pejabat Pembuat Komitmen .

..
NIP.
RENCANA PENARIKAN DANA
TAHUN ANGGARAN 20XX

SATUAN KERJA/KODE : UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN (189899)


LOKASI : (03.15) PROP. JATENG KAB. BANYUMAS
SUB FUNGSI : (10.06) PENDIDIKAN TINGGI
PROGRAM : (10.06.01) PROGRAM PENDIDIKAN TINGGI

UNIT KERJA : ..

RENCANA PENARIKAN BULAN:


KEGIATAN/SUB KEGIATAN/URAIAN SUB KEGIATAN/JENIS Alokasi/Pagu JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOP DES
KODE VOLUME
BELANJA/RINCIAN BELANJA (Rp) UP/ UP/ UP/ UP/ UP/ UP/ UP/ UP/ UP/ UP/ UP/ UP/
LS LS LS LS LS LS LS LS LS LS LS LS
TUP TUP TUP TUP TUP TUP TUP TUP TUP TUP TUP TUP

01.0001 PENGELOLAAN GAJI, HONORARIUM DAN TUNJANGAN


0001 PEMBAYARAN GAJI, LEMBUR, HONORARIUM DAN VAKASI
512112 Belanja Uang Honor Tidak Tetap
- Honor pengelola/panitia/tenaga honorer Bln
512211 Belanja uang lembur
- Uang lembur lainnya Bln
512311 Belanja Vakasi
- Vakasi (koreksi hasil ujian, pengawas ujian, dan pembuatan soal) Smt

01.0002 PENYELENGGARAAN OPERASIONAL PERKANTORAN


PENGADAAN TOGA/PAKAIAN KERJA/PESURUH/SATPAM/ TENAGA
0034
TEKNIS LAINNYA
521119 Belanja Barang Operasional lainnya
- Pengadaan Pakaian Anggota Senat x Org
- x Org

DAN SETERUSNYA DISESUAIKAN DENGAN DOKUMEN ANGGARAN MASING-MASING UNIT KERJA

JUMLAH
Lampiran 2

SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN

A LEMBAR : A

Tanggal : Nomor :
Sifat Pembayaran : LS ( 4 )
Jenis Pembayaran : Pengeluaran
Anggaran ( 1 )

1. Departemen : 7. Kegiatan :
Lembaga DEPDIKNAS 8. Kode Kegiatan :
2. Unit Organisasi : Ditjen Pendidikan Tinggi 9. Kode Fungsi, Sub Fungsi, Program : 10.06.01
3. Satuan Kerja : UNSOED 10. Kewenangan Pelaksanaan : KD (Kantor Daerah)
4. Lokasi : Purwokerto, Jawa tengah
5. Tempat : Purwokerto, Jawa tengah
6. Alamat : Kampus Unsoed Grendeng, Purwokerto
B KEPADA
YTH,
di Purwokerto

Berdasarkan DIPA / SKO Nomor : bersama ini kami ajukan


Permintaan Pembayaran sebagai berikut :
1. Jumlah pembayaran (dengan angka) :
yang dimintakan (dengan huruf) :
2. Untuk keperluan :

3. Jenis Belanja :
4. Atas nama :
5. Alamat :
6. Mempunyai rekening pada Bank :
No. Rek. :
7. Nomor dan Tanggal SPK/Kontrak :
8. Nilai SPK/ Kontrak :
9. Dengan penjelasan :

C I. Keg.Sub Keg. & MAK


Bersangkutan Jumlah s.d SPP yg. Lalu Jumlah s.d SPP ini
Pagu dalam DIPA (Rp.) SPP ini (Rp.) Sisa Dana
No. II. Semua Kode Keg. (Rp.) (Rp.)
Urut dalam DIPA 6670

I Keg.,Sub.Keg & MAK


0000.0000.000000 - - -

Jumlah I - - - -

II Semua Kode Keg.

0000.0000

Jumlah II - - - - -
Uang Persediaan
Lampiran : Dokumen Surat bukti Lembar STS Lembar
Pendukung pengeluaran

Diterima oleh Purwokerto,


Pejabat Penguji SPP Unsoed Pejabat Pembuat Komitmen
Pada tanggal :

.. ..
NIP. NIP.
Lampiran 3.
Contoh Kuitansi UP/TUP

TA : Kode Keg/Sub Keg :


Nomor Bukti : MAK :

KUITANSI/BUKTI PEMBAYARAN
Sudah terima dari : Kuasa Pengguna Anggaran Universitas Jenderal Soedirman
Jumlah uang : Rp.
Terbilang :
Untuk Pembayaran :

Cantumkan : Purwokerto,
Cantumkan: SK/Surat tugas/dok Penerima
legal lainnya & Tanggal pelaksanaan

<Nama lengkap>
NIP. xxx xxx xxx
Setuju dibayar Setuju dan lunas dibayar Tgl .............
a/n Kuasa Pengguna Anggaran Bendahara Pengeluaran
Pejabat Pembuat Komitmen

<Nama lengkap> Drs. Sudjono, M.Si, Ak


NIP. xxx xxx xxx NIP. 131 662 037
Barang/pekerjaan tersebut telah diterima/diselesaikan dengan lengkap dan baik
<Jabatan>

Pejabat (Struktural) yang bertanggungjawab


atas pelaksanaan kegiatan/pekerjaan
<Nama lengkap>
NIP. xxx xxx xxx
Lampiran 4
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
Kampus Unsoed Grendeng Kotak Pos 15 Telp. 635292(HUNTING) Facs. 31802 Purwokerto 53122

SURAT PERNYATAAN TANGGUNGJAWAB BELANJA ( SPTB )


DIPA
Nomor : /J 23.2/KU/2007
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
Nama Kantor : UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
Kode Kantor : 189899
Tanggal/Nomor DIPA :
Klasifikasi Belanja :
Kegiatan :
Sub Kegiatan :

Bulan :
REKAPITULASI

Yang bertanda tangan di bawah ini Pejabat Pembuat Komitmen Fakultas XXX Universitas Jenderal Soedirman , dengan ini menyatakan
bahwa saya bertanggung jawab penuh atas segala pengeluaran yang telah dibayar lunas oleh Bendahara Pengeluaran
kepada yang berhak menerima dengan rincian sebagai berikut :
Lembar : 1
1. MA :
Bukti Jumlah
No. MAK Penerima Uraian
Tgl. No. ( Rp )
1 2 3 4 5 6 7

Jumlah seluruh 0,00

Bukti-bukti belanja tersebut diatas disimpan sesuai ketentuan yang berlaku pada Universitas Jenderal Soedirman
untuk kelengkapan administrasi dan keperluan pemeriksaan aparat pengawas fungsional.

Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

Purwokerto,
KPA/Pejabat Pembuat Komitmen

..
NIP
Lampiran 5.
Contoh Kuitansi LS

TA : Kode Keg/Sub Keg :


Nomor Bukti : MAK :

KUITANSI/BUKTI PEMBAYARAN

Sudah terima dari : Kuasa Pengguna Anggaran Universitas Jenderal Soedirman/Pejabat Pembuat Komitmen
Jumlah uang : Rp.
Terbilang :
Untuk Pembayaran :

Cantumkan :
Cantumkan: SK/Surat tugas/No
Purwokerto,
kontrak/dok legal lainnya & Tanggal Penerima
pelaksanaan

<Nama lengkap>
NIP. xxx xxx xxx
Setuju dibayar
a/n Kuasa Pengguna Anggaran
Pejabat Pembuat Komitmen

<Nama lengkap>
NIP. xxx xxx xxx
Lampiran 6

RINGKASAN KONTRAK

1. Nomor dan tanggal DIPA :

2. Kode Kegiatan/Sub Kegiatan/MAK :

3. Nomor dan Tanggal SPK/ Kontrak :

4. Nama Kontraktor/ perusahaan :

5. Alamat Kontraktor :

6. Nilai SPK/ KontraK :

7. Uraian dan volume Pekerjaan :

8. Cara Pembayaran :

9. Jangka Waktu Pelaksanaan :

10. Tanggal Penyelesaian Pekerjaan :

11. Jangka Waktu Pemeliharaan :

12. Ketentuan Sanksi :

Catatan :
Apabila terjadi addendum kontrak Tempat, tanggal
data kontrak agar disesuaikan a.n. Kuasa Pengguna Anggaran
dengan perubahannya. Pembuat Komitmen

(Tanda Tangan)

(Nama Jelas)
Satuan Kerja : Universitas Jenderal Soedirman Lampiran 7
Unit Kerja :
Tahun Anggaran :
No. DIPA :

BUKU KAS UMUM

Penerimaan Pengeluaran
Tgl Uraian No. Bukti MAK Jumlah Tgl Uraian No. Bukti MAK Jumlah
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Satuan Kerja : Universitas Jenderal Soedirman Lampiran 8
Unit Kerja :
Tahun Anggaran :
No. DIPA :

BUKU PEMBANTU BANK

Tgl Uraian No Bukti BP/ Wasdit MAK Penerimaan Pengeluaran Sisa


1 2 3 4 5 6 7
Satuan Kerja : Universitas Jenderal Soedirman Lampiran 9
Unit Kerja :
Tahun Anggaran :
No. DIPA :

BUKU PEMBANTU KAS TUNAI

Tgl Uraian No Bukti BP/ Wasdit MAK Penerimaan Pengeluaran Sisa


1 2 3 4 5 6 7
Satuan Kerja : Universitas Jenderal Soedirman Lampiran 10
Unit Kerja :
Tahun Anggaran :
No. DIPA :

BUKU PEMBANTU PENGAWASAN UP

Tgl Uraian No Bukti BP/ Wasdit MAK Penerimaan Pengeluaran Sisa


1 2 3 4 5 6 7
Satuan Kerja : Universitas Jenderal Soedirman Lampiran 11
Unit Kerja :
Tahun Anggaran :
No. DIPA :

BUKU PEMBANTU UANG MUKA

Tgl Uraian No Bukti BP/ Wasdit MAK Penerimaan Pengeluaran


1 2 3 4 5 6
Satuan Kerja : Universitas Jenderal Soedirman Lampiran 12
Unit Kerja :
Tahun Anggaran :
No. DIPA :

BUKU PEMBANTU PAJAK


Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Penerimaan Pengeluaran
Tgl Uraian No. Bukti Jumlah Tgl Uraian No. Bukti Jumlah
1 2 3 5 1 2 3 5

BUKU PEMBANTU PAJAK


PPh 21

Penerimaan Pengeluaran
Tgl Uraian No. Bukti Jumlah Tgl Uraian No. Bukti Jumlah
1 2 3 5 1 2 3 5

BUKU PEMBANTU PAJAK


PPh 22

Penerimaan Pengeluaran
Tgl Uraian No. Bukti Jumlah Tgl Uraian No. Bukti Jumlah
1 2 3 5 1 2 3 5
Satuan Kerja : Universitas Jenderal Soedirman Lampiran 13
Unit Kerja :
Tahun Anggaran :
No. DIPA :

BUKU PEMBANTU SELISIH

Penerimaan Pengeluaran
Tgl Uraian No. Bukti MAK Jumlah Tgl Uraian No. Bukti MAK Jumlah
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Satuan Kerja : Universitas Jenderal Soedirman Lampiran 14
Unit Kerja :
Tahun Anggaran :
No. DIPA :

BUKU PEMBANTU LAIN-LAIN

Penerimaan Pengeluaran
Tgl Uraian No. Bukti MAK Jumlah Tgl Uraian No. Bukti MAK Jumlah
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Satuan Kerja : Universitas Jenderal Soedirman Klasifikasi Belanja : Lampiran 15
Unit Kerja : Keg/Sub Kegiatan :
Tahun Anggaran : Nilai :
No. DIPA :

BUKU/KARTU PENGAWASAN KREDIT

No Jml Cara Pembayaran Posisi Penggantian


No Tgl Uraian Sisa Kredit Keterangan
SP2D Pembayaran LS UP TUP Ganti Belum
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Lampiran 16

REGISTER PENUTUPAN KAS

Tanggal penutupan kas :


Nama penutup kas/bendahara/PUMK/PPUMK :
Tanggal penutupan kas yang lalu :
Jumlah total penerimaan Rp xxxx
Jumlah total pengeluaran Rp xxxx
Saldo buku Rp xxxx
Saldo kas Rp xxxx

Terdiri dari:
a. Lembaran uang kertas
Rp. 100.000 . lembar Rp xxx
Rp. 50.000 . lembar Rp xxx
Rp. 20.000 . lembar Rp xxx
Rp. 10.000 . lembar Rp xxx
Rp. 5.000 . lembar Rp xxx
Rp. 1.000 . lembar Rp xxx
Rp xxxx
b. Uang logam
Rp. 1.000 . keping Rp xxx
Rp. 500 . keping Rp xxx
Rp. 200 . keping Rp xxx
Rp. 100 . keping Rp xxx
Rp xxxx

c. Saldo Bank (Bank ABC Cab. Pwt Rek No. 12345) Rp xxxx

Total Rp xxxx
Selisih Nihil/ Rp. xxx

Penjelasan perbedaan: Nihil/ Rp. xxx karena .

Bendahara/PUMK/PPUMK

.
NIP. XXX XXX XXX
Lampiran 17

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL Tahun Anggaran :


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN No. Bukti :

BUKTI PENGELUARAN UANG MUKA (BPUM) BENDAHARA PENGELUARAN

Telah terima dari : Bendahara Pengeluaran


Uang sejumlah : Rp.
Terbilang :

Guna membayar kontrak kerja bulan :

Purwokerto, ..
Yang membayar Yang menerima
Bendahara Pengeluaran PUMK .

.. ..
NIP NIP.

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL Tahun Anggaran :


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN No. Bukti :

BUKTI PENGELUARAN UANG MUKA (BPUM) PUMK

Telah terima dari : PUMK


Uang sejumlah : Rp.
Terbilang :

Guna membayar kontrak kerja bulan :


pada unit kerja .. atas dasar SPP No

Purwokerto, ..
Yang membayar Yang menerima
PUMK PPUMK

.. ..
NIP NIP.

Anda mungkin juga menyukai