Menara ini mencapai ketinggian 190 meter (623 kaki) dengan 54 tingkat.
Setelah
selesai, turning torso adalah bangunan tertinggi di Skandinavia dan
bangunan
pemukiman (apartemen) tertinggi kedua di Eropa, setelah TriumphPalace
setinggi
264 meter ( 870 kaki). Sebelum pembangunan Turning Torso, 86meter (280
kaki)
tinggi Kronprinsen menjadi bangunan tertinggi kota Malmo.
Bangunan Turning Torso ini memenangkan penghargaan Pencakar Langit
Emporis dengan margin terbesar sepanjang sejarah, melampaui Q1 Tower di
Gold Coast City, Australia dan Montevideo Tower di Rotterdam, Belanda.
Apartemen sekaligus Menara ini menggunakan kotak bertingkat lima yang
berputar. Bangunan sesungguhnya terdiri atas susunan 9 segmen typikal
bentuk kubikal masingmasing modul seluas 400 meter persegi berupa 5 lapis
lantai yg disusun saling bertumpukan satu diatas lainnya dengan perletakan
yg digeser hingga berputar
Struktur
sebesar sudut 90 derajat. Setiap lantai secara dasar
berisi sebuah ujung persegi yang mengitari pusat gedung, bersama dengan
ujung
segitiga, yang didukung oleh kerangka baja eksterior. Dua kotak bawah
digunakan
sebagai perkantoran. Kotak ke3 hingga ke9 merumahkan 149 apartemen
mewah. Struktur bangunan ini memenangkan penghargaan MIPIM di Cannes,
Perancis
untuk Bangunan Apartemen Internasional Terbaik, melampaui 1 West India
Quay
di London, UK dan Espirito Santo Plaza di Miami, AS dan Konstruksi Turning
Torso pernah ditayangkan dalam sebuah episode Extreme Engineering di
Discovery Channel.
Ketinggian gedung memang terpaut jauh jika dibanding dengan rekor
tertinggi
menara pencakar langit seperti Petronas Tower di Kuala lumpur (452 m
selesai
dibangun tahun 2000) ataupun Gedung Freedom Tower NYC (541 m akan
selesai
tahun 2009) namun demikian rancangan arsitektur yg tidak lazim namun
artistik menjadi cirian yg mengundang kekaguman publik tersendiri.
Permasalahan Desain
Berbeda dengan Menara Pisa yang benarbenar miring adanya, maka
penampilan
"Turning Torso" yang menjulang tinggi dengan meliuk miring merupakan
suatu
perwujudan arsitektur yang syarat dengan penguasaan struktur dan
teknologi yg
canggih dilandasi pemahaman atas filosofi karakter alami setiap bentuk yg
menjadi model acuan. Oleh karena keseluruhan tampak bangunan berkesan
miring
yang seperti akan runtuh berhubung ilusi instabilitasnya, hingga jadilah
gedung
tinggi yg seolah menentang hukum gravitasi.
Kritisi arsitektur mungkin saja salah satunya berpendapat bahwa bangunan
"Turning Torso" terinspirasi aliran " deconstruction ", namun kebanyakan
kritisi berpendapat bahwa mahakarya Calatrava lebih menganut ideologi "
technologist yet humanism " yang berhasil meniadakan sekatsekat yang
lazimnya memisahkan antara: seni, arsitektur, dan engineering. Keberhasilan
yg hanya bisa dicapai dengan terlebih dahulu mendalami karakter alamiah
setiap karya cipta berupa " manmade structures " yg diciptakan sang arsitek.
Dengan demikian karya Calatrava lebih pas jika dipandang sealiran dengan
arsitektur tahun 1960an karya Alvar Aalto dari Finlandia, berhubung sama-
sama merefleksikan karya arsitektur yang memadukan antara budaya dan
alam serta perilaku manusia dengan sisi modernitas bangunan berteknologi
canggih dan mutakhir.
Konsep Bangunan
Desain terinspirasi oleh bentuk dari sebuah pahatan patung oleh Santiago
Calatrava yang disebut Twisting Torso. Twisting Torso yang menjadi ide untuk
membangun Turning Torso bertujuan untuk menciptakan kembali pencakar
langit di Malm sejak penghancuran Kockums Crane pada 2002, yang
terletak 1 km dari Turning Torso. Politisi local mempertimbangkan menara
tersebut penting untuk masyarakat agar Malm Kockumskranen memiliki
simbol tersendiri. Kockumskranen, yang mana merupakan sebuah derek
besar yang digunakan untuk