Kemajuan dan kemakmuran bangsa dan negara bukanlah semata - mata hanya menjadi tanggung
jawab pemerintah saja, tetapi juga sangat diperlukan kemandirian masyarakat dalam menciptakan
terobosan baru pada peluang usaha diberbagai bidang atau sektor dengan memanfaatkan potensi
sumberdaya yang
secara prospektif mempunyai nilai tambah ekonomis yang tinggi.
Potensi sumber daya alam dan klimatologi Indonesia sangat cocok untuk pengembangan berbagai
macam sektor usaha agrobisnis, termasuk salah satunya adalah sektor perikanan. Salah satu potensi
sektor perikanan yang memiliki keunggulan kompetitif untuk menggerakkan perekonomian nasional
adalah
komoditas ikan hias, baik ikan hias air laut maupun air tawar, karena sangat potensial sebagai
sumber pendapatan masyarakat dan penghasil devisa negara.
Budidaya ikan hias ternyata mampu memberikan kehidupan bagi banyak orang yang
menekuninya. Selain orang suka akan keindahan ikan hias ,banyak pula orang yang
menggantungkan hidupnya dari membudidayakan dan memasarkan ikan hias yang jenisnya
bermacam-macam.
Tak jarang beberapa petani yang semula menekuni budidaya ikan konsumsi seperti ikan lele, ikan
nila, guramih dan lain sebagainya beralih menekuni budidaya ikan hias. Semua itu dilakukan karena
peluang usaha dan potensi ekonomis budidaya ikan hias lebih menggiurkan dibandingkan dengan
ikan konsumsi. Dengan pola pemeliharaan dan pemberian makanan yang hampir sama dengan ikan
konsumsi , budidaya ikan hias mampu menghasilkan pemasukan yang lebih besar karena harga ikan
hias lebih mahal. Kunci membudidayakan ikan hias adalah telaten dan senang di
dalam memeliharanya.
Ada beraneka ragam ikan hias di Indonesia yang bernilai ekonomi cukup tinggi, salah satunya
adalah Ikan Cupang (Betta sp.). Cupang (Betta sp.) adalah ikan air tawar yang habitat asalnya adalah
dari beberapa negara di Asia Tenggara, antara lain Indonesia, Thailand, Malaysia, dan Vietnam. Ikan
ini mempunyai bentuk dan karakter yang unik dan cenderung agresif dalam mempertahankan
Trias Anggorojati | E40
Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang Berbasis Web 4 wilayahnya. Di kalangan
penggemar, ikan cupang umumnya terbagi atas tiga golongan, yaitu cupang hias, cupang aduan, dan
cupang liar. Di Indonesia terdapat cupang asli,salah satunya adalah Betta channoides yang
ditemukan di Pampang,
Kalimantan Timur.
Dalam sejarahnya ikan cupang dahulu sekali hanyalah ikan yang hidup di daerah persawahan. Tapi
sekarang sudah sangat berbeda dari bentuk aslinya dahulu. Ikan cupang di Indonesia dikenal dan
dipelihara oleh sebagian masyarakat Indonesia sejak tahun 1960-an dan lebih banyak dikenal
sebagai ikan cupang sawah. Dan kala itu ikan cupang penggemarnya hanyalah anak-anak dan
belum dirambah oleh kalangan orang-orang kaya. Perubahan terjadi pada tahun 1970, dimana saat
itu importir memperkenalkan jenis cupang baru. Ada yang ekor pendek yang sekarang kita sebut
dengan ikan cupang aduan atau cupang laga. Ada juga yang berekor panjang yang dulu kita kenal
dengan cupang jenis slayer. Saat itu cupang hias yang baru muncul adalah jenis slayer ekor lilin dan
tetap mendominasi sampai era tahun 1990-an. Sampai ketika para penggemar cupang memadukan
atau mengawin silangkan mereka menjadi ikan yang lebih bervariasi bentuk & warnanya. Cupang
hias jenis baru ini mempunyai ekor yang dihiasi tulang yang lebih menonjol keluar. Ada yang
berbentuk duri panjang, sisir, yang biasanya kita sebut jenis serit. Dan yang menggelembung kita
sebut Half Moon.
Pada pertengahan tahun 1990-an, ikan cupang mulai diperlombakan dan dipamerkan keindahan
fisiknya tapi mereka belum memisahkan kategorinya seperti sekarang yang memisahkan bentuk sirip
maupun warnanya. Kini ikan cupang bukan hanya untuk diadu, melainkan juga untuk dinikmati
keindahannya. Ikan cupang ini juga dipelihara, dikoleksi, dibudidaya dan juga dijual sampai ke luar
negeri. Indonesia sendiri merupakan penghasil ikan cupang hias terbesar kedua di dunia, setelah
Thailand. Namun kalau cupang alam, Indonesia menjadi penghasil nomor satu didunia. Saat ini
Indonesia memiliki sekitar 40 jenis cupang alam yang sudah diteliti.
Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang Berbasis Web 5 dibandingkan dengan
budidaya ikan konsumsi, pemeliharaannya hampir sama, sedangkan masalah penjualan, biasanya
ikan konsumsi dihargai dengan sistem kiloan, sedangkan ikan hias dihargai dengan sistem per ekor.
Dengan demikian bisnis budidaya ikan konsumsi lebih menekankan kuantitas, sehingga
memerlukan lahan yang luas dan sarana yang lebih banyak. Budidaya ikan hias sendiri memiliki
keunggulan-keunggulan sebagai berikut :
Teknologinya mudah diserap dan diterapkan, karena teknologi yang digunakan cukup sederhana.
Budi daya ikan hias dapat diusahakan skala rumah tangga/usaha kecil, tidak membutuhkan lahan
yang luas.
Perputaran modal cepat, dapat dipanen dalam jangka waktu yang singkat.
Budi daya ikan hias mampu menyerap tenaga kerja.
Pasar yang menjanjikan baik domestik maupun ekspor.
Sampai saat ini ikan hias merupakan salah satu jenis komoditas ekspor nonmigas bidang
perikanan yang mampu menyumbang devisa negara yang cukup besar. Dengan kekayaan ikan hias
yang berlimpah maka peluang Indonesia sebagai pengekspor komoditas ini sangat terbuka lebar.
Berdasarkan data IIPAE, di perairan Indonesia sendiri sedikitnya terdapat 650 spesies ikan hias air
laut. Sedangkan jumlah spesies ikan hias air tawar Indonesia diperkirakan mencapai 400 dari total
1.100 di seluruh dunia.
Indonesia saat ini menduduki peringkat ketiga sebagai negara eksportir ikan hias dunia dengan
pangsa pasar sebesar 7,5 persen. Posisi itu di bawah Singapura dan Malaysia yang masing-masing
berturut-turut sebesar 22,5 persen dan 11 persen. Ekspor Ikan hias Indonesia pada tahun 2010 telah
mencapai US$ 12 juta atau naik dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai US$ 10 juta.
Pada tahun 2011 target produksi untuk ikan hias sebesar 3 milyar ekor dan mengalami peningkatan
terus hingga 8 milyar ekor pada tahun 2014.
Nilai ekonomis seekor Cupang pun kini sangat bervariasi mulai dari Rp1.000 hingga Rp50.000 per
ekor untuk kualitas ikan biasa, sedangkan seekor betta spenders berkualitas bagus bisa laku terjual
lebih Rp 50.000 bahkan mencapai jutaan rupiah per ekor. Di pasaran luar negeri, meski harganya
variatif sesuai kualitas namun ikan asli Indonesia.
Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang Berbasis Web 6 mahal jika dibanding
harga pasaran di dalam negeri. Menurut sumber dari Asosiasi Cupang Hias Indonesia (ACHI), seekor
Ikan Cupang yang diekspor secara masal (mass commodity) di pasaran AS berharga mulai dari
US$8 hingga US$20 per ekor. Sedangkan untuk Cupang berkualitas bagus dan terbilang eksklusif
bisa laku lebih dari US$50 per ekor. Segmen pembeli ikan itu adalah kelompok menengah atas dan
pencinta Cupang (hobbies).
Di pasar lokal, permintaan ikan cupang baru terpenuhi sekitar 60%. Sementara peluang ekspor
selama ini belum banyak tergarap dengan baik antara lain karena masih terbatasnya produksi para
penangkar atau peternak Ikan Cupang di Tanah Air. Diperkirakan potensi pasar di beberapa negara
yang selama ini menjadi tujuan ekspor betta spenders seperti AS, Hong Kong, Taiwan, Jepang, Brazil,
serta Singapura 60% belum bisa dipenuhi. Salah satu kendala yang menyebabkan potensi ikan hias
Indonesia masih kurang dikenal di mancanegara adalah masalah promosi dan kurangnya dukungan
pemerintah.
Bangun Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang Berbasis Web 7 Sistem informasi manajemen
yang dirancang harus mampu memberikan informasi yang riil, jelas dan benar, baik kepada
masyarakat umum, calon peternak, pedagang, eksportir, investor, bank serta industri terkait.
Sistem adalah sekumpulan unsur/elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam
melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan. Sistem dapat juga didefinisikan sebagai
suatu jaringan kerja dari prosedurprosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama
untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
Karakteristik sistem, terdiri dari :
1. Komponen/elemen (Component)
2. Batas Sistem (Boundary)
3. Lingkungan Luar (Environment)
4. Penghubung (Interface)
5. Masukan (Input)
6. Pengolah (Process)
7. Keluaran (Output)
8. Sasaran (Objective) /Tujuan (Goal)