Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota Palu merupakan ibukota Provinsi Sulawesi Tengah dengan wilayah


seluas 395,06 km2, berada pada kawasan dataran Lembah Palu dan Teluk Palu
yang secara astronomis terletak antara 0,360,56 Lintang Selatan dan
119,45121,1 Bujur Timur, tepat berada di bawah garis Khatulistiwa dengan
ketinggian 0-700 meter di atas permukaan laut. Kota Palu terdiri dari 8 kecamatan
yaitu Palu Utara, Palu Selatan, Palu Barat, Palu Timur, Mantikulore, Tawaili,
Tatanga dan Ulujadi (Badan Pusat Statistik, 2013).
Jumlah penduduk Kota Palu dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.
Tabel 1.1 memperlihatkan peningkatan jumlah dan pertumbuhan penduduk dari
tahun 1990 hingga 2010 di Kota Palu. Peningkatan jumlah penduduk
sebesar
135.802 jiwa terjadi selama rentang waktu 20 tahun tersebut. Jumlah
penduduk yang meningkat akan berpengaruh terhadap peningkatan
kebutuhan untuk sandang, pangan dan papan. Air merupakan sumberdaya yang
terlibat hampir di setiap aspek tersebut, sehingga menyebabkan kebutuhan akan
air juga meningkat.

Tabel 1.1 Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Kota Palu Tahun 1990, 2000 dan 2010

Tahun 1990 2000 2010


Jumlah Penduduk
(Jiwa) 199.495 268.322 335.297
Pertumbuhan
Penduduk 0. 0.02
03
Sumber : palukota.bps.go.id, 2014

Perubahan lahan dan kebutuhan yang semakin meningkat menyebabkan


beberapa sumberdaya menjadi langka, salah satunya adalah sumberdaya air.
Beberapa tempat di Kota Palu telah mengalami kekeringan seperti yang dilansir
Darwis (2009) bahwa di Kelurahan Pengawu dan Kelurahan Tondo pasokan air
sangat terbatas sehingga masyarakat harus membeli air dari daerah lain.

1
Permasalahan ini memerlukan penyelesaian melalui pengelolaan sumberdaya
air yang tepat dengan mengetahui ketersediaan air dan kebutuhan air masing-
masing daerah di Kota Palu yang terbagi dalam delapan kecamatan.
Salah satu fenomena alih fungsi lahan yang berdampak buruk bagi
sumberdaya air adalah aktivitas penambangan emas di Kecamatan Palu Timur,
tepatnya di Kelurahan Poboya. Poboya yang dahulunya merupakan kawasan
pertanian dengan hamparan sawah, ladang dan kebun-kebun masyarakat, kini
dipenuhi dengan galian-galian penambang dan mesin-mesin tromol
pengolah emas. Kelurahan Poboya adalah salah satu daerah penyuplai air bagi
masyarakat Kota Palu baik dalam bentuk sumur maupun PDAM. Perubahan
penggunaan lahan tersebut menyebabkan jumlah air berkurang dan masyarakat
terpaksa membeli air dari daerah lain (Alkhairaat, 2009).
Permasalahan yang pada umumnya terjadi adalah adanya
ketidakseimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan air. Upaya pengkajian
komponen-komponen ketersediaan dan kebutuhan air diperlukan untuk mencapai
keseimbangan antara kebutuhan air dan ketersediaan air di masa mendatang.
Ketersediaan dan kebutuhan air ini adalah upaya analisis sumberdaya air untuk
mencegah terjadinya defisit air.
Ketersediaan air dapat dihitung dengan pendekatan neraca air secara
meteorologis (Seyhan, 1977). Ketersediaan air secara meteorologis dapat
dihitung dari parameter iklim setempat, yaitu curah hujan, suhu udara,
evapotranspirasi, dan water holding capacity (WHC). Air yang berada di bumi
secara langsung maupun tidak langsung berasal dari curah hujan (presipitasi).
Suhu udara adalah nilai derajat panas dari udara pada suatu batasan
ruang atau wilayah. Evapotranspirasi adalah gabungan evaporasi dan
transpirasi tumbuhan yang hidup di permukaan bumi. Air yang diuapkan oleh
tanaman dilepas ke atmosfer. Evaporasi merupakan pergerakan air ke udara dari
berbagai sumber seperti tanah, atap, dan badan air. WCH adalah kandungan air
yang dapat diserap pada zona perakaran tanaman.
Kebutuhan air berdasarkan tujuan penggunaannya dapat dibedakan
menjadi kebutuhan air untuk irigasi, kebutuhan domestik, dan kebutuhan air

2
untuk peternakan (Susilah, 2013). Kebutuhan air untuk setiap daerah berbeda
karena memiliki karakteristik fisik maupun sosial yang beragam. Kebutuhan air
domestik menjadi kajian pada penelitian ini karena keadaan Kota Palu yang
sebagian besar sumberdaya airnya digunakan untuk kebutuhan rumah tangga.
Pertambahan penduduk tentu akan mempengaruhi kebutuhan air yang
digunakan penduduk. Analisis ketersediaan dan kebutuhan air masyarakat adalah
salah satu bentuk pertimbangan terhadap jenis pengelolaan kota yang tepat. Oleh
karena itu analisis mengenai keseimbangan sumberdaya air di wilayah
kajian sangat penting untuk dilakukan.

1.2 Rumusan Masalah


a. Industri Tambang Emas Poboya
1. Bagaimana keadaan lingkungan di tambang emas
kelurahan Poboya?
2. Apa bahaya merkuri bagi kehidupa?
3. Bagaimana dampak tambang emas Poboya terhadap
lingkungan hidup?
4. Bagaimana solusi dari permasalahan lingkungan dan
ekologi di tambang emas Poboya?
b. Industri Tempe
1. Menetahui manfaat tempe
2. Menetahui dampak limbah pada proses pembuatan tempe

1.2 Tujuan Penelitian


a. Industri Tambang Emas Poboya
1. Mengetahui keadaan lingkungan di tambang emas
kelurahan Poboya
2 Mengetahui bahaya merkuri bagi kehidupan.
3 Mengetahui dampak tambang emas Poboya terhadap
lingkungan hidup
4 Mengetahui solusi dari permasalahan lingkungan dan
ekologi di tambang emas Poboya
b. Industri Tempe
1. Menetahui manfaat tempe
2. Menetahui dampak limbah pada proses pembuatan tempe

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Industri Tambang Emas Poboya


A. Sumber Pencemaran Pada Tambang Rakyat Poboya
Berdasarkan survei lapangan dan pengkajian referensi yang saya lakukan,
sumber pencemar utama pada Tambang Emas Poboya adalah zat merkuri (Hg).
Masyarakat setempat dan para penambang sering menyebut merkuri dengan
sebutan air perak.
Merkuri digunakan sebagai bahan kimia pembantu pada proses pengolahan
(amalgamasi) yang sesuai dengan sifatnya berfungsi untuk mengikat butiran-
butiran emas agar mudah dalam pemisahan dengan partikel-partikel lain dalam
tanah. Proses kerja pemisahan emas dari partikel-partikel tanah yang
dilaksanakan penambang emas Poboya adalah pemecahan partikel tanah,
penggilingan, pemisahan partikel tanah dengan ikatan merkuri dan butiran emas,
penyaringan, dan pemanasan.
B. Masalah Ekologis yang Ditimbulkan
1. Pencemaran Air
Terhadap pencemaran air, merkuri telah menjadi masalah yang serius. Air
sungai kini berdampak buruk jika dikonsumsi.
2. Pencemaran Tanah
Terhadap pencemaran tanah, merkuri yang terkontaminasi dengan tanah
telah terakumulasi di dalam tubuh tumbuhan yang berada di daerah tercemar dan
akan terakumulasi pula dalam tubuh manusia dan hewan yang mengkonsumsi
tumbuhan tersebut. Selain merkuri, sampah rumah tangga juga berperan dalam
pencemaran tanah di kawasan pertambangan.
C. Dampak Ekologis Yang Telah Ditimbulkan
1. Sumber air bersih PDAM di Poboya Palu tercemar merkuri
Ketua Tim Peneliti Asosiasi Pertambangan Emas Rakyat Indonesia
(Asperi) Sulteng Prof Mappiratu mengatakan sampel air yang diambil dari bak
terbuka PDAM yang ada di Poboya mengandung merkuri hingga 0,005 ppm.

4
Asosiasi Pertambangan Emas Rakyat mengambil sampel air di bak terbuka yang
kotor dan bersih. Setelah dianalisis di laboratorium, untuk bak kotor mengandung
merkuri dengan konsentrasi 0,005 ppm dan air yang bersih 0,004 ppm. Standar
air minum maksimal mengandung Merkuri 0,001 ppm. Hasil analisis ini
menunjukkan ada potensi pencemaran.
Selain itu masyarakat juga mengeluhkan kondisi air PDAM yang sangat
keruh bahkan terkadang seperti membawa kotoran lumpur dan pasir serta
terkadang aroma bahan kaporit sangat tajam.
2. Beberapa hewan ternak mati
Di Poboya sudah terjadi kasus ternak mati. Seperti yang telah diberitakan
bahwa ternak sapi yang mati tiba-tiba. Sapi tersebut diduga mati akibat minum
limbah penambangan emas. Selain itu, berdasarkan keterangan salah seorang
keluarga penambang yang saya wawancarai bahwa pernah juga kejadian ada
anak kambing yang mati serupa.
3. Bencana longsor lokal
Tambang emas Poboya sering terjadi longsor. Seperti yang pernah
diberitakan bahwa pada hari Senin 16 Agustus 2010, tiga penambang yang
diketahui warga dari Sulawesi Utara terjebak di dalam lubang yang ikut
tertimbun tanah yang longsor.
Selain itu, berdasarkan cerita spontan salah seorang keluarga penambang
yang saya temui, bahwa telah sering terjadi longsor di lokasi pertambangan.
Dalam beberapa kasus longsor selama ini telah puluhan lebih penambang yang
tertimbun longsor, beberapa tak terselamatkan namun ada juga yang selamat.
Namun hal tersebut tidak menghentikan aktifitas para penambang.
4. Rusaknya hutan
Daerah Poboya merupakan salah satu hutan di Kota Palu dengan luas 200
hektar. Kawasan ini merupakan daerah penyangga air untuk Palu dan sekitarnya.
Namun keberadaan pertambangan emas Poboya telah merusak hutan. Ironisnya
Menteri Kehutanan (Menhut) Marzuki Usman menyetujui pemanfaatan kawasan
Taman Hutan Raya (Tahura) Poboya di Kotamadya Palu, Sulawesi Tengah,

5
sebagai lokasi tambang emas. Syaratnya, warga yang bermukim di kawasan
tersebut tidak melakukan penolakan.
D. Solusi
Untuk menyelamatkan ekologi dan meminimalisir dampak-dampak buruk
yang akan ditimbulkan oleh pertambangan emas rakyat Poboya, berikut
beberapa solusi dari saya
1. Menerapkan sistem pertambangan yang lebih ramah lingkungan
Jika memungkinkan proses amalgamasi ditiadakan kemudian tromol hanya
digunakan untuk menghancurkan batu, selanjutnya diproses dengan sianidasi
menggunakan tong berskala kecil tanpa merkuri.
2. Menerapkan sistem pengolahan limbah
Sebelum dibuang, limbah perlu diolah secara khusus untuk meminimalisir
dampak buruk yang akan ditimbulkannya.
3. Bioremidiasi pada lokasi-lokasi yang telah tercemar
Bioremediasi merupakan penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi
polutan di lingkungan. Bioremidiasi untuk zat pencemar merkuri menggunakan
bakteri Pseudomonas pseudomallei ICBB 1512 berdasarkan hasil temuan Dosen
Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan IPB, Dwi Andreas Santoso.
Untuk detoksifikasi merkuri, teknologi yang ditemukan Andreas mampu
menurunkan merkuri dalam limbah hingga 98,5% dalam waktu 30 menit.
4. Perlu pengawasan dan aturan kegiatan pertambangan emas rakyat
Pengawasan, aturan, dan sanksi yang tegas perlu dipraktekkan untuk
meminimalkan dampak buruk terhadap lingkungan
5. Menanamkan kesadaran pada masyarakat
Perlu dilakukan sosialisasi secara berkesinambungan kepada masyarakat
Poboya dan para penambang untuk memancing rasa kesadaran akan pentingnya
menjaga lingkungan hidup dari kerusakan. Sosialisasi dapat dilakukan dengan
mempresentasikan segala dampak buruk yang akan ditimbulkan oleh
pertambangan emas Poboya, baik dampak-dampak buruk yang akan terjadi
dalam jangka pendek, menangah, dan panjang.
6 Menutup segala aktivitas pertambangan di Poboya

6
Menutup segala aktivitas pertambangan di Poboya merupakan solusi yang
paling efektif untuk menyelamatkan lingkungan. Walaupun pada kenyataannya
sangat dilematis, namun pemerintah harusnya lebih memikirkan jaminan
kesehatan lebih tiga ratus ribu penduduk kota Palu dibanding mementingkan
segelintir orang yang meraup untung dari kepingan emas Poboya.

2.1 Industri Tempe


A. Menetahui manfaat tempe
Tempe mempunyai peranan yang besar dalam usaha meningkatkan gizi
masyarakat terutama bagi golongan menengah ke bawah. Industri tempe
sebagian besar masih merupakan industri rumah tangga yang dikerjakan secara
tradisional, telah mampu menyerap banyak tenaga kerja untuk meningkatkan
perekonom.
Hampir disetiap kota di Indonesia, khususnya di Kota Palu dapat dijumpai
pabrik pembuatan tempe. Indonesia dapat dipandang sebagai salah satu Negara
yang kaya akan teknologi fermentasi secara tradisional, dan tempe merupakan
salah satu produk yang paling menonjol. Dengan teknologi yang masih sederhana
dan nilai gizi yang tinggi serta harga yang relatif murah, maka tempe cukup
terjangkau oleh berbagai lapisan masyarakat menengah atas maupun menengah
bawah (Akhmar, 2007).
B. Menetahui dampak limbah pada proses pembuatan tempe
Pengolahan pembuatan tempe menghasilkan produk sampingan berupa
limbah cair, padatan tersuspensi maupun terlarut. Pembuangan limbah cair
tempe di lingkungan meyebabkan perubahan lingkungan secara fisik, kimia dan
biologis, yang dapat mengganggu keseimbangan serta mencemari lingkungan
sekitar (Akhmar, 2007).
Limbah cair tempe merupakan produk buagan dari proses pengolahan
tempe. Diperikirakan untuk industri skalarumah tangga, limbah cair yang
dihasilkan sebesar 200-300 liter per hari dari pengolahan 300 kg kedelai. Sampai
saat ini limbah tersebut dibuang ke lingkungan sehingga akan menimbulkan
pencemaran.

7
Pemanfaatan limbah cair hasil buangan industri tempe dapat mengurangi
dampak pencemaran lingkungan yang ditimbulkan. Terlebih lagi limbah cair
tempe masih kaya akan nutrisi seperti protein sebesar 40-60%, karbohidrat
sebesar 25-50%, dan bahan- bahan lain yang dapat dimanfaatkan dan diolah
sebagai bahan energi. Namun pemanfaatannya belum banyak digunakan
sebagai bahan energi terutama di Sulawesi Tengah.
Beberapa tahun terakhir ini energi merupakan persoalan yang krusial di
dunia. Peningkatan permintaan energi yang disebabkan oleh pertumbuhan
populasi penduduk dan menipisnya sumber cadangan minyak dunia serta
permasalahan emisi dari bahan bakar fosil, memberi tekanan kepada setiap
negara untuk segera memproduksi dan mempergunakan energi terbaharukan.
Indonesia memiliki potensi kekayaan alam yang sangat melimpah untuk
menghasilkan sumber energi alternatif.
Salah satu energi terbaharukan adalah biogas, biogas memiliki peluang
yang besar dalam pengembangannya. Energi biogas dapat diperoleh dari limbah
rumah tangga, kotoran cair hewan seperti peternakan ayam, sapi, sampah
organik, industri makanan dan sebagainya. Pemanfaatan energi dalam bentuk
biogas merupakan salah satu alternatif penggunaan sumber energi terbaharukan
(renewable) yang ramah lingkungan.
Biogas terbentuk dari degradasi materi organik secara anaerobik dan
menghasilkan energi yang kaya akan metana. Sampah organik dari perkotaan,
industri dan pertanian berpotensi untuk
dijadikan sumber energi. Di masa yang akan datang, potensi energi ini
seharusnya dieksploitasi dengan cara yang lebih efisien, sehingga dapat
memberikan keuntungan secara ekonomis dan mengurangi volume limbah
sampah industri.
Tidak adanya informasi mengenai pemanfaatan limbah cair tempe sebagai
penghasil biogas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
potensi limbah cair tempe secara mikrobiologis sebagai alternatif penghasil
biogas.

Anda mungkin juga menyukai