Anda di halaman 1dari 29

SARANA FARMASI

No. Dokumen :
No. Revisi :
SPO
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPTD PUSKESMAS Dadang Sukmana, SKM
JALAKSANA NIP. 196510261988031005
1. PENGERTIAN Sarana farmasi adalah

2. TUJUAN Prosedur ini dibuat agar kestabilan obat dan dampak pencemaran
dapat terkendali

3. KEBIJAKAN

4. REFERENSI

5. PROSEDUR I. Persyaratan Gudang


1. Luas minimal 3 x 4 m2 dan atau disesuaikan dengan jumlah
obat yang disimpan
2. Ruangan kering dan tidak lembab
3. Memiliki ventilasi yang cukup
4. Memiliki cahaya yang cukup namun menghindarkan adanya
cahaya langsung dan berteralis
5. Lantai dibuat dari semen/tegel/keramik/papan
6. Dinding dibuat licin dan dicat warna cerah
7. Gudang digunakan khusu untuk penyimpanan obat
8. Mempunyai pintu yang dilengkapi kunci ganda
9. Tersedia lemari/laci khusus untuk narkotika dan psikotropika
yang selalu terkunci dan terjamin keamanannya
II. Persyaratan Kamar Obat
1. Luas minimal 3 x 4 m2 dan atau disesuaikan dengan jumlah
obat yang disimpan
2. Ruangan kering dan tidak lembab
3. Memiliki ventilasi yang cukup
4. Dinding dibuat licin dan dicat warna cerah
5. Kamar obat digunakan untuk pelayanan resep
6. Memiliki meja racik dan peralatan racik
7. Dispenser untuk melarutkan sirup kering
6. LANGKAH-
LANGKAH

7. BAGAN ALUR

8. HAL-HAL YANG
PERLU
DIPERHATIKAN

9. UNIT TERKAIT

10. DOKUMEN
TERKAIT

11. REKAMAN
HISTORIS No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
PERUBAHAN
PELAYANAN OBAT DI APOTEK
No. Dokumen :
No. Revisi :
SPO
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPTD PUSKESMAS Dadang Sukmana, SKM
JALAKSANA NIP. 196510261988031005
1. PENGERTIAN Pelayanan obat di apotek adalah

2. TUJUAN Prosedur ini dibuat agar obat yang diserahkan sesuai dengan yang
diresepkan dan sesuai dengan indikasi yang dipersyaratkan

3. KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas No.

4. REFERENSI
5. PROSEDUR I. Penerimaan Resep
1. Menerima resep
2. Memeriksa kelengkapan:
Nama pemeriksa
Tanggal resep
Nama obat
Dosis dan jumlah
Cara pemakaian
Nama pasien dan alamat
Umur dan kenis kelamin
3. Memeriksa kesesuaian Farmaseutika:
Bentuk sediaan
Dosis
Cara dan lama pembelian
4. Konsultasi jika diragukan

II. Peracikan Obat


1. Membersihkan tempat dan peralatan kerja
2. Mengambil wadah obat dari rak dengan memeriksa mutu dan
E.D nya
3. Mengambil obat menggunakan alat yang sesuai
4. Tutup kembali wadah obat setelah pengambilan dan
kembalikan ke tempat semula
5. Memberikan sirup kering yang telah dicampur dengan takaran
yang sesuai
6. Untuk racikan:
Menghitung kesesuaian dosis
Menyiapkan pembungkus dan wadah obat racikan
Menggerus obat yang jumlahnya sedikit dahulu, lalu
menggabungkan obat
Membagi dan membungkus dengan merata
Tidak mencampur antibiotika
Tidak menyediakan puyer dalam jumlah besar
7. Memberikan etiket
Warna putih untuk obat dalam/oral
Warna biru untuk obat luar dan suntik
Menempelkan label kocok dahulu pada sediaan bentuk
suspensi
8. Memasukan obat ke dalam wadah yang tepat dan terpisah
untuk obat yang berbeda untuk menjaga mutu obat dan
menghindari penggunaan yang salah
9. Menulis nama pasien dan cara penggunaan sesuai resep dan
mudah dibaca
10. Memeriksa kembali jenis dan jumlah sesuai resep dan
memasukkan ke dalam wadah

III. Penyerahan obat


Setelah peracikan obat, dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Sebelum obat diserahkan kepada pasien, harus dilakukan
pemeriksaan kembali mengenai penulisan nama pasien pada
etiket, cara penggunaan
2. Penyerahan obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan
cara yang baik dan SPOan
3. Memastikan bahwa yang menerima obat adalah pasien atau
keluarganya
4. Memberikan informasi cara penggunaan obat dan hal-hal lain
yang terkait dengan obat tersebut, antara lain manfaat obat,
makanan dan minuman yang harus dihindari, kemungkinan
efek samping, cara penyimpanan obat, dan lain-lain.

IV. Informasi obat yang diperlukan pasien adalah:


1. Waktu penggunaan obat, misalnya berapa kali obat digunakan
dalam sehari, apakah di waktu pagi, siang, sore atau malam.
Dalam hal ini termasuk apakah obat diminum sebelum atau
sesudah makan
2. Lama penggunaan obat, apakah selama keluhan masih ada
atau harus dihabiskan meskipun sudah merasa sembuh. Obat
antibiotika dihabiskan untuk mencegah timbulnya resistensi
3. Cara penggunaan obat yang benar akan menentukan
keberhasilan pengobatan. Oleh karena itu pasien harus
mendapat penjelasan mengenai cara penggunaan obat yang
benar terutama untuk sediaan farmasi tertentu seperti obat
oral, obat tetes mata, salep mata, obat tetes hidung, obat
semprot hidung, tetes telinga, suppositora dan krim/salep
rektal dan tablet vagina

6. LANGKAH-
LANGKAH

7. BAGAN ALUR

8. HAL-HAL YANG
PERLU
DIPERHATIKAN

9. UNIT TERKAIT

10. DOKUMEN
TERKAIT
11. REKAMAN
HISTORIS No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
PERUBAHAN

PELAYANAN RESEP OBAT DI APOTEK


No. Dokumen :
No. Revisi :
SPO
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPTD PUSKESMAS Dadang Sukmana, SKM
JALAKSANA NIP. 196510261988031005
1. PENGERTIAN Pelayanan resep obat di apotek adalah
2. TUJUAN Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan pelayanan terhadap
permintaan tertulis dari dokter dan dokter gigi

3. KEBIJAKAN

4. REFERENSI

5. PROSEDUR I. Skrining Resep


1. Melakukan pemeriksaan kelengkapan dan keabsahan resep
yaitu nama dokter, nomor ijin praktik, alamat, tanggal
penulisan resep, tanda tangan atau paraf dokter serta nama,
alamat, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien.
2. Melakukan pemeriksaan kesesuaian farmasetik yaitu bentuk
sediaan, dosis, frekuensi, kekuatan, stabilitas,
inkompatibilitas, cara dan lama pemberian obat
3. Mengkaji aspek klinis dengan cara melakukan patient
assessment kepada pasien yaitu adanya alergi, efek samping,
interaksi, kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat dan kondisi
khusus lainnya), keluhan pasien dan hal lain yang terkait
dengan kajian aspek klinis. Instruksi kerja : patient
assessment terlampir (sebagai contoh: menggunakan metode 3
prime question)
4. Menetapkan ada tidaknya masalah terkait obat (drug related
problem = DRP) dan membuat keputusan profesi (komunikasi
dengan dokter, merujuk pasien ke sarana kesehatan terkait
dsb)
5. Mengkomunikasikan ke dokter tentang masalah resep apabila
diperlukan
6. Membuat kartu/catatan pengobatan pasien (patient
medication record)
II. Melakukan penyiapan dan penyerahan obat ke pasien

7. LANGKAH-
LANGKAH

8. BAGAN ALUR
9. HAL-HAL YANG
PERLU
DIPERHATIKAN

10. UNIT TERKAIT

11. DOKUMEN
TERKAIT

12. REKAMAN
HISTORIS No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
PERUBAHAN

PEMERIKSAAN OBAT DAN


PERBEKALAN KESEHATAN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SPO
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPTD PUSKESMAS Dadang Sukmana, SKM
JALAKSANA NIP. 196510261988031005
1. PENGERTIAN Pemeriksaan obat dan perbekalan kesehatan adalah

2. TUJUAN Prosedur ini dibuat agar obat dengan kualitas rendah dapat
disortir sehingga tidak mencemari obat lainnya

3. KEBIJAKAN Apoteker /Kepala Ruang Farmasi di Puskesmas

4. REFERENSI

5. PROSEDUR I. Pengamatan mutu obat dilakukan secara visual dengan melihat


tanda-tanda
1. Tablet
Terjadi perubahan warna, bau dan rasa, serta lembab
Kerusakan fisik seperti pecah, retak, sumbing, gripis dan
rapuh
Kaleng atau botol rusak
Untuk tablet salut, disamping informasi di atas, juga basah
dan lengket satu dengan lainnya
Wadah yang rusak
2. Kapsul
Cangkangnya terbuka, kosong, rusak atau melekat satu
dengan lainnya
Wadah rusak
Terjadi perubahan warna baik cangkang ataupun lainnya
3. Cairan
Cairan jernih menjadi keruh, timbul endapan
Cairan suspensi tidak bisa dikocok
Cairan emulsi memisah dan tidak tercampur kembali
4. Salep
Konsistensi warna dan bau berubah (tengik)
Pot/tube rusak atau bocor
5. Injeksi
Kebocoran
Terdapat partikel atau sediaan injeksi yang seharusnya
jernih
Wadah rusak atau terjadi perubahan warna

II. Ketentuan Khusus


1. Laporkan perubahan yang terjadi kepada Instalasi Farmasi
Kabupaten/Kota untuk diteliti lebih lanjut.
2. Jangan menggunakan obat yang sudah rusak atau
kadaluwarsa

6. LANGKAH-
LANGKAH

7. BAGAN ALUR

8. HAL-HAL YANG
PERLU
DIPERHATIKAN

9. UNIT TERKAIT

10. DOKUMEN
TERKAIT

11. REKAMAN
HISTORIS No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
PERUBAHAN
PEMINDAHAN OBAT DAN BAHAN
MEDIS HABIS PAKAI
No. Dokumen :
No. Revisi :
SPO
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPTD PUSKESMAS Dadang Sukmana, SKM
JALAKSANA NIP. 196510261988031005
1. PENGERTIAN Pemindahan obat dan bahan medis habis pakai adalah

2. TUJUAN Prosedur ini dibuat untuk meminimalkan kesalahan pengambilan


dan mempercepat proses penyerahan obat dan bahan medis habis
pakai

3. KEBIJAKAN

4. REFERENSI

5. PROSEDUR 1. Memastikan sediaan yang diambil dari tempat persediaan


adalah benar dan sesuai dengan resep yang diterima
2. Memeriksa dengan teliti label sediaan seperti No. Batch dan
tanggal kadaluwarsa
3. Memindahkan obat dan bahan medis habis pakai
dilakukan secara FIFO (First InFirst Out) atau FEFO (First
Expired First Out)
4. Memastikan bahwa bagian strip yang terpotong memuat
No. Batch dan tanggal daluwarsa pada saat memotong strip

Catatan :
- Hati-hati saat memotong strip, karena pada saat
memotong strip berlebihan dapat memperlihatkan
tablet/kapsul di dalam strip
- Jangan menyimpan obat dan bahan medis habis
pakai dalam satu wadah dengan kekuatan yang berbeda
6. LANGKAH-
LANGKAH

7. BAGAN ALUR

8. HAL-HAL YANG
PERLU
DIPERHATIKAN

9. UNIT TERKAIT

10. DOKUMEN
TERKAIT

11. REKAMAN
HISTORIS No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
PERUBAHAN
PENANGANAN OBAT RUSAK DAN
KADALUARSA
No. Dokumen :
No. Revisi :
SPO
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPTD PUSKESMAS Dadang Sukmana, SKM
JALAKSANA NIP. 196510261988031005
1. PENGERTIAN Penanganan obat rusak dan kadaluarsa adalah

2. TUJUAN Prosedur ini dibuat agar obat yang diserahkan terjamin mutu dan
khasiatnya

3. KEBIJAKAN

4. REFERENSI

5. PROSEDUR 1. Obat rusak dan Kadaluarsa


a. Dikumpulkan dan disimpan terpisah
b. Item Obat, Jumlah, Bentuk Sediaan, Tanggal Kadaluarsa, Nomor
Batch
c. Dikembalikan/diklaim sesuai aturan yang berlaku
d. Dihapuskan sesuai aturan yang berlaku
2. Setiap penghapusan dan atau pengembalian dibuat Berita Acara
Sesuai

3. LANGKAH-
LANGKAH
4. BAGAN ALUR

5. HAL-HAL YANG
PERLU
DIPERHATIKAN

6. UNIT TERKAIT

7. DOKUMEN
TERKAIT

8. REKAMAN
HISTORIS No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
PERUBAHAN
PENCATATAN DAN PELAPORAN OBAT
No. Dokumen :
No. Revisi :
SPO
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPTD PUSKESMAS Dadang Sukmana, SKM
JALAKSANA NIP. 196510261988031005
1. PENGERTIAN Pencatatan dan pelaporan obat adalah

2. TUJUAN Prosedur ini dibuat agar penelusuran data dan pengendalian obat
dan perbekalan kesehatan dapat dipantau

3. KEBIJAKAN

4. REFERENSI

5. PROSEDUR I. Penyelenggaraan Pencatatan


1. Di Gudang Puskesmas
Setiap obat yang diterima dan dikeluarkan dari gudang dicatat
di dalam buku penerimaan dan kartu stock
2. Di Kamar Obat
Setiap hari jumlah obat yang dikeluarkan kepada pasien
dicatat pada buku catatan pemakaian obat harian
3. Di Kamar Periksa
Obat yang akan digunakan dimintakan ke gudang obat.
Pemakaian obat dicatat pada buku penggunaan obat suntik
dan menjadi sumber data untuk permintaan obat
4. Di Puskesmas Keliling, Puskesmas Pembantu dan Poskesdes
Pencatatan diselenggarakan seperti di kamar obat
II. Prosedur Pengisian Kartu Stok
1. Kartu Stok Induk digunakan untuk mencatat mutasi obat
(penerimaan, pengeluaran, hilang, rusak atau kedaluwarsa).
2. Tiap lembar kartu stok induk hanya diperuntukkan mencatat
data mutasi 1 (satu) jenis obat yang berasal dari semua
sumber anggaran
3. Tiap baris data hanya diperuntukan mencatat 1 (satu) kejadian
mutasi obat
4. Yang Harus Dicantumkan dalam Kartu Stok:
a. Nama Obat
b. Satuan Obat
c. Kolom-kolom pada kartu Stok
d. Tanggal Mutasi
e. Sumber asal obat atau kepada siapa obat dikirim
f. Jumlah penerimaan
g. Jumlah pengeluaran
h. Sisa stok
i. No. Bacth/No. Lot dan Tgl Kadaluarsa untuk
Penerimaan
j. Paraf petugas yang mengerjakan
III. Prosedur Pengisian LPLO
1. Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat dibuat
rangkap 3 (tiga) :
a. Asli untuk UPOPPK di Kabupaten/Kota
b. Tindasan 1 untuk arsip instansi penerima (RS/Puskesmas)
c. Tindasan 2 dikirim untuk Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
2. ISI LPLPO pada :
a. Nomor dan tanggal pelaporan dan atau permintaan
b. Nama Puskesmas yang bersangkutan
c. Nama Kecamatan dari wilayah kerja Puskesmas
d. Nama Kabupaten/Kota dari wilayah Kecamatan yang
bersangkutan
e. Nama Provinsi dari wilayah kerja Kabupaten/Kota
f. Tanggal pembuatan dokumen
g. Bulan pelaporan dari Puskesmas
h. Bulan permintaan Puskesmas
i. Jika hanya melaporkan data pemakaian dan sisa stok obat
diisi dengan nama bulan bersangkutan
j. Jika dengan mengajukan permintaan obat (termasuk
pelaporan data obat) diisi dengan periode distribusi
bersangkutan
3. Kolom pada LPLPO
a. Nomor urut masing-masing obat dalam daftar formulir ini
b. Nama dan kekuatan obat bersangkutan
c. Satuan bentuk sediaan, misalnya Tablet, Kapsul, Sirop,
Tube dll
d. Jumlah satuan obat bersangkutan pada kolom (8) LPLPO
bulan sebelumnya
e. Jumlah satuan obat bersangkutan yang diterima selama
bulan lalu. Data diambil dari kolom pemberian (17) dari
formulir LPLPO bulan lalu. Jika pada bulan sebelumnya
terdapat lebih dari 1 (satu) formulir LPLPO (karena ada
pengajuan
f. Jumlah persediaan satuan masing-masing obat untuk
bulan lalu, yaitu hasil penjumlahan pada kolom (4) dan (5)
pada baris yang sama
g. Jumlah pemakaian obat pada bulan sebelumnya
h. Jumlah satuan obat bersangkutan pada akhir bulan lalu,
yaitu sama dengan pengurangan persediaan pada kolom
(6) dan pemakaian pada kolom (7) pada baris yang sama.
i. Stok Optimum = jumlah pemakaian rata-rata pada periode
tertentu ditambah dengan stok pengaman
j. Jumlah satuan masing-masing obat yang diminta pada
periode tertentu. Kolom ini hanya diisi jika sedang
mengajukan permintaan obat
k. s/d 16) Diisi oleh petugas UPOPPK tentang jumlah
pemberian dari berbagai sumber
l. Jumlah total pemberian dari berbagai sumber
m. Keterangan *)
Kolom Keterangan diisi dengan keterangan sebagai
berikut :
1) Untuk mengajukan tambahan obat guna mengatasi
kekosongan obat, diisi dengan kata kosong.
2) Untuk mengajukan tambahan obat guna mengatasi
kenaikan kejadian penyakit, diisi dengan jenis
penyakit bersangkutan
3) Untuk pelaporan data kekosongan obat diisi dengan
tanggal mulai terjadinya kekosongan obat
4) Kolom (16) ini disi jika kolom sisa stok (8) pada baris
yang sama berisi angka 0 (nol).
5) Kolom kunjungan resep : diisi dengan data kunjungan
yang mendapat resep satuan kerja bersangkutan
selama bulan lalu. Kolom ini hanya diisi ketika
melakukan pelaporan data obat saja.
6) Jumlah kunjungan diisi dengan data kunjungan selama
bulan lalu yang dibedakan dalam :
a) Umum bayar : Jumlah pasien umum yang
mendapat resep/obat dan membayar biaya
pelayanan
b) Umum tidak bayar : Jumlah pasien umum yang
mendapat resep/obat dan tidak membayar biaya
pelayanan
c) Askes : Jumlah pasien peserta asuransi
kesehatan (Askes) yang mendapat resep / obat
7) Kolom melaporkan/meminta : diisi dengan nama dan
jabatan petugas yang melaporkan data pemakaian /
sisa stok dan atau mengajukan permintaan obat.
8) Kolom mengetahui/menyetujui : diisi dengan nama dan
jabatan petugas yang menerima laporan data obat dan
atau menyetujui pemberian obat.
9) Kolom menyerahkan obat : diisi dengan nama dan
jabatan petugas yang menyerahkan obat kepada
satuan kerja yang memintanya.
10) Kolom menerima obat : diisi dengan nama dan jabatan
petugas yang menerima penyerahan obat oleh petugas
yang menyerahkan.

6. LANGKAH-
LANGKAH

7. BAGAN ALUR 1. Data LPLPO merupakan kompilasi dari data LPLPO sub unit.
2. LPLPO dibuat 3 (tiga) rangkap,
3. diberikan ke Dinkes Kabupaten/Kota melalui Instalasi Farmasi
Kabupaten/Kota,
4. diisi jumlah yang diserahkan oleh GFP.
5. Setelah ditanda tangani oleh kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten

6. HAL-HAL YANG
PERLU
DIPERHATIKAN

7. UNIT TERKAIT

8. DOKUMEN
TERKAIT

9. REKAMAN
HISTORIS No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
PERUBAHAN
PENERIMAAN OBAT DAN
PERBEKALAN KESEHATAN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SPO
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPTD PUSKESMAS Dadang Sukmana, SKM
JALAKSANA NIP. 196510261988031005
1. PENGERTIAN Penerimaan obat dan perbekalan kesehatan adalah

2. TUJUAN Prosedur ini dibuat agar obat yang diterima sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan permintaan yang diajukan oleh
Puskesmas

3. KEBIJAKAN Apoteker/Kepala Ruang Farmasi di Puskesmas

4. REFERENSI

5. PROSEDUR 1. Petugas penerima obat bertanggung jawab atas pemeriksaan fisik


penyimpanan, pemindahan, pemeliharaan dan penggunaan obat
berikut kelengkapan catatan yang menyertainya
2. Petugas penerima obat wajib melakukan pengecekan terhadap obat
yang diserahterimakan, meliputi kemasan, jenis , bentuk dan
jumlah obat
3. Sediaan obat sesuai dengan isi dokumen (LPLPO), dan ditanda
tangani oleh petugas penerima serta diketahui oleh Kepala
Puskesmas
4. Petugas penerima dapat menolak apabila terdapat kekurangan dan
kerusakan obat
5. Setiap penambahan obat, dicatat dan dibukukan pada Buku
Penerimaan dan Kartu Stok masing-masing

6. LANGKAH-
LANGKAH

7. BAGAN ALUR

8. HAL-HAL YANG
PERLU
DIPERHATIKAN

9. UNIT TERKAIT
10. DOKUMEN
TERKAIT

11. REKAMAN
HISTORIS No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
PERUBAHAN
PENYIAPAN DAN PENYERAHAN SIRUP
KERING
No. Dokumen :
No. Revisi :
SPO
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPTD PUSKESMAS Dadang Sukmana, SKM
JALAKSANA NIP. 196510261988031005
1. PENGERTIAN Penyiapan dan penyerahan sirup kering adalah

2. TUJUAN Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan pelayanan terhadap


permintaan tertulis dari dokter dan dokter gigi

3. KEBIJAKAN

4. REFERENSI

5. PROSEDUR 1. Peracikan sediaan farmasi


a. Menyiapkan sirup kering sesuai dengan permintaan pada resep
b. Membuka botol obat, apabila pengenceran dilakukan di
Puskesmas
c. Mengencerkan sirup kering dengan air yang layak minum
sesuai takaran
d. Menyiapkan etiket warna putih dan label kocok dahulu
e. Menulis nama pasien, nomor resep, tanggal resep, cara pakai
sesuai permintaan pada resep serta petunjuk dan informasi
lain.
2. Penyerahan obat sirup kering
a. Melakukan pemeriksaan akhir sebelum dilakukan penyerahan
(kesesuaian antara penulisan etiket dengan resep)
b. Memanggil nama dan nomor tunggu pasien
c. Memeriksa identitas dan alamat pasien
d. Menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi obat
e. Meminta pasien untuk mengulang informasi yang telah
disampaikan
f. Menyimpan resep pada tempatnya dan mendokumentasikan
g. Mendokumentasikan semua tindakan apoteker dalam Catatan
Pengobatan Pasien (patient medication record = PMR)

6. LANGKAH-
LANGKAH

7. BAGAN ALUR
8. HAL-HAL YANG
PERLU
DIPERHATIKAN

9. UNIT TERKAIT

10. DOKUMEN
TERKAIT

11. REKAMAN
HISTORIS No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
PERUBAHAN

PENYIMPANAN OBAT DAN


PERBEKALAN KESEHATAN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SPO
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPTD PUSKESMAS Dadang Sukmana, SKM
JALAKSANA NIP. 196510261988031005
1. PENGERTIAN Penyimpanan obat dan perbekalan kesehatan

2. TUJUAN Prosedur ini dibuat agar obat yang disimpan dan akan
diserahkan ke pasien memenuhi kualitas yang disyaratkan

3. KEBIJAKAN

4. REFERENSI

5. PROSEDUR I. Gudang Obat


1. Obat disusun secara alfabetis untuk setiap bentuk sediaan
2. Obat dirotasi dengan sistem FEFO dan FIFO
3. Obat disimpan pada rak
4. Obat yang disimpan pada lantai harus diletakkan di atas
palet
5. Tumpukan dus sebaiknya harus sesuai dengan petunjuk
6. Sediaan obat cairan dipisahkan dengan sediaan padatan
7. Sera, vaksin dan supositora disimpan pada lemari pendingin
pada suhu 4 8 oC, namun tidak boleh dibekukan
8. Lisol dan desinfektan diletakkan terpisah dengan obat lainnya
9. Hindari kontak dengan benda-benda yang tajam
10. Wadah obat harus selalu tertutup rapat
11. Untuk obat dengan waktu kadaluarsa yang sudah dekat
supaya diberi tanda khusus
12. Cairan diletakkan di rak bagian bawah
13. Kondisi penyimpanan beberapa obat
a. Beri tanda/kode pada wadah obat
b. Beri tanda semua wadah obat dengan jelas
c. Apabila obat disimpan di dalam dus besar maka pada
dus harus:
1) Jumlah isi dus, misalnya: 20 kaleng @500 tablet
2) Tanggal diterima
3) Tanggal kadaluarsa
4) Nama produk/obat
II. Apotik/Loket Farmasi
1. Simpan obat dalam kemasan asli dan dalam wadah tertutup
rapat
2. Obat disusun secara alfabetis untuk setiap bentuk sediaan
3. Sediaan obat cairan dipisahkan dengan sediaan padatan
4. Hindari kontak dengan benda-benda yang tajam
5. Bentuk dragee (tablet salut) disimpan dalam wadah tertutup
rapat dan pengambilannya menggunakan sendok
6. Simpan obat pada suhu kamar dan hindari sinar matahari
7. Jangan simpan obat di tempat panas atau lembab
8. Setelah pengambilan obat , wadah ditutup kembali
9. Sediaan obat cairan dipisahkan dengan sediaan padatan

6. LANGKAH-
LANGKAH

7. BAGAN ALUR

8. HAL-HAL YANG
PERLU
DIPERHATIKAN

9. UNIT TERKAIT

10. DOKUMEN
TERKAIT

11. REKAMAN
HISTORIS No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
PERUBAHAN
PERENCANAAN OBAT DAN
PERBEKALAN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SPO
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPTD PUSKESMAS Dadang Sukmana, SKM
JALAKSANA NIP. 196510261988031005
1. PENGERTIAN Perencanaan obat dan perbekalan adalah

2. TUJUAN Prosedur ini dibuat untuk terlaksananya perencanaan dan


pengadaan kebutuhan obat yang efektif dan efisien

3. KEBIJAKAN

4. REFERENSI

5. PROSEDUR I. Perencanaan Tahunan


1. Pengadaan Kebutuhan obat yang efektif dan efisien didasarkan
pada pembagian Tugas dan Wewenang
2. Pengadaan dilakukan terpusat di tingkat Kabupaten
3. Pelaksanaan Perencanaan dan Pengadaan
4. Perencanaan kebutuhan obat untuk pelayanan kesehatan
dasar disusun oleh tim perencanaan obat terpadu berdasarkan
system bottom up
5. Perhitungan rencana kebutuhan obat untuk satu tahun
anggaran disusun dengan menggunakan pola konsumsi dan
atau epidemiologi.
6. Mengkoordinasikan perencanaan kebutuhan obat dari
beberapa sumber dana, agar jenis dan jumlah obat yang
disediakan sesuai dengan kebutuhan dan tidak tumpang
tindih.
7. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengajukan rencana
kebutuhan obat kepada Pemerintah Kabupaten/Kota, Pusat,
Provinsi dan sumber lainnya.
8. Dinas Kesehatan Kab/Kota bertanggungjawab terhadap
jaminan mutu obat yang ada di Gudang Farmasi dan
Perbekalan Kesehatan
II. Perencanaan Kebutuhan Obat Per Bulan Tingkat Puskesmas
1. Perencanaan Kebutuhan Obat dituangkan dalam bentuk
Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat
2. Kebutuhan Obat didasarkan pada penentuan Stock optimum
Puskesmas
3. Kebutuhan dicantumkan dalam kolom permintaan obat pada
LPLPO
4. Permintaan Obat adalah kebutuhan obat Puskesmas yang
digenapkan sesuai dengan Jumlah Satuan dalam kemasan
5. Permintaan Obat harus memperhitungkan kapasitas Gudang /
Tempat Penyimpanan Obat di Puskesmas
6. Penentuan Stock Optimum
Stok optimum = Stok kerja + stok selama waktu tunggu + stok
cadangan
a. Stok kerja dihitung dari pemakaian obat dalam satu
periode distribusi ( 1 bulan)
b. Stok Waktu Tunggu dihitung dari Waktu Distribusi
dibagi 30 Hari dikalikan pemakaian obat dalam satu
periode distribusi (1 bulan)
c. Stok Cadangan ditentukan 10 - 20 % pemakaian obat
dalam satu periode dstribusi ( 1 bulan)
7. Penentuan Stok Akhir
Stok Akhir Bulan Sebelumnya Ditambah Penerimaan Obat
dikurangi pemakaian obat dalam satu periode distribusi ( 1
bulan )
8. Penentuan Kebutuhan Obat
Stok optimum dikurangi Stock Akhir
III. Laporan Tahunan Obat
1. Laporan Tahunan Penerimaan Obat merupakan rekapitulasi
Penerimaan Obat per bulan dalam 1 Tahun Anggaran
2. Laporan Tahunan Pemakain Obat merupakan rekapitulasi
Pemakaiann Obat per bulan dalam 1 Tahun Anggaran
IV. Usulan Item Obat
Usulan Item Obat yang belum tersedia pada pengadaan obat
sebelumnya berdasarkan usulan penulis resep atas dasar pola
penyakit dan diusulkan pada Tim Pengadaan Obat Tingkat
Kabupaten dengan menggunakan format usulan
6. LANGKAH-
LANGKAH
7. BAGAN ALUR

8. HAL-HAL YANG
PERLU
DIPERHATIKAN

9. UNIT TERKAIT

10. DOKUMEN
TERKAIT

11. REKAMAN
HISTORIS No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
PERUBAHAN

Anda mungkin juga menyukai