Agen Penjualan Dan Kantor Cabang
Agen Penjualan Dan Kantor Cabang
Masalah teknis antara agen dan kantor cabang seringkali digunakan untuk menjelaskan
perbedaan keduanya. Kegiatan agen adalah memamerkan barang dagangan dan menangani
pesanan pelanggan, mereka tidak mempunyai persediaan untuk memenuhi pesanan pelanggan
ataupun untuk menangani kredit pelanggan.
Agen bukan merupakan entitas dan juga bukan kesatuan usaha yang terpisah. Biasanya
pencatatan akuntansi yang diperlukan untuk kegiatan agen ini hanya penerimaan dan
pengeluaran kas, yang diperlakukan sama seperti sistem kas kecil (pretty cash).Pencatatan atas
penjualan yang dilakukan oleh agen, biaya-biaya yang berhubungan dengan penjualan, dan biaya
lain-lain dicatat oleh sistem akuntansi kantor pusat.
Sebaliknya kantor cabang memiliki persediaan, melakukan penjualan kepada pelanggan,
menangani kredit pelanggan, menagih piutang, mencatat biaya yang terjadi, dan kegiatan-
kegiatan lain yang biasa dilakukan oleh suatu perusahaan. Kegiatan-kegiatan tersebut dicatat
berdasarkan sistem akuntansi kantor cabang.
Jurnal tersebut digunakan untuk mencatat transaksi pengeluaran dan kas dan barang
dagangan yang dimiliki agen. Meskipun demikian, sistem yang dijelaskan di atas tidak cukup
untuk melakukan kontrol efektif atas penngeluaran-pengeluaran yang dilakukan agen atau untuk
mengukur kontribusi kegiatan agen pada pendapatan pusat. Ia juga tidak menyediakan dasar
untuk menentukan apakah operasi agen berjalan dengan efisien.
Ayat jurnal untuk sistem pencatatan agen yang lebih luas diberikan berikut ini. Jurnal ini
memperlakukan aktiva tetap agen penjualan Nelson secara terpisah. Penjualan, harga pokok
penjualan dan informasi biaya ditunjukkan dengan basis agen.
1. Membeli tanah dan bangunan untuk agen Nelson :
Tanah agen Nelson Rp. 2.000.000
Bangunan agen Nelson Rp.18.000.000
Kas Rp. 20.000.000
(Membeli fasilitas untuk agen)