Anda di halaman 1dari 12

Manajemen IKM, September 2016 (129- Vol. 11 No.

2
ISSN 2085- http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalmpi/

Evaluasi dan Pengembangan Sistem Manajemen Rantai Pasok Bandeng Segar


(Chanos chanos) di Kota Bekasi, Jawa Barat

Evaluation and Development of Supply Chain Management of Fresh Milkfish (Chanos chanos)
in the City of Bekasi

Yefni Widria* , Wini Trilaksani , dan Eko Ruddy Cahyadi

Kementerian Kelautan dan Perikanan, Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan
Jl. Medan Merdeka Timur No. 16 Gedung Mina Bahari III, Lt. 14 Jakarta 10110
Kotak POS 4130 JKP 10041 Telp. (021) 35100132 Faximile (021) 3500132, 3520844
Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB
Jl. Agatis Kampus IPB Darmaga Bogor 16680
Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB
Jl. Kamper Kampus IPB Dramaga Bogor 16680

ABSTRAK

Studi kasus dilaksanakan terhadap 12 IKM pengolahan bandeng di Kota Bekasi dengan bahan
baku berasal dari Kabupaten Karawang melalui suatu rantai pasok bandeng segar. Potensi Kabupaten
Karawang sebagai penghasil bandeng tidak menjamin ketersediaan bahan baku secara berkelanjutan.
Tujuan penelitian ini adalah Mengevaluasi rantai pasok; dan ( ) Menyusun strategi prioritas
pengembangan sistem manajemen rantai pasok bandeng segar di Kota Bekasi, Jawa Barat. Pengambilan
data dengan teknik purposive dan snowball sampling, dimulai dari IKM pengolah, pengecer dan pengepul
di Kota Bekasi sampai ke pembudidaya bandeng di Desa Ciparage Jaya, Kecamatan Tempuran,
Kabupaten Karawang. Kajian menggunakan analisis deskriptif, evaluasi dengan membandingkan
aktivitas anggota rantai pasok dengan standar yang ada, analisis Strenghts, Weaknesses, Opportunities and
Threaths (SWOT), serta Analytic Hierarchy Process (AHP). Hasil evaluasi menunjukkan terdapat gap antara
aktivitas masing-masing anggota rantai pasok dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) yaitu (1)
penerapan GMP dan SSOP oleh IKM pengolah, (2) cara pengangkutan dan penyimpanan ikan segar oleh
pengepul dan pengecer, (3) cara budidaya ikan yang baik oleh pembudidaya, dan (4) manajemen rantai
pasok oleh seluruh anggota rantai pasok. Berdasarkan analisis matriks SWOT dan AHP, strategi
pengembangan rantai pasok oleh aktor adalah: (1) pembentukan jaringan perolehan bahan baku dan
jaringan pemasaran oleh IKM pengolah ( , ); (2) peningkatan mutu SDM oleh pemerintah ( , );
pembentukan kelembagaan oleh pembudidaya ( , ), dan (4) menjalin kemitraan perolehan biaya usaha
oleh pengepul ( , ).

Kata kunci: bandeng, industri kecil menengah, pengembangan sistem, strategi manajemen rantai pasok

ABSTRACT

Case study is conducted towards 12 SME milkfish processors in Bekasi, at which its raw materials
are originated from Karawang Regency through a fresh milkfish supply chain. The potentcy of Karawang
Regency as a milkfish producer does not guarantee continuous availability of the raw materials. The
objectives of this study were: (1) To evaluate supply chain; and (2) To compile a priority strategy of fresh
milkfish supply chain management in Bekasi, West Java. Data collection was conducted by purposive
and snowball sampling techniques, starting from SME processors, retailers and collective traders in
Bekasi, to milkfish farmers in Ciparage Jaya Village, Tempuran Sub-District, Karawang Regency. The
study used descriptive analysis, evaluation by comparing the activities of the members of the supply
chain with the existing standards, Strength, Weaknesses, Opportunities and Threats (SWOT) analysis and
Analytic Hierarchy Process (AHP). The evaluation result showed there was gap between the activities of
_____________
*) Korespondensi:
KKP, Jl. Medan Merdeka Timur No. 16 Gedung Mina Bahari III, Lt. 14 Jakarta 10110; email: yefniwidria@gmail.com
Evaluasi dan Pengembangan Sistem

each supply chain member with the Indonesian National Standard (SNI) namely (1) implementation of
GMP and SSOP by SME processors means of transport and storage of fresh fish by collective trader
and retailer, (3) good aquaculture practices by farmer and (4) supply chain management by all members
along the supply chain. Based on the SWOT and AHP matrix analyses, the development strategies of
supply chain by actor was (1) the formation of raw material procurement network and marketing
network by SME processor ( ); (2) the quality improvement of human resource by the government
( ); (3) the formation of organizations by farmer ( ), and (4) maintaining partnership in business
procurement cost by collective trader ( ).

Key words: milkfish, micro scale processing unit, system development, supply chain management strategy

PENDAHULUAN bernilai tambah dengan skala mikro di Kota


Bekasi. Berbagai produk olahan bandeng yang
Sektor kelautan dan perikanan merupakan dihasilkan adalah bandeng presto, pindang
sektor potensial sumber pertumbuhan ekonomi, bandeng dan otak-otak bandeng. Bahan baku
sumber penghidupan masyarakat banyak dan utama berasal dari hasil lokal, yaitu Kabupaten
harapan masa depan bangsa. Produk Domestik Karawang melalui suatu rantai pasok bandeng
Bruto (PDB) sub sektor perikanan memegang segar. Namun, produksi bandeng Kab. Karawang
peranan strategik dalam memberikan kontribusi ternyata belum menjamin ketersediaan bahan
pada PDB Nasional. Capaian PDB sub sektor baku bagi kelompok pengolah bandeng di Kota
perikanan pada periode 2009-2012 mengalami Bekasi secara berkelanjutan.
peningkatan rataan 13,07% (dari Rp177 trilyun Berdasarkan studi literatur terdapat bebera-
menjadi Rp255 trilyun). PDB nasional pada pa kajian tentang rantai pasok, namun belum
periode yang sama meningkat 13,95% (dari ditemukan penelitian tentang pengembangan
Rp5.606 trilyun menjadi Rp8.242 trilyun). sistem rantai pasok bandeng segar. Setiawan, et al
Pertumbuhan PDB sub sektor perikanan pada (2011) pernah melakukan kajian tentang kinerja
periode tersebut 6,49% sedikit lebih tinggi rantai pasok dengan judul Studi Peningkatan
dibandingkan dengan PDB nasional (6,31%). Kinerja Manajemen Rantai Pasok Sayuran Dataran
Kontribusi ekonomi sektor perikanan ini Tinggi di Jawa Barat Kajian tersebut bertujuan
akan dapat terus ditingkatkan, apabila pemerin- mengembangkan kriteria dan alternatif pemilihan
tah, khususnya Kementerian Kelautan dan sayuran dataran tinggi yang berpotensi untuk
Perikanan (KKP) dapat mengatasi sejumlah ditingkatkan kinerja rantai pasoknya, mengiden-
tantangan pengembangan sektor kelautan dan tifikasi struktur rantai pasok dan nilai tambah
perikanan. Salah satu tantangan tersebut adalah produk sayuran dataran tinggi yang dapat
rataan utilitas unit pengolah ikan pada tahun 2013 ditingkatkan kinerja rantai pasoknya, merancang
hanya 56,09%. Angka tersebut mengindikasikan dan mengimplementasikan model pengukuran
pasokan atau ketersediaan bahan baku unit peng- kinerja rantai pasok sayuran terpilih, serta
olahan ikan masih minim, atau unit pengolahan merumuskan strategi peningkatan rantai pasok
tidak memperoleh bahan baku cukup untuk sayuran terpilih. Nugraha (2011) melakukan
menjamin keberlangsungan proses pengolahan, kajian mengenai rumusan strategi rantai pasok
baik dari sektor perikanan tangkap maupun menggunakan alat analisis AHP dan SWOT
perikanan budidaya. dengan judul Analisis Rumusan Strategi Rantai
Ikan Bandeng (Chanos-chanos) merupakan Pasokan Minyak akar Wangi di Kabupaten Garut,
salah satu komoditas yang dapat diperoleh dari Jawa Barat Kajian bertujuan menganalisis rantai
sektor perikanan budidaya. Utilitas kelompok pasok minyak akar wangi, menganalisis faktor
pengolah bandeng dapat ditingkatkan melalui internal dan eksternal rantai pasok minyak akar
penyesuaian produk, mutu tinggi, pengurangan wangi dan merumuskan strategi rantai pasok
biaya dan kecepatan distribusi dengan mana- minyak akar wangi.
jemen rantai pasok terintegrasi Aktivitas pengada- Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi
an produk, pengubahan menjadi barang setengah rantai pasok bandeng segar, mengidentifikasi dan
jadi dan produk akhir, serta pengiriman ke menganalisis faktor internal dan eksternal yang
konsumen akhir (Anwar, 2011). memengaruhi rantai pasok bandeng segar, serta
Terdapat 12 Industri Kecil Menengah (IKM) mengusulkan alternatif rekomendasi strategi
yang melakukan usaha pengolahan bandeng rantai pasok bandeng segar untuk meningkatkan

WIDRIA ET AL Manajemen IKM


Evaluasi dan Pengembangan Sistem

daya saing produk olahan berbahan baku Jawa Barat memiliki potensi produksi budidaya
bandeng segar di Kota Bekasi, Jawa Barat. ikan bandeng yang potensial untuk memenuhi
kebutuhan bahan baku unit pengolahan ikan
METODE PENELITIAN bandeng di Propinsi Jawa Barat termasuk di Kota
Bekasi dan sekitarnya. Berdasarkan sumber daya
Pengambilan contoh dilakukan dengan alam (SDA) yang tersedia, rantai pasok bandeng
metoda purposif dan snowball sampling. segar di Kota Bekasi yang memiliki 12 IKM
Pengumpulan data primer dengan mengajukan pengolah bandeng seharusnya tidak mengalami
kuesioner, wawancara dan observasi langsung. kendala bahan baku.
Data sekunder diperoleh melalui studi literatur
(desk study) yaitu dari Dinas Kelautan dan Identifikasi Rantai Pasok Bandeng Segar
Perikanan, Badan Pusat Statistik (BPS) dan
Rantai pasok terdiri dari rangkaian kegiatan
laporan penelitian terdahulu. Kajian bersifat
produktif yang terhubung antara aktifitas nilai
deskriptif, menggambarkan aktivitas anggota
yang satu dengan dengan lain yang membentuk
rantai pasok dengan SNI sebagai faktor
rantai nilai industri (Nugraha, 2011). Anggota
pembanding serta mengarahkan kajian kepada
rantai pasok bandeng segar di Kota Bekasi terdiri
pemecahan permasalahan rantai pasok.
12 IKM pengolah, 1 pengecer, 1 pengepul, dan. 5
Target populasi adalah seluruh anggota
pembudidaya bandeng. Terdapat tiga kegiatan
rantai pasok bandeng segar, yaitu pengolah
yang harus dikelola dalam rantai pasok ikan
bandeng, pengecer, pengepul dan pembudidaya
bandeng segar Kota Bekasi, yaitu: (1) aliran fisik
bandeng. Diagram tulang ikan digunakan untuk
dari hulu ke hilir, merupakan pendistribusian
mengidentifikasi unsur rantai pasok, analisis
bahan baku yang diperoleh dari pembudidaya
SWOT digunakan untuk memetakan dan
bandeng dan didistribusikan oleh pengepul ke
menganalisis faktor-faktor eksternal dan internal
pengecer dan pasar yang kemudian diolah
yang memengaruhi efektifitas rantai pasok. AHP
menjadi produk bernilai tambah berupa bandeng
digunakan untuk menentukan rekomendasi
presto oleh para IKM pengolah. Selanjutnya
alternatif strategi dalam meningkatkan efektifitas
bandeng presto didistribusikan oleh para IKM
rantai pasok bandeng segar di Kota Bekasi.
pengolah sehingga sampai ke konsumen; (2)
aliran pembayaran berupa uang dan kredit yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
mengalir dari hilir ke hulu dan (3) aliran
informasi berupa jumlah bahan baku yang
Potensi Bandeng Kabupaten Karawang
dibutuhkan, harga dan jadwal penen yang bisa
Provinsi Jawa Barat menempati peringkat terjadi dari hulu ke hilir atau sebaliknya. Rantai
ke tiga di Indonesia sebagai penghasil bandeng pasok bandeng segar di Kota Bekasi disajikan
setelah Provinsi Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. pada Gambar 1.
Karawang merupakan salah satu kabupaten di

Gambar 1. Anggota rantai pasok bandeng segar di Kota Bekasi

Vol. 11 No. 2 September 2016


Evaluasi dan Pengembangan Sistem

Gambar 1 menjelaskan aliran pemenuhan produksi 4.620 kg/bulan. Tabel 1 menjelaskan


kebutuhan bahan baku melalui IKM pengecer rataan jumlah bahan baku yang digunakan pada
untuk 12 IKM pengolah di Kota Bekasi dari setiap kali proses produksi.
pembudidaya di Kabupaten Karawang melalui
suatu rantai pasok bandeng segar. Pengepul di Tabel 1. Rataan jumlah bahan baku pada setiap kali
Kota Bekasi memperoleh bahan baku dari 5 proses produksi
pembudidaya dan mendistribusikan kepada 1 IKM Pengolah Jumlah (kg)
IKM pengecer. Jika pengepul tidak memperoleh A, B,C
atau tidak dapat menyediakan bahan baku D, E, F, G
dengan berat atau ukuran serta sesuai jumlah H, I, J
kebutuhan, IKM pengolah dapat memperoleh K
bahan baku dari pasar. Bandeng segar di pasar L
dipasok oleh pengepul lain dengan kemungkinan
pengepul lain tersebut juga memperoleh bandeng Pengolahan bandeng segar perlu memper-
segar dari pembudidaya yang sama dengan hatikan persyaratan dan tata cara produksi yang
pengepul rantai pasok. Harga bandeng segar di baik atau Good Manufacturing Process (GMP) dan
pasar lebih mahal dibanding harga yang persyaratan sanitasi unit pengolahan ikan atau
ditawarkan oleh pengecer. Sanitation Standard Operating Procedure (SSOP).
Alternatif terakhir pemenuhan kebutuhan- Tabel menunjukkan gap analysis yang memban-
nya bahan baku adalah menggunakan bandeng dingkan GMP dan SSOP yang telah dipraktikan
beku yang biasa disebut dengan ikan PT atau ikan oleh IKM pengolah dengan GMP dan SSOP yang
dus. IKM pengolah kurang menyukai kualitas telah ditetapkan dalam SNI 4106.3:2009.
ikan PT karena rasa bandeng presto yang Berdasarkan gap analysis, diketahui bahwa
dihasilkan sering tidak sesuai dengan harapan terdapat kesenjangan GMP dan SSOP yang telah
yaitu berbau lumpur sehingga mengecewakan ditetapkan dalam SNI dengan GMP dan SSOP
pelanggan. Bandeng beku ini berasal dari yang dipraktikkan oleh IKM pengolah. Sebagian
berbagai daerah di Indoneasia terutama dari Kota besar kesenjangan terjadi pada prosedur
Surabaya. pencegahan kontaminasi, sanitasi peralatan serta
lay out ruangan yang digunakan saat proses
IKM Pengolah dan Pengecer pengolahan. IKM pengolah diharapkan dapat
menyesuaikan penanganan dan GMP, serta SSOP
Pengamatan dilakukan terhadap 12 IKM
dengan standar yang telah ditetapkan dalam SNI.
pengolah dengan produk olahan yang dihasilkan
yaitu bandeng presto. Tenaga kerja yang
Pengepul Bandeng
melakukan kegiatan pengolahan adalah anggota
keluarga masing-masing IKM. Seluruh anggota Pengepul melakukan pembelian bandeng segar di
keluarga ikut serta dalam proses pengolahan dua tempat, yaitu:
bandeng mulai dari penerimaan bahan baku 1. Tambak
sampai pemasaran. Kepala keluarga merupakan Pengepul langsung membeli bandeng ke
petugas khusus di bidang pemasaran, yaitu tambak di Kecamatan Tanjung Pakis.
memasarkan bandeng presto dengan berkeliling Pembelian langsung biasa dilakukan oleh
dari pagi hingga siang hari menggunakan sepeda pengepul ketika memiliki kendala dalam
motor yang dilengkapi boks kayu bertuliskan mendapatkan modal cukup. Pengepul yang
Bandeng Presto Duri Lunak. Setiap IKM pengolah langsung membeli bandeng ke tambak harus
memiliki wilayah pemasaran tertentu yang telah melakukan penawaran dengan pembudidaya
disepakati 12 IKM. terlebih dahulu dan meminta kesepakatan
Setiap IKM pengolah melakukan proses penangguhan jatuh tempo pembayaran atau
pengolahan dengan jumlah bervariasi. Kebutuhan pembayaran dengan perjanjian. Pembudidaya
bahan baku dalam setiap produksi yang akan lebih memilih menjual bandengnya
dilakukan oleh IKM pengolah 23,33 kg dengan kepada pengepul yang sudah dikenal dan
jumlah produksi antara 16-17 kali dalam sebulan. mejalin jaringan kerjasama dengan pembudi-
Jika jumlah rataan produksi 16,5 kali/bulan, maka daya.
bahan baku yang dibutuhkan dalam proses

WIDRIA ET AL Manajemen IKM


Evaluasi dan Pengembangan Sistem

Tabel . Gap analysis GMP dan SSOP

No GMP, SSOP SNI IKM Pengolah


Penyimpanan Penyimpanan bahan baku Bahan baku disimpan dalam styroform
bahan baku Bahan baku disimpan dalam wadah yang baik yang diberi es, agar tidak terjadi
dan diberi es atau dengan metode pendinginan penurunan mutu bahan baku
yang sesuai, sehingga mencapai suhu produk 0
C - 5 C.
Bahan Bahan penolong Menggunakan air sumur, tetapi belum
penolong Air: memenuhi persyaratan mutu air minum, diuji apakah memenuhi persyaratan
Es: ditangani dan disimpan di tempat yang mutu air minum.
bersih agar terhindar dari kontaminasi. Es : dibuat sendiri dari air sumur
Bahan Bahan tambahan Menggunakan bahan tambahan berupa
tambahan Tidak merugikan, membahayakan kesehatan garam dan bumbu yang dibuat sendiri
dan memenuhi standar mutu
Peralatan Persyaratan peralatan Pengolah masih menggunakan talenan
Peralatan pengolahan harus rata, tidak berbahan kayu yang dapat menjadi
mengelupas, tidak berkarat, tidak merupakan sumber kontaminasi.
sumber cemaran jasad renik, tidak retak, tidak
menyerap air dan mudah dibersihkan.
Perancangan Perancangan atau tata letak harus dapat Pengolahan dilakukan di dapur rumah
atau tata letak mencegah kontaminasi silang, dijamin juga tangga dan tidak ada layout dan alur
adanya pemisahan dan perlindungan produk proses, sehingga memungkinkan terjadi-
selama penyimpanan, pembersihan dan sanitasi nya kontaminasi silang; Ruang proses
daerah penanganan atau pengolahan pangan, berdekatan dengan toilet; Tidak dileng-
serta peralatan ditangani dengan baik kapi fasilitas sanitasi

2. Tempat Pelelangan Hasil Perikanan (TPHP) menjelaskan jumlah penjualan pengepul kepada
Pengepul dapat memperoleh bahan baku IKM penyalur bandeng di Kota Bekasi.
yang dibutuhkan, jika memiliki modal Berdasarkan gambar tersebut diketahui bahwa
cukup untuk melakukan transaksi lelang. jumlah penjualan sangat fluktuatif. Pengepul
Sistem lelang bandeng dimulai dari menyediakan bahan baku dengan jumlah hampir
pembelian bandeng dalam jumlah kecil/ medekati jumlah yang dibutuhkan IKM pengolah
Sistem ini diterapkan untuk melindungi IKM hanya pada bulan Desember tahun 2014 dan
yang hanya membutuhkan bahan baku bulan Januari tahun 2015, dan hampir tidak
dalam jumlah kecil dari pengusaha bandeng memperoleh bahan baku sama sekali pada bulan
skala besar yang memiliki modal dan dapat Mei dan Juni tahun 2014.
melakukan pembelian langsung dalam Pengepul membawa bandeng segar dari
jumlah besar. Kabupaten Karawang ke Kota Bekasi dengan
sarana angkut dan peralatan sederhana. Pengepul
Sistem pembayaran tergantung pada perlu memperhatikan proses pendistribusian
jumlah panen, dimana jika hasil panen banyak ikan segar dengan standar sesuai SNI 2729: 2013
pengepul membawa hasil panen terlebih dahulu tentang Ikan Segar, agar mutu bandeng tetap
dan membayar pada saat pembelian bandeng terjaga sampai ke IKM pengecer. Tabel 3
selanjutnya. Bagi para pengepul yang memiliki menjabarkan perbandingan antara proses
modal cukup, biasanya melakukan pembayaran distribusi yang telah ditetapkan dalam SNI
secara tunai dengan harga lebih murah. Jika hasil dengan proses distribusi yang dilaksanakan oleh
panen sedikit, para pembudidaya dan tengkulak pengepul. Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa
biasanya menghendaki sistem pembayaran secara proses distribusi ikan segar yang dilakukan oleh
tunai dan hanya melayani penjualan dengan pengepul belum sesuai standar yang telah
jumlah banyak dan tidak melayani penjualan ditetapkan dalam SNI, karena keranjang yang
dalam jumlah sedikit. dilapisi plastik tidak bisa mempertahankan suhu
Pengepul mendistribusikan bandeng segar dingin yang dibutuhkan ikan segar serta plastik
ke dua IKM penyalur bandeng yang berlokasi di tidak dapat menjaga agar es tidak meleleh
Kecamatan Rawa Lumbu, Bekasi Timur dan sehingga berceceran di sepanjang jalan menuju
Kecamatan Bantar Gebang, Kota Bekasi. Gambar IKM pengolah.

Vol. 11 No. 2 September 2016


Evaluasi dan Pengembangan Sistem

Gambar 2. Jumlah penjualan bandeng segar pengepul

Tabel . Gap analysis pengepul bandeng

SNI pengangkutan ikan Segar Pengangkutan ikan segar oleh pengepul

Kendaraan yang digunakan untuk pengangkutan ikan Pendistribusian dan pemasaran menggunakan dua
harus mampu mempertahankan suhu dingin yang keranjang bambu yang dilapisi plastik hitam, serta diberi
dibutuhkan ikan segar es. Keranjang bambu diletakkan pada sisi kanan dan kiri
motor

Pembudidaya dan Pemilik Modal modal. Pemilik modal juga dapat membeli
langsung panen bandeng atau membeli dengan
Pembudidaya bandeng dan pemilik modal
sistem ijon saat bandeng masih di tambak dan
sebagai mata rantai di bagian hulu. Pembudidaya
belum dipanen. Pembudidaya adalah sumber
bandeng melakukan kegiatan budidaya bandeng,
bahan baku bagi pengepul. Sistem pembayaran
mulai dari persiapan tambak dan benih,
tergantung pada jumlah panen, jika hasil panen
pemberian pakan dan pupuk sampai tahap
banyak pengepul dapat membawa hasil panen
pemanenan. Pembudidaya bandeng ada yang
terlebih dahulu dan membayar pada saat
membiayai sendiri seluruh biaya produksi dan
pembelian bandeng selanjutnya. Bagi para
ada juga yang menjalin mitra kerja dengan
pengepul yang memiliki modal cukup biasanya
pemilik modal atau menerima investasi dari pihak
melakukan pembayaran secara tunai dengan
luar. Jika pembudidaya membiayai seluruh biaya
harga yang lebih murah. Jika hasil panen sedikit
produksi, maka pembudidaya dapat menentukan
pembudidaya biasanya menghendaki sistem
sendiri harga jual dan memilih calon pembeli atau
pembayaran secara tunai dan tidak melayani
menjalin mitra penjualan.
penjualan dalam jumlah sedikit. Dengan demikian
Pemilik modal tambak rantai pasok adalah
hanya pengepul yang membawa uang tunai dan
orang yang menginvestasikan modalnya di
membeli dalam jumlah besar yang akan
budidaya tambak bandeng. Pemilik modal
memperoleh bahan baku. Dengan pembayaran
menyediakan biaya operasional produksi
tunai dan penjualan langsung di area tambak,
bandeng mulai dari bibit, pakan, pupuk, listrik
proses penjualan akan cepat selesai dan
untuk penerangan tambak dan biaya lainnya.
keuntungan cepat diperoleh.
Pemilik modal biasanya membuat perjanjian
Pembudidaya bandeng perlu menyesuai-
tertentu dengan pemilik tambak, persentase biaya
kan proses budidayanya dengan standar yang
yang ditanggung pemilik modal tergantung
telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri
kesepakatan pemilik tambak dan pemilik modal.
Kelautan dan Perikanan No. KEP.02/Men/2007
Jika pemilik modal membiayai seluruh biaya
tentang Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB).
produksi, biasanya kentungan penjualan 70 %
Tabel menguraikan proses budidaya menurut
untuk pemilik tambak dan 30 % untuk pemilik
CBIB dan proses budidaya yang telah diterapkan

WIDRIA ET AL Manajemen IKM


Evaluasi dan Pengembangan Sistem

oleh pembudidaya bandeng. Berdasarkan Tabel 4, Analisis Manajemen Rantai Pasok


dapat diketahui bahwa proses budidaya yang
dilakukan oleh pembudidaya bandeng belum Manajemen rantai pasok dibutuhkan untuk
sesuai standar CBIB. menghadapi segala ancaman dan kelemahan
anggota rantai pasok. Tabel menyajikan gap
Tabel . Gap analysis pembudidaya analysis yang membandingkan antara sistem
Standar CBIB Pembudidaya bandeng manajemen rantai pasok berdasarkan SNI ISO
28000:2009 tentang spesifikasi sistem keamanan
Pakan bersertifikat Tidak memperhatikan
sertifikasi pakan pada manajemen rantai pasok dengan sistem
manajemen rantai pasok yang dilakukan oleh
Benih memiliki Surat Tidak menggunakan SKA,
rantai pasok bandeng segar di Kota Bekasi.
Keterangan Asal (SKA) pembudidaya hanya
menggunakan standar Berdasarkan gap analysis, diketahui sistem
keseragaman benih yang manajemen rantai pasok bandeng segar di Kota
digunakan Bekasi belum menerapkan sistem manajemen
Mempunyai Standard Tidak memiliki SOP, proses menurut standar yang telah ditetapkan dalam SNI
Operating Procedures budidaya didasarkan ISO 28000:2009. Hal ini disebabkan tidak terdapat
(SOP) mulai dari kebiasaan yang telah manajemen puncak yang bertugas melakukan
pengolahan kolam, dilakukan turun temurun fungsi manajemen, sumberdaya manusia kurang
pengadaan benih terdidik (lack of knowledge), kedisiplinan rendah,
sampai panen kultur keamanan pangan (food safety culture)
belum terbentuk dan terbatasnya sarana usaha.

Tabel . Gap analysis manajemen rantai pasok


No SNI rantai pasok Rantai pasok bandeng segar di Kota Bekasi
Memiliki manajemen puncak yang mengkoordinir Tidak memiliki manajemen puncak, anggota rantai
seluruh kegiatan anggota rantai pasok pasok melakukan kegiatan tidak terintegrasi satu
sama lain
Memiliki kerangka kerja yang memungkinkan Tidak memiliki kerangka kerja
disusunnya sasaran, target dan manajemen strategi
spesifik
Memiliki prosedur penilaian ancaman dan dan Tidak bisa menilai ancaman dan menghindari
tindakan pengendalian ancaman, baik internal ancaman yang ada
maupun eksternal
Seluruh kegiatan didokumentasikan, Tidak memiliki catatan administrasi
diimplementasikan dan dipelihara
Melakukan manajemen informasi, data dan Cenderung tidak mengetahui data dan informasi
komunikasi penting untuk perkembangan rantai pasok
Memelihara stuktur organisasi dari tanggung jawab Tidak memiliki stuktur organisasi
dan wewenang
Tanggungjawab dan wewenang ditetapkan, Tidak terdapat pembagian tugas yang jelas dan tidak
dikomunikasikan dan didokumentasikan kepada ada sistem dokumentasi
individu yang bertanggungjawab
Personel yang betanggungjawab dikualifikasi dari Personel tidak dikualifikasi dari segi pendidikan,
segi pendidikan, pelatihan dan/atau pengalaman. pelatihan dan/atau pengalaman. Rekam kompetensi
Rekam kompetensi dan pelatihan dan pelatihan tidak didokumentasikan
didokumentasikan
Memiliki prosedur yang memastikan bahwa Tidak memiliki prosedur yang memastikan bahwa
informasi manajemen dikomunikasikan pada informasi manajemen dikomunikasikan pada
pegawai terkait pegawai terkait
Memelihara sistem dokumentasi manajemen Tidak memelihara sistem dokumenasi manajemen
keamanan keamanan
Menetapkan dan memelihara prosedur untuk Tidak menetapkan dan memelihara prosedur untuk
mengendalikan seluruh dokumen, data dan mengendalikan seluruh dokumen data dan informasi
informasi

Vol. 11 No. 2 September 2016


Evaluasi dan Pengembangan Sistem

Matriks EFE dan IFE Berdasarkan analisis matriks IFE untuk


kekuatan dan kelemahan, faktor manajemen
Berdasarkan hasil analisis matriks EFE, rantai pasok bandeng di Kota Bekasi memperoleh
peluang dan ancaman sistem manajemen rantai skor di atas rataan ,5) yaitu , Skor tersebut
pasok bandeng Kota Bekasi memiliki skor 2, menunjukkan bahwa faktor-faktor internal rantai
yang berarti bahwa rantai pasok masih berada di pasok bandeng segar di Kota Bekasi dapat
atas nilai rataan ,50). Total skor 2,52 meng- memanfaatkan kekuatan serta meminimalisir
indikasikan bahwa rantai pasok dapat merespon kelemahan yang dimilikinya.
peluang dan ancaman yang ada. Nilai skor Hasil External Factor Evaluation (EFE) dan
tersebut juga menunjukkan bahwa strategi Internal Factor Evaluation (IFE) manajemen rantai
manajemen rantai pasok dinilai masih dapat pasok bandeng segar di Kota Bekasi dijelaskan
mengambil keuntungan dari peluang yang ada pada Tabel dan .
dan meminimalkan efek yang muncul dari
ancaman eksternal.

Tabel . Hasil matriks EFE


Peluang Bobot (a) Relatif (b) Rating (c) Skor (bxc)
Potensi sumberdaya alam Kab. Karawang
sebagai produsen bandeng
Bandeng digemari relatif mudah
Adanya dukungan pemerintah
Tingginya minat investasi pelaku usaha
budidaya bandeng
Total
Ancaman
Cuaca atau curah hujan tinggi Kab.
Karawang mempengaruhi musim tanam
bandeng
Budidaya bandeng bersifat musiman
Fluktuasi harga bahan baku
Persaingan perolehan bahan baku dengan
industri besar
Total
Total bobot x skor untuk Faktor Internal

Tabel . Hasil matriks IFE


Kekuatan Bobot (a) Relatif (b) Rating (c) Skor (bxc)
Anggota rantai pasok pemilik usaha
Pembayaran fleksibel
Kepercayaan jangka panjang
Komunikasi informal dan cepat
Total
Kelemahan
Tidak memiliki sarana sistem rantai dingin,
tidak menerapkan GMP dan SSOP
Kurang modal dan akses pembiayaan
Mutu SDM rendah
Teknologi budidaya dan pengolahan masih
konvensional, terdapat gap analysis
Total
Total bobot x skor untuk Faktor Internal

WIDRIA ET AL Manajemen IKM


Evaluasi dan Pengembangan Sistem

Analisis SWOT harga dan modal. Tahap selanjutnya penentuan


aktor yang terlibat atau merupakan anggota rantai
Berdasarkan hasil analisis matriks SWOT,
pasok dan instansi yang berpengaruh terhadap
diperoleh beberapa alternatif strategi yang dapat
rantai pasok.
diaplikasikan untuk mengembangkan sistem
Pada hirarki ini aktor yang dipilih adalah
manajemen rantai pasok bandeng segar di Kota
pembudidaya, pengepul, pemerintah dan IKM
Bekasi (Gambar ).
pengolah. Langkah terakhir adalah menentukan
prioritas strategi alternatif yang akan dilaksana-
Penetapan Prioritas Unsur Kriteria, Aktor dan
kan oleh setiap aktor untuk memecahkan masalah
Alternatif Strategi
yang dihadapi rantai pasok. Delapan strategi yang
Penetapan prioritas unsur kriteria, aktor dihasilkan pada matriks SWOT, dirangkum atau
dan alternatif strategi dilakukan dengan diringkas menjadi empat strategi pada AHP yaitu
menggunakan AHP. Langkah-langkah yang peningkatan mutu SDM, pembentukan jaringan
dilakukan dalam AHP menggunakan software bahan baku dan jaringan pemasaran, pembentuk-
Expert Choice adalah mengidentifikasi masing- an kelembagaan serta menjalin kemitraan
masing unsur dalam hirarki AHP berdasarkan perolehan biaya usaha. Rangkuman strategi
pendapat lima orang pakar untuk menguraikan matriks SWOT menjadi strategi pada AHP
masalah strategi pengembangan sistem mana- disajikan pada Tabel . Strategi yang dipilih
jemen rantai pasok menjadi suatu hirarki dalam adalah peningkatan mutu SDM, pembentukan
satu struktur multilevel. Level pertama adalah jaringan bahan baku dan jaringan pemasaran,
penetapan tujuan, yaitu pengembangan sistem pembentukan kelembagaan dan pemberian
manajemen rantai pasok bandeng segar yang modal. Struktur hirarki untuk strategi pengem-
diikuti dengan penetapan kriteria-kriteria yang bangan sistem manajemen rantai pasok tertera
cocok untuk dipertimbangkan sebagai kriteria pada Gambar .
yang memengaruhi efektifitas rantai pasok.
Kriteria tersebut adalah SDA, logistik/sarpras,

Kekuatan (S) Kelemahan (W)


Faktor Internal W1. Tidak memiliki sarana sistem
S1. Anggota rantai pasok adalah rantai dingin, tidak menerapkan
pemilik usaha GMP dan SSOP
S2. Pembayaran fleksibel W2. Kurang modal dan akses
S3. Kepercayaan jangka panjang pembiayaan
S4. Komunikasi informal dan W3. Mutu SDM rendah
cepat W4.,Teknologi budidaya dan
Faktor Eksternal pengolahan masih konvensional,
terdapat gap analysis
Peluang (O) Strategi SO Strategi WO
O1. Potensi SDA Kab. Karawang 1. Peningkatan ketersediaan 1. Pendidikan dan pelatihan SDM
sebagai produsen bandeng ikan dipusat produksi (S2, S3, (W1, W2,W3, W4, O1, O2, O3, O4)
O2. Budidaya bandeng relatif mudah O1, O2, O3, O4) 2. Menjalin kemitraan perolehan
O3. Adanya dukungan pemerintah 2. Peningkatan koordinasi dan biaya usaha (W1,W2,O3, O4)
O4. Tingginya minat investasi pelaku komunikasi dengan seluruh
usaha budidaya bandeng anggota rantai pasok (S3,
S4,O3, O4)
Ancaman (T) Strategi ST Strategi WT
T1. Cuaca atau curah hujan tinggi 1. Pembentukan organisasi 1. Penggunaan teknologi produksi
Kab. Karawang mempengaruhi anggota rantai pasok lebih efisien dan efektif oleh IKM
musim tanam bandeng (S1,S4,T1,T3) Pengolah dan pembudidaya
T2. Budidaya bandeng bersifat 2. Penambahan suplier bahan bandeng (W4, T2, T3, T4)
musiman bahan baku dan promosi 2. Perbaikan mutu dan inovasi
T3. Fluktuasi harga bandeng segar produk (S3, S4, T2,T4) produk olahan perikanan
T4. Persaingan perolehan bahan baku (W1,W4, T4)
dengan industri besar

Gambar 3. Matriks SWOT rantai pasok bandeng segar di Kota Bekasi

Vol. 11 No. 2 September 2016


Evaluasi dan Pengembangan Sistem

Tabel 8. Ringkasan strategi matriks SWOT menjadi strategi alternatif AHP

No Strategi matriks SWOT Strategi AHP


Pendidikan dan pelatihan SDM (3)
Penggunaan teknologi produksi yang lebih efisien dan efektif oleh Peningkatan mutu SDM
IKM Pengolah dan pembudidaya bandeng (7)
Peningkatan ketersediaan ikan dipusat produksi (1)
Perluasan jaringan bahan baku
Penambahan suplier bahan bahan baku dan promosi produk (6)
dan jaringan pemasaran
Perbaikan mutu dan inovasi produk (8)
Peningkatan koordinasi dan komunikasi dengan seluruh anggota
rantai pasok (2) Pembentukan kelembagaan
Pembentukan organisasi anggota rantai pasok (5)
Menjalin kemitraan perolehan
Menjalin kemitraan perolehan biaya usaha (4)
biaya usaha

Tujuan Pengembangan Sistem Manajemen Rantai Pasok Bandeng Segar

Kriteria SDA (0.517) Logistik (0.108) Modal (0.120) Harga (0.254)

Aktor Pembudidaya (0.316) Pengepul (0.341) Pemerintah (0.188) IKM (0.156)

Peningkatan mutu SDM (0.249)

Strategi Perluasan jaringan bahan baku dan pemasaran (0.326)

Pembentukan kelembagaan (0.230)

Menjalain kemitraan perolehan biaya usaha (0.195)

Gambar 4. Struktur hirarki strategi pengembangan sistem manajemen rantai pasok bandeng segar

Analisis Kriteria Tabel . Hasil AHP prioritas kriteria

Kriteria Skor
Tabel menyajikan hasil analisis kriteria Sumber daya alam ,
yang paling berpengaruh terhadap pengembang- Logistik/sarpras ,
an sistem manajemen rantai pasok bandeng segar Harga ,
di Kota Bekasi. Sumber daya alam atau potensi Modal
Kab. Karawang sebagai produsen bandeng
menjadi sumber pendapatan bagi anggota rantai Analisis Aktor
pasok bandeng segar di Kota Bekasi adalah Aktor yang paling berpengaruh terhadap
kriteria paling dominan terhadap sistem rantai pasok adalah pengepul dengan skor 0,341.
manajemen rantai pasok bandeng segar di Kota Hasil analisis dicantumkan pada Tabel 1 .
Bekasi (skor 0.517).

WIDRIA ET AL Manajemen IKM


Evaluasi dan Pengembangan Sistem

Tabel 1 . Analisis aktor rantai pasok meningkat. Peningkatan perolehan bahan baku
Kriteria Skor dan penjualan produk akhir akan mempercepat
Pembudidaya , dan menambah jumlah arus barang dari hulu ke
Pengepul , hilir dan meningkatkan pendapatan rantai pasok.
Pemerintah , Untuk mencapai hal tersebut perlu peningkatan
IKM Pengolah , pengetahuan SDM agar dapat mengatasi gap
analysis rantai pasok .
Pengepul merupakan aktor yang berperan
Setiap aktor berperan dalam peningkatan
besar dalam pembelian dan pendistribusian
manajemen rantai pasok. Prioritas strategi untuk
bahan baku bagi IKM pengolah. Skor pengaruh
masing-masing aktor dijelaskan pada Tabel 1 .
setiap anggota rantai pasok terhadap kriteria
dijabarkan pada Tabel 1 . Tabel 13. Analisis dan rekomendasi prioritas strategi
setiap aktor
Tabel 1 . Analisis aktor terhadap kriteria Kriteria
Strategi IKM Pembu- Peme-
Kriteria Pengepul
Pengolah didaya rintah
Aktor Logistik/ Peningkatan
SDA Harga Modal ,
Sarpras kualitas SDM
Pembudidya , , Pembentukan
Pengepul jaringan baru
Pembentukan
Pemerintah
kelembagaan
IKM Pengolah , ,
Penguatan
Berdasarkan Tabel 1 , aktor yang paling modal

berperan terhadap SDA adalah pembudidaya Berdasarkan Tabel 1 , strategi utama bagi
(skor 0,541), pembudidaya memproduksi bahan IKM pengolah adalah pembentukan jaringan
baku dengan memanfaatkan langsung potensi bahan baku dan jaringan pasar yang baru (skor
SDA Kab. Karawang. Pemerintah memegang ,374) dan peningkatan mutu SDM (skor 0,263).
peranan penting dalam penyediaan logistik/ Pengepul perlu penguatan modal (skor 0,307) dan
sarpras (skor 0,483) dan fasilitasi peminjaman menjalin kerjasama dengan pembudidaya lain
modal untuk seluruh anggota rantai pasok (skor sebagai pemasok. Dengan modal yang cukup,
,388). Pengepul mempunyai pengaruh dominan pengepul dapat langsung memperoleh bandeng
pada penentuan harga bahan baku (skor 0, di TPHP tanpa harus bersaing dengan pengepul
lain dan industri besar yang membutuhkan
Analisis dan Rekomendasi Prioritas Strategi bandeng dengan jumlah lebih besar, karena
sistem lelang dimulai dari jumlah pembelian
Rekomendasi proiritas strategi untuk me- terkecil. Strategi utama bagi pembudidaya sebagai
ningkatkan daya saing rantai pasok dicantumkan aktor yang melaksanakan produksi bahan baku di
pada Tabel 1 . Strategi utama yang perlu bagian hulu rantai pasok adalah penguatan modal
dilaksanakan pada pengembangan sistem dan pembentukan kelembagaan dengan skor
manajemen rantai pasok bandeng segar adalah hampir sama (skor ,312 dan 0, ). Peningkatan
pembentukan jaringan baru (skor 0,326) diikuti jumlah ketersediaan bahan baku di pusat
dengan peningkatan kualitas SDM (skor 0, produksi dapat dilakukan dengan penerapan
teknologi produksi budidaya yang lebih efektif
Tabel 1 . Analisis prioritas strategi
dengan biaya yang lebih besar. Melalui
Kriteria Skor kelembagaan, pembudidaya bandeng Kab.
Peningkatan kualitas SDM Karawang dapat membentuk kelompok perolehan
Pembentukan jaringan baru
biaya usaha serta berbagi informasi untuk
Pembentukan kelembagaan
perolehan biaya usaha. Peningkatan mutu SDM
Penguatan modal
(skor 0,344) merupakan strategi utama yang harus
dilakukan pemerintah. Pengetahuan yang
Rantai pasok perlu menambah jaringan
memadai merupakan modal utama rantai pasok
bahan baku. Penambahan pemasok akan
untuk memanfaatkan kekuatan dan peluang,
menambah jumlah bahan baku IKM pengolah.
mengatasi kelemahan dan ancaman terhadap
Perluasan jaringan pemasaran produk akhir perlu
rantai pasok serta melakukan aktivitas sesuai
dilakukan agar jumlah penjualan IKM pengolah
standar yang ada.

Vol. 11 No. 2 September 2016


Evaluasi dan Pengembangan Sistem

KESIMPULAN [KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2007.


Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan
Berdasarkan pembahasan kajian evaluasi Republik Indonesia Nomor 02 Tahun 2007
dan pengembangan sistem manajemen rantai Tentang Cara Budidaya Ikan yang Baik.
pasok bandeng segar di Kota Bekasi, Jawa Barat Jakarta (ID): KKP.
diperoleh simpulan bahwa seluruh aktivitas [KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan.
anggota rantai pasok tidak sesuai dengan standar . KKP dalam Angka. Pusat Data dan
yang ada. Strategi prioritas utama yang dapat Informasi Kementerian Kelautan dan
dilakukan adalah pembentukan jaringan, yaitu Perikanan. Jakarta (ID): KKP.
jaringan perolehan bahan baku dan jaringan Rangkuti, F. 2014. Analisis SWOT Teknik Mem-
pemasaran. Strategi terbaik selanjutnya adalah bedah Kasus Bisnis. Jakarta. (ID): Gramedia
peningkatan mutu SDM. Pustaka Utama.
Saaty, T.L. 1991. Pengambilan Keputusan bagi
Para Pemimpin: Proses Hierarki Analitik
DAFTAR PUSTAKA
untuk Pengambilan Keputusan dalam
Situasi yang Kompleks. (Terjemahan:
Anwar, S.N. 2011. Manajemen Rantai Pasokan
Decisioan Making for Leader: The
(Supply Chain Management): Konsep dan
Analitycal Hierarchy Process for Decision
Hakikat. J Dinamika Informatika. ( ): - .
in Complex World). Jakarta (ID): Pustaka
[BSN] Badan Standardisasi Nasional. 2009. SNI
Binaman Presindo.
ISO 28000: 2009: Spesifikasi Sistem
Setiawan, A., Marimin, Y. Arkeman, F. Udin. 2011.
Manajemen Keamanan pada Rantai
Studi Peningkatan Kinerja Manajemen
Pasokan. Jakarta (ID): BSN.
Rantai Pasok Sayuran Dataran Tinggi di
Nugraha, A.C. Analisis Rumusan Strategi
Jawa Barat. Agritech. ( ): - .
Rantai Pasokan Minyak Akar Wangi di
Yang, J. and P. Shi. 2002. Applying Analytical
Kabupaten Garut, Jawa Barat. Fakultas
Hierarchy Process in Firmss Overall
Ekonomi dan Manajemen. Bogor (ID):
Performance Evaluation: A Case Study in
Institut Pertanian Bogor.
China. International Journal of Business,
- .

WIDRIA ET AL Manajemen IKM

Anda mungkin juga menyukai