Anda di halaman 1dari 44

POLA TATA KELOLA

PUSKESMAS JOGONALAN I
JL RAYA KLATEN -YOGYA KM 6,5KRAGUMAN JOGONALAN KLATEN

PUSKESMAS JOGONALAN I
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga Pola Tata Kelola Puskesmas Jogonalan I dapat tersusun. Kami menyadari bahwa Pola
Tata Kelola Puskesmas Jogonalan I ini masih banyak kekurangannya sehingga masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
penyusunan Pola Tata kelola di masa yang akan datang.
Demikian, atas bantuan berbagai pihak dalam penyusunan Pola Tata Kelola ini kami
ucapkan terima kasih

Klaten, Juli 2016


Kepala Puskesmas Jogonalan I

dr.Hj. Parwiyati
NIP. 19630906 199003 2 005
POLA TATA KELOLA PUSKESMAS JOGONALAN I
KABUPATEN KLATEN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengertian BLU diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan badan Layanan Umum yaitu: Badan Layanan Umum/BLU adalah
instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan
mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan
produktivitas. BLUD merupakan bagian dari perangkat pemerintah daerah, dengan status
hukum tidak terpisah dari pemerintah daerah. Berbeda dengan SKPD pada umumnya, pola
pengelolaan keuangan BLUD memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk
menerapkan praktik-praktik bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat.
Dengan diterapkannya puskesmas menjadi BLUD diharapkan dapat meningkatkan
tanggung jawab seluruh jajaran Puskesmas dalam menyajikan layanan kesehatan yang
menjadi hak peserta program jaminan Kesehatan. Sementara itu, menteri/pimpinan lembaga
induk bertanggung jawab atas kebijakan layanan yang hendak dihasilkan. Perubahan ini
penting dalam rangka proses pembelajaran yang lebih rasional untuk mempergunakan
sumber daya yang dimiliki, mengingat tingkat kebutuhan dana yang makin tinggi sementara
sumber dana yang tersedia tetap terbatas.
Penganggaran berbasis kinerja dapat diterapkan pada instansi pemerintah yang tugas dan
fungsinya memberikan pelayanan kepada masyarakat seperti UPTD puskesmas. Dengan
demikian, UPTD Puskesmas dapat menerapkan pola pengelolaan keuangan yang fleksibel
dengan menonjolkan produktivitas,efisiensi, dan efektivitas sebagai bagian dalam
pembaharuan manajemen keuangan sektor public maupun dalam peningkatan standar
pelayanan pemerintah kepada masyarakat dengan sebutan Badan Layanan Umum. Untuk
dapat menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-
BLUD), ada persyaratan yang harus dipenuhi yaitu persyaratan teknis dan administrasi.
Sebagai tahap awal menuju PPK-BLUD, salah satu persyaratan administrasif yang harus
dimiliki oleh UPTD Puskesmas yaitu adanya Pola Tata Kelola.
B. Tujuan
Pola Tata Kelola merupakan peraturan internal SKPD atau UnitKerja yang akan
menerapkan PPK BLUD dengan tujuan:
1. Memberikan gambaran posisi jabatan, pembagian tugas, tanggung jawab, dan wewenang

1
dalam orgtanisasi;
2. Memberikan gambaran hubungan dan mekanisme kerja antar posisi jabatan dan fungsi
dalam organisasi;
3. Memberikan gambaran pembagian yang jelas dan rasional antara fungsi pelayanan dan
fungsi pendukung pelayanan yang sesuai dengan prinsip pengendalian internal dalam
rangka efektivitas pencapaian organisasi;
4. Memberikan pengaturan dan kebijakan yang jelas mengenai sumber daya manusia yang
berorientasi pada pemenuhan secara kuantitatif dan kualitatif/kompeten untuk
mendukung tujuan organisasi secara efisien, efektif dan produktif.

C. Dasar Hukum
1. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri
3. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan
pemerintah Nomor 23 tahun 2005 tentang pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum Daerah
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Badan Layanan
Umum Daerah.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.
6. Peraturan Bupati Klaten Nomor 43 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknia pada Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten

D. Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penulisan dokumen Pola Tata Kelola Puskesmas Jogonalan ini terdiri dari
delapan (8) bab, yaitu:
Bab I : Pendahuluan, yang memuat Latar Belakang, Tujuan, Dasar Hukum dan
Sistematika Penulisan
Bab II : Struktur Organisasi, yang memuat Gambaran Struktur Organisasi
Puskesmas
Bab III : Prosedur Kerja, yang memuat Gambaran Hubungandan Mekanisme Kerja
antar Posisi jabatan dan Fungsi serta Tugas dalam Organisasi
Bab IV : Pengelompokkan Fungsi yang Logis, yang memuat Pengelompokkan
antara Fungsi Pelayanan dan Fungsi Pendukung Pelayanan di Puskesmas
Jogonalan I.
Bab V : Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM), yang memuat Penerimaan
dan Penempatan Pegawai, system Renumerasi, Jenjang Karier,
Pembinaan termasuk system Reward dan Punishment dan Pemutusan
Hubungan Kerja.
Bab VI : Sistem Akuntabilitas Berbasis Kinerja, yang memuat Upaya Kegiatan
Wajib dan Upaya Kegiatan Pengembangan Puskesmas.
Bab VII : Kebijakan Keuangan, memberikan gambaran adanya fleksibilitas
pelaksanaan anggaran termasuk pengelolaan belanja , pengelolaan kas dan
pengadaan barang jasa
Bab VIII : Kebijakan Pengelolaan Lingkungan dan Limbah, yang memuat Tata
Kelola Limbah Non Medis dan Tata Kelola Limbah Medis.

2
BAB II
STRUKTUR ORGANISASI

A. Struktur Organisasi Puskesmas


Sesuai dengan Peraturan Bupati Klaten nomor 43 tahun 2010 tentang Organisasi
dan TataKerja Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten, UPTD
Puskesmas mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan teknis operasional
dan/atau kegiatan penunjang Dinas di bidang pelayanan kesehatan masyarakat. Untuk
menjalankan fungsi puskesmas tersebut perlu ditetapkan struktur organisasi. Struktur
organisasi merupakan bagian yang sangat menentukan pencapaian tujuan organisasi
secara efisien, efektif dan produktif. Struktur organisasi UPTD Puskesmas terdiri dari
Kepala UPTD, Kepala Subbagian Tata Usaha dan Kelompok Jabatan Fungsional.
Dalam pelaksanaan tugas administrasi dan ketatausahaan/teknis penunjang,
Kepala UPTD Puskesmas dibantu oleh seorang Kepala Bagian Tata Usaha. Sedangkan
untuk kegiatan teknis operasional kepala UPTD Puskesmas dibantu oleh kelompok

3
jabatan fungsional. Struktur organisasi lengkap UPTD Puskesmas Jogonalan I
sebagaimana tercantum dalam bagan dibawah ini :

4
2.1. Bagan Struktur Organisasi Puskesmas Jogonalan PER.BUP.NO. 43 TH.2010
Kepala Puskesmas
dr. Hj Parwiyati

Ka. Subbag. TU
Sri Haryanti, S.SOS

Loket Bendahara Bendahara Pengarsipan Penjaga


Sudarsih Pengeluaran Penerimaan Malam/Cleaning
Edy Triwarno TH. Hermin Rossa Titin Sukmaasih Tatik Suhartini Service
Sri Maryanti

BP. Mata BP. Umum BP. Gigi KIA Petugas Gizi Petugas Laborat Petugas Apotek Petugas PKL Petugas Petugas Laktasi
dr.Hani drg.Isti Errawati, Am.Keb Titin Sukmaasih Ana Budiarti Nurul Hidayati Sri muryanti Fisioterapi Errawati
Surtikanti dr. Wulan Dewi Kurnia Sulastri Asteria Ynestry TH. Hermin Budi Pancarsih
Sudadi Rossa Ateria Yunestry
Titin Sukmaasih

RB PKD Pakahan PKD Rejoso PKD Titang PKD PUSTU Ngering PKD Bakung PKD Sumyang PKD Karang PKD Plawikan PKD Kraguman
Gondangan Dukuh
Sri Maryani Yuliastuti Siti Paridah Indri Martini Niken Tri S, Am.Keb Budi Pancarsih, Am.Kes Yayuk Puji R Ismi Sulistiwati - Wahyu W

5
Puskesmas merupakan satuan kerja yang mempunyai fungsi memberikan pelayanan
kepada masyarakat di bidang penyelenggaraan upaya kesehatan. Sebagai unit kerja yang
melaksanakan tugas operasional pelayanan publik, efisiensi dan efektifitas dalam pemberian
layanan kepada masyarakat menjadi sebuah tuntutan, namun demikian hal ini tidak bisa terlepas
dari pada pengelolaan keuangannya.
Puskesmas memenuhi persyaratan substantif maupun teknis untuk menerapkan PPK
BLUD, karena dalam penyelenggaraan pelayanan menghasilkan jasa publik. Pengelolaan hasil
pendapatan dari layanan, guna meningkatkan kuantitas maupun kualitas pelayanan agar diberikan
keleluasaan dan dalam pengelolaannya dengan menerapkan pola pengelolaan keuangan yang
fleksibel dengan menonjolkan produktifitas, efisiensi dan efektivitas dengan managemen
keuangan yang berbasis kinerja. Dengan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan
berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi dan produktifitas serta penerapan praktek bisnis yang sehat
diharapkan dapat memberikan bagi pembaharuan manajemen keuangan sektor publik demi
meningkatkan pelayananpemerintah kepada masyarakat.

B. Struktur PPK BLUD Puskesmas Jogonalan I


Guna memenuhi tata kelola Puskesmas yang menerapkan PPK BLUD, berdasarkan
Peraturan Menteri Dalam Negeri No 61 th 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum Daerah perlu ditunjuk Pejabat pengelola BLUD dengan Struktur PPK
BLUD Puskesmas Jogonalan I sebagai berikut :

6
2.2 Bagan Struktur PPK BLUD Puskesmas Jogonalan I
PEMIMPIN

dr. Hj Parwiyati

Pejabat Teknis UKP Pejabat Teknis UKM Pejabat Teknis Umum Pejabat Teknis Keuangan

dr. Mukharomah Nugrahani Sri Muryanti, AMKL Sri Haryanti,S.Sos TH Hermin Rossa,Amd

Poli Umum Bendahara Penerima


Poli Gigi Promkes Urusan Umum &
dr SDF Wulan drg. Eka R Sri Muryanti,AMKL Kepegawaian Titin Sukmaasih

Sri Haryanti,S.Sos
KIA - KB Bendahara Pengeluaran
Poli KIA
Farmasi
Errawati, SST Wulansari,A.Md
Errawati
Nurul Hidayati Data &
Gizi Informasi/Simda
Laboratorium Asteria Yunestry Bendahar BOK
Klinik Gizi Dewi
Ana Budiarti Nurhayati,A.Md Supriyati,S.Sos
Asteria Yunestry
Cris W,AMKG Klinik Sanitasi

Wahyu Nugroho Bendahara JKN


Fisioterapi Joko W,AMKL Aset & Inventaris
Gawat Darurat
TH Hermin Rossa Dewi Nurhayati,A.Md
SP2TP Sudarsih
dr. Mukharromah
Wulansari A.Md.
Nugrahani Tatik Suhartini

Klinik Sanitasi

Wahyu Nugroho Joko


W,AMKL

7
Pejabat pengelola terdiri atas :
1. Pemimpin BLUD
2. Pejabat keuangan
3. Pejabat Teknis Upaya Kesehatan Perorangan ( UKP )
4. Pejabat Teknis Upaya Kesehatan Masyarakat ( UKM )
5. Pejabat Teknis Umum
Pemimpin BLUD dibantu oleh pejabat keuangan, Pejabat Teknis UKP, Pejabat Teknis
UKM dan Pejabat Teknis Umum.
Adapun tugas pengelola BLUD adalah sebagai berikut :
1.4.1 Pemimpin BLUD
Pemimpin BLUD mempunyai fungsi sebagai penanggungjawab umum operasional dan
keuangan BLUD, serta mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut :
a. memimpin, mengarahkan, membina, mengawasi, mengendalikan, dan mengevaluasi
penyelenggaraan kegiatan BLUD;
b. menyusun rencana strategis bisnis BLUD;
c. menyusun rencana kerja bidang upaya pelayanan kesehatan dalam rangka pelaksanaan
tugas pokok Puskesmas.
d. menyiapkan Rencana Bisnis Anggaran;
e. mengusulkan calon pejabat pengelola keuangan dan pejabat teknis kepada kepala daerah
sesuai ketentuan;
f. menetapkan pejabat lainnya sesuai kebutuhan BLUD selain pejabat yang telah ditetapkan
dengan peraturan perundangan-undangan; dan
g. menyampaikan dan mempertanggungjawabkan kinerja operasional serta keuangan BLUD
kepada kepala daerah.

1.4.2 .Pejabat Keuangan BLUD


Pejabat Keuangan BLUD mempunyai fungsi sebagai penanggung jawab keuangan
BLUD. Sedangkan tugas dan kewajiban pejabat keuangan BLUD sebagai berikut :
a. mengkoordinasikan penyusunan RBA;
b. menyiapkan DPA-BLUD;
c. melakukan pengelolaan pendapatan dan biaya;
d. menyelenggarakan pengelolaan kas;
e. melakukan pengelolaan utang-piutang;
f. menyusun kebijakan pengelolaan barang, aset tetap dan investasi;
g. menyelenggarakan sistim informasi manajemen keuangan; dan
h. menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan.

8
1.4.3 Pejabat Teknis UKP
Pejabat Teknis UKP mempunyai fungsi sebagai penanggung jawab teknis di bidang
Upaya Kesehatan Perorangan yang berkaitan dengan mutu, standarisasi, administrasi,
peningkatan kualitas SDM, dan peningkatan sumber daya lainnya. Pejabat teknis UKP
mempunyal tugas dan kewajiban:
a. menyusun perencanaan kegiatan teknis UKP;
b. melaksanakan kegiatan teknis sesuai RBA; dan
c. mempertanggung jawabkan kinerja operasional di bidangnya.
1.4.3.1 Penanggung Jawab Poli Umum Mempunyai Tugas :
a. Menyusun rencana kegiatan pengobatan rawat jalan, rawat inap serta upaya rujukan.
b. Mengkoordinasikan kegiatan pengobatan di setiap poli pengobatan rawat jalan seperti
poli umum, UGD, poli gigi, poli KIA/KB dan poli khusus dengan kebijakan yang
berlaku.
c. Melaksanakan kegiatan pengobatan sesuai dengan pedoman pelayanan kesehatan tingkat
pertama.
d. Melaksanakan bimbingan dan pengendalian upaya kesehatan rujukan dan sistem
rujukan.
e. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pengobatan dan upaya rujukan.
f. Menilai hasil kerja yang berkaitan dengan pengobatan dan rujukan.
g. Melaporkan hasil kegiatan sebagai bahan informasi/ pertanggungjawaban kepada
Koordinator.
h. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.

1.4.3.2 Penanggung Jawab Poli Gigi Mempunyai Tugas :


a. Menyusun rencana kegiatan di bidang kesehatan gigi dan mulut sesuai dengan peraturan
dan kebijakan yang berlaku.
b. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan kesehatan gigi dan mulut baik dengan lintas
program maupun lintas sektoral.
c. Melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut seperti pelayanan kesehatan gigi anak
sekolah, kesehatan gigi dan mulut ibu hamil, ibu nifas serta masyarakat umum sesuai
dengan standar.
d. Mengevaluasi dan menilai pelaksanaan kegiatan kesehatan gigi dan mulut.
e. Melaporkan hasil kegiatan sebagai bahan informasi/ pertanggungjawaban kepada
Koordinator Upaya Kesehatan Pengembangan.
f. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.
1.4.3.3 Penanggung Jawab Obat dan Farmasi Mempunyai Tugas :

9
a. Menyusun rencana kegiatan kefarmasian termasuk perbekalan kesehatan sesuai dengan
peraturan dan kebijakan yang berlaku.
b. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan farmasi termasuk perbekalan kesehatan
dengan lintas program.
c. Melaksanakan kegiatan farmasi termasuk perbekalan kesehatan sesuai dengan standar.
d. Melaksanakan pembinaan, bimbingan dan pengendalian kegiatan farmasi termasuk
perbekalan kesehatan.
e. Mengadakan evaluasi dan penilaian hasil kegiatan farmasi termasuk perbekalan
kesehatan.
f. Melaporkan hasil kegiatan farmasi termasuk perbekalan kesehatan sebagai bahan
informasi/pertanggungjawaban kepada Pejabat Teknis Pelayanan.
g. Melaksanakan tugas dinas lainnya yang diberikan oleh atasan.

1.4.3.4 Penanggung Jawab Laboratorium, Mempunyai Tugas:


a. Menyusun rencana kegiatan laboratorium sesuai dengan peraturan dan kebijakan yang
berlaku.
b. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan laboratorium, dengan lintas program sesuai
dengan kebijakan yang berlaku.
c. Melaksanakan kegiatan pelayanan laboratorium, sesuai standar.
d. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pelayanan laboratorium,
e. Mengadakan penilaian dan pengendalian hasil kerja pelaksanaan kegiatan pelayanan
laboratorium.
f. Melaporkan hasil kegiatan pelayanan kesehatan penunjang sebagai bahan
informasi/pertanggungjawaban kepada Pejabat Teknis Pelayanan.
g. Melaksanakan tugas dinas lainnya yang diberikan oleh atasan.
1.4.3.5Penanggung jawab Fisioterapi, Mempunyai Tugas :
a. Menyusun rencana kegiatan Fisioterapi sesuai dengan peraturan dan kebijakan yang
berlaku.
b. Melaksanakan pelayanan Fisioterapi pada pasien
c. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan pasien fisioterapi
d. Melakukan evaluasi terhadap pelayanan fisioterapi
e. Melakukan konsultasi kepada dikter sesuai keperluan
1.4.3.5 Penanggung Jawab Gawat Darurat, mempunyai tugas:
a. Menyusun rencana kegiatan Gawat Darurat sesuai dengan peraturan dan kebijakan
yang berlaku
b. Melaksanakan kegiatan pelayanan gawat darurat sesuai dengan pedoman pelayanan
kesehatan tingkat pertama.
c. Melaksanakan bimbingan dan pengendalian upaya gawat darurat dan sistem rujukan.
d. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan gawat darurat dan upaya rujukan.
e. Menilai hasil kerja yang berkaitan dengan gawat darurat dan rujukan.

10
f. Melaporkan hasil kegiatan sebagai bahan informasi/ pertanggungjawaban kepada
Koordinator.
g. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.

1.4.3.9. Penanggung Jawab Klinik Gizi, Mempunyai Tanggung Jawab :

a. Menyusun rencana kegiatan Klinik Gizi sesuai dengan peraturan yang berlaku

b. melaksanakan pelayanan konsultasi Gizi pada pasien

c. Melakukan evaluasi terhadap pelayanan Gizi

d. Melakukan konsultasi kepada dokter sesuai keperluan

e. pencatatan dan pelaporan.

1.4.3.11 Penanggung Jawab Klinik Sanitasi, Mempunyai tugas :

a. Menyusun rencana kegiatan klinik Sanitasi sesuai dengan peraturan dan kebijakan yang

berlaku

b.melaksanakan kegiatan konsultasi sanitasi

c. melakukan evaluasi terhadap pelayanan klinik sanitasi

d. pencatatan dan pelaporan

1.4.4 Pejabat Teknis UKM

Pejabat Teknis UKM mempunyai fungsi sebagai penanggung jawab teknis di bidang

Upaya Kesehatan yang berkaitan dengan mutu, standarisasi, administrasi, pelaksanaan program

kesehatan masyarakat.Pejabat teknis UKM mempunyal tugas dan kewajlban:

11
a. menyusun perencanaan kegiatan teknis UKM;

b. melaksanakan kegiatan teknis sesuai RBA; dan

c. mempertanggungjawabkan kinerja operasional di bidangnya.

1.4.4.1 Penanggung Jawab Program Kesehatan Ibu dan Anak, Mempunyai tugas :

a. Pemeliharaan kesehatan Ibu dari hamil, melahirkan dan menyusui, serta bayi, anak balita

dan anak pra sekolah.

b. Melakukan pemeriksaan rutin Ibu hamil dengan metode 12T serta pemberian buku KIA

termasuk stiker P4K termasuk di dalamnya kegiatan PMCT dengan kewajiban petugas

kesehatan menawarkan pemeriksaan HIV kepada ibu hamil.

c. Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan program KIA

melalui program kelas hamil.

d. Melaksanakan skrining/deteksi dini ibu hamil beresiko dan resiko tinggi, serta

melakukan rujukan sesuai indikasi (hasil skoring Pudji Rochyati).

e. Pengobatan bagi ibu untuk jenis penyakit ringan.

f. Kunjungan rumah bagi ibu hamil yang beresiko.

g. Melaksanakan kunjungan neonatus sampai dengan 3 kali.

h. Melakukan perawatan terhadap neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah yang beresiko

serta melakukan rujukan sesuai indikasi.

i. Melakukan SIDTK (Stimulasi Interverensi Deteksi Tumbuh Kembang) neonatus, bayi,


balita dan anak prasekolah serta melakukan rujukan sesuai indikasi
j. Melakukan pelayanan terhadap kasus Kekerasan Terhadap Anak dan Perempuan serta
rujukan sesuai indikasi
k. Melakukan pencatatan dan pelaporan dengan format kohort ibu hamil, bayi dan balita
serta rekap hasil kegiatan melalui SIK

12
l. Melaksanakan tugas dinas lain yang diberikan oleh atasan
1.4.4.3 Penanggung Jawab Program KB, Mempunyai tugas :
a. Menyusun rencana kegiatan di bidang KB
b. Melaksanakan pelayanan KB sesuai SOP serta melakukan rujukan sesuai indikasi
c. Melakukan penyuluhan dan konseling KB
d. Membuat surat permintaan alat kontrasepsi kepada Bapermas PP PA KB
e. Mengelola alat kontrasepsi yang ada beserta pencatatannya
f. Melakukan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan format kohort KB dan SIK
g. Melaksanakan tugas dinas lain yang diberikan oleh atasan
1.4.4.4 Pemegang Program Gizi Mempunyai Tugas :
a. Menyusun rencana kegiatan di bidang gizi sesuai dengan kebijakan di bidang kesehatan.
b. Mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan di bidang gizi sesuai dengan peraturan dan
kebijakan yang berlaku secara lintas program dan lintas sektoral.
c. Melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan Gizi ibu hamil, nifas, bayi, balita, pra
sekolah, usia sekolah, remaja putri, lansia, penyakit kronis dan lainnya yang berkaitan
dengan sindrom metabolik.
d. Melaksanakan pengendalian dan pemantauan Gizi seperti gangguan gizi buruk,
kecamatan rawan gizi, Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG), Pemantauan
Status Gizi balita di Posyandu (PSG), dan pemanfaatan garam beryodium melalui survei
anak sekolah.
e. Melaksanakan kegiatan pemberian mikronutrien sesuai dengan kebijakan yang berlaku
seperti pemberian zat besi (Fe), Vitamin A, dan Kapsul yodium.
f. Melaksanakan penanggulangan dengan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang
bersifat Pemulihan dan Penyuluhan kepada sasaran Ibu hamil KEK, Balita gizi kurang
dan buruk dan penyakit menular kronis (TBParu).
g. Melaksanakan pembinaan dan menjalin kemitraan dengan pihak terkait untuk
penanggulangan masalah gangguan gizi masyarakat.
h. Menilai dan mengevaluasi hasil kegiatan di bidang gizi.
i. Melaporkan hasil kegiatan sebagai bahan informasi/ pertanggungjawaban kepada
Koordinator.
j. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.
1.4.4.5 Penanggung Jawab Imunisasi Mempunyai Tugas :
a. Menyusun rencana dan evaluasi kegiatan di bidang Imunisasi sesuai dengan kebijakan di
bidang kesehatan.
b. Mengkoordinasikan dan berperan aktif terhadap kegiatan-kegiatan di bidang P2M sesuai
dengan peraturan dan kebijakan yang berlaku secara lintas program dan lintas sektoral.
c. Ikut secara aktif mencegah dan mengawasi terjadinya peningkatan kasus penyakit
menular serta menindak lanjuti terjadinya KLB.

13
d. Berperan aktif secara dini melakukan pengamatan terhadap penderita, kesehatan
lingkungan, perilaku masyarakat dan perubahan kondisi.
e. Melaksanakan analisis tentang KLB.
f. Melaksanakan penyuluhan kesehatan secara intensif.
g. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan.
h. Menilai dan mengevaluasi hasil kegiatan di bidang Imunisasi.
i. Melaporkan hasil kegiatan sebagai bahan informasi/ pertanggungjawaban kepada
Koordinator.
j. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan
1.4.4.6 Penanggung Jawab P2M Mempunyai Tugas :
a. Menyusun rencana dan evaluasi kegiatan di bidang P2M sesuai dengan kebijakan di
bidang kesehatan.
b. Mengkoordinasikan dan berperan aktif terhadap kegiatan-kegiatan di bidang P2M sesuai
dengan peraturan dan kebijakan yang berlaku secara lintas program dan lintas sektoral.
c. Ikut secara aktif mencegah dan mengawasi terjadinya peningkatan kasus penyakit
menular serta menindak lanjuti terjadinya KLB.
d. Berperan aktif secara dini melakukan pengamatan terhadap penderita, kesehatan
lingkungan, perilaku masyarakat dan perubahan kondisi.
e. Melaksanakan analisis tentang KLB.
f. Melaksanakan penyuluhan kesehatan secara intensif.
g. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan.
h. Menilai dan mengevaluasi hasil kegiatan di bidang P2M.
i. Melaporkan hasil kegiatan sebagai bahan informasi/ pertanggungjawaban kepada
Koordinator.
j. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.
1.4.4.7 Penanggung Jawab Kesehatan Lingkungan Mempunyai Tugas :
a. Menyusun rencana dan evaluasi kegiatan di bidang Penyehatan Lingkungan sesuai
dengan kebijakan di bidang kesehatan.
b. Mengkoordinasikan dan berperan aktif terhadap kegiatan-kegiatan di bidang Penyehatan
Lingkungan sesuai dengan peraturan dan kebijakan yang berlaku secara lintas program
dan lintas sektoral.
c. Ikut secara aktif mencegah dan mengawasi terjadinya peningkatan kasus penyakit
menular serta menindak lanjuti terjadinya KLB.
d. Berperan aktif secara dini melakukan pengamatan terhadap penderita, kesehatan
lingkungan, perilaku masyarakat dan perubahan kondisi.
e. Melaksanakan analisis tentang KLB.

14
f. Melaksanakan penyuluhan kesehatan secara intensif.
g. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan.
h. Menilai dan mengevaluasi hasil kegiatan di bidang Penyehatan Lingkungan.
i. Melaporkan hasil kegiatan sebagai bahan informasi/ pertanggungjawaban kepada
Koordinator.
j. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan
1.4.4.8 Penanggung Jawab Program Kesehatan Reproduksi Remaja mempunyai tugas :
a. Menyusun rencana kegiatan di bidang Kesehatan Reproduksi Remaja
b. Melakukan pelayanan kesehatan reproduksi remaja dan bekerjasama dengan program
kegiatan lain termasuk konseling KRR, pemeriksaan IMS dan AIDS serta melakukan
rujukan sesuai indikasi
c. Melaksanakan pembinaan kepada kelompok remaja baik di sekolah maupun luar sekolah
d. Melakukan penyuluhan KRR di sekolah maupun luar sekolah
e. Melakukan pencatatan dan pelaporan kasus KRR termasuk di dalamnya kasus anemia,
NAPZA, Aborsi, hamil di luar nikah serta kasus lain.
f. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.
1.4.4.9 Pemegang Program UKS Mempunyai Tugas :
a. Menyusun rencana kegiatan di bidang Upaya Kesehatan Sekolah (UKS) berdasarkan
peraturan dan kebijakan yang berlaku.
b. Mengkordinasikan pelaksanaan tugas secara lintas program dan lintas sektoral.
c. Melaksanakan kegiatan di bidang UKS seperti penjaringan anak sekolah di setiap
jenjang pendidikan.
d. Melaksanakan pembinaan dan pengendalian dokter kecil, PHBS di sekolah, Guru UKS,
dan gizi anak sekolah.
e. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan UKS.
f. Menilai hasil kegiatan di bidang UKS.
g. Melaporkan hasil kegiatan sebagai bahan informasi/ pertanggungjawaban kepada
Koordinator.
h. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan.
1.4.4.10 Pemegang Program Promosi Kesehatan mempunyai Tugas :
a. Menyusun rencana kegiatan Promosi Kesehatan (Promkes) sesuai dengan peraturan dan
kebijakan yang berlaku.
b. Mengkoordinasikan kegiatan Promkes dengan lintas program dan lintas sektoral.
c. Melaksanakan kegiatan program Promkes sesuai dengan kebijakan dan standar yang
berlaku.
d. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan Promkes
e. Mengadakan penilaian, bimbingan dan pengendalian kegiatan Promkes.
f. Melaporkan hasil kegiatan Promkes sebagai bahan informasi/ pertanggungjawaban
kepada Koordinator Upaya Kesehatan Pengembangan.

15
g. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.

1.4.5 Pejabat Teknis Umum


Pejabat Teknis Umum BLUD mempunyai fungsi sebagai penanggung jawab di bidang
Umum, Aset dan Kepegawaian. Pejabat Teknis Umum BLUD mempunyal tugas dan kewajlban:
a. menyusun perencanaan barang, aset dan SDM;
b. melaksanakan kegiatan umum sesuai RBA; dan
c. mempertanggungjawabkan kinerja operasional di bidangnya.
d. mengelola barang, aset tetap dan investasi;
1.4.5.3 Urusan Umum dan Kepegawaian Mempunyai Tugas :
a. Menyusun rencana kegiatan sub bagian umum dan kepegawaian yang mencakup
kegiatan kerumahtanggaan, pengelolaan barang perlengkapan, surat menyurat,
perpustakaan, hukum dan humas, kebutuhan dan pendayagunaan serta penempatan
tenaga Puskesmas.
b. Menyiapkan dan melengkapi persyaratan bagi petugas didalam melaksanakan tugasnya,
administrasi perjalanan dinas pegawai dan mengajukan usul pengembangan pegawai
termasuk proses kepangkatan.
c. Menyiapkan bahan penyusunan rancangan peraturan, surat keputusan, rekomendasi, dan
surat perintah tugas.
d. Melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan peraturan kepegawaian, absensi pegawai,
dan cuti pegawai.
e. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan sub bagian umum dan kepegawaian serta
melaporkan hasil kegiatan sebagai bahan informasi/pertanggungjawaban kepada Pejabat
Teknis Umum.
f. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan
1.4.5.4 Urusan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Mempunyai Tugas:
a. Menyusun rencana kegiatan Urusan Perencanaan dan Monitoring yang mencakup
kebutuhan sarana, prasarana dan pembiayaan kesehatan berdasarkan kebijakan,
membuat dan menyusun Perencanaan Tingkat Puskesmas, Rencana Strategik, Laporan
Tahunan, dan Profil Puskesmas.
b. Mengkoordinasikan kegiatan kepada sub Bagian dan Koordinator maupun Sub
Koordinator Program
c. Melaksanakan monitoring dan evaluasi serta pengendalian yang berkaitan dengan mutu
pelayanan Puskesmas dan Jaringannya.
d. Melaporkan hasil kegiatan sebagai bahan informasi/pertanggungjawaban kepada Pejabat
Teknis Umum.

16
e. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.
1.4.5.5 Pemegang Program Informasi Kesehatan, Mempunyai Tugas :
a. Mengkoordinir penyusunan rencana kegiatan Program Informasi Kesehatan sesuai
dengan peraturan dan kebijakan yang berlaku.
b. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan Program Informasi Kesehatan seperti ; kegiatan
Sistem Informasi Puskesmas (Simpus), Sistem Informasi Kesehatan (SIK) termasuk
registrasi dan catatan medik, pelayanan farmasi dan perbekalan kesehatan, laboratorium.
c. Mengadakan evaluasi, pembinaan, bimbingan serta pengendalian Program Informasi
Kesehatan.
d. Menilai hasil kegiatan Program Informasi Kesehatan.
e. Melaporkan hasil kegiatan sebagai bahan informasi /pertanggungjawaban kepada
Pejabat Teknis Pelayanan.
f. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.

2.5 Pembinaan dan pengawasan


Pembinaan teknis dilakukan oleh kepala DKK karena dalam struktur organisasi Puskesmas
Jogonalan I merupakan UPTD dan Unit Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten. Sedangkan
pembinaan keuangan dilakukan oleh pejabat pengelola keuangan daerah. Dalam melakukan
pembinaan, dapat di bentuk Dewan Pengawas dengan ketentuan apabila memiliki realisasi nilai
omset tahunan menurut laporan realisasi anggaran atau nilai omset menurut neraca yang
memenuhi syarat minimum yang ditetapkan Menteri Keuangan. Pengawasan operasional BLUD
Dilakukan oleh pengawas internal editor yang berkedudukan langsung di bawah pimpinan
BLUD.

Pembentukan pengawas Internal dengan mempertimbangkan:


- Keseimbangan antara manfaat dan beban.
- Kompleksitas manajemen.
- Volume dan/atau jangkauan pelayanan.
Internal Auditor bersama sama dengan jajaran manajemen BLUD bertugas menciptakan
dan meningkatkan pengendalian internal BLUD.

17
BAB III
PROSEDUR KERJA

Prosedur Kerja menggambarkan hubungan mekanisme kerja antara posisi jabatan dan
fungsi dalam organisasi. Dalam rangka menunjang kebutuhan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah (PPK BLUD) maka Struktur organisasi Puskesmas Jogonalan I terdiri
dari Pemimpin BLUD, Pejabat Teknis UKP dan Pejabat Teknis UKM, Pejabat Keuangan dan
Pejabat Teknis Umum.
Berdasarkan struktur BLUD, pejabat pengelola BLUD diangkat oleh Kepala Daerah dan
dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten Klaten dan Sekretaris Daerah, sedangkan pejabat keuangan dan pejabat
teknis, dan Pejabat Teknis Umum bertanggung jawab kepada pimpinan BLUD.Pejabat Keuangan

18
mengkoordinasikan penyusunan RBA, menyiapkan DPA-BLUD, melakukan pengelolaan
pendapatan dan biaya, menyelenggarakan pengelolaan kas, melakukan pengelolaan utang-
piutang, menyusun kebijakan pengelolaan barang, aset tetap dan investasi, menyelenggarakan
sistim informasi manajemen keuangan dan menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan
keuangan.
Kelembagaan PPK-BLUD Puskesmas Jogonalan I di dalam melaksanakan prosedur
kerjanya hanya sebatas pada pola pengeloaan keuangan dan mekanisme kerja, dalam
pelaksanaannya tidak terlepas dari struktur organisasi sesuai Peraturan Bupati Klaten Nomor 42
tahun 2010 tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten
Klaten.
Hubungan kerja antara puskesmas dan Dinas Kesehatan :
a. Dinas Kesehatan menyusun rencana dan menetapkan target untuk kegiatan UKP, UKM
dan penggerakan pembangunan berwawasan kesehatan untuk dibahas dan disepakati
dengan Puskesmas.
b. Puskesmas melaksanakan kegiatan UKP dan UKM.
c. Dinas Kesehatan melakukan pengawasan dan pembinaan kegiatan UKP, UKM yang
dilaksanakan oleh Puskesmas.
d. Dinas Kesehatan melakukan evaluasi seluruh kegiatan UKP, UKM dan penggerakan
pembangunan berwawasan kesehatan.
e. Puskesmas menyusun RBA disetujui Kepala Dinas.
f. Puskesmas menyampaikan laporan kinerja dan keuangan kepada Kepala Dinas
Kesehatan.
g. Dinas Kesehatan menjadi tempat rujukan UKM.
Mekanisme dan hubungan kerja pada setiap kegiatan yang ada di puskesmas baik
kegiatan manajerial, kegiatan pelayanan kesehatan perorangan dan masyarakat adalah sebagai
berikut :

3.1 Manajemen pelayanan kesehatan dan keuangan


Proses Manajerial yang dilakukan pimpinan BLUD meliputi 1) perencanaan; 2)
pelaksanaan - pengendalian; 3) pengawasan - pertanggungjawaban, yang harus dilaksanakan
secara terkait dan berkesinambungan. Proses perencanaan,pelaksanaan dan pelaporan
program UKM dan UKP dilaksanakan bersama Pejabat Teknis Umum, Pejabat tehnis UKM
dan pejabat tehnis UKP.
Dalam keuangan dan anggaran proses manajerial dilaksanakan bersama Pejabat
Keuangan. Untuk melaksanakan tatausaha keuangan dilaksanakan oleh bendahara

19
pengeluaran dan bendahara penerimaan.Dalam melaksanakan manajemen aset dan SDM
dilaksanakan bersama Pejabat Teknis Umum.
3.2 Upaya Kesehatan Perorangan
Dalam proses pelaksanaan kegiatan UKP Pemimpin BLUD menetapkan sasaran mutu dan
SPO bersama dengan pejabat tehnis UKP. SPO Puskesmas Jogonalan I ditetapkan dalam
rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat, baik pelayanan manajemen, pelayanan
medis, maupun pelayanan non medis.SOP ini telah didokumentasikan, disosialisasikan, dan
diimplementasikan di setiap unit pelayanan. Dengan adanya SPO ini diharapkan pelaksanaan
atau proses kinerja dan layanan pada setiap unit kerja dapat dilaksanakan dengan baik sesuai
dengan manual mutu. Dengan prosedur kerja ini pula dapat dijadikan bahan evaluasi terhadap
pelaksanaan dan hasil kinerja dari setiap proses kinerja.

3.2.1 Prosedur Pelayanan Medis


Pelayanan medis di Poliklinik Rawat Jalan terdiri dari Poli Umum, Poli Gigi, Poli
KIA, KB, Imunisasi, Fisoterapi
Prosedur rawat jalan pada poliklinik menguraikan langkah-langkah pemberian
pelayanan kepada pasien rawat jalan mulai dari pemilahan kelompok pasien,
pendaftaran dan pembayaran jasa layanan, dan pemberian layanan kesehatan pada
masing-masing poli, serta tindakan lanjutan yang diperlukan oleh pasien.
Prosedur rawat jalan melalui Poliklinik harus dijalankan oleh semua tenaga
fungsional di unit pelayanan
3.2.2 Pelayanan Penunjang Medis
a. Laboratorium
Prosedur penunjang medis menguraikan pemberian layanan berupa layanan
laboratorium, kepada pasien sesuai surat pengantar dari Poli Umum, Poli KIA-KB,
dan Poli Gigi.
b. Apotek
Prosedur layanan obat menguraikan pemberian pelayanan penyediaan obat-
obatan kepada pasien sesuai resep dari Poli umum, poli gigi dan poli KIA.
Dilaksanana oleh tenaga farmasi.

3.2.3 Pelayanan Non Medis


a. Prosedur Pelayanan Gizi

20
Prosedur pelayanan gizi menguraikan pemberian layanan gizi berupa
penyuluhan PUGS, konseling atau klinik gizi untuk terapi diet untuk pasien
Poliklinik, dan dalam bentuk perencanan dan pengolahan makanan biasa/khusus.
b. Prosedur Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Prosedur pemeliharaan sarana dan prasarana menguraikan tindakan
pemeliharaan atau perbaikan terhadap sarana dan prasarana kedokteran/kesehatan
sesuai jadwal yang telah ditetapkan atau berdasarkan laporan dari users, baik
dilakukan sendiri atau oleh pihak lain, dan pembuatan laporan penyelesaian
pekerjaan. Prosedur pemeliharaan sarana dan prasarana di laksanakan oleh
bendahara barang dibawah pengawasan Kasubbag TU.
c. Prosedur Rekam Medik
Prosedur rekam medik menguraikan proses penanganan data pasien mulai dari
pemeriksaan kelengkapan dokumen/data pasien, pengkodean, pengindeksan, dan
pengarsipan. Kelengkapan data pasien dilakukan mulai dari petugas loket sampai
petugas medis dan paramedis.

3.3 Upaya Kesehatan Masyarakat


Di dalam kegiatan upaya kesehatan masyarakat dibawah koordinasi pejabat tehnis
UKM, pengelola program melaksanakan kegiatan sesuai juklak dan juknis dari Dinas
kesehatan .
Dalam proses evaluasi pengelola program UKM melaporkan hasil kegiatan kepada
Pemimpin BLUD melalui pejabat tehnis UKM. Sedangkan dalam proses penganggaran
kegiatan pejabat tehnis UKM mengajukan anggaran kegiatan melalui pejabat keuangan
untuk direncanakan dalam rencana kerja anggaran dan rencana bisnis anggaran.UPTD
Puskesmas melaporkan hasil kegiatan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten tiap bulan,
tribulan dan tahunan

21
BAB IV
PENGELOMPOKKAN FUNGSI YANG LOGIS

Seperti yang tergambar dalam struktur organisasi UPTD Puskesmas Jogonalan I, fungsi-
fungsi yang ada dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu :
4.1 Fungsi Pelayanan (services).
Yang termasuk dalam fungsi pelayanan adalah upaya kesehatan wajib, upaya
kesehatan pengembangan, dan jejaring pelayanan.
4.1.1 Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib memiliki 6 (enam) upaya pelayanan yaitu :
1. Promosi Kesehatan, dengan sub upaya meliputi :
a. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat.
b. UKBM dan PSM.

22
2. Kesehatan Lingkungan, dengan sub upaya meliputi :
a. Pengawasan kualitas air dan lingkungan pemukiman.
b. Pengawasan tempat umum dan pengolahan makanan/Minuman.
c. Klinik Sanitasi.
d. Pengelolaan Limbah Puskesmas
3. KIA dan KB, dengan sub upaya meliputi :
a. Kesehatan Ibu.
b. Kesehatan Anak
c. Keluarga Berencana.
d. Kesehatan Reproduksi.
e. Kesehatan Lansia
4. Gizi Masyarakat, dengan sub upaya meliputi :
a. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat.
b. Klinik Gizi.

5. Pencegahan, Pemberantasan Penyakit Menular & tidak menular, dengan sub


upaya meliputi :
a. Imunisasi.
b. Pemberantasan Penyakit Menular
c. Surveilens dan Epidemiologi
d. Pencegahan Penyakit Tidak Menular.

6. Upaya Pengobatan, meliputi :


a. Pengobatan Rawat Jalan Umum.
b. Pengobatan Rawat Jalan Gigi.
4.1.2 Upaya Kesehatan Pengembangan
a. Upaya Kesehatan Jiwa
b. Upaya Kesehatan Lansia
c. Upaya Kesehatan Olahraga
d. Upaya Kesehatan Kesehatan Remaja
e. Upaya Kesehatan Tb Paru
f. Upaya Kesehatan Gizi Buruk
g. Upaya Kesehatan Infeksi Menular Seksual
4.1.3 Jejaring Pelayanan
Upaya Kesehatan Pelayanan Jejaring Puskesmas yaitu :
a. Puskesmas Pembantu
b. Puskesmas Keliling
c. Bidan Desa
d. Jejaring fasilitas pelayanan kesehatan
4.2 Fungsi Pendukung ( supporting ).
Sebagai fungsi pendukung (supporting) untuk menunjang fungsi pelayanan dalam
rangka efektifitas adalah sebagai berikut :

4.2.1 Upaya Kesehatan Penunjang


Upaya Kesehatan Penunjang, yang meliputi :
1. Upaya Sistem Informasi Kesehatan (SIK)

23
2. Upaya Sistem Informasi Puskesmas (SIMPUS)
3. Upaya Pelayanan Farmasi
4. Upaya Pelayanan Laboratorium Sederhana.

4.2.2 Upaya Pelayanan Administrasi


Upaya Pelayanan Administrasi, yang meliputi :
1. Administrasi Keuangan termasuk aset.
2. Administrasi Umum dan Kepegawaian.
3. Administrasi di bidang Perencanaan dan Monitoring Evaluasi.

BAB V
PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

Pengelolaan sumber daya manusia merupakan pengaturan dan kebijakan yang jelas
mengenai sumber daya manusia yang berorientasi pada pemenuhan secara kuantitatif dan
kualitatif /kompeten untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi secara efisien, efektif, dan
produktif.
Saat ini UPTD Puskesmas Jogonalan I mempunyai sumberdaya manusia sebanyak 48
orang dengan perincian 39 orang pegawai negeri sipil dan 6 orang tenaga kontrak, PTT 3 orang.
Tabel 5.1Tabel Kebutuhan dan Ketersediaan Sumber Daya
UPTD Puskesmas Klaten Utara Kabupaten Klaten
JUMLAH
HASIL KELEBIHAN
NO NAMA JABATAN PEMANGKU
ABK /KEKURANGAN
JABATAN
1 2 3 4 5
1 KEPALA PUSKESMAS 1 1 0
Kelompok Jabatan Fungsional 0
a. Tenaga Medis 0
- Dokter Umum 2 5 -3
- Dokter Gigi 1 1 0
- Tenaga Keperawatan 0
- Perawat Umum 4 10 -6
- Perawat Gigi 1 1 0
- Bidan 10 15 -5
b. Tenaga Kefarmasian 0
- Apoteker 0 1 -1
- Asisten Apoteker 1 1 0
c. Tenaga Kesehatan Masyarakat 0
- Penyuluh Kesehatan Masyarakat 1 1 0
- Sanitasi 1 1 0
- Tenaga Gizi 0
- Penata Gizi/Nutrisionis 2 2 0
d. Tenaga Keterapian Fisik 0
- Fisioterapis 1 1 0
e. Tenaga Keteknisan Medis 0

24
- Penata Laboratorium Kesehatan 1 2 -1
0
2 KASUBAG TATA USAHA 1 1 0
Kelompok Jabatan Fungsional Umum 0
a. Loket/Pendaftaran 3 3 0
b. Pengadministrasian Umum 4 4 0
c. Operator / IT 0 1 -1
d. Pengemudi / Driver 0 1 -1
e. Penjaga Malam 2 5 -3
f. Cleaning servis 1 1 0
g. Tenaga Akutansi 0 1 -1
0
3 BENDAHARA 0
a. Bendahara Penerimaan Pembantu 0 1 -1
b. Bendahara Pengeluaran Pembantu 0 1 -1
c. Bendahara Pengurus Barang Pembantu 1 1 0
d. Bendahara BOK 1 1 0
e. Bendahara JKN 0 1 -1
JUMLAH 39 64 -25
5.1 Penerimaan dan Penempatan Pegawai
Peningkatan SDM dalam jumlah yang cukup memadai merupakan salah satu kebijakan
manajemen untuk mewujudkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Jogonalan I dan sekitarnya. Jumlah SDM disesuaikan dengan tugas, fungsi dan beban
kerja yang ada sehingga operasional puskesmas dapat berjalan sesuai yang diharapkan.
Program pengembangan sumber daya manusia Puskesmas Jogonalan I tahun ke depan
diarahkan pada pemenuhan jumlah SDM agar berada pada rasio yang ideal, hal ini juga terkait
dengan kelengkapan sarana medis, kecukupan dana, kesiapan gedung, fasilitas pendukung, dan
lain-lain. Selain itu, pengembangan sumber daya manusia juga diarahkan agar memenuhi
kualifikasi SDM sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku agar pelayanan
kesehatan kepada pasien/masyarakat dapat berjalan sebagaimana mestinya. Pemenuhan
kebutuhan tenaga kerja disesuaikan dengan kebutuhan puskesmas dan mendasarkan rekomendasi
dari Dinas kesehatan Kabupaten disamping juga harus tetap memperhatikan ketentuan per
Undang Undangan.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penerimaan dan penempatan pegawai
pada BLUD yaitu :
1. Pejabat pengelola dan pegawai BLUD dapat berasal dari PNS dan atau non PNS yang
profesional sesuai dengan kebutuhan.
2. Pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola dan pegawai BLUD yang berasal dari
PNS disesuaikan dengan ketentuan peraturan dan perundangan yang berlaku.
3. Pejabat pengelola dan pegawai BLUD yang berasal dari non PNS dapat dipekerjakan secara
tetap atau berdasarkan kontrak, yang pengangkatan dan pemberhentian dilakukan
berdasarkan pada prinsip efisiensi, ekonomis dan produktif dalam peningkatan pelayanan.
4. Pemimpin BLUD merupakan Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran / Barang Daerah pada
SKPD induknya.

25
5. Apabila Pemimpin BLUD berasal dari non PNS, maka Pejabat Keuangan BLUD wajib
berasal dari PNS yang merupakan Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran / barang daerah pada
SKPD induknya.

Dokter ,tenaga fungsional dan tenaga administrasi Puskesmas Jogonalan I dapat terdiri dari
Pegawai Negri Sipil maupun tenaga professional non Pegawai Negri Sipil sesuai dengan
kebutuhan puskesmas .
Pola rekrutmen SDM baik tenaga medis ,paramedis maupun non medis pada Puskesmas
Jogonalan I adalah sebagai berikut.
(1) SDM yang beasal dari Pegawai Negri Sipil (PNS)
Pola rekrutmen SDM yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil (PNS)di lingkungan
Puskesmas di laksanakan berdasarkan Petunjuk teknis Pengadaan Calon Pegawai Negeri
Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Klaten.
(2) SDM yang berasal dari Tenaga Profesional Non-PNS.
Pola rekrutmen SDM yang berasal dari tenaga profesional non-PNS dilaksanakan sebagai
berikut:
a. Rekrutmen SDM yang di maksudkan untuk mengisi formasi yang lowong atau
adanya perluasan organisasi dan perubahan pada bidang-bidang yang sangat
mendesak yang proses pengadaannya tidak dapat dipenuhi oleh Pemerintah
Daerah.
b. Tujuan rekruitmen SDM adalah untuk menjaring SDM yang professional ,jujur
,bertanggung jawab ,netral,memiliki kompetensi sesuai dengan tugas yang
akan di duduki sesuai dengan kebutuhan yang di harapkan serta mencegah
terjadinya unsure KKN (kolasi,korupsi,dan nepotisme) dalam rekrutmen
SDM.
Pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola dan pegawai BLUD
Puskesmas yang berasal dari non pns diatur lebih lanjut dengan keputusan bupati
5.2. Displin Pegawai
a) SDM yang berasal dari PNS
Displin Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan Pegawai Negri Sipil untuk mentaati
kewajiban dan menghindari larangan yang di tentukan dalam peraturan perundang-
undangan atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau di langgar akan di
jatuhi hukuman disiplin Berdasarkan PP No.53 Tahun 2010 tentang disiplin Pegawai
Negri Sipil,maka bila terdapat pelanggaran disipli atau indisipliner, pegawai negeri sipil
yang bersangkutan akan di jatuhi hukuman disipli sesuai dengan tingkat hukum
disiplin.Jenis hukuman disiplin ringan terdiri atas : teguran lisan ,teguran terlulis dan
pernyataan tidak puas secara tertulis .Jenis hukuman disiplin sedang terdiri atas
:penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 tahun ,penundaan kenaikan gaji pangkat
selama 1 tahun dan penundaan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 tahun.Jenis

26
hukuman disiplin berat sebagaimana di maksud dalam PPno 53 tahun 2010 adalah sebagai
berikut : penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 tahun ,pemindahan dalam
rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah , pembebasan dari jabatan
,pemberhentian dengan hormat tidak atas permitaan sendiri saebagai PNS dan
pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.
b) SDM Yang Bukan berasal dari PNS
Jika terdapat pelanggaran disiplin atau indisipliner untuk SDM yang berasal dari non PNS
,maka tindakan atau sanksi yang di berikan sesuai dengan kebijakan dari pimpinan BLUD
Puskesmas Jogonalan I selaku pimpinan di unit kerja yang bersangkutan,dengan petunjuk
dan bimbingan dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten.

5.3 Sistem Remunerasi


Remunerasi merupakan imbalan kerja yang dapat berupa gaji, tunjangan tetap,
honorarium, insentif, bonus atas prestasi, pesangon, dan atau pensiun. Pejabat pengelola BLUD
dan Pegawai BLUD dapat diberikan remunerasi sesuai dengan tingkat tanggung jawab dan
tuntutan profesionalisme yang diperlukan ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah/Bupati
Remunerasi untuk BLUD/Unit kerja ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah/Bupati
berdasarkan usulan yang disampaikan oleh pimpinan BLUD melalui sekretaris daerah.
5.3.1 Pemimpin BLUD
Penetapan remunerasi pemimpin BLUD, mempertimbangkan faktor-faktor yang
berdasarkan :
1. Ukuran (size) dan jumlah aset yang dikelola BLUD, tingkat pelayanan serta
produktivitas.
2. Perimbangan persamaannya dengan industri pelayanan sejenis.
3. Kemampuan pendapatan BLUD bersangkutan.
4. Kinerja operasional BLUD yang ditetapkan oleh Kepala Daerah/Bupatidengan
mempertimbangkan antara lain indikator keuangan, pelayanan, mutu dan manfaat
bagi masyarakat.
5.3.2 Pejabat Keuangan dan Pejabat Teknis BLUD
Remunerasi bagi Pejabat Keuangan dan Pejabat Teknis BLUD ditetapkan dengan
peraturan Bupati.
5.3.3 Pegawai BLUD
Pemberian remunerasi untuk para pegawai BLUD dapat dihitung berdasarkan beberapa
indikator penilaian yaitu :
1. Pengalaman dan masa kerja ( basic index ).
2. Keterampilan, ilmu pengetahuan dan prilaku ( competency index ).
3. Resiko kerja ( risk index ).
4. Beban kerja (Position index ).
5. Hasil/ capaian kinerja ( performance index ).
6. Tingkat kegawatdaruratan ( emergency index)

5.4 Jenjang Karir

27
Jenjang karir disesuaikandengan peraturan kepegawaian yang ada yaitu sesuai
jenjang karir jabatan struktural atau jabatan fungsional.
5.5 Pembinaan termasuk sistem reward dan punishment
Pembinaan dilakukan oleh Pemimpin BLUD dan pejabat yang berwenang (Dinas
Kesehatan dan Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Klaten), sesuai dengan peraturan
dan perundangan yang berlaku termasuk pemberian penghargaan ataupun sanksi (reward
and punishment).
5.6 Pemutusan Hubungan Kerja
Pemutusan hubungan kerja bagi pejabat pengelola dan pegawai BLUD yang berstatus
Pegawai Negeri Sipil adalah mengikuti peraturan kepegawaian dan perundangan yang
berlaku. Bagi pejabat pengelola ,dewan pegawas dan perudangan sekretaris dewan pegawas
yang diberhentikan semetara dari jabatan memperoleh penghasilan sebesar 50% (lima puluh
persen) dari remunerasi /honorarium bulan terakhir yang berlaku sejak tanggal di berhentikan
sampai di tetapkan nya keputusan definitif tentang jabatan yang besangkutan
Bagi pejabat pengelola berstatus PNS yang di berhentikan sementara dari jabatannya
memperoleh penghasilan sebesar 50%(lima puluh persen)dari remunerasi bulan terakhir di
BULD sejak tanggal di berhentikan atau sebesar gaji PNS

BAB VI

SISTEM AKUNTABILITAS BERBASIS KINERJA

Sistem akuntabilitas bebasis kinerja pada Puskesmas Jogonalan I dilaksanakan


sebagai berikut :
1. Perencanaan Jangka Menengah di tuangkan dalam dokumen Rencana strategis Bisnis
(RSB) Puskesmas Jogonalan I yang secara ringkas meliputi:
a. Visi
b. Misi
c. Program strategis
d. Pengukuran Pencapaian Kinerja
e. Rencana Pencapaian Lima Tahunan
f. Proyek Keuangan Lima Tahunan
2. Perencanaan Tahunan dituangkan dalam dokumen Rencana Bisnis Anggaran (RBA)
puskesmas Jogonalan I disusun berperdoman pada RSB dan di susun berdasarkan
prinsip anggaraan berbasis kinerja , perhitungan akutansi biaya menurut jenis layanan,
kebutuhan pendanaan dan kemampuan pendapatan yang diperkirakan akan diterima
dari masyarakat , APBD, APBN dan sumber-sumber pendapatan BLUD lainya.
Rencana Bisnis Anggaran tersebut memuat :

28
a. Kinerja tahun berjalan
b. Asumsi makro dan mikro
c. Target kinerja
d. Analisis dan perkiraan biaya satuan
e. Perkiraan harga
f. Anggaran pendapatan dan biaya
g. Besaran persentase ambang batas
h. Prognosa laporan keuangan
i. Perkiraan maju
j. Rencana pengeluaran investasi/modal
k. Ringkasan pendapatan dan biaya untuk konsolidasi dengan RKA-SKPD/APBD

3. Indikator dan target kinerja pelayanan di puskesmas Jogonalan I dituangkan dalam

standart pelayanan minimal(SPM).


Untuk mencapai hasil kegiatan (kinerja) sesuai standart pelayanan minimal (SPM),

ada sekitar 21 upaya /program dan kegiatan pokok yang akan dilaksanakan oleh

UPTD Puskesmas Jogonalan I sebagai salah satu Unit Pelaksanan Teknis Daerah

Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten yaitu:


1. Upaya Gawat Darurat
Indikator kinerja
a. Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa
b. Jam buka pelayanan Gawat darurat
c. Pemberi pelayanan Gawat darurat yang bersertifikat yang masih berlaku

BLS/PPGD/GELS/ALS
d. Ketersediaan tim penanggulangan bencana
e. Waktu tanggap pelayanan dokter di gawat darurat
f. Tidak adanya pasien yang diharuskan membayar uang muka

2. Upaya laboratorium Patologi Klinik


Indikator Kerja
a. Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium
b. Tidak adanya kesalahan pemberian hasil pemeriksa laboratorium
3. Upaya Rehabilitasi Medik / Fisioterapi
Indikator Kerja
a. tidak adanya kejadian kesalahan tindakan rehabilitasi medic
b. kejadian Drop Out pasien terhadap pelayanan Rehabilitasi Medik yang

direncanakan
4. Upaya Farmasi
Indikator Kerja
a. Waktu tunggu pelayanan obat jadi dan racikan
b. Tidak adanya kesalahan pemberian obat
5. Upaya Gizi
Indikator kinerja
a. Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien
b. Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien
c. Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian diet
6. Upaya Pelayanan Gakin

29
Indikator Kerja
Pelayanan terhadap pasien gakin yang datang ke puskesmas pada setiap unit
7. Upaya Rekam Medik
Indikator Kerja
a. Kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam setelah selesai pelayanan
b. Kelengkapan informed concent setelah mendapat informasi yang jelas
c. Waktu penyediaan dokumen rekam medic pelayanan rawat jalan
d. Waktu penyediaan dokumen rekam medic pelayanan rawat inap
e. Waktu tunggu pasien di rawat jalan .
8. Upaya Pengolahan Limbah
Indikator Kerja
Pengolahan limbah padat infeksius sesuai dengan aturan
9. Upaya Administrasi dan Manajemen
Indikator Kerja
a. Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan
b. Ketepatan waktu pemberian informasi tentang tagihan pasien rawat inap
c. Ketepatan waktu pengusulan kenaikan pangkat
d. Ketepatan waktu pengurusan gaji berkala
e. Cost recovery
10. Upaya Ambulance
Indikator Kerja
Waktu pelayanan ambulan
11. Upaya Pemeliharaan Sarana Puskesmas
Indiikator Kerja
Peralatan laboratorium dan alat ukur yang digunakan dalam
pelayananterkalibrasi tepat waktu sesuai dengan ketentuan kalibrasi
12. Upaya Pelayanan Laundry
Indikator Kerja
Ketepatan waktu penyediaan linen untuk ruang rawat inap
13. Upaya Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
Indikator Kerja
Kegiatan pencatatan dan pelaporaninfeksi nosokomial HAI (Health Care
Associated Infection) di puskesmas (min 1 parameter)
14. Upaya Pelayanan Dasar Kesehatan
Indikator Kerja
a. Cakupan kunjungan ibu hamil K4
b. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
c. Cakupan pertolongan persalinanoleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan
d. Pelayanan nifas
e. Cakupan neonates dengan komplikasi yang ditangani
f. Cakupan kunjungan bayi
g. Cakupan desa//kelurahan Universal child Immunization (UCI)
h. Cakupan pelayanan anak balita
i. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak 6-24 bulan keluarga
miskin
j. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
k. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
l. Cakupan peserta KB aktif
m. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit:
- AFP rate per 100.000 penduduk <15 tahun
- penemuan penderita Pneumonia balita

30
penemuan pasien baru BTA positif
- penderita DBD yang ditangani
- Penemuan penderita diare
n. cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin
15. Upaya Pelayanan Kesehatan Rujukan
Indikator Kerja
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
16. Upaya Penyelidikan Epidiemologi dan Penanggulangan Penyakit
Indikator Kerja
Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan <24
jam
17. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Indikator Kerja
Cakupan Desa Siaga Aktif

BAB VII
KEBIJAKAN KEUANGAN

Puskesmas merupakan unit kerja yang secara fungsional menyelenggarakan kegiatan yang
bersifat operasional, yang tugas pokok dan fungsinya memberikan pelayanan kepada
masyarakat.Sesuai dengan Undang Undang No 23 tahun 2005 tentang puskesmas dalam
menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD, fleksibilitas diberikan dalam rangka
pelaksanaan anggaran, termasuk pengelolaan pendapatan dan belanja, pengelolaan kas, dan
pengadaan barang/jasa. Disamping itu diberikan kesempatan untuk mempekerjakan tenaga
professional non PNS serta kesempatan pemberian imbalan jasa kepada pegawai sesuai dengan
kontribusinya, dalam koridor peraturan perundang-undangan yang berlaku.

31
Pimpinan BLUD pada puskesmas bertanggung jawab atas kebijakan layanan yang hendak
dihasilkan dan bertanggung jawab untuk menyediakan layanan yang diberikan kepada
masyarakat, tetapi tetap menjadi unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten, dan
karenanya seluruh pendapatan yang diperolehnya dari non APBD dilaporkan dan
dikonsolidasikan dalam pertanggungjawaban APBD. Laporan keuangan BLUD Puskesmas
disampaikan secara berkala kepada Bupati untuk dikonsolidasikan dengan laporan keuangan
Dinas Kesehatan.
Tujuan yang hendak dicapai dalam penerapan PPK BLUD adalah untuk meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteran masyarakat dengan
memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi dan
produktivitas serta penerapan praktek bisnis yang sehat atau dengan kata lain mewirausahakan
puskesmas dengan menekankan pada basis kinerja dalam penganggarannya dan ini adalah
menjadi bagian paradigma baru yang memberi awal yang tepat bagi keuangan sektor publik.
Pendapatan menjadi bagian yang terpenting dalam pencapaian tujuan penerapan PPK
BLUD. Pendapatan Puskesmas berasal dari layanan langsung meliputi umum, klaim PKMS, dan
JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) yang terdiri dari kapitasi JKN dan non kapitasi.
Layanan langsung umum yang dimaksud adalah masyarakat yang tidak mempunyai
jaminan kesehatan. Besaran tarif layanan ditentukan dengan Perwali. Sedangkan klaim PKMS
yang dimaksud adalah jasa pelayanan dari pelayanan pasien PKMS. Pendapatan dari kapitasi
JKN besaran pembayarannya perbulan dibayarkan di muka kepada Puskesmas berdasarkan
jumlah peserta yang terdaftar tanpa memperhitungkan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan
yang diberikan. Dibayarkan langsung oleh BPJS melalui rekening bendahara Puskesmas.
Dana kapitasi dimanfaatkan seluruhnya untuk biaya operasional pelayanan kesehatan dan
jasa pelayanan kesehatan. Biaya operasional pelayanan kesehatan meliputi biaya obat, alat
kesehatan, bahan medis habis pakai, dan dukungan operasional kesehatan lainnya. Sedangkan
jasa pelayanan kesehatan dimanfaatkan untuk pembayaran jasa pelayanan kesehatan bagi tenaga
kesehatan dan tenaga non kesehatan yang melakukan pelayanan dengan berpedoman pada
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 tahun 2014 tentang Penggunaan dana kapitasi Jaminan
Kesehatan Nasional untuk jasa pelayanan kesehatan dan dukungan biaya operasional pada
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama milik Pemerintah Daerah. Berdasarkan Permenkes Nomor
59 Tahun 2014 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam Penyelenggaraan Program
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bahwa tariff kapitasi di puskesmas sebesar Rp. 6.000,- dan
penetapan tarif kapitasi tersebut berdasarkan kesepakatan bersama antara BPJS Kesehatan
dengan Asosiasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.
Pendapatan yang diperoleh dari jasa pelayanan yang diberikan kepada masyarakat
merupakan pendapatan operasional dan dikelola langsung untuk membiayai belanja puskesmas.

32
Bila terjadi kekurangan anggaran, puskesmas dapat mengajukan usulan tambahan anggaran dari
APBD.
Dari uraian tersebut di atas, puskesmas dalam menerapkan PPK BLUD, kebijakan
keuangan yang dilaksanakan adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan tanpa
mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip-
prinsip efisiensi dan produktifitas.
Kebijakan Keuangan yang dilakukan Puskesmas adalah sebagai berikut :
7.1 Penganggaran
Badan Layanan Umum menyusun rencana strategis bisnis lima tahunan dengan
mengacu kepada Rencana Strategis Kementerian Negara/Lembaga (Renstra-KL) atau
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). BLU menyusun RBA
tahunan dengan mengacu kepada rencana strategis bisnis. RBA disusun berdasarkan basis
kinerja dan perhitungan akuntansi biaya menurut jenis layanannya. RBA BLU disusun
berdasarkan kebutuhan dan kemampuan pendapatan yang diperkirakan akan diterima dari
masyarakat, badan lain, dan APBN/APBD. BLU mengajukan RBA kepala SKPD untuk
dibahas sebagai bagian dari RKA-KL, rencana kerja dan anggaran SKPD, atau Rancangan
APBD. RBA disertai dengan usulan standar pelayanan minimum dan biaya dari keluaran
yang akan dihasilkan. RBA BLU yang telah disetujui oleh kepala SKPD diajukan kepada
PPKD, sesuai dengan kewenangannya, sebagai bagian RKA-KL, rencana kerja dan
anggaran SKPD, atau Rancangan APBD. PPKD, sesuai dengan kewenangannya, mengkaji
kembali standar biaya dan anggaran BLU dalam rangka pemrosesan RKA-KL, rencana
kerja dan anggaran SKPD, atau Rancangan APBD sebagai bagian dari mekanisme
pengajuan dan penetapan APBD. BLU menggunakan APBD yang telah ditetapkan sebagai
dasar penyesuaian terhadap RBA menjadi RBA definitif.

7.2 Penggunaan Pendapatan


Penerimaan anggaran yang bersumber dari APBD diberlakukan sebagai
pendapatan BLU. Pendapatan yang diperoleh dari jasa layanan yang diberikan kepada
masyarakat dan hibah tidak terikat yang diperoleh dari masyarakat atau badan lain
merupakan pendapatan operasional BLU. Hibah terikat yang diperoleh dari masyarakat
atau badan lain merupakan pendapatan yang harus diperlakukan sesuai dengan peruntukan.
Hasil kerjasama BLU dengan pihak lain dan/atau hasil usaha lainnya merupakan
pendapatan bagi BLU. Pendapatan dapat dikelola langsung untuk membiayai belanja BLU
sesuai RBA . Macam-macam pendapatan tersebut dilaporkan sebagai pendapatan negara
bukan pajak kementerian/lembaga atau pendapatan bukan pajak pemerintah daerah.
Pendapatan BLUD dapat bersumber dari:

33
1. Jasa layanan; berupa imbalan yang diperoleh dari jasa layanan yang diberikan kepada
masyarakat.
2. Hibah; dapat berupa hibah terikat dan hibah tidak terikat.
3. Hasil kerjasama dengan pihak lain; berupa perolehan dari kerjasama operasional, sewa
menyewa dan usaha lainnya yang mendukung tugas dan fungsi BLUD
4. APBD; berupa pendapatan yang berasal dari otorisasi kredit anggaran pemerintah
daerah bukan dari kegiatan pembiayaan APBD
5. APBN; berupa pendapatan yang berasal dari pemerintah dalam rangka pelaksanaan
dekonsentrasi dan/atau tugas pembantuan dan lain-lain. BLUD dalam melaksanakan
anggaran dekonsentrasi dan/atau berupa pendapatan yang berasal dari pemerintah
dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi dan/atau tugas pembantuan dan lain-lain.
6. Lain-lain pendapatan BLUD yang sah Antara Lain :
a. Hasil penjualan kekayaan yang tidak dipisahkan;
b. Hasil pemanfaatan kekayaan;
c. Jasa giro;
d. Pendapatan bunga;
e. Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing;
f. Komisi,potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/atau
pengadaan barang dan/atau jasa oleh BLUD
g. Hasil investasi
h. Dan lain-lain
7.3 Belanja
Belanja BLU terdiri dari unsur biaya yang sesuai dengan struktur biaya yang
dituangkan dalam RBA definitif. Pengelolaan belanja BLU diselenggarakan secara fleksibel
berdasarkan kesetaraan antara volume kegiatan pelayanan dengan jumlah pengeluaran,
mengikuti praktek bisnis yang sehat. Fleksibilitas pengelolaan belanja berlaku dalam
ambang batas sesuai dengan yang ditetapkan dalam RBA. Belanja BLU yang melampaui
ambang batas fleksibilitas harus mendapat persetujuan Walikota atas usulan kepala SKPD,
sesuai dengan kewenangannya. Dalam hal terjadi kekurangan anggaran, BLU dapat
mengajukan usulan tambahan anggaran dari APBD PPKD melalui kepala SKPD sesuai
dengan kewenangannya. Belanja BLU dilaporkan sebagai belanja barang dan jasa
SKPD/pemerintah daerah.

7.4 Tarif
BLU dapat memungut biaya kepada masyarakat sebagai imbalan atas barang/jasa
layanan yang diberikan. Imbalan atas barang/jasa layanan yang diberikan ditetapkan dalam

34
bentuk tarif yang disusun atas dasar perhitungan biaya per unit layanan atau hasil per
investasi dana. Tarif layanan diusulkan oleh BLU kepada kepala SKPD sesuai dengan
kewenangannya. Usul tarif layanan dari kepala
SKPD selanjutnya ditetapkan oleh bupati sesuai dengan kewenangannya. Tarif layanan
harus mempertimbangkan:
a. kontinuitas dan pengembangan layanan;
b. daya beli masyarakat;
c. asas keadilan dan kepatutan; dan
d. kompetisi yang sehat.
Kepala daerah dalam menetapkan besaran tarif dapat membentuk tim yang keanggotaannya
dapat berasal dari:
a. pembina teknis;
b. pembina keuangan;
c. unsur perguruan tinggi;
d. lembaga profesi.
Peraturan kepala daerah mengenai tarif layanan BLUD dapat dilakukan perubahan sesuai
kebutuhan dan perkembangan keadaan. Perubahan tarif tersebutdapat dilakukan secara
keseluruhan maupun per unit layanan. Proses perubahan tarif sesuai alinea kedua pada sub
bab ini.
Untuk peserta JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) sesuai Permenkes nomor 59 tahun 2014
tarif pelayanan terdiri dari sistem kapitasi dan non kapitasi.

7.5 Pengadaan Barang dan Jasa


Pengadaan barang dan jasa harus mengikuti Perpres nomor 54 tahun 2010.
Sedangkan pada PPK BLUD pengadaan barang dan jasa sesuai dengan Permendagri 61
tahun 2007 bahwa BLUD dengan status penuh dapat diberikan fleksibilitas berupa
pembebasan sebagian atau seluruhnya dari ketentuan yang berlaku umum bagi pengadaan
barang dan atau jasa pemerintah apabila terdapat alasan efektivitas dan atau efisiensi.
Pengadaan barang/jasa oleh BLU dilakukan berdasarkan prinsip efisiensi dan ekonomis,
sesuai dengan praktek bisnis yang sehat. Kewenangan pengadaaan barang/jasa
diselenggarakan berdasarkan jenjang nilai yang diatur dalam Peraturan Bupati
(permendagri61
7.6 Pengelolaan Barang

35
Sesuai Permendagri nomor 17 tahun 2007 bahwa Unit Kerja tidak boleh
menghapus aset ( baik aset tetap atau tidak tetap). Sedangkan Puskesmas yang menerapkan
PPK BLUD sesuai Permendagri nomor 61 tahun 2007 pasal 106 dan 107 bahwa unit kerja
dapat menghapus dan atau mengalihkan aset tidak tetap kepada pihak lain atas dasar
pertimbangan ekonomis. Untuk aset tetap PPK BLUD tidak boleh mengalihkan dan atau
menghapusnya kecuali atas persetujuan pejabat yang berwenang.
7.7 Biaya
Biaya BLUD dialokasikan untuk membiayai program peningkatan pelayanan, kegiatan
pelayanan dan kegiatan pendukung pelayanan. Pembiayaan program dan kegiatan
dialokasikan sesuai dengan kelompok, jenis, program dan kegiatan. Biaya BLUD meliputi
biaya operasional dan biaya non operasional.
7.7.1 Biaya operasional sebagaimana mencakup seluruh biaya yang menjadi beban
BLUD dalam rangka menjalankan tugas dan fungsi yang terdiri dari:
a. biaya pelayanan mencakup seluruh biaya operasional yang berhubungan
langsung dengan kegiatan pelayanan, meliputi :
1) biaya pegawai;
2) biaya bahan;
3) biaya jasa pelayanan;
4) biaya pemeliharaan;
5) biaya barang dan jasa; dan
6) biaya pelayanan lain-lain.
b. biaya umum dan administrasi mencakup seluruh biaya operasional yang tidak
berhubungan langsung dengan kegiatan pelayanan, meliputi :
1) biaya pegawai;
2) biaya administrasi kantor;
3) biaya pemeliharaan;
4) biaya barang dan jasa;
5) biaya promosi; dan
6) biaya umum dan administrasi lain-lain
7.7.2 Biaya non operasional sebagaimana mencakup seluruh biaya yang menjadi beban
BLUD dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi, meliputi :
1) biaya bunga;
2) biaya administrasi bank;
3) biaya kerugian penjualan aset tetap;
4) biaya kerugian penurunan nilai; dan
5) biaya non operasional lain-lain.

36
Seluruh pengeluaran biaya BLUD yang bersumber dari jasa layanan, hibah dan hasil
kerjasama dari pihak lain disampaikan kepada PPKD setiap triwulan dengan menerbitkan
SPM Pengesahan yang dilampiri dengan Surat Pernyataan Tanggungjawab (SPTJ).
Pengeluaran biaya BLUD diberikan fleksibilitas dengan mempertimbangkan volume
kegiatan pelayanan dan hanya berlaku untuk biaya BLUD yang berasal dari pendapatan
selain dari APBN/APBD dan hibah terikat. Dalam hal terjadi kekurangan anggaran, BLUD
mengajukan usulan tambahan anggaran dari APBD kepada PPKD melalui Kepal Dinas
Kesehatan Kabupaten Klaten.
7.8 Pengelolaan Kas
Dalam rangka pengelolaan kas, BLU menyelenggarakan hal-hal
sebagai berikut:
a. merencanakan penerimaan dan pengeluaran kas
b. melakukan pemungutan pendapatan atau tagihan
c. menyimpan kas dan mengelola rekening bank
d. melakukan pembayaran
b. mendapatkan sumber dana untuk menutup defisit jangka pendek
c. memanfaatkan surplus kas jangka pendek untuk memperoleh pendapatan tambahan
Pengelolaan kas BLU dilaksanakan berdasarkan praktek bisnis yang sehat.
Penarikan dana yang bersumber dari APBD dilakukan dengan menerbitkan Surat Perintah
Membayar (SPM) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Rekening
bank dibuka oleh pimpinan BLU pada bank umum. Pemanfaatan surplus kas dilakukan
sebagai investasi jangka pendek pada instrumen keuangan dengan risiko rendah.
7.9 Pengelolaan Piutang dan Hutang
BLU dapat memberikan piutang sehubungan dengan penyerahan barang, jasa,
dan/atau transaksi lainnya yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan
kegiatan BLU. Piutang BLU dikelola dan diselesaikan secara tertib, efisien, ekonomis,
transparan, dan bertanggung jawab serta dapat memberikan nilai tambah, sesuai dengan
praktek bisnis yang sehat dan berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan.
Piutang BLU dapat dihapus secara mutlak atau bersyarat oleh pejabat yang berwenang,
yang nilainya ditetapkan secara berjenjang. Kewenangan penghapusan piutang secara
berjenjang ditetapkan dengan Peraturan Bupati, sesuai dengan kewenangannya, dengan
memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan. BLU dapat memiliki utang
sehubungan dengan kegiatan operasional dan/atau perikatan peminjaman dengan pihak
lain. Utang BLU dikelola dan diselesaikan secara tertib, efisien, ekonomis, transparan,
dan bertanggung jawab, sesuai dengan praktek bisnis yang sehat. Pemanfaatan utang
yang berasal dari perikatan peminjaman jangka pendek ditujukan hanya untuk belanja

37
operasional. Pemanfaatan utang yang berasal dari perikatan peminjaman jangka panjang
ditujukan hanya untuk belanja modal. Perikatan peminjaman dilakukan oleh pejabat yang
berwenang secara berjenjang berdasarkan nilai pinjaman. Kewenangan peminjaman
diatur dengan Peraturan Walikota. Pembayaran kembali utang merupakan tanggung jawab
BLU. Hak tagih atas utang BLU menjadi kadaluarsa setelah 5 (lima) tahun sejak utang
tersebut jatuh tempo, kecuali ditetapkan lain oleh undang-undang.
7.10 Sistem Akuntansi dan Keuangan
BLUD menerapkan sistem informasi manajemen keuangan sesuai dengan
kebutuhan praktek bisnis yang sehat. Setiap transaksi keuangan BLUD dicatat dalam
dokumen pendukung yang dikelola secara tertib. BLUD menyelenggarakan akuntansi dan
laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang diterbitkan oleh
asosiasi profesi akuntansi Indonesia untuk manajemen bisnis yang sehat. Penyelenggaraan
akuntansi dan Iaporan keuangan tersebut menggunakan basis akrual baik dalam
pengakuan pendapatan, biaya, aset, kewajiban dan ekuitas dana. Dalam hal tidak terdapat
standar akuntansi tersebut di atas maka BLUD dapat menerapkan standar akuntansi
industri yang spesifik setelah mendapatkan persetujuan dari Menteri Keuangan. BLUD
mengembangkan dan menerapkan sistem akuntansi dengan berpedoman pada standar
akuntansi yang berlaku untuk BLUD yang bersangkutan dan ditetapkan oleh kepala
daerah dengan peraturan kepala daerah.
Dalam rangka penyelenggaraan akuntansi dan pelaporan keuangan berbasis akrual
tersebut pemimpin BLUD menyusun kebijakan akuntansi yang berpedoman pada standar
akuntansi sesuai jenis layanannya dan dapat digunakan sebagai dasar dalam pengakuan,
pengukuran, penyajian dan pengungkapan aset, kewajiban, ekuitas dana, pendapatan dan
biaya.
Laporan keuangan BLUD terdiri dari:
1. Neraca yang menggambarkan posisi keuangan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas
dana pada tanggal tertentu;
2. Laporan operasional yang berisi informasi jumlah pendapatan dan biaya BLUD
selama satu periode;
3. Laporan arus kas yang menyajikan informasi kas berkaitan dengan aktivitas
operasional, investasi, dan aktivitas pendanaan dan/atau pembiayaan yang
menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir kas selama
periode tertentu; dan
4. Catatan atas laporan keuangan yang berisi penjelasan naratif atau rincian dari angka
yang tertera dalam laporan keuangan.

38
Laporan keuangan tersebut di atas disertai dengan laporan kinerja yang berisikan
informasi pencapaian hasil/keluaran BLUD dan diaudit oleh pemeriksa eksternal sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
Setiap triwulan BLUD Puskesmas menyusun dan menyampaikan laporan
operasional dan laporan arus kas kepada PPKD melalui kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Klaten, paling lambat 15 (lima belas) hari setelah periode pelaporan berakhir.
Sedangkan setiap semesteran dan tahunan BLUD Puskesmas wajib menyusun dan
menyampaikan laporan keuangan lengkap yang terdiri dari laporan operasional, neraca,
laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan disertai laporan kinerja kepada PPKD
melalui kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten untuk dikonsolidasikan ke dalam
laporan keuangan SKPD dan pemerintah daerah, paling lambat 2 (dua) bulan setelah
periode pelaporan berakhir dan untuk kepentingan konsolidasi, dilakukan berdasarkan
standar akuntansi pemerintahan.

BAB VIII

POLA PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN LIMBAH PUSKESMAS

Puskesmas sebagai salah satu institusi penyelenggara kesehatan yang dimiliki oleh
pemerintah sudah seharusnya menjadi model dan contoh bagi institusi penyelenggara kesehatan
yang lain (swasta) baik dalam bidang pelayanan dan terutama bagaimana seharusnya penerapan
ilmu sanitasi dan kesehatan lingkungan dilaksanakan termasuk dalam menangani limbah secara
benar.
Limbah puskesmas adalah semua limbah baik yang berbentuk padat, cair, maupun gas
yang berasal dari kegiatan puskesmas baik medis maupun non medis yang kemungkinan besar

39
mengandung mikro organisme, bahan kimia beracun dan radioaktif. Apabila tidak ditangani
dengan baik limbah puskesmas dapat menimbulkan masalah. Selain dapat menyebabkan
pencemaran lingkungan juga dapat menjadi sumber penularan penyakit. Oleh karena itu
pengelolaan limbah puskesmas perlu mendapat perhatian yang serius dan memadai agar dampak
negatif yang terjadi dapat dihindari atau dikurangi.
Bentuk upaya pengelolaan lingkungan hidup atas dampak yang ditimbulkan akibat dari
kegiatan dan /atau usaha operasional puskesmas dapat diuraikan sebagai berikut :
8.1.Timbulnya sampah
a. Menyediakan tempat sampah yang terpilah (sampah medis, non medis, organik dan an
organik)
b. Menyediakan tempat sampah sementara (TPS) sementara.
c. Memilah sampah berdasar sifatnya (organik dan anorganik).
8.2.Timbulnya limbah padat medis
a. Melakukan upaya meminimalisasi limbah yang dihasilkan dengan cara:
1) Menyeleksi bahan-bahan yang kurang menghasilkan limbah sebelummembelinya.
2) Menggunakn sedikit mungkin bahan-bahan kimia.
3) Mengutamakan metode pembersihan secara fisik daripada secara kimiawi.
4) Mencegah bahan-bahan yang dapat menjadi limbah seperti dalam kegiatan petugas
kesehatan dan kebersihan.
5) Memonitor alur penggunaan bahan kimia dari bahan baku sampai menjadi limbah
bahan berbahaya dan beracun.
6) Memesan bahan-bahan sesuai kebutuhan.
7) Menggunakan bahan-bahan yang diproduksi lebih awal untuk menghindari
kadaluwarsa.
8) Menghabiskan bahan dari setiap kemasan.
9) Mengecek tanggal kadaluwarsa bahan pada saat diantar oleh distributor.
b. Dilakukan pemilahan limbah medis mulai dari sumber yang terdiri dari limbah infeksius,
limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, sitotoksis, limbah kimiawi.
c. Setiap unit pelayanan yaitu poliklinik umum, poliklinik Gigi, Poliklinik KIA KB, dan
laboratorium harus memiliki tempat limbah sementara untuk limbah medis ( warna
kuning) .
d. Puskesmas Jogonalan I belum mempunyai insinerator di lingkungannya sehingga bekerja
sama dengan pihak lain yaitu Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten.
e. Menyediakan tempat limbah medis dengan persyratan sebagai berikut:
1) Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air,dan mempunyai
permukaan yang halus pada bagian dalamnya.
2) Di setiap sumber penghasil limbah medis harus tersedia tempat pewadahan yang
terpisah dengan limbah medis.
3) Kantong plastik diangkat setiap hari atau kurang sehari apabila 2/3 bagian telah terisi
limbah.
8.3.Timbulnya limbah cair medis (medikal waste)
Upaya pengelolaaan lingkungan hidup dilakukan dengan metode:

40
a. Mengalirkan limbah cair yang berasal dari poliklinik umum, poliklinik gigi, pelayanan
KIA/KB dan laboratorium ke septitank.
b. Melakukan upaya minimalisasi limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan pelayanan

8.4.Timbulnya limbah cair non medis


a. Upaya pengelolaan lingkunganhidup dilakukan dengan mengolah limbah cair domestik
(kamar mandi/WC) dengan septic tank
b. Karena limbah cair domestik dengan limbah cair medis, aliran limbah cair domestik ke
septiktank.
8.5. Timbulnya limpasan air hujan
Upaya pengelolaan lingkungan hidupnya dilakukan dengan membuat sistem
drainase(Saluran Pembuangan Air Limbah/SPAL)
8.6. Keresahan masyarakat
Upaya pengelolaan lingkungan hidupnya dilakukan dengan metode:
a. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar tentang kegiatan layanan puskesmas.
b. Melakukan komunikasi denga pihak pemerintah kelurahan.
c. Melakukan pengelolaan terhadap dampak-dampak yang ditimbulkan dari operasional
puskesmas.
8.7. Bahaya kebakaran
Upaya pengelolaan lingkungan hidupnya dilakukan dengan metode:
a. Pengecekan secara berkala peralatan operasional di semua unit pelayanan
b. Pengecekan secara berkala indtalasi kelistrikan serta panel-panelnya.
c. Penyediaan extinguisher berupa APAR
d. Melakukan pemeriksaan secara berkala terhadap unit APAR
e. Menyusun SOP penanganan kebakaran
f. Melakukan simulasi penanganan kebakaran
8.8. Bahaya infeksi nosokomial
Upaya pengelolaan lingkunagan hidupnya dilakukan dengan metode:
a. Mencuci tangan pakai sabun sesuai SOP untuk menghindari infeksi silang
b. Penggunaan alat pelindung diri untuk menghindari kontak dengan darah atau cairan tubuh
lain (contoh : apron, masker, sarung tangan, topi, pelindung mata dan hidung)
c. Manajemen alat tajam secara benar untuk menghindari resiko penularan penyakit melalui
benda tajam yang tercemar oleh produk darah pasien denga menyediakan tempat sampah
khusus (safety box)
d. Melakukan dekontaminasi, pencucian dan sterilisasi instrumen dengan prinsip yang benar.
e. Menjaga sanitasi lingkungan yang benar

Upaya pemantauan lingkungan hidup atas dampak yang ditimbulkan akibat dari
operasional puskesmas dilakukan wawancara dan observasi langsung kepada pengelola
puskesmas. Kepala Puskesmas menunjuk penanggung jawab pengelola lingkungan Puskesmas
yaitu Petugas Kesehatan Lingkungan. Pengelolaan lingkungan dan limbah Puskesmas
mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut :
a. Tugas pokok pengelolaan lingkungan dan limbah adalah :
a) Mengelola limbah dan sampah;

41
b) Mengelola sistem lingkungan fisik dan biologi; dan
c) Penyuluhan kesehatan lingkungan.
Fungsi pengelolaan lingkungan dan limbah Puskesmas
a) penyehatan ruang dan bangunan puskesmas;
b) pemantauan pengelolaan linen;
c) pengelolaan air limbah; dan
d) upaya penyuluhan kesehatan lingkungan.
Periode pemantauan lingkungan hidup di puskesmas dilakukan 1 bulan sekali. Institusi pengelola
dan pemantau lingkungan hidup di puskesmas adalah sebagai berikut:
1) Penanggung jawab adalah Pemimpin BLUD
2) Institusi pengawas terdiri atas:
a. Badan lingkungan hidup Kabupaten Klaten
b. Dinas Pekerjaan Umum
Kepala Puskesmas menunjuk penanggungjawab pengelola lingkungan Puskesmas yaitu
Petugas Kesehatan Lingkungan. Lingkungan Puskesmas meliputi lingkungan fisik, kimia,
biologi serta pembuangan limbah yang berdampak pada kesehatan lingkungan internal,
lingkungan eksternal, halaman, taman, dan lain-lain sesuai ketentuan/peraturan perundang-
undangan.

42

Anda mungkin juga menyukai