PENDAHULUAN
1
Sebagai tahap awal menuju PPK-BLUD, salah satu persyaratan
administratif yang harus dimiliki oleh UPT. Puskesmas yaitu adanya Pola Tata
Kelola. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018
tentang Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), Pola Tata Kelola merupakan
Peraturan Internal Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau Unit Kerja
yang akan menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan (PPK) BLUD. Dokumen
tata kelola puskesmas ini disusun untuk maksud tersebut di atas dan
disesuaikan dengan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri tahun 2019 Nomor
445/9874/SJ tentang Modul Penyusunan Dokumen Administratif Penerapan
Badan Layanan Umum Daerah Puskesmas.
1.2 Tujuan
Pola Tata Kelola merupakan peraturan internal SKPD atau Unit Kerja
yang akan menerapkan PPK-BLUD dengan tujuan:
1. Memberikan gambaran posisi jabatan, pembagian tugas, tanggung
jawab, dan wewenang dalam organisasi;
2. Memberikan gambaran hubungan dan mekanisme kerja antar posisi
jabatan dan fungsi dalam organisasi;
3. Memberikan gambaran pembagian yang jelas dan rasional antara
fungsi pelayanan dan fungsi pendukung pelayanan yang sesuai
dengan prinsip pengendalian intern dalam rangka efektivitas
pencapaian organisasi;
4. Memberikan pengaturan dan kebijakan yang jelas mengenai sumber
daya manusia yang berorientasi pada pemenuhan secara kuantitatif
dan kualitatif/kompeten untuk mendukung tujuan organisasi secara
efisien, efektif dan produktif.
2
arus informasi agar informasi secara langsung dapat diterima bagi yang
membutuhkan.
2. Akuntabilitas
Merupakan kejelasan fungsi, struktur, sistem yang dipercayakan pada
BLUD agar pengelolaannya dapat dipertanggungjawabkan.
3. Responsibilitas;
Merupakan kesesuaian atau kepatuhan dalam pengelolaan organisasi
terhadap prinsip bisnis yang sehat serta perundang-undangan.
4. Independensi;
Merupakan kemandirian pengelolaan organisasi secara profesional
tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak
manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan
prinsip bisnis yang sehat.
3
11. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara.
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan
Layanan Umum Daerah.
13. Peraturan mentri Kesehatan nomor 43 tahun 2019 tenatang Pusat
Kesehatan Masyarakat.
14. Peraturan Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara Nomor 3 Tahun
2016 tentang Pembentukan Perangkat Daerah
15. Peraturan Bupati Kabupaten Penajam Paser Utara nomor 45 tahun
2008 tentang Pembentukan UPT. Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas) pada Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara
16. Peraturan Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara Nomor 29 Tahun
2017 tentang Susunan organisasi, tata kerja, tugas pokok dan fungsi
dinas kesehatan kabupaten penajam paser utara
17.
Sistematika dalam penulisan dokumen Pola Tata Kelola Puskesmas Waru ini
terdiri dari 8 (Delapan) Bab yaitu :
Bab III Prosedur Kerja, yang memuat mekanisme atau urutan kerja yang
dilakukan di Puskesmas
4
Punishment serta Pemutusan Hubungan Kerja.
5
BAB II
KELEMBAGAAN PUSKESMAS
6
Sebelah Timur : Kelurahan Petung Kecamatan Penajam.
Kelurahan : 1 Kelurahan
Desa : 3 Desa
RT : 51 RT
Puskesmas Waru sendiri di bantu oleh beberapa Puskesmas Pembantu
yang ditempatkan di Kelurahan dan Desa sebagai berikut:
1. Puskesmas Pembantu
Desa Sesulu
2. Puskesmas Pembantu
Desa Api-api
3. Puskesmas Pembantu
Desa Bangun Mulya
4. Puskesmas Pembantu
Mata Air
5. Puskesmas Pembantu
Gunung Batu
7
1. paradigma sehat;
2. pertanggungjawaban wilayah;
3. kemandirian masyarakat;
4. pemerataan;
5. mengikuti perkembangan teknologi kesehatan; dan
6. keterpaduan dan kesinambungan.
8
C. Tugas, fungsi dan wewenang Puskesmas Waru
9
a. rawat jalan;
b. pelayanan gawat darurat;
c. pelayanan satu hari (one day care);
d. home care; dan/atau
e. rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan
kesehatan.
f. Pelayanan kefarmasian
g. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
h. Pelayanan laboratorium
10
8. memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat
termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon
penanggulangan penyakit.
a. kepala Puskesmas;
b. kepala sub bagian tata usaha;
11
c. penanggung jawab UKM dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat;
d. penanggung jawab UKP, kefarmasian dan Laboratorium; dan
e. penanggungjawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas
pelayanan kesehatan.
1. Kepala Puskesmas
Kriteria Kepala Puskesmas yaitu tenaga kesehatan dengan tingkat
pendidikan paling rendah sarjana, memiliki kompetensi manajemen
kesehatan masyarakat, masa kerja di Puskesmas minimal 2 (dua) tahun,
dan telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas.
12
h. pelayanan kesehatan lainnya
5. Penanggungjawab UKP, kefarmasian, dan laboratorium membawahi
beberapa kegiatan, yaitu:
a. pelayanan pemeriksaan umum
b. pelayanan kesehatan gigi dan mulut
c. pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP
d. pelayanan gawat darurat
e. pelayanan MTBS
f. pelayanan persalinan
g. pelayanan rawat inap
h. pelayanan kefarmasian
i. pelayanan laboratorium
6. Penanggungjawab jaringan pelayanan Puskesmas Waru dan jejaring
fasilitas pelayanan kesehatan, yang membawahi:
a. Puskesmas Pembantu
b. Puskesmas Keliling
c. Bidan Desa
d. Jejaring fasilitas pelayanan kesehatan
13
tingkatan yaitu pertama Pimpinan BLUD, Kedua Pejabat Keuangan dan
ketiga Pejabat Teknis. Berikut disajikan gambar struktur organisasi BLUD
Puskesmas berserta penjelasan masing-masing pejabat pengelola BLUD.
1. Pemimpin BLUD
2. Pejabat Keuangan; dan
3. Pejabat Teknis, terdiri:
14
STRUKTUR ORGANISASI
UPT. PUSKESMAS WARU
PJ. UKM ESENSIAL & KEPERAWAT AN MASYARAKAT PJ. UKM PENGEMBANGAN PJ. UKP KEFARMASIAN & LABORAT ORIUM PJ. JARINGAN PELAYANAN PKM & JARINGAN FASYANKES
Hj. Sari Nurlita, A.Md.Kep Sri Ismindari, A.Md.Keb dr. Hayati Abdul Rahman, A.Md.Kep
PELAYANAN PROMKES T ERMASUK UKS PELAYANAN KESEHAT AN JIWA PELAYANAN PEMERIKSAAN UMUM PUSBAN SESULU
Norbaiti, SKM / Eka Novasari, A.Md.Keb H. Saiji Burrahman, SKM Leo Puspito, A.Md.Kep Sukartini, A.Md.Kep
PELAYANAN KESEHAT AN LINGKUNGAN PELAYANAN KES. GIGI MASYARAKAT PELAYANAN KES. GIGI & MULUT PUSBAN API-API
Eka Juliyana, SKM drg. Ivony Simbolon drg. Ivony Simbolon Novy Sulistyawan, A.Md.Kep
PELAYANAN KIA-KB YANG BERSIFAT UKM PELAYANAN KES. T RADISIONAL PELAYANAN KIA-KB BERSIFAT UKP PUSBAN BANGUN MULYA
Sisvana Damayanti, S.ST Norbaiti, SKM Mariyam. I Winarsih, A.Md.Kep
PELAYANAN GIZI YANG BERSIFAT UKM PELAYANAN KESEHAT AN OLAH RAGA PELAYANAN GAWAT DARURAT PUSBAN MAT A AIR
Eti Nur Ainah, A.Md.Keb Rita Rusdiani Zakiah, A.Md.Kep Charlie. S.Manik, A.Md.Kep
PELAYANAN PENCEGAHAN & PENGENDALIAN PENYAKIT PELAYANAN KESEHAT AN INDERA PELAYANAN GIZI YANG BERSIFAT UKP BIDAN DESA SESULU
Muh. Aqwil Assiddiq A, A.Md.Kep / Jang Hakim, A.Md.Kep Mar'atus Sholeha, A.Md.Kep Budi Wiyono Siti Muslimah, A.Md.Keb
PELAYANAN KEPERAWAT AN KESMAS PELAYANAN KESEHAT AN LANSIA PELAYANAN PERSALINAN BIDAN DESA API-API
Barir Rosidah, A.Md.Kep Nensi Oktavia, A.Md.Keb Hatijah, A.Md, S.ST Nur Indah Retnowati, A.Md.Keb
PELAYANAN KESEHAT AN KERJA PELAYANAN RAWAT INAP BIDAN DESA BANGUN MULYA
Rahyati Dahniar, A.Md.KL Hj. Sari Nurlita, A.Md.Kep Rositasari, A.Md.Keb
JEJARING FASYANKES
Eti Nur Ainah, A.Md.Keb
15
Struktur BLUD Puskesmas Waru
PIMPINAN BLUD
SATUAN PENGAWAS
KASUBAG TATA USAHA PEJABAT PENATAUSAHAAN KEUANGAN BLUD
INTERNAL
SISTEM RUMAH
INFORMASI KEPEGAWAIAN KEUANGAN
TANGGA
PUSKESMAS
16
a. memimpin, mengarahkan, membina, mengawasi, mengendalikan
dan mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan BLUD UPT.
Puskesmas Waru sesuai visi, misi, dan tujuan organisasi, serta
selalu meningkatkan efisiensi dan efektifitas
b. menyusun Renstra BLUD UPT. Puskesmas Waru
c. menyusun rencana kerja bidang upaya pelayanan kesehatan dalam
rangka pelaksanaan tugas pokok Puskesmas;
d. menyiapkan RBA tahunan;
e. menyiapkan laporan kinerja tahunan dan laporan berkala
f. mempertanggungjawabkan kinerja operasional dan kinerja
keuangan BLUD UPT. Puskesmas Waru
g. memelihara, mengelola dan meningkatkan sumber daya BLUD UPT.
Puskesmas;
h. mewakili Puskesmas di dalam dan di luar pengadilan; dan
i. melaksanakan kebijakan pengembangan usaha sebagaimana telah
direncanakan dalam Rencana Strategi BLUD Puskesmas Waru
Disamping tugas yang diemban, Pemimpin BLUD Puskesmas Waru juga
mempunyai wewenang dalam pengelolaan Puskesmas. Berikut adalah
wewenag yang dimiliki oleh Pimpinan BLUD Puskesmas Waru:
17
f. menetapkan kebijakan operasional BLUD UPT. Puskesmas;
g. mendatangkan ahli, konsultan atau lembaga independen sesuai dengan
keperluan; dan meminta pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dari
semua pejabat di bawahnya.
18
e. menyediakan data;
f. menyelenggarakan sistem informasi manajemen;
g. mempertanggungjawabkan kinerja operasional di bidangnya; dan
h. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan;
19
2. Menyusun renstra BLUD.
3. Menyiapkan RBA.
4. Mengusulkan calon pejabat pengelola keuangan dan pejabat teknis
kepada kepala daerah sesuai ketentuan.
5. Menetapkan pejabat lainnya sesuai kebutuhan BLUD selain pejabat
yang telah ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan.
6. Menyampaikan dan mempertanggungjawabkan kinerja operasional
serta keuangan BLUD kepada kepala daerah.
Pejabat Keuangan BLUD yang terdiri dari PPK, Pembantu PPK dan
bendahara penerima dan pengeluaran mempunyai fungsi sebagai
penanggung jawab keuangan BLUD, dengan tugas dan kewajiban sebagai
berikut :
20
21
2.3. Hubungan Kerja Puskesmas Dengan Dinas Kesehatan
22
BAB III
PROSEDUR KERJA
Prosedur kerja adalah suatu rangkaian dari tata kerja yang saling berhubungan satu
dengan yang lain dimana terlihat adanya suatu urutan tahap demi tahap dan jalan
yang harus ditempuh dalam rangka menyelesaikan suatu bidang tugas. Manfaat tata
kerja, prosedur kerja dan sistem kerja adalah pertama sebagai pola kerja yang dapat
menjabarkan tujuan, sasaran, program kerja, fungsi-fungsi dan kebijaksanaan dalam
kegiatan pelaksanaan yang nyata. Kedua sebagai standardisasi dan pengendalian
kerja, dan ketiga sebagai pedoman kerja bagi para pelaksana atau semua pihak
yang berkepentingan. Berikut dijelaskan prosedur kerja di Puskesmas Waru:
23
3.1. PROTAP PELAYANAN DI LOKET PENDAFTARAN PUSKESMAS
I. TUJUAN :
Sebagai Pedoman Kerja Petugas Loket di Loket Pendaftaran dalam
Pelayanan KTPK dan kartu rawat jalan bagi pasien umum/ASKES/
JAMKESMAS/JAMKESDA/ Gratis di Puskesmas Waru
II. SASARAN :
Petugas loket dalam mencatat pasien umum/ASKES/
JAMKESMAS/JAMKESDA/ Gratis membuat KTPK dan kartu rawat
jalan bagi keluarga baru serta mencarikan kartu rawat jalan yang
tersimpan dalam family folder bagi keluarga dengan kunjungan ulang.
III. URAIAN UMUM :
- Pencatatan Register Nomor Indek
Untuk pasien yang belum atau tidak membawa KTPK dicatat
nomor Index (dalam wilayah kerja dan di luar wilayah kerja Nama
KK, umur, dan alamat KK) pada register Nomor Index.
- Pembuatan KTPK
Mencatat identitas (Nama, Umur, Jenis Kelamin, Pasien
Umum/ASKES, alamat dan Nomor Index sesuai dengan register
Nomor Index).
- Pembuatan Kartu Rawat Jalan
Mencatat Nomor Index, Identitas Pasien (Nama Pasien, Nama KK,
Pekerjaan, Umur, Alamat, Jenis Kelamin, Hubungan dengan KK,
Agama) dan Tanggal Kunjungan Pertama.
- Pencatatan Pasien
Pasien dicatat pada Register Rawat Jalan.
- Mencari Kartu Rawat Jalan
Mencari Kartu Rawat Jalan di rak arsip sesuai dengan Nomor
Index Register yang tertera pada KTPK untuk pasien kunjungan
ulang.
IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
24
a. Pasien datang mendaftarkan diri di loket pendaftaran.
b. Petugas mendaftarkan pasien.
Pasien baru
- Untuk pasien yang belum punya/tidak membawa KTPK
dicatat Nomor Index (dalam wilayah kerja dan luar wilayah
kerja ) Nama KK, Nama Pasien, Alamat Pada Register
Nomor Index.
- Petugas membuatkan KTPK
- Petugas membuatkan Kartu Rawat Jalan
Pasien yang sudah memiliki KTPK
- Petugas mencarikan Kartu Rawat Jalan sesuai Nomor
Index KTPK untuk pasien yang sudah pernah
berobat/berkunjung.
- Petugas membuatkan Kartu Rawat Jalan sesuai dengan
Identitas Pasien untuk pasien yang belum pernah berobat /
berkunjung.
Pasien ASKES / JAMKESMAS/JAMKESDA/ Gratis
- Petugas meminta pasien menujukkan Kartu ASKES /
JAMKESMAS / JAMKESDA / Gratis Petugas mencatat
Nomor Kartu ASKES/JAMSOSTEK/ASKES-MM.
- Petugas meminta tanda tangan peserta ASKES /
JAMKESMAS / JAMKESDA / Gratis yang dilayani.
c. Petugas menarik retribusi dari pasien umum sesuai dengan perda
yang berlaku, dan menyerahkan Kartu Rawat Jalan kepada pasien
untuk dibawa ke tempat tujuan pelayanan yang diinginkan.
d. Pasien membawa Kartu Rawat Jalan ke tempat tujuan pelayanan
yang diinginkan dan petugas di ruang pelayanan yang dituju
menerima pasien dan melaksanakan pelayanan sesuai dengan
protap/standar pelayanan yang berlaku.
e. Petugas loket mengambil kartu rawat jalan ke ruang periksa /
pelayanan masing-masing setelah selesai pelayanan dan
administrasi di ruang periksa atau pelayanan bersangkutan.
f. Petugas loket menyimpan kembali kartu rawat jalan ke rak arsip
sesuai dengan Nomor Index.
25
26
3.2. PROTAP PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI Puskesmas
Waru
27
g. Pencatatan dan Pelaporan :
- Kartu Rawat Jalan
- Register Rawat Jalan
- Sensus harin penyakit
IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
a. Petugas menyiapkan ruangan dan alat, membersihkan meja, kursi
dan dental unit, menyiapkan alat-alat gigi, bahan-bahan atau obat-
obatan untuk gigi, menghidupkan kompresor, memeriksa apakah
bor dapat berfungsi dengan baik.
b. Petugas memakan alat perlindungan diri seperlunya, misalnya : Lab
Jas, masker dan sarung tangan.
c. Petugas melakukan pemeriksaan pasien, meliputi :
- Anamnesa tentang keluhan utama, keluhan tambahan, berapa
lama, lokasinya dimana, apakah mengganggu tidur, tanyakan
juga riwayat penyakit yang lain (jantung, kencing manis, tekanan
darah tinggi, kehamilan pada wanita, alergi, asma, TBC).
- Pemeriksaan gigi (oral) :
Gigi (Karies, warna, posisi, bentuk).
Lidah (warna, kelainan yang ada, bentuk, ukuran).
Mukosa pipi (ulkus, lesi, radang).
Langit-langit keras (apakah ada kista, tumor, celah langit-
langit).
Dasar mulut (apakah bengkak, kista, penyumbatan kelenjar
ludah).
- Pemeriksaan extra oral (pipi, bibir, kelenjar, limfe).
d. Petugas menentukan diagnosa dan melakukan persiapan tindakan
(buat rencana tindakan, konseling kepada pasien tentang rencana
tindakan dan hal-hal yang penting diketahui oleh pasien) serta
melaksanakan sterilisasi instrumen.
e. Petugas melakukan tindakan sesuai dengan diagnosa dan jenis
tindakan yang diperlukan :
1) Konservatif
a) Penambalan Tetap
Iritasi pulpa dan karies media
28
- Pembuangan jaringan karies
- Preparasi cavitas
- Sterilisasi cavitas
- Zinc phosphat cement
- Tambalan tetap (amalgam, art, luxilut, silikat, fuji, dll)
- Instruksi
Hiperaemi pulpa
- Pembuangan jaringan karies
- Preparasi cavitas
- Sterilisasi cavitas
- Eugenol kapas
- Flatcer
Pasien diinstruksikan kembali 1 (satu) minggu lagi.
Sesudah pasien kembali tambalan sementara
dibongkar diganti dengan :
- Zinc phosphat cement
- Tambalan tetap
- Instruksi
Hp. Profunda
- Pembuangan jaringan karies
- Preparasi cavitas
- Sterilisasi cavitas
- Perlindungan pulpa dengan Dycal atau calxyl
- Zinc phosphat cement
Pasien diinstruksikan untuk kembali 3-7 hari lagi.
Sesudah pasien kembali tambalan sementara
dibongkar diganti dengan
- Zinc phosphat cement
- Tambalan tetap
- Instruksi
b) Penambalan Sementara
Pulpitis
- Pembuangan jaringan karies
29
- Sterilisasi cavitas
- Pemberian obat gigi untuk menghilangkan rasa sakit
dan obat untuk mematikan saraf gigi (devitalisasi
pulpa)
- Tambalan sementara dengan fletcer atau cavit.
- Pemberian analgetic peroral.
- Pasien disuruh kembali 3 (tiga) hari lagi. Setelah
pasien kembali dilakukan :
- Bongkar tambalan sementara
- Pembukaan atap pulpa.
- Strelisasi cavitas.
- Pemberian obat untuk sterilisasi pulpa (salah satu,
TKF, CHKM, chresophene atau rockle, ditaruh
dikapas dan diletakkan di ruang pulpa).
- Fletcer atau cavit.
Pasien disuruh kembali antara 4-7 hari lagi. Ketika
pasien kembali obat diganti. Penggantian obat
dilakukan minimal 2x. Jika gigi masih sakit, bila
diperkusi penggantian obat dilakukan lagi, berulang-
ulang sampai pasien tidak merasakan sakit lagi.
Ketika gigi diperkusi maka gigi dianggap sudah steril.
Selanjutnya dilakukan :
- Bongkar tambalan sementara.
- Sterilisasi cavitas.
- Pemberian obat mumifikasi (putrex atau iodoform
pasta)
- Zinc phosphat cement
- Pasien diinstruksikan kembali 1 (satu) minggu lagi.
Sesudah pasien kembali dilakukan :
- Pembuangan sebagian dari zinc phosphat cement
- Preparasi cavitas.
- Tambalan tetap (amalgam atau silikat) tergantung
keperluan, fungsi dan estetik
- Instruksi .
30
Gangren pulpa
- Pembuangan jaringan karies.
- Pembukaan atap pulpa.
- Sterilisasi cavitas.
- Pemberian obat untuk jaringan pulpa (TKF, CHKM,
chresophene atau rockle).
- Fletcer atau cavit.
- Pasien disuruh kembali antara 4-7 hari lagi.
Prosedur ini dilakukan minimal 2x sehari dengan
mengganti obat dalam pulpa. Kalau masih ada bau
gangren atau rasa sakit kalau gigi diperkusi,
penggantian obat dilakukan lagi berulang-ulang
sampai tidak ada rasa sakit lagi ketika gigi diperkusi.
Sesudah pulpa steril selanjutnya sama dengan
perawatan pulpitis di atas.
GP dengan PD (Gangren Pulpa dengan Periodontitis)
- Pembuangan jaringan karies
- Pembukaa atap pulpa
- Sterilisasi cavitas
- Tutup dengan kapas (longgar)
- Pemberian antibiotik dan dengan analgesik peroral
- Instruksikan pasien kembali 3 hari lagi.
Sesudah pasien kembali dan gigi tidak sakit ketika
diperkusi, perawatan selanjutnya sama dengan
perawatan gangren pulpa. Catatan : prosedur ini
dilaksanaka jika gigi masih memungkinkan untuk
dilakukan penambalan tetap.
2) Pencabutan
a) Pencabutan gigi tetap
Oleskan betadine pada gigi yang akan dicabut
Penyuntikan dengan obat anestesi (lidocaine dan
pehacain)
31
Setelah terasa parasthesi lakukan pemisahan gigi dari
gusi dengan bein.
Pencabutan gigi.
Pemberian tampon.
Pemberian antibiotik, analgetik, anti imflamasi (kalau
perlu) per oral.
b) Pencabutan gigi susu
Topikal anestesi
Pencabutan
Pemberian tampon
Instruksi
c) Abses
Abses pada akar gigi (lokal)
- Bersihkan daerah sekitar gigi
- Oleskan betadine
- Berikan antibiotik, analgetik, dan anti imflamasi per
oral
- Instruksikan kepada pasien agar kembali setelah obat
habis.
Kalau pasien sudah sembuh lakukan pencabutan gigi.
Abses sub mukosa (dengan gigi gangren)
- Buka atap pulpa
- Bersihkan cavitas
- Tutup dengan kapas (longgar)
- Berikan antibiotik, analgetik dan anti imflamasi per
oral.
- Instruksikan pasien kembali setelah obat habis, kalau
masih bengkak tambah obat lagi untuk dilanjutkan,
jika sudah sembuh dapat dilakukan pencabutan gigi.
Abses sub cutan (dengan gigi gangren)
- Oleskan betadine
- Pemberian topikal anastesi
- Insisi abses
- Drainage
32
- Bersihkan
- Kalau extra oral dan tersedia rubberdam, beri
rubberdam untuk drainage.
- Berikan antibiotik, analgetik dan anti imflamasi per
oral.
Bila gigi dengan pulpa tertutup lakukan pembukaan
atap pulpa bila memungkinkan.
3) Perawatan Jaringan Periodontal :
a) Calculus :
Kumur-kumur
Pengambilan karang gigi supra dan sub ginggival
Dibersihkan
Oleskan betadine
Instruksi
b) Periodontitis :
Oleskan betadine pada gusi
Lakukan curetage
Bersihkan dengan menyemprotkan betadine
Kumur-kumur
Berikan antibiotik, analgetik dan anti imflamasi per oral
Instruksi
f. Setelah selesai melakukan tindakan/penanganan pasien, petugas
melaksanakan kegiatan :
1. Membersihkan alat-alat bekas dipakai
2. Membersihkan ruang pelayanan
3. Perawatan contra angel dan scaler motorik dengan minyak
4. Sterilisasi alat (instrumen)
g. Petugas melaksanakan pencatatan dan pelaporan :
1. Mengisi Kartu Rawat Jalan
2. Mencatat dalam Register Rawat Jalan semua pasien yang
dilayani
3. Membuat sensus harian penyakit
4. Membuat laporan sesuai dengan kebutuhan.
33
34
3.3. PROTAP PELAYANAN IBU NIFAS (PNC) DI Puskesmas Waru
I. TUJUAN :
Sebagai Pedoman kerja petugas KIA dalam pelaksanaan pelayanan
PNC.
II. SASARAN :
Petugas KIA dalam memberikan pelayanan ibu nifas / PNC.
III. URAIAN UMUM :
- Penerimaan pasien setelah pendaftaran di loket pendaftaran
- Pengkajian data pasien untuk pengisian status pasien
- Pemeriksaan fisik pasien
- Penyuluhan kepada pasien tentang hal-hal penting dalam masa
nifas
- Pencatatan
35
Genetalia : Pengeluaran Lochea, Jahitan Perineum
bila ada, kondisi vulva.
d. Petugas menentukan diagnosa kebidanan.
e. Petugas memberikan resep obat tablet Fe untuk diambil di apotek.
f. Petugas memberikan penyuluhan tentang personal higien terutama
vulva higien, makanan bergizi, pemberian ASI eksklusif, perawatan
payudara, cara menyusui yang benar, dan motivasi penggunaan
alat kontrasepsi.
g. Petugas melakukan rujukan bila ada indikasi
h. Petugas mencatat hasil kunjungan ibu ke dalam kohort ibu.
36
37
3.4. PROTAP PELAYANAN PELAYANAN IUD DI Puskesmas Waru
I. TUJUAN :
Sebagai Pedoman kerja bagi petugas dalam memberikan pelayanan
pemasangan IUD di Puskesmas Waru.
II. SASARAN :
Petugas klinik KB dalam memberikan pelayanan pemasangan IUD
III. URAIAN UMUM :
- Penerimaan pasien setelah pendaftaran di loket pendaftaran
- Pengkajian data pasien untuk pengisian kartu KB
- Pemeriksaan fisik akseptor IUD
- Konseling/Penyuluhan kepada akseptor tentang efek samping dan
jadwal kunjungan kembali.
- Persiapan alat dan pelaksanaan pemasangan IUD
- Pencatatan dan pelaporan
IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
a. Petugas menerima akseptor dari loket pendaftaran
b. Petugas melakukan anamnesa kepada akseptor tentang :
- Identitas akseptor
- Jumlah anak
- Menstruasi terakhir
- Riwayat penyakit (tumor, jantung, DM, dll)
c. Petugas melakukan pengisian status sesuai dengan hasil
anamnesa
d. Petugas melakukan pemeriksaan :
- Mengukur berat badan
- Mengukur tekanan darah
- Melakukan pemeriksaan khusus :
Mata : warna sklera ?
Payudara : ada benjolan ?
Leher : kelenjar tyroid ?
38
Perut : pembesaran uterus / benjolan ?
Ekstremitas : varices ?
e. Petugas melakukan konseling / penyuluhan tentang efek samping
dan jadwal kunjungan kembali.
f. Petugas menyiapkan alat IUD yang steril.
g. Petugas memakan hand scoen dan melaksanakan pembersihan
vulva
h. Petugas melakukan pemeriksaan datam (porsio, uterus, terhadap
kemungkinan adanya massa).
i. Petugas melakukan pemasangan spekulum dan menentukan
bentuk uterus (anteleksi/retrifleksi, panjang uterus)
j. Petugas memasukkan IUD ke dalam tabung insersi, selanjutnya
melakukan insersi dengan memotong tali IUD
k. Petugas membersihkan alat-alat yang telah dipakai
l. Petugas menyerahkan kartu KB yang telah diisi kepada akseptor
m. Petugas mencatat hasil pelayanan di K-1 dan regsiter KB.
39
3.5. PROTAP PELAYANAN MTBS DI Puskesmas Waru
Pelayanan : MTBS
Prosedur : Pelaksanaan MTBS
I. TUJUAN :
Sebagai Pedoman kerja bagi petugas dalam memberikan pelayanan /
pemeriksaan balita sakit.
II. SASARAN :
Petugas / paramedis dalam melaksanakan MTBS
III. URAIAN UMUM :
- Anamnesa
Wawancara terhadap orang tua bayi dan balita mengenai keluhan
utama, keluhan tambahan, lamnya sakit, pengobatan yang telah
diberikan, riwayat penyakit lainnya.
- Pemeriksaan
a. Untuk bayi muda umur 1 hari s/d 2 bulan :
Periksa kemungkinan kejang
Periksa gangguan nafas
Ukur suhu tubuh
Periksa kemungkinan adanya infeksi bakteri
Periksa kemungkinan adanya icterus
Periksa kemungkinan gangguan pencernaan dan diare
Ukur berat badan
Periksa status imunisasi
Dan seterusnya lihat formulir MTBS
b. Untuk bayi umur 2 bulan s/d 5 tahun :
Keadaan umum
Respirasi (menghitung nafas)
Derajat dehidrasi (turgor kulit)
Suhu tubuh
Periksa telinga (apakah keluar cairan dari lubang telinga)
Periksa status gizi
Periksa status imunisasi dan pemberian Vit A
40
Penilaian pemberian makanan untuk anemia / BGM.
- Menentukan klasifikasi, tindakan, penyuluhan dan konsultasi
dokter.
41
42
3.6. PROTAP PELAYANAN LABORATORIUM
Pelayanan : Laboratorium
Prosedur : Pemeriksaan Spesimen
I. TUJUAN :
Sebagai Pedoman kerja bagi Analis/petugas laboratorium dalam
pelayanan pemeriksaan laboratorium di Puskesmas Waru.
II. SASARAN :
Analis / petugas laboratorium terlatih dalam mencatat data penderita,
melakukan persiapan penderita, serta peralatan dan reagensia,
melakukan tindakan, melaksanakan prosedur pemeriksaan, membuat
pencatatan dan pelaporan.
III. URAIAN UMUM :
Registrasi : pencatatan data penderita, pemberian
nomor spesimen
Persiapan penderita : penjelasan tentang apa yang akan
dilakukan oleh petugas laboratorium
kepada penderita
Persiapan alat : menggunakan peralatan dengan reagensia
yang sudah dikalibrasi.
Tindakan : tindakan pengambilan spesimen yang
sesuai dengan kebutuhan pemeriksaan
yang diminta
Pemeriksaan : pemeriksaan laboratorium sesuai dengan
pedoman pemeriksaan yang berlaku
Pencatatan : pencatatan hasil pemeriksaan di buku
register laboratorium, pelaporan hasil
pemeriksaan dengan menggunakan
formulir hasil pemeriksaan.
43
a. Petugas menerima formulir permohonan pemeriksaan laboratorium
yang dibawa pasien dari ruang pengobatan/dokter, ruang KIA/KB,
bidan praktek swasta.
b. Petugas mencatat identitas pasien (nama, umur, alamat, tanggal
pemeriksaan, jenis pemeriksaan).
c. Petugas melaksanakan pengambilan spesimen yang belum
tersedia:
- Spesimen urine : petugas memberikan pot / wadah untuk
menampung urine sewaktu dan menjelaskan kepada pasien
tentang cara pengumpulan spesimen yang benar.
- Spesimen darah : petugas melakukan pengambilan darah
dengan cara antiseptik pada lokasi pengambilan darah vena,
tusukkan jarum, spuit steril (disposible) yang sesuai masuk ke
dalam pembuluh darah vena, aspirasi hingga darah masuk ke
dalam spuit sejumlah kebutuhan, jarum spuit dicabut dan luka
bekas tusukan jarum diantiseptik dengan kapas alkohol.
d. Petugas menerima spesimen yang sudah tersedia/dibawa oleh pasien
atau yang diantar oleh petugas (spesimen tinja, sputum, slide darah
malaria).
e. Petugas memberi nomor urut atau kode pada spesimen sesuai buku
bantu/register laboratorium.
f. Petugas menerangkan kepada pasien mengenai kapan hasil
pemeriksaan akan selesai dan bisa diambil.
g. Petugas melakukan pemeriksaan spesimen sesuai dengan pedoman
pemeriksaan yang berlaku untuk setiap jenis spesimen.
h. Petugas melakukan rujukan ke sarana laboratorium yang lebih mampu
terhadap spesimen yang tidak mampu dikerjakan di tempat.
i. Petugas mencatat hasil pemeriksaan pada buku register laboratorium
dan formulir hasil pemeriksaan.
j. Formulir hasil pemeriksaan yang telah diisi dimasukkan ke dalam
amplop tertutup dan menyerahkannya kepada pasien untuk diteruskan
kepada pengirim.
k. Pasien menyelesaikan biaya pemeriksaan dan administrasi, lanjut
kembali ke unit pengirim.
44
45
3.7. PROTAP PELAYANAN KB SUNTIK
I. TUJUAN :
Sebagai pedoman kerja bagi petugas dalam memberikan pelayanan
KB. Suntik di Puskesmas Waru
II. SASARAN :
Petugas klinik KB dalam memberikan pelayanan KB Suntik.
III. URAIAN UMUM :
a. Penerimaan pasien dari loket pendaftaran
b. Pengkajian data pasien dan pengisian kartu KB
c. Pemeriksaan fisik akseptor KB
d. Konseling / penyuluhan kepada akseptor tentang efek samping dan
jadwal kunjungan kembali
e. Persiapan alat dan pelaksanaan penyuntikan
f. Pencatatan dan pelaporan
IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
a. Petugas menerima akseptor dari loket pendaftaran
b. Petugas melakukan anamnesa kepada akseptor tentang :
- Identitas akseptor
- Jumlah anak
- Menstruasi terakhir
- Riwayat penyakit (tumor, jantung, DM, dll)
c. Petugas melakukan pengisian status sesuai hasil anamnesa
d. Petugas melakukan pemeriksaan
- Mengukut berat badan
- Mengukur tekanan darah
- Melakukan pemeriksaan khusus :
Mata : warna sklera ?
Payudara : ada benjolan ?
Leher : kelainan tiroid ?
Perut : Pembesaran uterus / benjolan ?
Ekstrimitas : varises ?
46
e. Petugas melakukan konseling/penyuluhan tentang efek samping
dan jadwal kunjungan kembali.
f. Petugas menyiapkan alat dan obat suntik KB.
g. Petugas melakukan aspirasi obat suntik KB ke dalam spuit
disposible yang sesuai.
h. Petugas melakukan antiseptik dengan kapas alkohol pada lokasi
yang akan disuntik.
i. Petugas melakukan penyuntikan secara intra muskuler kemudia
aspirasi untuk memastikan ujung jarum sputi tidak masuk ke
pembuluh darah, lanjut menyemprotkan obat suntik KB sesuai
dosis dan mencabut jarum spuit dari tempat suntikan.
j. Petugas melakukan antiseptik kembali pada luka bekas suntikan.
k. Petugas membuang spuit bekas ke tempat sampah medis yang
tersedia
l. Petugas menyerahkan kartu KB yang telah diisi kepada akseptor.
m. Petugas melakukan pencatatan hasil pelayanan di K-1 dan register
KB.
I. TUJUAN :
Sebagai Pedoman kerja bagi petugas medis/paramedis dalam
melakukan pelayanan tindakan injeksi di ruang pelayanan Puskesmas
Waru
II. SASARAN :
Tenaga Medis/paramedis dalam melakukan pelayanan / tindakan
injeksi (SC, IM, IV) dan penatalaksana Syok Anafilaktik di Ruang
Pelayanan.
III. URAIAN UMUM :
47
Injeksi SC :
- Tindakan penyuntikan dimana ujung jarum suntik ditusukkan
hanya sampai menembus di bawah kulit (subcutan) tanpa
menembus haringan otot dibawahnya.
Injeksi IM :
- Tindakan penyuntikan dimana ujung jarum suntik disuntikkan
sampai menembus dalam jaringan otot (intramuskuler)
Injeksi IV :
- Tindakan penyuntikan dimana ujung jarum suntik ditusukkan ke
dalam pembuluh darah vena (intravena)
Penatalaksana Syok Anafilaktik :
- Penyuntikan. Adrenalin 0,3 cc SC/IM bila pasien mengalami
syok setelah penyuntikan (dengan tanda-tanda : sesak,
pingsan , kelainan kulit).
IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
a. Petugas membaca resep obat suntik / injeksi yang di instruksi kan
dokter.
b. Petugas menyiapkan alat dan obat suntik sesuai dengan resep.
c. Petugas melakukan aspirasi obat suntik ke dalam spuit injeksi
sesuai dosis dalam resep.
d. Sebelum penyuntikan obat petugas melakukan skin test untuk obat
suntik tertentu untuk memastikan obat tersebut tidak akan
menimbulkan reaksi alergi setelah obat disuntikkan.
e. Petugas melakukan aseptik / antiseptik pada lokasi penyuntikan.
f. Petugas menusukan jarun suntik dari spuit yang telah diisi obat
sebelumnya lokasi yang telah diaseptik (SC/IM/IV sesuai petunjuk)
g. Petugas melakukan aspirasi dengan ketentuan :
h. Petugas menyemprotkan obat suntik sesuai dosis yang ditentukan.
i. Petugas mencabut jarum suntik dari lokasi suntikan dan melakukan
aseptik pada luka bekas suntikan.
j. Petugas mengatasi bila terjadi syok anafilaktik dengan adrenalin
0,3 ccSC/IM sambil mengevaluasi vital sign (Tensi,Nadi, Respirasi)
sampai syok teratasi.
48
k. Petugas menyerahkan resep obat minum kepada pasien untuk
diambil diapotik Puskesmas.
l. Petugas membersihkan dan membuang alat suntik bekas ke dalam
tempat khusus sampah medis.
I. TUJUAN :
Sebagai pedoman kerja Petugas Imunisasi dalam memberikan Imunisasi
pada bayi di Puskesmas Waru.
II. SASARAN :
Petugas Imunisasi dalam mempersiapkan alat/sarana, vaksin serta
kesiapan petugas dalam pemberian imunisasi kepada bayi (penyuntikan)
III. URAIAN UMUM :
Persiapan alat: Spuit lengkap, alat sterilisator, kapas air Hangat
Persiapan Vaksin : Vaksin yang sesuai dengan sasaran dimasukkan
dalam termos es (vaksin carier).
Persiapan Sasaran: Pemberutahuan kepada orang tua bayi (sasaran)
tempat penyuntikan dan efek sampingnya.
Pemberian Imunisasi: Pengambilan vaksin sesuai dengan dosisnya .
Desinfeksi pada tempat yang ajan disuntik.
Pemberian Imunisasi sesuai dengan jenis vaksin sbb :
BCG : Intra cutan, dosis 0,05 cc
Polio : Tetes mulut, dosis 2 tetes
DPT,HB,Campak : Subcutan, dosis 0,5 cc.
IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
a. Petugas Imunisasi menerima kunjungan bayi sasaran Imunisasi yang
telah membawa buku KIA/KMS di Ruang Imunisasi setelah mendaftar
di loket pendaftaran.
b. Petugas memeriksa status Imunisasi dalam buku KIA/KMS dan
menentukan jenis imunisasi yang akan diberikan.
49
c. Petugas menanyakan keadaan bayi kepada orang tua nya (keadaan
bayi yang memungkinkan untuk diberikan imunisasi atau bila tidak
akan dirujuk je Ruang Pengobatan).
d. Petugas menyiapkan Vaksin (vaksin dimasukkan kedalam termos es)
e. Petugas menyiapkan alat suntik dan kapas air hangat.
f. Petugas menyiapkan sasaran (memberitahukan orang tua bayi
tentang tempat penyuntikan).
g. Petugas memberikan imunisasi (memasukan vaksin kedalam alat
suntik, desinfeksi tempat suntikan dengan kapas air hangat ,
memberikan suntikan vaksin / meneteskan vaksin sesuai dengan
jadwal imunisasi yang akan diberikan.
h. Petugas melakukan KIE tentang efek samping pasca imunisasi
kepada orang tua bayi sasaran imunisasi.
i. Petugas memberikan obat antipiretik untuk imunisasi DPT, dijelaskan
cara dan dosis pemberian.
j. Petugas memberitahukan kepada orang tua bayi mengenai jadwal
imunisasi berikutnya.
k. Petugas mencatat hasil imunisasi dalam buku KIA/KMS dan Buku
Catatan Imunisasi serta rekapitulasi setiap akhir bulannya.
50
3.10. PROTAP PELAYANAN TINDAKAN HECTING (JAHIT LUKA) DI RUANG
TINDAKAN
Pelayanan : Pengobatan
Prosedur : Tindakan Hecting ( Jahit Luka)
I. TUJUAN :
Sebagai pedoman kerja bagi petugas medis / paramedis dalam
melakukan pelayanan tindakan hecting (Jahit Luka) di Ruang Tindakan
Puskesmas Waru
II. SASARAN :
Tenaga Medis / Paramedis dalam melakukan pelayanan tindakan
hecting (Jahit Luka) di Ruang Tindakan.
III. URAIAN UMUM :
Sterilisasi Alat
- Tindakan mensterilisasi alat-alat hecting dengan alat
sterilisator
Penjahitan Luka (Hecting)
- Tindakan menjahit luka (hecting) dengan alat yang telah
disterilkan dan membersihkan luka sesuia dengan keadaan
luka (luka bersih dengan betadin dab luka kotor denagn H202,
cairan steril betadin)
Perawatan Luka
- Menutup luka dengan kasa steril dan menganjurkan untuk
kontrol kembali 2 hari lagi.
Pemberian ATS
- Penyuntikan ATS disesuaikan dengan :
Sifat Luka
Kondisi Luka
Status Imunisasi
51
c. Petugas mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan steril.
d. Petugas melakukan antiseptis pada daerah luka dan menutupnya
dengan kain steril.
e. Petugas melakukan anestesi dengan lidoeain pada sekitar tepi
luka.
f. Petugas membersihkan luka dengan betadin pada luka yang
berfsih dan dengan H2O2, cairan steril serta betadin pada luka
yang bocor.
g. Petugas menjahit luka dengan alat hectingyang telah disterilkan.
h. Petugas merapikan jahitan dengan pinset cirurgis.
i. Petugas membersihkan jahitan dengan betatin.
j. Petugas menutup luka dengan kasa steril dan direkatkan dengan
plester.
k. Petugas memberikan ATS bila diperlukan tergantung dari sifat
luka, kondisi luka dan status imunisasi sebelumnya.
l. Petugas menganjurkan kepada pasien agar kontrol kembali setelah
3 hari.
m. Petugas memberikan resep antibiotika dan analgetik untuk di ambil
di apotik Puskesmas.
52
3.11. PROTAP PELAYANAN PENINGKATAN GIZI
I. TUJUAN :
Sebagai pedoman kerja bagi petugas dalam memberikan pelayanan
Gizi di Puskesmas Waru.
II. SASARAN :
Petugas gizi dalam memberikan pelayanan gizi kepada Bayi , Anak
Balita , Bumil, Bufas, WUS dan Keluarga Rumah Tangga.
III. URAIAN UMUM :
a. Penerimaan Kunjungan pasien / Sasaran yang datang ke
Puskesmas dari Loket Pendaftaran / Ruang Pengobatan.
Pemantauan lapangan terhadap sasaran Program Gizi.
b. Wawancara terhadap pasien / sasaran (Identitas pribad dan
anggota keluarga , masalah gizi yang sedang dihadapi / yang mau
di konsulkan , riwayat penyakit yang sering di derita , keadaan pola
konsumsi makanan ternasuk pemberian ASI terhadap bayi.
c. Konseling / Penyuluhan.
d. Pencatatan dan penyuluhan.
53
3. Petugas melakukan penimbangan berat badan pasien/sasaran
(Bayi dan Anak Balita) dan pengukuran lingkaran lengan (Bumil ,
Bufas dan WUS)
4. Petugas melakukan penilaian dan analisa hasil penimbangan berat
badan (Bayi, Anak Balita) dan hasil pengukuran lingkaran lengan
(Bumil, Bufas, WUS) berdasarkan pedoman/standar yang berlaku.
5. Petugas melakukan konseling dan penyuluhan terhadap
sasaran/keluarga sasaran sesuai maslah yang sedang dihadapi.
6. Petugas merencanakan dan mengusulkan kegiatan serta
melakukan intervensi sesuai kebutuhan dan masalah yang sedang
dihadapi.
7. Petugas melaksanakan pencatatan hasil kegiatan yang telah
dilaksanakan.
8. Petugas membuat laporan hasil kegiatan sesuai dengan kebutuhan.
B. Terhadap sasaran yang ada di lapangan.
1. Petugas melakukan pemantauan pertumbuhan Balita/PSG,
dilaksanakan setiap bulan melalui penimbangan di Posyandu
bersama kader, petugas melakukan penilaian K/S, D/S, N/S, dan
penemuan dini terhadap kemungkinan adanya Balita bermasalah
(Gizi Buruk) untuk kemudian merencanakan intervensi yang
diperlukan.
2. Petugas melakukan pemantauan kasus Gizi Buruk (KEP berat)
yang di temukan langsung atau yang dirujuk oleh kader Posyandu,
petugas melakukan seleksi dengan penimbangan ulang serta
melakukan penilaian BB/U median WHO-NCHS, petugas
melakukan konsultasi dokter terhadap kasus yang ditemukan,
petugas / dokter merujuk kasus Gizi buruk tanpa komplikasi
dilakukan penyuluhan, konseling diet KEP berat, pemeriksaan fisik
dan pengobatan yang diperlukan serta intervensi Gizi sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuan (merencanakan, melaporkan /
mengusulkan intervensi ke Kabupaten). Petugas melakukan
pemantauan mingguan, mencatat dan melaporkan perkembangan
berat badan dan kemajuan asupan makanan.
54
3. Petugas melakukan pemantauan perubahan pola konsumsi setiap
bulan per desa dengan mengambil sampel sebanyak 20 KK,
meliputi: Frekwensi makan keluarga, jenis makanan pokok dan
jumlah makanan yang dimasak.
4. Petugas melaksanakan pendistribusian kapsul vitamin A yang
diorder/diterima dari Gudang Obat setiap 6 bulan sekali (bulan
Februari dan Agustus) terhadap bayi (6-12 bulan), anak balita (13-
60 bulan), bufas, balita penderita diare, campak, pneumonia dan
gizi buruk.
5. Petugas melaksanakan pemantauan Garam beryodium dan
kadarzi, yang kegiatannya dipadukan dengan kegiatan PHBS
tatanan rumah tangga.
6. Petugas melakukan upaya peningkatan penggunaan ASI eksklusif
dengan mengadakan pendataan bayi umur 0-6 bulan per desa,
memberikan penyuluhan kepada ibu bayi agar memberikan hanya
ASI saja kepada bayinya dari baru lahir sampai umur 6 bulan.
7. Petugas mencatat hasil kegiatan yang telah dilaksanakan.
8. Petugas melakukan analisa / pengkajian terhadap hasil kegiatan
program yang diperoleh dalam rangka perumusan masalah,
penentuan prioritas masalah dan upaya pemecahan masalah yang
dapat dilakukan.
9. Petugas merencanakan dan mengusulkan kegiatan serta
melakukan intervensi sesuai kebutuhan dan masalah yang
dihadapi (RUK dan RPK).
10. Petugas membuat laporan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan.
55
3.12. PROTAP PENGELOLAAN OBAT DI GUDANG OBAT
I. TUJUAN :
Sebagai pedoman kerja bagi petugas dalam mengelola dan
mendistribusikan obat ke unit pelayanan (apotik Puskesmas / Pustu)
II. SASARAN :
Petugas gudang obat dalam pengelolaan dan distribusi obat ke unit
pelayanan.
III. URAIAN UMUM :
a. Pencatatan Obat dari Gudang Farmasi Kota :
Obat yang datang dari gudang Farmasi diperiksa sesuai dengan
slip penerimaan .
b. Pencatatan Kartu Stock :
Obat yang baru diterima dari gudang Farmasi Kota dicatat dalam
Kartu Stock untuk setiap jenis obat.
a. Pencatatan register Harian :
Obat yang dikeluarkan / didistribusikan ke unit pelayanan dicatat
dalam buku register harian.
b. Pembuatan LPLPO :
Pencatatan penerimaan dan pemakaian obat setiap bulan.
56
f. Petugas membuat LPLPO setiap akhir bulan.
V. DOKUMEN TERKAIT
a. Kartu Stock Obat
b. Bukku Register Harian
c. LPLPO
57
3.13. PROTAP PELAYANAN OBAT DI APOTIK
I. TUJUAN :
Sebagai pedoman kerja bagi petugas di Apotik dalam pemberian obat
kepada pasien di Puskesmas Waru.
II. SASARAN :
Petugas apotik dalam meracik obat, pemberian etiket, menerangkan
cara pemakaian obat dan pencatatan / pelaporan obat di apotik.
III. URAIAN UMUM :
a. Peracikan Obat
Pengambilan dan Pembuatan (Puyer) jenis obat sesuai dengan
resep.
b. Pemberian etiket
Pemberian label pada masing-masing obat meliputi :
- Nama
- Alamat
- Dosis
- Cara penggunaan
c. Menerangkan cara pemakaian obatara penggunaan obat.
Menerangkan pada pasien tentang aturan minum , waktu
pemakaian dan cara penggunaan obat.
d. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan hasil jumlah penggunaan obat dalam sebulan dengan
Buku Bantu register pengeluaran obat.
58
d. Petugas meracik obat dan membuat etiket apabila resep telah
jelas.
e. Petugas menaruh obat dalam kemasan kemudian diberikan
kepada pasien.
f. Petugas menerangkan kepada pasien mengenai pemakaian obat,
aturan minum, dan cara penggunaan sesuai dengan anjuran yang
tertera diresep.
g. Petugas menghitung jumlah obat yang dikeluarkan setiap harinya.
h. Petugas mencatat jumlah obat yang telah di hitung ke dalam buku
pengeluaran harian.
i. Petugas merekapitulasi jumlah obat yang keluar setiap bulan ke
dalam LPLPO pada setiap akhir bulan.
V. DOKUMEN TERKAIT
a. Buku pengeluaran harian
b. Buku bon
c. LPLPO
59
3.14. PROTAP PELAYANAN PEMERIKSAAN IBU HAMIL (ANC)
I. TUJUAN :
Sebagai pedoman kerja bagi petugas KIA dalam pelaksanaan
pelayanan pemeriksaan Ibu hamil (ANC) di Puskesmas Waru.
II. SASARAN :
Petugas KIA dalam mempersiapkan alat / sarana untuk memberikan
pelayanan pemeriksaan ibu hamil.
III. URAIAN UMUM :
- Persiapan ruangan dan alat lengkap, alat pemeriksaan (timbangan,
ukuran panggul , tensi dan alat suntik)
- Persiapan Vaksin TT dalam cold chain , tablet Fe dan Vitamin.
- Pelaksanaan pemeriksaan dan tindakan.
- Penyuluhan
- Pencatatan / rujukan.
60
diulang pada umur kehamilan trimester III, serta pemeriksaan
Laboraturium lainnya (seperti protein urin ) atas indikasi.
c. Petugas melakukan pemeriksaan :
- Tinggi badan , berat badan , LILA ,Tekanan darah.
- Petugas melakukan inspeksi kepada apsien.
- Mengukur ukuran panggul (bila ada indikasi : TB < 145 cm)
- Memeriksa TFU , posisi janin, presentasi janin.
d. Petugas memberika imunisasi TT1 sambil memberitahukan
ulangan TT2 yang akan datang.
e. Petugas memberikan penyuluhan (Gizi Bumil, Hygiene
perorangan, perawatan payudara selama kehamilan, pentingnya
periksakan kehamilan secara rutin seusia umur kelahiran), pesan
supaya pada saatnya nanti melahirkan di tenaga kesehatan.
f. Petugas mencatat hasil pemeriksan pada status ibu , Buku KIA ,
Kohort Hamil.
g. Petugas menulis resep (Kalsium Laktat , Fe, Vitamin).
h. Petugas mendeteksi resiko tinggi kehamilan bila ada dan rujuk ke
RSU / dokter spesialis serta melakukan kunjungan rumah pasien
(perkesmas).
i. Petugas merujuk ke Ruang Pengobatan / Gilut pada pemeriksaan
pertama (K1) atau bila ada indikasi.
j. Petugas mencatat ke Kohort ibu sesuai kartu ibu.
61
3.15. SOP MEMBUAT LARUTAN CHLORIN 0,5% DI KLINIK IMS & VCT
I. TUJUAN :
- Memberikan pedoman bagi pelaksana klinik IMS mengenai cara
membuat larutan Chlorin.
- Agar alat-alat yang telah digunakan dapat dilakukan dekontaminasi
dengan baik.
II. SASARAN :
- Paramedis atau janitor yang sudah memahami UP
III. ALAT DAN BAHAN :
- Chlorin
- Air
- Ember
- Botol Takar / Wadah Takar
- Tempat sampah infeksius
- Chlorin 0,5%
- Ember
- Alat DTT atau Sterilisasi.
IV. PROSEDUR
1. Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah memeriksa
pasien.
2. Memakai sarung tangan saat melakukan pemeriksaan genitalia,
jika ada luka terbuka dan saat melakukan pekerjaan di
laboraturium.
3. Membuat larutan chlorin 0,5% dengan benar.
4. Melakukan dekontaminasi alat-alat habis pakai dengan larutan
Chlorin selama 10 menit.
5. Mencuci alat-alat yang telah di dekontaminasi dengan air dan
sabun cair.
6. Melakukan desinfeksi tingkat tinggi dengan merebus di dalam air
mendidih selama 20 menit, uap atau melakukan sterilisasi.
62
7. Menaruh spekulum dan anuskopi di wadah yang bersih dan
tertutup.
8. Membuang bahan-bahan infeksius ke tempat sampah untuk
membuang sampah infeksius.
9. Membuang alat-alat suntikan ke wadah tahan tusukan.
10. Wadah tahan tusukan tidak boleh di pakai ulang.
11. Lakukan dekontaminasi bedgyn dan meja setiap pagi.
63
3.16. SOP KEWASPADAAN STANDAR KLINIK IMS & VCT
I. TUJUAN :
- Memberikan pedoman bagi pelaksana klinik IMS mengenai
kewaspadaan standar.
- Menghindari penularan infeksi dari pasien ke pasien dan dari
pasien ke petugas kesehatan.
II. TANGGUNG JAWAB : - Dokter
- Paramedis
- Bidan
- Laboran
- Administrasi
III. ALAT DAN BAHAN :
- Air Mengalir - Tempat sampah infeksius
- Sabun - Chlorin 0,5%
- Sarung tangan bersih - Ember
- Wadah tahan tusukan - Alat DTT atau sterilisasi
IV. PROSEDUR
1. Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah memeriksa
pasien.
2. Memakai sarung tangan saat melakukan pemeriksaan genitalia,
jika ada luka terbuka dan saat melakukan pekerjaan di
laboraturium.
3. Membuat larutan chlorin 0,5% dengan benar.
4. Melakukan dekontaminasi alat-alat habis pakai dengan larutan
Chlorin selama 10 menit.
5. Mencuci alat-alat yang telah di dekontaminasi dengan air dan
sabun cair.
6. Melakukan desinfeksi tingkat tinggi dengan merebus di dalam air
mendidih selama 20 menit, uap atau melakukan sterilisasi.
64
7. Menaruh spekulum dan anuskopi di wadah yang bersih dan
tertutup.
8. Membuang bahan-bahan infeksius ke tempat sampah untuk
membuang sampah infeksius.
9. Membuang alat-alat suntikan ke wadah tahan tusukan.
10. Wadah tahan tusukan tidak boleh di pakai ulang.
11. Lakukan dekontaminasi bedgyn dan meja setiap pagi.
65
3.17. SOP DTT DENGAN MEREBUS DI KLINIK IMS & VCT
I. TUJUAN :
- Memberikan pedoman bagi pelaksana klinik IMS & VCT mengenai
standar precaution di Puskesmas Waru.
- Menghindari penularan infeksi dari pasien ke pasien dan dari
pasien ke petugas kesehatan.
II. TANGGUNG JAWAB :
- Paramedis/Bidan.
III. ALAT DAN BAHAN :
- Panci tertutup
- Air
- Kompor
- Tromol / bak steril
IV. PROSEDUR
1. Isi panci dengan air
2. Masukkan spekulum dan anuskopi hingga terendam seluruhnya
(supaya air dapat mengenai semua permukaan alat) di dalam air.
3. Tutup panci panaskan hingga mendidih
4. Ketika air mulai mendidih, catat waktu, tunggu hingga 20 menit, di
larang menambahkan spekulum, anuskopi atau air.
5. Keluarkan spekulum dan anuskopi dengan korentang yang bersih
yang juga telah di DTT sebelumnya.
6. Taruh peralatan di wadah yang sudah di DTT. Biarkan kering di
udara sebelum disimpan. Siapkan larutan chlorin 0,5% ( cara: dari
larutan chlorin 0,5% yang baru disiapkan, ambil satu bagian,
campurkan lagi dengan 9 bagian air.Gunakan wadah yang sama
untuk mengambil bagian chlorin dan air).
7. Gunakan sarung tangan.
8. Bersihkan seluruh permukaan dengan larutan ini.
9. Lap dengan lap bersih.
66
10. Buka sarung tangan.
11. Cuci tangan.
67
3.18. SOP DEKONTAMINASI KLINIK IMS
I. TUJUAN :
- Memberikan pedoman bagi pelaksana klinik IMS mengenai
dekontaminasi bedgyn di Puskesmas Waru.
II. TANGGUNG JAWAB :
- Paramedis
- Laboran
- janitor
III. ALAT DAN BAHAN :
- Chlorin
- Air
- Ember
- Sarung tangan
- Botol takar/wadah takar
IV. PROSEDUR
1. Siapkan larutan chlorin 0,05% (cara : dari larutan chlorin 0,5%
yang baru disiapkan, ambil satu bagian, campurkan lagi dengan 9
bagian air. Gunakan wadah yang sama untuk mengambil bagian
chlorin dan air).
2. Gunakan sarung tangan.
3. Bersihkan seluruh permukaan dengan larutan ini.
4. Lap dengan lap bersih.
5. Buka sarung tangan.
6. Cuci tangan..
68
3.19. PROTAP PELAYANAN SANITASI
I. TUJUAN :
Sebagai pedoman kerja bagi petugas dalam memberikan pelayanan
Sanitasi di Puskesmas Waru.
II. SASARAN :
Petugas Sanitasi dalam memberikan Pelayanan Sanitasi.
III. URAIAN UMUM :
a. Penerimaan Pasien Rujukan dari Poli.
b. Wawancara terhadap pasien (identitas pribadi dan anggota
keluarga , masalah yang sedang di hadapi / yang mau di
konsulkan, keadaan lingkungan dan rumah tempat tinggal).
c. Konseling / penyuluhan.
d. Pencatatan dan pelaporan.
IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN :
a. Petugas menerima pasien dari loket pendaftaran / Ruang
pengobatan.
b. Petugas melakukan wawancara terhadap apsien meliputi : Sanitasi
dasar di Lingkungan Penderita.
c. Petugas bersama pasien melakukan analisa masalah yang
dihadapi pasien.
d. Petugas melakukan konseling dan penyuluhan atas masalah yang
di hadapi pasien.
e. Petugas memberikan alternatif pemecahan masalah dan
mendiskusikannya dengan pasien alternatif mana yang bisa
dikerjakan pasien yang diputuskan sendiri oleh pasien.
f. Petugas Kesling melakukan Inspeksi sanitasi apabila ditemukan
ancaman, wabah, atau KIB di Lingkungan/ lingkungan penderita
dan pengambilan / pemeriksaan air, makanan dan limbah.
g. Petugas melakukan pencatatan hasil pelayanan klinik sanitasi yang
telah di lakukannya.
69
h. Petugas membuat lapran kegiatan sesuai dengan kebutuhan.
70
3.20. PROTAP PENATALAKSANAAN SYOK ANAFILAKTIK
I. TUJUAN :
Sebagai pedoman kerja bagi petugas Medis/Paramedis dalam
melakukan pelayanan penanganan syok anafilaktik di Puskesmas
Waru.
II. SASARAN :
Tenaga medis / Paramedis dalam melakukan pelayanan /
Penatalaksanaan Syok Anafilaktik di Ruang Pelayanan.
III. URAIAN UMUM :
Penatalaksanaan Syok Anafilaktik
- Penyuntikan adrenalin 0,3-0,5 ml IM bila pasien mengalami
reaksi / syok setelah penyuntikan (dengan tanda-tanda ; sesak,
pingsan, kelainan kulit)
IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN :
A. Penanganan Utama dan Segera
1. Hentikan pemberian obat / antigen penyebab
2. Baringkan penderita dengan posisi tungkai lebih tinggi dari
kepala.
3. Berikan Adrenalin 1:1000 (1 mg/ml)
- Segera secara IM pada otot deltoideus , dengan dosis 0,3 –
0,5 ml, (anak : 0,01 ml/kgbb), dapat diulang tiap lima menit.
- Pada tempat suntikan atau sengatan dapat diberikan 0,1 –
0,3 ml
- Pemberian adrenalin IV apabila terjadi tidak ada respon
pada pemberian ecara IM , atau terjadi kegagalan sirkulasi
dan syok, dengan dosis (dewasa : 0,5 ml adrenalin 1:1000
( 1 mg/ml) diencerkan dalam 10 ml larutan garam faali dan
diberikan selama 10 menit.
- Bebaskan jalan napas dan awasi vital sign (Tensi, Nadi,
Respirasi ) sampai syok teratasi.
71
- Pasang infus dengan larutan glukosa faali bila tekanan
darah systole kurang dari 100 mmHg.
- Pemberian oksigen 5-10 L/menit.
- Bila diperlukan rujuk pasien ke RSU terdekat dengan
pengawasan tenaga medis.
B. Penanganan Tambahan
1. Pemberian Antihistamin :
Difenhidramin injeksi 50 mg , dapat diberikan bila timbul
urtikaria.
2. Pemberian Kortikosteroid :
Hydrokortison inj 7-10 mg/kg BB , dilanjutkan 5 mg / kgBB setiap
6 jam atau deksametason 2-6mg/kgbb, untuk mencegah reaksi
berulang.
Antihistamindan kortikosteroid tidak untuk mengatasi syok
anafilaktik
3. Pemberian Aminofilin IV, 4-7 mg/kgbb selama 10-20 menit bila
terjadi tanda-tanda bronkospasme, dapat diikuti dengan infuse
0,6 mg/kgbb/jam, atau brokodilatator aerosol (terbutalin,
salbutamol).
C. Penanganan penunjang
1. Tenangkan penderita , istirahatdan hindarkan pemanasan
2. Pantau tanda-tanda vital secara ketat sedikitnya pada jam
pertama.
72
3.21. PROTAP PELAYANAN PEMERIKSAAN DAN PENGOBATAN PASIEN DI
RUANG PENGOBATAN
I. TUJUAN :
Sebagai pedoman kerja bagi petugas Medis/Paramedis dalam
melakukan pemeriksaan di Ruang Pengobatan Puskesmas Waru.
II. SASARAN :
Tenaga medis / Paramedis dalam melakukan pemeriksaan pasien di
Ruang Pengobatan.
III. URAIAN UMUM :
Anamnesa
Wawancara terhadap pasien atau keluarga nya mengenai :
- Keluhan utama
- Keluhan tambahan
- Riwayat penyakit terdahulu
- Riwayat penyakit keluarga
- Lamanya sakit
- Pengobatan yang sudah dilakukan
- Riwayat alergi obat
Pemeriksaan Fisik
- Inspeksi : Keadaan umum pasien
- Palpasi : Perabaan kemungkinan adanya benjolan,
konsistensi hepar/lien
- Perkusi : Untuk menentukan batas jantung,
keadaan paru, hepar, kemungkinan adanya
ascites.
- Auskultasi : untuk mengetahui keadaan
jantung, paru dan peristaltik usus.
Pelayanan Rujukan
73
Untuk pasien yang tidak mampu di tangani di Puskesmas diberikan
surat rujukan ke RSU dengan menggunakan blangko surat rujukan
yang tersedia sesuai jenis pasien, (pasien umum, ASKES, JPK-
MM)
IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN :
a. Pasien dari loket pendaftaran menuju Ruang Pengobatan untuk
menyerahkan kartu rawat jalan yang diterimanya di loket, kemudian
menunggu di ruang tunggu sesuai antrean.
b. Petugas di Ruang Pengobatan memanggil pasien untuk masuk ke
Ruang periksa sesuai nomor urut.
c. Petugas mencocokkan identitas pasien dengan kartu rawat jalan.
d. Petugas / dokter melakukan anamnesa terhadap pAsien sbb :
- Keluhan utama
- Keluhan tambahan
- Riwayat penyakit terdahulu
- Riwayat penyakit keluarga
- Lamanya sakit
- Pengobatan yang sudah dilakukan
- Riwayat alergi obat
e. Petugas / dokter melakukan pemeriksaan sbb :
- Inspeksi : Keadaan umum pasien
- Palpasi : Perabaan kemungkinan adanya benjolan,
konsistensi hepar/lien
- Perkusi : Untuk menentukan batas jantung,
keadaan
paru, hepar, kemungkinan adanya ascites.
- Auskultasi : untuk mengetahui keadaan jantung, paru
dan peristaltik usus.
f. Petuags / dokter melakukan rujukan pasien (bila ada indikasi) ke :
- Laboraturium
- Rung Pelayanan Gilut
- KIA
- KB
- RSU
74
g. Petugas / dokter melakukan rujukan pasien dengan menggunakan
blangko rujukan yang tersedia sesuai jenis pasien (Umum, ASKES,
JPK-MM)
h. Petugas / dokter mencatat hasil pemeriksaan pada kartu rawat
jalan.
75
BAB IV
PENGELOMPOKAN FUNGSI
76
4.2. Fungsi Pendukung ( supporting )
Sebagai fungsi pendukung (supporting) untuk menunjang fungsi pelayanan
dalam rangka efektifitas adalah sebagai berikut :
A. Upaya Kesehatan Penunjang
Upaya Kesehatan Penunjang, yang meliputi :
1. Upaya penunjang Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu
(SP2TP).
2. Upaya Sistem Informasi Puskesmas.
3. Upaya Pelayanan Farmasi termasuk Perbekalan Kesehatan.
4. Upaya Pelayanan Laboratorium Sederhana.
B. Upaya Pelayanan Administrasi
Upaya Pelayanan Administrasi, yang meliputi :
1. Administrasi Keuangan termasuk aset.
2. Administrasi Umum dan Kepegawaian.
3. Administrasi di bidang Perencanaan dan Monitoring Evaluasi
77
BAB V
PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
78
Pola rekrutmen Sumber Daya Manusia (SDM) yang berasal dari tenaga
Non-PNS berpedoman pada Daftar Kebutuhan Pegawai sesuai dengan
Satuan Kerja masing-masing yang diusulkan kepada Badan Kepegawaian
Daerah melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara yang
dimaksudkan untuk mengisi formasi yang kosong atau adanya perluasan
organisasi dan perubahan pada bidang-bidang yang sangat mendesak.
Akan tetapi sesuai dengan Surat Edaran Bupati Penajam Paser Utara
tentang Larangan Menerima Tenaga Honorer / Outsourcing (PTT/GTT) di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara tidak
dibenarkan untuk melakukan penerimaan tenaga Honorer/Outsourcing
(PTT/GTT), kecuali ada rekomendasi dari Pejabat Pembina
Kepegawaian. Kedepannya setelah ditetapkan sebagai PPK BLUD
terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penerimaan dan
penempatan pegawai pada BLUD yaitu:
1. Pejabat Pengelola dan Pegawai BLUD dapat berasal dari PNS dan
atau Non PNS yang profesional sesuai dengan kebutuhan.
2. Pengangkatan dan pemberhentian Pejabat Pengelola dan Pegawai
BLUD yang berasal dari PNS disesuaikan dengan ketentuan
peraturan dan perundangan yang berlaku.
3. Pejabat Pengelola dan Pegawai BLUD yang berasal dari Non PNS
dapat dipekerjakan secara tetap atau berdasarkan kontrak, yang
pengangkatan dan pemberhentian dilakukan berdasarkan pada
prinsip efisiensi, ekonomis dan produktif dalam peningkatan
pelayanan.
4. Pemimpin BLUD Puskesmas Waru merupakan Pejabat Kuasa
Pengguna Anggaran / Barang Milik Daerah
5. Pemimpin BLUD Puskesmas Waru yang berasal dari Non PNS,
Pejabat Keuangan BLUD wajib berasal dari PNS yang merupakan
Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran /Barang Milik Daerah.
1.2 Sistem Remunerasi
Remunerasi merupakan imbalan kerja yang dapat berupa gaji, tunjangan
tetap, honorarium, insentif, bonus atas prestasi, pesangon, dan atau
pensiun. Sistem Remunerasi saat ini (sebelum BLUD) di Puskesmas Waru
79
pada dasarnya merupakan penggabungan sebagian atau seluruhnya dari
sistem penggajian/pengupahan dan Jasa Pelayanan yang bersumber dari
Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
1. Gaji dan Upah
Gaji meliputi gaji pokok, dan tunjangan-tunjangan, untuk seluruh SDM
berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang ketentuan pelaksanaannya
berdasarkan:
(1) UU nomor 8 tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan UU nomor
43 tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian
(2) PP nomor 25 tahun 2010 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil.
Sedangkan upah yaitu untuk Tenaga Kontrak dan Pegawai Harian
Lepas, yang ketentuannya berdasarkan:
a. UU nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
b. Keputusan Gubernur Kamlimantan Timur tentang Upah Minimum
Propinsi (tiap tahun)
c. Peraturan Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara APBD (tiap
tahun)
d. DPA SKPD / RBA (tiap tahun)
e. Peraturan Bupati Penajam Paser Utara tentang Standar Satuan
Harga (SSH) (tiap tahun)
2. Jasa Pelayanan
Jasa Pelayanan merupakan kompensasi atas pelayanan kesehatan yang
telah dilakukan baik kepada pasien umum maupun peserta BPJS. Jasa
Pelayanan ini merupakan imbalan yang diberikan kepada pelaksana yang
secara langsung maupun tidak langsung melakukan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat.
1. Jasa Pelayanan yang bersumber dari Dana Kapitasi Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN). Jasa Pelayanan yang bersumber dari
Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) berpedoman
pada:
80
Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah
b. Permenkes Nomor 28 Tahun 2014 tentang Pedoman
Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional tanggal
c. Peraturan Bupati Penajam Paser Utara Nomor ..... Tahun .....
tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Tahun Anggaran..... tentang Alokasi Dana Kapitasi Jaminan
Kesehatan Nasional Pada Puskesmas di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun
Anggaran .......
d. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser
Utara Nomor…...Tahun …... tentang Pembagian Jasa
Pelayanan Kesehatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan
Nasional Pada Puskesmas di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun Anggaran Tahun .......
81
Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara Nomor…... Tahun….......
tentang Retribusi Jasa Pelayanan Umum.
Setelah ditetapkannya Puskesmas Waru sebagai PPK BLUD,
Sistem Remunerasi Puskesmas sesuai dengan Permendagri No.
79 Tahun 2018 tentang BLUD, Pejabat pengelola BLUD, Dewan
Pengawas, Sekretaris Dewan Pengawas dan Pegawai BLUD dapat
diberikan Remunerasi sesuai dengan tingkat tanggungjawab dan
tuntutan profesionalisme yang diperlukan yang ditetapkan oleh
dengan Peraturan Bupati Penajam Paser Utara
1.3 Jenjang Karir
Jenjang karir disesuaikan dengan peraturan kepegawaian yang ada yaitu
sesuai jenjang karir jabatan struktural atau jabatan fungsional.
1.4 Pembinaan Termasuk Reward System
Pembinaan dapat dilakukan oleh Kepala Puskesmas/Pemimpin BLUD dan
Pejabat yang berwenang (Dinas Kesehatan dan Badan Kepegawaian
Daerah), sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku termasuk
pemberian penghargaan ataupun sanksi (reward and punishment).
1.5 Pemutusan Hubungan Kerja
1. Sumber Daya Manuasia yang Berasal dari PNS
Pemutusan Hubungan Kerja bagi Pejabat Pengelola dan Pegawai BLUD
yang berstatus Pegawai Negeri Sipil adalah mengikuti Peraturan
Kepegawaian dan perundangan yang berlaku. Berdasarkan PP No. 53
Tahun 2010 tentang disiplin Pegawai Negeri Sipil, maka bila terdapat
pelanggaran disiplin atau indisipliner, Pegawai Negeri Sipil yang
bersangkutan akan dijatuhi hukuman disiplin sesuai dengan tingkat
hukuman disiplin yang terdiri dari hukuman disiplin ringan, sedang dan
berat.
2. Sumber Daya Manuasia yang Bukan Berasal dari PNS
Jika terdapat pelanggaran disiplin atau indisipliner untuk SDM yag
berasal dari Non PNS, maka tindakan atau sanksi yang diberikan sesuai
Kontrak Kerja yang disepakati oleh Pegawai dengan Pemerintah Daerah
Penajam Paser Uatara dimana rekomendasi diberikan oleh Puskesmas
Waru melalui Dinas Kesehatan
2. PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA SETELAH BLUD
82
Pengelolaan sumber daya manusia merupakan pengaturan dan kebijakan yang
jelas mengenai sumber daya manusia yang berorientasi pada pemenuhan
secara kuantitatif dan kualitatif/kompeten untuk mendukung pencapaian tujuan
organisasi secara efisien, efektif, dan produktif. terarah dan berkesinambungan
mengenai sumber daya manusia pada suatu organisasi dalam rangka memenuhi
kebutuhannya baik pada jumlah maupun kualitas yang paling menguntungkan
sehingga organisasi dapat mencapai tujuan secara efisien,efektif, dan ekonomis.
Organisasi modern menempatkan karyawan pada posisi terhormat yaitu sebagai
aset berharga (brainware) sehingga perlu dikelola sebagaimana mestinya baik
saat penerimaan, selama aktif bekerja maupun setelah purna tugas.Sumber daya
manusia BLUD Puskesmas terdiri atas Tenaga Kesehatan dan Tenaga non
Kesehatan yang berasal dari Pegawai ASN dan/atau Pegawai non ASN.
Perencanaan SDM Puskesmas merupakan proses sistematis yang
digunakan untuk memprediksi permintaan dan penyediaan SDM dimasa yang
akan datang. Secara sederhana analisis kebutuhan pegawai merupakan suatu
proses analisis yang logis dan teratur untuk mematuhi jumlah dan kualitas
pegawai yang diperlukan oleh Puskesmas. Tujuannya agar setiap pegawai pada
semua unit bisa mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan tugas dan
wewenang sesuai tanggung jawabnya. Pola pengelolaan Sumber daya manusia
di Puskesmas Waru dapat dilakukan dalam 10 tahapan sebagai berikut:
83
yang mempengaruhi pelayanan serta kenyamanan pasien dan
mengakibatkan beban kerja meningkat.
84
Tabel 1. Standar Ketenagaan Puskesmas
(permenkes 43 Tahun 2019)
Puskesmas
Puskesmas Puskesmas
kawasan Terpencil
Jenis Tenaga kawasan kawasan
dan Sangat
Perkotaan Pedesaan
Terpencil
Non Non Non
Rawat Rawat Rawat
Rawat Rawat Rawat
Inap Inap Inap
Inap Inap Inap
1. Dokter atau dokter
1 2 1 2 1 2
layanan primer
2. Dokter gigi 1 1 1 1 1 1
3. Perawat 5 8 5 8 5 8
4. Bidan 4 7 4 7 4 7
5. Tenaga kesehatan
2 2 1 1 1 1
masyarakat
6. Tenaga kesehatan
1 1 1 1 1 1
lingkungan
7. Ahli teknologi
1 1 1 1 1 1
laboratorium medik
8. Tenaga gizi 1 2 1 2 1 2
9. Tenaga Kefarmasian 1 2 1 1 1 1
10. Tenaga administrasi 3 3 2 2 2 2
11. Pekarya 2 2 1 1 1 1
Jumlah 22 31 19 27 19 27
85
Tabel 1. Posisi Eksisting SDM Puskesmas Waru
Rawat Inap
Jenis Tenaga
No Standar Tersedia Lebih/kurang
1
Dokter atau dokter layanan primer 1 2
2
Dokter gigi 1 1
3
Perawat 5 20
4
Bidan 4 16
5
Tenaga kesehatan masyarakat 2 -
6
Tenaga kesehatan lingkungan 1 2
7
Ahli teknologi laboratorium medik 1 1
8
Tenaga gizi 1 1
9
Tenaga Kefarmasian 1 4
10
Tenaga administrasi 3 1
11
Pekarya 2 1
Jumlah 22 49
Dari tabel di atas tampak bahwa kebutuhan akan SDM Puskesmas khususnya untuk
tenaga .... dan ..... masih kurang, sehingga perlu diupayakan untuk dipenuhi dengan
cara pengadaan pegawai baru. Sedangkan untuk jenis tenaga.......... telah
memenuhi standar Permenkes 75/2014 bahkan terjadi kelebihan tenaga, khususnya
untuk tenaga................. Berikutnya disajikan tabel tentang jenis ketenagaan di
Puskesmas Waru, yang meliputi PNS, Kontrak dan tenaga TKS.
T
N K
O JENIS KETENAGAAN PNS KONTRAK S
1Dokter Spesialis - - -
2Dokter Umum 2 - -
4Bidan D1 - - -
1
5Bidan D3 4 1 1
1
6Perawat DIII/ DIV/Skep 7 3 -
7Perawat Gigi 1 - -
1
0DIV/Sarjana Gizi - - 1
1
1DI/D3 Gizi 1 - -
1
2Sarjana Kesmas - - -
1
3Tenaga Sanitasi 2 - -
1
4Analis Lab 1 - -
87
1
5Non Kesehatan stuktural 1 - -
2
3SMA 1 2 -
2
4SMP - - -
Jumlah 45 6 2
1 S3 -
2 S2 -
3 S1/ Profesi 8
4 D IV 2
5 D III 38
6 D II -
7 DI -
8 SLTA 5
9 SLTP
10 SD 88
JUMLAH 53
89
Jumlah SDM berdasarkan jenjang kepangkatan termasuk fungsional
tahun 2021 sebagai berikut :
GOLONGA
NO JABATAN JUMLAH
N
2 Pembina IVA 1
3 Penata Tk I IIID 9
4 Penata IIIC 8
8 Pengatur IID 5
11 Juru IC -
12 Juru Muda IA -
13 Tenaga PTT --
14 Tenaga Honorer --
15 Ponkesdes
16 Magang
Jumlah 49
90
Dari daftar diatas yang memiliki jabatan fungsional sebanyak 49 orang
Jumlah SDM berdasarkan tugas dan fungsi tahun 2021 sebagai berikut
:
N JENIS JENIS PENDIDIKAN
JUMLAH KETERANGAN
O TUGAS/FUNGSI TENAGA
Kepala
Perawat DIII 1 -
1 Puskesmas
Unit Administrasi
2 Kepala Tata
Admin S1 1
Usaha
91
N JENIS JENIS PENDIDIKAN
JUMLAH KETERANGAN
O TUGAS/FUNGSI TENAGA
4 Perbendaharaan
(Penerimaan,
Sanitarian
Pengeluaran, S1
JKN, BOK) Admin
SMA
Perawat 5 Tugas rangkap
DIII
Perawat
DIII
Perawat
DIII
Dokter Tugas
SI 2
Umum Rangkap
9 Poliklinik Umum
DIII Tugas
Perawat 1
Rangkap
92
N JENIS JENIS PENDIDIKAN
JUMLAH KETERANGAN
O TUGAS/FUNGSI TENAGA
Perawat DIII
1
Gigi
DIV Tugas
Bidan 3
12 Poliklinik KIA/KB Rangkap
DIII Tugas
Perawat 8
UGD Rangkap
13 UGD Magang S1 1
Analis DIII
1
15 Laboratorium Kesehatan
SMA 0
DIII Tugas
Bidan 1
17 Imunisasi Rangkap
Dokter Tugas
S1
18 Perawatan Umum Rangkap
Perawat Tugas
S1
Magang Rangkap
Persalinan Tugas
Bidan DIII 2
19 Poned Rangkap
93
N JENIS JENIS PENDIDIKAN
JUMLAH KETERANGAN
O TUGAS/FUNGSI TENAGA
Puskesmas DIII
Bidan Tugas rangkap
29 Pembantu
Pondok DIII
Perawat Tugas rangkap
31 Kesehatan Desa
33
94
2. Seleksi Pegawai Non PNS
Pengadaan Pegawai Non PNS di Puskesmas Waru akan
dilaksanakan bardasarkan Formasi Kebutuhan Pegawai Non PNS
melalui proses seleksi. Pengadaan Tenaga Non PNS merupakan
sebuah proses kegiatan untuk mengisi formasi yang lowong menurut
kebutuhan Puskesmas. Formasi yang lowong disebabkan oleh 2 hal
yakni adanya penataan jabatan dan penambahan unit
kerja/seksi/bagian. Oleh karena itu pengadaan tenaga non PNS harus
didasarkan oleh keperluan baik dalam arti secara kuantitas maupun
secara kualitas. Dengan kata lain seorang tenaga non PNS baik
tenaga tetap maupun tenaga kontrak diangkat untuk menduduki
jabatan tertentu, maka dibutuhkan seorang yang mempunyai
kompetensi sesuai jabatan yang diemban. Untuk dapat diangkat
menjadi Non PNS, seorang harus memenuhi syarat baik umum
maupun khusus sebagaimana disyaratkan jabatan yang tersedia.
95
4) Berpendidikan sesuai formasi jabatan yang dibutuhkan
dibuktikan dengan fotokopi ijazah yang telah dilegalisasi
olehp ejabat yang berwenang;
5) Surat keterangan sehat dari dokter pemerintah;
6) Tidak sedang terikat kontrak kerja dengan pihak lain yang
dibuktikan dengan surat pernyataan bermeterai cukup yang
ditandatangani oleh pelamar;
7) Surat pernyataan memiliki integritas dan disiplin kerja dari
Pimpinan BLUD;
8) Tidak pernah dihukum penjara atau kurungan berdasarkan
keputusan pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan
hukum tetap, karena melakukan suatu tindak pidana
kejahatan yang dibuktikan dengan surat pernyataan
bermeterai cukup yang ditandatangani oleh pelamar;
9) Tidak pernah diberhentikan dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri atau tidak dengan hormat sebagai
Pegawai Negeri Sipil atau diberhentikan tidak dengan hormat
sebagai pegawai swasta yang dibuktikan dengan surat
pernyataan bermeterai cukup yang ditandatangani oleh
pelamar;
10) Tidak berkedudukan sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil atau
Pegawai Negeri Sipil yang dibuktikan dengan surat
pernyataan bermeterai cukup yang ditandatangani oleh
pelamar; dan
11) surat pernyataan tidak menuntut untuk diangkat menjadi
Aparatur Sipil Negara.
12) pengajuan surat lamaran dengan menyebutkan nama jabatan
yang dilamar yang ditujukan kepada Pimpinan BLUD dilampiri
persyaratan sebagaimana dimaksud pada huruf c;
13) Penelitian berkas lamaran oleh Pimpinan BLUD;
14) dalam hal berkas lamaran dinyatakan lengkap dan benar,
Pimpinan BLUD membuat Surat Pernyataan Tanggung
Jawab Mutlakdan melampirkan pada berkas lamaran;
96
15) pelaksanaan seleksi administrasi oleh Tim Pengadaan
Pegawai BLUD Non PNS;
16) pelaksanaan tes tertulis meliputi tes kompetensi dasar dan
tes kompetensi bidang;
17) penetapan dan pengumuman hasil kelulusan Pegawai BLUD
Non PNS oleh Kepala Dinas Kesehatan; dan
18) pengangkatan menjadi Pegawai Non PNS.
19) Pengangkatan Pegawai Tetap Non PNS dapat dilaksanakan
setelah Calon Pegawai Tetap Non PNS menjalani masa
percobaan paling sedikit 1 (satu) tahun serta memenuhi
persyaratan pengangkatan.
20) Persyaratan pengangkatan meliputi :
a) Penilaian prestasi kerja dan perilaku, paling rendah
bernilai baik; dan
b) Sehat jasmani dan rohani yang dinyatakan dalam surat
keterangan sehat yang dikeluarkan oleh dokter
penguji/tim penguji kesehatan yang telah ditetapkan oleh
Kepala Puskesmas
3. Kewajiban, hak dan larangan
Setiap pegawai NON PNS akan mempunyai tugas, kewajiban, hak dan
larangan yang harus dipatuhi oleh seorang pegawai sesuai aturan yang
berlaku. Setiap Pegawai Non PNS berkewajiban :
a. setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang
Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah;
b. menaati segala peraturan dan perundang-undangan yang berlaku
dan melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepadanya
dengan penuh pengabdian,kesadaran, dan tanggung jawab serta
menjaga suasana dan semangat kerja;
c. selalu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk
kelancaran pelaksanaan tugas;
d. menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku,
ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di
luar kedinasan;
97
e. menjaga dan menyimpan rahasia jabatan serta rahasia profesi, dan
hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan dan rahasia profesi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
f. mengutamakan kepentingan Puskesmas diatas kepentingan pribadi
atau pihak-pihak lain;
g. melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui
hal yang dapat dan/atau merugikan atau membahayakan
Puskesmas terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil;
h. menaati jam kerja dan melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya;
i. mencapai sasaran kerja yang ditetapkan;
j. menggunakan dan memelihara barang barang milik Puskesmas
dengan sebaik baiknya;
k. memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur
dan tidak diskriminatif; dan
l. bersikap netral dari pengaruh semua golongan dan partai politik.
Kemudian setiap Setiap Pegawai Non PNS berhak atas :
a. memperoleh Upah dan tambahan penghasilan lainnya yang sesuai
kemampuan keuangan Puskesmas yang diatur oleh Kepala
Puskesmas;
b. memperoleh cuti;
c. memperoleh biaya perjalanan dinas bagi yang mendapat perintah
melaksanakan tugas ke luar daerah
d. memperoleh jaminan sosial tenaga kerja dan jaminan kesehatan;
e. Pengembangan kompetensi.
f. Hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan lebih lanjut
oleh Kepala Puskesmas.
Dalam setiap menjalankan tugasnya di Puskesmas, Setiap Pegawai Tetap Non
PNS dilarang :
a. menyalahgunakan wewenang;
b. melakukan suatu tindakan/kegiatan/hal di luar kewenangannya
sebagaimana diatur dalam perjanjian kerja;
c. menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau
orang lain dengan menggunakan kewenangan orang lain;
98
d. memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau
meminjamkan barang-barang, baik bergerak atau tidak bergerak,
dokumen rekam medik atau surat berharga negara secara tidak sah;
e. melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat,
bawahan, atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan
kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan atau
pihak lain, yang secara langsung atau tidak langsung merugikan
negara;
f. menjanjikan kepada orang lain untuk diangkat dalam
jabatan/kedudukan di Puskesmas dan/atau diangkat sebagai
Pegawai Puskesmas;
g. menerima hadiah atau pemberian dalam bentuk apapun dari orang
lain yang berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaannya;
h. melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan
yang dapat menghalangi atau mempersulit terselenggaranya
pelayanan dan tugas kedinasan sehingga merugikan masyarakat
dan/atau Puskesmas;
i. duduk sebagai anggota atau pengurus partai politik;
j. memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden,
Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah, Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah
dengan cara :
ikut serta sebagai pelaksana/peserta kampanye;
mengerahkan pegawai lain dan/atau menggunakan fasilitas
yang terkait dengan jabatannya dan/atau fasilitas Puskesma
untuk kegiatan kampanye;
membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan
atau merugikan salah satu calon selama masa kampanye;
mengadakan kegiatan yang mengarahkan kepada keberpihakan
terhadap salah satu calon yang menjadi peserta pemilu
sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi
pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang
kepada pegawai dalam lingkungan unit kerjanya; dan
99
memberikan surat dukungan disertai foto kopi Kartu Tanda
Penduduk atau Surat Keterangan Tanda Penduduk.
4. Masa Kerja, Hari Kerja dan jam kerja Pegawai serta Jam Lembur
Masa kerja Pegawai Non PNS adalah sejak diangkat menjadi Calon
Pegawai sampai dengan umur 58 (lima puluh delapan) tahun. Untuk
masa kerja Pegawai Kontrak adalah 1 (satu) tahun atau sesuai
kebutuhan dan dapat diperpanjang kembali sesuai kebutuhan yang
dituangkan dalam Perjanjian Kerja. Untuk penentuan hari kerja dan
jam kerja pegawai diatur sebagai berikut:
a. Hari kerja Pegawai Tetap Non PNS adalah 37,5 jam untuk 6 hari
kerja dalam satu minggu.
b. Jam kerja dan hari libur bagi pegawai non shift mengikuti jam kerja
Pegawai Negeri Sipil.
c. Jam kerja dan hari libur bagi pegawai shift mengikuti jadwal yang
ditentukan.
d. Setiap Pegawai wajib hadir pada waktunya dan mengisi daftar
hadir melalui sarana yang disediakan Puskesmas.
e. Pegawai Tetap Non PNS yang melaksanakan kerja lembur atas
perintah Kepala Puskesmas dengan ketentuan sebagai berikut:
1) maksimal 3 (tiga) jam dalam satu hari kerja dihitung
2) sesudah waktu kerja, kecuali hal yang mendesak/darurat;
3) tidak berlaku bagi pegawai yang melaksanakan perjalanan
dinas; dan
4) kurang dari 1 (satu ) jam tidak dihitung sebagai kerja lembur.
5) Waktu kerja lembur dihitung berdasarkan catatan pada Surat
Perintah Kerja Lembur yang diisi dan disetujui oleh Kepala
Puskesmas sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
6) Pegawai Tetap Non PNS yang melaksanakan kerja lembur
berhak memperoleh upah lembur sesuai besaran yang telah
ditetapkan Kepala Puskesmas.
7) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan kerja lembur
diatur oleh Kepala Puskesmas.
100
5. Penghasilan Pegawai Non PNS
Setiap pegawai non PNS berhap memperoleh Penghasilan. Penghasilan
yang diterima merupakan imbalan atas kontribusi baikberupa tenaga
dan pikiran yang diberikan dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat. Komponen penghasilan Pegawai Tetap Non PNS terdiri
dari:
a. gaji pokok;
b. tunjangan tetap; dan
c. tunjangan tidak tetap.
Penghasilan sebagaimana dimaksud di atas, akan diatur oleh Kepala
Puskesmas sesuai dengan kemampuan keuangan Puskesmas dan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan
untuk Penghasilan Pegawai Kontrak diatur dan ditetapkan dalam
Kontrak Perjanjian Kerja. Kontrak Perjanjian kerja terdiri dari antara lain:
101
perwujudan kinerja, disiplin, mandiri, produktif, inovatif dan bertata nilai.
Pengembangan sumber daya manusia dapat dilakukan melalui kegiatan:
a. pendidikan; dan/atau
b. pelatihan.
c. mutasi (promosi dan rotasi)
Pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan dan/atau
pelatihan dapat berupa tugas belajar atau izin belajar. Pegawai Tetap
Non PNS pada Puskesmas yang telah menyelesaikan tugas belajar dan
tidak melaksanakan tugas dan/atau memutuskan hubungan kerja wajib
mengembalikan 10 (sepuluh) kali dari biaya pendidikan yang telah
diterimanya kepada Puskesmas yang membiayainya.
7. Penilaian kinerja
Secara periodik akan dilakukan proses penilaian kinerja pegawai
Puskesmas. Penilaian kinerja Pegawai Tetap Non PNS pada
Puskesmas dilaksanakan secara:
a. objektif;
b. terukur;
c. akuntabel;
d. partisipatif; dan
e. transparan.
Penilaian kinerja akan didasarkan pada sasaran kerja pegawai dan
perilaku kerja. Penilaian sasaran kerja pegawai dapat meliputi:
102
Jenis pelanggaran disiplin terhadap peraturan dan tata tertib
Puskesmas, terdiri dari:
9. Pemberhentian (PHK)
Pegawai Non PNS dapat diberhentikan karena berbagai sebab. Berikut
dijelaskan sebab-sebab seorang pegawai dapat diberhentikan dari tugas
dan jabatan yang selama ini dilakukan. Pegawai Non PNS diberhentikan
dengan hormat, karena:
103
Kepegawaian Daerah. Bagi pegawai kontrak dan pegawai Non PNS
dapat diberhentikan dengan tidak hormat jika melakukan tindakan-
tindakan sebagai berikut:
104
BAB VI
PENGELOLAAN KEUANGAN
Pengelolaan Keuangan memuat Kebijakan Mengenai Tarif Berdasarkan Unit Cost
dan Subsidi, serta Pelaksanaan, Penatausahaan dan Pelaporan Keuangan.
6.1. Kebijakan Tarif Berdasarkan Unit Cost
Kebijakan tarif di Puskesmas Waru memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
105
c. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
d. Peraturan Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara Nomor 12 Tahun
2009 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah
e. Peraturan Bupati Penajam Paser Utara Nomor 39 Tahun 2009
tentang Sistem Dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah
f. Peraturan Bupati Penajam Paser Utara Nomor 23 tahun 2019 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Bupati Nomor 3 Tahun 2015
tentang Kebijakan Akuntansi Kabupaten Penajam Paser Utara
2. Pengelolaan Keuangan Dana yang berasal dari Alokasi APBN
berpedoman pada :
a. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 59 tahun 2006 tentang Sistem
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat
3. Pelaporan Keuangan BLUD berpedoman pada Pernyataan Standar
Akuntansi Pemerintah/PSAP nomor 13 tahun 2015 tentang Pedoman
Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum.
6.3. Struktur Anggaran BLUD Puskesmas
Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BLUD
adalah sistem yang diterapkan oleh unit pelaksana teknis dinas/badan daerah
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang mempunyai
fleksibilitas dalam pola pengelolaan keuangan sebagai pengecualian dari
ketentuan pengelolaan daerah pada umumnya
Praktek Bisnis Yang Sehat adalah penyelenggaraan fungsi organisasi
berdasarkan kaidah-kaidah manajemen yang baik dalam rangka pemberian
layanan yang bermutu, berkesinambungan dan berdaya saing. Fleksibilitas
adalah keleluasaan dalam pola pengelolaan keuangan dengan menerapkan
praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat
tanpa mencari keuntungan dalam rangka memajukan kesejahteraan umum
dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
BLUD bertujuan untuk memberikan layanan umum secara lebih efektif,
efisien, ekonomis, transparan dan bertanggungjawab dengan memperhatikan
asas keadilan, kepatutan dan manfaat sejalan dengan Praktek Bisnis Yang
106
Sehat, untuk membantu pencapaian tujuan pemerintah daerah yang
pengelolaannya dilakukan berdasarkan kewenangan yang didelegasikan oleh
kepala daerah
Struktur anggaran BLUD, terdiri atas:
1. Pendapatan BLUD;
2. Belanja BLUD; dan
3. Pembiayaan BLUD.
Pendapatan BLUD bersumber dari:
1. Jasa layanan;
2. Hibah;
3. Hasil kerjasama dengan pihak lain;
4. APBD; dan
5. Lain-lain pendapatan BLUD yang sah.
Pendapatan BLUD yang bersumber dari jasa layanan berupa imbalan
yang diperoleh dari jasa layanan yang diberikan kepada masyarakat.
Pendapatan BLUD yang bersumber dari hibah dapat berupa hibah terikat dan
hibah tidak terikat yang diperoleh dari masyarakat atau badan lain.
Pendapatan BLUD yang bersumber dari hibah terikat digunakan sesuai
dengan tujuan pemberian hibah, sesuai dengan peruntukannya yang selaras
dengan tujuan BLUD sebagaimana tercantum dalam naskah perjanjian hibah.
Hasil kerjasama dengan pihak lain dapat berupa hasil yang diperoleh dari
kerjasama BLUD. Pendapatan BLUD yang bersumber dari APBD berupa
pendapatan yang berasal dari DPA APBD. Lain-lain pendapatan BLUD yang
sah, meliputi:
1. Jasa giro;
2. Pendapatan bunga;
3. Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing;
4. Komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan
dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh BLUD;
5. Investasi
6. Pengembangan usaha
f. Belanja BLUD
Belanja BLUD puskesmas terdiri dari:
1. Belanja Operasi
Belanja operasi mencakup seluruh belanja untuk menjalankan tugas
dan fungsi meliputi:
a. Belanja pegawai;
b. Belanja barang dan jasa;.
c. Belanja Modal
Belanja modal mencakup seluruh belanja untuk perolehan aset
108
tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari 12 bulan
untuk digunakan dalam kegiatan puskesmas.
g. Pembiayaan BLUD
Pembiayaan BLUD puskesmas adalah semua penerimaan yang perlu
dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik
pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun anggaran
berikutnya.
Jenis pembiayaan meliputi:
1. Penerimaan pembiayaan
Penerimaan pembiayaan puskesmas meliputi:
a. Sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya
b. Divestasi
c. Penerimaan utang/pinjaman
2. Pengeluaran pembiayaan
Pengeluaran pembiayaan meliputi:
a. Investasi;
b. Pembauaran pokok utang/pinjaman.
109
juga harus memperhitungkan jumlah kas yang tersedia, proyeksi pendapatan,
dan proyeksi pengeluaran.
DPA yang telah disahkan beserta RBA menjadi lampiran perjanjian
kinerja (contractual performance agreement) antara Kepala Daerah dengan
Pemimpin BLUD. Kepala Daerah bertanggungjawab atas kebijakan layanan
dan pemimpin BLUD bertanggungjawab untuk menyajikan hasil layanan.
Perjanjian kinerja antara lain memuat kesanggupan pemimpin BLUD untuk
meningkatkan kinerja pelayanan bagi masyarakat, kinerja keuangan, dan
manfaat bagi masyarakat.
Dalam pelaksanaan anggaran, pemimpin BLUD menyusun laporan
pendapatan, belanja, dan pembiayaan secara berkala kepada PPKD.
Laporan tersebut disertai dengan lampiran surat pernyataan tanggungjawab
yang ditandatangani oleh pemimpin BLUD. Berdasarkan laporan beserta
lampiran dari pemimpin BLUD tersebut, SKPD akan menerbitkan Surat
Permintaan Pengesahan Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan yang akan
disahkan oleh PPKD dengan menerbitkan Surat Pengesahan Pendapatan,
Belanja, dan Pembiayaan.
Pemimpin BLUD membuka rekening kas BLUD sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan untuk pengelolaan kas BLUD. Rekening kas BLUD ini
akan digunakan untuk menampung penerimaan dan pengeluaran kas yang
dananya bersumber dari pendapatan BLUD dimana penerimaan BLUD
dilaporkan setiap hari kepada pemimpin BLUD melalui pejabat keuangan.
BLUD menyelenggarakan beberapa hal untuk mengelola kas BLUD, antara
lain :
1. perencanaan penerimaan dan pengeluaran kas;
2. pemungutan pendapatan atau tagihan;
3. penyimpanan kas dan mengelola rekening BLUD;
4. pembayaran;
5. perolehan sumber dana untuk menutup defisit jangka pendek; dan
6. pemanfaatan surplus kas untuk memperoleh pendapatan tambahan.
BLUD dalam pelaksanaan anggarannya harus melakukan penatausahaan
keuangan paling sedikit memuat pendapatan dan belanja; penerimaan dan
pengeluaran; utang dan piutang; persediaan, aset tetap dan investasi; dan
ekuitas. Ketentuan mengenai pelaksanaan anggaran BLUD tersebut diatur
110
dengan Peraturan Kepala Daerah.
6.5. Pengelolaan Belanja dan Barang
1. Pengelolaan Belanja
Penglolaan belanja BLUD diberikan fleksibilitas dengan
mempertimbangnkan volume kegiatan pelayanan. Fleksibilitas yang
dimaksud adalah belanja yang disesuaikan dengan perubahan
pendapatan dalam amabang batas RBA dan DPA yang telah ditetapkan
secara definitif. Fleksibilitas dilaksanakan terhadap belanja BLUD yang
bersumber dari pendapatan BLUD yang meliputi: jasa layanan, hibah,
hasil kerjasama, dan pendapatan lain yang sah serta hibah tidak terikat.
111
fleksibilitas berupa pembebasan sebagian atau seluruhnya dari
peraturan perundang-undangan mengenai pengadaan barang/jasa
pemerintah.
c. Ketentuan lebih lanjut mengenai pengadaan barang dan/jasa diatur
dengan Peraturan Kepala Daerah setempat.
d. Pengadan barang dan/jasa yang dananya berasal dari hibah terikat
dilakukan sesuai degnan kebijakan pengadaan dari epmberi hibah atau
Peraturan Kepala Daerah sepnajang disetujui oleh Pemerintah Daerah.
Pelaksanaan pengadaan barang dan/jasa dengan ketentuan:
112
2. Belanja BLUD yang sumber dananya berasal dari pendapatan BLUD (jasa
layanan, hibah, hasil kerjasama dan pendapatan lain yang sah) dan Sisa
Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) BLUD dikonsolidasikan ke dalam
RKA BLUD pada akun belanja daerah yang selanjutnya dirinci dalam satu
program, satu kegiatan, satu output dan jenis belanja. Belanja BLUD
tersebut dialokasikan dialokasikan untuk membiayai program peningkatan
pelayanan serta kegiatan pelayanan dan pendukung pelayanan.
3. Pembiayaan BLUD dikonsolidasikan ke dalam RKA BLUD yang
selanjutnya dikonsolidasikan pada akun pembiayaan pada Satuan Kerja
Pengelolaan Keuangan Daerah selaku Bendahara Umum Daerah.
4. BLUD dapat melakukan pergeseran rincian belanja sepanjang tidak
melebihi pagu anggaran dalam jenis belanja pada DPA untuk selanjutnya
disampaikan kepada PPKD.
5. Rincian belanja dicantumkan dalam RBA.
Ketentuan konsolidasi RBA dalam RKA sebagai berikut:
1. RBA dikonsolidasikan dan merupakan kesatuan dari RKA BLUD.
2. RKA beserta RBA disampaikan kepada PPKD sebagai bahan penyusunan
rancangan peraturan daerah tentang APBD.
3. PPKD menyampaikan RKA beserta RBA kepada tim anggaran pemerintah
daerah untuk dilakukan penelaahan.
4. Hasil penelaahan antara lain digunakan sebagai dasar pertimbangan
alokasi dana APBD untuk BLUD.
5. Tim anggaran menyampaikan kembali RKA beserta RBA yang telah
dilakukan penelaahan kepada PPKD untuk dicantumkan dalam rancangan
peraturan daerah tentang APBD yang selanjutnya ditetapkan menjadi
Peraturan Daerah tentang APBD.
6. Tahapan dan jadwal proses penyusunan dan penetapan RBA mengikuti
tahapan dan jadwal proses penyusunan dan penetapan APBD dan diatur
lebih lanjut dalam Peraturan Kepala Daerah.
113
tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah
terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus
anggaran. Pembiayaan untuk menutup defisit anggaran sering disebut
sebagai penerimaan pembiayaan. Sebaliknya, pembiayaan yang dilakukan
untuk memanfaatkan surplus disebut dengan pengeluaran pembiayaan.
Pengetian tentang SILPA adalah sebagai berikut:
114
antara lain dapat bersumber dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun
anggaran sebelumnya dan penerimaan pinjaman. Pembiayaan (financing)
adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik penerimaan maupun
pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima kembali, yang dalam
penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit dan
atau memanfaatkan surplus anggaran. Menurut Permendagri 79 tahun 2018
Pasal 56, Pembiayaan BLUD terdiri dari :
1. Penerimaan Pembiayaan
Penerimaan Pembiayaan adalah semua penerimaan kas/bank yang
berasal dari :
a. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) tahun sebelumnya
Misalnya dalam RBA BLUD terdapat defisit anggaran sebesar Rp 1
Miliar, maka defisit ditutup dengan penerimaan pembiayaan berupa
SILPA sebesar Rp 1 Miliar pula, maka tidak akan ada defisit
anggaran. SILPA digunakan dan dianggarkan pada saat penyusunan
RBA Perubahan.
b. Divestasi
Divestasi adalah pengurangan beberapa jenis aset dalam bentuk
keuangan atau barang, dapat berupa penjualan aset tetap atau
penghapusan aset tetap.
c. Penerimaan Utang / Pinjaman
Utang / Pinjaman Bank digunakan untuk membiayai Belanja Operasi
dan Belanja Modal BLUD.
1. Pengeluaran Pembiayaan
Pengeluaran Pembiayaan meliputi
a. Investasi
Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang
berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut
berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu
harapan mendapatkan keuntungan pada masa depan. Terkadang,
investasi disebut juga sebagai penanaman modal. Investasi bisa
115
berupa pembelian aset tetap dan deposito atau investasi berupa
saham / obligasi.
b. Pembayaran pokok utang / pinjaman
Pengeluaran kas/bank guna membayar pokok utang / pinjaman yang
telah diterima BLUD yang pembayarannya dengan cara angsuran.
Pembayaran pokok utang /pinjaman harus dianggarkan dalam RBA
pada saat terjadi penerimaan pembiayaan berupa utang / pinjaman.
2. Pengakuan Pembiayaan BLUD
a. Penerimaan pembiayaan pada BLUD diakui pada saat kas yang
diterima BLUD disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi
perbendaharaan umum.
b. Pengeluaran pembiayaan pada BLUD diakui pada saat pengeluaran
pembiayaan disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi
perbendaharaan umum.
c. Penambahan pokok investasi yang berasal dari pendapatan BLUD
diakui sebagai pengeluaran pembiayaan.
d. Selisih lebih / kurang antara penerimaan dan pengeluaran
pembiayaan selama satu periode pelaporan dicatat dalam
Pembiayaan Neto.
e. Selisih lebih / kurang antara realisasi pendapatan-LRA dan Belanja,
serta penerimaan dan pengeluaran pembiayaan selama satu periode
pelaporan dicatat dalam pos SiLPA/SiKPA.
116
dari berbagai aspek seperti efisiensi, efektivitas, ekonomis, dan saling
menguntungkan.
1. Persiapan
2. Penawaran
3. Penyiapan kesepakatan
4. Penandatanganan kesepakatan
5. Penyiapan perjanjian
6. Penandatanganan perjanjian
7. Pelaksanaan
Persiapan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
117
1. Obyek yang dikerjasamakan
2. Manfaat dari kerjasama
3. Bentuk kerjasama
4. Tahun anggaran kerjasama dimulai
5. Jangka waktu pelaksanaan kerjasama
Dalam tahapan persiapan kesepakatan,hendaknya dimuat beberapa hal
antara lain
1. Subjek kerjasama
2. Objek kerjasama
3. Ruang lingkup kerjasama
4. Hak dan kewajiban
5. Jangka waktu kerjasama
6. Keadaan memaksa
7. Penyelesaian perselisihan
8. Pengakhiran kerjasama
118
adalah sama. Pada SAP sendiri pemerintahan wajib menyusun laporan
keuangan yang terdiri dari laporan pelaksanaan anggaran (budgetary reports),
laporan finansial, dan CaLK. Laporan pelaksanaan anggaran terdiri dari LRA
dan Laporan Perubahan SAL. Laporan finansial terdiri dari Neraca, LO, LPE,
dan LAK.
3. Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan
mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu. Unsur yang
dicakup oleh neraca terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas.
119
Laporan Arus Kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas
operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris yang menggambarkan saldo
awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintah
pusat/daerah selama periode tertentu. Unsur yang dicakup dalam Laporan
Arus Kas terdiri dari penerimaan dan pengeluaran kas.
120
BAB VII
KEBIJAKAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN LIMBAH
1. Limbah Domestik
Pengelolaan limbah domestik dilakukan secara mandiri dilakukan oleh
pihak Puskesmas Waru setiap hari ke kontainer tempat pembuangan
sementara yang berada di lingkungan sekitar Puskesmas Waru
2. Limbah Medis
Pengelolaan limbah medis bekerja sama dengan pihak Ketiga yaitu PT.
Sinar Bintang Albar dan PT. Semesta Langgeng Sentosa. Pihak ketiga
merupakan suatu perusahaan jasa yang memiliki ijin pengangkutan dan
pengelolaan limbah berbahaya dan beracun yang dikeluarkan oleh
instansi terkait. Limbah berbahaya dan beracun (LB3) yang dihasilkan
Puskesmas Waru diangkut oleh pihak ketiga untuk dikelola dan
dimusnahkan sesuai dengan ketentuan lingkungan hidup.
121
7.2. Penampungan Limbah Sementara
Penampungan limbah sementara wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut
:
122
6. Limbah medis akan dikirim ke fasilitas pengolahan limbah pihak kedua
minimal sebulan sekali atau menurut sifat dan kuantitas limbah masing-
masing Alur Penanganan Limbah di setiap Ruang digambarkan pada
bagan di bawah ini.
BAB VIII
PENUTUP
Tata kelola atau peraturan internal merupakan pedoman bagi Puskesmas Waru
untuk menjalankan prinsip good governance dalam pengelolaan Puskesmas.
Tujuan Puskesmas akan bisa dicapai jika semua pegawai berpedoman kepada
tata kelola yang ada sebagai pedoman didalam bekerja.
Dengan terbitnya dokumen tata kelola ini, maka diharapkan Puskesmas Waru
siap bertransformasi kepada PPK BLUD, dan diharapkan dapat meningkatkan
tanggung jawab seluruh jajaran Puskesmas dalam menyajikan layanan
kesehatan yang berkualitas kepada seluruh lapisan masyarakat.
Untuk dapat terlaksananya tujuan dari Pola Tata Kelola ini perlu
mendapat dukungan (komitmen) dan partisipasi seluruh karyawan Puskesmas
Waru serta perhatian dan dukungan Pemerintah Daerah Kabupaten Penajam
Paser Utara baik bersifat materiil, administratif maupun politis. Apabila dalam
kurun waktu pelaksanaannya, terjadi perubahan terhadap peraturan perundang-
undangan yang terkait dengan Pola Tata Kelola maka akan dilakukan revisi
sesuai dengan peraturan yang baru.
123
KEPALA Puskesmas Waru