Anda di halaman 1dari 123

BAB.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Badan Layanan Umum Daerah atau disingkat BLUD adalah Satuan


Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau Unit Kerja pada Satuan Kerja
Perangkat Daerah di lingkungan pemerintah daerah di Indonesia yang
dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa
penyediaan barang/jasa yang dijual tanpa mengutamakan
mencari keuntungan, dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada
prinsip efisiensi dan produktivitas.

BLUD merupakan bagian dari perangkat pemerintah daerah, dengan


status hukum tidak terpisah dari pemerintah daerah. Berbeda dengan SKPD /
Unit Kerja pada umumnya, pola pengelolaan keuangan BLUD memberikan
fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktik-praktik bisnis yang
sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, seperti
pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan daerah pada umumnya.

Dengan ditetapkannya Puskesmas menjadi BLUD diharapkan dapat


meningkatkan tanggung jawab seluruh jajaran Puskesmas dalam menyajikan
layanan kesehatan yang lebih berkualitas kepada masyarakat. Sementara itu,
menteri/pimpinan lembaga induk bertanggung jawab atas kebijakan layanan
yang hendak dihasilkan. Perubahan ini penting dalam rangka proses
pembelajaran yang lebih rasional untuk memberdayakan sumber daya yang
dimiliki, mengingat tingkat kebutuhan dana yang semakin tinggi sementara
sumber dana yang tersedia sangat terbatas.

Dengan demikian, UPT. Puskesmas dapat menerapkan pola


pengelolaan keuangan yang fleksibel dengan berfokus kepada produktifitas,
efesiensi dan efektifitas sebagai bagian dalam pembaharuan manajemen
keuangan publik maupun dalam peningkatan standar pelayanan pemerintah
kepada masyarakat. Untuk dapat menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD), ada tiga persyaratan yang
harus dipenuhi yaitu persyaratan substantif, teknis dan administratif.

1
Sebagai tahap awal menuju PPK-BLUD, salah satu persyaratan
administratif yang harus dimiliki oleh UPT. Puskesmas yaitu adanya Pola Tata
Kelola. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018
tentang Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), Pola Tata Kelola merupakan
Peraturan Internal Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau Unit Kerja
yang akan menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan (PPK) BLUD. Dokumen
tata kelola puskesmas ini disusun untuk maksud tersebut di atas dan
disesuaikan dengan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri tahun 2019 Nomor
445/9874/SJ tentang Modul Penyusunan Dokumen Administratif Penerapan
Badan Layanan Umum Daerah Puskesmas.

1.2 Tujuan
Pola Tata Kelola merupakan peraturan internal SKPD atau Unit Kerja
yang akan menerapkan PPK-BLUD dengan tujuan:
1. Memberikan gambaran posisi jabatan, pembagian tugas, tanggung
jawab, dan wewenang dalam organisasi;
2. Memberikan gambaran hubungan dan mekanisme kerja antar posisi
jabatan dan fungsi dalam organisasi;
3. Memberikan gambaran pembagian yang jelas dan rasional antara
fungsi pelayanan dan fungsi pendukung pelayanan yang sesuai
dengan prinsip pengendalian intern dalam rangka efektivitas
pencapaian organisasi;
4. Memberikan pengaturan dan kebijakan yang jelas mengenai sumber
daya manusia yang berorientasi pada pemenuhan secara kuantitatif
dan kualitatif/kompeten untuk mendukung tujuan organisasi secara
efisien, efektif dan produktif.

1.3 Prinsip-prinsip Tata Kelola

Prinsip-prinsip Tata Kelola BLUD sebagaimana disebutkan dalam


pasal 31 ayat (2) dan pasal 33 Permendagri Nomor 79 Tahun 2018 tentang
Badan Layanan Umum Daerah, tata kelola BLUD harus memperhatikan
prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Transparansi
Merupakan azas keterbukaan yang dibangun atas dasar kebebasan

2
arus informasi agar informasi secara langsung dapat diterima bagi yang
membutuhkan.
2. Akuntabilitas
Merupakan kejelasan fungsi, struktur, sistem yang dipercayakan pada
BLUD agar pengelolaannya dapat dipertanggungjawabkan.
3. Responsibilitas;
Merupakan kesesuaian atau kepatuhan dalam pengelolaan organisasi
terhadap prinsip bisnis yang sehat serta perundang-undangan.
4. Independensi;
Merupakan kemandirian pengelolaan organisasi secara profesional
tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak
manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan
prinsip bisnis yang sehat.

1.4 Dasar Hukum


1. Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
2. Undang – Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara.
3. Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional.
4. Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
5. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Sistem Akuntansi
Pemerintah.
8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah.
9. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal.
10. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggarakan Pemerintah Daerah.

3
11. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara.
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan
Layanan Umum Daerah.
13. Peraturan mentri Kesehatan nomor 43 tahun 2019 tenatang Pusat
Kesehatan Masyarakat.
14. Peraturan Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara Nomor 3 Tahun
2016 tentang Pembentukan Perangkat Daerah
15. Peraturan Bupati Kabupaten Penajam Paser Utara nomor 45 tahun
2008 tentang Pembentukan UPT. Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas) pada Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara
16. Peraturan Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara Nomor 29 Tahun
2017 tentang Susunan organisasi, tata kerja, tugas pokok dan fungsi
dinas kesehatan kabupaten penajam paser utara
17.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penulisan dokumen Pola Tata Kelola Puskesmas Waru ini
terdiri dari 8 (Delapan) Bab yaitu :

Bab I Pendahuluan, yang memuat Latar Belakang, Tujuan, Prinsip-


prinsip Tata Kelola, Dasar Hukum dan Sistematika Penulisan.

Bab II Struktur Organisasi dan Uraian Tugas, yang memuat Gambaran


Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Jabatan di Puskesmas

Bab III Prosedur Kerja, yang memuat mekanisme atau urutan kerja yang
dilakukan di Puskesmas

Bab IV Pengelompokan Fungsi Yang Logis, yang memuat


Pengelompokan antara Fungsi Pelayanan dan Fungsi Pendukung
Pelayanan di Puskesmas

Bab V Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM), yang memuat


Penerimaan dan Penempatan Pegawai, Sistem Remunerasi,
Jenjang Karier, Pembinaan termasuk Sistem Reward dan

4
Punishment serta Pemutusan Hubungan Kerja.

Bab VI Pengelolaan Keuangan , yang memuat Kebijakan Mengenai Tarif


Berdasarkan Unit Cost dan Subsidi, serta Pelaksanaan,
Penatausahaan dan Pelaporan Keuangan.

Bab VII Kebijakan Pengelolaan Lingkungan dan Limbah, yang memuat


Tata Kelola Limbah Non Medis dan Tata Kelola Limbah Medis.

Bab VIII Penutup

5
BAB II
KELEMBAGAAN PUSKESMAS

Sesuai dengan Peraturan Bupati Kabupaten Penajam Paser Utara Nomor 03


Tahun 2011 tentang Organisasi dan tata kerja Unit Pelaksana Teknis Pusat
Kesehatan masyarakat pada dinas Kesehatan kabupaten penajam paser utara,
bahwa UPT. Puskesmas mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas teknis Dinas
di bidang pengelolaan puskesmas sesuai dengan wilayah dan lingkup tugasnya.
Struktur organisasi dari UPT. Puskesmas terdiri dari Kepala UPT., Kepala
Subbagian Tata Usaha dan Kelompok Jabatan Fungsional. Struktur organisasi
merupakan bagian yang sangat menentukan pencapaian tujuan organisasi secara
efisien, efektif dan produktif. Guna memenuhi syarat tata kelola organisasi
Puskesmas menuju Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah
(PPK BLUD). Maka Struktur organisasi menjadi Kepala UPT. Puskesmas, Kepala
Tata Usaha, dan empat Koordinator sebagaimana tercantum pada bagan dibawah.

2.1. Kedudukan, Prinsip Penyelenggaraan, Tugas, Fungsi Dan Wewenang


Puskesmas
A. Kedudukan Puskesmas
Puskesmas Waru berkedudukan di bawah Dinas Kesehatan Kabupaten
Penajam Paser Utara yang merupakan unsur pendukung teknis dan
pelayanan umum di bidang kesehatan.Puskesmas Waru sesuai letak
geografisnya terletak di kecamatan Waru. Berikut disajikan peta
kecamatan Waru serta statistik geografisnya.
UPT. Puskesmas Waru adalah Salah satu Puskesmas wilayah Kabupaten
Penajam Paser Utara dan termasuk bagian dari propinsi Kalimantan
Timur. Kecamatan Waru merupakan daerah pesisir pantai dan dataran
rendah serta pegunungan atau dataran tinggi yang terletak pada kordinat
116’27’01,62 BT dan 01’23’22’7, LS Dengan luas wilayah 553,88
Km2.dengan batas-batas wilayah kerja yaitu :
Batas Wilayah Kecamatan Waru :

Sebelah Utara : Kecamatan Penajam


Sebelah Barat : Desa Labangka Kecamatan Babulu
Sebelah Selatan : Selat Makasar

6
Sebelah Timur : Kelurahan Petung Kecamatan Penajam.

Luas Wilayah Kecamatan Waru dengan perincian :

Luas Pemukiman : 11.227 Ha


Luas Persawahan / Pertanian : 9.576 Ha
Luas Hutan dan Lain lain : 199 Ha
Topografi :

Kelurahan : 1 Kelurahan
Desa : 3 Desa
RT : 51 RT
Puskesmas Waru sendiri di bantu oleh beberapa Puskesmas Pembantu
yang ditempatkan di Kelurahan dan Desa sebagai berikut:

1. Puskesmas Pembantu
Desa Sesulu
2. Puskesmas Pembantu
Desa Api-api
3. Puskesmas Pembantu
Desa Bangun Mulya
4. Puskesmas Pembantu
Mata Air
5. Puskesmas Pembantu
Gunung Batu

Berdasarkan data yang di berikan oleh Dinas Kesehatan yang bersumber


dari Dinas kependudukan dan Pencatatan Sipil, Kabupaten Penajam
Paser Utara tahun 2021 jumlah penduduk wilayah kerja UPT. Puskesmas
Waru sebesar 18.629 jiwa dengan Laki-laki 9.268 jiwa dan Wanita 9.361
Jiwa. Luas wilayah 553,88 Km², maka rata-rata kepadatan penduduk di
wilayah kerja UPT. Puskesmas Waru adalah sebesar 29,73 jiwa/km².
B. Prinsip Penyelenggaraan Puskesmas

Prinsip penyelenggaraan Puskesmas meliputi 6 topik sebagai berikut:

7
1. paradigma sehat;
2. pertanggungjawaban wilayah;
3. kemandirian masyarakat;
4. pemerataan;
5. mengikuti perkembangan teknologi kesehatan; dan
6. keterpaduan dan kesinambungan.

Berdasarkan prinsip paradigma sehat, UPT. Puskesmas Waru selalu


mendorong seluruh pemangku kepentingan di wilayah kerja Puskesmas
Waru yaitu wilayah Kecamatan Waru untuk berkomitmen dalam upaya
mencegah dan mengurangi resiko sakit yang dihadapi individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat. Kemudian berdasarkan prinsip
pertanggungjawaban wilayah UPT. Puskesmas Waru melakukan berbagai
kegiatan untuk menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap
pembangunan kesehatan di wilayah Kecamatan Waru.

Kemudian berdasarkan prinsip kemandirian masyarakat, UPT.


Puskesmas Waru selalu mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas yang
meliputi 4 Kelurahan/ desa dalam Kecamatan Waru. Sedangkan
berdasarkan prinsip pemerataan, UPT. Puskesmas Waru telah
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang dapat diakses dan
terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah Kecamatan Waru secara
adil, tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya dan
kepercayaan. Berikutnya adalah berdasarkan prinsip mengikuti
perkembangan teknologi kesehatan UPT. Puskesmas Waru telah
menyelenggarakan pelayanan dengan memanfaatkan perkembangan
teknologi kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan, mudah
dimanfaatkan dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan. Kemudian yang
terakhir adalah berdasarkan prinsip keterpaduan dan kesinambungan,
UPT. Puskesmas Waru telah mengintegrasikan dan mengoordinasikan
penyelenggaraan UKM dan UKP lintas program dan lintas sektor serta
melaksanakan sistem rujukan yang didukung dengan manajemen
Puskesmas yang baik.

8
C. Tugas, fungsi dan wewenang Puskesmas Waru

Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan No 75/2014 tentang


Puskesmas bahwa Puskesmas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam
rangka mendukung terwujudnya visi, misi dan tujuan pembangunan
kesehatan di Daerah. Berdasarkan tugas yang diemban oleh Puskesmas
Waru, maka dalam melaksanakan tugasnya Puskesmas Waru akan
menyelenggarakan dua fungsi utama yaitu:

1. menyelenggarakan pelayanan UKM tingkat pertama di wilayah


kerja Puskesmas Waru
2. menyelenggarakan pelayanan UKP tingkat pertama di wilayah kerja
Puskesmas Waru

Upaya kesehatan masyarakat (UKM) tingkat pertama meliputi


upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat
pengembangan. Di Puskesmas Waru, penyelenggaraan UKM esensial
diselenggarakan untuk mendukung pencapaian standar pelayanan
minimal (SPM) Kabupaten Penajam Paser Utara di bidang kesehatan.
Penyelenggaraan Kegiatan UKM di Puskesmas Waru meliputi antara lain:

a. pelayanan promosi kesehatan;


b. pelayanan kesehatan lingkungan;
c. pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana;
d. pelayanan gizi; dan/ pelayanan pencegahan dan pengendalian
penyakit.

Sedangkan penyelenggaraan pelayanan Upaya kesehatan


masyarakat pengembangan dimaksudkan sebagai upaya kesehatan
masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inovatif
dan/atau bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan
dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan
potensi sumber daya yang tersedia di Puskesmas Waru.

Sedangkan untuk Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama


di Puskesmas Waru dilaksanakan dalam bentuk:

9
a. rawat jalan;
b. pelayanan gawat darurat;
c. pelayanan satu hari (one day care);
d. home care; dan/atau
e. rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan
kesehatan.
f. Pelayanan kefarmasian
g. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
h. Pelayanan laboratorium

Selain penyelenggaraan fungsi utamanya, Puskesmas Waru juga


menyelenggarakan kegiatan lain sebagai model Inovasi dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam bentuk pengembangan
layanan. Dalam melaksanakan fungsi UKM tingkat pertama, Puskesmas
Waru berwewenang untuk:

1. melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah


kesehatan masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang
dibutuhkan;
2. melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;
3. melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan;
4. menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat
perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan sektor lain
terkait;
5. melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan
upaya kesehatan berbasis masyarakat melaksanakan pelaksanaan
kompetensi sumber daya manusia Puskesmas;
6. memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan
kesehatan;
7. melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi terhadap akses,
mutu, dan cakupan layanan kesehatan; dan

10
8. memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat
termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon
penanggulangan penyakit.

Kemudian dalam menyelenggarakan fungsi UKP tingkat pertama,


Puskesmas Waru berwewenang untuk:

1. menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara


komprehensif, berkesinambungan, dan bermutu;
2. menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan
upaya promotif dan preventif;
3. menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat;
4. menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan
keamanan dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung;
5. menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan prinsip
koordinatif dan kerjasama inter dan antar profesi;
6. melaksanakan rekam medis;
7. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu
dan akses pelayanan kesehatan
8. melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan;
9. mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
melaksanakan penampisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan
sistem rujukan.
2.2. Organisasi UPT. Puskesmas Waru
A. Pola Struktur Organisasi Puskesmas Waru Sebelum BLUD

Organisasi Puskesmas Waru disusun oleh Dinas Kesehatan


Kabupaten Penajam Paser Utara berdasarkan kategori, upaya kesehatan dan
beban kerja Puskesmas. Bentuk Organisasi Puskesmas Waru telah
disesuaikan berdasarkan Permenkes 43/2019 tentang Puskesmas. Berikut
adalah struktur Organisasi Puskesmas Waru yang terdiri atas:

a. kepala Puskesmas;
b. kepala sub bagian tata usaha;

11
c. penanggung jawab UKM dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat;
d. penanggung jawab UKP, kefarmasian dan Laboratorium; dan
e. penanggungjawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas
pelayanan kesehatan.

Kemudian, Pola struktur organisasi Puskesmas Waru sudah


disesuaiakan dengan Permenkes 75/2014 dan telah disusun ulang sebagai
berikut:

1. Kepala Puskesmas
Kriteria Kepala Puskesmas yaitu tenaga kesehatan dengan tingkat
pendidikan paling rendah sarjana, memiliki kompetensi manajemen
kesehatan masyarakat, masa kerja di Puskesmas minimal 2 (dua) tahun,
dan telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas.

2. Kasubag Tata Usaha, membawahi beberapa kegiatan diantaranya Sistem


Informasi Puskesmas, kepegawaian, rumah tangga, dan keuangan.
3. Penanggungjawab UKM esensial dan keperawatan kesehatan
masyarakat
yang membawahi:
a. pelayanan promosi kesehatan termasuk UKS
b. pelayanan kesehatan lingkungan
c. pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM
d. pelayanan gizi yang bersifat UKM
e. pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
f. pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
4. Penanggungjawab UKM Pengembangan Membawahi upaya
pengembangan yang dilakukan Puskesmas Waru antara lain:
a. pelayanan kesehatan jiwa
b. pelayanan kesehatan gigi masyarakat
c. pelayanan kesehatan tradisional komplementer
d. pelayanan kesehatan olahraga
e. pelayanan kesehatan indera
f. pelayanan kesehatan lansia
g. pelayanan kesehatan kerja

12
h. pelayanan kesehatan lainnya
5. Penanggungjawab UKP, kefarmasian, dan laboratorium membawahi
beberapa kegiatan, yaitu:
a. pelayanan pemeriksaan umum
b. pelayanan kesehatan gigi dan mulut
c. pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP
d. pelayanan gawat darurat
e. pelayanan MTBS
f. pelayanan persalinan
g. pelayanan rawat inap
h. pelayanan kefarmasian
i. pelayanan laboratorium
6. Penanggungjawab jaringan pelayanan Puskesmas Waru dan jejaring
fasilitas pelayanan kesehatan, yang membawahi:
a. Puskesmas Pembantu
b. Puskesmas Keliling
c. Bidan Desa
d. Jejaring fasilitas pelayanan kesehatan

B. Struktur Organisasi Puskesmas Waru Sebelum BLUD

Berikut disajikan struktur organisasi Puskesmas Waru yang telah


disesuaikan dengan Permenkes 43/2019 (halaman berikutnya)

Penjelasan masing-masing tugas pokok dan fungsi dalam struktur


organisasi Puskesmas Waru sesuai Permenkes 43 tahun 2019 diuraikan
dalam Bab 3 tentang Prosedur Kerja dan tata hubungan Puskesmas
dengan Dinas Kesehatan. Kemudian sesuai aturan dalam Permendagri
79/2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), disebutkan
bahwa Unit Pelaksana Teknis yang akan dikelola dengan pola BLUD,
harus menyusun struktur organisasi yang telah disesuaikan dengan aturan
dalam Permendagri tesebut. Oleh karena itu, Puskesmas Waru akan
menyusun kembali struktur organisasi Puskesmas yang disesuaikan
dengan aturan dalam Permendagri 79/2018. Struktur organisasi BLUD
akan dikelola oleh pejabat Pengelola BLUD Puskesmas yang terdiri dari 3

13
tingkatan yaitu pertama Pimpinan BLUD, Kedua Pejabat Keuangan dan
ketiga Pejabat Teknis. Berikut disajikan gambar struktur organisasi BLUD
Puskesmas berserta penjelasan masing-masing pejabat pengelola BLUD.

C. Struktur Organisasi Puskesmas Waru setelah BLUD


Sebagaimana telah diatur dalam Permendagri 79/2018 tentang BLUD,
bahwa organisasi BLUD Puskesmas terdiri dari Pimpinan, pejabat
keuangan dan pejabat teknis. Tugas, hak dan kewajiban sudah diuraikan
dalam penjelasn di atas. Dari uraian tugas dan kewajiban tersebut dapat
dibuat dalam bentuk struktur organisasi BLUD Puskesmas Waru sebagai
berikut: (lihat halaman berikutnya).
D. Pejabat Pengelola BLUD Puskesmas Waru

Pejabat pengelola BLUD UPT. Puskesmas Waru terdiri dari Pemimpin


BLUD, pejabat keuangan dan pejabat teknis. Berikut penjelasan tugas
pokok dan fungsi masing-masing jabatan tersebut sesuai Permendagri
79/2018. Struktur pejabat pengelola BLUD Puskesmas Waru adalah
sebagi berikut:

1. Pemimpin BLUD
2. Pejabat Keuangan; dan
3. Pejabat Teknis, terdiri:

14
STRUKTUR ORGANISASI
UPT. PUSKESMAS WARU

KEPALA UPT. PUSKESMAS


Rohani, A.Md.Kep
KEPALA SUB.BAGIAN TAT A USAHA
Andalas Tono, SKM

SIST EM INFORMASI PKM KEPEGAWAIAN RUMAH T ANGGA KEUANGAN


Suryadi Stanley, A.Md.Kep Masriansyah Kurniawati, A.Md.Far Winda Rosi

PJ. UKM ESENSIAL & KEPERAWAT AN MASYARAKAT PJ. UKM PENGEMBANGAN PJ. UKP KEFARMASIAN & LABORAT ORIUM PJ. JARINGAN PELAYANAN PKM & JARINGAN FASYANKES
Hj. Sari Nurlita, A.Md.Kep Sri Ismindari, A.Md.Keb dr. Hayati Abdul Rahman, A.Md.Kep

PELAYANAN PROMKES T ERMASUK UKS PELAYANAN KESEHAT AN JIWA PELAYANAN PEMERIKSAAN UMUM PUSBAN SESULU
Norbaiti, SKM / Eka Novasari, A.Md.Keb H. Saiji Burrahman, SKM Leo Puspito, A.Md.Kep Sukartini, A.Md.Kep

PELAYANAN KESEHAT AN LINGKUNGAN PELAYANAN KES. GIGI MASYARAKAT PELAYANAN KES. GIGI & MULUT PUSBAN API-API
Eka Juliyana, SKM drg. Ivony Simbolon drg. Ivony Simbolon Novy Sulistyawan, A.Md.Kep

PELAYANAN KIA-KB YANG BERSIFAT UKM PELAYANAN KES. T RADISIONAL PELAYANAN KIA-KB BERSIFAT UKP PUSBAN BANGUN MULYA
Sisvana Damayanti, S.ST Norbaiti, SKM Mariyam. I Winarsih, A.Md.Kep

PELAYANAN GIZI YANG BERSIFAT UKM PELAYANAN KESEHAT AN OLAH RAGA PELAYANAN GAWAT DARURAT PUSBAN MAT A AIR
Eti Nur Ainah, A.Md.Keb Rita Rusdiani Zakiah, A.Md.Kep Charlie. S.Manik, A.Md.Kep

PELAYANAN PENCEGAHAN & PENGENDALIAN PENYAKIT PELAYANAN KESEHAT AN INDERA PELAYANAN GIZI YANG BERSIFAT UKP BIDAN DESA SESULU
Muh. Aqwil Assiddiq A, A.Md.Kep / Jang Hakim, A.Md.Kep Mar'atus Sholeha, A.Md.Kep Budi Wiyono Siti Muslimah, A.Md.Keb

PELAYANAN KEPERAWAT AN KESMAS PELAYANAN KESEHAT AN LANSIA PELAYANAN PERSALINAN BIDAN DESA API-API
Barir Rosidah, A.Md.Kep Nensi Oktavia, A.Md.Keb Hatijah, A.Md, S.ST Nur Indah Retnowati, A.Md.Keb

PELAYANAN KESEHAT AN KERJA PELAYANAN RAWAT INAP BIDAN DESA BANGUN MULYA
Rahyati Dahniar, A.Md.KL Hj. Sari Nurlita, A.Md.Kep Rositasari, A.Md.Keb

PELAYANAN KESEHAT AN LAINNYA PELAYANAN KEFARMASIAN BIDAN DESA MAT A AIR


Betty Puspa Dewi, A.Md.Keb (PIS-PK) Edriani, S.Farm.Apt Dia Januar Sandra, A.Md.Keb
Cicilia Saputra, A.Md.Keb (Desa Siaga)
PELAYANAN LABORAT ORIUM PUSKESMAS KELILING
Yamani, A.Md.AK Revi Rizkia, A.Md.Kep

JEJARING FASYANKES
Eti Nur Ainah, A.Md.Keb

15
Struktur BLUD Puskesmas Waru

PIMPINAN BLUD

SATUAN PENGAWAS
KASUBAG TATA USAHA PEJABAT PENATAUSAHAAN KEUANGAN BLUD
INTERNAL

SISTEM RUMAH
INFORMASI KEPEGAWAIAN KEUANGAN
TANGGA
PUSKESMAS

PENANGGUNG JAWAB UKM


PENANGGUNG JAWAB UKP, PENANGGUNG JAWAB UKM PENANGGUNG JAWAB UKP, KEFARMASIANDAN
ESENSIAL DAN KEPERAWATAN
KEFARMASIAN DAN LABORATORIUM/ PENGEMBANGAN/PEJABAT TEKNIS LABORATORIUM/ PEJABATTEKNISBLUD
KESEHATAN MASYARAKAT/
PEJABATTEKNISBLUD BLUD
PEJABATTEKNISBLUD

PELAYANAN PELAYANAN PELAYANAN


PELAYANAN PELAYANAN PELAYANAN PENANGGUNG
PROOMOSI KESEHATAN KESEHATAN PENANGGUNG
UKS JAWAB BIDAN JEJARING
PEMERIKSAAM KESEHATAN KESEHATAN JIWA GIGI JAWAB PUSTU
DESA
PELAYANAN PELAYANAN
PELAYANAN PELAYANAN PELAYANAN KESEHATAN
PELAYANAN KESEHATAN
GAWAT UKMKAI-KB KESEHATAN OLAHRAGA
GIZI (UKP) LINGKUNGAN
DARURAT TRADISION
PELAYANAN KOMPLEMENTE PELAYANAN
PELAYANAN PENGESAAHAN
PELAYANAN PELAYANAN KESEHATAN
UKM DAN
RAWAT INAP PERSALINAN PELAYANAN LANSIA
PENGENDALIAN KESEHATAN
PELAYANAN
INDRA PELAYANAN
PELAYANAN PELAYANAN KEPERAWATAN
KESEHATAN
LABORATORIUM FARMASIAN KESEHATAN
PELAYANAN LAINNYA
MASYARAKAT
KESEHATAN
PELAYANAN KIA KERJA
KB (UKP)

Pejabat Pengelola di BLUD Puskesmas Waru selanjutnya akan diangkat dan


diberhentikan oleh Bupati atas pertimbangan Kepala Dinas Kesehaan
Kabupatan Penajam Paser Utara. Pemimpin BLUD Puskesmas Waru
mempunyai tanggungjawab penuh dan bertanggung jawab kepada Bupati
melalui Kepala Dinas kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara. Berikut
tugas pokok dan fungsi masing-masing pejabat pengelola BLUD Puskesmas
Waru:

1. Pemimpin BLUD Puskes mempunyai tugas:

16
a. memimpin, mengarahkan, membina, mengawasi, mengendalikan
dan mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan BLUD UPT.
Puskesmas Waru sesuai visi, misi, dan tujuan organisasi, serta
selalu meningkatkan efisiensi dan efektifitas
b. menyusun Renstra BLUD UPT. Puskesmas Waru
c. menyusun rencana kerja bidang upaya pelayanan kesehatan dalam
rangka pelaksanaan tugas pokok Puskesmas;
d. menyiapkan RBA tahunan;
e. menyiapkan laporan kinerja tahunan dan laporan berkala
f. mempertanggungjawabkan kinerja operasional dan kinerja
keuangan BLUD UPT. Puskesmas Waru
g. memelihara, mengelola dan meningkatkan sumber daya BLUD UPT.
Puskesmas;
h. mewakili Puskesmas di dalam dan di luar pengadilan; dan
i. melaksanakan kebijakan pengembangan usaha sebagaimana telah
direncanakan dalam Rencana Strategi BLUD Puskesmas Waru
Disamping tugas yang diemban, Pemimpin BLUD Puskesmas Waru juga
mempunyai wewenang dalam pengelolaan Puskesmas. Berikut adalah
wewenag yang dimiliki oleh Pimpinan BLUD Puskesmas Waru:

a. mengusulkan calon pejabat pengelola keuangan, pejabat teknis kepada


Bupati sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan melalui Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara
b. menetapkan pejabat lain sesuai dengan kebutuhan BLUD UPT.
Puskesmas, selain pejabat yang telah ditetapkan dengan peraturan
perundang -undangan;
c. mengangkat dan memberhentikan pegawai non PNS sesuai syarat dan
ketentuan berdasar kewenangan yang diberikan oleh Bupati;
d. menetapkan hal – hal yang berkaitan dengan hak dan kewajiban
pegawai BLUD UPT. Puskesmas;
e. mempersiapkan, memutuskan dan menetapkan peraturan – peraturan
Puskesmas sesuai kewenangan yang diberikan oleh Bupati guna
melaksanakan ketentuan dalam peraturan internal dasar maupun
peraturan perundang – undangan;

17
f. menetapkan kebijakan operasional BLUD UPT. Puskesmas;
g. mendatangkan ahli, konsultan atau lembaga independen sesuai dengan
keperluan; dan meminta pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dari
semua pejabat di bawahnya.

2. Pejabat Keuangan BLUD Puskesmas Waru


Pejabat pengelola keuangan BLUD UPT. Puskesmas, adalah pegawai
BLUD yang diberi tugas dan wewenang dalam mengelola keuangan
Puskesmas. Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya bertanggung
jawab kepada Pemimpin BLUD Puskesmas. Berikut ini adalah rincian
tugas dan kewajiban Pejabat keuangan BLUD Puskesmas Waru:
a. pengelolaan keuangan BLUD Puskesmas
b. mengoordinir penyusunan RBA;
c. menyiapkan DPA-UPT. Puskesmas;
d. melakukan pengelolaan pendapatan dan biaya;
e. menyenggarakan pengelolaan kas;
f. melakukan pengelolaan utang piutang;
g. menyediakan data keuangan;
h. menyelenggarakan sistem informasi manajemen keuangan; dan
i. menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan Laporan Keuangan.

Pejabat Keuangan BLUD Puskesmas dalam melaksanakan tugas dan


kewajiban mempunyai fungsi sebagai penanggung jawab keuangan BLUD
UPT. Puskesmas Waru

3. Pejabat Teknis BLUD Puskesmas Waru


Pejabat Teknis adalah pegawai BLUD Puskesmas yang diberi tugas dan
wewenang dalam menyelenggarakan kegiatan pelayanan dan kegiatan
operasional BLUD Puskesmas. Dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya bertanggung jawab kepada Pemimpin BLUD Puskesmas
Waru. Berikut adalah rincian tugas dan kewajiban pejabat teknis:
a. melaksanakan ketatausahaan;
b. melaksanakan pengelolaan sumber daya manusia;
c. melaksanakan pengelolaan barang, aset tetap dan Investasi
d. melaksanakan perencanaan dan evaluasi

18
e. menyediakan data;
f. menyelenggarakan sistem informasi manajemen;
g. mempertanggungjawabkan kinerja operasional di bidangnya; dan
h. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan;

Pejabat Teknis UKP mempunyai tugas dan kewajiban:

a. menyusun rencana kegiatan teknis UKP;


b. mengoordinasikan dan melaksanakan kegiatan teknis sesuai RBA;
c. melaksanakan monitoring dan evaluasi program UKP;
d. mempertanggungjawabkan kinerja operasional di bidangnya; dan
e. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan;

Pejabat Teknis UKM mempunyai tugas dan kewajiban:

a. menyusun rencana kegiatan teknis UKM;


b. mengoordinasikan dan melaksanakan kegiatan teknis sesuai RBA;
c. melaksanakan monitoring dan evaluasi program UKM;
d. mempertanggungjawabkan kinerja operasional di bidangnya;dan
e. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Tanggungjawab pejabat teknis berkaitan dengan mutu, standar, administrasi,


peningkatan kualitas sumber daya manusia dan peningkatan sumber daya
lainnya

Dalam kaitan dengan penerapan PPK-BLUD Puskesmas, maka


pejabat pengelola BLUD terdiri dari Pemimpin BLUD, Pejabat Keuangan, dan
Pejabat Teknis. Pemimpin BLUD, bertanggungjawab kepada Kepala Daerah
melalui Sekretaris Daerah. Pejabat Keuangan dan Pejabat Teknis BLUD
bertanggungjawab kepada Pemimpin BLUD.
Pemimpin BLUD dalam hal ini adalah Kepala UPT. Puskesmas, dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya mempunyai fungsi sebagai
penanggung jawab umum operasional dan keuangan BLUD. Tugas dan
kewajiban Kepala UPT. Puskesmas sebagai Pemimpin BLUD adalah sebagai
berikut :

1. Memimpin, mengarahkan, membina, mengawasi, mengendalikan,


dan mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan BLUD.

19
2. Menyusun renstra BLUD.
3. Menyiapkan RBA.
4. Mengusulkan calon pejabat pengelola keuangan dan pejabat teknis
kepada kepala daerah sesuai ketentuan.
5. Menetapkan pejabat lainnya sesuai kebutuhan BLUD selain pejabat
yang telah ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan.
6. Menyampaikan dan mempertanggungjawabkan kinerja operasional
serta keuangan BLUD kepada kepala daerah.
Pejabat Keuangan BLUD yang terdiri dari PPK, Pembantu PPK dan
bendahara penerima dan pengeluaran mempunyai fungsi sebagai
penanggung jawab keuangan BLUD, dengan tugas dan kewajiban sebagai
berikut :

1. Mengkoordinasikan penyusunan RBA.


2. Menyiapkan DPA-BLUD.
3. Melakukan pengelolaan pendapatan dan biaya.
4. Menyelenggarakan pengelolaan kas.
5. Melakukan pengelolaan utang-piutang.
6. Menyusun kebijakan pengelolaan barang, aset tetap dan investasi.
7. Menyelenggarakan sistem informasi manajemen keuangan.
8. Menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan.
Selaku Pejabat Teknis BLUD dalam hal ini adalah masing-masing koordinator
yaitu koordinator upaya kesehatan wajib, pengembangan, penunjang dan
jejaring pelayanan berfungsi sebagai penanggung jawab teknis di bidang
masing- masing. Tanggung jawab sebagaimana dimaksud berkaitan dengan
mutu, standarisasi, administrasi, peningkatan kualitas sumber daya manusia,
dan peningkatan sumber daya lainnya, dengan tugas dan kewajiban :

1. Menyusun perencanaan kegiatan teknis di bidangnya.


2. Melaksanakan kegiatan teknis sesuai RBA.
3. Mempertanggungjawabkan kinerja operasional di bidangnya.

Masing-masing pejabat teknis mengajukan pencarian dananya kepada


bendahara penerimaan dan pengeluaran setelah mendapat persetujuan
kepala UPT. Puskesmas selaku pemimpin BLUD.

20
21
2.3. Hubungan Kerja Puskesmas Dengan Dinas Kesehatan

Dalam Permenkes 43/2019 disebutkan bahwa Puskesmas Waru


adalah unit pelaksana teknis Dinas kesehatan Kabupaten Penajam Paser
Utara. Dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan kepada
Masyarakat, Puskesmas wajib melakukan koordinasi dengan Dinas
Kesehatan. Koordinasi merupakan hubungan kerja antara Puskesmas
dengan Dinas Kesehatan. Hubungan kerja dapat dilakukan dalam kegiatan
penyusunan program dan anggaran. Tahapan dalam hubungan kerja antara
Puskesmas Waru dengan Dinas kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara
dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Dinas menyusun rencana dan menetapkan target untuk kegiatan UKP,


UKM, dan penggerakan pembangunan berwawasan kesehatan untuk
dibahas dan disepakati dengan UPT. Puskesmas;
b. Dinas melakukan pengawasan dan pembinaan kegiatan UKP, UKM yang
dilaksanakan oleh UPT. Puskesmas;
c. Dinas melakukan evaluasi seluruh kegiatan yang dilaksanakan oleh
pejabat teknis;
d. Dinas menjadi tempat rujukan UKM strata kedua;
e. UPT. Puskesmas melaksanakan kebijakan Dinas;
f. UPT. Puskesmas menyusun Renstra dan RBA; dan
g. UPT. Puskesmas menyampaikan laporan kinerja dan keuangan kepada
Dinas.
h. Hubungan kerja UPT. Puskesmas dengan fasilitas kesehatan perorangan
primer yang berada di wilayah kerja Puskesmas:
i. Puskesmas bermitra dengan fasilitas kesehatan perorangan primer di
wilayah kerjanya; dan
j. Puskesmas mengoordinasi data kesehatan penduduk dan data kesehatan
dari berbagai failitas kesehatan perorangan primer di wilayah kerjanya.
Demikian uraian tentang hubungan kerja antara Puskesmas Waru dengan
Dinas kesehatan dalam upaya sinkronisasi program dan kegiatan sesuai
Rencana Strategis yang telah dibuat oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Penajam Paser Utara.

22
BAB III
PROSEDUR KERJA

Prosedur kerja adalah suatu rangkaian dari tata kerja yang saling berhubungan satu
dengan yang lain dimana terlihat adanya suatu urutan tahap demi tahap dan jalan
yang harus ditempuh dalam rangka menyelesaikan suatu bidang tugas. Manfaat tata
kerja, prosedur kerja dan sistem kerja adalah pertama sebagai pola kerja yang dapat
menjabarkan tujuan, sasaran, program kerja, fungsi-fungsi dan kebijaksanaan dalam
kegiatan pelaksanaan yang nyata. Kedua sebagai standardisasi dan pengendalian
kerja, dan ketiga sebagai pedoman kerja bagi para pelaksana atau semua pihak
yang berkepentingan. Berikut dijelaskan prosedur kerja di Puskesmas Waru:

23
3.1. PROTAP PELAYANAN DI LOKET PENDAFTARAN PUSKESMAS

Pelayanan : Pendaftaran Pasien di Loket Pendaftaran


Prosedur : Pelayanan KTPK dan Kartu Rawat Jalan

I. TUJUAN :
Sebagai Pedoman Kerja Petugas Loket di Loket Pendaftaran dalam
Pelayanan KTPK dan kartu rawat jalan bagi pasien umum/ASKES/
JAMKESMAS/JAMKESDA/ Gratis di Puskesmas Waru
II. SASARAN :
Petugas loket dalam mencatat pasien umum/ASKES/
JAMKESMAS/JAMKESDA/ Gratis membuat KTPK dan kartu rawat
jalan bagi keluarga baru serta mencarikan kartu rawat jalan yang
tersimpan dalam family folder bagi keluarga dengan kunjungan ulang.
III. URAIAN UMUM :
- Pencatatan Register Nomor Indek
Untuk pasien yang belum atau tidak membawa KTPK dicatat
nomor Index (dalam wilayah kerja dan di luar wilayah kerja Nama
KK, umur, dan alamat KK) pada register Nomor Index.
- Pembuatan KTPK
Mencatat identitas (Nama, Umur, Jenis Kelamin, Pasien
Umum/ASKES, alamat dan Nomor Index sesuai dengan register
Nomor Index).
- Pembuatan Kartu Rawat Jalan
Mencatat Nomor Index, Identitas Pasien (Nama Pasien, Nama KK,
Pekerjaan, Umur, Alamat, Jenis Kelamin, Hubungan dengan KK,
Agama) dan Tanggal Kunjungan Pertama.
- Pencatatan Pasien
Pasien dicatat pada Register Rawat Jalan.
- Mencari Kartu Rawat Jalan
Mencari Kartu Rawat Jalan di rak arsip sesuai dengan Nomor
Index Register yang tertera pada KTPK untuk pasien kunjungan
ulang.
IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN

24
a. Pasien datang mendaftarkan diri di loket pendaftaran.
b. Petugas mendaftarkan pasien.
 Pasien baru
- Untuk pasien yang belum punya/tidak membawa KTPK
dicatat Nomor Index (dalam wilayah kerja dan luar wilayah
kerja ) Nama KK, Nama Pasien, Alamat Pada Register
Nomor Index.
- Petugas membuatkan KTPK
- Petugas membuatkan Kartu Rawat Jalan
 Pasien yang sudah memiliki KTPK
- Petugas mencarikan Kartu Rawat Jalan sesuai Nomor
Index KTPK untuk pasien yang sudah pernah
berobat/berkunjung.
- Petugas membuatkan Kartu Rawat Jalan sesuai dengan
Identitas Pasien untuk pasien yang belum pernah berobat /
berkunjung.
 Pasien ASKES / JAMKESMAS/JAMKESDA/ Gratis
- Petugas meminta pasien menujukkan Kartu ASKES /
JAMKESMAS / JAMKESDA / Gratis Petugas mencatat
Nomor Kartu ASKES/JAMSOSTEK/ASKES-MM.
- Petugas meminta tanda tangan peserta ASKES /
JAMKESMAS / JAMKESDA / Gratis yang dilayani.
c. Petugas menarik retribusi dari pasien umum sesuai dengan perda
yang berlaku, dan menyerahkan Kartu Rawat Jalan kepada pasien
untuk dibawa ke tempat tujuan pelayanan yang diinginkan.
d. Pasien membawa Kartu Rawat Jalan ke tempat tujuan pelayanan
yang diinginkan dan petugas di ruang pelayanan yang dituju
menerima pasien dan melaksanakan pelayanan sesuai dengan
protap/standar pelayanan yang berlaku.
e. Petugas loket mengambil kartu rawat jalan ke ruang periksa /
pelayanan masing-masing setelah selesai pelayanan dan
administrasi di ruang periksa atau pelayanan bersangkutan.
f. Petugas loket menyimpan kembali kartu rawat jalan ke rak arsip
sesuai dengan Nomor Index.
25
26
3.2. PROTAP PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI Puskesmas
Waru

Pelayanan : Kesehatan Gigi dan Mulut


Prosedur : Pemeriksaan dan Perawatan Gigi dan
Mulut
I. TUJUAN :
Sebagai Pedoman Kerja Petugas dalam melakasanakan pelayanan
pemeriksaan dan perawatan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas
Waru
II. SASARAN :
Petugas (Dokter Gigi atau Perawat Gigi) dalam melaksanakan
pemeriksaan dan perawatan kesehatan gigi dan mulut penderita.
III. URAIAN UMUM :
a. Persiapan Ruangan dan Alat :
- Meja, kursi dan dental unit.
- Alat-alat gigi.
- Bahan-bahan / obat-obatan gigi.
- Kompressor.
- Bor gigi.
b. Persiapan Petugas :
- Perlindungan diri
c. Pemeriksaan Pasien :
- Anamnesa
- Pemeriksaan gigi (oral)
- Pemeriksaan ekstra oral
d. Persiapan Tindakan :
- Catat rencana tindakan
- Konseling
- Sterilisasi instrumen
e. Melakukan Tindakan :
- Konservatif
- Pencabutan
f. Pemeliharaan Ruangan dan Alat

27
g. Pencatatan dan Pelaporan :
- Kartu Rawat Jalan
- Register Rawat Jalan
- Sensus harin penyakit
IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
a. Petugas menyiapkan ruangan dan alat, membersihkan meja, kursi
dan dental unit, menyiapkan alat-alat gigi, bahan-bahan atau obat-
obatan untuk gigi, menghidupkan kompresor, memeriksa apakah
bor dapat berfungsi dengan baik.
b. Petugas memakan alat perlindungan diri seperlunya, misalnya : Lab
Jas, masker dan sarung tangan.
c. Petugas melakukan pemeriksaan pasien, meliputi :
- Anamnesa tentang keluhan utama, keluhan tambahan, berapa
lama, lokasinya dimana, apakah mengganggu tidur, tanyakan
juga riwayat penyakit yang lain (jantung, kencing manis, tekanan
darah tinggi, kehamilan pada wanita, alergi, asma, TBC).
- Pemeriksaan gigi (oral) :
 Gigi (Karies, warna, posisi, bentuk).
 Lidah (warna, kelainan yang ada, bentuk, ukuran).
 Mukosa pipi (ulkus, lesi, radang).
 Langit-langit keras (apakah ada kista, tumor, celah langit-
langit).
 Dasar mulut (apakah bengkak, kista, penyumbatan kelenjar
ludah).
- Pemeriksaan extra oral (pipi, bibir, kelenjar, limfe).
d. Petugas menentukan diagnosa dan melakukan persiapan tindakan
(buat rencana tindakan, konseling kepada pasien tentang rencana
tindakan dan hal-hal yang penting diketahui oleh pasien) serta
melaksanakan sterilisasi instrumen.
e. Petugas melakukan tindakan sesuai dengan diagnosa dan jenis
tindakan yang diperlukan :
1) Konservatif
a) Penambalan Tetap
 Iritasi pulpa dan karies media
28
- Pembuangan jaringan karies
- Preparasi cavitas
- Sterilisasi cavitas
- Zinc phosphat cement
- Tambalan tetap (amalgam, art, luxilut, silikat, fuji, dll)
- Instruksi
 Hiperaemi pulpa
- Pembuangan jaringan karies
- Preparasi cavitas
- Sterilisasi cavitas
- Eugenol kapas
- Flatcer
Pasien diinstruksikan kembali 1 (satu) minggu lagi.
Sesudah pasien kembali tambalan sementara
dibongkar diganti dengan :
- Zinc phosphat cement
- Tambalan tetap
- Instruksi
 Hp. Profunda
- Pembuangan jaringan karies
- Preparasi cavitas
- Sterilisasi cavitas
- Perlindungan pulpa dengan Dycal atau calxyl
- Zinc phosphat cement
Pasien diinstruksikan untuk kembali 3-7 hari lagi.
Sesudah pasien kembali tambalan sementara
dibongkar diganti dengan
- Zinc phosphat cement
- Tambalan tetap
- Instruksi
b) Penambalan Sementara
 Pulpitis
- Pembuangan jaringan karies

29
- Sterilisasi cavitas
- Pemberian obat gigi untuk menghilangkan rasa sakit
dan obat untuk mematikan saraf gigi (devitalisasi
pulpa)
- Tambalan sementara dengan fletcer atau cavit.
- Pemberian analgetic peroral.
- Pasien disuruh kembali 3 (tiga) hari lagi. Setelah
pasien kembali dilakukan :
- Bongkar tambalan sementara
- Pembukaan atap pulpa.
- Strelisasi cavitas.
- Pemberian obat untuk sterilisasi pulpa (salah satu,
TKF, CHKM, chresophene atau rockle, ditaruh
dikapas dan diletakkan di ruang pulpa).
- Fletcer atau cavit.
Pasien disuruh kembali antara 4-7 hari lagi. Ketika
pasien kembali obat diganti. Penggantian obat
dilakukan minimal 2x. Jika gigi masih sakit, bila
diperkusi penggantian obat dilakukan lagi, berulang-
ulang sampai pasien tidak merasakan sakit lagi.
Ketika gigi diperkusi maka gigi dianggap sudah steril.
Selanjutnya dilakukan :
- Bongkar tambalan sementara.
- Sterilisasi cavitas.
- Pemberian obat mumifikasi (putrex atau iodoform
pasta)
- Zinc phosphat cement
- Pasien diinstruksikan kembali 1 (satu) minggu lagi.
Sesudah pasien kembali dilakukan :
- Pembuangan sebagian dari zinc phosphat cement
- Preparasi cavitas.
- Tambalan tetap (amalgam atau silikat) tergantung
keperluan, fungsi dan estetik
- Instruksi .
30
 Gangren pulpa
- Pembuangan jaringan karies.
- Pembukaan atap pulpa.
- Sterilisasi cavitas.
- Pemberian obat untuk jaringan pulpa (TKF, CHKM,
chresophene atau rockle).
- Fletcer atau cavit.
- Pasien disuruh kembali antara 4-7 hari lagi.
Prosedur ini dilakukan minimal 2x sehari dengan
mengganti obat dalam pulpa. Kalau masih ada bau
gangren atau rasa sakit kalau gigi diperkusi,
penggantian obat dilakukan lagi berulang-ulang
sampai tidak ada rasa sakit lagi ketika gigi diperkusi.
Sesudah pulpa steril selanjutnya sama dengan
perawatan pulpitis di atas.
 GP dengan PD (Gangren Pulpa dengan Periodontitis)
- Pembuangan jaringan karies
- Pembukaa atap pulpa
- Sterilisasi cavitas
- Tutup dengan kapas (longgar)
- Pemberian antibiotik dan dengan analgesik peroral
- Instruksikan pasien kembali 3 hari lagi.
Sesudah pasien kembali dan gigi tidak sakit ketika
diperkusi, perawatan selanjutnya sama dengan
perawatan gangren pulpa. Catatan : prosedur ini
dilaksanaka jika gigi masih memungkinkan untuk
dilakukan penambalan tetap.
2) Pencabutan
a) Pencabutan gigi tetap
 Oleskan betadine pada gigi yang akan dicabut
 Penyuntikan dengan obat anestesi (lidocaine dan
pehacain)

31
 Setelah terasa parasthesi lakukan pemisahan gigi dari
gusi dengan bein.
 Pencabutan gigi.
 Pemberian tampon.
 Pemberian antibiotik, analgetik, anti imflamasi (kalau
perlu) per oral.
b) Pencabutan gigi susu
 Topikal anestesi
 Pencabutan
 Pemberian tampon
 Instruksi
c) Abses
 Abses pada akar gigi (lokal)
- Bersihkan daerah sekitar gigi
- Oleskan betadine
- Berikan antibiotik, analgetik, dan anti imflamasi per
oral
- Instruksikan kepada pasien agar kembali setelah obat
habis.
Kalau pasien sudah sembuh lakukan pencabutan gigi.
 Abses sub mukosa (dengan gigi gangren)
- Buka atap pulpa
- Bersihkan cavitas
- Tutup dengan kapas (longgar)
- Berikan antibiotik, analgetik dan anti imflamasi per
oral.
- Instruksikan pasien kembali setelah obat habis, kalau
masih bengkak tambah obat lagi untuk dilanjutkan,
jika sudah sembuh dapat dilakukan pencabutan gigi.
 Abses sub cutan (dengan gigi gangren)
- Oleskan betadine
- Pemberian topikal anastesi
- Insisi abses
- Drainage
32
- Bersihkan
- Kalau extra oral dan tersedia rubberdam, beri
rubberdam untuk drainage.
- Berikan antibiotik, analgetik dan anti imflamasi per
oral.
Bila gigi dengan pulpa tertutup lakukan pembukaan
atap pulpa bila memungkinkan.
3) Perawatan Jaringan Periodontal :
a) Calculus :
 Kumur-kumur
 Pengambilan karang gigi supra dan sub ginggival
 Dibersihkan
 Oleskan betadine
 Instruksi
b) Periodontitis :
 Oleskan betadine pada gusi
 Lakukan curetage
 Bersihkan dengan menyemprotkan betadine
 Kumur-kumur
 Berikan antibiotik, analgetik dan anti imflamasi per oral
 Instruksi
f. Setelah selesai melakukan tindakan/penanganan pasien, petugas
melaksanakan kegiatan :
1. Membersihkan alat-alat bekas dipakai
2. Membersihkan ruang pelayanan
3. Perawatan contra angel dan scaler motorik dengan minyak
4. Sterilisasi alat (instrumen)
g. Petugas melaksanakan pencatatan dan pelaporan :
1. Mengisi Kartu Rawat Jalan
2. Mencatat dalam Register Rawat Jalan semua pasien yang
dilayani
3. Membuat sensus harian penyakit
4. Membuat laporan sesuai dengan kebutuhan.

33
34
3.3. PROTAP PELAYANAN IBU NIFAS (PNC) DI Puskesmas Waru

Pelayanan : Ibu Nifas (KIA)


Prosedur : Pemeriksaan PNC

I. TUJUAN :
Sebagai Pedoman kerja petugas KIA dalam pelaksanaan pelayanan
PNC.
II. SASARAN :
Petugas KIA dalam memberikan pelayanan ibu nifas / PNC.
III. URAIAN UMUM :
- Penerimaan pasien setelah pendaftaran di loket pendaftaran
- Pengkajian data pasien untuk pengisian status pasien
- Pemeriksaan fisik pasien
- Penyuluhan kepada pasien tentang hal-hal penting dalam masa
nifas
- Pencatatan

IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN


a. Petugas menerima kunjungan ibu nifas di ruang KIA setelah
mendaftar di loket pendaftaran.
b. Petugas melakukan anamnesa
- Menanyakan identitas
- Menanyakan status imunisasi ibu
- Menanyakan riwayat kehamilan
- Menanyakan riwayat persalinan dan keadaan bayi yang baru
lahir
- Menanyakan keluhan ibu dalam masa nifas
c. Petugas melakukan pemeriksaan.
- Tinggi badan, berat badan
- Mengukur vital sign
- Melakukan pemeriksaan khusus :
 Payudara : Bengkak?, Produksi ASI?
 TFU : Penurunan TFU, Kontraksi Uterus

35
 Genetalia : Pengeluaran Lochea, Jahitan Perineum
bila ada, kondisi vulva.
d. Petugas menentukan diagnosa kebidanan.
e. Petugas memberikan resep obat tablet Fe untuk diambil di apotek.
f. Petugas memberikan penyuluhan tentang personal higien terutama
vulva higien, makanan bergizi, pemberian ASI eksklusif, perawatan
payudara, cara menyusui yang benar, dan motivasi penggunaan
alat kontrasepsi.
g. Petugas melakukan rujukan bila ada indikasi
h. Petugas mencatat hasil kunjungan ibu ke dalam kohort ibu.

36
37
3.4. PROTAP PELAYANAN PELAYANAN IUD DI Puskesmas Waru

Pelayanan : Keluarga Berencana (KB)


Prosedur : Pemasangan IUD

I. TUJUAN :
Sebagai Pedoman kerja bagi petugas dalam memberikan pelayanan
pemasangan IUD di Puskesmas Waru.
II. SASARAN :
Petugas klinik KB dalam memberikan pelayanan pemasangan IUD
III. URAIAN UMUM :
- Penerimaan pasien setelah pendaftaran di loket pendaftaran
- Pengkajian data pasien untuk pengisian kartu KB
- Pemeriksaan fisik akseptor IUD
- Konseling/Penyuluhan kepada akseptor tentang efek samping dan
jadwal kunjungan kembali.
- Persiapan alat dan pelaksanaan pemasangan IUD
- Pencatatan dan pelaporan
IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
a. Petugas menerima akseptor dari loket pendaftaran
b. Petugas melakukan anamnesa kepada akseptor tentang :
- Identitas akseptor
- Jumlah anak
- Menstruasi terakhir
- Riwayat penyakit (tumor, jantung, DM, dll)
c. Petugas melakukan pengisian status sesuai dengan hasil
anamnesa
d. Petugas melakukan pemeriksaan :
- Mengukur berat badan
- Mengukur tekanan darah
- Melakukan pemeriksaan khusus :
 Mata : warna sklera ?
 Payudara : ada benjolan ?
 Leher : kelenjar tyroid ?

38
 Perut : pembesaran uterus / benjolan ?
 Ekstremitas : varices ?
e. Petugas melakukan konseling / penyuluhan tentang efek samping
dan jadwal kunjungan kembali.
f. Petugas menyiapkan alat IUD yang steril.
g. Petugas memakan hand scoen dan melaksanakan pembersihan
vulva
h. Petugas melakukan pemeriksaan datam (porsio, uterus, terhadap
kemungkinan adanya massa).
i. Petugas melakukan pemasangan spekulum dan menentukan
bentuk uterus (anteleksi/retrifleksi, panjang uterus)
j. Petugas memasukkan IUD ke dalam tabung insersi, selanjutnya
melakukan insersi dengan memotong tali IUD
k. Petugas membersihkan alat-alat yang telah dipakai
l. Petugas menyerahkan kartu KB yang telah diisi kepada akseptor
m. Petugas mencatat hasil pelayanan di K-1 dan regsiter KB.

39
3.5. PROTAP PELAYANAN MTBS DI Puskesmas Waru

Pelayanan : MTBS
Prosedur : Pelaksanaan MTBS

I. TUJUAN :
Sebagai Pedoman kerja bagi petugas dalam memberikan pelayanan /
pemeriksaan balita sakit.
II. SASARAN :
Petugas / paramedis dalam melaksanakan MTBS
III. URAIAN UMUM :
- Anamnesa
Wawancara terhadap orang tua bayi dan balita mengenai keluhan
utama, keluhan tambahan, lamnya sakit, pengobatan yang telah
diberikan, riwayat penyakit lainnya.
- Pemeriksaan
a. Untuk bayi muda umur 1 hari s/d 2 bulan :
 Periksa kemungkinan kejang
 Periksa gangguan nafas
 Ukur suhu tubuh
 Periksa kemungkinan adanya infeksi bakteri
 Periksa kemungkinan adanya icterus
 Periksa kemungkinan gangguan pencernaan dan diare
 Ukur berat badan
 Periksa status imunisasi
 Dan seterusnya lihat formulir MTBS
b. Untuk bayi umur 2 bulan s/d 5 tahun :
 Keadaan umum
 Respirasi (menghitung nafas)
 Derajat dehidrasi (turgor kulit)
 Suhu tubuh
 Periksa telinga (apakah keluar cairan dari lubang telinga)
 Periksa status gizi
 Periksa status imunisasi dan pemberian Vit A

40
 Penilaian pemberian makanan untuk anemia / BGM.
- Menentukan klasifikasi, tindakan, penyuluhan dan konsultasi
dokter.

IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN


a. Pasien bayi/balita dari loket pendaftaran menuju ruang KIA/Gizi
untuk ditimbang berat badannya, lanjut menuju ruang pelayanan
MTBS.
b. Petugas menulis identitas pasien pada kartu rawat jalan.
c. Petugas melaksanakan anamnesa
- Keluhan utama
- Keluhan tambahan
- Lamanya sakit
- Pengobatan yang telah diberikan
- Riwayat penyakit lainnya
d. Petugas melakukan pemeriksaan
- Keadaan umum
- Respirasi
- Derajat dehidrasi
- Suhu tubuh
- Telinga
- Status gizi
- Status imunisasi dan pemberian vit. A
e. Petugas menulis hasil anamnesa dan pemeriksaan serta
menklasifikasi dalam form klasifikasi dan memberikan penyuluhan.
f. Petugas memberikan pengobatan sesuai buku pedoman MTBS,
bila perlu dirujuk dalam ruang pengobatan untuk konsultasi dokter.

41
42
3.6. PROTAP PELAYANAN LABORATORIUM

Pelayanan : Laboratorium
Prosedur : Pemeriksaan Spesimen

I. TUJUAN :
Sebagai Pedoman kerja bagi Analis/petugas laboratorium dalam
pelayanan pemeriksaan laboratorium di Puskesmas Waru.
II. SASARAN :
Analis / petugas laboratorium terlatih dalam mencatat data penderita,
melakukan persiapan penderita, serta peralatan dan reagensia,
melakukan tindakan, melaksanakan prosedur pemeriksaan, membuat
pencatatan dan pelaporan.
III. URAIAN UMUM :
Registrasi : pencatatan data penderita, pemberian
nomor spesimen
Persiapan penderita : penjelasan tentang apa yang akan
dilakukan oleh petugas laboratorium
kepada penderita
Persiapan alat : menggunakan peralatan dengan reagensia
yang sudah dikalibrasi.
Tindakan : tindakan pengambilan spesimen yang
sesuai dengan kebutuhan pemeriksaan
yang diminta
Pemeriksaan : pemeriksaan laboratorium sesuai dengan
pedoman pemeriksaan yang berlaku
Pencatatan : pencatatan hasil pemeriksaan di buku
register laboratorium, pelaporan hasil
pemeriksaan dengan menggunakan
formulir hasil pemeriksaan.

IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN

43
a. Petugas menerima formulir permohonan pemeriksaan laboratorium
yang dibawa pasien dari ruang pengobatan/dokter, ruang KIA/KB,
bidan praktek swasta.
b. Petugas mencatat identitas pasien (nama, umur, alamat, tanggal
pemeriksaan, jenis pemeriksaan).
c. Petugas melaksanakan pengambilan spesimen yang belum
tersedia:
- Spesimen urine : petugas memberikan pot / wadah untuk
menampung urine sewaktu dan menjelaskan kepada pasien
tentang cara pengumpulan spesimen yang benar.
- Spesimen darah : petugas melakukan pengambilan darah
dengan cara antiseptik pada lokasi pengambilan darah vena,
tusukkan jarum, spuit steril (disposible) yang sesuai masuk ke
dalam pembuluh darah vena, aspirasi hingga darah masuk ke
dalam spuit sejumlah kebutuhan, jarum spuit dicabut dan luka
bekas tusukan jarum diantiseptik dengan kapas alkohol.
d. Petugas menerima spesimen yang sudah tersedia/dibawa oleh pasien
atau yang diantar oleh petugas (spesimen tinja, sputum, slide darah
malaria).
e. Petugas memberi nomor urut atau kode pada spesimen sesuai buku
bantu/register laboratorium.
f. Petugas menerangkan kepada pasien mengenai kapan hasil
pemeriksaan akan selesai dan bisa diambil.
g. Petugas melakukan pemeriksaan spesimen sesuai dengan pedoman
pemeriksaan yang berlaku untuk setiap jenis spesimen.
h. Petugas melakukan rujukan ke sarana laboratorium yang lebih mampu
terhadap spesimen yang tidak mampu dikerjakan di tempat.
i. Petugas mencatat hasil pemeriksaan pada buku register laboratorium
dan formulir hasil pemeriksaan.
j. Formulir hasil pemeriksaan yang telah diisi dimasukkan ke dalam
amplop tertutup dan menyerahkannya kepada pasien untuk diteruskan
kepada pengirim.
k. Pasien menyelesaikan biaya pemeriksaan dan administrasi, lanjut
kembali ke unit pengirim.
44
45
3.7. PROTAP PELAYANAN KB SUNTIK

Pelayanan : Keluarga Berencana (KB)


Prosedur : Pelayanan KB Suntik

I. TUJUAN :
Sebagai pedoman kerja bagi petugas dalam memberikan pelayanan
KB. Suntik di Puskesmas Waru
II. SASARAN :
Petugas klinik KB dalam memberikan pelayanan KB Suntik.
III. URAIAN UMUM :
a. Penerimaan pasien dari loket pendaftaran
b. Pengkajian data pasien dan pengisian kartu KB
c. Pemeriksaan fisik akseptor KB
d. Konseling / penyuluhan kepada akseptor tentang efek samping dan
jadwal kunjungan kembali
e. Persiapan alat dan pelaksanaan penyuntikan
f. Pencatatan dan pelaporan
IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
a. Petugas menerima akseptor dari loket pendaftaran
b. Petugas melakukan anamnesa kepada akseptor tentang :
- Identitas akseptor
- Jumlah anak
- Menstruasi terakhir
- Riwayat penyakit (tumor, jantung, DM, dll)
c. Petugas melakukan pengisian status sesuai hasil anamnesa
d. Petugas melakukan pemeriksaan
- Mengukut berat badan
- Mengukur tekanan darah
- Melakukan pemeriksaan khusus :
 Mata : warna sklera ?
 Payudara : ada benjolan ?
 Leher : kelainan tiroid ?
 Perut : Pembesaran uterus / benjolan ?
 Ekstrimitas : varises ?

46
e. Petugas melakukan konseling/penyuluhan tentang efek samping
dan jadwal kunjungan kembali.
f. Petugas menyiapkan alat dan obat suntik KB.
g. Petugas melakukan aspirasi obat suntik KB ke dalam spuit
disposible yang sesuai.
h. Petugas melakukan antiseptik dengan kapas alkohol pada lokasi
yang akan disuntik.
i. Petugas melakukan penyuntikan secara intra muskuler kemudia
aspirasi untuk memastikan ujung jarum sputi tidak masuk ke
pembuluh darah, lanjut menyemprotkan obat suntik KB sesuai
dosis dan mencabut jarum spuit dari tempat suntikan.
j. Petugas melakukan antiseptik kembali pada luka bekas suntikan.
k. Petugas membuang spuit bekas ke tempat sampah medis yang
tersedia
l. Petugas menyerahkan kartu KB yang telah diisi kepada akseptor.
m. Petugas melakukan pencatatan hasil pelayanan di K-1 dan register
KB.

3.8. PROTAP PELAYANAN TINDAKAN INJEKSI (PENYUNTIKAN) DI RUANG


PELAYANAN

Pelayanan : Pasien dengan indikasi injeksi di ruang


pelayanan
Prosedur : Pelayanan Tindakan Injeksi (Penyuntikan)

I. TUJUAN :
Sebagai Pedoman kerja bagi petugas medis/paramedis dalam
melakukan pelayanan tindakan injeksi di ruang pelayanan Puskesmas
Waru
II. SASARAN :
Tenaga Medis/paramedis dalam melakukan pelayanan / tindakan
injeksi (SC, IM, IV) dan penatalaksana Syok Anafilaktik di Ruang
Pelayanan.
III. URAIAN UMUM :

47
 Injeksi SC :
- Tindakan penyuntikan dimana ujung jarum suntik ditusukkan
hanya sampai menembus di bawah kulit (subcutan) tanpa
menembus haringan otot dibawahnya.
 Injeksi IM :
- Tindakan penyuntikan dimana ujung jarum suntik disuntikkan
sampai menembus dalam jaringan otot (intramuskuler)
 Injeksi IV :
- Tindakan penyuntikan dimana ujung jarum suntik ditusukkan ke
dalam pembuluh darah vena (intravena)
 Penatalaksana Syok Anafilaktik :
- Penyuntikan. Adrenalin 0,3 cc SC/IM bila pasien mengalami
syok setelah penyuntikan (dengan tanda-tanda : sesak,
pingsan , kelainan kulit).
IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
a. Petugas membaca resep obat suntik / injeksi yang di instruksi kan
dokter.
b. Petugas menyiapkan alat dan obat suntik sesuai dengan resep.
c. Petugas melakukan aspirasi obat suntik ke dalam spuit injeksi
sesuai dosis dalam resep.
d. Sebelum penyuntikan obat petugas melakukan skin test untuk obat
suntik tertentu untuk memastikan obat tersebut tidak akan
menimbulkan reaksi alergi setelah obat disuntikkan.
e. Petugas melakukan aseptik / antiseptik pada lokasi penyuntikan.
f. Petugas menusukan jarun suntik dari spuit yang telah diisi obat
sebelumnya lokasi yang telah diaseptik (SC/IM/IV sesuai petunjuk)
g. Petugas melakukan aspirasi dengan ketentuan :
h. Petugas menyemprotkan obat suntik sesuai dosis yang ditentukan.
i. Petugas mencabut jarum suntik dari lokasi suntikan dan melakukan
aseptik pada luka bekas suntikan.
j. Petugas mengatasi bila terjadi syok anafilaktik dengan adrenalin
0,3 ccSC/IM sambil mengevaluasi vital sign (Tensi,Nadi, Respirasi)
sampai syok teratasi.

48
k. Petugas menyerahkan resep obat minum kepada pasien untuk
diambil diapotik Puskesmas.
l. Petugas membersihkan dan membuang alat suntik bekas ke dalam
tempat khusus sampah medis.

3.9. PROTAP PELAYANAN IMUNISASI

Pelayanan : Imunisasi Bayi


Prosedur : Pemberian Imunisasi

I. TUJUAN :
Sebagai pedoman kerja Petugas Imunisasi dalam memberikan Imunisasi
pada bayi di Puskesmas Waru.
II. SASARAN :
Petugas Imunisasi dalam mempersiapkan alat/sarana, vaksin serta
kesiapan petugas dalam pemberian imunisasi kepada bayi (penyuntikan)
III. URAIAN UMUM :
Persiapan alat: Spuit lengkap, alat sterilisator, kapas air Hangat
Persiapan Vaksin : Vaksin yang sesuai dengan sasaran dimasukkan
dalam termos es (vaksin carier).
Persiapan Sasaran: Pemberutahuan kepada orang tua bayi (sasaran)
tempat penyuntikan dan efek sampingnya.
Pemberian Imunisasi: Pengambilan vaksin sesuai dengan dosisnya .
Desinfeksi pada tempat yang ajan disuntik.
Pemberian Imunisasi sesuai dengan jenis vaksin sbb :
 BCG : Intra cutan, dosis 0,05 cc
 Polio : Tetes mulut, dosis 2 tetes
 DPT,HB,Campak : Subcutan, dosis 0,5 cc.
IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
a. Petugas Imunisasi menerima kunjungan bayi sasaran Imunisasi yang
telah membawa buku KIA/KMS di Ruang Imunisasi setelah mendaftar
di loket pendaftaran.
b. Petugas memeriksa status Imunisasi dalam buku KIA/KMS dan
menentukan jenis imunisasi yang akan diberikan.

49
c. Petugas menanyakan keadaan bayi kepada orang tua nya (keadaan
bayi yang memungkinkan untuk diberikan imunisasi atau bila tidak
akan dirujuk je Ruang Pengobatan).
d. Petugas menyiapkan Vaksin (vaksin dimasukkan kedalam termos es)
e. Petugas menyiapkan alat suntik dan kapas air hangat.
f. Petugas menyiapkan sasaran (memberitahukan orang tua bayi
tentang tempat penyuntikan).
g. Petugas memberikan imunisasi (memasukan vaksin kedalam alat
suntik, desinfeksi tempat suntikan dengan kapas air hangat ,
memberikan suntikan vaksin / meneteskan vaksin sesuai dengan
jadwal imunisasi yang akan diberikan.
h. Petugas melakukan KIE tentang efek samping pasca imunisasi
kepada orang tua bayi sasaran imunisasi.
i. Petugas memberikan obat antipiretik untuk imunisasi DPT, dijelaskan
cara dan dosis pemberian.
j. Petugas memberitahukan kepada orang tua bayi mengenai jadwal
imunisasi berikutnya.
k. Petugas mencatat hasil imunisasi dalam buku KIA/KMS dan Buku
Catatan Imunisasi serta rekapitulasi setiap akhir bulannya.

50
3.10. PROTAP PELAYANAN TINDAKAN HECTING (JAHIT LUKA) DI RUANG
TINDAKAN

Pelayanan : Pengobatan
Prosedur : Tindakan Hecting ( Jahit Luka)

I. TUJUAN :
Sebagai pedoman kerja bagi petugas medis / paramedis dalam
melakukan pelayanan tindakan hecting (Jahit Luka) di Ruang Tindakan
Puskesmas Waru
II. SASARAN :
Tenaga Medis / Paramedis dalam melakukan pelayanan tindakan
hecting (Jahit Luka) di Ruang Tindakan.
III. URAIAN UMUM :
 Sterilisasi Alat
- Tindakan mensterilisasi alat-alat hecting dengan alat
sterilisator
 Penjahitan Luka (Hecting)
- Tindakan menjahit luka (hecting) dengan alat yang telah
disterilkan dan membersihkan luka sesuia dengan keadaan
luka (luka bersih dengan betadin dab luka kotor denagn H202,
cairan steril betadin)
 Perawatan Luka
- Menutup luka dengan kasa steril dan menganjurkan untuk
kontrol kembali 2 hari lagi.
 Pemberian ATS
- Penyuntikan ATS disesuaikan dengan :
 Sifat Luka
 Kondisi Luka
 Status Imunisasi

IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN


a. Pasien luka dibawa ke Ruang Tindakan (R. Pengobatan).
b. Petugas menyiapkan anestesi lokal dan alat hecting steril.

51
c. Petugas mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan steril.
d. Petugas melakukan antiseptis pada daerah luka dan menutupnya
dengan kain steril.
e. Petugas melakukan anestesi dengan lidoeain pada sekitar tepi
luka.
f. Petugas membersihkan luka dengan betadin pada luka yang
berfsih dan dengan H2O2, cairan steril serta betadin pada luka
yang bocor.
g. Petugas menjahit luka dengan alat hectingyang telah disterilkan.
h. Petugas merapikan jahitan dengan pinset cirurgis.
i. Petugas membersihkan jahitan dengan betatin.
j. Petugas menutup luka dengan kasa steril dan direkatkan dengan
plester.
k. Petugas memberikan ATS bila diperlukan tergantung dari sifat
luka, kondisi luka dan status imunisasi sebelumnya.
l. Petugas menganjurkan kepada pasien agar kontrol kembali setelah
3 hari.
m. Petugas memberikan resep antibiotika dan analgetik untuk di ambil
di apotik Puskesmas.

52
3.11. PROTAP PELAYANAN PENINGKATAN GIZI

Pelayanan : Program gizi


Prosedur : Pelayanan Peningkatan Gizi

I. TUJUAN :
Sebagai pedoman kerja bagi petugas dalam memberikan pelayanan
Gizi di Puskesmas Waru.
II. SASARAN :
Petugas gizi dalam memberikan pelayanan gizi kepada Bayi , Anak
Balita , Bumil, Bufas, WUS dan Keluarga Rumah Tangga.
III. URAIAN UMUM :
a. Penerimaan Kunjungan pasien / Sasaran yang datang ke
Puskesmas dari Loket Pendaftaran / Ruang Pengobatan.
Pemantauan lapangan terhadap sasaran Program Gizi.
b. Wawancara terhadap pasien / sasaran (Identitas pribad dan
anggota keluarga , masalah gizi yang sedang dihadapi / yang mau
di konsulkan , riwayat penyakit yang sering di derita , keadaan pola
konsumsi makanan ternasuk pemberian ASI terhadap bayi.
c. Konseling / Penyuluhan.
d. Pencatatan dan penyuluhan.

IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN


A. Terhadap sasaran yang berkunjung ke Puskesmas
1. Petugas menerima pasien / sasaran yang berkunjung dari loket
pendaftaran/Ruang Pengobatan.
2. Petugas melakukan wawancara terhadap pasien/sasaran meliputi :
- Identitas sasaran dan anggota keluarga
- Masalah yang sedang di hadapi / yang mau di konsulkan.
- Riwayat penyakit yang sering di derita.
- Keadaan pola konsumsi makanan termasuk keadaan pemberianASI
bagi Bayi/Balita.

53
3. Petugas melakukan penimbangan berat badan pasien/sasaran
(Bayi dan Anak Balita) dan pengukuran lingkaran lengan (Bumil ,
Bufas dan WUS)
4. Petugas melakukan penilaian dan analisa hasil penimbangan berat
badan (Bayi, Anak Balita) dan hasil pengukuran lingkaran lengan
(Bumil, Bufas, WUS) berdasarkan pedoman/standar yang berlaku.
5. Petugas melakukan konseling dan penyuluhan terhadap
sasaran/keluarga sasaran sesuai maslah yang sedang dihadapi.
6. Petugas merencanakan dan mengusulkan kegiatan serta
melakukan intervensi sesuai kebutuhan dan masalah yang sedang
dihadapi.
7. Petugas melaksanakan pencatatan hasil kegiatan yang telah
dilaksanakan.
8. Petugas membuat laporan hasil kegiatan sesuai dengan kebutuhan.
B. Terhadap sasaran yang ada di lapangan.
1. Petugas melakukan pemantauan pertumbuhan Balita/PSG,
dilaksanakan setiap bulan melalui penimbangan di Posyandu
bersama kader, petugas melakukan penilaian K/S, D/S, N/S, dan
penemuan dini terhadap kemungkinan adanya Balita bermasalah
(Gizi Buruk) untuk kemudian merencanakan intervensi yang
diperlukan.
2. Petugas melakukan pemantauan kasus Gizi Buruk (KEP berat)
yang di temukan langsung atau yang dirujuk oleh kader Posyandu,
petugas melakukan seleksi dengan penimbangan ulang serta
melakukan penilaian BB/U median WHO-NCHS, petugas
melakukan konsultasi dokter terhadap kasus yang ditemukan,
petugas / dokter merujuk kasus Gizi buruk tanpa komplikasi
dilakukan penyuluhan, konseling diet KEP berat, pemeriksaan fisik
dan pengobatan yang diperlukan serta intervensi Gizi sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuan (merencanakan, melaporkan /
mengusulkan intervensi ke Kabupaten). Petugas melakukan
pemantauan mingguan, mencatat dan melaporkan perkembangan
berat badan dan kemajuan asupan makanan.

54
3. Petugas melakukan pemantauan perubahan pola konsumsi setiap
bulan per desa dengan mengambil sampel sebanyak 20 KK,
meliputi: Frekwensi makan keluarga, jenis makanan pokok dan
jumlah makanan yang dimasak.
4. Petugas melaksanakan pendistribusian kapsul vitamin A yang
diorder/diterima dari Gudang Obat setiap 6 bulan sekali (bulan
Februari dan Agustus) terhadap bayi (6-12 bulan), anak balita (13-
60 bulan), bufas, balita penderita diare, campak, pneumonia dan
gizi buruk.
5. Petugas melaksanakan pemantauan Garam beryodium dan
kadarzi, yang kegiatannya dipadukan dengan kegiatan PHBS
tatanan rumah tangga.
6. Petugas melakukan upaya peningkatan penggunaan ASI eksklusif
dengan mengadakan pendataan bayi umur 0-6 bulan per desa,
memberikan penyuluhan kepada ibu bayi agar memberikan hanya
ASI saja kepada bayinya dari baru lahir sampai umur 6 bulan.
7. Petugas mencatat hasil kegiatan yang telah dilaksanakan.
8. Petugas melakukan analisa / pengkajian terhadap hasil kegiatan
program yang diperoleh dalam rangka perumusan masalah,
penentuan prioritas masalah dan upaya pemecahan masalah yang
dapat dilakukan.
9. Petugas merencanakan dan mengusulkan kegiatan serta
melakukan intervensi sesuai kebutuhan dan masalah yang
dihadapi (RUK dan RPK).
10. Petugas membuat laporan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan.

55
3.12. PROTAP PENGELOLAAN OBAT DI GUDANG OBAT

Pelayanan : Obat di Gudang Obat


Prosedur : Pengelolaan Obat di Gudang Obat

I. TUJUAN :
Sebagai pedoman kerja bagi petugas dalam mengelola dan
mendistribusikan obat ke unit pelayanan (apotik Puskesmas / Pustu)
II. SASARAN :
Petugas gudang obat dalam pengelolaan dan distribusi obat ke unit
pelayanan.
III. URAIAN UMUM :
a. Pencatatan Obat dari Gudang Farmasi Kota :
Obat yang datang dari gudang Farmasi diperiksa sesuai dengan
slip penerimaan .
b. Pencatatan Kartu Stock :
Obat yang baru diterima dari gudang Farmasi Kota dicatat dalam
Kartu Stock untuk setiap jenis obat.
a. Pencatatan register Harian :
Obat yang dikeluarkan / didistribusikan ke unit pelayanan dicatat
dalam buku register harian.
b. Pembuatan LPLPO :
Pencatatan penerimaan dan pemakaian obat setiap bulan.

IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN


a. Petugas menerima obat dari Gudang Farmasi Kota sesuai
amfrahan / slip penerimaan obat.
b. Petugas menyimpan obat sesuai dengan bentuk sediaan, abjad
nama obat dengan memperhatikan waktu kadaluarsa (bila ada)
c. Petugas mencatat per jenis obat dalam kartu stock obat.
d. Petugas mendistribusikan obat ke unit pelayanan sesuai dengan
permintaan.
e. Petugas mencatat obat yang didistribusikan ke unit pelayanan ke
dalam buku register harian.

56
f. Petugas membuat LPLPO setiap akhir bulan.

V. DOKUMEN TERKAIT
a. Kartu Stock Obat
b. Bukku Register Harian
c. LPLPO

57
3.13. PROTAP PELAYANAN OBAT DI APOTIK

Pelayanan : Resep Pasien di Apotik


Prosedur : Pemberian Obat sesuai resep

I. TUJUAN :
Sebagai pedoman kerja bagi petugas di Apotik dalam pemberian obat
kepada pasien di Puskesmas Waru.
II. SASARAN :
Petugas apotik dalam meracik obat, pemberian etiket, menerangkan
cara pemakaian obat dan pencatatan / pelaporan obat di apotik.
III. URAIAN UMUM :
a. Peracikan Obat
Pengambilan dan Pembuatan (Puyer) jenis obat sesuai dengan
resep.
b. Pemberian etiket
Pemberian label pada masing-masing obat meliputi :
- Nama
- Alamat
- Dosis
- Cara penggunaan
c. Menerangkan cara pemakaian obatara penggunaan obat.
Menerangkan pada pasien tentang aturan minum , waktu
pemakaian dan cara penggunaan obat.
d. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan hasil jumlah penggunaan obat dalam sebulan dengan
Buku Bantu register pengeluaran obat.

IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN


a. Petugas menerima resep dari Ruang Pengobatan Umum, Ruang
Pengobatan Gilut, Ruang KIA/KB di Apotik.
b. Petugas membaca dan meneliti resep yang diterima.
c. Petugas menanyakan kembali kepada penulis resep apabila resep
yang diterima kurang jelas atau obat yang diminta tidak tersedia.

58
d. Petugas meracik obat dan membuat etiket apabila resep telah
jelas.
e. Petugas menaruh obat dalam kemasan kemudian diberikan
kepada pasien.
f. Petugas menerangkan kepada pasien mengenai pemakaian obat,
aturan minum, dan cara penggunaan sesuai dengan anjuran yang
tertera diresep.
g. Petugas menghitung jumlah obat yang dikeluarkan setiap harinya.
h. Petugas mencatat jumlah obat yang telah di hitung ke dalam buku
pengeluaran harian.
i. Petugas merekapitulasi jumlah obat yang keluar setiap bulan ke
dalam LPLPO pada setiap akhir bulan.

V. DOKUMEN TERKAIT
a. Buku pengeluaran harian
b. Buku bon
c. LPLPO

59
3.14. PROTAP PELAYANAN PEMERIKSAAN IBU HAMIL (ANC)

Pelayanan : Pendaftaran Pasien di Loket Pendaftaran


Prosedur : Pelayanan KTPK dan Kartu Rawat Jalan

I. TUJUAN :
Sebagai pedoman kerja bagi petugas KIA dalam pelaksanaan
pelayanan pemeriksaan Ibu hamil (ANC) di Puskesmas Waru.
II. SASARAN :
Petugas KIA dalam mempersiapkan alat / sarana untuk memberikan
pelayanan pemeriksaan ibu hamil.
III. URAIAN UMUM :
- Persiapan ruangan dan alat lengkap, alat pemeriksaan (timbangan,
ukuran panggul , tensi dan alat suntik)
- Persiapan Vaksin TT dalam cold chain , tablet Fe dan Vitamin.
- Pelaksanaan pemeriksaan dan tindakan.
- Penyuluhan
- Pencatatan / rujukan.

IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN


a. Petugas menerima kunjungan ibu hamil di Ruang KIA setelah
mendaftar di loket pendaftaran.
b. Petugas melakukan anamnesa :
- Menanyakan identitas
- Menanyakan riwayat kehamilan yang sekarang dan yang lalu
- Menanyakan riwayat menstruasi
- Menanyakan riwayat persalinan yang lalu dan pemakaian alat
kontrasepsi
- Menanyakan riwayat penyakit yang di derita dan riwayat
penyakit keluarga.
- Menanyakan keluhan pasien.
- Mempersilahkan ibu hamil ke Laboraturium untuk periksa HB
dan golongan darah (untuk bumil dengan K1), pemeriksaan Hb

60
diulang pada umur kehamilan trimester III, serta pemeriksaan
Laboraturium lainnya (seperti protein urin ) atas indikasi.
c. Petugas melakukan pemeriksaan :
- Tinggi badan , berat badan , LILA ,Tekanan darah.
- Petugas melakukan inspeksi kepada apsien.
- Mengukur ukuran panggul (bila ada indikasi : TB < 145 cm)
- Memeriksa TFU , posisi janin, presentasi janin.
d. Petugas memberika imunisasi TT1 sambil memberitahukan
ulangan TT2 yang akan datang.
e. Petugas memberikan penyuluhan (Gizi Bumil, Hygiene
perorangan, perawatan payudara selama kehamilan, pentingnya
periksakan kehamilan secara rutin seusia umur kelahiran), pesan
supaya pada saatnya nanti melahirkan di tenaga kesehatan.
f. Petugas mencatat hasil pemeriksan pada status ibu , Buku KIA ,
Kohort Hamil.
g. Petugas menulis resep (Kalsium Laktat , Fe, Vitamin).
h. Petugas mendeteksi resiko tinggi kehamilan bila ada dan rujuk ke
RSU / dokter spesialis serta melakukan kunjungan rumah pasien
(perkesmas).
i. Petugas merujuk ke Ruang Pengobatan / Gilut pada pemeriksaan
pertama (K1) atau bila ada indikasi.
j. Petugas mencatat ke Kohort ibu sesuai kartu ibu.

61
3.15. SOP MEMBUAT LARUTAN CHLORIN 0,5% DI KLINIK IMS & VCT

Pelayanan : Pendaftaran Pasien di Loket Pendaftaran


Prosedur : Pelayanan KTPK dan Kartu Rawat Jalan

I. TUJUAN :
- Memberikan pedoman bagi pelaksana klinik IMS mengenai cara
membuat larutan Chlorin.
- Agar alat-alat yang telah digunakan dapat dilakukan dekontaminasi
dengan baik.
II. SASARAN :
- Paramedis atau janitor yang sudah memahami UP
III. ALAT DAN BAHAN :
- Chlorin
- Air
- Ember
- Botol Takar / Wadah Takar
- Tempat sampah infeksius
- Chlorin 0,5%
- Ember
- Alat DTT atau Sterilisasi.
IV. PROSEDUR
1. Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah memeriksa
pasien.
2. Memakai sarung tangan saat melakukan pemeriksaan genitalia,
jika ada luka terbuka dan saat melakukan pekerjaan di
laboraturium.
3. Membuat larutan chlorin 0,5% dengan benar.
4. Melakukan dekontaminasi alat-alat habis pakai dengan larutan
Chlorin selama 10 menit.
5. Mencuci alat-alat yang telah di dekontaminasi dengan air dan
sabun cair.
6. Melakukan desinfeksi tingkat tinggi dengan merebus di dalam air
mendidih selama 20 menit, uap atau melakukan sterilisasi.

62
7. Menaruh spekulum dan anuskopi di wadah yang bersih dan
tertutup.
8. Membuang bahan-bahan infeksius ke tempat sampah untuk
membuang sampah infeksius.
9. Membuang alat-alat suntikan ke wadah tahan tusukan.
10. Wadah tahan tusukan tidak boleh di pakai ulang.
11. Lakukan dekontaminasi bedgyn dan meja setiap pagi.

63
3.16. SOP KEWASPADAAN STANDAR KLINIK IMS & VCT

Pelayanan : Pendaftaran Pasien di Loket Pendaftaran


Prosedur : Pelayanan KTPK dan Kartu Rawat Jalan

I. TUJUAN :
- Memberikan pedoman bagi pelaksana klinik IMS mengenai
kewaspadaan standar.
- Menghindari penularan infeksi dari pasien ke pasien dan dari
pasien ke petugas kesehatan.
II. TANGGUNG JAWAB : - Dokter
- Paramedis
- Bidan
- Laboran
- Administrasi
III. ALAT DAN BAHAN :
- Air Mengalir - Tempat sampah infeksius
- Sabun - Chlorin 0,5%
- Sarung tangan bersih - Ember
- Wadah tahan tusukan - Alat DTT atau sterilisasi

IV. PROSEDUR
1. Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah memeriksa
pasien.
2. Memakai sarung tangan saat melakukan pemeriksaan genitalia,
jika ada luka terbuka dan saat melakukan pekerjaan di
laboraturium.
3. Membuat larutan chlorin 0,5% dengan benar.
4. Melakukan dekontaminasi alat-alat habis pakai dengan larutan
Chlorin selama 10 menit.
5. Mencuci alat-alat yang telah di dekontaminasi dengan air dan
sabun cair.
6. Melakukan desinfeksi tingkat tinggi dengan merebus di dalam air
mendidih selama 20 menit, uap atau melakukan sterilisasi.

64
7. Menaruh spekulum dan anuskopi di wadah yang bersih dan
tertutup.
8. Membuang bahan-bahan infeksius ke tempat sampah untuk
membuang sampah infeksius.
9. Membuang alat-alat suntikan ke wadah tahan tusukan.
10. Wadah tahan tusukan tidak boleh di pakai ulang.
11. Lakukan dekontaminasi bedgyn dan meja setiap pagi.

65
3.17. SOP DTT DENGAN MEREBUS DI KLINIK IMS & VCT

Pelayanan : Pendaftaran Pasien di Loket Pendaftaran


Prosedur : Pelayanan KTPK dan Kartu Rawat Jalan

I. TUJUAN :
- Memberikan pedoman bagi pelaksana klinik IMS & VCT mengenai
standar precaution di Puskesmas Waru.
- Menghindari penularan infeksi dari pasien ke pasien dan dari
pasien ke petugas kesehatan.
II. TANGGUNG JAWAB :
- Paramedis/Bidan.
III. ALAT DAN BAHAN :
- Panci tertutup
- Air
- Kompor
- Tromol / bak steril
IV. PROSEDUR
1. Isi panci dengan air
2. Masukkan spekulum dan anuskopi hingga terendam seluruhnya
(supaya air dapat mengenai semua permukaan alat) di dalam air.
3. Tutup panci panaskan hingga mendidih
4. Ketika air mulai mendidih, catat waktu, tunggu hingga 20 menit, di
larang menambahkan spekulum, anuskopi atau air.
5. Keluarkan spekulum dan anuskopi dengan korentang yang bersih
yang juga telah di DTT sebelumnya.
6. Taruh peralatan di wadah yang sudah di DTT. Biarkan kering di
udara sebelum disimpan. Siapkan larutan chlorin 0,5% ( cara: dari
larutan chlorin 0,5% yang baru disiapkan, ambil satu bagian,
campurkan lagi dengan 9 bagian air.Gunakan wadah yang sama
untuk mengambil bagian chlorin dan air).
7. Gunakan sarung tangan.
8. Bersihkan seluruh permukaan dengan larutan ini.
9. Lap dengan lap bersih.

66
10. Buka sarung tangan.
11. Cuci tangan.

67
3.18. SOP DEKONTAMINASI KLINIK IMS

Pelayanan : Pendaftaran Pasien di Loket Pendaftaran


Prosedur : Pelayanan KTPK dan Kartu Rawat Jalan

I. TUJUAN :
- Memberikan pedoman bagi pelaksana klinik IMS mengenai
dekontaminasi bedgyn di Puskesmas Waru.
II. TANGGUNG JAWAB :
- Paramedis
- Laboran
- janitor
III. ALAT DAN BAHAN :
- Chlorin
- Air
- Ember
- Sarung tangan
- Botol takar/wadah takar
IV. PROSEDUR
1. Siapkan larutan chlorin 0,05% (cara : dari larutan chlorin 0,5%
yang baru disiapkan, ambil satu bagian, campurkan lagi dengan 9
bagian air. Gunakan wadah yang sama untuk mengambil bagian
chlorin dan air).
2. Gunakan sarung tangan.
3. Bersihkan seluruh permukaan dengan larutan ini.
4. Lap dengan lap bersih.
5. Buka sarung tangan.
6. Cuci tangan..

68
3.19. PROTAP PELAYANAN SANITASI

Pelayanan : Pendaftaran Pasien di Loket Pendaftaran


Prosedur : Pelayanan KTPK dan Kartu Rawat Jalan

I. TUJUAN :
Sebagai pedoman kerja bagi petugas dalam memberikan pelayanan
Sanitasi di Puskesmas Waru.
II. SASARAN :
Petugas Sanitasi dalam memberikan Pelayanan Sanitasi.
III. URAIAN UMUM :
a. Penerimaan Pasien Rujukan dari Poli.
b. Wawancara terhadap pasien (identitas pribadi dan anggota
keluarga , masalah yang sedang di hadapi / yang mau di
konsulkan, keadaan lingkungan dan rumah tempat tinggal).
c. Konseling / penyuluhan.
d. Pencatatan dan pelaporan.
IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN :
a. Petugas menerima pasien dari loket pendaftaran / Ruang
pengobatan.
b. Petugas melakukan wawancara terhadap apsien meliputi : Sanitasi
dasar di Lingkungan Penderita.
c. Petugas bersama pasien melakukan analisa masalah yang
dihadapi pasien.
d. Petugas melakukan konseling dan penyuluhan atas masalah yang
di hadapi pasien.
e. Petugas memberikan alternatif pemecahan masalah dan
mendiskusikannya dengan pasien alternatif mana yang bisa
dikerjakan pasien yang diputuskan sendiri oleh pasien.
f. Petugas Kesling melakukan Inspeksi sanitasi apabila ditemukan
ancaman, wabah, atau KIB di Lingkungan/ lingkungan penderita
dan pengambilan / pemeriksaan air, makanan dan limbah.
g. Petugas melakukan pencatatan hasil pelayanan klinik sanitasi yang
telah di lakukannya.

69
h. Petugas membuat lapran kegiatan sesuai dengan kebutuhan.

70
3.20. PROTAP PENATALAKSANAAN SYOK ANAFILAKTIK

Pelayanan : Pendaftaran Pasien di Loket Pendaftaran


Prosedur : Pelayanan KTPK dan Kartu Rawat Jalan

I. TUJUAN :
Sebagai pedoman kerja bagi petugas Medis/Paramedis dalam
melakukan pelayanan penanganan syok anafilaktik di Puskesmas
Waru.
II. SASARAN :
Tenaga medis / Paramedis dalam melakukan pelayanan /
Penatalaksanaan Syok Anafilaktik di Ruang Pelayanan.
III. URAIAN UMUM :
 Penatalaksanaan Syok Anafilaktik
- Penyuntikan adrenalin 0,3-0,5 ml IM bila pasien mengalami
reaksi / syok setelah penyuntikan (dengan tanda-tanda ; sesak,
pingsan, kelainan kulit)
IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN :
A. Penanganan Utama dan Segera
1. Hentikan pemberian obat / antigen penyebab
2. Baringkan penderita dengan posisi tungkai lebih tinggi dari
kepala.
3. Berikan Adrenalin 1:1000 (1 mg/ml)
- Segera secara IM pada otot deltoideus , dengan dosis 0,3 –
0,5 ml, (anak : 0,01 ml/kgbb), dapat diulang tiap lima menit.
- Pada tempat suntikan atau sengatan dapat diberikan 0,1 –
0,3 ml
- Pemberian adrenalin IV apabila terjadi tidak ada respon
pada pemberian ecara IM , atau terjadi kegagalan sirkulasi
dan syok, dengan dosis (dewasa : 0,5 ml adrenalin 1:1000
( 1 mg/ml) diencerkan dalam 10 ml larutan garam faali dan
diberikan selama 10 menit.
- Bebaskan jalan napas dan awasi vital sign (Tensi, Nadi,
Respirasi ) sampai syok teratasi.

71
- Pasang infus dengan larutan glukosa faali bila tekanan
darah systole kurang dari 100 mmHg.
- Pemberian oksigen 5-10 L/menit.
- Bila diperlukan rujuk pasien ke RSU terdekat dengan
pengawasan tenaga medis.
B. Penanganan Tambahan
1. Pemberian Antihistamin :
Difenhidramin injeksi 50 mg , dapat diberikan bila timbul
urtikaria.
2. Pemberian Kortikosteroid :
Hydrokortison inj 7-10 mg/kg BB , dilanjutkan 5 mg / kgBB setiap
6 jam atau deksametason 2-6mg/kgbb, untuk mencegah reaksi
berulang.
Antihistamindan kortikosteroid tidak untuk mengatasi syok
anafilaktik
3. Pemberian Aminofilin IV, 4-7 mg/kgbb selama 10-20 menit bila
terjadi tanda-tanda bronkospasme, dapat diikuti dengan infuse
0,6 mg/kgbb/jam, atau brokodilatator aerosol (terbutalin,
salbutamol).

C. Penanganan penunjang
1. Tenangkan penderita , istirahatdan hindarkan pemanasan
2. Pantau tanda-tanda vital secara ketat sedikitnya pada jam
pertama.

72
3.21. PROTAP PELAYANAN PEMERIKSAAN DAN PENGOBATAN PASIEN DI
RUANG PENGOBATAN

Pelayanan : Pendaftaran Pasien di Loket Pendaftaran


Prosedur : Pelayanan KTPK dan Kartu Rawat Jalan

I. TUJUAN :
Sebagai pedoman kerja bagi petugas Medis/Paramedis dalam
melakukan pemeriksaan di Ruang Pengobatan Puskesmas Waru.
II. SASARAN :
Tenaga medis / Paramedis dalam melakukan pemeriksaan pasien di
Ruang Pengobatan.
III. URAIAN UMUM :
 Anamnesa
Wawancara terhadap pasien atau keluarga nya mengenai :
- Keluhan utama
- Keluhan tambahan
- Riwayat penyakit terdahulu
- Riwayat penyakit keluarga
- Lamanya sakit
- Pengobatan yang sudah dilakukan
- Riwayat alergi obat
 Pemeriksaan Fisik
- Inspeksi : Keadaan umum pasien
- Palpasi : Perabaan kemungkinan adanya benjolan,
konsistensi hepar/lien
- Perkusi : Untuk menentukan batas jantung,
keadaan paru, hepar, kemungkinan adanya
ascites.
- Auskultasi : untuk mengetahui keadaan
jantung, paru dan peristaltik usus.

 Pelayanan Rujukan

73
Untuk pasien yang tidak mampu di tangani di Puskesmas diberikan
surat rujukan ke RSU dengan menggunakan blangko surat rujukan
yang tersedia sesuai jenis pasien, (pasien umum, ASKES, JPK-
MM)
IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN :
a. Pasien dari loket pendaftaran menuju Ruang Pengobatan untuk
menyerahkan kartu rawat jalan yang diterimanya di loket, kemudian
menunggu di ruang tunggu sesuai antrean.
b. Petugas di Ruang Pengobatan memanggil pasien untuk masuk ke
Ruang periksa sesuai nomor urut.
c. Petugas mencocokkan identitas pasien dengan kartu rawat jalan.
d. Petugas / dokter melakukan anamnesa terhadap pAsien sbb :
- Keluhan utama
- Keluhan tambahan
- Riwayat penyakit terdahulu
- Riwayat penyakit keluarga
- Lamanya sakit
- Pengobatan yang sudah dilakukan
- Riwayat alergi obat
e. Petugas / dokter melakukan pemeriksaan sbb :
- Inspeksi : Keadaan umum pasien
- Palpasi : Perabaan kemungkinan adanya benjolan,
konsistensi hepar/lien
- Perkusi : Untuk menentukan batas jantung,
keadaan
paru, hepar, kemungkinan adanya ascites.
- Auskultasi : untuk mengetahui keadaan jantung, paru
dan peristaltik usus.
f. Petuags / dokter melakukan rujukan pasien (bila ada indikasi) ke :
- Laboraturium
- Rung Pelayanan Gilut
- KIA
- KB
- RSU
74
g. Petugas / dokter melakukan rujukan pasien dengan menggunakan
blangko rujukan yang tersedia sesuai jenis pasien (Umum, ASKES,
JPK-MM)
h. Petugas / dokter mencatat hasil pemeriksaan pada kartu rawat
jalan.

Petugas / dokter melakukan penegakan diagnosa, menentukan


tindakan therapi sesuai Buku Pedoman Pengobatan Dasar
Puskesmas dan Buku Pedoman Nasional Penanggulangan
Tuberkulosis yang berlaku

75
BAB IV

PENGELOMPOKAN FUNGSI

Seperti yang tergambar dalam struktur organisasi Puskesmas Waru, fungsi-fungsi


yang ada dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu :

4.1. Fungsi Pelayanan (services)


Yang termasuk dalam fungsi pelayanan adalah upaya kesehatan wajib, upaya
kesehatan pengembangan, dan jejaring pelayanan.
A. Upaya Kesehatan Wajib (UKM) ESENTIAL
Upaya Kesehatan Penunjang, yang meliputi :
1. Upaya penunjang Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu (SP2TP)
2. Upaya Sistem Informasi Puskesmas
3. Upaya Pelayanan Farmasi termasuk Perbekalan Kesehatan.
4. Upaya Pelayanan Laboratorium Sederhana
B. Upaya Kesehatan Pengembangan (UKM Pengembangunan)
1. Upaya pelayanan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah)
2. Upaya pelayanan kesehatan Khusus dengan sub upaya meliputi:
a. Upaya Kesehatan Mata.
b. Upaya Kesehatan Jiwa
c. Upaya Kesehatan Kerja
d. Upaya Kesehatan Olah Raga.
e. Upaya Kesehatan Lanjut Usia
3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas).
4. Upaya Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut.
5. Upaya Pelayanan Batra
6. Upaya kesehatan Tradisional
7. Dll
C. Jejaring Pelayanan
Upaya Kesehatan Pelayanan Jejaring Puskesmas yaitu :

1. Pelayanan Kesehatan Khusus/jaminan Pelayanan Kesehatan yang


memiliki MOU khusus dengan Puskesmas (Klinik Perusahaan, Klinik
Sekolah) termasuk pelayanan P3K dalam event tertentu.
2. Kemitraan

76
4.2. Fungsi Pendukung ( supporting )
Sebagai fungsi pendukung (supporting) untuk menunjang fungsi pelayanan
dalam rangka efektifitas adalah sebagai berikut :
A. Upaya Kesehatan Penunjang
Upaya Kesehatan Penunjang, yang meliputi :
1. Upaya penunjang Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu
(SP2TP).
2. Upaya Sistem Informasi Puskesmas.
3. Upaya Pelayanan Farmasi termasuk Perbekalan Kesehatan.
4. Upaya Pelayanan Laboratorium Sederhana.
B. Upaya Pelayanan Administrasi
Upaya Pelayanan Administrasi, yang meliputi :
1. Administrasi Keuangan termasuk aset.
2. Administrasi Umum dan Kepegawaian.
3. Administrasi di bidang Perencanaan dan Monitoring Evaluasi

77
BAB V
PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai merupakan


salah satu kebijakan manajemen untuk mewujudkan pelayanan kesehatan
yang lebih baik kepada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Waru dan
sekitarnya. Dalam pengelolaan sumber daya manusia Puskesmas Waru
sebagai Unit Pengelola Teknis pada Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam
Paser Utara memperhatikan hal-hal sebagai beikut:

1. PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA SEBELUM BLUD


1.1. Penerimaan dan Penempatan Pegawai
Tenaga Medis, tenaga kesehatan dan Tenaga Non Medis Puskesmas Waru
dapat terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun Tenaga Non Pegawai
Negeri Sipil sesuai dengan kebutuhan puskesmas. Pola rekrutmen Sumber
Daya Manusia (SDM) baik Tenaga Medis, Paramedis maupun Tenaga Non
Medis pada Puskesmas Waru adalah sebagai berikut:
A. SDM yang Berasal dari Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Pola rekrutmen Sumber Daya Manusia (SDM) yang berasal dari Pegawai
Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Puskesmas Waru dilaksanakan oleh
Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Penajam Paser Utara
berdasarkan Petunjuk Teknis Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS) di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara serta
berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 98 tahun 2000 tentang
Pengadaan Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2007, dengan tahapan
sebagai berikut:
1. Persiapan Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
2. Pendaftaran
3. Pelaksanaan Ujian
4. Penentuan Kelulusan
5. Pengangkatan
6. Ketentuan Lain
B. SDM yang berasal dari Tenaga Non-PNS

78
Pola rekrutmen Sumber Daya Manusia (SDM) yang berasal dari tenaga
Non-PNS berpedoman pada Daftar Kebutuhan Pegawai sesuai dengan
Satuan Kerja masing-masing yang diusulkan kepada Badan Kepegawaian
Daerah melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara yang
dimaksudkan untuk mengisi formasi yang kosong atau adanya perluasan
organisasi dan perubahan pada bidang-bidang yang sangat mendesak.

Akan tetapi sesuai dengan Surat Edaran Bupati Penajam Paser Utara
tentang Larangan Menerima Tenaga Honorer / Outsourcing (PTT/GTT) di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara tidak
dibenarkan untuk melakukan penerimaan tenaga Honorer/Outsourcing
(PTT/GTT), kecuali ada rekomendasi dari Pejabat Pembina
Kepegawaian. Kedepannya setelah ditetapkan sebagai PPK BLUD
terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penerimaan dan
penempatan pegawai pada BLUD yaitu:

1. Pejabat Pengelola dan Pegawai BLUD dapat berasal dari PNS dan
atau Non PNS yang profesional sesuai dengan kebutuhan.
2. Pengangkatan dan pemberhentian Pejabat Pengelola dan Pegawai
BLUD yang berasal dari PNS disesuaikan dengan ketentuan
peraturan dan perundangan yang berlaku.
3. Pejabat Pengelola dan Pegawai BLUD yang berasal dari Non PNS
dapat dipekerjakan secara tetap atau berdasarkan kontrak, yang
pengangkatan dan pemberhentian dilakukan berdasarkan pada
prinsip efisiensi, ekonomis dan produktif dalam peningkatan
pelayanan.
4. Pemimpin BLUD Puskesmas Waru merupakan Pejabat Kuasa
Pengguna Anggaran / Barang Milik Daerah
5. Pemimpin BLUD Puskesmas Waru yang berasal dari Non PNS,
Pejabat Keuangan BLUD wajib berasal dari PNS yang merupakan
Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran /Barang Milik Daerah.
1.2 Sistem Remunerasi
Remunerasi merupakan imbalan kerja yang dapat berupa gaji, tunjangan
tetap, honorarium, insentif, bonus atas prestasi, pesangon, dan atau
pensiun. Sistem Remunerasi saat ini (sebelum BLUD) di Puskesmas Waru

79
pada dasarnya merupakan penggabungan sebagian atau seluruhnya dari
sistem penggajian/pengupahan dan Jasa Pelayanan yang bersumber dari
Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
1. Gaji dan Upah
Gaji meliputi gaji pokok, dan tunjangan-tunjangan, untuk seluruh SDM
berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang ketentuan pelaksanaannya
berdasarkan:
(1) UU nomor 8 tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan UU nomor
43 tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian

(2) PP nomor 25 tahun 2010 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil.
Sedangkan upah yaitu untuk Tenaga Kontrak dan Pegawai Harian
Lepas, yang ketentuannya berdasarkan:
a. UU nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
b. Keputusan Gubernur Kamlimantan Timur tentang Upah Minimum
Propinsi (tiap tahun)
c. Peraturan Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara APBD (tiap
tahun)
d. DPA SKPD / RBA (tiap tahun)
e. Peraturan Bupati Penajam Paser Utara tentang Standar Satuan
Harga (SSH) (tiap tahun)
2. Jasa Pelayanan
Jasa Pelayanan merupakan kompensasi atas pelayanan kesehatan yang
telah dilakukan baik kepada pasien umum maupun peserta BPJS. Jasa
Pelayanan ini merupakan imbalan yang diberikan kepada pelaksana yang
secara langsung maupun tidak langsung melakukan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat.
1. Jasa Pelayanan yang bersumber dari Dana Kapitasi Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN). Jasa Pelayanan yang bersumber dari
Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) berpedoman
pada:

a. Permenkes Nomor 21 Tahun 2016 tentang Penggunaan Dana


Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional untuk Jasa Pelayanan
Kesehatan dan Dukungan Biaya Operasional pada Fasilitas

80
Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah
b. Permenkes Nomor 28 Tahun 2014 tentang Pedoman
Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional tanggal
c. Peraturan Bupati Penajam Paser Utara Nomor ..... Tahun .....
tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Tahun Anggaran..... tentang Alokasi Dana Kapitasi Jaminan
Kesehatan Nasional Pada Puskesmas di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun
Anggaran .......
d. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser
Utara Nomor…...Tahun …... tentang Pembagian Jasa
Pelayanan Kesehatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan
Nasional Pada Puskesmas di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun Anggaran Tahun .......

2. Jasa Pelayanan yang bersumber dari Dana Non Kapitasi Jaminan


Kesehatan Nasional (JKN) . Jasa Pelayanan yang bersumber dari
Dana Non Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
berpedoman pada :

a. Peraturan Bupati Penajam Paser Utara Nomor.....Tahun .........


tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Tahun Anggaran............ tentang Alokasi Dana Kapitasi
Jaminan Kesehatan Nasional Pada Puskesmas di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun
Anggaran...........
b. Peraturan Bupati Penajam Paser Utara Nomor …… Tahun …..
tentang Alokasi Dana Non Kapitasi Jaminan Kesehatan
Nasional Pada Puskesmas di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun Anggaran ….. tanggal
………
3. Jasa Pelayanan yang bersumber dari Retribusi Pelayanan
Kesehatan Merupakan Jasa Pelayanan yang bersumber dari
pasien umum yang dikenakan tarif berobat sesuai Peraturan

81
Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara Nomor…... Tahun….......
tentang Retribusi Jasa Pelayanan Umum.
Setelah ditetapkannya Puskesmas Waru sebagai PPK BLUD,
Sistem Remunerasi Puskesmas sesuai dengan Permendagri No.
79 Tahun 2018 tentang BLUD, Pejabat pengelola BLUD, Dewan
Pengawas, Sekretaris Dewan Pengawas dan Pegawai BLUD dapat
diberikan Remunerasi sesuai dengan tingkat tanggungjawab dan
tuntutan profesionalisme yang diperlukan yang ditetapkan oleh
dengan Peraturan Bupati Penajam Paser Utara
1.3 Jenjang Karir
Jenjang karir disesuaikan dengan peraturan kepegawaian yang ada yaitu
sesuai jenjang karir jabatan struktural atau jabatan fungsional.
1.4 Pembinaan Termasuk Reward System
Pembinaan dapat dilakukan oleh Kepala Puskesmas/Pemimpin BLUD dan
Pejabat yang berwenang (Dinas Kesehatan dan Badan Kepegawaian
Daerah), sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku termasuk
pemberian penghargaan ataupun sanksi (reward and punishment).
1.5 Pemutusan Hubungan Kerja
1. Sumber Daya Manuasia yang Berasal dari PNS
Pemutusan Hubungan Kerja bagi Pejabat Pengelola dan Pegawai BLUD
yang berstatus Pegawai Negeri Sipil adalah mengikuti Peraturan
Kepegawaian dan perundangan yang berlaku. Berdasarkan PP No. 53
Tahun 2010 tentang disiplin Pegawai Negeri Sipil, maka bila terdapat
pelanggaran disiplin atau indisipliner, Pegawai Negeri Sipil yang
bersangkutan akan dijatuhi hukuman disiplin sesuai dengan tingkat
hukuman disiplin yang terdiri dari hukuman disiplin ringan, sedang dan
berat.
2. Sumber Daya Manuasia yang Bukan Berasal dari PNS
Jika terdapat pelanggaran disiplin atau indisipliner untuk SDM yag
berasal dari Non PNS, maka tindakan atau sanksi yang diberikan sesuai
Kontrak Kerja yang disepakati oleh Pegawai dengan Pemerintah Daerah
Penajam Paser Uatara dimana rekomendasi diberikan oleh Puskesmas
Waru melalui Dinas Kesehatan
2. PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA SETELAH BLUD
82
Pengelolaan sumber daya manusia merupakan pengaturan dan kebijakan yang
jelas mengenai sumber daya manusia yang berorientasi pada pemenuhan
secara kuantitatif dan kualitatif/kompeten untuk mendukung pencapaian tujuan
organisasi secara efisien, efektif, dan produktif. terarah dan berkesinambungan
mengenai sumber daya manusia pada suatu organisasi dalam rangka memenuhi
kebutuhannya baik pada jumlah maupun kualitas yang paling menguntungkan
sehingga organisasi dapat mencapai tujuan secara efisien,efektif, dan ekonomis.
Organisasi modern menempatkan karyawan pada posisi terhormat yaitu sebagai
aset berharga (brainware) sehingga perlu dikelola sebagaimana mestinya baik
saat penerimaan, selama aktif bekerja maupun setelah purna tugas.Sumber daya
manusia BLUD Puskesmas terdiri atas Tenaga Kesehatan dan Tenaga non
Kesehatan yang berasal dari Pegawai ASN dan/atau Pegawai non ASN.
Perencanaan SDM Puskesmas merupakan proses sistematis yang
digunakan untuk memprediksi permintaan dan penyediaan SDM dimasa yang
akan datang. Secara sederhana analisis kebutuhan pegawai merupakan suatu
proses analisis yang logis dan teratur untuk mematuhi jumlah dan kualitas
pegawai yang diperlukan oleh Puskesmas. Tujuannya agar setiap pegawai pada
semua unit bisa mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan tugas dan
wewenang sesuai tanggung jawabnya. Pola pengelolaan Sumber daya manusia
di Puskesmas Waru dapat dilakukan dalam 10 tahapan sebagai berikut:

1. Pengadaan Sumber Daya Manusia


Sumber daya manusia kesehatan merupakan asset yang sangat
vital, karena itu keberadaannya dalam organisasi tidak bisa digantikan
oleh sumber daya lainnya. Betapapun modern teknologi yang
digunakan atau seberapa banyak dana yang disiapkan, namun tanpa
dukungan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan
profesional, semuanya menjadi tidak bermakna. Ketersediaan sumber
daya manusia kesehatan sangat mempengaruhi keberhasilan
pembangunan kesehatan. Pengadaan sumber daya manusia
kesehatan bertujuan untuk menetapkan jumlah dan jenis tenaga yang
sesuai dengan kebutuhan. Apabila kebutuhan sumber daya manusia
tidak direncanakan dengan baik maka akan terjadi kekurangan tenaga

83
yang mempengaruhi pelayanan serta kenyamanan pasien dan
mengakibatkan beban kerja meningkat.

Dalam penyusunan kebutuhan sumber daya manusia


kesehatan, pengadaannya melalui usulan dari pihak puskesmas
dikoordinasikan dengan dinas kesehatan dan dinas kesehatan
mengusulkannnya ke badan kepegawaian dan diklat daerah serta
badan kepegawaian negara. Menurut hasil pengamatan dan
wawancara, yang berperan dalam hal pengadaan sumber daya
manusia kesehatan ialah dinas kesehatan dan yang terkait puskesmas
dalam hal pengusulan dan koordinasi serta pembiayaan adalah
pemerintah daerah. Kondisi kuantitas sumber daya manusia kesehatan
yang ada di puskesmas menurut hasil wawancara masih berada jauh
dari standar yang diatur dalam Kepmenkes nomor 81 tahun 2004
tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan di Tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota. Berikut disajikan tabel
yang menjelaskan tentang standar SDM Puskesmas sesuai
Permenkes 34/2019 tentang Puskesmas. Berikutnya disajikan tabel
kondisi Eksisteng SDM Puskesmas Waru dibandingkan dengan
Standar SDM Puskesmas Waru:

84
Tabel 1. Standar Ketenagaan Puskesmas
(permenkes 43 Tahun 2019)

Puskesmas
Puskesmas Puskesmas
kawasan Terpencil
Jenis Tenaga kawasan kawasan
dan Sangat
Perkotaan Pedesaan
Terpencil
Non Non Non
Rawat Rawat Rawat
Rawat Rawat Rawat
Inap Inap Inap
Inap Inap Inap
1. Dokter atau dokter
1 2 1 2 1 2
layanan primer
2. Dokter gigi 1 1 1 1 1 1
3. Perawat 5 8 5 8 5 8
4. Bidan 4 7 4 7 4 7
5. Tenaga kesehatan
2 2 1 1 1 1
masyarakat
6. Tenaga kesehatan
1 1 1 1 1 1
lingkungan
7. Ahli teknologi
1 1 1 1 1 1
laboratorium medik
8. Tenaga gizi 1 2 1 2 1 2
9. Tenaga Kefarmasian 1 2 1 1 1 1
10. Tenaga administrasi 3 3 2 2 2 2
11. Pekarya 2 2 1 1 1 1
Jumlah 22 31 19 27 19 27

85
Tabel 1. Posisi Eksisting SDM Puskesmas Waru
 
Rawat Inap
Jenis Tenaga
No Standar Tersedia Lebih/kurang

1
Dokter atau dokter layanan primer 1 2
2
Dokter gigi 1 1
3
Perawat 5 20
4
Bidan 4 16
5
Tenaga kesehatan masyarakat 2 -
6
Tenaga kesehatan lingkungan 1 2
7
Ahli teknologi laboratorium medik 1 1
8
Tenaga gizi 1 1
9
Tenaga Kefarmasian 1 4
10
Tenaga administrasi 3 1
11
Pekarya 2 1
Jumlah 22 49

Dari tabel di atas tampak bahwa kebutuhan akan SDM Puskesmas khususnya untuk
tenaga .... dan ..... masih kurang, sehingga perlu diupayakan untuk dipenuhi dengan
cara pengadaan pegawai baru. Sedangkan untuk jenis tenaga.......... telah
memenuhi standar Permenkes 75/2014 bahkan terjadi kelebihan tenaga, khususnya
untuk tenaga................. Berikutnya disajikan tabel tentang jenis ketenagaan di
Puskesmas Waru, yang meliputi PNS, Kontrak dan tenaga TKS.

Tabel 2. Jumlah Sumber Daya Manusia


86
JUMLAH

T
N K
O JENIS KETENAGAAN PNS KONTRAK S

1Dokter Spesialis - - -

2Dokter Umum 2 - -

3Dokter Dokter Gigi 1 - -

4Bidan D1 - - -

1
5Bidan D3 4 1 1

1
6Perawat DIII/ DIV/Skep 7 3 -

7Perawat Gigi 1 - -

8Apoteker dan Sarjana Farmasi 1 - -

9D3 Farmasi dan Asisten Apoteker 3 - -

1
0DIV/Sarjana Gizi - - 1

1
1DI/D3 Gizi 1 - -

1
2Sarjana Kesmas - - -

1
3Tenaga Sanitasi 2 - -

1
4Analis Lab 1 - -

87
1
5Non Kesehatan stuktural 1 - -

2
3SMA 1 2 -

2
4SMP - - -

Jumlah 45 6 2

Dari tabel di atas, tampak bahwa dari jenis ketenagaan di Puskesmas


Waru, lebih banyak didominasi oleh tenaga dengan Pendidikan D3,
khususnya perawat. Sedangkan untuk tenaga medis, dokter umum dan
dokter gigi sudah sesuai dengan standar Permenkes 34/2019. Tetapi
seiring dengan bertambahnya jumlah kepesertaan BPJS yang ada di
Puskesmas Waru, dengan rasio 1: 40 pasien sehari, maka ke depan
Puskesmas Waru masih membutuhkan tambahan tenaga medis,
khususnya dokter spesialias layanan primer dan dokter umum. Dengan
pola pengelolaan BLUD, Puskesmas Waru akan lebih leluasa dalam
membuat perencanaan ketenagaan di masa yang akan datang. Berikut
ini ringkasan SDMK Puskesmas Waru dengan aplikasi SDMK
Jumlah SDM berdasarkan jenjang pendidikan tahun 2021 sebagai
berikut :

NO TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH

1 S3 -
2 S2 -
3 S1/ Profesi 8
4 D IV 2
5 D III 38
6 D II -
7 DI -
8 SLTA 5
9 SLTP
10 SD 88
JUMLAH 53
89
Jumlah SDM berdasarkan jenjang kepangkatan termasuk fungsional
tahun 2021 sebagai berikut :

GOLONGA
NO JABATAN JUMLAH
N

1 Pembina Utama Muda IVC -

2 Pembina IVA 1

3 Penata Tk I IIID 9

4 Penata IIIC 8

5 Penata Muda Tk I IIIB 21

6 Penata Muda IIIA 5

8 Pengatur IID 5

10 Pengatur Muda IIA -

11 Juru IC -

12 Juru Muda IA -

13 Tenaga PTT --

14 Tenaga Honorer --

15 Ponkesdes

16 Magang

Jumlah 49

90
Dari daftar diatas yang memiliki jabatan fungsional sebanyak 49 orang

Jumlah SDM berdasarkan tugas dan fungsi tahun 2021 sebagai berikut
:
N JENIS JENIS PENDIDIKAN
JUMLAH KETERANGAN
O TUGAS/FUNGSI TENAGA

Kepala
Perawat DIII 1 -
1 Puskesmas

Unit Administrasi

2 Kepala Tata
Admin S1 1
Usaha

91
N JENIS JENIS PENDIDIKAN
JUMLAH KETERANGAN
O TUGAS/FUNGSI TENAGA

3 R/R, Evapor Admin SLTA Tugas rangkap

4 Perbendaharaan
(Penerimaan,
Sanitarian
Pengeluaran, S1
JKN, BOK) Admin
SMA
Perawat 5 Tugas rangkap
DIII
Perawat
DIII
Perawat
DIII

5 Pengurus Analis DIII 1 Tugas


Barang Apoteker Rangkap

6 Sopir Honorer SMA 1

7 Cleaning Honorer SMA 1 Tugas


Servica Rangkap

Unit Rawat Jalan

Bagian Kartu SMA Tugas


Prakarya 1
8 Poli Rangkap

Dokter Tugas
SI 2
Umum Rangkap
9 Poliklinik Umum

DIII Tugas
Perawat 1
  Rangkap

10 Poliklinik Mata Perawat 0

11 Poliklinik Gigi Dokter Gigi SI 1

92
N JENIS JENIS PENDIDIKAN
JUMLAH KETERANGAN
O TUGAS/FUNGSI TENAGA

Perawat DIII
1
  Gigi

DIV Tugas
Bidan 3
12 Poliklinik KIA/KB Rangkap

DIII Tugas
Perawat 8
UGD Rangkap

13 UGD Magang S1 1

Kesehatan Gizi DIII


Petugas Gizi Tugas rangkap
14 Keluarga

Unit Penunjang Medis

Analis DIII
1
15 Laboratorium Kesehatan

Asisten DIII Tugas


3
16 Apotek Apoteker Rangkap

  SMA 0

DIII Tugas
Bidan 1
17 Imunisasi Rangkap

Unit Rawat Inap

Dokter Tugas
S1
18 Perawatan Umum Rangkap

  Perawat DIII 2 Tugas rangkap

Perawat Tugas
S1
Magang Rangkap

Persalinan Tugas
Bidan DIII 2
19 Poned Rangkap

93
N JENIS JENIS PENDIDIKAN
JUMLAH KETERANGAN
O TUGAS/FUNGSI TENAGA

Upaya Kesehatan Masyarakat

20 UKS Bidan DIII 1 Tugas rangkap

21 UKGS Bidan DIII 1 Tugas rangkap

Kesehatan Gizi DIII Tugas rangkap


Nutrisionis
22 Masyarakat

23 Promkes Promkes DIII Tugas rangkap

24 P2M Perawat DIII Tugas rangkap

25 Surveilance Perawat DIII Tugas rangkap

Peran serta DIII


Promkes Tugas rangkap
26 Masyarakat

27 Kesling Sanitarian S1 Tugas rangkap

28 Lansia Bidan DIV Tugas rangkap

Puskesmas DIII
Bidan Tugas rangkap
29 Pembantu

Polindes Bidan DIII Tugas rangkap

30 Bidan Desa Bidan DIII/DIV Tugas rangkap

Pondok DIII
Perawat Tugas rangkap
31 Kesehatan Desa

32 Pusling Sopir SMU Tugas rangkap

   

33

94
2. Seleksi Pegawai Non PNS
Pengadaan Pegawai Non PNS di Puskesmas Waru akan
dilaksanakan bardasarkan Formasi Kebutuhan Pegawai Non PNS
melalui proses seleksi. Pengadaan Tenaga Non PNS merupakan
sebuah proses kegiatan untuk mengisi formasi yang lowong menurut
kebutuhan Puskesmas. Formasi yang lowong disebabkan oleh 2 hal
yakni adanya penataan jabatan dan penambahan unit
kerja/seksi/bagian. Oleh karena itu pengadaan tenaga non PNS harus
didasarkan oleh keperluan baik dalam arti secara kuantitas maupun
secara kualitas. Dengan kata lain seorang tenaga non PNS baik
tenaga tetap maupun tenaga kontrak diangkat untuk menduduki
jabatan tertentu, maka dibutuhkan seorang yang mempunyai
kompetensi sesuai jabatan yang diemban. Untuk dapat diangkat
menjadi Non PNS, seorang harus memenuhi syarat baik umum
maupun khusus sebagaimana disyaratkan jabatan yang tersedia.

Selanjutnya akan dibentuk Tim Pengadaan Pegawai BLUD


Puskesmas Non PNS yang terdiri dari unsur Dinas Kesehatan dan
Puskesmas BLUD. Tahapan seleksi dilakukan sebagai berikut:

a. Pembentukan Tim Pengadaan Pegawai BLUD Non PNS


b. Pengumuman pengangkatan pegawai BLUD non PNS dengan cara
seleksi sesuai alokasi formasi pegawai dan persyaratan yang harus
dipenuhi oleh setiap pelamar;
c. Persyaratan seorang pelamar meliputi:
1) Warga Negara Indonesia yang dibuktikan dengan fotokopi
Kartu Tanda Penduduk;
2) Terdaftar sebagai Pegawai Puskesmas yang sudah
bekerja/wiyata bhakti di Puskesmas yang dibuktikan dengan
Surat Tugas/Surat erintah Tugas/Surat Keterangan dari
Kepala Puskesmas;
3) Berusia paling rendah 18 (delapan belas) tahun pada saat
pendaftaran dan paling tinggi 57 (lima puluh tujuh) tahun pada
saat penetapan;

95
4) Berpendidikan sesuai formasi jabatan yang dibutuhkan
dibuktikan dengan fotokopi ijazah yang telah dilegalisasi
olehp ejabat yang berwenang;
5) Surat keterangan sehat dari dokter pemerintah;
6) Tidak sedang terikat kontrak kerja dengan pihak lain yang
dibuktikan dengan surat pernyataan bermeterai cukup yang
ditandatangani oleh pelamar;
7) Surat pernyataan memiliki integritas dan disiplin kerja dari
Pimpinan BLUD;
8) Tidak pernah dihukum penjara atau kurungan berdasarkan
keputusan pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan
hukum tetap, karena melakukan suatu tindak pidana
kejahatan yang dibuktikan dengan surat pernyataan
bermeterai cukup yang ditandatangani oleh pelamar;
9) Tidak pernah diberhentikan dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri atau tidak dengan hormat sebagai
Pegawai Negeri Sipil atau diberhentikan tidak dengan hormat
sebagai pegawai swasta yang dibuktikan dengan surat
pernyataan bermeterai cukup yang ditandatangani oleh
pelamar;
10) Tidak berkedudukan sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil atau
Pegawai Negeri Sipil yang dibuktikan dengan surat
pernyataan bermeterai cukup yang ditandatangani oleh
pelamar; dan
11) surat pernyataan tidak menuntut untuk diangkat menjadi
Aparatur Sipil Negara.
12) pengajuan surat lamaran dengan menyebutkan nama jabatan
yang dilamar yang ditujukan kepada Pimpinan BLUD dilampiri
persyaratan sebagaimana dimaksud pada huruf c;
13) Penelitian berkas lamaran oleh Pimpinan BLUD;
14) dalam hal berkas lamaran dinyatakan lengkap dan benar,
Pimpinan BLUD membuat Surat Pernyataan Tanggung
Jawab Mutlakdan melampirkan pada berkas lamaran;

96
15) pelaksanaan seleksi administrasi oleh Tim Pengadaan
Pegawai BLUD Non PNS;
16) pelaksanaan tes tertulis meliputi tes kompetensi dasar dan
tes kompetensi bidang;
17) penetapan dan pengumuman hasil kelulusan Pegawai BLUD
Non PNS oleh Kepala Dinas Kesehatan; dan
18) pengangkatan menjadi Pegawai Non PNS.
19) Pengangkatan Pegawai Tetap Non PNS dapat dilaksanakan
setelah Calon Pegawai Tetap Non PNS menjalani masa
percobaan paling sedikit 1 (satu) tahun serta memenuhi
persyaratan pengangkatan.
20) Persyaratan pengangkatan meliputi :
a) Penilaian prestasi kerja dan perilaku, paling rendah
bernilai baik; dan
b) Sehat jasmani dan rohani yang dinyatakan dalam surat
keterangan sehat yang dikeluarkan oleh dokter
penguji/tim penguji kesehatan yang telah ditetapkan oleh
Kepala Puskesmas
3. Kewajiban, hak dan larangan
Setiap pegawai NON PNS akan mempunyai tugas, kewajiban, hak dan
larangan yang harus dipatuhi oleh seorang pegawai sesuai aturan yang
berlaku. Setiap Pegawai Non PNS berkewajiban :
a. setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang
Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah;
b. menaati segala peraturan dan perundang-undangan yang berlaku
dan melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepadanya
dengan penuh pengabdian,kesadaran, dan tanggung jawab serta
menjaga suasana dan semangat kerja;
c. selalu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk
kelancaran pelaksanaan tugas;
d. menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku,
ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di
luar kedinasan;

97
e. menjaga dan menyimpan rahasia jabatan serta rahasia profesi, dan
hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan dan rahasia profesi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
f. mengutamakan kepentingan Puskesmas diatas kepentingan pribadi
atau pihak-pihak lain;
g. melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui
hal yang dapat dan/atau merugikan atau membahayakan
Puskesmas terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil;
h. menaati jam kerja dan melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya;
i. mencapai sasaran kerja yang ditetapkan;
j. menggunakan dan memelihara barang barang milik Puskesmas
dengan sebaik baiknya;
k. memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur
dan tidak diskriminatif; dan
l. bersikap netral dari pengaruh semua golongan dan partai politik.
Kemudian setiap Setiap Pegawai Non PNS berhak atas :
a. memperoleh Upah dan tambahan penghasilan lainnya yang sesuai
kemampuan keuangan Puskesmas yang diatur oleh Kepala
Puskesmas;
b. memperoleh cuti;
c. memperoleh biaya perjalanan dinas bagi yang mendapat perintah
melaksanakan tugas ke luar daerah
d. memperoleh jaminan sosial tenaga kerja dan jaminan kesehatan;
e. Pengembangan kompetensi.
f. Hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan lebih lanjut
oleh Kepala Puskesmas.
Dalam setiap menjalankan tugasnya di Puskesmas, Setiap Pegawai Tetap Non
PNS dilarang :

a. menyalahgunakan wewenang;
b. melakukan suatu tindakan/kegiatan/hal di luar kewenangannya
sebagaimana diatur dalam perjanjian kerja;
c. menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau
orang lain dengan menggunakan kewenangan orang lain;

98
d. memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau
meminjamkan barang-barang, baik bergerak atau tidak bergerak,
dokumen rekam medik atau surat berharga negara secara tidak sah;
e. melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat,
bawahan, atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan
kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan atau
pihak lain, yang secara langsung atau tidak langsung merugikan
negara;
f. menjanjikan kepada orang lain untuk diangkat dalam
jabatan/kedudukan di Puskesmas dan/atau diangkat sebagai
Pegawai Puskesmas;
g. menerima hadiah atau pemberian dalam bentuk apapun dari orang
lain yang berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaannya;
h. melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan
yang dapat menghalangi atau mempersulit terselenggaranya
pelayanan dan tugas kedinasan sehingga merugikan masyarakat
dan/atau Puskesmas;
i. duduk sebagai anggota atau pengurus partai politik;
j. memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden,
Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah, Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah
dengan cara :
 ikut serta sebagai pelaksana/peserta kampanye;
 mengerahkan pegawai lain dan/atau menggunakan fasilitas
yang terkait dengan jabatannya dan/atau fasilitas Puskesma
untuk kegiatan kampanye;
 membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan
atau merugikan salah satu calon selama masa kampanye;
 mengadakan kegiatan yang mengarahkan kepada keberpihakan
terhadap salah satu calon yang menjadi peserta pemilu
sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi
pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang
kepada pegawai dalam lingkungan unit kerjanya; dan

99
 memberikan surat dukungan disertai foto kopi Kartu Tanda
Penduduk atau Surat Keterangan Tanda Penduduk.

4. Masa Kerja, Hari Kerja dan jam kerja Pegawai serta Jam Lembur
Masa kerja Pegawai Non PNS adalah sejak diangkat menjadi Calon
Pegawai sampai dengan umur 58 (lima puluh delapan) tahun. Untuk
masa kerja Pegawai Kontrak adalah 1 (satu) tahun atau sesuai
kebutuhan dan dapat diperpanjang kembali sesuai kebutuhan yang
dituangkan dalam Perjanjian Kerja. Untuk penentuan hari kerja dan
jam kerja pegawai diatur sebagai berikut:

a. Hari kerja Pegawai Tetap Non PNS adalah 37,5 jam untuk 6 hari
kerja dalam satu minggu.
b. Jam kerja dan hari libur bagi pegawai non shift mengikuti jam kerja
Pegawai Negeri Sipil.
c. Jam kerja dan hari libur bagi pegawai shift mengikuti jadwal yang
ditentukan.
d. Setiap Pegawai wajib hadir pada waktunya dan mengisi daftar
hadir melalui sarana yang disediakan Puskesmas.
e. Pegawai Tetap Non PNS yang melaksanakan kerja lembur atas
perintah Kepala Puskesmas dengan ketentuan sebagai berikut:
1) maksimal 3 (tiga) jam dalam satu hari kerja dihitung
2) sesudah waktu kerja, kecuali hal yang mendesak/darurat;
3) tidak berlaku bagi pegawai yang melaksanakan perjalanan
dinas; dan
4) kurang dari 1 (satu ) jam tidak dihitung sebagai kerja lembur.
5) Waktu kerja lembur dihitung berdasarkan catatan pada Surat
Perintah Kerja Lembur yang diisi dan disetujui oleh Kepala
Puskesmas sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
6) Pegawai Tetap Non PNS yang melaksanakan kerja lembur
berhak memperoleh upah lembur sesuai besaran yang telah
ditetapkan Kepala Puskesmas.
7) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan kerja lembur
diatur oleh Kepala Puskesmas.

100
5. Penghasilan Pegawai Non PNS
Setiap pegawai non PNS berhap memperoleh Penghasilan. Penghasilan
yang diterima merupakan imbalan atas kontribusi baikberupa tenaga
dan pikiran yang diberikan dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat. Komponen penghasilan Pegawai Tetap Non PNS terdiri
dari:

a. gaji pokok;
b. tunjangan tetap; dan
c. tunjangan tidak tetap.
Penghasilan sebagaimana dimaksud di atas, akan diatur oleh Kepala
Puskesmas sesuai dengan kemampuan keuangan Puskesmas dan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan
untuk Penghasilan Pegawai Kontrak diatur dan ditetapkan dalam
Kontrak Perjanjian Kerja. Kontrak Perjanjian kerja terdiri dari antara lain:

a. nama dan jabatan Kepala Puskesmas;


b. nama, tempat dan tanggal lahir, pendidikan serta alamatPegawai Non
PNS;
c. lingkup pekerjaan;
d. sifat hubungan kerja;
e. jangka waktu perjanjian;
f. hak, kewajiban, dan tanggung jawab para pihak; termasuk
penghasilan yang diterima
g. pengakhiran hubungan kerja;
h. sanksi; dan
i. penyelesaian perselisihan.

6. Pembinaan, dan pengembangan


Pembinaan Pegawai Tetap Non PNS pada Puskesmas diselenggarakan
untuk meningkatkan kinerja pegawai melalui kegiatan pengembangan
sumber daya manusia dan penilaian kinerja. Pengembangan Sumber
Daya Manusia pada Puskesmas bertujuan untuk membangun Pegawai
yang professional, bertanggungjawab, memiliki komitmen terhadap

101
perwujudan kinerja, disiplin, mandiri, produktif, inovatif dan bertata nilai.
Pengembangan sumber daya manusia dapat dilakukan melalui kegiatan:

a. pendidikan; dan/atau
b. pelatihan.
c. mutasi (promosi dan rotasi)
Pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan dan/atau
pelatihan dapat berupa tugas belajar atau izin belajar. Pegawai Tetap
Non PNS pada Puskesmas yang telah menyelesaikan tugas belajar dan
tidak melaksanakan tugas dan/atau memutuskan hubungan kerja wajib
mengembalikan 10 (sepuluh) kali dari biaya pendidikan yang telah
diterimanya kepada Puskesmas yang membiayainya.
7. Penilaian kinerja
Secara periodik akan dilakukan proses penilaian kinerja pegawai
Puskesmas. Penilaian kinerja Pegawai Tetap Non PNS pada
Puskesmas dilaksanakan secara:

a. objektif;
b. terukur;
c. akuntabel;
d. partisipatif; dan
e. transparan.
Penilaian kinerja akan didasarkan pada sasaran kerja pegawai dan
perilaku kerja. Penilaian sasaran kerja pegawai dapat meliputi:

a. ukuran atau jumlah banyaknya hasil kerja yang dicapai;


1.ukuran mutu setiap hasil kerja yang dicapai; dan
2.kuran lamanya setiap hasil kerja yang dicapai
b. Penilaian perilaku kerja meliputi :
1.Orientasi pelayanan;
2.Integritas
3.Komitmen;
4.Disiplin; dan
5.Kerjasama.

8. Pelanggaran disiplin dan Sanksi

102
Jenis pelanggaran disiplin terhadap peraturan dan tata tertib
Puskesmas, terdiri dari:

a. Pelanggaran disiplin ringan;


b. Pelanggaran disiplin sedang; dan
c. Pelanggaran disiplin berat.
Pegawai Non PNS yang terbukti melakukan pelanggaran disiplin
dikenakan tindakan:

a. Teguran lisan oleh atasan langsung;


b. Teguran tertulis dari atasan langsung ;
c. Surat Peringatan dari atasan langsung;
d. Tahapan tindakan akan ditetapkan oleh Kepala Puskesmas.

9. Pemberhentian (PHK)
Pegawai Non PNS dapat diberhentikan karena berbagai sebab. Berikut
dijelaskan sebab-sebab seorang pegawai dapat diberhentikan dari tugas
dan jabatan yang selama ini dilakukan. Pegawai Non PNS diberhentikan
dengan hormat, karena:

a. mencapai batas usia 58 (lima puluh delapan) tahun;


b. meninggal dunia;
c. atas permintaan sendiri;
d. jangka waktu perjanjian telah berakhir dan tidak diperpanjang;
e. tidak cakap jasmani dan/atau rohani sehingga tidak dapat
menjalankan kewajiban;
f. perampingan organisasi;
g. status BLUD dicabut;
h. tidak memenuhi target kinerja yang telah disepakati;
i. melakukan pelangaran disiplin tingkat berat; atau
j. dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana
yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 1(satu) tahun
dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan tidak berencana.
Pemberhentian dengan hormat akan ditetapkan dengan Keputusan
Pimpinan BLUD dengan tembusan Kepala Dinas Kesehatan dan Badan

103
Kepegawaian Daerah. Bagi pegawai kontrak dan pegawai Non PNS
dapat diberhentikan dengan tidak hormat jika melakukan tindakan-
tindakan sebagai berikut:

a. melakukan perbuatan yang bertentangan dengan ideologi Negara,


Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 atau terlibat
dalam kegiatan yang menentang Pemerintah dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia;
b. dihukum penjara atau kurungan berdasarkan Putusan pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan
tindak pidana;
c. melanggar pakta integritas yang telah disepakati bersama;
d. tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana yang ditugaskan
kepadanya
e. tidak menaati peraturan internal yang berlaku di Puskesmas;
dan/atau
f. menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik

10. Rekruitmen pegawai

104
BAB VI
PENGELOLAAN KEUANGAN
Pengelolaan Keuangan memuat Kebijakan Mengenai Tarif Berdasarkan Unit Cost
dan Subsidi, serta Pelaksanaan, Penatausahaan dan Pelaporan Keuangan.
6.1. Kebijakan Tarif Berdasarkan Unit Cost
Kebijakan tarif di Puskesmas Waru memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Penetapan Tarif Retribusi Pelayanan Kesehatan didasarkan pada


Peraturan Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara Nomor 11 Tahun
2012 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan.
2. Penetapan tarif peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
sesuai dengan:
a. Permenkes Nomor 59 Tahun 2014 Tentang Standar Tarif
Pelayanan Kesehatan Dalam Penyelenggaraan Program
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Surat Edaran Menteri Kesehatan Nomor HKMENKES/31/I/2014 Tentang
Pelaksanaan Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Pada Fasilitas Kesehatan
Timgkat Pertama dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan Dalam
Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan.
6.2. Sistem Pengelolaan Keuangan dan Pelaporan Keuangan
Sejak ditetapkannya PP 23 Tahun 2005 Tanggal 13 Juni 2005 yang
mengatur tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan
Layanan Umum Daerah (BLUD), maka secara hukum basis akuntansi yang
dijadikan pedoman dalam Penatausahaan Keuangan menggunakan Standar
Akuntansi Pemerintah (SAP), dan dikonsolidasikan ke Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah menggunakan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
Sedangkan pada Pengelolaan Keuangan, Puskesmas Waru berpedoman
pada hal-hal dibawah ini :

1. Pengelolaan keuangan Dana APBD berpedoman pada :


a. Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintah
b. Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 2019 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah

105
c. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
d. Peraturan Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara Nomor 12 Tahun
2009 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah
e. Peraturan Bupati Penajam Paser Utara Nomor 39 Tahun 2009
tentang Sistem Dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah
f. Peraturan Bupati Penajam Paser Utara Nomor 23 tahun 2019 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Bupati Nomor 3 Tahun 2015
tentang Kebijakan Akuntansi Kabupaten Penajam Paser Utara
2. Pengelolaan Keuangan Dana yang berasal dari Alokasi APBN
berpedoman pada :
a. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 59 tahun 2006 tentang Sistem
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat
3. Pelaporan Keuangan BLUD berpedoman pada Pernyataan Standar
Akuntansi Pemerintah/PSAP nomor 13 tahun 2015 tentang Pedoman
Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum.
6.3. Struktur Anggaran BLUD Puskesmas
Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BLUD
adalah sistem yang diterapkan oleh unit pelaksana teknis dinas/badan daerah
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang mempunyai
fleksibilitas dalam pola pengelolaan keuangan sebagai pengecualian dari
ketentuan pengelolaan daerah pada umumnya
Praktek Bisnis Yang Sehat adalah penyelenggaraan fungsi organisasi
berdasarkan kaidah-kaidah manajemen yang baik dalam rangka pemberian
layanan yang bermutu, berkesinambungan dan berdaya saing. Fleksibilitas
adalah keleluasaan dalam pola pengelolaan keuangan dengan menerapkan
praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat
tanpa mencari keuntungan dalam rangka memajukan kesejahteraan umum
dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
BLUD bertujuan untuk memberikan layanan umum secara lebih efektif,
efisien, ekonomis, transparan dan bertanggungjawab dengan memperhatikan
asas keadilan, kepatutan dan manfaat sejalan dengan Praktek Bisnis Yang

106
Sehat, untuk membantu pencapaian tujuan pemerintah daerah yang
pengelolaannya dilakukan berdasarkan kewenangan yang didelegasikan oleh
kepala daerah
Struktur anggaran BLUD, terdiri atas:
1. Pendapatan BLUD;
2. Belanja BLUD; dan
3. Pembiayaan BLUD.
Pendapatan BLUD bersumber dari:
1. Jasa layanan;
2. Hibah;
3. Hasil kerjasama dengan pihak lain;
4. APBD; dan
5. Lain-lain pendapatan BLUD yang sah.
Pendapatan BLUD yang bersumber dari jasa layanan berupa imbalan
yang diperoleh dari jasa layanan yang diberikan kepada masyarakat.
Pendapatan BLUD yang bersumber dari hibah dapat berupa hibah terikat dan
hibah tidak terikat yang diperoleh dari masyarakat atau badan lain.
Pendapatan BLUD yang bersumber dari hibah terikat digunakan sesuai
dengan tujuan pemberian hibah, sesuai dengan peruntukannya yang selaras
dengan tujuan BLUD sebagaimana tercantum dalam naskah perjanjian hibah.
Hasil kerjasama dengan pihak lain dapat berupa hasil yang diperoleh dari
kerjasama BLUD. Pendapatan BLUD yang bersumber dari APBD berupa
pendapatan yang berasal dari DPA APBD. Lain-lain pendapatan BLUD yang
sah, meliputi:
1. Jasa giro;
2. Pendapatan bunga;
3. Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing;
4. Komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan
dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh BLUD;
5. Investasi
6. Pengembangan usaha

Struktur anggaran BLUD Puskesmas terdiri dari:


a. Jasa Layanan
107
Jasa layanan berupa imbalan yang diperoleh langsung oleh puskesmas
dari jasa layanan yang diberikan kepada masyarakat. Jasa layanan
puskesmas diperoleh dari jenis layanan yang diberikan kepada pasien
yang berkunjung atau mendapatkan pelayanan kesehatan masyarakat.
b. Hibah
Pendapatan hibah diperoleh puskesmas dari masyarakat atau badan lain
yang bersifat terikat atau tidak terikat. Pendapatan dari hibah yang bersifat
terikat, digunakan sesuai dengan tujuan pemberi hibah, sesuai dan
selaras dengan tujuan puskesmas.
c. Hasil kerjasama dengan pihak lain
Pendapatan hasil kerjasama diperoleh puskesmas dari hasil kerjasama
dengan pihak lain.
d. APBD
Pendapatan puskesmas dari APBD diperoleh dari alokasi DPA APBD
untuk puskesmas seperti anggaran oeprasional puskesmas serta honor
subsidi dan non subsidi puskesmas.
e. Lain-lain pendapatan BLUD yang sah
Pendapatan lain-lain yang sah meliputi:
1. Jasa giro;
2. Pendapatan bunga;
3. Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing;
4. Komisi;
5. Investasi;
6. Pengembangan usaha.

f. Belanja BLUD
Belanja BLUD puskesmas terdiri dari:
1. Belanja Operasi
Belanja operasi mencakup seluruh belanja untuk menjalankan tugas
dan fungsi meliputi:
a. Belanja pegawai;
b. Belanja barang dan jasa;.
c. Belanja Modal
Belanja modal mencakup seluruh belanja untuk perolehan aset
108
tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari 12 bulan
untuk digunakan dalam kegiatan puskesmas.
g. Pembiayaan BLUD
Pembiayaan BLUD puskesmas adalah semua penerimaan yang perlu
dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik
pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun anggaran
berikutnya.
Jenis pembiayaan meliputi:
1. Penerimaan pembiayaan
Penerimaan pembiayaan puskesmas meliputi:
a. Sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya
b. Divestasi
c. Penerimaan utang/pinjaman
2. Pengeluaran pembiayaan
Pengeluaran pembiayaan meliputi:
a. Investasi;
b. Pembauaran pokok utang/pinjaman.

6.4. Pelaksanaan Anggaran BLUD Puskesmas


Permendagri 79/2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
merupakan salah satu bentuk upaya pemerintah untuk meningkatkan
pelayanan publik. Perubahan Permendagri ini diharapkan dapat
menyederhanakan persyaratan penerapan, lebih mempermudah penerapan
tetapi tetap akuntabel, dan tidak merubah yang sudah berjalan dengan baik.
Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) disusun oleh BLUD berdasarkan
peraturan daerah tentang APBD yang memuat pendapatan, belanja, dan
pembiayaan untuk diajukan kepada PPKD. DPA akan disahkan oleh PPKD
sebagai dasar pelaksanaan anggaran yang bersumber dari APBD.
Pelaksanaan anggaran yang bersumber dari APBD digunakan untuk
belanja pegawai, belanja barang dan jass, dan belanja modal yang
mekanismenya dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Pelaksanaan anggaran oleh BLUD dilakukan secara berkala
sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dengan memperhatikan
anggaran kas dalam DPA. Selain itu, dalam pelaksanaan anggaran BLUD

109
juga harus memperhitungkan jumlah kas yang tersedia, proyeksi pendapatan,
dan proyeksi pengeluaran.
DPA yang telah disahkan beserta RBA menjadi lampiran perjanjian
kinerja (contractual performance agreement) antara Kepala Daerah dengan
Pemimpin BLUD. Kepala Daerah bertanggungjawab atas kebijakan layanan
dan pemimpin BLUD bertanggungjawab untuk menyajikan hasil layanan.
Perjanjian kinerja antara lain memuat kesanggupan pemimpin BLUD untuk
meningkatkan kinerja pelayanan bagi masyarakat, kinerja keuangan, dan
manfaat bagi masyarakat.
Dalam pelaksanaan anggaran, pemimpin BLUD menyusun laporan
pendapatan, belanja, dan pembiayaan secara berkala kepada PPKD.
Laporan tersebut disertai dengan lampiran surat pernyataan tanggungjawab
yang ditandatangani oleh pemimpin BLUD. Berdasarkan laporan beserta
lampiran dari pemimpin BLUD tersebut, SKPD akan menerbitkan Surat
Permintaan Pengesahan Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan yang akan
disahkan oleh PPKD dengan menerbitkan Surat Pengesahan Pendapatan,
Belanja, dan Pembiayaan.
Pemimpin BLUD membuka rekening kas BLUD sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan untuk pengelolaan kas BLUD. Rekening kas BLUD ini
akan digunakan untuk menampung penerimaan dan pengeluaran kas yang
dananya bersumber dari pendapatan BLUD dimana penerimaan BLUD
dilaporkan setiap hari kepada pemimpin BLUD melalui pejabat keuangan.
BLUD menyelenggarakan beberapa hal untuk mengelola kas BLUD, antara
lain :
1. perencanaan penerimaan dan pengeluaran kas;
2. pemungutan pendapatan atau tagihan;
3. penyimpanan kas dan mengelola rekening BLUD;
4. pembayaran;
5. perolehan sumber dana untuk menutup defisit jangka pendek; dan
6. pemanfaatan surplus kas untuk memperoleh pendapatan tambahan.
BLUD dalam pelaksanaan anggarannya harus melakukan penatausahaan
keuangan paling sedikit memuat pendapatan dan belanja; penerimaan dan
pengeluaran; utang dan piutang; persediaan, aset tetap dan investasi; dan
ekuitas. Ketentuan mengenai pelaksanaan anggaran BLUD tersebut diatur
110
dengan Peraturan Kepala Daerah.
6.5. Pengelolaan Belanja dan Barang
1. Pengelolaan Belanja
Penglolaan belanja BLUD diberikan fleksibilitas dengan
mempertimbangnkan volume kegiatan pelayanan. Fleksibilitas yang
dimaksud adalah belanja yang disesuaikan dengan perubahan
pendapatan dalam amabang batas RBA dan DPA yang telah ditetapkan
secara definitif. Fleksibilitas dilaksanakan terhadap belanja BLUD yang
bersumber dari pendapatan BLUD yang meliputi: jasa layanan, hibah,
hasil kerjasama, dan pendapatan lain yang sah serta hibah tidak terikat.

Ambang batas RBA merupakan besaran persentase realisasi belanja


yang diperkenankan melampaui anggaran dalam RBA dan DPA dengan
memperhatikan ketentuan sebagai berikut:

a. Dalam hal belanja BLUD melampaui ambang batas, terlebih dulu


mendapat persetujuan Bupati
b. Dalam hal terjadi kekurangan anggaran, Puskesmas mengajukan
usulan tambahan anggaran dari APBD dan PPKD.
c. Besaran persentase ambang batas dihitung tanpa memperhitungkan
saldo awal kas.
d. Besaran persentase ambang batas memperhitungkan fluktuasi
kegiatan operasional.
e. Ambang batas digunakan apabila pendapatan BLUD diprediksi
melebihi target pendapatan yang telah ditetapkan dalam RBA dan DPA
tahun yang dianggarkan.
2. Pengelolaan Barang
Pengadaan barang dan/jasa di puskesmas BLUD mengikuti ketentuan
sebagai berikut:

a. Pengadaan barang dan/atau jasa yang bersumber dari APBD


dilaksanakan berdasarkan ketentuan peraturan perundangan
mengenai barang/jasa pemerintah.
b. Pengadaan barang dan/atau jasa yang bersumber dari jasa layanan,
hibah tidak terikat, hasil kerjasama dan lain-lain yang sah diberikan

111
fleksibilitas berupa pembebasan sebagian atau seluruhnya dari
peraturan perundang-undangan mengenai pengadaan barang/jasa
pemerintah.
c. Ketentuan lebih lanjut mengenai pengadaan barang dan/jasa diatur
dengan Peraturan Kepala Daerah setempat.
d. Pengadan barang dan/jasa yang dananya berasal dari hibah terikat
dilakukan sesuai degnan kebijakan pengadaan dari epmberi hibah atau
Peraturan Kepala Daerah sepnajang disetujui oleh Pemerintah Daerah.
Pelaksanaan pengadaan barang dan/jasa dengan ketentuan:

a. Dilakukan oleh pelaksana pengadaan yaitu panitia atau unit yang


dibentuk pemimpin BLUD.
b. Pelaksana pengadaan terdiri atas personil yang memahami tata cara
pengadaan, substansi kegiatan yang bersangkutan dan bidang lain
yang diperlukan

6.6. Konsolidasi RBA ke RKA BLUD Puskesmas

Rencana Bisnis Anggaran (RBA) merupakan anggaran pendapatan yang


akan diperoleh pada satu periode, dan juga menjelaskan rincian biaya yang
akan digunakan selama satu tahun mendatang. Penyusunan RBA BLUD
meliputi:
1. Ringkasan pendapatan dan Belanja
2. Rincian anggaran pendapatan, belanja dan pembiayaan.
3. Perkiraan harga
4. Besaran persentase ambang batas
5. Perkiraan maju / forward estimate
RBA menganut pola anggaran fleksibel dengan suatu persentase ambang
batas. Konsolidasi perencanaan anggaran BLUD dalam APBD dilaksanakan
dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Pendapatan BLUD yang berasal dari jasa layanan, hibah, hasil kerjasama
dan pendapatan lain-lain yang sah, kemudian dikonsolidasikan ke dalam
RKA BLUD pada akun pendapatan daerah pada kode rekening kelompok
pendapatan asli daerah yang sah dengan obyek pendapatan dari BLUD.

112
2. Belanja BLUD yang sumber dananya berasal dari pendapatan BLUD (jasa
layanan, hibah, hasil kerjasama dan pendapatan lain yang sah) dan Sisa
Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) BLUD dikonsolidasikan ke dalam
RKA BLUD pada akun belanja daerah yang selanjutnya dirinci dalam satu
program, satu kegiatan, satu output dan jenis belanja. Belanja BLUD
tersebut dialokasikan dialokasikan untuk membiayai program peningkatan
pelayanan serta kegiatan pelayanan dan pendukung pelayanan.
3. Pembiayaan BLUD dikonsolidasikan ke dalam RKA BLUD yang
selanjutnya dikonsolidasikan pada akun pembiayaan pada Satuan Kerja
Pengelolaan Keuangan Daerah selaku Bendahara Umum Daerah.
4. BLUD dapat melakukan pergeseran rincian belanja sepanjang tidak
melebihi pagu anggaran dalam jenis belanja pada DPA untuk selanjutnya
disampaikan kepada PPKD.
5. Rincian belanja dicantumkan dalam RBA.
Ketentuan konsolidasi RBA dalam RKA sebagai berikut:
1. RBA dikonsolidasikan dan merupakan kesatuan dari RKA BLUD.
2. RKA beserta RBA disampaikan kepada PPKD sebagai bahan penyusunan
rancangan peraturan daerah tentang APBD.
3. PPKD menyampaikan RKA beserta RBA kepada tim anggaran pemerintah
daerah untuk dilakukan penelaahan.
4. Hasil penelaahan antara lain digunakan sebagai dasar pertimbangan
alokasi dana APBD untuk BLUD.
5. Tim anggaran menyampaikan kembali RKA beserta RBA yang telah
dilakukan penelaahan kepada PPKD untuk dicantumkan dalam rancangan
peraturan daerah tentang APBD yang selanjutnya ditetapkan menjadi
Peraturan Daerah tentang APBD.
6. Tahapan dan jadwal proses penyusunan dan penetapan RBA mengikuti
tahapan dan jadwal proses penyusunan dan penetapan APBD dan diatur
lebih lanjut dalam Peraturan Kepala Daerah.

6.7. Dana SILPA BLUD Puskesmas


SiLPA akan selalu berhubungan dengan pembiayaan. Pembiayaan adalah
setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang
akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun

113
tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah
terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus
anggaran. Pembiayaan untuk menutup defisit anggaran sering disebut
sebagai penerimaan pembiayaan. Sebaliknya, pembiayaan yang dilakukan
untuk memanfaatkan surplus disebut dengan pengeluaran pembiayaan.
Pengetian tentang SILPA adalah sebagai berikut:

1. Selisih lebih/kurang antara realisasi pendapatan-LRA dan belanja, serta


penerimaan dan pengeluaran pembiayaan dalam APBN/APBD selama
satu periode pelaporan 
2. Selisih lebih/kurang antara realisasi penerimaan dan pengeluaran
APBN/APBD selama satu periode pelaporan [PP No. 24 tahun 2005
Lampiran III, IV Pernyataan Sistem Akuntansi Pemerintahan].
Dalam penyusunan APBD angka SILPA ini seharusnya sama dengan nol.
Artinya bahwa penerimaan pembiayaan harus dapat menutup defisit
anggaran yang terjadi. Jika angka SILPA-nya positif berarti bahwa ada
pembiayaan netto setelah dikurangi dengan defisit anggaran, masih tersisa.
Jika angka SILPA-nya negatif berarti bahwa pembiayaan netto belum dapat
menutup defisit anggaran yang terjadi.

Penggunaan Dana SiLPA pada BLUD mencermati Permendagri 13 Tahun


2006. Pasal 137 menyatakan: Sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA) tahun
sebelumnya merupakan penerimaan pembiayaan yang digunakan untuk:

1. menutupi defisit anggaran apabila realisasi pendapatan lebih kecil


daripada realisasi belanja.
2. mendanai pelaksanaan kegiatan lanjutan atas beban belanja langsung.
3. mendanai kewajiban lainnya yang sampai dengan akhir tahun anggaran
belum diselesaikan.

6.8. Defisit dan Pembiayaan BLUD Puskesmas


Permendagri 79 tahun 2018 Pasal 97 Ayat (2) Dalam hal anggaran BLUD
diperkirakan defisit, ditetapkan pembiayaan untuk menutupi defisit tersebut

114
antara lain dapat bersumber dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun
anggaran sebelumnya dan penerimaan pinjaman. Pembiayaan (financing)
adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik penerimaan maupun
pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima kembali, yang dalam
penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit dan
atau memanfaatkan surplus anggaran. Menurut Permendagri 79 tahun 2018
Pasal 56, Pembiayaan BLUD terdiri dari :

1. Penerimaan Pembiayaan
Penerimaan Pembiayaan adalah semua penerimaan kas/bank yang
berasal dari :
a. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) tahun sebelumnya
Misalnya dalam RBA BLUD terdapat defisit anggaran sebesar Rp 1
Miliar, maka defisit ditutup dengan penerimaan pembiayaan berupa
SILPA sebesar Rp 1 Miliar pula, maka tidak akan ada defisit
anggaran. SILPA digunakan dan dianggarkan pada saat penyusunan
RBA Perubahan.
b. Divestasi
Divestasi adalah pengurangan beberapa jenis aset dalam bentuk
keuangan atau barang, dapat berupa penjualan aset tetap atau
penghapusan aset tetap.
c. Penerimaan Utang / Pinjaman
Utang / Pinjaman Bank digunakan untuk membiayai Belanja Operasi
dan Belanja Modal BLUD.

1. Pengeluaran Pembiayaan
Pengeluaran Pembiayaan meliputi

a. Investasi
Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang
berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut
berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu
harapan mendapatkan keuntungan pada masa depan. Terkadang,
investasi disebut juga sebagai penanaman modal. Investasi bisa

115
berupa pembelian aset tetap dan deposito atau investasi berupa
saham / obligasi.
b. Pembayaran pokok utang / pinjaman
Pengeluaran kas/bank guna membayar pokok utang / pinjaman yang
telah diterima BLUD yang pembayarannya dengan cara angsuran.
Pembayaran pokok utang /pinjaman harus dianggarkan dalam RBA
pada saat terjadi penerimaan pembiayaan berupa utang / pinjaman.
2. Pengakuan Pembiayaan BLUD
a. Penerimaan pembiayaan pada BLUD diakui pada saat kas yang
diterima BLUD disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi
perbendaharaan umum.
b. Pengeluaran pembiayaan pada BLUD diakui pada saat pengeluaran
pembiayaan disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi
perbendaharaan umum.
c. Penambahan pokok investasi yang berasal dari pendapatan BLUD
diakui sebagai pengeluaran pembiayaan.
d. Selisih lebih / kurang antara penerimaan dan pengeluaran
pembiayaan selama satu periode pelaporan dicatat dalam
Pembiayaan Neto.
e. Selisih lebih / kurang antara realisasi pendapatan-LRA dan Belanja,
serta penerimaan dan pengeluaran pembiayaan selama satu periode
pelaporan dicatat dalam pos SiLPA/SiKPA.

6.9. Kerjasama BLUD Puskesmas


Kerjasama merupakan kesepakatan antara beberapa pihak yang
dibuat secara tertulis dan menimbulkan adanya hak dan kewajiban.
Berdasarkan Permendagri No 79 tahun 2018 BLUD dapat melakukan
kerjasama dengan pihak lain, untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas
pelayanan. Kerjasama BLUD dilakukan dengan prinsip efisiensi, efektivitas,
ekonomis, dan saling menguntungkan. Prinsip saling menguntungkan dapat
dilihat dari segi finansial atau nonfinansial. Dalam melakukan kerjasama,
akan dibentuk sebuah tim kerjasama yang memiliki tugas memberikan
rekomendasi secara tertulis kepada Ketua BLUD setelah melakukan kajian

116
dari berbagai aspek seperti efisiensi, efektivitas, ekonomis, dan saling
menguntungkan.

Kerjasama BLUD dengan pihak lain terdiri dari kerjasama operasional


dan pemanfaatan barang milik daerah. Kerjasama operasional dilakukan
melalui pengelolaan manajemen dan proses operasional secara bersama
dengan mitra kerjasama dengan tidak menggunakan barang milik daerah.
Pemanfaatan barang milik daerah dilakukan melalui pendayagunaan barang
milik daerah dan/atau optimalisasi barang milik daerah dengan tidak
mengubah status kepemilikan untuk memperoleh pendapatan dan tidak
mengurangi kualitas pelayanan umum yang menjadi kewajiban BLUD. Pada
pelaksanaan kerjasama BLUD, akan dilakukan system pemantauan secara
berkala untuk mengetahui dampak dari kerjasama tersebut dan tinngkat
keberhasilan yang dicapai.

Tatacara kerjasama BLUD dengan pihak lain dilakukan dengan tahapan:

1. Persiapan
2. Penawaran
3. Penyiapan kesepakatan
4. Penandatanganan kesepakatan
5. Penyiapan perjanjian
6. Penandatanganan perjanjian
7. Pelaksanaan
Persiapan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menyusun rencana kerjasama terkait obyek yang dikerjasamakan


2. Menyiapkan informasi dan data yang lengkap mengenai obyek yang akan
dikerjasamakan
3. Menganalisa manfaat dan biaya kerjasama yang terukur dengan
perbandingan apabila dilaksanakan secara swakelola
Berdasarkan data lengkap terhadap obyek yang akan dikerjasamakan,
setelah itu akan dilakukan:

1. Penentuan obyek yang akan dikerjasamakan


2. Penawaran obyek melalui surat penawaran
Surat penawaran hendaknya memuat beberapa hal yaitu:

117
1. Obyek yang dikerjasamakan
2. Manfaat dari kerjasama
3. Bentuk kerjasama
4. Tahun anggaran kerjasama dimulai
5. Jangka waktu pelaksanaan kerjasama
Dalam tahapan persiapan kesepakatan,hendaknya dimuat beberapa hal
antara lain

1. Identitas para pihak


2. Maksut dan tujuan
3. Objek dan ruang lingkup kerjasama
4. Bentuk kerjasama
5. Sumber biaya
6. Jangka waktu berlakunya kesepakatan
Dalam tahap persiapan disusun perjanjian kerjasama yang memuat beberapa
hal yaitu

1. Subjek kerjasama
2. Objek kerjasama
3. Ruang lingkup kerjasama
4. Hak dan kewajiban
5. Jangka waktu kerjasama
6. Keadaan memaksa
7. Penyelesaian perselisihan
8. Pengakhiran kerjasama

6.10. Laporan Keuangan BLUD Puskesmas


Pada Pasal 99 ayat 3, Permendagri No. 79 tahun 2018 tentang BLUD
BLUD wajib menyusun laporan keuangan yang terdiri dari: Laporan Realisasi
Anggaran (LRA), laporan perubahan SAL, Neraca, laporan Operasional (LO),
Laporan Arus Kas (LAK), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), dan Catatan atas
Laporan Keuangan (CaLK).

Laporan keuangan BLUD disusun berdasarkan standar akuntansi


pemerintahan (SAP), sehingga laporan keuangan BLUD dan pemerintah

118
adalah sama. Pada SAP sendiri pemerintahan wajib menyusun laporan
keuangan yang terdiri dari laporan pelaksanaan anggaran (budgetary reports),
laporan finansial, dan CaLK. Laporan pelaksanaan anggaran terdiri dari LRA
dan Laporan Perubahan SAL. Laporan finansial terdiri dari Neraca, LO, LPE,
dan LAK.

1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)


Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan
pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah
pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan
realisasinya dalam satu periode pelaporan. . Unsur yang dicakup secara
langsung oleh Laporan Realisasi Anggaran terdiri dari pendapatan-LRA,
belanja, transfer, dan pembiayaan.

2. Laporan Perubahan SAL (LP SAL)


Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan informasi kenaikan
atau penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan dibandingkan
dengan tahun sebelumnya.

3. Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan
mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu. Unsur yang
dicakup oleh neraca terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas.

4. Laporan Operasional (LO)


Laporan Operasional menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang
menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah
pusat/daerah untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam satu
periode pelaporan. Unsur yang dicakup secara langsung dalam Laporan
Operasional terdiri dari pendapatan-LO, beban, transfer, dan pos-pos luar
biasa.

5. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)


Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan
ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

6. Laporan Arus Kas (LAK)

119
Laporan Arus Kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas
operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris yang menggambarkan saldo
awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintah
pusat/daerah selama periode tertentu. Unsur yang dicakup dalam Laporan
Arus Kas terdiri dari penerimaan dan pengeluaran kas.

7. Catatan Atas Laporan Keuangan (CaLK)


Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian
dari angka yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan
Perubahan SAL, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas,
Neraca, dan Laporan Arus Kas. Catatan atas Laporan Keuangan juga
mencakup informasi tentang kebijakan akuntansi yang dipergunakan oleh
entitas pelaporan dan informasi lain yang diharuskan dan dianjurkan untuk
diungkapkan di dalam Standar Akuntansi Pemerintahan serta ungkapan-
ungkapan yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan
keuangan secara wajar.

120
BAB VII
KEBIJAKAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN LIMBAH

Limbah puskesmas meliputi semua limbah yang dihasilkan dari


kegiatan puskesmas dalam bentuk padat, cair dan gas, merupakan bahan
yang tidak berguna, tidak digunakan atau terbuang. Limbah puskesmas dapat
dibedakan menjadi limbah medis dan non medis. Limbah cair terdiri dari
semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari puskesmas yang
kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan
radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Limbah klinis
berupa limbah yang berasal dari pelayanan medis, perawatan gigi, veterany,
farmasis atau yang sejenis, pengobatan, perawatan, yang menggunakan
bahan-bahan yang beracun, infeksius, berbahaya atau bisa membahayakan
kecuali jika dilakukan dengan pengamanan tertentu.
Guna mendukung pengelolaan lingkungan yang sehat, Puskesmas
Waru memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
7.1. Pengelolaan limbah
Sesuai dengan limbah yang dihasilkan dari pelayanan di Puskesmas
Waru, limbah dikelompokkan menjadi :

1. Limbah Domestik
Pengelolaan limbah domestik dilakukan secara mandiri dilakukan oleh
pihak Puskesmas Waru setiap hari ke kontainer tempat pembuangan
sementara yang berada di lingkungan sekitar Puskesmas Waru
2. Limbah Medis
Pengelolaan limbah medis bekerja sama dengan pihak Ketiga yaitu PT.
Sinar Bintang Albar dan PT. Semesta Langgeng Sentosa. Pihak ketiga
merupakan suatu perusahaan jasa yang memiliki ijin pengangkutan dan
pengelolaan limbah berbahaya dan beracun yang dikeluarkan oleh
instansi terkait. Limbah berbahaya dan beracun (LB3) yang dihasilkan
Puskesmas Waru diangkut oleh pihak ketiga untuk dikelola dan
dimusnahkan sesuai dengan ketentuan lingkungan hidup.

121
7.2. Penampungan Limbah Sementara
Penampungan limbah sementara wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut
:

1. Aman dari gangguan binatang dan lain-lain.


2. Tidak mencemari lingkungan.
3. Limbah diletakkan dalam wadah tertutup sesuai dengan sifat limbah
masing-masing.
4. Petugas wajib memberikan label pada masing-masing jenis sampah.
5. Bangunan fisik penampungan limbah harus memenuhi syarat bangunan
penampungan limbah.

122
6. Limbah medis akan dikirim ke fasilitas pengolahan limbah pihak kedua
minimal sebulan sekali atau menurut sifat dan kuantitas limbah masing-
masing Alur Penanganan Limbah di setiap Ruang digambarkan pada
bagan di bawah ini.

BAB VIII
PENUTUP

Tata kelola atau peraturan internal merupakan pedoman bagi Puskesmas Waru
untuk menjalankan prinsip good governance dalam pengelolaan Puskesmas.
Tujuan Puskesmas akan bisa dicapai jika semua pegawai berpedoman kepada
tata kelola yang ada sebagai pedoman didalam bekerja.

Dalam melaksanakan tata kelola yang baik, Puskesmas Waru tetap


berkomitmen kepada prinsip transparansi, akuntabilitas, responsibilitas,
independensi.

Dengan terbitnya dokumen tata kelola ini, maka diharapkan Puskesmas Waru
siap bertransformasi kepada PPK BLUD, dan diharapkan dapat meningkatkan
tanggung jawab seluruh jajaran Puskesmas dalam menyajikan layanan
kesehatan yang berkualitas kepada seluruh lapisan masyarakat.

Untuk dapat terlaksananya tujuan dari Pola Tata Kelola ini perlu
mendapat dukungan (komitmen) dan partisipasi seluruh karyawan Puskesmas
Waru serta perhatian dan dukungan Pemerintah Daerah Kabupaten Penajam
Paser Utara baik bersifat materiil, administratif maupun politis. Apabila dalam
kurun waktu pelaksanaannya, terjadi perubahan terhadap peraturan perundang-
undangan yang terkait dengan Pola Tata Kelola maka akan dilakukan revisi
sesuai dengan peraturan yang baru.

Saran dan kritik membangun sangat diharapkan guna sempurnanya


dokumen Tata Kelola ini sehingga sasaran-sasaran stratejik dapat dicapai
sesuai target yang direncanakan.

Penajam, 30 April 2022

123
KEPALA Puskesmas Waru

Anda mungkin juga menyukai