KALSIUM KARBIT
Kalsium karbit atau umum disebut karbit berupa kristal rhombies berwarna abu-abu
dipergunakan untuk pengelasan, pabrik gas asitelin, pematangan buah-buahan dan lampu
penerangan.
1. Sifat-sifat Umum
1.
Rumus Kimia : CaC2
1
1.
Kenampakan : Berbentuk kristal rhombies berwarna abu-abu agak kehitaman.
2
: Dalam bentuk padat tidak berbahaya tetapi bila bercampur air/uap air
1.
Sifat Kimia akan
3
menimbulkan gas Asitelin ( gas mudah terbakar dan meledak ).
1.
Sifat Fisik
4
- Berat
: 64,10
molekul
- Titik cair : 2.370 oC
- Density : 2,222
2. Bahaya
2.1.1. Umum
2.1.2. Toksitas
Jika mengenai kulit, dengan adanya moisture ( uap air ) , akan menimbulkan
cedera ( luka bakar ) dan iritasi kulit.
Gas Asitelin yang timbul dari kontak kalsium karbit dengan air/uap air bila
terhirup bisa mengakibatkan pusing, mual , bahkan kehilangan kesadaran.
2.1.3.Pertolongan Pertama
- Bersihkan dengan air bersih pada bagian permukaan kulit yang terkena.
2.2.1.Umum
2.2.2.Pencegahan
2.2.3.Bila terjadi kebakaran, tutupi permukaan yang terbakar dengan pasir atau
debu. Api dapat dipadamkan dengan alat pemadam api ringan jenis tepung
kimia (dry chemical powder).
Reaksi dengan air/uap air dalam jumlah yang cukup dapat menimbulkan ledakan
dengan batas daerah peledakan (exp.limit ) gas Asitelin yang dihasilkan 2,5% -
82% volume udara.
3. Keselamatan
3.1. Umum
Sekecil mungkin hindarkan kalsium karbit kontak dengan kulit , mata , tertelan
ataupun terhirup.
- Tersedia alat pemadam api ringan jenis tepung kimia (dry chemical powder)
4.1. Penyimpanan
4.1.1.Umum
4.1.2.Kemasan
Kalsium karbit dikemas dalam drum yang kedap udara/moisture, juga dapat
dikemas dalam kantong plastik yang kedap udara/moisture (dibuat dobel)
yang dimasukkan dalam karton box (berat bersih 25 kg).
4.1.3.Syarat Penyimpanan
4.1.3.1.Tempat penyimpanan harus kering, sistem sirkulasi udara baik, tidak
ada sumber nyala api.
(1 palet=40 box) :
4.1.4.Penandaan
4.2. Pengangkutan
4.2.1.Bongkar Muat
4.2.2.Transportasi
1. Identifikasi Bahan
Grade : ACS,ISO
Kode HS : 2841 50 00
Nomor EC : 231-906-6
2. Identifikasi Bahaya
Klasifikasi GHS
3. Komposisi Bahan
No CAS 7778-50-9
No EC 231-906-6
Secara umum
Setelah menghirup
Jika tertelan
3. Hanya dalam kasus khusus, jika pertolongan tidak tersedia dalam satu jam,
merangsang untuk muntah (jika korban tak sadarkan diri)
Bersihkan luka dengan hati-hati dan tutup dengan bahan pembalut yang steril.
Gunakan tindakan pemadaman kebakaran yang sesuai untuk situasi lokal dan lingkungan
keliling.
Tidak mudah terbakar. Memiliki efek penyulut api akibat pelepasan oksigen.
Cegah air pemadam kebakaran mengkontaminasi air permukaan dan air tanah.
Hindari penghirupan debu dalam semua keadaan. Hindari mkontak dengan bahan. Pastikan
ventilasi memadai.
Penanganan
Bekerja di ruang asam. Jangan menghirup bahan. Taati label tindakan pencegahan.
Penyimpanan
Tertutup sangat rapat. Kering. Jauhakan dari bahan yang mudah menyala dan sumber nyala
serta panas. Simpan dalam tempat terkunci atau di tempat yang hanya bisa dimasuki oleh
orang-orang yang mempunyai kualifikasi atau wewenang.
Pakaian pelindung harus dipilih secara spesifik untuk tempat bekerja, tergantung
konsentrasi dan jumlah bahan berbahaya yang ditangani. Daya tahan pakaian pelindung
kimia harus dipastikan dari masing-masing suplier.
Perlindungan pernapasan
Diperlukan ketika debu dihasilkan. Jenis filter yang direkomendasikan: Filter P 3 untuk
partikel padat dan cair, bahan toksik dan sangat toksik.
Pelindung tangan
Kontak Penuh :
Kontak percikan :
Sarung tangan pelindung yang digunakan harus mengikuti spesifikasi pada EC.
Pelindung mata
Langkah-langkah perlindungan
Pakaian pelindung
Tindakan higienis
Segera ganti pakaian yang terkontaminasi. Kundanag krimpelindung kulit. Cuci tangan dan
muka setelah bekerja dengan bahan tersebut. Bekerja di ruang asam. Jangan menghirup
bahan.
Wujud padat
Warna jingga
Pemanasan kuat.
3. Resiko ledakan dan/atau terbentuk gas toksik terdapat pada bahan berikut: senyawa
organik yang mudah menyala, gliserol, sulfida, aseton,
LD50 tikus
Dosis : 25 mg/kg
Tanda-tanda : penyerapan, bila termakan, luka bakar hebat di mulut dan kerongkongan,
berlubangnya esophagus dan perut.
LC50 tikus
Tanda-tanda : iritasi mukosa, batuk, napas tersengal, penyerapan, kerusakan yang mungkin
yaitu kerusakan saluran pernapasan.
LD50 tikus
Tanda-tanda : penyerapan
Iritasi kulit
Iritasi mata
Sensitisasi
Dapat menyebabkan gejala alergi atau asma atau sulit bernapas bila terhirup.
Efek CMR
Chromium (IV) sangat toksik. Bahan terserap melalui paru-paru, sama halnya dengan
penyerapan melalui saluran pencernaan. Menjadi oksidator kuat, kromat/bikromat dapat
menyebabkan terbakar dan borok pada kulit dan membran mukosa serta mengiritasi saluran
pernapasan atas.luka borok memiliki kecenderungan yang buruk untuk sembuh karena
terjadi penetrasi bahan ke dalam luka. Pada beberapa orang, bahan dengan cepat
menyebabkan peningkatan kepekaan dan reaksi alergi pada saluran pernapasan (resiko
pneumonia) dan kerusakan pada membran mukosa (dalam keadaan perforasi dan septum).
Setelah tertelan, gejala parah pada saluran pencernaan seperti, diare berdarah, muntah,
kolaps sirkulasi, tidak sadarkan diri, pembentukan methaemoglobi. Senyawa chromium
(VI) yang terhirup dengan nyata memperlihatkan efek karsinogenik pada binatang
percobaan. Dosis letal (manusia) : 0.5 g.
LC50
1. Derajat racun bagi daphnia dan binatang tak bertulang belakang lainnya yang
hidup dalam air
EC50
IC50
MICROTOX-TEST EC50
Dosis : 58 mg/L
Tingkat Penguraian
1. a. Daya hancur secara biologis
Metode menentukan tingkat penguraian hayati tidak berlaku untuk bahan organik.
Produk
Pengemasan
Kemasan produk Merck harus dibuang sesuai peraturan spesifik negara atau harus melewati
sistem pengembalian kemasan (Packaging Return System).
ADR/RID
IMDG
1.
1. Pelabelan GHS
Piktogram bahaya
H314 : menyebabkan luka bakar pada kulit dan kerusakan mata yang serius.
H410 : sangat beracun bagi makhluk air dengan dampak jangka panjang.
H334 : dapat menyebabkan gejala alergi atau asma atau sulit bernapas bila terhirup.
Pernyataan hati-hati
P305 + P351 + P338 : jika terkena mata, bilas secara hati-hati dengan air selama
beberapa menit. Lepas lensa kontak, jika digunakan dan mudah melakukannya. Lanjutkan
membilas.
P304 + P341 : jika terhirup, jika sulit bernapas, pindahkan korban ke udara
segar dan baringkan dengan posisi yang nyaman untuk bernapas.
P308 + P313 : jika terpapar, atau dikhawatirkan cari pertolongan medis.
R48/23 beracun; bahaya gangguan serius terhadap kesehatan jika eksposur berlangsung
lama dengan menghirup
R50/53 sangat beracun untuk organisme air, dapat menyebabkan efek merugikan dalam
jangka panjang di lingkungan air
S45 jika terjadi kecelakaan atau jika merasa tidak enak badan, segera dapatkan
bantuan medis (tunjukkan label jika mungkin)
S60 bahan ini dan/atau wadah harus dibuang sebagai limbah berbahaya
S61 hindari pelepasan atau tumpah ke lingkungan. Rujuklah petunjuk khusus atau
lembar data keselamatan.
O oksidator
D. PENAMAAN
Asam asetat merupakan nama trivial atau nama dagang dari senyawa ini, dan
merupakan nama yang paling dianjurkan oleh IUPAC. Nama ini berasal dari kata Latin
acetum, yang berarti cuka. Nama sistematis dari senyawa ini adalah asam etanoat. Asam
asetat glasial merupakan nama trivial yang merujuk pada asam asetat yang tidak bercampur
air. Disebut demikian karena asam asetat bebas-air membentuk kristal mirip es pada
16.7 C, sedikit di bawah suhu ruang.
Singkatan yang paling sering digunakan, dan merupakat singkatan resmi bagi asam
asetat adalah AcOH atau HOAc dimana Ac berarti gugus asetil, CH3C(=O). Pada
konteks asam-basa, asam asetat juga sering disingkat HAc, meskipun banyak yang
menganggap singkatan ini tidak benar. Ac juga tidak boleh disalahartikan dengan lambang
unsur Aktinium (Ac).
E. PRODUKSI
Asam asetat diproduksi secara sintetis maupun secara alami melalui fermentasi
bakteri. Sekarang hanya 10% dari produksi asam asetat dihasilkan melalui jalur alami,
namun kebanyakan hukum yang mengatur bahwa asam asetat yang terdapat dalam cuka
haruslah berasal dari proses biologis. Dari asam asetat yang diproduksi oleh industri kimia,
75% diantaranya diproduksi melalui karbonilasi metanol. Sisanya dihasilkan melalui
metode-metode alternatif.
o Bentuk: Cairan
o Warna: Tidak berwarna
o Bau: Tajam
o Nilai pH (50g/l H2O): (20oC) 2,5
o Kekentalan Dinamik: (20oC) 1,22 mm2/s
o Kekentalan Kinematik: (20oC) 1,77
o Titik lebur: (17oC)
o Titik didih: 116-118
o Suhu penyalaan: 485oC
o Titik nyala: 39oC
o Batas ledakan: Lebih rendah 4 Vol%, leboh tinggi 19,9 Vol%
o Tekanan uap: (20oC) 1,54 hPa
o Densitas uap relatif: 2,07
o Densitas; (20oC) 1,05 g/cm3
o Kelarutan dalam air: (20oC) Dapat larut
o Log Pow: -0,17
o Faktor Biokonsentrasi: 1
o Indeks Refraksi: (20oC) 1,37
I. STABILITAS REAKTIFITAS
o Kondisi yang harus dihindarkan yaitu pemanasan.
o Suhu < 0oC
o Bahan yang harus dihindari: Beresiko meledak dengan zat pengoksid.
o Reaksi yang hebat dapat terjadi dengan logam (Besi, Zinc, Magnesium)
o Dinyatakan meledak dengan udara dalam uap atu gas jika di panaskan.
J. IDENTITAS BAHAYA
o Dapat terbakar.
o Mengakibatkan luka bakar yang parah.
o Uap asam dapat mengakibatkan iritasi pada hidung dan tenggorokan.
o Kadar yang tinggi dapat menyebabkan peradangan saluran pernafasan dan akumulasi cairan
pada paru-paru.
o Dapat menyebabkan iritasi pada mata dan kerusakan mata permanen.
o Bila tertelan dapat menyebabkan gangguan saluran usus.
5. Efek lain Beracun pada Manusia: Sangat berbahaya jika terjadi inhalasi (korosif paru).
Sangat berbahaya jika terjadi kontak kulit (iritan), menelan. Berbahaya jika terjadi kontak
kulit (korosif, permeator), kontak mata (korosif).
Q. PEMBUANGAN LIMBAH
Metode pembuangan limbah:
1. Buanglah sesuai dengana semua yang berlaku federal, Negara dan peraturan local.
2. Selalu kontak pemelihara limbah diizinkan (TSP) untuk memastikan kepatuhan.