Anda di halaman 1dari 3

PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA

DINAS KESEHATAN
Jl. Bojongkoneng Bypass Singaparna Tlp. 0265-2553153 Tasikmalaya 46415

PROSEDUR OPERASIONAL
Pengelolaan Obat dan BMHP di Puskesmas

1. TUJUAN
1.1. SOP ini disusun untuk dipedomani dalam rangka hubungan kerja antara UPTD Puskesmas
dengan UPTD Instalasi Farmasi
1.2. Menjamin ketersediaan obat-obatan dan BMHP untuk Pelayanan Kesehatan Dasar di
Puskesmas.
1.3. Mencegah pengadaan/pembelian obat-obatan dan BMHP melebihi kebutuhan dan menghindari
penumpukan obat-obatan dan BMHP yang tidak terpakai di UPTD Inst. Farmasi, Puskesmas
atau Pustu.
1.4. Tertib administrasi pencatatan dan pelaporan pengelolaan obat di Puskesmas.

2. PENANGGUNGJAWAB
Pengelolaan obat-obatan dan BMHP untuk Pelayanan Kesehatan Dasar di Puskesmas dan semua
Unit Kerja didalamnya (meliputi perencanaana, usulan permintaan, penerimaan, penyimpanan,
penggunaan, pencatatan, dan pelaporan) adalah tanggung jawab Kepala UPTD Puskesmas.

3. PERENCANAAN
3.1 Obat-obatan dan BMHP yang diterima dari Dinas Kesehatan melalui UPTD Inst. Farmasi
penggunaannya diperuntukkan bagi Puskesmas dan semua unit kerja didalamnya
3.2 Perencanaan kebutuhan obat-obatan dilaksanakan setiap awal bulan untuk kebutuhan 1 atau 2
bulan (disesuaikan dengan jadwal periodik pengambilan obat ke UPTD Instalasi Farmasi)
dalam rangka penyampaian LPLPO dengan mengisi kolom permintaan. Perencanaan
kebutuhan obat-obatan dilaksanakan juga pada akhir tahun (kebutuhan 1 tahun) untuk diajukan
kepada Dinas Kesehatan melalui UPTD Instalasi Farmasi dalam rangka perencanaan
pengadaan obat untuk tahun berikutnya.
3.3 Perencanaan kebutuhan obat dilaksanakan oleh semua unit kerja yang terkait dengan
penggunaan obat termasuk Bidan Desa dan Pustu

4. PELAPORAN, USULAN PERMINTAAN OBAT, BUKTI SERAH TERIMA


4.1 Penyampaian laporan menggunakan LPLPO dilaksanakan oleh semua unit ke Puskesmas induk
setiap awal bulan berikutnya (contoh : Laporan bulan Januari dilaksanakan awal bulan
Pebruari).
4.2 Laporan dari tiap unit kemudian direkap menjadi LPLPO Puskesmas induk untuk dilaporkan ke
UPTD Inst. Farmasi. Laporan tersebut disampaikan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya,
Khusus laporan bulan Desember disampaikan ke UPTD Inst. Farmasi paling lambat
tanggal 5 bulan Januari untuk dilaporkan kedalam data base persediaan/asset daerah
(Dinas DPPKAD).
4.3 LPLPO berisi laporan pemakaian, sisa stok, permintaan obat untuk periode berikutnya, dan
beberapa kolom terakhir yang berfungsi sebagai Berita Acara serah terima barang. Laporan
juga mencakup data kunjungan.
4.4 Kolom Stok Optimum diisi sebagai panduan dalam mengajukan permintaan obat (contoh jika
stok optimum = 1000, sisa stok = 300, maka mengajukan permintaan = 1000 - 300 = 700
artinya stok setelah penerimaan akan kembali ke jumlah yang optimum) untuk data stok
optimum bisa menghubungi UPTD Inst. Farmasi
4.5 Permintaan obat ke UPTD Inst. Farmasi pada dasarnya dilaksanakan setiap bulan (permintaan
untuk bulan Pebruari diajukan dalam LPLPO laporan bulan Januari dst), akan tetapi untuk
efisiensi dapat dilaksanakan setiap 2 bulan ( contoh: Puskesmas A jadwal permintaannya setiap
2 bulan dan bulan Januari sudah mendapat penerimaan, bulan Pebruari tetap dapat mengajukan
permintaan apabila obat-obat tertentu karena sesuatu hal yang diluar perencanaan ternyata
mengalami kekurangan)
4.6 Permintaan obat diluar LPLPO diajukan oleh Kepala UPTD Puskesmas secara tertulis kepada
Kepala UPTD Inst Farmasi
4.7 Penyerahan obat dari UPTD Inst. Farmasi dituangkan dalam SBBK atau SBBK dan LPLPO
kolom (11) sd (15)

5. PENGISIAN LPLPO
5.1 LPLPO Puskesmas sebagai dokumen resmi harap diberi nomor dan tanggal oleh Puskesmas
dan ditandatangani oleh Kepala UPTD Puskesmas.
5.2 Urutan nama obat/barang sudah dibuat fix, Puskesmas tidak diperkenankan mengubah
urutannya, daftar obat tambahan yang tidak di print untuk susunannya harap ditanyakan di
UPTD Inst. Farmasi.
5.3 Kolom Stok Awal (4) diisi sama dengan Stok Akhir (8) LPLPO sebelumnya.
5.4 Kolom Penerimaan (5) diisi sama dengan Jumlah Penerimaan (15) LPLPO sebelumnya,
ditambah jumlah penerimaan diluar LPLPO/SBBK (bila ada)
5.5 Kolom Persediaan (6) = kolom (4) + kolom (5)
5.6 Kolom Pemakaian (7) = jumlah pemakaian obat di Puskesmas Induk dan unit-unit kerja
dibawahnya seperti Pustu, Bides, Pusling, Pengobatan/Acara insidentil lainnya.
5.7 Kolom Stok Akhir (8) = jumlah stok akhir di Puskesmas Induk dan unit-unit kerja dibawahnya
5.8 Kolom Stok Optimum (9) = jumlah persediaan obat yang ideal untuk Puskesmas dan Unit
kerjanya sehingga diharapkan Puskesmas tidak mengalami kekurangan atau kelebihan obat.
Stok optimum dapat berubah dari waktu ke waktu, untuk data stok optimum dapat
menghubungi UPTD Inst. Farmasi atau masing2 Puskesmas memperhitungkan sendiri
berdasarkan pola konsumsinya.
5.9 Kolom Permintaan (10) = jumlah obat yang diminta oleh Puskesmas ke UPTD Inst. Farmasi
dalam keadaan normal menggunakan perhitungan seperti pada point 4.4 diatas. Dalam keadaan
yang tidak normal seperti KLB, acara insidentil, ada kecenderungan peningkatan kasus dll.
Stok Optimum dapat diabaikan.
5.10 Kolom Pemberian (11) sd (15) diisi oleh UPTD Inst. Farmasi. Untuk
pengelolaan/pencatatan selanjutnya Puskesmas hanya memperhatikan kolom (15) yaitu
Jumlah total obat yang diterima.
5.11 Kolom Pemberian untuk LPLPO Pustu, Puskesmas tidak perlu menguraikan pemberian
berdasarkan sumber anggaran, cukup mengisi jumlahnya saja.

6. SERAH TERIMA BARANG


6.1 Untuk kelancaran dan ketertiban administrasi, permintaan barang ke ke UPTD Inst. Farmasi
sangat dihimbau untuk dilaksanakan oleh Petugas Pengelola Obat Puskesmas yang telah
ditunjuk. Apabila terpaksa dilaksanakan oleh petugas lain, maka harus sepengetahuan Petugas
Pengelola Obat Puskesmas yang telah ditunjuk.
6.2 Permintaan barang ke ke UPTD Inst. Farmasi dihimbau untuk dilaksanakan sebelum tanggal 25
setiap bulannya
6.3 Permintaan barang ke UPTD Inst. Farmasi dihimbau agar sesuai jadwal yang telah disepakati,
atau ada pemberitahuan sebelumnya ke UPTD Inst. Farmasi.
6.4 Dimohon pengertiannya untuk bersabar mengantri untuk mendapatkan pelayanan di UPTD
Inst. Farmasi.
6.5 Dalam keadaan DARURAT seperti KLB permintaan obat dapat dilakukan setiap saat (24/7)
dengan mengubungi petugas UPTD Inst. Farmasi
6.6 Dalam rangka penerimaan barang, pihak penerima (Puskesmas) harap mengecek/menghitung
jenis dan jumlah barang dihadapan petugas UPTD Inst. Farmasi.
6.7 Klaim kekurangan obat ke UPTD Inst. Farmasi. Akan dilayani setelah tanggal 25 setelah
dilakukan pengecekan di UPTD Inst. Farmasi.

7. PEMUSNAHAN BARANG RUSAK ATAU KADALUWARSA


Mengikuti aturan tentang pengelolaan persediaan barang

Apabila ada obat-obatan yang sekiranya tidak akan habis terpakai bisa dikembalikan ke UPTD
Inst. Farmasi 6 bulan sebelum kadaluwarsa.

8. STOK OPNAME
Dilakukan dalam rangka kontrol dan koreksi jumlah barang sehingga didapat jumlah riil. Setiap
3 bulan dibuat suatu Berita Acara.
9. PENCATATAN HARIAN PENGGUNAAN BARANG
Buku Register harian penggunaan obat dengan mencatat nama pasien, jenis dan jumlah masing2
obat yang diberikan
Buku Rekap Harian penggunaan obat, mencatat jenis dan jumlah obat yang dikeluarkan setiap
hari sehingga dengan buku ini didapat jenis dan jumlah obat yang dikeluarkan dalam 1 bulan
untuk kemudian diambil datanya untuk dilaporkan dalam LPLPO

Anda mungkin juga menyukai