Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

Hukum di Indonesia sangat berpengaruh terhadap masalah-masalah di negara


Indonesia sendiri, tanpa adanya hukum di Indonesia, negara Indonesia bisa menjadi negara
yang sangat tidak ada aturan nya. Oleh karena itu, hukum di Indonesia di buat peraturan-
peraturan untuk menciptakan suatu kedamaian dan untuk mencegah adanya perselisihan
yang biasa disebut dengan hukum.
Hukum Benda adalah Peraturanperaturan hukum yang mengatur tentang benda atau
barang-barang (zaken) dan Hak Kebendaan (zakelijk recht). Pengertian benda dapat
dibedakan menjadi pengertian dalam arti sempit dan dalam arti luas. Pengertian benda
dalam arti sempit ialah setiap barang yang dapat diihat saja (berwujud). Sedangkan
pengertian benda dalam arti luas disebut dalam Pasal 509 KUHPerdata yaitu benda ialah
tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai dengan hak milik atau denga kata lain
benda dalam konteks hukum perdata adalah segala sesuatu yang dapat diberikan /
diletakkan suatu Hak diatasnya, utamanya yang berupa hak milik. Dengan demikian, yang
dapat memiliki sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum, sedangkan sesuatu yang
dibebani hak itu adalah Obyek Hukum.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hukum Benda


Benda (zaak) dalam arti yuridis (Pasal 499 KUH Perdata) adalah segala sesuatu yang
dapat menjadi objek hak milik. Benda sebagai objek yang berlawanan dengan subjek
dalam hukum yaitu orang dan badan hukum. Dalam KUH Perdata, pengertian benda
sebagai objek hukum tidak hanya meliputi barang yang berwujud, namun juga barang yang
tidak berwujud, meskipun sebagian besar pasal-pasal dalam Buku II KUH Perdata
mengatur mengenai benda dalam arti berwujud.1
Sistem hukum benda adalah sistem tertutup, artinya orang tidak dapat mengadakan hak-
hak kebendaan yang baru selain yang sudah ditetapkan dalam undang-undang. Jadi hanya
dapat mengadakan hak kebendaan terbatas pada yang sudah ditetapkan dalam undang-
undang saja. Ini berlawanan dengan sistem hukum perjanjian atau perikatan, yang
menganut sistem terbuka, artinya orang dapat mengadakan perikatan atau perjanjian
mengenai apapun juga, baik yang sudah ada aturannya dalam undang-undang (KUH
Perdata, KUH Dagang, peraturan khusus), maupun yang belum ada pengaturannya sama
sekali. Dengan perkataan lain mengenai "asas kebebasan berkontrak". Akan tetapi terhadap
kebebasan ini ada pembatasannya, yaitu asal tidak dilarang oleh undang-undang, tidak
bertentangan dengan kesusilaan dan ketertiban umum.
Hukum benda adalah peraturan yang mengatur tentang hak-hak kebendaan dan
barang-barang tak terwujud (immaterial). Hukum harta kekayaan mutlak disebut juga
dengan hukum kebendaan, yaitu hukum yang mengatur tentang hubungan hukum antara
seseorang dengan benda. Hubungan hukum ini melahirkan hak kebendaan (zakelijk recht)
yakni yang memberikan kekuasaan langsung kepada seseorang yang berhak menguasai
sesuatu benda di dalam tangan siapapun benda itu.2
Menurut P.N.H. Simanjuntak, hukum benda adalah peraturan- peraturan hukum yang
mengatur mengenai hak-hak kebendaan yang sifatnya mutlak. Menurut Soediman
Kartihadiprojo, hukum kebendaan adalah semua kaidah hukum yang mengatur apa yang
diartikan dengan benda dan mengatur hak-hak atas benda. Menurut Van ApelDoorn,

1 Yulia, Buku Ajar Hukum Perdata, (Lhokseumawe: CV. BieNa Edukasi, 2015), hal. 60
2 Ibid.

2
hukum kebendaan adalah peraturan mengenai hak-hak kebendaan. Menurut Sri Soedewi
Masjchoen Sofwan mengemukakan ruang lingkup hukum benda itu yang mengatur
pengertian benda, pembedaan macam-macam benda dan macam-macam hak kebendaan.3

B.Benda Berwujud dan Benda Tak Berwujud


Pembagian benda adalah sesuatu yang penting, karena dengan pembagian tersebut
maka hukum akan memberikan perlakuan yang berbeda antara benda-benda yang
dibedakan tersebut. KUHPerdata memberikan pengertian benda sebagai barang dan hak-
hak yang dapat menjadi objek hak milik.4 Oleh karenanya dari definisi benda yang
diberikan oleh KUHPerdata tersebut dapatlah dipahami bahwa ada perbedaan terminologi
antara benda dan barang. Dimana dalam hal ini benda diberikan pengertian yang lebih luas
dari pada pengertian barang, yakni selain meliputi barang itu sendiri meliputi juga hak-hak
lain. Benda adalah segala sesuatu yang dapat dihaki oleh orang, disini benda berarti objek
sebagai lawan dari subjek hukum.5 Ada juga benda diberikan makna yang sempit yakni
segala sesuatu yang dapat terlihat saja. Ada lagi dipakai jika yang dimaksudkan adalah
kekayaan seseorang.6
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa ada pembagian mengenai benda
menjadi benda yang berwujud dan benda tidak berwujud, akan tetapi jika kita melihat
perumusan-perumusan yang terdapat di dalam KUHPerdata, sebenarnya benda yang tidak
berwujud walau benda tersebut tidak memiliki wujud akan tetapi sebenarnya merupakan
hak yang dilekatkan atas benda yang berwujud. Misalnya saja hak guna usaha7, yang mana
menurut terminologi KUHPerdata disebutkan sebagai hak kebendaan untuk menikmati
sepenuhnya barang tak bergerak milik orang lain, dengan kewajiban membayar upeti
tahunan kepada pemilik tanah, sebagai pengakuan tentang pemilikannya baik berupa uang

3 Ibid, hal. 61
4 Pasal 499 KUHPerdata
5 Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, (Jakarta: Intermasa, 1982), hal. 60.
6 Ibid.
7 Pasal 508 angka 4 KUHPerdata menggolongkan hak guna usaha sebagai hak (benda tak
berwujud) yang tergolong benda tak bergerak.

3
maupun berupa hasil atau pendapatan alas hak lahirnya hak guna usaha harus diumumkan
dengan cara seperti yang ditentukan dalam Pasal 620.8
Akan tetapi setelah diundangkannya UU No 5 Tahun 1960 tentang Pokok Agraria
(UUPA), maka makna hak guna usaha menjadi berubah, dalam terminologi UUPA yang
dimaksud dengan hak guna usaha adalah hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai
langsung oleh negara, dalam jangka waktu tertentu, guna perusahaan pertanian, perikanan
dan pertenakan.9 Dengan begitu maka hak guna bangunan10 sebagaimana yang diatur
dalam UUPA termasuk ke dalam benda tak berwujud yang juga digolongkan sebagai benda
tak bergerak. Dari pemaparan tersebut maka dapatlah dilihat bahwa kedua hak tersebut
merupakan hak yakni benda tak berwujud yang hadir karena adanya hak untuk mengambil
manfaat atau memanfaatkan suatu benda tertentu yang memilki wujud yakni tanah (benda
tak bergerak). Dengan demikian dapatlah dilihat bahwa sebenarnya benda tak berwujud
ada dan dilekatkan pada suatu manfaat tertentu atas suatu benda tertentu yang memiliki
wujud.
Selain dari pada yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa benda tak berwujud itu
sebenarnya adalah hak yang dilekatkan pada suatu benda tertentu yang memiliki wujud,
maka sifat itu dapat juga dilihat dari penggolongan bagi perikatan dan tuntutan mengenai
jumlah uang yang dapat ditagih atau mengenai barang bergerak11 sebagai suatu hak ( benda
tak berwujud) yang digolongkan sebagai benda bergerak. Dari ketentuan KUHPerdata
yang menggolongkan perikatan dan tuntutan mengenai jumlah uang yang dapat ditagih
atau mengenai barang bergerak tersebut dapatlah dilihat bahwa hak tersebut merupakan
hak yakni benda tak beruwujud yang memberikan manfaat kepada seseorang atas sejumlah
uang tertentu baik yang timbul karena perjanjian pinjam-meminjam/pinjam pakai habis12
atau karena perbuatan melawan hukum13 dan atas suatu benda bergerak tertentu. Oleh

8 Pasal 720 KUHPerdata


9 Pasal 28 UUPA
10 Pasal 35 UUPA
11 Pasal 511 angka 3 KUHPerdata menggolongkan perikatan dan tuntutan mengenai
jumlah uang yang dapat ditagih atau mengenai barang bergerak sebagai hak (benda tak
berwujud) yang tergolong sebagai benda bergerak.
12 Pasal 1754 jo 1765 KUHPerdata
13 Pasal 1365 KUHPerdata.

4
karenanya dari ketentuan tersebut maka dapatlah ditarik kesimpulan bahwa hak-hak yang
terkandung di dalam apa yang disebut sebagai surat muatan14 dan konosemen/biil of
lading15 adalah termasuk hak yakni benda tak berwujud yang tergolong sebagai benda
bergerak karena di dalam kedua dokumen tersebut terkandung hak bagi orang- orang yang
namanya tercantum di dokumen tersebut untuk menuntut pihak tertentu untuk
menyerahkan suatu benda bergerak tertentu. Dengan demikian dari pemaparan tersebut
semakin terlihatlah bahwa hak yakni benda tak berwujud merupakan hak yang melekat
pada suatu benda tertentu yang memiliki wujud.
Akibat dari pembedaan atau pembagian benda menjadi benda berwujud dan benda tak
berwujud adalah mengenai penyerahannya. Di dalam KUHPerdata mengatur 3 cara
penyerahan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 612, 613, 616 dan Pasal 620
KUHPerdata. Untuk benda- benda berwujud yang tergolong sebagai benda tidak bergerak
maka penyerahannya dilakukan dengan penyerahan nyata yakni adanya suatu peralihan
secara fisik dari benda tersebut, atau penyerahan kunci apabila benda-benda tersebut
berada di dalam suatu gudang.16 Sedangkan untuk benda-benda tak berwujud yang
tergolong sebagai benda bergerak yang merupakan piutang atas nama dan benda-benda
lain yang tak bertubuh penyerahannya dilakukan dengan pembuatan suatu akta baik berupa
akta otentik ataupun berupa akta di bawah tangan kemudian memberitahukan penyerahan
tersebut kepada debitur (pihak yang berutang) yang bersangkutan,17 sedangkan untuk
surat-surat piutang atas unjuk penyerahannya dilakukan dengan penyerahan surat tersebut,

14 Pasal 90 Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD)


15 Pasal 506 KUHD menyebutkan konosemen adalah surat yang diberi tanggal yang di
dalamnya diterangkan oleh pengangkut, bahwa ia telah menerima barang-barang tertentu,
dengan maksud untuk mengangkut barang-barang ke tempat yang ditunjuk, dan
menyerahkannya di sana kepada orang yang ditunjuk, demikian pula dengan persyaratan
perjanjian yang bagaiman penyerahan itu akan dilakukan.
16 Pasal 612 KUHPerdata menyebutkan Penyerahan benda-benda bergerak, kecuali yang
tidak berwujud dilakukan dengan penyerahan yang nyata oleh atau atas nama pemilik, atau
dengan penyerahan kunci-kunci bangunan tempat barang-barang itu berada. Penyerahan
tidak diharuskan, bila benda-benda yang harus diserahkan, dengan alasan hak lain, telah
dikuasai oleh orang yang hendak menerimanya.
17 Lembaga tersebut sering disebut sebagai cessie

5
sedangkan untuk surat piutang atas nama penyerahannya dilakukan dengan penyerahan
surat tersebut disertai dengan endosemennya.18
Pembedaan cara penyerahan itu dilakukan karena hakikat dari benda tak berwujud
tersebut yang tentunya tidak memiliki wujud tertentu sementara penyerahannya tidak bisa
dilakukan dengan cara yang sama dengan benda tak bergerak. Dengan latar belakang
seperti itu bisa dibayangkan, bahwa untuk adanya peralihan atas suatu benda yang tidak
ada wujudnya, tentunya perlu suatu tanda, yang bisa nampak keluar, bahwa disana ada
tindakan penyerahan, maka dalam Pasal 613 disyaratkan bahwa cessie itu dinyatakan
melalui suatu akta, bisa otentik bisa di bawah tangan.19

C.Contoh Benda Berwujud dan Benda Tak Berwujud


1. Benda Berwujud
Kebendaan berwujud atau bertubuh adalah Benda Berwujud kebendaan yang dapat
dilihat dengan mata dan Penyerahan diraba dengan tangan. kebendaan bergerak yang
berwujud cukup dilakukan dengan penyerahan yang (atau secara) nyata dari tangan ke
tangan.20
a.Yang termasuk benda berwujud yang tidak bergerak
1. Tumbuh timbul dari tanahsendiri, seperti buah- buahan yang berasal dari pohon
2. Hasil dari atau dilahirkan oleh binatang- binatang, seperti telur, susu sapi, atau anak
dari
3. Hasil binatang-binatang yang melahirkan. pekerjaan manusia yang diperoleh karena
penanaman di atasnya, seperti ubi-ubian, wortel, atau kacang tanah.

18 Pasal 613 KUHPErdata menyebutkan penyerahan piutang-piutang ats nama dan


benda-benda lain tak bertubuh, dilakukan dengan jalan membuat akta otentik atau di
bawah tangan yang melimpahkan hak-hak atas benda-benda itu kepada orang lain.
Penyerahan itu tidak ada akibatnya bagi yang berutang sebelum penyerahan itu
diberitahukan kepadanya atau disetujuinya secara tertulis atau diakuinya. Penyerahan
surat-surat utang atas tunjuk dilakukan dengan memberikannya; penyerahan surat utang
atas nama, dengan memberikannya bersama endosemen surat itu
19 J. Satrio, Cessie.Tagihan Atas Nama, (Purwokerto: Yayasan DNC, 2009), hal 58-59
20 http://adhiprawiraa.blogspot.co.id/2015/04/objek-hukum.html

6
b. Yang termasuk benda berwujud yang bergerak
Contohnya seperti :
1. Kendaraan transportasi (motor, mobil, sepeda, dll)
2. Kendaraan sarana pengangkut (truk, bis, dll)
3. Kendaraan alat berat
2. Benda Tak Berwujud
Benda tidak berwujud yang timbul dari hubungan hukum tertentu atau hasil perdata
(burgerlijke vruchten) seperti piutang-piutang (penagihan-penagihan) (vordering) yang
belum dapat ditagih (pasal 501), berupa piutang atas nama (aan naam), piutang atas bawa
(aan tonder) atau piutang atas unjuk (aan order).
Benda yang tidak berwujud yang termasuk benda bergerak. Jika benda berwujud itu
benda bergerak, pemindah tangannya harus secara nyata dari tangan ke tangan. Jika benda
berwujud itu benda tidak bergerak pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik
nama.
Contohnya seperti:
a. Saham
b. sertifikat tanah dan bangunan
c. Piutang
d. Uang angsuran
e. Bunga
f. Obligasi
Benda yang tidak berwujud yang ditetapkan UU.
Contohnya seperti:
a. Hak Cipta
b. Hak Paten
c. Hak Merek21
Berikut penjelasan benda yang tidak berwujud yang ditetapkan UU.
a. Hak Cipta
Hak cipta adalah hal eksklusif Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengatur
penggunaan hasil penuangan gagasan atau informasi tertentu. Hak cipta merupakan
salah satu jenis/cabang dari Hak Kekayaan Intelektual.

21 http://adhiprawiraa.blogspot.co.id/2015/04/objek-hukum.html

7
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002, Hak cipta adalah hak
eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak
Ciptaanya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-
pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 1 ayat 1).
Hak eksklusif disini adalah hak yang semata-mata diperuntukkan bagi
pemegangnya sehingga tidak ada pihak lain yang boleh memanfaatkan hak tersebut
tanpa izin pemegangnya.
Pencipta disini juga dikatakan atas suatu pencipta adalah orang yang namanya
terdaftar dalam Daftar Umum Ciptaan pada Direktorat Jenderal HKI atau orang yang
namanya belum disebut dalam ciptaan atau diumukan sebagai pencipta pada suatu
ciptaan.
Hak cipta dapat beralih atau dialihkan kepada orang lain baik seluruhnya maupun
sebagian. Hak cipta tidak dapat dialihkan secara lisan, tetapi harus dilakukan secara
tertulis baik dengan maupun tanpa akta notaris.
Suatu ciptaan untuk bisa mendapatkan perlindungan hukum dari negara harus
memenuhi dua syarat, yaitu :
1. Material form, suatu ide atau pemikiran telah dituangkan dalam bentuk nyata. Jadi,
yang dilindungi bukan ide atau pemikirannya tetapi materi/wujud dari ide tersebut.
2. Originality, suatu ciptaan itu benar-benar berasal dari orang yang mengaku sebagai
peciptanya, bukan berasal dari peniruan atau perbanyakan dari suatu ciptaan yang
telah ada.
Hak cipta memiliki masa berlaku, hak cipta atas buku, pamflet, dan semua hasil
karya tulis lain, drama/drama musikal, tari, koreografi, segala bentuk seni rupa, seni
batik, lagu/musik, arsitektur, ceramah, kuliah, pidato, alat peraga, peta ,terjemahan,
tafsiran, saduran, dan bunga rampai berlaku selama hidup pencipta dan terus
berlangsung hingga 50 tahun setelah pencipta meninggal dunia. Untuk ciptaan tersebut
yang dimiliki oleh 2 orang atau lebih, hak cipta berlaku selama hidup pencipta yang
meninggal dunia paling akhir dan berlangsung hingga 50 tahun sesudahnya. Sedangkan,
program komputer, sinematografi, fotografi, database, karya hasil pengalih wujudan,
perwajahan karya tulis berlaku selama 50 tahun sejak pertama kali diumumkan.
b. Hak Paten

8
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 Paten adalah hak eksklusif
yang diberikan oleh Negara kepada Inventor atas hasil Invensinya dibidang teknologi,
yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri Invensinya tersebut atau
memberikan persetujuan kepada pihak lain untuk melaksanakannya. (Pasal 1 ayat 1).22
Inventor yang dimaksudkan dalam paragraf diatas adalah seseorang yang secara
sendiri atau beberapa orang yang secara bersama-sama melaksanakan ide yang
dituangkan ke dalam kegiatan yang menghasilkan Invensi. Sedangkan, Invensi adalah
ide inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang
spesifik di bidang teknologi dapat berupa produk atau proses, atau penyempurnaan dan
pengembangan produk atau proses.
Pemegang hak paten memiliki hak eklusif untuk melaksanakan Paten yang
dimilikinya dan melarang orang lain yang tanpa persetujuannya :
1. Dalam hal Paten Produk : membuat, menjual, mengimpor, menyewa, menyerahkan,
memakai, menyediakan untuk di jual atau disewakan atau diserahkan produk yang di
beri paten.
2. Dalam hal Paten Proses : Menggunakan proses produksi yang diberi Paten untuk
membuat barang dan tindakan lainnya sebagaimana yang dimaksud dalam huruf a.
c. Pemegang Paten berhak memberikan lisensi kepada orang lain berdasarkan surat
perjanjian lisensi.
d. Pemegang Paten berhak menggugat ganti rugi melalui pengadilan negeri setempat,
kepada siapapun, yang dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan
sebagaimana dimaksud dalam butir 1 di atas.
e Pemegang Paten berhak menuntut orang yang dengan sengaja dan tanpa hak
melanggar hak pemegang paten dengan melakukan salah satu tindakan sebagaimana
yang dimaksud dalam butir 1 di atas.
Suatu sistem pemberian Paten di Indonesia menganut sistem First to File bahwa
seseorang yang pertamakali mengajukan permohonan dianggap sebagai pemegang
Paten, bila semua persyaratannya dipenuhi.
Paten diberikan atas dasar permohonan dan memenuhi persyaratan administratif
dan subtantif sebagaimana diatur dalam Undang-undang Paten. Suatu permohonan

22 OK Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual, Cet. IV, (Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada, 2004), hal. 229

9
Paten sebaiknya diajukan secepat mungkin, mengingat sistem Paten Indonesia
menganut sistem First to File. Akan tetapi pada saat pengajuan, uraian lengkap
penemuan harus secara lengkap menguraikan atau mengungkapkan penemuan tersebut.
Pemegang Paten tentunya mempunyai hak dan kewajiban.
a. Hak Pemegang Paten
1. Pemegang Paten memiliki hak eksklusif untuk melaksanakan Paten yang
dimilikinya dan dapat melarang pihak lain tanpa persetujuannya. Seperti dalam
hal Paten-produk: membuat, menggunakan, menyewakan, menyerahkan, menjual,
mengimpor, dsb. Seperti juga dalam hal Paten-proses: menggunakan proses
produksi untuk membuat barang dan tindakan lainnya seperti membuat,
menggunakan, menyewakan, menyerahkan, menjual, mengimpor, dsb.
2. Dalam hal Paten-proses, larangan terhadap pihak lain yang tanpa persetujuannya
melakukan impor hanya berlaku terhadap impor produk yang semata-mata
dihasilkan dari penggunaan Paten-proses yang dimilikinya.
3. Dikecualikan dari hak sebagaimna dimaksud pada ketentuan 1 dan 2 diata, adalah
apabila pemakaian Paten tersebut untuk kepentingan pendidikan, penelitian,
percobaan, atau analisis sepanjang tidak merugikan kepentingan yang wajar dari
pemegang saham.

b. Kewajiban Pemegang Paten


1. Pemegang Paten wajib membuat produk atau menggunakan proses yang diberi
Paten di Indonesia.
Ketentuan ini dimaksudkan untuk menunjang adanya alih teknologi, penyerapan
investasi, penyediaan lapangan kerja dengan dilaksanakannya Paten melalui
pembuatan produk.
2. Dikecualikan dari kewajiban sebagaimana disebutkan pada ketentuan 1 diatas,
apabila pembuatan produk atau penggunaan proses tersebut hanya layak
dilakukan secara regional.23
c.Hak Merek
Merek atau merek dagang adalah nama atau simbol yang diasosiasikan dengan
produk/jasa dan menimbulkan arti psikologis/asosiasi. Berdasarkan Undang-Undang

23 Ibid., hal. 233

10
Nomor 15 Tahun 2001, merek adalah tanda berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf,
angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki
daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. (Pasal 1
ayat 1).
Dari definisi diatas tersebut di atas ada beberapa tanda yang dapat diklasifikasikan
sebagai Merek adalah:
1. Kata
2. Huruf
3. Angka
4. Gambar
5. Warna
6. Gabungan dari unsur-unsur tersebut.
Merek sebagaimana yang diatur dalam Undang-undang meliputi Merek Dagang
dan Merek Jasa.
1. Merek Dagang adalah Merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan
oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk
membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya.
2. Merek Jasa adalah Merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh
seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk
membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya.
Selain kedua jenis Merek diatas, dalam Undang-undang Merek juga dikenal
adanya Merek Kolektif yaitu Merek yang digunakan pada barang dan/atau jasa dengan
karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum
secara bersama-sama untuk membedakan dengan dan/atau jasa sejenis lainnya.
Fungsi dari Merek yaitu:
1. Tanda Pengenal untuk membedakan hasil produksi yang dihasilkan seseorang atau
beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum dengan produksi orang lain
atau badan hukum lainnya.
2. Sebagai alat promosi, sehingga mempromosikan hasil produksinya cukup dengan
menyebutkan mereknya.
3. Sebagai jaminan atas mutu barangnya.
4. Menunjukkan asal barang/jasa dihasilkan.

11
Suatu Merek tidak dapat di daftarkan apabila :
1. Permohonan diajukan oleh Pemohon yang beriktikad tidak baik. Sebagai contoh,
Merek Dagang X yang sudah dikenal selama bertahun-tahun, ditiru oleh Y
sedemikian rupa sehingga memiliki persamaan pokok dengan Merek Dagang X.
dalam contoh tersebut sudah terjadi iktikad tidak baik.
2. Merek dagang mengandung unsur pertentangan dengan perundang-undangan yang
berlaku, moralitas agama, kesusilaan, atau ketertiban umum.
3. Merek dagang tersebut tidak memiliki daya pembeda, apabila tanda tersebut terlalu
sederhana, seperti hanya titik dan garis saja atau apabila tanda tesebut terlalu rumit
hingga tidak jelas.
4. Merek dagang tersebut telah menjadi milik umum, seperti membuat Merek dari
lambang rambu-rambu lalu lintas.24

24 https://evaruth.wordpress.com/2012/04/13/hak-cipta-paten-dan-merek-2/

12
BAB III
KESIMPULAN

Kebendaan berwujud atau bertubuh adalah Benda Berwujud kebendaan yang dapat
dilihat dengan mata dan Penyerahan diraba dengan tangan. kebendaan bergerak yang
berwujud cukup dilakukan dengan penyerahan yang (atau secara) nyata dari tangan ke
tangan. Contohnya seperti :
1. Kendaraan transportasi (motor, mobil, sepeda, dll)
2. Kendaraan sarana pengangkut (truk, bis, dll)
3. Kendaraan alat berat
Benda tidak berwujud yang timbul dari hubungan hukum tertentu atau hasil perdata
(burgerlijke vruchten) seperti piutang-piutang (penagihan-penagihan) (vordering) yang
belum dapat ditagih (pasal 501), berupa piutang atas nama (aan naam), piutang atas bawa
(aan tonder) atau piutang atas unjuk (aan order). Benda yang tidak berwujud yang
ditetapkan UU. Contohnya seperti:
1. Hak Cipta
2. Hak Paten
3. Hak Merek

13
DAFTAR PUSTAKA

J. Satrio, Cessie.Tagihan Atas Nama, Purwokerto: Yayasan DNC, 2009


OK Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual, Cet. IV, Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 2004), h
Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, Jakarta: Intermasa, 1982
Yulia, Buku Ajar Hukum Perdata, Lhokseumawe: CV. BieNa Edukasi, 2015
http://adhiprawiraa.blogspot.co.id/2015/04/objek-hukum.html
https://evaruth.wordpress.com/2012/04/13/hak-cipta-paten-dan-merek-2/

14

Anda mungkin juga menyukai