PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
1 Yulia, Buku Ajar Hukum Perdata, (Lhokseumawe: CV. BieNa Edukasi, 2015), hal. 60
2 Ibid.
2
hukum kebendaan adalah peraturan mengenai hak-hak kebendaan. Menurut Sri Soedewi
Masjchoen Sofwan mengemukakan ruang lingkup hukum benda itu yang mengatur
pengertian benda, pembedaan macam-macam benda dan macam-macam hak kebendaan.3
3 Ibid, hal. 61
4 Pasal 499 KUHPerdata
5 Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, (Jakarta: Intermasa, 1982), hal. 60.
6 Ibid.
7 Pasal 508 angka 4 KUHPerdata menggolongkan hak guna usaha sebagai hak (benda tak
berwujud) yang tergolong benda tak bergerak.
3
maupun berupa hasil atau pendapatan alas hak lahirnya hak guna usaha harus diumumkan
dengan cara seperti yang ditentukan dalam Pasal 620.8
Akan tetapi setelah diundangkannya UU No 5 Tahun 1960 tentang Pokok Agraria
(UUPA), maka makna hak guna usaha menjadi berubah, dalam terminologi UUPA yang
dimaksud dengan hak guna usaha adalah hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai
langsung oleh negara, dalam jangka waktu tertentu, guna perusahaan pertanian, perikanan
dan pertenakan.9 Dengan begitu maka hak guna bangunan10 sebagaimana yang diatur
dalam UUPA termasuk ke dalam benda tak berwujud yang juga digolongkan sebagai benda
tak bergerak. Dari pemaparan tersebut maka dapatlah dilihat bahwa kedua hak tersebut
merupakan hak yakni benda tak berwujud yang hadir karena adanya hak untuk mengambil
manfaat atau memanfaatkan suatu benda tertentu yang memilki wujud yakni tanah (benda
tak bergerak). Dengan demikian dapatlah dilihat bahwa sebenarnya benda tak berwujud
ada dan dilekatkan pada suatu manfaat tertentu atas suatu benda tertentu yang memiliki
wujud.
Selain dari pada yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa benda tak berwujud itu
sebenarnya adalah hak yang dilekatkan pada suatu benda tertentu yang memiliki wujud,
maka sifat itu dapat juga dilihat dari penggolongan bagi perikatan dan tuntutan mengenai
jumlah uang yang dapat ditagih atau mengenai barang bergerak11 sebagai suatu hak ( benda
tak berwujud) yang digolongkan sebagai benda bergerak. Dari ketentuan KUHPerdata
yang menggolongkan perikatan dan tuntutan mengenai jumlah uang yang dapat ditagih
atau mengenai barang bergerak tersebut dapatlah dilihat bahwa hak tersebut merupakan
hak yakni benda tak beruwujud yang memberikan manfaat kepada seseorang atas sejumlah
uang tertentu baik yang timbul karena perjanjian pinjam-meminjam/pinjam pakai habis12
atau karena perbuatan melawan hukum13 dan atas suatu benda bergerak tertentu. Oleh
4
karenanya dari ketentuan tersebut maka dapatlah ditarik kesimpulan bahwa hak-hak yang
terkandung di dalam apa yang disebut sebagai surat muatan14 dan konosemen/biil of
lading15 adalah termasuk hak yakni benda tak berwujud yang tergolong sebagai benda
bergerak karena di dalam kedua dokumen tersebut terkandung hak bagi orang- orang yang
namanya tercantum di dokumen tersebut untuk menuntut pihak tertentu untuk
menyerahkan suatu benda bergerak tertentu. Dengan demikian dari pemaparan tersebut
semakin terlihatlah bahwa hak yakni benda tak berwujud merupakan hak yang melekat
pada suatu benda tertentu yang memiliki wujud.
Akibat dari pembedaan atau pembagian benda menjadi benda berwujud dan benda tak
berwujud adalah mengenai penyerahannya. Di dalam KUHPerdata mengatur 3 cara
penyerahan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 612, 613, 616 dan Pasal 620
KUHPerdata. Untuk benda- benda berwujud yang tergolong sebagai benda tidak bergerak
maka penyerahannya dilakukan dengan penyerahan nyata yakni adanya suatu peralihan
secara fisik dari benda tersebut, atau penyerahan kunci apabila benda-benda tersebut
berada di dalam suatu gudang.16 Sedangkan untuk benda-benda tak berwujud yang
tergolong sebagai benda bergerak yang merupakan piutang atas nama dan benda-benda
lain yang tak bertubuh penyerahannya dilakukan dengan pembuatan suatu akta baik berupa
akta otentik ataupun berupa akta di bawah tangan kemudian memberitahukan penyerahan
tersebut kepada debitur (pihak yang berutang) yang bersangkutan,17 sedangkan untuk
surat-surat piutang atas unjuk penyerahannya dilakukan dengan penyerahan surat tersebut,
5
sedangkan untuk surat piutang atas nama penyerahannya dilakukan dengan penyerahan
surat tersebut disertai dengan endosemennya.18
Pembedaan cara penyerahan itu dilakukan karena hakikat dari benda tak berwujud
tersebut yang tentunya tidak memiliki wujud tertentu sementara penyerahannya tidak bisa
dilakukan dengan cara yang sama dengan benda tak bergerak. Dengan latar belakang
seperti itu bisa dibayangkan, bahwa untuk adanya peralihan atas suatu benda yang tidak
ada wujudnya, tentunya perlu suatu tanda, yang bisa nampak keluar, bahwa disana ada
tindakan penyerahan, maka dalam Pasal 613 disyaratkan bahwa cessie itu dinyatakan
melalui suatu akta, bisa otentik bisa di bawah tangan.19
6
b. Yang termasuk benda berwujud yang bergerak
Contohnya seperti :
1. Kendaraan transportasi (motor, mobil, sepeda, dll)
2. Kendaraan sarana pengangkut (truk, bis, dll)
3. Kendaraan alat berat
2. Benda Tak Berwujud
Benda tidak berwujud yang timbul dari hubungan hukum tertentu atau hasil perdata
(burgerlijke vruchten) seperti piutang-piutang (penagihan-penagihan) (vordering) yang
belum dapat ditagih (pasal 501), berupa piutang atas nama (aan naam), piutang atas bawa
(aan tonder) atau piutang atas unjuk (aan order).
Benda yang tidak berwujud yang termasuk benda bergerak. Jika benda berwujud itu
benda bergerak, pemindah tangannya harus secara nyata dari tangan ke tangan. Jika benda
berwujud itu benda tidak bergerak pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik
nama.
Contohnya seperti:
a. Saham
b. sertifikat tanah dan bangunan
c. Piutang
d. Uang angsuran
e. Bunga
f. Obligasi
Benda yang tidak berwujud yang ditetapkan UU.
Contohnya seperti:
a. Hak Cipta
b. Hak Paten
c. Hak Merek21
Berikut penjelasan benda yang tidak berwujud yang ditetapkan UU.
a. Hak Cipta
Hak cipta adalah hal eksklusif Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengatur
penggunaan hasil penuangan gagasan atau informasi tertentu. Hak cipta merupakan
salah satu jenis/cabang dari Hak Kekayaan Intelektual.
21 http://adhiprawiraa.blogspot.co.id/2015/04/objek-hukum.html
7
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002, Hak cipta adalah hak
eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak
Ciptaanya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-
pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 1 ayat 1).
Hak eksklusif disini adalah hak yang semata-mata diperuntukkan bagi
pemegangnya sehingga tidak ada pihak lain yang boleh memanfaatkan hak tersebut
tanpa izin pemegangnya.
Pencipta disini juga dikatakan atas suatu pencipta adalah orang yang namanya
terdaftar dalam Daftar Umum Ciptaan pada Direktorat Jenderal HKI atau orang yang
namanya belum disebut dalam ciptaan atau diumukan sebagai pencipta pada suatu
ciptaan.
Hak cipta dapat beralih atau dialihkan kepada orang lain baik seluruhnya maupun
sebagian. Hak cipta tidak dapat dialihkan secara lisan, tetapi harus dilakukan secara
tertulis baik dengan maupun tanpa akta notaris.
Suatu ciptaan untuk bisa mendapatkan perlindungan hukum dari negara harus
memenuhi dua syarat, yaitu :
1. Material form, suatu ide atau pemikiran telah dituangkan dalam bentuk nyata. Jadi,
yang dilindungi bukan ide atau pemikirannya tetapi materi/wujud dari ide tersebut.
2. Originality, suatu ciptaan itu benar-benar berasal dari orang yang mengaku sebagai
peciptanya, bukan berasal dari peniruan atau perbanyakan dari suatu ciptaan yang
telah ada.
Hak cipta memiliki masa berlaku, hak cipta atas buku, pamflet, dan semua hasil
karya tulis lain, drama/drama musikal, tari, koreografi, segala bentuk seni rupa, seni
batik, lagu/musik, arsitektur, ceramah, kuliah, pidato, alat peraga, peta ,terjemahan,
tafsiran, saduran, dan bunga rampai berlaku selama hidup pencipta dan terus
berlangsung hingga 50 tahun setelah pencipta meninggal dunia. Untuk ciptaan tersebut
yang dimiliki oleh 2 orang atau lebih, hak cipta berlaku selama hidup pencipta yang
meninggal dunia paling akhir dan berlangsung hingga 50 tahun sesudahnya. Sedangkan,
program komputer, sinematografi, fotografi, database, karya hasil pengalih wujudan,
perwajahan karya tulis berlaku selama 50 tahun sejak pertama kali diumumkan.
b. Hak Paten
8
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 Paten adalah hak eksklusif
yang diberikan oleh Negara kepada Inventor atas hasil Invensinya dibidang teknologi,
yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri Invensinya tersebut atau
memberikan persetujuan kepada pihak lain untuk melaksanakannya. (Pasal 1 ayat 1).22
Inventor yang dimaksudkan dalam paragraf diatas adalah seseorang yang secara
sendiri atau beberapa orang yang secara bersama-sama melaksanakan ide yang
dituangkan ke dalam kegiatan yang menghasilkan Invensi. Sedangkan, Invensi adalah
ide inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang
spesifik di bidang teknologi dapat berupa produk atau proses, atau penyempurnaan dan
pengembangan produk atau proses.
Pemegang hak paten memiliki hak eklusif untuk melaksanakan Paten yang
dimilikinya dan melarang orang lain yang tanpa persetujuannya :
1. Dalam hal Paten Produk : membuat, menjual, mengimpor, menyewa, menyerahkan,
memakai, menyediakan untuk di jual atau disewakan atau diserahkan produk yang di
beri paten.
2. Dalam hal Paten Proses : Menggunakan proses produksi yang diberi Paten untuk
membuat barang dan tindakan lainnya sebagaimana yang dimaksud dalam huruf a.
c. Pemegang Paten berhak memberikan lisensi kepada orang lain berdasarkan surat
perjanjian lisensi.
d. Pemegang Paten berhak menggugat ganti rugi melalui pengadilan negeri setempat,
kepada siapapun, yang dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan
sebagaimana dimaksud dalam butir 1 di atas.
e Pemegang Paten berhak menuntut orang yang dengan sengaja dan tanpa hak
melanggar hak pemegang paten dengan melakukan salah satu tindakan sebagaimana
yang dimaksud dalam butir 1 di atas.
Suatu sistem pemberian Paten di Indonesia menganut sistem First to File bahwa
seseorang yang pertamakali mengajukan permohonan dianggap sebagai pemegang
Paten, bila semua persyaratannya dipenuhi.
Paten diberikan atas dasar permohonan dan memenuhi persyaratan administratif
dan subtantif sebagaimana diatur dalam Undang-undang Paten. Suatu permohonan
22 OK Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual, Cet. IV, (Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada, 2004), hal. 229
9
Paten sebaiknya diajukan secepat mungkin, mengingat sistem Paten Indonesia
menganut sistem First to File. Akan tetapi pada saat pengajuan, uraian lengkap
penemuan harus secara lengkap menguraikan atau mengungkapkan penemuan tersebut.
Pemegang Paten tentunya mempunyai hak dan kewajiban.
a. Hak Pemegang Paten
1. Pemegang Paten memiliki hak eksklusif untuk melaksanakan Paten yang
dimilikinya dan dapat melarang pihak lain tanpa persetujuannya. Seperti dalam
hal Paten-produk: membuat, menggunakan, menyewakan, menyerahkan, menjual,
mengimpor, dsb. Seperti juga dalam hal Paten-proses: menggunakan proses
produksi untuk membuat barang dan tindakan lainnya seperti membuat,
menggunakan, menyewakan, menyerahkan, menjual, mengimpor, dsb.
2. Dalam hal Paten-proses, larangan terhadap pihak lain yang tanpa persetujuannya
melakukan impor hanya berlaku terhadap impor produk yang semata-mata
dihasilkan dari penggunaan Paten-proses yang dimilikinya.
3. Dikecualikan dari hak sebagaimna dimaksud pada ketentuan 1 dan 2 diata, adalah
apabila pemakaian Paten tersebut untuk kepentingan pendidikan, penelitian,
percobaan, atau analisis sepanjang tidak merugikan kepentingan yang wajar dari
pemegang saham.
10
Nomor 15 Tahun 2001, merek adalah tanda berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf,
angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki
daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. (Pasal 1
ayat 1).
Dari definisi diatas tersebut di atas ada beberapa tanda yang dapat diklasifikasikan
sebagai Merek adalah:
1. Kata
2. Huruf
3. Angka
4. Gambar
5. Warna
6. Gabungan dari unsur-unsur tersebut.
Merek sebagaimana yang diatur dalam Undang-undang meliputi Merek Dagang
dan Merek Jasa.
1. Merek Dagang adalah Merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan
oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk
membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya.
2. Merek Jasa adalah Merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh
seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk
membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya.
Selain kedua jenis Merek diatas, dalam Undang-undang Merek juga dikenal
adanya Merek Kolektif yaitu Merek yang digunakan pada barang dan/atau jasa dengan
karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum
secara bersama-sama untuk membedakan dengan dan/atau jasa sejenis lainnya.
Fungsi dari Merek yaitu:
1. Tanda Pengenal untuk membedakan hasil produksi yang dihasilkan seseorang atau
beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum dengan produksi orang lain
atau badan hukum lainnya.
2. Sebagai alat promosi, sehingga mempromosikan hasil produksinya cukup dengan
menyebutkan mereknya.
3. Sebagai jaminan atas mutu barangnya.
4. Menunjukkan asal barang/jasa dihasilkan.
11
Suatu Merek tidak dapat di daftarkan apabila :
1. Permohonan diajukan oleh Pemohon yang beriktikad tidak baik. Sebagai contoh,
Merek Dagang X yang sudah dikenal selama bertahun-tahun, ditiru oleh Y
sedemikian rupa sehingga memiliki persamaan pokok dengan Merek Dagang X.
dalam contoh tersebut sudah terjadi iktikad tidak baik.
2. Merek dagang mengandung unsur pertentangan dengan perundang-undangan yang
berlaku, moralitas agama, kesusilaan, atau ketertiban umum.
3. Merek dagang tersebut tidak memiliki daya pembeda, apabila tanda tersebut terlalu
sederhana, seperti hanya titik dan garis saja atau apabila tanda tesebut terlalu rumit
hingga tidak jelas.
4. Merek dagang tersebut telah menjadi milik umum, seperti membuat Merek dari
lambang rambu-rambu lalu lintas.24
24 https://evaruth.wordpress.com/2012/04/13/hak-cipta-paten-dan-merek-2/
12
BAB III
KESIMPULAN
Kebendaan berwujud atau bertubuh adalah Benda Berwujud kebendaan yang dapat
dilihat dengan mata dan Penyerahan diraba dengan tangan. kebendaan bergerak yang
berwujud cukup dilakukan dengan penyerahan yang (atau secara) nyata dari tangan ke
tangan. Contohnya seperti :
1. Kendaraan transportasi (motor, mobil, sepeda, dll)
2. Kendaraan sarana pengangkut (truk, bis, dll)
3. Kendaraan alat berat
Benda tidak berwujud yang timbul dari hubungan hukum tertentu atau hasil perdata
(burgerlijke vruchten) seperti piutang-piutang (penagihan-penagihan) (vordering) yang
belum dapat ditagih (pasal 501), berupa piutang atas nama (aan naam), piutang atas bawa
(aan tonder) atau piutang atas unjuk (aan order). Benda yang tidak berwujud yang
ditetapkan UU. Contohnya seperti:
1. Hak Cipta
2. Hak Paten
3. Hak Merek
13
DAFTAR PUSTAKA
14