OLEH :
FELIKS A. TIANTORO
I1A006023
Adapun tujuan kerja prakti k yang dilakukan di PT. Indonesia Power, PLTA
Panglima Besar Soedirman UBP Mrica adalah :
1. Menerapkan dan membandingkan antara ilmu yang didapat dari bangku
perkuliahan dengan ilmu yang di terapkan pada praktek nyata di industri.
2. Dapat mengetahui secara langsung bagaimana proses pembangkitan
listrik dengan sumber tenaga air.
3. Dapat mengetahui dan menganalisis cara kerja sistem eksitasi pada
generator sinkron tiga fasa.
I.4. Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari kegiatan kerja praktik yang dilakukan di PT.
Indonesia Power, PLTA Panglima Besar Soedirman UBP Mrica antara lain adalah :
1. Memiliki pengalaman di dunia kerja dan dari hal tersebut dapat menjadi
salah satu referensi bagaimana dunia kerja pada kondisi sebenarnya.
2. Memasyarakatkan diri pada suasana lingkungan kerja yang sebenarnya
dengan menjalin komunikasi timbal balik antara dunia pendidikan
dengan dunia industri.
3. Mendapatkan pengalaman yang dapat meningkatkan rasa percaya diri
yang selanjutnya akan mendorong mahasiswa untuk meningkatkan
keahlian profesionalnya yang lebih tinggi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1.Generator Sinkron
a) Bentuk Rotor
Untuk medan rotor yang digunakan tergantung pada kecepatan mesin, mesin
dengan kecepatan tinggi seperti turbo generator mempunyai bentuk silinder seperti
pada gambar 1a, sedangkan mesin dengan kecepatan rendah seperti Hydroelectric
(PLTA) atau Generator Listrik Diesel mempunyai rotor kutub menonjol seperti pada
gambar 1b.
Gambar 1a. Gambar 1b.
Bentuk rotor kutub silinder Bentuk rotor Kutub menonjol
b) Bentuk Stator
Stator dari Mesin Sinkron terbuat dari bahan ferromagnetik, yang berbentuk
laminasi agar dimaksudkan untuk mengurangi rugi-rugi arus pusar. Dengan inti
ferromagnetik yang bagus berarti mengandung bahan yang memiliki permeabilitas
dan resistivitas tinggi.
Gambar 2 memperlihatkan alur stator yang terdapat kumparan jangkar.
Kumparan/belitan jangkar pada stator yang umum digunakan oleh mesin sinkron tiga
fasa, ada dua tipe yaitu :
a. Belitan satu lapis (Single Layer Winding).
b. Belitan berlapis ganda (Double Layer Winding).
Gaya gerak listrik pada kumparan jangkar, dihasilkan dengan frekuensi dan
besarnya tegangan bergantung pada masing -masing fasa. Apabila,
sedangkan jika,
atau,
Volt
E = 2.f..Z Volt
(Hertz)
Untuk generator sinkron tiga fasa, harus ada tiga belitan yang masing -
masing terpisah sebesar 120 listrik dalam ruang sekitar keliling celah udara seperti
diperlihatkan pada kumparan a a, b b dan c c pada gambar 7. Masing-masing
lilitan akan menghasilkan gelombang f luks sinus, dimana satu dengan lainnya
berbeda 120. Dalam keadaan seimbang besarnya fluks sesaat :
A = m. Sin t
B = m. Sin ( t 120 )
C = m. Sin ( t 240 )
T = A +B + C,
yang merupakan fungsi tempat () dan waktu (t), maka besarnya fluks total adalah:
Dari persamaan diatas, bila diuraikan maka suku kesatu, ketiga, dan kelima
akan silang menghilangkan. Dengan demikian dari persamaan akan di dapat fluks total
sebesar,
T = m. Sin ( t - ) Weber .
Jadi medan resultan merupakan medan putar dengan modulus 3/2 dengan
sudut putar sebesar . Maka besarnya tegangan masing -masing fasa adalah :
dimana :
Apabila sebuah mesin sinkron difungsikan seb agai generator dengan diputar
pada kecepatan sinkron dan rotor diberi arus medan ( If), maka pada kumparan jangkar
stator akan diinduksikan tegangan tanpa beban ( Eo), yaitu sebesar:
Dalam keadaan tanpa beban arus jangkar t idak mengalir pada stator,
sehingga tidak terdapat pengaruh reaksi jangkar. Fluks hanya dihasilkan oleh arus
medan (If). Bila besarnya arus medan dinaikkan, maka tegangan keluaran juga akan
naik sampai titik saturasi (jenuh), sep erti diperlihatkan pada gam bar 8. Kondisi
generator tanpa beban bisa digambarkan rangkaian ekuivalennya sep erti diperlihatkan
pada gambar 8b.
Gambar 8a dan 8b. Kurva dan Rangkaian Ekuivalen Generator Tanpa Beban
Bila generator diberi beban yang berubah -ubah maka besarnya tegangan
terminal V akan berubah-ubah pula, hal ini disebabkan adanya kerugian tegangan
pada :
a) Resistansi Jangkar
Resistansi jangkar/fasa Ra menyebabkan terjadinya kerugian tegangan
jatuh/fasa dan I . Ra yang sefasa dengan arus jangkar.
b) Reaktansi Bocor Jangkar
Saat arus mengalir melalui penghantar jangkar, sebagian fluks yang terjadi
tidak mengimbas pada jalur yang telah ditentukan, hal seperti ini disebut
fluks bocor.
c) Reaksi Jangkar
Adanya arus yang mengalir pada kumparan jangkar saat generat or dibebani
akan menimbulkan fluks jangkar (A) yang berintegrasi dengan fluks yang
dihasilkan pada kumparan medan rotor (F), sehingga akan dihasilkan suatu
fluks resultan sebesar .
1. Tempat
Kerja praktik ini dilaksanakan di PT . Indonesia Power PLTA Panglima
Besar Soedirman UBP Mrica, Banjarnegara.
2. Waktu
Kerja praktik dilaksanakan selama satu bulan, dimulai dari 1 Oktober
2009 sampai dengan 31 Oktober 2009.
Aspek yang akan dipelajari selama kegiatan kerja praktik ini adalah sebagai
berikut :
1. Aspek Umum
Aspek ini akan mempelajari mengenai sejarah dan perkembangan instansi,
lokasi, struktur organisasi dan ketenagakerjaan.
2. Aspek Khusus
Aspek yang dikaji yaitu Analisis Sistem Eksitasi pada Generator Sinkron
Tiga Fasa 67 MVA di PT. Indonesia Power PLTA Panglima Besar
Soedirman Unit Bisnis Pembangkitan Mrica, Banjarnegara.
I.3. Metodologi Pelaksanaan Kerja Praktik
MINGGU
NO. KEGIATAN
I II III IV
1. Orientasi X
3. Evaluasi X
PERSONALIA
NIM : I1A006023
Angkatan : 2006
Konsentrasi : Ketenagaan
DAFTAR PUSTAKA
Fitzgerald, A.E. dkk. 1997. Mesin-Mesin Listrik, Edisi Keempat. Alih Bahasa oleh Ir.
Djoko Achyanto, M.Sc.EE. J akarta : Erlangga.
Muslim, H. Soepari. 2008. Teknik Pembangkitan Listrik , Jilid 1,2 dan 3. Departemen
Pendidikan Nasional.
Stevenson, William Jr. 1984. Analisis Sistem Tenaga Listrik, Edisi Keempat . Jakarta :
Erlangga.
http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/04/prinsip-kerja-generator-sinkron.html.
Diunduh pada tanggal 14 Oktober 2009 pukul 19.30 WIB.
http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/04/ sistem-eksitasi.html.
Diunduh pada tanggal 14 Oktober 2009 pukul 19.30 WIB.