Zakaria Hermawan
GENERATOR AC
Generator sinkron fasa tunggal.Generator sinkron fasa tiga.
GENERATOR ARUS SEARAH
Gaya gerak maknit.
Gaya gerak listrik.Konversi elektro mekanik dan sebaliknya.Torsi.Bentuk fisik.prinsip kerja
dankarakteristiknya sebagai generator arus searah, reaksi jangkar
MOTOR ARUS SEARAH
C a r a d a n s a r a n a a s u t : a s u t m o t o r s h u n t , a s u t motor
seri.Pengaturanputaran.Pengaturanmotor shunt AS. P e n g a t u r a n m o t o r s e r i A S . Slip
ring.Komutator.Penginstalan: Fondasi. Kopeling.Ban transmisi.Kumparanarmotisir(damper
windings) danmotor arussearah, reaksijangkar, berbagaipenggunaan.
Referensi:
Electrical Machine Design by AK Sawhney
Electric Machine Theory for Power Engineersby Van E. Mablekos
Priciplesof Electric Machenisand Power Electronics by PC Sen
GENERATOR AC
Generator sinkron fasa tunggal.Generator sinkron fasa tiga.
GENERATOR ARUS SEARAH
Gaya gerak maknit .Gaya gerak listrik.Konversi elektro mekanik dan sebaliknya.Torsi.Bentuk
fisik.prinsip kerja dan karakteristiknyasebagai generator arus searah, reaksi jangkar
TRANSFORMATOR
Bentuk fisik , prinsip kerja trafo fasatunggal , trafo tiga fasa dankarakteristiknya.Trafo gardu
induk.Trafo distribusi.Trafo ukuran kecil, Trafo untukpenyerahan , Trafo untuk tanur
busur.Perawatan mekanis transformator.Minyak trafo.
Kumpulan Bahan Kuliah & Tugas Teknik Elektro
Generator Sinkron
Generator Sinkron
Konstruksi Generator Sinkron
Pada dasarnya konstruksi dari generator sinkron adalah sama dengan konstruksi
motor sinkron, dan secara umum biasa disebut mesin sinkron (seperti telah dibahas
di sini). Ada dua struktur kumparan pada mesin sinkron yang merupakan dasar
kerja dari mesin tersebut, yaitu kumparan yang mengalirkan penguatan DC
(membangkitkan medan magnet, biasa disebut sistem eksitasi) dan sebuah
kumparan (biasa disebut jangkar) tempat dibangkitkannya GGL arus bola-balik.
Hampir semua mesin sinkron mempunyai belitan GGL berupa stator yang diam dan
struktur medan magnit berputar sebagai rotor. Kumparan DC pada struktur medan
yang berputar dihubungkan pada sumber DC luar melaui slipring dan sikat arang,
tetapi ada juga yang tidak mempergunakan sikat arang yaitu sistem brushless
excitation.
Bentuk Penguatan
Gambar 2. Generator Sinkron Tiga fasa dengan Sistem Penguatan Brushless Exciter
System.
Alternatif lainnya untuk penguatan eksitasi adalah menggunakan Diode silikon dan
Thyristor.
Bentuk Rotor
Untuk medan rotor yang digunakan tergantung pada kecepatan mesin, mesin
dengan kecepatan tinggi seperti turbo generator mempunyai bentuk silinder
gambar 3a, sedangkan mesin dengan kecepatan rendah seperti Hydroelectric atau
Generator Listrik Diesel mempunyai rotor kutub menonjol gambar 3b.
Gambar 3a. Bentuk Rotor kutub silinder.
Bentuk Stator
Stator dari Mesin Sinkron terbuat dari bahan ferromagnetik , seperti telah dibahas di
sini, yang berbentuk laminasi untuk mengurangi rugi-rugi arus pusar. Dengan inti
ferromagnetik yang bagus berarti permebilitas dan resistivitas dari bahan tinggi.
Gambar 4. Inti Stator dan Alur pada Stator
Gambar 5 memperlihatkan belitan satu lapis, karena hanya ada satu sisi lilitan
didalam masing-masing alur. Bila kumparan tiga fasa dimulai pada Sa, Sb, dan Sc
dan berakhir di Fa, Fb, dan Fc bisa disatukan dalam dua cara, yaitu hubungan
bintang dan segitiga. Antar kumparan fasa dipisahkan sebesar 120 derajat listrik
atau 60 derajat mekanik, satu siklus GGL penuh akan dihasilkan bila rotor dengan 4
kutub berputar 180 derajat mekanis. Satu siklus GGL penuh menunjukkan 360
derajat listrik, adapun hubungan antara sudut rotor mekanis _mek dan sudut listrik
_lis, adalah :
Jawaban:
Sudut mekanis antara kutub utara dan kutub selatan adalah:
Untuk menunjukkan arah dari putaran rotor gambar 6. (searah jarum jam), urutan
fasa yang dihasilkan oleh suplai tiga fasa adalah ABC, dengan demikian tegangan
maksimum pertama terjadi dalam fasa A, diikuti fasa B, dan kemudian fasa C.
Kebalikan arah putaran dihasilkan dalam urutan ACB, atau urutan fasa negatif,
sedangkan urutan fasa ABC disebut urutan fasa positif. Jadi ggl yang dibangkitkan
sistem tiga fasa secara simetris adalah:
EA = EA 0 volt
EB = EB -120 volt
EC = EC -240 volt
Kumparan jangkar yang diperlihatkan pada gambar 5 hanya mempunyai satu lilitan
per kutub per fasa, akibatnya masing-masing kumparan hanya dua lilitan secara
seri. Bila alur-alur tidak terlalu lebar, masing-masing penghantar yang berada dalam
alur akan membangkitkan tegangan yang sama. Masing-masing tegangan fasa akan
sama untuk menghasilkan tegangan per penghantar dan jumlah total dari
penghantar per fasa.
Dalam kenyataannya cara seperti ini tidak menghasilkan cara yang efektif dalam
penggunaan inti stator, karena variasi kerapatan fluks dalam inti dan juga
melokalisir pengaruh panas dalam daerah alur dan menimbulkan harmonik. Untuk
mengatasi masalah ini, generator praktisnya mempunyai kumparan terdistribusi
dalam beberapa alur per kutub per fasa. Gambar 7 memperlihatkan bagian dari
sebuah kumparan jangkar yang secara umum banyak digunakan. Pada masing-
masing alur ada dua sisi lilitan dan masing-masing lilitan memiliki lebih dari satu
putaran. Bagian dari lilitan yang tidak terletak kedalam alur biasanya disebut
Winding Overhang, sehingga tidak ada tegangan dalam winding overhang.
Faktor Distribusi
Seperti telah dijelaskan diatas bahwa sebuah kumparan terdiri dari sejumlah lilitan
yang ditempatkan dalam alur secara terpisah. Sehingga, GGLl pada terminal
menjadi lebih kecil bila dibandingkan dengan kumparan yang telah dipusatkan.
Suatu faktor yang harus dikalikan dengan GGL dari sebuah kumparan distribusi
untuk menghasilkan total GGL yang dibangkitkan disebut faktor distribusi Kd untuk
kumparan. Faktor ini selalu lebih kecil dari satu (Kd < 1). Diasumsikan ada n alur per
fasa per kutub, maka jarak antara alur dalam derajat listrik, adalah :
Perhatikan gambar 8, disini diperlihatkan GGL yang dinduksikan dalam alur 2 akan
tertinggal (lagging) dari GGL yang dibangkitkan dalam alur 1 sebesar =15 derajat
listrik, demikian pula GGL yang dinduksikan dalam alur 3 akan tertinggal 2 derajat,
dan seterusnya. Semua GGL ini ditunjukkan masing-masing oleh phasor E1, E2, E3
dan E4. Total GGL stator per fasa E adalah jumlah dari seluruh vektor.
E = E1 + E2 + E3 + E4
Total GGLl stator E lebih kecil dibandingkan jumlah aljabar dari GGL lilitan oleh
faktor.
Faktor Kisar
Gambar 10, memperlihatkan bentuk kisar dari sebuah kumparan, bila sisi lilitan
diletakkan dalam alur 1 dan 7 disebut kisar penuh, sedangkan bila diletakkan dalam
alur 1 dan 6 disebut kisar pendek, karena ini sama dengan 5/6 kisar kutub.
Kisar :
5/6 = 5/6 x 180 derajat = 150 derajat
1/6 = 1/6 x 180 derajat = 30 derajat.
EL GGL yang diinduksikan pada masing-masing lilitan, bila lilitan merupakan kisar
penuh, maka total induksi = 2 EL (gambar 11).
Gambar 11. Vektor Tegangan Lilitan.
Sedangkan kisar pendek dengan sudut 30 derajat listrik, seperti diperlihatkan pada
gambar 8b, maka tegangan resultannya adalah:
atau,
Apabila
Z = Jumlah penghantar atau sisi lilitan dalam seri/fasa = 2 T
T = Jumlah lilitan per fasa
sedangkan jika,
atau,
= 2.f..Z Volt
bila faktor distribusi dan faktor kisar dimasukkan, maka GGL efektif/fasa
Pendahuluan
Sebagian besar energi listrik yang dipergunakan oleh konsumen untuk kebutuhan
sehari-hari
dihasilkan oleh generator sinkron phasa banyak (polyphase) yang ada di pusat
pembangkit
tenaga listrik. Generator sinkron yang dipergunakan ini mempunyai rating daya dari
ratusan
Disebut mesin sinkron, karena bekerja pada kecepatan dan frekuensi konstan di
bawah
kondisi Steady state. Mesin sinkron bisa dioperasikan baik sebagai generator
maupun
motor. Mesin sinkron bila difungsikan sebagai motor berputar dalam kecepatan
konstan.
beban.
Ada dua struktur medan magnet pada mesin sinkron yang merupakan dasar keja
dari mesin
diam sebagai stator dan medan magnet berputar sebagai rotor. Kumparan DC pada
medan
magnet yang berputar dihubungkan pada sumber listrik DC luar melaui slipring dan
sikat
arang, tetapi ada juga yang tidak mempergunakan sikat arang arang disebut
brushless
excitation.
Ada dua struktur medan magnit pada mesin sinkron yang merupakan dasar kerja
dari mesin
pada struktur medan yang berputar dihubungkan pada sumber luar melaui slipring
dan sikat
arang, tetapi ada juga yang tidak mempergunakan sikat arang yaitu sistem
brushless excitation.
Konstruksi dari sebuah Mesin Sinkron secara garis besar sebagai berikut.
Pada mesin sinkron dengan kecepatan rendah, tetapi rating daya yang besar,
seperti
sendiri, tetapi dengan pilot exciter sebagai penguatan atau menggunakan magnet
permanen.
BAB 13
GENERATOR SINKRON
342
Alternatif lainnya untuk penguatan eksitasi adalah menggunakan Diode silikon dan
Thyristor.
Sistem statis yang menggunakan Diode atau Thyristor statis, dan arus dialirkan ke
rotor
melalui Slipring.
Brushless system, pada sistem ini penyearah dipasangkan di poros yang berputar
dengan
Untuk medan rotor yang digunakan tergantung pada kecepatan mesin, mesin
dengan
kecepatan rotor dan frekuensi dari tegangan yang dibangkitkan oleh suatu
generator sinkron berbanding lurus. Gambar 1 akan memperlihatkan prinsip kerja
dari sebuah generator AC dengan dua kutub, dan dimisalkan hanya memiliki satu
lilitan yang terbuat dari dua penghantar secara seri, yaitu penghantar a dan a.
Untuk generator sinkron tiga fasa, harus ada tiga belitan yang masing-masing
terpisah sebesar 120 derajat listrik dalam ruang sekitar keliling celah udara seperti
diperlihatkan pada kumparan a a, b b dan c c pada gambar 2. Masing-masing
lilitan akan menghasilkan gelombang Fluksi sinus satu dengan lainnya berbeda 120
derajat listrik. Dalam keadaan seimbang besarnya fluksi sesaat :
A = m. Sin t
B = m. Sin ( t 120 )
C = m. Sin ( t 240 )
Interaksi antara kedua fluksi ini disebut sebagai reaksi jangkar, seperti diperlihatkan
pada Gambar 4. yang mengilustrasikan kondisi reaksi jangkar untuk jenis beban
yang berbeda-beda.
Sebagai sumber energi listrik dalam suatu sistem tenaga, generator memiliki peran
yang penting, sehingga tripnya PMT/CB generator sangat tidak dikehendaki karena
sangat mengganggu sistem, terutama generator yang berdaya besar. Dan juga
karena letaknya di hulu, PMT/CB generator tidak boleh mudah trip tetapi juga harus
aman bagi generator, walaupun didalam sistem banyak terjadi gangguan
GANGGUAN GENERATOR
Gangguan Generator relatif jarang terjadi karena:
a. Instalasi Listrik tidak terbuka terhadap lingkungan, terlindung terhadap petir dan
tanaman.
b. Ada Transformator Blok dengan hubungan Wye-Delta, sehingga mencegah arus
(gangguan) urutan nol dari Saluran Transmisi masuk ke Generator.
c. Instalasi Listrik dari Generator ke Rel umumnya memakai Cable Duct yang
kemungkinannya mengalami gangguan kecil.
d. Tripnya PMT Generator sebagian besar (lebih dari 50%) disebabkan oleh
gangguan mesin penggerak generator.
Namun ada juga gangguan-gangguan yang sering terjadi pada generator, meliputi
gangguan pada :
Stator
Rotor (Sistem Penguat)
Mesin Penggerak
Back up instalasi di luar Generator
Generator umumnya dihubungkan ke rel (busbar). Beban dipasok oleh saluran yang
dihubungkan ke rel. Gangguan kebanyakan ada di saluran yang mengambil daya
dari rel.
Instalasi penghubung generator dengan rel umumnya jarang mengalami gangguan.
Karena rel dan saluran yang keluar dari rel sudah mempunyai proteksi sendiri,
maka proteksi generator terhadap gangguan luar cukup dengan relay arus lebih
dengan time delay yang relatif lama dan dengan voltage restrain.
Voltage Restrain
Arus Hubung Singkat Generator turun sebagai fungsi waktu.
Hal ini disebabkan oleh membesarnya arus stator yang melemahkan medan
magnit kutub (rotor) sehingga ggl dan tegangan jepit Generator turun.
Untuk menjamin kerjanya Relay sehubungan dengan menurunnya arus hubung
singkat Generator, diperlukan Voltage Restrain Coil.
Mengingat karakteristik hubung singkat Generator yang demikian, pada Generator
besar dipakai juga Relay Impedansi.
Penguatan Hilang
Penguatan hilang atau penguatan melemah (under exitation) bisa menimbulkan
pemanasan yang berlebihan pada kepala kumparan stator
Penguatan hilang menyebabkan gaya mekanik pada kumparan arus searah rotor
hilang, terjadi out of step, menjadi Generator Asinkron, timbul arus pusar berlebihan
di rotor, selanjutnya rotor mengalami pemanasan berlebihan.
Relay penguatan hilang akan mentripkan PMT Generator
Untuk Exciter berupa generator arus bolak balik yang memakai diode berputar,
deteksi gangguan rotor hanya bisa lewat :
a. Arus medan Pilot Exciter yang melewati sikat, bisa ditap untuk diamati. Arus ini
akan membesar kalau ada gangguan kumparan rotor.
b. Gangguan Kumparan rotor menimbulkan vibrasi yang bisa dideteksi oleh detektor
vibrasi.
Suhu Tinggi
Suhu tinggi bisa terjadi pada bantalan generator atau pada kumparan stator.
Hal ini masing-masing di deteksi oleh relay suhu yang mula-mula membunyikan
alarm kemudian mentripkan PMT generator dan memberhentikan mesin penggerak
apabila yang bekerja adalah relay suhu bantalan.
Penyebab Suhu Tinggi
A. Lilitan Stator, penyebabnya:
1. Beban Lebih
2. Beban tidak simetris, arus urutan negatif
3. Hubung singkat yang tidak terdeteksi
4. Penguatan Hilang / Lemah
5. Ventilasi kurang baik, hidrogin bocor
6. Kotoran / debu melekat pada lilitan
Daya Balik
Daya balik dimana generator menjadi motor dapat menimbulkan kerusakan karena
pemanasan berlebihan pada sudu-sudu tekanan rendah Turbin uap. Pada Turbin air
dapat meningkatkan kavitasi. Oleh karenanya diperlukan relay daya balik pada
generator yang digerakkan oleh turbin uap atau turbin air dengan melalui Alarm
terlebih dahulu. Untuk Turbin Gas masalahnya sama dengan untuk Turbin Uap.
Putaran Lebih
Apabila PMT generator trip, maka akan terjadi putaran lebih yang membahayakan
generator dan mesin penggeraknya.
Untuk ini diperlukan relay putaran lebih yang memberhentikan mesin penggerak.
Tegangan Lebih
Apabila PMT generator trip, maka bisa terjadi tegangan lebih.
Untuk ini diperlukan relay tegangan lebih.
Sistem eksitasi adalah sistem pasokan listrik DC sebagai penguatan pada generator
listrik atau sebagai pembangkit medan magnet, sehingga suatu generator dapat
menghasilkan energi listrik dengan besar tegangan keluaran generator bergantung
pada besarnya arus eksitasinya.
Sistem ini merupakan sistem yang vital pada proses pembangkitan listrik dan pada
perkembangannya, sistem Eksitasi pada generator listrik ini dapat dibedakan
menjadi 2 macam, yaitu:
Jika menggunakan sumber listrik listrik yang berasal dari generator AC atau
menggunakan Permanent Magnet Generator (PMG) medan magnetnya adalah
magnet permanent. Dalam lemari penyearah, tegangan listrik arus bolak balik
diubah atau disearahkan menjadi tegangan arus searah untuk mengontrol
kumparan medan eksiter utama (main exciter).
Untuk mengalirkan arus Eksitasi dari main exciter ke rotor generator menggunakan
slip ring dan sikat arang, demikian juga penyaluran arus yang berasal dari pilot
exciter ke main exciter .
Generator penguat yang pertama, adalah generator arus searah hubungan shunt
yang menghasilkan arus penguat bagi generator penguat kedua. Generator penguat
(exciter) untuk generator sinkron merupakan generator utama yang diambil
dayanya.
Perkembangan sistem eksitasi pada generator sinkron dengan sistem eksitasi tanpa
sikat, karena sikat dapat menimbulkan loncatan api pada putaran tinggi. Untuk
menghilangkan sikat digunakan dioda berputar yang dipasang pada jangkar.
Gambar 2 menunjukkan sistem excitacy tanpa sikat.
Penggunaan sikat atau slip ring untuk menyalurkan arus excitasi ke rotor generator
mempunyai kelemahan karena besarnya arus yang mampu dialirkan pada sikat
arang relatif kecil. Untuk mengatasi keterbatasan sikat arang, digunakan sistem
eksitasi tanpa menggunakan sikat (brushless excitation.
Generator penguat pertama disebut pilot exciter dan generator penguat kedua
disebut main exciter (penguat utama). Main exciter adalah generator arus bolak-
balik dengan kutub pada statornya. Rotor menghasilkan arus bolak-balik
disearahkan dengan dioda yang berputar pada poros main exciter (satu poros
dengan generator utama). Arus searah yang dihasilkan oleh dioda berputar menjadi
arus penguat generator utama. Pilot exciter pada generator arus bolak-balik dengan
rotor berupa kutub magnet permanen yang berputar menginduksi pada lilitan
stator. Tegangan bolak-balik disearahkan oleh penyearah dioda danmenghasilkan
arus searah yang dialirkan ke kutub-kutub magnet y ang ada pada stator main
exciter. Besar arus searah yang mengalir ke kutub main exciter diatur oleh pengatur
tegangan otomatis (automatic voltage regulator/AVR).
Besarnya arus berpengaruh pada besarnya arus yang dihasilkan main exciter, maka
besarnya arus main exciter juga mempengaruhi besarnya tegangan yang dihasilkan
oleh generator utama.
Pada sistem Eksitasi tanpa sikat, permasalahan timbul jika terjadi hubung singkat
atau gangguan hubung tanah di rotor dan jika ada sekering lebur dari dioda
berputar yang putus, hal ini harus dapat dideteksi. Gangguan pada rotor yang
berputar dapat menimbulkan distorsi medan magnet pada generator utama dan
dapat menimbulkan vibrasi (getaran) berlebihan pada unit pembangkit.
Sistem eksitasi adalah sistem pasokan listrik DC sebagai penguatan pada generator
listrik atau sebagai pembangkit medan magnet, sehingga suatu generator dapat
menghasilkan energi listrik dengan besar tegangan keluaran generator bergantung
pada besarnya arus eksitasinya.
Sistem ini merupakan sistem yang vital pada proses pembangkitan listrik dan pada
perkembangannya, sistem Eksitasi pada generator listrik ini dapat dibedakan
menjadi 2 macam, yaitu:
Jika menggunakan sumber listrik listrik yang berasal dari generator AC atau
menggunakan Permanent Magnet Generator (PMG) medan magnetnya adalah
magnet permanent. Dalam lemari penyearah, tegangan listrik arus bolak balik
diubah atau disearahkan menjadi tegangan arus searah untuk mengontrol
kumparan medan eksiter utama (main exciter).
Untuk mengalirkan arus Eksitasi dari main exciter ke rotor generator menggunakan
slip ring dan sikat arang, demikian juga penyaluran arus yang berasal dari pilot
exciter ke main exciter .
Perkembangan sistem eksitasi pada generator sinkron dengan sistem eksitasi tanpa
sikat, karena sikat dapat menimbulkan loncatan api pada putaran tinggi. Untuk
menghilangkan sikat digunakan dioda berputar yang dipasang pada jangkar.
Gambar 2 menunjukkan sistem excitacy tanpa sikat.
Penggunaan sikat atau slip ring untuk menyalurkan arus excitasi ke rotor generator
mempunyai kelemahan karena besarnya arus yang mampu dialirkan pada sikat
arang relatif kecil. Untuk mengatasi keterbatasan sikat arang, digunakan sistem
eksitasi tanpa menggunakan sikat (brushless excitation.
Keterangan gambar:
ME : Main Exciter
MG : Main Generator
PE : Pilot Exciter
AVR : Automatic Voltage Regulator
V : Tegangan Generator
AC : Alternating Current (arus bolak balik)
DC : Direct Current (arus searah)
Generator penguat pertama disebut pilot exciter dan generator penguat kedua
disebut main exciter (penguat utama). Main exciter adalah generator arus bolak-
balik dengan kutub pada statornya. Rotor menghasilkan arus bolak-balik
disearahkan dengan dioda yang berputar pada poros main exciter (satu poros
dengan generator utama). Arus searah yang dihasilkan oleh dioda berputar menjadi
arus penguat generator utama. Pilot exciter pada generator arus bolak-balik dengan
rotor berupa kutub magnet permanen yang berputar menginduksi pada lilitan
stator. Tegangan bolak-balik disearahkan oleh penyearah dioda danmenghasilkan
arus searah yang dialirkan ke kutub-kutub magnet y ang ada pada stator main
exciter. Besar arus searah yang mengalir ke kutub main exciter diatur oleh pengatur
tegangan otomatis (automatic voltage regulator/AVR).
Besarnya arus berpengaruh pada besarnya arus yang dihasilkan main exciter, maka
besarnya arus main exciter juga mempengaruhi besarnya tegangan yang dihasilkan
oleh generator utama.
Pada sistem Eksitasi tanpa sikat, permasalahan timbul jika terjadi hubung singkat
atau gangguan hubung tanah di rotor dan jika ada sekering lebur dari dioda
berputar yang putus, hal ini harus dapat dideteksi. Gangguan pada rotor yang
berputar dapat menimbulkan distorsi medan magnet pada generator utama dan
dapat menimbulkan vibrasi (getaran) berlebihan pada unit pembangkit.
kali ini akan membahas mengenai prinsip kerja dari suatu generator sinkron. Yang
akan menjadi kerangka bahasan kali ini adalah pengoperasian generator sinkron
dalam kondisi berbeban, tanpa beban, menentukan reaktansi dan resistansi dengan
melakukan percobaan tanpa beban (beban nol), percobaan hubung-singkat dan
percobaan resistansi jangkar.
kecepatan rotor dan frekuensi dari tegangan yang dibangkitkan oleh suatu
generator sinkron berbanding lurus. Gambar 1 akan memperlihatkan prinsip kerja
dari sebuah generator AC dengan dua kutub, dan dimisalkan hanya memiliki satu
lilitan yang terbuat dari dua penghantar secara seri, yaitu penghantar a dan a.
Bila kecepatannya 60 Revolution per menit (Rpm), frekuensi 1 Hz. Maka untuk
frekuensi f = 60 Hz, rotor harus berputar 3600 Rpm. Untuk kecepatan rotor n rpm,
rotor harus berputar pada kecepatan n/60 revolution per detik (rps). Bila rotor
mempunyai lebih dari 1 pasang kutub, misalnya P kutub maka masing-masing
revolution dari rotor menginduksikan P/2 siklus tegangan dalam lilitan stator.
Frekuensi dari tegangan induksi sebagai sebuah fungsi dari kecepatan rotor, dan
diformulasikan dengan:
Untuk generator sinkron tiga fasa, harus ada tiga belitan yang masing-masing
terpisah sebesar 120 derajat listrik dalam ruang sekitar keliling celah udara seperti
diperlihatkan pada kumparan a a, b b dan c c pada gambar 2. Masing-masing
lilitan akan menghasilkan gelombang Fluksi sinus satu dengan lainnya berbeda 120
derajat listrik. Dalam keadaan seimbang besarnya fluksi sesaat :
A = m. Sin t
B = m. Sin ( t 120 )
C = m. Sin ( t 240 )
Besarnya fluks resultan adalah jumlah vektor ketiga fluks tersebut adalah:
T = A +B + C, yang merupakan fungsi tempat () dan waktu (t), maka besar-
besarnya fluks total adalah:
T = m.Sin t + m.Sin(t 120) + m. Sin(t 240). Cos ( 240)
Dari persamaan diatas, bila diuraikan maka suku kesatu, ketiga, dan kelima
akan silang menghilangkan. Dengan demikian dari persamaan akan didapat
fluksi total sebesar, T = m. Sin ( t - ) Weber .
Jadi medan resultan merupakan medan putar dengan modulus 3/2 dengan
sudut putar sebesar . Maka besarnya tegangan masing-masing fasa adalah :
dimana :
Apabila sebuah mesin sinkron difungsikan sebagai generator dengan diputar pada
kecepatan sinkron dan rotor diberi arus medan (If), maka pada kumparan jangkar
stator akan diinduksikan tegangan tanpa beban (Eo), yaitu sebesar:
Dalam keadaan tanpa beban arus jangkar tidak mengalir pada stator, sehingga
tidak terdapat pengaruh reaksi jangkar. Fluks hanya dihasilkan oleh arus medan (If).
Bila besarnya arus medan dinaikkan, maka tegangan keluaran juga akan naik
sampai titik saturasi (jenuh), seperti diperlihatkan pada gambar 3. Kondisi generator
tanpa beban bisa digambarkan rangkaian ekuivalennya seperti diperlihatkan pada
gambar 3b.
Gambar 3a dan 3b. Kurva dan Rangkaian Ekuivalen Generator Tanpa Beban
Generator Berbeban
Bila generator diberi beban yang berubah-ubah maka besarnya tegangan terminal V
akan berubah-ubah pula, hal ini disebabkan adanya kerugian tegangan pada:
Resistansi jangkar Ra
Reaktansi bocor jangkar Xl
Reaksi Jangkar Xa
a. Resistansi Jangkar
Resistansi jangkar/fasa Ra menyebabkan terjadinya kerugian tegang/fasa (tegangan
jatuh/fasa) dan I.Ra yang sefasa dengan arus jangkar.
c. Reaksi Jangkar
Adanya arus yang mengalir pada kumparan jangkar saat generator dibebani akan
menimbulkan fluksi jangkar (A ) yang berintegrasi dengan fluksi yang dihasilkan
pada kumparan medan rotor(F), sehingga akan dihasilkan suatu fluksi resultan
sebesar :
Interaksi antara kedua fluksi ini disebut sebagai reaksi jangkar, seperti diperlihatkan
pada Gambar 4. yang mengilustrasikan kondisi reaksi jangkar untuk jenis beban
yang berbeda-beda.
Gambar 4c, memperlihatkan kondisi reaksi jangkar saat dibebani kapasitif murni
yang mengakibatkan arus jangkar Ia mendahului GGL Eb sebesar 90 dan A akan
memperkuat F yang berpengaruh terhadap pemagnetan.
Gambar 4d, memperlihatkan kondisi reaksi jangkar saat arus diberi beban induktif
murni sehingga mengakibatkan arus jangkar Ia terbelakang dari GGL Eb sebesar
90 dan A akan memperlemah F yang berpengaruh terhadap pemagnetan.
Jumlah dari reaktansi bocor XL dan reaktansi jangkar Xa biasa disebut reaktansi
Sinkron Xs.
Vektor diagram untuk beban yang bersifat Induktif, resistif murni, dan kapasitif
diperlihatkan pada Gambar 5a, 5b dan 5c.
Berdasarkan gambar diatas, maka bisa ditentukan besarnya tegangan jatuh yang
terjadi, yaitu :
= I {Ra + j (Xs)}
= I.Zs
Untuk bisa menentukan nilai reaktansi dan impedansi dari sebuah generator, harus
dilakukan percobaan (test). Ada tiga jenis test yang biasa dilakukan, yaitu:
Test Tanpa Beban dilakukan pada kecepatan Sinkron dengan rangkaian jangkar
terbuka (tanpa beban) seperti diperlihatkan pada Gambar 6. Percobaan dilakukan
dengan cara mengatur arus medan (If) dari nol sampai rating tegangan output
terminal tercapai.
Untuk melakukan test ini terminal generator dihubung singkat, dan dengan
Ampermeter diletakkan diantara dua penghantar yang dihubung singkat tersebut
(Gambar 7). Arus medan dinaikkan secara bertahap sampai diperoleh arus jangkar
maksimum. Selama proses test arus If dan arus hubung singkat Ihs dicatat.
Gambar 7. Rangkaian Test Generator di Hubung Singkat.
Dari hasil kedua test diatas, maka dapat digambar dalam bentuk kurva karakteristik
seperti diperlihatkan pada gambar 8.
Gambar 8. Kurva Karakteristik Tanpa Beban dan Hubung Singkat sebuah Generator.
, If = konstatn
Dengan rangkaian medan terbuka, resistansi DC diukur antara dua terminal output
sehingga dua fasa terhubung secara seri, Gambar 9. Resistansi per fasa adalah
setengahnya dari yang diukur.
Bahan Ajar Mata Kuliah Mesin Arus Bolak-balik
Silabus GBRP-Mesin Arus Bolak-balik (128.5 KB)