Anda di halaman 1dari 38

Materi Kuliah MML 1 - Generator AC

Zakaria Hermawan

GENERATOR AC
Generator sinkron fasa tunggal.Generator sinkron fasa tiga.
GENERATOR ARUS SEARAH
Gaya gerak maknit.
Gaya gerak listrik.Konversi elektro mekanik dan sebaliknya.Torsi.Bentuk fisik.prinsip kerja
dankarakteristiknya sebagai generator arus searah, reaksi jangkar
MOTOR ARUS SEARAH
C a r a d a n s a r a n a a s u t : a s u t m o t o r s h u n t , a s u t motor
seri.Pengaturanputaran.Pengaturanmotor shunt AS. P e n g a t u r a n m o t o r s e r i A S . Slip
ring.Komutator.Penginstalan: Fondasi. Kopeling.Ban transmisi.Kumparanarmotisir(damper
windings) danmotor arussearah, reaksijangkar, berbagaipenggunaan.

Referensi:
Electrical Machine Design by AK Sawhney
Electric Machine Theory for Power Engineersby Van E. Mablekos
Priciplesof Electric Machenisand Power Electronics by PC Sen

MESIN MESIN LISTRIK II

MESIN MESIN LISTRIK I

GENERATOR AC
Generator sinkron fasa tunggal.Generator sinkron fasa tiga.
GENERATOR ARUS SEARAH
Gaya gerak maknit .Gaya gerak listrik.Konversi elektro mekanik dan sebaliknya.Torsi.Bentuk
fisik.prinsip kerja dan karakteristiknyasebagai generator arus searah, reaksi jangkar
TRANSFORMATOR
Bentuk fisik , prinsip kerja trafo fasatunggal , trafo tiga fasa dankarakteristiknya.Trafo gardu
induk.Trafo distribusi.Trafo ukuran kecil, Trafo untukpenyerahan , Trafo untuk tanur
busur.Perawatan mekanis transformator.Minyak trafo.
Kumpulan Bahan Kuliah & Tugas Teknik Elektro

Sabtu, 04 September 2010

Generator Sinkron

Generator Sinkron
Konstruksi Generator Sinkron

Pada dasarnya konstruksi dari generator sinkron adalah sama dengan konstruksi
motor sinkron, dan secara umum biasa disebut mesin sinkron (seperti telah dibahas
di sini). Ada dua struktur kumparan pada mesin sinkron yang merupakan dasar
kerja dari mesin tersebut, yaitu kumparan yang mengalirkan penguatan DC
(membangkitkan medan magnet, biasa disebut sistem eksitasi) dan sebuah
kumparan (biasa disebut jangkar) tempat dibangkitkannya GGL arus bola-balik.

Hampir semua mesin sinkron mempunyai belitan GGL berupa stator yang diam dan
struktur medan magnit berputar sebagai rotor. Kumparan DC pada struktur medan
yang berputar dihubungkan pada sumber DC luar melaui slipring dan sikat arang,
tetapi ada juga yang tidak mempergunakan sikat arang yaitu sistem brushless
excitation.

Bentuk Penguatan

Seperti telah diuraikan diatas, bahwa untuk membangkitkan fluks magnetik


diperlukan penguatan DC. Penguatan DC ini bisa diperoleh dari generator DC
penguatan sendiri yang seporos dengan rotor mesin sinkron. Pada mesin sinkron
dengan kecepatan rendah, tetapi rating daya yang besar, seperti generator
Hydroelectric (Pembangkit listrik tenaga air), maka generator DC yang digunakan
tidak dengan penguatan sendiri tetapi dengan Pilot Exciter sebagai penguatan
atau menggunakan magnet permanent (magnet tetap).
Gambar 1. Generator Sinkron Tiga fasa dengan Penguatan Generator DC Pilot
Exciter.

Gambar 2. Generator Sinkron Tiga fasa dengan Sistem Penguatan Brushless Exciter
System.

Alternatif lainnya untuk penguatan eksitasi adalah menggunakan Diode silikon dan
Thyristor.

Ada dua tipe sistem penguatan Solid state, yaitu:


Sistem statis yang menggunakan Diode atau Thyristor statis, dan arus dialirkan ke
rotor melalui Slipring.
Brushless System, pada sistem ini penyearah dipasangkan diporos yang
berputar dengan rotor, sehingga tidak dibutuhkan sikat arang dan slip-ring.

Bentuk Rotor

Untuk medan rotor yang digunakan tergantung pada kecepatan mesin, mesin
dengan kecepatan tinggi seperti turbo generator mempunyai bentuk silinder
gambar 3a, sedangkan mesin dengan kecepatan rendah seperti Hydroelectric atau
Generator Listrik Diesel mempunyai rotor kutub menonjol gambar 3b.
Gambar 3a. Bentuk Rotor kutub silinder.

Gambar 3b. Bentuk Rotor kutub menonjol.

Bentuk Stator

Stator dari Mesin Sinkron terbuat dari bahan ferromagnetik , seperti telah dibahas di
sini, yang berbentuk laminasi untuk mengurangi rugi-rugi arus pusar. Dengan inti
ferromagnetik yang bagus berarti permebilitas dan resistivitas dari bahan tinggi.
Gambar 4. Inti Stator dan Alur pada Stator

Gambar 4 memperlihatkan alur stator tempat kumparan jangkar. Belitan jangkar


(stator) yang umum digunakan oleh mesin sinkron tiga fasa, ada dua tipe yaitu :
a. Belitan satu lapis (Single Layer Winding).
b. Belitan berlapis ganda (Double Layer Winding).

Bentuk Stator Satu Lapis

Gambar 5 memperlihatkan belitan satu lapis, karena hanya ada satu sisi lilitan
didalam masing-masing alur. Bila kumparan tiga fasa dimulai pada Sa, Sb, dan Sc
dan berakhir di Fa, Fb, dan Fc bisa disatukan dalam dua cara, yaitu hubungan
bintang dan segitiga. Antar kumparan fasa dipisahkan sebesar 120 derajat listrik
atau 60 derajat mekanik, satu siklus GGL penuh akan dihasilkan bila rotor dengan 4
kutub berputar 180 derajat mekanis. Satu siklus GGL penuh menunjukkan 360
derajat listrik, adapun hubungan antara sudut rotor mekanis _mek dan sudut listrik
_lis, adalah :

Gambar 5. Belitan Satu Lapis Generator Sinkron Tiga Fasa.


Contoh:
Sebuah generator Sinkron mempunyai 12 kutub. Berapa sudut mekanis ditunjukkan
dengan 180 derajat listrik.

Jawaban:
Sudut mekanis antara kutub utara dan kutub selatan adalah:

Ini menunjukkan 180 derajat listrik

atau bisa juga secara langsung, yaitu:

Gambar 6. Urutan fasa ABC.

Untuk menunjukkan arah dari putaran rotor gambar 6. (searah jarum jam), urutan
fasa yang dihasilkan oleh suplai tiga fasa adalah ABC, dengan demikian tegangan
maksimum pertama terjadi dalam fasa A, diikuti fasa B, dan kemudian fasa C.

Kebalikan arah putaran dihasilkan dalam urutan ACB, atau urutan fasa negatif,
sedangkan urutan fasa ABC disebut urutan fasa positif. Jadi ggl yang dibangkitkan
sistem tiga fasa secara simetris adalah:

EA = EA 0 volt
EB = EB -120 volt
EC = EC -240 volt

Belitan Berlapis Ganda

Kumparan jangkar yang diperlihatkan pada gambar 5 hanya mempunyai satu lilitan
per kutub per fasa, akibatnya masing-masing kumparan hanya dua lilitan secara
seri. Bila alur-alur tidak terlalu lebar, masing-masing penghantar yang berada dalam
alur akan membangkitkan tegangan yang sama. Masing-masing tegangan fasa akan
sama untuk menghasilkan tegangan per penghantar dan jumlah total dari
penghantar per fasa.

Dalam kenyataannya cara seperti ini tidak menghasilkan cara yang efektif dalam
penggunaan inti stator, karena variasi kerapatan fluks dalam inti dan juga
melokalisir pengaruh panas dalam daerah alur dan menimbulkan harmonik. Untuk
mengatasi masalah ini, generator praktisnya mempunyai kumparan terdistribusi
dalam beberapa alur per kutub per fasa. Gambar 7 memperlihatkan bagian dari
sebuah kumparan jangkar yang secara umum banyak digunakan. Pada masing-
masing alur ada dua sisi lilitan dan masing-masing lilitan memiliki lebih dari satu
putaran. Bagian dari lilitan yang tidak terletak kedalam alur biasanya disebut
Winding Overhang, sehingga tidak ada tegangan dalam winding overhang.

Gambar 7. Belitan Berlapis Ganda Generator Sinkron Tiga Fasa.

Faktor Distribusi

Seperti telah dijelaskan diatas bahwa sebuah kumparan terdiri dari sejumlah lilitan
yang ditempatkan dalam alur secara terpisah. Sehingga, GGLl pada terminal
menjadi lebih kecil bila dibandingkan dengan kumparan yang telah dipusatkan.
Suatu faktor yang harus dikalikan dengan GGL dari sebuah kumparan distribusi
untuk menghasilkan total GGL yang dibangkitkan disebut faktor distribusi Kd untuk
kumparan. Faktor ini selalu lebih kecil dari satu (Kd < 1). Diasumsikan ada n alur per
fasa per kutub, maka jarak antara alur dalam derajat listrik, adalah :

dimana m menyatakan jumlah fasa.


Gambar 8. Diagram Phasor dari Tegangan Induksi Lilitan.

Perhatikan gambar 8, disini diperlihatkan GGL yang dinduksikan dalam alur 2 akan
tertinggal (lagging) dari GGL yang dibangkitkan dalam alur 1 sebesar =15 derajat
listrik, demikian pula GGL yang dinduksikan dalam alur 3 akan tertinggal 2 derajat,
dan seterusnya. Semua GGL ini ditunjukkan masing-masing oleh phasor E1, E2, E3
dan E4. Total GGL stator per fasa E adalah jumlah dari seluruh vektor.

E = E1 + E2 + E3 + E4

Total GGLl stator E lebih kecil dibandingkan jumlah aljabar dari GGL lilitan oleh
faktor.

Kd adalah faktor distribusi, dan bisa dinyatakan dengan persamaan:

Keuntungan dari kumparan distribusi, adalah memperbaiki bentuk gelombang


tegangan yang dibangkitkan, seperti terlihat pada gambar 9.
Gambar 9. Total GGL Et dari Tiga GGL Sinusoidal.

Faktor Kisar

Gambar 10, memperlihatkan bentuk kisar dari sebuah kumparan, bila sisi lilitan
diletakkan dalam alur 1 dan 7 disebut kisar penuh, sedangkan bila diletakkan dalam
alur 1 dan 6 disebut kisar pendek, karena ini sama dengan 5/6 kisar kutub.

Gambar 10. Kisar Kumparan

Kisar :
5/6 = 5/6 x 180 derajat = 150 derajat
1/6 = 1/6 x 180 derajat = 30 derajat.

Kisar pendek sering digunakan, karena mempunyai beberapa keuntungan,


diantaranya:
Menghemat tembaga yang digunakan.
Memperbaiki bentuk gelombang dari tegangan yang dibangkitkan.
Kerugian arus pusar dan Hysterisis dapat dikurangi.

EL GGL yang diinduksikan pada masing-masing lilitan, bila lilitan merupakan kisar
penuh, maka total induksi = 2 EL (gambar 11).
Gambar 11. Vektor Tegangan Lilitan.

Sedangkan kisar pendek dengan sudut 30 derajat listrik, seperti diperlihatkan pada
gambar 8b, maka tegangan resultannya adalah:

E = 2 EL. Cos 30/2

atau,

dimana P adalah kisar kumparan dalam derajat listrik.

Gaya Gerak Listrik Kumparan

Sebelumnya telah dibahas mengenai frekuensi dan besarnya tegangan masing-


masing fasa secara umum. Untuk lebih mendekati nilai GGL sebenarnya yang
terjadi maka harus diperhatikan faktor distribusi dan faktor kisar.

Apabila
Z = Jumlah penghantar atau sisi lilitan dalam seri/fasa = 2 T
T = Jumlah lilitan per fasa

d = P dan dt = 60/N detik

maka GGL induksi rata-rata per penghantar:

sedangkan jika,
atau,

Sehingga GGL induksi rata-rata per penghantar menjadi:

bila ada Z penghantar dalam seri/fasa, maka : GGL rata-rata/fasa

= 2.f..Z Volt

= 2.f..(2T) = 4.f..T volt

GGL efektif/fasa = 1,11x 4.f..T = 4,44 x f ..T Volt

bila faktor distribusi dan faktor kisar dimasukkan, maka GGL efektif/fasa

E = 4,44 . Kd. Kp .f . . T (Volt)

Pendahuluan

Sebagian besar energi listrik yang dipergunakan oleh konsumen untuk kebutuhan
sehari-hari

dihasilkan oleh generator sinkron phasa banyak (polyphase) yang ada di pusat
pembangkit

tenaga listrik. Generator sinkron yang dipergunakan ini mempunyai rating daya dari
ratusan

sampai ribuan mega Volt Ampere (MVA).

Disebut mesin sinkron, karena bekerja pada kecepatan dan frekuensi konstan di
bawah

kondisi Steady state. Mesin sinkron bisa dioperasikan baik sebagai generator
maupun
motor. Mesin sinkron bila difungsikan sebagai motor berputar dalam kecepatan
konstan.

Apabila dikehendaki kecepatan yang bersifat variabel, maka motor sinkron


dilengkapi dengan

dengan pengubah frekuensi seperti Inverter atau Cyclo-converter.

Sebagai generator, beberapa mesin sinkron sering dioperasikan secara paralel,


seperti di

pusat-pusat pembangkit. Adapun tujuan dari paralel generator adalah menambah


daya

pasokan dari pembangkit yang dibebankan ke masing-masing generator yang


dikirimkan ke

beban.

Ada dua struktur medan magnet pada mesin sinkron yang merupakan dasar keja
dari mesin

tersebut, yaitu kumparan yang mengalirkan penguatan DC dan sebuah jangkar


tempat

dibangkitkannya ggl arus bolak-balik. Hampir semua Mesin Sinkron mempunyai


jangkar

diam sebagai stator dan medan magnet berputar sebagai rotor. Kumparan DC pada
medan

magnet yang berputar dihubungkan pada sumber listrik DC luar melaui slipring dan
sikat

arang, tetapi ada juga yang tidak mempergunakan sikat arang arang disebut
brushless

excitation.

13.2 Konstruksi Mesin Sinkron

Ada dua struktur medan magnit pada mesin sinkron yang merupakan dasar kerja
dari mesin

tersebut, yaitu kumparan yang mengalirkan penguatan DC dan sebuah jangkar


tempat

dibangkitkannya ggl arus bola-balik. Hampir semua mesin sinkron mempunyai


belitan ggl
berupa stator yang diam dan struktur medan magnit berputar sebagai rotor.
Kumparan DC

pada struktur medan yang berputar dihubungkan pada sumber luar melaui slipring
dan sikat

arang, tetapi ada juga yang tidak mempergunakan sikat arang yaitu sistem
brushless excitation.

Konstruksi dari sebuah Mesin Sinkron secara garis besar sebagai berikut.

13.2.1 Bentuk Penguatan

Seperti telah diuraikan di atas, bahwa untuk membangkitkan flux magnetik


diperlukan

penguatan DC. Penguatan DC ini bisa diperoleh dari generator DC penguatan


sendiri yang

seporos dengan rotor mesin sinkron.

Pada mesin sinkron dengan kecepatan rendah, tetapi rating daya yang besar,
seperti

generator hydroelectric, maka generator DC yang digunakan tidak dengan


penguatan

sendiri, tetapi dengan pilot exciter sebagai penguatan atau menggunakan magnet
permanen.

BAB 13

GENERATOR SINKRON

342

Alternatif lainnya untuk penguatan eksitasi adalah menggunakan Diode silikon dan
Thyristor.

Dua tipe sistem penguatan Solid state sebagai berikut.

Sistem statis yang menggunakan Diode atau Thyristor statis, dan arus dialirkan ke
rotor

melalui Slipring.

Brushless system, pada sistem ini penyearah dipasangkan di poros yang berputar
dengan

rotor, sehingga tidak dibutuhkan sikat arang dan slipring.


13.2.2 Bentuk Rotor

Untuk medan rotor yang digunakan tergantung pada kecepatan mesin, mesin
dengan

kecepatan tinggi seperti turbo generator mempunyai bentuk silinder

Mengenal Generator Sinkron

kecepatan rotor dan frekuensi dari tegangan yang dibangkitkan oleh suatu
generator sinkron berbanding lurus. Gambar 1 akan memperlihatkan prinsip kerja
dari sebuah generator AC dengan dua kutub, dan dimisalkan hanya memiliki satu
lilitan yang terbuat dari dua penghantar secara seri, yaitu penghantar a dan a.

Gambar 1. Diagram Generator AC Satu Phasa Dua Kutub.


Lilitan seperti disebutkan diatas disebut Lilitan terpusat, dalam generator
sebenarnya terdiri dari banyak lilitan dalam masing-masing fasa yang terdistribusi
pada masing-masing alur stator dan disebut Lilitan terdistribusi. Diasumsikan
rotor berputar searah jarum jam, maka fluks medan rotor bergerak sesuai lilitan
jangkar. Satu putaran rotor dalam satu detik menghasilkan satu siklus per detik
atau 1 Hertz (Hz).
Bila kecepatannya 60 Revolution per menit (Rpm), frekuensi 1 Hz. Maka untuk
frekuensi f = 60 Hz, rotor harus berputar 3600 Rpm. Untuk kecepatan rotor n rpm,
rotor harus berputar pada kecepatan n/60 revolution per detik (rps). Bila rotor
mempunyai lebih dari 1 pasang kutub, misalnya P kutub maka masing-masing
revolution dari rotor menginduksikan P/2 siklus tegangan dalam lilitan stator.
Frekuensi dari tegangan induksi sebagai sebuah fungsi dari kecepatan rotor, dan
diformulasikan dengan:

Untuk generator sinkron tiga fasa, harus ada tiga belitan yang masing-masing
terpisah sebesar 120 derajat listrik dalam ruang sekitar keliling celah udara seperti
diperlihatkan pada kumparan a a, b b dan c c pada gambar 2. Masing-masing
lilitan akan menghasilkan gelombang Fluksi sinus satu dengan lainnya berbeda 120
derajat listrik. Dalam keadaan seimbang besarnya fluksi sesaat :
A = m. Sin t
B = m. Sin ( t 120 )
C = m. Sin ( t 240 )

Gambar 2. Diagram Generator AC Tiga Fasa Dua Kutub


Besarnya fluks resultan adalah jumlah vektor ketiga fluks tersebut adalah:
T = A +B + C, yang merupakan fungsi tempat () dan waktu (t), maka besar-
besarnya fluks total adalah:
T = m.Sin t + m.Sin(t 120) + m. Sin(t 240). Cos ( 240)
Dengan memakai transformasi trigonometri dari :
Sin . Cos = .Sin ( + ) + Sin ( + ),
maka dari persamaan diatas diperoleh :
T = .m. Sin (t + )+ .m. Sin (t ) + .m. Sin ( t + 240 )+
.m. Sin (t ) +.m. Sin (t + 480)
Dari persamaan diatas, bila diuraikan maka suku kesatu, ketiga, dan kelima
akan silang menghilangkan. Dengan demikian dari persamaan akan didapat
fluksi total sebesar, T = m. Sin ( t ) Weber .
Jadi medan resultan merupakan medan putar dengan modulus 3/2 dengan
sudut putar sebesar . Maka besarnya tegangan masing-masing fasa adalah :
E maks = Bm. . r Volt
dimana :
Bm = Kerapatan Fluks maksimum kumparan medan rotor (Tesla)
= Panjang masing-masing lilitan dalam medan magnetik (Weber)
= Kecepatan sudut dari rotor (rad/s)
r = Radius dari jangkar (meter)
anda dapat juga membaca artikel yang terkait dengan bahasan kali ini, di:
- elektromekanis dalam sistem tenaga-1, di sini.
- elektromekanis dalam sistem tenaga-2, di sini.
Generator Tanpa Beban
Apabila sebuah mesin sinkron difungsikan sebagai generator dengan diputar pada
kecepatan sinkron dan rotor diberi arus medan (If), maka pada kumparan jangkar
stator akan diinduksikan tegangan tanpa beban (Eo), yaitu sebesar:
Eo = 4,44 .Kd. Kp. f. m. T Volt
Dalam keadaan tanpa beban arus jangkar tidak mengalir pada stator, sehingga
tidak terdapat pengaruh reaksi jangkar. Fluks hanya dihasilkan oleh arus medan (If).
Bila besarnya arus medan dinaikkan, maka tegangan keluaran juga akan naik
sampai titik saturasi (jenuh), seperti diperlihatkan pada gambar 3. Kondisi generator
tanpa beban bisa digambarkan rangkaian ekuivalennya seperti diperlihatkan pada
gambar 3b.
Gambar 3a dan 3b. Kurva dan Rangkaian Ekuivalen Generator Tanpa Beban
Generator Berbeban
Bila generator diberi beban yang berubah-ubah maka besarnya tegangan terminal V
akan berubah-ubah pula, hal ini disebabkan adanya kerugian tegangan pada:
Resistansi jangkar Ra
Reaktansi bocor jangkar Xl
Reaksi Jangkar Xa
a. Resistansi Jangkar
Resistansi jangkar/fasa Ra menyebabkan terjadinya kerugian tegang/fasa (tegangan
jatuh/fasa) dan I.Ra yang sefasa dengan arus jangkar.
b. Reaktansi Bocor Jangkar
Saat arus mengalir melalui penghantar jangkar, sebagian fluks yang terjadi tidak
mengimbas pada jalur yang telah ditentukan, hal seperti ini disebut Fluks Bocor.
c. Reaksi Jangkar
Adanya arus yang mengalir pada kumparan jangkar saat generator dibebani akan
menimbulkan fluksi jangkar (A ) yang berintegrasi dengan fluksi yang dihasilkan
pada kumparan medan rotor(F), sehingga akan dihasilkan suatu fluksi resultan
sebesar :

Interaksi antara kedua fluksi ini disebut sebagai reaksi jangkar, seperti diperlihatkan
pada Gambar 4. yang mengilustrasikan kondisi reaksi jangkar untuk jenis beban
yang berbeda-beda.

Gambar 4a, 4b, 4c dan 4d. Kondisi Reaksi Jangkar.


Gambar 4a , memperlihatkan kondisi reaksi jangkar saat generator dibebani
tahanan (resistif) sehingga arus jangkar Ia sefasa dengan GGL Eb dan A akan
tegak lurus terhadap F.
Gambar 4b, memperlihatkan kondisi reaksi jangkar saat generator dibebani
kapasitif , sehingga arus jangkar Ia mendahului ggl Eb sebesar dan A
terbelakang terhadap F dengan sudut (90 -).
Gambar 4c, memperlihatkan kondisi reaksi jangkar saat dibebani kapasitif murni
yang mengakibatkan arus jangkar Ia mendahului GGL Eb sebesar 90 dan A akan
memperkuat F yang berpengaruh terhadap pemagnetan.
Gambar 4d, memperlihatkan kondisi reaksi jangkar saat arus diberi beban induktif
murni sehingga mengakibatkan arus jangkar Ia terbelakang dari GGL Eb sebesar
90 dan A akan memperlemah F yang berpengaruh terhadap pemagnetan.

PERAN GENERATOR DALAM SISTEM DAN SYARAT PROTEKSI GENERATOR

Sebagai sumber energi listrik dalam suatu sistem tenaga, generator memiliki peran
yang penting, sehingga tripnya PMT/CB generator sangat tidak dikehendaki karena
sangat mengganggu sistem, terutama generator yang berdaya besar. Dan juga
karena letaknya di hulu, PMT/CB generator tidak boleh mudah trip tetapi juga harus
aman bagi generator, walaupun didalam sistem banyak terjadi gangguan

Untuk menjaga keandalan dari kerja generator, maka dilengkapilah generator


dengan peralatan-peralatan proteksi. Peralatan proteksi generator harus betul-betul
mencegah kerusakan generator, karena kerusakan generator selain akan menelan
biaya perbaikan yang mahal juga sangat mengganggu operasi sistem. Proteksi
generator juga harus mempertimbangkan pula proteksi bagi mesin penggeraknya,
karena generator digerakkan oleh mesin penggerak mula.

GANGGUAN GENERATOR
Gangguan Generator relatif jarang terjadi karena:
a. Instalasi Listrik tidak terbuka terhadap lingkungan, terlindung terhadap petir dan
tanaman.
b. Ada Transformator Blok dengan hubungan Wye-Delta, sehingga mencegah arus
(gangguan) urutan nol dari Saluran Transmisi masuk ke Generator.
c. Instalasi Listrik dari Generator ke Rel umumnya memakai Cable Duct yang
kemungkinannya mengalami gangguan kecil.
d. Tripnya PMT Generator sebagian besar (lebih dari 50%) disebabkan oleh
gangguan mesin penggerak generator.

Namun ada juga gangguan-gangguan yang sering terjadi pada generator, meliputi
gangguan pada :
Stator
Rotor (Sistem Penguat)
Mesin Penggerak
Back up instalasi di luar Generator

Pengaman terhadap gangguan luar generator

Generator umumnya dihubungkan ke rel (busbar). Beban dipasok oleh saluran yang
dihubungkan ke rel. Gangguan kebanyakan ada di saluran yang mengambil daya
dari rel.
Instalasi penghubung generator dengan rel umumnya jarang mengalami gangguan.
Karena rel dan saluran yang keluar dari rel sudah mempunyai proteksi sendiri,
maka proteksi generator terhadap gangguan luar cukup dengan relay arus lebih
dengan time delay yang relatif lama dan dengan voltage restrain.
Voltage Restrain
Arus Hubung Singkat Generator turun sebagai fungsi waktu.
Hal ini disebabkan oleh membesarnya arus stator yang melemahkan medan
magnit kutub (rotor) sehingga ggl dan tegangan jepit Generator turun.
Untuk menjamin kerjanya Relay sehubungan dengan menurunnya arus hubung
singkat Generator, diperlukan Voltage Restrain Coil.
Mengingat karakteristik hubung singkat Generator yang demikian, pada Generator
besar dipakai juga Relay Impedansi.

PENGAMAN TERHADAP GANGGUAN DALAM GENERATOR


a. Hubung singkat antar fasa
b. Hubung singkat fasa ke tanah
c. Suhu tinggi
d. Penguatan hilang
e. Arus urutan negatif
f. Hubung singkat dalam sirkit rotor
g. Out of Step
h. Over flux

Hubung singkat antar fasa


Untuk proteksi dipergunakan relay differensial.
Kalau relay ini bekerja maka selain mentripkan PMT generator, PMT medan
penguat generator harus trip juga.
Selain itu melalui relay bantu, mesin penggerak harus dihentikan.

Hubung Singkat Fasa Tanah


a. Dipakai Relay Hubung Tanah terbatas.
b. Relay ini memerintahkan
- PMT Generator Trip
- PMT Medan Penguat Mesin Penggerak berhenti (melalui Relay Bantu)
Pada Generator yangc. , sehingga arus urutan nol memakai Trafo Blok Y- dari
gangguan hubung tanah di luar Generator tidak masuk, bisa dipakai pula :
- Relay Tegangan yang mengukur pergeseran tegangan titik Netral terhadap tanah.
- Relay Arus yang mengukur arus titik Netral ke tanah lewat tahanan atau
kumparan.

Penguatan Hilang
Penguatan hilang atau penguatan melemah (under exitation) bisa menimbulkan
pemanasan yang berlebihan pada kepala kumparan stator
Penguatan hilang menyebabkan gaya mekanik pada kumparan arus searah rotor
hilang, terjadi out of step, menjadi Generator Asinkron, timbul arus pusar berlebihan
di rotor, selanjutnya rotor mengalami pemanasan berlebihan.
Relay penguatan hilang akan mentripkan PMT Generator

Penggunaan Relay Mho


Dalam keadaan eksitasi rendah / hilang, Generator akan mengambil daya Reaktif
dari sistem.
Oleh karenanya dipakai Relay Mho yang bekerja pada kwadran 3 dan 4 dari Kurva
Kemampuan Generator.
Perlu perhatian pada Beban Kapasitif, misalnya Saluran Kosong, Daya Reaktif akan
masuk ke Generator dan menyebabkan Relay ini bekerja.

Hubung Singkat dalam Sirkit Rotor


Hubung singkat dalam sirkit rotor bisa menyebabkan penguatan hilang.
Karena hubung singkat dalam sirkit rotor ini, bisa timbul distorsi medan magnet
dan selanjutnya timbul getaran berlebihan.
Cara mendeteksi gangguan sirkit rotor : Potentio Meter, AC Injection, DC Injection.

Relay Negatif Sequence


Gangguan yang menimbulkan ketidak-simetrisan Tegangan maupun arus,
menimbulkan Negatif Sequence Current, tetapi tidak dapat dideteksi oleh Relay-
relay yang telah disebutkan sebelumnya, maka sebelum Negatif Sequence Current
terjadi diharapkan dapat dideteksi oleh Relay ini.
Gangguan-gangguan tersebut di atas misalnya adalah :
Hubung Singkat antar lilitan satu fasa.
Hubung Tanah di dekat titik Netral.
Ada sambungan salah satu fasa yang kendor.
Negative Sequence Current bisa menimbulkan pemanasan berlebihan pada rotor.

Gangguan Internal Generator Yang Sulit Dideteksi


1. Hubung singkat antar lilitan satu fasa, tidak terdeteksi oleh relay diferensial.
2. Hubung tanah di dekat titik Netral, tidak terdeteksi oleh relay hubung tanah
terbatas.
3. Lilitan putus atau sambungan kendor, tidak terlihat oleh relay diferensial.
4. Diharapkan relay suhu dan relay Negatif Sequence bisa ikut mendeteksi dua
gangguan ini.

Untuk Exciter berupa generator arus bolak balik yang memakai diode berputar,
deteksi gangguan rotor hanya bisa lewat :
a. Arus medan Pilot Exciter yang melewati sikat, bisa ditap untuk diamati. Arus ini
akan membesar kalau ada gangguan kumparan rotor.
b. Gangguan Kumparan rotor menimbulkan vibrasi yang bisa dideteksi oleh detektor
vibrasi.

Gangguan dalam mesin penggerak


Gangguan-gangguan yang demikian adalah :
Tekanan minyak pelumas terlalu rendah
Suhu air pendingin atau suhu bantalan terlalu tinggi
Daya balik,

Adakalanya gangguan dalam mesin penggerak generator memerlukan tripnya PMT


Generator.

Suhu Tinggi
Suhu tinggi bisa terjadi pada bantalan generator atau pada kumparan stator.
Hal ini masing-masing di deteksi oleh relay suhu yang mula-mula membunyikan
alarm kemudian mentripkan PMT generator dan memberhentikan mesin penggerak
apabila yang bekerja adalah relay suhu bantalan.
Penyebab Suhu Tinggi
A. Lilitan Stator, penyebabnya:
1. Beban Lebih
2. Beban tidak simetris, arus urutan negatif
3. Hubung singkat yang tidak terdeteksi
4. Penguatan Hilang / Lemah
5. Ventilasi kurang baik, hidrogin bocor
6. Kotoran / debu melekat pada lilitan

B. Kumparan Rotor, penyebabnya:


1. Beban stator tidak seimbang, arus urutan negatif
2. Hubung singkat yang tidak terdeteksi
3. Out of step
4. Ventilasi kurang baik, hidrogin bocor
5. Kotoran / debu melekat pada lilitan

C. Bantalan Generator, penyebabnya:


1. Pelumasan kurang lancar, tekanannya kurang tinggi
2. Kerusakan pada bagian yang bergeseran

Tekanan minyak terlalu rendah


Tekanan minyak pelumas yang terlalu rendah bisa merusak bantalan, oleh
karenanya jika hal ini terjadi Mesin Penggerak perlu segera dihentikan melalui
proses alarm terlebih dahulu apabila tekanan ini turun secara bertahap
Berhentinya Mesin Penggerak harus bersamaan dengan tripnya PMT Generator

Suhu Air Pendingin atau Suhu Bantalan terlalu tinggi


Sama seperti tekanan terlalu rendah

Daya Balik
Daya balik dimana generator menjadi motor dapat menimbulkan kerusakan karena
pemanasan berlebihan pada sudu-sudu tekanan rendah Turbin uap. Pada Turbin air
dapat meningkatkan kavitasi. Oleh karenanya diperlukan relay daya balik pada
generator yang digerakkan oleh turbin uap atau turbin air dengan melalui Alarm
terlebih dahulu. Untuk Turbin Gas masalahnya sama dengan untuk Turbin Uap.

Putaran Lebih
Apabila PMT generator trip, maka akan terjadi putaran lebih yang membahayakan
generator dan mesin penggeraknya.
Untuk ini diperlukan relay putaran lebih yang memberhentikan mesin penggerak.

Tegangan Lebih
Apabila PMT generator trip, maka bisa terjadi tegangan lebih.
Untuk ini diperlukan relay tegangan lebih.

Tekanan dan Kebocoran Hidrogen


Untuk generator yang didinginkan dengan gas Hidrogen, harus ada relay yang
mendeteksi tekanan rendah dan kebocoran Hidrogen untuk memberhentikan mesin
penggerak generator dan memutus arus medan

Relay Over Fluks


Relay ini mengukur besaran volt per Hertz. Tegangan imbas volt dalam suatu
kumparan adalah sebanding dengan kerapatan fluks dan frekwensi. Over fluks bisa
terjadi pada Tegangan normal tetapi frekwensi rendah. Hal semacam ini
bisa terjadi pada saat menstart generator dimana frekwensi masih rendah, karena
putaran Generator masih rendah, tetapi sudah ada arus penguat dari exciter.
Kerapatan fluks yang tinggi ini akan menimbulkan arus pusar yang tinggi sehingga
timbul pemanasan berlebihan dalam inti generator dan dalam inti trafo penaik
tegangan. Begitu pula dengan rugi histerisis yang menjadi makin tinggi
apabila kerapatan fluks magnetik tinggi, hal ini ikut menambah pemanasan inti
stator.

Sistem eksitasi adalah sistem pasokan listrik DC sebagai penguatan pada generator
listrik atau sebagai pembangkit medan magnet, sehingga suatu generator dapat
menghasilkan energi listrik dengan besar tegangan keluaran generator bergantung
pada besarnya arus eksitasinya.

Sistem ini merupakan sistem yang vital pada proses pembangkitan listrik dan pada
perkembangannya, sistem Eksitasi pada generator listrik ini dapat dibedakan
menjadi 2 macam, yaitu:

1. Sistem Eksitasi dengan menggunakan sikat (brush excitation)


2. Sistem Eksitasi tanpa sikat (brushless excitation).

1. Sistem Eksitasi dengan sikat


Pada Sistem Eksitasi menggunakan sikat, sumber tenaga listriknya berasal dari
generator arus searah (DC) atau generator arus bolak balik (AC) yang disearahkan
terlebih dahulu dengan menggunakan rectifier.

Jika menggunakan sumber listrik listrik yang berasal dari generator AC atau
menggunakan Permanent Magnet Generator (PMG) medan magnetnya adalah
magnet permanent. Dalam lemari penyearah, tegangan listrik arus bolak balik
diubah atau disearahkan menjadi tegangan arus searah untuk mengontrol
kumparan medan eksiter utama (main exciter).

Untuk mengalirkan arus Eksitasi dari main exciter ke rotor generator menggunakan
slip ring dan sikat arang, demikian juga penyaluran arus yang berasal dari pilot
exciter ke main exciter .

Gambar 1. Sistem Eksitasi dengan sikat (Brush Excitation).

Prinsip kerja pada sistem Eksitasi dengan sikat (Brush Excitation)

Generator penguat yang pertama, adalah generator arus searah hubungan shunt
yang menghasilkan arus penguat bagi generator penguat kedua. Generator penguat
(exciter) untuk generator sinkron merupakan generator utama yang diambil
dayanya.

Pengaturan tegangan pada generator utama dilakukan dengan mengatur besarnya


arus Eksitasi (arus penguatan) dengan cara mengatur potensiometer atau tahanan
asut. Potensiometer atau tahanan asut mengatur arus penguat generator pertama
dan generator penguat kedua menghasilkan arus penguat generator utama.
Dengan cara ini arus penguat yang diatur tidak terlalu besar nilainya (dibandingkan
dengan arus generator penguat kedua) sehingga kerugian daya pada potensiometer
tidak terlalu besar. PMT arus penguat generator utama dilengkapi tahanan yang
menampung energi medan magnet generator utama karena jika dilakukan
pemutusan arus penguat generator utama harus dibuang ke dalam tahanan.

Sekarang banyak generator arus bolak-balik yang dilengkapi penyearah untuk


menghasilkan arus searah yang dapat digunakan bagi penguatan generator utama
sehingga penyaluran arus searah bagi penguatan generator utama, oleh generator
penguat kedua tidak memerlukan cincin geser karena. penyearah ikut berputar
bersama poros generator. Cincin geser digunakan untuk menyalurkan arus dari
generator penguat pertama ke medan penguat generator penguat kedua. Nilai arus
penguatan kecil sehingga penggunaan cincin geser tidak menimbulkan masalah.
Pengaturan besarnya arus penguatan generator utama dilakukan dengan pengatur
tegangan otomatis supaya nilai tegangan klem generator konstan. Pengaturan
tegangan otomatis pada awalnya berdasarkan prinsip mekanis, tetapi sekarang
sudah menjadi elektronik.

Perkembangan sistem eksitasi pada generator sinkron dengan sistem eksitasi tanpa
sikat, karena sikat dapat menimbulkan loncatan api pada putaran tinggi. Untuk
menghilangkan sikat digunakan dioda berputar yang dipasang pada jangkar.
Gambar 2 menunjukkan sistem excitacy tanpa sikat.

2. Sistem Eksitasi tanpa sikat (brushless excitation)

Penggunaan sikat atau slip ring untuk menyalurkan arus excitasi ke rotor generator
mempunyai kelemahan karena besarnya arus yang mampu dialirkan pada sikat
arang relatif kecil. Untuk mengatasi keterbatasan sikat arang, digunakan sistem
eksitasi tanpa menggunakan sikat (brushless excitation.

Keuntungan sistem eksitasi tanpa menggunakan sikat (brushless excitation), antara


lain adalah:
1) Energi yang diperlukan untuk Eksitasi diperoleh dari poros utama (main shaft),
sehingga keandalannya tinggi
2) Biaya perawatan berkurang karena pada sistem Eksitasi tanpa sikat (brushless
excitation) tidak terdapat sikat, komutator dan slip ring.
3) Pada sistem Eksitasi tanpa sikat (brushless excitation) tidak terjadi kerusakan
isolasi karena melekatnya debu karbon pada farnish akibat sikat arang.
4) Mengurangi kerusakan ( trouble) akibat udara buruk (bad atmosfere) sebab
semua peralatan ditempatkan pada ruang tertutup
5) Selama operasi tidak diperlukan pengganti sikat, sehingga meningkatkan
keandalan operasi dapat berlangsung terus pada waktu yang lama.
6) Pemutus medan generator (Generator field breaker), field generator dan bus
exciter atau kabel tidak diperlukan lagi
7) Biaya pondasi berkurang, sebab aluran udara dan bus exciter atau kabel tidak
memerlukan pondasi
Prinsip kerja sistem Eksitasi tanpa sikat (Brushless Excitation)

Generator penguat pertama disebut pilot exciter dan generator penguat kedua
disebut main exciter (penguat utama). Main exciter adalah generator arus bolak-
balik dengan kutub pada statornya. Rotor menghasilkan arus bolak-balik
disearahkan dengan dioda yang berputar pada poros main exciter (satu poros
dengan generator utama). Arus searah yang dihasilkan oleh dioda berputar menjadi
arus penguat generator utama. Pilot exciter pada generator arus bolak-balik dengan
rotor berupa kutub magnet permanen yang berputar menginduksi pada lilitan
stator. Tegangan bolak-balik disearahkan oleh penyearah dioda danmenghasilkan
arus searah yang dialirkan ke kutub-kutub magnet y ang ada pada stator main
exciter. Besar arus searah yang mengalir ke kutub main exciter diatur oleh pengatur
tegangan otomatis (automatic voltage regulator/AVR).

Besarnya arus berpengaruh pada besarnya arus yang dihasilkan main exciter, maka
besarnya arus main exciter juga mempengaruhi besarnya tegangan yang dihasilkan
oleh generator utama.

Pada sistem Eksitasi tanpa sikat, permasalahan timbul jika terjadi hubung singkat
atau gangguan hubung tanah di rotor dan jika ada sekering lebur dari dioda
berputar yang putus, hal ini harus dapat dideteksi. Gangguan pada rotor yang
berputar dapat menimbulkan distorsi medan magnet pada generator utama dan
dapat menimbulkan vibrasi (getaran) berlebihan pada unit pembangkit.

Prinsip Kerja Generator Sinkron


Jika sebuah kumparan diputar pada kecepatan konstan pada medan magnet
homogen, maka akan terinduksi tegangan sinusoidal pada kumparan tersebut.
Medan magnet bisa dihasilkan oleh kumparan yang dialiri arus DC atau oleh magnet
tetap. Pada mesin tipe ini medan magnet diletakkan pada stator (disebut generator
kutub eksternal / external pole generator) yang mana energi listrik dibangkitkan
pada kumparan rotor. Hal ini dapat menimbulkan kerusakan pada slip ring dan
karbon sikat, sehingga menimbulkan permasalahan pada pembangkitan daya
tinggi. Untuk mengatasi permasalahan ini, digunakan tipe generator dengan kutub
internal (internal pole generator), yang mana medan magnet dibangkitkan oleh
kutub rotor dan tegangan AC dibangkitkan pada rangkaian stator. Tegangan yang
dihasilkan akan sinusoidal jika rapat fluks magnet pada celah udara terdistribusi
sinusoidal dan rotor diputar pada kecepatan konstan. Tegangan AC tiga fasa
dibangkitan pada mesin sinkron kutub internal pada tiga kumparan stator yang
diset sedemikian rupa sehingga membentuk beda fasa dengan sudut 120.
Pada rotor kutub sepatu, fluks terdistribusi sinusoidal didapatkan dengan
mendesain bentuk sepatu kutub. Sedangkan pada rotor silinder, kumparan rotor
disusun secara khusus untuk mendapatkan fluks terdistribusi secara sinusoidal.
Untuk tipe generator dengan kutub internal (internal pole generator), suplai DC
yang dihubungkan ke kumparan rotor melalui slip ring dan sikat untuk
menghasilkan medan magnet merupakan eksitasi daya rendah. Jika rotor
menggunakan magnet permanen, maka tidak slip ring dan sikat karbon tidak begitu
diperlukan.

Sistem eksitasi adalah sistem pasokan listrik DC sebagai penguatan pada generator
listrik atau sebagai pembangkit medan magnet, sehingga suatu generator dapat
menghasilkan energi listrik dengan besar tegangan keluaran generator bergantung
pada besarnya arus eksitasinya.

Sistem ini merupakan sistem yang vital pada proses pembangkitan listrik dan pada
perkembangannya, sistem Eksitasi pada generator listrik ini dapat dibedakan
menjadi 2 macam, yaitu:

1. Sistem Eksitasi dengan menggunakan sikat (brush excitation)


2. Sistem Eksitasi tanpa sikat (brushless excitation).

1. Sistem Eksitasi dengan sikat


Pada Sistem Eksitasi menggunakan sikat, sumber tenaga listriknya berasal dari
generator arus searah (DC) atau generator arus bolak balik (AC) yang disearahkan
terlebih dahulu dengan menggunakan rectifier.

Jika menggunakan sumber listrik listrik yang berasal dari generator AC atau
menggunakan Permanent Magnet Generator (PMG) medan magnetnya adalah
magnet permanent. Dalam lemari penyearah, tegangan listrik arus bolak balik
diubah atau disearahkan menjadi tegangan arus searah untuk mengontrol
kumparan medan eksiter utama (main exciter).

Untuk mengalirkan arus Eksitasi dari main exciter ke rotor generator menggunakan
slip ring dan sikat arang, demikian juga penyaluran arus yang berasal dari pilot
exciter ke main exciter .

Gambar 1. Sistem Eksitasi dengan sikat (Brush Excitation).

Prinsip kerja pada sistem Eksitasi dengan sikat (Brush Excitation)


Generator penguat yang pertama, adalah........... generator arus searah hubungan
shunt yang menghasilkan arus penguat bagi generator penguat kedua. Generator
penguat (exciter) untuk generator sinkron merupakan generator utama yang
diambil dayanya.

Pengaturan tegangan pada generator utama dilakukan dengan mengatur besarnya


arus Eksitasi (arus penguatan) dengan cara mengatur potensiometer atau tahanan
asut. Potensiometer atau tahanan asut mengatur arus penguat generator pertama
dan generator penguat kedua menghasilkan arus penguat generator utama.
Dengan cara ini arus penguat yang diatur tidak terlalu besar nilainya (dibandingkan
dengan arus generator penguat kedua) sehingga kerugian daya pada potensiometer
tidak terlalu besar. PMT arus penguat generator utama dilengkapi tahanan yang
menampung energi medan magnet generator utama karena jika dilakukan
pemutusan arus penguat generator utama harus dibuang ke dalam tahanan.

Sekarang banyak generator arus bolak-balik yang dilengkapi penyearah untuk


menghasilkan arus searah yang dapat digunakan bagi penguatan generator utama
sehingga penyaluran arus searah bagi penguatan generator utama, oleh generator
penguat kedua tidak memerlukan cincin geser karena. penyearah ikut berputar
bersama poros generator. Cincin geser digunakan untuk menyalurkan arus dari
generator penguat pertama ke medan penguat generator penguat kedua. Nilai arus
penguatan kecil sehingga penggunaan cincin geser tidak menimbulkan masalah.
Pengaturan besarnya arus penguatan generator utama dilakukan dengan pengatur
tegangan otomatis supaya nilai tegangan klem generator konstan. Pengaturan
tegangan otomatis pada awalnya berdasarkan prinsip mekanis, tetapi sekarang
sudah menjadi elektronik.

Perkembangan sistem eksitasi pada generator sinkron dengan sistem eksitasi tanpa
sikat, karena sikat dapat menimbulkan loncatan api pada putaran tinggi. Untuk
menghilangkan sikat digunakan dioda berputar yang dipasang pada jangkar.
Gambar 2 menunjukkan sistem excitacy tanpa sikat.

2. Sistem Eksitasi tanpa sikat (brushless excitation)

Penggunaan sikat atau slip ring untuk menyalurkan arus excitasi ke rotor generator
mempunyai kelemahan karena besarnya arus yang mampu dialirkan pada sikat
arang relatif kecil. Untuk mengatasi keterbatasan sikat arang, digunakan sistem
eksitasi tanpa menggunakan sikat (brushless excitation.

Keuntungan sistem eksitasi tanpa menggunakan sikat (brushless excitation), antara


lain adalah:
1) Energi yang diperlukan untuk Eksitasi diperoleh dari poros utama (main shaft),
sehingga keandalannya tinggi
2) Biaya perawatan berkurang karena pada sistem Eksitasi tanpa sikat (brushless
excitation) tidak terdapat sikat, komutator dan slip ring.
3) Pada sistem Eksitasi tanpa sikat (brushless excitation) tidak terjadi kerusakan
isolasi karena melekatnya debu karbon pada farnish akibat sikat arang.
4) Mengurangi kerusakan ( trouble) akibat udara buruk (bad atmosfere) sebab
semua peralatan ditempatkan pada ruang tertutup
5) Selama operasi tidak diperlukan pengganti sikat, sehingga meningkatkan
keandalan operasi dapat berlangsung terus pada waktu yang lama.
6) Pemutus medan generator (Generator field breaker), field generator dan bus
exciter atau kabel tidak diperlukan lagi
7) Biaya pondasi berkurang, sebab aluran udara dan bus exciter atau kabel tidak
memerlukan pondasi

Gambar 2. Sistem Excitacy tanpa sikat (Brushless Escitacy)

Keterangan gambar:
ME : Main Exciter
MG : Main Generator
PE : Pilot Exciter
AVR : Automatic Voltage Regulator
V : Tegangan Generator
AC : Alternating Current (arus bolak balik)
DC : Direct Current (arus searah)

Gambar 3. Sistem Eksitasi tanpa sikat (Brushless Excitation)

Prinsip kerja sistem Eksitasi tanpa sikat (Brushless Excitation)

Generator penguat pertama disebut pilot exciter dan generator penguat kedua
disebut main exciter (penguat utama). Main exciter adalah generator arus bolak-
balik dengan kutub pada statornya. Rotor menghasilkan arus bolak-balik
disearahkan dengan dioda yang berputar pada poros main exciter (satu poros
dengan generator utama). Arus searah yang dihasilkan oleh dioda berputar menjadi
arus penguat generator utama. Pilot exciter pada generator arus bolak-balik dengan
rotor berupa kutub magnet permanen yang berputar menginduksi pada lilitan
stator. Tegangan bolak-balik disearahkan oleh penyearah dioda danmenghasilkan
arus searah yang dialirkan ke kutub-kutub magnet y ang ada pada stator main
exciter. Besar arus searah yang mengalir ke kutub main exciter diatur oleh pengatur
tegangan otomatis (automatic voltage regulator/AVR).

Besarnya arus berpengaruh pada besarnya arus yang dihasilkan main exciter, maka
besarnya arus main exciter juga mempengaruhi besarnya tegangan yang dihasilkan
oleh generator utama.
Pada sistem Eksitasi tanpa sikat, permasalahan timbul jika terjadi hubung singkat
atau gangguan hubung tanah di rotor dan jika ada sekering lebur dari dioda
berputar yang putus, hal ini harus dapat dideteksi. Gangguan pada rotor yang
berputar dapat menimbulkan distorsi medan magnet pada generator utama dan
dapat menimbulkan vibrasi (getaran) berlebihan pada unit pembangkit.

Prinsip Kerja Generator sinkron

kali ini akan membahas mengenai prinsip kerja dari suatu generator sinkron. Yang
akan menjadi kerangka bahasan kali ini adalah pengoperasian generator sinkron
dalam kondisi berbeban, tanpa beban, menentukan reaktansi dan resistansi dengan
melakukan percobaan tanpa beban (beban nol), percobaan hubung-singkat dan
percobaan resistansi jangkar.

kecepatan rotor dan frekuensi dari tegangan yang dibangkitkan oleh suatu
generator sinkron berbanding lurus. Gambar 1 akan memperlihatkan prinsip kerja
dari sebuah generator AC dengan dua kutub, dan dimisalkan hanya memiliki satu
lilitan yang terbuat dari dua penghantar secara seri, yaitu penghantar a dan a.

Gambar 1. Diagram Generator AC Satu Phasa Dua Kutub.

Lilitan seperti disebutkan diatas disebut Lilitan terpusat, dalam generator


sebenarnya terdiri dari banyak lilitan dalam masing-masing fasa yang terdistribusi
pada masing-masing alur stator dan disebut Lilitan terdistribusi. Diasumsikan
rotor berputar searah jarum jam, maka fluks medan rotor bergerak sesuai lilitan
jangkar. Satu putaran rotor dalam satu detik menghasilkan satu siklus per detik
atau 1 Hertz (Hz).

Bila kecepatannya 60 Revolution per menit (Rpm), frekuensi 1 Hz. Maka untuk
frekuensi f = 60 Hz, rotor harus berputar 3600 Rpm. Untuk kecepatan rotor n rpm,
rotor harus berputar pada kecepatan n/60 revolution per detik (rps). Bila rotor
mempunyai lebih dari 1 pasang kutub, misalnya P kutub maka masing-masing
revolution dari rotor menginduksikan P/2 siklus tegangan dalam lilitan stator.
Frekuensi dari tegangan induksi sebagai sebuah fungsi dari kecepatan rotor, dan
diformulasikan dengan:

Untuk generator sinkron tiga fasa, harus ada tiga belitan yang masing-masing
terpisah sebesar 120 derajat listrik dalam ruang sekitar keliling celah udara seperti
diperlihatkan pada kumparan a a, b b dan c c pada gambar 2. Masing-masing
lilitan akan menghasilkan gelombang Fluksi sinus satu dengan lainnya berbeda 120
derajat listrik. Dalam keadaan seimbang besarnya fluksi sesaat :

A = m. Sin t
B = m. Sin ( t 120 )
C = m. Sin ( t 240 )

Gambar 2. Diagram Generator AC Tiga Fasa Dua Kutub

Besarnya fluks resultan adalah jumlah vektor ketiga fluks tersebut adalah:
T = A +B + C, yang merupakan fungsi tempat () dan waktu (t), maka besar-
besarnya fluks total adalah:
T = m.Sin t + m.Sin(t 120) + m. Sin(t 240). Cos ( 240)

Dengan memakai transformasi trigonometri dari :

Sin . Cos = .Sin ( + ) + Sin ( + ),

maka dari persamaan diatas diperoleh :

T = .m. Sin (t + )+ .m. Sin (t ) + .m. Sin ( t + 240 )+


.m. Sin (t ) +.m. Sin (t + 480)

Dari persamaan diatas, bila diuraikan maka suku kesatu, ketiga, dan kelima
akan silang menghilangkan. Dengan demikian dari persamaan akan didapat
fluksi total sebesar, T = m. Sin ( t - ) Weber .
Jadi medan resultan merupakan medan putar dengan modulus 3/2 dengan
sudut putar sebesar . Maka besarnya tegangan masing-masing fasa adalah :

E maks = Bm. . r Volt

dimana :

Bm = Kerapatan Fluks maksimum kumparan medan rotor (Tesla)


= Panjang masing-masing lilitan dalam medan magnetik (Weber)
= Kecepatan sudut dari rotor (rad/s)
r = Radius dari jangkar (meter)

Generator Tanpa Beban

Apabila sebuah mesin sinkron difungsikan sebagai generator dengan diputar pada
kecepatan sinkron dan rotor diberi arus medan (If), maka pada kumparan jangkar
stator akan diinduksikan tegangan tanpa beban (Eo), yaitu sebesar:

Eo = 4,44 .Kd. Kp. f. m. T Volt

Dalam keadaan tanpa beban arus jangkar tidak mengalir pada stator, sehingga
tidak terdapat pengaruh reaksi jangkar. Fluks hanya dihasilkan oleh arus medan (If).
Bila besarnya arus medan dinaikkan, maka tegangan keluaran juga akan naik
sampai titik saturasi (jenuh), seperti diperlihatkan pada gambar 3. Kondisi generator
tanpa beban bisa digambarkan rangkaian ekuivalennya seperti diperlihatkan pada
gambar 3b.

Gambar 3a dan 3b. Kurva dan Rangkaian Ekuivalen Generator Tanpa Beban

Generator Berbeban

Bila generator diberi beban yang berubah-ubah maka besarnya tegangan terminal V
akan berubah-ubah pula, hal ini disebabkan adanya kerugian tegangan pada:
Resistansi jangkar Ra
Reaktansi bocor jangkar Xl
Reaksi Jangkar Xa

a. Resistansi Jangkar
Resistansi jangkar/fasa Ra menyebabkan terjadinya kerugian tegang/fasa (tegangan
jatuh/fasa) dan I.Ra yang sefasa dengan arus jangkar.

b. Reaktansi Bocor Jangkar


Saat arus mengalir melalui penghantar jangkar, sebagian fluks yang terjadi tidak
mengimbas pada jalur yang telah ditentukan, hal seperti ini disebut Fluks Bocor.

c. Reaksi Jangkar
Adanya arus yang mengalir pada kumparan jangkar saat generator dibebani akan
menimbulkan fluksi jangkar (A ) yang berintegrasi dengan fluksi yang dihasilkan
pada kumparan medan rotor(F), sehingga akan dihasilkan suatu fluksi resultan
sebesar :

Interaksi antara kedua fluksi ini disebut sebagai reaksi jangkar, seperti diperlihatkan
pada Gambar 4. yang mengilustrasikan kondisi reaksi jangkar untuk jenis beban
yang berbeda-beda.

Gambar 4a, 4b, 4c dan 4d. Kondisi Reaksi Jangkar.

Gambar 4a , memperlihatkan kondisi reaksi jangkar saat generator dibebani


tahanan (resistif) sehingga arus jangkar Ia sefasa dengan GGL Eb dan A akan
tegak lurus terhadap F.

Gambar 4b, memperlihatkan kondisi reaksi jangkar saat generator dibebani


kapasitif , sehingga arus jangkar Ia mendahului ggl Eb sebesar dan A
terbelakang terhadap F dengan sudut (90 -).

Gambar 4c, memperlihatkan kondisi reaksi jangkar saat dibebani kapasitif murni
yang mengakibatkan arus jangkar Ia mendahului GGL Eb sebesar 90 dan A akan
memperkuat F yang berpengaruh terhadap pemagnetan.

Gambar 4d, memperlihatkan kondisi reaksi jangkar saat arus diberi beban induktif
murni sehingga mengakibatkan arus jangkar Ia terbelakang dari GGL Eb sebesar
90 dan A akan memperlemah F yang berpengaruh terhadap pemagnetan.
Jumlah dari reaktansi bocor XL dan reaktansi jangkar Xa biasa disebut reaktansi
Sinkron Xs.

Vektor diagram untuk beban yang bersifat Induktif, resistif murni, dan kapasitif
diperlihatkan pada Gambar 5a, 5b dan 5c.

Gambar 5a, 5b dan 5c. Vektor Diagram dari Beban Generator

Berdasarkan gambar diatas, maka bisa ditentukan besarnya tegangan jatuh yang
terjadi, yaitu :

Total Tegangan Jatuh pada Beban:

= I.Ra + j (I.Xa + I.XL)


= I {Ra + j (Xs + XL)}

= I {Ra + j (Xs)}
= I.Zs

Menentukan Resistansi dan Reaktansi

Untuk bisa menentukan nilai reaktansi dan impedansi dari sebuah generator, harus
dilakukan percobaan (test). Ada tiga jenis test yang biasa dilakukan, yaitu:

Test Tanpa beban ( Beban Nol )


Test Hubung Singkat.
Test Resistansi Jangkar.

Test Tanpa Beban

Test Tanpa Beban dilakukan pada kecepatan Sinkron dengan rangkaian jangkar
terbuka (tanpa beban) seperti diperlihatkan pada Gambar 6. Percobaan dilakukan
dengan cara mengatur arus medan (If) dari nol sampai rating tegangan output
terminal tercapai.

Gambar 6. Rangkaian Test Generator Tanpa Beban.

Test Hubung Singkat

Untuk melakukan test ini terminal generator dihubung singkat, dan dengan
Ampermeter diletakkan diantara dua penghantar yang dihubung singkat tersebut
(Gambar 7). Arus medan dinaikkan secara bertahap sampai diperoleh arus jangkar
maksimum. Selama proses test arus If dan arus hubung singkat Ihs dicatat.
Gambar 7. Rangkaian Test Generator di Hubung Singkat.

Dari hasil kedua test diatas, maka dapat digambar dalam bentuk kurva karakteristik
seperti diperlihatkan pada gambar 8.

Gambar 8. Kurva Karakteristik Tanpa Beban dan Hubung Singkat sebuah Generator.

Impedansi Sinkron dicari berdasarkan hasil test, adalah:

, If = konstatn

Test Resistansi Jangkar

Dengan rangkaian medan terbuka, resistansi DC diukur antara dua terminal output
sehingga dua fasa terhubung secara seri, Gambar 9. Resistansi per fasa adalah
setengahnya dari yang diukur.
Bahan Ajar Mata Kuliah Mesin Arus Bolak-balik
Silabus GBRP-Mesin Arus Bolak-balik (128.5 KB)

KURIKULUM Tanggal Revisi : Kode Dokumen : GBRP-33524302 GARIS-


GARIS BESAR RENCANA PERKULIAHAN Fakultas : Fakultas Teknik Program
Studi : S-1 Pendidikan Teknik Elektro Mata Kuliah/SKS : Mesin Arus Bolak-
balik / 3 SKS Kode Mata Kuliah : 33524302 Prasyarat : Deskripsi Mata Kuliah :
Pemahaman tentang konversi energi dinamis, prinsip kerja mesin serempak, GGL
induksi, kumparan angker/jangkar, regulasi tegangan, reaksi angker, rugi-rugi dan
efisiensi; prinsip kerja motor serempak; prinsip kerja mesin tak serempak, analisa
rangkaian, kopel, diagram lingkaran, perhitungan tahanan kumparan, reaksi bocor,
alur yang dimiringkan, motor induksi satu fasa, mesin tak serempak kerja sebagai
generator. Buku Wajib : Mislan, 1992. Mesin Serempak, IKIP Surabaya. Pertemuan Ke
Kompetensi Materi Kegiatan Pembelajaran Indikator Kompetensi Rujukan I Tatap
muka Dasar Elektromekanik (1):1-5 (4):19-24 Mandiri Membaca buku (1):6-21 (3):1-
31 Terstruktur Pengamatan mesin AC Catat data mesin Lab.Konversi II Tatap muka
Prinsip kerja mesin serempak dan GGL (1):6-21 (3):1-31 Mandiri Membaca buku dan
Latihan soal-soal (1):22-32 (3):31-42 Terstruktur Percobaan beban nol
generatorserempak Membuat laporan (3):129 III Tatap muka Kumparan
angker/jangkar (1):22-32 (3):31-42 Mandiri Membaca buku dan meng-gambar
bentangan kumparan angker Tugas 1 (1):33-44 Terstruktur Percobaan
hubungsingkat Generator serempak Membuat laporan (3):129-131 IV Tatap muka
Regulasi tegangan Kuis ke 1 (1):33-44 Mandiri Membaca buku dan Latihan soal-soal
Terstruktur Percobaan berbeban generator serempak Membuat laporan (3):131 V
Tatap muka Reaksi angker Mandiri Menyelesaikan tugas ke 2 Tugas 2 Terstruktur
Karakteristik luar generator serempak Membuat laporan (3):134 VI Tatap muka Rugi-
rugi dan efisiensi (3):147-185 Mandiri Latihan soal-soal Terstruktur Karakteristik
pengatur generator serempak Membuat laporan (3):135 VII Tatap muka Prinsip kerja
motor serempak Mandiri Membaca buku Terstruktur Pengamatan di Lab. A5 VIII
Tatap muka Starting motor serempak Kuis ke 2 Mandiri Membaca buku (2):1-32
Terstruktur Percobaan motor serempak Membuat laporan IX Tatap muka Prinsip
kerja mesin tak serempak (2):1-32 Mandiri Membaca buku (2):33-70 Terstruktur
Latihan soal-soal (5):276-312 (6):357-369 X Tatap muka Analisa kerja dan rangkaian
ekivalen (2):33-70 Mandiri Membaca buku (2):33-70 Terstruktur Pengamatan motor
tak serempak di Lab A5 Diskusi hasil pengamatan XI Tatap muka Lanjutan minggu X
Mandiri Membaca buku (2):71-87 Terstruktur Percobaan beban nol, dan
hubungsingkat motor induksi Membuat

Mesin AC (588.5 KB)

UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL 2009/2010 MATA KULIAH/KM : MESIN ARUS


BOLAK-BALIK/33524302 JUR/PROG/ANGKT : TE/S-1/TTL-2007
HARI/TANGGAL : SENIN/ 4 JANUARI 2010 JAM KE/ WAKTU : I/ 100 MENIT D
O S E N : DRS. MISLAN DRS. GATOT WIDODO MT IR. AHMAD IMAM AGUNG SIFAT
UJIAN : BOLEH BUKA RUMUS (1 LEMBAR) I. UNTUK BUTIR SOAL

Bahan Ajar Mata Kuliah Mesin Arus Bolak-balik


Silabus GBRP-Mesin Arus Bolak-balik (128.5 KB)

KURIKULUM Tanggal Revisi : Kode Dokumen : GBRP-33524302 GARIS-


GARIS BESAR RENCANA PERKULIAHAN Fakultas : Fakultas Teknik Program
Studi : S-1 Pendidikan Teknik Elektro Mata Kuliah/SKS : Mesin Arus Bolak-
balik / 3 SKS Kode Mata Kuliah : 33524302 Prasyarat : Deskripsi Mata Kuliah :
Pemahaman tentang konversi energi dinamis, prinsip kerja mesin serempak, GGL
induksi, kumparan angker/jangkar, regulasi tegangan, reaksi angker, rugi-rugi dan
efisiensi; prinsip kerja motor serempak; prinsip kerja mesin tak serempak, analisa
rangkaian, kopel, diagram lingkaran, perhitungan tahanan kumparan, reaksi bocor,
alur yang dimiringkan, motor induksi satu fasa, mesin tak serempak kerja sebagai
generator. Buku Wajib : Mislan, 1992. Mesin Serempak, IKIP Surabaya. Pertemuan Ke
Kompetensi Materi Kegiatan Pembelajaran Indikator Kompetensi Rujukan I Tatap
muka Dasar Elektromekanik (1):1-5 (4):19-24 Mandiri Membaca buku (1):6-21 (3):1-
31 Terstruktur Pengamatan mesin AC Catat data mesin Lab.Konversi II Tatap muka
Prinsip kerja mesin serempak dan GGL (1):6-21 (3):1-31 Mandiri Membaca buku dan
Latihan soal-soal (1):22-32 (3):31-42 Terstruktur Percobaan beban nol
generatorserempak Membuat laporan (3):129 III Tatap muka Kumparan
angker/jangkar (1):22-32 (3):31-42 Mandiri Membaca buku dan meng-gambar
bentangan kumparan angker Tugas 1 (1):33-44 Terstruktur Percobaan
hubungsingkat Generator serempak Membuat laporan (3):129-131 IV Tatap muka
Regulasi tegangan Kuis ke 1 (1):33-44 Mandiri Membaca buku dan Latihan soal-soal
Terstruktur Percobaan berbeban generator serempak Membuat laporan (3):131 V
Tatap muka Reaksi angker Mandiri Menyelesaikan tugas ke 2 Tugas 2 Terstruktur
Karakteristik luar generator serempak Membuat laporan (3):134 VI Tatap muka Rugi-
rugi dan efisiensi (3):147-185 Mandiri Latihan soal-soal Terstruktur Karakteristik
pengatur generator serempak Membuat laporan (3):135 VII Tatap muka Prinsip kerja
motor serempak Mandiri Membaca buku Terstruktur Pengamatan di Lab. A5 VIII
Tatap muka Starting motor serempak Kuis ke 2 Mandiri Membaca buku (2):1-32
Terstruktur Percobaan motor serempak Membuat laporan IX Tatap muka Prinsip
kerja mesin tak serempak (2):1-32 Mandiri Membaca buku (2):33-70 Terstruktur
Latihan soal-soal (5):276-312 (6):357-369 X Tatap muka Analisa kerja dan rangkaian
ekivalen (2):33-70 Mandiri Membaca buku (2):33-70 Terstruktur Pengamatan motor
tak serempak di Lab A5 Diskusi hasil pengamatan XI Tatap muka Lanjutan minggu X
Mandiri Membaca buku (2):71-87 Terstruktur Percobaan beban nol, dan
hubungsingkat motor induksi Membuat

Mesin AC (588.5 KB)

UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL 2009/2010 MATA KULIAH/KM : MESIN ARUS


BOLAK-BALIK/33524302 JUR/PROG/ANGKT : TE/S-1/TTL-2007
HARI/TANGGAL : SENIN/ 4 JANUARI 2010 JAM KE/ WAKTU : I/ 100 MENIT D
O S E N : DRS. MISLAN DRS. GATOT WIDODO MT IR. AHMAD IMAM AGUNG SIFAT
UJIAN : BOLEH BUKA RUMUS (1 LEMBAR) I. UNTUK BUTIR SOAL

Bahan Ajar Mata Kuliah Mesin Arus Bolak-balik


Silabus GBRP-Mesin Arus Bolak-balik (128.5 KB)

KURIKULUM Tanggal Revisi : Kode Dokumen : GBRP-33524302 GARIS-


GARIS BESAR RENCANA PERKULIAHAN Fakultas : Fakultas Teknik Program
Studi : S-1 Pendidikan Teknik Elektro Mata Kuliah/SKS : Mesin Arus Bolak-
balik / 3 SKS Kode Mata Kuliah : 33524302 Prasyarat : Deskripsi Mata Kuliah :
Pemahaman tentang konversi energi dinamis, prinsip kerja mesin serempak, GGL
induksi, kumparan angker/jangkar, regulasi tegangan, reaksi angker, rugi-rugi dan
efisiensi; prinsip kerja motor serempak; prinsip kerja mesin tak serempak, analisa
rangkaian, kopel, diagram lingkaran, perhitungan tahanan kumparan, reaksi bocor,
alur yang dimiringkan, motor induksi satu fasa, mesin tak serempak kerja sebagai
generator. Buku Wajib : Mislan, 1992. Mesin Serempak, IKIP Surabaya. Pertemuan Ke
Kompetensi Materi Kegiatan Pembelajaran Indikator Kompetensi Rujukan I Tatap
muka Dasar Elektromekanik (1):1-5 (4):19-24 Mandiri Membaca buku (1):6-21 (3):1-
31 Terstruktur Pengamatan mesin AC Catat data mesin Lab.Konversi II Tatap muka
Prinsip kerja mesin serempak dan GGL (1):6-21 (3):1-31 Mandiri Membaca buku dan
Latihan soal-soal (1):22-32 (3):31-42 Terstruktur Percobaan beban nol
generatorserempak Membuat laporan (3):129 III Tatap muka Kumparan
angker/jangkar (1):22-32 (3):31-42 Mandiri Membaca buku dan meng-gambar
bentangan kumparan angker Tugas 1 (1):33-44 Terstruktur Percobaan
hubungsingkat Generator serempak Membuat laporan (3):129-131 IV Tatap muka
Regulasi tegangan Kuis ke 1 (1):33-44 Mandiri Membaca buku dan Latihan soal-soal
Terstruktur Percobaan berbeban generator serempak Membuat laporan (3):131 V
Tatap muka Reaksi angker Mandiri Menyelesaikan tugas ke 2 Tugas 2 Terstruktur
Karakteristik luar generator serempak Membuat laporan (3):134 VI Tatap muka Rugi-
rugi dan efisiensi (3):147-185 Mandiri Latihan soal-soal Terstruktur Karakteristik
pengatur generator serempak Membuat laporan (3):135 VII Tatap muka Prinsip kerja
motor serempak Mandiri Membaca buku Terstruktur Pengamatan di Lab. A5 VIII
Tatap muka Starting motor serempak Kuis ke 2 Mandiri Membaca buku (2):1-32
Terstruktur Percobaan motor serempak Membuat laporan IX Tatap muka Prinsip
kerja mesin tak serempak (2):1-32 Mandiri Membaca buku (2):33-70 Terstruktur
Latihan soal-soal (5):276-312 (6):357-369 X Tatap muka Analisa kerja dan rangkaian
ekivalen (2):33-70 Mandiri Membaca buku (2):33-70 Terstruktur Pengamatan motor
tak serempak di Lab A5 Diskusi hasil pengamatan XI Tatap muka Lanjutan minggu X
Mandiri Membaca buku (2):71-87 Terstruktur Percobaan beban nol, dan
hubungsingkat motor induksi Membuat

Mesin AC (588.5 KB)

UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL 2009/2010 MATA KULIAH/KM : MESIN ARUS


BOLAK-BALIK/33524302 JUR/PROG/ANGKT : TE/S-1/TTL-2007
HARI/TANGGAL : SENIN/ 4 JANUARI 2010 JAM KE/ WAKTU : I/ 100 MENIT D
O S E N : DRS. MISLAN DRS. GATOT WIDODO MT IR. AHMAD IMAM AGUNG SIFAT
UJIAN : BOLEH BUKA RUMUS (1 LEMBAR) I. UNTUK BUTIR SOAL

Anda mungkin juga menyukai