Anda di halaman 1dari 7

PEMERINTAH KOTA JAYAPURA

DINAS KESEHATAN KOTA JAYAPURA


PUSKESMAS KOTARA
Jl. Raya Abepura-Kotaraja, Wahno, Abepura, Kota Jayapura, Papua
99224

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


PUSAT PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
SERUMEN OBTURANS

TINJAUAN KETERANGAN

TANGGAL TERBIT 8 DESEMBER 2014

NO. ICPC-2 H81 EXCESSIVE EAR WAX

NO. ICD-10 H61.2 IMPACTED CERUMEN


TINGKAT
4A
KEMAMPUAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL | SERUMEN OBTURANS 1


1. UNDANG-UNDANG NO. 36 TAHUN 2009
TENTANG KESEHATAN
2. UNDANG-UNDANG NO. 29 TAHUN 2004
TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN
3. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014
KEBIJAKAN
TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT
4. SURAT KEPUTUSAN PENGURUS BESAR
IKATAN DOKTER INDONESIA NO.
1530/PBA/A.4/12/2014 TENTANG PANDUAN
PRAKTIK KLINIS BAGI DOKTER DI FASILITAS
PELAYANAN KESEHATAN PRIMER EDISI II

1. Memuat penatalaksanaan untuk dilaksanakan oleh


seluruh dokter pelayanan primer serta pemberian
pelayanan kesehatan dengan upaya terbaik di
fasilitas pelayanan kesehatan primer.
TUJUAN
2. Sebagai standar pelayanan operasional dalam
menyelenggarakan praktik kedokteran.
3. Sebagai panduan di fasilitas pelayanan kesehatan
primer dalam melakukan praktek klinis.

PANDUAN PRAKTIK KLINIS BAGI DOKTER DI


REFERENSI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN PRIMER EDISI
REVISI TAHUN 2014
DEFINISI Serumen adalah sekret kelenjar sebasea,
kelenjar seruminosa, epitel kulit yang terlepas,
dan partikel debu yang terdapat pada bagian
kartilaginosa liang telinga. Bila serumen ini

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL | SERUMEN OBTURANS 2


berlebihan maka dapat membentuk gumpalan
yang menumpuk di liang telinga, dikenal dengan
serumen prop.

PROSEDUR 1. Pasien mendaftarkan diri di loket pelayanan


kesehatan, mengambil nomor antrian, serta
menunggu panggilan di tempat yang telah
disediakan.
2. Pasien dipanggil sesuai dengan nomor
antrian, lalu petugas pelayanan kesehatan
melakukan anmnesis, meliputi:
identitas pasien,
keluhan utama yang membawa pasien ke
pusat pelayanan kesehatan,
riwayat penyakit, dll.
3. Petugas pusat pelayanan kesehatan
melakukan pemeriksaan fisik yang
diperlukan serta melengkapi sarana dan
prasarana untuk mendukung proses
pemeriksaan (kain kasa, larutan antiseptik,
sarung tangan steril). Pemeriksaan fisik
meliputi:
berat badan,
tinggi badan,
tekanan darah, dll.
4. Jika ditemui indikasi tertentu, maka petugas
pelayanan kesehatan dapat melakukan
pemeriksaan penunjang.
5. Petugas pelayanan kesehatan memilah
diagnosis banding lalu menegakkan
diagnosis berdasarkan hasil anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang (bila diperlukan).

Hasil Anamnesis (Subjective)


Keluhan
Rasa penuh pada telinga
Pendengaran berkurang

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL | SERUMEN OBTURANS 3


Rasa nyeri pada telinga
Keluhan semakin memberat bila telinga
kemasukan air (sewaktu mandi atau
berenang)
Beberapa pasien juga mengeluhkan
adanya vertigo atau tinitus
Faktor Risiko
Dermatitis kronik liang telinga luar
Liang telinga sempit
Produksi serumen banyak dan kering
Kebiasaan mengorek telinga

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang


Sederhana (Objective)
Pemeriksaan Fisik
1. Melengkapi sarana dan prasarana untuk
melakukan pemeriksaan fisik, yaitu:
Petugas mensterilkan tangan yang
akan digunakan untuk pemeriksaan
fisik menggunakan larutan antiseptik.
Petugas memakai sarung tangan
sesuai dengan prosedur umum
pelayanan kesehatan.
Petugas melakukan pemeriksaan liang
telinga menggunakan otoskop dan
penala sesuai dengan prosedur umum
yang berlaku di lingkungan medis.
Setelah pemeriksaan selesai, petugas
meletakkan alat yang telah digunakan
pada tempat yang telah disediakan
yang kemudian akan dibersihkan,
membuang sarung tangan yang telah
digunakan pada tempat yang
disediakan, lalu mensterilkan tangan
sekali lagi menggunakan larutan
antiseptik.
2. Otoskopi:
Obstruksi liang telinga luar oleh material

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL | SERUMEN OBTURANS 4


berwarna kuning kecoklatan atau
kehitaman. Konsistensi dari serumen
dapat bervariasi.
3. Tes penala:
Normal atau tuli konduktif

Pemeriksaan Penunjang
Tidak diperlukan pemeriksaan penunjang.

Penegakan Diagnostik (Assessment)


Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Diagnosis Banding
Benda asing di liang telinga
Komplikasi
1. Otitis eksterna
2. Trauma pada liang telinga dan atau membran
timpani saat mengeluarkan serumen

6. Petugas memberikan konseling dan edukasi


mengenai penyakit yang diderita pasien
(dalam hal ini Serumen Obturans),
tatalaksana penyakit, komplikasi, dan
kontrol teratur. Petugas pelayanan
kesehatan dapat merujuk pasien ke
pelayanan kesehatan sekunder jika
memenuhi kriteri rujuk. Kriteria rujukan
yang dimaksud, yaitu bila terjadi komplikasi
akibat tindakan pengeluaran serumen.

Konseling dan Edukasi


Edukasi dilakukan kepada pasien sebagai upaya
pencegahan hemoroid. Pencegahan hemoroid
dapat dilakukan dengan cara:
Konsumsi serat 25-30 gram perhari.
Hal ini bertujuan untuk membuat feses
menjadi lebih lembek dan besar, sehingga

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL | SERUMEN OBTURANS 5


mengurangi proses mengedan dan tekanan
pada vena anus.
Minum air sebanyak 6-8 gelas sehari.
Mengubah kebiasaan buang air besar.
Segerakan ke kamar mandi saat merasa
akan buang air besar, jangan ditahan karena
akan memperkeras feses. Hindari
mengedan.

7. Petugas pelayanan kesehatan primer yang


bertugas, melakukan tindakan dan atau
memberikan resep obat yang akan
dikomsumsi oleh pasien yang kemudian
akan diserahkan ke apotik pelayanan
kesehatan primer.

Penatalaksanaan komprehensif (Plan)


1. Penatalaksanaan :
1. Non-medikamentosa: Evakuasi serumen
Bila serumen lunak, dibersihkan
dengan kapas yang dililitkan pada
pelilit kapas.
Bila serumen keras, dikeluarkan
dengan pengait atau kuret. Apabila
dengan cara ini serumen tidak dapat
dikeluarkan, maka serumen harus
dilunakkan lebih dahulu dengan tetes
Karbogliserin 10% atau H2O2 3%
selama 3 hari.
Serumen yang sudah terlalu jauh
terdorong kedalam liang telinga
sehingga dikuatirkan menimbulkan
trauma pada membran timpani
sewaktu mengeluarkannya,
dikeluarkan dengan mengalirkan
(irigasi) air hangat yang suhunya

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL | SERUMEN OBTURANS 6


disesuaikan dengan suhu tubuh.
2. Medikamentosa
Tetes telinga Karbogliserin 10% atau
H2O2 3% selama 3 hari untuk
melunakkan serumen.

8. Petugas mendokumentasikan hasil


anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang (jika diperlukan), diagnosis,
terapi, rujukan (jika memnuhi kriteria yang
ada) yang telah dilakukan sebagai data
pasien.
Sarana dan 1. Lampu kepala
2. Spekulum telinga
Prasarana
3. Otoskop
4. Serumen hook (pengait serumen)
5. Aplikator kapas
6. Kapas
7. Cairan irigasi telinga
8. Forsep alligator
9. Suction
10. Pinset bayonet
11. Wadah ginjal (nierbekken)
12. Irigator telinga (spuit 20 - 50 cc + cateter
wing needle)
13. Alkohol 70%
Ad vitam: Bonam
Prognosis Ad functionam: Bonam
Ad sanationam: Bonam
Poliklinik Umum,
Unit Terkait Apotik,
Poliklinik THT (rujuk).

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL | SERUMEN OBTURANS 7

Anda mungkin juga menyukai