Formasi Mengkarang
Formasi Mengkarang
Berdasarkan umur geologi, singkapan yang berisi fosil-fosil yang ditemukan pada
Formasi Mengkarang berkisar 299 juta tahun yang lalu (Suwarna dkk., 1994). Secara
administrasi, daerah penelitian termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi,
Indonesia. Metode penelitian yang dilakukan berupa penggunaan metode GPS (Global
Positioning System) di lapangan untuk menentukan posisi stratigrafi daerah tersebut, dan
penggunaan data sekunder Composite Log dari literarur sebelumnya. Pada data fosil dilakukan
dengan menggunakan data primer yaitu dengan menganalisis fosil yang ada dilapangan dengan
membandingkan literatur dari peneliti terdahulu. Pengambilan data tersebut dilakukan di Sungai
Merangin dan Sungai Titi Meranti. Berbagai jenis fosil tumbuhan dan fosil hewan seperti
Arauxarioxylon, Calamites, Gigantopteris, Pecopteris, dan Fusulina adalah sebagai fosil
penentuan umur pada formasi ini yaitu berumur Perem Awal. Data kedua sungai tersebut
menunjukkan adanya tiga fasies pada lingkungan pengendapan yang mewakili Formasi
Mengkarang yaitu fluvial, estuarin, dan laut dangkal. Genangan air laut terjadi pada zaman
Perem Awal dan berakhir pada zaman Kapur. Hasil penelitian dari data litologi, struktur sedimen
dan fosil tersebut menyimpulkan bahwa perubahan lingkungan pengendapan menunjukkan
adanya perubahan iklim yaitu iklim dingin ke iklim tropis yang terjadi selama zaman Perem,
dengan disertai adanya kejadian tektonik di sekitar daerah penelitian.
Batuan Sedimen Mengkarang, yang kaya akan fauna air hangat dan flora tropis jenis Cathaysia
merupakan bagian dari mintakat Kuantan-Peg. Duabelas. Pada akhir karbon mintakat Bohorok-
Peg. Tigapuluh terlepas dari daratan Gondwana dan bergerak ke arah utara yang kemudian
membentur mintakat Kuantan-Peg. Duabelas pada Trias, ditandai dengan sentuhan berupa sesar
geser berarah baratlaut-tenggara. Pada Perem Awal kegiatan penekukan terjadi di sebelah
baratdaya Sumatera dan menghasilkan batuan gunungapi bersifat toleit dan bersusunan basal-
andesit, yang membentuk busur kepulauan. Satuan batuan ini dikenal sebagai Formasi palepat.
Formasi ini nampaknya berubah menjadi fasies sedimen, yang membentuk Formasi Mengkarang
di cekungan busur belakang.