133
134
Pendahuluan
Daerah penelitian terletak di desa Linggapura,
Kecamatan Selagai, Kabupaten Lampung Tengah,
Provinsi Lampung, pada koordinat 10430 - 105
BT dan 515 - 530 LS (Gambar 1). Penelitian
dilaksanakan dalam dua tahap yakni tahap 1 pada
tahun 2004 dan tahap 2 tahun 2005.
104 00
4 00
104 30
105 00
105 30
106 00
4 00
Wiralaga
200 Km
4 30
4 30
Manggala
5 00
5 00
Provinsi Lampung
Kotabumi
5 15
5 15
Metro
Lokasi Penelitian
5 30
5 30
Lampung Tengah
BANDAR LAMPUNG
5 45
5 45
Kalianda
6 00
6 00
Selat Sunda
Lokasi Penelitian
104 00
104 30
105 00
105 30
106 00
100
1020
1060
1040
6 LU
0
6 LU
Cekungan
Sumatera Selatan
an
be
Si
ng
ku
tu
Me
Si
wa
nta
ru
300 Km
Ce
Ba
as
s
ia
Ni
b N
Su an
g
un
ek
ule
Cekungan
Sumatera Tengah
me
3LU
BATEE
FAULT
Si
Sub-Cekungan
Simeuleu
3 LU
po
30LS
ra
3 LS
135
ek
C
lu
Tomt
Tomt
1060
1040
BT. SASUDUH
ga
en
.P
W
633
TABUTAGANTUNG
an
bu
10
U
D
185
15
4 00
105 00
105 30
106 00
282
4 00
LAUT CINA
SELATAN
M
4 30
DAERAH
PENELITIAN
KETERANGAN
Dataran rendah - pantai
Kotabumi
5 00
5 15
Pegunungan
Metro
Pebukitan bergelombang
5 30
BANDAR LAMPUNG
5 30
Sungai
104 30
105 00
105 30
20
Tmg
Kgr
500 m
Tmg
45
KETERANGAN
Desa
Tmb
Formasi Baturaja
Sungai
Pzg
00
05
0530LS
30LS
05030 LS
Formasi Gunungkasih
Aluvium
Qhv
Jalan Raya
Tmg
Formasi Gumai
Tomt
Formasi Talangakar
Teo
Formasi Tarahan
Sesar
Granit Seputih
Lokasi Penelitian
Kgr
1Km
105
104
Qal
5 15
Kerucut gunungapi
Daerah Penelitian
104 00
5 00
E
W.S
Qhv
104
4 30
SAMUDERA
HINDIA
Qal
IH
PUT
10
30
250 Km
E
AT
100
BT. ANAKTUHA
Pzg
SU
Umb. Anaktuba
Umb. Balaitijang
Tmb
15
136
ga
in
nd
na
207
Tmb
e
.P
W
15
25
104 30
GEDONGHARTA
Umb.Durianlunos
Tomt
Tomt
Umb. Tanjunglilik
Umb. Capang
60 LS
FZ
102
1000
BT0
105 BT
0 LS
050515
15LS
SF
98
00
45
104
Umb. Gedongdalam
ku
ng
an
30
BT
104 BT
11
Be
gg
10
i
En
Linggapura
ga
ga
60 LS
un
Pa
207
Titik Ketinggian
106 00
Stratigrafi
Di daerah penelitian yang dianggap sebagai
batuan dasar adalah batuan malihan berderajat rendah dan batuan sedimen berumur Pratersier. Batuan
malihan tersusun atas sekis, filit, dan migmatit Kelompok Gunungkasih, yang diduga umurnya sekitar
Permo-Karbon dan termalih secara regional.
136
LITOLOGI
UMUR
PERIAN
HOLOSEN
PLISTOSEN
Fm. Lampung
Fm. Muaraenim
PLIOSEN
MIOSEN
Akhir
Fm. Airbenakat
Tengah
Fm Gumai
Batuan Terobosan
(Granit, Granodiorit
Diorit & Dasit)
Fm Baturaja
Awal
OLIGOSEN
EOSEN
Bt.gamping
terumbu dan
kalkarenit bersisipan
serpih gampingan
dan napal.
Batubara
Fm. Talangakar
Fm. Tarahan
PALEOSEN
PRATERSIER
Kelompok
Gunungkasih
Granit
Way Seputih
Metasedimen,
sekis,kuarsit,
Granit, granodiorit,
marmer, genes
granodiorit biotit
dan sedikit migmatit
Struktur Geologi
Struktur geologi yang dijumpai di daerah Linggapura berupa sesar dan perlipatan. Sesar yang
dikenali berupa sesar normal berarah hampir barat
laut tenggara, dengan bagian barat daya nisbi turun
dibandingkan terhadap bagian timur laut.
lir
an
16 ST 3
ST 4
ing
13
ST 6
ST 5
21
ST 7
12
ST 8 14
ST 9
nd
21
C 2 SM 01B
ena
C1
ai P
SC 4
48
16 SC 1
SC 2
SC 3
ST 2
SM 01A25
Andesit
ST 10
ng
SC 5
Su
ST 1
Lembah Saptajaya
Hi
5 15 LS
SC 6
SC 6
105 15 BT
105 10 BT
105 05 BT
ST 11
12
12
ST 12 SM 36 A,B,C
16
ST 13
ST 14
24
ST 17 ST 15
ST 18 ST 16
ST 2019
SM 48
SM 50
Sungai Penandingan
ST 32
12
ST 24
33
ST 38
ST 39 ST12
37
ST 31
ST 36
ST 35ST 34
ST 30
5 20 LS
105 05 BT
KETERANGAN
Konglomerat
Serpih
Batupasir
24
ST 28 ST 27
(swimming pool)
29 ST 19
21
ST
27 22 ST 21
ST 23
ST 24
21
ST 25
SM 55
25
ST 26
50
100 m
ST 29
105 10 BT
Andesit
Batugamping
Batubara
105 15 BT
ST 21
21
Lokasi pengamatan
Jurus dan kemiringan batuan
Sungai
Sungai Penandingan
Sungai Penandingan. yang berhulu di Pegunungan Barisan, mengalir ke arah timur, dan posisinya berada pada batas bagian selatan wilayah
penelitian. Litofasies singkapan yang dijumpai di
Sungai Penandingan dikuasai oleh konglomerat di
bagian hulu (Gambar 6 & 7) yang tersusun oleh
kepingan kuarsa dan kuarsit berukuran kasar sampai kerikil, kemas tertutup, sangat padu, pilahan
buruk - menengah, butiran umumnya membundar
Tebal
2m
Litologi
Lempung
Batupasir
H SH M Ksr Sksr
137
Grv
0 20/12
4m
Batubara, hitam, banded, getas, parting lempung hitam (15 cm) ditutupi di atasnya sebagai atap batulempung hitam. Tebal batubara sekitar 80 cm.
Batupasir, kelabu terang - kelabu kecoklatan, berbutir menengah-kasar, butiran di
kuasai kuarsa dalam matriks felspar dan lempung, pilahan buruk, kemas tertutup
terkonsolidasi baik, dan bentuk butir menyudut tanggung-membundartanggung.
Perlapisan silang-siur dan sejajar umum dijumpai dengan tebalperlapisan 20-30
cm, Bagian bawah konglomeratan dengan kepingan kuarsa, ukuran 1-3 cm.
10m
Sisipan batupasir sangat kasar, kelabu kecoklatan, terpilah buruk, dominan kuarsa,
pejal.
20m
Batupasir kuarsa, kelabu-coklat, kasar - sangat kasar, bersudut, pilahan buruk, berlapis silang siur planar.
Perselingan batulempung kelabu - kelabu terang, karbonan, mudah diremas, berlapis sejajar (8-20 cm) dan sebagian pejal dengan batulanau kelabu, mikaan berlapis
tipis (2-3 cm). Batubara sisipan dalam perselingan ini dijumpai berwarna hitam,
kilap baik, getas, banded, sedikit teroksidasi, sentuhan tegas di bagian atasnya dengan batulempung dan batulanau sementara bagian bawahnya bersentuhan dengan
serpih berbatubara tebal 85 cm . Tebal sisipan batubara sekitar 135 cm dengan
parting lempung.
30m
40m
Batupasir kelabu terang - kelabu kekuningan, dominan kuarsa, sangat keras, terpilah buruk, berlapis tebal (> 50 cm) perlapisan silang siur planar (20-40 cm) dan
sejajar (20-30 cm).
50m
0 53/24
60m
Batulempung kelabu - kelabu terang, agak lunak, dengan selingan batulanau berlapis sejajar (10-20 cm) dan serpih batubaraan, hitam, getas, belahan sempurna, dan
berlapis tipis (1-5 cm).
Batupasir, kelabu kekuningan, halus, agak lapuk, berlapis sejajar (5 - 15 cm).
Serpih hitam, diselingi batubara tipis (10 cm).
68m
Batupasir, kelabu kecoklatan, sangat kasar, dominan kuarsa, perlapisan silang siur
siur dan sebagian pejal.
Bentuk butiran dan pilahan konglomerat ini mencirikan bahwa fragmen batuan ini telah mengalami
transportasi cukup jauh dengan energi cukup kuat.
Tebal lapisan konglomerat berkisar dari 1 sampai 5 m
(Gambar 8).
138
Gambar 8. Potret singkapan konglomerat di Sungai Penandingan, dengan komponen kuarsa malih yang tertanam dalam massa dasar batupasir dan batulempung.
Serp
Batupasir
ih b
atub
araa
Batubara
Serp
ih b
Batulempung
Gambar 9. Potret batupasir kuarsa dengan struktur silangsiur planar di Sungai Penandingan.
atub
araa
Gambar 10. Potret lapisan batubara dengan tudung dan lantai batulempung; kontak dengan batubara dibatasi oleh serpih batubaraan.
Tebal
Litologi
Lempung
Batupasir
H SH M Ksr Sksr
Grv
2m
4m
10m
20m
30m
40m
60m
139
140
Fasies batuan paling bawah di Lembah Saptajaya terdiri atas konglomerat, kelabu terang agak
kekuningan, yang komponennya dikuasai oleh
kepingan kuarsa dan kuarsit putih kekuningan,
berbutir kasar menengah, dengan bentuk butiran
membundar membundar tanggung; massa dasar
terdiri atas batupasir kasar menengah, padu, pilahan buruk menengah, dan kemas tertutup. Berdasarkan bentuk butiran yang membundar, diduga
fasies konglomerat ini merupakan hasil endapan
longsoran yang telah terangkut cukup jauh, dengan
kepingan pembentuk batuan berasal dari batuan alas
granitan (Granit Seputih) dan malihan (Formasi
Gunungkasih).
Fasies bagian tengah terdiri atas perselingan
batulempung dan batulanau. Batulempung, kelabu
kehitaman, berlapis baik, tebal perlapisan 5 10 cm,
karbonan; mudah diremas, dengan struktur sedimen
berupa perlapisan sejajar. Batulanau, kelabu, keras,
berlapis baik, tebal perlapisan 1 3 cm.
Secara jelas, di atas perselingan batulempung dan
batulanau terendapkan batubara hitam dengan kilap
sutera, goresan hitam, sifat beban ringan, sebagian
kusam, parting berupa serpih lempungan dengan
tebal 1 3 cm; beberapa lapisan tipis pirit dengan
warna kuning kehijauan dijumpai di bagian bawah
lapisan batubara. Tebal lapisan batubara berkisar
antara 80 - 100 cm.
Fasies paling atas terdiri atas serpih, kelabu
kehitaman, berlapis baik dengan tebal perlapisan
antara 1 3 cm, mengandung lensa tipis karbon
dan batulempung. Struktur sedimen yang dijumpai
berupa perlapisan sejajar dan silang siur skala kecil.
Di bagian bawahnya mengandung banyak lapisan tipis batubara; paling bawah adalah serpih batubaraan
dengan tebal 30 cm.
Singkapan lapisan batubara di Lembah Saptajaya
terbuka akibat tertoreh erosi yang kemungkinan
besar oleh sesar normal yang melewatinya. Batuan
sedimen karbonan yang berupa batubara serpihan
dan serpih batubaraan, tersingkap sebagai sisipan
dalam lapisan batubara. Singkapan batuan sedimen
pembawa-batubara ini menunjukkan kemiringan ke
arah timur laut.
Perselingan serpih batubaraan dengan batulanau
memiliki rasio sekitar 3 : 2. Ketebalan runtunan
perselingan batuan ini dalam singkapan yang terbuka mencapai 15 m, sedangkan ketebalan serpih
batubaraan berkisar antara 2 20 cm, dan mem-
Batupasir
Serpih karbonan
Gambar 12. Potret sentuhan antara serpih karbonan dan batupasir. Lokasi Lembah Saptajaya.
105 06 BT
105 07 BT
DH 01
15
DH 02
DH 04
DH 06
10
10
100
20
20
200 m
DH 11
DH 05
DH 07
DH 09
Pe
na
n
di
ng
DH 08
KETERANGAN
DH 10
an
20
30
Sebaran batubara
Sesar
40
KETERANGAN
Jalan
105 06 BT
30
30
Sungai
S.
5 16 LS
105 05 BT
DH 02
20
DH 06
DH 03
DH 03
DH 01
Lembah Saptajaya
DH 04
Tenggara
Baratlaut
10
5 15 LS
141
105 07 BT
Gambar 13. Peta sebaran batuan dan lokasi titik bor di Lembah Saptajaya.
Batupasir
Konglomerat
Aglomerat
Serpih/batulumpur
Andesit
Tuf pasiran
Batulanau/Batulempung
Batubara
DH 03 Titik Bor
Lembah Saptajaya
Dari kelima titik bor di Lembah Saptajaya, yang
mengandung batubara adalah DH 01-03 dan DH 06,
sedangkan DH 04 yang lokasinya berada di lereng
Bukit Saptajaya ditempati oleh batuan gunung api
dan andesit, bagian dari Formasi Tarahan. Batubara
yang hadir terdiri atas tiga lapisan utama, yakni:
Lapisan pertama pada kedalaman 10 m,
menem-pati fasies batupasir dan batulanaubatu-lempung;
Lapisan kedua pada kedalaman 20-25 m, terdapat
pada fasies serpih dan batulempung-batulanau;
Lapisan ketiga pada kedalaman 30-35 m dalam
fasies serpih dan batulempung.
Korelasi dari kelima titik bor mencerminkan
bahwa lapisan batubara terhenti pada bor DH 06,
sedangkan pada bor DH 04 menghilang dan dikuasai
oleh tuf, aglomerat, dan andesit terubah, walaupun
masih terdapat lapisan batulanau dan batulempung
(Gambar 14).
Sungai Penandingan
Sementara itu, pemboran di Sungai Penandingan menembus dua seam batubara (Gambar 15).
Dari data bor terlihat adanya litofasies batupasir
kuarsa dan konglomerat pada kedalaman 10 m, yang
mengalami perubahan semakin ke utara semakin
dikuasai oleh batuan gunung api, serta hadirnya dua
seam serta satu lensa batubara berupa sisipan dalam
S
DH 08
DH 09
DH 10
DH 07
DH 11
10
20
10
10
20
20
30
40
30
KETERANGAN
Batupasir
Konglomerat
Aglomerat
Serpih/batulumpur
Andesit
Tuf pasiran
Batulanau/Batulempung
Batubara
DH 07 Titik Bor
142
143
N0
Contoh
Tl
Dt
Gl
Sf
Sc
Idt
Re
Sb
Cly
Carb
Py
MM
Rv
min
Rv
max
Rv
SM01B
67,4
25,8
90,2
0,2
0,2
0,4
3,6
4,8
1,0
9,4
1,01
1,34
1,0
2
3
SM36A
0,6
13,8
14,4
0,4
0,4
80,4
2,2
2,6
85,2
0,88
1,04
0,94
SM36B
7,8
31,2
39,0
58,0
1,4
1,6
61,0
0,84
1,04
0,92
SM36C
79,6
15,2
94,8
1,8
3,4
5,2
1,05
1,17
1,08
SM36F
0,4
5,2
5,6
83,8
3,8
6,8
94,4
0,55
0,84
0,68
SM48
74,0
22,0
96,0
0,2
0,2
2,0
0,4
1,4
3,8
1,29
1,61
1,43
SM50
9,2
22,2
0,4
31,8
0,2
0,2
65,4
2,0
0,6
68,0
0,90
1,25
0,98
SM52
11,6
40,6
0,2
52,4
42,8
4,4
0,4
47,6
0,82
1,02
0,90
SM55
60,4
10,8
0,6
71,8
0,2
1,2
0,4
1,8
1,8
0,2
2,0
2,4
12,0
24,4
0,68
0,93
0,72
Kesimpulan
150
SM 50
SM 01 B
LIMNO - TELMATIC
TELMATIC
100
Li, Clastic
Marsh
SM 55
SM 36 A
10
5,0
LIMNIC
50
Wet Forest
Swamp
Fen
Transgresive
1,0
0,5
0,1
Regressive
Dry Forest
Swamp
Open Marsh
TERRESTRIAL
0,5
1,0
1,5
2,0
2,5
3,0
Percontoh batubara
Runtunan batuan yang terdapat di daerah Linggapura dikuasai oleh batuan sedimen klastika kasar
berupa konglomerat dengan komponen kuarsa dan
kuarsa malih (kuarsit), yang kemudian berubah
secara berangsur menjadi batupasir kuarsa berbutir
kasar menengah, dan terkadang konglomeratan;
semakin ke atas berubah menjadi serpih, batulumpur,
dan batulempung-batulanau.
Lingkungan pengendapan satuan batuan pembawa-batubara diduga fluviatil, yang secara berangsur ke arah atas terpengaruh oleh lingkungan laut
dangkal. Kondisi ini ditunjukkan oleh keterdapatan
konglomerat yang ditindih oleh perselingan batulumpur/batulempung dan batupasir yang selanjutnya
ditindih oleh batugamping. Lapisan batubara banyak
yang terbentuk dalam lapisan bagian tengah runtuan
batuan ini, yakni pada perselingan serpih, batulumpur dan batulempung-batulanau. Kandungan pirit
yang cukup tinggi diduga akibat adanya pengaruh
airlaut.
Lapisan batubara yang hadir berjumlah dua
lapisan (seam), yakni pada kedalaman 0 - 10 m dan
25 - 30 m.
Lingkungan pengendapan batubara daerah
144