Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 15, No.

1, Januari 2011

PENJADWALAN PROYEK DENGAN PRECEDENCE DIAGRAM METHOD


(PDM) DAN RANKED POSITION WEIGHT METHOD (RPWM)

I Gusti Ngurah Oka Suputra


Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana, Denpasar
Email: okasuputra@yahoo.com

Abstrak. Dalam pelaksanaan pekerjaan di dunia konstruksi, ada beberapa macam


model penjadwalan proyek yang sering digunakan, antara lain Precedence Diagram
Method (PDM). Penjadwalan pada PDM mempertimbangkan hubungan
ketergantungan antar aktivitas dan durasi setiap aktivitas. Bila terjadi kondisi
keterbatasan tenaga kerja, maka dilakukan proses alokasi dan perataan tenaga
kerja, dengan metode Resource Scheduling Method. Prioritas penjadwalan aktivitas
didasarkan atas aktivitas yang memiliki float time paling kecil. Apabila beberapa
aktivitas memiliki nilai float time sama, maka akan timbul masalah dalam
penentuan prioritas penjadwalan aktivitas. Pada penjadwalan proyek dengan
Ranked Position Weight Method (RPWM), proses alokasi dan perataan sumber
daya berdasarkan tingkat positional weight (bobot posisi) dari setiap aktivitas.
Bobot posisi dari setiap aktivitas dapat didefinisikan sebagai jumlah dari durasi
suatu aktivitas ditambah dengan jumlah total durasi seluruh aktivitas yang
mengikuti aktivitas tersebut. Nilai bobot posisi dari suatu aktivitas menunjukkan
tingkat kepentingan (degree of importance) sebuah aktivitas, relatif terhadap
aktivitas yang lain. Pengaruh dari kondisi-kondisi pelaksanaan terhadap kegiatan
proyek tetap diakomodasikan pada penyusunan precedence logic (hubungan
ketergantungan antar aktivitas).

Kata kunci : penjadwalan proyek, prioritas penjadwalan, alokasi sumber daya,


durasi aktivitas, diagram preseden, bobot posisi.

A PROJECT PLANNING USING PRECEDENCE DIAGRAM


METHOD (PDM) AND RANKED POSITION WEIGHT METHOD
(RPWM)
Abstract. In project construction world, many models of project planning have
been intensively used, such as a Precedence Diagram Method (PDM). Scheduling
on PDM considers dependency between activity and duration of each activity. To
deal with the limited resources, hence allocation and resources levelling need to be
implemented using Resource Scheduling Method. Activity scheduling priority is
based on activities with the minimum floating time. If some activities have the
same floating time, a problem arises in determining the priority of scheduling
activity. In the Ranked Position Weight Method (RPWM), allocation and resources
levelling are based on positional weight of each activity. Positional weight is
determined by adding the sum of duration of an activity with the sum of a total
duration of all following activities. The value of positional weight of an activity
shows a degree of its importance in relation to other activities. The effects of the
construction work condition on the project activity should be considered when
preparing precedence logic (relationship of interdependency activities).

Keywords: project scheduling, scheduling priority, resources allocation, activity


duration, precedence diagram, positional weight

PENDAHULUAN bentuk diagram yang sesuai dengan skala


waktu. Penjadwalan menentukan kapan
Penjadwalan merupakan fase penterje- aktivitas itu dimulai, ditunda, dan disele-
mahan suatu perencanaan ke dalam suatu saikan, sehingga pembiayaan dan pemaka-

18
Penjadwalan Proyek Dengan Precedence Diagram Method (PDM) .......... Oka Suputra

ian sumber daya bisa disesuaikan waktu- diperlukan penyusunan precedence logic
nya menurut kebutuhan yang telah dite- terlebih dahulu.
tapkan.
Pada pelaksanaan proyek sering di- PEMBAHASAN
jumpai kondisi keterbatasan sumber daya,
dan oleh karenanya dalam penjadwalan Penjadwalan Aktivitas Proyek
proyek terdapat item yang sangat vital ya- Penjadwalan merupakan pengalokasi-
itu alokasi dan perataan sumber daya. Pro- an waktu yang tersedia untuk melaksana-
ses alokasi bertujuan untuk mengalokasi- kan masing-masing pekerjaan dalam rang-
kan sumber daya secara optimal sehingga ka menyelesaikan suatu proyek hingga
tingkat kebutuhan sumber daya tidak me- tercapai hasil optimal dengan mempertim-
lampaui tingkat kemampuan penyediaan- bangkan keterbatasan-keterbatasan yang
nya. Perataan sumber daya dimaksudkan ada (Husen, 2009).
untuk menghindari perbedaan yang terlalu Penjadwalan menentukan kapan akti-
besar pada pemakaian sumber daya setiap vitas itu dimulai, ditunda dan diselesaikan,
waktu, sehingga akan diperoleh tingkat sehingga pembiayaan dan pemakaian
pengangguran sumber daya yang kecil. sumber daya bisa disesuaikan waktunya
Salah satu metode yang umum diguna- menurut kebutuhan yang telah ditentukan.
kan dalam penjadwalan proyek adalah Untuk menyelenggarakan proyek, salah
Precedence Diagram Method (PDM). satu sumber daya yang menjadi faktor
PDM pada dasarnya menitikberatkan pada penentu keberhasilan adalah tenaga kerja
persoalan keseimbangan antara biaya dan (Mertha Jaya dkk, 2007).
waktu penyelesaian proyek. PDM mene- Dalam sebuah proyek konstruksi, pen-
kankan pada hubungan antara pemakaian jadwalan memainkan peranan yang signi-
sejumlah tenaga kerja untuk mempersing- fikan dalam menentukan keberhasilan pro-
kat waktu pelaksanaan suatu proyek dan yek secara keseluruhan. Dengan penjad-
kenaikan biaya sebagai akibat penambah- walan yang baik, aktivitas-aktivitas dalam
an tenaga kerja tersebut. Bila terjadi kon- sebuah proyek akan berjalan dengan lan-
disi keterbatasan tenaga kerja, maka dila- car, misalnya mobilisasi dan demobilisasi
kukan proses alokasi dan perataan tenaga tenaga kerja dan peralatan dapat terlaksa-
kerja, dan metode yang dipergunakan ada- na dalam kerangka waktu yang tepat un-
lah Resource Scheduling Method. Selain tuk menghindari terjadinya penundaan dan
itu, PDM juga mempertimbangkan hu- pemborosan. Sebagai hasil akhir akan di-
bungan ketergantungan antar aktivitas dan peroleh sebuah kombinasi yang optimal
durasi setiap aktivitas. Dalam industri antara waktu pelaksanaan, biaya yang di-
manufaktur ada sebuah metode penjad- keluarkan, dan kualitas yang dihasilkan.
walan yang pada saat melakukan alokasi Untuk merencanakan dan melukiskan
dan perataan tenaga kerja memperhitung- secara grafis dari aktivitas pelaksanaan
kan nilai bobot posisi terlebih dahulu, ba- pekerjaan konstruksi dikenal beberapa
ru kemudian memperhitungkan float time. diagram diantaranya Diagram Balok, Dia-
Metode penjadwalan ini disebut Ranked gram Panah, dan Diagram Precedence.
Positional Weight Method (RPWM). Per-
hitungan bobot posisi pada proyek seperti Diagram Balok
jembatan, gedung maupun jalan meng- Diagram balok disusun dengan mak-
gunakan cara yang sama. Begitu pula un- sud mengidentifikasi unsur waktu dan u-
tuk pelaksanaan proyek pada musim hujan rutan dalam merencanakan suatu kegiatan,
atau kemarau, cara penentuan bobot posisi yang terdiri dari waktu mulai, waktu
aktivitasnya tetap sama, dan dalam pen- penyelesaian, dan pada saat pelaporan
jadwalan semua jenis dan kondisi proyek (Nugraha, 1985).

19
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 15, No. 1, Januari 2011

No Aktivi- Hari Event (kejadian)


tas ID 2 4 6 8 10 12 14 16 Titik pangkal dan titik akhir dari
suatu aktivitas yang dinyatakan dalam
1 A bentuk lingkaran. Sebuah event tidak
memerlukan waktu dan sumber daya
2 B
karena event bukan sebuah aktivitas.
3 C
4 D Aktivitas Nyata
Pelaksanaan kegiatan yang nyata dari
5 E
suatu pekerjaan. Aktivitas ini membu-
Gambar 1 Diagram Balok
tuhkan durasi dan sumber daya untuk
pelaksanaannya. Sebuah aktivitas nya-
Penggambaran diagram balok seperti
ta digambarkan dalam bantuk anak
terlihat pada Gambar 1 terdiri dari kolom
panah disertai durasi pekerjaannya,
(sumbu vertikal) dan baris (sumbu hori-
seperti ditunjukkan dalam Gambar 2
sontal). Kolom pertama berisi daftar atau
uraian pekerjaan dalam suatu proyek.
Kolom selanjutnya dipergunakan sebagai
tempat melukiskan balok sesuai dengan
durasi waktu yang diperlukan dari ma-
sing-masing pekerjaan. Satuan waktu mi-
salnya hari, minggu, atau bulan ditempat-
kan pada sumbu horisontal. Waktu mulai Gambar 2 Aktivitas Nyata
dan waktu akhir masing-masing kegiatan
ditunjukkan oleh ujung kiri dan ujung Aktivitas Dummy
kanan dari balok-balok yang bersangkut- Aktivitas ini tidak menyatakan sebuah
an. Pada pembuatan diagram balok telah kegiatan yang nyata, melainkan hanya
diperhatikan urutan kegiatan, meskipun berfungsi untuk menyatakan ketergan-
belum terlihat hubungan ketergantungan tungan antar aktivitas. Aktivitas dum-
antara satu aktivitas dengan yang lain. my digambarkan dengan anak panah
Format penyajian diagram balok yang yang terputus-putus, seperti ditunjuk-
lengkap berisi perkiraan urutan pekerjaan, kan dalam Gambar 3.
skala waktu dan analisis kemajuan peker-
jaan pada saat pelaporan.

Diagram Panah
Diagram panah adalah salah satu me-
tode grafis yang digunakan untuk memvi-
sualisasikan jadwal proyek ke dalam rang- Gambar 3 Aktivitas Dummy
kaian aktivitas, lengkap dengan urutan
pekerjaan dan hubungan ketergantungan Duration (D)
antar aktivitas. Dalam diagram panah, Waktu yang diperlukan untuk melaksana-
aktivitas-aktivitas dinyatakan dalam ben- kan suatu aktivitas. Umumnya dengan sa-
tuk panah, yang menghubungkan event- tuan waktu : hari, minggu, bulan dan lain-
event yang dinyatakan dalam betuk ling- lain.
karan.
Berikut adalah beberapa hal yang Earliest Event Occurrence Time (TE)
harus diperhatikan dalam diagram panah Saat paling awal terjadinya suatu event/
(Nugraha, 1986): kejadian.

20
Penjadwalan Proyek Dengan Precedence Diagram Method (PDM) .......... Oka Suputra

Latest Allowable Event Time (TL) tas yaitu hubungan Akhir Awal. Pada
Saat paling lambat yang diijinkan untuk diagram precedence dapat digambarkan
terjadinya suatu event/kejadian. adanya empat hubungan aktivitas yaitu
hubungan Awal Awal (SS), Awal
Earliest Activity Start Time (ES) Akhir (SF), Akhir Awal (FS), Akhir
Saat mulai paling awal suatu aktivitas. Akhir (FF). Selain itu pada diagram
precedence aktivitas dummy juga tidak
Earliest Activity Finish Time (EF) diperlukan lagi sehingga diagram menjadi
Saat berakhir paling awal suatu aktivitas bersih (Soeharto, 1995).
Ciri-ciri diagram precedence adalah
Latest Allowable Activity Start Time (LS) sebagai berikut :
Saat mulai paling lambat yang diijinkan - Aktivitas tidak dinyatakan sebagai pa-
untuk suatu aktivitas nah melainkan divisualisasikan sebagai
node, lingkaran atau kotak.
Latest Allowable Activity Finish Time - Anak panah/garis penghubung tidak
(LF) mempunyai durasi, sehingga pada dia-
Saat berakhir paling lambat yang diijinkan gram precedence tidak diperlukan ada-
untuk suatu aktivitas nya aktivitas dummy.
- Anak panah dari satu node ke node
Total Activity Slack atau Total Float yang lain menunjukkan hubungan ke-
atau Float (TF) tergantungan dan urutan aktivitas-
Sejumlah waktu sampai kapan suatu aktivitas tersebut.
aktivitas boleh diperlambat. Format umum dari sebuah node dalam
TE = TL EF = LF EF = LS ES (1) diagram precedence adalah ditunjukkan
dalam Gambar 4.
Free Slack (SF)
Waktu aktivitas bebas SF = TE EF (2) ES ID EF

Aktivitas kritis LABEL


Aktivitas yang tidak memiliki keleluasaan
dalam start time dan finish time (Total
Float sama dengan nol). Perubahan yang LS D LF
terjadi pada durasi atau waktu pelaksana-
an aktivitas kritis akan mempengaruhi
Gambar 4 Node Diagram Precedence
durasi proyek secara keseluruhan.
Keterangan :
Lintasan kritis
ES : saat mulai paling awal suatu aktivitas
Rangkaian aktivitas pada network dia-
ID : nomor identifikasi
gram yang terdiri dari aktivitas-aktivitas
EF : saat berakhir paling awal suatu akti-
kritis. Durasi lintasan kritis juga menun-
vitas
jukkan durasi proyek secara keseluruhan.
LABEL : nama aktivitas
LS : saat mulai paling lambat suatu
Diagram Precedence
aktivitas
Diagram precedence disebut juga
D : durasi aktivitas
dengan node diagram atau construction
LF : saat berakhir paling lambat suatu
block diagram. Diagram ini merupakan
aktivitas
penyempurnaan dari diagram panah, ka-
Contoh perubahan dari penjadwalan ADM
rena diagram panah pada prinsipnya ha-
ke penjadwalan PDM.
nya memakai satu jenis hubungan aktivi-

21
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 15, No. 1, Januari 2011

Gambar 5 Diagram Panah Proyek X

merlukan waktu, dana dan sumber daya.


Sumber daya yang dimaksud dapat berupa
tenaga manusia, alat-alat dan bahan-bahan
yang diperlukan dalam pelaksanaan pro-
yek.
Dalam suatu jaringan kerja, untuk se-
tiap periode waktu tertentu terdapat satu
atau beberapa aktivitas yang harus dilak-
sanakan. Oleh karena setiap aktivitas me-
merlukan sumber daya, maka dibutuhkan
Gambar 6 Diagram Precedence Proyek X pula adanya ketersedian sumber daya un-
tuk memenuhi kebutuhan semua aktivitas
Alokasi dan Perataan Sumber Daya yang dilaksanakan dalam periode waktu
Pelaksanaan suatu proyek umumnya tersebut. Hal ini dapat dijelaskan dengan
terdiri atas beberapa aktivitas atau kegiat- Gambar 7.
an, dimana semua aktivitas tersebut me-

Kebutuhan Sumber Waktu


Aktivitas
Daya 1 2 3 4 5 6 7 8

A 4

B 7

C 3

Jumlah 4 4 11 7 10 10 3 3

Gambar 7 Contoh kebutuhan sumber daya dalam sebuah jadwal kerja

Pada Gambar 7 di atas dapat dilihat besar. Hal yang harus diperhatikan disini,
bahwa tingkat kebutuhan sumber daya pa- adalah pemakaian sumber daya khususnya
da setiap periode waktu tidak selalu sama tenaga kerja secara efisien. Tenaga kerja

22
Penjadwalan Proyek Dengan Precedence Diagram Method (PDM) .......... Oka Suputra

merupakan salah satu sumber daya yang Alokasi Sumber Daya Tidak Terbatas
penting, sering kali penyediaannya terba- Alokasi sumber daya tidak terbatas
tas, baik karena faktor kualitas maupun merupakan alokasi sumber daya dimana
hal-hal lain. Gambar 8 di bawah lebih tingkat ketersediaan sumber daya mampu
menjelaskan hal ini. mencakupi atau bahkan melebihi kebutuh-
12
an sumber daya maksimal selama pelaksa-
J u m la h S u m b e r D a y a

naan proyek. Proses alokasi pada sumber


10
daya yang tidak terbatas dilakukan perata-
8 an (levelling) yang mempunyai batasan
waktu (time limit).
6
Tujuan sebenarnya dari alokasi sum-
4 ber daya tidak terbatas adalah mengatur
jadwal aktivitas-aktivitas sedemikian rupa
2
sehingga tingkat kebutuhan sumber daya
0
1 2 3 4 5 6 7 8
dari waktu ke waktu menjadi serata mung-
Wak t u (har i)
kin. Akibatnya, akan diperoleh tingkat
Gambar 8 Contoh tingkat penggunaan penggunaan sumber daya yang lebih besar
sumber daya setiap waktu atau tingkat pengangguran yang lebih
kecil. Pada akhirnya, biaya pengangguran
Gambar 8 menunjukkan visualisasi sumber daya juga akan lebih kecil.
kebutuhan sumber daya dari jadwal kerja
pada Gambar 7. Terlihat bahwa terjadi Alokasi Sumber Daya Terbatas
kebutuhan sumber daya yang bersifat naik Adanya keterbatasan sumber daya me-
turun secara tajam (fluctuation). Hal ini ngakibatkan timbulnya kendala-kendala
harus dihindari, sebab untuk merekrut, praktis yaitu aktivitas mana yang harus di-
menyeleksi dan melatih sumber daya kerjakan pada hari apa atau aktivitas yang
(tenaga kerja) memerlukan biaya yang mana harus didahulukan, apabila sumber-
mahal, dan setelah mereka bergabung de- sumber dayanya serba terbatas. Hal ini di-
ngan proyek tidak mudah untuk melepas- sebabkan karena start time (waktu mulai)
kan dan memanggil kembali untuk bekerja aktivitas dibatasi tidak hanya oleh hu-
sesuai dengan naik turunnya pekerjaan bungan ketergantungan antar aktivitas, te-
yang ada, sedangkan menahan mereka tapi juga oleh adanya ketersediaan sumber
untuk stand by akan menelan biaya yang daya (Husen, 2009).
akan dipandang tidak perlu (biaya Perencana dituntut untuk dapat men-
menganggur). jadwalkan aktivitas yang ada dengan baik,
Di samping kejadian di atas, mungkin sehingga tidak terdapat tingkat kebutuhan
pula terjadi konflik yaitu kemampuan pe- sumber daya yang melebihi tingkat keter-
nyediaan sumber daya tidak mencakupi sediaan sumber daya pada suatu waktu
kebutuhan sumber daya yang diperlukan tertentu. Penjadwalan proyek harus diran-
dalam periode waktu tertentu. Dalam hal cang sedemikian rupa, sehingga keterse-
ini, jumlah sumber daya yang diperlukan diaan sumber daya dapat memenuhi selu-
melebihi jumlah sumber daya yang ter- ruh aktivitas dan agar hubungan ketergan-
sedia. tungan dari aktivitas-aktivitas tidak ter-
Berdasarkan pemikiran itu, maka alo- ganggu.
kasi dan perataan sumber daya dapat di- Penjadwalan aktivitas dengan keterba-
bedakan menjadi dua kategori (Nugraha, tasan sumber daya adalah sebuah kendala
1985), yaitu alokasi sumber daya tidak matematis yang disebut large combina-
terbatas dan alokasi sumber daya torial problem (Siswojo, 1981). Dalam hal
terbatas. ini akan muncul banyak sekali kombinasi
start time dari aktivitas-aktivitas proyek.

23
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 15, No. 1, Januari 2011

Setiap kombinasi tersebut akan memben- an vital, yaitu analisis jalur kritis (critical
tuk sebuah jadwal tersendiri, yang menye- path analysis). Jalur kritis adalah rangkai-
babkan terbentuknya banyak kemungkin- an aktivitas yang tidak memiliki kelelua-
an penjadwalan proyek. san dalam start time dan finish time.
Tujuan alokasi sumber daya terbatas dapat Dengan kata lain, aktivitas kritis adalah
dirumuskan dalam dua poin, yaitu : aktivitas yang tidak memiliki float time.
- Mengalokasikan sumber daya secara Setiap aktivitas kritis harus dilaksanakan
optimal dan menyelesaikan masalah sesuai jadwal yang telah ditentukan. Ada-
over alokasi sumber daya dalam usaha nya perubahan waktu pelaksanaan dari
untuk mendapat jadwal proyek yang aktivitas kritis, percepatan atau perlambat-
terpendek yang sesuai dengan batas- an, akan mengakibatkan perubahan durasi
batas tertentu sumber daya. proyek secara keseluruhan.
- Meratakan penggunaan sumber daya Penjadwalan pada PDM mempertim-
untuk menghindari perbedaan yang bangkan hubungan ketergantungan antar
ekstrim pada pemakaian sumber daya aktivitas dan durasi setiap aktivitas. Bila
setiap waktu, serta untuk menghasilkan terjadi kondisi keterbatasan tenaga kerja,
output yang lebih optimal. maka dilakukan penjadwalan ulang yang
meliputi proses alokasi dan perataan
Precedence Diagram Method (PDM) sumber daya, dan metode yang digunakan
Precedence Diagram Method adalah adalah Resource Scheduling Method.
metode jaringan kerja yang termasuk da- Terdapat dua cara analisis dalam
lam klasifikasi AON (Activity On Node). Resource Scheduling Method untuk me-
Dalam Metode ini kegiatan dituliskan di nentukan aktivitas mana yang akan di-
dalam node yang umumnya berbentuk se- prioritaskan untuk dijadwalkan bila terjadi
gi empat, sedangkan anak panahnya seba- konflik sumber daya, yaitu:
gai penunjuk hubungan antara kegiatan- - Analisis float time
kegiatan yang bersangkutan. Dengan de- Aktivitas yang memiliki float time paling
mikian dummy yang merupakan tanda kecil akan diprioritaskan untuk dijadwal-
penting untuk menunjukkan hubungan ke- kan.
tergantungan, di dalam PDM tidak di- - Analisis nilai Pertambahan Durasi
perlukan (Soeharto, 1995). Proyek (PDP)
PDM pada dasarnya menitikberatkan Dengan cara ini selalu dipilih 2 aktivitas
pada persoalan keseimbangan antara biaya yang mengalami konflik untuk dianalisis.
dan waktu penyelesaian proyek. PDM Misalnya aktivitas A dan B. Bila A
menekankan pada hubungan antara pema- dijadwalkan lebih dulu daripada B, maka
kaian sejumlah tenaga kerja atau sumber- besarnya PDP akibat hal itu adalah:
sumber daya untuk mempersingkat waktu PDPAB =EFA LSB
pelaksanaan suatu proyek dan kenaikan Prioritas diberikan kepada pasangan akti-
biaya sebagai akibat penambahan sumber- vitas yang memiliki nilai PDP minimum.
sumber daya tersebut. Agar diperoleh nilai PDP minimum, maka
Dalam PDM, jumlah waktu yang harus dipilih aktivitas A dengan nilai EF
diperlukan untuk menyelesaikan berbagai terkecil dan aktivitas B dengan nilai LS
tahapan dari proyek konstuksi dianggap yang terbesar.
diketahui dengan pasti. Selain itu juga Masalah akan timbul bila terdapat
hubungan antara jumlah sumber-sumber lebih dari satu alternatif yang memiliki
daya yang dipergunakan dan waktu yang nilai minimum float time atau PDP yang
diperlukan untuk menyelesaikan proyek sama. Pada project management software
juga dianggap diketahui. yang biasa digunakan, seperti Microsoft
Seperti halnya metode jaringan kerja Project 2007, bila ditemui kondisi serupa,
yang lain, dalam PDM juga terdapat bagi- prioritas otomatis akan jatuh kepada

24
Penjadwalan Proyek Dengan Precedence Diagram Method (PDM) .......... Oka Suputra

aktivitas dengan kode aktivitas yang ter- RPWM diperkenalkan oleh Helgeson
kecil. Hal ini tentu saja tidak dapat diper- and Birnie pada tahun 1961. Metode ini
tanggungjawabkan karena nilai kode akti- telah diakui sebagai salah satu teknik
vitas tidak mempersentasekan fungsi apa- dasar dari proses line balancing dalam
pun dan sepenuhnya tergantung pada ke- industri manufaktur yang berarti proses
inginan operator/perencana. penjadwalan aktivitas perakitan dalam ja-
lur produksi yang bertujuan untuk me-
Tahapan Penjadwalan Aktivitas Proyek maksimalkan kecepatan dan efisiensi di
dengan PDM setiap stasiun kerja serta menyeimbangkan
Pada proses penjadwalan PDM, apa- lintasan sehingga seluruh stasiun kerja
bila terjadi kondisi keterbatasan sumber bekerja dalam lintasan dengan kecepatan
daya akan dilakukan penjadwalan ulang yang sedapat mungkin sama. RPWM
yang meliputi proses alokasi sumber daya terbukti relatif mudah diaplikasikan dan
dengan metode Resource Scheduling telah digunakan untuk penjadwalan jalur-
Method. jalur perakitan (assembly line) dalam
Terdapat tiga aturan dalam proses alokasi industri manufaktur (Tan dkk, 1998).
sumber daya ini yaitu (Siswojo, 1981) : Pertanyaan yang mungkin timbul
- Pengalokasian sumber-sumber menu- adalah, mengapa metode yang digunakan
rut waktunya, yaitu dimulai pada hari per- untuk penjadwalan jalur-jalur perakitan
tama dan semua pekerjaan yang mungkin (assembly line) dalam industri manufaktur
dijadwalkan, ini kemudian dilakukan pula bisa digunakan dalam industri konstruksi.
untuk seterusnya. Hal ini bisa terjadi karena aktivitas peker-
- Bila beberapa pekerjaan berkompetisi jaan pada jalur-jalur perakitan dalam in-
untuk sumber-sumber yang sama maka dustri manufaktur adalah mirip atau relatif
prioritas diberikan pada pekerjaan yang sama dengan aktivitas proyek konstruksi
mempunyai slack paling sedikit. di lapangan.
- Bila mungkin, pekerjaan yang tidak kri- Proses alokasi dan perataan sumber
tis dijadwalkan kembali, agar dapat mem- daya pada RPWM mempunyai pedoman
bebaskan sumber-sumber untuk keperluan yang jelas, yang berupa tingkat positional
penjadwalan pekerjaan yang kritis weight (bobot posisi) dari setiap aktivitas.
(nonslack jobs). Bobot posisi dari setiap aktivitas dapat di-
definisikan sebagai jumlah dari durasi
Ranked Positional Weight Method suatu aktivitas ditambah dengan jumlah
(RPWM) total durasi seluruh aktivitas yang
Sebuah solusi penjadwalan aktivitas mengikuti aktivitas tersebut. Pada intinya,
melalui metode lain yaitu Ranked Posi- aktivitas dengan bobot posisi yang lebih
tional Weight Method (RPWM), akan di- besar memiliki tingkat prioritas yang lebih
kaji untuk menganalisis aplikasinya dalam tinggi untuk mengalami proses alokasi
penjadwalan proyek konstruksi. dan perataan sumber daya.

Gambar 9 Network Diagram untuk perhitungan bobot posisi

Pada gambar 9 di atas diilustrasikan lah 13 (4+3+2+4), dan demikian


sebuah network diagram, dengan nama seterusnya.
aktivitas di kotak kiri dan durasi aktivitas Nilai bobot posisi dari suatu aktivitas
di kotak kanan. Besarnya bobot posisi dari menunjukkan tingkat kepentingan (degree
aktivitas A adalah 18 (5+4+3+2+4), se- of importance) sebuah aktivitas, relatif
dangkan bobot posisi dari aktivitas B ada- terhadap aktivitas yang lain. Semakin
tinggi nilai bobot posisi sebuah aktivitas

25
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 15, No. 1, Januari 2011

mengindikasikan bahwa aktivitas tersebut Secara umum RPWM mempunyai ke-


semakin penting untuk dilaksanakan, dan mampuan sebagai berikut :
karena itu harus diprioritaskan bila terjadi - Identifikasi jalur kritis
konflik sumber daya. Jalur kritis dapat diidentifikasi dari dia-
Penentuan bobot posisi sebuah akti- gram batang yang diperoleh dari pene-
vitas sepenuhnya didasarkan pada jumlah rapan RPWM.
durasi aktivitas tersebut ditambah dengan - Penjadwalan untuk sumber daya yang
durasi seluruh aktivitas yang mengikuti. bersifat terbatas dan tidak terbatas. Pada
Jadi nilai bobot posisi tidak dipengaruhi penjadwalan untuk sumber daya tak
oleh faktor-faktor lain, seperti jenis pro- terbatas (unconstrained resource sche-
yek ataupun kondisi-kondisi pelaksanaan. duling), penambahan jumlah sumber daya
Meskipun begitu, adanya pengaruh da- tidak akan memperpendek durasi proyek.
ri kondisi-kondisi pelaksanaan terhadap Pada kasus ini durasi proyek yang dihasil-
kegiatan proyek tidak dapat diabaikan kan sudah merupakan durasi yang paling
begitu saja. Faktor-faktor tersebut diako- pendek, sedangkan pada penjadwalan un-
modasikan pada penyusunan precedence tuk sumber daya terbatas (constrained re-
logic (hubungan ketergantungan antar source scheduling), durasi proyek akan
aktivitas). lebih panjang akibat keterbatasan sumber
Sebagai contoh, akan ditinjau proyek daya.
pembangunan sebuah gedung. Gambar 10 - Alokasi dan perataan sumber daya.
menunjukkan bahwa aktivitas A (pema- Penentuan durasi proyek yang berbeda un-
sangan reng, usuk, genting) dengan aktivi- tuk berbagai macam tingkat ketersediaan
tas B (pekerjaan tembok dan kusen) tidak sumber daya.
terdapat hubungan ketergantungan satu - Estimasi biaya konstruksi
sama yang lain. Tetapi bila pelaksanaan Suatu biaya optimal untuk konstruksi da-
proyek dilakukan pada musim hujan, ma- pat diperoleh atas dasar durasi atau waktu
ka pekerjaan A harus dilaksanakan terle- penyelesaian proyek, biaya overhead pro-
bih dahulu, sehingga pekerjaan di bawah yek, pengalokasian dan perataan sumber
atap dapat terlindung dari hujan dan ber- daya serta biaya-biaya akibat keterlambat-
langsung lebih lancar. Karena itu harus an dan faktor-faktor yang lain.
ditambahkan hubungan ketergantungan
finish to start (akhir-awal) antara aktivitas Tahapan Penjadwalan Aktivitas Proyek
A dengan aktivitas B, seperti yang di- dengan RPWM
tunjukkan pada Gambar 11. Nilai bobot Penjadwalan aktivitas proyek dengan
posisi dari aktivitas A juga akan mening- RPWM akan melalui tahapan-tahapan
kat, sehingga tingkat prioritasnya untuk kegiatan yang dimulai dengan tahap
dijadwalkan juga lebih tinggi dari pertama yaitu tahap mengidentifikasi
sebelumnya. jenis-jenis aktivitas proyek beserta karak-
teristiknya (durasi dan volume). Tahap
kedua membuat precedence diagram dari
aktivitas-aktivitas tersebut. Tahap ketiga
dilakukan penentuan tingkat ketersediaan
Gambar 10 Hubungan aktivitas sebelum
sumber daya selama proyek berlangsung.
penyesuaian
Pada tahap keempat ditentukan bobot
posisi (positional weight) dari setiap akti-
Aktivitas A
vitias, kemudian aktivitas-aktivitas terse-
but disusun dengan urutan, menurut akti-
Aktivitas B vitas-aktivitas dengan bobot posisi terbe-
Gambar 11 Hubungan aktivitas setelah sar dan tahap kelima adalah tahap untuk
penyesuaian menjadwalkan aktivitas dengan pedoman

26
Penjadwalan Proyek Dengan Precedence Diagram Method (PDM) .......... Oka Suputra

sebagai berikut: Aktivitas dengan bobot digunakan tidak dapat dipakai untuk
posisi tertinggi dilaksanakan pada hari aktivitas yang lain.
pertama proyek. Sumber daya per hari Pedoman sesuai langkah kedua sampai
yang tidak dipekerjakan (sumber daya dengan kelima di atas diulang terus
yang tersisa) didapat dengan mengurangi menerus sampai semua aktivitas selesai
jumlah maksimal sumber daya yang telah dijadwalkan.
terpakai. Aktivitas dengan bobot tertinggi Jalur kritis diperoleh dari network
berikutnya dipilih, kemudian dilakukan diagram yang telah dilengkapi dengan
dua pemeriksaan yaitu pemeriksaan Pre- penjadwalan semua aktivitas.
cedence dimana suatu aktivitas hanya bisa
dijadwalkan bila semua aktivitas yang SIMPULAN
mendahului telah dijadwalkan dan peme-
riksaan Kebutuhan Sumber Daya untuk Dalam PDM, bila terjadi kondisi ke-
memastikan suatu aktivitas harus lebih terbatasan sumber daya, maka dilakukan
kecil atau minimal sama dengan jumlah penjadwalan ulang dengan metode
sumber daya yang tersisa pada saat itu. Resource Scheduling Method. Masalah
Jika kondisi predence dan kebutuhan akan timbul bila terdapat lebih dari satu
sumber daya terpenuhi, aktivitas tersebut alternatif pasangan aktivitas yang memili-
dapat dijadwalkan pada hari tersebut dan ki nilai minimum float time atau PDP
tahap kedua dan ketiga diulangi untuk yang sama. Pada software Microsoft
aktivitas dengan bobot posisi tertinggi Project 2007, bila ditemui kondisi serupa,
berikutnya. prioritas otomatis akan jatuh kepada akti-
Jika salah satu atau keseluruhan kon- vitas dengan kode aktivitas yang terkecil.
disi tersebut tidak terpenuhi, maka aktivi- Proses alokasi dan perataan sumber
tas yang dimaksud tidak dapat dijadwal- daya pada RPWM berdasarkan tingkat
kan pada hari tersebut (dilewati). Kemudi- positional weight (bobot posisi) dari setiap
an dipilih aktivitas berikutnya dengan bo- aktivitas, yaitu jumlah dari durasi suatu
bot posisi terbesar dan pengecekan kondi- aktivitas ditambah dengan jumlah total
si precedence dan kebutuhan sumber daya durasi seluruh aktivitas yang mengikuti
diulang untuk aktivitas ini. aktivitas tersebut. Pada intinya, aktivitas
Langkah kedua dan ketiga diulang dengan bobot posisi yang lebih besar me-
untuk hari pertama (hari proyek yang miliki tingkat prioritas yang lebih tinggi
sama) sampai terjadinya kondisi. Kondisi untuk mengalami proses alokasi dan pe-
pertama adalah kondisi yang menunjuk- rataan sumber daya.
kan jumlah sumber daya total dari aktivi-
tas-aktivitas yang telah dijadwalkan sama DAFTAR PUSTAKA
dengan jumlah maksimal sumber daya
yang tersedia. Kondisi kedua adalah tidak Ervianto, W. I. 2002. Manajemen Proyek
ada lagi aktivitas yang dapat dijadwalkan Konstruksi. Andi, Yogyakarta.
akibat batas dalam pemeriksaan prece- Husen, A. 2009. Manajemen Proyek Pe-
dence, dan yang ketiga aktivitas selanjut- rencanaan, Penjadwalan & Pengen-
nya memerlukan sumber daya yang ter- dalian Proyek, C.V Andi Offset,
sedia pada saat itu. Yogyakarta.
Penjadwalan untuk hari berikutnya Mertha Jaya, N., Diah Parami Dewi, A. A.
dimulai dengan memilih aktivitas yang 2007. Analisa Penjadwalan Proyek
memiliki bobot posisi terbesar selanjut- Menggunakan Rangked Positional
nya. Harus diperhatikan bahwa setiap akti- Weight Method (Studi Kasus : Proyek
vitas yang telah dijadwalkan sebelumnya Pembangunan Pasar Mumbul di
tidak dapat dihentikan sebelum aktivitas Kabupaten Buleleng), Jurnal Ilmiah
itu selesai, dan sumber daya yang masih

27
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 15, No. 1, Januari 2011

Teknik Sipil, Vol. 11 No. 2, Juli, pp. pura Tahap I. Fakultas Teknik
100 108. Universitas Udayana, Denpasar.
Nugraha, P., Natan, I., Sutjipto, R. 1985. Siswojo. 1981. Pokok-pokok Project
Manajemen Proyek Konstruksi 1, Management PERT dan CPM,
Kartika Yudha, Surabaya. Erlangga, Jakarta.
Nugraha, P., Natan, I., Sutjipto, R. 1986. Soeharto, I. 1995. Manajemen Proyek dari
Manajemen Proyek Konstruksi 2, Konseptual sampai Operasional,
Kartika Yudha, Surabaya. Erlangga, Jakarta.
Pramana, I N. B. 2004. Penjadwalan Tan, P.W.M. dan Dissanayake, P.B.G.
Aktivitas Proyek Konstruksi Menggu- 1998. Construction Project Sche-
nakan Rangked Positional Weight duling by Rangked Positional Weight
Method (RPWM) Pada Proyek Method, Canadian Journal of Civil
Gelanggang Olah Raga (GOR) Amla- Engineering, vol. 25, pp. 424 436.

28

Anda mungkin juga menyukai