Anda di halaman 1dari 6

Dalam karbohidrat dikenal beberapa pengujian untuk menentukan

kandungan yang terdapat dalam karbohidrat tersebut. Salah satu test yang

digunakan untuk menentukan ada tidaknya karbohidrat adalah test Molisch.

Ketika ada beberapa larutan yang tidak dikenal secara pasti bahwa larutan

tersebut mengandung karbohidrat atau tidak, test ini bisa dilakukan untuk

menentukan adanya kandungan karbohidrat. Larutan yang bereaksi positif

akan memberikan cincin yang berwarna ungu ketika direaksi dengan

alphanaftol dan asam sulfat pekat. Diperkirakan, konsentrasi asam sulfat

pekat bertindak sebagai agen dehidrasi yang bertindak pada gula untuk

membentuk furfural dan turunannya yang kemudian dikombinasi dengan

alphanaftol untuk membentuk produk berwarna (Pranata, 2004).

Uji Iod digunakan untuk memisahkan amilum atau pati yang

terkandung dalam larutan. Reaksi positifnya ditandai dengan adanya

perubahan warna menjadi biru. Warna biru yang dihasilkan diperkirakan

adalah hasil dari ikatan kompleks antara amilum dengan Iodin. Sewaktu

amilum yang telah ditetesi Iodin kemudian dipanaskan, warna yang

dihasilkan sebagai hasil darireaksi yang positif akan menghilang. Dan

sewaktu didinginkan warna biru akan muncul kembali (Monruw, 2010).

Uji Benedict bertujuan untuk mengetahui adanya gula pereduksi dalam

suatu larutan dengan indikator yaitu adanya perubahan warna khususnya

menjadi merah bata. Benedict reagen digunakan untuk menguji atau

memeriksa kehadiran gula pereduksi dalam suatu cairan. Monosakarida yang

bersifat redutor, dengan diteteskannya reagean akan menimbulkan


endapanmerah bata. Selain menguji adanya gula pereduksi, juga berlaku

secara kuantitatif, karena semakin banyak gula dalam larutan maka semakin

gelap warna endapan (Wahyudi, 2005).

Uji Molisch adalah uji yang memiliki prinsip hidrolisis karbohidrat menjadi

monosakarida, selanjutnya monosakarida jenis pentosa akan mengalami

dehidrasi dengan asam tersebut menjadi furfural, sementara golongan

heksosa menjadi hidroksi multifultural menggunakan asam organik pekat

(Sumardjo, 2006). Percobaan menunjukkan hasil bahwa larutan yang diuji

pada glukosa, fruktosa, sukrosa, dan pati positif mengandung karbohidrat

karena terbentuk cincin ungu pada batas diantara pereaksi dengan larutan

coba. Cincin ungu terbebtuk dari reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam

sulfat pekat (H2SO4). H2SO4 pekat berfungsi untuk menghidrolisis ikatan pada

sakarida untuk menghasilkan furfural. Furfural ini kemudian bereaksi dengan

reagen Molisch -nafhthol membentuk cincin yang berwarna ungu. Namun

pada larutan aquades tidak terbentuk cincin ungu melainkan cincin berwarna

hijau, ini menyatakan bahwa aquades bukan merupakan karbohidrat.

Uji Seliwanoff adalah uji yang spesifik dalam mengidentifikasi gula

ketosaheksosa seperti fruktosa. Dalam pengujian ini golongan aldosa tidak

bereaksi, sedangkan ketosa mengalami proses dehidrasi untuk memberikan

derifat furfuralnya yang kemudian akan mengalami kondensasi dengan dan

membentuk senyawa kompleks yang berwarna merah (Sumardjo, 2006).

Percobaan menunjukan hasil bahwa larutan yang diuji pada larutan fruktosa

dan sukrosa menghasilkan warna larutan yang spesifik yakni warna merah
pekat yang mengidentifikasikan adanya kandungan ketosa dalam

karbohidrat jenis monosakarida. HCl yang terkandung dalam pereaksi

Seliwanoff mendehidrasi ruktosa menghasilkan hidroksi furfural sehingga

furfural mengalami kondensasi setelah penambahan resorsinol membentuk

larutan yang berwarna merah bata. Pada sukrosa apabila dipanaskan terlalu

lama dapat menunjukkan hasil yang positif terhadap pereaksi Seliwanoff. Hal

ini terjadi karena adanya pemanasan berlebihan menyebabkan sukrosa

terhidrolisis menghasilkan fruktosa dan glukosa sehingga fruktosa inilah

yang nantinya akan bereaksi dengan pereaksi Seliwanoff menghasilkan

larutan berwarna orange. Hasil negatif dihasilkan oleh larutan aquades,

glukosa dan pati ini dikarenakan larutan tersebut merupakan larutan yang

tidak memiliki gugus keton sehingga uji coba menghasilkan hanya warna

kekuningan pada masing-masing larutan.

Uji Benedict berdasarkan pada gula yang mengandung gugus aldehida

atau keton bebas akan mereduksi ion Cu 2+ dalam suasana alkalis, menjadi

Cu+, yang mengendap sebagai Cu2O (kupro oksida) berwarna merah bata.

Gula pereduksi merupakan gula yang memiliki gugus alkalis atau keton

bebas atau terdapat gugus OH glikosidis pada strukturnya (Sumardjo,

2006). Percobaan menunjukkan hasil bahwa larutan fruktosa dan sukrosa

menghasilkan warna larutan yang spesifik yakni warna merah bata. Hal ini

menunjukkan bahwa larutan fruktosa dan sukrosa mengalami oksidasi dan

mampu mereduksi senyawa yaitu melepaskan O 2 sehingga terbentuk


tembaga oksida (Cu2O). Aquades, glukosa dan pati tidak menunjukan warna

merah bata alias tidak bereaksi diarenakan bukan gula pereduksi.

Pada uji coba Iodin, digunakan 4 larutan uji yaitu pati, glukosa,

sukrosa, dan aquades. Percobaan menunjukkan hasil bahwa hanya larutan

pati yang menghasilkan warna larutan yang spesifik yakni warna ungu atau

hitam kebiruan. Sedangkan larutan yang lainnya menghasilkan warna orange

jernih. Hal ini menunjukkan bahwa pati menghasilkan larutan yang positif

terhadap kandungan polisakarida sehingga menghasillkan warna hitam

kebiruan. Terbentuknya warna hitam kebiruan disebabkan molekul amilosa

dan amilopektin yang membentuk suatu melekul dengan molekul dari

larutan iodium. Sedangkan pada larutan glukosa, sukrosa, dan aquades tidak

berwarna biru kehitaman karena bukan merupakan jenis polisakarida

sehingga tidak dapat bereaksi dengan larutan iodium dan hanya terbentuk

warna orange jernih pada masing-masing larutan.


KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Karbohidrat adalah polisakarida aldehid atau polisakarida keton, atau

senyawa hasil hidrolisis dari keduanya.


2. Asam sulfat pekat berfungsi untuk menghidrolisis ikatan pada sakarida untuk

menghasilkan furfural yang akan bereaksi dengan reagen Molisch sehingga

terbentuk cincin berwarna ungu pada larutan karbohidrat.


3. Pereaksi Seliwanoff mendehidrasi fruktosa menghasilkan hidroksifurfural

sehingga furfural mengalami kondensasi setelah penambahan resorsinol

membentuk larutan yang berwarna merah bata pada karbohidrat yang

memiliki gugus keton.


4. Fruktosa dan sukrosa mengalami oksidasi dan mampu mereduksi senyawa

yaitu melepas O2 sehingga terbentuk tembaga oksida (Cu2O) berwarna

merah bata setelah ditetesi pereaksi Benedict.

5. Terbentuknya warna hitam kebiruan pada pati disebabkan molekul amilosa


dan amilopektin yang membentuk suatu molekul dengan molekul dari
larutan Iodium.

Daftar Pustaka

Djakani, H, dkk, 2013. Gambaran kadar Gula Darah Puasa pada laki-laki Usia 40-59
Tahun. Jurnal e-Biomedik. Vol. 1 (1): 71-75.

Manruw, 2010. Pengantar Biokimia. UI Press. Jakarta.

Pranata, C.F, 2004. Kimia dasar 2 : commoa Textbook. UM Press. Malang.

Wahyudi, 2005. Kimia Organik II. UM Press. Malang.

Wiratmaja, I. G., dkk., 2011. Pembuatan Etanol Generasi Kedua dengan


Memanfaatkan Limbah Rumput Laut Eucheuma cattonii sebagai Bahan
Baku. Jurnal ilmiah teknik mesin. Vol. 5 (1): 75-84.
Uji Barfoed untuk memisahkan antara monosakarida dengan disakarida yang dapat mereduksi
ion kupri. Reagen barfoed bereaksi dengan monosakarida untuk menghasilkan kupri oksida lebih
cepat dibanding disakarida (Eaton,1980).

Anda mungkin juga menyukai