F I L T ER
A. TujuanPraktikum
1. Praktikan dapat mengidentifikasi jenis filter dari gambar respon frekuensi yang tergambar
padaosiloskop.
2. Praktikan dapat membedakan respon frekuensi yang dihasilkan oleh filter LPF
Butterworth dan LPF Chebychev, dan dapat menganalisis karakteristik masing masing
filtertersebut.
3. Praktikan dapat memahami konsep perancangan dan transformasifilter.
4. Praktikan mampu membedakan karakteristik yang dimiliki filter aktif maupun pasif
sehingga mengerti kapan harus memakai masing masingfilter.
B. Dasar teori:
Filter merupakan suatu rangkaian yang digunakan untuk menyaring daerah frekuensi
kerja tertentu dimana hanya frekuensi yang diinginkan yang dapat diteruskan, sedangkan
diluar frekuensi tersebut akan diredam. Frekuensi pemisah antara frekuensi yang diinginkan
dan yang tidak diinginkan disebut frekuensi cut-off. Dimana besarnya frekuensi cut-off
adalah 0,707 volt dari tegangan maximum yang diinginkan atau nilainya sama saat redaman
mencapai nilai-3dB.
Filter analog banyak digunakan dalam sistem komunikasi, misalnya pada up-down
converter, untuk merancang duplekser, filter sinyal audio, filter RF, filter SSB,dsb. Contoh
filter yang paling sederhana adalah pada rangkaian penyearah, dimana semua komponen
sinusoidalnya dihilangkan, sehingga hanya komponen C saja yangtertinggal.
PENGGOLONGANFILTER
Filter digolongkan dalam dua bagian,yaitu:
1. Filter menurut komponen penyusun rangkaiannya:
a. Filter pasif merupakan filter yang komponennya terdiri dari resistor, kapasitor dan
induktor.
1
b. Filter aktif merupakan filter yang komponennya terdiri dari penguat operasional,
resistor dankapasitor.
c. Selain itu masih ada lagi seperti filter Surface Acaustic Wave (SAW), filter-filter
elektromagnetik dan filter kristalpiezoelektrik.
2
3. Filter menurut bentuk frekuensi terhadap gain:
a. FilterButterworth
Pendekatan Butterworth didasari pada asumsi bahwa keperluan untuk mendapatkan
respon rata pada daerah frekuensi sekitar nol dipandang lebih penting daripada daerah
lainnya.
b. FilterChebyshev
Jika pole-pole Butterwoth (ternormalisasi) digeser kearah kanan dengan cara
mengalikan bagian real (-) dengan suatu konstanta kc<1, maka posisi pole tersebut
akan berada dalam lintasan elips. Akibatnya, passband pada respon frekuensi akan
mengalami lipatan (ripple) dan pada transision band akan terjadi slope yang lebih
tajam. Respon seperti ini disebut pendekatan Chebychev atau Equal-Ripple. Cocok
digunakan untuk keperluan yang lebih mementingkan ketajaman slope, tetapi
mengijinkan adanya ripple padapassband.
3
A[dB]
0
-R
Butterwor th
-3
C hebyshev
0
1/cosh B1
Selain kedua bentuk respon frekuensi diatas, terdapat juga bentuk respon lain yaitu: filter
Bessel dan filter Eliptic. Penjelasan selengkapnya baca dibuku.
PERANCANGAN FILTERPASIF
Dalam perancangan filter pasif, sebuah filter dengan spesifikasi tertentuseperti:
- resistansi sumber(RS)
- frekuensi stop band(S)
- resistansi beban(RL)
- redaman pada saat frekuensi stop band(AS)
- frekuensi cut-off(C)
- frekuensi tengah (O) padaBPF/BRF
- nilai ripple yang diinginkan (r), khusus untuk filterchebyshev.
Oleh karena itu, bagan di bawah ini adalah langkah umum merancang sebuah filter, yaitu:
Orde
Spesifika
Filter --> Gambar
si, Transformasi Denormalis
Harga rangkaian
Nomalisa LPF asi
Kompone sebenarnya
si
n
4
Merujuk pada buku, bagan perancangan filter pasif di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
5
Tabel 1.1 Tabel Normalisasi FilterPasif
S
C
C
S
1rad/s
BWS SA SB
BWC CA CB
BWC CA CB
BWS SA SB
c. Menentukan ordefilter.
Dari hasil normalisasi maka akan didapat nilai frekuensi stop band ternormalisasi.
Orde filter akan didapat dengan cara melihat kurva redaman vs kurva frekuensi
ternormalisasi (dengan pembulatankeatas.
d. Menentukan harga komponen induktor dankapasitor.
Setelah mendapatkan orde filter , tahap selanjutnya menentukan komponen L dan C.
Dari orde filter dan perbandingan Rs dan Rl dengan melihat tabel Prototype Element
Value ,didapatkan nilai komponen-komponen C dan L. Kemudian kita dapat
merangkai komponen yang telah kita dapatkan dari tabeltersebut.
e. Prosestransformasi.
Nilai-nilai yang telah didapatkan merupakan nilai komponen untuk filter LPF saja .
Jika diinginkan filter yang lain perlu dilakukan transformasi ke filter yang diinginkan
(HPF,BSF,BPF).
6
Tabel1.2 Tabel Transformasi FilterPasif
Note: Untuk filter LPF tidak mengalami proses transformasi, khusus untuk LPF bisa
langsung ke tahap berikutnya(denormalisasi).
f. Denormalisasi.
Untuk mendapatkan nilai komponen yang sebenarnya perlu dilakukan denormalisasi.
Adapun cara denormalisasi dapat dilakukan seperti tabel dibawah ini:
7
Tabel 1.3 Tabel Denormalisasi FilterPasif
Filter Rangkaianfilter NilaiKomponen Keterangan
C'
CNn 2f Rn
C L CNn = nilai
LPF
R L' Denormalisasi Cke-n
LNn 2Lf n
C
R L'
LNn 2Lf n
C Cn = nilai C
HPF
C' ternormalisasike-n
CNn 2f Rn
C L
C'
CNn 2RnB
L fC = frekuensicut-off
BPF
Seri RLL'n
LNn
2B fO = frekuensitengah
C Nn
B
2
f . f
CB CA
2fO C' n RL
Paralel RL2B
LNn B = bandwith3-dB
2fO L'n
C'
C Nn 2Rn B
L
BSF
Seri RLL'n
LNn
2B
B
C Nn 2
2f C' R
O n L
C. Peralatan yangdigunakan
Dalam melaksanakan praktikum dibutuhkan beberapa alatdiantaranya:
1. 1 Kit praktikum Elektronika KomunikasiFilter
2. 1 GeneratorSinyal
3. 1Oscilloscope
8
4. 2Probe
5. Jumper
D. ProsedurPraktikum
1. Nyalakan Generator Sinyal (GN) dan Osiloskop, kemudian pasangkan probenya. Atur
keluaran generator sinyal sehingga pada osiloskop terlihat nilai frekuensinya sama atau
tidak yang di bangkitkan oleh GeneratorSinyal.
2. Kemudian pasang probe generator sinyal dan probe osiloskop 1 (channel 1) pada input
filter 1 serta probe osiloskop untukoutpunya.
9
Tabel 1.4 : Sinyal KeluarFilter
Sinyal
No. SinyalMasukan
Keluaran
Frekuensi(KHz) Vp-p
1 2000
2 1800
3 1600
4 1400
5 1200
6 1000
7 800
8 600
9 400
10 200
10
1
5
2
3
1. Filter LPFButterworth
2. Filter LPFChbeysev
3. FilterHPF
4. FilterBPF
5. Filter LPFaktif
11
Tabel 1.5 merupakan table sinyal keluaran filter LPFButterworth.
Table 1.5 : Sinyal Keluar Filter LPFButterworth
No SinyalMasukan SinyalKeluaran
Frekuensi(Khz) Vpp
1 2000 1.22V
2 1800 1.46V
3 1600 1.52V
4 1400 1.66V
5 1200 2.16V
6 1000 3.66V
7 800 7.52V
8 400 11.1 Volt
9 200 10.2 Volt
Gambar 1.7 dan gambar 1.8 hasil output dari Filter LPF Butterworth. Gambar 1.9 merupakan
respon frekuensibutterworth.
12
Gambar 1.8 Sinyal keluaran dengan frekuensi 1400kHz
RESPON FREKUENSILPF
BUTTERWORTH
3
2,5
2
1,5
RESPONFREKUENSI
1 LPFBUTTERWORTH
0,5
0
-0,5 0 500 1000 1500 2000 2500
13
Tabel 1.6 merupakan table sinyal keluaran filter LPFChebyshev.
Gambar 1.10, gambar 1.11 dan gambar 1.12 hasil output dari Filter LPF Butterworth.Gambar
1.13 merupakan respon frekuensi filter LPFChebyshev.
14
Gambar 1.10 Sinyal keluaran dengan frekuensi 2000kHz
15
RESPON FREKUENSILPF
CHEBYSHEV
2
1,5
0,5
0
0 500 1000 1500 2000 2500
Perhitungan FilterHPF
f cutoff = 0.707 xVmax
= 0.707 x 4.16 V
= 2.94112V
Jadi f cutoff LPF butterworth disamping adalah 2.94112KHz
16
Gambar 1.14, gambar 1.15 dan gambar 1.16 hasil output dari Filter HPF. Gambar 1.17
merupakan respon frekuensi filterHPF.
17
RESPON FREKUENSIHPF
3
2,5
2
1,5
RESPONFREKUENSI
1 HPF
0,5
0
0 1000 2000 3000
Perhitungan FilterBPF
f cutoff = 0.707 xVmax
= 0.707 x 8.80 V
= 6.226V
Jadi f cutoff LPF butterworth disamping adalah 6.226KHz
18
Gambar 1.18, gambar 1.19 dan gambar 1.20 hasil output dari Filter BPF. Gambar 1.21
merupakan respon frekuensi filterBPF.
19
RESPON FREKUENSIBPF
2,5
2
1,5
RESPON
1 FREKUENSI
0,5 BPF
0
0 1000 2000 3000
Langkah ke-empat dalam praktikum filter aktif kita memerlukan catuan daya +5 dan -
5 untuk membangkitkan daya pada IC yang kita gunakan agar alat pada filter aktif ini
dapat bekerja. Rangkaiannya dapat dilihat pada gambar1.6.
20
Tabel 1.9 merupakan table sinyal keluaran filter LPFAktif.
21
Gambar 1.24 Sinyal keluaran dengan frekuensi 80kHz
RESPON FREKUENSILPF
AKFTIF
15
10
RESPON
5 FREKUENSI
LPFAKFTIF
0
0 50 100 150
5. Setelah semua data pada tabel filter 1 terisi (kecuali kolom beda phasa ), kemudian
carilah frekuensi cutoff filter 1 dengan cara : cari Vp-p paling besar yang terdapat pada
filter 1 (caranya tanya asisten), lalu kalikan Vp-p tersebut dengan 0,707 (catathasil
22
perkalian ini), lalu cari nilai frekuensi yang memiliki besar Vp-pnya hasil perkalian tadi.
Inilah nilai frekuensi cut-offnya. Data untuk hitungan dapat di lihat pada table 1.5, table
1.6, table 1.7, table 1.8, dan table 1.9diatas.
(Vco) == (Vmax) X 0,707 = ........ fcut-off =........kHz (1.1)
E. Evaluasi
Praktikan melakukan pengujian terhadap Filter LPF Butterworth dengan mengubah-ubah
nilai frekuensi untuk menemukan Vpp. Vpp menunjukkan tegangan yang menghasilkan
respon frekuensi. Berikut ini table yang harus diisi oleh praktikan untuk bahanevaluasi.
Tabel 2.0 Untuk Filter LPF Butterworth, LPH Chebyshev, Filter HPF, FilterBPF
No SinyalMasukan Sinyalkeluaran
Frekuensi(Khz) Vpp
1 1900
2 1700
3 1500
4 1300
5 1100
6 900
7 700
8 500
9 300
10 100
23
Tabel 2.2 Untuk LPFaktif
No SinyalMasukan Sinyalkeluaran
Frekuensi(Khz) Vpp
1 100
2 90
3 80
4 70
5 60
6 50
7 40
8 30
9 20
10 10
24
MODUL II PRAKTIKUM ELKOM
PENGUATDAYA
A. Tujuan
1. Memahami konsep penguatan secaraumum.
2. Menganalisa linearitas penguatan transistor kelas A danAB.
3. Mengamati pengaruh matching impedansi terhadap transferdaya.
4. Mengamati dan menganalisa bentuk sinyal penguat kelas A danAB.
5. Mengetahui dan memahami istilah-istilah yang berhubungan dengan penguat, meliputi:
linearitas, fidelity, efisiensi, distorsi, dancrossover.
B. Dasarteori
1. Penguat secaraumum
Penguat secara harfiah diartikan dengan sistem yang membuat jadi kuat. Dalam bidang
elektronika, penguat adalah sistem yang memperbesar dan menguatkan amplitudo sinyal
input. Penguat daya yaitu penguat yang menguatkan daya dari sinyal masukan. Pada
kenyataannya semua penguat adalah penguat daya karena tegangan tidak akan ada tanpa
adanya daya kecuali jika impedansinya takterhingga.
Gambar 2.1 arus colector : (a) Penguat A (b) Penguat B (c) PenguatC
Ada kalanya sinyal input yang dikuatkankemudian terdistorsi karena berbagai sebab,
sehingga bentuk sinyal keluarannya menjadi cacat. Dari sinilah muncul istilah fidelity yang
menunjukkan seberapa mirip sinyal input yang dikuatkan dengan sinyalkeluarannya
Sistem penguat dikatakan memiliki fidelitas yang tinggi (highfidelity), jika sistem tersebut
mampumenghasilkansinyalkeluaranyangbentuknyapersissamadengansinyalinput.Di
25
sisi lain, efisiensi juga harus diperhatikan. Efisiensi dinyatakan dengan besaran persentase
dari power output dibandingkan dengan power input. Sistem penguat dikatakan memiliki
tingkat efisiensi tinggi (100 %) jika tidak ada rugi-rugi pada proses penguatannya yang
terbuang menjadi panas. Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat praktikum nanti adalah
kita bermain pada frekuensi tinggi yaitu frekuensi FM, sehingga untuk mendapatkan sinyal
yang cukup bagus harus disesuaikan dengan impedansimatchingnya.
2. Garisbeban
Setiap penguat mempunyai ekivalensi rangkaian DC dan ekivalansi rangkaian AC.
Oleh karena itu, penguat mempunyai dua garis beban yaitu beban AC dan beban DC. Untuk
operasi sinyal kecil, lokasi titik Q tidak begitu diperhitungkan.Namun untuk penguat sinyal
besar, lokasi titk Q harus berada di tengah - tengah garis beban AC untuk mendapatkan
maksimum sinyal keluaran. Terdapat dua garis beban yaitu:
Apabila nilai R2 sangat kecil R2<<, transistor akan berada pada kondisi cutoff sehingga besar
tegangannya:
( )= (2.2)
26
Gambar 2.2 (a) VDB amplifier (b) garis beban DC (c) AC rangkaian ekivalen(d)
Garis bebanAC
Gambar (d) menunjukan titk operasi saturasi dan cutoff garis beban AC berbeda dengan garis
beban DC. Karena nilai beban collector dan emitter AC lebih kecil dibandingkan beban DC
maka garis beban AC lebih rendah dari garis beban DC. Titik perpotongan garis beban AC
dan DC terletak pada titikQ.
27
Gambar 2.3 (a) cutoff clipping (b) saturasi clipping (c) optimum Qpoint
4. Macam-macam penguatdaya
Penguat daya diklasifikasikan menurut titik kerjanya. Titik kerja (titik Q) yaitu titik
pada garis beban yang menggambarkan keadaan transistor saat tidak ada sinyalmasukan.
Menurut titik kerjanya penguat diklasifikasikan menjadi penguat klas A, B, AB, C ,D dan
masih banyak lagi. Akan tetapi yang akan di bahas dalam praktikum modul ini,meliputi
Penguat KelasA
Penguat dengan letak titik Q ditengah - tengah garisbeban
28
Linieritasnya palingbagus
Efisiensi 25% karena banyaknya daya terbuang ditransistor
Disipasi daya tertinggi terjadi saat tidak ada sinyal masukan. Disipasi daya merupakan
besarnya daya yang hilang dan berubah menjadipanas.
Arus bias lebih besar dari magnitude sinyalarus
Konduksi sebesar360o
= (2.3)
Effisiensi:
= % (2.4)
Penguat KelasB
Letak titik Q berada didaerah cut-off garisbeban
Lineritas kurangbaik
29
Efisiensi50%
Terdapat crossover (cacat penyebrangan) yang terjadi karena adanya tegangan bias pada
transistor basis emitor. Sehingga saa sinyal masuka belum sebesar tegangan on maka
transistor basis emitor tidak akan menghasilkan sinyal keluaran. Karena letak titik Q
penguat kelas B di titik cut-off maka untu satu transistor hanya bisa menguatkan
setengah siklus dari sinyalmasukan.
Untuk mencegah terjadinya pemotongan sinyal maka dilakukan konfigurasi pushpull.
Konduksi sebesar180 o
Penguat KelasAB
Gabungan penguatan A danB
Konduksi lebih besar dari 180o tetapi lebih kecil dari360o
Menggunakan duatransistor
Letak titik Q berada diantara penguat kelas A danB
Linieritas palingjelek
30
Efisiensi sekitar75%
Terdapat pemotongan sinyal<180o
Pada penguat pushpull terdapat 2 transistor yang bekerja secarabergantian
Pada penguat pushpull terjadi fenomena gumming (penggemukansinyal)
Maka tidak akan terjadi transfer daya maksimum, sehingga diperlukan rangkaian
penyesuai impedansi (Impedance Matching Circuit =IMC).
87
Gambar 2.9 rangkaian keseluruhan penguatdaya
Pada rangkaian, sisi outputnya memiliki R seri (Rs) dan R paralel (Rp) yang memiliki fungsi:
Rs => untuk membuat impedansi output > 50
Rp => untuk membuat impedansi output < 50
Berdasarkan rangkaian diatas, untuk mendapatkan impedansi output kita tinggal set pada Rs
dan Rp saja. Misalkan kita ingin set Impedansi Output seperti tabel di bawah ini:
Tabel 2.1 Contoh set impedansiOutput
Impedansi Rs Rp
Output
>50Ohm Putar sesuai yangdiinginkan Buat nilai impedansi sangat
besar
<50Ohm Buat nilai impedansi mendekati 0 Putar sesuai dengan yang
Ohm diinginkan
Hati hati jangan sampai Rp
bernilai mendekati 0 Ohm
karena akan muncul efek
pembebanan berlebih pada
transistorpenguat.
=50Ohm Buat nilai impedansi mendekati 0 Buat nilai impedansi sangat
Ohm besar
88
C. Peralatan yangdigunakan
1. Kit praktikum PenguatDaya
2. DC PowerSupply
3. Osiloscope
4. FunctionGenerator
5. Multimeter
6. Probe
D. ProsedurPraktikum
1. Persiapan danPengujian
a. Siapkan kit penguat daya, power supply, function generator, Multimeter, dan 2probe
untuk osilator dan functiongenerator.
b. Lalu, Hubungkan probe pertama ke osiloskop untuk kalibrasi. Dan hubungkan probe
kedua ke osiloskop untuk kalibrasijuga.
c. Hasil kalibrasi adalah sebagai berikut:
Kalibrasi Hasil
Frekuensi 1KHz
Periode 1ms
Sambungkanke
sambungkanke
Ground PowerSupply
Power Supply+9V
89
Penguat daya KelasA
1. Sambungakan P4 dengan RS In, RP in dengan RS Out, Out ke Probe Osiloskop, P1 ke
Probe FunctionGenerator.
Sambungkan keProbe
FunctionGenerator
Sambungkan
ke Probe
Osiloskop
90
Output
Vpp IN Zout Rs Rp Frekuensi
Percobaan Vpp A
(Volt) () () () (kHz)
(Volt)
1 7 50 0 50 1500 1,20
2 7 50 0 100 1500 2,28
3 7 50 0 1500 8,24
4 7 50 50 1500 8,08
5 7 50 100 1500 7,76
3. Setelah mengukur RP dan RS, Hidupkan Power Supply dan Tekan Auto pada
Osiloskop.
4. Catat hasil Vpp dari penguat dayaA.
Gambar 2.12, gambar 2,13 dan gambar 2.14 hasil output dari Penguat dayaA.
91
Gambar 2.13 Output penguat daya A percobaan3
92
Tabel 2.4 DataPraktikum
Output
Vpp IN Zout Rs Rp Frekuensi Vpp
Percobaan
(Volt) () () () (kHz) AB
(Volt)
1 7 50 0 50 1500 2,88
2 7 50 0 100 1500 5,60
3 7 50 0 1500 21,6
4 7 50 50 1500 20,6
5 7 50 100 1500 19,8
3. Setelah mengukur RP dan RS, Hidupkan Power Supply dan Tekan Auto
padaOsiloskop.
4. Catat hasil Vpp dari penguat dayaAB.
Gambar 1.23, gambar 1.24 dan gambar 1.25 hasil output dari Filter BPF. Gambar 1.26
merupakan respon frekuensi filterBPF.
93
Gambar 2.16 Output penguat daya AB percobaan3
Transfer DayaMaksimum
Penguat Daya A dan Penguat dayaAB
1. Langkah-langkah untuk mencari Transfer daya maksimum adalah sepertimencari
pengamatan daya maksimum. Tapi banyak menggunakan frekuensi. Misalnya:
94
Tabel 2.5 Dataraktikum
percobaan Output
Vpp IN Zout Frekuensi
(volt) (ohm) (kHz) Vpp A Vpp AB
(volt) (volt)
1 1,2 volt 50 900 9,6 volt 25,8 volt
2 1,2 volt 50 1300 8,56 volt 22,8 volt
3 1,2 volt 50 1600 8,24 volt 21,2 volt
4 1,2 volt 50 1800 8,16 volt 20,2 volt
5 1,2 volt 50 2000 8,00 volt 18,8 volt
2. Atur frekuensi menggunakan function generator sesuai tabel yang diminta. Tekan
tombol auto padaosiloskop.
3. Catat hasil Vpp penguat daya A maupun penguat dayaAB.
Gambar 2.18 Output penguat daya A Gambar 2.19 Output penguat daya AB
percobaan1 percobaan1
95
Gambar 2.20 Output penguat daya A Gambar 2.21 Output penguat daya AB
percobaan3 percobaan3
Gambar 2.22 Output penguat daya A Gambar 2.23 Output penguat daya AB
percobaan5 percobaan5
E. Evaluasi
1. Isilah table Impedance matching output dan Pengamatan Daya Maksimum berikut ini?
Output
Vpp IN Zout Rs Rp Frekuensi
Percobaan Vpp A Vpp B
(Volt) () () () (kHz)
(Volt) (Volt)
1 7 50 0 50 1000
2 7 50 0 100 1000
3 7 50 0 1000
4 7 50 50 1000
5 7 50 100 1000
Keterangan : Isilah Rs dan Rp sesuai keinginan unruk melihat hasil akhir sinyal. Kemudian
analisis sinyal keluaran. Cara menghitung Zout = (50//Rp) +Rs.
96
2. Isilah table percobaan Transfer DayaMaksimum
97
MODUL III PRAKTIKUM ELKOM
MIXER
A. Tujuan
1. Mengamati dan memahami cara kerja mixer dioda berimbang, pencampur BJT, dan
pencampur dengan IC1496.
2. Mengamati dan mengukur bentuk-bentuk sinyal pada port-port mixer dengan
menggunakanOsiloskop.
3. Mengamati dan mengukur sinyal pada port-port mixer dengan menggunakan Spektrum
Aanalyzer.
B. DasarTeori
Mixeradalahrangkaianatausubsistemyangmemilikiduainputdenganfrekuensi
f1 dan f2 dan 1 output dengan frekuensi f1 f 2 f1 f2 atau dengan kata lain mixer
98
Ada beberapa jenis mixer yaitu:
1. Mixer dioda berimbangTunggal
D1 D3
VLO(t) +
VRF(t) a b R VO(t)
-
D2 D4
d
99
Gambar 3.2 Output Mixer DiodaBerimbangTunggal
100
Gambar 3.4 Mixer dengan ICMC1496
Output dari rangkaian ini dapat diambil dari pin 6 dan 12 baik gain sinyal ataupunbalanced.
Berikut merupakan bentuk keluaran dari rangkaianini.
C. Peralatan YangDignakan
1. Function Generator(2)
2. Osiloskop(1)
3. Power Supply/ Catu daya(1)
4. Kit praktikummixer
5. Kabel penghubung (jumper)(4)
101
D. ProsedurPraktikum
1. Mixer Dioda BerimbangTunggal
a. Kalibrasi frekuensi dan amplitude sinyal info, spesifikasinya adalah :
Frekuensi : 64,9Hz
Amplitudo : 6,48Volt
Untuk melakukan kalibrasi, hubungkan probe positif function generator 1 dengan probe
positif osiloskop dan probe negatif function generator dengan probe negatif osiloskop, atur
frekuensi dan amplitudo di function generator lalu lihat perubahan nilainya pada osiloskop,
sesuaikan dengan spesifikasi diatas. Gambar 3.6 merupakan tampilan sinyal info saat
dikalibrasi.
Setelah frekuensi dan amplitudonya sesuai, hubungkan probe positif function generator pada
port Info Signal In pada kit mixer dioda berimbang tunggal dan probe negatif function
generator ke bagian port Ground (GND) padakit.
b. Kalibrasi frekuensi dan dan amplitudo sinyal carrier, spesifikasinya adalah :
Frekuensi ` : 1,02KHz
Vpp : 3,58Volt
Untuk melakukan kalibrasi, hubungkan probe positif function generator 2 dengan probe
positif osiloskop dan probe negatif function generator dengan probe negatif osiloskop, atur
frekuensi dan amplitudo di function generator lalu lihat perubahan nilainya pada osiloskop,
sesuaikan dengan spesifikasi diatas. Gambar 3.7 merupakan tampilan sinyal carier saat
dikalibrasi.
102
Gambar 3.7 tampilan sinyal carier saat dikalibrasi
Setelah frekuensi dan amplitudonya sesuai, hubungkan probe positif function generator pada
port Carrier Signal + pada kit mixer dioda berimbang tunggal dan probe negative function
generator ke bagian port Carrier Signal - pada kit mixer dioda berimbangtunggal.
c. Melihat hasil keluaran mixer diode berimbangtunggal.
Setelah sinyal info dan carrier diinputkan, lalu hubungkan hubungkan probe positif osiloskop
pada bagian Modulated Signal Out pada kit dan probe negatif osiloskop ke bagian port
Ground (GND) pada kit. Amati hasil keluaran dari mixer dioda berimbang tunggal tersebut.
Gambar 3.8 merupakan tampilan sinyal keluaranmixer.
103
Hubungkanprobe Hubungkanprobe
positif function positifosiloskop
generator 1 (sebagai ke port iniuntuk
sinyal info) ke portini melihat sinyal
keluaranmixer
Hubungkan probepositif
function generator 2
Hubungkanprobe
(sebagai sinyalcarrier) negatif function
ke portini generator 2(sebagai
sinyal carrier) ke
portini
Hubungkanprobe
negatif function
generator 1
-
(sebagai sinyal
info)&probe
negatifosiloskop
Pastikansaklar
ke portini
menghadap
keatas untuk
menghidupkan
ground
104
b. Kalibrasi frekuensi dan dan amplitudo sinyal info, spesifikasinya adalah :
Frekuensi : 1,32KHz
Vpp : 2,68Volt
Untuk melakukan kalibrasi, hubungkan probe positif function generator 1 dengan probe
positif osiloskop dan probe negatif function generator dengan probe negatif osiloskop, atur
frekuensi dan amplitudo di function generator lalu lihat perubahan nilainya pada osiloskop,
sesuaikan dengan spesifikasi diatas.Gambar 3.10 merupakan tampilan sinyal info saat
dikalibrasi.
Setelah frekuensi dan amplitudonya sesuai, hubungkan probe positif function generator pada
port Info Signal In pada kit mixer IC MC1496 dan probe negatif function generator ke
bagian port Ground (GND) padakit.
c. Kalibrasi frekuensi dan dan amplitudo sinyal carrier, spesifikasinya adalah :
Frekuensi : 57,1KHz
Vpp : 17,2Volt
Untuk melakukan kalibrasi, hubungkan probe positif function generator 2 dengan probe
positif osiloskop dan probe negatif function generator dengan probe negatif osiloskop, atur
frekuensi dan amplitudo di function generator lalu lihat perubahan nilainya pada osiloskop,
sesuaikan dengan spesifikasi diatas. Gambar 3.11 merupakan tampilan sinyal carrier saat
dikalibrasi.
105
Gambar 3.11 tampilan sinyal carier saat dikalibrasi
Setelah frekuensi dan amplitudonya sesuai, hubungkan probe positif function generator pada
port Carrier Signal In pada kit mixer IC MC1496 dan probe negatif function generator ke
bagian port Ground (GND) padakit.
106
Hubungkan probepositif
Hubungkan probepositif osiloskop ke portini
function generator 1(sebagai untuk melihatsinyal
sinyal info) ke portini keluaran
Hubungkan probenegatif
function generator 1 (sebagai
Hubungkan catuan -9Vdari sinyal info), function generator2
power supply ke portini (sebagai sinyal carrier), & probe
negatif osiloskop ke portini
107
E. EVALUASI
1. Mixer Dioda BerimbangTunggal
a. Datainput
Sinyal info dari functiongenerator
Pengamatan denganoscilloscope
Vrf:
frf:
Vrf:
frf:
b. Dataoutput
Sinyal output portIF
Pengamatan denganoscilloscope
Vrf:
frf:
108
2. Mixer dengan IC1496
a. Datainput
Sinyal info dari functiongenerator
Pengamatan denganoscilloscope
Vrf:
frf:
Vrf:
frf:
b. Dataoutput
Sinyal output portIF
Pengamatan denganoscilloscope
Vrf:
frf:
109
110
MODUL IV PRAKTIKUM ELKOM
OSILATOR
A. Tujuan
1. Praktikan dapat memahami prinsip kerjaosilator.
2. Praktikan dapat mengetahui karakteristik dari berbagai jenisosilator.
3. Praktikan dapat merancangosilator.
B. DasarTeori
Osilator merupakan suatu rangkaian yang dapat menghasilkan sinyal keluaran secara
periodik setiap waktu. Dengan kata lain rangkaian ini mampu membangkitkan sinyal
keluaran AC dengan sinyal masukan DC. Sinyal periodik yaitu sinyal yang terus berulang
setiap waktutertentu.
Ada 2 metode pembangkitan pada osilator,yaitu:
a. Menggunakan feedback, osilator menggunakan komponen feedback (L-C, R-C)
sebagai resonator penghasil gelombangsinusoidal.
b. Menggunakan rangkaian resistansinegatif
Secara umum rangkaian osilator L-C (Induktor-Kapasitor) adalah sebagaiberikut:
Vi
- AC
+ Vo
Z1 Z2
Z3
111
Prinsip osilator dengan menggunakan metode feedback negatif. Rangkaian mempunyai
penguatan negatif dengan feedback .
Tegangan feedback :V f Vo
(4-1)
Tegangan output : Vo AV (4-2)
112
Beban mempunyaiimpedansi Z pZ 2// Z1Z 3 (4-5)
Vo
Penguatantegangan: A (4-6)
Vi
Zp
Vo , dengan Av merupakanpenguataninverting (4-7)
Z R Vi Av
p o
Av Zp
Dari pers. (4-6) dan (4-7) didapathubungan: A (4-8)
Z p Ro
Z3
Vi-
Z2
Z1 +
Z1 Z1
Vi Vo (4-11)
Z1Z 3 Z1 Z3
113
Av X 1
(4-16)
A X3 1
X 1
1
X X 3 2 1
X C
2
L
A
v
atau
(4-17)
X1 X 1 C 2 L1
Gambar 4.4, Bentuk umum osilatorL-C
Untuk komponen-komponen Z1, Z2, dan Z3 dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1. Komponen-komponen Z1, Z2, danZ3
Osilator Z1 Z2 Z3
Colpitts C1 C2 L
Hartley L1 L2 C
Clapp C1 C2 seriLC3
Kristal C1 C2 Kristal
1
f= (4-18)
C .C
2 L 1 2
C1 C2
2. OsilatorHartley
1
f= (4-19)
2C(L1 L2)
114
3. OsilatorClapp
1
f = (4-20)
C .C
2LC 1 2
3 C C
1 2
4. OsilatorKristal
1
f = = fs (4-21)
2 LCs
Selain menggunakan komponen L-C, osilator dengan metode feedback dapat juga
menggunakan komponen R-C, salah satunya yaitu osilatorWien-Bridge.
Osilator Wien Bridge mengunakan 2 jaringan R-C pada terminal positif op amp untuk
membentuk sinyal keluaran yangberosilasi.
115
Penguatan sinyal dilakukan oleh 2 resistor pada terminal negatif op-amp (inverting
input).
Untuk mencari frekuensi osilasinya, maka dapat dicari dengan memodifikasi rangkaian
seperti gambar 4.8. di bawahini:
Pada rangkaian modifikasi ini, penguatan loop-nya dapat dicari dengan melakukan
pembagian tegangan, sehingga didapat pers(4-22):
Z2 (s)
V0 (s) V1 (s) (4-22)
Z1(s)Z2(s)
Sedangkannilai Z1 (s)dan Z 2 (s) harus didapat dari nilai R dan C yang samabesar:
1
Z 1 (s) R (4-23)
s C
R. 1
Z (s) s C (4-24)
2 1
R
s C
116
Penguatan pada rangkaian osilator ini adalah penguatan inverting, sehingga dengan
memakain rumus penguatan inverting op amp didapat nilai penguatan (G),yaitu:
R
V1(s) 1 2 (4-25)
G
VS(s) R1
Dengan mensubstitusikan pers (4-23), (4-24), dan (4-25) ke pers (4-22), makadidapat:
sRC
V0(s)GVS (s) (4-25)
s R C23sRC1
2 2
Jika kita menginginkan pergeseran fasanya nol, maka bagian real-nya sama dengannol:
1 2R 2 C2 0 (4-28)
Sehingga frekuensi osilasinyaadalah:
1
f = (4-29)
2RC
117
Pemilihan jenis osilator didasarkan atas beberapa kriteriayaitu:
1. Nilai keluaran frekuensi yangdiinginkan.
2. Kestabilan frekuensi yangdikehendaki.
3. Jangkauan frekuensi jika diinginkan frekuensi merupakan variabel yang
memiliki rentangtertentu.
4. Distorsi gelombang yangdiizinkan.
5. Daya keluaran yangdiinginkan.
ContohPerancangan:
Suatu osilator colpitts dengan gambar dasarsbb.:
Vi
- AC
+ Vo
Z1 Z2
Z3
Jawab:
Vo (4-6)
a. A
Vi
Zp Vi Av (4-7)
Vo
Z p Ro
Av Zp
A Av Z 2 (Z1 Z3 ) (4-9)
Z p Ro Z2Z1Z 3RoZ 2Z1Z 3
Vi Z1
Vi Z1 Vo (4-11)
Vo Z1Z 3 Z1 Z 3
A Av Z1 Z2 (4-12)
Z1 Z2 Z 3 R o Z 2 Z1 Z 3 1
118
Z1 jX1 ;Z 2 jX2;Z 3 jX 3 : j 2 1 (4-13)
A Av X 1 X2 real imajiner (4-14)
jRo X 1 X2 X3 X X1 X3 1 , 0
2
X 1 X2 X3 0X2 X 1X3 (4-15)
Av X 1
(4-16)
A 1
X X3 1
1
X X 3 2 X C L
A
v
1atau
2
(4-17)
X1 X 1 C 2 L1
2
b. = 1 =100 1=100 2=100 1=100 (4-30)
1
= 2
2
1+ 2
4,515.10 7 = (4-33)
1. 2
119
101 2 7
2 =4,515.10
100 2
1,01
=4,515.10 7
2
1,01 8
F = 22,44nF
2 = 4,5.107 2= 2,244.10
6
1=100 2=2,244.10 F=2,244F
C. Peralatan yangdigunakan
1. GeneratorSinyal
2. Osiloskop
3. Power Supply/ Catudaya
4. Multimeter
5. Kit praktikummixer
6. Kabel penghubung(jumper)
D. ProsedurPraktikum
1. Kalibrasi AlatUkur
a. Hubungkan probe ujung probe pertama (BNC Male) ke Port 1 (CH 1) pada
osiloskop.
b. Hubungkan ujung probe yang lain ke tempat kalibrasiosiloskop.
c. Hasil kalibrasi adalah sebagaiberikut
Kalibrasi Hasil
Frekuensi 1KHz
Periode 1ms
120
e. Gunakan Cap. Select untuk memilih kapasitor mana yang akan digunakan
dalamrangkaian.
f. Lihat frekuensi keluaran dan tegangan keluaran pada osiloskop kemudian
lakukan pengambilandata.
Detikke Frek.Out(MHz)
30 2,08 Mhz
60 2,08 Mhz
90 2,08 Mhz
Vpp = 444mVolt
Frekuensi osilasi = 2,08MHz
121
Gambar 4.12 Rangkaian Osilator kapasitor1nF
a. Kapasitor 2.2nF
Detikke Frek.Out(MHz)
30 1,84 Mhz
60 1,84 Mhz
90 1,84 Mhz
Vpp = 400mVolt
Frekuensi osilasi = 1,84MHz
122
Gambar 4.14 Rangkain osilator kapasitor 2.2Nf
fosc = 1,07Mhz
Selisih perhitungan manual dan hasil pengukuran osiloskop 0,77MHz
g. Matikan powersupply.
Sambungkan
ke power
supply+5v
Atur
capasitor
sesauitable
Sambungkanke
Ground Power
Supply dan
Sambungkan Groundosiloskop
ke Probe
osiloskop
HasilPengukuran:
Vpp = 2,88Volt
Frekuensi osilasi = 14,7kHz
1
Rumus frekuensi osilasi jika nilai R dan C nya sama fosc= 2
124
Gambar 4.17 Rangkaian WienBriedge
Sambungkan
ke power Sambungkan
supply+5v ke power
supply-5v
Sambungkanke
Sambungkan GroundPower
ke Probe Supply dan
osiloskop Ground
osiloskop
Detikke Frek.Out(MHz)
30 16,4 Mhz
60 16,4 Mhz
90 16,4 Mhz
Vpp = 3.32Volt
Frekuensi osilasi = 16.4kHz
e. Matikan powersupply.
Sambungkan
ke power
supply+5v
126
Sambungkanke
Probeosiloskop
Amplitudo:
Frekuensi:
f o =..........
Frek.Out
Detikke
(MHz)
120
150
180
210
127
240
270
300
128
2.Osilator WienBridge
1. Pengamatan dalam domain waktu danfrekuensi
Pengamatan denganosiloskop
Amplitudo:
Frekuensi:
f o =..........
Frek.Out
Detikke
(MHz)
120
150
180
210
240
270
300
129
3. OsilatorDigital
1. Pengamatan dalam domain waktu danfrekuensi
Pengamatan denganosiloskop
Amplitudo:
Frekuensi:
130
MODUL V PRAKTIKUM ELKOM
PLL (Phase LockLoop)
A. Tujuan
1. Praktikan dapat melakukan pengukuran dan pengaturan free-running
frequency padaPLL.
2. Praktikan dapat mengamati dan memahami lock-range padaPLL.
3. Praktikan dapat mengukur frekuensi capture maksimum danminimum..
4. Praktikan dapat mengamati cara kerja PLL sebagai demodulatorfrekuensi.
5. Praktikan dapat mengamati cara kerja PLL sebagai pensintesisfrekuensi.
B. DasarTeori
Phase Lock Loop (PLL) adalah suatu rangkaian sistem tertutup yang
memanfaatkan feedback negatif untuk mengatur VCO mengunci (lock) frekuensi
dan phasa keluaran terhadap frekuensi dan phasa sinyal input. PLL dapat
digunakan sebagai Sintesis Frekuensi, FM dan FSK Modulator & Demodulator,
Fekuensi Diskriminator, Pengontrol Kecepatan Motor. PLL dapat berupa analog
atau digital, tetapi banyak tersusun dari komponen analog dandigital.
Parameter dalam PLL adalah sebagai berikut:
1. Free-running frequecy. Adalah frekuensi keluaran VCO pada
kondisi tidak ada sinyal masukan. Nilainya pada frekuensitengah.
2. Locked-range. Adalah kawasan atau daerah frekuensi dimana lingkar
dapat bertahan terkunci. Daerah ini dibatasi oleh frekuensi operasi
minimum danmaksimum.
3. Tracking range. Adalah simpangan maksimum yang diijinkan dari
jaraknya ke free running frequency, biasanya sejauh setengah lock-
range.
4. Capture range. Simpangan frekuensi disekitar free-running
frequency dimana lingkaran masih mampu mengunci sejak memulai.
Capture-range <Lock-range
5. Lock-up time. Adalah selang waktu transient dari PLL sampai
mencapai kondisiterkunci.
131
Daerah kuncian & daerah tangkapan digambarkan sebagai berikut:
1. Phase Detector. Detector fasa / pembanding fasa terdiri dari sebuah gerbang
XOR yang membandingkan sinyal masukan dan sinyal feedback dari VCO.
Ketika sinyal masukan dengan frekuensi fc tidak sama dengan frekuensi
osilator fo maka Phase detector/comparator akan menghasilkan sinyal keluaran
bukan nol yang membuat output VCO mendekatifc.
132
2. Voltage controlled oscilator. VCO merupakan sebuah osilator yang keluaran
frekuensinya bergantung pada tegangan input nya. Semakin rendah tegangan
input maka frekuensi keluaran osilator fo semakin tinggi. Semakin tinggi
tegangan input maka frekuensi kelouaran osilator fo semakinrendah.
Cara kerja dasar PLL dapat dijelaskan sebagai berikut. Tanpa sinyal
masukan dari luar pada sistem PLL, sinyal error Ve(t) sama dengan nol, dan VCO
bekerja pada kondisi free runing fo yang ditentukan sebelumnya. Ketika sinyal
masukan dengan frekuensi fc tidak sama dengan frekuensi osilator fo maka Phase
detector/comparator akan menghasilkan sinyal keluaran eror bukan nol yang
membuat output VCO mendekati fc. Dengan demikian, feedback loop
menyebabkan VCO menyesuaikan frekuensi fo keluarnya dengan sinyal masukan
fc (locked). Saat kondisi sudah terkunci, frekuensi fo keluaran VCO sama dengan
frekuensi fc sinyalmasukan.
Beberapa aplikasi PLL:
a. MC14046
MC14046 adalah IC phase Locked loop yang memliki dua buah Phase
comparator (PC1Out & PC2Out) yang masing masing memiliki karakteristik
fungsi yang berbeda, sebuah voltage-controlled oscilator dan source follower.
Phase comparator 1 (PC1out) yang merupakan gerbang XOR, memberikan output
error digital, dan menjaga pergeseran phasa 90 o pada frekuensi tengah diantara
frekuensi masukan 1 (PCAin) dan masukan frekuensi 2 (PCBin). Phase
comparator 2 memberikan output sinyal error digital pada PC2out, sinyal lock
pada LD dan menjaga pergesaran fasa 0 o diantara sinyal masuk PCAin dan PCBin.
VCO internalnya merupakan VCO linear yang range frekuensi fmin dan fmax nya
133
ditentukan oleh kapasitor dan resistor yang terhubung pada pin CIA, CIB, R1 dan
R2. Range frekuensi sinyal input dimana loop pll akan tetap mengunci disebut
disebut Lock Frequency Range . Dimana perhitungan Lock Frecuency Range
sinyal input adalah sebagiberikut
2fl = fmax -fmin
Output Source follower (SFout) digunakan apabila input VCO ingin dilihat tanpa
mempengaruhisinyalnya.
Sinyal Sfm(t)
Masukanfx VCO
PHASE LOW PASS S fv
DETECTOR FILTER
S(t)
info
Jika Switch S-OFF. Sinyal FM, sfm(t), dengan frekuensi fv yang hanya
dipengaruhi oleh sinyal informasi s(t) saja, dengan menganggap komponen VCO
stabil tidak dipengaruhi oleh lingkungan. Tapi jika tak stabil, berarti fv
dipengaruhi s(t) danlingkungannya.
Jika Switch SON. Keluaran LPF akan memuat sinyal perubahan fv oleh
lingkungan sebagai sinyal koreksi, sebagai masukan VCO yang berupasinyal
134
informasi s(t) ditambah sinyal koreksi dari keluaran LPF yang menyebabkan
seolah-olah harga fv dipengaruhi oleh s(t)saja.
d. PLL Sebagai Demodulator FM /Diskriminator
Gambar di bawah ini memperlihatkan sebuah osilator LC dengan sebuah kapasitor
variable sebagai penala. Jika kapasitansi berubah, maka frekuensi osilasi akan
berubah. Jika kapasitansi berubah secara sinusoidal pada frekuensi 1 KHz, maka
frekuensi pemodulasinya adalah 1KHz.
OSILATORLC
Ketika sinyal FM dimasukkan sebagai masukan pada PLL, VCO akan mengikuti
perubahan frekuensi masukannya. Sebagai hasilnya, tegangan yang berfluktuasi
atau berubah-ubah akan keluar melalui LPF. Tegangan ini memilki frekuensi yang
sama dengan frekuensi sinyal pemodulasi. Dengan kata lain, keluaran DC
sekarang menyatakan keluaran demodulasi FM. Ini banyak digunakan dalam
penerima FM. Jika sinyal pemodulasi adalah musik, maka sinyal keluaran dari
keluaran FM adalah akan sama dengan musikjuga.
Demodulasi atau deteksi FM dapat diperoleh secara langsung dengan
menggunakan rangkaian PLL. Jika frekuensi tengah PLL dirancang pada
frekuensi sinyal FM, maka hasil penyaringan atau tegangan keluaran LPF-nya
adalah tegangan keluaran demodulasi yang diinginkan. Perubahan nilainya
sebanding dengan perubahan frekuensi sinyal masukannya. Rangkaian PLL
kemudian dioperasikan sebagai strip IF lengkap, pembatas, dan demodulator
sebagaimana dipakai dalam penerimaFM.
fi
VCO
135
e. PLL Sebagai PensintesisFrekuensi
Pensintesis frekuensi dapat dibangun dengan menggunakan PLL seperti
pada gambar berikut ini:
C. Peralatan YangDigunakan
136
D. ProsedurPraktikum
Sambungkan
keosiloskop
137
- Hubungkan A keB
- Setting/putar POT 2 hingga menemukan tegangan sebesar 3 Volt
dengan menggunakan multimeter (A GND)
- Hubungkan osiloskop dengan outVCO
- Putar POT 3 hingga menemukan frekuensi 250KHz
- Untuk mencari kelinearan VCO dengan mengubah-ubah sesuai data
dengan menggunakan POT2 yang dihubungkan denganmultimeter.
138
Gambar 5.12 tegangan input 1.8volt
139
Gambar 5.15 tegangan input2.4
140
4. LoopingPLL
- Hubungkan C keB
- Osiloskop tetap hubungkan ke OutVCO
- Atur programmable sesuaikeinginan
- Nyalakan powersupply
141
Gambar 5.19 pembagi200
142
Gambar 5.22 pembagi500
Hubungkanke
osiloskop
Hubungkan C &B
denganjumper
Atur
programmable
Divider sesuai
table
b. Keluaran programmabledivider
- Hubungkan C keB
- Osiloskop hubungkan ke Out:N
- Atur programmable sesuaikeinginan
Tabel 5.3 Keluaran programmabledivider
Pembagi Frekuensi
10 3.33kHz
100 806Hz
200 806Hz
300 806Hz
400 800Hz
143
Gambar 5.24 Pembagi10
144
Gambar 5.27 Pembagi300
Hubungkan C &B
denganjumper
Hubungkanke Atur
osiloskop programmable
Divider sesuai
table
145
c. Keluaran pembagidua
200 400Hz
300 400Hz
400 400Hz
Gambar 5. 30 Pembagi10
146
Gambar 5.32 Pembagi200
147
Hubungkan C &B
denganjumper
Hubungkanke Atur
osiloskop programmable
Divider sesuai
table
d. Detektorfasa
- Programmable divider dituruninsemua
- Out phase detector disambungkan keosiloskop
- Tekan auto padaosiloskop
148
E. Evaluasi
1. OsilatorKristal
Sinyal keluaran:
Frekuensi =Hz
2. FreeRunning
Sinyal keluaran:
Kelinearan VCO:
No. Tegangan input(V) Frekuensi(KHz)
1 2.8
2 3.0
3 3.2
4 3.4
5 3.6
149
Kurva kelinearan VCO:
3. LoopingPLL
Keluaran PensintesisFrekuensi
Frekuensi VCO
No Pembagi
(Hz)
1 600
2 700
3 800
4 900
5 1000
4. ProgrammableDivider
Frekuensi = Hz
Duty Cycle =%
Amplituda =Vp-p
150
Keluaran pembagi dua:
2. DetektorPhasa
Sinyal keluaran detektor phasa:
Amplituda =Vp-p
151