Anda di halaman 1dari 8

MODUL 10

TEOREMA NORTON

10.1 Teorema Norton


Pada teorema ini berlaku bahwa:
Suatu rangkaian listrik dapat disederhanakan dengan hanya terdiri dari satu
buah sumber arus yang dihubungkan secara paralel dengan sebuah tahanan
ekuivalennya pada dua terminal yang diamati.
Tujuan untuk menyerhanakan analisis rangkaian yaitu untuk membuat ranggkaian
pengganti berupa sumber arus yang diparalelkan dengan suatu tahanan
ekuivalennya.
V
i i SC
RN

Langkah-langkah penyelesaian dengan teorema Norton:


1. Cari dan tentukan titik terminal a-b dimana parameter yang ditanyakan.
2. Lepaskan komponen pada titik a-b tersebut, short circuit kan pada terminal a-
b kemudian hitung nilai arus dititik a-b tersebut (Iab = Isc = IN).
3. Jika semua sumbernya adalah sumber bebas, maka tentukan nilai tahanan
diukur pada titik a-b tersebut saat semua sumber di non aktifkan dengan cara
diganti dengan tahanan dalamnya (untuk sumber tegangan bebas diganti
rangkaian short circuit dan untuk sumber arus bebas diganti dengan
rangkaian open circuit) (Rab = RN = Rth).
4. Jika terdapat sumber tak bebas, maka untuk mencari nilai tahanan pengganti

VOC
Nortonnya didapatkan dengan cara R N
IN
5. Untuk mencari Voc pada terminal titik a-b tersebut dibuka dan dicari tegangan
pada titik tersebut (Vab = Voc).
6. Gambarkan kembali rangkaian pengganti Nortonnya, kemudian pasangkan
kembali komponen yang tadi dilepas dan hitung parameter yang ditanyakan.

10.2 Contoh-Contoh Soal:

Rangkaian Listrik I Pusat Pengembangan Bahan


11 Ajar
1 Dian Widiastuti
Universitas Mercu Buana
1. Dengan mempergunakan teorema Norton carilah i bagi jaringan pada
Gambar 1.
2 k 3 k

i
+
4V 2 mA 1 k

Gambar 1: Lihat contoh soal 1.

Jawab:
Untuk mencari arus Norton (iSC) kita ganti rangkaian tahanan 1 k dengan
rangkaian hubung singkat

2 k 3 k

i
+
4V 2 mA

Gambar 2: Gambar 1 dimana 1 k diganti dengan rangkaian


hubung singkat.

dengan mempergunakan superposisi yaitu pertama jika sumber tegangan 4 V


bekerja maka sumber arus 2 mA diganti dengan rangkaian hubung terbuka,
2 k 3 k

(iSC)4V
+
4V

(a)

Gambar 3a: Gambar 1 dimana sumber arus 2 mA dihubung


terbuka.

Rangkaian Listrik I Pusat Pengembangan Bahan


11 Ajar
2 Dian Widiastuti
Universitas Mercu Buana
4
(i SC ) 4V 0,8 mA
23
dan kedua yaitu dengan mengganti sumber tegangan 4 V dengan rangkaian
hubung singkat.
2 k 3 k

(iSC)2mA

2 mA

(b)
Gambar 3b: Gambar 1 dimana sumber tegangan 4 V dihubung
singkat.
2 4
(i SC ) 2 mA 2 0,8 mA
23 5
maka (i SC ) total 0,8 0,8 1,6 mA

Sehingga rangkaian ekivalen Norton untuk Gambar 3 adalah

1,6 mA 5 k 1 k

(c)
Gambar 3c: Ekivalen Norton untuk Gambar 1.
5 5 1
i 1,6 1,6 1 mA
5 1 6 3

2. Tentukan nilai i dengan teorema Norton !

Gambar 4: Lihat contoh soal 2.

Rangkaian Listrik I Pusat Pengembangan Bahan


11 Ajar
3 Dian Widiastuti
Universitas Mercu Buana
Jawab:
Mencari isc:

Gambar 5. Arus hubung singkat pada Gambar 4.


24
I 48 6 2 A
48 24
24
I 12 6 4 A
24 12
sehingga:
i SC i N i12 I 48 4 2 2 A

Mencari RN:

Gambar 6: Mencari tahanan Norton pada Gambar 4.


RS 1 24 48 72
RS 2 24 12 36
RS1 RS 2 72 36
RN 24
RS 1 RS 2 72 36
Sehingga rangkaian pengganti Norton:
24
i1 1 A
24
Sehingga

Rangkaian Listrik I Pusat Pengembangan Bahan


11 Ajar
4 Dian Widiastuti
Universitas Mercu Buana
i i N i1 2 1 3 A

Gambar 7: Rangkaian ekivalen Norton Gambar 4.

3. Tentukan rangkaian ekivalen Thevenin dan Norton sebagaimana terlihat dari


terminal a b bagi jaringan pada Gambar 8.

20 40

a
+ +
10i1 50 V

b
i1

Gambar 8: Lihat Contoh Soal 3.


Jawab:
Pertama-tama kita cari tegangan Theveninnya, langkahnya dengan terlebih
dahulu mencari besar arus i1 pada loop tunggal :

N
Dengan mempergunakan KVL pada Loop tunggal
n 1
n 0

10i1 20i1 40i1 50 0


50i1 50
i1 1 A

Kemudian mencari tegangan Thevenin pada salah satu loop :

Rangkaian Listrik I Pusat Pengembangan Bahan


11 Ajar
5 Dian Widiastuti
Universitas Mercu Buana
20 40

+
a
+ i1 i1 +
10i1 50 V

b
i1

Gambar 9: Tegangan Thevenin pada Gambar 8.


N
Dengan mempergunakan KVL pada salah satu Loop
n 1
n 0

TH OC 40i1 50
40 1 50
40 50
10 V
N
atau pada loop yang satunya lagi,
n 1
n 0

TH OC 20 i1 10i1
20 1 10 1
20 10
10 V

Kemudian kita mencari arus Nortonnya (iSC), dengan menghubung singkatkan


terminal a b, sebagaimana terlihat pada Gambar 10,

20 40

iSC

+ i2 i1 +
10i1 50 V

i1

Gambar 10: Arus Norton Gambar 8.

N
KVL pada loop i1,
n 1
n 0

Rangkaian Listrik I Pusat Pengembangan Bahan


11 Ajar
6 Dian Widiastuti
Universitas Mercu Buana
40 i1 50 0
40i1 50
i1 1,25 A

N
KVL pada loop i2,
n 1
n 0

10i1 20i2 0
10 (1,25) 20i2 0
12,5 20i2 0
20i2 12,5
i2 0,625 A

Sehingga arus Nortonnya adalah


i SC i 2 i1
0,625 ( 1,25)
0,625 1,25
0,625 A

Dikarenakan terdapatnya sumber tegangan tak bebas pada Gambar 8


menghambat kita untuk mencari tahanan Thevenin atau tahanan Nortonnya,
sehingga cara yang memungkinkan adalah dengan persamaan voc = Rth isc,
OC
RTH R N
i SC
10
16
0,625

maka Rangkaian Ekivalen Theveninnya adalah


16
a

+
10 V

b
Gambar 11: Rangkaian Ekivalen Thevenin Gambar 8.
dan Rangkaian Ekivalen Nortonnya adalah

0,625 A 16

b
Rangkaian Listrik I Pusat Pengembangan Bahan
11 Ajar
7 Dian Widiastuti
Universitas Mercu Buana
Gambar 12: Rangkaian Ekivalen Norton Gambar 8.

Referensi :
1. H. Hyatt William, Rangkaian Listrik jilid 1 edisi ke-4 dan 6 (2005),
Erlangga.
2. Mohamad Ramdhani (2008), Rangkaian Listrik, Erlangga

Rangkaian Listrik I Pusat Pengembangan Bahan


11 Ajar
8 Dian Widiastuti
Universitas Mercu Buana

Anda mungkin juga menyukai