Anda di halaman 1dari 3

Definisi

Skizofrenia adalah penyakit paradigmatik psikiatri dimana sindrom klinis variabel namun
sangat mengganggu psikopatologi, yang melibatkan pikiran, persepsi, emosi, gerakan, dan
perilaku. Ekspresi gejala bervariasi di seluruh pasien dan dari waktu ke waktu, tetapi efek
kumulatif dari penyakit selalu parah dan biasanya tahan lama1.
Ada beberapa pendapat tentang pengertian skizofrenia yaitu menurut Gunadi, skizofrenia
berasal dari bahasa Yunani, schizein yang berarti terpisah atau pecah, dan phren yang
artinya jiwa. Pada skizofrenia terjadinya pecahnya atau ketidakserasian antara afeksi, kognitif
dan perilaku. Jadi, skizofrenia mengacu kepada pepecahan ego-aspek rasional dalam jiwa-
sehingga penderitanya tidak lagi dapat membedakan antara alam khayal dan alam riil. Menurut
Kraepelin ada menyebutkan, dementia pre cock karena skizofrenia mengalami kemunduran
intelengensi sebelum waktunya.Bleuler menggunakan istilah skizofrenia berarti pikiran/jiwa
yang terbelah/terpecah. Bleuler lebih menekankan pola perilaku yaitu tidak adanya integrasi otak
yang mempengaruhi pikiran, perasaan, dan afeksi. Dengan demikian, tidak ada kesesuaian antara
pikiran dan emosi antara persepsi terhadap kenyataan yang sebenarnya6.

2.2 Epidemiologi
Kejadian skizofrenia di negara industri adalah 10-70 kasus baru per 100000 penduduk per
tahun, dan risiko seumur hidup adalah 0,5-1%. Distribusi geografis skizofrenia adalah tidak
acak: studi terbaru memiliki menunjukkan bahwa ada tingkat pertama onset meningkat
padaorang yang lahir atau dibesarkan di pusat kota. Terdapat juga gradien sosial ekonomi yang
signifikan, dengan prevalensi meningkat pada penurunan kelas sosial ekonomi. Khusus
faktor risiko lingkungan (misalnya kepadatan penduduk, penyalahgunaan narkoba) juga dapat
dikaitkan dengan social ekonomi.Timbulnya karakteristik penyakit ini di antara usia 20 dan 39
tahun, tapi mungkin terjadi sebelum pubertas atau ditunda sampai dekade ketujuh atau
kedelapan.
Usia puncak onset adalah 20-28 tahun untuk pria dan 26-32 tahun untuk
perempuan.Insiden seks keseluruhan sama jika kriteria diagnostik yang luas digunakan dan
diterapkan. Prevalensi skizofrenia jauh lebih tinggi pada yang belum menikah dari kedua jenis
kelamin. Pasien dengan skizofrenia memiliki dua kali lipat peningkatan pada usia-standar tingkat
kematian, dan lebih mungkin untuk menderita kesehatan fisik yang buruk. Sebagian besar
peningkatan kematian terjadi pada beberapa tahun pertama setelah masuk awal atau diagnosis.
Faktor awal kursus yang berkonturbusi termasuk bunuh diri, dengan faktor resiko kemudian,
seperti gangguan kardiovaskular, sebagian karena gaya hidup yang buruk dengan banyak pasien
merupakan perokok berat dan obese2.

2.3 Penyebab
Penyebab skizofrenia sampai saat ini belum diketahui dengan pasti, walaupun begitu
banyak ahli yang mencoba mengemukakan beberapa teorinya. Menurut Fortinash, penyebab
skizofrenia sebagai berikut6:
1. Faktor biologi (teori teori somatogenesis)
a. Faktor faktor genetic (keturunan)
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa gen yang diwarisi seseorang sangat kuat
mempengaruhi resiko seseorang mengalami skizofrenia.
b. Biochemistry (ketidakseimbangan kimiawi otak)
Beberapa bukti memunjukkan bahwa skizofrenia mungkin berasal dari
ketidakseimbangan kimiawi otak yang disebut neurotransmitter yaitu kimiawi
otak yang memungkinkan neuron neuron berkomunikasi satu sama lain.
Beberapa ahli mengatakan bahwa skizofrenia berasal dari neurotransmitter
dopamine yang berlebihan di bagian bagian tertentu otak atau dikarenakan
sensivitas yang abnormal terhadap dopamine.
c. Neuroanatomy (abnormalitas struktur otak)
Berbagai teknik imaging, seperti MRI telah membantu para ilmuwan untuk
menemukan abnormalitas structural spesifik pada otak pasien.
2. Teori model keluarga
Beberapa pola asuh kelurga memyebabkan gangguan perkembangan anak.
3. Teori budaya dan lingkungan
Skizofrenia dapat terjadi pada semua status soasial ekonomi tetap seringkali lebih banyak
ditemukan pada kelompok dengan social ekonomi rendah.
4. Teori belajar
Perilaku, perasaan dan cara berpikir seseorang diperoleh dari belajar.

2.4 Fase perjalanan


Skizofrenia dapat dilihat sebagai suatu gangguan yang berkembang melalui fase fase 5:
1. Fase premorbid
Pada fase ini, fungsi fungsi individu masih dalam keadaan normative.
2. Fase prodromal
Adanya perubahan dari fungsi fungsi pada fase premorbid menuju saat uncul simtom
psikotik yang nyata. Fase ini dapat berlangsung dalam beberapa minggu atau bulan, akan
tetapi lamanya fase prodromal ini rerata antara 2 sampai 5 tahun.
Pada fase ini, individu mengalami kemunduran dalam fungsi fungsi yang mendasar
(pekerjaan social dan rekreasi) dan muncul simtom yang nonspesifik, misalnya gangguan
tidur, ansietas, iritabilitas, mood depresi, konsentrasi berkurang, mudah lelah, dan adanya
deficit perilaku misalnya kemunduran fungsi peran dan penarikan social.
Simptom positif seperti curiga mulai berkembang di akhir fase prodromal dan berarti
sudah mendekati mulai menjadi psikosis.
3. Fase psikotik
Berlangsung mulai dengan fase akut, lalu adanya perbaikan memasuki fase stabilisasi dan
kemudian fase stabil.
Pada fase akut dijumpai gambaran psikotik yang jelas, misalnya dijumpai adanya
waham, halusinasi, gangguan proses pikir, dan pikiran yang kacau. Simptom
negative sering menjadi lebih parah dan individu biasanya tidak mampu untuk
mengurus dirinya sendiri secara pantas.
Fase stabilisasi berlangsung selama 6 18 bulan, setelah dilakukan acute
treatment.
Pada fase stabil terlihat simptom negative dan residual dari simptom positif,
dimana simptom positif masih ada dan biasanya sudah kurang parah
dinbandingkan pada fase akut. Pada beberapa individu bisa dijumpai asimtomatis,
sedangakan individu lain mengalami simtom nonpsikotik misalnya merasa tegang
(tension), ansietas, depresi, atau insomnia.

Anda mungkin juga menyukai