Anda di halaman 1dari 20

CONTRACT

MANAGEMENT
ANALISIS DAN EVALUASI DOKUMEN KONTRAK/PERJANJIAN -
Pada Surat Perjanjian/Kontrak Pemeliharaan Lift Gedung Dinas
Teknis Abdul Muis (Contoh Kontrak No 3)

ANITA CAROLLIN
TRISAKTI INTERNATIONAL
BUSINESS SCHOOL

FEBRUARY, 25th, 2013


CONTRACT
ANALISIS DAN EVALUASI DOKUMEN KONTRAK/PERJANJIAN
MANAGEMENT

DAFTAR ISI

Cover .............................................................. 1
Daftar Isi .............................................................. 2
I Pendahuluan .............................................................. 3
1 Overview .............................................................. 3
2 Tujuan Penulisan .............................................................. 4
II Alat Analisis Dan Evaluasi .............................................................. 4
III Hasil Analisis Dan Evaluasi .............................................................. 4
1 Syarat Keabsahan Kontrak/Perjanjian .............................................................. 4
(Validity Of Contracts)
2 Anatomi Dokumen Kontrak/Perjanjian .............................................................. 7
(Anatomy Of Contracts)
IV Penutup .............................................................. 19
V Daftar Pustaka 20

2
CONTRACT
ANALISIS DAN EVALUASI DOKUMEN KONTRAK/PERJANJIAN
MANAGEMENT

ANALISIS DAN EVALUASI DOKUMEN KONTRAK/PERJANJIAN PADA :


SURAT PERJANJIAN/KONTRAK PEMELIHARAAN LIFT GEDUNG DINAS TEKNIS
ABDUL MUIS JAKARTA

I. PENDAHULUAN
1. OVERVIEW

Hukum kontrak/perjanjian di Indonesia adalah berdasarkan Indonesian Burgerlijk Wetboek yang


diperkenalkan oleh pemerintah kolonial Belanda tahun 1848 dan hukum ini masih berlaku sampai
sekarang yang dituangkan dalam buku Kitab Undang-Undang Hukum (KUH) Perdata Republik
Indonesia (The Indonesian Civil Code-ICC).

Kewajiban-kewajiban (Obligations) dapat diperoleh dari sumbernya yaitu berupa agreement


(perjanjian/kontrak) atau law/statute (hukum/Undang-Undang)1, sehingga sebuah surat perjanjian
atau kontrak adalah merupakan salah satu dari obligations. Di dalam buku III ICC pasal 1338
paragraf I dijelaskan bahwa sebuah kontrak adalah menganut open system yaitu setiap orang
bebas dalam membuat jenis kontrak; kebebasan untuk memilih pihak-pihak yang akan membuat
perjanjian/kontrak dan kebebasan untuk menentukan bentuk dari kontrak tersebut. Dikarenakan
kontrak atau perjanjian merupakan bagian dari hukum perdata maka jika ada hal-hal yang tidak
tercantum atau diatur dalam suatu dokumen kontrak maka ketentuannya akan otomatis mengacu
pada KUH Perdata (Book III ICC) hal ini dinamakan optional law.

Dalam penyusunan atau perancangan kontrak harus benar-benar dipahami bahwa dokumen
kontrak ini adalah suatu dokumen hukum yang mengikat para pihak, hal ini sesuai dengan pasal
1338 KUH Perdata yang berbunyi Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai
Undang-Undang bagi mereka yang membuatnya.2 Dalam penyusunan dan perancangan kontrak
harus benar-benar mengidentifikasi dan memperhatikan apa saja yang seharusnya terdapat di
dalam kontrak tersebut. Penyusun dokumen kontrak setidaknya harus memiliki kemampuan dasar
dalam memahami jenis, isi dan pemilihan kata-kata yang akan menjadi kalimat hukum dalam
dokumen kontrak tersebut. Selain itu, diperlukan pemahaman mengenai bentuk formal kontrak, isi
dan asas-asas yang terkadung didalamnya, karena hal-hal yang bersifat sumir dalam suatu kontrak
yang disebabkan oleh kekeliruan dalam merumuskan suatu kalimat dapat menimbulkan akibat

1
Article 1233 ICC (Pasal 1233 Buku Ketiga KUH Perdata Republik Indonesia)
2
Buku Ketiga KUH Perdata Republik Indonesia

3
CONTRACT
ANALISIS DAN EVALUASI DOKUMEN KONTRAK/PERJANJIAN
MANAGEMENT

hukum yang fatal, karena kerugiannya tidak terbatas dan menghambat roda bisnis, bahkan
permasalahan tersebut dapat sampai bermuara ke kasus pidana atau perdata.3

2. TUJUAN PENULISAN

Analisis dokumen kontrak pada paper ini dimaksudkan untuk memahami dan
mereview/mengevaluasi validitas dan format penulisan dokumen kontrak dengan mengambil
contoh dokumen Surat Perjanjian/kontrak Pemeliharaan Lift Gedung Dinas Teknis Abdul Muis
antara Dinas Pelayanan Pajak Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan PT. Mitsubsihi Jaya
Elevator and Escalator, tanggal 2 Juli 2012.

II. ALAT ANALISIS DAN EVALUASI


Analisis dan evaluasi dokumen kontrak/perjanjian ini menggunakan teori dan syarat penyusunan
kontrak/perjanjian yaitu dari sisi :
1. Syarat keabsahan kontrak/perjanjian (Validity Of Contracts) dan;
2. Anatomi dokumen kontrak/perjanjian (Anatomy Of Contracts).

III. HASIL ANALISIS DAN EVALUASI

Dengan mengambil contoh dokumen kontrak/perjanjian antara Dinas Pelayanan Pajak Provinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan PT. Mitsubsihi Jaya Elevator and Escalator, tanggal 2 Juli
2012 tentang Pemeliharaan Lift Gedung Dinas Teknis Abdul Muis Jakarta, berikut hasil analisis dan
evaluasi dokumen kontrak tersebut.

1. SYARAT KEABSAHAN KONTRAK/PERJANJIAN (VALIDITY OF CONTRACTS)

Untuk validitas sebuah kontrak/perjanjian maka diperlukan 4 (empat) kualifikasi sebagai


berikut:

a. Sepakat mereka yang mengikat dirinya (The Consent);


b. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan (The Capacity);

3
www.hukumonline.com, Perancangan dan Analisis Kontrak Bisnis yang Sah dan Berkepastian Hukum, 2011

4
CONTRACT
ANALISIS DAN EVALUASI DOKUMEN KONTRAK/PERJANJIAN
MANAGEMENT

c. Suatu hal tertentu (Particular Object);


d. Suatu sebab yang halal (A Lawful Cause)4

Keempat hal tersebut akan dibahas sebagai berikut:

a. Sepakat Mereka Yang Mengikat Dirinya (The Consent)

Kesepakatan dapat dicapai jika terdapat penawaran (offer), yang menawarkan (offeror) dan
yang menerima tawaran (offeree). Offeror membuat penawaran untuk offeree; Offeree
memiliki kebebasan untuk menerima penawaran dan membuat sebuah kontrak/perjanjian
sehingga kesepakatan dicapai dan kontrak/perjanjian dibuat pada saat yang sama ketika
penawaran diterima. Hal tersebut digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1
Consent Reached5

Pada surat perjanjian/kontrak antara Dinas Pelayanan Pajak Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta dengan PT. Mitsubsihi Jaya Elevator and Escalator yang bertidak sebagai Offeror
adalah PT. Mitsubsihi Jaya Elevator and Escalator dan yang bertindak sebagai Offeree adalah
Dinas Pelayanan Pajak Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan keduanya bersepakat
bahwa PT. Mitsubsihi Jaya Elevator and Escalator akan melaksanakan perkerjaan (offer)
pemeliharaan lift gedung Dinas Teknis Abdul Muis dalam surat perjanjian No. 1544/076.35
tanggal 2 Juli 2012. Maka syarat validitas kontrak yang pertama sudah terpenuhi.

4
Buku Ketiga KUH Perdata Republik Indonesia, Bagian 2 Syarat-Syarat terjadinya suatu Perjanjian yang Sah
Pasal 1320.
5
Sugiastuti, Natasya Yunita, Validity of Contract, from The Point of View of the Indonesian Contract Law
Bahan ajar Contract Management, Trisakti International Business School, 2013

5
CONTRACT
ANALISIS DAN EVALUASI DOKUMEN KONTRAK/PERJANJIAN
MANAGEMENT

b. Kecakapan Untuk Membuat Suatu Perikatan (The Capacity)


Seseorang yang mempunyai kualifikasi dalam membuat kontrak/perjanjian adalah yang
sudah berusia diatas 21 tahun atau sudah menikah atau didalam perwalian dan memiliki
otoritas untuk memutuskan atau menandatangani kesepakatan yang mewakili
perusahaan/organisasi.6 Pada surat perjanjian/kontrak ini dibuat antara Bapak H. Djuli
Zulkarnain (Pejabat Pembuat Komitmen Dinas Pelayanan Pajak Provinsi DKI Jakarta)
mewakili Dinas Pelayanan Pajak Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang jika dilihat
jabatannya dalam karir Pegawai Negeri Sipil berusia diatas 21 tahun dan diangkat menjadi
PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) beradasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Pelayanan
Pajak Provinsi DKI tanggal 10 Februari 2010 No. 410/2012 tentang Pejabat Pembuat
Komitmen Dinas Pelayanan Pajak Provinsi DKI . Dari pihak kedua adalah Bapak F. Christian
Teguh Satrya disebutkan dalam kontrak informasinya yaitu lahir 5 Okober 1966 (46 tahun
pada tahun dibuat perjanjian, 2012) yang menjalani jabatannya selaku kuasa PT. Mitsubsihi
Jaya Elevator and Escalator berdasarkan akta pendirian No. 38 tanggal 25 Oktober 1996 dan
akta No. 35 tanggal 20 Januari 2012 yang berisikan susunan pengurus PT. Mitsubsihi Jaya
Elevator and Escalator sehingga keduanya memilki otoritas untuk mewakili
organisasi/perusahaan dalam hal ini Dinas Pelayanan Pajak Provinsi DKI Jakarta dan PT.
Mitsubsihi Jaya Elevator and Escalator maka syarat validitas kedua kontrak ini juga telah
terpenuhi.
c. Suatu hal tertentu (Particular Object)
Objek yang disepakati dalam perjanjian/kontrak adalah hal tertentu/khusus dan setidaknya
jenis pekerjaan tersebut dikenal dan harus merupakan barang yang dapat diperdagangkan
saja yang dapat menjadi pokok perjanjian (Pasal 1332 KUH Perdata RI).7 Dalam
kontrak/perjanjian ini objek yang disepakati adalah pekerjaan Pemeliharaan Lift Gedung
Dinas Teknis Abdul Muis, pekerjaan ini memenuhi syarat pasal 1332 KUH Perdata yaitu
merupakan barang/jasa yang dapat diperdagangkan.
d. Suatu sebab yang halal (A Lawful Cause)
Syarat terakhir dari suatu kontrak atau perjanjian adalah isi dari kontrak adalah hal yang
tidak boleh bertentangan dengan hukum, kebijakan publik dan moralitas.8 Dalam hal ini
perjanjian pelaksanaan pekerjaan Pemeliharaan Lift Gedung Dinas Teknis Abdul Muis adalah
pekerjaan yang tidak bertentangan dengan hukum, kebijakan publik dan moralitas bangsa,
sehinga kontrak ini memenuhi syarat keempat dalam pembentukkan kontrak/perjanjian.

6
idem
7
idem
8
idem

6
CONTRACT
ANALISIS DAN EVALUASI DOKUMEN KONTRAK/PERJANJIAN
MANAGEMENT

Dari pembahasan diatas maka disimpulkan kontrak/perjanjian antara Dinas Pelayanan Pajak
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan PT. Mitsubsihi Jaya Elevator and Escalator ini
telah memenuhi 4 syarat keabsahan kontrak/perjanjian (validity of contract) sehingga bisa
dinyatakan valid. Dampak dari pembuatan kontrak yang dinyatakan valid adalah mengikat
berdasarkan hukum untuk kedua belah pihak yang bersepakat yaitu dalam hal ini antara Dinas
Pelayanan Pajak Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan PT. Mitsubsihi Jaya Elevator and
Escalator. Prinsip kontrak mengikat ini dinamakan Pacta Sunt Servanda.9 Berdasarkan pasal
1866 KUH Perdata Republik Indonesia, surat perjanjian/kontrak antara Dinas Pelayanan Pajak
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan PT. Mitsubsihi Jaya Elevator and Escalator dibuat
secara tertulis yang tertuang dalam surat kontrak/perjanjian sehingga dokumen ini dapat
menjadi instrumen utama bukti jika ada sengketa perdata dikemudian hari ini (written
evidence).

2. ANATOMI DOKUMEN KONTRAK/PERJANJIAN (ANATOMY OF CONTRACTS)

Anatomi kontrak adalah penting karena masing-masing bagian dari kontrak berfungsi khusus
dan tidak dapat ditukar penempatannya.10 Adapun komponen anatomi sebuah
kontrak/perjanjian adalah sebagai berikut:

a. Kepala Kontrak/Perjanjian (Heading of the Contract), yaitu bagian yang terdiri dari judul,
tanggal pembuatan kontrak, pihak-pihak yang bersepakat/melakukan kontrak, Recital Clause
or whereas clause (Latar belakang informasi pihak yang bersepakat), covenants atau tujuan,
pasal 1 adalah defenisi-defenisi;
b. Badan kontrak/perjanjian (The Corpus of The Contract), yaitu bagian yang terdiri dari pasal-
pasal tentang hak dan kewajiban yang telah disepakati oleh masing-masing pihak yang
melakukan perjanjian, adalah sangat penting untuk menyusun hak dan kewajiban yang jelas
dari pihak-pihak yang bersepakat agar: Kedua pihak memahami apa yang seharusnya
dilakukan dan hal-hal apa saja yang akan diterima jika ada pelanggaran dan Pengadilan akan
menuntuk syarat yang disebutkan dan pihak yang bersepakat dapat memprediksikan hasil
dengan tingkat akurasi yang lebih baik. Jika syarat-syarat yang diperlukan tidak disebutkan
atau ambigu/tidak jelas maka masing-masing pihak tidak dapat membuat
kontrak/perjanjian.11

9
Arcticle 1338 Paragrah I ICC (Pasal 1338 KUH Perdata Republik Indonesia)
10
Idem
11
idem

7
CONTRACT
ANALISIS DAN EVALUASI DOKUMEN KONTRAK/PERJANJIAN
MANAGEMENT

c. Pasal Antisipatif (Anticipatory Article), yaitu bagian yang terdiri dari pasal-pasal tentang
pelanggaran kontrak, catatan/pengingat, kompensasi, keadaan memaksa (force majeur)
hukum pemerintah, pilihan hukum/yuridiksi untuk penyelesaian sengketa, bahasa, jangka
waktu (durasi) perjanjian, amandemen (perubahan), keseluruhan perjanjian (entire of
agreement) dan keterpisahan perjanjian (severability).
d. Penutupan (Closing Provision), adalah termasuk informasi yang dimasukkan di dalam
kontrak dan penandatanganan kontrak/perjanjian.

Dari hasil analisis dan evaluasi kontrak/perjanjian antara Dinas Pelayanan Pajak Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta dengan PT. Mitsubsihi Jaya Elevator and Escalator mengenai anatomi
kontrak/perjanjian dijelaskan sebagai berikut:

1. Kepala Kontrak/Perjanjian (Heading of the Contract)


a. Judul (Title), sudah benar di bagian kepala kontrak di halaman pertama dokumen
kontrak, ditulis di tengah halaman dan digarisbawahi tapi belum memenuhi kriteria
digarisbawahi karena judul yang ada tidak digarisbawahi. Sudah menjelaskan jenis
perjanjian/kontrak yaitu Pemeliharaan Lift Gedung Dinas Teknis Abdul Muis namun tidak
menyebutkan pihak mana yang bersepakat membuat kontrak/perjanjian di dalam judul
kontrak/perjanjian.
b. Tanggal (Date), sudah benar karena sudah menyertakan tanggal dibuatkan
perjanjian/kontrak, dan mencantumkan tempat dibuatnya perjanjian/kontrak yaitu di
Jakarta.
c. Pihak-pihak yang bersepakat/melakukan kontrak (Comparation/Caption), telah
disebutkan nama jelas dan lengkap pihak-pihak yang bersepakat/melakukan kontrak dan
dijelaskan hubungan hukum antara pihak yang mewakili dengan perusahaan/organisasi
yang membuat kontrak, jenis organisasi/perusahaan dalam hal ini pemerintah DKI Jakarta
dan Perseroan Terbatas (PT), serta telah mencantumkan alamat Dinas Pelayanan Pajak
Provinsi DKI Jakarta dan alamat PT. Mitsubsihi Jaya Elevator and Escalator serta dan akta
pendirian perusahaan (PT. Mitsubsihi Jaya Elevator and Escalator). Hanya saja ada
kesalahan dalam penulisan pihak-pihak yang membuat perjanjian dimana seharusnya
pihak pertama adalah Dinas Pelayanan Pajak Provinsi DKI Jakarta bukan H. Djuli
Zulkarnain dan pihak kedua adalah PT. Mitsubsihi Jaya Elevator and Escalator bukan F.
Christian Teguh Satrya. Hubungan hukum antara pihak yang mewakili dengan perusahaan
atau organisasi juga telah dijelaskan di dalam kontrak tersebut yaitu sbb:

8
CONTRACT
ANALISIS DAN EVALUASI DOKUMEN KONTRAK/PERJANJIAN
MANAGEMENT

1) H. Djuli Zulkarnain diangkat menjadi PPK (Pejabat Pembuat Komitmen)


beradasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Pelayanan Pajak Provinsi DKI tanggal
10 Februari 2010 No. 410/2012 tentang Pejabat Pembuat Komitmen Dinas
Pelayanan Pajak Provinsi DKI;
2) F. Christian Teguh Satrya, menjalani jabatannya sebagai Presiden Direktur selaku
kuasa PT. Mitsubsihi Jaya Elevator and Escalator berdasarkan akta pendirian No.
38 tanggal 25 Oktober 1996 dan akta No. 35 tanggal 20 Januari 2012 yang
berisikan susunan pengurus PT. Mitsubsihi Jaya Elevator and Escalator.
d. Recital or Whereas Clause (Latar belakang informasi pihak yang bersepakat), telah
disebutkan di dalam kontrak mengenai latar belakang pihak-pihak yang membuat
kontrak/perjanjian tujuan masing-masing pihak untuk membuat perjanjian, dasar hukum
yang berlaku dengan perjanjian yang ada semua disebutkan pada bagian Menimbang
Bahwa dalam surat kontrak/pernjanjian antara Dinas Pelayanan Pajak Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta dengan PT. Mitsubsihi Jaya Elevator and Escalator.
e. Persetujuan (Consent), telah tedapat kelimat consent dalam surat kontrak/perjanjian
tersebut yaitu setelah bagian Menimbang Bahwa (recital) pada halaman 2 yang dituliskan
sbb : Maka oleh karena itu, Pihak Pertama dan Pihak Kedua dengan ini sepakat dan
setuju untuk membuat kontrak dengan syarat-syarat dan ketentuan sebagai berikut: ....
f. A Particular Matter, telah disebutkan yaitu pada pasal 2 tentang lingkup Tugas dan
Lingkup Pekerjaan (halaman 4 surat kontrak), walaupun penempatannya salah, karena
seharusnya bagian ini adalah di heading surat perjanjian/kontrak belum masuk ke pasal.
g. A Lawful Cause, yaitu kontrak harus menyebutkan bahwa tidak bertentangan dengan
hukum atau peraturan yang berlaku. Hal ini telah disebutkan yaitu pada pasal 4 (Hlm. 5
surat kontrak), walaupun penempatannya salah, karena seharusnya bagian ini adalah di
heading surat perjanjian/kontrak dan sebaiknya penulisannya dibuat generik (tidak dirinci
berdasarkan hukum/peraturan apa saja) melainkan ditulis sbb: Pelaksanaan pekerjaan
ini diizinkan dan sesuai dengan hukum peraturan perundangan yang berlaku di
Indonesia.
h. Defenisi defenisi (Definitions), penting untuk memasukkan defenisi pada pasal 1 surat
perjanjian yaitu defenisi mengenai hal apa saja yang tertera di kontrak untuk
menghindari konflik perbedaan interpretasi fokus kesepakatan/perjanjian dan
menghindari penggunaan kalimat yang panjang dalam surat perjanjian/kontrak.12 Dalam
hal ini sudah terdapat defenisi dalam surat perjanjian yang dievaluasi yaitu pada Bab I

12
Idem

9
CONTRACT
ANALISIS DAN EVALUASI DOKUMEN KONTRAK/PERJANJIAN
MANAGEMENT

Ketentuan Umum, Pasal 1 Pengertian Istilah (Hlm. 2) surat perjanjian/kontrak antara


Dinas Pelayanan Pajak Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan PT. Mitsubsihi Jaya
Elevator and Escalator.

Dalam contoh surat perjanjian/kontrak ini, kepala surat perjanjian (heading of contract) yang
benar seharusnya dituliskan sebagai berikut:

10
CONTRACT
ANALISIS DAN EVALUASI DOKUMEN KONTRAK/PERJANJIAN
SURAT PERJANJIAN/KONTRAK MANAGEMENT
PEMELIHARAAN LIFT GEDUNG DINAS TEKNIS ABDUL MUIS
ANTARA DINAS PELAYANAN PAJAK PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
DAN PT. MITSUBISHI JAYA ELEVATOR DAN ESCALATOR [TITLE]

Pada hari ini, Senin, 2 Juli 2012 di Jakarta telah dibuat perjanjian oleh dan antara: [DATE]

PIHAK PERTAMA : [COMPARISON/CAPTION]


Dinas Pelayanan Pajak Provinsi DKI Jakarta dalam hal ini diwakili oleh H. Djuli Zulkarnain bertindak seusai
dengan Keputusan Kepala Dinas Pelayanan Pajak Provinsi DKI Jakarta tertanggal 10 Februari 2012 Nomor
410/2012 tentang Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Dinas Pelayanan Pajak Tahun Anggaran 2012,
berkedudukan di Jalan Abdul Muis No. 66 Jakarta Pusat [LAW REGARDING ORGANIZATION]

PIHAK KEDUA : [COMPARISON/CAPTION]


PT. Mitsubishi Jaya Elevator dan Escakator dalam hal ini diwakili oleh F. Christian Teguh Satrya sebagai
Presiden Direktur .
Tempat tanggal lahir : Indonesia, 5 Oktober 1066
Alamat : Gedung Jaya 11th Floor Jalan M.H. Thamrin No. 12 Jakarta Pusat
Nomor Kartu izin tinggal terbatas : 2C21JE8414AK
Dalam hal ini menjabat selaku kuasa PT. Mitsubishi Jaya Elevator dan Escakator yang anggaran dasarnya
tercantum dalam Akta Pendirian Nomor 38 Tanggal 5 Oktober 1996 di Jakarta yang dibuat oleh Sutjipto SH
notaris di Jakarta. [LAW REGARDING LIMITED LIABILITY COMPANY]

Selanjutnya pihak pertama dan pihak kedua secara bersama-sama disebut PARA PIHAK dan masing-masing
disebut dalam kontrak ini.
MENIMBANG BAHWA
[PREMISE-RECITAL OR WHEREAS CLAUSE]
1. Pihak Pertama telah menyelenggarakan pengadaan langsung PEMELIHARAAN LIFT GEDUNG DINAS
TEKNIS ABDUL MUIS;
2. Pihak Kedua telah ditetapkan sebagai pemenang pengadaan langsung PEMELIHARAAN LIFT GEDUNG
DINAS TEKNIS ABDUL MUIS berdasarkan Surat Penunjukkan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) Nomor
365/2012 tanggal 29 Juni 2012 kebutuhan Dinas Pelayanan Pajak Provinsi DKI Jakarta;
3. Perwakilan Pihak Pertama dan Pihak Kedua menyatakan memiliki kewenangan untuk
menandatangani kontrak ini dan yang menandatangani mempunyai kewenangan untuk mengikat
pihak yang diwakili

Maka oleh karena itu, Pihak Pertama dan Pihak Kedua dengan ini sepakat dan setuju untuk membuat
kontrak dengan syarat-syarat dan ketentuan sebagai berikut: [CONSENT]

LINGKUP TUGAS DAN LINGKUP PEKERJAAN : [PARTICULAR MATTER]


Pihak pertama memberikan tugas kepada pihak kedua dan diterima pihak kedua untuk melaksanakan
pekerjaan PEMELIHARAAN LIFT GEDUNG DINAS TEKNIS ABDUL MUIS sebagaimana tercantum dalam :
SKPD :Dinas Pelayanan Pajak Provinsi DKI Jakarta
Kegiatan : Belanja Pemeliharaan Alat-Alat Angkutan Darat Bermotor Lift/Elevator
Rincian Kegiatan : Pemerliharaan Lift Gedung Dinas Teknis Abdul Muis
Nomor Rekening : 5.2.220.05.013
Tahun Anggaran : 2012
Lokasi : Gedung Dinas Teknis Abdul Muis Jl. Abdul Muis No. 66 Jakarta Pusat.

Pelaksanaan pekerjaan ini diizinkan dan sesuai dengan hukum peraturan perundangan yang berlaku di
Indonesia. [A LAWFUL CLAUSE]
PASAL 1
PENGERTIAN ISTILAH [DEFENITIONS]
Dalam surat perjanjian/kontrak ini terkandung beberapa pengertian istilah, diantaranya sebagai berikut:
1. Daerah adalah Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
2. ...dan seterusnya.
11
CONTRACT
ANALISIS DAN EVALUASI DOKUMEN KONTRAK/PERJANJIAN
MANAGEMENT

2. Badan kontrak/perjanjian (The Corpus of The Contract)


Badan kontrak berisi segala hak dan kewajiban pihak-pihak yang membuat
perjanjian/kontrak. Pada surat perjanjian/kontrak antara Dinas Pelayanan Pajak Provinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan PT. Mitsubsihi Jaya Elevator and Escalator sudah
disebutkan apa saja yang menjadi hak dan kewajiban pihak pertama dan kedua dalam pasal-
pasal sebagai berikut :
a. Pasal 6 : Pengendalian Pelaksanaan Pekerjaan;
b. Pasal 7 : Harga Kontrak;
c. Pasal 8 : Beban biaya dan Pajak;
d. Pasal 11 : Cara Pembayaran;
e. Pasal 12 : Serah Terima Pekerjaan ;
f. Pasal 14 : Kerjasama/Subkontraktor;
g. Pasal 15 : Penggunaan Produk Dalam Negeri;
h. Pasal 16 : Upah;
i. Pasal 18 : Hak Paten, Hak Cipta dan Merk;
j. Pasal 19 : Kerahasiaan Dokumen;
k. Pasal 25 : Pengawas Teknis;
l. Pasal 26 : Penanggung Jawab Pelakasana Teknis;
m. Pasal 27 : Pengendali Pelaksanaan Pekerjaan di Lapangan;
n. Pasal 28 : Tenaga Kerja Lapangan;
o. Pasal 29 : Bahan dan Peralatan
p. Pasal 30 : Rencana dan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan.

Hanya saja urutan isi atau corpus dokumen perjanjian/kontrak ini belum berurutan, seperti
dilihat diatas pasal 6, 7, 8 lompat ke 11, 12, lalu lompat ke 14, 15, 6, lalu lompat ke 18, dst
hal ini dikarenakan ada beberapa pasal yang seharusnya masuk pada pasal antisipatif
(Anticipatory Articles) masuk ke bagian Corpus, misalnya padal 9 yaitu tentang Penyesuaian
dan Kompensasi Harga Kontrak seharusnya masuk pada pasal kompensasi di bagian
Anticipatory Article. Sehingga seharusnya urutan point a p diatas berurutan yaitu dari
pasal 6 sampai dengan pasal 21 yang merupakan bagian corpus dari surat
perjanjian/kontrak.

12
CONTRACT
ANALISIS DAN EVALUASI DOKUMEN KONTRAK/PERJANJIAN
MANAGEMENT

3. Pasal Antisipatif (Anticipatory Article)

Hasil analisis dan evaluasi bagian Anticipatory Article pada surat perjanjian/kontrak antara
Dinas Pelayanan Pajak Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan PT. Mitsubsihi Jaya
Elevator and Escalator seharusnya ditulis secara berurut seperti dijelaskan sebagai berikut:

a. Pasal Pelanggaran Terhadap Kontrak/Perjanjian (Breach of Contract) dan Pasal


Notifikasi dan Pengingat (Notification and Reminder), pada surat kontrak/perjanjian ini
telah menyebutkan ketentuan jika ada pelanggaran terhadap kontrak/perjanjian yang
dibuat yaitu tertera pada pasal 20 tentang Sanksi dan Denda dimana dijelaskan juga
mengenai prosedur notifikasi dan pengingat didalamnya. Pasal 20 ayat 1 4 merupakan
isi dari breach of contract yaitu sanksi dan denda terhadap pelanggaran kontrak,
sedangkan point a e pada ayat 1 yang terdiri dari Teguran; Peringatan; Pada Surat
Teguran dan Surat Peringatan akan dinyatakan dengan jelas tentang;
Pencabutan/Pembatalan Surat Perjanjian/Kontrak; Pencabutan Izin Usaha merupakan
point yang menjelaskan notification and reminder secara rinci terhadap segala bentuk
pelanggaran terhadap kontrak/perjanjian.
b. Pasal Kompensasi (Compensation Article), apabila salah satu pihak mengalami kerugian
maka bisa meminta kompensasi pada pihak yang melakukan pelanggaran terhadap
kontrak tersebut atau jika terdapat beberapa penyesuaian dalam penentuan harga
kontrak diakibatkan dari kebijakan atau peraturan Pemerintah serta jika ada resiko
lainnya. Pada surat perjanjian ini, kompensasi diatur dalam:
1) Pasal 9 yaitu tentang Penyesuaian dan Kompensasi Harga Kontrak, yaitu
menjelaskan jika suatu waktu ada perubahan harga yang diakibatkan adanya
eskalasi biaya dan perhitungan penyesuaian biaya harus disesuaikan dengan
peraturan yang berlaku; kenaikan harga barang, peralatan dan upah
merupakan tanggung jawab pihak kedua dan pihak kedua tidak bisa
mengajukan klaim/tuntutan kecuali ada pengumuman dari Pemerintah RI atau
Pemprov Jakarta dalam bidang moneter yang secara resmi menyatakan
tentang kenaikan harga dan diatur dalam ketentuan peraturan perundangan
yang berlaku;
2) Pasal 20 ayat 4 yang menyatakan bahwa Pihak kedua yang melakukan
keterlambatan pelaksanaan (cidera janji) dari jangka waktu yang tercantum
dalam surat perjanjian/kontrak, yang disebabkan karena kesalahan dan

13
CONTRACT
ANALISIS DAN EVALUASI DOKUMEN KONTRAK/PERJANJIAN
MANAGEMENT

kelalaiannya sendiri secara sengaja atau tidak sengaja akan dikenakan sanksi
finansial berupa dengan dengan ketentuan sebagai berikut... dan;
3) Pasal 22 tentang Resiko yaitu resiko pekerjaan jika ada kelalaian dari pihak
kedua sehingga hasil pekerjaan musnah sebelum diserahkan ke pihak pertama
atau terjadi kemacetan dalam ketersediaan alat dan bahan serta adanya
kerugian dari pihak ketiga maka menjadi tanggung jawab pihak kedua.
Pasal yang mengatur kompensasi ini sudah ada di surat perjanjian/kontrak seperti yang
dijelaskan diatas namun, letak penulisannya yang masih belum benar karena masih
masuk di bagian corpus bukan anticipatory articles.
c. Pasal Keadaan Memaksa (Force Majeur), yaitu suatu keadaan/kondisi yang tidak dapat
diantisipasi pada saat penandatanganan kontrak dan pihak-pihak yang mengalami force
majeur dan tidak dapat memenuhi kewajibannya maka tidak bisa diklaim untuk
membayar kompensasi atas kerugian pihak lain.13 Hal ini sudah diatur dalam pasal 17
Keadaan Memaksa (Force Majeur). Hanya saja letaknya masuk ke bagian corpus surat
perjanjian/kontrak seharusnya pasal ini masuk ke bagian pasal antisipatif (anticipatory
articles). Selain itu, dalam hal penulisan, sebaiknya diperbaiki yaitu pada ayat 1 ditulis
sebagai berikut :
Yang dimaksud kedaan kahar/memaksa (force mejeur) dalam perjanjian ini adalah
suatu keadaan yang terjadi diluar kemampuan Pihak Pertama dan Pihak Kedua sehingga
pelaksanaan pekerjaan yang telah ditentukan dalam surat perjanjian/kontrak menjadi
tidak dapat dipenuhi yaitu : Bencana Alam (gempa bumi, tanah longsor, badai dan
banjir), Perang, revolusi, makar, huru hara, pemberontakkan, kerusuhan dan
kekacauan...dst...
Seharusnya ditulis sebagai berikut :
Yang dimaksud kedaan kahar/memaksa (force mejeur) dalam perjanjian ini adalah
suatu keadaan yang terjadi diluar kemampuan Pihak Pertama dan Pihak Kedua sehingga
pelaksanaan pekerjaan yang telah ditentukan dalam surat perjanjian/kontrak menjadi
tidak dapat dipenuhi yaitu termasuk tapi tidak terbatas pada: Bencana Alam (gempa
bumi, tanah longsor, badai dan banjir), Perang, revolusi, makar, huru hara,
pemberontakkan, kerusuhan dan kekacauan...dst... sehingga jika ada hal-hal ini yang
dikategorikan force majeur namun tidak disebutkan dalam pasal tetap bisa diakomodir
juga.

13
idem

14
CONTRACT
ANALISIS DAN EVALUASI DOKUMEN KONTRAK/PERJANJIAN
MANAGEMENT

d. Pilihan Hukum/Hukum yang Diterapkan (Choice of Law/Applicable Law)


Yaitu hukum yang dipilih dan disetujui oleh pihak-pihak yang melakukan
kontrak/perjanjian, bagian ini menjadi sangat penting jika pihak-pihak yang bersepakat
berasal dari luar negara yang berbeda sehingga memiliki sistem hukum yang berbeda.14
Dalam surat kontrak/perjanjian antara Dinas Pelayanan Pajak Provinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta dengan PT. Mitsubsihi Jaya Elevator and Escalator tidak disebutkan
secara generik bahwa perjanjian/kontrak ini berdasarkan pada pada ketentuan hukum
dan peraturan perundangan-undangan yang berlaku di Indonesia, namun pada pasal 4
menyebutkan secara rinci tentang aturan dan hukum yang dijadikan pedoman dalam
pelaksanaan pekerjaan. Seharusnya pilihan hukum yang diterapkan pada bagian
Anticipatory Articles ditulis lebih generik yaitu sebagai berikut : Perjanjian/kontrak ini
dan semua hak dan kewajiban dan semua pertanyaan mengenai validitas dan kinerja
perjanjian ini adalah berdasarkan aturan hukum perundang-undangan yang berlaku di
Indonesia.
e. Pilihan Penyelesaian terhadap Pelanggaran (Choice of Jurisdiction/Settlement of
Dispute), adalah ditentukan institusi mana yang memiliki kompetensi untuk
menyelesaikan permasalahan pelanggaran. Ada 2 institusi yang biasanya digunakan
yaitu: Pengadilan (The Court of Justice) dan Badan Arbitrase Negara Indonesia (BANI)
(Arbitration) jika proses mediasi, musyawarah (Alternative Dispute Resolution) tidak
berhasil.15 Dalam surat perjanjian/kontrak antara perjanjian antara Dinas Pelayanan
Pajak Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan PT. Mitsubsihi Jaya Elevator and
Escalator, hal ini telah disebutkan dalam pasal 23 tentang Penyelesaian dan Tempat
Kedudukan Perselisihan. Hanya saja pada ayat 2 disebutkan bahwa Dalam hal secara
musyawarah yang dilakukan tidak tercapai suatu penyelesaian, maka Pihak Pertama dan
Pihak Kedua setuju bahwa masalahnya akan diputuskan oleh Gubernur dimana apapun
keputusannya adalah mengikat bagi kedua belah pihak. Di dalam teori contract
management seharusnya Gubernur tidak bisa memutuskan suatu perselisihan atau
permalahan yang terjadi antara pihak-pihak yang menjalin perjanjian/kontrak, jadi
seharusnya jika mufakat tidak didapatkan perselisihan yang terjadi langsung dibawa ke
Badan Arbitrase Republik Indonesia (BANI) atau Pengadilan, sehingga seharusnya ayat 2
berbunyi : Dalam hal secara musyawarah yang dilakukan tidak tercapai suatu
penyelesaian, maka Pihak Pertama dan Pihak Kedua setuju bahwa masalahnya akan

14
idem
15
idem

15
CONTRACT
ANALISIS DAN EVALUASI DOKUMEN KONTRAK/PERJANJIAN
MANAGEMENT

dilakukan upaya penyelesaian oleh Badan Arbitrase Republik Indonesia


(BANI)/Pengadilan sampai didapatkan suatu kesepakatan yang dapat diterima oleh
kedua belah pihak. Selain itu, pada ayat 4 disebutkan bahwa Apabila masih juga tidak
dicapai penyelesaiannya, langkah terakhir adalah melalui jalur hukum , yaitu melalui
penyelesaian perselisihan di Pengadilan, dimana segala resiko akibat dari keputusan
pengadilan harus dapat diterima oleh para pihak dalam surat perjanjian/kontrak.
Seharusnya jika perselisihan telah dibawa ke BANI maka tidak bisa diteruskan ke
Pengadilan kecuali jika BANI secara jelas melakukan ketidakadilan pada salah satu pihak
atau terang-terangan melanggar hukum, baru perselisihan yang ada dibawa ke
pengadilan, namun jika BANI sudah memutuskan secara adil dan sesuai hukum yang
berlaku maka kedua pihak yang berselisih harus menggunakan keputusan BANI dan
tidak perlu ke pengadilan lagi.
f. Bahasa (Languange), penggunaan bahasa dalam pembuatan perjanjian/kontrak adalah
penting terutama jika pihak-pihak yang berkerja sama menggunakan bahasa yang
berbeda. Bahasa Inggris digunakan dalam perjanjian transaksional internasional.16
Dalam surat perjanjian/kontrak antara perjanjian antara Dinas Pelayanan Pajak Provinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan PT. Mitsubsihi Jaya Elevator and Escalator tidak
ada pasal yang mengatur mengenai penggunaaan bahasa, hal ini mungkin karena pihak
yang berkerjasama adalah sama-sama berasal dan berdomisili di Indonesia sehingga
tidak perlu ditegaskan/dijelaskan mengenai bahasa yang digunakan. Namun, jika ingin
ditambahkan pasal ini pada bagian pasal-pasal antisipatif (anticipatory articles) maka
isinya bisa berbunyi sebagai berikut : Surat perjanjian/kontrak ini dibuat rangkap dalam
bahasa Inggris dan setiap salinan akan dianggap asli dan masing-masing pihak akan
mempertahankan hal diatas satu perjanjian asli.
g. Durasi (Duration), adalah penjelasan mengenai lamanya perjanjian berlangsung dan
pasal ini juga menentukan masa berlaku surat/perjanjian yang dibuat. Dalam surat
perjanjian/kontrak antara perjanjian antara Dinas Pelayanan Pajak Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta dengan PT. Mitsubsihi Jaya Elevator and Escalator, pasal
mengenai durasi disebutkan dalam pasal 10 tentang Jangka Waktu dan Jenis Kontrak.
Dijelaskan dalam ayat 1 bahwa kontrak ini dilakukan dalam jangka waktu 6 (enam)
bulan terhitung mulai tanggal 2 Juli 2012 (tanggal pembuatan kontrak) sampai dengan
tanggal 31 Desember 2012. Selain itu di ayat 3 juga dijelaskan bahwa Waktu
penyelesaian tersebut dalam ayat 1 pasal ini tidak dapat diubah Pihak Kedua, kecuali

16
idem

16
CONTRACT
ANALISIS DAN EVALUASI DOKUMEN KONTRAK/PERJANJIAN
MANAGEMENT

Pihak Pertama telah memberikan persetujuan tertulis dan diatur di dalam perjanjian
tambahan (adendum) sehingga keterangan mengenai durasi kontrak ini menjadi sangat
jelas. Hanya saja penempatan pasal durasi ini salah yaitu seharusnya setelah pasal yang
mengatur tentang bahasa (language) di bagian anticapatory articles (pasal antisipatif)
bukan di bagian corpus surat perjanjian/kontrak.
h. Penghentian Perjanjian (Termination), adalah dapat terjadi jika: adanya penghentian
oleh salah satu pihak yang membuat kontrak; tidak bisa dijalankan oleh salah satu
pihak; dan habisnya masa berlaku kontrak.17 Pada surat perjanjian/kontrak antara
perjanjian antara Dinas Pelayanan Pajak Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan
PT. Mitsubsihi Jaya Elevator and Escalator, hal ini telah diatur secara rinci dalam pasal
24 tentang Pemutusan Perjanjian/Kontrak.
i. Perubahan Kontrak (Amandments), adalah kondisi perlu dilakukannya perubahan
terhadap kontrak yang sudah dijalankan/berlangsung.18 Pada surat perjanjian/kontrak
antara perjanjian antara Dinas Pelayanan Pajak Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
dengan PT. Mitsubsihi Jaya Elevator and Escalator hal mengenai amandemen ini sudah
diatur dalam pasal 21 tentang Perubahan/Adendum Kontrak dan dijelaskan secara rinci
dan lengkap pada dalam ayat 1 5 pasal tersebut.
j. Keseluruhan Perjanjian (The Entire Agreement), adalah pasal yang berisi untuk
membuat lebih jelas bagi pihak-pihak yang sepakat tulisan yang ada di dalam surat
perjanjian/kontrak adalah bagian dari keseluruhan dari dokumen perjanjian/kontrak
final.19 Pada surat perjanjian/kontrak antara perjanjian antara Dinas Pelayanan Pajak
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan PT. Mitsubsihi Jaya Elevator and
Escalator hal ini dijelaskan dalam pasal 31 di bagian penutup ayat 1 yang berbunyi
Segala sesuatu yang belum diatur dalam surat perjanjian ini atau perubahan-
perubahan yang dipandang perlu oleh kedua belah pihak akan diatur lebih lanjut dalam
surat perjanjian tambahan (adendum) yang nantinya merupakan bagian tidak
terpisahkan dari surat perjanjian/kontrak ini. Hanya saja pasal 31 ayat 1 ini salah
penempatan seharusnya ditempatkan di bagian pasal antisipatif (Anticipatory Articles)
bukan di bagian penutup surat perjanjian/kontrak.
k. Keterpisahan Perjanjian (Severability), adalah kalimat yang berisi penjelasan bahwa
jika ada bagian pasal tertentu menjadi tidak valid atau tidak berlaku dikarenakan suatu

17
Idem
18
idem
19
idem

17
CONTRACT
ANALISIS DAN EVALUASI DOKUMEN KONTRAK/PERJANJIAN
MANAGEMENT

alasan, maka bagian pasal yang lain (sisa semuanya) masih tetap berlaku.20 Dalam surat
perjanjian/kontrak antara perjanjian antara Dinas Pelayanan Pajak Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta dengan PT. Mitsubsihi Jaya Elevator and Escalator hal ini tidak
disebutkan, tidak ada pasal yang menerangkan severability dalam perjanjian/kontrak
ini. Seharusnya pasal ini ada dan dituliskan setelah pasal the entire agreement
(keseluruhan perjanjian) dan bisa dinyatakan/dituliskan sebagai berikut: Jika terdapat
ketentuan yang invalid di dalam surat perjanjian untuk beberapa alasan, maka
ketentuan ini harus diperbaiki dan dipisahkan dari keseluruhan isi perjanjian/kontrak.
Sisa isi perjanjian atau isi lainnya akan tetap valid/berlaku dan ketentuan yang invalid
adalah bukan bagian dari isi perjanjian ini.
4. Bagian Penutup (Closing Provision of The Contract)
Pada bagian ini termasuk informasi tentang apa saja yang termasuk dalam dokumen kontrak
dan penandatangangan kontrak.21 Dalam surat perjanjian/kontrak antara perjanjian antara
Dinas Pelayanan Pajak Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan PT. Mitsubsihi Jaya
Elevator and Escalator hal ini dijelaskan dan dituliskan dengan benar dalam pasal 31 Penutup
ayat 2 yang berisi Surat Perjanjian/kontrak ini dibuat dalam rangkap 6, 2 diantaranya asli
bermaterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum yang sama, masing-masing untuk pihak
pertama dan pihak kedua serta pihak-pihak lain yang berkepentingan yang berkaitan dengan
pekerjaan ini. Lalu disebutkan dalam ayat 3 Surat perjanjian/kontrak ini ditandatangani
oleh kedua belah pihak di Jakarta pada hari dan tanggal tersebut diatas dan dinyatakan
berlaku sejak tanggal penandatanganan. Lalu dilakukan penandatanganan oleh pihak
Sekretaris Dinas Pelayanan Pajak Provinsi DKI Jakarta yang diwakili oleh Pak H. Djuli
Zulkarnain (disertai informasi NIP) sebagai Pejabat Pembuat Komitmen dan Pihak PT.
Mitsubishi Jaya Elevator dan Escalator yang diwakili oleh Bapak F. Christian Teguh Satrya
selaku Presiden Direktur PT. Mitsubishi Jaya Elevator dan Escalator (dibubuhi materai) dan
mengetahui Kepala Dinas Pelayanan Pajak Provinsi DKI Jakarta, bapak H. Iwan Setiawandi
(disertai informasi NIP).

Penggunaan materai pada surat perjanjian/kontrak ini adalah bukan sebagai syarat sah-nya
suatu dokumen kontrak/perjanjian melainkan dimaksudkan bentuk pembayaran pajak ke
negara selain itu surat perjanjian/kontrak yang dibuat dengan tujuan agar dapat dijadikan
bukti di pengadilan jika ada masalah dikemudian hari maka harus dibubuhi materai (Pasal 2

20
Idem
21
idem

18
CONTRACT
ANALISIS DAN EVALUASI DOKUMEN KONTRAK/PERJANJIAN
MANAGEMENT

UU No. 13 Tahun 1985 tentang Materai). Demikianlah maka sebaiknya pembubuhan materai
di surat perjanjian/kontrak dilakukan.

IV. PENUTUP
Demikianlah hasil analisis dan evaluasi dari salah satu contoh surat perjanjian/kontrak antara dua
pihak. Segala pembahasan diatas berdasarkan pada teori validitas dan anatomi penyusunan surat
perjanjian/kontrak serta buku ketiga KUH Perdata Republik Indonesia. Semoga paper ini dapat
menjadi masukan dalam proses penyusunan dokumen perjanjian/kontrak yang lain dan berguna
untuk keilmuan.

19
CONTRACT
ANALISIS DAN EVALUASI DOKUMEN KONTRAK/PERJANJIAN
MANAGEMENT

DAFTAR PUSTAKA

1. Surat Perjanjian/Kontrak Pemeliharaan Gedung Dinas Teknis Abdul Muis No. 1544/076.35
Tanggal 2 Juli 2012;
2. Buku Ketiga KUH Perdata Republik Indonesia;
3. www.hukumonline.com, Perancangan dan Analisis Kontrak Bisnis yang Sah dan
Berkepastian Hukum, 2011;
4. Sugiastuti, Natasya Yunita, Validity of Contract, from The Point of View of the Indonesian
Contract Law Bahan ajar Contract Management, Trisakti International Business School,
2013.

20

Anda mungkin juga menyukai