ii
1 PENDAHULUAN
1.1 TUJUAN UMUM
Pelaksanaan
Serah Terima
Kontrak Pengadaan
Pekerjaan
Barang/Jasa
Berdasarkan gambar di atas, buku informasi ini akan membahas 2(dua) tahapan yang
terdapat pada siklus tersebut, yaitu tahapan Pelakaksanaan Kontrak Pengadaan
Barang/Jasa dan Serah Terima Pekerjaan. Dimana kedua tahapan tersebut akan
diuraikan kedalam beberapa bab yang terdapat pada buku informasi Pengelolaan
• Bab 1. Pendahuluan, yang mejelaskan tentang Tujuan Umum dan Tujuan Khusus
pembelajaran, serta Gambaran Umum dari materi yang akan dibahas.
• Bab 4. Serah Terima Pekerjaan, yang menjelaskan tentang hal-hal yang perlu
dilaksanakan terkait serah terima pekerjaan yang meliputi : Persiapan Serah
Terima Pekerjaan dan Berita Acara Serah Terima.
Khusus pada pengadaan pekerjaan konstruksi dan jasa konsultansi konstruksi, sebelum
Pejabat Penandatangan Kontrak menyampaikan SPPBJ, Calon Penyedia akan diundang
untuk menghadiri Rapat Persiapan Penunjukan Penyedia. Rapat ini diadakan untuk
memastikan Calon Penyedia memenuhi hal-hal sebagai berikut :
a. Keberlakuan data isian kualifikasi;
b. bukti sertifikat kompetensi personel manajerial;
c. perubahan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan dikarenakan jadwal pelaksanaan
pekerjaan yang ditetapkan sebelumnya akan melewati batas tahun anggaran;
d. melakukan sertifikasi bagi operator, teknisi atau analis yang belum bersertifikat
pada saat pelaksanaan pekerjaan; dan
e. pelaksanaan alih pengalaman/keahlian bidang konstruksi melalui sistem kerja
praktik/magang, paling sedikit pembahasan terkait jumlah peserta, durasi
pelaksanaan, dan jenis keahlian.
Pihak yang berwenang menandatangani Kontrak atas nama Penyedia adalah Direktur
Utama/Pimpinan Perusahaan/Pengurus Koperasi yang disebutkan namanya dalam
Akta Pendirian/Anggaran Dasar, yang telah didaftarkan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan atau Penyedia perorangan. Selain pihak yang disebut di atas,
pihak lain yang dapat menandatangani Kontrak adalah pihak yang mendapat kuasa
atau pendelegasian wewenang yang sah dari Direktur Utama/Pimpinan
Perusahaan/Pengurus Koperasi atau pihak yang sah berdasarkan Akta
Pendirian/Anggaran Dasar untuk menandatangani Kontrak sepanjang pihak lain
tersebut merupakan pengurus/karyawan perusahaan/karyawan koperasi yang
berstatus sebagai tenaga kerja tetap.
Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) adalah surat perintah dari Pejabat Penandatangan
Kontrak kepada Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya/Jasa Konsultansi untuk
segera memulai pelaksanaan pekerjaan sesuai Kontrak. SPMK diterbitkan selambat-
lambatnya 14 (empat belas) hari kerja setelah tandatangan Kontrak atau 14 (empat
belas) hari kerja sejak penyerahan lokasi pekerjaan. Dalam SPMK dicantumkan seluruh
lingkup pekerjaan dan tanggal mulai kerja yang merupakan waktu dimulainya
pelaksanaan pekerjaan sesuai Kontrak.
Surat Perintah Pengiriman (SPP) adalah surat perintah tertulis dari Pejabat
Penandatangan Kontrak kepada Penyedia Barang untuk mulai melaksanakan pekerjaan
penyediaan barang sesuai Kontrak. Pejabat Penandatangan Kontrak menerbitkan SPP
selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal penandatanganan
Kontrak. SPP harus sudah disetujui/ditandatangani oleh Penyedia sesuai dengan yang
dipersyaratkan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal penerbitan SPP.
Tanggal penandatanganan SPP oleh Penyedia ditetapkan sebagai tanggal awal
perhitungan waktu pelaksanaan pekerjaan sampai dengan serah terima Barang. Untuk
pekerjaan yang pengiriman barangnya dijadwalkan tidak dilaksanakan sekaligus tetapi
secara berkala/bertahap sesuai rencana kebutuhan, harus dinyatakan dalam Kontrak.
Selain SPMK dan SPP, pada pengadaan barang/jasa tertentu dimana Penandatangan
Kontrak perlu menyerahkan lokasi untuk dikuasai oleh Penyedia, maka Pejabat
Penandatangan Kontrak dan Penyedia melakukan serah terima lokasi yang
dituangakan dalam Berita Acara Penyerahan Lokasi. Dimana sejak
diserahterimakannya lokasi tersebut kepada Penyedia, maka Penyedia
bertanggungjawab atas lokasi tersebut dan berhak menggunakannya dalam rangka
Mengacu pada norma yang berlaku dalam sistem manajemen mutu, dalam
pelaksanaan kontrak pengadaan barang/jasa terdapat 2 (dua) aspek yang harus
dipenuhi, yaitu : aspek penjaminan mutu (quality assurance) dan pengendalian mutu
pekerjaan dan hasil pekerjaan (quality control). Agar pelaksanaan sistem manajemen
mutu pada pelaksanaan kontrak pengadaan barang/jasa berlangsung dengan baik,
maka penyedia barang/jasa perlu untuk menyusun dokumen Program Mutu/Rencana
Mutu. Tujuan dari penyusunan dokumen tersebut adalah untuk memberikan
gambaran kepada Pejabat Penandatangan Kontrak bagaimana pekerjaan akan
dilaksanakan sehingga dapat meyakinkan bagi Pejabat Penandatangan Kontrak bahwa
hasil pekerjaan yang dilaksanakan akan sesuai dengan kontrak pengadaan barang/jasa.
Penyedia barang/jasa sebagai pihak yang berperan dalam kegiatan pengendalian mutu,
memiliki tugas untuk menyusun jadwal rencana pelaksanaan pekerjaan secara rinci.
Terdapat beberapa metode penyusunan jadwal rencana pelaksanaan yang umum
digunakan pada kontrak pengadaan barang/jasa, diantaranya adalah :
Berikut ini adalah salah satu contoh Diagram Batang untuk suatu pekerjaan jasa
konsultansi :
1. Studi Literatur
2. Pengumpulan Bahan
dan Data.
3. Identifikasi Masalah
4. Laporan Pendahuluan
5. Penyusunan Rancangan
Rekomendasi
Penyempurnaan
Rancangan
Rekomendasi
7. Laporan Akhir
D (6)
E (3)
C (3) 8 H (4)
4
11
Keterangan :
EETi ES EF EETj
I J LETj
LETi
LS LF
• EET : Earliest Event
Time
• LET : Latest Event Time
• ES : Earliest Start
A 1–3 4
B 1–2 5
C 1–4 3
D 2–3 6
E 2–4 3
F 3–6 2
G 2–5 6
H 4–6 4
I 5–6 14
Ciri-ciri dari aktifitas yang masuk dalam lintasan kritis adalah sebagai
berikut :
Istilah-istilah terkait :
Berikut ini contoh Diagram Vektor yang digunakan pada pengadaan dan distribusi
pupuk sebanyak 10.000 Kg, dimana pengadaan dan distribusi dilakukan sesuai
kebutuhan, yaitu selama bulan Maret sebesar 2000 Kg, selama bulan April sebesar
2.000
1.500
Volume (Kg)
1.000
500
-
Maret April Mei Juni Juli
4. Kurva S.
Selain Diagram Batang dan Diagram Jaringan Kerja, metode lain yang umum
digunakan untuk penyusunan jadwal rencana pekerjaan adalah dengan Kurva S (S
– Curve). Nama dari metode ini menggambarkan bahwa jadwal rencana pekerjaan
bentuknya akan menyerupai huruf S. Atau sebagian orang menyebutnya
menyerupai bentuk kursi malas. Meskipun pada kenyataannya akan dapat ditemui
pekerjaan-pekerjaan yang jadwal pekerjaannya menyerupai bentuk huruf S yang
tidak sempurna. Hal ini akibat dari karakter setiap pekerjaan dapat berbeda-beda.
Kelebihan metode ini adalah, selain dapat memberikan informasi tentang jadwal
rencana dan jadwal aktual dari suatu pekerjaan, juga dapat memberikan informasi
tentang rencana biaya dan realisasi biaya. Sedangkan kelemahan dari penggunaan
metode ini terletak pada tidak tersedianya informasi tentang hubungan antar
aktifitas yang satu dengan yang lain dalam rangka penyelesaian pekerjaan. Selain
itu, mengingat bahwa penggunaan metode ini umumnya dikaitkan dengan biaya
Selain jadwal pelaksanaan pekerjaan yang bersifat umum seperti telah diuraikan di
atas, pada beberapa pekerjaan penyedia barang/jasa juga perlu menyusun
beberapa jadwal lainnya, yaitu :
Berikut ini contoh daftar/formulir pengujian kualitas yang disusun oleh penyedia
barang/jasa untuk pekerjaan Timbunan Tanah pada suatu pekerjaan konstruksi
jalan :
Rencana pengendalian biaya yang dilakukan oleh penyedia barang/jasa adalah dengan
menyusun Rencana Arus Kas. Rencana Arus Kas yang disusun harus sesuai dengan
standar keuangan yang berlaku. Dengan adanya Rencana Arus Kas maka penyedia
barang/jasa dapat lebih mudah untuk melakukan pengendalian biaya pelaksanaan
pekerjaan.
Pengawas Pekerjaan
Direksi Teknis atau Konsultan Pengawas,
menyampaikan struktur organisasinya
serta tugas dan tanggung jawab secara
umum dari masing – masing pihak.
5. Hasil rapat persiapan pelaksanaan kontrak dituangkan dalam Berita Acara Rapat
Persiapan Pelaksanaan Kontrak;
6. Apabila diperlukan perubahan kontrak, maka diterbitkan adendum kontrak.
Mulai
• Jadwal • Jadwal
• Biaya • Biaya
• Kualitas • Kualitas
Tidak Sesuai?
Tindakan
Koreksi Ya
Selesai
Dalam menyusun jadwal aktual pelaksanaan pekerjaan, terdapat beberapa hal yang
penting untuk dicantumkan, diantaranya adalah :
Rencana
1. Studi Literatur
Aktual
Rencana
Pengumpulan
2.
Bahan dan Data. Aktual
Rencana
Identifikasi
3.
Masalah Aktual
Rencana
Laporan
4.
Pendahuluan Aktual
Penyusunan Rencana
5. Rancangan
Rekomendasi Aktual
Rencana
6. Laporan Antara
Aktual
Penyempurnaan Rencana
7. Rancangan
Rekomendasi Aktual
Rencana
8. Laporan Akhir
Aktual
A (4) 11 F (2)
3
13
D (6)
E (5)/(3)
C (3) 10 H (4)
4
11
Keterangan :
EETi ES EF EETj
I J LETj
LETi
LS LF
• EET : Earliest
Event Time
• LET : Latest Event
Time
Berikut ini contoh Diagram Vektor dengan jadwal rencana dan aktual pelaksanaan
yang digunakan pada pengadaan dan distribusi pupuk sebanyak 10.000 Kg, dimana
pengadaan dan distribusi dilakukan sesuai rencana kebutuhan, yaitu selama bulan
Maret sebesar 2000 Kg, selama bulan April sebesar 2500 Kg, selama bulan Mei
sebesar 1500 Kg, selama bulan Juni sebesar 2500 Kg, dan selama bulan Juli sebesar
1500 Kg :
2.000
1.500
Volume (Kg)
Rencana
1.000
Aktual500
-
Maret April Mei Juni Juli
Diagram Vektor yang menyajikan jadwal rencana dan jadwal aktual pelaksanaan di
atas disusun setelah akhir bulan Mei pada periode pelaksanaan pekerjaan. Dari
Diagram Vektor tersebut terlihat bahwa pada bulan Maret, pengadaan dan
distribusi pupuk dilaksanakan sesuai rencana. Pada bulan April, pengadaan dan
distribusi pupuk dilaksanakan lebih kecil dari rencana. Sedangkan pada bulan Mei,
pengadaan dan distribusi pupuk lebih besar dari rencana.
4. Kurva S
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa penyusunan jadwal rencana pekerjaan
dengan metode Kurva S dapat dilakukan dengan :
Untuk sumbu X : menampilkan satuan waktu rencana pelaksanaan pekerjaan.
Satuan waktu yang umum digunakan adalah hari, minggu, atau bulan.
Untuk sumbu Y : menampilkan bobot kumulatif rencana pelaksanaan, yang
diperoleh dengan menghitung volume rencana dan biaya rencana setiap
aktifitas, lalu ditetapkan bobotnya dalam persentase kumulatif biaya.
Selanjutnya, koordinat (X,Y) untuk setiap satuan waktu dan aktifitas diplot ke
dalam suatu grafik. Titik-titik koordinat ini kemudian dihubungkan oleh suatu
kurva dan akan berbentuk menyerupai huruf S. Maka selanjutnya pada kegiatan
monitoring jadwal pelaksanaan pekerjaan, selain dicantumkan jadwal rencana
Berikut ini contoh Kurva S dengan jadwal rencana dan jadwal aktual pelaksanaan
pada suatu pekerjaan konstruksi :
Dari jadwal pelaksanaan yang disusun dengan metode Kurva S ini dapat diketahui
bahwa status tanggal penyusunan jadwal aktual pelaksanaan dilakukan setelah
akhir minggu kesembilan pada periode pelaksanaan pekerjaan. Kurva berwarna
biru pada jadwal pelaksanaan tersebut merupakan kurva yang menggambarkan
jadwal rencana pelaksanaan. Sedangkan kurva yang berwarna merah merupakan
kurva yang menggambarkan jadwal aktual pelaksanaan. Dalam hal kurva jadwal
aktual pelaksanaan berada di bawah kurva rencana pelaksanaan, maka hal
Selain jadwal pelaksanaan secara umum, penyedia barang/jasa juga perlu melakukan
pemutakhiran data terhadap :
a. Jadwal Peralatan;
b. Jadwal Personil;
c. Jadwal Material; dan
d. Jadwal Pengujian.
Sehingga jadwal-jadwal di atas akan mencakup jadwal rencana dan jadwal aktual
pelaksanaan selama periode pengumpulan data aktual yang dilakukan.
Selain keterlambatan pekerjaan, maka hal lain yang mungkin terjadi adalah pekerjaan
secara aktual dilaksanakan lebih cepat dari rencana pelaksanaan. Kondisi pekerjaan
yang secara aktual dilaksanakan lebih cepat dari rencana pelaksanaan, tidak selalu
berarti lebih baik. Pada pekerjaan-pekerjaan tertentu, waktu penyelesaian yang tepat
waktu lebih dibutuhkan daripada waktu penyelesaian pekerjaan yang lebih cepat. Hal
ini biasanya terdapat pada pekerjaan yang terkait dengan pekerjaan lanjutan. Dalam
hal pekerjaan yang mendahului selesai lebih cepat dari jadwal, sedangkan pekerjaan
lanjutan yang akan dilaksanakan belum dapat dilaksanakan, maka mungkin hal
tersebut tidak diinginkan oleh pemilik pekerjaan. Misalnya pada suatu pekerjaan
pengadaan barang, dimana membutuhkan gudang atau jasa pengelola gudang sebagai
pekerjaan lanjutan. Ketika barang dikirim lebih cepat dari rencana, maka dapat
mengakibatkan barang tersebut ditangani dengan cara yang tidak tepat. Dengan
demikian maka pekerjaan yang secara aktual dilaksanakan lebih cepat, juga dapat
dinyatakan sebagai penyimpangan.
Pengujian itu sendiri perlu disesuaikan dengan karakteristik jenis pekerjaan pengadaan
barang/jasa yang dilaksanakan. Matriks berikut dapat memberikan gambaran tentang
pada tahapan mana pengujian perlu dilakukan oleh penyedia barang/jasa :
2. Tenaga Kerja √ X X X
3. Peralatan √ √ √ N/A
Metode
4. Pelaksanaan / √ √ √ X
Proses Produksi
Kemasan /
5. √ N/A N/A N/A
Pengiriman
Bangunan /
6. N/A √ N/A N/A
Konstruksi lainnya
Keterangan :
Berdasarkan pengujian maka dapat diketahu ada atau tidaknya penyimpangan kualitas
dalam pelaksanaan pekerjaan. Penyimpanyan kualitas dapat berupa :
Kualitas material/bahan;
Dalam hal ditemui adanya penyimpangan kualitas pada pelaksanaan pekerjaan, maka
penanganan yang dapat dilakukan penyedia barang/jasa segera melakukan perbaikan.
Perbaikan yang dimaksud dalam hal ini dapat berupa :
(1) Perbaikan kegiatan pengendalian mutu yang dilaksanakan penyedia barang/jasa.
(2) Penggantian material/bahan yang tidak sesuai.
(3) Penggantian tenaga kerja yang tidak memenuhi kualifikasi.
(4) Penggantian metode pelaksanaan.
(5) Perbaikan proses produksi.
(6) Penggantian metode pengemasan/pengiriman.
(7) Perbaikan atau penggantian bagian pekerjaan konstruksi yang tidak sesuai.
(8) Perbaikan hasil studi/analisis.
(9) Perbaikan atau penggantian barang.
(10) Perbaikan tingkat layanan.
Berdasarkan hasil perbandingan rencana arus kas dengan realisasi arus kas, dapat
diketahui ada atau tidaknya penyimpangan. Penyimpangan pada arus kas umumnya
ditandai dengan terdapatnya kondisi negatif pada arus kas tersebut. Beberapa
kemungkinan yang menjadi penyebab terjadinya penyimpangan arus kas tersebut
adalah :
(1) Nilai pemasukan dan pengeluaran uang tidak sesuai dengan yang direncanakan.
(2) Waktu pemasukan dan pengeluaran uang tidak sesuai dengan yang direncanakan.
Bilamana terdapat penyimpangan maka penyedia barang/jasa dapat melakukan upaya
sebagai berikut :
(1) Meminta Pejabat Penandatangan Kontrak melaksanakan prosedur pembayaran
yang telah disepakati dalam dokumen kontrak pengadaan barang/jasa.
(2) Melakukan revisi Rencana Arus Kas.
Biaya
Kualitas Waktu
Mengingat bahwa keterkaitan aspek yang satu dengan yang lain, maka pada
pengendalian pelaksanaan pekerjaan perlu dilakukan analisis secara terintegrasi. Salah
satu metode yang digunakan agar dapat dilakukan untuk analisis secara terintegrasi
adalah Metode Nilai Hasil (Earned Value Method). Penjelasan lebih lengkap tentang
metode ini dapat dilihat pada bagian Lampiran buku informasi ini.
Dokumen Keterangan
SPPBJ
SPMK
BA Pemeriksaan Bersama
Surat Persetujuan UM
Dokumen Keterangan
SK Panitia Peneliti
Dokumen Keterangan
Dokumen Keterangan
Dokumen Keterangan
Pelaksanaan penyerahan hasil pekerjaan 100% (seratus persen) dari Penyedia kepada
Pejabat Penandatangan Kontrak sampai dengan serah terima hasil pekerjaan kepada
PA/KPA dijelaskan dalam bagan alur berikut:
6. Adendum Kontrak (bila ada). up data quantity). (SPP) yang pernah diterbitkan.
4. Notulensi rapat-rapat.
5. Jastifikasi Teknis.
6. Dokumen lainnya.
Selain dilakukan pengujian terhadap hasil pekerjaan, penyedia barang/jasa juga perlu
untuk menyiapkan bilamana perlu dilakukan uji coba. Uji coba dimaksudkan untuk
memastikan bahwa hasil pekerjaan barang/jasa telah dapat berfungsi atau beroperasi
sesuai dengan yang ditetapkan pada Spesifikasi Teknis atau Kerangka Acuan Kerja
(KAK). Pelaksanaan uji coba umumnya diperlukan kondisi yang sama dengan kondisi
dimana barang/jasa nantinya akan digunakan oleh pengguna barang/jasa. Sehingga
dalam pelaksanaan uji coba penyedia barang/jasa mungkin perlu melakukan rekayasa
terhadap berbagai hal agar menyerupai kondisi ketika barang/jasa tersebut
dioperasikan.
Sebagai catatan, meskipun telah dilakukannya serah terima hasil pekerjaan dari pihak
Penyedia Barang/Jasa kepada pihak Pejabat Penandatangan Kontrak, pihak Penyedia
Barang/Jasa masih harus bertanggungjawab apabila berdasarkan hasil audit yang
dilakukan oleh Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) atau Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) ternyata ditemukan adanya kewajiban pihak Penyedia Barang/Jasa
yang belum terpenuhi. Kewajiban pihak Penyedia Barang/Jasa yang belum terpenuhi
misalnya : kekurangan volume/kuantitas pekerjaan, spesifikasi barang/jasa tidak
sesuai, dan penyelesaian pekerjaan yang dilakukan setelah dilakukannya serah terima.
Metode Nilai Hasil (Earned Value Methode) bertujuan untuk memastikan pelaksanaan
pekerjaan secara aktual telah dilakukan secara efisien, sehingga tidak akan mengalami
permasalahan keuangan untuk penyelesaian pekerjaan. Metode Nilai Hasil pada
dasarnya mengintegrasikan antara kegiatan pengendalian biaya dan pengendalian
waktu. Dimana pada metode konvensional, kegiatan pengendalian biaya dan
pengendalian waktu dilakukan secara terpisah.
Pada metode ini terdapat tiga dimensi sebagai parameter analisis yaitu :
(1) Planned Value (PV), yaitu nilai biaya (berdasarkan kontrak) yang direncanakan
untuk pekerjaan pada periode tertentu saat dilakukannya analisis. Pada beberapa
referensi lain, istilah Planned Value (PV) identik dengan BCWS (Budgeted Cost of
Work Scheduled).
(2) Earned Value (EV), yaitu nilai biaya (berdasarkan kontrak) untuk pekerjaan yang
telah dilaksanakan pada periode tertentu saat dilakukannya analisis. Nilai Earned
Value (EV) akan setara dengan kemajuan pekerjaan yang telah selesai
dilaksanakan (percent complete) pada periode tertentu saat dilakukannya
analisis. Pada beberapa referensi lain, istilah Earned Value (EV) identik dengan
BCWP (Budgeted Cost of Work Performance).
(3) Actual Cost (AC), yaitu nilai biaya (berdasarkan laporan akuntansi) yang secara
nyata (riil) digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan yang telah dilaksanakan pada
SV = EV – PV
CV = EV – AC
SPI = _EV_
PV
CPI = _EV_
AC
Berikut ini contoh grafik suatu pekerjaan yang dilakukan analisis dengan Metode Nilai
Hasil (Earned Value) pada bulan kelima dari masa pelaksanaannya :
Maret
Januari
Pebruari
April
Mei
Juni
Juli
September
Oktober
Nopember
Desember
Agustus
Bulan
Dari grafik tersebut, diperoleh data yang dapat digunakan untuk analisis dengan
Metode Nilai Hasil adalah sebagai berikut :
• Budgeted at Cost = Rp. 20.000.000.000,- (sama dengan nilai kontrak).
• Planned Value (PV) = Rp. 9.200.000.000,-
• Earned Value (EV) = Rp. 10.000.000.000,-
• Actual Cost (AC) = Rp. 7.800.000.000,-
SV = EV – PV
Dapat disimpulkan bahwa pekerjaan dilaksanakan lebih cepat dari jadwal rencana.
CV = EV – AC