Anda di halaman 1dari 59

MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI

KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

KATA PENGANTAR

Aset KJK sebagian besar tertanam pada aset dalam bentuk pinjaman, maka untuk
menjaga kehati-hatian KJK dalam menyalurkan pinjamannya dari hal-hal yang tidak
diinginkan, KJK perlu melakukan perjanjian (kontrak) pinjaman/pembiayaan dan
pengikatan agunan. Dalam kaitan ini Sumber Daya Manusia (SDM) pengelola KJK
dituntut untuk mampu dan kompeten dalam melakukan kontrak
pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan, dalam rangka menjaga dan
mengembangkan agar KJK dapat dipercaya oleh masyarakat.

Perjanjian pinjaman sangat penting dalam pengelolaan pinjaman, karena Perjanjian


pinjaman memiliki fungsi-fungsi antara lain :
a) Perjanjian pinjaman memiliki fungsi sebagai perjanjian pokok yang merupakan
sesuatu yang menentukan batal atau tidak batalnya perjanjian lain yang
mengikutinya (accessoir) seperti perjanjian pengikatan agunan.
b) Perjanjian pinjaman memiliki fungsi sebagai alat bukti mengenai batasan-batasan
hak dan kewajiban di antara KJK dan peminjam.
c) Perjanjian pinjaman memiliki fungsi sebagai alat melakukan monitoring,
pembinaan dan pengawasan pinjaman.

Dengan mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu meningkatkan dan


menguasai pengetahuan, ketrampilan dan sikap dalam melakukan kontrak
pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan; disisi lain peserta mampu
mengembangkan kompetensi kerja individu antara lain melakukan kontrak pinjaman/
pembiayaan dan pengikatan agunan.

Jakarta, 12 Januari 2015

Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 1 dari 59


Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................1
Daftar Isi....................................................................................................................2
Standar Kompetensi.................................................................................................3
Pendahuluan.............................................................................................................5
a. Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Pengikatan Agunan....................................5
b. Pengertian dalam Kontrak Pinjaman dan Pengikatan Agunan............................6

Bab. I. Merencanakan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan. .8


1.1. Sarana Pendukung Untuk Pelaksanaan Kontrak Pinjaman/
Pembiayaan dan Pengikatan Agunan ...............................................8
1.2. Jadual Pelaksanaan Kontrak Pinjaman/ Pembiayaan dan
Pengikatan Agunan ..........................................................................10
1.3.Draft Dokumen Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Pengikatan
Agunan .............................................................................................11
1.4. Konfirmasi Pelaksanaan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan
Pengikatan Agunan...........................................................................25
1.5. Undangan Kepada Para Pihak Secara Resmi.................................25

Bab.II. Melaksanakan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan Dan Pengikatan Agunan


...................................................................................................................27
2.1 Penjelasan Draft Dokumen Kontrak Pinjaman/Pembiayaan Dan
Pengikatan Agunan Kepada Para Pihak..........................................27
2.2 Penandatangan Dokumen Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan
Pengikatan Agunan...........................................................................43
2.3 Pengarsipan Berkas Dokumen Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan
Pengikatan Agunan ..........................................................................47
2.4 Evaluasi Hasil Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan
Pengikatan Agunan ..........................................................................49

Bab.III. Melaporkan Hasil Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan Dan


Pengikatan Agunan...................................................................................55
3.1 Format Laporan. ..............................................................................55
3.2 Laporan Kegiatan Melakukan Kontrak Pinjaman/ Pembiayaan dan
Pengikatan Agunan...........................................................................55

Sumber-sumber Kepustakaan (Buku Informasi)....................................................59

Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 2 dari 59


Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

Standar Kompetensi

Judul Unit : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Pengikatan


Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Kode Unit : KJK.SP02.014.01
Deskripsi Unit : Unit ini berhubungan dengan keterampilan, pengetahuan dan
sikap kerja yang dibutuhkan dalam melakukan kontrak
pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan pada Koperasi
Jasa Keuangan.
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1 Merencanakan kontrak 1.1. Sarana pendukung untuk pelaksanaan
pinjaman/pembiayaan dan kontrak pinjaman/ pembiayaan dan
pengikatan agunan pengikatan agunan disiapkan.
1.2. Jadual pelaksanaan kontrak pinjaman/
pembiayaan dan pengikatan agunan
disusun.
1.3. Draft dokumen kontrak dan pengikatan
agunan dirumuskan.
1.4. Pelaksanaan kontrak dan pengikatan
dikonfirmasikan kepada para pihak.
1.5. Para pihak diundang secara resmi.
2 Melaksanakan Kontrak 2.1 Draft dokumen kontrak dan pengikatan
pinjaman/pembiayaan dijelaskan kepada para pihak
dan pengikatan agunan 2.2 Penandatangan dokumen kontrak dan
pengikatan dilakukan oleh para pihak.
2.3 Berkas dokumen kontrak dan pengikatan
agunan diarsipkan.
2.4 Hasil kontrak dan pengikatan agunan
dievaluasi.
3. Melaporkan hasil 3.1 Format laporan disiapkan.
melakukan kontrak 3.2 Laporan kegiatan melakukan kontrak
pinjaman/pembiayaan dan pinjaman/ pembiayaan dan pengikatan
pengikatan agunan agunan.

BATASAN VARIABEL :

3 Kontek variabel :
Unit ini berlaku untuk merencanakan, melaksanakan dan melaporkan hasil
pelaksanaan kontrak pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan, yang digunakan
untuk melakukan kontrak pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan pada
Koperasi Jasa Keuangan

4 Perlengkapan untuk melakukan kontrak pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan


pada Koperasi Jasa Keuangan, mencakup :
2.1 Dokumen kontrak pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan
Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 3 dari 59
Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

2.2 Meterai.
2.3 Stempel Koperasi Jasa Keuangan.
2.4 Alat tulis kantor .
3. Tugas pekerjaan untuk melakukan kontrak pinjaman/pembiayaan dan pengikatan
agunan pada Koperasi Jasa Keuangan meliputi :
3.1 Merencanakan kontrak pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan.
3.2 Melaksanakan kontrak pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan.
3.3 Melaporkan hasil melakukan kontrak pinjaman/pembiayaan dan pengikatan
agunan.

4. Peraturan untuk melakukan kontrak pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan


pada Koperasi Jasa Keuangan adalah :
4.1 Undang-undang nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.
4.2 PP. Nomor 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam
oleh Koperasi.
4.3 Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan ketentuan khusus lain yang
berlaku di masing-masing Koperasi Jasa Keuangan.
4.4 Standar Oprasional Prosedur (SOP).
.
PANDUAN PENILAIAN :
1. Penjelasan prosedur penilaian :
Alat, bahan dan tempat penilaian serta unit kompetensi yang harus dikuasai
sebelumnya yang mungkin diperlukan sebelum menguasai unit kompetensi ini
dengan unit-unit kompetensi yang terkait :
1.1. KJK.SP02.010.01 : Melakukan Penilaian Kelayakan Usaha

2. Kondisi penilaian :
2.1. Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh
atas tercapainya kompetensi tersebut yang terkait dengan perencanaaan,
pelaksanaan dan pelaporan hasil pelaksanaan kontrak dan pengikatan agunan.
2.2. Penilaian dapat dilakukan dengan cara : lisan, tertulis, demonstrasi/ praktek,
dan simulasi di workshop dan atau di tempat kerja.

3. Pengetahuan yang dibutuhkan :


Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini sebagai berikut:
3.1 Peraturan dan ketentuan simpan pinjam.
3.2 Hukum perdata.
3.3 Manajemen simpan pinjam.
3.4 Interpersonal skill.

4. Keterampilan yang dibutuhkan :


Keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini sebagai berikut :
4.1 Menyusun draft kontrak pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan.
4.2 Melakukan interpersonal
4.3 Menyusun laporan

5. Aspek kritis :
Aspek kritis yang merupakan kondisi kerja untuk diperhatikan dalam mendukung unit
kompetensi ini, sebagai berikut :
5.1. Perbedaan persepsi pada isi kontrak pinjaman/pembiayaan dan pengikatan
agunan.
5.2. Beban biaya kontrak pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan.

Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 4 dari 59


Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

KOMPETENSI KUNCI
NO. KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT
1. Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisis informasi 2
2. Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 3
3. Merencanakan dan mengorganisir aktivitas-aktivitas 2
4. Bekerja dengan orang lain dan kelompok 2
5. Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 1
6. Memecahkan masalah 2
7. Menggunakan teknologi 1

PENDAHULUAN

a. Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Pengikatan Agunan


Koperasi Jasa Keuangan (KJK) adalah lembaga keuangan mikro yang berfungsi
sebagai lembaga intermediasi yaitu antara lain melaksanakan tugas pokoknya
menghimpun dana, mengelola dan menyalurkan dana dari oleh dan untuk
anggota. Dana yang dapat dihimpun oleh KJK selanjutnya disalurkan kembali
dalam bentuk produk lending kepada anggota, calon anggota, koperasi lain dan
atau anggotanya.
Berdasarkan kegiatan usahanya tersebut di atas, terutama penyaluran pinjaman
sangat erat berkaitan dengan masalah yuridis, yakni perikatan utang piutang. Jika
KJK ingin mempunyai kedudukan hukum yang kuat, maka perjanjian pinjaman
dan perikatan agunan harus diperjanjikan secara tegas dan tertulis. Perjanjian
pinjaman merupakan Pactum de Contrahendo artinya merupakan perjanjian
pokok yang mendahului dari perjanjian hutang piutang atau perjanjian ikutan
lainnya (accessoir) seperti Pembebanan Hak Atas Tanah (Hipotik). Perjanjian
pinjaman bersifat consensus, perjanjian ini berlaku walaupun belum ada
penyerahan uang secara nyata kepada peminjam.

Modul ini memiliki keterkaitan terhadap Modul Melakukan Penilaian Kelayakan


Usaha KJK, terutama dalam:
a) Menghitung kebutuhan pinjaman/pembiayaan
Dalam menghitung kebutuhan pinjaman/aspek keuangan nasabah dapat
diketahui dari data laporan keuangan, realisasi dan rencana usaha yang
dibuat oleh nasabah/peminjam.

Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 5 dari 59


Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

Dari nota analisa pinjaman dapat diambil kesimpulan apakah permohonan


pinjaman nasabah layak untuk dapat disetujui atau tidak. Jika disetujui
langsung diberikan rekomendasi. Hasil kesimpulan atas penilaian kelayakan
usaha terhadap permohonan pinjaman yang telah disetujui dobuatkan
rekomendasi dan saran-saran untuk dilaporkan kepada manajer.

b) Menilai aspek agunan


Agunan yang diserahkan oleh calan peminjam/nasabah dan diterima oleh
KSP/USP Koperasi harus dipastikan mudah dijual (marketable)). Contoh
untuk tanah dan bangunan dapat dilihat dari :
 Lokasi dekat jalan tidak terletak di gang yang sempit
 Telah mempunyai sertifikat
 Ada Ijin Mendirikan Bangunan
 Sarana penunjnag lengkap missal listrik, telepon dan PAM
 Layak huni dll.

Dalam hal penentuan besarnya pinjaman tidak selalu berdasarkan nilai agunan
tapi atas dasar rumus pembiayaan yang ada, sedangkan agunan hanya sebagai
tambahan untuk mengcover fasilitas pinjaman yang diberikan. Agunan ini nilainya
harus di atas fasilitas pinjaman yang diberikan

Tujuan mempelajari unit kompetensi ini, setelah mempelajari modul Melakukan


Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
(KJK), peserta mampu :
 Merencanakan dan menyusun dan kontrak pinjaman/pembiayaan dan
pengikatan agunan
 Melaksanakan kontrak pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan
 Menyusun laporan kegiatan melakukan kontrak pinjaman/pembiayaan dan
pengikatan agunan

b. Pengertian dalam kontrak pinjaman dan pengikatan agunan


 Koperasi Jasa Keuangan disingkat KJK adalah koperasi yang dalam
kegiatan usahanya menghimpun dana dari anggota dan calon anggota dan

Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 6 dari 59


Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

menyalurkannya kembali dalam bentuk pinjaman kepada anggota dan calon


anggota serta masyarakat yang memenuhi persyaratan tertentu.
 Pinjaman adalah penyediaan dana atau tagihan yang dapat disamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam
antara KSP /USP-Koperasi dengan anggotanya dan mewajibkan anggotanya
untuk melunasi kewajibannya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah
bunga imbalan atau pembagian hasil keuntungan.
 Kontrak Pinjaman, adalah perjanjian pinjam meminjam dengan mana pihak
yang satu memberikan kepada pihak yang lain suatu jumlah tertentu barang-
barang yang habis karena pemakaian dengan syarat bahwa pihak yang
belakang ini mengembalikan sejumlah yang sama dari macam dan keadaan
yang sama pula (KUH perdata pasal 174).
 Jaminan pemberian pinjaman, adalah keyakinan yang mendalam dari KJK
atas kesanggupan peminjam untuk melunasi pinjaman sesuai yang
diperjanjikan. Pinjaman adalah salah satu produk KJK yang beresiko tinggi
maka pemberian pinjaman harus disertai dengan jaminan yang memadai
bahwa pinjaman yang diberikan dapat dikembalikan serta tetap berdasarkan
pada azas pinjaman yang sehat. Unsur jaminan dalam pemberian pinjaman
adalah keyakinan KJK, agunan, garansi dari pihak lain, atau jaminan dari
lembaga penjamin (asuransi).
 Agunan, adalah jaminan material, surat berharga dan garansi yang
disediakan oleh peminjam untuk menanggung pembayaran pinjaman, jika
peminjam tidak dapat melunasi pinjaman sesuai dengan yang diperjanjikan.
Agunan dapat berupa benda tidak bergerak (benda tetap), barang bergerak
atau sesuatu yang dapat dipersamakan dengan itu, dimana nilainya dapat
diukur baik secara kualitatif maupun kuantitatif, yang diserahkan oleh
peminjam kepada KJK. Fungsi Agunan adalah sebagai alat pengaman
ataupun alat untuk mengurangi resiko akhir atas fasilitas yang diberikan oleh
KJK apabila terjadi cidera janji (wanprestasi) oleh peminjam.
 Pengikatan agunan adalah upaya yang dilakukan untuk memindahkan suatu
hak/pengakuan terlebih dahulu atas jaminan jika terjadi sesuatu terhadap
jaminan yang diserahkan kepada koperasi.

Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 7 dari 59


Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

BAB I
MERENCANAKAN KONTRAK PINJAMAN/PEMBIAYAAN DAN
PENGIKATAN AGUNAN

1.1. Sarana Pendukung untuk Pelaksanaan Kontrak Pinjaman/


Pembiayaan dan Pengikatan Agunan

Untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan kontrak dan pengikatan agunan


yang dilakukan di kantor KJK, maka pengelola KJK menyiapkan sarana
pendukung yang diperlukan, antara lain :
 Ruangan yang cukup nyaman.
 Meja dan Kursi cukup untuk para pihak melakukan kegiatan kontrak
dan pengikatan agunan.
 Surat Persetujuan Permohonan Pinjaman (SPPP).
 Peraturan atau perundang-undangan yang berlaku (seperti KUH
Perdata).
 Formulir-formulir yang siap untuk ditandatangani oleh para pihak.
 Sarana lainnya seperti meterai, alat tulis, dlll.

Jika pelaksanaan penandatanganan kontrak pinjaman dan pengikatan agunan


di lakukan di kantor notaris, biasanya tempatnya memang sudah di format untuk
kegiatan tersebut, namun pengelola KJK yang harus diperhatikan adalah alat
transportasi untuk menuju kantor notaris, jangan sampai terlambat datang di
kantor notaris, karena itu menunjukkan sikap yang kurang profesional sebagai
pengelola di bidang jasa kuangan.

Dalam pelaksanaan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Pengikatan Agunan,


perlu adanya :
2.1 Dokumen kontrak dan pengikatan, Dokumen kontrak dan persyaratan
pinjaman disiapkan 2 (dua) rangkap serta disusun sesuai prosedur.

Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 8 dari 59


Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

2.2 Dokumen kontrak dan pengikatan, Untuk menjaga hal-hal yang tidak
diinginkan atau diluar dugaan seperti salah ketik, maka perlu diteliti
kembali keakuratan dan keabsahannya.
2.3 Para pihak diundang, Pihak-pihak yang terkait dalam kontrak dan
pengikatan diundang secara resmi seperti: manajer, kabag pinjaman,
petugas pinjaman dan calon peminjam (perorangan : suami dan isteri,
sedangkan perusahaan : direktur dan komisari).

Persiapan Dokumen Kontrak Pinjaman dan Pengikatan Agunan

Selain alasan adminisrasi dan alasan pembuktian di depan pengadilan, ada


juga kontrak-kontrak yang harus dibuat secara tertulis oleh undang-undang
ataupun peraturan-peraturan yang berlaku dengan konsekuensi hukum bahwa
kontrak tersebut akan dianggap tidak ada ataupun batal demi hukum apabila
dibuat secara lisan.

Contohnya, dalam KUH Perdata pasal 613 dengan tegas mengatur bahwa
dalam melakukan perjanjian pengalihan utang-piutang atas nama dan
kebendaan tidak bertubuh lainnya, maka perjanjian pengalihan tersebut harus
dibuat secara tertulis baik dalam bentuk akte notaris, ataupun perjanjian di
bawah tangan. Dengan pengertian lain, tidak ada perjanjian pengalihan hak
tagih piutang kepada orang lain (cessie) bila tidak dibuktikan dengan suatu
perjanjian tertulis, baik itu dalam bentuk akta notaris ataupun di bawah tangan,
seperti diatur dalam pasal 613, sebagai berikut : Penyerahan akta utang piutang
dilakukan dengan jalan membuat sebuat akta otentik atau dibawah tangan,
dengan mana hak-hak atas kebendaan itu dilimpahkan kepada orang lain.

Selain harus tertulis, ada juga perjanjian yang harus dibuat dalam bentuk akta
otentik di hadapan notaris publik dan PPAT. Jika ketentuan tersebut tidak
dipenuhi, perjanjian tersebut akan batal demi hukum (null and void). Contohnya,
perjanjian pengalihan hak atas benda tidak bergerak seperti yang diatur dalam
pasal 617 KUH Perdata, antara lain sebagai berikut :

Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 9 dari 59


Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

Tiap-tiap akta dengan mana kebendaan tak bergerak dijual, dihibahkan, dibagi,
dibebani atau dipindahtangankan, harus dibuat dalam bentuk otentik, atas
ancaman kebatalan.

1.2. Jadual Pelaksanaan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan


Pengikatan Agunan

Setelah mempertimbangkan bahwa rencana pemberian pinjaman kepada


anggota/peminjam disetujui, sebelum melangkah lebih lanjut harus diperhatikan:
 Persyaratan yang diminta harus terlebih dulu dipenuhi oleh calon peminjam
seperti agunan (sertifikat tanah, BPKB dll).
 Surat Kuasa menyerahkan/memindahkan hak atas barang yang dibiayai dan
agunan yang diserahkan kepada KJK.
 Maka langkah selanjutnya menyusun jadwal pelaksanaan kontrak dan
pengikatan agunan dengan cara menentukan :
a. Hari
b. Tanggal
c. Jam
d. Tempat
e. Siapkan dokumen kontrak.
f. Buatkan surat panggilan kepada calon peminjam.

Kemudian jadual pelaksanaan kontrak dan pengikatan agunan disusun,


dengan mempertimbangkan tingkat kesibukan KJK dan ketersediaan
waktu para pihak, berikut ini dapat dijadikan sebagai contoh jadual
dimaksud.

Jadual Pelaksanaan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Pengikatan Agunan


Koperasi Jasa Kuangan
Periode : 01 Maret s/d 15 Maret 2006
N Nama Peminjam Nama Notaris Tempat Tanggal Konfirmasi Ket.
o Pelaksanaa
n
1. H. Subali Darwis, SH Kantor KJK 01-03-2006 ok done
2. Dede Kurnia Darwis, SH Kantor KJK 01-03-2006 ok done
Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 10 dari 59
Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

3. Alimudin Rini Sugi, SH Kant. Notrais 10-03-2006


4. Rizal Rini Sugi, SH Kant. Notrais 10-03-2006
dst....

Pelaksanaan kontrak pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan, surat yang


telah dibuat dikirim kepada nasabah/ calon peminjam/mitra pembiayaan
sebagai konfirmasi kepada para pihak. Agar para pihak dapat mengetahui
jadwal pelaksanaan kontrak pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan,
maka para pihak dikonfirmasi telebih dahulu via telepon, kemudian setelah
jadual definitive disusun, diinfromasikan kembali kepada mereka.

1.3. Draft Dokumen Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Pengikatan


Agunan

Perjanjian pinjaman/pembiayaan (akad pembiayaan) sangatlah penting karena:


a. Perjanjian pinjaman memiliki fungsi sebagai perjanjian pokok yang
merupakan sesuatu yang menentukan batal atau tidak batalnya perjanjian
lain yang mengikutinya (accessoir) seperti perjanjian pengikatan agunan.
b. Perjanjian pinjaman memiliki fungsi sebagai alat bukti mengenai batasan-
batasan hak dan kewajiban di antara KJK dan peminjam.
c. Perjanjian pinjaman memiliki fungsi sebagai alat melalukan monitoring,
pembinaan dan pengawasan pinjaman.

Dalam hal ini Perjanjian pinjaman/pembiayaan (akad pembiayaan) merupakan


kata lain dari Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Pengikatan Agunan. Kontrak
merupakan hubungan hukum antara para pihak yang menimbulkan kewajiban
dari masing-masing pihak yang berkontrak untuk saling memenuhi perikatan-
perikatan yang telah disepakati dalam kontrak tersebut. Kewajiban yang timbul
pada satu pihak dalam kontrak diterjemahkan juga sebagai utang yang
memberikan keharusan pada pihak tersebut untuk pelaksanaanya kepada mitra
berkontraknya sebagai pihak yang berhak atas pelaksanaan dari prestasi
tersebut. Jika kewajiban tersebut tidak dipenuhi atau salah satu pihak lalai
dalam pemenuhannya (wanprestasi), pihak yang berhak atas pemenuhan
kewajiban tersebut berhak untuk menuntut ganti rugi atas wanprestasi terhadap
pelaksanaan kewajiban tersebut yang wujudnya dalam bentuk uang.
Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 11 dari 59
Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

Pendekatan pengertaian diatas, sangat perlu dipahami membuat draft kontrak


dan pengikatan, untuk dapat melihat sampai sejauh mana akibat dari
kesepakatan suatu kontrak terhadap para pihak. Kedudukan sebagai
peminjam/mitra pembiayaan dalam kontek pelaksanaan kewajibanya, akan
berubah menjadi kewajiban pelunasan utang yang dinilai dengan uang yang
pelunasannya berdasarkan pasal 1131 KUH Perdata akan diambil dari harta
milik peminjam/mitra pembiayaan tersebut baik yang telah ada maupun yang
akan ada di kemudian hari.

Kata perjanjian dan kata perikatan merupakan istilah-istilah yang telah dikenal
dalam KUH perdata dalam menggambarkan tercapainya suatu kesepakatan
atara pihak untuk saling mengikatkan diri satu sama lain, dalam menyikapi
konsekuensi hukum dari kesepakatan untuk saling meningkatkan diri tersebut,
ternyata pengertian perjanjian tidak selalu mempunyai pengertian yang sama
dengan perikatan. Sehingga perlulah lebih dahulu dikaji dalam hal apa
pengertian dari perjanjian dapat disamakan dengan perjanjian dalam hal apa
pengertian perjanjian dan perikatan dapat dibedakan.

Pada dasarnya KUH Perdata tidak secara tegas memberikan definisi dari
perikatan, akan tetapi dalam pasal 1313 diberikan definisi dari perjanjian: Suatu
perjanjian adalah suatu perbuatan hukum dengan mana satu orang atau lebih
mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.

Walaupun definisi dari perikatan tidak secara tegas diatur dalam KUH Perdata,
akan tetapi dalam pasal 1233 KUH Perdata ditegaskan bahwa perikatan selain
dapat dilahirkan dari undang-undang, dapat juga dilahirkan dari perjanjian.
Dengan kalimat lain, bila definisi dari pasal 1313 KUH Perdata tersebut
dihubungkan dengan maksud dari pasal 1233 KUH Perdata, maka terlihat
bahwa pengertian dari perjanjian dapat meliputi pengertian dari perikatan,
karena perikatan tersebut dapat lahir dari perjanjian itu sendiri.

Prof. Subekti dalam bukunya Hukum Perjanjian membedakan pengertian dari


perikatan dengan perjanjian. Beliau memberikan definisi dari perikatan sebagai
Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 12 dari 59
Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

berikut : suatu perikatan adalah suatu perhubungan hukum antara dua orang
atau dua pihak, berdasarkan dimana pihak yang satu berhak menuntut sesuatu
hal dari pihak yang lain, dan pihak yang lain berkewajiban untuk memenuhi
tuntutan itu.

Adapun perjanjian didefinisikan sebagai berikut : Suatu perjanjian adalah suatu


peristiwa di mana seorang berjanji kepada seorang lain atau dimana dua orang
itu saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal.

Dari kedua definisi tersebut di atas, terlihat perbedaan yang tegas dari sisi
konsekuensi hukumnya. Pada perikatan masing-masing pihak mempunyai hak
hukum untuk menuntut pelaksanaan prestasi dari masing-masing pihak yang
telah bersepakat untuk terikat. Sementara pada perjanjian tidak ditegaskan
tentang hak hukum yang dimiliki oleh masing-masing pihak yang berjanji
apabila salah satu dari pihak yang berjanji tersebut ternyata ingkar janji. Yang
ditegaskan oleh ahli hukum tersebut adalah bahwa konsekuensi dari perjanjian
tersebut dapatlah dilahirkan perikatan dengan konsekuensi hukum seperti yang
telah dijelaskan di atas.

Adapun pengertian kontrak secara tegas dimaksudkan sebagai kesepakatan


para pihak yang mempunyai konsekuensi hukum yang mengikat walaupun
istilah kontrak merupakan istilah yang telah lama diserap ke dalam bahasa
Indonesia, karena telah secara tegas digunakan dalam KUH Perdata,
pengertian kontrak tidak dimaksudkan seluas dari pengertian perjanjian seperti
yang dimaksud dalam pasal 1313 KUH Perdata. Pengertian kontrak lebih
dipersamakan dengan pengertian dari perikatan atau hukum perikatan yang
digambarkan dalam pasal 1233 KUH Perdata (Prof. Dr. E. Utercht, SH
menyebutnya hukum perutangan, van verbintenissen). Ataupun the law of
obligation seperti yang digambarkan dalam buku-buku teks hukum negara-
negara common law.

Perumusan draft kontrak yang berjalan seiring dengan proses negosiasi


umumnya dapat dilakukan dengan cara kedua pihak (atau pun kuasanya ) yang
akan berkontrak sama-sama mencoba mendiskusikan poin-poin yang akan
Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 13 dari 59
Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

menjadi dasar perancangan kontrak. Jadi proses perancangannya dimulai dari


sangat awal, dengan mengidentifikasi seluruh poin keinginan masing-masing
pihak. Seterusnya ini mengalami penyempurnaan seiring dengan kemajuan
proses negosiasi di antara mereka, sehingga akhirnya menjadi kontrak yang
siap ditandatangani.

Pada bentuk lain, dapat saja salah satu pihak yang akan berkontrak telah lebih
dahulu melakukan perancangan kontrak dengan format yang dipahami dan
diinginkannya dan kemudian menyerahkan rancangan kontrak yang
dirancangnya kepada calon mitra berkontraknya untuk direvisi ataupun untuk
disetujui. Ternyata pihak tersebut dapat menyetujui seluruh poin kesepakatan
yang terdapat dalam rancangan kontrak yang diajukan tersebut dapat
menyetujui seluruh poin kesepakatan yang terdapat dalam rancangan kontrak
yang diajukan tersebut. Atau dengan cara lain lagi. Dapat saja kedua pihak
yang akan berkontrak menyerahkannya kepada ahli perancangan kontrak
ataupun kepada Notrais Publik, dalam hal pembuatan kontrak dalam bentuk
akta otentik. Di sini rancangan kontrak tersebut sebelum akhirnya disepakati
menjadi kontrak yang mengikat.

Bila kontrak yang akan disepakti merupakan aktivitas hukum yang dilakukan
hanya dengan satu atau dua orang calon mitra kontrak, maka ketiga
kemungkinan cara perumusan draft dan menegosiasi kontrak di atas masih
memungkinkan untuk dilakukan. Misalnya, kontrak pembangunan suatu
jembatan, maka hubungan hukum yang akan disepaktai antara pemberi kerja
dengan kontrak dapat saja dibuat dengan menggunakan salah satu dari ketiga
cara di atas. Mengingat pada masing-masing pihak aktivitas bisnis tersebut
bukanlah aktivitas yang dilakukan setiap hari ataupun dilakukan dengan banyak
pihak.

Jika salah satu pihak gagal maupun lalai dalam melaksanakan kesepakatan
tersebut, akan membuat pihak yang lalai atau gagal (sebut Peminjam/Mitra
Pembiayaan), maka dihukum untuk melakukan pembayaran ganti rugi terhadap
pihak yang dirugikan akibat dari kelalaian ataupun kegagalan tersebut
(kreditur/KJK). Umumnya aktivitas-aktivitas ataupun hubungan hukum tersebut
Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 14 dari 59
Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

dilakukan begitu saja, hanya didasarkan pada saling percaya dan tanpa suatu
prosedur ataupun melibatkan dokumentasi dan administrasi yang tidak mudah.
Secara prakitis, hubungan-hubungan hukum di atas dilihat dari sudut pandang
non hukum, seakan-akan tidak ada yang perlu dipersoalkan.

Sehingga para pelaku bisnis merasa seakan-akan kontrak bukanlah suatu


permasalahan hukum akan tetapi dianggap lebih merupakan permasalahan
sosial dan bisnis yang berhubungan dengan penghargaan komitmen. Alhasil,
keharusan untuk secara dini memahami dan menyertai kensekuensi hukum dari
suatu kesepakatan kontrak sering dianggap sebagai hal yang berlebihan dan
hanya akan mempersulit tercapainya kelancaran aktivitas bisnis tersebut, hal ini
yang sering terjadi dalam KJK.

Sikap yang menempatkan kontrak seolah-olah bukan masalah hukum, sehingga


menjadi dasar dari pebentukan perikatan-perikatan yang bahkan sebenarnya
tidak lagi bersifat sederhana akan tetapi telah berhubungan dengan aktivitas
bisnis yang lebih rumit dan melibatkan biaya dan nilai yang semakin besar.

Sanksi hukuman bagi pihak yang gagal ataupun lalai melakukan kewajiban
atupun prestasi yang telah disanggupinya dalam kontrak (wanprestasi)
pelaksanaannya dijamin oleh pengadilan. Pengadilan akan membuat suatu
putusan yang menghukum pihak yang wanprestasi untuk mengganti kerugian
dalam bentuk uang yang dapat meliputi : biaya yang telah dikeluarkan
sehubungan dengan pelaksanaan kontrak, ganti kerugian yang dialami oleh
pihak berkontrak yang dirugikan akibat dari tindakan wanprestasi, termasuk
juga bunga yang dapat dibebankan terhadap ganti rugi.

Kontrak yang dibuat secara notariel seperti akta perjanjian pinjaman notariil /
otentik, ada beberapa hal yang perlu diketahui, yaitu :
1. Kekuatan Pembuktian
Pada suatu akta otentik terdapat 3 (tiga) macam kekuatan pembuktian :
 Membuktikan antara para pihak, bahwa mereka sudah menerangkan apa
yang ditulis dalam akta tadi ( kekuatan pembuktian formal).
 Membuktikan antara para pihak yang bersangkutan,bahwa sungguh –
sungguh peristiwa yang disebutkan disitu telah terjadi (kekuatan

Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 15 dari 59


Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

pembuktian material atau yang kita namakan kekuatan pembuktian


mengikat).
 Membuktikan tidak saja antara para pihak yang bersangkutan tetapi juga
terhadap pihak ketiga bahwa pada tanggal tersebut dalam akta kedua
belah pihak tersebut sudah menghadap di muka pegawai umum
(notaris) dan menerangkan apa yang ditulis dalam akta tersebut
(kekuatan pembuktian keluar).

2. Grosse Akta Pengakuan Hutang


Kelebihan lain daripada akta perjanjian pinjaman/pengakuan hutang yang
dibuat secara notariil (otentik) adalah dapat dimintakan Grosse Akta
Pengakuan Hutang Tersebut. Grosse akta pengakuan hutang ini mempunyai
kekuatan eksekutorial, artinya disamakan dengan keputusan hakim yang
oleh KJK diharapkan pelaksanaan eksekusinya tidak perlu lagi melalui
proses gugatan yang biasanya menyita waktu lama dan memakan biaya
yang besar.
3. Ketergantungan terhadap Notaris
Ada suatu hal yang harus benar – benar diingat, yaitu bahwa notaris sebagai
pejabat tetap juga sebagai seorang manusia biasa sehingga di dalam
mengadakan perjanjian/pengakuan hutang oleh atau dihadapan notaris,
tetap dituntut berperan aktif guna memeriksa segala aspek hukum dan
kelengkapan yang diperlukan. Kemungkinan terjadi kesalahan/kekeliruan
atas suatu perjanjian pinjaman/ pengakuan hutang yang dibuat secara
notariil tetaplah ada. Dengan demikian KJK tidak boleh secara mutlak
bergantung kepada notaris,

Untuk sahnya suatu perjanjian, perjanjian tersebut harus memenuhi syarat –


syarat yang telah diatur dalam pasal 1320 KUH perdata, yaitu :
1. Mereka sepakat mengikatkan dirinya
2. Mereka mempunyai kecakapan untuk membuat suatu perikatan
3. Mereka mempunyai suatu hak tertentu
4. Ada suatu sebab yang halal

Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 16 dari 59


Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

Setelah anggota/ calon peminjam/mitra binaan mengembalikan Surat


Persetujuan Pinjaman/pembiayaan yang telah ditandatangani, maka tahap
selanjutnya perlu disiapkan draft kontrak pinjaman/pembiayaan dan pengikatan
agunan. Kontrak pinjaman/pembiayaan berfungsi sebagai perjanjian pokok dan
alat bukti tentang batasan-batasan hak dan kewajiban antara KJK dengan calon
peminjam.

Agar memudahkan verifikasi oleh para pihak, maka dokumen kontrak dan
pengikatan disusun sedemikian rupa, biasanya susunannya sebagai berikut :
 Perjanjian Pinjaman (akte perjanjian pinjaman yang notariel).
 Surat Persetujuan Permohonan Pinjaman (SP3).
 Surat Kuasa menyerahkan/memindahkan hak atas barang yang dibiayai dan
agunan yang diserahkan kepada KJK (jika pengikatan secara notariel, maka
akan dibuatkan akte pengikatan agunan sesuai objek agunannya oleh
notaris).
 Dokumen Agunan : Asli sertifikat (SHM, SHGB), Asli surat izin
pemakaian/penempatan kios, Asli Buku Pemilik Kendaraan Bermotor
(BPKB) dan Foto copy STNK (aslinya diperiksa).
 Jika agunan berupa mesin-mesin : Invoice/faktur pembelian yang sah.
 Agunan berupa stock barang dagangan : Daftar stock yang ada yang
ditandatangani pemilik di atas kertas bermeterai cukup.
 Fotocopi Surat Nikah, Kartu Keluarga (KK) dan KTP suami/isteri.

Dokumen kontrak pinjaman dan pengikatan agunan disiapkan dalam rangkap 2


(dua) yang mempunyai kekuatan hukum yang sama, sedangkan akte-akte yang
dibuat secara notaril akan dibuat rangkap sesuai standar notaris masing-
masing, prinsipnya baik pihak KJK maupun peminjam, masing-masing
memegang dokumen dimaksud.

Klausula covenant dalam kontrak pinjaman/pembiayaan mempunyai hubungan


yang saling menguatkan dengan klausula representation and warranties, dalam
upaya membangun kekuatan control dari salah satu pihak berkontrak dengan
mitra berkontraknya. Sehingga dalam perumusan kontak kehadiran kedua
klausula ini sangat penting untuk dihadirkan.

Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 17 dari 59


Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

Affirmative covenant (hal yang harus dilakukan oleh peminjam/mitra


pembiayaan). Peminjam/mitra pembiayaan dengan ini berjanji dan menyetujui
serta mengikatkan diri untuk selama berlakunya perjanjian ini, peminjam/mitra
pembiayaan wajib untuk :
a. Menggunakan kredit tersebut sesuai dengan tujuan penggunaan.
b. Membentuk dan memelihara system pembukuan administrasi dan
pengawasan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang umumnya
diterima di Indonesia dan yang diterapkan secara terus menerus untuk
mencerminkan secara wajar keadaan harta kekayaan, keuangan serta hasil
usaha debitur.
c. Mengaktifkan rekening dan transaksi di KJK.
d. Segera memberitahukan kepada kreditor tentang semua perkara yang
menyangkut peminjam/mitra pembiayaan, baik perkara perdata, pidana
maupun kepailitan, maupun perkara dengan instansi pemerintah yang akan
mempengaruhi usaha ataupun kekayaan peminjam/mitra pembiayaan,
termasuk juga tindakan wanprestasi yang dilakukan oleh peminjam/mitra
pembiayaan.
e. Memisahkan seluruh administrasi keuangan debitur dengan administrasi dan
transaksi keuangan kolompok/group perusahaan peminjam/mitra
pembiayaan.
f. Mengijinkan kreditur ataupun pihak yang ditunjuk oleh kreditor pada setiap
waktu untuk memeriksa kegiatan.aktivitas perusahaan, pembukuan dan
catatan-catatan yang dibuat oleh peminjam/mitra pembiayaan dalam
memenuhi seluruh kewajibannya dan seluruh biaya yang timbul akibat
pemeriksaan tesebut menjadi beban peminjam/mitra pembiayaan.
g. Memastikan setiap saat jumlah yang berutang di dalam perjanjian
mempunyai kedudukan yang sama atau lebih tinggi daripada utang-utang
debitur kepada pihak lain;
h. Melaksanakan pengikatan atas agunan sesuai ketentuan yang berlaku dan
syarat-syarat yang ditetapkan oleh kreditor dan/ atau melakukan tindakan-
tindakan yang dianggap perlu oleh kreditor dalam hubunganya dengan
agunan dan/atau dokumen agunan;
i. Membayar semua kewajiban-kewajiban pajak dan/atau pungutan-pungutan
lain pada saat kewajiban tersebut harus dibayar, termasuk pajak dan/ atau
pungutan-pungutan lain atas pembayaran yang harus dilakukan oleh debitur
kepada kreditur sehubungan dengan perjanjian ;

Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 18 dari 59


Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

j. Mempertahankan semua hak-hak serta ijin-ijin yang sekarang dipunyai


debitur dan segera memohon ijin-ijin baru bilamana ijin-ijin tersebut
diperlukan untuk menjalankan usaha debitur.
k. Memberikan dengan segera, tepat dan lengkap dari waktu kewaktu segala
keterangan yang diminta oleh kreditur yang berhubungan dengan pemberian
kredit berdasarkan perjanjian.

Negative Covenant (Hal-hal yang disepakati untuk tidak dilakukan debitur),


selama peminjam/mitra pembiayaan masih terikat dalam perjanjian ini,
peminjam/mitra pembiayaan tidak diperbolehkan untuk melakukan hal-hal yang
tercantum di bawah ini tanpa memperoleh persetujuan tertulis terlebih dahulu
dari kreditur :
a. Mengikat diri sebagai penanggung/penjamin utang dan/atau menjaminkan
harta kekayaan debitur kepada pihak lain;
b. Mendapat pinjaman kredit dari pihak lain.
c. Melakukan transaksi dengan seorang atau suatu pihak, termasuk tetapi tidak
terbatas pada perusahaan afiliasinya dengan cara yang berbeda atau di luar
praktek-praktek dan kebiasaan-kebiasaan dagang yang ada dan melakukan
pembelian lebih mahal dan/atau melakukan penjualan lebih murah dari
harga pasar;
d. Meminjamkan uang kepada pihak lain;
e. Melakukan tindakan yang melangar suatu ketentuan hukum atau peraturan
yang berlaku ;
f. Memohom pailit atau Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang terhadap
debitur sendiri ;
g. Mengubah kegiatan usaha dan/atau membuka usaha baru selain usaha
yang telah ada ;
h. Melakukan pembayaran utang sebelum jatuh tempo, kecuali dalam
menjalankan kegiatan usaha sehari-hari.
i. Mengadakan penyertaan investasi pada perusahaan lain ;
j. Mengalihkan kepada pihak lain sebagian atau seluruh hak dan kewajiban
debitur yang timbul dari Perjanjian atau dokumen agunan.

Terlihat dalam contoh klausula covenant di atas, bagaimana KJK melakukan


kewenangan pengawasan bagi peminjam/mitra pembiayaan untuk memastikan
kesehatan dari debitur tersebut selama masa kontrak pinjam meminjam uang
tersebut untuk menjamin kemampuan dari debitur membayar kembali uang
pinjaman yang telah diterimanya berikut bunga yang disepakati dalam kontrak
tersebut. Dan seperti juga terhadap klausula representation anda warranties,
Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 19 dari 59
Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

pelanggaran terhadap kausula covenant tersebut akan ditetapkan sebagai salah


satu alasan yang kuat untuk terjadinya wanprestasi (default).

Model-Model Dokumen Kontrak dan Pengikatan

Jika bentuk kontrak lisan saja mempunyai kekuatan hukum yang sah dan harus
dipatuhi oleh para pihak yang terikat padanya, maka prinsip tersebut
menunjukkan bahwa pada dasarnya kontrak tidak mempunyai sesuatu bentuk
yang baku. Perumusan kontrak sangat fleksibel pada bentuk-bentuk ataupun isi
yang diyakini oleh perumusan ataupun pemakaiannya dapat secara maksimal
melindungi hal hukumnya, dengan kalimat lain, kontrak tidak akan batal
walaupun bentuknya tidak lazim, sepanjang memenuhi ketentuan keabsahan
kontrak seperti yang diatur dalam pasal 1320 KUH Perdata.

Akan tetapi pengertian dari kesederhanaan, kejelasan, dan ketegasan


pengertian sebagai suatu komunikasi hukum para pihak untuk mengatur hak
dan kewajiban membuat sebaiknya kontrak tersebut dirancang dalam wujud
yang lebih umum ditentukan. Misalnya dimulai dari hari, tanggal dan tempat
penandatangan kontrak, lalu diikuti oleh para pihak dan seterusnya.

Dalam praktek, formalitas dari perumusan suatu kontrak sering sangat


dipengaruhi oleh tempat, keadaan, kesiapan, termasuk juga jumlah nilai yang
akan disepakati para pihak yang akan berkontrak, misalnya, dalam aktivitas
pelaksanaan kontrak kontrak pinjam meminjam, kontrak tersebut akan berbeda
bentuk dan susunannya bila dibandingkan dengan kontrak-kontrak dengan
maksud yang sama yang dirumuskan dan disepakati oleh para pedagang di
pasar sehari-harinya. Atau mungkin dengan kontrak yang dirancang dengan
melibatkan atau tidak melibatkan contract drafter.
Kontrak ini hanya dibuat dalam satu halaman kertas saja yang secara singkat
menggambarkan poin-poin penting dalam kontrak pemasangan instalasi alarm
anti maling tersebut, seperti :
1). Nama dan alamat para pihak yang berkontrak.
2). Hak dan kewajiban dari KJK.
3). Hak dan kewajiban dari peminjam/mitra pembiayaan.

Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 20 dari 59


Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

4). Tanda tangan para pihak yang berkontrak.


5). Tanggal penandatanganan dan masa keberlakuan kontrak.

Draft suatu kontrak tidak dibatasi oleh suatu bentuk atau format yang telah baku
yang tinggal dapat dibuat oleh para pihak dengan menyesuaikan pada format
tersebut, walaupun mungkin dapat saja meninggalkan banyak ketidakjelasan
akibat pengaturan hak dan kewajiban para pihak yang kurang mendetil, namun
tidak berarti kekurang jelasan informasi tersebut akan mengurangi legalitasnya
sebagai suatu kontrak yang sah.

Berikut ini contoh Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Pengikatan Agunan:

Contoh Kontrak Pinjaman:


“KSP SHARIA MANDIRI”
Jl. Kemiri Raya No. 13, Kota Bekasi, Telp.02188958638, Fax.0218845840

PERJANJIAN PINJAMAN
NO. : 002/III/2008
Pada hari ini Kamis tanggal enam bulan Maret tahun duaribudelapan (06-03-2008) bertempat di Kota
Bekasi, kami yang bertanda tangan di bawah ini masing-masing :

1. Nama : Eyo A. Sasmita, Drs, MM


Jabatan : Manajer
Untuk dan atas nama KSP SHARIA MANDIRI untuk selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.

2. Nama : Dede Burhan, SE


Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Kenari III/9 Harapan Baru Bekasi
Untuk selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

Para pihak menerangkan bahwa :


PIHAK KEDUA telah mengajukan permohonan pinjaman kepada PIHAK PERTAMA untuk membeli
barang dan selanjutnya PIHAK PERTAMA menyetujui untuk menyediakan pembiayaan sesuai dengan
ketentuan sebagai berikut :

1. PIHAK KEDUA wajib menggunakan dana pinjaman ini hanya untuk modal kerja
2. PIHAK KEDUA berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk menerima pembiayaan tersebut dari
dan karenanya telah berutang kepada PIHAK PERTAMA sejumlah sebagai berikut :
 Jumlah Utang Pokok Rp 20.000.000,00
 Bunga / Jasa Rp 2.000.000,00… +/+
 Jumlah Besarnya Utang Rp 22.000.000,00…
3. PIHAK KEDUA wajib membayar harga barang ditambah Bunga / jasa atas penyediaan fasilitas
pembiayaan ini kepada PIHAK PERTAMA dalam jangka waktu tertentu sesuai daftar angsuran
terlampir.
4. Setiap terjadi keterlambatan pembayaran oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA, maka
PIHAK KEDUA berjanji dengan ini mengikatkan diri untuk membayar denda/biaya administrasi
pada PIHAK PERTAMA sebesar Rp. 110.000,00 (seratus sepuluh ribu rupiah) atau 5% dari total
tunggakan per bulan, terhitung sejak saat kewajiban pembayaran tersebut jatuh tempo sampai
dengan tanggal dilaksanakannya pembayaran kembali.

Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 21 dari 59


Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

5. Apabila terjadi keterlambatan pembayaran sampai dengan 2 (dua) kali berturut-turut, maka PIHAK
PERTAMA akan menarik kembali barang tersebut diatas, dan segala biaya yang timbul akibat
penarikan tersebut tetap menjadi beban PIHAK KEDUA.
6. Untuk menjamin tertibnya pembayaran kembali/pelunasan pembiayaan dan margin keuntungan
tepat pada waktu yang telah disefakati kedua belah pihak berdasarkan Perjanjian ini, maka PIHAK
KEDUA berjanji dan dengan ini mengikatkan diri menyerahkan barang jaminan berupa BPKB
Mobil merk Toyota Kijang Tahun 1999 (sesuai Pengikatan Agunan tanggal 6 Maret 2008)
7. Apabila terjadi perselisihan pendapat akibat Perjanjian ini pada dasarnya diselesaikan berdasarkan
cara musyawarah untuk mufakat. Apabila terjadi perselisihan yang tidak dapat diselesaikan secara
musyawarah, kedua belah pihak memilih tempat kedudukan yang tetap dan syah di Pengadilan
Negeri Kota Bekasi
Demikian Perjanjian ini dibuat dengan penuh kesadaran tanpa adanya paksaan dari pihak manapun.

PIHAK KEDUA
PIHAK PERTAMA
KSP SHARIA MANDIRI

Dede Burhan, SE Eyo A. Sasmita, Drs, MM


nama jelas Manajer

Contoh Pengikatan Agunan :


“KSP SHARIA MANDIRI”
Jl. Kemiri Raya No. 13, Kota Bekasi, Telp.02188958638, Fax.0218845840

PENGIKATAN AGUNAN
Pada hari ini Kamis tanggal enam bulan Maret tahun duaribudelapan (06-03-2008) bertempat di Kota
Bekasi, kami yang bertanda tangan di bawah ini masing-masing :
1. Nama : Eyo A. Sasmita, Drs, MM
Jabatan : Manajer
Untuk dan atas nama KSP SHARIA MANDIRI untuk selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.
2. Nama : Dede Burhan, SE
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Kenari III/9 Harapan Baru Bekasi
Untuk selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

Para pihak menerangkan bahwa :


PIHAK KEDUA telah menyerahkan jaminan/agunan kepada PIHAK PERTAMA untuk menjamin
pinjamannya dan selanjutnya PIHAK PERTAMA menyetujui untuk menerima jaminan/agunan, Berupa
barang-barang di bawah ini :
1. BPKB Asli kendaraan bermotor atas nama Dede Burhan, SE.
X Nomor Polisi : B. 8555 DB
Jenis : Toyota Kijang
Tahun Pembuatan : 1999
No./Tanggal BPKB : 7593896G
Warna : Hijau

2. Surat Tanah atas nama …..………………………………………………....


No.Ake/Sertifikat : ……..…………………………………….…………
Tanggal : …..……………………………………………….…
Luas Tanah : ..………………………………………….…………
Letak tanah : ..…………………………………….………………
………………………………………………………
Barang-barang diatas diserahkan sebagai agunan/jaminan atas nama yang menyerahkan kepada
KSP SHARIA MANDIRI.

Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 22 dari 59


Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

Dalam pengikatan jaminan/agunan ini, PIHAK KEDUA memberikan kuasa sepenuhnya yang tidak
dapat ditarik kembali KSP SHARIA MANDIRI, untuk menjual barang-barang diatas, apabila yang
menyerahkan agunan dimaksud lalai terhadap kewajibannya kepada KSP SHARIA MANDIRI.

Bekasi, 06 Maret 2008


Yang menyerahkan Yang menerima
KSP SHARIA MANDIRI

Dede Burhan, SE
nama jelas
Pemilik, Eyo A. Sasmita, Drs, MM
Manajer
Dede Burhan, SE
nama jelas
isi tanda silang (X) sesuai agunan/jaminan yang diserahkan.

Contoh Kontrak Pembiayaan:


AKAD JUAL BELI
(PIUTANG MURABAHAH)
Nomor : .......... /PM_BMT/BSM/2008

“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah segala akad-akad itu…..” (QS.5 : 1)

Yang bertanda tangan di bawah ini :


1. Nama : Abdul Hamid HM, BSc.
Jabatan : Ketua BMT Sharia Mandiri Bekasi
Bertindak untuk dan atas nama BMT Sharia Mandiri Bekasi yang selanjutnya disebut PIHAK KESATU.

2. Nama : ..................................................................................................................
Pekerjaan : ..................................................................................................................
Alamat : ..................................................................................................................
..................................................................................................................
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA atau Mitra Pembiayaan.
Kedua belah pihak telah sepakat melakukan jual beli Murabahah dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Pihak kesatu menerangkan dengan ini menjual kepada pihak kedua barang-barang sebagaimana tertulis dalam lampiran
berupa :
a. Modal Kerja Seharga Rp ……………………………………..
b. Investasi Seharga Rp. …………………………………….
Jumlah Rp …………………………………….
Rincian harga tersebut adalah
a. Harga Pokok Pembelian Rp ……………………………………..
c. Margin Rp ……………………………………..
d. Harga pokok investasi Rp ……………………………………..
e. Margin Rp ……………………………………..
Jumlah Rp …………………………………….

2. Pihak kedua telah/tidak*) membayar uang muka sebesar Rp …………………………………… kepada pihak kesatu, dengan
demikian pada hakekatnya pihak kedua berhutang kepada pihak kesatu sebesar Rp………………………….
(…………………………….........................................rupiah) dikarenakan membeli sesuatu atau sejumlah barang seperti
tersebut diatas.
3. Pihak kedua bersedia melunasi hutang tersebut paling lama ...........hari/minggu/bulan dengan cara cicilan sebesar
Rp................................... perhari/minggu/bulan. Hutang tersebut terhitung sejak tanggal .........................
s.d .........................
4. Untuk menambah jaminan supaya amanah berjalan sebagaimana mestinya maka dengan ini pihak kedua menyerahkan
jaminan berupa :
a. Jaminan Utama/Primer berupa tabungan atas nama....................... / tidak ada*. Atas jaminan tersebut BMT berhak
melakukan penarikan tabungan jika pihak kedua tidak melakukan angsuran sebagaimana kesepakatan dalam akad
piutang murbahah ini.
b. Jaminan Pelengkap/Sekunder berupa/tidak ada*. Jika pihak kedua menyalahi aturan sebagaimana tersebut dalam akad
ini, maka terhadap barang jaminan/agunan yang diserahkan kepada BMT menurut ketentuan pengikatan jaminan, atas
jaminan tersebut, pihak kedua secara otomatis menguasakan kepada pihak kesatu atau BMT untuk melakukan
pemblokiran atau menjadi pengganti modal sepenuhnya setelah terlebih dahulu diperhitungkan biaya administrasi,
c. Kerugian yang terjadi oleh sebab apapun tidak merubah kewajiban pihak kedua terhadap BMT
5. Pihak kesatu atau BMT dapat membatalkan akad ini bila ternyata pihak kedua menyalahi ketentuan-ketentuan dalam
perjanjian dan karena itu seluruh modal piutang serta margin yang menjadi hak BMT harus dikembalikan.

Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 23 dari 59


Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

6. Pihak kedua menjamin bahwa usaha yang dilakukannya tidak bertentangan dengan undang-undang hukum yang berlaku
atau sya’ra.

Jika dikemudian hari terjadi kesalahpahaman antara kedua belah pihak didalam perjanjian ini maka akan diselesaikan dengan
cara musyawarah yang dilandasi oleh ukhuwah islamiyyah. Demikian surat perjanjian ini dibuat satu rangkap untuk BMT, yang
ditanda tangani oleh kedua belah pihak dan disaksikan oleh dua orang saksi pada hari ……… tanggal …………………… di
Bekasi
“Orang-orang yang telah sanggup untuk membayar kewajibannya, tetapi dilalaikannya juga,
bolehlah orang merampas hartanya dan menyiksanya (memasukkan dalam penjara) “ Hadist riwayat Abu Daud dan Nasa’i

PIHAK KESATU PIHAK KEDUA

Abdul Hamid HM, BSc. ....................................................

SAKSI :
1. ................................................. 2. ......................................................

1.4. Konfirmasi Pelaksanaan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan


Pengikatan Agunan

Setelah jadual disusun sebagaimana contoh di atas, maka pengelola KJK


segera melanjutkan konfirmasi terhada para pihak dengan terlebih dahulu
menghubungi notarisnya, mengingat para calon peminjam, biasanya lebih
mudah menyediakan waktunya untuk penandatanganan kontrak pinjaman,
ketimbang notaris yang biasanya mereka memiliki jadual yang ketat.

Jika notaris mitra KJK yang telah dihubungi bersedia dengan jadual KJK susun,
kemudian mengkonfirmasi kepada para calon peminjam mengenai tanggal dan
tempat dilaksanakannya kontrak pinjaman dan pengikatan agunan (jika ada).
Untuk kontrak pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan yang dilakukan di
bawah tangan, langkah menghubungi notaris tidak dilakukan, dan pelaksanaan
penandatanganan kontrak pinjaman dan pengikatan agunan mutlak dilakukan di
kantor KJK sendiri.

Perhatikan jam pelaksanaan penandatangan kontrak pinjaman dan pengikatan


agunan, termasuk memberikan pengertian kepada calon peminjam agar
memperhatikan waktu yang sudah terjadual, agar tidak menghambat kegiatan
para pihak lainnya. Cara mengkonfirmasikan rencana pelaksanaan kontrak
pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan kepada para pihak, dengan
menghubungi mereka melalui telepon/SMS mintakan kesediaan kepastian

Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 24 dari 59


Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

waktu sesuai jadual, jika terjadi perubahan oleh salah satu pihak segera
informasikan kepada pihak lain.

1.5. Undangan kepada Para Pihak Secara Resmi.

Mengingat para pihak masing-masing mempunyai jadual kegiatan masing-


masing, maka sebelum pelaksanaan kontrak pinjaman dan pengikatan agunan,
terlebih dahulu dihubungi terutama kepada calon peminjam, karena jika
penantadatanganan di depan notaris, biasanya jadual yang telah disusun KJK
oleh notaris menjadi jadual kegiatan mereka. Sehingga peranan pengelola KJK
untuk mengundang para pihak terutama calon peminjam sangat penting,
walaupun calon peminjam sudah dihubungi melalui telepon/HP sebaiknya
disusul dengan surat resmi dan mintakan tandaterimanya

Pihak-pihak yang terkait dalam kontrak dan pengikatan agunan, terutama


notaris (jika aktenya notariel), calon piminjam (jika perusahaan sesuai
kewenangan bertindak dari perusahaan dimaksud), juga pastikan kehadiran
pemilik agunan (jika agunan bukan atas nama peminjam), berikut isteri-isteri
mereka jika diperlukan untuk memberikan persetujuan baik dalam kontrak
pinjaman maupun dalam pengikatan agunan. Demikian pula secara internal
perlu kesiapan para pengelola KJK diberitahukan secara resmi seperti :
manajer, kabag pinjaman, dan petugas pinjaman.

Pemberitahuan kepada para pihak dengan mengirim surat undangan resmi


tentang pelaksanaan kontrak pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan,
caranya terlebih dahulu dengan memberitahukan lewat telepon/sms, kemudian
disusul dengan surat (biasanya SPPP) sekaligus dimintakan pesertujuan
terhadap isi SPPP tersebut.

Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 25 dari 59


Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

BAB II
MELAKSANAKAN KONTRAK PINJAMAN/PEMBIAYAAN
DAN PENGIKATAN AGUNAN

2.1 Penjelasan Draft Dokumen Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan


Pengikatan Agunan kepada Para Pihak

Semua dokumen yang telah disiapkan baik oleh KJK maupun oleh notaris,
kemudian ditindaklanjuti oleh para pihak dengan jalan sebagai berikut:
 Dokumen kontrak pinjaman dan pengikatan agunan dibacakan agar dapat
dimengerti oleh para pihak tentang isi dari kontrak pinjaman dan pengikatan
agunan tersebut.
 Diberikan kesempatan untuk para pihak mengerti pasal demi pasal dari isi
perjanjian pinjaman dan pengikatan agunan, untuk memastikan tidak ada lagi
yang dipermasalahkan oleh para pihak.
 Notaris (jika kontrak pinjaman secara notaril) atau manajer KJK (jika kontrak
pinjaman di bawah tangan) untuk menanyakan kepada calon peminjam,
apakah masih ada hal-hal yang perlu ditanyakan.

Sebagaimana dijelaskan dalam pendahuluan bahwa penyaluran dana KJK yang


paling utama dalam bentuk pemberian pinjaman/pembiayaan, karena jika gagal
dalam pemberian pinjaman, berakibat kepada gagalnya kelangsungan usaha
KJK itu sendiri. Pinjaman/pembiayaan yang diberikan oleh KJK adalah
penyediaan dana atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara KJK dengan
anggotanya dan mewajibkan anggotanya untuk melunasi kewajibannya setelah
jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga/margin imbalan atau pembagian
Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 26 dari 59
Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

hasil keuntungan. Sehingga untuk dibutuhkan pemahaman yang mendalam


tentang istilah pinjaman/pembiayaan dengan agunan terkait dengan
pelaksanaan kontrak pinjaman/pembiayaan dengan pengikatan agunan.

Tujuan pinjaman/pembiayaan yang diberikan oleh KJK adalah untuk


meningkatkan usaha dan taraf hidup anggotanya melalui penyediaan dana baik
untuk tujuan usaha maupun tujuan konsumsi. Sasaran pinjaman/pembiayaan
yang diberikan KJK adalah diutamakan kepada anggota, calon anggota
(nasabah), bila memungkinkan kepada Koperasi lain dan atau anggotanya.

Di sisi lain pengertian jaminan dan agunan kredit sering disamakan, kendati
dalam UU Perbankan, pengertian keduanya sangat jelas. Jaminan Kredit
adalah untuk mendukung keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan
nasabah debitur melunasi kewajibannya sesuai dengan yang diperjanjikan,
Jaminan Kredit meliputi unsur-unsur: watak, kemampuan, modal, agunan, dan
prospek usaha dari nasabah debitur. Menurut UU Perbankan yang Diubah,
agunan merupakan jaminan tambahan yang diserahkan nasabah debitur
kepada bank dalam rangka pemberian fasilitas kredit/pinjaman atau
pembiayaan berdasarkan prinsip syariah.

Jaminan ada yang bersifat materiil dan inmateriil. Jaminan Materiil adalah
benda tertentu yang berwujud maupun tidak berwujud milik peminjam/mitra
pembiayaan atau pihak ketiga secara syah yang telah dijaminkan kepada
Kreditur untuk memenuhi kewajiban peminjam/mitra pembiayaan. Jaminan
Inmateriil adalah jaminan perorangan (personnal guarantee) dan/atau Jaminan
Korporasi (corporate guarantee) dari peminjam/mitra pembiayaan dan/atau
pihak ketiga untuk menanggung dipenuhinya kewajiban peminjam/mitra
pembiayaan.

Manfaat agunan pinjaman adalah :


 memberikan kekuasaan kepada bank untuk mendapat pelunasan dari
agunan apabila debitur melakukan cidera janji,
 menjamin agar debitur berperan serta dalam transaksi untuk membiayai
usahanya,

Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 27 dari 59


Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

 memberikan dorongan kepada debitur untuk memenuhi janjinya khususnya


mengenai pembayaran kembali sesuai dengan syarat-syarat yang telah
diperjanjikan.
Jaminan yang bersifat umum, diberikan bagi kepentingan KJK dan menyangkut
semua harta peminjam/mitra pembiayaan, sebagaimana yang diatur dalam
pasal 1131 Kitab Undang-undang Hukum Perdata; dan jaminan yang bersifat
khusus merupakan jaminan dalam bentuk penunjukan atau penyerahan barang
tertentu secara khusus, sebagai jaminan atas pelunasan kewajiban debitur
kepada kreditur tertentu, baik secara kebendaan maupun perorangan.
Timbulnya jaminan khusus ini karena adanya perjanjian yang khusus diadakan
antara debitur atau peminjam/mitra pembiayaan dan kreditur/KJK yang dapat
berupa :
a) Jaminan yang bersifat kebendaan yaitu adanya benda tertentu yang
dijadikan jaminan (zakelijk).
b) Jaminan perorangan (personlijk), yaitu adanya orang tertentu yang sanggup
membayar atau memenuhi prestasi jika debitur cidera janji (diatur dalam
buku III Kitab Undang-undang Perdata).

Jaminan yang bersifat kebendaan dilembagakan dalam bentuk hipotik, hak


tanggungan, fidusia dan gadai, serta cessie. Jaminan kebendaan wajib
memenuhi asas pencatatan dan publisitas agar dapat melahirkan hak mutlak
atas kebendaan yang dijaminkan tersebut. Ciri-cirinya adalah :
 Berhubungan langsung atas kebendaan tertentu.
 Dapat dipertahankan terhadap siapapun.
 Selalu mengikuti bendanya (droit de suite).
 Dapat diperalihkan.
 Memberikan hak mendahulu (droit de preference) kepada KJK pemegang
hak jaminan kebendaan tersebut atas penjualan kebendaan yang
dijaminkan.

Peraturan dan Ketentuan Dalam Pelaksanaan Usaha Simpan Pinjam KJK.


Untuk dapat menjalankan kegiatan usaha simpan pinjam secara mantap dan
berkelanjutan maka KJK harus memahami dasar berpihak yang digunakan
sebagai acuan serta peraturan-perturan yang terkait dengan usaha simpan
Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 28 dari 59
Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

pinjam tersebut. Sebagai panduan peraturan dan ketentuan yang dapat diacu
sekaligus merupakan sarana pendukung adalah :
1. Undang-Undang No 25 Tahun 1992 tentang Perkoprasian Bab VIII Pasal
44 : Ayat (1) : Koperai dapat menghimpun dana dan menyalurkannya
melalui kegiatan usaha simpan pinjam dan dana (a) untuk anggota koperasi
yang bersangkutan, (b) koperasi lain dan atau anggotanya. Ayat (2) :
Kegiatan simpan pinjam dapat dilaksanakan sebagai salah satu dan satu-
satunya kegiatan usaha koperasi. Ayat (3) : Pelaksanaan kegiatan usaha
simpan pinjam oleh koperasi diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Pemerintah (PP).
2. Peraturan Pemerintah No 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Usaha
Simpan Pinjam.
3. Kepmen No. 194/KEP/MM/IX/1998 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penilaian
Koperasi.
4. Kepmen No. 351/KEP/M/XII/1998 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Simpan Pinjam oleh koperasi.

Pengikatan agunan
Jaminan pinjaman yang diserahkan harus memiliki harga dan nilai. Berharga
artinya jaminan tersebut mempunyai harga yang dapat dinilai dengan mata
uang resmi (rupiah), sedangkan bernilai artinya bahwa jaminan tersebut
mempunyai nilai ekonomis dan nilai tambah lainnya dalam transaksi
perdagangan. Untuk mengetahui harga dan nilai dari suatu jaminan pinjaman,
dilakukan penilaian jaminan yang pelaksanaannya dapat diserahkan kepada
pihak ketiga yakni perusahaan appraisal. Biasanya KJK menggunakan
pendekatan secara konservatif, dimana agunan dinilai dengan harga terendah,
kemudian dikalikan dengan angka 70%.

Misalnya sebidang tanah berikut bangunan memiliki nilai pasar Rp 500 jt. dan
nilai menurut NJOP Rp 300 jt, maka penilaian bank terhadap agunan tersebut =
70% x Rp 300 jt = Rp 210 jt. KJK sebaiknya melakukan pengikatan terhadap
agunan dalam jumlah tertentu, artinya jaminan tersebut mempunyai harga dan
nilai yang dapat diklarifikasikan menurut harga pasar.

Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 29 dari 59


Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

Pengikatan adalah adanya perjanjian atas kebendaan milik peminjam/mitra


pembiayaan atau pihak yang ditunjuk oleh peminjam/mitra pembiayaan, dimana
peminjam/mitra pembiayaan akan menjamin kepemilikannya ke pihak KJK
karena terjadinya peristiwa hukum Perjanjian Pinjaman. Hak jaminan tersebut
untuk keamanan dan kepentingan peminjam/mitra pembiayaan sehingga harus
diadakan dengan suatu perikatan yang bersifat acesoir (ikutan).

Pengikatan mengandung konsekuensi biaya yang dibebankan kepada


peminjam/mitra pembiayaan, besarnya biaya pengikatan cukup berarti bagi
peminjam/mitra pembiayaan, karena biaya pengikatan cukup mahal dan tidak
ada tarif yang standar, maka permasalahan pemenuhan jaminan oleh
peminjam/mitra pembiayaan bukan saja pemenuhan nilai jaminan yang setara
dengan jumlah pinjaman/pembiayaan, akan tetapi juga biaya pengikatan yang
cukup memberatkan, sementara peminjam/mitra pembiayaan dalam posisi
tawar yang rendah.

Pengikatan agunan dilakukan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan


yang berlaku, yakni:

a. UU No. 4 tahun 1996 tentang hak tanggungan atas tanah beserta benda-
benda yang berkaitan, ada 2 ketentuan pokok mengenai objek hak
tanggungan yaitu :
 Objek Hak tanggungan meliputi bangunan, tanamamn dan hasil karya
yang merupakan kesatuan dengan tanah, berupa Hak Milik, Hak Guna
Bangunan, Hak Guna Usaha.
 Objek Hak Tanggungan meliputi Rumah Susun dan Hak Pakai atas
tanah negara (semangatnya dalam membantu golongan masyarakat
menengah ke bawah, karena dalam UU Pokok Agraria No. 5 Tahun
1960 hanya disebutkan Hak Milik, Hak Guna Bangunan dan Hak Guna
Usaha).
b. Fiducia, merupakan pengembangan dari lembaga gadai. Barang-barang
yang diserahkan sebagai jaminan fiducia adalah benda/barang yang
secara sosial ekonomi dapat menunjang kelancaran jalannya suatu
usaha/perusahaan seperti kendaraan bermotor, stock barang dagangan,

Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 30 dari 59


Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

inventaris dll. Selain barang bergerak, maka dengan berlakunya UU


Rumah Susun tanah dengan status hak pakai dapat diterima sebagai
jaminan dengan fiducia.
d. Gadai menurut Pasal 1150 KUH Perdata adalah suatu jaminan dalam hal
pelaksanaan suatu prestasi yang akan diberikan oleh peminjam/mitra
pembiayaan untuk masa yang akan datang mengingat bahwa gadai
memberikan kekuasaan kepada pemegang gadai untuk mengambil
pelunasan dari barang gadai secara didahulukan.
e. Cessie piutang dapat dijadikan jaminan pengembalian
pinjaman/pembiayaan, dengan memberikan hak untuk didahulukan dari
pada para piutang lainnya kepada KJK penerima jaminan cessi piutang.
Cessie merupakan bentuk pengalihan piutang sesuai Pasal 613 KUH
Perdata. Syarat-syarat cessie piutang sebagai Jaminan :
 Harus ada perjanjian pinjaman sebagai perjanjian pokok.
 Piutang atas nama dan piutang itu telah ada pada saat dijaminkan.
 Cessie piutang sebagai jaminan pinjaman/pembiayaan harus
dituangkan dalam suatu perjanjian pemberian jaminan yang dibuat
dengan akta notaris, menurut standar perjanjian pemberian
pinjaman/pembiayaan yang berlaku.
 Cessie piutang yang menjadi jaminan pada KJK tidak dibukukan
sebagai harta KJK, selain sebagai agunan yang dibukukan secara
administrasi pada KJK.

Jaminan yang menurut sifatnya sebaiknya diasuransikan kepada perusahaan


asuransi, Premi asuransi menjadi tanggungan peminjam/mitra pembiayaan.
Dalam penutupan asuransi dipersyaratkan hasil klaim asuransi dibayarkan
melalui KJK dengan nilai penutupan menurut harga pasar (full inssurance).
Asuransi barang jaminan yang lazim dalam perbankan adalah : Asuransi
Kebakaran dan Kendaraan Bermotor.

Dalam rangka mengcover resiko meninggalnya peminjam/mitra pembiayaan,


maka KJK dengan persetujuan peminjam/mitra pembiayaan, menutup asuransi
jiwa dari peminjam/mitra pembiayaan perseorangan untuk kepentingan
peminjam/mitra pembiayaan dalam rangka pelunasan utangnya kepada KJK.

Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 31 dari 59


Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

Asuransi jiwa dimaksud adalah asuransi jiwa untuk menutup pertanggungan


jiwa peminjam/mitra pembiayaan apabila suatu saat di mana perjanjian
pinjaman berlangsung.
Pelepasan agunan

Proses likuidasi agunan dilakukan berdasar tahapan-tahapan secara berurutan.


Cara ini untuk menghindari kemungkinan yang disengaja dan berakibat
merugikan pihak lain. Tahapannya antara lain :
 Menetapkan jadwal dan ketentuan pelaksanaan likuidasi. Buatkan jadwal
dan ketentuan pelaksanaan likuidasi sehingga Program likuidasi agunan
berjalan lancar. Memberitahukan rencana likuidasi agunan Rencana likuidasi
agunan diberitahukan kepada peminjam dengan harapan peminjam ada
persiapan dan membantu dalam hal penyelesaian likuidasi.
 Menetapkan pembeli agunan, Pembeli dengan harga tertinggi dipilih dan
ditetapkan sebagai pembeli dari agunan. Menghitung hasil penjualan
agunan dengan sisa pinjaman/pembiayaan, harus dihitung selisih antara
hasil penjualan dengan sisa pinjaman/ pembiayaan.
 Kelebihan hasil penjualan agunan, Apabila hasil penjualan agunan lebih
besar dari sisa pinjaman/pembiayaan, maka sisanya harus dikembalikan
pada peminjam dan apabila kurang harus ditagihkan.
 Kekurangan hasil penjualan agunan, jika terjadi kekurangan dalam hal
penjualan agunan di mana tidak mencukupi untuk menutup sisa pinjaman
maka harus ditagihkan kembali kepada peminjam.

Wanprestasi terjadi apabila salah satu pihak dalam perjanjian tidak


melaksanakan atau lalai melaksanakan prestasi (kewajiban) yang menjadi objek
perikatan antara mereka dalam kontrak. Berdasarkan Pasal 1233 KUH Perdata,
prestasi yang harus dipenuhi oleh para pihak dalam berkontrak adalah
kewajiban untuk memberikan sesuatu, untuk berbuat sesuatu, ataupun bahkan
untuk tidak berbuat sesuatu. Artinya, dalam hal kesepakatan-kesepakatan untuk
melakukan prestasi tersebut tidak dijalankan atau dijalankan dengan tidak
semestinya, maka orang yang tidak menjalankan kewajiban sesuai dengan
yang telah disepakati tersebut akan dinyatakan wanprestasi (tidak berptestasi)
ataupun ingkar janji (default). Lebih spesifik Prof. Subekkti, SH dalam bukunya

Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 32 dari 59


Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

Hukum Perjanjian menjelaskan bahwa wanprestasi seorang debitur


(peminjam/mitra pembiayaan) dapat didasarkan empat alasan, yaitu :
1) Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya.
2) Melakukan apa yang dijanjikannya, tetapi tidak sebagaimana yang
dijanjikan.
3) Melakukan apa yang dijanjikannya tetapi terlambat.
4) Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukannya.

Peminjam/mitra pembiayaan dapat dinyatakan Wanprestas, adanya fakta telah


terjadinya ingkar janji ataupun tindakan lalai dari mitra berkontraknya
merupakan ukuran yang sangat penting bagi mitra berkontrak yang dirugikan
KJK untuk terlebih dahulu dibuktikan agar dapat menuntut ganti rugi terhadap
kerugian yang dideritanya akibat dari wanprestasi. Artinya, tanpa pembuktian
terjadinya ingkar janji (wanprestasi) maka tidak ada alasan dari mitra pihak yang
dirugikan untuk meminta ganti kerugian atau meminta penghentian kontrak
secara sepihak (early termination). Hal ini secara tegas juga diatur dalam pasal
1243 KUH Perdata yang menyatakan sebagai berikut :

Penggantian biaya, rugi dan bunga karena tidak dipenuhinya suatu perikatan,
barulah mulai diwajibkan, apabila si berutang, setelah dinyatakan lalai
memenuhi perikatannya, tetapi melalaikannya, atau jika suatu yang harus
diberikan atau dibuatnya, hanya dapat diberikan atau dibuat dalam tenggang
waktu yang telah dilampaukannya.

Dalam pasal 1239 KUH Perdata diatur bahwa apabila pihak yang wanprestasi
(si berutang) tidak memenuhi kewajibannya, dalam hal berbuat sesuatu atau
tidak berbuat sesuatu, maka si berutang diwajibkan memberikan penggantian
biaya, rugi dan bunga. Yang akan diganti rugi oleh si berutang menurut pasal
1246 KUH Perdata adalah kerugian yang telah diderita oleh pihak yang
dirugikan atas kontrak tersebut dan kerugian yang diderita atas batalnya keditur
tersebut untuk menikmati keuntungan yang sedianya pasti diperolehnya
andaikata kontrak tersebut berjalan dengan semestinya. Maka, sangat mungkin
jumlah kerugian yang diajukan kreditur berada di luar perhitungan debitur.

Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 33 dari 59


Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

Dalam hal ini, perdebatan tentang jumlah kewajiban yang sebenarnya harus
dibayarkan oleh debitur akan diputuskan oleh pengadilan.
Doktrin force majeure sebagai dukungan terhadap prinsip bahwa prestasi yang
diperjanjikan dalam suatu kontrak haruslah prestasi yang memungkinkan untuk
dilakukan merupakan doktrin (pemaafan) yang dikenal secara universal dalam
hukum kontrak Negara-negara di dunia. Artinya, secara prinsip pengakuan
terhadap ketidakmungkinan untuk melaksanakan suatu prestasi (impossibility of
performance) disebabkan oleh halangan yang tidak dapat diduga akan terjadi
sebelumnya serta yang bukan datang dari dirinya ataupun akibat dari
kesalahannya, membuat orang yang secara normal tidak memungkinkan lagi
untuk melaksanakan prestasinya tersebut dapat dimanfaatkan dan dibebaskan
dari hukuman untuk membayar biaya, ganti rugi dan bunga (damages).

Dalam Hukum Perdata Indonesia, ketentuan tentang keadaan force majeure


yang dapat membebaskan seorang peminjam/mitra pembiayaan dari kewajiban
untuk membayar ganti rugi dengan tegas diatur dalam pasal 1244 dan pasal
1245 KUH Perdata.

Pasal 1245 KUH Perdata :


“Jika ada alasan untuk itu, si berutang harus dihukum untuk mengganti biaya,
rugi dan bunga apabila ia tak dapat membuktikan, bahwa hal tidak atau tidak
pada waktu yang tepat dilaksanakanya perikatan itu, disebabkan suatu hal yang
tidak terduga, pun tak dapat dipertanggungjawabkan padanya, kesemuanya itu
pun jika iktikad buruk tidaklah ada pada pihaknya”.

Pasal 1245 KUH Perdata :


“Tidaklah biaya rugi dan bunga harus digantinya, apabila lantaran keadaan
memaksa atau lantaran suatu kejadian tak disengaja si berutang berhalangan
memberikan atau berbuat sesuatu yang diwajibkan, atau lantaran hal-hal yang
sama telah melakukan perbuatan yang terlarang”.

Dari pengaturan kedua pasal tersebut di atas terlihat bahwa dalam hukum
Indonesia dokrin force majeure dilaksanakan demi hukum, bukan pelaksanaan
karena kesepakatan dalam kontrak (contractualo obligatiaon). Artinya, walupun
Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 34 dari 59
Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

para pihak tidak secara spesifik mengatur keberlakukan dokrin force majeure
dalam kontraknya, tetap saja demi hukum dokrin force majeure tersebut dapat
berlaku sebagai alasan hukum bagi salah satu pihak yang tidak dapat
melakukan kewajibannya sesuai dengan yang telah diperjanjikan dalam
kontrak.

Hapusnya Suatu Kontrak, normalnya, suatu kontrak akan hapus setelah


kontrak tersebut berakhir, artinya, ketika seluruh bentuk-bentuk perikatan yang
teah disepakti dalam kontrak telah dilaksanakan, maka kontrak tersebut akan
berakhir dan hapus dengan sendirinya. Misalnya, dalam hal disepakatinya
perjanjian pinjaman maka kontrak tersebut akan berakhir setelah seluruh
kewajiban untuk membayar angsuran seperti yang telah disepakati dalam
kontrak telah dilakukan oleh peminjam kepada KJK.

Secara keseluruhan, pasal 1381 KUH Perdata mengatur tentang tata cara dan
dasar hukum tentang pengakhiran dari suatu perikatan, sebagai berikut :
1) Karena pembayaran.
2) Karena penawaran pembayaran tunai, diikuti dengan penyimpanan atau
penitipan.
3) Karena pembaharuan utang (novasi).
4) Karena perjumpaan utang atau kompensasi (se off).
5) Karena percampuran utang.
6) Karena pembebasan utangnya.
7) Karena musnahnya barang yang terutang.
8) Kebatalan atau pembatalan.

Karena dalam prakteknya perjanjian pinjaman secara umum berbentuk standar


yang disusun oleh pihak KJK sendiri, maka pengelola KJK perlu
memperhatikan:
 Memberikan peringatan secukupnya kepada para peminjamnya akan
adanya dan berlakunya klausula – klausula penting tertentu dalam
perjanjian.
 Pemberitahuan dilakukan sebelum atau pada saat penandatanganan
perjanjian pinjaman.
Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 35 dari 59
Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

 Dirumuskan dalam kata – kata dan kalimat yang jelas.


 Memberikan kesempatan yang cukup bagi peminjam untuk mengetahui isi
perjanjian.

Isi Perjanjian/Pengikatan Pinjaman/Pembiayaan


Pada dasarnya suatu perjanjian pinjaman/pembiayaan atau pengakuan hutang
harus memenuhi 6 (enam) syarat minimal, yaitu ; (1) jumlah hutang;
(2)besarnya bunga/margin; (3)waktu pelunasan; (4)cara-cara pembayaran;
(5)klausula opeisbaarheid; dan (6)barang jaminan.

Apabila keenam syarat tersebut dikembangkan lebih lanjut maka isi dari
perjanjian pinjaman/pembiayaan atau pengakuan hutang yang termuat dalam
pasal-pasal tersebut adalah seperti berikut :
1. Jumlah maksimum pinjaman/pembiayaan (plafond) yang diberikan oleh KJK
kepada peminjamnya. Dalam prakteknya, KJK dapat juga memberikan
kesempatan kepada debiturnya untuk menarik dana melebihi plafond
pinjamannya (overdraft).
2. Cara/media penarikan pinjaman/pembiayaan yang diberikan, yang mana
penarikan dana tersebut dilakukan di kantor KJK yang bersangkutan dan
pembayaran yang dilakukan pada hari dan jam kantor dibuka. Penarikan
dan pembayaran mana akan dicatat pada pembukuan KJK dan rekening
peminjam.
3. Jangka waktu dan cara pembayaran sampai jatuh tempo. Ada 2 (dua) cara
pembayaran yang lazim digunakan, yaitu; (1)diangsur; atau (2) secara
sekaligus lunas. Peminjam berhak untuk sewaktu – waktu untuk mengakhiri
perjanjian tersebut sebelum jangka waktunya berakhir, asal membayar
seluruh jumlah yang terhutang termasuk bunga, denda dan biaya – biaya
lainnya.
4. Mutasi keuangan peminjam dan pembukuan oleh KJK. Dari mutasi
keuangan dan pembukuan KJK ini dapatlah diketahui berapa besar jumlah
yang terhutang oleh debitur.
5. Pembayaran bunga/margin, administrasi, provisi dan denda (bila ada).
Kecuali pembayaran bunga/margin, maka pembayaran biaya administrasi

Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 36 dari 59


Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

dan provisi harus dibayar dimuka oleh peminjam bila terdapat tunggakan
angsuran ataupun bunga/margin.
6. Klausula opersbarheid, yaitu klausula yang memuat hal – hal mengenai
hilangnya kewenangan bertindak atau kehilangan hak bagi peminjam untuk
mengurus harta kekayaanya, ketentuan – ketentuan dalam perjanjian
peminjam atau pengakuan hutang, sehingga peminjam harus membayar
secara seketika dan sekaligus lunas. Klausula tersebut antara lain karena:
(1) peminjam tidak membayar kewajiban secara sebagaimana mestinya.
(2) peminjam/pemilik jaminan pailit.
(3) peminjam/pemilik jaminan meninggal dunia.
(4) harta kekayaan peminjam/pemilik jaminan dilakukan penyitaan.
(5) Surcance van betaling.
(6) peminjam/pemilik jaminan ditaruh dibawah pengampunan (order curatele
gestesld).
7. Jaminan yang diserahkan oleh peminjam beserta kuasa – kuasa yang
menyertainya dan persyaratan penilaian jaminan, pembayaran pajak dan
asuransi atas barang jaminan tersebut.
8. Syarat – syarat lain yang harus dipenuhi oleh peminjam dan termasuk hak
untuk pengawasan/pembinaan pinjaman oleh KJK.
9. Biaya akta dan biaya penagihan hutang yang juga harus dibayar oleh
peminjam.

Jika KJK ingin mempunyai kedudukan hukum yang kuat, maka jaminan
pinjaman/pembiayaan harus diperjanjikan secara tegas dan tertulis; barangnya
apa?, orangnya siapa?, tanggungannya berapa? Dengan demikian kedudukan
KJK sebagai kreditur lebih diutamakan daripada kreditur yang lain.

Jaminan pinjaman/pembiayaan di KJK jenisnya antara lain :


1. Jaminan Barang, Bergerak atau Tidak Bergerak.
2. Jaminan Orang, Pribadi atau Kelompok Tanggung Renteng.
3. Jaminan Hak – Hak peminjam yang ada di KJK.
4. Jaminan Surat, Surat Berharga maupun Lainnya.

Yang perlu diperhatikan dalam pembebanan jaminan pinjaman pada KJK ialah :
Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 37 dari 59
Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

 Aspek Hukum, artinya perjanjiannya harus kuat / sah, mempunyai kekuatan


hukum, tidak melanggar hukum dan norma – norma lainnya.
 Aspek Kooperatif, artinya pembebanan jaminan kredit tidak boleh melanggar
Asas dan Prinsip–prinsip Koperasi, Gotong royong, Kekeluargaan ; dan lain
sebagainya.

KJK diwajibkan melakukan pengikatan terhadap agunan pinjaman dalam jumlah


tertentu yang diterimanya dari peminjam. Dalam jumlah tertentu artinya agunan
pinjaman tersebut mempunyai harga dan nilai yang dapat diklarifikasikan
menurut harga pasar. Pengikatan adalah adanya perjanjian atas kebendaan
milik peminjam, dimana peminjam akan menjamin kepemilikannya ke pihak
KJK, karena terjadinya peristiwa hukum Perjanjian Pinjaman. Hak agunan
tersebut untuk keamanan dan kepentingan peminjam sehingga harus diadakan
dengan suatu perikatan yang bersifat acesoir (ikutan).

Pengikatan mengandung konsekuensi biaya yang dibebankan kepada


peminjam, besarnya biaya pengikatan cukup berarti bagi peminjam, karena
biaya pengikatan cukup mahal dan tidak ada tarif yang standar, oleh karena itu
KJK jarang melakukan pengikatan secara notariel, kecuali dengan kuasa
menjual (padahal secara yuridis tidak mempunyai kekuatan hukum, kecuali
mengikat secara psikologis saja).

Beberapa pengikatan agunan pinjaman, menurut ketentuan perundang-


undangan yang berlaku, dan perlu dipahami oleh pengelola KJK, yakni :
a. UU No. 4 tahun 1996 tentang hak tanggungan atas tanah beserta benda-
benda yang berkaitan, ada 2 ketentuan pokok mengenai objek hak
tanggungan yaitu :
 Objek Hak tanggungan meliputi bangunan, tanaman dan hasil karya
yang merupakan kesatuan dengan tanah, berupa Hak Milik, Hak Guna
Bangunan, Hak Guna Usaha.
 Objek Hak Tanggungan meliputi Rumah Susun dan Hak Pakai atas
tanah negara (semangatnya dalam membantu golongan masyarakat
menengah ke bawah, karena dalam UU Pokok Agraria No. 5 Tahun

Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 38 dari 59


Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

1960 bhanya disebutkan Hak Milik, Hak Guna Bangunan dan Hak
Guna Usaha ).
b. Fiducia, objek fiducia adalah untuk benda-benda bergerak yang
diserahkan sebagai jaminan fiducia adalah benda/barang yang secara
sosial ekonomi dapat menunjang kelancaran jalannya suatu
usaha/perusahaan seperti kendaraan bermotor, stock barang dagangan,
inventaris dll. Selain barang bergerak, maka dengan berlakunya UU
Rumah Susun tanah dengan status hak pakai dapat diterima sebagai
jaminan dengan fiducia.
c. Gadai menurut Pasal 1150 KUH Perdata adalah suatu jaminan dalam hal
pelaksanaan suatu prestasi yang akan diberikan oleh debitur untuk masa
yang akan datang mengingat bahwa gadai memberikan kekuasaan
kepada pemegang gadai untuk mengambil pelunasan dari barang gadai
secara didahulukan. Objek gadai selain benda-benda bergerak juga
benda bergerak yang tak bertubuh sebagaimana pasal 1152, 1153 KUH
Perdata adalah tagihan-tagihan atau piutang, surat-surat atas unjuk dan
atau atas bawa.
d. Cessie piutang dapat dijadikan jaminan pengembalian pinjaman, dengan
memberikan hak untuk didahulukan dari pada para piutang lainnya kepada
Kreditur penerima jaminan cessi piutang. Cessie merupakan bentuk
pengalihan piutang sesuai Pasal 613 KUH Perdata. Syarat-syarat cessie
piutang sebagai Jaminan Kredit/Pinjaman :
 Harus ada perjanjian pinjaman sebagai perjanjian pokok.
 Piutang atas nama dan piutang itu telah ada pada saat dijaminkan.
 Cessie piutang sebagai Jaminan pinjaman harus dituangkan dalam
suatu perjanjian pemberian jaminan yang dibuat dengan akta notaris,
menurut standar perjanjian pemberian pinjaman yang berlaku.
 Cessie piutang yang menjadi jaminan pada KJK tidak dibukukan
sebagai harta KJK, selain sebagai agunan yang dibukukan secara
administrasi pada KJK.

Dokumen yang harus dilengkapi oleh peminjam dalam menyerahkan agunan


berupa benda bergerak kepada KJK, yakni :

Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 39 dari 59


Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

1) Agunan barang tidak bergerak. Penyerahan agunan ini dilengkapi dengan


dokumen :
 Asli sertifikat (SHM, SHGB, SHGU dan lainnya) yang dikeluarkan oleh
Kantor Badan Pertahan Nasional diwilayah tanah berada.
 Photo copy SPPT (Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang) dan tanda
bukti pembayaran lunas (setoran) PBB tahun terakhir.
 Keterangan/penjelasan tentang peruntukkan atas tanah tersebut.
 Asli IMB untuk yang ada bangunannya.
 Surat Keterangan tidak sedang sengketa dari kelurahan (Asli).
 Tanah yang bisa dijaminkan adalah milik calon peminjam atau
keluarganya yang dibuktikan dengan kartu keluarga.
 Akte nikah dari instansi yang berwenang untuk mengetahui suami-istri
pemilik jaminan.
2) Agunan Kios harus dilengkapi:
 Asli surat izin pemakaian/penempatan kios dari pemda setempat/PD
Pasar.
 Asli referensi/persetujuan dari Pemda setempat/PD Pasar untuk
menjaminkan hak pakai kios tersebut.
 Fotokopy KTP dan KK pemilik.

Dokumen yang harus dilengkapi oleh peminjam dalam menyerahkan agunan


berupa benda tidak bergerak kepada KJK, yaitu:
a) Agunan berupa kendaraan bermotor :
 Foto copy identitas diri pemilik.
 Asli Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) atau surat pernyataan
dealer mengenai asli penyerahan BPKB yang sudah dikonfirmasi
kebenarannya secara tertulis, serta foto copy BPKB apabila belum dibalik
namakan.
 Penyerahan BPKB maksimal satu bulan.
 Foto copy STNK (aslinya diperiksa).
 Copy asli/tindasan faktur/invoice
 Untuk kendaraan lama/bekas harus ada kuitansi jual beli lengkap dari
pemilik lama.
Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 40 dari 59
Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

 Blanko kuitansi kosong rangkap 3, satu diantaranya bermeterai cukup


yang ditandatangani.
 Pada saat jatuh tempo STNK, atas STNK tersebut harus dilakukan
proses balik nama sesuai dengan nama peminjam/pemilik juaminan.
b) Untuk kendaraan umum dilengkapi dengan :
 Surat tanda lulus uji (laik jalan) dan atau surat tanda daftar kendaraan
bermotor yang dikeluarkan kantor Samsat Setempat.
 Surat KIR dan izin trayek (untuk kendaraan umum).
c) Agunan berupa mesin-mesin.
 Invoice/faktur pembelian yang sah.
 Daftar barang-barang yang ditandatangani oleh peminjam diatas meterai
cukup.
 Blanko kuitansi kosong yang telah ditandatangani dibuat rangkap 3, satu
diantaranya bermeterai cukup.
 Agunan mesin-mesin tersebut harus diretaksasi minimal setahun sekali
atau pada saat dilaksanakan review pinjaman.
d) Agunan berupa stock barang dagangan.
 Adalah barang dagangan (usaha/yang diperjualbelikan) baik yang sudah
ada maupun yang akan ada yang dapat dinilai baik secara kuantitatif
maupun kualitatif.
 Stock barang dagangan harus sudah menjadi milik peminjam yang
dibuktikan dengan asli kuitansi atau faktur pembelian.
 Daftar stock yang ada yang ditandatangani pemilik di atas kertas
bermeterai cukup (daftar ini harus dilaporkan oleh peminjam minimal satu
kali dalam satu bulan, atau sesuai dengan kebutuhan/mutasi dan
persediaan).
 Yang dapat dijadikan jaminan pinjaman haruslah terbatas jenis, jumlah
dan kualitas tertentu, hal ini mengingat bahwa jaminan ini adalah
sekaligus sebagai barang dagangan yang dapat terjual habis, sehingga
dalam pengamanannya perlu pengamatan dan pengawasan yang ketat.
 Peminjam harus melaporkan secara berkala mengenai stock barang
tersebut, baik laporan bulanan maupun laporan triwulan untuk

Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 41 dari 59


Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

mengetahui rasio dari jumlah jaminan dan outstanding pinjaman yang


tersisa.

Hubungan Interpersonal
Hubungan antara para pihak yang terlibat dalam masing-masing aktivitas
komersial seperti yang dicontohkan di atas, secara hukum, diwujudkan dalam
suatu perikatan hak dan kewajiban (prestasi) yang memberikan konsekuensi
adanya pihak yang berkewajiban melaksanakan kewajiban bagi pihak lain
menjadi haknya. Karena jika perikatan hak dan kewajiban dilaksanakan sesuai
dengan kesepakatan, akan memberikan keuntungan sehubungan dengan
sasaran komersial yang diharapkan oleh masing-masing pihak tersebut.
Dengan kalimat lain, terhadap suatu perikatan ataupun kontrak, memang harus
ada pengaturan yang tegas dan jelas sebagai ketegasan dan kejelasan dari
maksud masing-masing pihak kontrak untuk membangun kepastian bahwa para
pihak yang melakukan peringatan tersebut memang harus tunduk untuk
melaksanakanya dengan niat baik dan konsekuen.

2.2 Penandatangan Dokumen Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan


Pengikatan Agunan

Setelah dokumen kontrak pinjaman dan pengikatan agunan disiapkan, maka


sebelum ditandatangai terlebih dahulu dilakukan pengecekan ulang dengan
memastikan kebebanaran dan keakuratan, antara persyaratan yang terdapat
dalam SP3 dengan isi perjanjian pinjaman dan pengikatan agunannya, serta
data-data lainnya sesuai dengan dokumen sura nikah, KK, KTP, dan dokumen
agunan yang diserahkan peminjam kepada KJK.

Semua dokumen yang telah disiapkan oleh baik oleh KJK maupun oleh notaris,
kemudian ditindaklanjuti oleh para pihak dengan jalan sebagai berikut :
 Jika para pihak telah sepakat bahwa isi perjanjian pinjaman maupun
pengikatan agunan dapat diterima, maka para pihak melakukan
penandatanganan pada dokumen kontrak pinjaman dan pengikatan agunan

Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 42 dari 59


Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

 Penandatanganan dilakukan pada tempat yang khusus disediakan pada


dokumen kontrak pinjaman dan pengikatan agunan termasuk pada
lampiran-lampirannya (jika ada) serta membubuhi paraf yang dibutuhkan.

Kontrak menggambarkan hubungan hukum yang mengikat para pihak untuk


melaksanakannya. Atau sebaliknya penggunaan perjanjian, persetujuan
ataupun kesepakatan pada hubungan yang tidak mempunyai konsekuensi
hukum yang mengikat. Penyerahan akta utang piutang dilakukan dengan jalan
membuat sebuat akta otentik atau dibawah tangan, dengan mana hak-hak atas
kebendaan itu dilimpahkan kepada orang lain.

Semua dokumen yang telah disiapkan oleh para pihak ditindaklanjuti dengan
jalan sebagai berikut :
 Penandatanganan dokumen kontrak dan pengikatan dokumen kontrak dan
pengikatan semua ditandatangani oleh para pihak yaitu pengurus, peminjam
dan notaris.
 Berkas dokumen kontrak dan pengikatan setelah ditandatangani berkas
dokumen kontrak dan pengikatan yang bersifat legal diarsipkan pada tempat
khusus (file permanent) yang disediakan.
 Hasil kontrak dan pengikatan yang berupa dokumen sebelum di file
dilaporkan kepada pengurus.

Kewenangan Bertindak Para Pihak

Subjek dari suatu kontrak adalah para pihak yang menyepakati kontrak tersebut
sehingga oleh karenanya menjadi terikat dan bertanggung jawab terhadap
pemenuhan kewajiban dalam poin-poin perikatan yang telah disepakatinya
dalam kontrak tersebut. Selain dari keterikatan untuk melaksanakan
kewajibannya sehubungan dengan kontrak yang telah disepakati, subjek hukum
juga merupakan pihak yang harus mempertanggung jawabkan akibat kerugian
yang dialami oleh mitra berkontraknya sebagai akibat dari tindakan ingkar janji
(wanprestasi) yang dilakukannya. Terhadap kerugian tersebut, seluruh harta
subjek hukum menjadi jaminan pembayarannya. Subjek kontrak tersebut dapat
berupa subjek hukum pribadi (personal entity) ataupun subjek hukum korporasi

Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 43 dari 59


Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

(legal entity ataupun corporate entity) baik secara sendiri-sendiri ataupun


secara bersama-sama.

Subyek Kontrak Perorangan (Personal Entity)


Sebagai orang-orang yang dituntut pemahaman dan kematangannya dalam
memahami apa-apa yang menjadi hak dan kewajibannya sehubungan dengan
perbuatan hukum (kontrak) ataupun aktivitas bisnis yang dilakukannya, hukum
kontrak mensyaratkan bahwa dalam hal subjek dari kontrak tersebut adalah
subjek hukum pribadi (personal entity). Kapasitas hukum untuk berkontrak
hanya dimiliki ketika subyek hukum pribadi tersebut telah dewasa (majority).
Jika ternyata subjek kontrak perorangan tersebut belum (dewasa minor),
kontrak tersebut dapat dibatalkan (voidable)

Ukuran dewasa bagi subjek hukum perorangan untuk mempunyai kapasitas


kontrak sangat menarik untuk dicermati, hususnya pada zaman yang sangat
maju sekarang ini. Bila berpegang pada pasal 330 KUH perdata, pengertian
dewasa hanya diberikan kepada subjek hukum yang telah genap mencapai
umur 21 tahun, atau belum 21 tahun tapi telah dahulu menikah. Ketentuan
dalam pasal 330 KUH Perdata tersebut pada dasarnya sama dengan
pengertian dewasa dalam ketentuan common law yang juga menetapkan
ukuran dewasa pada umur 21 tahun atau belum 21 tahun tapi telah menikah.

Subjek Kontrak Badan Hukum (Legal Entity)


Subyek kontrak, selain dari perorangan seperti yang telah dijelaskan di atas,
juga dilakukan oleh orang koperasi, atau yang lebih dikenal dengan badan
hukum (legal entity). Dalam ketentuan hukum Indonesia, dikenal beberapa
badan hukum, yaitu Perseroan Terbatas (PT) yang ketentuannya diatur dalam
UU No. 12 tahun 1995, yayasan ketentuannya diatur dalam UU Yayasan No. 16
tahun 2001, dan koperasi berdasarkan UU Perkoprasian No. 12 Tahun 1976.
sebagai badan hukum, perlu kiranya untuk lebih dahulu diperhatikan keabsahan
dari status badan hukum itu sendiri, sebagai manusia mandiri atau pendukung
hak yang sempurna berdasarkan ketentuan anggaran dasarnya yang dibuat
sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku dan telah mendapat persetujuan
Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 44 dari 59
Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

dari Departemen Kehakiman dan HAM. Tidak adanya persetujuan dari


Departemen Kehakiman dan HAM terhadap status badan hukum yang dimiliki
subjek berkontrak akan mengakibatkan dapat dibatalkanya kontrak tersebut
sebagai konsekuensi hukum dari tidak terpenuhinya kapasitas berkontrak.

Obyek Kontrak
Obyek dari kontrak adalah prestasi (performance) itu sendiri, yaitu berupa suatu
tindakan dalam pelaksanaan kewajiban untuk memberikan/ menyerahkan
sesuatu, berbuat dan tidak berbuat sesuatu bagi kreditur maupun debitur
sebagai pihak-pihak yang terikat dalam pelaksanaan suatu kontrak. Contohnya,
dalam kontrak jual beli satu unit komputer. Objek dari kontrak jual beli tersebut
adalah kewajiban dari pembeli untuk melakukan pembayaran atas computer
yang disepakati untuk dibeli tersebut kepada penjual.

Kecakapan untuk melakukan tindakan hukum merupakan kewenangan yang


diberikan dan dijaminkan oleh hukum baik terhadap orang pribadi dan juga
orang korporasi (legal entity) sebagai subyek pendukung hak dan pelaksana
kewajiban. Kecakapan untuk melakukan tindakan ataupun hubungan hukum
untuk dan atas kepentingan pribadi adalah berbeda dengan kewenangan
hukum untuk dan atas kepentingan pribadi adalah berbeda dengan
kewenangan melakukan tindakan hukum untuk dan atas kepentingan buat
badan hukum (legal entity).

Jika subjek hukum tersebut adalah orang pribadi (person entity) maka
kewenangannya untuk melakukan perbuatan hukum akan dapat dimulai setelah
dia dewasa ataupun telah berumur 21 tahun. Pasal 1329 KUH Perdata
menegaskan bahwa setiap orang dinyatakan cakap untuk berkontrak, kecuali
bila undang-undang menyatakan tidak cakap. Dan orang-orang yang tidak
cakap untuk berkontrak dijelaskan dalam pasal 1330 KUH Perdata, yaitu :

1. Orang yang belum dewasa.


2. Mereka yang ditaruh di bawah pengampuan

Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 45 dari 59


Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

3. Orang-orang perempuan, dalam hal yang ditetapkan oleh UU, dan pada
umumnya semua orang kepada siapa UU telah melarang membuat
persetujuan tertentu.

2.3 Pengarsipan Berkas Dokumen Kontrak Pinjaman/Pembiayaan


dan Pengikatan Agunan

Setelah ditandatangani berkas dokumen kontrak pinjaman/pembiayaan dan


pengikatan agunan, maka dilakukan pengarsipan sesuai dengan sifatnya
sebagai legal, berikut ini sebagai acuan dalam mengarsipkan dokumen kontrak
pinjaman dan pengikatan agunan pada KJK.

Berkas dokumen kontrak pinjaman dan pengikatan agunan merupakan


”dokumen legal”, yakni berkas yang memuat dokumen-dokumen yuridis/hukum
atas pinjaman yang diberikan kepada KJK kepada peminjam. Istilah lain
walaupun kurang popular disebut juga permanent file, karena dokumen kontrak
pinjaman dan pengikatan agunan masuk dalam kelompok arsip yang bersifat
tetap (permanent file), tetapi pemanfaatannya bersifat berkala.

Sebagai dokumen bersifat legal, maka dokumen kontrak pinjaman dan


pengikatan agunan disimpan pada tempat khusus (file legal/permanen) yang
disediakan, yakni harus disimpan pada lemari khusus, yakni lemari tahan api,
pada lembaga keuangan lain biasanya ditempat kluis bersama-sama dengan
tempat penyimpanan uang tunai. Kluis adalah ruangan khusus yang tahan api
dan pintu besi yang tahan api pula, ketebalan ruangan baik dinding, lantai
maupun atap di cor beton dengan ketebalan minimal 35 cm, luas ruangan
paling kecil biasanya 3m x 4 m. Ada beberapa KJK yang telah memiliki ruangan
tersebut, bahkan dilengkapi dengan alarm.

Secara teknis, dokumen kontrak akan merekam seluruh bentuk-bentuk


perikatan yang sangat berguna bila di kemudian hari terjadi permasalahan
dalam pelaksanaannya. Para pihak dapat bersama-sama melihat kembali
dokumen kontrak untuk membuktikan apa dan siapa yang menjadi penyebab
Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 46 dari 59
Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

kegagalan pelaksanaan kontrak yang telah disepakati. Hal tersebut diperlukan


agar dapat secara tepat menghukum yang bersalah untuk membayar ganti rugi
akibat tidak dilaksanakannya ketentuan-ketentuan dalam kontrak yang sudah
disepakati.

Jika dikemudian hari terjadi pelanggaran terhadap kesepakatan-kesepakatan


tersebut, akan terasa urgensi untuk membuktikan telah terjadi atau tidaknya
pelanggaran tersebut. Dengan kalimat lain itulah yang terjadi salah satu dasar
mengapa perjanjian ataupun kesepakatan harus didokumentasikan secara baik
dalam suatu perjanjian ataupun kontrak tertulis yang harus secara jelas
mencantumkan dan meredaksikan seluruh bentuk-bentuk kesepakatan tersebut
dalam suatu tatanan kata ataupun kalimat yang baik dan jelas, tidak
menimbulkan penafsiran yang sangat berbeda.

Melakukan pengamanan dokumen kontrak pinjaman/pembiayaan dan


pengikatan agunan adalah merupakan tugas lanjutan dari proses penyaluran
dana di mana tugas ini akan membantu pihak KJK jika timbul masalah
mengenai pinjaman/pembiayaan di kemudian hari. Sebagai alat bantu untuk
mendampingi kegiatan utama dari KJK yaitu dalam penyaluran dana atau
pinjaman/pembiayaan. Sebagai bentuk kepercayaan dari pinjaman/pembiayaan
yang memperoleh pinjaman bahwa agunan yang diagunkan ke KJK aman dan
terlindungi.

Melakukan pengamanan dokumen kontrak pinjaman/pembiayaan dan


pengikatan agunan adalah sangat penting, karena merupakan alat deteksi dini
jika suatu saat timbul gejala-gejala yang tidak diharapkan terhadap
keadaan/kondisi dari usaha peminjam/mitra binaan. Pengamanan dokumen
kontrak pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan dilakukan dengan :
 Menyusun system pengarsipan dokumen pinjaman/pembiayaan, susun
system arsip dokumen pinjaman/pembiayaan sehingga memudahkan dalam
pencarian dan tempatkan dalam keadaan aman dan terjaga serta rapih tata
letaknya.
 Mengelompokkan dokumen pinjaman/pembiayaan, kelompokkan dokumen
pinjaman/pembiayaan menjadi arsip pinjaman dan dokumen legal.

Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 47 dari 59


Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

Legal file merupakan kelompok arsip yang bersifat tetap (permanent file)
pemanfaatannya bersifat berkala harus disimpan pada lemari khusus tahan api.
Formulir-formulis yang disiapkan harus disesuaikan dengan keadaan bentuk
dokumen yang ada dan bisa menampung banyak serta tidak mudah rusak dan
harus tahan lama. Dokumen seperti perjanjian pinjaman (akad kredit)
pengikatan agunan, polis asuransi dan dokumen legal lainnya dimasukkan ke
legal file.

2.4 Evaluasi Hasil Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan


Pengikatan Agunan

Mengingat dokumen kontrak pinjaman dan pengikatan agunan merupakan


dokumen legal yang mempunyai kekuatan hukum, maka harus benar dan
akurat, sehingga sah secara hukum, oleh karena itu pengecekan ulang tersebut
untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan atau diluar dugaan seperti salah
ketik, maka perlu diteliti kembali keakuratan dan keabsahannya, sehingga
dokumen kontrak pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan memiliki
kelebihan yakni sebagai alat bukti yang otentik, namun memiliki kelemahan
juga seperti sulit dilakukan secara tegas jika terjadi wanprestasi oleh pihak
peminjam, karena perjanjian dan pengikatan tersebut lebih banyak hanya
bersifat psikologis.

Seperti dijelaskan di atas, poin-poin perikatan akan menjadi hukum khusus


yang mengikat karena mempunyai konsekuensi terhadap harta milik dari
masing-masing para pihak tersebut dalam hal terjadinya wanprestasi. Namun
dalam prakteknya, kontrak sering dianggap sebagai suatu hal yang sepele
sehingga dalam pembuatan ataupun perancangannya dilakukan secara
serampangan dan asal jadi. Banyak kontrak-kontrak bisnis dirancang ataupun
dibuat, antara lain, dengan cara mencontoh ataupun memfotokopi bentuk-
bentuk kontrak yang telah ada (yang sering penulis istilahkan dengan pola
“copy and paste”). Dan itu dilakukan sering tanpa memahami sejauh mana
format dan isi dari kontrak yang ditirunya dapat sesuai dengan maksud dan
Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 48 dari 59
Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

tujuan yang diinginkan serta secara hukum telah maksimal melindungi


kepentingannya ataupun kepentingan bisnis KJK.

Jika kontrak tersebut bermasalah dan tidak mampu memberikan perlindungan


yang maksimal kepada KJK. Hasil, dirinya harus mengganti kerugian aktibat
dari ketidakmampuannya dalam memenuhi kewajiban yang telah disepakati
dalam kontraak. Akibatnya, pihak yang dihukum untuk mengganti kerugian
merasa telah diperlakukn tidak adil, ataupun mempersalahkan pengadilan
dalam mengimplementasikan hukum, padahal persoalan-persoalan tersebut
muncul karena tidak hati-hatinya ketika menyetujui kontrak.

Pembuktian dokumen kontrak dan pengikatan agunan

Walaupun suatu draft kontrak pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan


telah dirumuskan dengan sangat baik dan sangat aman, tetap saja masih
memungkinkan untuk terjadi dispute, bila memang salah satu pihak yang
berkontrak pada dasarnya mempunyai sifat buruk (bad faith party) atau
memang hobinya “ngemplang”. Pada satu sisi dapat dibenarkan pendapat yang
mengatakan bahwa keberhasilan suatu kontrak bukan pada perumusannya,
tetapi pada pelaksanaannya. Walaupun pada sisi lain tidak dapat dipungkiri
bahwa kegagalan pelaksanaan suatu kontrak dapat saja terjadi akibat suatu
keadaan masa depan yang tidak dibayangkan akan terjadi oleh masing-masing
pihak ketika pada awal kontrak.

Secara umum, kontrak lisan mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan
kontrak tertulis. Donnel Barnes Metzger berpendapat dalam bukunya, sebagai
berikut :

Many people mistakenly believe that oral xontracts are not binding and
enforceable. How many times have yau heard someone say :”I agreed, but they
didn’t get itu in writing? The truth of the matter is that oral cintracts are generally
every bit as binding and enforceable asa written ones.

Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 49 dari 59


Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

Prinsip bahwa kontrak tidak harus tertulis merupakan suatu prinsip yang berlaku
secara universal atau berlaku secara internasional. Prinsip ini juga dengan
tegas diatur dalam pasal 1 ayat (2) dari dokumen The Peinciples of Intrnational
Commercial Contract yang menegaskan sebagai berkit :

Nothing in this Principles tequires a contract to be concluded in or evidenced by


writing. It may be proved by any means, incuding witnesses.

Sejalan dengan itu, dalam pasal 1320 KUH Perdata ditegaskan bahwa yang
menjadi ukuran terhadap keabsahan suatu kontrak, menurut hukum Indonesia,
adalah apabila telah memenuhi empat persyaratan fundamental: adanya
kesepakatan antara pihak yang berkontrak, para pihak tersebut cakap untuk
membuat suatu kontrak, hal yang diperjanjikan dalam kontrak tersebut jelas dan
kuasa dari perjanjian tersebut halal.

Terjadinya suatu kontrak secara hukum harus memenuhi unsur-unsur yang


dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok : unsure essensialia, unsure
naturalia dan unsure accidentalia.

Unsur Essensialia
Unsur essensialia suatu kontrak adalah unsur yang sangat penting dan mutlak
harus dipenuhi untuk dapat dikatakan telah ada atau telah lahirnya suatu
kontrak. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kejelasan dari apa-apa
sebenarnya yang mutlak harus jelas dalam suatu kontrak. Seperti dalam
kontrak sewa-menyewa, hargra sewa dalam kontrak tersebut harus jelas. Begitu
juga dengan kuasa dari suatu kontrak. Karena apabila hal tersebut tidak
dipenuhi dalam suatu kontrak maka dapat membuat kontrak tersebut tidak
pernah hadir.

Unsur Naturalia
Unsur naturalia suatu kontrak adalah unsure perjanjian yang diatur dalam
undang-undang. Namun, keberlakuan kontrak dapat dikesampingkan oleh para
pihak yang berkontrak. Contohnya, dalam guarante ogreement, keditur pada
umumnya akan meminta untuk tidak diberlakukannya ketentuan pasal 1831,

Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 50 dari 59


Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

1833 1837, 1847, 1849 KUH Perdata yang mengatur tentang kewajiban kreditur
untuk terlebih dulu mengusahakan pemenuhan utang tersebut dari debitur
sebelum melakukan penagihan kepada guarantor dari perjanjian kredit tersebut.
Contoh lain, dalam pasal 1831 KUH Perdata, dengan tegas diatur hak isimewa
dari seorang guarantor. Bila debitur utama (principal debitor) wanprestasi,
kreditur tersebut hanya dapat menggugat guarantor, sebagai penjamin dalam
hal telah lebih dahulu dibuktikan bahwa debitur utama tersebut tidak
mempunyai harta maupun kemampuan lagi untuk menyelesaikan utang-
utangnya. Namun, pasal yang mengatur hak istimewa dari seorang penjamin
tersebut ternyata dapat dikesampingkan keberlakuannya berdasarkan hak yang
diberikan oleh pasal 1832 KUH Perdata.

Unsur Accidentalia
Unsure accedentalia adalah suatu kontrak mengambarkan kebebasan kontrak
bagi para pihak, para pihak dalam hal ini dapat memperjanjikan hal-hal yang
telah disepakati bersama dan menuangkannya dalam kontrak, walaupun hal-hal
yang disepakati tersebut tidak diatur dalam undang-undang.

Dengan kata lain perikatan-perikatan yang lahir dari perjanjian antara pihak
tersebutlah yang menjadi hukum di antara mereka. Akan tetapi, sebagai hukum
yang bersifat menambah, walaupun para pihak tidak mencantumkan ketentuan-
ketentuan yang tercantum dalam hukum perjanjian, ketentuan-ketentuan terebut
tetap berlaku bagi para pihak tersebut selama mereka tidak
mengenyampingkan keberlakuannya. Hal ini secara khusus pada perjanjian
bersama yang telah secara khusus diatur dalam KUH Perdata.

Kepatuhan Pada Dokumen Kontrak dan Pengikatan Agunan

Perjanjian Pinjam Meminjam diatur dari pasal 246-308 KUH Dagang, dengan
telah diaturnya secara khusus ketentuan-ketentuan berkontrak untuk aktivitas
tertentu, seperti yang dimaksudkan dalam perjanjian bernama tersebut, maka
demi hukum pasal-pasal dalam masing-masing perjanjian bernama tersebut
akan menjadi ketentuan yang otomatis berlaku dan mengikat para pihak dalam
hal melakukan aktivitas hukum sesuai dengan jenis-jenis perjanjian dalam
perjanjian bernama tersebut.

Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 51 dari 59


Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

Ketentuan-ketentuan tentang asas keterbukaan kontrak tersebut dengan tegas


diatur dalam pasal-pasal sebagai beriktu :

1). Pasal 1338 ayat (1) dan pasal 1340 KUH Perdata yang memberikan
kebebasan bagi para pihak yang berkontrak (party autonomy) untuk
membangun kesepakatan-kesepakatan tersebut akan merupakan hukum
yang berlaku dan mengikat pihak-pihak yang berkontrak tersebut secara
khusus berdasarkan doktrin lex spcialis derogate lexi generalis.
2). Kehadiran pasal 1320 yang memberikan koridor hukum tentang syarat-
syarat perancangan suatu kontrak yang sah sebagai tuntunan terhadap
hak kebebasan berkontrak yang diberikan oleh pasal 1338 ayat (1)
tersebut.
3). Kehadiran pasal 1319 yang secara tegas mengkorporasikan kontrak-
kontrak yang dibuat berdasarkan hak yang diberikan oleh pasal 1338 dan
pasal 1320 tersebut, untuk tunduk sehingga menjadi hukum yang
meningkat yang tidak terpisahkan dari KUH Perdata.
4). Pasal 1338 ayat (2) yang memberikan kepastian bahwa kontrak yang telah
dibuat dengan sah tersebut berlaku sebagai hukum khusus yang mengikat
pihak-pihak yang berkontrak sehingga tidak dapat dilakukan perubahan
sepihak tanpa ijin dari mitra berkontraknya terlebih dahulu.

Ketentuan-ketentuan di ataslah yang membuka kesempatan kepada seorang


contract drafter untuk secara bebas merancang sebuah kontrak dengan misi
untuk memberikan perlindungan secara maksimal bagi pihak-pihak yang
menggunakan kontrak yang dirancangnya tersebut. Dan terhadap ketentuan-
ketentuan yang secara tegas belum tentu diatur ataupun ketentuan yang
bertentangan dengan yang telah diatur dalam Buku KUH Perdata, maka
ketentuan-ketentuan tersebut harus secara tegas dicantumkan dalam
kesepakatan kontrak untuk membuktikan adanya kesepakatan dari para pihak
yang berkontrak tersebut yang berbeda dengan ketentuan-ketentuan dalam
KUH Perdata, sebagian kontrak yang mempunyai kekuatan mengikat khusus
terhadap ketentuan-ketentuan yang berlaku umum dalam KUH Perdata (lex
specialis derogate lexi generalis).
Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 52 dari 59
Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

Seorang contract drafter yang baik harus sangat memahami bahwa kontrak-
kontrak yang di rancangnya atas dasar kebebasan berkontrak tersebut adalah
kontrak-kontrak yang harus memenuhi seluruh ketentuan yang diatur dalam
pasal 1320 KUH Perdata sebagai syarat yang harus dipenuhi dalam pembuatan
suatu kontrak yang sah dan mengikat berdasrakan ketentuan hukum Indonesia.
Artinya, tidak benar bila dalam merancang suatu kontrak yang pilihan hukumnya
(governing law) adalah hukum Singapura, seorang contract drafter tetap
menggunakan pasal 1320 KUH Perdata sebagai ukuran perancangan kontrak
tersebut.

Prinsip Informasi Asimetris


Dalam menilai calon peminjam/mitra pembiayaan, semua lembaga keuangan
termasuk KJK pasti memiliki keterbatasan informasi tentang calon
peminjam/mitra pembiayaan atau nasabah/debitur, hal ini disebabkan karena
disatu pihak kreditur (KJK) ingin menggali informasi sebanyak-banyaknya, tapi
dipihak lain calon peminjam/mitra pembiayaan atau nasabah/debitur, selalu
berusaha menutupi informasi serapat-rapatnya, khususnya untuk informasi
yang dapat mengurangi kredibilitasnya.

Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 53 dari 59


Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

BAB III
MELAPORKAN HASIL MELAKUKAN KONTRAK
PINJAMAN/PEMBIAYAAN DAN PENGIKATAN AGUNAN

3.1 Format Laporan

Secara umum yang mengelola dan bertanggungjawab terhadap dokumen


kontrak pinjaman dan pengikatan agunan sampai dengan pengarsipan dan
pelaporan adalah Kabag Pinjaman/pembiayaan. Maka setelah dilakukan
pengarsipan hasil kontrak pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan sesuai
prosedur yang berlaku pada KJK, Kabag Pinjaman/pembiayaan melaporkan
kepada manajer dengan memo yang minimal memuat: nama peminjam, nomor
dan tanggal perjanjian, jumlah plafond pinjaman, agunan yang diikat, serta
persyaratan pinjaman lainnya.

Hasil pelaksanaan Melakukan Kontrak Pinjaman/ Pembiayaan dan


Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan dilaporkan dengan
menggunakan :
1) Form Laporan Evaluasi
2) Form Laporan Hasil Kegiatan secara berkala

3.2 Laporan Kegiatan Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan


dan Pengikatan Agunan

1) Pelaporan
Teknik Pelaporan kegiatan melakukan kontrak pinjaman/pembiayaan dan
pengikatan agunan KJK. Manajer mendiskusikan dengan para kepala
bagian mengenai terjadinya kekurangan-kekurangan dalam kegiatan yang
berkaitan dengan kontrak pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan,

Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 54 dari 59


Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

jika faktor penyebabnya adalah masalah skill SDM, maka segera dilakukan
upaya peningkatan kompetensi SDM melalui pembinaan dan diklat. Bila
faktor penyebabnya masalah internal lainnya seperti sarana dan prasarana,
segera dilengkapi dengan merekomendasikan kepada pengurus.
Pengertian Laporan adalah penyampaian informasi dari seorang manajer
kepada petugas/pejabat lain dalam suatu sistem administrasi. Laporan
memiliki fungsi informasi, pengawasan, pengambilan keputusan, dan fungsi
pertanggung jawaban.

Syarat- syarat Laporan adalah :


 Isi laporan harus terperinci dan jelas.
 Harus mengandung data dan fakta serta informasi yang diperlukan.
 Isi laporan tidak boleh berbelit-belit.

Jenis Laporan dapat dibagi menjadi beberapa macam, berikut ini akan
diuraikan sebagai berikut :
a. Laporan menurut isinya :
• Laporan Informatif
• Laporan Rekomendasi
• Laporan Analitis
• Laporan pertanggungjawaban
• Laporan Kelayakan
b. Laporan menurut bentuknya :
• Laporan berbentuk Memo
• Laporan berbentuk Surat
• Laporan berbentuk Naskah

Laporan harus bersifat operasional, artinya laporan memiliki sifat-sifat


sebagai berikut :
 Penyampaian laporan dapat dilakukan secara lisan atau tertulis.
 Laporan berisi informasi yang diperlukan oleh manajemen dalam proses
pengambilan keputusan.
 Laporan harus faktual, didukung oleh data dan fakta yang dapat
dipertanggungjawabkan.

Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 55 dari 59


Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

Kriteria laporan yang efektif harus memenuhi kreteria sebagai berikut:


 Mudah dimengerti dan dipahami oleh penerima laporan.
 Mampu menguraikan masalah serta analisanya secara jelas bagi
pembaca laporan.
 Mampu menyajikan permasalahan secara logis, konsisten, dan
sistimatis.
 Persuasif, yaitu mampu mendorong pembaca untuk memberikan
perhatian dan mengambil keputusan sesuai dengan yang dikehendaki
oleh yang mempersiapkan laporan.
 Meyakinkan, yaitu berdasar pada data dan informasi yang dapat
diandalkan.

2) Penyusunan Laporan

Hasil pelaksanaan Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan


Pengikatan Agunan, disusun rekomendasi atas permasalahan yang dihadapi
KJK dan menuangkannya dalam form yang telah tersedia, kemudian
bersama memo dikirimkan kepada pengurus untuk ditindaklanjuti pengurus
jika diperlukan.

Langkah-langkah dalam menyusun laporan dan rekomendasi:


1. Menyusun persiapan penulisan laporan, menyiapkan bahan
penyusunan laporan berupa data dan fakta serta sarana pendukungnya
seperti peralatan ATK (Komputer, printer) dan bahan ATK (kertas,
toner, dll)
2. Menyusun sistematika laporan dengan membuat struktur laporan
seperti berikut ini :
 Pendahuluan
 Isi laporan
 Uraian / analisis
 Penutup/ saran

Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 56 dari 59


Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

3. Membuat isi Laporan dapat berupa pertanggung jawaban. Isi laporan


(rincian kegiatan secara kronologis beserta biaya yang sudah
dikeluarkan dengan menunjukkan nomor tanda bukti pengeluaran)
4. Membuat Evaluasi (bila ada), kemudian
5. Menyusun Penutup/Rekomendasi

3) Bertanggung Jawab Terhadap Hasil Pelaksanaan

Pengelola KJK harus bertanggung jawab terhadap hasil pelaksanaan


melakukan Kontrak Pinjaman/ Pembiayaan dan Pengikatan Agunan
Koperasi Jasa Keuangan, dalam bentuk :
1) Laporan evaluasi yang akurat.
2) Laporan hasil kegiatan secara berkala tepat waktu.

Laporan evaluasi dan rekomendasi dapat dibuat dalam bentuk form dan
dilaporkan untuk ditindak lanjuti seperti berikut :

Format Laporan (Form laporan berkala sesuai dengan ketentuan masing-masing KJK)
Telah
No. Kegiatan Dilaksanakan Rekomendasi
YA TIDAK
1. Penyusunan draft dokumen kontrak √ Sesuai prosedur
pinjaman/pembiayaan
2. Penyusunan draft dokumen pingakatan agunan √ Sesuai prosedur
3. Penyiapan sarana pendukung untuk pelaksanaan √ Sesuai prosedur
kontrak pinjaman/pembiayaan dan pengikatan
agunan
4. Penyusunan jadual pelaksanaan kontrak √ Sesuai prosedur
pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan
5. Pelaksanaan konfirmasi kepada para pihak tentang √ Belum dilakukan
jadual pelaksanaan kontrak pinjaman/pembiayaan
dan pengikatan agunan
6. Pemanggilan para pihal melalui undangan √ Secara lisan
7. Penjelasan kontrak pinjaman/pembiayaan dan √ Sesuai prosedur
pengikatan agunan kepada para pihak
8. Penandatanganan kontrak pinjaman/pembiayaan dan √ Sesuai prosedur
pengikatan agunan oleh para pihak
9. Penyimpanan dan pengamanan dokumen kontrak √ Disimpan di filling
pinjaman/pembiayaan dan pengikatan agunan cabinet

Jakarta, Desember 2006


Mengetahui,
KJK “SEJAHTERA”

Wahyu Eko Santoso, MM Bambang Dwi Prayogo SE


Pengurus Manager

Laporan diatas disampaikan kepada pengurus dengan disertai dengan memo


yang memuat rekomendasi antara lain :
Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 57 dari 59
Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

 Untuk point 1 s/d 4, 7 dan 8 perlu dipertahankan.


 Untuk point 5 dan 6 perlu ada pembinaan.
 untuk point 9 untuk RAPB tahun yang akan datang harus dianggarkan
pembelian peti besi tahan api.

Sumber-sumber Kepustakaan (Buku Informasi)


a.Judul : Teknik Perancangan Kontrak Bisnis
 Penulis : Ricardo Simanjuntak SH, LLM, ANZIIP, CIP
 Penerbit : Kontan, Jakarta
 Tahun publikasi : 2006

b. Judul : Jaminan Fidusia


 Penulis : Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani
 Penerbit : Radja Grafindo Indonesia, Jakarta
 Tahun publikasi : 2000

c. Judul : Hak Tangungan Atas Tanah Beserta Benda Yang Berkaitan Atas Tanah
 Penulis : --
 Penerbit : Radja Grafindo Indonesia, Jakarta
 Tahun publikasi : 1997

d.Judul : Kitab Undang-Undang Hukum Perdata


 Penulis : --
 Penerbit : Pradnya Paramita, Jakarta
 Tahun publikasi : 1980

Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 58 dari 59


Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

Judul Modul : Melakukan Kontrak Pinjaman/Pembiayaan dan Halaman: 59 dari 59


Pengikatan Agunan Koperasi Jasa Keuangan
Buku Informasi Versi : 011/9/2021

Anda mungkin juga menyukai