KATA PENGANTAR
Negosiasi adalah suatu kegiatan yang unik, ada unsur sains, seni dan teknik.
Lokakarya aktif ini akan menunjukkan kepada anda bagaimana bekerjasama
daripada bersaing dengan pihak lain untuk mendapatkan hasil yang baik bagi
kedua pihak, sehingga akan melengkapi perencanaan strategi anda dengan hasil
akhir tanpa kehilangan laba.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................1
Daftar Isi..................................................................................................................2
Standar Kompetensi...............................................................................................3
Pendahuluan...........................................................................................................5
a. Negosiasi Dalam Bisnis......................................................................................5
b. Pengertian dalam Negosiasi Bisnis....................................................................5
STANDAR KOMPETENSI
BATASAN VARIABEL
1. Kontek Variabel :
Unit ini berlaku untuk melakukan menyiapkan, melaksanakan, menawarkan win-
win solution, dan melaporkan hasil kegiatan pelaksanaan negosiasi, yang
digunakan untuk melakukan teknik negosiasi.
2. Perlengkapan untuk melakukan teknik negosiasi, mencakup :
2.1 Multimedia
2.2 Alat tulis kantor
3. Tugas pekerjaan untuk melaksanakan melakukan teknik negosiasi, meliputi :
3.1 Menyiapkan teknik negosiasi
3.2 Melaksanakan negosiasi
3.3 Menawarkan win-win solution
3.4 Melaporkan hasil negosiasi
4. Peraturan untuk melakukan teknik negosiasi adalah :
4.1 Struktur Organisasi
4.2 Surat Keputusan Pimpinan unit-unit organisasi
PANDUAN PENILAIAN
1. Penjelasan prosedur penilaian :
Alat, bahan dan tempat penilaian serta unit kompetensi yang harus dikuasai
sebelumnya yang mungkin diperlukan sebelum menguasai unit kompetensi ini
dengan unit-unit kompetensi yang terkait :
1.1 KJK.SP01.007.01 : Memberikan Motivasi
KOMPETENSI KUNCI
NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT TINGKAT
1. Mengumpulkan, mengorganisasi dan menganalisa informasi 2
2. Mengkomunikasikan ide-ide dan menginformasikan 3
3. Merencanakan dan mengorganisir kegiatan 2
4. Bekerjasama dengan orang lain dan berkelompok 2
5. Menggunakan ide serta tehnik matematika 1
6. Memecahkan masalah 2
7. Menggunakan teknologi 2
PENDAHULUAN
Seorang negosiator selalu dituntut untuk selalu tahu kapan sebaiknya memberi
dan kapan harus menerima, juga peka melihat situasi dan suasana kapan untuk
menekan lawan bicaranya. Teknik negosiasi bukan hanya dipakai sebagai alat
untuk menyudutkan tetapi juga untuk bela diri bila tersudut. Teknik negosiasi tidak
mengajarkan teknik pandai bicara, lebih dari itu sebagai teknik yang berakar pada
panutan : “Diam itu Emas, bicara itu Perak, tapi tahu kapan harus diam dan kapan
harus bicara itulah Berlian”.
BAB I
Dalam negosiasi sedikitnya terdapat tiga hal, yakni mereka yang disebut
negosiator (orang yang melakukan negosiasi), media negosiasi (surat,
telephone, tempat, dsb.), dan materi negosiasi. Nah, pada tingkat materi
negosiasi inilah tujuan negosiasi terlihat. Kalau materi negosiasinya tentang
sponsorship kegiatan pekan ”keuangan mikro” maka tujuannya akan tidak jauh
dari sejauhmana sponsorship tersebut berhasil diperoleh dari perusahaan yang
dinegosiasi.
Hal lain yang perlu menjadi catatan bahwa untuk menjalankan negosiasi yang
baik diperlukan persiapan yang matang. Ada beberapa persiapan yang harus
dilakukan dalam menjalankan negosiasi yang berhasil. Persiapan tersebut
antara lain ; (1) menguasai materi negosiasi, (2) mengetahui tujuan negosiasi,
(3) menguasai keterampilan –keterampilan tehnis negosiasi yang didalamnya
menyangkut keterampilan komunikasi.
Negosiasi terjadi ketika kita melihat bahwa orang lain memiliki atau menguasai
sesuatu yang kita inginkan yang merupakan target atau sasaran dalam
melakukan negosiasi. Tetapi sekedar menginginkan tidak cukup. Kita harus
melakukan negosiasi untuk mendapatkan apa yang kita inginkan dari pihak lain
yang memilikinya dan yang juga mempunyai keinginan atas sesuatu yang kita
miliki. Sedangkan agar negosiasi dapat terjadi dengan sukses, kita harus juga
bersiap untuk memberikan atau merelakan sesuatu yang bernilai yang dapat
kita tukar dengan sesuatu yang kita inginkan tersebut.
Tujuan kita dalam negosiasi haruslah jelas dan tahu pasti bagaimana
mencapainya, beberapa hal yang dapat membantu dalam menetapkan target
minimum negosiasi:
Siapa yang berunding untuk kita?
Informasi apa yang kita perlukan tentang pihak lain dan bagaimana
menjaganya?
Keahlian atau spesialisasi apa yang ingin kita raih?
Dalam menetapkan target negosiasi, ada dua cara pandang, pertama adalah
pendirian agresif yang moderat, yaitu ketika kita berusaha mencapai kekuatan
untuk diri sendiri. Cara kedua adalah ‘menang-menang’, yaitu ketika mencari
kepentingan terbaik kita dan pada saat bersamaan juga menjadi terbaik buat
pihak lain. Agar efektif, kedua belah pihak harus merasa bahwa mereka telah
menang karena mendapatkan yang terbaik dari kemungkinan yang ada.
Mitra merupakan faktor yang dominan dalam negosiasi, sehingga kita perlu
memiliki sejumlah karakteristik mitra kita. Untuk itu kita melakukan analisis
terhadap karakteristik mitra, terutama yang menyangkut :
1. mitra senantiasa melibatkan orang – baik sebagai individual, perwakilan
organisasi atau perusahaan, sendiri atau dalam kelompok;
Begitu komitmen ditetapkan, kita harus menjelaskan tujuannya. Jika tidak, kita
tidak dapat menetapkan keinginan kita. Merasa tidak yakin akan apa yang kita
inginkan adalah alasan umum bagi hasil negosiasi yang buruk. Mintalah lebih
banyak dan kita akan mendapatkan lebih banyak pula. Mintalah lebih sedikit,
maka anda mendapatkan lebih sedikit. Jika tidak mempunyai tujuan yang jelas,
maka Anda tidak tahu arah tujuan dan setiap perundingan Anda akan berakhir
dengan kesia-siaan. Jika hal itu dlakukan pula oleh mitra kita, maka penyamaan
budaya semakin tampak, yang akhirnya akan membawa kepada kesepakatan.
Dalam bargaining Process ada satu hal yang sulit dilepaskan didalamnya, yakni
menyangkut Human Relationship atau hubungan antar manusia. Dalam konteks
hubungan antar manusia inilah dalam negosiasi sesungguhnya membutuhkan
semacam Relationship Intellegence atau kecerdasan hubungan.
Jika jabatan mitra tidak jelas, kita harus menguji apakah mereka mempunyai
wewenang yang dibutuhkan dalam negosiasi. Katakan, “kita akan menuju tahap
perundingan akhir hari selasa minggu depan. Bisakah saya mengatakan bahwa
anda mempunyai wewenang untuk menyetujui syarat akhir? atau, yang lebih
tepat, “Siapa lagi dari pihak anda yang perlu dilibatkan untuk menyetujui
kesepakatan akhir?” jika ada pihak lain, pastikan bahwa mereka ada. Satu trik
taktis di sini adalah mengajukan pertanyaan dalam pertemuan, seperti, “Apakah
kebijakan perusahaan mendukung perundingan ini?” Kemudian, tataplah mata
mereka dan amati siapa saja yang dilihat. Orang inilah yang hampir pasti
menjadi pembuat keputusan yang sebenarnya atau pihak yang paling
berpengaruh.
Pertama, tingkatkan opsi Anda. Jika Anda ingin membuat kontrak dengan
konsultan bisnis yang akan Anda angkat, maka Anda mesti memiliki
sejumlah konsultan bisnis lainnya sebagai cadangan. Kedua, dalam proses
penjualan atau pembelian, Anda jangan terlebih dahulu memberikan
tawaran yang tinggi. Lebih tepat bila Anda mengambil prinsip 'mengambil'
dan 'memberi' dari pada Anda mesti 'memberi' dan 'memberi' lebih banyak
lagi.
8. Mintalah bintang.
Meminta sesuatu yang lebih dari yang diharapkan, merupakan satu sikap
manajer dalam bernegosiasi.
Ada beberapa macam strategi negosiasi yang dapat dipilih, sebagai berkut :
1. Win-win . Strategi ini dipilih bila pihak-pihak yang berselisih menginginkan
penyelesaian masalah yang diambil pada akhirnya menguntungkan kedua
belah pihak. Strategi ini juga dikenal sebagai Integrative negotiation. Contoh:
Pihak KJK sepakat untuk memberikan kenaikan tingkat suku bunga
simpanan berjangka kepada penabung A, dan pihak penabung A sepakat
untuk memperpanjang jangka waktu simpanan berjangkanya sesuai
permohonan KJK.
4. Lose-win .Strategi ini dipilih bila salah satu pihak sengaja mengalah untuk
mendapatkan manfaat dengan kekalahan mereka. Contoh : Pihak KJK
sengaja memberikan beberapa bonus atau fasilitas yang tidak terlalu
signifikan kepada pihak Penabung, dengan harapan dapat membangun
kepercayaan dengan pihak Penabung di masa yang akan datang.
BAB II
MELAKSANAAN NEGOSIASI
Tanpa tujuan yang terukur, kita tidak memiliki pegangan untuk melakukan
tawar-menawar atau berkompromi dengan pihak lainnya.
Membangun Kesepakatan
Yang perlu kita ketahui dalam negosiasi tidak akan pernah tercapai
kesepakatan kalau sejak awal masing-masing atau salah satu pihak tidak
memiliki niat untuk mencapai kesepakatan. Kesepakatan harus dibangun
dari keinginan atau niat dari kedua belah pihak, sehingga kita tidak bertepuk
sebelah tangan.
Karena itu, penting sekali dalam awal-awal negosiasi kita memahami dan
mengetahui sikap dari pihak lain, melalui apa yang disampaikan secara
lisan, bahasa gerak tubuh maupun ekspresi wajah. Karena jika sejak awal
salah satu pihak ada yang tidak memiliki niat atau keinginan untuk mencapai
kesepakatan, maka hal tersebut berarti membuang waktu dan energi kita.
Untuk itu perlu dicari jalan lain, seperti misalnya: conciliation, mediation dan
arbitration melalui pihak ketiga.
Kesepakatan kedua belah pihak yang paling baik adalah terjadi di dalam
wilayah yang disebut final offer zone yang dibatasi oleh seller’s realistic price
dan buyer’s realistic price. Biasanya kesepakatan terjadi ketika terdapat suatu
overlap antara pembeli dan penjual dalam wilayah final offer zone. Tujuan kita
bernegosiasi adalah mengatasi berbagai kepentingan yang berbeda dengan
menciptakan penyelesaian melalui konsensus atau kesepakatan bersama yang
mengikat semua pihak. Proses ini biasanya yang paling lama memakan waktu
karena harus dapat mengakomodasi kedua kepentingan yang biasanya berada
di kedua kutub satu sama lain berbeda. Proses negosiasi memerlukan
komitmen yang besar dari kedua pihak untuk menyelesaikannya dan dapat
menumbuhkan hubungan jangka panjang yang kokoh .
10. Pelihara rasa humor. Jika Anda melakukan perundingan yang terlalu lama
dan terlalu padat suasana menjadi hambar dan salah satu pihak akan
mempunyai rasa yang berkaitan dengan pengalaman negative. Padahal,
kita sedang mencari kesepakatan. Ceritakan suasana sehingga perundingan
tidak memberatkan. Jika tidak bisa mengungkapkan humor dalam proses
tersebut.
Teknik motivasi efektif didasari oleh prinsip sederhana yang mengatakan bahwa
performansi itu dipengaruhi oleh konsekuensi. Apabila suatu performansi diikuti
oleh konsekurensi yang menyenangkan maka performansi itu cenderung
diperkuat dan dilakukan lagi berulang-ulang, bahkan mengarahkan kepada yang
lebih baik. Dalam batas wewenang Anda, apa yang dapat Anda jadikan Positive
Motivator bagi mitra negosiasi Anda? Kalau arah tujuan mitra negosiasi
menunjukkan arah yang benar kepada pencapaian sasaran. Gunakan alat dan
teknik motivasi sebagai berikut ini :
Pada dasarnya selain hal-hal formal yang ada dalam proses negosiasi, setiap
manusia memiliki keinginan, hasrat, perasaan, nilai-nilai dan keyakinan yang
menjadi dasar bagi setiap langkah pengambilan keputusan yang dilakukannya.
Merumuskan Hasil Akhir dalam bernegosiasi. Setiap kita adalah negosiator dan
kita melakukannya setiap hari setiap saat. Selain itu negosiasi memerlukan
karakter (artinya menggunakan seluruh hati dan pikiran kita), memerlukan
penguasaan metoda atau pun teknik-tekniknya dan memerlukan kebiasaan
dalam membangun perilaku bernegosiasi yang baik dan benar. Sehingga
sampailah kita pada ujung dari negosiasi, yakni hasil akhir.
Negosiasi mempunyai tujuan yang jelas untuk KJK, maka kita harus menyusun
strategi negosiasi. Strategi hanyalah rangkaian langkah yang direncanakan
sebelumnya agar kita menyadari tujuan tersebut. Dengan kata lain, kita tahu
secara pasti apa yang akan dilakukan, kapan melakukannya dan bagaimana
mencapai apa yang kita inginkan dalam bernegosiasi.
Sedangkan yang sering dilupakan dalam proses negosiasi adalah hal-hal yang
tidak kelihatan, seperti misalnya hasrat, keinginan, perasaan, nilai-nilai maupun
keyakinan yang dianut oleh individual yang terlibat dalam konflik atau yang
terlibat dalam proses negosiasi. Hal-hal yang di dalam inilah justru seringkali
menjadi kunci terciptanya negosiasi yang sukses dan efektif.
1) Pelaporan
Teknik Pelaporan Melakukan Negosiasi. Manajer KJK mendiskusikan
dengan para kepala bagian mengenai Hasil kegiatan melakukan negosiasi,
maka Manajer atau pengelola KJK menuangkannya dalam form kegiatan
melakukan negosiasi, untuk mempermudah dalam mengantisifikasi kegiatan
melakukan negosiasi, Manajer KJK perlu menyiapkan format laporan
melakukan negosiasi
2) Menyusun Pelaporan
Hasil pelaksanaan melakukan negosiasi disusun rekomendasi atas
permasalahan yang dihadapi KJK dan menuangkannya dalam form yang
telah tersedia, kemudian bersama memo dikirimkan kepada pengurus untuk
ditindaklanjuti pengurus jika diperlukan.
Laporan evaluasi dan rekomendasi dapat dibuat dalam bentuk form dan
dilaporkan untuk ditindak lanjuti seperti berikut :
Form Laporan Evaluasi (Form laporan berkala sesuai dengan ketentuan masing-masing KJK)
LAPORAN HASIL
PELAKSANAAN MELAKUKAN NEGOSIASI
Kategori Keberhasilan
No. Komponen Sangat Baik Cukup Kurang
Baik
1 Kesesuaian materi negosiasi dengan
kebutuhan mitra
2 Kesesuian materi negosiasi dengan
program kerja KJK
3 Kesesuian materi negosiasi dihubungkan
dengan perkembangan Iptek dan bisnis
4 Teknik-teknik Presentasi yang digunakan
5 Kesiapan materi negosiasi
6 Waktu yang digunakan
7 Partisipasi mitra
8 Pencapaian tujuan negosiasi
9 Proses melakukan negosiasi
Saran / Rekomendasi :