Anda di halaman 1dari 28

MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI

KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

KATA PENGANTAR

Aliansi strategik atau kemitraan telah menjadi piranti strategik bagi hampir semua
perusahaan yang beroperasi dalam ekonomi jejaring dan bergerak cepat saat ini.
Kemitraan dapat membantu Koperasi Jasa Keuangan (KJK) dalam mempercepat
akses pembiayaan, mendapatkan akses ke pasar yang baru, berbagi risiko financial
pengembangan teknologi baru atau mendapatkan laba dari skala ekonomi
(economies of scale).

Kemitraan dalam bentuk program linkage , antara KJK dengan perbankan sangat
strategis, karena perbankan menguasai lebih dari 90% dana yang dihimpun dari
masyarakat yang saat ini mencapai Rp 2.000 triliun. Sehingga kemitraan dalam
rangka akses KJK terhadap sumber pembiayaan terhadap perbankan baik dalam
bentuk linkage program maupun channeling lainnya semakin dibutuhkan, apalagi
perbankan sulit melayani usaha mikro yang plafond pinjamannya kecil.

Dengan mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu meningkatkan dan


menguasai pengetahuan, ketrampilan dan sikap dalam melakukan dalam
implementasi membangun kemitraan KJK sebagai pelaku keuangan mikro.

Jakarta, 12 Januari 2015

Judul Modul : Melakukan Kemitraan Koperasi Jasa Keuangan Halaman: 1 dari 28


Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................1
Daftar Isi..................................................................................................................2
Standar Kompetensi...............................................................................................3
Pendahuluan...........................................................................................................5
a. Deskripsi dan Tujuan Modul...............................................................................5
b. Bebarapa Pengertian..........................................................................................6

Bab. I. Merencanakan kemitraan..........................................................................7


1.1. Menganalisis Kebutuhan dan Potensi dalam Kemitraan..................7
1.2. MengidentifikasiMitra bisnis..............................................................8
1.3. Menyusun dan merumuskan Proposal kemitraan..........................11
1.4. Menyusun Jadual pelaksanaan Kemitraan.....................................12

Bab.II. Menegosiasikan kemitraan.....................................................................14


2.1. Presentasi Proposal kemitraan kepada calon mitra bisnis.............14
2.2. Menegosiasi Proposal Kemitraan dengan calon mitra bisnis.........15
2.3. Menyusun dan menandatangani Dokumen perjanjian/kesepakatan
kemitraan .......................................................................................15

Bab.III. Melaksanakan kemitraan .......................................................................17


3.1. Melaksanakan Materi perjanjian/kesepakatan kemitraan ..............17
3.2. Melakukan Monitoring Pelaksanaan kemitraan .............................20
3.3. Mengevaluasi Hasil pelaksanaan kemitraan .................................21

Bab.IV. Melaporkan hasil kegiatan pelaksanaan kemitraan ...............................24


4.1 Format laporan ...............................................................................24
4.2 Laporan kegiatan melakukan Kemitraan Koperasi Jasa
Keuangan........................................................................................24

Sumber-sumber Kepustakaan (Buku Informasi)..................................................28

Judul Modul : Melakukan Kemitraan Koperasi Jasa Keuangan Halaman: 2 dari 28


Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

STANDAR KOMPETENSI

Judul Unit : Melakukan Kemitraan Koperasi Jasa Keuangan


Kode Unit : KJK.SP02.029.01
Deskripsi Unit : Unit ini berhubungan dengan keterampilan, pengetahuan dan
sikap kerja yang yang dibutuhkan dalam melaksanakan
kemitraan pada Koperasi Jasa Keuangan.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


1. Merencanakan 1.1. Kebutuhan dan potensi dieksplorasi dan dianalisis.
kemitraan 1.2. Mitra bisnis diidentifikasi dan dianalisis.
1.3. Proposal kemitraan disusun dan dirumuskan.
1.4. Jadual pelaksanaan kemitraan disusun.
2. Menegosiasikan 2.1. Proposal kemitraan dipresentasikan kepada calon
kemitraan mitra bisnis.
2.2. Proposal kemitraan dinegosiasikan dengan calon
mitra bisnis.
2.3. Dokumen perjanjian/kesepakatan kemitraan disusun
dan ditandatangani.
3. Melaksanakan 3.1. Materi perjanjian/kesepakatan kemitraan
kemitraan dilaksanakan.
3.2. Pelaksanaan kemitraan dimonitoring.
3.3. Hasil pelaksanaan kemitraan dievaluasi.
4. Melaporkan hasil 4.1 Format laporan disiapkan.
kegiatan 4.2 Laporan hasil kegiatan pelaksanaan kemitraan
pelaksanaan Koperasi Jasa Keuangan dibuat dan dilaporkan.
kemitraan

BATASAN VARIABEL :
1. Kontek variabel :
Unit ini berlaku untuk merencanakan, menegosiasikan, melaksanakan, dan melaporkan hasil
pelaksanaan kemitraan, yang digunakan untuk melaksanakan kemitraan pada Koperasi Jasa
Keuangan.
2. Perlengkapan untuk melaksanakan kemitraan pada Koperasi Jasa Keuangan, mencakup:
2.1 Himpunan peraturan perundang-undangan.
2.2 Buku referensi/literatur.
2.3 Leaflet, brosur dan booklet.
2.4 Komputer dan printer.
2.5 Multimedia.
2.6 Alat tulis kantor.
3. Tugas pekerjaan untuk melaksanakan kemitraan pada Koperasi Jasa Keuangan, meliputi:
3.1. Merencanakan kemitraan.
3.2. Menegosiasikan kemitraan.
3.3. Melaksanakan kemitraan.
3.4. Melaporkan hasil kegiatan pelaksanaan kemitraan.
4. Peraturan untuk melaksanakan kemitraan pada Koperasi Jasa Keuangan, adalah:
4.1. Undang-undang nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian.
4.2. PP. Nomor 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh
koperasi.
4.3. Keputusan Menteri Koperasi dan PKM nomor 351/Kep/M/XII/1998 tentang Petunjuk
pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi.

Judul Modul : Melakukan Kemitraan Koperasi Jasa Keuangan Halaman: 3 dari 28


Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

4.4. Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM Nomor : 96/Kep/M.KUKM/IX/2004 tentang
Pedoman standar operasional manajemen koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam
koperasi.
4.5. Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No.
91/Kep/M.KUKM/IX/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa
Keuangan Syarah.
4.6. Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Ketentuan Khusus lain yang berlaku di
masing-masing Koperasi Jasa Keuangan.

PANDUAN PENILAIAN :

1. Penjelasan prosedur penilaian :


Alat, bahan dan tempat penilaian serta unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya yang
mungkin diperlukan sebelum menguasai unit kompetensi ini dengan unit-unit kompetensi yang
terkait :
1.1. KJK.SP03.006.01 : Melaksanakan Tehnik Negosiasi.
1.2. KJK.SP03.006.01 : Menyajikan Presentasi.
2. Kondisi penilaian :
Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh atas tercapainya
kompetensi tersebut yang terkait dengan perencanaan, penegosiasian, pelaksanaan, dan
pelaporan hasil kegiatan pelaksanaan kemitraan.
Penilaian dapat dilakukan dengan cara : lisan, tertulis, demonstrasi/praktek, dan simulasi di
workshop dan atau di tempat kerja.
3. Pengetahuan yang dibutuhkan :
Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini sebagai berikut :
Manajemen bisnis.
Manajemen administrasi.
Manajemen operasional/produksi.
Hukum perdata.
Teori pengambilan keputusan.
4. Keterampilan yang dibutuhkan :
Keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini sebagai berikut :
4.1. Menyusun proposal.
4.2. Menyusun perjanjian dan kontrak.
4.3. Melakukan negosiasi.
4.4. Melakukan presentasi.
4.5. Mengambil keputusan.
5. Aspek kritis :
Aspek kritis yang merupakan kondisi kerja untuk diperhatikan dalam mendukung unit kompetensi
ini, sebagai berikut :
Perbedaan persepsi.
Perubahan kebijakan.
Perubahan lingkungan bisnis.
Pelanggaran perjanjian/kesepakatan.
Perubahan komitmen mitra bisnis.

KOMPETENSI KUNCI :
NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT TINGKAT
1. Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi 3
2. Mengkomunikasikan ide-ide dan menginformasikan 3
3. Merencanakan dan mengorganisir kegiatan 3
4. Bekerjasama dengan orang lain dan berkelompok 3
5. Menggunakan ide serta tehnik matematika 1
6. Memecahkan masalah 3
7. Menggunakan teknologi 2

Judul Modul : Melakukan Kemitraan Koperasi Jasa Keuangan Halaman: 4 dari 28


Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

PENDAHULUAN

a. Kemitraan Dalam Bisnis

Banyak perusahaan yang kini bersemangat membentuk sejumlah aliansi


strategic. Kemitraan meningkat 25 persen pertahun dalam beberapa tahun
terakhir ini. Namun, ada banyak resiko yang terkandung di dalam pembentukan
suatu aliansi. Lebih dari 60 persen aliansi mengalami kegagalan mencapai
sasaran mereka, dan 80 persen kerjasama patungan berakhir dengan dijualnya
salah satu mitra. Kerjasama patungan yang gagal dan menyia-nyiakan sumber
daya perusahaan, dapat membuat perusahaan tertinggal oleh para pesaingnya
dan bahkan terkadang menimbulkan kerusakan reputasional. Disamping manfaat,
bahaya lain dalam menggunakan pendekatan kemitraan termasuk risiko kerugian
capital intelektual, pertentangan kepentingan dan permasalahan hukum terkait
dengan hak milik intelektual, sehingga pengelola KJK harus menguasai
kompetensi dalam melakukan kemitraan.

Bagaimana cara terbaik menghindari potensi rusaknya kemitraan? Perhatikan


dengan cermat dan harus diberikan pada menajemen resiko di setiap tahap
proses kemitraan berikut :
 Menakar pro dan kontra suatu kemitraan
 Mencari mitra bisnis yang tepat.
 Memantau perkembangan seiring berjalannya waktu

Tujuan mempelajari unit kompetensi ini, setelah mempelajari modul Melakukan


Kemitraan Koperasi Jasa Keuangan (KJK), peserta mampu :
 Merencanakan kemitraan
 Menegosiasikan kemitraan
 Melaksanakan kemitraan
 Melaporkan hasil kegiatan pelaksanaan kemitraan

Judul Modul : Melakukan Kemitraan Koperasi Jasa Keuangan Halaman: 5 dari 28


Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

b. Pengertian dalam Kemitraan

 Kemitraan adalah kerjasama yang saling membutuhkan, saling memperkuat


dan saling menguntungkan antara pengusaha besar atau pengusaha
menengah yang pada umumnya adalah pemrakarsa dan pengusaha kecil
menjadi mitra binaan.

 Pemrakarsa adalah pengusaha besar baik swasta maupun BUMN yang


bersedia menjalin kemitraan dengan Koperasi Jasa Kuangan (KJK).

 Mitra usaha adalah Koperasi Jasa Keuangan yang dapat dipertimbangkan


menjadi peserta dalam kemitraan dengan mempertimbangkan; saling
membutuhkan, bersedia menjalin kemitraan dengan usaha besar, mempunyai
kinerja usaha yang baik.
 Lembaga pendukung adalah lembaga lain yang tidak langsung
melaksanakan kemitraan seperti lembaga pembiayaan, lembaga penjamin,
perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat dan sebagainya.

Judul Modul : Melakukan Kemitraan Koperasi Jasa Keuangan Halaman: 6 dari 28


Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

BAB I
MERENCANAKAN KEMITRAAN

1.1. Kebutuhan dan Potensi Kemitraan.

Kemitraan terbentuk karena ada kebutuhan untuk menyelesaikan suatu


persoalan secara bersama. Pada dasarnya kemitraan secara alamiah akan
mencapai tujuannya jika kaidah saling membutuhkan, saling memperkuat, dan
saling menguntungkan dapat dipertahankan dan dijadikan komitmen dasar
yang kuat di antara para pelaku kemitraan. Kemitraan apapun perlu dibentuk
dengan tujuan khusus, mencapai sasaran penciptaan nilai.

KJK membutuhkan pembiayaan dari perbankan, sedangkan perbankan


sangat dan tidak menguntung menyalurkan kreditnya kepada usaha mikro
dengan plafond dibawah 25 jt, sehingga diperlukan kemitraan dalam bentuk
interlending atau intermediasi lainnya

Beberapa kemitraan dieksekusi dengan harapan perusahaan yang lebih kuat


dapat digunakan sebagai penopang. Ini cenderung membuat perusahaan
yang lebih lemah terbeli oleh yang lebih kuat dengan harga yang kurang
menguntungkan. Ada pula aliansi yang mengaitkan sebuah perusahaan yang
lemah dengan perusahan lemah lainnya dengan harapan keduanya secara
ajaib menjadi lebih kompetitif. Ini bagaikan orang buta menuntun orang buta.

Tentu saja, semua sasaran ini dapat dicapai dengan cara-cara selain
kemitraan strategis , termasuk antara lain pengembangan internal, transaksi
berbasis pasar, atau pengintegrasian vertikal atau horizontal. Jadi sasaran
seharusnya bukan hanya dapat dicapai dengan kemitraan, tetapi strategi
kemitraan, harus menjadi cara terbaik untuk mencapainya.

Umumnya, suatu kemitraan bermanfaat untuk kasus-kasus di mana


dibutuhkan sejumlah pengendalian (yang tidak dapat dilakukan dengan
transaksi pasar), sementara pengembangan internal akan menjadi mahal atau
sulit. Kemitraan misalnya memungkinkan para mitra yang tidak berpotensi
untuk bersaing saling membantu tanpa harus dihadapkan pada risiko integrasi
suatu merjer penuh.

Judul Modul : Melakukan Kemitraan Koperasi Jasa Keuangan Halaman: 7 dari 28


Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

Kemitraan juga mengandung potensi kerugian modal intelektual. Para mitra


mungkin menjadi sangat dekat dalam salah satu bidang bisnis yakni jasa
keuangan, tetapi ini mungkin merupakan kesepakatan yang bersifat terbatas
dan sementara. Sebelum memasuki suatu kemitraan, KJK hendaknya menilai
tingkat risiko yang terkandung dalam pembagian informasi dengan mitra
prospektif dengan derajat yang berbeda tergantung sifat dari modal
intelektual, kapabilitas mitra usaha dan sifat kemitraan itu sendiri.

Sebuah contoh di mana kemitraan menjadi solusi terbaik adalah dalam kasus
sebuah perusahaan pembuat mobil menetapkan bagaimana perusahaan
dapat menghasilkan suku cadang 15.000-plus yang dibutuhkan untuk merakit
sebuah mobil. Untuk membuat suku cadang tersebut secara internal, membeli
suku cadang tersebut di pasar terbuka atau membeli perusahan pembuat
suku cadang tersebut merupakan pilihan yang tidak mungkin, tidak ekonomis,
dan tidak praktis. Sebaliknya, suatu kemitraan dimungkinkan membuat
kendaraan dan pembuat suku cadang berbagi informasi yang menguntungkan
dan melakukan serangkaian transaksi dengan menyerahkan manajemen
masing-masing proses kepada tim yang mengetahui apa yang terbaik
mengenai proses-proses tersebut.

1.2. Mitra Bisnis

Kemitraan adalah hubungan yang sejajar, tanpa ada tekanan dari salah satu
pihak untuk mencapai tujuan bersama yang diinginkan.Implementasi
kemitraan yang berhasil harus bertumpu kepada persaingan sehat dan
mencegah terjadinya penyalahgunaan posisi dominan dalam persekutuan
untuk menghindari persaingan. Sehingga kita perlu mengetahui siapa calon
mitra bisnis kita, perlu dilakukan analisis terhadap kondisi calon mitra bisnis
yang meliputi antara lain: Organisasi, Sumber Daya Manusia, Keuangan,
Produk, Pemasaran, dan lainnya.

Kepentingan calon mitra bisnis perlu juga diperhatikan. Langkah kongkrit


untuk memperhatikan kepentingan kemitraan yakni dengan mengevaluasi

Judul Modul : Melakukan Kemitraan Koperasi Jasa Keuangan Halaman: 8 dari 28


Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

mitra potensial, memastikan bahwa faktor-faktor penting tidak terlewatkan,


memberi dukungan bagi keputusan akhir, dan menyaring calon mitra yang
tidak memenuhi syarat. Pertanyaan yang perlu diajukan dalam
memperhatikan kepentingan kemitraan mencakup antara lain :
 Apakah kedua lembaga memiliki kepentingan dan sasaran yang sama?
 Apakah mereka memiliki sumber daya dan keahlian yang saling
melengkapi?
 Apakah keduanya bersepakat berdasarkan posisi kekuatan masing-masing
atau dapatkah salah satu mengeksploitasi yang lain?

Model-model Kemitraan bertujuan untuk membekali pengetahuan pengelola


KJK sebelum melakukan kerjasama atau kemitraan dengan pihak lain. Model-
Model Kemitraan merupakan konsep kerjasama/kemitraan yang dapat
dijadikan pilihan para pengelola KJK untuk mewujudkan prinsip-prinsip yang
saling melengkapi, saling memperkuat, saling membesarkan dan saling
menguntungkan dengan mitra kerjasamanya.

Kita dapat mengajukan model ekonomi baru yang dikembangkan dalam game
thewy dengan istilah competition atau kompetisi. Dengan model baru tersebut,
diluncurkan suatu proporsi di mana para pengusaha tidak selalu harus
menghadapi persaingan dengan cara frontal, tetapi dengan alternatif kerja
sama, sehingga para pengusaha tersebut mampu mengendalikan dan
mengurangi ketidakpastian lingkungan usaha. Karena itu, dalam kompetisi, nilai
positif yang terkandung dalam cooperation dan competition dapat lebih
dipadukan sehingga merupakan win-win strategy dalam menghadapi
persaingan pasar.

Kecenderungan globalisasi dan perdagangan bebas memaksa seluruh pelaku


bisnis di dunia untuk mengembangkan aliansi strategis. Ini adalah peluang
untuk bermitra. Perdagangan bebas memaksa pelaku bisnis untuk lebih
melakukan spesialisasi atau pembagian kerja.

Judul Modul : Melakukan Kemitraan Koperasi Jasa Keuangan Halaman: 9 dari 28


Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

Pola Kemitraan Usaha


Sesuai pasal 27 Undang-Undangn No.9 tahun 1995 tentang Usaha Kecil,
kemitraan dilaksanakan dengan pola :

a. Inti Plasma, adalah hubungan kemitraan antara usaha kecil dengan usaha
besar yang didalamnya usaha menengah atau besar sebagai inti dan usaha
kecil sebagai plasma, perusahaan inti melaksanakan pembinaan mulai dari
penyediaan sarana produksi & pemasaran, bimbingan teknis sampai
pemasaran hasil produksi.
b. Sub Kontrak, adalah hubungan kemitraan antara usaha kecil dengan usaha
menengah atau usaha besar, yang didalamnya usaha kecil memproduksi
produk yang diperlukan oleh usaha menengah atau besar sebagai bagian
dari produksi.
c. Pola Dagang Umum, adalah hubungan kemitraan antara usaha kecil dengan
usaha menengah atau usaha besar, yang didalamnya usaha menengah
atau usaha besar memasarkan hasil usaha kecil atau usaha kecil memasok
kebutuhan yang diperlukan oleh usaha menengah atau usaha besar kecil
memproduksi produk yang diperlukan oleh usaha menengah atau usaha
besar mitranya.
d. Pola Waralaba, adalah hubungan kemitraan yang didalamnya pemberi
waralaba memberikan hak pengunaan lisensi, merek dagang, dan saluran
distribusi perusahaannya kepada penerima waralaba dengan disertai
bantuan dan bimbingan manajemen.
e. Pola Keagenan, adalah pola kemitraan yang didalamnya usaha kecil diberi
hak untuk memasukkan barang dan jasa usaha menengah atau usaha besar
mitranya.
f. Pola bentuk-bentuk lain, adalah pola kemitraan yang pada saat ini sudah
berkembang, tetapi belum dilakukan, atau pola baru yang akan timbul
dimasa yang akan datang.

Judul Modul : Melakukan Kemitraan Koperasi Jasa Keuangan Halaman: 10 dari 28


Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

1.3. Proposal Kemitraan

Dalam mewujudkan kemitraan, kita perlu mempertemukan konsep dan


implementasi kemitraan di lapangan.

Pertama, pelaksanaan kemitraan berdasarkan pada strategi dasar yaitu


hubungan kemitraan yang memiliki keterkaitan usaha.

Kedua, implementasi gerakan kemitraan dengan langkah-langkah: (1)


Penetapan komitmen kemitraan oleh pemilik/direksi usaha besar; (2)
Identifikasi peluang kemitraan oleh direksi usaha besar; (3) Kampanye
program kemitraan; (4) Melaksanakan dan mengembangkan kemitraan usaha;
(5) Publikasi program dan hasil-hasil kemitraan; dan (6) Monitoring
pelaksanaan kemitraan.

Ketiga, kita perlu memikirkan sasaran gerakan kemitraan. Memang pola


kemitraan dapat berbeda menurut sektornya masing-masing. Misalnya sektor
pertanian, pola inti plasma lebih cocok. Di sektor industri manufaktur pola sub-
kontrak. Di sektor perdagangan dan jasa kita memiliki pola kemitraan
waralaba dan keagenan, di sektor jasa keuangan dapat di ciptakan sistem
interlending atau intermediasi.

Menyusun Proposal Kemitraan

Menurut jangka waktunya, sasaran kemitraan dapat kita klasifikasikan jangka


pendek dan jangka panjang. Jangka pendek, setiap pengusaha besar yang
telah membuat komitmen kemitraan dan memperoleh calon mitra diharapkan
melaksanakan kemitraan dalam waktu secepatnya. Jangka panjang, secara
sendiri atau bersama-sama pengusaha besar sebagai pemerkarsa kemitraan
mempersiapkan rencana kemitraan dengan bantuan skema pohon industri.

Dari rencana tersebut diharapkan terjadi keterkaitan vertikal, horizontal dan


geografikal dari bisnis kemitraan secara nasional antara KJK besar dan KJK
kecil. Gerakan kemitraan harus berjalan efektif, sehingga tercipta sinergi
secara nasional dan regional dalam bentuk sistem interlending dan
intermediasi di bidang koperasi jasa keuangan.

Judul Modul : Melakukan Kemitraan Koperasi Jasa Keuangan Halaman: 11 dari 28


Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

Menyusun Perjanjian dan Kontrak Kemitraan

Pihak-Pihak yang terkait dalam Kemitraan biasanya terdiri dari : Pemrakarsa,


Mitra Usaha, dan Pemerintah. Selanjutnya, kemitraan ini memang harus diatur
dalam suatu ketentuan perundang-undangan agar mekanisme yang dimaksud
dapat mencapai sasaran dan tujuan yang diharapkan. Melalui peranan
tersebut dan pelaksanaannya diharapkan persaingan sehat dapat bersama-
sama secara serentak dikembangkan dalam perekonomian kita.

Dalam kaitan inilah kemitraan usaha menjadi strategis sifatnya di Indonesia.


Tidak lagi hanya rupakan kemitraan strategis, tetapi juga merupakan strategi
untuk memantapkan ketahanan nasional yang ditopang oleh stabilitas
ekonomi, sosial dan politik yang kokoh, yang pada gilirannya akan menambah
semaraknya kehidupan demokrasi ekonomi di negeri.

Karena itu, kemitraan usaha yang kita kembangkan memiliki tujuan untuk
memberdayakan KJK. Kemudian, tujuan lainnya adalah untuk menumbuhkan
struktur dunia usaha nasional yang lebih kokoh dan efesien hingga mampu
menguasai dan mengembangkan pasar domestik sekaligus meningkatkan
daya saing global melalui pembiayaan KJK.

Dalam menyusun proposal kemitraan diperlukan langkah-langkah sebagai


berikut :
a. Mengidentifikasi peluang dan potensi dalam kemitraan
b. Mengidentifikasi mitra bisnis
c. Menyusun kelayakan kemitraan
d. Mempertimbangkan resiko yang kemungkinan timbul dari kemitraan
e. Menuangkan hasil pembahasan point-point di atas dalam proposal
kemitraan

1.4. Jadual Pelaksanaan Kemitraan


Setelah mempertimbangkan bahwa rencana kemitraan akan dilaksanakan,
maka langkah selanjutnya menyusun jadwal pelaksanaan kemitraan dengan
cara menentukan :
 Hari
 Tanggal
 Jam
 Tempat
 Siapkan dokumen kemitraan
 Buatkan surat undangan kepada mitra bisnis (jika diperlukan)

Judul Modul : Melakukan Kemitraan Koperasi Jasa Keuangan Halaman: 12 dari 28


Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

Kemudian jadual pelaksanaan kemitraan disusun, dengan


mempertimbangkan tingkat kesibukan KJK dan ketersediaan waktu
mitra bisnis, berikut ini dapat dijadikan sebagai contoh jadual dimaksud.

Jadual Pelaksanaan Kemitraan Koperasi Jasa Kuangan


Periode : 01 April s/d 30 April 2007
N Nama Mitra Bisnis Bidang Kemitraan Tempat Tanggal Konfirmasi Ket.
o Pelaksanaa
n
1. Pegadaian Linkage Program Pegadaian 03-04-2007 ok done
2. Multifinance Pendanaan Kantor KJK 06-04-2007 ok done
3. BSM Linkage Program BSM Pusat 10-04-2007
dst....

BAB II

Judul Modul : Melakukan Kemitraan Koperasi Jasa Keuangan Halaman: 13 dari 28


Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

MENEGOSIASIKAN KEMITRAAN

2.1. Presentasi Proposal Kemitraan


Sebelum melakukan presentasi atas proposal kemitraan yang akan ditawarkan
kepada mitra kita, perlu mengembangkan daftar peringkat mitra potensial yang
hendak ditemui. Tidak semua kriteria dapat dievaluasi di depan, misalnya gaya
kerja tetapi kriteria yang dapat dievaluasi harus dilakukan seraya
mengembangkan rencana pengevaluasian yang lain segera setelah dilakukan
kemitraan.

Setelah bertemu dengan setiap mitra seluruh anggota komite seleksi


hendaknya memeringkat mitra potensial berdasarkan kriteria yang ada. Ini
hendaknya dilakukan segera setelah setiap pertemuan, ketika informasi masih
segar dalam benak kita, tanpa menundanya sehingga akhir seluruh pertemuan.
Meskipun dapat dibantah bahwa pendekatan terakhir lebih memungkinkan
didapatkannya persepetkif yang lebih utuh terkait dengan kekuatan masing-
masing calon mitra, pada prakteknya setiap penundaan cenderung menurunkan
kualitas hasil penilaian kita terhadap calon mitra.

Keberhasilan presenter dalam kemitraan sangat dipengaruhi orang disekitarnya.


Kelompok pendukung yang mempersiapkan materi presentasi dan memberi
laporan tentang latar belakang audience turut mempengaruhi kelancaran
presentasi. Presenter manusia biasa yang mood-nya bisa berubah menjadi
negative ketika ia mendapat penanganan yang tidak pada tempatnya.

Presentasi bukanlah segalanya tetapi itu penting. Walaupun seorang investor


tidak berinvestasi atas dasar sebuah proposal yang indah, mereka sangalah
tidak suka mendukung suatu yang tidak berguna dan ditulis dengan asal-
asalan. Hal itu mengesankan bahwa rencana tersebut tidak dipikirkan masak-
masak dan mungkin berakhir di tempat sampah. Berikan peluang terbaik untuk
proposal anda, berilah upaya ekstra. Jika anda telah investasikan waktu dan
uang, harapan dan energi yang disertai emosi untuk proyek ini, tambahkan
sedikit upaya ekstra guna membuat proposal tersebut tampak bagus.

Materi yang perlu mendapat penekanan dalam presentasi proposal kemitraan :


latar belakang, tujuan dan manfaat kemitraan, hal-hal yang saling
menguntungkan dan kemungkinan besar dapat diterima oleh calon mitra bisnis.
2.2. Negosiasi Proposal Kemitraan

Judul Modul : Melakukan Kemitraan Koperasi Jasa Keuangan Halaman: 14 dari 28


Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

Langkah untuk mengindentifikasi perbedaan persepsi dalam pelaksanaan


presentasi dan negosiasi adalah mengevaluasi respon dari para calon mitra
kita, terutama dukungannya bagi keputusan akhir. Pertanyaan yang perlu
diajukan untuk mengetahui perbedaan persepsi tersebut :
 Apakah calon mitra memiliki pandangan yang sama terhadap tujuan dan
sasaran dari kemitraan?
 Apakah calon mitra telah memahami dengan gagasan yang kita tawarkan?
 Apakah calon mitra memiliki gaya kerja dan kultur bidang jasa keuangan?
 Apakah calon mitra memiliki praktek bisnis yang sama dengan kita?
 Dapatkah mereka saling percaya satu sama lain?

Dalam negosiasi, ada dua kemungkinan cara pandang proses negosiasi, cara
pertama adalah pendirian agrasif yang moderat, yaitu ketika kita berusaha
mencapai kekuatan untuk diri sendiri. Cara kedua adalah ‘menang-menang’,
yaitu ketika mencari kepentingan terbaik kita dan pada saat bersamaan juga
menjadi terbaik buat pihak lain. Agar efektif, kedua belah pihak harus merasa
bahwa mereka telah menang karena mendapatkan yang terbaik dari
kemungkinan yang ada.

Melakukan negosiasi yang baik bukan untuk mendapatkan segalanya dengan


cara sendiri. Negosiasi adalah saling menyeimbangkan. Anda tidak
menangguhkan rekan anda dan memaksakan semua yang ia inginkan. Anda
memiliki aspirasi sendiri yang harus dijaga. ini memerlukan gerakan dua arah
yang menghasilkan pendekatan menang-menang. Ini akan mempengaruhi
hubungan kemitraan bisnis secara positif dan memungkinkan kita untuk tidak
hanya mencapai penjualan yang lebih baik. Namun, yang lebih penting, dengan
kemitraan adalah pertumbuhan laba terus menerus.

2.3. Dokumen Perjanjian/Kesepakatan Kemitraan


Secara umum dalam prakteknya, formalitas dari perancangan suatu dokumen
perjanjian/kesepakatan kemitraan dipengaruhi oleh tempat, keadaan, kesiapan,
termasuk juga jumlah nilai yang akan disepakati para pihak yang akan bermitra,
misalnya kemitraan dalam interlending, yakni pinjam meminjam kelebihan dana
(idle fund), perjanjian/kesepakatan kemitraan tersebut akan berbeda bentuk dan

Judul Modul : Melakukan Kemitraan Koperasi Jasa Keuangan Halaman: 15 dari 28


Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

susunannya bila dibandingkan dengan perjanjian-perjanjian dengan maksud


yang sama yang disepakati oleh para pedagang di pasar.

Dokumen perjanjian/kesepakatan kemitraan yang paling singkat minimal


menggambarkan poin-poin penting dalam kesepakatan kerjasama tersebut,
seperti :
1). Nama dan alamat para pihak yang bermitra
2). Hak dan kewajiban dari KJK.
3). Hak dan kewajiban dari mitra KJK.
4). Tanda tangan para pihak yang bermitra.
5). Tanggal penandatanganan dan keberlakukan kemitraan.

Dokumen perjanjian/kesepakatan kemitraan yang harus dilakukan secara


tertulis tersebut akan mengakibatkan pembatalan apabila ternyata dilakukan
secara lisan. Selain itu, ada juga perjanjian/kesepakatan kemitraan yang tidak
cukup hanya dilakukan secara tertulis di bawah tangan, tetapi harus dilakukan
melalui notaris publik. Ataupun ada juga ketentuan bahwa walaupun perjanjian/
kesepakatan kemitraan yang telah disepakati baik secara tertulis maupun di
bawah tangan ataupun dengan akta notaris dibuat secara sah,
perjanjian/kesepakatan kemitraan tersebut masih belum dapat dinyatakan
berlaku efektif dan mengikat sebelum mendapatkan ijin pelaksanaan dari
otoritas yang berwenang (jika diperlukan untuk itu).

Hukum Perdata (Perjanjian/ Kesepakatan Kemitraan)


Perjanjian/ Kesepakatan Kemitraan merupakan hubungan hukum antara para
pihak yang menimbulkan kewajiban dari masing-masing pihak yang bermitra
untuk saling memenuhi hak dan kewajiban yang telah disepakati dalam bermitra
tersebut. Kewajiban-kewajiban yang timbul pada satu pihak dalam bermitra
diterjemahkan juga sebagai kewajiban yang memberikan keharusan pada pihak
tersebut untuk pelaksanaanya kepada mitra berkontraknya sebagai pihak yang
berhak atas pelaksanaan dari prestasi tersebut.

Jika kewajiban tersebut tidak dipenuhi oleh salah satu pihak (wanprestasi),
pihak yang berhak atas pemenuhan kewajiban tersebut berhak untuk menuntut
ganti rugi atas wanprestasi terhadap pelaksanaan kewajiban tersebut yang
wujudnya dalam bentuk uang.
BAB III

Judul Modul : Melakukan Kemitraan Koperasi Jasa Keuangan Halaman: 16 dari 28


Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

MELAKSANAKAN KEMITRAAN

3.1. Pelaksanaan Materi Perjanjian/Kesepakatan Kemitraan


Rumusan Perjanjian/ Kesepakatan Kemitraan
KJK yang telah sepakat untuk bermitra, segera membuat perjanjian tertulis
dalam bahasa Indonesia dan atau bahasa yang disepakati dan terhadapnya
berlaku hukum Indonesia. Perjanjian kemitraan dapat berupa akta dibawah
tangan atau akta Notaris. Untuk sahnya suatu perjanjian, perjanjian tersebut
harus memenuhi syarat – syarat yang telah diatur dalam pasal 1320 KUH
perdata, yaitu :
1. Mereka sepakat mengikatkan dirinya
2. Mereka mempunyai kecakapan untuk membuat suatu perikatan
3. Mereka mempunyai suatu hak tertentu
4. Ada suatu sebab yang halal

Perjanjian/ Kesepakatan Kemitraan yang berbentuk Perjanjian tertulis ini


sekurang-kurangnya harus memuat :
a.  nama;
b.  tempat kedudukan masing-masing pihak;
c.  bentuk dan lingkup usaha yang dimitrakan;
d.  pola kemitraan yang digunakan;
e.  hak dan kewajiban masing-masing pihak;
f.   jangka waktu berlakunya perjanjian;
g.   cara pembayaran;
h. bentuk pembinaan yang diberikan oleh Usaha Besar dan atau Usaha
Menengah;
i.  cara penyelesaian perselisihan.

Secara teknis, perjanjian/ kesepakatan kemitraan akan merekam seluruh


bentuk-bentuk perjanjian yang sangat berguna bila di kemudian hari terjadi
permasalahaan dalam pelaksanaanya. Para pihak dapat bersama-sama melihat
kembali dokumen perjanjian/ kesepakatan kemitraan untuk membuktikan apa
dan siapa yang menjadi penyebab kegagalan pelaksanaan perjanjian/
kesepakatan kemitraan yang telah disepakati. Hal terebut diperlukan agar dapat
secara tepat menghukum yang bersalah untuk membayar ganti rugi akibat tidak

Judul Modul : Melakukan Kemitraan Koperasi Jasa Keuangan Halaman: 17 dari 28


Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

dilaksanakanya ketentuan-ketentuan dalam perjanjian/ kesepakatan kemitraan


yang sudah disepakati.

Jika dikemudian hari terjadi pelanggaran terhadap kesepakatan-kesepakatan


tersebut, akan terasa urgensi untuk membuktikan telah terjadi atau tidaknya
pelanggaran tersebut. Dengan kalimat lain itulah yang terjadi salah satu dasar
mengapa perjanjian ataupun kesepakatan harus didokumentasikan dalam
perjanjian/ kesepakatan kemitraan secara tertulis yang harus secara jelas
mencantumkan dan meredaksikan seluruh bentuk-bentuk kesepakatan tersebut
dalam suatu tatanan kata ataupun kalimat yang baik dan jelas, tidak
menimbulkan penafsiran yang sangat berbeda.

Sanksi hukuman bagi pihak yang gagal ataupun lalai melakukan kewajiban
atupun prestasi yang telah disanggupinya dalam kontrak (wanprestasi)
pelaksanaannya dijamin oleh pengadilan. Pengadilan akan membuat suatu
putusan yang menghukum pihak yang wanprestasi untuk mengganti kerugian
daalam bentuk uang yang dapat meliputi : biaya yang telah dikeluarkan
segubungan dengan pelaksanaan kontrak, ganti kerugian yang dialami oleh
pihak berkontrak yang dirugikan akibat dari tindakan wanprestasi, termasuk juga
bunga yang dapat dibebankan terhadap ganti rugi.

Mengambil Keputusan Hasil Negosiasi


Pilihan mitra yang tidak tepat merupakan langkah kearah kegagalan kemitraan.
Karena mitra harus berkesesuaian satu sama lain dalam banyak hal (mulai dari
kesesuaian kultur hingga posisi kompetitif hingga status legal), maka sangatlah
penting agar proses evaluasi atas setiap langkah dalam pemilihan mitra
dilakukan dengan menggunakan kompetensi dalam menyaring dengan baik
mitra potensial di seluruh dimensi ini.

Setiap pengelola KJK pembuat keputusan perlu menyepakati sasaran apa yang
hendak dicapai dalam kemitraan yang ingin dibentuk sehingga mereka dapat
membuat keputusan yang rasional.

Membuat komitmen dalam kemitraan

Judul Modul : Melakukan Kemitraan Koperasi Jasa Keuangan Halaman: 18 dari 28


Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

Kesepakatan para pihak yang bermitra, keharusan tercapainya kesepakatan


agreement pada para pihak yang bermitra, bukan hanya monopoli persyatatan
ketentuan hukum di Indonesia, tetapi juga merupakan persyaratan yang berlaku
secara universal dalam ketentuan hukum Negara-negara lain. Kesepakatan,
yang merupakan pertemuan antara penawaran (offer)) pihak yang mengajukan
penawaran (offer) dan penerimaan (acceptance) oleh pihak yang menjadi tujuan
penawaran (offer) merupakan dasar dari timbulnya kewajiban di satu sisi dan
hak di sisi lain yang harus dipenuhi oleh para pihak.

Setelah mempertimbangkan dari berbagai aspek dan para pihak yang bermitra
telah mencapai kesepatakan, maka dibuatlah komitment yang harus dipatuhi
dan dijalankan oleh pihak-pihak yang bermitra.

Mengatur Kembali Perubahan Komitmen Mitra Bisnis Dalam Membuat


Kesepakatan
Lakukan inventarisasi mitra kita yang punya komitmen kemitraan. Inventarisasi
ini diperlukan untuk memperoleh konfirmasi peluang dan rincian komitmen dari
para mitra kita. Rincian komitmen mencakup :
 Target/jumlah KJK yang akan dijadikan mitra usaha
 Lokasi usaha mitra usaha
 Bidang usaha mitra usaha
 Bentuk pola kemitraan
 Nilai kemitraan
 Jangka waktu.

Dari data-data di atas dapat diatur kembali dalam pengorganisasian,


pembiayaan dan mekanisme kemitraan. Aspek-aspek yang harus diperhatikan
dalam kegiatan ini :
 Pengorganisasian pelaksanaan kemitraan usaha dilakukan secara
koordinatif dan fungsional oleh masing-masing pihak yang ada keterkaitan
dengan pengembangan usaha KJK.
 Koordinasi persiapan pelaksanaan kemitraan dilakukan pimpinan KJK atau
tim yang dibentuk untuk itu.
 Pembiayaan persiapan dan pelaksanaan kemitraan ditanggung oleh masing-
masing pihak yang terkait dengan kemitraan.

3.2. Monitoring Pelaksanaan Kemitraan

Judul Modul : Melakukan Kemitraan Koperasi Jasa Keuangan Halaman: 19 dari 28


Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

Pemantauan perkembanan proses kemitraan secara rutin tidak perlu


mendapatkan penekanan berlebihan, meskipun hal ini seringkali terlupakan.
Bahkan, dalam banyak kemitraan seringkali yang terjadi adalah diberikanya
perhatian berlebihan terhadap penyeleksian calon mitra dibandingkan dengan
upaya untuk menjadi hubungan selamanya.

Pengelola KJK menyusun kebijaksanaan dan program pelaksanaan,


pemantauan dan evaluasi serta pengendalian umum terhadap pelaksanaan
kemitraan bisnis. Pemangku kepentingan mungkin berbeda dari satu KJK ke
KJK lainnya, dalam hal ini dibahas persyaratan yang terkait dengan pemangku
kepentingan. Pengelola KJK hendaknya secara ekplisit menjawab kebutuhan
manajemen risiko dan pelaporan bagi setiap pemangku kepentingan KJK dalam
kemitraan.

Disamping pencegahan terjadinya resiko bagi KJK, kebijakan juga perlu


diarahkan untuk mencegah penyalahgunaan posisi dominan, dan
berlangsungnya kemitraan untuk menghindari persaingan. Dalam upaya
pencegahan penyalahgunaan posisi dominan, beberapa praktek yang lazim
dilakukan dan tidak dibenarkan antara lain :
 menolak dengan alasan yang tidak wajar untuk mengadakan jual beli dan
atau melakukan diskriminasi harga, mutu, jumlah, cara pembayaran, atau
waktu penyaluran dalam jual beli;
 menetapkan persyaratan agar pembeli tidak menjual barang atau jasa lain
yang sejenis, dan atau harus membeli berikut barang atau jasa lain;
 melakukan perbuatan yang tidak wajar yang berakibat merugikan,
menghalangi, dan atau membatasi pesaing;
 mengeluarkan pernyataan palsu atau tindakan menyesatkan mengenai sifat,
kegunaan, mutu, ukuran, dan spesifikasi barang atau jasa yang dihasilkan
atau dijual;
 dengan sengaja melakukan pembatasan, penghentian produksi, penjualan,
penyaluran barang atau jasa, yang berakibat menaikkan harga secara tidak
wajar.

Judul Modul : Melakukan Kemitraan Koperasi Jasa Keuangan Halaman: 20 dari 28


Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

Praktek kemitraan lain yang juga perlu ditangkal adalah tindakan yang dapat
atau dimaksudkan untuk mengurangi atau menghindari persaingan. Dalam hal
ini, yang biasanya dilakukan antara lain adalah :
 membagi wilayah pemasaran atau alokasi pasar yang menyebabkan
terhambatnya persaingan sehat;
 secara langsung atau tidak langsung menetapkan harga yang tidak wajar
sehingga menghalangi atau menyingkirkan pesaing;
 membatasi atau menghentikan produksi, penjualan atau penyaluran barang
atau jasa, yang berakibat menaikkan harga secara tidak wajar.

3.3. Evaluasi Hasil Pelaksanaan Kemitraan

Dalam pelaksanaan kemitraan secara realistik akan terjadi perbedaan pendapat


dan reorentasi kerja secara rutin. Bahkan dimungkinkan untuk dilakukannya
kembali penilaian terhadap kemitraan, karena sasaran dan kebutuhan para
mitra seringkali mengalami perubahan seiring berjalannya waktu.

Mengevaluasi keberhasilan kemitraan seringkali merupakan hal yang sulit


karena kebutuhan dan sasaran kemitraan terkadang bertentangan dengan
kebutuhan masing-masing. Meskipun penting bagi kita untuk secara teratur
mengevaluasi kemitraan dan mengambil langkah korektif sesegera mungkin,
kita tidak perlu melakukannya secara berlebihan. Sama seperti bentuk-bentuk
hubungan lainnya. Kemitraan seringkali harus melalui saat-saat berat, terutama
setelah hubungan tersebut melewati “masa bulan madu” di tahap awal
kemitraan.

Lebih dari itu, proyek-proyek kemitraan seringkali membuka wilayah baru, yang
berarti bahwa ukuran-ukuran standar financial untuk sukses yang telah
dikembangkan di tahap awal biasanya tidak memadai. Bahkan, ditahap awal
evaluasi kemitraan harus dipusatkan pada kualitas hubungan tersebut dan
bukan pada hasilnya, kualitas kolaborasi, keseimbangan hubungan,
produktivitas dan pengetahuan yang diperoleh hendaknya dievaluasi. Jika
terdapat kekurangan dalam hal ini, haruslah segera diambil langkah-langkah
kongkrit penanganannya.

Judul Modul : Melakukan Kemitraan Koperasi Jasa Keuangan Halaman: 21 dari 28


Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

Ada kalanya KJK melakukan kesalahan dalam memandang pekerjaan dalam


suatu kemitraan sebagai proyek sekunder dan berasumsi bahwa jika ada
proyek yang lebih penting maka staf kemitraan yang ada dapat dialokasikan ke
proyek tersebut. Ini pandangan yang berbahaya karena modal intelektual dan
kondisi hubungan kerja yang harmonis pada suatu kemitraan dengan mudah
runtuh dengan dipindahkannya para anggota kemitraan yang telah membangun
kemitraan tersebut.

Pada prinsipnya pelaksanaan evaluasi kemitraan untuk mempertahankan


Perjanjian/Kesepakatan. Perjanjian/kesepakatan diatur dalam KUH Dagang,
dengan telah diaturnya secara khusus ketentuan-ketentuan berkontrak untuk
aktivitas tertentu, seperti yang dimaksudkan dalam perjanjian bernama tersebut,
maka demi hukum pasal-pasal dalam masing-masing perjanjian bernama
tersebut akan menjadi ketentuan yang otomatis berlaku dan mengikat para
pihak dalam hal melakukan aktivitas hukum sesuai dengan jenis-jenis perjanjian
dalam perjanjian bernama tersebut.

Prinsip keterbukaan dari hukum kontrak yang dianut KUH Perdata membuat
Kitab Undang-Undang Perdata Indonesia, secara tidak langsung, terus mampu
menyempurnakan dirinya melalui pemberian hak kebebasan berkontrak pagi
para pihak (party autonomi). Yaitu : hasil dari kontrak yang disepakati para
pihak tersebut akan dimasukkan menjadi bagian dari KUH Perdata dan menjadi
hukum yang akan berlaku khusus bagi pihak-pihak yang bermitra. Ketentuan-
ketentuan tentang asas keterbukaan perjanjian tersebut dengan tegas diatur
dalam pasal-pasal sebagai beriktu :
1). Pasal 1338 ayat (1) dan pasal 1340 KUH Perdata yang memberikan
kebebasan bagi para pihak yang berkontrak (party autonomy) untuk
membangun kesepakatan-kesepakatan tersebut akan merupakan hukum
yang berlaku dan mengikat pihak-pihak yang berkontrak/bermitra tersebut
secara khusus berdasarkan doktrin lex spcialis derogate lexi generalis.
2). Kehadiran pasal 1320 yang memberikan koridor hukum tentang syarat-
syarat perancangan suatu kontrak yang sah sebagai tuntunan terhadap
hak kebebasan berkontrak/bermitra yang diberikan oleh pasal 1338 ayat
(1) tersebut.

Judul Modul : Melakukan Kemitraan Koperasi Jasa Keuangan Halaman: 22 dari 28


Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

3). Kehadiran pasal 1319 yang secara tegas mengkorporasikan kontrak-


kontrak yang dibuat berdasarkan hak yang diberikan oleh pasal 1338 dan
pasal 1320 tersebut, untuk tunduk sehingga menjadi hukum yang
meningkat yang tidak terpisahkan dari KUH Perdata.
4). Pasal 1338 ayat (2) yang memerikan kepastian bahwa kontrak yang telah
dibuat dengan sah tersebut berlaku sebagai hukum khusus yang mengikat
pihak-pihak yang berkontrak sehingga tidak dapat dilakukan perubahan
sepihak tanpa ijin dari mitra berkontraknya terlebih dahulu.

Dalam rangka terwujudnya kemitraan usaha yang kokoh, terutama antara


Usaha Besar dan Usaha Menengah dengan Usaha Kecil, akan lebih
memberdayakan Usaha Kecil agar dapat tumbuh dan berkembang semakin
kuat dan memantapkan struktur perekonomian nasional yang semakin
seimbang berdasarkan demokrasi ekonomi serta meningkatkan kemandirian
dan daya saing perekonomian nasional. Pemerintah memandang perlu
menetapkan ketentuan-ketentuan mengenai tata cara penyelenggaraan,
pembinaan dan pengembangannya yang berkaitan dengan kemitraan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1997 Tentang Kemitraan.

Judul Modul : Melakukan Kemitraan Koperasi Jasa Keuangan Halaman: 23 dari 28


Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

BAB IV
MELAPORKAN HASIL KEGIATAN PELAKSANAAN KEMITRAAN

Format Laporan
Secara umum yang mengelola dan bertanggungjawab terhadap pelaksanaan
kegiatan kemitraan dan pelaporannya terutama dalam pemberian
rekomendasi adalah manajer. Maka setelah dilakukan pelaksanaan kemitraan
sesuai prosedur yang berlaku pada KJK, Manajer melaporkan kepada
pengurus.

Hasil pelaksanaan Melakukan Kemitraan Koperasi Jasa Keuangan


dilaporkan dengan menggunakan:
1) Form Laporan Evaluasi
2) Form Laporan Hasil Kegiatan secara berkala

Laporan Hasil Kegiatan Melakukan Kemitraan KJK


1) Pelaporan
Teknik Pelaporan Melakukan Kemitraan. Manajer KJK mendiskusikan
dengan para kepala bagian mengenai Hasil melakukan kemitraan, maka
manajer atau pengelola KJK menuangkannya dalam form laporan
melakukan kemitraan, untuk mempermudah dalam mengidentisifikasi
kegiatan melakukan kemitraan, manajer KJK perlu menyiapkan format
laporan penyusunan melakukan kemitraan.

Pengertian Laporan adalah penyampaian informasi dari seorang manajer


kepada petugas/pejabat lain dalam suatu sistem administrasi. Isi laporan
dapat berupa hasil kegiatan melakukan kemitraan Koperasi Jasa
Keuangan. Laporan memiliki fungsi informasi, pengawasan, pengambilan
keputusan, dan fungsi pertanggung jawaban.
Syarat- syarat Laporan adalah :
 Isi laporan harus terperinci dan jelas.
 Harus mengandung data dan fakta serta informasi yang diperlukan.
 Isi laporan tidak boleh berbelit-belit.

Judul Modul : Melakukan Kemitraan Koperasi Jasa Keuangan Halaman: 24 dari 28


Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

Jenis Laporan dapat dibagi menjadi beberapa macam, berikut ini akan
diuraikan sebagai berikut :
a. Laporan menurut isinya :
• Laporan Informatif
• Laporan Rekomendasi
• Laporan Analitis
• Laporan pertanggungjawaban
• Laporan Kelayakan
b. Laporan menurut bentuknya :
• Laporan berbentuk Memo
• Laporan berbentuk Surat
• Laporan berbentuk Naskah

Laporan harus bersifat operasional, artinya laporan memiliki sifat-sifat


sebagai berikut :
 Penyampaian laporan dapat dilakukan secara lisan atau tertulis
 Laporan berisi informasi yang diperlukan oleh manajemen dalam
proses pengambilan keputusan
 Laporan harus faktual, didukung oleh data dan fakta yang dapat
dipertanggungjawabkan

Kriteria laporan yang efektif harus memenuhi kriteria sebagai berikut :


 Mudah dimengerti dan dipahami oleh penerima laporan
 Mampu menguraikan masalah serta analisanya secara jelas bagi
pembaca laporan
 Mampu menyajikan permasalahan secara logis, konsisten, dan
sistimatis
 Persuasif, yaitu mampu mendorong pembaca untuk memberikan
perhatian dan mengambil keputusan sesuai dengan yang dikehendaki
oleh yang mempersiapkan laporan
 Meyakinkan, yaitu berdasar pada data dan informasi yang dapat
diandalkan

Judul Modul : Melakukan Kemitraan Koperasi Jasa Keuangan Halaman: 25 dari 28


Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

2) Penyusunan Laporan

Hasil pelaksanaan melakukan kemitraan disusun rekomendasi atas


permasalahan yang dihadapi KJK dan menuangkannya dalam form yang
telah tersedia, kemudian bersama memo dikirimkan kepada pengurus
untuk ditindaklanjuti pengurus jika diperlukan.

Langkah-langkah dalam menyusun laporan dan rekomendasi, yakni:


1. Menyusun persiapan penulisan laporan, menyiapkan bahan
penyusunan laporan berupa data dan fakta serta sarana pendukungnya
seperti peralatan ATK (Komputer, printer) dan bahan ATK (kertas,
toner, dll)
2. Menyusun sistematika laporan dengan membuat struktur laporan
seperti berikut ini :
• pendahuluan
• isi laporan
• uraian / analisis
• penutup/ saran
3. Membuat isi Laporan dapat berupa pertanggung jawaban. Isi laporan
(rincian kegiatan secara kronologis beserta biaya yang sudah
dikeluarkan dengan menunjukkan nomor –nomor tanda bukti
pengeluaran, jika diperlukan).
4. Membuat Evaluasi (bila ada), kemudian
5. Menyusun Penutup/Rekomendasi

Laporan evaluasi dan rekomendasi dapat dibuat dalam bentuk form dan
dilaporkan untuk ditindak lanjuti seperti berikut :

3) Bertanggung Jawab Terhadap Hasil Pelaksanaan


Pengelola KJK harus bertanggung jawab terhadap hasil pelaksanaan
kegiatan melakukan kemitraan KJK, dalam bentuk :
1) Laporan evaluasi yang akurat
2) Laporan hasil kegiatan secara berkala tepat waktu

Judul Modul : Melakukan Kemitraan Koperasi Jasa Keuangan Halaman: 26 dari 28


Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

Format Laporan (Form laporan berkala sesuai dengan ketentuan masing-masing


KJK)
Nama KJK
Alamat
Analisis Calon Mitra Bisnis Internal Lingkungan
Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman
1. Organisasi
2. Sumber Daya Manusia
3. Keuangan
4. Produk
5. Pemasaran
6. Lainnya

Strategi Presentasi dan Negosiasi


Biaya Indikator
KESEPAKATAN DAN KOMITMEN Tujuan Jadual (Rp.000) Keberhas
ilan
1. Pemasaran
2. Pengembangan Produk
3. dll
Hasil Yang Diharapkan

Judul Modul : Melakukan Kemitraan Koperasi Jasa Keuangan Halaman: 27 dari 28


Buku Informasi Versi : 011/9/2021
MODUL DIKLAT KOMPETENSI BAGI PENGELOLA KOPERASI JASA Kualifikasi Level VI
KEUANGAN (KJK) MANAGER / Ka. CABANG

Sumber-sumber Kepustakaan (Buku Informasi)

a. Judul : How to Negotiate Effectively


• Penulis : David oliver
• Penerbit : Elex Media Komputindo.
• Tahun publikasi : 2004

b. Judul : Teori Motivasi dan Aplikasinya


• Penulis : Siagian, Sondang P.
• Penerbit : Rineka Cipta, Jakarta
• Tahun publikasi : 1995

c. Judul : Business Plan


• Penulis : Freddy Rangkuti
• Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
• Tahun publikasi : 2003

Judul Modul : Melakukan Kemitraan Koperasi Jasa Keuangan Halaman: 28 dari 28


Buku Informasi Versi : 011/9/2021

Anda mungkin juga menyukai