Bukupengembanganmodulfull 120210182237 Phpapp02 PDF
Bukupengembanganmodulfull 120210182237 Phpapp02 PDF
Pengembangan
Modul
Penulis:
Dr. Purwanto, M.Pd,
Drs. Aristo Rahadi,
Drs. Suharto Lasmono, M.Pd,
1 1
TIM PENGEMBANG:
Pengarah
Ir. Lilik Gani, HA., M.Sc., Kepala Pusat Teknologi Informasi dan
Komunikasi Pendidikan
Penanggungjawab Program
Ir. Suheriyanto, M.Si., Kepala Bagian Tata Usaha
Penanggungjawab Materi/Substansi
Dr. Purwanto, M.Pd., Kepala Bidang Teknologi Pembelajaran
Drs. Rusjdy S. Arifin, M.Sc., Kepala Bidang Teknologi Informasi
Hardjito, S.IP., M.Si., Kepala Bidang Teknologi Komunikasi
Penaggungjawab Kegiatan
Sunarti, SE
Penulis
Dr. Purwanto, M.Pd
Drs. Aristo Rahadi
Drs. Suharto Lasmono, M.Pd
Editor
Dr. Purwanto, M.Pd
ISBN: 978-979-3322-40-4-7
2
Daf
Dafttar Isi:
Daftar Isi: 3
Kata Sambutan 4
Kata Pengantar 5
3
K ata Sambut
ata an
Sambutan
Karena sistem PJJ memiliki ciri khas tertentu, maka bahan belajar yang
digunakan dalam sistem PJJ juga perlu didesain secara khusus pula
sehingga sesuai dengan karakteristik sistem PJJ tersebut. Di lain fihak,
hingga saat ini SDM yang berkompeten dalam pengembangan bahan
belajar masih sangat kurang. Bahkan buku-buku sumber dalam bidang
ini juga masih sulit ditemukan.
Buku ini merupakan salah satu judul dalam buku serial Teknologi
Pendidikan yang diterbitkan oleh Pustekkom secara berkala. Terbitnya
buku-buku serial Teknologi Pendidikan tersebut diharapkan dapat
melengkapi buku buku sejenis yang telah ada, terutama buku-buku
praktis yang membahas penerapan teknologi pendidikan secara praktis.
4
K ata P
ata eng
Peng ant
engant ar
antar
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
tersusunnya buku Pengembangan Bahan Belajar Mandiri (Modul) ini.
5
diaplikasikan dalam kegiatan pengembangan bahan belajar mandiri.
Meskipun demikian, penulis menyadari bahwa buku ini masih jauh
dari sempurna. Berbagai keterbatasan yang ada, menyebabkan
kekurangsempurnaan buku ini. Oleh karenaya, kritik dan saran
perbaikan sangat kami harapkan dari pembaca. Tak lupa penulis juga
ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua fihak yang
telah ikut berperan membantu terbitnya buku ini.
Tim penulis
6
1234567890123456789012345678901212 123456789012345678901234567890121
1234567890123456789012345678901212 123456789012345678901234567890121
Bab I
1234567890123456789012345678901212 123456789012345678901234567890121
1234567890123456789012345678901212 123456789012345678901234567890121
1234567890123456789012345678901212 123456789012345678901234567890121
1234567890123456789012345678901212 123456789012345678901234567890121
PROSEDUR
PEN GEMB
PENGEMB AN
GEMBAN
ANGGAN
MODUL
Pendahuluan
S
aya yakin bahwa anda telah memiliki pengalaman dalam
tulis menulis, apakah itu menulis surat, menulis materi
untuk diklat atau mungkin menulis buku maupun tulisan
lainnya. Namun demikian mungkin Anda belum memiliki
pengalaman khusus dalam menulis modul. Karena modul ini
diharapkan membekali Anda pengetahuan dasar tentang
proses pengembangan modul diklat. Modul ini isinya
menjelaskan tentang Prosedur Pengembangan Modul. Isi utama
Modul ini adalah langkah-langkah penulisan modul. Namun
demikian sebelum uarian tentang penulisan modul, dijelaskan
pula tentang konsep dasar modul dan berbagai cara
pengembangannya. Dalam prosedur pengembangan modul
langkah-langkahnya adalah perencanaan, penulisan, review
dan revisi serta finalisasi.
7
PENGALAMAN
KOMPETENSI INDIKATOR
BELAJAR
Mampu menerap- Pembaca 1. Mampu menjelaskan
kan prosedur memperoleh pengertian modul, dan
pengembangan pengetahuan fungsinya.
modul tentang prosedur 2. Mampu menjelaskan
pengembangan berbagai cara
modul pengembangan modul
seperti; adaptasi,
kompilasi, dan menulis
3. Mampu menerapkan
langkah-langkah
penulisan modul
8
1234567890123456789012345678901212345678901234567
1234567890123456789012345678901212345678901234567
1234567890123456789012345678901212345678901234567
1234567890123456789012345678901212345678901234567 Kegiatan Belajar 1
MODUL D AN
DAN
PEN GEMB
PENGEMB AN
GEMBAN
ANGGANNYA
ANNYA
Tujuan
Setelah membaca kegiatan belajar 1 ini anda diharapkan dapat:
Menjelaskan konsep dasar modul,
Menjelaskan berbagai cara pengembangan modul,
Menjelaskan langkah-langkah penulisan modul.
Uraian
Setiap kegiatan pembelajaran pastilah membutuhkan bahan
belajar. Bahan belajar yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran bentuknya bermacam-macam. Ada bahan
belajar yang dikemas dalam bentuk tercetak, dan non cetak.
Satu kesatuan modul sering di sebut sebagai modul.
A. PENGERTIAN MODUL
1. Modul
Modul ialah bahan
belajar yang dirancang
secara sistematis
b e r d a s a r k a n
kurikulum tertentu dan
dikemas dalam bentuk
satuan pembelajaran
terkecil dan
memungkinkan
dipelajari secara mandiri dalam satuan waktu tertentu.
Dalam buku ini yang disebut sebagai modul dibatasi
pada Bahan Belajar Tercetak.
9
Tujuan disusunnya modul ialah agar peserta dapat
menguasai kompetensi yang diajarkan dalam diklat atau
kegiatan pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Bagi
widiaiswara atau guru, modul juga menjadi acuan
dalam menyajikan dan memberikan materi selama
diklat atau kegiatan pembelajaran berlangsung.
2. Fungsi Modul
Fungsi modul ialah sebagai bahan belajar yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran peserta didik.
Dengan modul peserta didik dapat belajar lebih terarah
dan sistematis. Peserta didik diharapkan dapat
menguasai kompetesi yang dituntut oleh kegiatan
pembelajaran yang diikutinya. Modul juga daharapkan
memberikan petunjuk belajar bagi peserta selama
mengikuti diklat.
1. Adaptasi
Modul adaptasi ialah bahan belajar yang
dikembangkan atas dasar buku yang ada di pasaran.
Sebelum pembelajaran berlangsung, guru, dosen, atau
widiaiswara mengidentifikasi buku-buku yang ada (di
toko buku atau perpustakaan) yang isinya relevan
dengan materi yang akan diajarkan. Setelah itu guru,
dosen atau widyaiswara memilih salah satu buku
10
tersebut sebagai bahan belajar yang digunakan untuk
satu mata pelajaran/diklat. Buku tersebut digunakan
dalam kegiatan pembelajaran secara utuh atau sebagian
dengan dilengkapi panduan belajar. Pengembangan
panduan belajar bersifat melengkapi buku tersebut
dengan semacam petunjuk mempelajarinya.
2. Kompilasi
Modul kompilasi ialah bahan belajar yang
dikembangkan atas dasar buku-buku yang ada di
pasaran, artikel jurnal ilmiah dan modul yang sudah
ada sebelumnya. Kompilasi di lakukan oleh guru, dosen
atau widiaiswara dengan menggunakan garis-garis
besar program pembelajaran/pelatihan (GBPP) atau
silabi yang disusun sebelumnya.
11
Prosedur Kompilasi
Kompilasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Kumpulkan seluruh buku, artikel jurnal ilmiah,
modul dan sumber acuan lain yang digunakan
dalam mata diklat seperti tercantum dalam Daftar
Pustaka di GBPP
2. Tentukan bagian-bagian buku, artikel jurnal ilmiah,
modul dan bagian dari sumber acuan lain yang
digunakan per Pokok Bahasan sesuai dengan GBPP
3. Fotocopy seluruh bagian dari sumber yang
digunakan per Pokok Bahasan sesuai dengan GBPP
4. Pilihlah hasil fotocopy tersebut berdasarkan Pokok
Bahasan sesuai dengan GBPP
5. Buatlah/tulislah halaman penyekat bahan untuk
setiap Pokok Bahasan
6. Bahan-bahan yang sudah dilengkapi dengan
halaman penyekat untuk setiap Pokok Bahasan
kemudian dijilid rapi (selanjutnya dicopy untuk
dibagikan kepada peserta didik)
3. Menulis
Menulis adalah cara pengembangan modul yang pal-
ing ideal. Bagi guru, dosen atau widiaiswara menulis
sendiri modul yang dipergunakan dalam pembelajaran
adalah membuktikan dirinya sebagai seorang yang pro-
fessional. Bagi guru, dosen, terutama widiaiswara
menulis modul merupakan tugas pokok yang dihargai
sebagai kegiatan pengumpuan angka kredit. Angka
kredit yang diperoleh guru, dosen atau widiswara dari
12
kegiatan menulis modul ini sangat tinggi nilainya,
sehingga akan mengantarkan seorang mencapai
jabatan tertinggi. Hal tersebut sesuai dengan tingkat
kesulitan dalam mengerjakannya. Menulis modul
memiliki tingkat kesulitan tertinggi dibanding dengan
kedua cara lain yang telah diuraikan terdahulu.
Tugas 1
1. Jelaskan tentang cara-cara pengembangan modul!
2. Sebutkan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam
penulisan modul!
13
1234567890123456789012345678901212345678901234567
1234567890123456789012345678901212345678901234567
1234567890123456789012345678901212345678901234567
1234567890123456789012345678901212345678901234567 Kegiatan Belajar 2
L AN GKAH-L AN
ANGKAH-L GKAH
ANGKAH
PEN GEMB
PENGEMB
GEMBANAN
ANGGAN MODUL
Tujuan
Setelah membaca penggalan ini anda diharapkan dapat:
Menjelaskan pentingnya perencanaan dalam proses
pengembangan modul,
Menjelaskan faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
merencanakan modul,
Menuliskan tujuan pembelajaran atau kompetensi,
Menentukan isi dan urutan materi pelajaran sehingga
sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus,
Menjelaskan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam
tahap penulisan
Menjelaskan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam
tahap review, revisi dan uji coba
Menjelaskan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam
tahap finalisasi
14
Uraian
Sebelum Anda membaca uraian berikut ini, perhatikan skema
di bawah ini:
A. TAHAP PERENCANAAN
Setiap kegiatan umumnya dimulai dengan tahap
perencanaan. Demikian pula halnya dengan
pengembangan modul. Bila suatu lembaga atau institusi
akan mengembangkan suatu paket modul, dalam tahap
perencanaan biasanya dilibatkan para ahli. Para ahli itu
umumnya meliputi ahli materi yaitu orang yang menguasai
suatu bidang ilmu atau materi pelajaran, ahli kurikulum
dan pembelajaran yaitu orang memiliki pengetahuan dan
pengalaman tentang metodologi pengajaran dan juga
kurikulumnya, ahli media yaitu orang yang memahami
tentang karakteristik, keunggulan dan kelemahan berbagai
media dalam hal ini terutama media cetak dan orang yang
ahli menulis yaitu penulis.
15
Penulis hendaknya terlibat sejak dalam tahap perencanaan
sehingga ia benar-benar mengetahui tentang tujuan yang
ingin dicapai dan materi yang harus disajikan. Para ahli
dan penulis ini berkumpul bersama untuk menyusun Garis-
Garis Besar Isi Modul (GBIM) atau Garis-Garis Isi
Pembelajaran/Pelatihan (GPPP) yang akan dijadikan
pedoman dalam penyusunan modul. GBIM merupakan
cetak biru (blueprint) bagi modul yang akan ditulis dan
biasanya dituangkan dalam suatu format matrik yang
memuat berbagai aspek terutama menyangkut kompetensi,
dan cakupan materi. (matrik GBIPM akan anda baca pada
bagian berikutnya).
16
Berikut akan diuraikan satu persatu jawaban untuk
pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Peserta diklat
Sebelum Anda
menulis bahan
belajar berupa
modul, sebaiknya
terlebih dahulu
memiliki informasi
yang jelas untuk
siapakah anda
menulis atau
siapakah yang akan membaca tulisan Anda? Jika anda
akan menulis modul untuk peserta diklat atau orang
yang sering berhubungan dengan Anda, tentu anda
telah banyak tahu tentang mereka. Tetapi jika Anda
akan menulis untuk peserta diklat yang baru bagi Anda
dan Anda belum mengenalnya secara dekat, mungkin
sebaiknya Anda menyisihkan waktu untuk mencari
informasi tentang mereka. Informasi apakah yang perlu
Anda ketahui dan relevan untuk pengembangan
modul?
17
c. faktor belajar: Bagaimana intelegensi dan kapasitas
mereka? Apakah mereka memiliki pengalaman
sebelumnya tentang diklat sejenis? Apakah mereka
memiliki waktu dan fasilitas yang memadai untuk
belajar? Dan lain-lain,
d. latar belakang bidang studi: Pengetahuan,
keterampilan dan sikap apa yang telah mereka
kuasai sehubungan dengan bidang yang akan
diajarkan? Apakah mereka memiliki personal in-
terest dan pengalaman yang relevan? (informasi-
informasi ini sangat penting bagi Anda untuk
penyajian bahan belajar, pemberian anekdot, contoh
dan analogi).
18
Tujuan pembelajaran khusus (Indikator): adalah
terjemahan dari specific instructional objective.
Literatur asing menyebutkan pula sebagai objective
atau enabling objective, untuk membedakannya dari
general instructional objective/goal, atau terminal ob-
jective, yang berarti Tujuan Instruksional Umum
(TIU) atau Tujuan Instruksional Akhir. Dalam
literatur asing tentang penulisan modul
menyebutkan sebagai behavioural objective yang
berarti suatu pernyataan yang dapat
menginformasikan kepada kita apa yang harus
dapat dicapai peserta didik setelah menyelesaikan
suatu kegiatan pembelajaran, dan dinyatakan dalam
kata kerja yang dapat diukur. Tujuan pembelajaran
khusus berisi kecakapan-kecakapan khusus berupa
pengetahuan, keterampilan dan sikap.
19
d. Penilaian: tujuan pembelajaran khusus dapat
membantu Anda menentukan alat dan metode
penilaian terhadap peserta diklat, selain itu dapat
pula dijadikan dasar penilaian untuk mengukur
efektivitas bahan belajar.
20
pembelajaran hendaknya menggambarkan perilaku
atau behavior yang dapat diamati atau observable.
21
Pembelajaran lebih lanjut tentang perumusan tujuan
pembelajaran ini dapat Anda pelajari pada bagian
berikut:
Penentuan Isi dan Urutan Materi Pembelajaran
Setelah tujuan pembelajaran dirumuskan (meliputi
tujuan pembelajarn umum dan tujuan pembelajaran
khusus) dan disusun urutannya, langkah berikutnya
dalam tahap perencanaan adalah menentukan isi
pelajaran dan urutannya. Pada langkah ini perlu
diidentifikasi topik utama, konsep-konsep, prinsip-
prinsip dan teori-teori yang akan dimuat dalam bahan
belajar. Pada tahap ini juga dilakukan rincian pokok
bahasan menjadi sub pokok bahasan. Ada beberapa hal
penting yang perlu dipertimbangkan:
- Apakah materi cukup relevan dengan tujuan
pembelajaran?
- Apakah realistik untuk dapat dipelajari pada waktu
yang telah ditetapkan? Jika tidak mana yang harus
dihilangkan?
- Apakah materi yang diajarkan mencakup semua yang
diperlukan peserta diklat untuk mencapai tujuan?
- Apakah materi itu sudah benar, sesuai dengan
tingkat perkembangan peserta diklat dan up to date?
- Apakah masih terdapat materi yang kurang sesuai
dan tidak diperlukan?
- Setelah Anda mengidentifikasikan materi, apakah
perlu ada penambahan tujuan pembelajaran?
- Apakah masih terdapat materi yang perlu diuraikan
lagi menjadi sub materi yang lebih kecil?
- Apakah ada hubungan yang jelas, kesinambungan
(continuity) antara materi sebelumnya, materi
sekarang, dan materi yang akan datang?
- Apakah uraian materi sudah tepat?
- Apakah sudah diperhitungkan awal dan akhir dari
pokok materi, sehingga tampak materi tersebut
merupakan satu kesatuan?
22
Pemilihan Media
Walaupun
y a n g
dibicarakan
dalam modul
ini terutama
adalah media
cetak, namun
mengingat
setiap media
memiliki
kelebihan dan
kekurangan
maka perlu dipertimbangkan pula perpaduan media
cetak dengan media lain. Bila kita merencanakan me-
dia cetak akan sangat baik bila kita berfikir tentang
media lain yang dapat mendukungnya misalnya kaset
audio, film, atau program video. Khusus untuk diklat
tertentu (misalnya diklat Bahasa Inggris) media cetak
dilengkapi dengan program audio sebagai pelengkap.
23
Ada beberapa hal penting yang perlu dipertimbangkan
dalam pemilihan media:
Apakah tujuan yang akan dicapai memang tepat
dengan menggunakan media cetak?
Perlukah ada media lain seperti video, audio, atau
peralatan praktek sebagai media pendamping?
Apakah sarana dan prasarana yang tersedia dalam
diklat memungkinkan untuk menggunakan suatu
media terutama media elektronik?
24
Penilaian
Mungkin terlalu dini untuk membicarakan masalah
penilaian dalam tahap perencanaan. Namun demikian
sejak dalam tahap perencanaan perlu diperhatikan
strategi penilaian hasil belajar peserta diklat.
Siapa yang akan menilai?
Kapan penilaian dilakukan?
Mengapa mereka perlu dinilai?
Bagaimana cara penilaiannya?
B. TAHAP PENULISAN
Seperti telah dijelaskan dalam bagian terdahulu, bahwa dari
tahap perencanaan diharapkan dapat dihasilkan suatu
rencana modul yang dituangkan dalam Garis-Garis Besar
Isi Modul (GBIM). GBIM ini berisi tentang sasaran atau
peserta diklat, tujuan umum dan tujuan khusus, materi atau
isi pelajaran, media yang digunakan dan strategi penilaian.
25
1. Persiapan Outline/Rancangan
a. Menentukan topik yang akan dimuat
Setelah anda menganalisis GBIM, tugas Anda
berikutnya adalah membuat catatan tentang topik-
topik yang akan dimuat dalam bahan belajar. Dalam
hal ini anda harus memilih dan menilai topik-topik
tersebut sehingga sesuai dengan keadaan peserta
diklat.
26
Dari langkah awal ini, kemudian materi pelajaran
bergerak selangkah demi selangkah. Sebaiknya setiap
penggalan materi berikan aktivitas peserta diklat
sebelum ia melangkah pada proses materi
berikutnya. Usahakan bila akan mendiskusikan topik
baru beri pengantar terlebih dahulu, jelaskan, beri
kesempatan mereka mempraktekkannya sebelum
melangkah pada tahap berikuntnya. Sebaiknya
Anda juga memberikan pengulangan dari waktu ke
waktu dan berusaha menghubungkan apa yang
telah diketahui peserta diklat dengan materi yang
akan dibahas.
27
c. Mempersiapkan outline
Berikut ini adalah contoh rancangan atau outline
sebuah modul.
Pendahuluan
Penutup
28
Dari contoh tersebut tampak bahwa modul tersebut
diawali dengan pendahuluan. Kemudian
dilanjutkan dengan penggalan satu, dua dan tiga
dan diakhiri dengan penutup atau tes. Setiap
penggalan umumnya berisi uraian, contoh,
aktivitas/latihan dan umpan balik. Anda dapat
membuat outline tersebut secara lebih rinci lagi
dengan memperhatikan pertanyaan sebagaiberikut.
Uraiannya tentang apa? (tuliskan dalam
rancangan modul Anda)
Contohnya apa? Ilustrasinya apa?
Umpan baliknya bagaimana?
Contoh:
RANCANGAN MODUL
Mata Diklat : Penyusunan Laporan
PENDAHULUAN
Kaitan dengan modul sebelumnya tentang
Penyusunan Laporan
Tujuan: Peserta diklat dapat menjelaskan
penyusunan laporan, syarat-syarat dan bahan-
bahan untuk penyusunan laporan, serta
kegunaannya dalam tugas sehari-hari.
Kegiatan 1 : bahan-bahan untuk penyusunan
laporan
Kegiatan 2 : langkah-langlah penyusunan
laporan
Penjelasan umum tentang bahan-bahan untuk
penyusunan laporan dan lain-lain.
29
Informasikan akan ada contoh dan latihan/
praktek menyusun laporan.
Waktu 4 jam pelajaran.
KEGIATAN 1
Bahan-bahan untuk Penyusunan Laporan
Tujuan : menjelaskan bahan-bahan
untuk penyusunan laporan.
Pokok Materi : Data dan informasi
Catatan
Bukti-bukti fisik
Uraian materi:
1. Data dan informasi
Jenis data
Peserta diklat diminta mengidentifikasi
jenis data
Peserta diklat diminta menjawab
pertanyaan berkaitan dengan data dan
informasi.
Disajikan kesimpulan dari pembahasan
tentang data dan informasi.
Dst
KEGIATAN 2
Langkah-langlah Penyusunan Laporan
Dst.
PENUTUP
Uraian singkat penyimpulan tentang Penyusunan
Laporan. Peserta diklat diminta kembali untuk
melakukan latihan/praktek.
30
2. Penulisan
a. Menulis draft 1
Setelah Anda mempersiapkan outline,langkah
berikutnya adalah mencoba menulis draft 1. Ada
beberapa pertanyaan yang perlu dipertimbangkan
dalam menulis draft .
Apakah Anda telah menulis dalam bahasa yang
umum dipakai, dan menggunakan bahasa yang
akrab seperti menyapa peserta diklat dengan
sapaan Anda, dan saya bagi penulis?
Apakah Anda telah menggunakan pertanyaan
retorik secara tepat misalnya pada awal uraian
diberikan pertanyaan retorik kemudian Anda
menjawabnya dalam uraian berikutnya?
Apakah Anda telah menghindari penggunaan
sebuah kata yang terlalu sering, sementara Anda
dapat menggantinya dengan kata lain?
Apakah Anda telah menggunakan bahasa
preciese atau jelas daripada bahasa yang abstrak
dan tidak jelas?
Apakah Anda telah berusaha menggunakan
bahasa/kalimat aktif dari kalimat pasif?
Apakah Anda telah menggunakan kalimat yang
cukup jelas, pendek dan sederhana?
Apakah Anda telah menggunakan paragraf
secara tepat?
Apakah telah jelas point pembelajaran dalam
setiap paragraf?
Apakah Anda telah menghindari lebih dari satu
point pembelajaran dalam setiap paragraf?
Apakah Anda telah memberikan aktivitas dan
feedback secara tepat?
Apakah Anda telah memberikan contoh secara
tepat?
Apakah Anda telah menampilkan gambar dan
diagram secara tepat?
31
Cobalah Anda menulis draft 1 kemudian mereview
tulisan Anda sendiri berdasarkan pertanyaan-
pertanyaan di atas.
32
c. Menulis tes/penilaian hasil belajar peserta diklat
Pengembangan bahan tes atau penilaian pada
dasarnya tidak terlepas dari pengembangan bahan
belajar itu sendiri. Penulis hendaknya mampu
memilih metode, teknik dan alat penilaian yang
tepat, sehingga dapat mengukur pencapaian tujuan
secara tepat.
LATIHAN
1. Jelaskan langkah-langkah dalam mempersiapkan out-
line sebuah modul!
2. Jelaskan langkah-langkah dalam menulis modul!
3. Faktor-faktor apakah yang perlu diperhatikan jika Anda
menulis modul?
33
C. TAHAP REVIEW, UJI COBA DAN REVISI
1. Review
Dalam kegiatan ini anda meminta beberapa orang untuk
membaca draft Anda secara cermat dan mintalah kritik
dari mereka, biarkan mereka memberikan komentar
yang konstruktif. Siapa sajakah yang dapat Anda
harapkan menjadi reviewer?
Ada tiga kelompok reviewer, yaitu :
Ahli materi/ahli bidang studi,
Ahli media/ahli instruksional,
Teman sejawat/tutor yang sering berhubungan
dengan peserta diklat.
2. Uji Coba
a. Uji coba tatap muka dalam kelompok kecil
Untuk uji coba ini Anda membutuhkan dua atau
tiga peserta diklat sebagai sampel. Sampel
hendaknya dari peserta diklat yang akan
mempelajari bahan belajar ini. Peserta diklat tersebut
diminta untuk mengerjakan/mempelajari draft
modul yang telah diperbaiki berdasarkan hasil re-
view ahli materi, ahli media dan teman sejawat.
36
bosan, jenuh atau mengalami kesulitan? Jika peserta
diklat anda telah selesai, berikan test untuk
mengetahui apakah peserta diklat anda telah
belajar? Informasi yang diperoleh dari hasil uji coba
ini, hendaknya dijadikan dasar untuk perbaikan
modul Anda.
37
3. Revisi
Tujuan diadakannya review dan uji coba adalah untuk
perbaikan bahan belajar. Bila semua informasi atau
komentar yang didapatkan dari ahli materi, ahli media
dan teman sejawat dipakai untuk memperbaiki bahan
belajar, sebenarnya kita telah mendapatkan bahan
belajar yang cukup baik. Apalagi bila hasil uji coba
kelompok kecil dan uji coba lapangan dijadikan dasar
untuk perbaikan modul, maka kita telah mendapatkan
modul yang lebih baik lagi. Dengan demikian modul
tersebut telah siap untuk masuk dalam tahap berikutnya
yaitu tahap finalisasi atau penyelesaian.
38
Dengan memperhatikan masalah tersebut diharapkan hasil
pencetakan dapat dibaca dengan baik, enak dibaca,
memiliki daya pikat terhadap pembaca, jelas batas uraian
dan pemenggalan bahasanya, dan tata letak sesuai dengan
umur dan tingkat kemampuan pembaca.
Kelemahannya adalah :
butuh pelatihan khusus
butuh dukungan teknik yang memadai
39
TUGAS 1
1. Mengapa dalam pengembangan modul perlu
perencanaan yang matang?
2. Faktor-faktor apakah yang perlu diperhatikan dalam
merencanakan modul?
3. Faktor-faktor apakah yang perlu diketahui tentang
peserta diklat dalam rangka perencanaan modul?
4. Apakah perbedaan antara tujuan pembelajaran umum
dan tujuan pembelajaran khusus?
5. Faktor-faktor apakah yang perlu diperhatikan dalam
penentuan isi dan urutan materi?
6. Faktor-faktor apakah yang perlu diperhatikan dalam
rangkan pemilihan media?
7. Mengapa penilaian perlu dibicarakan sejak tahap
perencanaan?
40
Penutup
Modul ini telah menjelaskan tentang Prosedur Pengembangan
Modul. Isi utama modul ini adalah langkah-langkah penulisan
modul. Dalam prosedur pengembangan modul langkah-
langkahnya adalah perencanaan, penulisan, review dan revisi
serta finalisasi. Saya yakin bahwa anda telah memiliki cukup
bekal dalam tulis menulis modul. Namun demikian mungkin
Anda sebagai widiaiswara perlu berlatih terus dan
memperbanyak pengalaman khusus dalam menulis modul
diklat.
41
Daftar Istilah
-
Daftar Pustaka
Anonim, 1991. Writing for Distance Education, Samples, In-
ternational Extension College, Cambridge.
Arief, S. Sadiman, dkk. 1986. Media Pendidikan, CV Rajawali,
Jakarta.
Gachuchi, D. 1989. Handbook for Designing and Writing Dis-
tance Education Materials, DSE, Bonn.
Jenkins, Janet. 1987. Course Development, A manual for Editors
of Distance Teaching Materials, London: IEC
Lewis, Roger, and Paine, Nigel, 1985. How to Communicate with
the Learner (open Learning Guide 6), Council for Educational
Technology, London.
Pat Heim, Ph.D, Elwood, N, Chapman. Learning to Lead, An
Action Plan for Succes, (A Self-Improvement Program for
Manager)
Rowntree, Derek. 1990. Teaching Through Self-Instruction, Kogan
Page, London.
Rowntree, Derek, 1981. Developing Courses for Students,
McGraw-Hill.
oooOooo
42
1234567890123456789012345678901212 123456789012345678901234567890121
1234567890123456789012345678901212 123456789012345678901234567890121
Bab 2
1234567890123456789012345678901212 123456789012345678901234567890121
1234567890123456789012345678901212 123456789012345678901234567890121
1234567890123456789012345678901212 123456789012345678901234567890121
1234567890123456789012345678901212 123456789012345678901234567890121
PENYUSUN
PENYUSUNAN AN G ARIS
GARIS
BES
BESARAR ISI MODUL
(GBIM) D AN
DAN
PER UMUS
UMUSAN
PERUMUS AN TUJU AN
TUJUAN
Pendahuluan
B
ab ini merupakan bagian yang khusus membahas
mengenai pengembangan modul pembelajaran (bahan
belajar). Kalau Anda seorang widiaiswara, pelatih,
instruktur, guru, dosen atau orang yang bekerja di bidang
pendidikan dan pelatihan, Bab ini sangat bermanfaat bagi
Anda sebab sangat erat dengan pekerjaan Anda sehari-hari.
Bab ini dibagi menjadi dua Sub Bab, yaitu:
1 : Penyusunan garis-garis besar isi modul (GBIM)
2 : Perumusan Tujuan Pembelajaran
Selamat belajar.
44
123456789012345678901234567890121234567890123456
123456789012345678901234567890121234567890123456
123456789012345678901234567890121234567890123456
123456789012345678901234567890121234567890123456 Kegiatan Belajar 1
PENYUSUNAN
GBIM
Tujuan
Kegiatan Belajar 1 ini akan membicarakan apa yang dimaksudkan
dengan Garis-garis Besar Isi Modul (GBIM), dan Kedudukan
Serta Pentingnya GBIM dalam Pengembangan Pembelajaran.
45
GBPP inilah yang dijadikan sebagai pegangan atau pedoman oleh
para guru (di samping buku paket atau buku teks) di dalam
membelajarkan para peserta didiknya. GBPP ini pula yang
digunakan sebagai pegangan atau pedoman di dalam menulis buku
paket atau buku teks oleh para penulis buku.
46
pedoman/landasan yang digunakan untuk mengembangkan satu
jenis program media pembelajaran saja, yaitu modul.
Uraian
Ada 2 kegiatan besar yang perlu dilakukan untuk dapat
menghasilkan GBIM, yaitu:
a. Mengidentifikasi, mengumpulkan dan menganalisis
berbagai informasi atau dokumen yang tersedia tentang
sasaran program; dan
b. Melakukan analisis kebutuhan belajar sasaran program.
Data dan informasi yang dihasilkan dari kedua kegiatan
inilah yang menjadi dasar/pijakan di dalam menyusun
GBIM.
47
Apakah yang dimaksud dengan Garis-garis
Besar Isi Modul (GBIM)?
48
c. Tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran
khusus,
d. Pokok-pokok materi pembelajaran,
e. Butir-butir penilaian,
f. Acuan atau literatur yang digunakan menyusun GBIM
dan yang disarankan untuk digunakan dalam
pengembangan lebih lanjut materi pembelajaran.
49
b. Tenaga yang berkompeten di bidang media (media spe-
cialist) khususnya media cetak. Tenaga spesialis yang
demikian ini bertanggungjawab di bidang penentuan
materi yang sesuai dan tepat untuk dikembangkan ke
dalam media cetak.
Komponen-komponen GBIM
Marilah kita lanjutkan pembahasan tentang materi apa saja
yang tercakup dalam GBIM, atau tentang komponen-
komponen GBIM. Komponen-komponen yang akan
dikemukakan ini tidaklah harus sepenuhnya demikian
tetapi dapat disesuaikan dengan perkembangan kondisi
yang dihadapi. Memang akan lebih baik jadinya apabila
komponen-komponen tersebut dapat dipenuhi.
51
(guru materi pelajaran) tinggal mengidentifikasi
mana-mana dari pokok atau sub pokok bahasan
tersebut yang perlu dikemas ke dalam modul dan
media pembelajaran lainnya.
c) Tujuan Pembelajaran
Setiap topik materi/bahan pembelajaran yang kita
kembangkan haruslah mempunyai tujuan
pembelajaran. Mengapa harus demikian?
52
Tujuan pembelajaran yang dirumuskan secara jelas
yaitu suatu pernyataan yang menjelaskan tentang
tingkat atau perubahan tingkah laku peserta belajar
yang diharapkan setelah selesai mempelajari modul
atau bahan belajar tertentu lainnya.
53
Dengan adanya tujuan pembelajaran yang jelas akan
membantu penulis modul untuk mengidentifikasi
bentuk-bentuk visualisasi yang diharapkan akan
mempermudah peserta didik (pembaca modul)
memahami materi modul. Atau dengan kata lain,
jika demikian halnya, berarti membantu peserta didik
mencapai tujuan pembelajaran yang telah
diharapkan.
d) Pokok-pokok Materi
Pokok-pokok materi yang dirumuskan di dalam
GBIM akan digunakan penulis modul sebagai
landasan untuk menjabarkan materi modul secara
rinci.
54
apabila telah kita rumuskan tujuan pembelajaran
umum dan khusus untuk setiap topik bahan
pembelajaran?
e) Penilaian
Informasi yang dicantumkan dalam penilaian akan
memberikan gambaran pada penulis modul tentang
bentuk dan butir-butir penilaian yang perlu
dikembangkan penulis. Misalkan saja untuk
mempelajari modul A, peserta belajar harus
55
mengerjakan tugas-tugas dan mengerjakan tes.
Untuk ini, penulis juga harus menyiapkan kunci
tugas dan kunci tes.
f) Kepustakaan
Untuk menghasilkan GBIM tentu menuntut kita
mencari bahan-bahan kepustakaan yang relevan
dan subtansi yang akan dikembangkan. Bahan-
bahan kepustakaan ini berfungsi sebagai acuan kita.
Tidak hanya bahan-bahan kepustakaan yang kita
gunakan menyusun GBIM saja yang perlu
dicantumkan atau dituliskan tetapi juga termasuk
bahan-bahan kepustakaan yang menurut kita perlu
dipelajari oleh penulis modul dan media lain atau
oleh pengembang butir-butir tes penilaian.
56
Dalam menuliskan bahan-bahan kepustakaan ini,
setidak-tidaknya harus jelas judul buku, nama
pengarang, edisi, tempat dan tahun penerbitan. Bila
memungkinkan, dapat juga dicantumkan tempat di
mana bahan kepustakaan tersebut dapat diperoleh.
Cara penulisannya dapat mengikuti cara yang biasa
digunakan untuk penulisan bahan kepustakaan.
57
materi sebelumnya, di sana kita menjelaskan
siapa saja yang berperan di dalam penyusunan
GBIM.
Mata Perlajaran/Diklat :
Kelas/ Jenjang :
58
1234567890123456789012345678901212345678901234567
1234567890123456789012345678901212345678901234567
1234567890123456789012345678901212345678901234567
1234567890123456789012345678901212345678901234567 Kegiatan Belajar 2
TUJU AN
TUJUAN
PEMBEL AJ
PEMBELAJ ARAN
AJARAN
Tujuan
Bagian modul ini membicarakan tujuan pembelajaran,
termasuk pengertian tujuan, berbagai pendapat mengenai
tujuan, dan pentingnya tujuan baik bagi peserta diklat maupun
bagi widiaiswara/pelatih. Setelah selesai mempelajari bagian
modul ini Anda diharapkan dapat menyusun tujuan
pembelajaran yang megandung kompetensi.
Uraian
a. Pengertian Tujuan
Ditinjau dari lingkup permasalahannya, tujuan pendidikan
dapat dibagi dalam beberapa tingkatan, yaitu tujuan
pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler,
dan tujuan instruksional. Tujuan pendidikan nasional
merupakan rumusan umum tentang pola perilaku dan pola
kemampuan yang harus dimiliki sebagai hasil pendidikan
nasional.
Tujuan Institusional Tujuan Pembelajaran
59
Tujuan institusional ditentukan oleh tugas dan fungsi yang
dipikul oleh lembaga pendidikan bersangkutan dalam
rangka menghasilkan lulusan dengan kemampuan yang
dibutuhkan oleh masyarakat. Institusi diklat juga memiliki
tujuan institusional yaitu menyiapkan dan meningkatkan
kompetensi sumber daya aparatur.
60
b. Pro dan Kontra mengenai Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran (instructional objectives) mulai
diperkenalkan oleh Mager pada tahun 1962. Sejak itu di
Amerika Serikat banyak diselenggarakan lokakarya
penyusunan tujuan pembelajaran yang melibatkan guru-
guru. Sesungguhnya perdebatan banyak terjadi mengenai
tujuan pembelajaran/diklat dan bagaimana cara
merumuskannya itu. Banyak orang yang kurang menyetujui
perumusan tujuan yang berorientasi pada perilaku, tetapi
masih lebih banyak orang yang menganggap bahwa tujuan
yang berorientasi pada perilaku itu penting.
62
mereka akan mengetahui kemampuan yang diharapkan
dapat mereka lakukan pada akhir kegiatan belajar. Tujuan
seperti itu juga akan menguntungkan orang yang
membimbing proses belajar karena tujuan itu akan memberi
pedoman dalam memilih isi pelajaran atau isi pelatihan.
Bagi evaluator tujuan itu juga sangat penting, karena tujuan
yang telah dirumuskan secara spesifik itu dapat memberi
petunjuk mengenai kemampuan siswa atau peserta
pelatihan yang akan diukur.
64
RANGKUMAN
Tujuan ialah pernyataan mengenai kemampuan
(pengetahuan, keterampilan dan sikap) yang diharapkan
dimiliki peserta diklat setelah selesai mengikuti proses
pembelajaran tertentu. Tujuan penting bagi peserta diklat
dan widiaiswara serta evaluator diklat.
Perumusan Tujuan
Bagian ini menguraikan cara merumuskan tujuan,
pemilihan kata kerja dan penentuan tingkat kopetensi
yang dituntut dalam tujuan. Setelah selesai
mempelajarinya diharapkan Anda dapat merumuskan
tujuan pembelajaran yang baik.
65
memberikan kejelasan mengenai apa yang
dimaksud dengan mesin. Dari pernyataan itu
tidak jelas bagi kita mesin apa yang boleh
digunakan untuk menyelesaikan tugasnya.
Apakah mesin hitung, mesin bubut, mesin tik?
Ketidakjelasan itu menimbulkan banyak tafsiran.
66
Bandingkan dua tujuan berikut ini:
1) Guru/widiaiswara mengajarkan cara
menggunakan komputer untuk mengolah data
statistik.
2) Siswa/peserta pelatihan dapat mengolah data
staitistik dengan menggunakan komputer.
67
yang telah ditentukan. Bila siswa bertambah
pengetahuan dan keterampilannya, atau berubah
sikapnya, dapat dikatakan bahwa pada diri siswa
telah terjadi perubahan perilaku. Dengan demikian
siswa itu telah mengalami proses belajar. Supaya
hasil belajar atau perubahan perilaku itu dapat
dinilai (dievaluasi) tujuan pembelajaran itu harus
dirumuskan dengan menggunakan kata kerja yang
operasional, yaitu kata kerja yang menunjukkan
perilaku yang dapat diamati atau yang dapat diukur
hasilnya.
Contoh :
1) Peserta pelatihan dapat mengemudikan traktor
(mengemudikan adalah perilaku yang dapat
diamati).
2) Peserta pelatihan sekretaris dapat
menterjemahkan sebuah surat dari bahasa Indo-
nesia ke dalam bahasa Inggris (hasilnya dapat
dinilai atau diukur). Kalau isi suratnya tidak
berubah dan bahasa Inggrisnya benar berarti
peserta telah menterjemahkan dengan benar.
3) Siswa Sekolah Menengah Olah Raga kelas III
dapat memukul bola tenis dengan posisi kaki dan
tangan yang betul (memukul bola dengan posisi
kaki dan tangan yang betul dapat diamati).
4) Siswa SLTP kelas II dapat mencari harga X dalam
persamaan 10 + 2 = x +5 (hasilnya dapat diukur
atau dinilai). Kalau x = 7 berarti siswa telah
menghitung dengan benar.
68
Tabel 1 :
Daftar Kata Kerja Operasional
Pengetahuan Pemahaman Penerapan
(Knowledge): (Comprehension): (Application):
Mengingat Menafsirkan Menggunakan
informasi informasi dalam pengetahuan atau
satu kata generalisasi dalam
situasi baru
menyusun mengklasifikasi menerapkan
mendefinisikan mendiskripsikan meimilih
menggandakan mendiskusikan mendemonstrasikan
melabel menjelaskan mendramakan
mendaftar mengekspresikan menggambarkan
menjodohkan mengidentifikasi menafsirkan
mengingat melaporkan mengoperasikan
menamai menyatakan menyiapkan
mengurut memilih mempraktekkan
mengenali memilah menjadwalkan
menghubungkan menceritakan memecahkan
mengulang menterjemahkan menggunakan
mereproduksi
Analysis: Synthesis: Evaluation:
(Menguraikan (Menyatukan Membuat keputusan
pengetahuan dalam bagian-bagian berdasarkan kriteria
bagian-bagian dan menjadi kesatuan tertentu.
menghubung-kan yang utuh dan
antar bagian itu) menghubungkanny
a dalam situasi baru)
menganalisa menyusun menyampaikan
menghitung menghimpun memilih
mengkategorikan mengarang membandingkan
membandingkan menciptakan memperkirakan
membedakan membangun mengevaluasi
menginventaris mengkomposisikan memprediksi
menanyakan merancang menskor
merumuskan menyeleksi
mengatur menilai
mengelola
merencanakan
mengusulkan
mensintesa
menulis
69
Pada tabel berikut ini Anda dapat melihat beda antara kata
kerja operasional (dapat diamati atau dapat diukur) dari
kata kerja yang kurang operasional.
Tabel 1 :
Daftar Kata Kerja Operasional dan Kata Kerja yang
Kurang Operasional
Membedakan Mengerti
Mengidentifikasikan Mengetahui
Menuliskan Menghargai
Membandingkan Menyukai
Mengoperasikan Mengapresiasi
Mengemudikan Menghayati
Menguraikan Menyadari
Menyusun Memahami
Menilai Menyadari
Memecahkan (soal) Merasakan
Menjelaskan Mencintai
Dsb. Dsb.
Contoh;
Siswa Akademi Senirupa/peserta diklat seni
mengerti kombinasi warna yang bagus.
70
Tujuan di atas kurang baik karena menggunakan
kata kerja yang tidak operasional, yaitu mengerti.
Kata mengerti itu memberikan tafsiran ganda,
misalnya:
1. Bila peserta dapat menjelaskan susunan warna
yang kombinasinya baik, dapat dikatakan bahwa
siswa itu telah mengerti;
2. Bila siswa dapat memakai baju-baju yang
kombinasinya baik dapat dikatakan bahwa dia
telah mengerti; dan
3. Bila siswa dapat membedakan kombinasi-
kombinasi warna yang baik dari kombinasi-
kombinasi warna yang tidak baik, dapat juga
dikatakan bahwa dia telah mengerti.
Contoh:
1. Siswa kelas lima SD dapat mengerjakan soal
hitungan tanpa kesalahan.
2. Peserta diklat sekretaris dapat menulis surat.
71
atau soal lainnya. Karena cakupannya terlalu luas
tujuan di atas menjadi tidak spesifik dan emmpunyai
banyak tafsiran. Jadi agar tujuan bersifat spesifik
gunakan kata kerja yang operasional yang
cakupannya tidak terlalu luas.
72
dilupakan. Apabila setelah mempelajari sesuatu
siswa dapat menjelaskan atau menceritakan kembali
dengan kata-kata sendiri, hasil belajarnya sedikit
lebih tinggi. Kemampuan menceritakan kembali
dengan kata-kata sendiri hanya dapat dilakukan
siswa yang benar-benar telah memahami isi
pelajaran. Apabila setelah mempelajari sesuatu siswa
dapat menggunakan atau menerapkan yang
dipelajarinya untuk menghadapi situasi yang baru,
maka bisa disimpulkan bahwa hasil belajarnya lebih
tinggi lagi.
73
Taksonomi tujuan pembelajaran dalam ranah
kognitif menurut Bloom dapat digambarkan sebagai
berikut;
74
Perhatikan tujuan pembelajaran berikut ini dan carilah
unsur-unsurnya.
75
Seperti telah dibicarakan di bagian sebelumnya kata
kerja yang digunakan sebagai predikat atau kata kerja
yang menyatakan behavior itu seyogyanya kata kerja
yang operasional. Jadi kata kerja yang dipilih adalah
kata kerja yang menunjukkan perilaku yang dapat
diamati atau yang hasilnya dapat diukur. Kecuali itu
kata kerja itu harus menunjukkan tingkat penguasaan
yang dikehendaki. Pada contoh di atas kata kerja yang
digunakan adalah menyebutkan, jadi penguasaan
yang dituntut hanya kemampuan mengingat. Andaikan
audiencenya adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran
Spesialis Bedah, kata kerja yang digunakan seyogyanya
kata menggunakan. Karena seorang dokter spesialis
bedah dituntut untuk dapat menggunakan peralatan
operasi itu, bukan hanya sekedar menyebutkan nama
dan fungsinya.
76
contohnya dapat menghitung korelasi. Rumusan
tujuan seperti itu biasanya dianggap cukup, meskipun
minimal. Apabila kita analisis rumusan tersebut terdiri
dari dua hal yaitu adanya kata kerja dan obyek.
Menghitung adalah kata kerja, dan korelasi adalah
obyek atau kata benda. Rumusan minimal tersebut
dianggap cukup apabila di dalamnya mengandung
kompetensi yang memadai untuk menyelesaikan
tuntutan kurikulum.
77
Penutup
Selamat Anda telah selesai mempelajari modul tentang
penyusunan GBIM dan tujuan pembelajaran
78
Daftar Istilah
Instruksional; pembelajaran
Audience; peserta didik
Behavior; perilaku
Condition; situasi dan kondisi belajar
Degree; tingkatan hasil belajar, tingkat keberhasilan
79
Daftar Pustaka
80
1234567890123456789012345678901212 123456789012345678901234567890121
1234567890123456789012345678901212 123456789012345678901234567890121
Bab 3
1234567890123456789012345678901212 123456789012345678901234567890121
1234567890123456789012345678901212 123456789012345678901234567890121
1234567890123456789012345678901212 123456789012345678901234567890121
1234567890123456789012345678901212 123456789012345678901234567890121
TEKNIK
PENULISAN MODUL
PENULISAN
Pendahuluan
M
odul ini isinya menjelaskan tentang teknik penulisan
bagian-bagian modul secara utuh. Isi utama modul
ini adalah cara penulisan modul meliputi cara
penulisan pendahuluan, uraian, latihan dan penutup. Namun
demikian setelah uraian tentang penulisan modul, dijelaskan
pula tentang penulisan petunjuk instruktur/tutor dan
penulisan soal evaluasi. Modul ini diharapkan membekali Anda
pengetahuan dasar tentang cara-cara penulisan setiap
komponen modul diklat.
PENGALAMAN
KOMPETENSI INDIKATOR
BELAJAR
Mampu Peserta diklat 1. Mampu menulis modul
menerapkan berlatih dan peserta diklat. (menulis
berbagai teknik praktek menulis pendahuluan, penutup,
penulisan bagian-bagian uraian, dan latihan)
bagian-bagian modul 2. Mampu menulis petunjuk
modul secara instruktur/tutor
utuh 3. Mampu menulis soal
evaluasi
81
Modul ini berisi dua kegiatan belajar atau dua penggalan.
Kegiatan belajar 1 membahas tentang penulisan modul siswa
dan kegiatan belajar 2 tentang penulisan petunjuk instruktur
dan soal evaluasi. Tiap-tiap kegiatan belajar terkait erat secara
berurutan. Karena itu sebaiknya Anda mengikuti petunjuk
belajar berikut ini:
cermati uraiannya, terutama contoh-contohnya,
Praktekkanlah kegiatan-kegiatan yang baru anda pelajari.
SELAMAT BELAJAR !
82
1234567890123456789012345678901212345678901234567
1234567890123456789012345678901212345678901234567
1234567890123456789012345678901212345678901234567
1234567890123456789012345678901212345678901234567 Kegiatan Belajar 1
Tujuan
Setelah membaca kegiatan belajar 1 ini anda diharapkan dapat:
Menerapkan cara menulis pendahuluan modul,
Menerapkan cara menulis uraian,
Menerapkan cara menulis penutup dan rangkuman.
Uraian
83
Keterkaitan pembahasan materi dan kegiatan dalam
modul itu dengan materi dan kegiatan dalam modul
lain dalam sutu mata kuliah atau dalam mata kuliah
(cross reference).
Pentingnya mempelajarai modul itu dalam
pengembangan dan pelaksanaan tugas guru secara
profesional.
Urutan butir sajian modul secara logis.
Petunjuk belajar berisi panduan teknis mempelajari
modul itu agar berhasil dikuasai dengan baik.
Contoh 1
PENDAHULUAN
84
Dalam modul ini Anda akan mempelajari aneka
model pengelolaan PKR dan metode pembelajaran
dalam PKR. Dari situ Anda diharapkan memiliki
kemampuan sebagai berikut.
1. Dapat menjelaskan prinsip-prinsip pengelolaan
PKR.
2. Dapat menerapkan aneka modul pengelolaan
PKR di SD.
3. Dapat menjelaskan prinsip-prinsip didaktik-
metodik PKR.
4. Dapat menerapkan prosedur dasar PKR.
5. Dapat menerapkan aneka modul interksi kelas
dalam PKR.
85
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan
modul ini sampai Anda memahami betul apa,
untuk apa, dan bagaimana mempelajari modul
ini.
2. Baca sepintas bagian demi bagian dan temukan
kata-kata kunci dan kata-kata yang Anda
anggap baru. Carilah dan baca pengertian kata-
kata kunci dalam daftar kata-kata sulit modul
ini atau dalam kamus yang ada.
3. Tangkaplah pengertian demi pengertian dari isi
modul ini melalui pemahaman sendiri dan tukar
pikiran dengan mahasiswa atau guru lain dan
dengan tutor Anda.
4. Terapkan prinsip, prosedur, dan model PKR
secara imajiner (dalam pikiran) dan dalam situasi
terbatas melalui simulasi sejawat (peer-group
simulation) pada saat tutorial.
5. Mantapkan pemahaman Anda melalui diskusi
mengenai pengalaman simulasi dalam kelompok
kecil atau klasikal pada saat tutorial.
Contoh 2
Pendahuluan
86
biaya dalam diklat, identifikasi jenis, komponen dan
jumlah kebutuhan biaya untuk suatu program diklat
dan cara menghitung satuan biaya program diklat,
serta penyusunan sebuah rencana anggaran diklat.
Modul ini dikemas dalm dua kegiatan belajar dan
seluruhnya diberi alokasi waktu delapan jamlat.
Dua kegiatan belajar tersebut disusun dengan
urutan sebagai berikut:
Kegiatan Belajar 1: Pengertian dan Identifikasi
Jenis Biaya dalam Diklat
Kegiatan Belajar 2: Menghitung Satuan Biaya
dan Menyusun Anggaran Diklat
87
yang paling sesuai bagi diklat yang akan Anda
laksanakan.
88
B. PENULISAN URAIAN
Bagaimana menyajikan uraian?
Uraian adalah paparan materi berupa fakta/data, konsep,
prinsip, beneralisasi/dalil, teori, nilai, prosedur/metode,
keterampilan, hukum, dan masalah yang disajikan secara
naratif atau piktorial yang berfungsi untuk merangsang
dan mengkondisikan tumbunya pengalaman belajar (learn-
ing experience).
b. Prosedur
Penulisan uraian seyogyanya mengikuti langkah-
langkah sebagai berikut.
- Rumuskan pokok uraian (pokok-pokok bahasan).
- Buat pemetaan konsep pokok uraian tersebut sesuai
dengan GBPP.
89
- Tentukan urutan penyajian setiap pokok bahasan.
- Tulis uraian secara deduktif/induktif dengan
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar.
- Sediakan bahan pendukung, gambar, diagram dan
lain-lain.
Contoh Uraian 1
Contoh Uraian 2:
90
biaya langsung terdiri atas pengeluaran untuk staf
dan non staf. Pengeluaran untuk staf meliputi; gaji
upah, biaya konsultan dan biaya lainnya seperti
asuransi, kesehatan, keamanan, sosial dan
sebagainya. Sedangkan pengeluaran untuk non staf
meliputi; sewa, pengadaan peralatan seperti
komputer dan ATK, telepon, surat menyurat,
percetakan dan penggandaan termasuk pengetikan
dan fotokopi, serta biaya perjalanan termasuk
lumpsum, transport lokal dan tiket yang diperlukan
untuk instruktur, panitia dan peserta.
91
C. CARA MENYAJIKAN CONTOH DAN NON
CONTOH
Bagaimana menyajikan contoh dan non contoh?
Contoh adalah benda, ilustrasi, angka, gambar, dan
lain-lain yang mewakili konsep untuk memantapkan
pemahaman pembaca tentang fakta/data, konsep,
prinsip, generalisasi/dalil, hukum, teori, nilai, prosedur/
metode, keterampilan dan masalah.
Non contoh dapat berupa benda, ilustrasi, angka,
gambar, dan lain-lain yang tidak mendukung konsep
yang disajikan dan berfungsi memantapkan
pemahaman pembaca tentang fakta/data, konsep,
prinsip, generalisasi/dalil, hukum, teori, prosedur/
metode, keterampilan dan masalah.
b. Prosedur
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam
menyajikan contoh dan non contoh adalah sebagai
berikut.
Pilihlah konsep, teori, dalil yang perlu dijelaskan
melalui contoh.
Identifikasi kemungkinan-kemungkinan contoh.
92
Pilih contoh yang tepat dan benar.
Sajikan contoh yang tepat (ilustrasi, piktorial,
numerik)
Contoh:
93
b. Prosedur
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam
menyajikan latihan adalah sebagai berikut.
Tentukan konsep, teori, dalil dan seterusnya yang
memerlukan latihan
Cari berbagai bentuk latihan yang sesuai.
Pilih bentuk latihan yang paling tepat
Tentukan teknik latihan yang akan digunakan
Tentukan bentuk latihan yang akan dilaksanakan
Tentukan sasaran (individu, kelompok)
Rumuskan bentuk latihan itu
Buat rambu-rambu kunci jawaban latihan
Contoh latihan:
94
berfungsi menyimpulkan dan menegaskan pengalaman
belajar (isi dan proses) yang dapat mengkondisikan
tumbuhnya konsep atau skemata baru dalam pikiran
pembaca.
b. Prosedur
Penulisan rangkuman seyogyanya mengikuti langkah-
langkah:
Identifikasi ide-ide pokok dari uraian materi,
Urutkan ide-ide pokok tersebut secara logis dan
sistematis, dan
Tuliskan beberapa kesimpulan berdasarkan ide
pokok dalam uraian materi.
Tuliskan tindak lanjut yang harus dilakukan oleh
peserta diklat setelah menyelesaikan modul.
95
Contoh Penutup dan Rangkuman:
96
F. CARA MENYUSUN DAFTAR ISTILAH ATAU
KATA-KATA SULIT
Bagaimana menyusun daftar istilah atau kata-kata
sulit?
Kata sulit ialah kata yang dianggap sukar dimengerti oleh
pembaca, sehingga perlu diberikan penjelasan tambahan.
97
b. Prosedur
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam
menyusun daftar kata-kata sulit adalah:
Identifikasi kata-kata sulit yang perlu diberi
penjelasan,
Urutkan kata-kata tersebut dalam alfabetis, serta
Buat penjelasan setiap kata dengan menggunakan
berbagai sumber.
98
b. Prosedur Mengutip
Dalam mengutip hendaknya mengikuti langkah-
langkah berikut.
Tentukan uraian dalam sumber yang berisikan
ide yang sahih yang dapat mendukung,
menegaskan, berkaitan, dan relevan dengan ide
yang disajikan.
Tentukan inti (saripati) ide yang dikemukakan
sumber.
Usahakan menyajikan ide yang dikutip dengan
bahasa sendiri yang memenuhi aturan bahasa
Indonesia yang baik, benar, dan komunikatif.
Pakailah aturan-aturan baku dalam penulisan
kutipan (lihat lampiran).
2. Daftar Kepustakaan
a. Syarat-syarat penulisan daftar kepustakaan:
Sesuai dengan sumber yang dikutip dalam uraian
dan yang mendukung atau dipakai sebagai
acuan,
Informasi tentang sumber yang digunakan ditulis
secara benar dan lengkap, serta
Gunakan aturan baku penulisan daftar
kepustakaan (lihat lampiran)
99
12345678901234567890123456789012123456789012345
12345678901234567890123456789012123456789012345
12345678901234567890123456789012123456789012345
12345678901234567890123456789012123456789012345 Kegiatan Belajar 2
PENULIS AN
PENULISAN
PETUNJUK TUTOR
DAN SOAL EV
SOAL AL
EVAL
ALUUASI
Tujuan
Setelah membaca kegiatan belajar 2 ini anda diharapkan dapat:
Menerapkan cara menulis petunjuk instruktur/tutor,
Menerapkan cara menulis soal evaluasi.
Uraian
A. CARA MENULIS PETUNJUK INSTRUKTUR/
TUTOR
Bagaimana cara menulis petunjuk tutor? Apa saja
isi petunjuk tutor?
Petunjuk tutor isinya antara lain adalah; hal-hal yang
harus dilakukan tutor dalam pemanfaatan modul,
materi pengayaan, dan soal evaluasi. Petunjuk tutor ini
merupakan dokumen terpisah dari modul yang
diperuntukkan bagi peserta diklat. Petunjuk WI disusun
sebagai pedoman bagi tutor lain yang melaksanakan
kegiatan pembelajaran. Hal-hal yang berkaitan dengan
skenario pembelajaran, meliputi; metode, dan media
serta pengaturan waktu penyelenggaraan proses
pembelajaran untuk menyelesaikan suatu diklat perlu
disusun dalam suatu pedoman yang jelas, dan itu
dituangkan dalam suatu dokumen yang disebut
petunjuk tutor atau petunjuk instruktur.
100
Penulisan petunjuk ini sebaiknya memperhatikan
prinsip-prinsip sebagai berikut;
- Proses pembelajaran yang dikembangkan dalam
petunjuk hendaknya menerapkan proses
pembelajaran orang dewasa (andragogi)
- Metode pembelajaran dipilih yang memungkinkan
peserta diklat lebih aktif dan partisipatif
- Metode dan media yang digunakan hendaknya
dibuat bervariasi
- Petunjuk memberikan alternatif, tidak kaku dan
memberikan peluang bagi tutor untuk berimprovisasi.
101
B. CARA MENULIS SOAL EVALUASI
Dalam suatu petunjuk instruktur biasanya terdapat soal-
soal evaluasi yang dipergunakan untuk mengukur
penguasaan kompetensi peserta diklat.
102
b. Prosedur
Penulisan butir-butir soal evaluasi hendaknya
mengikuti langkah-langkah berikut.
Cermati kompetensi atau tujuan pembelajaran
(TIK) yang akan diukur pencapaiannya
Buat kisi-kisi tes
Tulislah berdasarkan kisi-kisi tes tersebut
Buat kunci jawaban (hendaknya disertai
alasannya)
103
Penutup
Selamat Anda telah menyelesaikan modul tentang Penulisan
Modul. Isi pokok modul ini adalah teknik penulisan bagian-
bagian modul. Telah Anda pelajari teknik menulis modul siswa,
mulai dari menulis pendahuluan, menulis uraian dan menulis
penutup. Saya yakin bahwa anda telah memiliki cukup bekal
dalam tulis menulis modul.
104
Daftar Pustaka
Anonim, 1991. Writing for Distance Education, Samples, Inter-
national Extension College, Cambridge.
Arief, S. Sadiman, dkk. 1986. Media Pendidikan, CV Rajawali,
Jakarta.
Rowntree, Derek. 1990. Teaching Through Self-Instruction, Kogan
Page, London.
Rowntree, Derek, 1981. Developing Courses for Students,
McGraw-Hill.
Gachuchi, D. 1989. Handbook for Designing and Writing Dis-
tance Education Materials, DSE, Bonn.
Lewis, Roger, and Paine, Nigel, 1985. How to Communicate with
the Learner (open Learning Guide 6), Council for Educational
Technology, London.
Pat Heim, Ph.D, Elwood, N, Chapman. Learning to Lead, An
Action Plan for Succes, (A Self-Improvement Program for Man-
ager)
oooOooo
105
106
1234567890123456789012345678901212 123456789012345678901234567890121
1234567890123456789012345678901212 123456789012345678901234567890121
Bab 4
1234567890123456789012345678901212 123456789012345678901234567890121
1234567890123456789012345678901212 123456789012345678901234567890121
1234567890123456789012345678901212 123456789012345678901234567890121
1234567890123456789012345678901212 123456789012345678901234567890121
IL US
ILUS TRASI
USTRASI
DAN B AHAS
BAHAS
AHASAA
Pendahuluan
M
odul ini ditujukan bagi Anda yang sedang
mempelajari cara menulis modul atau bahan belajar.
Modul ini merupakan bagian dari paket modul yang
menguraikan berbagai aspek penting dalam teknik penulisan
bahan belajar. Cakupan modul berjudul Ilustrasi dan Bahasa
Modul ini meliputi pengetahuan dan keterampilan, oleh karena
itu di samping diuraikan konsep-konsep, diberikan pula contoh-
contoh serta latihan. Topik yang dibahas antara lain tentang
peran visual dalam proses belajar, tujuan penggunaan ilustrasi,
macam-macam ilustrasi, langkah-langkah perancangan
ilustrasi, petunjuk praktis penggunaan ilustrasi, gaya bahasa,
tata bahasa dan penyusunan paragraf.
107
ilustrasi yang tepat dan menarik, serta disajikan dengan bahasa
yang komunikatif.
Selamat belajar.
108
1234567890123456789012345678901212345678901234567
1234567890123456789012345678901212345678901234567
1234567890123456789012345678901212345678901234567
1234567890123456789012345678901212345678901234567 Kegiatan Belajar 1
IL US
ILUS TRASI D
USTRASI AL
DAL AM
ALAM
MODUL
Tujuan
Setelah Anda mempelajari Kegiatan 1 ini diharapkan dapat
menerapkan penggunaan ilustrasi dalam menulis modul diklat.
Uraian
Peran Visual dalam Proses Belajar
Dalam kehidupan sehari-hari kita berkomunikasi dengan
orang lain menggunakan kata-kata (verbal), gerak mimik,
pantomimik serta dengan simbol. Sayangnya tidak semua
pesan atau informasi dapat kita sampaikan secara mudah
kepada orang lain dengan hanya menggunakan sarana
tersebut di atas. Gagasan atau ide adalah salah satu
contohnya, terkadang sangat abstrak dan sulit dilukiskan
dengan kata-kata. Untuk menyampaikan ide yang belum
pernah terwujud atau belum pernah ada sebelumnya pada
pikiran seseorang seringkali memerlukan waktu. Visualisasi
sangatlah membantu terciptanya pengetahuan pada
seseorang secara lebih mudah dan cepat. Berikut ini adalah
salah satu contohnya.
109
gambar tersebut orang menjadi tahu seperti apa pesawat
terbang yang ada dalam pikiran Leonardo da Vinci.
110
tertentu lewat visualisasi dapat memperjelas, memperlancar
proses sehingga komunikasi berlangsung secara efektif dan
efisien. Salah satu bentuk visualisasi yang lazim digunakan
ialah ilustrasi dalam berbagai ragam bentuknya. Dalam
pembahasan selanjutnya pada modul ini akan difokuskan
pada ilustrasi karena berkaitan dengan media pembelajaran
yang digunakan adalah modul.
Tugas
Cobalah adakan percobaan kecil-kecilan tentang peran
visual. Caranya tentukan tiga kelompok peserta diklat
yang relatif homogen, kemudian berikanlah penjelasan
tentang sesuatu konsep yang sama dalam bentuk
tertulis. Masing-masing kelompok menerima uraian
verbal (kata-kata) saja, kelompok kedua visual saja, dan
kelompok ketiga verbal dan visual. Bandingkanlah
hasilnya!
Tunjukkanlah kepada masing-masing kelompok peserta
diklat tersebut beberapa gambar yang mewakili pesan
tertentu dan mintalah penjelasan arti.
Carilah informasi lebih lanjut tentang berbagai hasil
penelitian yang menunjukkan pentingnya peran
visualisasi dalam proses belajar.
111
sehingga menjadi lebih menarik dan mampu memotivasi
pembacanya, menjadi lebih komunikatif serta memudahkan
siswa memahami pesan. Ilustrasi juga dapat membantu
retensi, maksudnya memudahkan pembaca untuk
mengingat konsep atau gagasan yang disampaikan.
Fungsi Ilustrasi
Ditinjau dari fungsinya, maka ilustrasi yang digunakan
dalam bahan belajar mempunyai empat fungsi sebagai
berikut.
a. Fungsi Deskriptif
Ilustrasi berfungsi deskriptif, yaitu menggantikan
uraian. Seringkali untuk mendeskripsikan sesuatu secara
verbal dan naratif tersebut sangat tidak efisien karena
membutuhkan ruang atau halaman yang cukup banyak
dan kurang efektif karena menyita perhatian pembaca
hanya pada bagian itu saja. Tidak jarang, deskripsi ver-
bal dan naratif yang panjang dapat menimbulkan salah
persepsi dari pembaca. Ilustrasi dapat dimanfaatkan
untuk melukiskan sesuatu sehingga lebih cepat dan lebih
mudah dipahami.
112
uraian tentang konsep tertentu yang sangat abstrak sulit
dibuat ilustrasinya. Ilustrasi terutama dapat
menunjukkan atau mendiskripsikan rupa atau wujud
dari suatu benda secara konkrit sesuai aslinya, misalnya
dengan foto atau lukisan. Contohnya untuk
mendiskripsikan rupa binatang (langka/telah punah)
seperti panda, marmut, atau cendrawasih digunakan
ilustrasi gambar.
b. Fungsi Ekspresif
Ilustrasi dapat memperlihatkan atau menyatakan suatu
ide, gagasan, maksud, perasaan, situasi, atau konsep
yang abstrak. Sesuatu ide yang sangat abstrak dapat
diilustrasikan secara nyata, tepat dan mengena sehingga
mudah ditafsirkan dan dipahami. Suasana hati, proses
emosi, dan mimik seseorang dapat diperlihatkan melalui
ilustrasi. Contohnya ilustrasi untuk menggambarkan
orang kesal, sedih atau kecewa dan sebaliknya.
113
d. Fungsi Kuantitatif.
Ilustrasi dapat menunjukkan jumlah bilangan dan
menjelaskan hubungan antara dua atau lebih variabel
angka dalam suatu hitungan. Konsep-konsep kualitatif
dapat diperjelas dengan ilustrasi kuantitatif untuk
memudahkan dipelajari serta diingat. Contoh fungsi ini ada
pada ilustrasi berupa grafik yang menunjukkan trend
kenaikan nilai kurs mata uang pada periode waktu tertentu.
Tugas
a) Ambilah sebuah buku apa saja kemudian perhatikanlah
jenis ilustrasi apa saja yang digunakan untuk setiap
bagiannya, kemudian buatlah daftarnya.
b) Periksalah setiap ilustrasi tersebut kemudian jelaskan
fungsinya.
c) Tulislah dua naskah tentang hal yang sama dengan
proporsi antara teks dan ilustrasi yang berbeda
kemudian tentukan manakah yang terbaik (yang lebih
mudah dipahami) menurut Anda.
Macam-Macam Ilustrasi
Setelah mempelajari bagian ini Anda diharapkan akan
dapat menentukan jenis ilustrasi visual sesuai dengan
materi yang disampaikan dalam modul atau bahan belajar
yang ditulis.
114
DAFTAR/TABEL
Daftar atau tabel
adalah catatab ringkas Judul/
Kompetensi Indikator/
dasar/Tujuan tujuan
yang memuat nomor pembelajaran pembelajaran
modul Umum khusus
informasi mengenai
sesuatu hal. Daftar/ (1) (2) (3)
tabel tersebut disajikan .... .... ....
dengan huruf dan .... .... ....
angka-angka, kadang- .... .... ....
kadang disertai tanda-
tanda. Daftar harga
kebutuhan pokok,
daftar jadwal penerbangan, daftar nilai kurs mata uang
dll. adalah merupakan contoh dari daftar.
DIAGRAM DAN 90
SKEMA 80
Diagram adalah 70
60
rincian mengenai 50 SD
40 SMP
sesuatu hal yang 30 SMA
ditampilkan secara 20
10
visual. Ada berbagai 0
1st Qtr 2nd Qtr 3rd Qtr 4th Qtr
bentuk diagram yang
biasa digunakan
sebagai ilustrasi bahan belajar, seperti diagram alur,
diagram pohon, dll. Adapula diagram kata yang
dipergunakan untuk mendiskripsikan atau merinci
sesuatu. Sedangkan skema adalah suatu gambaran
kasar dan sederhana tentang suatu rangkaian obyek.
Melalui skema obyek atau sesuatu yang rumit dalam
kenyataannya bisa digambarkan secara sederhana
sehingga lebih mudah untuk dipahami. Untuk
menerangkan suatu rangkaian peralatan yang
menggunakan mesin misalnya, maka dibuat skema
tentang peralatan tersebut. Skema sering digunakan
dalam mata pelajaran IPA.
115
GRAFIK
100
Grafik adalah suatu 90
informasi yang 80
70
disajikan dalam 60
50
SD
SMP
bentuk gambar 40 SMA
30
sederhana yang 20
10
menggunakan titik- 0
titik, garis atau 1st Qtr 2nd Qtr 3rd Qtr 4th Qtr
FOTO
Foto adalah gambar
hasil rekaman kamera
tentang sesuatu
obyek benda.
Gambaran visual
tentang obyek dalam
foto lebih otentik
dibanding jenis
gambar yang lain.
Foto merupakan
ilustrasi yang baik untuk bahan ajar, terutama untuk
menunjukkan realita dan wujud suatu obyek misalnya
tumbuhan, binatang dan benda lainnya. Meskipun
demikian masih diperlukan kehati-hatian dalam
penggunaannya.
116
GAMBAR DAN SKETSA
Gambar adalah suatu
visualisasi obyek
yang dituangkan
dalam medium dua
dimensi (kertas atau
kanvas, dll.) Ada
berbagai jenis gambar
mulai dari yang pal-
ing realistis dan
otentik sampai
dengan yang paling sederhana. Gambar yang baik
bersifat otentik, sederhana, artistik, ukurannya tepat dan
mengandung gerak atau perbuatan.
SIMBOL
Simbol adalah bentuk
sajian grafis yang
menonjolkan ide, atau
konsep tertentu. Simbol
diciptakan untuk
mewakili suatu pesan
agar dapat ditangkap
dan dimengerti secara
cepat dan tepat. Simbol
yang baik dapat dengan tepat dimengerti oleh audien
meskipun tanpa disertai deskripsi verbal. Pada umumnya
setiap bidang ilmu mempunyai simbol-simbol khas yang
telah disepakati oleh para ahli bidang tersebut.
117
Selain itu ada pula simbol-simbol khusus untuk bahan
belajar. Simbol-simbol tersebut diciptakan dan
digunakan untuk membantu proses belajar.
KARTUN
Kartun adalah gambar
interpretatif yang simbolis
mengenai sikap orang,
situasi, atau kejadian
tertentu. Kartun
mempunyai ciri-ciri; bersifat
humor, menonjolkan
karakter yang mudah
dikenal dan dimengerti,
menonjolkan isi pesan,
atraktif dan mengabaikan
detil atau sederhana. Kartun
dapat menyampaikan pesan secara ringkas dan cepat,
mampu menarik perhatian dan mempengaruhi sikap
atau perilaku. Kartun yang baik dan mengena akan
berkesan dalam ingatan dalam jangka waktu yang lama.
118
Menentukan Ilustrasi
Setelah Anda mengenal berbagai jenis ilustrasi yang dapat
digunakan dalam menulis modul atau bahan belajar maka
Anda harus menentukan kebutuhan ilustrasi dalam modul
yang Anda tulis. Berbagai pertanyaan yang perlu Anda
jawab adalah; Ilustrasi apa cocok untuk uraian yang mana?
Berapa banyak ilustrasi diperlukan? Bagaimana dengan
ukuran dan penempatannya? Dari mana diperoleh? Dan
masih banyak pertanyaan teknis lainnya yang berkaitan
dengan pemilihan ilustrasi.
Tugas
Tulislah dua naskah tentang hal yang sama dengan
proporsi antara teks dan ilustrasi yang berbeda
kemudian tentukan manakah yang terbaik menurut
Anda.
Ilustrasi jenis apa (sebutkan 2 saja) yang paling sering
digunakan oleh penulis?
119
Langkah-Langkah Perancangan Penggunaan
Ilustrasi
Setelah mempelajari bagian ini Anda diharapkan akan
dapat menerapkan langkah-langkah perancangan dan
penggunaan ilustrasi visual dalam modul atau bahan
belajar.
120
Identifikasi
1. Pemilihan pesan. Anda harus menentukan bagian-
bagian penyajian bahan belajar yang membutuhkan
ilustrasi. Pesan-pesan pokok yang memerlukan
ilustrasi dan akan diilustrasikan ditulis. Berikanlah
nomor sehingga Anda mengetahui jumlah ilustrasi
yang dibutuhkan.
2. Penentuan jenis. Anda harus menentukan jenis-jenis
ilustrasi yang dibutuhkan pada setiap bagian yang
telah Anda tentukan pada langkah pertama,
misalnya ilustrasi nomor 1 adalah tabel, nomor 2
grafik dan seterusnya.
3. Penentuan penempatan. Selanjutnya Anda
menentukan letak ilustrasi dalam bagian uraian
bahan belajar, misalnya ilustrasi nomor 1
ditempatkan pada uraian pada halaman 2, ilustrasi
nomor 2 halaman 8, ilustrasi 3 halaman 12, dan
seterusnya.
4. Penentuan ukuran. Langkah selanjutnya Anda
menentukan ukuran untuk masing-masing ilustrasi.
Ukuran dapat dinyatakan dengan ukuran halaman
misalnya 1 halaman, setengah halaman atau
seperempat halaman dan seterusnya, atau dapat
pula dengan ukuran kolom, ukuran sentimeter (cm),
skala perbandingan dan sebagainya.
5. Penentuan sumber. Anda harus menentukan
sumber ilustrasi Anda misalnya ilustrasi nomor
sekian dibuat sendiri, dan ilustrasi nomor sekian
dibuat oleh ilustrator, sedangkan ilustrasi nomor
sekian diambil dari sumber pustaka yaitu Buku A
dan seterusnya.
6. Perancangan keterangan. Akhirnya masih pada
tahap identifikasi ini Anda harus menentukan setiap
keterangan, kata-kata atau kalimat yang diperlukan
pada setiap ilustrasi.
121
Disain dan Pengembangan
7. Pembuatan ilustrasi. Anda atau ilustrator
mewujudkan ilustrasi sesuai dengan hasil identifikasi
yang telah dilakukan. Pembuatan ilustrasi ini harus
sesuai dengan isi pesan dan sesuai dengan daftar
yang telah dibuat.
8. Pemilihan dan seleksi. Dalam hal ilustrasi diperoleh
dari sumber lain, maka Anda harus memilih dan
menyeleksi ilustrasi tersebut sesuai dengan
kebutuhan. Anda harus melihat satu-persatu secara
cermat jangan lupa membubuhkan sumbernya
bilamana diperlukan.
9. Modifikasi. Selanjutnya apabila diperlukan Anda
membuat berbagai penyesuaian atas ilustrasi yang
terpilih agar sesuai dengan isi pesan yang akan
Anda sampaikan.
10. Pemberian keterangan. Langkah berikutnya adalah
membubuhkan keterangan (kata-kata atau kalimat
yang berfungsi memperjelas) pada setiap ilustrasi
11. Penyusunan tata letak. Anda sebagai penulis
diminta memberikan saran bagi perancang tata letak
perwajahan tentang penempatan ilustrasi yang
sebaik-baiknya. Apabila ada pesan-pesan khusus
tentang penempatan ini sebaiknya Anda berikan.
Pengembangan
12. Penilaian. Sebagai penulis Anda sebaiknya menilai
ketepatan ilustrasi dengan isi pesan. Kegiatan ini
Anda lakukan setelah semua ilustrasi ditempatkan
sebagai bagian dari penyajian suatu bahan belajar
atau modul.
13. Revisi. Akhirnya Anda harus memperbaiki dan
merevisi kesalahan-kesalahan atau kekurangan yang
ada pada ilustrasi.
122
Penentuan Keterangan (caption) dalam Ilustrasi
Yang dimaksud dengan keterangan atau caption di
sini adalah judul, nama, penomoran, dan teks tambahan
sebagai bahan tak terpisahkan dari ilustrasi yang
berfungsi memperjelas atau melengkapi ilustrasi.
Lazimnya suatu ilustrasi diberi judul atau nama serta
penomoran yang sistematis. Nama atau judul ini
biasanya diberikan menurut jenis ilustrasinya.
Kemudian diikuti nomor yang diberikan secara
berurutan misalnya Gambar 1. Badak Sumatra. Tabel
1.1. Trend Kenaikan Kurs Dolar. Sketsa 2. Metamorfosa,
dsb. Penempatan judul dan nomor tersebut ada yang
di atas, di bawah, atau di samping ilustrasi, demikian
pula penempatan teks keterangan.
Evaluasi Ilustrasi
Evaluasi ilustrasi pada dasrnya berkaitan dengan aspek-
aspek pokok yaitu kesesuaian dengan kebutuhan, isi
pesan atau informasi, kejelasannya, kemenarikannya
dan kemanfaatannya. Jadi penilaian ilustrasi modul
lebih didasarkan pada fungsinya daripada baik
buruknya ilustrasi dari segi artistiknya.
123
3. Apakah Anda telah menggunakan ilustrasi
berangkaian atau berkaitan satu sama lain?
4. Secara umum tujuan apakah yang hendak Anda
capai dengan ilustrasi yang Anda gunakan?
5. Apakah Anda memodifikasi ilustrasi sehingga sesuai
dengan kebutuhan pembaca?
6. Apakah setiap ilustrasi yang Anda gunakan telah
Anda anggap jelas bagi siswa?
7. Apakah Anda telah menyederhanakan ilustrasi yang
kompleks sehingga nampak jelas fokusnya?
8. Apakah hal-hal yang detil jelas terlihat dalam
ilustrasi yang Anda gunakan?
9. Apakah Anda telah menggunakan petunjuk atau
tanda khusu (pointers) untuk menarik perhatian
siswa?
10. Apakah Anda telah membubuhkan keterangan atau
caption pada setiap ilustrasi? Apakah Anda
memberikan penomoran?
11. Apakah Anda menggunakan kata-kata secara
selektif?
12. Apakah Anda mengujicobakan ilustrasi tersebut?
Kepada siapa saja?
13. Apakah Anda merevisi ilustrasi? Atas dasar apa
revisi tersebut dilakukan?
14. Apakah Anda menggunakan ilustrasi dari sumber
pustaka? Khusus ilustrasi yang dilindungi hak cipta
apakah Anda meminta ijin? Anda mencantumkan
sumbernya?
15. Apakah dalam uraian materi Anda secara eksplisit
ada yang mengacu kepada ilsutasi?
16. Apakah Anda memperhatikan konsistensi
penempatan da penomoran ilustrasi maupun
keterangan?
124
Tugas
Jelaskanlah secara singkat dengan kalimat Anda sendiri
langkah-langkah mengadakan ilustrasi dari sumber
pustaka!
125
1234567890123456789012345678901212345678901234567
1234567890123456789012345678901212345678901234567
1234567890123456789012345678901212345678901234567
1234567890123456789012345678901212345678901234567 Kegiatan Belajar 2
BAHAS
AHASAA MODUL
Tujuan
Setelah Anda mempelajari Kegiatan 2 ini diharapkan dapat
menerapkan penggunaan bahasa yang komunikatif dalam
menulis modul diklat.
Uraian
Gaya Bahasa Percakapan
Aspek ketiga dari keterbacaan sebuah modul adalah
penggunaan bahasa. Ada tiga topik penting yang akan di
ulas. Topik pertama diuraikan adalah penggunaan bahasa
percakapan pada modul. Topik kedua tentang penggunaan
tata bahasa secara sederhana. Sedang topik ketiga adalah
mengenai penyusunan paragraf.
126
saling mengenal dengan baik. Anda seakan-akan
berhadapan dengan pembaca modul pada saat Anda
menulis bahan sajian. Cara ini akan menimbulkan suasana
akrab, dan terkesan tidak formal. Gaya percakapan bahasa
ini tidak akan Anda temui pada buku-buku teks. Pada buku
teks tersebut bahan yang disampaikan bersifat searah. Tidak
ada kesempatan bagi pembaca untuk saling berkomunikasi.
Tidak terjadi komunikasi dua arah.
127
Contoh:
Pada kegiatan belajar 1 telah kamu pelajari perubahan kekuasaan
yang terjadi. Perang salib telah berakhir...... dan seterusnya.
Contoh:
.... Begitulah kisah suami istri yang malang itu terjadi. Kisah
mereka akan terus berlanjut. Bila Anda ingin tahu, jangan
melepas modul ini dulu. Ikuti terus....
128
tanya ini tidak perlu dijawab langsung setelah diungkapkan
oleh penanya. Bila Anda menggunakan kalimat retorik,
Anda bertanya kepada pembaca. Tetapi, sebelum dia
menjawab Anda sendiri langsung memberikan
jawabannya. Fungsinya hanya sebagai pemicu (trigger)
daya persepsi pembaca mengenai jawaban atas pertanyaan
itu. Bila persepsinya benar, maka pembaca akan merasa
bangga bahwa apa yang ia tapsirkan sebagai jawabannya
ternyata tepat. Rasa bangga itu akan selalu teringat olehnya,
sehingga dia terdorong untuk lebih percaya diri pada
kemampuannya. Sebaliknya, bila persepsinya salah, dia
juga akan selalu ingat akan kesalahan serta perbaikan atas
kesalahan itu.
Contoh:
Pertanyaan retorik: Bukankah peristiwa kematian kedua
orangtuanya sangat memukulnya?
129
tengah, atau akhir uraian. Adakalanya pertanyaan retorik
tersebut Anda letakkan pada permulaan paragraf pada
awal suatu uraian, lau jawabannya baru ditemukan pada
paragraf berikutnya.
130
Misalkan Anda menulis begini:
131
Bahasa percakapan dapat dituangkan dengan
menggunakan kalimat tanya retorik.
TUGAS
Petunjuk mengerjakan:
Berikut ini adalah bagian dari uraian bahan pelajaran
pada modul. Panjang uraiannya kurang dari satu
paragraf. Ubahlah uraian tersebut dengan
mencantumkan sebuah kalimat retorik di dalamnya dan
gunakan kata ganti orang tertentu pada kalimat ketiga.
1. Ada tujuh unsur penting penyebab seorang remaja
terlibat dalam narkotika. Ketujuh-tujuhnya meliputi,
1) Keretakan dalam rumah tangga, 2) Paksaan, 3)
Coba-coba, 4) Stres, 5) Pelarian, 6) Penonjolan harga
diri, dan, 7) Pergaulan. Bila keluarga kurang
waspada, ada kemungkinan anggotanya akan
terjerumus.
2. Ada lima faktor yang sangat berkaitan erat dengan
penulisan modul menggunakan bahasa percakapan.
Coba kenali, dan tulis semuanya.
133
dan perkotaan yang sehat serta peningkatan
kemampuan penduduk untuk memanfaatkan sumber-
sumber kekayaan alam dan menanggulangi alam dan
menaggulangi masalah-masalah yang mendesak.
(GBHN Tap. MPR-RI No.IV/MPR/1978)
Contoh:
Darah beredar ke seluruh tubuh. Darah bersih di pompa
oleh jantung, sedangkan yang kotor dikembalikan lagi ke
jantung.
Begitu terus sepanjang hayat. Bila darah berhenti mengalir,
kehidupan berakhir, mati.
134
paragraf. Kalimat terpanjang yang dapat digunakan
tidak lebih dari 50 kata.
135
Dari contoh kedua kalimat negatif diatas Anda
hendaknya mengusahakan untuk menggunakan
kalimat positif lebih banyak dalam penulisan modul.
Kalimat negatif, apalagi bentuk negatif
rangkap,cenderung sulit dipahami. Pembaca
membutuhkan waktu tambahan untuk mengira-ngira
apa maksud yang dikandung kalimat tersebut.
Masih ada satu hal lagi yang perlu kita bicarakan dalam
menerapkan bahasa yang sederhana terutama
menyangkut struktur kalimat. Kita kenal dengan tipe
kalimat tak lengkap. Ketidak-lengkapannya mungkin
disebabkan kalimat tersebut tidak berpredikat,
kekurangan kata hubung seperti jika, apabila, setelah,
sesudah, ketika, karena dan seterusnya.
136
Penggunaan kalimat sederhana
Jika Anda seorang guru Bahasa Indonesia, tentu Anda
mengerti apa yang dimaksud dengan kalimat
sederhana. Kalimat sederhana merupakan aturan atau
paparan yang paling dasar. Kalimat sederhana adalah
dasar dari semua macam ragam kalimat yang lain.
Secara alamiah kita telah dilatih sejak kecil
menggunakannya. Tiap kali kita berbicara, kalimat
sederhanalah yang seringkali kita ucapkan. Dan tiap
kali kita mendengar orang berbicara, jenis kalimat itu
juga yang sampai ke telinga kita. Oleh karena itu kalimat
sederhana paling populer dipergunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Paling banyak dipahami dan
disenangi orang.
Pemilihan kata-kata
Berbagai ragam kata dapat Anda pilih untuk menyusun
suatu kalimat. Secara umum, disarankan menghindari
pemilihan kata yang bermakna luas (umum), abstrak
atau kabur. Sebab kata-kata demikian sering
menimbulkan berbagai interpretasi.
137
Contoh:
Sudah lama disadari bahwa model demikian sudah tidak
cocok. Pemilihan kata disadari terkesan bermakna luas.
Siapa yang menyadari? Masyarakat? Tidak jelas. Subjeknya
tidak jelas.
138
tanya, tanda seru dan lain-lain, mengandung makna
tertentu bila dipergunakan dalam kalimat.
139
Bila Anda ingin memperdalam fungsi dari setiap tanda
baca yang hanya sepintas lintas diuraikan pada modul
ini, silakan mempelajari ilmu Bahasa Indonesia dengan
Ejaan Yang Disempurnakan.
Ini contohnya:
Tanda Titik (.)
Tanda titik tidak dipakai dibelakang angka suatu
bagan atau ikhtisar jika angka itu merupakan yang
terakhir dalam deretan angka itu.
Misalnya begini:
1. Kalimat
1.1 Kalimat berita
1.2 Kalimat Tanya
1.3 Kalimat Perintah
1.3. 1 Kalimat Larangan
1.3. 2 Kalimat Seruan
Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan
ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukan
jumlah.
Misalnya:
NIP 130121597 bukan: N.I.P. 130121597
Telepon nomor 7863149 bukan: 7.863.149
Masih ada lagi. Tanda titik tidak dipakai diakhir judul.
Misalnya:
Bentuk dan Kedaulatan
Acara Kunjungan Presiden
Siti Nurbaya
Tanda titik tidak dipakai dibelakang alamat surat.
Misalnya:
Yth. Adinda Rusdiyono
Jalan Raya Darmo 98
Surabaya
140
Demikian beberapa peraturan mengenai fungsi tanda
titik dalam Tata Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan.
Silakan menerapkan dalam modul Anda nanti.
Rangkuman
Modul hendaknya ditulis dengan menggunakan kalimat-
kalimat pendek. Pada setiap kalimat memuat gagasan atau
ide. Bila Anda secara tidak sadar membuat kalimat yang
panjang, usahakan memenggal kalimat tersebut menjadi
dua atau lebih kalimat. Biasanya, kalimat terpanjang
sebaiknya terdiri kurang dari 50 kata. Untuk
memenggalnya, dapat dilakukan pada kata-kata hubung,
seperti dan, yang, kemudian dan sebagainya.
Kalimat yang mudah dipahami adalah kalimat yang dirakit
secara logis dan teratur.
141
Dalam menulis modul, tidak pernah lepas dari penggunaan
tanda baca. Usahakan menggunakan tanda baca dengan
fungsi yang benar
Tugas
Petunjuk mengerjakan:
a. Berikut ini ada sebuah kalimat yang tidak terlalu
mudah dipahami untuk dapat dipahami. Coba
sederhanakan kalimat tersebut.
142
Penyusunan Paragraf
Tidak banyak yang perlu diuraikan tentang bagaimana
menyusun paragraf. Hal-hal penting adalah menyangkut
panjang, kandungan isi, format atau bentuk sebuah
paragraf dan kaitan antara paragraf sebelum serta
sesudahnya. Semua itu akan dipaparkan dalam uraian.
Contoh:
Tanda baca pada sebuah kalimat berfungsi untuk membantu
pembaca memahami makna kalimatnya. Tanda koma (,),
misalnya, memberi kesempatan kepada pembacanya untuk
beristirahat sejenak. Tanda seru (!), dapat dipakai untuk
menekankan pokok dari kalimatnya. Karena itu, Anda
hendaknya memakai tanda baca sesuai dengan fungsinya.
143
Setelah membaca paragraf diatas, Anda dapat
mengenali bahwa kalimat-kalimatnya cukup pendek.
Pokok pikiran dari paragraf tersebut terdapat pada
paragraf pertama. Apa kira-kira pokok pikirannya?
144
3) Paragraf tertentu diketik dengan cetak miring atau
diberi garis bawah. Maksudnya adalah untuk
memberi informasi khusus mengenai paragraf
bersangkutan. Seperti pada modul ini, semua
paragraf berupa contoh diketik dengan cetak mir-
ing. Dengan demikian, pembaca akan tahu bahwa
kalau ada paragraf bercetak miring, hal itu
menandakan sebuah contoh.
Contoh:
Tingkat keterbacaan modul juga diungkapkan oleh Rob-
ert Gunning dengan mengembangkan suatu cara yang dia
sebut Fog Index. Fog Index berkaitan dengan panjang-
pendeknya suatu kalimat yang dipergunakan dalam
penulisan modul.
145
Pada contoh di atas, frase tingkat keterbacaan
merupakan pokok pikiran yang terdapat pada akhir
paragraf pertama. Pokok pikiran tersebut dikutip
kembali dan diletakkan pada awal paragraf kedua.
Rangkuman
Uraian kegiatan 5 ini dapat dirangkum sebagai berikut:
- Paragraf adalah kumpulan kalimat-kalimat yang disusun
dengan sistematik dan logis sehingga merupakan satu
kesatuan yang utuh.
- Anda diharapkan membuat kalimat-kalimat pendek (tidak
lebih dari 50 kata) pada suatu paragraf agar dapat dipahami
isinya dengan mudah.
- Setiap paragraf satu kalimat kunci dan setiap kalimat kunci
mengandung satu pokok pikiran (ide) yang menjadi inti dari
paragraf bersangkutan.
- Anda dapat membuat berbagai bentuk paragraf sesuai
dengan selera atau penekanan informasi yang disampaikan.
- Antara satu paragraf dengan paragraf lain harus terhubung
dengan mulus dan lancar.
146
Tugas
Petunjuk mengerjakan:
a. Sebutkan 3 bentuk pembuatan paragraf agar mudah
dipahami pembacanya.
b. Coba identifikasi di kalimat manakah letak inti
pemikiran (gagasan) yang dikandung oleh paragraf
berikut.
147
Penutup
Bagaimana? Sudah cukup capek sekarang, setelah beberapa
jam menekuni modul ini? Penulis mengucapkan terima kasih
atas jerih payah Anda. Tugas-tugas yang telah Anda kerjakan
dengan sungguh-sungguh, menjadi bukti atas keberhasilan
Anda. Tetapi, bila Anda rasakan masih juga ingin membaca
kembali, tentu saja tidak dihalangi. Mungkin untuk mengingat
kembali yang Anda anggap penting untuk segera diterapkan
dalam kegiatan menulis modul.
148
Daftar Istilah
retorik : tidak membutuhkan jawaban atas sesuatu yang ditanyakan.
Daftar Pustaka
Anonim, 1991. Writing for Distance Education, Samples, Interna-
tional Extension College, Cambridge.
Arief, S. Sadiman, dkk. 1986. Media Pendidikan, CV Rajawali,
Jakarta.
Gachuchi, D. 1989. Handbook for Designing and Writing Dis-
tance Education Materials, DSE, Bonn.
Jenkins, Janet. 1987. Course Development, A manual for Editors
of Distance Teaching Materials, London: IEC
Lewis, Roger, and Paine, Nigel, 1985. How to Communicate with
the Learner (open Learning Guide 6), Council for Educational
Technology, London.
Pat Heim, Ph.D, Elwood, N, Chapman. Learning to Lead, An
Action Plan for Succes, (A Self-Improvement Program for
Manager)
Rowntree, Derek. 1990. Teaching Through Self-Instruction, Kogan
Page, London.
Rowntree, Derek, 1981. Developing Courses for Students,
McGraw-Hill.
oooOooo
149
150
1234567890123456789012345678901212 123456789012345678901234567890121
1234567890123456789012345678901212 123456789012345678901234567890121
Bab 5
1234567890123456789012345678901212 123456789012345678901234567890121
1234567890123456789012345678901212 123456789012345678901234567890121
1234567890123456789012345678901212 123456789012345678901234567890121
1234567890123456789012345678901212 123456789012345678901234567890121
PENYUNTIN
PENYUNTINGGAN
DAN REVISI
Pendahuluan
M
odul ini ditujukan bagi Anda yang sedang
mempelajari cara menyunting dan merevisi modul
atau bahan belajar diklat. Modul ini merupakan
bagian dari paket modul pelatihan di bidang penulisan modul.
Cakupan isi modul ini meliputi cara menyunting modul dan
diberikan pula cara memperbaiki bagian modul lainnya.
Selamat belajar.
151
123456789012345678901234567890121234567890123456
123456789012345678901234567890121234567890123456
123456789012345678901234567890121234567890123456
123456789012345678901234567890121234567890123456 Kegiatan Belajar 1
PENYUNTINGAN
MODUL
Tujuan
Setelah membaca kegiatan belajar 1 ini anda diharapkan dapat:
Menerapkan cara menyunting modul.
Uraian
CARA MENYUNTING MODUL
152
Penyuntingan modul dilakukan untuk meyakinkan bahwa
media & format yang digunakan, materi yang disajikan,
dan bahasa yang digunakan sudah sesuai dengan kriteria
modul yang baik, sehingga layak untuk disebarkan dan
digunakan.
153
Ada tiga kelompok reviewer, yaitu :
Ahli materi/ahli bidang studi,
Ahli media/ahli instruksional,
Teman sejawat/tutor yang sering berhubungan dengan
peserta diklat.
154
Apakah menurut Anda peserta diklat akan mengalami
kesulitan mencapai tujuan-tujuan yang telah tertulis ?
Apakah materi memiliki tingkat kesukaran yang sesuai
dengan kemampuan peserta diklat ?
Apakah contoh, analogi, ilustrasi dan studi kasus (case
study) yang diberikan tampaknya sesuai dengan minat
dan keadaan peserta diklat ?
Apakah istilah-istilah baru telah dijelaskan secara baik?
Apakah aktivitas-aktivitasnya berguna dan dapat
dipraktekkan ?
Apakah tugas-tugas saling terkait dengan aktivitas?
Dapatkah Anda memberikan saran untuk contoh,
analogi, ilustrasi, case study, aktivitas, tugas-tugas dan
test untuk perbaikan bahan belajar tersebut?
155
anda dapat mengamatinya selama satu atau dua jam. Teliti
jika perlu melalui test bahwa mereka memiliki kemampuan
untuk memulai pelajaran. Selain itu teliti pula apakah
peserta diklat memiliki pengetahuan awal yang disyaratkan
untuk mempelajari modul Anda ? (Cara ini dapat ditempuh
dangan meminta peserta diklat membaca modul
sebelumnya, yang materinya terkait erat dengan modul
yang akan dipelajari). Jelaskan kepada peserta diklat bahwa
tujuan Anda adalah menguji coba modul bukan menguji
peserta diklat. Mintalah mereka untuk mengerjakannya
secara santai/rilex dan dalam keadaan wajar-wajar saja.
Apabila uji coba yang telah Anda lakukan sejauh ini belum
memberikan semua informasi yang Anda butuhkan, Anda
memerlukan suatu uji coba yang lebih realistic yang
disebut uji coba lapangan field trials.
156
daftar pertanyaan yang meminta komentar mereka
tentang: Berapa waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan bahan belajar tersebut ? Bagaimana
mengenai kemudahan / keterkaitan dan kegunaan bahan
belajar tersebut ? Bagaimana yang mereka sukai dan tidak
mereka sukai ? Interview beberapa peserta diklat dan amati
bagaimana tanggapan umum mereka terhadap bahan
belajar dan bagaimana saran mereka untuk perbaikan
bahan belajar tersebut.
157
CARA MENYUSUN DAFTAR KATA-KATA
SULIT
Bagaimana menyusun daftar kata-kata sulit?
158
b. Prosedur
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam
menyusun daftar kata-kata sulit adalah:
Identifikasi kata-kata sulit yang perlu diberi
penjelasan,
Urutkan kata-kata tersebut dalam alfabetis, serta
Buat penjelasan setiap kata dengan menggunakan
berbagai sumber.
159
b. Prosedur Mengutip
Dalam mengutip hendaknya mengikuti langkah-
langkah berikut.
Tentukan uraian dalam sumber yang berisikan
ide yang sahih yang dapat mendukung,
menegaskan, berkaitan, dan relevan dengan ide
yang disajikan.
Tentukan inti (saripati) ide yang dikemukakan
sumber.
Usahakan menyajikan ide yang dikutip dengan
bahasa sendiri yang memenuhi aturan bahasa
Indonesia yang baik, benar, dan komunikatif.
Pakailah aturan-aturan baku dalam penulisan
kutipan (lihat lampiran).
2. Daftar Kepustakaan
a. Syarat-syarat penulisan daftar kepustakaan:
Sesuai dengan sumber yang dikutip dalam uraian
dan yang mendukung atau dipakai sebagai
acuan,
Informasi tentang sumber yang digunakan ditulis
secara benar dan lengkap, serta
Gunakan aturan baku penulisan daftar
kepustakaan (lihat lampiran)
160
Tugas
1. Cobalah lakukan penyuntingan terhadap modul yang
sedang Anda susun.
2. Apakah Anda menemukan hal-hal yang perlu revisi?
Apa saja?
Penutup
Selamat Anda telah selesai mempelajari modul tentang
penyuntingan modul.
161
Daftar Istilah
retorik : tidak membutuhkan jawaban atas sesuatu yang ditanyakan.
Daftar Pustaka
Anonim, 1991. Writing for Distance Education, Samples, Interna-
tional Extension College, Cambridge.
Arief, S. Sadiman, dkk. 1986. Media Pendidikan, CV Rajawali,
Jakarta.
Gachuchi, D. 1989. Handbook for Designing and Writing Dis-
tance Education Materials, DSE, Bonn.
Jenkins, Janet. 1987. Course Development, A manual for Editors
of Distance Teaching Materials, London: IEC
Lewis, Roger, and Paine, Nigel, 1985. How to Communicate with
the Learner (open Learning Guide 6), Council for Educational
Technology, London.
Pat Heim, Ph.D, Elwood, N, Chapman. Learning to Lead, An
Action Plan for Succes, (A Self-Improvement Program for
Manager)
Rowntree, Derek. 1990. Teaching Through Self-Instruction, Kogan
Page, London.
Rowntree, Derek, 1981. Developing Courses for Students,
McGraw-Hill.
oooOooo
162
1234567890123456789012345678901212 123456789012345678901234567890121
1234567890123456789012345678901212 123456789012345678901234567890121
Bab 6
1234567890123456789012345678901212 123456789012345678901234567890121
1234567890123456789012345678901212 123456789012345678901234567890121
1234567890123456789012345678901212 123456789012345678901234567890121
1234567890123456789012345678901212 123456789012345678901234567890121
EVAL
EVAL
ALUUASI
MODUL
Pendahuluan
M
odul ini ditujukan bagi Anda yang sedang
mempelajari cara menilai modul atau bahan belajar
diklat. Modul ini merupakan bagian dari paket
modul pelatihan di bidang penulisan modul. Cakupan isi modul
ini meliputi uraian konseptual tentang penilaian modul dan
diberikan pula contoh-contoh praktis serta latihan. Topik yang
dibahas antara lain tentang tujuan menilai modul, menilai
modul secara formatif, dan menilai modul secara sumatif.
Selamat belajar.
163
1234567890123456789012345678901212345678901234567
1234567890123456789012345678901212345678901234567
1234567890123456789012345678901212345678901234567
1234567890123456789012345678901212345678901234567 Kegiatan Belajar 1
TUJU AN
TUJUAN
MENIL AI MODUL
MENILAI
Tujuan
Setelah membaca kegiatan belajar 1 ini anda diharapkan dapat:
menjelaskan tujuan menilai modul.
Uraian
Apakah tujuan dari penilaian modul itu?
Modul adalah bahan belajar cetak yang disusun untuk
memudahkan orang dalam mencapai suatu kompetensi
atau tujuan instruksional yang telah ditentukan. Modul
tersebut biasanya ditulis untuk membelajarkan orang secara
efektif dan efisien sehingga seseorang menguasai
kompetensi atau mencapai tujuan instruksional yang telah
ditetapkan. Modul ditulis oleh orang yang berpengalaman
mengajar, dengan memperhatikan prinsip-prinsip belajar
mandiri dan dengan mempertimbangkan karakteristik
pembacanya yang sudah ditentukan. Modul isinya
dikembangkan berdasarkan kurikulum. Jadi modul diklat
isinya harus sesuai dengan kurikulum diklat. Modul yang
baik harus memenuhi berbagai syarat dan kriteria tertentu.
164
kegiatan menilai modul oleh seorang ahli dari luar (instansi)
yang diminta memberikan masukan untuk
menyempurnakan draft modul pada sebuah lembaga diklat.
Kedua, menilai modul dengan tujuan untuk menentukan
kualitas modul sehingga dapat ditentukan kelayakannya
untuk digunakan. Menilai modul semacam ini seringkali
dilakukan oleh pihak ketiga, atau pihak yang
berkepentingan dengan modul tersebut. Contoh; Lembaga
Administrasi Negara (LAN) menilai modul-modul yang
dikembangkan oleh berbagai lembaga diklat untuk
menentukan layak tidaknya modul tersebut dipergunakan
pada suatu diklat.
165
adalah kompetensi atau tujuan instruksional. Kecukupan
isi ini biasanya dicapai dengan cara menguraikan dan
penyajian yang dilengkapi dengan contoh-contoh serta
ilustrasi, maka materi pelajaran dapat dipelajari dengan
lebih mudah. Selanjutnya karena sajian yang lebih konkrit,
maka proses belajar akan lebih mudah, lebih menarik.
Kecukupan isi modul juga dapat dicapai oleh karena adanya
pengulangan atau kesempatan mengulang untuk bagian-
bagian tertentu yang diperlukan, yang memungkinkan
siswa mempelajarinya sampai tuntas.
166
mempelajarinya, audience tidak tergantung kepada sumber
lain. Perlu diingat bahwa modul isinya harus bisa berdiri
sendiri atau dapat dipelajari begitu saja tanpa mengikuti
program media yang lainnya. Mempelajari modul akan
memungkinkan seseorang mampu mencapai kompetensi
atau tujuan instruksional dengan bantuan seminimal
mungkin dari orang lain.
168
Modul juga memberikan petunjuk yang bersifat praktis.
Dalam modul tergambar alur proses atau kegiatan yang
harus diikuti oleh peserta diklat dalam melaksanakan proses
belajar termasuk belajar mandiri, sejak dari persiapan,
selama pelaksanaan sampai tindak lanjutnya. Dengan
demikian peserta diklat sudah mengetahui apa saja yang
harus disiapkannya, dan siap dalam menyelesaikan tugas
belajarnya secara mandiri. Kesiapan ini juga
dimungkinkan, oleh karena dalam modul ditunjukkan
tentang posisi materi yang akan dipelajari dalam kaitannya
dengan materi sebelumnya atau yang mendasari, serta
materi berikutnya yang menjadi kelanjutannya. Dalam
modul juga diingatkan kembali hal-hal yang merupakan
pengetahuan prasyarat (pre-requisite) yang mutlak dikuasai
sebelum memulai mempelajari modul berikutnya.
169
Secara ringkas hal-hal yang berkaitan dengan penilaian
modul dapat Anda lihat pada tabel berikut.
ASPEK YANG
PERTANYAANNYA
DINILAI
170
Tugas
- Cobalah adakan pengamatan terhadap berbagai macam
jenis modul yang ada. Bandingkanlah kesamaan dan
perbedaan diantara modul tersebut!
- Jelaskan apa kelemahan/kekurangan dan kelebihan
dari modul-modul tersebut?
171
123456789012345678901234567890121234567890123456
123456789012345678901234567890121234567890123456
123456789012345678901234567890121234567890123456
123456789012345678901234567890121234567890123456 Kegiatan Belajar 2
MENIL AI MODUL
MENILAI
SEC ARA F
SECARA ORMA
FORMA TIF
ORMATIF
Tujuan
Setelah membaca kegiatan belajar 1 ini anda diharapkan dapat:
menjelaskan prosedur menilai modul secara formatif.
Uraian
Ada berbagai hal yang perlu Anda perhatikan sebelum Anda
menilai modul yang sedang dikembangkan. Berikut ini akan
diuraikan tentang beberapa prinsip penilaian modul secara
formatif.
172
Penilaian Bersifat Korektif atau
Menyempurnakan
Menilai modul secara formatif bersifat korektif, artinya
berusaha menemukan berbagai kesalahan, kelemahan dan
kekurangan yang ada untuk segera diadakan
penyempurnaan, koreksi dan perbaikan.
173
6) Apakah TPK disusun urutannya?
7) Apakah telah digambarkan kedudukan antar TPK
(peta konsepnya?
8) Apakah dalam petunjuk belajar telah memuat:
- Pokok materi yang akan dibahas?
- Perilaku masukan (entry behavior/pre-requisite)?
- Kaitan dengan materi sebelumnya?
- Manfaat mempelajari materi tersebut bagi
audien?
- Aktivitas yang harus dilakukan oleh audien/
peserta? (percobaan, pengamatan, latihan dsb.)
9) Apakah petunjuk belajar secara umum telah jelas
bagi audience?
10) Apakah dalam uraian materi telah ada pemberian
tanda (signposting) untuk mengacu kepada program
siaran, atau hal-hal lain?
11 Apakah uarian materi yang disajikan sudah benar,
tepat dan up todate?
12) Apakah modul telah menggunakan petunjuk atau
tanda khusus (pointers) untuk menarik perhatian
siswa?
13) Apakah uraian materi telah didukung dengan
contoh, analogi dan ilustrasi yang tepat?
14) Apakah telah dibubuhkan keterangan atau caption
pada setiap ilustrasi? Apakah Anda memberikan
penomoran?
15) Apakah telah digunakan kalimat sederhana, mudah
difahami dan komunikatif?
16) Apakah urutan penyajian dan kaitan antar materi
telah tersusun secara logis?
17) Apakah uraian materi telah dilengkapi dengan
latihan?
18) Apakah materi telah cukup memadai untuk
mencapai tujuan?
19) Apakah sudah tertulis petunjuk penyelesaian soal
tes?
174
20) Apakah soal tes mengukur TPK yang akan dicapai?
21) Apakah soal tes telah mengukur tujuan yang
seharusnya diukur?
22) Apakah ada kunci tes?
23) Apakah kunci tes telah sesuai dengan soal?
175
3. Penilaian melalui Ujicoba Terbatas
Untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan yang
ada pada modul, dapat dilakukan ujicoba secara
terbatas untuk memperoleh masukan dari calon
pengguna. Modul perlu diujicobakan, yaitu digunakan
oleh guru untuk membelajarkan siswa dan digunakan
oleh siswa untuk belajar. Selama modul tersebut
digunakan pengembang modul dapat melakukan
pengamatan untuk mengetahui efektivitas modul
tersebut. Melalui ujicoba pengembang dapat
memperoleh masukan dari guru dan siswa tentang
tingkat kesulitan, kejelasan, ketepatan, kemenarikan
modul dan sebagainya. Semua informasi tersebut sangat
berguna bagi pengembang dalam tahap
penyempurnaan modul.
176
Tugas
a) Ambilah sebuah modul apa saja kemudian
perhatikanlah format yang digunakan, kemudian
buatlah daftar kelemahannya, serta berikan saran
perbaikannya!
b) Cobalah lakukanlah suatu ujicoba modul kepada siswa
dan rumuskan hasilnya!
c) Menurut Anda bagian mana yang paling penting
diperhatikan dalam menilai modul secara formatif?
177
123456789012345678901234567890121234567890123456
123456789012345678901234567890121234567890123456
123456789012345678901234567890121234567890123456
123456789012345678901234567890121234567890123456 Kegiatan Belajar 3
MENIL AI MODUL
MENILAI
SEC ARA SUMA
SECARA TIF
SUMATIF
Tujuan
Setelah membaca kegiatan belajar 1 ini anda diharapkan dapat:
melaksanakan evaluasi sumatif modul,
menjelaskan pertanyaan pokok dalam menilai modul.
Uraian
Bagaimana Cara Mengevaluasi Sumatif Modul?
Evaluasi sumatif modul berbeda dengan evaluasi formatif,
terutama berbeda dalam tujuannya, yaitu untukmembuat
keputusan yang berkaitan dengan modul tersebut.
Meskipun aspek yang dinilai dan cara menilai modul bisa
sama antara evaluasi formatif dan evaluasi sumatif, namun
hasil akhir yang diperoleh atau informasi yang diperoleh
berbeda dalam pemanfaatannya.
178
Apakah elaborasi dan perincian penjelasan atas konsep-
konsep tertentu telah cukup rinci? Apakah contoh-
contoh diberikan dan cukup membantu menjelaskan
konsep yang bersangkutan? Apakah telah digunakan
pula non contoh?
179
Implikasi dari penerapan prinsip-prinsip tersebut di atas
maka penilaian modul akan menghasilkan modul yang
memiliki kelebihan-kelebihan sebagai berikut.
- Cocok dengan tujuan instruksional
- lebih menarik perhatian audien
- lebih simpel dan enak dipelajari
- kaya dengan variasi penyajian
- mudah diikuti dan dikenali identitasnya
180
Apakah bahasa yang digunakan dalam modul telah
disesuaikan dengan siswa atau audience, terutama mengenai
tingkat kesulitannya? Apakah selalu digunakan bahasa
yang sederhana, jelas dan komunikatif? Apakah kalimat
yang terlalu panjang yang beranak dan bercucu telah
dihindari?
181
instruksional?, 2) Apakah isi modul akurat?, 3) Apakah isi
modul up to date atau tidak ketinggalan jaman?, 4) Apakah
cakupan isinya cukup komprehensif?, 5) Apakah telah ada
keseimbangan perlakuan mengenai jenis kelamin, ras, dan
agama?, 6) Apakah isinya telah dilengkapi dengan daftar
pustaka, daftar istilah dan hal-hal lain untuk memperjelas
penggunaan?
182
Keempat, Kriteria Bahan Pelengkap. Pertanyaannya
berkaitan dengan 1) Apakah dalam modul telah ada
bimbingan belajar? 2) Apakah pertanyaan yang diberikan
mencerminkan kedalaman keluasan cakupannya? 3)
Apakah ada penguatan diberikan?
183
Berikut ini sebuah format evaluasi sumatif modul.
184
Hasil akhir dari Penilaian Modul secara Sumatif
Penilaian modul untuk tujuan evaluasi sumatif hasil
akhirnya adalah berupa nilai tentang kualitas modul dan
rekomendasi bagi pembuat keputusan untuk menentukan
kelayakan, atau pemilihan, pembelian dan lain-lain
keputusan tentang modul tersebut.
Tugas
- Jelaskanlah secara singkat dengan kalimat Anda sendiri
langkah-langkah menilai modul.
- Ambilah dua naskah modul tentang hal yang sama.
Modul 1 ditulis dengan kalimat yang ringkas dengan
ilustrasi. Modul 2 ditulis dengan sedikit ilustrasi dan
kalimat yang lebih panjang. Kemudian tentukan modul
manakah yang terbaik menurut Anda.
185
Penutup
Selamat Anda telah selesai mempelajari modul tentang evaluasi
atau penilaian modul.
186
Daftar Istilah
Evaluasi formatif modul; penilaian yang dilakukan selama proses
pengembangan modul
Evaluasi sumatif modul; penilaian yang dilakukan pada akhir
proses pengembangan modul atau penilaian terhadap
modul yang sudah ada untuk menentukan kelayakan atau
kualitas modul yang bersangkutan untuk diputuskan
digunakan atau tidak, diputuskan dipilih atau tidak, dibeli
atau tidak.
Pengkajian modul oleh sejawat; penilaian modul yang dilakukan
oleh teman sesama penulis, untuk mendapatkan kritik,
masukan dan saran penyempurnaan.
Self contained; isinya serba lengkap tanpa harus mengandalkan
sumber lain
Accuracy; ketepatan isinya
Adequacy; kecukupan isinya
187
Daftar Pustaka
Arief, S. Sadiman, dkk. 1986. Media Pendidikan, CV Rajawali,
Jakarta.
Rowntree, Derek. 1990. Teaching Through Self-Instruction, Kogan
Page, London.
Rowntree, Derek, 1981. Developing Courses for Students,
McGraw-Hill.
Gachuchi, D. 1989. Handbook for Designing and Writing Dis-
tance Education Materials, DSE, Bonn.
Lewis, Roger, and Paine, Nigel, 1985. How to Communicate with
the Learner (open Learning Guide 6), Council for Educational
Technology, London.
Anonim, 1991. Writing for Distance Education, Samples, Inter-
national Extension College, Cambridge.
Pat Heim, Ph.D, Elwood, N, Chapman. Learning to Lead, An
Action Plan for Succes, (A Self-Improvement Program for
Manager)
oooOooo
188