Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PEDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Prospek mangan sangat bergantung pada industri baja dunia. Saat ini 90%
produksi mangan masih dikonsumsi baja dan untuk keperluan ini digunakan
campuran besi dan mangan yaitu feromangan. Feromangan diproduksi dengan
mereduksi campuran besi dan oksida mangan dengan karbon. Bijih mangan yang
paling utama adalah pirolisit, MnO2. Untuk memproduksi Ferroalloy tersebut
digunakan bijih Mangan yang mengandung minimum 40% Mn.
Berdasarkan data Biro Pusat Statistik, tampak korelasi yang signifikan
antara permintaan Ferroalloy FeMn dengan jumlah produksi baja kasar. Menurut
informasi Asosiasi Industri Besi Baja Indonesia (Indonesian Iron and Steel
Industry Association) total maksimum kapasitas produksi baja kasar di Indonesia
sekitar 18.000.000 ton/tahun sampai dengan tahun 2025. Pada tahun selanjutnya,
kapasitas produksi baja kasar dikembangkan menjadi 20.000.000 ton/tahun.
Terdapat dua perusahaan yang memproduksi Ferroalloy, yaitu PT Indoferrotama,
berkapasitas 18.000 ton Ferroalloy/tahun, berlokasi di Purwakarta dan PT.
Century Metalindo, berkapasitas 18.000 ton Ferroalloy/tahun (tahap pertama) dan
akan dikembangkan menjadi 60.000 ton Ferroalloy/tahun pada tahun 2025. Pabrik
berlokasi di Cikande, Serang. Dengan demikian, terdapat peluang yang besar
untuk membangun sebuah pabrik Ferroalloy di Indonesia. Oleh karena itu, kami
merencanakan untuk membangun sebuah pabrik yang memproduksi Ferroalloy
dengan nama PT SAFERRO Nusantara yang direncanakan akan dibangun dengan
kapasitas desain 45.000 ton FeMn/tahun.

1.1 Tujuan
Tujuan dari perencanaan ini adalah untuk membuat Kajian Awal Kelayakan
Proyek dari PT SAFERRO Nusantara.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari perencanaan ini adalah yaitu layak atau tidaknya
proyek PT SAFERRO Nusantara yang ditinjau dari aspek pasar, aspek teknologi,
aspek manajemen dan SDM yang dibutuhkan serta aspek ekonomi dan keuangan
perusahaan.

1.3 Batasan Masalah


Batasan masalah dalam perencanaan untuk membuat Kajian Awal
Kelayakan Proyek ini adalah aspek pasar, aspek teknologi, aspek manajemen dan
SDM, serta aspek ekonomi dan keuangan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Aspek Pasar


Aspek pasar perlu ditentukan untuk mengetahui rencana nilai penjualan
setiap tahun pada 2019-2028. Rencana nilai penjualan ditentukan dari tahun 2019
karena pabrik dibangun pada awal 2017 dengan lama pembangunan 2 tahun, maka
abrik akan mulai beropeasi pada tahun 2019. Nilai penjualan dapat ditentukan
terlebih dahulu dengan menentukan proyeksi produksi baja kasar, setelah itu
menentukan proyeksi permintaan FeMn, proyeksi peluang pasa FeMn, rencana
jumlah penjualan (rencana jumlah produksi) dan rencana nilai penjualan pertahun
sampai dengan tahun 2028. Penjabaran proyeksi produksi baja kasar, proyeksi
permintaan FeMn, proyeksi peluang FeMn pada tahun 2019-2028 ditunjukkan
pada Tabel 2.1. Rencana jumlah penjualan (rencana jumlah produksi ) dan rencana
nilai penjualan pertahun pada tahun 2019-2028 ditunjukkan pada Tabel 2.2.
Proyeksi peluang pasar FeMn diperoleh dengan mengurangi jumlah
permintaan FeMn dengan jumlah penjualan FeMn. Jumlah penjualan FeMn
diasumsikan sama dengan jumlah produksi FeMn (terlampir). Interval kapasitas
Pabrik PT SAFERRO Nusantara yang yang mungkin untuk dibangun berdasarkan
Tabel 2.1 berkisar antara 35.000-65.000 ton/tahun.

Tabel 2.1 Proyeksi Produksi Baja Kasar, Proyeksi Permintaan FeMn dan Proyeksi
Peluang Pasar FeMn Tahun 2019-2028
Satuan : ton

Tahun Proyeksi Produksi Proyeksi Permintaan Proyeksi Peluang


Baja Kasar FeMn Pasar FeMn
2019 13.000.000 78.000 35.000
2020 14.000.000 84.000 41.000
2021 15.000.000 90.000 47.000
2022 16.000.000 96.000 53.000
2023 17.000.000 102.000 59.000
2024 18.000.000 108.000 65.000
2025 18.000.000 108.000 30.000
2026 20.000.000 120.000 42.000
2027 20.000.000 120.000 42.000
2028 20.000.000 120.000 42.000

Rencana jumlah penjualan diperoleh setelah membandingkan jumlah peluang


pasar dengan kapasitas desain produksi PT SAFERRO Nusantara yaitu 45.000 ton
FeMn/tahun. Kapasitas produksi pada awal tahun operasi yaitu 60% dari kapasitas
desain.

Tabel 2.2 Rencana Jumlah Penjualan (Rencana Jumlah Produksi) dan Rencana
Nilai Penjualan Tahun 2019-2028

Tahun Rencana Jumlah Rencana Nilai


Penjualan (ton) Penjualan (USD)
2019 27.000 46.980.000
2020 45.000 74.620.000
2021 45.000 85.500.000
2022 45.000 89.100.000
2023 45.000 92.700.000
2024 45.000 96.300.000
2025 30.000 66.600.000
2026 42.000 96.600.000
2027 42.000 99.960.000
2028 42.000 103.320.000

2.2 Aspek Teknologi


Produksi pada tahun pertama 60% dari kapasitas desain, tahun kedua dan
selanjutnya 100%. Asumsi bahwa semua produksi FeMn terjual. Proses
pembuatan Ferroalloy dilakukan di dalam dapur listrik terendam (Submerged
Electric Arc Furnace). Diagram alir proses produksi FeMn ditunjukkan pada
Gambar 2.1 dan neraca bahan tiap sistem ditunjukkan pada Tabel 2.3. Kapasitas
S.EAF dan FeMn Ingot Casting Machine didasarkan pada produk output,
sedangkan pada kapasitas Roller Crusher, Vibrating Screen, dan Dust precipitator
didasarkan pada input.
Gambar 2.1 Diagram Alir Proses Produksi FeMn

Tabel 2.3 Neraca Bahan

Sistem Input (ton) Output (ton) Kapasitas (ton)


Coke + FeMn Slag + Off Gas
Fines + Mn + produk = 1,25
Lump Ore + + 1,2 + 1 = 3,45
S.EAF 1
Flux= 0,44 + 0,2
+ 2,4 + 0,41 =
3,45
FeMn Ingot 1
1 1
Casting Machine
P2 + oversize = 1
Roller Crusher P3 = 1,05 1,05
+ 0,05 = 1,05
Oversize + P4 +
FeMn Fines =
Vibrating Screen P3 = 1,05 1,05
0,05 + 0,8 + 0,2
= 1,05
Dust + Clean
Dust precipitator Off gas = 1,2 Gas = 0,05 + 1,2
1,15 = 1,2
Satu ton produk dari S.EAF akan menghasilkan 0,8 ton produk akhir.
Kapasitas produk akhir feromangan yang harus dicapai sebanyak 27.000 ton,
41.000 ton, 45.000 ton, 30.000 ton dan 42.000 ton, dengan mempertimbangkan
pemilihan alat, maka kapasitas yang digunakan sebagai basis penentuan kapasitas
alat perheat adalah kapasitas terbesar, yaitu 45.000 ton FeMn per tahun. Sehingga,
kapasitas S.EAF/heat yaitu 19,13265306 ton/heat. Kapasitas S.EAF menjadi basis
bagi penentuan kapasitas alat lainnya dengan mengalikan kapasitas masing-
masing alat yang dijabarkan pada Tabel 2.4 dengan basis kapasitas S.EAF perheat.
Tabel 2.4 Kapasitas Alat per Heat

Alat Kapasitas (ton)


S.EAF 19,13265306
FeMn Ingot Casting Machine 19,13265306
Roller Crusher 20,08928571
Vibrating Screen 20,08928571
Dust precipitator 22,95918367

Spesifikasi S.EAF (Gambar 2.2) yang akan digunakan ditunjukkan pada Tabel 2.5.
Pemilihan S.EAF ini mempertimbangkan besarnya nilai total depresiasi dan biaya
listrik keseluruhan S.EAF yang dibutuhkan. Alat dengan nilai total depresiasi dan
biaya listrik (perhitungan terlampir) terendah yang dipilih, yaitu S.EAF tipe DS-
0,6 sebanyak 16 buah dengan total nilai depresiasi dan biaya listrik senilai USD
3.107.676,2 untuk ke-16 buah S.EAF

Tabel 2.5 Spesifikasi S.EAF


Tipe Kapasitas Daya (kVA) Diamete Dimensi p x l x t
(ton/heat) r (mm) (m)
DS-0,6 1,2 500 1.000 3 x 1,5 x 1,6
DS-0,75 1,5 630 1.150 3 x 1,5 x 1,6
DS-1 2 1.000 1.250 3 x 1,5 x 1,6
DS-1,5 3 1.250 1.500 3 x 1,5 x 1,6
DS-2 4 1.800 2.000 3 x 1,5 x 1,6

Gambar 2.2 Submerged Electric Arc Furnace


Spesifikasi Vibrating Screen (Gambar 2.3) yang akan digunakan ditunjukkan pada
Tabel 2.6. Pemilihan Vibrating Screen ini mempertimbangkan besarnya nilai total
depresiasi dan biaya listrik keseluruhan Vibrating Screen yang dibutuhkan. Alat
dengan nilai total depresiasi dan biaya listrik (perhitungan terlampir) terendah
yang dipilih, yaitu Vibrating Screen tipe 2YA1237 sebanyak 1 buah dengan total
nilai depresiasi dan biaya listrik senilai USD 12.206.

Tabel 2.6 Spesifikasi Vibrating Screen


Tipe Screen Spec Kapasitas Daya Screen Layers
(mm) (ton/heat) (kWh) Area (m2)
2YA1237 1200x3700 15-160 5,5 4,44 2
3YA1237 1200x3700 15-160 7,5 4,44 3
2YA1548 1500x4800 100-416 15 7,2 2

Gambar 2.3 Vibrating Screen

Spesifikasi Casting Machine (Gambar 2.4) yang akan digunakan ditunjukkan pada
Tabel 2.7. Casting machine yang dipilih adalah casting machine dengan nilai
depresiasi (perhitungan terlampir) terendah, yaitu casting machine tipe MC 30
sebanyak satu buah dengan nilai depresiasi total alat pertahun yaitu USD 1.120.

Tabel 2.7 Spesifikasi Casting Machine


Tipe Kapasitas Cooling Time Berat Ingot Dimensi p x l x t
(ton/heat) (min) (kg) (m)
MC 15 8 5,5 15,8 6,2 x 1,6 x 1,7
MC 20 12 5,5 15,8 7,7 x 1,4 x 2,7
MC 25 16 5,5 15,8 10,7 x 1,7 x 2,6
MC 30 20 5,5 15,8 12 x 1,4 x 5,1

Gambar 2.4 Casting Machine

Spesifikasi Roller Crusher (Gambar 2.5) yang akan digunakan ditunjukkan pada
Tabel 2.8. Pemilihan Roller Crusher ini mempertimbangkan besarnya nilai total
depresiasi dan biaya listrik (perhitungan terlampir) keseluruhan Roller Crusher
yang dibutuhkan. Alat dengan nilai total depresiasi dan biaya listrik terendah yang
dipilih, yaitu Roller Crusher tipe PE-250x400 sebanyak satu buah dengan total
nilai depresiasi dan biaya listrik senilai USD 11.092,7.

Tabel 2.8. Spesifikasi Roller Crusher


Tipe Kapasitas (ton/heat) Daya (kWh) Dimensi p x l x t (mm)
PE-150x250 2-10 5,5 758 x 758 x 794
PE-250x400 10-40 15 1.500 x 1.400 x 1.900
PE-250x750 30-60 22 1.400 x 1.300 x 1.350
.
Gambar 2.5 Roller Crusher

Spesifikasi Dust Precipitator (Gambar 2.6) yang akan digunakan ditunjukkan


pada Tabel 2.9. Dust Precipitator yang dipilih adalah Dust Precipitator dengan
nilai depresiasi (perhitungan terlampir) terendah, yaitu Dust Precipitator tipe
CTB-1-1800 sebanyak satu buah dengan nilai depresiasi total alat pertahun yaitu
USD 87.360.

Tabel 2.9. Spesifikasi Dust Precipitator


Tipe Kapasitas (m3/heat) Dimensi p x l x t (mm)
CTB-1-1800 312-1.560 5820 x 2000 x 6270
CTB-1-2000 348-1.740 5820 x 2000 x 6270
CTB-1-2100 420-2.100 5820 x 2000 x 6270
Gambar 2.6 Dust Precipitator

Spesifikasi Weighing & Bagging Equipment (Gambar 2.7) yang akan


digunakan ditunjukkan pada Tabel 2.10. Pemilihan Weighing & Bagging
Equipment ini mempertimbangkan besarnya nilai total depresiasi dan biaya listrik
(perhitungan terlampir) keseluruhan Weighing & Bagging Equipment yang
dibutuhkan. Alat dengan nilai total depresiasi dan biaya listrik terendah yang
dipilih, yaitu Weighing & Bagging Equipment tipe JPW-KT90 sebanyak 5 buah
dengan total nilai depresiasi dan biaya listrik senilai USD 33.468.

Tabel 2.10. Spesifikasi Weighing & Bagging Equipment


Tipe Kapasitas Daya (kWh) Dimensi p x l x t (m)
(ton/heat)
JPW-KT90 3,6 11 3,9 x 2,8 x 1,7
JPW-KT110 5 15 3,9 x 2,9 x 1,7
JPW-KT140 6 18,5 3,9 x 3 x 1,7
JPW-KT180 6,4 22 4,25 x 3,1 x 1,7
Gambar 2.7 Weighing & Bagging Equipment

PT SAFERRO Nusantara memerlukan luas total tanah 10.800 m2 dengan


luas site plan 2.220 m2. Penentuan luas tanah plan site yang diperlukan
berdasarkan luas alat yang digunakan. Fasilitas yang ada di dalam plant antara
lain masjid, kantin, main office, pemadam kebakaran, gedung kesehatan, parkir,
water tower, QC, gudang penyimpanan produk, penyimpanan limbah dan
generator. Denah tata letak pada plant terlampir (Gambar B.1 dan Gambar B.2).
PT SAFERRO Nusantara akan didirikan di Cilegon, dengan pertimbangan
berdasarkan kriteria dan penilian subyektif yang dijabarkan pada lampiran Tabel
B.13.

2.4 Aspek Manajemen & Sumber Daya Manusia


Dalam perencanaan industri atau pabrik metalurgi, harus direncanakan pula
organisasi dan sumber daya manusia yang diperlukan dari sejak pembangunan,
persiapan operasi sampai dengan operas komersial. Struktur organisasi PT
SAFERRO Nusantara ditunjukkan pada Gambar 2.8. Struktur organisasi PT
SAFERRO Nusantara memiliki 5 jenjang (level) jabatan yang dipimpin oleh
seorang Direktur dengan total karyawan termasuk Direktur adalah 117 orang.
Daftar kebutuhan personel untuk operasi 3 shift dengan 4 group shift ditunjukkan
pada Lampiran Tabel C.1.
Gambar 2.8 Struktur organisasi PT SAFERRO Nusantara
Mekanisme pembagian waktu kerja untuk 4 shift group yang dibagi lagi menjadi 3
shift dapat dilihat pada Tabel 2.11.

Tabel 2.11. Pembagian Waktu Kerja


Jadwal Kerja Shift Group Selama 4 Minggu
Minggu 1
Hari Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
Shift 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Grou A B C D A B C D A B C D A B C D A B C D A
p
Minggu 2
Hari Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
Shift 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Grou B C D A B C D A B C D A B C D A B C D A B
p
Minggu 3
Hari Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
Shift 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Grou C D A B C D A B C D A B C D A B C D A B C
p
Minggu 4
Hari Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
Shift 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Grou D A B C D A B C D A B C D A B C D A B C D
p

2.5 Aspek Ekonomi dan Keuangan


Evaluasi ekonomi dan keuangan proyek diperlukan sebagai langkah akhir
rencana komersialisasi suatu proses atau pembangunan suatu proyek. Lagkah ini
meurpakan langkah terpenting dalam menentukan kelayakan suatu proses atau
pembangunan proyek. Kebutuhan dana invetasi dan modal kerja untuk
pembangunan PT SAFERRO Nusantara ditunjukkan pada Tabel 2.12 (perhitungan
terlampir). Proyeksi Laba Rugi PT SAFERRO Nusantara tahun 2019-2028
ditunjukkan pada lampiran Tabel D.6-D.7. Proyeksi laba bersih pada tahun 2019-
2028 antara lain IDR 98.165.796.425, IDR 239.906.561.409, IDR
308.366.418.833, IDR 272.164.571.333, IDR 315.451.005.083, IDR
373.999.188.833, IDR 300.818.844.743, IDR 481.450.001.015, IDR
512.947.985.015 dan IDR 544.445.969.015 (perhitungan terlampir). Aliran kas
proyek ditunjukkan pada Tabel 2.17.

Tabel 2.12 Kebutuhan Dana Invetasi dan Modal Kerja


Satuan : IDR
Aktiva Tetap Langsung 436.050.000.000
Aktiva Tetap Tak Langsung 109.012.500.000
Aktiva Tetap 545.062.500.000
Dana Investasi 681.328.125.000
Modal Kerja 136.265.625.000

Tabel 2.13. Aliran Kas Proyek


Satuan : IDR
Akhir Tahun Aliran Kas Keterangan
0 -681.328.125.000 Initial Cash Flow
1 188.804.163.612 Operational Cash Flow
2 301.929.147.346 Sda
3 370.389.004.770 Sda
4 353.264.344.770 Sda
5 387.012.184.770 Sda
6 414.219.274.770 Sda
7 341.038.930.680 Sda
8 521.670.086.952 Sda
9 553.168.070.952 Sda
10 736.051.679.952 Operational Cash
Flow+Terminal Cash Flow

Evaluasi kelayakan proyek PT SAFERRO Nusantara dilakukan dengan


menggunakan metode PP, NPV dan IRR. Pada evaluasi kelayakan investasi
metode PP, diperoleh sisa IDR 161.979.032.792 ditutup dari kas tahun ke-3 yang
hanya memerlukan waktu 0,52 tahun. Jadi, waktu pengembalian investasi, PP
adalah 2,52 tahun. Karena umur ekonomis (n) = 10 tahun, maka PP > n, investasi
layak (perhitungan terlampir). Pada evaluasi kelayakan Investasi metode Net
Present Value (NPV), diperoleh nilai NPV yaitu IDR 1.013.990.929.498. maka
NPV>0, investasi layak(perhitungan terlampir). Pada evaluasi kelayakan Investasi
metode Internal Rate of Return (IRR), diperoleh persentase IRR yaitu 44%,
dengan persentase MARR 15% maka IRR>MARR, investasi layak (perhitungan
terlampir).

Anda mungkin juga menyukai