Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS KOMBINASI PRODUK PEMBUATAN BATU DENGAN METODE SIMPLEKS

Oleh : Theresia Yunike Siagian

I. Pendahuluan

Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah manajemen sains adalah
pemograman linear. Pemograman linear merupakan kelompok teknik analisis kuantitatif yang
mengandalkan model matematika atau model simbolik yang dijadikan sebagai wadahnya. Ini berarti
setiap masalah yang dihadapi dalam suatu sistem permasalahan tertentu perlu dirumuskan dahulu dalam
simbol-simbol matematika tertentu. Persoalan pemograman linear tidak selalu sederhana karena
melibatkan banyak constraints dan variabel sehingga tidak mungkin diselesaikan dengan metode grafik.
Metode simpleks merupakan sebuah metode lanjutan dari metode grafik. Dalam hal menetapkan produk
apa yang akan dihasilkan kelak , sebaiknya terlebih dahulu dilakukan sebuah penelitian baik penelitian
pasar, penelitian produk maupun penelitian yang menguntungkan dan merugikan. Analisis juga perlu
dilakukan agar kita mengetahui faktor-faktor apa yang akan digunakan dalam hal menghasilkan barang.
Setelah itu, biaya produksi juga menjadi alasan yang harus diperhatikan ketika menghasilkan produk
tersebut. Hingga pada akhirnya perlu dianalisa juga bagaimana seorang pengusaha mampu untuk
membandingkan produksinya dengan biaya produksi yang akan dikeluarkan , untuk menentukan tingkat
produksi yang akan memberikan keuntungan yang maksimum kepada perusahaan.

CV.Frisqi Putra (Sukro) adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam industri batu angin, batako
dan paving stone. Dalam melakukan produksi tidak lepas dari persoalan produk mix atau kombinasi
produksi dimana jenis produk yang akan dihasilkan lebih dari satu jenis dengan bahan baku yang sama.
Dengan menggunakan metode simpleks ini diharapkan persoalan yang dihadapi oleh perusahaan yaitu
dalam hal menentukan jumlah produk dan jenis produk yang harus di buat oleh perusahaan agar
memperoleh keuntungan sesuai dengan sumber daya yang dimiliki. Tujuannnya juga karena ingin
mempertahankan eksitensi perusahaan didalam persaingan bisnis yang terdapat beberapa usaha yang
sejenis di propinsi tersebut.

Page 1 of 8
II. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa jumlah dan jenis produk yang
memperhatikan keterbatasan sumber daya yang dimiliki dan mengetahui besarnya kontribusi pendapatan
dari setiap produk yang dihasilkan perusahaan.

III. Dasar Teori

Pemograman linear merupakan suatu model yang dapat digunakan dalam pemecahan masalah
pengalokasian sumber-sumber yang terbatas secara optimal dengan menggunakan model matematika.
Pemograman linear mencakup perencanaan kegiatan-kegiatan untuk mencapai suatu hasil yang optimal,
yaitu suatu hasil yang mencerminkan tercapainya sasaran tertentu yang paling baik diantara alternatif-
alternatif yang mungkin dengan menggunakan fungsi linear. Pemograman linear dapat diselesaikan
dengan metode grafik dan metode simpleks. Metode simpleks merupakan prosedur algoritma yang
digunakan untuk menghitung dan menyimpan banyak angka pada iterasi-iterasi yang sekarang dan untuk
pengambilan keputusan pada iterasi berikutnya. Pada metode simpleks model diubah ke dalam bentuk
suatu tabel(matriks), kemudian dilakukan dengan beberapa langkah matematis pada tabel tersebut. Semua
kendala dan fungsi tujuan dimasukkan ke dala tabel masukan dengan memasukkan koefisien setiap
variabel, sebelum proses optimasi dilakukan. Optimasi ada 2 yaitu maksimasi dan minimasi sehingga
pemakai harus terlebih dahulu memilih jenis optimasi yang diinginkan. Hasil akhir dari program ini
adalah solusi untuk setiap variabel batasan dan nilai optimal untuk fungsi sasaran.

Adapun langkah-langkah dalam pemecahan metode simpleks adalah sebagai berikut :

a. Merubah fungsi tujuan dan fungsi batasan, fungsi tujuan diubah menjadi bentuk implisit.
b. Menyusun persamaan didalam tabel simpleks setelah formulasi diubah. Kemudian disusun dalam
bentuk simbol variabel dimaksud.
c. Memilih Kolom Kunci. Kolom kunci adalah kolom yang merupakan dasar untuk merubah tabel,
pilihlah nilai pada baris fungsi tujuan yang bernilai negatif (-) dengan angka terbesar. Pada suatu tabel
sudah tidak memiliki nilai negatif (-) pada baris fungsi tujuan berarti keadaan sudah optimal.
d. Memilih baris kunci, baris kunci merupakan dasar untuk merubah tabel, untuk itu dicari dulu indeks
tiap-tiap baris, dengan cara membagi nilai-nilai pada kolom Nilai Kanan (NK) dengan nilai yang
sebaris dengan kolom kunci.
Nilai Kolom NK
Indeks = Nilai Kolom Kunci

Page 2 of 8
Pilihlah baris yang mempunyai indeks positif (+) dengan angka terkecil, nilai pada perpotongan
kolom kunci dan baris kunci disebut angka kunci.

e. Merubah nilai nilai baris kunci, nilai baris kunci diubah dengan cara membaginya dengan angka
kunci, gantilah variabel dasar pada baris itu, dengan variabel yang terdapat dibagian atas kolom
kunci, penggantian variabel tidak boleh terjadi pengurangan untuk variabel yang sama.

f. Nilai-nilai pada baris yang lain selain pada baris kunci dirubah dengan cara sebagai berikut :
Baris baru = baris lama kurang (-) (koefisien pada kolom kunci kali (*) Nilai baru baris kunci).

Ulangi langkah tiga sampai enam untuk memperbaiki tabel-tabel yang telah diubah nilainya,
perubahan berhenti apabila nilai baris pertama fungsi tujuan tidak ada nilai negatif, berarti pemecahan
sudah optimal.

Page 3 of 8
IV. Pengamatan

Perkembangan zaman juga mempengaruhi perkembangan pembangunan gedung-gedung perkantoran,


bangunan-bangunan lain serta perumahan. Perkembangan jumlah pelanggan untuk produk batu angin dan
paving stone dari waktu ke waktu juga selalu stabil atau mengalami peningkatan yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat dalam membangun rumah. Seperti diketahui bahwa batu adalah material bangunan
yang paling penting . Oleh karena itu , perusahaan ini memproduksi jenis batu berupa batu angin dan
paving stone.Seperti diketahui bahwa paving stone juga merupakan salah satu bahan bangunan yang tidak
asing dan hampir semua orang mengetahuinya dimana produk ini tersusun dari air, semen dan agregat
halur berupa pasir begitupun halnya dengan batu angin yang memiliki bahan penyusun berupa air, semen
dan juga pasir. Namun dalam penelitian ini yang menjadi focus bahan pembuatan kedua batu tersebut
adalah pasir dan semen.

Sebagai perusahaan yang memproduksi kedua jenis batu tersebut , CV Frisqi (Sukro) harus mampu
untuk menghasilkan produksi dengan kombinasi produksi dan terciptalah lebih dari satu jenis produk
dengan bahan baku yang sama. Masing-masing batu terdiri dari komposisi yang berbeda dengan harga
yang berbeda pula, yaitu untuk jenis batu angin dihargai Rp 1.400 dan untuk jenis paving stone dihargai
Rp 1000. Bahan baku dari setiap batu sama namun jumlahnya yang berbeda yaitu setiap batu akan
terbentuk dari bahan baku pasir dan bahan baku semen.

Dari ketentuan tersebut CV Frisqi mengalami kesulitan untuk mengambil keputusan dalam
menentukan jumlah produksi batu yang harus di produksi, sehingga dibutuhkan suatu penyelesaian
masalah pengambilan keputusan dalam menentukan solusi yang tepat melalui program linear dengan
metode simpleks.

Page 4 of 8
V. Pembahasan

Sebelum kegiatan produksi perusahaan dimulai terlebih dahulu disusun perencanaa agar jalannya
proses produksi akan berjalan dengan lancar. Sehubungan dengan perencanaan produksi menurut Ahyari
(1978:31) yang mengatakan bahwa titik berat perencanaan produksi adalah pada jumlah dan jenis
peroduk akhir sedangkan perencanaan produksi adalah bagaimana memproduksikan produk tersebut serta
persiapan-persiapan apa saja yang diperlukan untuk kegiatan produksi dimaksud.

Berdasarkan data dari perusahaan dapat dilakukan pengelompokan atau pengidentifikasian terhadap
variabel keputusan :

Produk Bahan Baku Bahan Baku Jam Kerja Batu Angin Paving stone
Pasir(Sak) Semen (Sak) yang yang
diproduksika diproduksika
n n
Batu Angin 3 12 2 24 -
Paving stone 12 1 2 - 15
Sumber : CV Frisqi Putra

Dari data pada tabel diatas, diketahui bahwa produk batu angin menghasilkan sumbangang
terhadap pendapatan per unit sebesar RP 1.400. Dengan kebutuhan bahan baku pasir 3 sak, bahan baku
semen 1 sak dan tenaga kerja 2 jam untuk setiap menghasilkan 24 produk batu angin. Sedangkan produk
paving stone memerlukan bahan baku pasir 12 sak, bahan baku semen 1 sak dan memerlukan jam kerja
selama 2 jam untuk menghasilkan 15 produk paving stone. Dimana setiap unit paving stone memberikan
sumbangan terhadap pendapatan sebesar Rp 1.000. Untuk memproduksi paving stone dan batu angin
perhari penyediaan bahan baku pasir sebanyak 50 sak dan bahan baku semen perhari sebanyak 15 sak
serta tenaga kerja yang diperlukan dalam pembuatan paving stone ini adalah dengan 2 jam bekerja.

Untuk menentukan formula diatas, digunakan simbol X dan Z dimana :

X1 = Jumlah produksi batu angin yang diproduksi

X2 = Jumlah produksi paving stone yang diproduksi

Z = Jumlah keuntungan seluruh

Untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya dari kendala keterbatasan sumber daya yang
dimiliki, maka formulasi model sistematisnya adalah :

Jenis Batu Bahan Baku Pasir Bahan Baku Semen Jam Kerja Profit

Page 5 of 8
Batu Angin 3 1 2 1400
Paving stone 12 3 2 1000
Ketersediaan 50 15 9

Penyelesaian dengan metode simpleks

Maximize Z = 1400X1 + 1000X2 + 0S1 + 0S2 + 0S3

Subject to :

3X1 + 12X2 + S1 50

X1 + 3X2 +S2 15

2X1 + 2X2 +S3 9

X1,X2 0

Operasi Gauss Jordan

Basic Z X1 X2 S1 S2 S3 Solution Indeks


Z 1 -1400 -1000 0 0 0 0 0
S1 0 3 12 1 0 0 50 16.67
S2 0 1 3 0 1 0 15 15
S3 0 2 2 0 0 1 9 4.5

Iterasi 1

Basic Z X1 X2 S1 S2 S3 Solution Indeks


Z 1 0 -400 0 0 700 6300 0
S1 0 0 9 0 0 -1.5 211.5 23.5
S2 0 0 2 0 1 0.5 63 31.5
X1 0 1 1 0 0 0.5 4.5 4.5

Iterasi 2

Basic Z X1 X2 S1 S2 S3 Solution
Z 1 0 0 0 0 50.1 138.650
X2 0 0 1 0 0 -0.167 23.5
S2 0 0 0 0 1 0.42 63
X1 0 0 0 0 0 0.08 82.25

Page 6 of 8
Pada tabel iterasi ke 2 terlihat bahwa nilai yang ada pada baris Z seluruhnya sudah positif, ini
berarti bahwa penyelesaian sudah optimal. Hal ini terlihat pada kolom nilai kanan tabel simpleks III
dimana :

Z = 138.650

X1 = 82.25 dibulatkan menjadi 83

X2 = 23.5 dibulatkan menjadi 24

Maka fungsi tujuan maksimum Z = 1400X1 + 1000X2

= 1400 (83) + 1000 (24)

= 33.600 + 115.000

= Rp 148.600

Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian yang dilakukan adalah bahwa
dengan adanya perkembangan gedung-gedung perkantoran dan perumahan yang membutuhkan
ketersediaan batu angin dan paving stone, maka harus dibuatlah perencanaan produksi yang dapat
memaksimalkan keuntungan (laba). Sehingga pada akhirnya perusahaan berada dalam keadaan yang
mampu bersaing dan mempertahankan keterlanjutan usaha (kontinuitas).
Yang menjadi hasil pembahasan dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat produksi yang
optimal adalah produk batu angin sebanyak 83 unit perhari dan paving stone sebanyak 24 unit perhari,
yang dapat mencapai laba optimum sebesar Rp 148.600. Hal ini sudah sangat optimal dengan keberadaan
input yang dimiliki oleh perusahaan saat ini.

Anda mungkin juga menyukai