Analisis Rekayasa Nilai (Value Engineering) Terhadap Produk Tikar Lipat
Agyl Syahriar, Imron Kuswandi, Fitri Agustina Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Trunojoyo Madura Jl. Raya Telang, Po-Box 2 Kamal, Bangkalan 69162 Email : agyl_syahriar11@yahoo.com
Abstrak UKM Arrisca merupakan salah satu UKM yang memproduksi Tikar lipat di Kabupaten Lamongan. Setelah puluhan tahun memproduksi Tikar lipat, UKM Arrisca mulai mengalami kendala, diantaranya adalah persaingan antar UKM sejenis dalam penjualan produk Tikar lipat. Karena kerajinan tikar lipat dinilai mempunyai potensi yang sangat besar sehingga bermunculan UKM baru yang berakibat pada persaingan antar UKM dan menyebabkan penurunan permintaan terhadap produk UKM Arrisca. Salah satu solusi kendala tersebut adalah dengan merancang alternatif desain Tikar lipat baru yang lebih ekonomis namun secara kualitas tidak berbeda dengan produk tikar lipat yang ada pada saat ini, dengan metode rekayasa nilai. Metode ini dipilih karena rekayasa nilai memiliki kelebihan dalam menentukan alternatif terbaik dengan mengendalikan biaya produksi yang digunakan terhadap nilai fungsi dari produk tanpa menghilangkan kualitas dan kehandalan produk yang dikehendaki. Hasil penelitian ini berupa alternatif desain tikar lipat terpilih yang ditentukan berdasarkan nilai tertinggi dari beberapa alternatif usulan. Alternatif desain tikar yang terpilih adalah alternatif 1 dengan nilai sebesar 1,604. Kata Kunci : Tikar lipat, Alternatif, Rekayasa Nilai, nilai
Abstract UKM Arrisca is one of the UKM that produce folding mats in Lamongan. After decades of producing folding mats, UKM Arrisca began experiencing problems, which are a kind of competition among UKM in product sales folding mats. Because crafting mats fold assessed as having a huge potential so that the emerging new UKM, resulting in competition between UKM and cause a decrease in demand for UKM products Arrisca. One such obstacle is the solution by designing alternative folding mat design a new, more economical, but the quality is no different with folding mat products are available at this time, with a value engineering method. This method was chosen because it has the advantages of value engineering in determining the best alternative to controlling the cost of production which is used to value the function of the product without losing the quality and reliability of the desired product. The results of this study are selected design alternative folding mats are determined based on the value, the highest of several alternative proposals. Mat selected design alternative is alternative 1 with value of 1.604. Keyword : Folding mats, Alternative, Value Engineering, value
1. Pendahuluan Tingkat persaingan di dunia industri dan jasa yang semakin meningkat mendorong setiap produsen untuk membuat sebuah produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. UKM Arrisca merupakan UKM yang bergerak di bidang industri pembuatan tikar lipat di kabupaten Lamongan. Produk tikar lipat yang dihasilkan dari UKM ini terdiri atas 2 jenis, yaitu tikar lipat dengan bahan baku benang nilon yang dikombinasikan dengan tali rafia dan tikar lipat dengan bahan baku benang nilon murni. Pada awal didirikan, UKM ini memiliki permintaan produk setiap bulan sebanyak 2000 buah tikar. Namun, seiring bertambahnya waktu dan mengetahui bahwa usaha ini memiliki prospek yang sangat bagus kini banyak sekali UKM sejenis yang bersaing. Melihat kondisi ini tentu persaingan dalam penjualan produk sangat tinggi dan berakibat pada penurunan permintaan terhadap produk tikar lipat yang diproduksi UKM Arrisca. Dari kondisi tersebut UKM Arrisca perlu melakukan perubahan terhadap produksi tikar lipat yang dihasilkan sehingga mampu bersaing dengan UKM yang lain dan dapat kembali memenangkan persaingan dalam hal penjualan produk seperti pada awal didirikan. Berdasarkan hasil pengamatan perlu dilakukan pembuatan alternatif desain produk tikar lipat yang lebih ekonomis namun secara kualitas tidak berbeda dengan produk tikar lipat 2
yang ada pada saat ini. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah dengan menggunakan rekayasa nilai (value engineering). Metode ini dipilih karena rekayasa nilai memiliki kelebihan dalam menentukan alternatif terbaik dengan mengendalikan biaya produksi yang digunakan terhadap nilai fungsi dari produk tanpa menghilangkan kualitas dan kehandalan produk yang dikehendaki.
2. Metode Dalam penelitian ini menggunakan metode Rekayasa nilai (value engineering). Dalam metode ini terdiri atas beberapa tahapan, diantaranya: 2.1 Tahap Informasi Tahap informasi digunakan untuk mengumpulkan keseluruhan fakta dan mendefinisikan fungsi dari produk yang akan diteliti, dalam hal ini merupakan produk tikar lipat. Pada tahap ini akana dikumpulkan data- data yang akan digunakan. 2.2 Tahap Spekulasi / Kreatif Tahap spekulasi ini bertujuan untuk mengembangkan sebanyak mungkin alternatif yang dapat dikembangkan untuk mengatasi permasalahan yang ada dan memenuhi kriteria yang dijelaskan dalam tahap informasi. Hasil akhir dari tahap ini berupa alternatif alternatif yang akan dianalisis lebih lanjut pada tahap selanjutnya. 2.3 Tahap Analisis Setelah didapatkan beberapa alternatif yang akan dipilih, selanjutnya dilakukan analisis terhadap alternatif alternatif tersebut. Analisis dilakukan untuk mengevaluasi alternatif alternatif yang diusulkan sehingga diketahui nilai performansi dari masing-masing alternatif. Dalam tahap ini terdiri dari beberapa analisis, diantaranya : a. Analisis Matrik Kelayakan b. Analisis Matrik Evaluasi c. Analisis Pembobotan Kriteria d. Analisis Performansi 2.4 Tahap Pengembangan Pada tahap pengembangan akan dilakukan analisis biaya dan perhitungan Value. Value ini diperoleh dari perbandingan antar performansi yang dihasilkan dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Alternatif yang memiliki value terbesar akan dipilih sebagai alternatif terbaik.
2.5 Tahap Penyajian dan tindak lanjut / Presentasi Tahap penyajian / presentasi merupakan tahap terakhir dari rencana kerja rekayasa nilai, dimana pada tahap ini akan dilakukan presentasi terhadap alternatif terbaik yang dipilih berdasarkan nilai tertinggi.
3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Tahap Informasi Pada tahap informasi dalam Rekayasa Nilai merupakan tahap pertama yang harus dilakukan dalam upaya memperoleh informasi yang akurat. 3.1.1 Identifikasi Produk Pada bagian ini akan dilakukan pengumpulan data berupa deskripsi dari produk Tikar lipat. Desain awal dari produk Tikar lipat Arrisca saat ini dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Desain Tikar Lipat Arrisca saat ini
3.1.2 Bahan Baku dan Biaya Produksi Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik UKM diperoleh rincian penggunaan bahan baku dan biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi Tikar lipat. Rincian dari biaya bahan baku yang diperlukan untuk membuat 1 unit Tikar Lipat Arrisca dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Biaya Bahan baku No. Nama Material Jumlah Satuan Harga/satuan Total 1 Benang PP warna 0.3 kg 30,000 Rp 9,000 Rp 2 Benang PP putih 0.2 kg 22,000 Rp 4,400 Rp 3 Tali Rafia 1.5 kg 10,000 Rp 15,000 Rp 4 Benang Jahit 0.1 kg 33,000 Rp 3,300 Rp 5 Benang Pelipit 0.15 kg 20,000 Rp 3,000 Rp 6 Latek 0.05 kg 25,000 Rp 1,250 Rp 7 Kantong plastik 1 unit 650 Rp 650 Rp 36,600 Rp Total Biaya Bahan baku
Untuk Biaya tenaga kerja langsung dalam pembuatan tikar lipat diberikan kepada penenun dan penjahit. Rincian biaya tenaga kerja langsung dapat dilihat pada Tabel 2.
Benang jahit Pelipit Benang PP warna Benang PP putih Tali Rafia 3
Tabel 2. Biaya Tenaga Kerja Langsung No. Jenis Tenaga Kerja Jumlah Upah/unit 1 Penenun 1 6,750 Rp 2 Penjahit 1 1,100 Rp 7,850 Rp Total Biaya Tenaga Kerja
Untuk biaya overhead pabrik meliputi biaya selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Rincian dari biaya overhead pabrik dapat dilihat dari Tabel 3.
Tabel 3. Biaya Overhead pabrik No. Biaya - biaya Keterangan Jumlah Harga Total Sopir 1 200,000 Rp 200,000 Rp Admin gudang 1 500,000 Rp 500,000 Rp 2 Bahan baku tidak langsung Jarum - 20,000 Rp 20,000 Rp 3 Biaya Listrik - - 1,200,000 Rp 1,200,000 Rp 4 Biaya Telepon - - 200,000 Rp 200,000 Rp 5 Biaya pemeliharaan mesin - 2 25,000 Rp 50,000 Rp 6 Biaya pemeliharaan kendaraan - 1 300,000 Rp 300,000 Rp 7 Biaya bahan bakar kendaraan - - 400,000 Rp 400,000 Rp 2,870,000 Rp Total biaya overhead pabrik Biaya tenaga kerja tidak langsung 1
Setelah diperoleh rincian biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, maka dapat dihitung harga pokok produksi dari tikar lipat. HPP = Biaya Bahan baku + Biaya Tenaga Kerja langsung + Biaya overhead pabrik = Rp. 36.600 + Rp. 7.850 + Rp. 2.870 = Rp. 47.320 Berdasarkan perhitungan diatas, untuk membuat 1 unit tikar lipat membutuhkan biaya sebesar Rp.47.325.
3.1.3 Kelebihan dan Kekurangan Desain Awal Berdasarkan hasil observasi lapangan dan wawancara terhadap Pemilik UKM, Distributor, dan pengguna diperoleh beberapa kelebihan dan kekurangan dari desain Tikar Lipat pada saat ini. Dapat disimpulkan secara umum yang menjadi kekurangan dari desain Tikar lipat Arrisca adalah sebagai berikut: 1. Tingginya biaya produksi 2. Kemasan yang mudah lepas 3. Kotoran/debu mudah menempel 4. Kurang praktis jika terkena air 5. Kurangnya motif produk
Berdasarkan beberapa kekurangan/ kelemahan yang telah disimpulkan, dapat dicari akar penyebab dari kekurangan tersebut menggunakan Root cause analysis (RCA) dengan tools Fishbone diagram. Dari hasil Root cause analysis beberapa kelemahan tikar lipat Arrisca menggunakan tools fishbone diagram dapat dijadikan pertimbangan dalam memunculkan kriteria yang akan digunakan sebagai dasar dalam pemilihan alternatif desain tikar lipat. Berdasarkan hasil diskusi diperoleh sebanyak 5 kriteria yang akan digunakan dalam memilih alternatif desain tikar lipat. Kelima kriteria tersebut diantaranya : 1. Biaya Produksi 2. Kualitas Produk 3. Kemudahan Implementasi 4. Kenyamanan Penggunaan 5. Motif produk
3.1.4 Identifikasi dan klasifikasi fungsi Produk Identifikasi dan klasifikasi fungsi tikar lipat dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Identifikasi dan klasifikasi fungsi Tikar lipat Arrisca No. Part Fungsi Utama Sekunder 1 Tikar Alas untuk duduk x 2 Benang PP Membentuk alas x 3 Tali rafia Membentuk alas x 4 Benang jahit Menjadi penghubung tikar x 5 Benang pelipit Membentuk plipit x 6 Latek Menempelkan benang dengan rafia x 7 Lipatan Memudahkan dalam pelipatan tikar x 8 Pengikat Mengikat tikar x 9 Pegangan Memudahkan untuk dibawa x 10 Pelipit Memperkuat tenunan x
Dari Tabel 6 dapat dilihat fungsi utama dari tikar lipat adalah sebagai alas untuk duduk. Fungsi utama ini dibentuk oleh benang PP dan tali rafia. Sedangkan fungsi sekunder terdiri atas benang pelipit, latek, lipatan, pengikat, pegangan dan pelipit. 3.1.5 Analisis Fungsi Produk Analisis fungsi produk bertujuan untuk menentukan hubungan antar fungsi pada produk tikar lipat. Untuk menganalisis fungsi pada tikar lipat digunakan teknik FAST (Functional analysis system technique). Diagram FAST dari Tikar lipat dapat dilihat pada Gambar 2.
Sebagai Alas untuk duduk Membentuk Alas HOW WHY Memudahkan untuk dibawa Membentuk Pelipit Mengikat Tikar Menjadi Penghubung Tikar Memperkuat Tenunan Memudahkan dalam pelipatan Tikar Terjadi Gesekan Menahan Beban Meningkatkan Performansi produk Menurunkan Biaya produksi Gambar 2. FAST diagram Tikar lipat 4
Dari Gambar 2 dapat dilihat bahwa fungsi tingkat tertinggi terletak pada bagian paling kiri sedangkan fungsi tingkat terendah terletak pada bagian paling kanan.
3.2 Tahap Spekulasi / Kreatif 3.2.1 Pembuatan Alternatif Berdasarkan hasil studi lapangan, studi lieratur serta diskusi dengan pemilik, pemborong, dan supplayer diperoleh beberapa alternatif usulan desain tikar lipat. Berikut merupakan alternatif awal dan beberapa alternatif yang diusulkan. a. Alternatif 0 Bahan baku : Kombinasi benang propylene dengan tali rafia dan didukung dengan bahan pendukung seperti benang jahit, pelipit dan latek. Desain kemasan : Plastik tipis Motif warna : Biru, Merah, Hijau, Cokelat, Orange b. Alternatif 1 Bahan baku : Kombinasi plastik daur ulang dengan tali rafia dan didukung dengan bahan pendukung seperti benang jahit dan pelipit. Desain kemasan : Plastik tebal dengan kombinasi jahitan kain untuk pegangan. Motif warna : Biru, Merah, Hijau, Cokelat, Orange, Kuning emas, Merah muda, Ungu, Biru muda. c. Alternatif 2 Bahan baku : Keseluruhan plastik daur ulang yang didukung dengan bahan pendukung seperti benang jahit, pelipit. Desain kemasan : Plastik tebal dengan kombinasi jahitan kain untuk pegangan. Motif warna : Biru, Merah, Hijau, Cokelat, Orange, Kuning emas, Merah muda, Ungu, Biru muda. d. Alternatif 3 Bahan baku : Kombinasi Benang wol dengan tali rafia dan didukung dengan bahan pendukung seperti benang jahit, pelipit dan latek. Desain kemasan : Plastik tebal dengan kombinasi jahitan kain untuk pegangan. Motif warna : Biru, Merah, Hijau, Cokelat, Orange, Kuning emas, Merah muda, Ungu, Biru muda. e. Alternatif 4 Bahan baku : Kombinasi benang Rayon dengan tali rafia dan didukung dengan bahan pendukung seperti benang jahit, pelipit dan latek. Desain kemasan : Plastik tebal dengan kombinasi jahitan kain untuk pegangan. Motif warna : Biru, Merah, Hijau, Cokelat, Orange, Kuning emas, Merah muda, Ungu, Biru muda. f. Alternatif 5 Bahan baku : Kombinasi benang bcf twist dengan tali rafia dan didukung dengan bahan pendukung seperti benang jahit, pelipit dan latek. Desain kemasan : Plastik tebal dengan kombinasi jahitan kain untuk pegangan. Motif warna : Biru, Merah, Hijau, Cokelat, Orange, Kuning emas, Merah muda, Ungu, Biru muda.
3.3 Tahap Analisis 3.3.1 Analisis matrik kelayakan Analisis ini digunakan untuk menyeleksi alternatif-alternatif yang digunakan agar memenuhi tujuan yang diinginkan. Suatu alternatif yang memenuhi kriteria kelayakan dinilai sesuai dengan kriteria yang ada dan dirangking. Berdasarkan penilaian matrik kelayakan diperoleh skor dan rangking dari masing-masing alternatif. Hasil rekapitulasi matrik kelayakan dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Hasil rekapitulasi matrik kelayakan Biaya Produksi Kualitas Produk Kemudahan Implementasi Kenyamanan Penggunaan Motif Produk 0 1 4 4 5 3 17 4 1 5 4 4 4 5 22 1 2 5 3 4 3 4 19 3 3 3 3 3 1 4 14 6 4 1 3 3 5 4 16 5 5 1 5 4 5 5 20 2 Kriteria Alternatif Total Skor Rangking
Dari Tabel 7 dapat dilihat total skor dari masing- masing alternatif. Alternatif yang dipilih adalah alternatif yang memiliki skor lebih besar dari alternatif awal. Dengan demikian diperoleh 3 alternatif terpilih dan alternatif awal yang akan dianalisa kembali pada matrik evaluasi.
3.3.2 Analisis matrik evaluasi Analisis ini digunakan untuk mengevaluasi kembali alternatif-alternatif yang telah dipilih pada analisis kelayakan. Penilaian evaluasi suatu Alternatif didapatkan dari hasil matrik kelayakan. Hasil rekapitulasi matrik evaluasi dapat dilihat pada Tabel 8.
5
Tabel 8. Hasil rekapitulasi matrik evaluasi Biaya Produksi Kualitas Produk Kemudahan Implementasi Kenyamanan Penggunaan Motif Produk 0 1 4 4 5 3 17 1 5 4 4 4 5 22 2 5 3 4 3 4 19 5 1 5 4 5 5 20 Kriteria Alternatif Total Skor
3.3.3 Analisis pembobotan kriteria Analisis pembobotan kriteria dilakukan untuk menentukan bobot dari setiap kriteria untuk dievaluasi. Pembobotan kriteria dilakukan dengan menggunakan software expert choise. Hasil pembobotan kritera menggunakan software expert choise dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Hasil Pembobotan menggunakan software Expert choice
Hasil yang diperoleh dari analisis pembobotan kriteria akan digunakan untuk mencari nilai performansi suatu Alternatif.
3.3.4 Analisis performansi Analisis performansi diperoleh dengan menggunakan hasil penilaian matriks evaluasi setiap kriteria dikalikan dengan hasil pembobotan tiap kriteria. Perhitungan nilai performansi setiap alternatif dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Perhitungan performansi Alternatif Skor Performansi Skor Performansi Skor Performansi Skor Performansi Biaya Produksi 0.355 1 0.355 5 1.775 5 1.775 1 0.355 Kualitas Produk 0.275 4 1.1 4 1.1 3 0.825 5 1.375 Kemudahan implementasi 0.106 4 0.424 4 0.424 4 0.424 4 0.424 Kenyamanan penggunaan 0.209 5 1.045 4 0.836 3 0.627 5 1.045 Motif Produk 0.055 3 0.165 5 0.275 4 0.22 5 0.275 Alternatif 3 Kriteria Bobot Total 3.089 4.41 3.871 3.474 Alternatif 0 Alternatif 1 Alternatif 2
Berdasarkan perhitungan performansi pada Tabel 9 diketahui bahwa Alternatif 1 memiliki nilai performansi tertinggi yaitu 4,41, diikuti dengan alternatif 2 sebesar 3, 871, alternatif 5 sebesar 3,474, dan alternatif awal sebesar 3,089.
3.4 Tahap Pengembangan 3.4.1 Analisis Biaya Pada analisis biaya ini akan dilakukan perhitungan terhadap besarnya Harga pokok produksi per unit dari setiap alternatif. Harga yang menjadi acuan adalah harga dari supplayer Tikar lipat Arrisca pada bulan Juni 2013. 1. Perhitungan biaya Alternatif 0 Perhitungan biaya untuk alternatif awal terdiri atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Untuk rincian biaya bahan baku dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10 Biaya Bahan baku Alternatif 0 No. Nama Material Jumlah Satuan Harga/satuan Total 1 Benang PP warna 0.3 kg 30,000 Rp 9,000 Rp 2 Benang PP putih 0.2 kg 22,000 Rp 4,400 Rp 3 Tali Rafia 1.5 kg 10,000 Rp 15,000 Rp 4 Benang Jahit 0.1 kg 33,000 Rp 3,300 Rp 5 Benang Pelipit 0.15 kg 20,000 Rp 3,000 Rp 6 Latek 0.05 kg 25,000 Rp 1,250 Rp 7 Kantong plastik 1 unit 650 Rp 650 Rp 36,600 Rp Total Biaya Bahan baku
Untuk Biaya tenaga kerja langsung dalam pembuatan tikar lipat diberikan kepada penenun dan penjahit. Rincian biaya tenaga kerja langsung dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11 Biaya Tenaga Kerja Langsung Alternatif 0 No. Jenis Tenaga Kerja Jumlah Upah/unit 1 Penenun 1 6,750 Rp 2 Penjahit 1 1,100 Rp 7,850 Rp Total Biaya Tenaga Kerja
Untuk biaya overhead pabrik meliputi biaya selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Rincian dari biaya overhead pabrik dapat dilihat dari Tabel 12. Tabel 12. Biaya Overhead pabrik Alternatif 0 No. Biaya - biaya Keterangan Jumlah Harga Total Sopir 1 200,000 Rp 200,000 Rp Admin gudang 1 500,000 Rp 500,000 Rp 2 Bahan baku tidak langsung Jarum - 20,000 Rp 20,000 Rp 3 Biaya Listrik - - 1,200,000 Rp 1,200,000 Rp 4 Biaya Telepon - - 200,000 Rp 200,000 Rp 5 Biaya pemeliharaan mesin - 2 25,000 Rp 50,000 Rp 6 Biaya pemeliharaan kendaraan - 1 300,000 Rp 300,000 Rp 7 Biaya bahan bakar kendaraan - - 400,000 Rp 400,000 Rp 2,870,000 Rp Total biaya overhead pabrik Biaya tenaga kerja tidak langsung 1
Dari Tabel 12 diperoleh total biaya overhead pabrik selama satu bulan. Untuk mendapatkan biaya overhead pabrik per unit dapat dihitung sebagai berikut:
6
BOP per unit = BOP 1 bulan / rata-rata unit produk yang dihasilkan = Rp. 2.870.000 / 1000 unit = Rp. 2.870
Setelah diperoleh rincian biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, maka dapat dihitung harga pokok produksi dari tikar lipat dengan Alternatif 0 sebagai berikut:
HPP = Biaya Bahan baku + Biaya Tenaga Kerja langsung + Biaya overhead pabrik = Rp. 36.600 + Rp. 7.850 + Rp. 2.870 = Rp. 47.320
Berdasarkan perhitungan diatas, Biaya yang dikeluarkan untuk produksi 1 unit Tikar dengan Alternatif 0 sebesar Rp. 47.320.
2. Perhitungan biaya Alternatif 1 Perhitungan biaya untuk alternatif 1 juga terdiri atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Untuk rincian biaya bahan baku dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Biaya Bahan baku Alternatif 1 No. Nama Material Jumlah Satuan Harga/satuan Total 1 Plastik DU warna 0.3 kg 15,000 Rp 4,500 Rp 2 Plasti DU netral 0.2 kg 13,000 Rp 2,600 Rp 3 Tali Rafia 1.5 kg 10,000 Rp 15,000 Rp 4 Benang Jahit 0.1 kg 33,000 Rp 3,300 Rp 5 Benang Plipit 0.15 kg 20,000 Rp 3,000 Rp 6 Kemasan 1 unit 3,000 Rp 3,000 Rp 31,400 Rp Total Biaya Bahan baku
Untuk Biaya tenaga kerja langsung dan Biaya overhead pabrik untuk Alternatif 1 sama seperti desain awal, karena subtitusi hanya terjadi pada bahan baku yang digunakan. Sehingga dapat dihitung harga pokok produksi dari tikar lipat dengan Alternatif 1 sebagai berikut:
HPP = Biaya Bahan baku + Biaya Tenaga Kerja langsung + Biaya overhead pabrik = Rp. 31.400 + Rp. 7.850 + Rp. 2.870 = Rp. 42.120
Berdasarkan perhitungan diatas, Biaya yang dikeluarkan untuk produksi 1 unit Tikar dengan Alternatif 1 sebesar Rp. 42.120.
3. Perhitungan biaya Alternatif 2 Perhitungan biaya untuk alternatif 2 juga terdiri atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Untuk rincian biaya bahan baku dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Biaya Bahan baku Alternatif 2 No. Nama Material Jumlah Satuan Harga/satuan Total 1 Plastik DU warna 0.7 kg 15,000 Rp 10,500 Rp 2 Plasti DU netral 1.3 kg 13,000 Rp 16,900 Rp 3 Benang Jahit 0.1 kg 33,000 Rp 3,300 Rp 4 Benang Plipit 0.15 kg 20,000 Rp 3,000 Rp 5 Kemasan 1 unit 3,000 Rp 3,000 Rp 36,700 Rp Total Biaya Bahan baku
Untuk Biaya tenaga kerja langsung dan Biaya overhead pabrik untuk Alternatif 2 sama seperti desain awal. Sehingga dapat dihitung harga pokok produksi dari tikar lipat dengan Alternatif 2 sebagai berikut: HPP = Biaya Bahan baku + Biaya Tenaga Kerja langsung + Biaya overhead pabrik = Rp. 36.700 + Rp. 7.850 + Rp. 2.870 = Rp. 47.420
Berdasarkan perhitungan diatas, Biaya yang dikeluarkan untuk produksi 1 unit Tikar dengan Alternatif 2 sebesar Rp. 47.420.
4. Perhitungan biaya Alternatif 5 Perhitungan biaya untuk alternatif 5 juga terdiri atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Untuk rincian biaya bahan baku dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Biaya Bahan baku Alternatif 5 No. Nama Material Jumlah Satuan Harga/satuan Total 1 Benang BCF Twist warna 0.3 kg 32,000 Rp 9,600 Rp 2 Benang BCF Twis putih 0.2 kg 26,000 Rp 5,200 Rp 3 Tali Rafia 1.5 kg 10,000 Rp 15,000 Rp 4 Benang Jahit 0.1 kg 33,000 Rp 3,300 Rp 5 Benang Plipit 0.15 kg 20,000 Rp 3,000 Rp 6 Latek 0.05 kg 25,000 Rp 1,250 Rp 7 Kemasan 1 unit 3,000 Rp 3,000 Rp 40,350 Rp Total Biaya Bahan baku
Untuk Biaya tenaga kerja langsung dan Biaya overhead pabrik untuk Alternatif 5 sama seperti desain awal. Sehingga dapat dihitung harga pokok produksi dari tikar lipat dengan Alternatif 5 sebagai berikut: HPP = Biaya Bahan baku + Biaya Tenaga Kerja langsung + Biaya overhead pabrik = Rp. 40.350 + Rp. 7.850 + Rp. 2.870 = Rp. 51.070
Berdasarkan perhitungan diatas, Biaya yang dikeluarkan untuk produksi 1 unit Tikar dengan Alternatif 5 sebesar Rp. 51.070.
7
3.5 Penentuan Nilai (value) Dari hasil analisi performansi dan biaya tersebut selanjutnya digunakan untuk menghitung nilai (value) dari setiap alternatif. Alternatif yang akan dipilih adalah alternatif dengan nilai (value) tertinggi. Perhitungan nilai (value) dari setiap alternatif dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Performansi dan Biaya dari setiap alternatif Alternatif Performance (P) Cost (C) Konversi nilai performance dalamrupiah Value (nilai) Rangking 0 3.089 47,320 Rp 47,320 Rp 1 4 1 4.41 42,120 Rp 67,556 Rp 1.60389914 1 2 3.871 47,420 Rp 59,299 Rp 1.250513687 2 5 3.474 51,070 Rp 53,218 Rp 1.042055341 3
Berdasarkan hasil perhitungan nilai (value) dari Tabel 16 dapat diketahui Alternatif yang memiliki nilai tertinggi adalah alternatif 1 dengan value sebesar 1,604.
4.1 Tahap Penyajian / Presentasi Pada tahap presentasi merupakan tahap terakhir dalam rencana kerja rekayasa nilai. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, alternatif terbaik adalah alternatif 1 yang terpilih. Berikut adalah desain tikar lipat yang terpilih (Alternatif 1) beserta bahan baku yang akan digunakan.
Gambar 4. Desain tikar lipat terpilih Bahan baku : Kombinasi plastik daur ulang dengan tali rafia dan didukung dengan bahan pendukung seperti benang jahit dan pelipit.
Desain kemasan : Plastik tebal dengan kombinasi jahitan kain untuk pegangan.
Motif dan warna : 1. Tikar dengan motif garis lurus melintang 2. Warna motif lebih terang dari warna dasar 3. Pilihan warna terdiri dari Biru, Merah, Hijau, Cokelat, Orange, Kuning emas, Merah muda, Biru muda, Ungu. Alternatif 1 dipilih karena memiliki Nilai (value) tertinggi, yaitu sebesar 1,604. Nilai yang diperoleh tersebut berasal dari perbandingan antara performansi produk tikar lipat dengan biaya (cost) yang dikeluarkan. Selain mendapatkan nilai tertinggi, alternatif 1 juga dianggap sesuai untuk menutupi kekurangan dari desain tikar lipat yang sudah ada. Dari desain Tikar lipat Alternatif 1 ini juga memiliki biaya produksi yang paling rendah dibandingkan dengan alternatif awal dan juga alternatif yang lain, yaitu sebesar Rp.42.120. Jika dibandingkan dengan Alternatif awal, yaitu sebesar Rp.47.320, biaya produksi pada alternatif 1 memiliki selisih sebesar Rp.5.200. Dengan rendahnya biaya produksi yang digunakan, pemilik UKM dapat menjual produknya lebih rendah dari harga yang ditawarkan oleh UKM yang lain, sehingga diharapkan mampu meningkatkan penjualan produk tikar lipatnya.
4. Kesimpulan dan saran 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penerapan Rekayasa nilai pada Tikar lipat, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat 5 Alternatif desain tikar lipat usulan yang akan dipilih, diantaranya : a. Alternatif 1 Bahan baku kombinasi plastik daur ulang dengan tali rafia dan didukung dengan bahan pendukung seperti benang jahit dan pelipit. b. Alternatif 2 Bahan baku keseluruhan plastik daur ulang yang didukung dengan bahan pendukung seperti benang jahit, pelipit. c. Alternatif 3 Bahan baku kombinasi Benang wol dengan tali rafia dan didukung dengan bahan pendukung seperti benang jahit, pelipit dan latek. d. Alternatif 4 Bahan baku kombinasi benang Rayon dengan tali rafia dan didukung dengan bahan pendukung seperti benang jahit, pelipit dan latek. e. Alternatif 5 Bahan baku kombinasi benang bcf twist dengan tali rafia dan didukung dengan bahan pendukung seperti benang jahit, pelipit dan latek.
8
2. Desain Tikar lipat yang terpilih adalah Alternatif 1, dengan spesifikasi: a. Bahan baku terbuat dari kombinasi plastik daur ulang dengan tali rafia dan didukung dengan bahan pendukung seperti benang jahit dan pelipit. b. Desain kemasan terbuat dari plastik tebal dengan kombinasi jahitan kain untuk pegangan. c. Motif garis lurus melintang dengan warna motif lebih terang dari warna dasar dan pilihan warna terdiri dari Biru, Merah, Hijau, Cokelat,Orange, Kuning emas, Merah muda, Biru muda, Ungu.
4.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, saran yang dapat diberikan bagi penelitian yang akan datang adalah sebagai berikut: 1. Bagi penelitian selanjutnya dapat mengembangkan lagi alternatif bahan baku yang dapat digunakan. 2. Bagi penelitian selanjutnya dapat mengembangkan/ merancang desain yang lebih baik berdasarkan kekurangan- kekurangan yang ada.
5. Daftar Pustaka
Chandler, F., 2004, Using Root Cause Analysis to Understand Failures and Accidents, presented at MAPLD 2004, Washington DC Chaerani, L, 2010, Usulan Perbaikan Kualitas piston 5D9 pada proses Machining dengan Value Engineering untuk mengurangi Cacat, Thesis Universitas Indonesia Handoko, T. H, 1984, Dasar-dasar manajemen produksi dan operasi edisi 1, Yogyakarta : BPFE Yogyakarta Harsokoesoemo, D, 2004, Pengantar Perancangan Teknik (Perancangan produk) edisi kedua, Bandung : Penerbit ITB Herdiman, L. S, F, 2011, Perbaikan Rancangan pada desain Knee Ankle Foot Orthosis (KAFO) dengan pendekatan metode Function Analysis System Technique, Jurnal Jati Undip Vol. VI No. 3 September 2011 Jing G. G, 2008, Digging for the Root Cause, ASQ Six Sigma Forum Magazine 7 (3) : 19 24 Soeharto, I, 1999, Manajemen Proyek (dari konseptual sampai operasional) Jilid 1, Jakarta : Erlangga Soeharto, I, 2001, Manajemen Proyek (dari konseptual sampai operasional) Jilid 2, Jakarta : Erlangga Labombang, M, 2007, Penerapan Rekayasa Nilai (Value Engineering) Pada konstruksi Bangunan, Jurnal SMARTEK Universitas Tadulako Marimin, 2004, Teknik dan Aplikasi Keputusan Majemuk, Jakarta : PT.Grasindo Nasution, A. H, 2005, Manajemen Industri, Surabaya : Penerbit Andi Rosyada, Z, 2010, Perancangan alat permainan untuk pasien pasca stroke, Jurnal Jati UNDIP 2010 Suhartini, S, 2009, Penerapan Rekayasa Nilai terhadap pembuatan Produk Jelly drink Siwalan, Jurnal Semnas Prosiding UNUD 2009 Yulianto, F, 2003, Penerapan Rekayasa Nilai pada Produk Spring Bed Tipe Romanao, Jurnal Optimum Vol. 4 No. 1 Februari Agustus 2003 Zimmerman, L. H, 1982, Value Engineering: Apractical Approach For Owwer,Designers and Contractors, New York : Van Nostrand Reinhold Company