Anda di halaman 1dari 13

1.

Menjelaskan anatomi organ endokrin

Kelenjar apokrin : mengeluarkan sebagian sel sekretoriknya sebagai produk sekretorik.


Kelenjar mamae
Kelenjar merokrin : mengeluarkan produk sekretorik tanpa kehilangan sel sekretoriknya.
Pankreas. Umum
Kelenjar holokrin : mengeluarkan seluruh sel sekretoriknya bersama dengan produk
sekretoriknya. Kelenjar sebasea

Kelenjar hipotalamus
Terletak pada ventral diencephalon membentuk dinding posterior dan lateral dari
ventriculus tertius, membentuk hubungan langsung dengan hypophysis posterior melalui
tangkai infundibulum. Di dalamnya terdapat nuclei-nuclei saraf : nuclei paraventriculus,
supraopticus, preopticus, posterior, ventromedialis, dorsomedialis yang mensekresikan
hormon

Kelenjar hypophysis
Bentuknya oval dan kecil di permukaan bawah cerebri. Terdiri atas lobus anterior
(adenohypophysis) dan lobus posterior (neurohypophysis). Anterior hypophisis terdiri dari
pars distalis, pars tuberalis, dan pars intermedia. Posterior hypophysis membentuk
hubungan langsung dengan hipotalamus melalui tangkai infundibulum. Lobus-lobus
hypophysis dilindungi oleh sella turcica ossa sphenoidalis

Kelenjar Pineal
Berupa tonjolan kecil pada dorsal mesencephalon, tepatnya diantara colliculus superior
dan melekat pada tangkai dinding posterior ventriculus tertius

Kelenjar Adrenal
Kedua glandula suprarenalis menempel pada polus superior ren, dilapisi oleh membran
dari jaringan ikat fibrosa yang disebut fascia renalis. Dipisahkan oleh jaringan lemak
berupa capsula adipose dengan renal. Terdiri atas cortex bagian luar yang berwarna
kuning dan medulla yang berwarna coklat tua.

Cortex glandula suprarenalis mensekresikan : mineralokortikoid/aldosteron (keseimbangan


elektrolit dan cairan tubuh), glucokortikoid/kortisol (metabolisme nutrien), sedikit hormon
seks.

Medulla glandula renalis mensekresikan :


Katekolamain epinefrin dan norepinefrin (mengatur denyut jantung, irama nafas, dan kontrol
stress)

Glandula suprarenalis dextra berbentuk seperti piramida, menutupi seluruh polus


superior ren dextra. Terletak di posterior lobus hepatis dexter dan posterior diaphragma.
Glandula suprarenalis sinistra berbentuk seperti bulan sabit, terbentang pada margo
medialis ren sinister dari polus superior ren sinister sampai hilum renale.

Arteriae : arteria phrenica inferior, aorta, arteria renalis


Venae : vena cava inferior (sisi kanan) dan vena renalis (sisi kiri)
Limfae : nodi aortici laterales
Inervasi : nervus splanchnicus

Kelenjar Tiroid
Glandula thyroidea terdiri atas lobus kanan dan kiri yang dihubungkan oleh isthmus yang
sempit, menempel pada cartilago thyroidea, dibungkus oleh selubung lamina
pretrachealis fasciae profundae yang melekatkannya pada larynx dan trachea. Lobus
berbentuk seperti buah alpukat, basisnya terletak di bawah setinggi cincin trachea IV atau
V. Terdapat pula lobus pyramidalis, yang menonjol ke atas dari isthmus

Arteriae : A. Thyroidae superior, inferior, ima


Venae : V. Thyroidae superior, inferior

Kelenjar Paratiroid
Berbentuk lonjong, paling panjang 6 mm. Terdapat empat buah di bagian pinggir posterior
glandula thyroidea di dalam bungkus lamina pretrachealis fasciae profunda. Kedua
glandula superior terletak setinggi pertengahan posterior glandula thyroidea. Kedua
glandula parathyroidea inferior terletak di kutub inferior thyroidea

Arteriae : A. Thyroidea superior dan inferior

Kelenjar Pankreas
Pulau-pulau langerhans yang mensekresikan insulin (sel beta) dan glukagon (sel alfa)
yang mempunyai peranan penting dalam metabolisme karbohidrat. Dapat dibagi menjadi
daerah caput (dekat cekung duodenum), collum (menghub. Antara caput dan corpus),
corpus, dan cauda (hub.dengan hilum lienale)

Arteriae : arteria pancreatucoduodenalis superior dan inferior


Venae : vena porta
Inervasi : saraf simpatis dan parasimpatis (vagus)

Kelenjar Gonad
Pria : testis (pembentukan sperma)
Wanita : ovarium (pembentukan ovum)

2. Menjelaskan tentang pembagian hormon, sintesis dan sekresi hormon, mekanisme


kerja secara umum ditinjau dari segi fisiologi
Sistem endokrin terdiri dari kelenjar endokrin tanpa ductus (saluran) yang tersebar ke
seluruh tubuh membentuk suatu integritas sistem.

Kelenjar endokrin mensekresikan hormon-hormon yang akan mengalir melalui peredaran


darah, saluran limfe, atau cairan tubuh. Kelenjar endokrin tidak memiliki saluran pelepasan
untuk sekresi keluar dari tubuh kelenjar (ductless), langsung ke peredaran darah menuju
sel-sel target yang mengarahkan kerja sel tersebut. Sel tersebut mempunyai reseptor untuk
mengikat hormon yang bekerja.

Kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin berbeda dilihat dari saluran pelepasan hasil
sekresi. Kelenjar endokrin tidak memiliki saluran pelepasan sekresi sendiri, hasil sekresi
dialirkan melalui peredaran darah, sedangkan kelenjar eksokrin memiliki saluran pelepasan
hasil sekresi sendiri.

Semua kegiatan dan kerja alat-alat dalam tubuh kita diatur dalam sistem regulasi
(koordinasi). Regulasi merupakan cara semua organ dan sistem tubuh bekerja sama secara
efisian. Sistem ini terbagi atas tiga bagian, yaitu melalui sistem saraf, hormon dan alat
indera. Pengaturan sistem saraf diatur oleh urat saraf sedangkan pengaturan sistem
hormon melalui darah.

Sistem regulatorik utama tubuh : sistem syaraf dan sistem endokrin.


Sistem syaraf : mengordinasikan respons-respons yang bersifat segera dan tepat serta
penting dalam memeratai interaksi tubuh dengan lingkungan eksternal.
Sistem endokrin : mengontrol aktivitas yang memerlukan durasi dibandingkan kecepatan,
mengordinasikan, mengintegrasikan fungsi sel dan organ di tempat yang jauh.

Pembagian hormon :
Daya larutnya
Hormon hidrofilik (larut dalam air, larut dalam plasma darah) : hormon peptida dan
katekolamin
Hormon lipofilik (larut dalam lemak, terikat ke protein plasma) : hormon steroid dan tiroid

Susunan Kimia
Hormon peptida : terdiri atas rantai-rantai asam amino dengan panjang beragam
Hormon katekolamin : tediri atas asam amino tirosin
Hormon steroid : terdiri atas lemak netral dari kolesterol
Hormon tiroid : terdiri atas turunan tirosin beriodium

Fungsinya terhadap kelenjar lain


Hormon tropik : hormon yang mengatur sekresi hormon oleh kelenjar endokrin lain. Contoh :
ACTH dan TSH
Hormon non-tropik : hormon yang tidak mempunyai pengaruh terhadap sekresi hormon oleh
kelenjar lain. Contoh : ADH, okstitosin, prolaktin
Mekanisme Umum Regulasi Sekresi
Tediri atas umpan balik negatif, refleks neuroendokrin, dan iram diurnal (sirkadian)

1. Umpan balik negatif


Mempertahankan konsentrasi plasma suatu hormon pada kadar tertentu. Misalnya :
Konsentrasi plasma hormon tiroid bebas dalam darah turun, hipofisis anterior mengeluarkan
TSH untuk meningkatkan sekresi hormon tiroidnya.
Hormon tiroid akan menghambat sekresi TSH oleh hiposfisis anterior

2. Refleks neuroendokrin
Terdiri atas pengaturan syaraf (neuro) dan hormon (endokrin).
Tujuan : menghasilkan peningkatan mendadak sekresi hormon (menaikkan patokan
termostat).
Impuls saraf yang masuk ke kelenjar endokrin menjadi faktor sekresi hormon. Contoh :
sekresi epinefrin oleh medula adrenal dikontrol oleh sistem saraf simpatis ketika terjadi
stress (rangsangan eksternal)

3. Irama diurnal (sirkadian)


Laju sekresi banyak hormon berfluktuasi berirama naik dan turun sebagai fungsi waktu.
Mekanisme naik turun : tidak dilakukan oleh kelenjar endokrin itu sendiri, perubahan titik
patokan (termostat) oleh syaraf pusat, feedback negative akan mempertahankan titik
patokan yang bekerja pada saat itu.

Gangguan Sistem Endokrin


Hiposekresi primer : kelenjar endokrin mengeluarkan hormon terlalu sedikit karena
kelainan pada kelenjar
Hiposekresi sekunder : kelenjar endokrin mengeluarkan hormon terlalu sedikit karena
defisiensi hormon tropiknya, kelenjar endokrin tetap normal
Hipersekresi : kelenjar endokrin mensekresikan hormon terlalu banyak
Gangguan kepekaan sel sasaran : sel sasaran tidak berespons secara adekuat terhadap
hormon meskipin konsentrasi hormon plasma normal, tidak memiliki enzim esensial untuk
melaksanakan respons

Regulasi pengaruh hormon plasma terhadap sekresi hormon lain

Down Regulation
Mencegah sel sasaran bereaksi berlebihan terhadap konsentrasi hormon yang tinggi.
Contoh : ketika konsentrasi insulin plasma terus-menerus meningkat, jumlah reseptor sel
sasaran untuk insulin berkurang sebagai akibat langsung dari efek peningkatan kadar
insulin pada reseptor insulin.

Permissiveness
Hormon pertama meningkatkan kepekaan sel sasaran terhadap hormon lain, mengizinkan
hormon lain ini menimbulkan efek penuhnya
Sinergisme
Hormon bersifat saling melengkapi dan efek kombinasi mereka lebih besar daripada
penjumlahan efek masing-masing. Contoh : FSH dan testoteron mempertahankan laju
normal produksi sperma

Anatagonisme
Hormon pertama mengurangi kepekaan sel sasaran terhadap hormon lain, mengurangi
efektivitas hormon kedua. Contoh : progesteron (mengurangi kontraksi uterus semasa
hamil) menghambat kepekaan uterus terhadap estrogen (meningkatkan kontraksi uterus
semasa hamil)

Messenger Secrectin dari Sistem Endokrin


1. Non-steroid : molekul protein besar, tidak masuk ke dalam sel. Reseptor hormon jenis ini
ada pada membran plasma. Kecepatan langsung, lebih singkat. Hanya mengaktifkan
protein yang sudah ada.
2. Steroid : lipofilik, cukup kecil, memiliki reseptor intraseluler, bahkan hingga level nukleus.
Esensi memicu pada sintesis protein, waktu lebih lama.

3. Menjelaskan hormon hipotalamus, hipofisis anterior dan hipofisis posterior serta


pengaturannya

Hipofisis anterior : adenohipofisis : adanya jaringan epitel kelenjar


Hipofisis posterior : neurohipofisis : adanya jaringan syaraf

Hipofisis posterior merupakan perpanjangan neuron dari hipotalamus melalui tangkai


infundibulum. Di hipotalamus terdapat nukleus supraoptikus dan nukleus
paraventrikel. Perpanjangan akson dan ujung dari neuron itu masuk ke hipofisis
posterior mensekresikan salah satu dari hormon oksitosin dan vasopresin ke
peredaran darah secara ekositosis

Vasopresin : mengatur pengeluaran air dalam urin (absorpsi air dalam ginjal), mengatur
tekanan darah

Oksitosin : kontraksi otot polos uterus saat melahirlan, mengatur sekresi susu dari
kelenjar mamalia selama menyusui, meningkatkan ikatan batin antara ibu dan bayi

Hipofisis posterior mensekresikan hormon dari hipotalamus, sedangkan hipofisis anterior


mensekresikan hormonnya sendiri, serta sebagian besar bersifat tropik

FSH dan LH : hormon gonadotropin : mengontrol sekresi hormon seks oleh gonad
(ovarium dan testis)
TSH, FSH, LH, ACTH, GH merupakan hormon yang bersifat tropik, kecuali prolaktin (sel
sasaran non-endokrin)

Dua faktor penting yang mengatur sekresi hormon adenohipofisis :


1. Hormon hipotalamus
2. Umpan balik oleh hormon kelenjar sasaran

Sekresi hormon-hormon oleh hipofisis anterior (master gland) diatur oleh hipotalamus
(mother gland) melalui peran releasing and inhibiting hormone. Disebut sebagai
hormon hipofisiotropik

Hormon hipofisiotropik hipotalamus utama : TRH+TSH, CRH+ACTH, GnRH+FSH


dan LH, GHRH+GH, (somatostatin)GHIH-GH, PRH+prolaktin, PIH-prolaktin

Hormon-hormon regulatorik hipotalamus mencapai hipofisis anterior melalui sistem


pembuluh darah unik sebagai penghubungnya, yakni koneksi kapiler ke kapiler sistem
porta hipotalamus-hipofisis

Hormon hipofisiotropik dibebaskan ke dalam pembuluh porta setelah sampai di ujung


akson yang menyalurkannya ke hipofisis anterior, lalu masuk ke sirkulasi umum,
sedangkan pada hipofisis posterior, hormon dari hipotalamus ke ujung akson langsung
masuk ke sirkulasi umum

Hormon kelenjar sasaran menghambat sekresi hormon hipofisiotropik dan hipofisis


anterior melalui umpan balik negatif

Melanosit stimulating hormon


Bekerja pada sel yang mempengaruhi pigmen tubuh, sehingga berperan dalam proses
pigmentasi. Kortisol dapat meningkatkan proses pigmentasi juga. Kortisol dapat
menyebabkan darken kulit (contohnya pada atlet)

ACTH
Distimulus oleh CRH untuk mensekresikan ACTH pada kelenjar adrenalin. Terdapat 3 zona
utama ACTH, masing-masing mensekresikan kortisol, aldosteron, dan androgen.

LH
Merangsang testosteron yang disekresikan sel Leydig membantu produksi sperma.
Merangsang korpus luteum bersama hormon progesteron, menambah tebal uterus

Kelenjar Tiroid
Metabolisme tubuh, meningkatkan laju pernafasan ketika kelenjar tiroid sekresinya dipacu.
Pada orang kurus yang meskipun sering makan, maka laju metabolisme sangat cepat,
membutuhkan banyak oksigen sehingga laju pernafasannya jauh lebih cepat.
Oksitosin
Diinisiasi oleh adanya kontraksi melahirkan, impuls saraf akan dikirim ke hipotalamus,
mengirim perintah sekresi oksitosin untuk meningkatkan kontraksi uterus (lebih lebar).

ADH atau Vasopresin


Anti terhadap diuresis, bekerja pada ginjal khususnya pada tubulus ginjal menyerap air
secara besar-besaran. Punya respetor pada pembuluh darah, meningkatkan tekanan pada
vasopresin (vasokontriksi).

Melatonin
Sirkadian rythm pada saat tidur dan kondisi gelap, disekresikan oleh kelenjar pineal.

Timus
Mensekresikan limfosit B dan limfosit T, mengalami regresi sehingga fungsinya tidak begitu
penting

Gonad
Inhibin mirip gastrin lambung, menjadi feedback ketika progesteron, estrogen, dan lain
sebagainya sebagai hormon gonad untuk menekan sekresi dari hormon tersebut

Kelenjar Tiroid
Sel-sel sekretorik utama : sel-sel folikel (berbentuk bulat berongga) mengelilingi lumen di
bagian dalam yang terisi koloid (tempat penyimpanan hormon tiroid).
Hormon : asam amino tirosin T4 tetraiodotironin dan. T3 triiodotironin.
Bahan dasar hormon : tirosin dan iodium. Keduanya diserap dari darah oleh sel folikel.
Tirosin merupakan zat non-esensial yang terdapat dalam tubuh, sedangkan iodium bersifat
esensial.

Langkah-langkahnya :
1. Berlangsung di Tg (tiroglobulin) koloid diproduksi oleh kompleks golgi/RE. Asam amino
tirosin masuk ke dalam Tg. Tg yang mengandung tirosin diekspor dari sel folikel ke dalam
koloid melalui eksositosis.
2. Tiroid menangkap iodium dari darah dan memindahkannya ke dalam koloid melalui
pompa iodium-protein (memerlukan energi)
3. Di dalam koloid, iodium berikatan dengan Tg yang mengandung tirosin membentuk MIT
(monoiodotirosin) dan DIT (diiodotirosin).
4. Proses penggabungan molekul DIT dan MIT membentuk T3 triiodotironin dan dua
molekul DIT membentuk T4 tetraiodotironin.

Hormon tetap disimpan di dalam Tg koloid sampai terurai dan disekresikan.

Efek T3 dan T4
Efek laju metabolisme dan produksi panas
Hormon tiroid menghasilkan laju metabolisme basal keseluruhan tubuh (laju langsam).
Peningkatan aktivitas metabolik menyebabkan peningkatan produksi panas.

Efek pada metabolisme antara


Hormon tiroid mempengaruhi pembentukan dan penguraian KH, lemak, dan protein.
Misalnya : perub.glukosa menjadi glikogen, bentuk simpanan glukosa dipermudah tiroid

Efek pada sistem kardiovaskular


Hormon tiroid meningkatkan kecepatan jantung dan kekuatan kontraksi sehingga curah
jantung meningkat

Efek pada pertumb.dan sistem syaraf


Merangsang sekresi GH dan meningkatkan produksi IGF I oleh hati, mempertahankan
aktivitas normal SSP

Cortex adrenal : hormon steroid : mineraokortikoid/aldosterin : keseimbangan mineral


(elektrolit), khususnya keseimbangan Na+ dan K+, homeostasis tekanan darah

Tempat kerja : tubulus ginjal, meningkatkan absorpsi Na+ dan eleminasi K+ sewaktu
pembentukan urin

glukokortikoid/kortisol : metabolisme glukosa, protein, lemak (efek metabolik), adaptasi


terhadap stress

hormon seks androgen : hormon seks pria

Terdiri atas 3 lapisan atau zona :


Zona glomerulosa : sekresi mineralokortikoid/aldosteron
Zona fasikulata dan zona retikularis : sekresi glukokortikoid/kortisol dan androgen

Medulla adrenal : hormon katekolamin epinefrin dan norepinefrin

4. Menjelaskan hormon yang berperan pada proses pertumbuhan yaitu growth hormone,
somatostatin dan hormon dari kelenjar paratiroid

Pertumbuhan : pemanjangan tulang-tulang panjang (tulang ekstrimitas) serta peningkatan


ukuran jumlah sel di jaringan lunak

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan : GH, faktor genetik (kapasitas maksimal


pertumbuhan), diet yang memadai, bebas dari penyakit kronik dan kondisi lingkungan
penuh stress (mensekresikan kortisol yang menghambat GH, mendorong pemecahan
protein), kadar normal hormon-hormon yang mempengaruhi pertumbuhan (tiroid, insulin,
hormon seks).
GH merangsang sintesis protein, memiliki rangsangan dari somatotropin (GHRH) dari
hipotalamus. GH pada anak-anak di masa pertumbuhan lebih banyak dibandingkan orang
dewasa. GH digunakan dalam proses regenerasi dari orang dewasa.

Petumbuhan janin : GH tidak berperan, plasenta mensekresikan human chorionic


gonadtropin/hCG untuk mensekresikan hormon estrogen, progesteron mempertahankan
korion (gonadtropin korion manusia)

Setelah lahir : GH berperan, faktor genetik dan nutrisi

Pubertas perempuan 11 tahun ; laki-laki 13 tahun. Faktor genetik dan lingkungan yang
berperan. Hormon seks (gonad) testosteron, androgen berpengaruh memunculkan ciri seks
sekunder

GH merangsang pertumbuhan jaringan lunak dan pertumbuhan tulang dengan


meningkatkan jumlah sel (hiperplasia) melalui pembelahan sel dan meningkatkan ukuran
sel (hipertropi) melalui sintesis protein, komponen struktural utama sel. GH merangsang
perangkat sel dalam sintesis protein sesuai kode genetik.

Tulang bertambah panjang dan tebal keduanya dirangsang hormon petumbuhan dengan
mekanisme berbeda. Tulang mengalami pertambahan panjang melalui aktivitas sel-sel
tulang rawan (kondrosit) di lempeng epifisis. Hormon GH merangsang aktivitas osteoblas
dan proliferasi tulang rawan epifisis.

GH tidak bekerja langsung terhadap sel sasaran untuk merangsang pertumbuhan, tetapi
melalui hormon perantara yang disebut IGF (insulin-like growth factor) sebagai
somatomedin.

IGF I
Disekresikan ketika mendapat rangsangan dari GH oleh sel hati langsung masuk ke
dalam sirkulasi darah menuju sel target yang mengalami pertumbuhan, jumlah sekret yg
dihasilkan bergantung pada :
Nutrisi yang memadai (pada saat puasa, GH naik, GF I turun)

IGF II
Disekresikan tanpa adanya pengaruh rangsangan dari GH, IGF II memegang peranan
penting semasa pertumb.dan perkembangan janin, semasa dewasa IGF II tetap berperan
penting, tetapi belum diketahui jelas perannya apa.

Somatotropin : GHRH : realeasing hormone : merangsang disekresikannya GH


Somatostatin : GHIH : inhibiting hormone : menghambat disekresikannya GH
Somatomedin : perantara GH memberikan efek langsung pada sel target (IGF I dan IGF II)

Somatomedin dan GH melakukan feedback negatif terhadap somatostatin di hypotalamus.


Irama Diurnal GH
Sepanjang hari : cukup rendah dan konstan
Satu jam setelah tidur : GH lima kali melonjak dari siang hari
Beberapa jam setelah tidur : menurun cepat
Mengalami letupan lebih lanjut : respon olahraga, stress, kurangnya kadar gula darah
(ketika cadangan glukosa tubuh berlebih, disimpan dalam otak, dan asam lemak oleh otot)

Rangsang intern : asam amino darah naik, asam lemak darah turun
Rangsang ekstern : olahraga dan stress meningkatkan glukosa darah
Efek metabolik GH : meningkatkan penguraian lemak menjadi asam lemak dan gliserol,
menurunkan penyerapan glukosa oleh otot akibatnya glukosa darah naik
Efek mendorong pertumb : pembelahan sel, sintesis protein, pertumb.tulang
Sekresi GH pada umunya untuk menyesuaikan kadar glukosa, asam amino, dan asam
lemak dalam darah

Hormon lain yang Berperan dalam Pertumbuhan


Tiroid : pertumb.tulang
Insulin : sintesis protein
Androgen : pertumb.masa pubertas, meningkatkan pertumb.linier, berat, menambah massa
otot, penutupan lempeng epifisis
Estrogen : menghambat pertumb.linier

5. Menjelaskan struktur mikroskopis hipotalamus, hipofisis, suprarenalis, epifisis,


kelenjar tiroid, dan paratiroid

Hipofisis

Pars intermedia
Terdiri atas folluculus yang tidak terisi koloid dan folikel kistik yang terisi koloid
Masing-masing folikel dibatasi sel-sel epitel

Pars distalis (anterior)


Sel alpha (asidofil) : sitoplasma bergrandula merah : somatotrof (menyekresi
somatotropin, GH), mammotrof (prolaktin)
Sel beta (basofil) : sitoplasma bergrandula biru-ungu : tirotrof (TSH), gonadtrof (FSH dan
LH), kortikotrof (ACTH)
Sel chromofob : sitoplasma jernih

Pars nervosa (posterior)


Terdiri atas serabut saraf dan pituisit sebagai penyokong dengan inti lonjong

Pars tuberalis
Mengelilingi tangkai saraf (truncus)
Kelenjar Tiroid

Terdiri dari folikel-folikel berisi substansi koloid gelatinosa yang dikelilingi sel folikular
(epitel kubus selapis)
Koloid mengandung trioglobulin (simpanan hormon tiroid tidak aktif)
T3 dan T4 adalah kelenjar tiroid utama
Sel parafolikular terletak di tepi folikel kelenjar tiroid
Sel parafolikular mensekresi kalsitonin (menurunkan kadar Ca2+ darah)
Sel parafolikular bekerja tidak bergantung hormon kelenjar pituitari tetapi bergantung
kadar kalsium darah
Setiap folikel berisi koloid dipisahkan oleh jaringan ikat interfolikular

Kelenjar paratiroid

Sel prinsipalis (chief cell) fungsional : mensekresikan parathormon yang


mempertahankan kadar kalsium CES
Sel oksifil : lebih besar, ditemukan tunggal atau dalam kelompok kecil, jumlah lebih
sedikit daripada sel prinsipalis (terpulas asidofilik : agak kemerahan), inti lebih gelap dan
lebih kecil

Kelenjar adrenal

Kapsul

Terdiri atas jaringan ikat tebal mengandung pembuluh darah, limfe, saraf

Korteks adrenal

Zona glomerulusa : mineralokortikoid terutama aldosteron


Zona tipis, terdapat di inferior kelenjar adrenal. Terdiri atas sel-sel dalam
kelompok kecil. Sitoplasma berwarna merah muda dan mengandung butiran
lemak

Zona fasciculata : glukokortikoid terutama kortisol


Zona tengah, paling lebar. Sel-selnya tersusun vertikal atau lempeng radial.
Terlihat lebih terang karena banyak vakuola berlemak

Zona reticularis : steroid seks terutama androgen lemah


Berbatasan dengan medula adrenal. Sitoplasma selnya membentuk pita (korda)
yang saling berhubungan

Medula adrenal
Neuron simpatis terlihat tunggal atau dalam kelompok kecil. Inti vaskular dengan
nukleolus nyata
Sel sekretorik medula mensekresikan epinefrin dan norepinefrin

Pineal Body

Pinealosit : sekresi melatonin mengatur irama sirkadian (tidur malam-siang)


Astroglial cells : interstisial

6. Menjelaskan fungsi hormon adrenokortikal

7. Menjelaskan biokimia hormon dan endokrinologi

Hormonal (sistem endokrin)


Hasil sekresi tidak dibuang keluar tubuh
Dikeluarkan ke dalam aliran darah
Eksokrin : hasil sekresi dibuang keluar tubuh

Sel target : mitokondria, nukleus, membran plasma membentuk hormon-reseptor


kompleks. Terjadi pengaktifan gen untuk efek tertentu.

Setelah terjadi ikatan antara hormon dan membran, akan terjadi pengaktifasian enzim
melaului sintesis protein.

Insulin terdiri dari 2 rantai, rantai alfa dan beta. Glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel
tanpa bantuan insulin. Ketiadaan insulin, menyebabkan glukosa menumpuk dalam
darah.

Reseptor insulin : tirosin kinase


Terdapat antena yang dapat mengikat insulin. Reseptor terdapat pada protein integral.
Bekerja secara berpasangan (2 antena). Reseptor yang awalnya keduanya berjauhan,
menjadi mendekat, mengirimkan sinyal ke dalam sel, terjadi fosforilasi, aktivasi protein,
terjadi mekanisme sintesis protein

Hormon bekerja melalui sirkulasi darah menuju sel target, ketika hormon melekat pada
reseptor hormon nonsteroid (protein dan peptida) di membran plasma, maka akan
terbentuk kompleks AMP (adenosin monofosfat siklik) sebagai second messenger.
AMP akan mengaktifkan rangkaian khusus enzim dan proses selular sebagai respon
spesifik
Reseptor hormon steroid dan tiroid berada di intraseluler. Hormon steroid dan tiroid
mampu menembus membran karena ukurannya yang kecil. Hormon ini berikatan
dengan reseptor protein spesifik

8. Menjelaskan gangguan metabolisme lemak, karbohidrat, dan asam urat.

Insulin dan glucose


Glukosa berhubunhan dengan reseptor, dibawa oleh glucose transporter menuju nukleus.

Diabetes tipe 2 : insulin yang dihasilkan ada, hanya saja resisten (kepekaan) terhadap glukosa.
Terjadi permasalahan pada reseptor
Diabetes tipe 1 : insulin tidak diproduksi oleh sel pankreas, karena adanya peradangan, imu, dll

Insulin tidak bekerja dengan baik, sel tidak mendapatkan glukosa sebagai bahan bakar. Maka
dipecahlah lemak di seluruh tubuh

Insulin : mengaktifkan glucose transporter untuk dapat masuk ke dalam sel. Glucose transporter
menyebabkan glucose dalam darah masuk ke dalam sel tubuh sebagai bahan bakar.

Asam Urat
Asam urat dikeluarkan tubuh melalui ginjal. Penumpukan asar urat karena banyaknya asupan
makanan yang banyak mengandung purin : daging, hati, jeroan.

Anda mungkin juga menyukai