Anda di halaman 1dari 9

I.

Pemberian Obat melalui Vagina

Pengertian: cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui vagina.

Tujuan: mendapatkan efek terapi obat (mengurangi rasa nyeri, terbakar,


ketidaknyamanan) dan mengobati saluran vagina atau serviks (infeksi, peradangan).

Sediaan: cream, jelly, foam, supositoria (contoh: nistatin supositoria, albotil, tricostatis
supositoria, neogiknosa supositoria).

Cara: irigasi, mengoleskan, supositoria.

Indikasi: klien dengan vagina yang kotor, radang, infeksi, dan persiapan tindakan bedah
jalan lahir (diberikan pada pasien dengan hymen yang sudah tidak utuh, dan tidak kontak
seksual selama pengobatan).

Kontra indikasi: menstruasi, perdarahan, KPD, placenta previa, partus preterm.

Alat dan Bahan:

1. Obat dalam tempatnya

2. Bak instrumen

3. Sarung tangan

4. Kain kasa

5. Kapas sublimat

6. Vaselin / jelly

7. Kertas tisyu

8. Kapas sublimat dalam tempatnya


9. Bengkok

10. Pengalas

11. Lampu sorot/ lampu leher angsa (gcoseneck)

Persiapan:

1. Mengindentifikasikan klien dengan tepat (klien, obat, waktu, dosis, cara)

2. Menjelaskan kepada klien tujuan tindakan yang akan dilakukan

3. Meminta klien untuk berkemih terlebih dahulu

4. Menjaga privasi: menutup jendela, korden, dan memasang sampiran atau sketsel apabila
diperlukan

5. Menganjurkan orang yang tidak berkepentingan untuk keluar ruangan

6. Mengatur posisi klien berbaring, posisi dorsal recumbent

7. Menutup dengan selimut mandi dan ekpose hanya pada area perineal saja

Gambar 1. Posisi Dorsal Recumbent

Prosedur:
1. Cuci tangan

2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

3. Gunakan sarung tangan

4. Siapkan obat yang akan digunakan: buka pembungkus obat

5. Bersihkan sekitar alat kelamin dengan kapas sublimat

6. Inspeksi kondisi genetalia eksterna dan saluran vagina

7. Apabila jenis obat suppositoria maka berikan pelumas pada obat

8. Regangkan labia minora dengan tangan kiri dan masukkan obat sepanjang dinding kanal
vaginal posterior sampai 7,5-10 cm

9. Setelah obat masuk, bersihkan daerah sekitar orifisium dan labia dengan tisu

10. Anjurkan untuk tetap dalam posisi kurang lebih 10 menit agar obat bereaksi.

11. Lepaskan sarung tangan

12. Cuci tangan

13. Kaji respon klien

14. Dokumentasi: catat identitas, waktu, obat, dosisi/jumlah, dan cara pemberian

15. Catatan: apabila obat jenis krim, isi aplikator krim atau ikuti petunjuk penggunaan krim
yang ada di kemasan, masukkan aplikator, dan lanjutkan sesuai langkah 8 s.d. 11.
A. Pengertian Pemberian Obat Pervaginam
Merupakan cara pemberian obat dengan memesukkan obat melalui vagina, yang bertujuan
untuk mendapatkan terapi obat dan mengobati saluran vagina atau serviks. Obat ini tersedia
dalam bentuk krim dan suppositoria yang digunakan untuk mengobati infeksi lokal.

B. Tujuan Pemberian Obat Pervaginam


1. Mengobati infeksi pada vagina
2. Menghilangkan nyeri, rasa terbakar dan ketidaknyamanan pada vagina
3. Mengurangi peradangan

C. Indikasi dan Kontraindikasi


1. Indikasi
Vaginitis, keputihan vagina dan serviks (leher rahim) karena berbagai etiologi, ektropia dan
parsio dan serviks. Servik sebagai hemoestasis setelah biopsy dan pengangkatan polip di
serviks, erosi uretra eksterna dan popiloma uretra kondiloma akuminata. Luka akibat
penggunaan instrument ginekologi untuk mempercepat proses penyembuhan setelah electron
koagulasi.
2. Kontraindikasi
Jangan diberikan pada orang yang mempunyai kecenderungan hipersensitif atau alergi.

D. Macam-macam Obat Pervaginam


Tersedia dalam bentuk krim dan suppositoria yang digunakan untuk mengobati infeksi lokal.
Satu ovula dimasukan sedalam mungkin ke dalam vagina setiap hari sebelum tidur selama 1-
2 minggu boleh dipakai sebagai pengobatan tersendiri atau sebagai terapi interval pada
kontensasi. Pamakaian selama masa haid (menstruasi) tidak dianjurkan.
Contoh obat supositoria vagina :
a. Flagil Supositoria
b. Vagistin Supositoria
c. Albotil Supositoria
d. Mistatin Supositoria
e. Tri Costatis Supositoria
f. Neoginoksa Supositoria
E. Keuntungan dan Kerugian Pemberian Obat Pervaginam
1. Keuntungan
a. Proses penyembuhan lebih cepat, dimana jaringan nekrotik dikoagulasi dan kemudian
dikeluarkan.
b. Mengobati infeksi pada vagina.
c. Mengurangi peradangan
2. Kerugian
Dapat menimbulkan pengeluaran jaringan rusak, dan dalam vagina berupa bau dan rasa
tidak nyaman.

Pemberian Obat pada Vagina

4. Pemberian obat obatan atau cairan tertentu melalui vagina dapat dilakukan dengan cara:
a. Mengumbah (irigasi).
b. Mengoleskan.
c. Supposutorium.
5. Dilakukan pada:
a. Pasien dengan vagina yang kotor.
b. Persiapan tindakan pembedahan jalan lahir.
c. Pasien dengan radang vagina.
d. Post partum dengan lochea yang berbau.
6. Persiapan alat
a. Irigator dengan selangnya.
b. Kanula vagina steril dalam tempatnya.
c. Sarung tangan.
d. Standar infus, bila perlu.
e. Obat cairan yang diperlukan, dalam tempatnya.
f. Bengkok (nierbekken).
g. Pispot.
h. Alat bokong.
i. Selimut.
j. Kapas sublimat
k. Klem.
l. Sampiran (schrem)
7. Persiapan pasien
(1) Identifikasikan klien dengan tepat dan tanyakan namanya
(2) Jaga privasi, dan mintalah klien untuk berkemih terlebih dahulu
(3) Atur posisi klien berbaring supinasi dengan kaki fleksi dan pinggul supinasi eksternal
(4) Tutup dengan selimut mandi dan ekspose hanya pada area perineal saja.
8. Reaksi dan efek obat
Farmakokinetik
Absorpsi
Distribusi
Metabolisme
Ekskresi
Farmakodinamik
Efek Terapeutik
Efek samping
Alergi
9. Evaluasi
a. Kriteria evaluasi :
b. Klien akan memperlihatkan efek / reaksi tubuh yang minimal terhadap pengobatan.
c. Klien dapat memahami regimen / tata laksana pengobatan yang sedang dijalani.
d. Nakes yang terlibat menggunakan intervensi yang dapat mencegah masalah medikasi pada
klien.
E. PEMBERIAN OBAT MELALUI VAGINA
1. Pengertian
Memberikan sejumlah obat ke dalam vagina
2. Tujuan
a. Untuk mengobati infeksi pada vagina
b. Untuk menghilangkan nyeri, rasa terbakar dan ketidaknyamanan pada vagina
c. Untuk mengurangi peradangan
3. Persiapan alat
a. Obat sesuai yang di perlukan (cream, jelly, foam, atau supositoria)
b. Aplikator untuk krim vagina
c. Pelumas untuk suppositoria
d. Sarung tangan
e. Pembalut
f. Handuk bersih
g. Gorden/pembatas/sketsel
4. Prosedur kerja
a. Cek kembali order pengobatan, mengenai jenis pengobatan, waktu, jumlah dan dosis.
b. Siapkan klien
1) Identifikasi klien dengan tepat dan tanyakan namanya
2) Jaga privasi, dan mintalah klien untuk berkemih terlebih dahulu
3) Atur posisi klien berbaring supinasi dengan kaki fleksi dan pinggul supinasi eksternal
4) Tutup dengan selimut mandi dan buka pada daerah area perineal saja.
c. Pakai sarung tangan
d. Inspeksi vagina, catat adanya pengeluaran, bayu atau rasa yang tidak nyaman
e. Lakukan tindakan perawatan perinium
f. Suppositoria
1) Buka bungkus aluminium foil suppositoria dan oleskan sejumlah pelumas yang pelumas yang
larut dalam air pada ujung supositoria yang bulat dan halus. Oleskan jari tangan telunjuk yang
telah dipasang sarung tangan dominan.
2) Dengan tangan non dominan yang sudah terpasang sarung tangan, rengangkan lipatan labia
3) Masukkan suppositoria sekitar 8-10 cm sepanjang dinding vagina posterior
4) Tarik jari tangan dan bersihkan pelumas yang tersisa sekitar orifisium dan labia
5) Mintalah klien untuk tetap berada pada
g. Kream, vagina, jelly atau foam
1) Isi aplikator, ikuti petunjuk yang tertera pada kemasan
2) Rengangkan lipatan labia secara perlahan dengan tangan non dominan yang memakai sarung
tangan
3) Dengan tangan dominan yang telah memakai sarung tangan, masukkan aplikator ke dalam
vagina sekitar 5 cm. dorong penarik untuk aplikator untuk menluarkan obat hingga aplikator
kosong
4) Tarik aplikator dan letakkan di atas handuk. Bersihkan sisa kream pada labia dan orifisium
vaggina.
5) Buang aplikator atau bersihkan kembali sesuai dengan petunjuk pengggunaan pabriknya
6) Instrusikan klien untuk tetap berada pada posisi semula selama 5-10 menit
7) Lepaskan sarung tangan, buang di tempat semestinya
8) Cuci tangan
9) Kaji respon klien
10) Dokumentasikan semua tindakan

Anda mungkin juga menyukai