Modul Ahli KESAI 2014
Modul Ahli KESAI 2014
PUSATPENDIDIKANDANPELATIHANPENGAWASAN
BADANPENGAWASANKEUANGANDANPEMBANGUNAN
2014
KodeEtikdanStandarAuditIntern
DikeluarkanolehPusatPendidikandanPelatihanPengawasanBPKP
dalamrangkaDiklatFungsionalAuditorPembentukanAuditorTerampildanAhli
EdisiPertama : Tahun2014
Penyusun : R.MauroNugrohoPutro,Ak.,M.A.
Narasumber : JohnElim,Ak.,M.B.A.
Pereviu : Dr.TrisactiWahyuni,Ak.,M.Ak.
Penyunting : F.TitikOktiarti,Ak.
PenataLetak : DidikHartadi,S.E.
PusdiklatwasBPKP
Jl.BeringinII,Pandansari,Ciawi,Bogor16720
Telp.(0251)82490018249003
Fax.(0251)82489868248987
Email :pusdiklat@bpkp.go.id
Website :http://pusdiklatwas.bpkp.go.id
eLearning :http://lms.bpkp.go.id
Dilarangkerasmengutip,menjiplak,ataumenggandakansebagianatau
seluruhisimodulini,sertamemperjualbelikantanpaizintertulisdari
PusatPendidikandanPelatihanPengawasanBPKP
Kata Pengantar
Peran dan fungsi aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) dalam rangka membantu
manajemen untuk mencapai tujuan organisasi dilaksanakan melalui pemberian jaminan
(assurance activities) dan layanan konsultansi (consulting activities) sesuai standar, sehingga
memberikan perbaikan efisiensi dan efektivitas atas tata kelola, manajemen risiko, dan
pengendalianinternorganisasi.Selainitu,PeraturanPemerintahNomor60Tahun2008tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah mengatur bahwa pelaksanaan audit intern di
lingkungan instansi pemerintah dilaksanakan oleh pejabat yang mempunyai tugas
melaksanakanpengawasanyangtelahmemenuhisyaratkompetensikeahliansebagaiauditor.
Hal tersebut selaras dengan komitmen pemerintah untuk mewujudkan pemerintahan yang
transparan dan akuntabel serta bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme pada berbagai aspek
pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pembangunan yang dituangkan dalam Undang
UndangNo.28Tahun1999tentangPenyelenggaraanNegarayangBersihdanBebasdariKKN.
Untuk menjaga tingkat profesionalisme aparat pengawasan, salah satu medianya adalah
pendidikan dan pelatihan (diklat) sertifikasi auditor yang bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, dan perubahan sikap/perilaku auditor pada tingkat kompetensi
tertentu sesuai dengan perannya sesuai dengan keputusan bersama Kepala Pusat Pembinaan
Jabatan Fungsional Auditor dan Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor KEP82/JF/1/2014 dan Nomor KEP
168/DL/2/2014tentangKurikulumPendidikandanPelatihanFungsionalAuditor.
Guna mencapai tujuan di atas, sarana diklat berupa modul dan bahan ajar perlu disajikan
dengansebaikmungkin.Evaluasiterhadapmodulperludilakukansecaraterusmenerusuntuk
menilai relevansi substansi modul terhadap perubahan lingkungan yang terjadi. Modul ini
ditujukan untuk memutakhirkan substansi modul agar sesuai dengan perkembangan profesi
auditor, dan dapat menjadi referensi yang lebih berguna bagi para peserta diklat sertifikasi
auditor.
Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
kontribusiatasterwujudnyamodulini.
Ciawi,30April2014
KepalaPusdiklatPengawasanBPKP
Nurdin,Ak.,M.B.A.
DaftarIsi
KataPengantar..........................................................................................................................i
DaftarIsi..................................................................................................................................iii
DaftarGambar........................................................................................................................iv
BabI PENDAHULUAN...........................................................................................................1
A. LatarBelakang..........................................................................................................1
B. KompetensiDasardanIndikatorKeberhasilan.......................................................2
C. SistematikaModul...................................................................................................2
D. MetodologiPembelajaran.......................................................................................3
BabII ETIKAPROFESI,STANDARAUDIT,DANJAMINANMUTU.............................................5
A. PengertianProfesi....................................................................................................5
B. PengertiandanTujuanKodeEtik.............................................................................6
C. PengertiandanTujuanStandarAudit....................................................................10
D. KodeEtik,StandarAudit,danProgramJaminanMutu.........................................11
E. KodeEtikdanStandarAuditAPIP..........................................................................12
F. LatihanSoal............................................................................................................12
BabIII KODEETIKAPARATPENGAWASANINTERNPEMERINTAH........................................15
A. LandasanHukum....................................................................................................15
B. KodeEtikAPIP........................................................................................................16
C. Pelanggaran...........................................................................................................22
D. SanksiatasPelanggaran.........................................................................................23
E. KodeEtikKonsorsiumOrganisasiProfesiAuditInternal.......................................23
F. KodeEtikAkuntanIndonesia.................................................................................25
G. LatihanSoal............................................................................................................26
H. BahanDiskusi.........................................................................................................27
BabIV STANDARAUDITAPARATPENGAWASANINTERNPEMERINTAH..............................33
A. Pendahuluan..........................................................................................................33
B. StandarAuditAuditorInternPemerintahIndonesia(SAAIPI).............................33
C. StandarPemeriksaanKeuanganNegara(SPKN)....................................................72
D. StandarProfesiAuditInternal(SPAI).....................................................................76
E. LatihanSoal............................................................................................................86
BabV PENUTUP..................................................................................................................89
DaftarPustaka........................................................................................................................91
DaftarGambar
Gambar4.1 SistematikaStandarAuditInternPemerintahIndonesia......37
BabI
PENDAHULUAN
A. LATARBELAKANG
Pekerjaanauditadalahpekerjaanprofesi.Auditoryangbekerjadisektorpublik,selaindituntut
untuk mematuhi ketentuan dan peraturan kepegawaian sebagai seorang pegawai negeri sipil,
juga dituntut untuk menaati kode etik Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) serta
Standar Audit APIP atau standar audit lainnya yang telah ditetapkan. Dengan demikian,
bagaimanaseharusnyaperilakuseorangauditorpemerintahsertaapasajayangharusdilakukan
agar hasil kerjanya memenuhi standar mutu yang harus dicapai, perlu diketahui oleh setiap
merekayangberprofesisebagaiaparatpengawasaninternpemerintah.
Modul Kode Etik dan Standar Audit Intern ini dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan,
keterampilan,dansikapyangseharusnyadimilikidandilaksanakanolehseorangauditorsebagai
aparaturpengawasaninternpemerintah,khususnyayangterkaitdengankodeetikdanstandar
audit. Modul ini disusun berdasarkan Kode Etik dan Standar Audit yang disusun oleh Asosiasi
Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI), walaupun pada saat revisi, kedua dokumen ini
belum disahkan. Tindakan merevisi berdasarkan dokumen terbaru dari AAIPI dimaksudkan
untukmengantisipasipemberlakuanaturanbarutersebutmengingatPPNomor60Tahun2008
pasal 53 mengamanatkan kepada Asosiasi Profesi Auditor untuk menetapkan standar yang
berlakuuntukAparatPengawasanInternPemerintah(APIP).
Setelah mempelajari mata diklat ini, peserta pelatihan diharapkan mampu menerapkan Kode
EtikdanStandarAuditdalamrangkapelaksanaantugasnyaselakuauditorpemerintah.
IndikatorKeberhasilan
Setelahmempelajarimatadiklatini,pesertapelatihandiharapkanmampu:
1. menjelaskanpentingnyajasaprofesimemperolehkepercayaanmasyarakat;
2. menerapkanKodeEtikAPIP;
3. menerapkanStandarAuditAPIP;dan
4. menjelaskanpentingnyakendalimutubagiauditor.
C. SISTEMATIKAMODUL
BABI Pendahuluan
Babinimenguraikantujuanpembelajaranyangingindicapai,sistematikamodul,dan
metodologipembelajaran.
BABII EtikaProfesi,StandarAudit,danKendaliMutu
Dalam bab ini diuraikan pengertian profesi, pengertian dan tujuan kode etik,
pengertiandantujuanstandaraudit,hubunganantarakodeetik,standarauditdan
kendali mutu. Dalam bab ini juga disinggung sepintas mengenai pelaksanaan kode
etikdanstandarauditbagiAPIPdanpadaakhirbabdiberikansoalsoallatihan.
BABIII KodeEtikAparatPengawasanInternPemerintah
PadababinidiuraikankodeetikyangberlakudikalanganAPIPyangditetapkanoleh
AsosiasiAuditorInternPemerintahIndonesia(AAIPI).Sebagaibahanperbandingan,
pada bab ini juga akan diuraikan Kode Etik bagi auditor internal yang diterbitkan
oleh Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal. Selain itu, Kode Etik Akuntan
BABIV StandarAuditAparatPengawasanInternPemerintah
Pada bab ini diuraikan secara rinci standar audit yang berlaku bagi APIP yang
ditetapkan oleh Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI) beserta
penjelasannya.Sebagaitambahanbahanperbandingan,padababiniakandijelaskan
secara ringkas Standar Profesi Audit Internal yang disusun oleh Konsorsium
Organisasi Profesi Audit Internal. Pada akhir bab diberikan latihan soal/bahan
diskusi.
BABV Penutup
Padababini,sebagaipenutupdisampaikanhimbauanmoralagarparaauditorAPIP
umumnyadanpesertadiklatkhususnyasenantiasamematuhiaturanperilakuatau
kode etik yang berlaku serta standar audit yang telah ditetapkan dan dipelajari
dalamdiklatyangbersangkutan.
D. METODOLOGIPEMBELAJARAN
Metodologi pembelajaran untuk mata diklat ini menggunakan metode ceramah, diskusi,
simulasi, dan pembahasan kasus. Ceramah diberikan untuk memberikan pengetahuan kepada
peserta pelatihan tentang kode etik dan standar audit, sedangkan diskusi dan pembahasan
kasus dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan penerapan kode etik
dan standar audit bagi peserta pelatihan. Simulasi dilakukan untuk memberi contoh tentang
konsistensidalambertindaksehinggaterdapatsatukesatuanantarakatadanperbuatanserta
untuk menumbuhkan keinginan yang kuat bagi APIP dalam mengembangkan kompetensinya
melalui pengembangan profesional berkelanjutan. Dengan demikian diharapkan para peserta
dapat lebih memahami materi ini, yang pada gilirannya mampu menerapkannya dalam
pelaksanaantugasauditsecarabaik.
BabII
ETIKAPROFESI,STANDARAUDIT,DAN
JAMINANMUTU
IndikatorKeberhasilan
Setelahmempelajaribabini,pesertadiklatdiharapkanmampumenjelaskanpentingnya
jasaprofesimemperolehkepercayaanmasyarakat.
A. PENGERTIANPROFESI
MenurutKamusBesarBahasaIndonesia(KBBI),profesiadalahbidangpekerjaanyangdilandasi
pendidikankeahlian(keterampilan,kejuruan,dansebagainya)tertentu,sedangkanprofesional
menurutKBBIadalah:
1. bersangkutandenganprofesi;
2. pekerjaanyangmemerlukankepandaiankhususuntukmenjalankannya;
3. mengharuskanadanyapembayaranuntukmelakukannya(lawandariamatir).
Definisi tersebut memberi implikasi bahwa persyaratan utama dari suatu profesi adalah
tuntutan kepemilikan keahlian tertentu yang unik. Dengan demikian, setiap orang yang mau
bergabung dalam suatu profesi tertentu dituntut memiliki keahlian khusus yang tidak dimiliki
oleh orang awam atau orang kebanyakan. Selain itu, para anggota profesi dituntut untuk
memberikanhasilpekerjaanyangmemuaskankarenaadanyakompensasiberupapembayaran
untukmelakukannya.Halinimewajibkanadanyakomitmenterhadapkualitashasilpekerjaan.
Suatu pekerjaan keahlian dapat digolongkan sebagai suatu pekerjaan profesi jika memenuhi
persyaratan tertentu. Prof. Welenski di dalam buku Sawyers Internal Auditanng menyebutkan
tujuhsyaratagarsuatupekerjaandisebutsebagaipekerjaanprofesi,yaitu:
1. pekerjaantersebutadalahuntukmelayanikepentinganorangbanyak(umum);
2. bagi yang ingin terlibat dalam profesi dimaksud harus melalui pelatihan yang cukup dan
berkelanjutan;
4. menjadi anggota dalam organisasi profesi dan selalu mengikuti pertemuan ilmiah yang
diselenggarakanolehorganisasiprofesitersebut;
6. kewajibanmenempuhujianuntukmengujipengetahuanbagiyanginginmenjadianggota;
7. adanya suatu badan tersendiri yang diberi wewenang oleh pemerintah untuk
mengeluarkansertifikat.
Dikaitkan dengan tugas auditor internal pemerintah yang terhimpun dalam APIP, timbul
pertanyaanapakahpekerjaanaudityangdilakukanolehauditorpemerintahdapatdigolongkan
sebagaipekerjaanprofesi.JikadilihatdarirumusanataupengertianprofesimenurutKBBIdan
pendapat Prof. Welenski, pekerjaan audit yang dilakukan auditor APIP dapat digolongkan ke
dalam pekerjaan profesi/profesional. Karena tergolong sebagai pekerjaan profesi, pekerjaan
audityangdilakukanolehauditorpemerintahmemerlukansuatustandardankodeetiksebagai
pedomanataupeganganbagiseluruhanggotaprofesitersebut.Kodeetikdanstandartersebut
bersifat mengikat dan harus ditaati oleh setiap anggota agar setiap hasil kerja para anggota
dapatdipercayadanmemenuhikualitasyangditetapkanolehorganisasi.
B. PENGERTIANDANTUJUANKODEETIK
1. PengertianEtikdanKodeEtik
Jadi, kode etik pada prinsipnya merupakan sistem dari prinsipprinsip moral yang
diberlakukan dalam suatu kelompok profesi yang ditetapkan secara bersama. Kode etik
suatuprofesimerupakanketentuanperilakuyangharusdipatuhiolehsetiapmerekayang
menjalankan tugas profesi tersebut, seperti dokter, pengacara, polisi, akuntan, penilai,
danprofesilainnya.
2. DilemaEtikadanSolusinya
Dalam hidup bermasyarakat perilaku etis sangat penting, karena interaksi antar dan di
dalam masyarakat itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilainilai etika. Kesadaran semua
anggota masyarakat untuk berperilaku secara etis dapat membangun suatu ikatan dan
keharmonisan bermasyarakat. Namun demikian, kita tidak bisa mengharapkan bahwa
semua orang akan berperilaku secara etis. Terdapat dua faktor utama yang mungkin
menyebabkanorangberperilakutidaketis,yakni:
a. Standaretikaorangtersebutberbedadenganmasyarakatpadaumumnya.Misalnya,
seseorang menemukan dompet berisi uang di bandar udara (bandara). Dia
mengambil isinya dan membuang dompet tersebut di tempat terbuka. Pada
kesempatanberikutnya,padasaatbertemudengankeluargadantemantemannya,
yang bersangkutan dengan bangga bercerita bahwa dia telah menemukan dompet
danmengambilisinya.
b. Orang tersebut secara sengaja bertindak tidak etis untuk keuntungan diri sendiri.
Misalnya, seperti contoh di atas, seseorang menemukan dompet berisi uang di
bandara. Dia mengambil isinya dan membuang dompet tersebut di tempat
tersembunyidanmerahasiakankejadiantersebut.
Dorongan untuk berbuat tidak etis mungkin diperkuat oleh rasionalisasi yang
dikembangkan sendiri oleh yang bersangkutan berdasarkan pengamatan dan
pengetahuannya.Rasionalisasitersebutmencakuptigahalsebagaiberikut.
b. Jika suatu perbuatan tidak melanggar hukum berarti perbuatan tersebut tidak
melanggaretika.Argumentersebutdidasarkanpadapemikiranbahwahukumyang
sempurna harus sepenuhnya dilandaskan pada etika. Misalnya, seseorang yang
menemukan barang hilang tidak wajib mengembalikannya kecuali jika pemiliknya
dapat membuktikan bahwa barang yang ditemukannya tersebut benarbenar milik
orangyangkehilangantersebut.
c. Kemungkinan bahwa tindakan tidak etisnya akan diketahui orang lain serta sanksi
yangharusditanggungjikaperbuatantidaketistersebutdiketahuioranglaintidak
signifikan. Misalnya penjual yang secara tidak sengaja terlalu besar menulis harga
barang mungkin tidak akan dengan kesadaran mengoreksinya jika jumlah tersebut
sudah dibayar oleh pembelinya. Dia mungkin akan memutuskan untuk lebih baik
menunggu pembeli protes untuk mengoreksinya. Sedangkan jika pembeli tidak
menyadaridantidakprotesmakapenjualtidakperlumemberitahu.
a. Apakahtindakantersebutbenar?
b. Apakahtindakantersebutadiluntuksemuapihak?
c. Apakahtindakantersebutdapatmembangunkesanbaikdanpertemananyanglebih
baik?
d. Apakahtindakantersebutmenguntungkansemuapihak?
a. Identifikasikankejadiannya.
b. Identifikasikanmasalahetikaberkaitandengankejadiantersebut.
c. Tetapkan siapa saja yang akan terpengaruh serta tetapkan apa konsekuensi yang
akanditerima/ditanggungnyaberkaitandengankejadiantersebut.
d. Identifikasikanalternatifalternatiftindakanyangdapatditempuhpihakyangterkait
dengandilematersebut.
e. Identifikasikankonsekuensidaritiaptiapalternatiftersebut.
Enamlangkahtersebutakanmengarahpadaketidakseragamanperilakukarenanilaiyang
diyakini oleh masingmasing individu mungkin berbeda. Oleh karena itu, untuk
tercapainya keseragaman ukuran perilaku, apakah suatu tindakan etis atau tidak etis,
makakodeetikperluditetapkanbersamaolehseluruhanggotaprofesi.
3. PerlunyaKodeEtikbagiProfesi
Sebagaimanadiuraikansebelumnya,kodeetikyangmengikatsemuaanggotaprofesiperlu
ditetapkan bersama. Tanpa kode etik, maka setiap individu dalam satu komunitas akan
memiliki tingkah laku yang berbedabeda yang dinilai baik menurut anggapannya dalam
berinteraksi dengan masyarakat lainnya. Tidak dapat dibayangkan betapa kacaunya
apabila,misalnya,setiaporangdibiarkandenganbebasmenentukanmanayangbaikdan
mana yang buruk menurut kepentingannya masingmasing, atau bila menipu dan
berbohong dianggap perbuatan baik, atau setiap orang diberi kebebasan untuk
Kepercayaan masyarakat dan pemerintah atas hasil kerja auditor ditentukan oleh
keahlian,independensi,sertaintegritasmoral/kejujuranparaauditordalammenjalankan
pekerjaannya. Ketidakpercayaan masyarakat terhadap satu atau beberapa auditor dapat
menghancurkan citra profesi auditor secara keseluruhan. Oleh karena itu, organisasi
auditor berkepentingan untuk mempunyai kode etik yang dibuat sebagai prinsip moral
atauaturanperilakuyangmengaturhubunganantaraauditordanauditan,antaraauditor
dan auditor, serta antara auditor dan masyarakat. Kode etik atauaturan perilaku dibuat
untuk dipedomani dalam berperilaku atau melaksanakan penugasan sehingga
menumbuhkankepercayaandanmemeliharacitraorganisasidimatamasyarakat.
C. PENGERTIANDANTUJUANSTANDARAUDIT
SalahsatupengertianstandarmenurutKamusBesarBahasaIndonesiaadalahukurantertentu
yangdipakaisebagaipatokan.Standarantaralaindiperlukansebagai:
1. ukuranmutu;
2. pedomankerja;
3. batastanggungjawab;
4. alatpemberiperintah;
5. alatpengawasan;
6. kemudahanbagiumum.
Standar yang digunakan sebagai ukuran pada umumnya diperlukan pada pekerjaan yang
memilikiciri:
1. menyangkutkepentinganorangbanyak;
2. mutuhasilnyaditentukan;
3. banyakorang(pekerja)terlibat;
4. sifatdanmutupekerjaansama;
5. adaorganisasiyangmengatur.
D. KODEETIK,STANDARAUDIT,DANPROGRAMJAMINANMUTU
Dasar pemikiran yang melandasi penyusunan kode etik dan standar setiap profesi adalah
kebutuhan dari profesi untuk dipercaya oleh masyarakat dalam hal mutu jasa yang diberikan
olehprofesi.Terkaitdenganprofesiauditor,padaumumnyatidaksemuapenggunajasaaudit
memahami halhal yang berkaitan dengan auditanng. Mereka yang memahami auditanng
adalah kalangan profesi itu sendiri. Oleh karena itu, profesi tersebut perlu mengatur dan
menetapkanukuranmutuyangharusdicapaiolehparaauditornya.Aturanyangditetapkanoleh
profesiinimenyangkutaturanperilaku,yangdisebutdengankodeetik,yangmengaturperilaku
auditor sesuai dengan tuntutan profesi dan organisasi pengawasan serta standar audit yang
merupakan ukuran mutu minimal yang harus dicapai auditor dalam menjalankan tugas
auditnya. Apabila aturan ini tidak dipenuhi berarti auditor tersebut bekerja di bawah standar
dandapatdianggapmelakukanmalpraktik.
Kepercayaanmasyarakatterhadapmutujasaprofesijugaharusdijaga.Karenaitusetiapprofesi
harus membangun dan melaksanakan program jaminan mutu. Program ini harus dilakukan
dalam upaya pemenuhan standar audit yang mengharuskan auditor menggunakan keahlian
profesional dengan cermat dan saksama. Program jaminan mutu harus diciptakan untuk
mempertahankan profesionalisme dan kepercayaan masyarakat terhadap mutu jasa audit.
Program jaminan mutu untuk masingmasing APIP dapat dibangun sendiri sesuai dengan
karakteristik APIP yang bersangkutan. Sebagai contoh, langkahlangkah pengendalian mutu
dalam penugasan audit di lingkungan BPKP, sebagai bagian dari program jaminan mutu,
dituangkan dalam 12 (dua belas) formulir kendali mutu (KM1 s.d. KM12) sebagaimana
ditetapkan Surat Edaran Kepala BPKP Nomor SE448/K/1990 tanggal 11 September 1990.
Contoh lain ialah Standar Pengendali Mutu yang harus dibuat menurut ketentuan Ikatan
AkuntanIndonesiayangdapatdilihatdiLampiran1.
Auditor APIP adalah pegawai negeri yang mendapat tugas antara lain untuk melakukan audit.
Karenaitu,auditorpemerintahdapatdiibaratkansebagaiseseorangyangkakikanannyaterikat
pada ketentuanketentuan sebagai pegawai negeri sedangkan kaki kirinya terikat pada
ketentuanketentuan profesinya. Pernyataan tersebut tidak dimaksudkan untuk mengatakan
bahwa bagi pegawai negeri yang bertugas sebagai auditor posisinya sebagai pegawai negeri
adalahlebihutamadaritugasprofesinya,tetapimenyatakanruanglingkupkodeetikyangharus
diperhatikannyalebihluasdariprofesitertentuyanglain.
AuditorAPIP yangmeliputiauditordilingkunganBPKP,inspektoratjendralkementerian,unit
pengawasan LPNK, dan inspektorat provinsi, kabupaten, dan kota dalam menjalankan tugas
auditnyawajibmenaatiKodeEtikAPIPyangberkaitandenganstatusnyasebagaipegawainegeri
danStandarAuditAPIPsebagaimanadiaturdalamPeraturanMenteriPendayagunaanAparatur
Negara No. PER/04/M.PAN/03/2008 dan No. PER/05/M.PAN/03/2008 tanggal 31 Maret 2008.
Dengan terbentuknya Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI), Kode Etik dan
StandarAuditAPIPyangmenjadiacuandalammelaksanakantugasauditinternialahKodeEtik
Auditor Intern Pemerintah Indonesia (KEAIPI) dan Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia
(SAIPI).
Disisilain,terdapatpulaauditorpemerintah,khususnyaauditorBPKP,adalahakuntan,anggota
IkatanAkuntanIndonesia(IAI),yangdalamkeadaantertentumelakukanauditatasentitasyang
menerbitkan laporan keuangan yang disusun berdasarkan prinsipprinsip akuntansi yang
berlaku umum (BUMN/BUMD) sebagaimana diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan(PSAK).Karenaitu,auditorpemerintahtersebutwajibpulamengetahuidanmenaati
KodeEtikAkuntanIndonesiadanStandarAuditsebagaimanadiaturdalamStandarProfesional
AkuntanPublikyangditetapkanolehIAI.KutipanKodeEtikinidimuatdalamLampiran2.
F. LATIHANSOAL
1. Sebutkan5macamprofesiyangSaudaraketahuidanjelaskanpengertianprofesional!
3. Mengapakodeetikdiperlukandalamorganisasiprofesiauditor?
5. Apa perlunya standar audit? Apa yang dimaksud dengan pengendalian mutu dalam
kaitannyadenganpenugasanaudit?
6. Mengapasetiaporganisasiauditorperlumembuatkebijakandanprosedurpengendalian
mutuaudit?
7. Apabedanyastandarauditdenganproseduraudit?Jelaskanhubungankeduanya!
8. HarapSaudarajelaskanhubungankodeetik,standaraudit,danpengendalianmutuaudit!
9. Pada umumnya, apabila personil yang ditugaskan semakin cakap dan berpengalaman,
maka supervisi secara langsung terhadap personil tersebut semakin tidak diperlukan.
Demikiansalahsatupernyataandalamstandarpengendalianmutuakuntanpublik.Tanpa
memperhatikan standar yang lain, bagaimana komentar Saudara mengenai pernyataan
tersebut?
10. Apakah hasil audit yang dilakukan oleh seorang auditor yang pandai pasti bermutu?
JelaskanjawabanSaudara!
11. SebutkanunsurkebijakandanprosedurpengendalianmutuauditmenurutIkatanAkuntan
Indonesia?
BabIII
KODEETIK
APARATPENGAWASANINTERNPEMERINTAH
IndikatorKeberhasilan
Setelahmempelajaribabini,pesertadiklatdiharapkanmampumenerapkanKodeEtikAPIP.
Kode etik APIP dimaksudkan sebagai pegangan atau pedoman bagi para pejabat dan auditor
APIP dalam bersikap dan berperilaku agar dapat memberikan citra APIP yang baik serta
menumbuhkankepercayaanmasyarakatterhadapAPIP.Sebagaibahanperbandingan,modulini
akan menguraikan secara singkat mengenai kode etik yang diterapkan oleh Konsorsium
Organisasi Profesi Audit Internal yang antara lain termasuk Forum Komunikasi Satuan
PengawasanInternBUMN/BUMD(FKSPIBUMN/BUMD).
A. LANDASANHUKUM
KodeEtikAuditorInternPemerintahIndonesia(KEAIPI)yangditetapkanolehAsosiasiAuditor
InternPemerintahIndonesia(AAIPI),yangdilandasiolehketentuanhukumsebagaiberikut.
1. PeraturanPemerintahRepublikIndonesiaNomor42Tahun2004tentangPembinaanJiwa
KorpsdanKodeEtikPegawaiNegeriSipil.
4. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) AAIPI pasal 8 bahwa Komite
StandarAuditbertugasmerumuskandanmengembangkanstandaraudit.
KodeetikAIPIdiberlakukanbagiseluruhauditordanpegawainegerisipilyangdiberitugasoleh
Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) untuk melaksanakan pengawasan dan
pemantauan tindak lanjutnya. Kode etik AIPI terdiri dari dua komponen, yaitu prinsipprinsip
etikayangmerupakanpokokpokokyangmelandasiperilakuauditordanaturanperilakuyang
menjelaskanlebihlanjutprinsipprinsipperilakuauditor.
1. PrinsipEtika
Tuntutan sikap dan perilaku auditor dalam melaksanakan tugas pengawasan dilandasi
oleh beberapa prinsip perilaku, yaitu: integritas, objektivitas, kerahasiaan, kompetensi,
akuntabel, dan perilaku profesional. Dibandingkan dengan Permenpan Nomor
PER/04/M.PAN/03/2008,AAIPImenambahkanprinsipakuntabeldanperilakuprofesional
dalamKEAIPI.
a. Integritas
Integritasadalahmutu,sifat,ataukeadaanyangmenunjukkankesatuanyangutuh
sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan
kejujuran.
b. Objektivitas
Objektivitas adalah sikap jujur yang tidak dipengaruhi pendapat dan pertimbangan
pribadiataugolongandalammengambilputusanatautindakan.
c. Kerahasiaan
Kerahasiaan adalah sifat sesuatu yang dipercayakan kepada seseorang agar tidak
diceritakankepadaoranglainyangtidakberwenangmengetahuinya.
d. Kompetensi
e. Akuntabel
f. PerilakuProfesional
Perilaku profesional adalah tindak tanduk yang merupakan ciri, mutu, dan kualitas
suatu profesi atau orang yang profesional yang memerlukan kepandaian khusus
untukmenjalankannya.
2. AturanPerilaku
Aturan perilaku mengatur setiap tindakan yang harus dilakukan oleh auditor dan
merupakanpengejawantahanprinsipprinsipperilakuauditor.KodeEtikAIPImenetapkan
aturanperilakuuntukempatareaperilakuauditor,yaituaturanperilakuindividuauditor
intern, aturan perilaku dalam organisasi, aturan perilaku menyangkut hubungan sesama
auditor,sertaaturanperilakuuntukhubunganantaraauditordanauditan.
AturanPerilakuuntukIndividuAuditorIntern
a. Integritas
Dalamprinsipiniauditorinternpemerintahwajib:
1) melakukanpekerjaandengankejujuran,ketekunan,dantanggungjawab;
2) menaatihukumdanmembuatpengungkapanyangdiharuskanolehketentuan
perundangundangandanprofesi;
3) menghormatidanberkontribusipadatujuanorganisasiyangsahdanetis;
4) tidak menerima gratifikasi terkait dengan jabatan dalam bentuk apapun. Bila
gratifikasi tidak bisa dihindari, auditor intern pemerintah wajib melaporkan
kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) paling lama dalam waktu 7
(tujuh) hari setelah gratifikasi diterima atau sesuai ketentuan pelaporan
gratifikasi.
b. Objektivitas
Dalamprinsipiniauditorinternpemerintahwajib:
2) tidak menerima sesuatu dalam bentuk apapun yang dapat mengganggu atau
patutdidugamengganggupertimbanganprofesionalnya;
3) mengungkapkan semua fakta material yang diketahui, yaitu fakta yang jika
tidak diungkapkan dapat mengubah atau memengaruhi pengambilan
keputusanataumenutupiadanyapraktikpraktikyangmelanggarhukum.
c. Kerahasiaan
Dalamprinsipiniauditorinternpemerintahwajib:
d. Kompetensi
Dalamprinsipiniauditorinternpemerintahwajib:
e. Akuntabel
f. PerilakuProfesional
UntukmenerapkanprinsipPerilakuProfesional,auditorinternpemerintahwajib:
1) tidak terlibat dalam segala aktivitas ilegal, atau terlibat dalam tindakan yang
menghilangkan kepercayaan kepada profesi pengawasan intern atau
organisasi;
2) tidak mengambil alih peran, tugas, fungsi, dan tanggung jawab manajemen
auditandalammelaksanakantugasyangbersifatkonsultasi.
AturanPerilakudalamOrganisasi
Terkaitdenganaturanperilakudalamorganisasi,auditorinternpemerintahwajib:
a. menaatisemuaperaturanperundangundangan;
b. mendukungvisi,misi,tujuan,dansasaranorganisasi;
c. menunjukkan kesetiaan dalam segala hal berkaitan dengan profesi dan organisasi
dalammelaksanakantugas;
f. tidak menjadi bagian dari kegiatan ilegal atau mengikatkan diri pada tindakan
tindakanyangmendiskreditkanprofesiauditorinternpemerintahatauorganisasi;
i. menanamkan rasa percaya diri yang tinggi yang bertumpu pada prinsipprinsip
perilakupengawasan;
k. menyimpanrahasiajabatan,rahasianegara,rahasiapihakyangdiperiksa,danhanya
dapatmengemukakannyaatasperintahpejabatyangberwenang;
l. melaksanakantugaspengawasansesuaistandaraudit;
HubunganSesamaAuditor
Dalamhubungandengansesamaauditor,auditorinternpemerintahwajib:
a. menggalangkerjasamayangsehatdansinergis;
b. menumbuhkandanmemelihararasakebersamaandankekeluargaan;
c. salingmengingatkan,membimbing,danmengoreksiperilaku.
HubunganAuditordenganAuditan
Dalamhubungandenganauditan,auditorinternpemerintahwajib:
a. menjagapenampilan/performancesesuaidengantugasnya;
b. menjalinkerjasamadengansalingmenghargaidanmendukungpenyelesaiantugas;
Penegakan disiplin atas pelanggaran kode etik profesi adalah suatu tindakan positif agar
ketentuantersebutdipatuhisecarakonsisten.KEAIPImenetapkantentangpelanggaransebagai
berikut.
2. TindakanyangtidaksesuaidenganKEAIPItidakdapatdiberitoleransimeskipundengan
alasantindakantersebutdilakukandemikepentinganorganisasiataudiperintahkanoleh
pejabatyanglebihtinggi.
3. Auditorinternpemerintahtidakdiperbolehkanuntukmelakukanataumemaksakaryawan
lainmelakukantindakanmelawanhukumatautidaketis.
4. Pemeriksaan,investigasi,danpelaporanpelanggaranKEAIPIditanganiolehKomiteKode
Etik. Komite Kode Etik melaporkan hasil pemeriksaan dan investigasi kepada pimpinan
APIP. Pimpinan APIP harus melaporkan pelanggaran KEAIPI oleh auditor intern
pemerintahkepadapimpinanorganisasi.
5. UntukmenegakkanKEAIPI,KomiteKodeEtikmembentukMajelisKodeEtik.MajelisKode
Etikbersifattemporer,yaituhanyadibentukapabilaadaauditorinternpemerintahyang
disangkamelakukanpelanggaranterhadapkodeetik.
6. Keanggotaan Majelis Kode Etik sekurangkurangnya 5 (lima) orang, terdiri atas: 1 (satu)
orang ketua merangkap anggota, 1 (satu) orang sekretaris merangkap anggota, dan 3
(tiga)oranganggota.DalamhalanggotaMajelisKodeEtiklebihdari5(lima)orang,maka
harusberjumlahganjil.JabatandanpangkatAnggotaMajelisKodeEtiktidakbolehlebih
rendahdarijabatandanpangkatauditoryangdisangkamelanggarkodeetik.
7. MajelisKodeEtikmengambilkeputusansetelahmemanggildanmemeriksaauditoryang
disangka melanggar kode etik. Keputusan Majelis Kode Etik diambil secara musyawarah
untuk mencapai mufakat. Dalam hal musyawarah tidak mencapai mufakat, maka
keputusandiambildengansuaraterbanyakdariparaanggotaMajelisKodeEtik.
9. Keputusan Majelis Kode Etik bersifat final, artinya bahwa keputusan Majelis Kode Etik
tidak dapat diajukan keberatan dalam bentuk apapun. Majelis Kode Etik wajib
menyampaikan keputusan hasil sidang majelis kepada Ketua Komite Kode Etik dan
Pengurus AAIPI untuk diteruskan ke instansi auditor yang bersangkutan sebagai bahan
dalammemberikansanksikepadaauditoryangbersangkutan.
D. SANKSIATASPELANGGARAN
Auditor intern pemerintah yang terbukti melanggar KEAIPI akan dikenakan sanksi oleh
pimpinan APIP atas rekomendasi dari Komite Kode Etik. Bentukbentuk sanksi yang
direkomendasikan oleh Komite Kode Etik, antara lain berupa teguran tertulis, usulan
pemberhentian dari tim pengawasan, dan tidak diberi penugasan pengawasan selama jangka
waktutertentu.
Pelanggaran terhadap KEAIPI dapat dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang
undangan.PelanggaranKEAIPIterdiriatas3(tiga)kategoripelanggaran,yaitu:
1. pelanggaranringan;
2. pelanggaransedang;
3. pelanggaranberat.
Keputusan pengenaan sanksi untuk auditor intern pemerintah yang disangka melanggar kode
etik berupa rekomendasi kepada instansi auditor intern pemerintah sesuai dengan ketentuan
peraturanperundangundanganyangberlaku.
E. KODEETIKKONSORSIUMORGANISASIPROFESIAUDITINTERNAL
Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal menyusun kode etik dengan pendekatan yang
berbeda.HaliniberkaitandenganlatarbelakangorganisasiyangberbedadenganAPIP.
KonsorsiummenggunakanistilahStandarPerilakuAuditorInternalyangberisi:
2. Auditorinternalharusmenunjukkanloyalitasterhadaporganisasinyaatauterhadappihak
yang dilayani. Namun demikian, auditor internal tidak boleh secara sadar terlibat dalam
kegiatankegiatanyangmenyimpangataumelanggarhukum.
3. Auditorinternaltidakbolehsecarasadarterlibatdalamtindakanataukegiatanyangdapat
mendiskreditkanprofesiauditinternalataumendiskreditkanorganisasinya.
4. Auditor internal harus menahan diri dari kegiatankegiatan yang dapat menimbulkan
konflik dengan kepentingan organisasinya; atau kegiatankegiatan yang dapat
menimbulkan prasangka, yang meragukan kemampuannya untuk dapat melaksanakan
tugasdanmemenuhitanggungjawabprofesinyasecaraobjektif.
5. Auditorinternaltidakbolehmenerimasesuatudalambentukapapundarikaryawan,klien,
pelanggan,pemasok,ataupunmitrabisnisorganisasinya,yangdapat,atau,patutdiduga,
memengaruhipertimbanganprofesionalnya.
6. Auditorinternalhanyamelakukanjasajasayangdapatdiselesaikandenganmenggunakan
kompetensiprofesionalyangdimilikinya.
7. AuditorinternalharusmengusahakanberbagaiupayaagarsenantiasamemenuhiStandar
ProfesiAuditInternal.
8. Auditor internal harus bersikap hatihati dan bijaksana dalam menggunakan informasi
yang diperoleh dalam pelaksanaan tugasnya. Auditor internal tidak boleh menggunakan
informasi rahasia (i) untuk mendapatkan keuntungan pribadi, (ii) secara melanggar
hukum,atau(iii)yangdapatmenimbulkankerugianterhadaporganisasinya.
F. KODEETIKAKUNTANINDONESIA
Etika profesi bagi akuntan di Indonesia dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) tahun
1973,kemudiandisempurnakanpadatahun1981dantahun1986.Selanjutnya,etikatersebut
disempurnakan lagi tahun 1987 dan tahun 1994 diberi nama Kode Etik Akuntan Indonesia
(KEAI).
KEAI adalah pedoman bagi para anggota IAI agar objektif dan bertanggung jawab dalam
melaksanakan pekerjaan profesinya. Rumusan KEAI yang dihasilkan dalam kongres ke6 IAI
tahun1994terdiriatas8bab,11pasal,dan6pernyataanetikaprofesi.Pokokpokokpernyataan
etikaprofesitersebutadalahsebagaiberikut.
1. Integritas,ObjektivitasdanIndependensi(PernyataanEtikaProfesiNo.1)
2. KecakapanProfesional(PernyataanEtikaProfesiNo.2)
3. PengungkapanInformasi/RahasiaKlien(PernyataanEtikaProfesiNo.3)
4. IklanbagiKantorAkuntanPublik(PernyataanEtikaProfesiNo.4)
5. KomunikasiantarAkuntanPublik(PernyataanEtikaProfesiNo.5)
6. Perpindahan Staff/Partner dari Satu Kantor Akuntan ke Kantor Akuntan yang Lain
(PernyataanEtikaProfesiNo.6)
Berdasarkan hasil Kongres ke7 IAI tahun 1998, telah dilakukan beberapa perubahan pada
kerangka kode etik IAI. Adapun Prinsip Etika Profesi, yang merupakan landasan perilaku etika
profesional,terdiriatas8prinsip,sebagaiberikut.
1. Tanggungjawabprofesi
2. KepentinganUmum(publik)
3. Integritas
4. Objektivitas
5. Kompetensidankehatihatianprofesional
7. Perilakuprofesional
8. Standarteknis
Uraianselengkapnyadapatdilihatdilampiran2modulini.
G. LATIHANSOAL
1. HarapSaudarajelaskanpengertianindependensidalamhubungannyadenganpenugasan
audit!AdaberapajenisindependensiyangSaudaraketahui,jelaskan!
2. Mengapadalammenjalankantugasnyaauditorharusindependen?
3. Misalkan Saudara adalah pimpinan salah satu kantor akuntan publik/kepala perwakilan
BPKP/inspektur jenderal/inspektur wilayah. Saudara mengetahui bahwa salah satu staf,
Auditor A yang terkenal sangat independen dalam sikap mentalnya, memiliki hubungan
keluarga dengan pimpinan organisasi B. Bagaimana pertimbangan Saudara, apakah
SaudaraakanmenugaskanAuditorAuntukmemeriksaorganisasiB?ApaalasanSaudara!
4. Denganmerujukkepadasoalno.3.jikaSaudaraadalahAuditorA,danpimpinanSaudara
tidaktahubahwaSaudaramemilikihubungankeluargadenganpimpinanorganisasiB,tapi
Saudara ditugaskan untuk memeriksa organisasi B, bagaimana sikap Saudara? Jelaskan
jawabanSaudara.
5. Dalam bulan Januari 20XX Saudara ditugaskan melakukan audit atas pengadaan barang
inventaris dalam partai besar yang spesifik dan harganya mahal, yang dibiayai dari
anggaranbelanjabarangkantorSaudara.
Padasaatauditdijumpaihalhalberikut:
a. PadasaatSaudaramelakukancekfisikternyataterdapatkekuranganbarangdengan
nilaiRp500.000.000,00.
6. Sering dikatakan bahwa auditor harus memiliki integritas yang tinggi. Apa maksud dari
pengertianintegritasdisini?JelaskanjawabanSaudara!
7. Pemeriksa harus memiliki keahlian yang diperlukan dalam tugasnya. Keahlian apa saja
yangperludimilikiseorangauditor?
H. BAHANDISKUSI
1. Integritas
Sumitro adalah seorang guru besar akuntansi di suatu universitas negeri. Ia duduk di
ruangan kerjanya sambil berpikir keras karena baru saja melakukan percakapan telepon
dengan seorang pengacara yang mewakili suatu bank pemerintah terkemuka. Sang
pengacara meminta dirinya menjadi saksi ahli dalam suatu kasus laporan keuangan
nasabahbankyangberkaitandenganpemberiankredit.
Kelihatannya bank tersebut telah memberikan pinjaman dalam jumlah besar kepada
nasabah tersebut yang didasarkan pada laporan keuangannya. Pinjaman tersebut tidak
sanggup ditanggulangi pengembaliannya oleh si nasabah karena terjadi kesulitan
keuangan yang berdampak pada terganggunyakelangsungan hidup perusahaan nasabah
tersebut.Laporankeuanganitutelahdiauditdenganopiniwajartanpapengecualianoleh
sebuahkantorakuntanpublikyangdikenalnyadenganbaik.
Profesor Sumitro raguragu apakah ia bersedia menjadi saksi ahli dalam kasus tersebut
karena ia mengenal secara pribadi para akuntan yang bekerja di kantor akuntan publik
tersebut.Disampingitu,kantorakuntanpubliktersebutselalumerekrutmahasiswadari
universitasnyadantelahmemberikanbanyaksumbangankeuanganyangcukupbesarbagi
pengembangan program akuntansi di universitasnya. Kenyataan lain, kantor akuntan
publik itu sedang memproses dukungan dana untuk mempromosikan dirinya menjadi
ketuajurusanakuntansi.
Sumitrokhawatirjikaiasetujumemberikanpelayanansebagaisaksiahli,iamungkintidak
dapat memberikan kesaksiannya dengan objektif. Ia juga khawatir tindakannya sebagai
saksiahlidapatmembahayakanhubunganbaikyangsudahterjalinantarauniversitasnya
dankantorakuntanpubliktersebut.
Diskusikankasustersebutterkaitdenganunsurintegritas.Apayangharusdilakukanoleh
ProfesorSumitro?
2. Objektivitas
Aditia, seorang auditor, menerima penugasan audit pada Dinas Kehutanan Provinsi
Kalimantan Timur. Hasil audit sementara yang dijumpai adalah adanya indikasi kerugian
negara akibat penebangan ilegal yang dilakukan oleh sekelompok oknum tertentu, yang
tidak terdeteksi oleh pengawasan Dinas Kehutanan. Aditia menduga ada kolusi antara
kelompok oknum tersebut dan orang dalam, sehingga penebangan liar tersebut tidak
terlaporkan. Padahal seyogianya dapat terdeteksi melalui sistem pengendalian intern
DinasKehutanan.
Salah seorang pejabat Dinas Kehutanan pernah melakukan pendekatan secara pribadi
kepadaAditia,ketikaiasedangmenanyakantentangjenisjeniskayuyanghendakiabeli
dalam rangka pembangunan rumah tinggalnya. Pejabat tersebut menjanjikan akan
menyediakankayuyangAditiabutuhkandengankualitasterbaiktanpaharusmembayar
sepeserpun. Walaupun tidak ada permintaan kompensasi dari pejabat tersebut, tetapi
3. Kerahasiaan
Diskusikan: kasus tersebut dilihat dari sudut pandang prinsip kerahasiaan yang harus
dijagaolehauditordanberikanpendapatSaudaraapakahyangdilakukanolehketuatim
auditorBPKitumelanggaretika?
4. Kompetensi
Diskusikandarikasusdiatasketerkaitannyadenganpemenuhanprinsipetikakompetensi!
5. Akuntabel
BudimelaksanakantugasauditoperasionaldiKementerianPendidikandanKebudayaan.
Dalam pelaksanaan tugasnya, Budi dibantu oleh dua anggota tim yang masih baru.
PelaksanaantugasdilakukandenganarahanauditprogramyangdicopyBudidarikertas
kerjatahunsebelumnya.
Kondisiyangberbedamenghasilkanlangkahaudityangtidakrelevanuntukdilaksanakan.
Tanpa melakukan reviu yang cukup karena keterbatasan waktu dan tenaga, Budi
membuatlaporanhasilauditsesuaidenganpemahamannyasendiri.Belakangandiketahui
terdapathalmaterialyangtidakterungkapdanmerupakankasusnasional.Buditidaksiap
dengan data untuk menjawab mengapa kasus tersebut tidak masuk dalam laporan hasil
auditnya.
Budimenyadaribahwabeberapalangkahaudittidakdilaksanakanterutamalangkahaudit
yang sebenarnya dapat mendeteksi kasus tersebut. Berdalih ketidakcukupan data yang
diperolehdanpenugasanaudityanglingkupnyatidakmencakupareatersebut,Buditidak
bersediamemberiketeranganataskasusyangterjadi.
Diskusikandarikasusdiatasketerkaitannyadenganpemenuhanprinsipetikaakuntabel!
6. PerilakuProfesional
Salah satu rekanan mencoba berunding dengan Agung untuk memenangkan proses
pengadaan. Rekanan menjanjikan sejumlah kompensasi kepada Agung untuk
memenangkannya, melalui sedikit markup pada harga penawaran. Agung hanya perlu
memberikan argumentasi yang mendukung jumlah yang ditawarkan sehingga panitia
menyetujuipenawaranyangdiajukanrekanan.
Agung menyetujui dan memberikan arahan barangbarang apa saja yang dapat dimark
up.
Diskusikan dari kasus di atas keterkaitannya dengan pemenuhan prinsip etika perilaku
profesional!
BabIV
STANDARAUDIT
APARATPENGAWASANINTERNPEMERINTAH
IndikatorKeberhasilan
Setelahmempelajaribabini,pesertadiklatdiharapkanmampumenerapkanStandarAuditAPIP.
A. PENDAHULUAN
Standar Audit Auditor Intern Pemerintah Indonesia (SAAIPI) diterbitkan oleh Asosiasi Auditor
Internal Pemerintah Indonesia (AAIPI) merupakan kriteria atau ukuran mutu bagi seluruh
auditor intern dalam lembaga eksekutif. Standar ini dibentuk untuk membantu pimpinan di
lingkungan lembaga eksekutif, baik di tingkat Presiden, menteri, kepala lembaga pemerintah
non kementerian (LPNK) sampai ke tingkat pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota.
StandarauditAPIPdiperlukankehadirannya,mengingatpelaksanaanaudityangdilakukanoleh
BPKtidakselaludapatdialihkanuntukdilakukanolehAPIP,misalnyaauditkeuangan.
Namun demikian, dalam modul ini tetap akan diuraikan secara singkat Standar Pemeriksaan
KeuanganNegara(SPKN)yangditetapkandenganPeraturanKepalaBPKNomor1Tahun2007
sebagaibahanpembanding.
B. STANDARAUDITAUDITORINTERNPEMERINTAHINDONESIA(SAAIPI)
1. LandasanHukum
StandarAuditAuditorInternPemerintahIndonesia(SAAIPI),yangditerbitkanolehAAIPI,
didasarkanpadaperaturanperundangundangansebagaiberikut.
d. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Organisasi Profesi Asosiasi Auditor
InternPemerintahIndonesia(AAIPI).
2. PengertianStandarAuditAIPI
Standar audit AIPI adalah kriteria atau ukuran mutu minimal untuk melakukan kegiatan
auditinternyangwajibdipedomaniolehAuditorInternPemerintahIndonesia(AIPI).
3. TujuandanFungsiStandarAuditAIPI
Tujuanstandarauditadalahuntuk:
c. menetapkandasardasarpengukurankinerjaauditintern;
d. mempercepatperbaikankegiatanoperasidanprosesorganisasi(APIP);
e. menilai,mengarahkan,danmendorongauditoruntukmencapaitujuanauditintern;
f. menjadipedomandalampekerjaanauditintern;
g. menjadidasarpenilaiankeberhasilanpekerjaanauditintern.
StandarauditberfungsisebagaiukuranmutuminimalbagiparaauditordanAPIPdalam:
b. pelaksanaankoordinasiauditinternolehpimpinanAPIP;
d. penilaian efektivitas tindak lanjut hasil audit intern dan konsistensi penyajian
laporanhasilauditintern.
4. RuangLingkup
Ruang lingkup kegiatan audit intern yang dapat dilakukan oleh Auditor dikelompokkan
sebagaiberikut:
a. Kegiatanpenjaminankualitas(qualityassurance)terdiriatas:
1) Audit
a) AuditKeuangan
(1) AuditKeuanganyangmemberikanopini
(2) Auditterhadapaspekkeuangantertentu
b) AuditKinerja
c) AuditDenganTujuanTertentu
2) Evaluasi
3) Reviu
4) Pemantauan/Monitoring
b. Kegiatanpengawasanlainnyayangtidakmemberikanpenjaminankualitas(kegiatan
consulting),antaralainkonsultansi,sosialisasi,danasistensi.
Standar Audit ini mengatur tentang kegiatan audit intern yang dapat dilakukan oleh
auditor dan pimpinan APIP sesuai dengan mandat serta kedudukan, tugas, dan fungsi
masingmasing, yang meliputi audit terhadap aspek keuangan tertentu, audit kinerja,
audit dengan tujuan tertentu, evaluasi, reviu, pemantauan, serta pemberian jasa
konsultansi(consultingactivities).
Standar Audit AIPI menyatakan bahwa penugasan audit keuangan (yang memberikan
opiniataslaporankeuangan)wajibmenggunakanStandarPemeriksaanKeuanganNegara
5. SistematikaStandarAuditAIPI
StandarAuditiniterdiridariduabagianutama,sebagaiberikut.
a. StandarAtribut(AttributeStandards)
b. StandarPelaksanaan(PerformanceStandards)
Dalambagan,sistematikastandarauditdigambarkansebagaiberikut.
STANDARAUDITINTERN
PEMERINTAHINDONESIA
StandarAtribut(AttributeStandards):
PrinsipprinsipDasar
StandarUmum
StandarPelaksanaan(PerformanceStandards):
StandarPelaksanaan StandarKomunikasi
AuditIntern AuditIntern
Sumber:StandarAuditInternPemerintahIndonesia,AAIPI,2014
a. PrinsipprinsipDasar
RingkasanprinsipdasaryangditetapkandalamStandarAuditAIPI,sebagaiberikut.
1) Visi,Misi,Tujuan,Kewenangan,danTanggungJawabAPIP(AuditCharter)
Visi, misi, tujuan, kewenangan, dan tanggung jawab APIP harus dinyatakan
secara tertulis dan disetujui oleh pimpinan organisasi kementerian/lembaga/
pemerintahdaerah,sertaditandatanganiolehPimpinanAPIPsebagaiPiagam
Audit(AuditCharter).
2) IndependensidanObjektivitas
Dalam semua hal yang berkaitan dengan penugasan audit intern, APIP dan
kegiatan audit intern harus independen serta para auditornya harus objektif
dalampelaksanaantugasnya.
Penilaianindependensidanobjektivitasmencakupduakomponenberikut.
a) StatusAPIPdalamkementerian/lembaga/pemerintahdaerah.
b) Kebijakanuntukmenjagaobjektivitasauditorterhadapauditan.
3) IndependensiAPIP
a) menyetujuipiagamaudit(auditcharter);
b) menyetujuirencanaauditberbasisrisiko;
4) ObjektivitasAuditor
Auditor harus memiliki sikap yang netral dan tidak bias serta menghindari
konflik kepentingan dalam merencanakan, melaksanakan, dan melaporkan
penugasan yang dilakukannya. Auditor harus objektif dalam melaksanakan
auditintern.
Konflikkepentinganadalahsituasidimanaauditor,yangberadadalamposisi
yang dipercaya, memiliki persaingan profesional atau kepentingan pribadi.
Persaingan kepentingan tersebut dapat menyulitkan dalam memenuhi tugas
tanpamemihak.Konflikkepentinganbahkanadawalaupunhasiltindakannya
tidak menunjukkan ketidaketisan atau ketidakpatutan. Konflik kepentingan
dapat membuat ketidakpantasan muncul yang dapat merusak kepercayaan
auditor, aktivitas audit intern, dan profesi. Konflik kepentingan dapat
mengganggu kemampuan auditor untuk melakukan tugas dan tanggung
jawabnyasecaraobjektif.
Penugasankegiatanassuranceterhadapsuatufungsidimanapimpinan
APIP berpotensi memiliki konflik kepentingan, harus diawasi oleh pihak
laindiluarAPIPyangbersangkutan.
6) KepatuhanterhadapKodeEtik
Auditor harus mematuhi kode etik yang telah ditetapkan. Penugasan audit
internharusmengacukepadaStandarAuditini,danauditorwajibmematuhi
kode etik yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Standar Audit
ini. Auditor diharapkan menerapkan dan menegakkan prinsipprinsip etika,
yaituintegritas,objektivitas,kerahasiaan,kompetensi,akuntabel,danperilaku
profesional.
b. StandarUmum
1) KompetensidanKecermatanProfesional
a) KompetensiAuditor
Kompetensistandaryangharusdimilikiolehauditoradalah:
kompetensiumum;
kompetensiteknisauditintern;
kompetensikumulatif.
kompetensibidangstrategikegiatanauditintern;
kompetensibidangpelaporanhasilauditintern;
kompetensibidangsikapprofesional;
kompetensibidangkomunikasi;
kompetensibidanglingkunganpemerintahan;
kompetensibidangmanajemenpengawasan.
PimpinanAPIPharusmenolakpenugasankonsultansiataumemberikan
saran/nasehat dan bantuan yang kompeten jika auditor tidak memiliki
pengetahuan, keahlian dan keterampilan, atau kompetensi lain yang
dibutuhkanuntukmelakukanseluruhatausebagianpenugasan.
b) KecermatanProfesionalAuditor
Dueprofessionalcaredilakukanpadaberbagaiaspekaudit,diantaranya:
formulasitujuanpenugasanauditintern;
penentuanruanglingkup,termasukevaluasirisikoauditintern;
pemilihanpengujiandanhasilnya;
pengumpulandanpengujianbuktiauditintern;
Dueprofessionalcaredapatditerapkandalampertimbanganprofesional
(professionaljudgment),meskipundapatsajaterjadipenarikansimpulan
yang tidak tepat ketika audit sudah dilakukan dengan seksama.
Kecermatan profesional (due professional care) tidak berarti
kesempurnaan. Pertimbangan penerapan kecermatan profesional (due
professionalcare)adalah:
penugasan;
a) MengikutiStandarAudit
b) MeningkatkanKompetensi
3) ProgramPengembangandanPenjaminanKualitas
c. StandarPelaksanaanAuditIntern
1) MengelolaKegiatanAuditIntern
Pimpinan APIP harus mengelola kegiatan audit intern secara efektif untuk
memastikan bahwa kegiatan audit intern memberikan nilai tambah bagi
auditan.Kegiatanauditinterndikelolasecaraefektifjika:
hasil kerja kegiatan audit intern mencapai tujuan dan tanggung jawab
yangterteradalampiagamauditintern(auditcharter);
kegiatanauditinternsesuaidenganStandarAudit;
Untukmampumengelola,pimpinanAPIPmelakukanhalhalsebagaiberikut.
a) MenyusunRencanaKegiatanAuditIntern
c) MengelolaSumberDaya
e) MelakukanKoordinasi
f) MenyampaikanLaporanBerkala
Pengaduanmasyarakatantaralainterhadaphalhalsebagaiberikut:
hambatan,keterlambatan,dan/ataurendahnyakualitaspelayanan
publik;
a) TataKelolaSektorPublik
mengomunikasikaninformasirisikodanpengendaliankeareaarea
organisasiauditanyangtepat;
Kegiatanauditinternharusmengevaluasirancangan,implementasi,dan
efektivitas etika organisasi terkait dengan sasaran, program, dan
kegiatan,sertaharusmenilaipulaapakahtatakelolateknologiinformasi
auditanmendukungstrategidantujuanauditan.
b) ManajemenRisiko
tujuanauditantelahmendukungdansejalandenganvisidanmisi
auditan;
risikoyangsignifikantelahdiidentifikasidandinilai;
informasirisikoyangrelevantelahdipetakandandikomunikasikan
secara tepat waktu di seluruh auditan, yang memungkinkan staf,
c) PengendalianInternPemerintah
pencapaiantujuanstrategisauditan;
keandalandanintegritasinformasikeuangandanoperasional;
efektivitasdanefisiensioperasidanprogram;
pengamananaset;
3) PerencanaanPenugasanAuditIntern
a) PertimbangandalamPerencanaan
kriteriakriteriayangakandigunakanuntukmengevaluasiauditan,
program,aktivitas,ataufungsiyangdiaudit;
sistempengendalianinternauditan,termasukaspekaspekpenting
lingkungantempatberoperasinyaauditan;
pendekatanauditinternyangpalingefisiendanefektif;
bentuk,isi,danpenggunalaporanhasilauditintern.
Ketikamerencanakanpenugasanauditinternyangmelibatkanpihakluar
APIP, auditor harus menetapkan pemahaman secara tertulis dengan
mereka tentang tujuan, ruang lingkup, tanggung jawab masingmasing,
dan harapan lainnya, termasuk pembatasan distribusi hasil penugasan
auditinterndanakseskecatatanpenugasan.Auditorharusmembangun
pemahamandenganklienpenugasanconsultingtentangsasaran,ruang
lingkup, tanggung jawab masingmasing, dan harapan klien lainnya.
Untuk penugasan yang signifikan, pemahaman ini harus
didokumentasikan.
Sasaran
Sasaranpenugasanconsultingharusmemberikannilaitambahpadatata
kelolasektorpublik,manajemenrisiko,danprosespengendaliansampai
RuangLingkup
Metodologi
penetapanwaktuyangsesuaiuntukmelaksanakanproseduraudit
interntertentu;
penetapanjumlahbuktiyangakandiuji;
AlokasiSumberDaya
Audit harus dilaksanakan oleh sebuah tim yang secara kolektif harus
mempunyai kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan audit
intern. Oleh karena itu, pimpinan APIP harus mengalokasikan auditor
yang mempunyai latar belakang pendidikan formal, pengetahuan,
keahlian dan keterampilan, kompetensi lain serta pengalaman sesuai
dengankebutuhanaudit.
c) ProgramKerjaPenugasan
Auditorharusmengembangkandanmendokumentasikanprogramkerja
penugasanuntukmencapaitujuanpenugasan.Programkerjapenugasan
audit intern harus mencakup prosedur untuk mengidentifikasi,
menganalisis,mengevaluasi,danmendokumentasikaninformasiselama
penugasan, termasuk metodologi yang digunakan, misalnya audit
berbasisteknologidantekniksampling.Programkerjapenugasanharus
direviu dan disetujui sebelum pelaksanaannya, dan setiap penyesuaian
harus mendapat persetujuan segera. Program kerja untuk penugasan
consulting dapat bervariasi bentuk dan isinyatergantung pada sifat
penugasan.
d) EvaluasiterhadapSistemPengendalianIntern
4) PelaksanaanPenugasanAuditIntern
a) MengidentifikasiInformasi
b) MenganalisisdanMengevaluasiInformasi
c) MendokumentasikanInformasi
Bentuk dan isi informasi harus dirancang secara tepat sehingga sesuai
dengan kondisi masingmasing penugasan atau jenis audit intern.
Informasi harus menggambarkan catatan penting mengenai penugasan
penjelasanauditormengenaiStandarAudityangtidakditerapkan,
apabilaada,alasan,danakibatnya.
Penyusunandokumentasiinformasiharuscukuprinciuntukmemberikan
pengertian yang jelas tentang sasaran, sumber, dan simpulan yang
dibuat oleh auditor, dan harus diatur secara jelas sehingga ada
hubungan antara fakta dengan simpulan yang ada dalam laporan hasil
audit intern. Setiap kertas kerja audit intern harus direviu secara
berjenjang untuk memastikan bahwa kertas kerja audit intern telah
disusun dan memuat semua informasi yang berkaitan dengan
pelaksanaanprogramkerjapenugasan.
d) SupervisiPenugasan
pemahamantimauditinternatasrencanaauditintern;
kelengkapandanakurasilaporanhasilauditintern,yangterutama
mencakup simpulan dan rekomendasi sesuai dengan jenis audit
intern.
Semuapenugasanauditinternharusdireviusecaraberjenjangsebelum
hasil akhir audit intern dikomunikasikan. Reviu secara berjenjang dan
periodikdilakukanuntukmemastikanbahwa:
timauditinternmemahamisasarandanrencanaauditintern;
auditinterndilaksanakansesuaidenganstandaraudit;
prosedurauditinterntelahdiikuti;
d. StandarKomunikasiAuditIntern
1) KomunikasiHasilPenugasanAuditIntern
menghindarikesalahpahamanatashasilpenugasanauditintern;
a) KriteriaKomunikasiHasilPenugasanAuditIntern
Auditorharusmelaporkanadanyakelemahanatassistempengendalian
intern auditan. Kelemahan atas sistem pengendalian intern yang
dilaporkan adalah yang mempunyai pengaruh signifikan. Sedangkan
kelemahan yang tidak signifikan cukup disampaikan kepada auditan
dalambentuksurat(managementletter).
d) KualitasKomunikasi
Komunikasilengkap,artinyatidakkekuranganapapunhalyangpenting
dan mencakup semua informasi penting dan relevan serta pengamatan
untuk mendukung rekomendasi dan simpulan. Agar hasil audit intern
menjadi lengkap maka harus memuat semua informasi dari informasi
audit intern yang dibutuhkan untuk memenuhi sasaran audit intern,
memberikan pemahaman yang benar dan memadai atas hal yang
dilaporkan,danmemenuhipersyaratanisilaporanhasilpenugasanaudit
intern. Hal ini juga berarti bahwa hasil penugasan audit intern harus
memasukkan informasi mengenai latar belakang permasalahan secara
memadai, harus memberikan perspektif yang wajar mengenai aspek
kedalaman dan signifikansi fakta yang ditemukan dalam audit intern
seperti hubungan antara fakta dengan kegiatan auditan. Hal ini
diperlukan agar pembaca memperoleh pemahaman yang benar dan
memadai.
Salah satu cara untuk meyakinkan bahwa hasil penugasan audit intern
telahmemenuhistandarpelaporanadalahdenganmenggunakanproses
pengendalian mutu, seperti proses referensi. Proses referensi adalah
proses dimana seorang auditor yang tidak terlibat dalam proses audit
tersebut menguji bahwa suatu fakta, angka, atau tanggal telah
dilaporkan dengan benar, bahwa fakta telah didukung dengan
dokumentasi audit, dan bahwa simpulan dan rekomendasi secara logis
didasarkanpadadatapendukung.
Komunikasi yang objektif adalah adil, tidak memihak, tidak bias, serta
merupakanhasildaripenilaianadildanseimbangdarisemuafaktadan
Redaksilaporanharusmendorongpengambilkeputusanuntukbertindak
atas dasar fakta dan rekomendasi auditor. Meskipun fakta yang
ditemukan auditor harus disajikan dengan jelas dan terbuka, auditor
harusingatbahwasalahsatutujuannyaadalahuntukmeyakinkan.Cara
terbaik untuk itu adalah dengan menghindari bahasa laporan yang
menimbulkan adanya sikap membela diri dan menentang dari entitas
yangdiaudit.Meskipunkritikterhadapkinerjayangtelahlaluseringkali
dibutuhkan, namun laporan hasil audit intern harus menekankan
perlunya perbaikan di masa depan. Agar meyakinkan, maka hasil
penugasan audit intern harus dapat menjawab sasaran audit,
menyajikanfakta,simpulan,danrekomendasiyanglogis.Informasiyang
disajikan harus cukup meyakinkan pengguna untuk mengakui validitas
fakta tersebut dan manfaat penerapan rekomendasi. Laporan yang
disusun dengan cara ini dapat membantu pejabat yang bertanggung
jawab untuk memusatkan perhatiannya atas hal yang memerlukan
perhatian, dan dapat membantu untuk melakukan perbaikan sesuai
rekomendasidalamlaporanhasilaudit.
Komunikasikonstruktifadalahkomunikasiyangmembantuauditandan
mengarahkanpadaperbaikanyangdiperlukan.
Pengorganisasianlaporansecaralogis,keakuratan,danketepatandalam
menyajikanfakta,merupakanhalyangpentinguntukmemberikejelasan
dan pemahaman bagi pengguna laporan. Penggunaan judul, subjudul,
dan kalimat topik (utama) akan membuat laporan lebih mudah dibaca
dandipahami.Alatbantuvisual(sepertigambar,bagan,grafik,danpeta)
dapatdigunakanuntukmenjelaskandanmemberikanresumeterhadap
suatumasalahyangrumit.
Laporanyangringkasadalahlaporanyangtidaklebihpanjangdaripada
yang diperlukan untuk menyampaikan dan mendukung pesan. Laporan
yang terlalu rinci dapat menurunkan kualitas laporan, bahkan dapat
menyembunyikanpesanyangsesungguhnyadandapatmembingungkan
atau mengurangi minat pembaca. Pengulangan yang tidak perlu juga
harusdihindari.Meskipunbanyakpeluanguntukmempertimbangkanisi
laporan, laporan yang lengkap tetapi ringkas, akan mencapai hasilyang
lebihbaik.
KesalahandanKelalaian
Komunikasiauditharusdibuatsecaratertulisberupalaporandanharus
segera, yaitu pada kesempatan pertama setelah berakhirnya
pelaksanaan audit. Komunikasi audit intern harus dibuat secara tertulis
untuk menghindari kemungkinan salah tafsir atas simpulan, fakta, dan
rekomendasi auditor. Keharusan membuat komunikasi secara tertulis
tidak berarti membatasi atau mencegah komunikasi lisan dengan
auditan selama proses audit berlangsung. Pembuatan komunikasi audit
secara tertulis dapat dilakukan secara berkala (interim) sebelum
selesainya penugasan/pekerjaan lapangan untuk memenuhi kebutuhan
informasihasilpengawasanyangmendesakbagistakeholders.
Komunikasiauditinternmelaluilaporanhasilauditintern,harusdibuat
dalambentukdanisiyangdapatdimengertiolehauditandanpihaklain
yang terkait. Bentuk laporan pada dasarnya bisa berbentuk surat atau
bab. Bentuk surat digunakan apabila dari hasilaudit tidakdiketemukan
banyak fakta yang signifikan. Sedangkan bentuk bab digunakan apabila
dari hasil audit ditemukan banyak fakta dan/atau signifikan. Laporan
hasilpenugasanauditintern,baikbentuksuratmaupunbab,setidaknya
harusmemuat:
(1) dasarpelaksanaanauditintern;
(2) identifikasiauditan;
(3) tujuan/sasaran,lingkup,danmetodologiauditintern;
(4) pernyataanbahwapenugasandilaksanakansesuaidenganstandar
audit;
(5) kriteriayangdigunakanuntukmengevaluasi;
(6) hasilauditinternberupasimpulan,fakta,danrekomendasi;
(7) tanggapandaripejabatauditanyangbertanggungjawab;
(9) pelaporaninformasirahasia,apabilaada.
f) TanggapanAuditan
Auditorharusmemintatanggapan/pendapatauditanterhadapsimpulan,
fakta, dan rekomendasi, termasuk tindakan perbaikan yang
direncanakan, secara tertulis dari pejabat auditan yang bertanggung
jawab. Tanggapan tersebut harus dievaluasi dan dipahami secara
seimbang dan objektif, serta disajikan secara memadai dalam laporan
hasil audit intern. Tanggapan yang diberikan, seperti janji atau rencana
tindakanperbaikan,harusdicantumkandalamlaporanhasilauditintern,
tetapi tidak dapat diterima sebagai pembenaran untuk menghilangkan
faktadanrekomendasiyangberhubungandenganfaktatersebut.
Auditorharusmelaporkantanggapanpejabatauditanyangbertanggung
jawab mengenai simpulan, fakta, dan rekomendasi auditor, serta
perbaikan yang direncanakan. Salah satu cara yang paling efektif untuk
memastikan bahwa suatu laporan hasil audit intern dipandang adil,
lengkap, dan objektif adalah adanya reviu dan tanggapan dari pejabat
yang bertanggung jawab, sehingga dapat diperoleh suatu laporan yang
tidakhanyamengemukakanfaktadanpendapatauditorsaja,melainkan
memuat pula pendapat dan rencana yang akan dilakukan oleh pejabat
yang bertanggung jawab tersebut. Apabila tanggapan dari auditan
bertentangan dengan simpulan, fakta, dan rekomendasi dalam laporan
hasil audit intern, dan menurut pendapat auditor tanggapan tersebut
tidakbenar,makaauditorharusmenyampaikanketidaksetujuannyaatas
tanggapan tersebut beserta alasannya secara seimbang dan objektif.
Sebaliknya, auditor harus memperbaiki laporannya, apabila auditor
berpendapatbahwatanggapantersebutbenar.
(1) prinsipatauaturanpelaksanaanStandarAudityangtidaktercapai;
(2) alasanmengapaterjadiketidaksesuaian;
h) PendistribusianHasilAuditIntern
Auditorharusmengomunikasikandanmendistribusikanhasilpenugasan
audit intern kepada pihak yang tepat, sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan. Pengomunikasian hasil penugasan
auditinternharusdilaksanakantepatwaktukepadapemberitugasdan
pihak yang berkepentingan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan. Namun, dalam hal yang diaudit merupakan
rahasia negara maka untuk tujuan keamanan atau karena adanya
larangan untuk disampaikan kepada pihakpihak tertentu atas dasar
ketentuan peraturan perundangundangan, auditor dapat membatasi
pendistribusianhasilaudit.
Apabilaauditdihentikansebelummasaauditnyaberakhir,tetapiauditor
tidak mengeluarkan laporan hasil audit, maka auditor harus membuat
catatanyangmengikhtisarkanhasilauditnyasampaitanggalpenghentian
danmenjelaskanalasanpenghentianaudittersebut.Auditorjugaharus
mengomunikasikan secara tertulis alasan penghentian audit tersebut
kepadaauditandanpejabatlainyangberwenang.
Auditor harus memantau dan mendorong tindak lanjut atas simpulan, fakta,
dan rekomendasi audit. Auditor harus mendokumentasikan fakta untuk
keperluanpemantauantindaklanjutdanmemutakhirkanfaktasesuaidengan
informasitentangtindaklanjutyangtelahdilaksanakanauditan.Pemantauan
danpenilaiantindaklanjutbertujuanuntukmemastikanbahwatindakanyang
tepattelahdilaksanakanolehauditansesuairekomendasi.
Manfaat audit intern tidak hanya terletak pada banyaknya fakta yang
dilaporkan, namun juga terletak pada efektivitas tindak lanjut rekomendasi
tersebut. Rekomendasi yang tidak ditindaklanjuti dapat merupakan indikasi
lemahnya pengendalian auditan dalam mengelola sumber daya yang
diserahkan kepadanya. Apabila auditan telah menindaklanjuti rekomendasi
dengancarayangberlainandenganrekomendasiyangdiberikan,auditorharus
menilai efektivitas penyelesaian tindak lanjut tersebut. Auditor tidak harus
memaksakan rekomendasinya ditindaklanjuti namun harus dapat menerima
langkahlainyangternyatalebihefektif.
Padasaatpelaksanaankegiatanauditintern,auditorharusmemeriksatindak
lanjut atas rekomendasi audit intern sebelumnya. Apabila terdapat
rekomendasi yang belum ditindaklanjuti, auditor harus memperoleh
penjelasanyangcukupmengenaisebabrekomendasibelumdilaksanakan,dan
selanjutnya auditor wajib mempertimbangkan kejadian tersebut dalam
program kerja penugasan yang akan disusun. Demikian pula terhadap tindak
lanjut yang sudah dilaksanakan harus pula menjadi perhatian dalam
penyusunan program kerja penugasan. Auditor harus menilai pengaruh
simpulan, fakta, dan rekomendasi yang tidak atau belum ditindaklanjuti
terhadapsimpulanataupendapatatasauditinternyangsedangdilaksanakan.
Selain standar audit yang telah dibicarakan di atas, terdapat Standar Pemeriksaan Keuangan
NegarayangditerbitkanolehBadanPemeriksaKeuanganRepublikIndonesiamelaluiPeraturan
BadanPemeriksaKeuanganRepublikIndonesiaNomor1Tahun2007padabulanJanuari2007
yangmemilikilandasandanreferensiberikut.
1. LandasanPeraturanPerundangundangan:
a. UndangUndangDasarRITahun1945;
b. UndangUndangNomor17Tahun2003tentangKeuanganNegara;
c. UndangUndangNomor1Tahun2004tentangPerbendaharaanNegara;
e. UndangUndangNomor15Tahun2006tentangBadanPemeriksaKeuangan.
2. Referensi:
StandarAuditPemerintahan,BadanPemeriksaKeuanganRITahun1995;
GenerallyAcceptedGovernmentAuditingStandards(GAGAS)2003Revision,United
StatesGovernmentAccountabilityOffice;
StandarProfesionalAkuntanPublik(SPAP),2001,IkatanAkuntanIndonesia(IAI);
GenerallyAcceptedAuditingStandards(GAAS),AICPA,2002;
InternalControlStandards,INTOSAI,2001;
BPK;
akuntan publik atau pihak lainnya yang melakukan pemeriksaan atas pengelolaan dan
tanggungjawabkeuangannegara,untukdanatasnamaBPK;
aparat pengawas intern pemerintah termasuk satuan pengawasan intern maupun pihak
lainnya sebagai acuan dalam menyusun standar pengawasan sesuai dengan kedudukan,
tugas,danfungsinya.
1. StandarUmum
2. StandarPelaksanaanPemeriksaanKeuangan
3. StandarPelaporanPemeriksaanKeuangan
4. StandarPelaksanaanPemeriksaanKinerja
5. StandarPelaporanPemeriksaanKinerja
6. StandarPelaksanaanPemeriksaandenganTujuanTertentu
7. StandarPelaporanPemeriksaandenganTujuanTertentu
Pernyataan Standar Pemeriksaan Nomor 1 tentang Standar Umum mengatur kriteria yang
bersifat umum untuk melaksanakan pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan
pemeriksaandengantujuantertentu.Standariniberkaitandenganketentuanmendasaruntuk
menjamin kredibilitas hasil pemeriksaan. Standar ini juga memberikan kerangka dasar untuk
dapatmenerapkanstandarpelaksanaandanstandarpelaporansecaraefektif.Cakupanstandar
umummengaturhalhalberikut:
1. persyaratankemampuan/keahlian;
2. independensi;
3. penggunaankemahiranprofesionalsecaracermatdanseksama;
4. pengendalianmutu.
1. hubungandenganStandarProfesionalAkuntanPublik;
2. komunikasipemeriksa;
3. pertimbanganterhadaphasilpemeriksaansebelumnya;
5. pengembangantemuanpemeriksaan;
6. dokumentasipemeriksaan.
1. hubungan dengan Standar Profesional Akuntan Publik yang ditetapkan oleh Ikatan
AkuntanIndonesia;
2. pernyataankepatuhanterhadapstandarpemeriksaan;
3. pelaporantentangkepatuhanterhadapperaturanperundangundangan;
4. pelaporantentangpengendalianintern;
5. pelaporantanggapandaripejabatyangbertanggungjawab;
6. pelaporaninformasirahasia;
7. penerbitandanpendistribusianlaporanhasilpemeriksaan.
1. perencanaan,
2. supervisi,
3. bukti,dan
4. dokumentasipemeriksaan.
1. bentuk;
2. isilaporan;
3. unsurunsurkualitaslaporan;
4. penerbitandanpendistribusianlaporanhasilpemeriksaan.
1. hubungan dengan Standar Profesional Akuntan Publik yang ditetapkan oleh Ikatan
AkuntanIndonesia;
2. komunikasipemeriksa;
3. pertimbanganterhadaphasilpemeriksaansebelumnya;
4. pengendalianintern;
6. dokumentasipemeriksaan.
1. hubungan dengan Standar Profesional Akuntan Publik yang ditetapkan oleh Ikatan
AkuntanIndonesia;
2. pernyataankepatuhanterhadapstandarpemeriksaan;
4. pelaporantanggapandaripejabatyangbertanggungjawab;
5. pelaporaninformasirahasia;
6. penerbitandanpendistribusianlaporanhasilpemeriksaan.
Sebagaimana dikemukakan di atas sebagai bahan perbandingan, berikut ini diuraikan Standar
ProfesiAuditInternalyangditerbitkanolehKonsorsiumOrganisasiProfesiAuditInternal.SPAI
membagistandarauditmenjadiduakelompokbesar,yaitu(1)StandarAtribut,dan(2)Standar
Kinerja.BerikutiniakandisajikanSPAIsecaralengkap.
1. StandarAtribut
a. Tujuan,Kewenangan,danTanggungJawab
Tujuan, kewenangan, dan tanggung jawab fungsi audit internal harus dinyatakan
secaraformaldalamcharterauditinternal,konsistendenganStandarProfesiAudit
Internal (SPAI), dan mendapat persetujuan dari pimpinan dan dewan pengawas
organisasi.
b. IndependensidanObjektivitas
Fungsi audit internal harus independen, dan auditor internal harus objektif dalam
melaksanakanpekerjaannya.
1) IndependensiOrganisasi
2) ObjektivitasAuditorInternal
Auditorinternalharusmemilikisikapmentalyangobjektif,tidakmemihak,dan
menghindari kemungkinan timbulnya pertentangan kepentingan (conflict of
interest).
3) KendalaterhadapPrinsipIndependensidanObjektivitas
Jikaprinsipindependensidanobjektivitastidakdapatdicapaibaiksecarafakta
maupunpenampilan,haliniharusdiungkapkankepadapihakyangberwenang.
c. KeahliandanKecermatanProfesional
1) Keahlian
b) Auditorinternalharusmemilikipengetahuanyangmemadaiuntukdapat
mengenali,meneliti,danmengujiadanyaindikasikecurangan.
c) Fungsiauditinternalsecarakolektifharusmemilikipengetahuantentang
risikodanpengendalianyangpentingdalambidangteknologiinformasi
danteknikteknikauditberbasisteknologiinformasiyangtersedia.
2) KecermatanProfesional
a) ruanglingkuppenugasan;
b) kompleksitasdanmaterialitasyangdicakupdalampenugasan;
d) biayadanmanfaatpenggunaansumberdayadalampenugasan;
e) Penggunaanteknikteknikauditberbantuankomputerdanteknikteknik
analisislainnya.
3) PengembanganProfesionalyangBerkelanjutan(PPL)
d. ProgramQualityAssuranceFungsiAuditInternal
1) PenilaianterhadapProgramQualityAssurance
Fungsiauditinternalharusmenyelenggarakansuatuprosesuntukmemonitor
danmenilaiefektivitasprogramqualityassurancesecarakeseluruhan.Proses
iniharusmencakuppenilaian(assessment)internalmaupuneksternal.
a) PenilaianInternal
Fungsiauditinternalharusmelakukanpenilaianinternalyangmencakup:
b) PenilaianEksternal
2) PelaporanProgramQualityAssurance
Penanggung jawab fungsi audit internal harus melaporkan hasil reviu dari
pihakeksternalkepadapimpinandandewanpengawasorganisasi.
3) PernyataanKesesuaiandenganSPAI
4) PengungkapanatasKetidakpatuhan
Dalam hal terdapat ketidakpatuhan terhadap SPAI dan kode etik yang
memengaruhi ruang lingkup dan aktivitas fungsi audit internal secara
signifikan, maka hal ini harus diungkapkan kepada pimpinan dan dewan
pengawasorganisasi.
2. StandarKinerja
a. PengelolaanFungsiAuditInternal
Penanggungjawabfungsiauditinternalharusmengelolafungsiauditinternalsecara
efektif dan efisien untuk memastikan bahwa kegiatan fungsi tersebut memberikan
nilaitambahbagiorganisasi.
2) KomunikasidanPersetujuan
3) PengelolaanSumberDaya
4) KebijakandanProsedur
5) Koordinasi
b. LingkupPenugasan
1) PengelolaanRisiko
Fungsiauditinternalharusmembantuorganisasidengancaramengidentifikasi
dan mengevaluasi risiko signifikan dan memberikan kontribusi terhadap
peningkatanpengelolaanrisikodansistempengendalianintern.
2) Pengendalian
d) Untukmengevaluasisistempengendalianinterndiperlukankriteriayang
memadai.
3) ProsesGovernance
Fungsiauditinternalharusmenilaidanmemberikanrekomendasiyangsesuai
untuk meningkatkan proses governance dalam mencapai tujuantujuan
berikut.
a) Mengembangkanetikadannilainilaiyangmemadaididalamorganisasi.
b) Memastikanpengelolaankinerjaorganisasiyangefektifdanakuntabel.
c. PerencanaanPenugasan
Dalammerencanakanpenugasan,auditorinternalharusmempertimbangkan:
b) risiko signifikan atas kegiatan, sasaran, sumber daya, dan operasi yang
direviu serta pengendalian yang diperlukan untuk menekan dampak
risikoketingkatyangdapatditerimaolehorganisasi;
2) SasaranPenugasan
Sasaranuntuksetiappenugasanharusditetapkan.
3) RuangLingkupPenugasan
4) AlokasiSumberDayaPenugasan
Auditorinternalharusmenentukansumberdayayangsesuaiuntukmencapai
sasaran penugasan. Penugasan staf harus didasarkan pada evaluasi atas sifat
dan kompleksitas penugasan, keterbatasan waktu, dan ketersediaan sumber
daya.
5) ProgramKerjaPenugasan
d. PelaksanaanPenugasan
1) MengidentifikasiInformasi
2) AnalisisdanEvaluasi
3) DokumentasiInformasi
4) SupervisiPenugasan
e. KomunikasiHasilPenugasan
Auditorinternalharusmengomunikasikanhasilpenugasannyasecaratepatwaktu.
1) KriteriaKomunikasi
2) KualitasKomunikasi
3) PengungkapanatasKetidakpatuhanterhadapStandar
standaryangtidakdipatuhi;
alasanketidakpatuhan;
dampakdariketidakpatuhanterhadappenugasan.
4) PenyampaianHasilhasilPenugasan
f. PemantauanTindakLanjut
Penanggungjawabfungsiauditinternalharusmenyusundanmenjagasistemuntuk
memantau tindak lanjut hasil penugasan yang telah dikomunikasikan kepada
manajemen. Penanggung jawab fungsi audit internal harus menyusun prosedur
g. ResolusiPenerimaanRisikoolehManajemen
E. LATIHANSOAL
1. StandaraudityangberlakubagiAparatPengawasanInternPemerintahterdiriatasberapa
kategori?Sebutkansatupersatu!
3. Jikasebuahkantor/organisasiauditpemerintahmenugaskanduaorangauditoryangbaru
lulus dari universitas dan belum pernah melaksanakan audit (namun memiliki nilai
akademisyangtinggi)untukmelaksanakansuatupenugasanaudit,apakahpenugasanini
telahmemenuhistandarumumAPIP?ApaalasanSaudara?
4. Apa saja yang harus dimiliki auditor untuk memenuhi standar umum yang pertama
(keahliandanpelatihan)?
5. APIP dan para auditornya harus senantiasa mewaspadai setiap kendala yang dapat
memengaruhiindependensidalamaudityangsedangdilakukannya,baikkendalapribadi
maupunkendalaeksternal.HarapSaudarajelaskanapasajakendalapribadidankendala
eksternaltersebut!
7. Sistem kendali mutu yang memadai meliputi suatu pengujian atas sejumlah sampel
kegiatan pelaksanaan audit secara sistematis. Pengujian ini dimaksudkan untuk
menentukanapa?
8. Supervisi, berupa bimbingan dan pengawasan terhadap para asisten, diperlukan untuk
mencapaitujuanauditdanmenjagamutuaudit.Supervisiharusdilakukandalamsemua
penugasan tanpa memandang tingkat pengalaman auditor yang bersangkutan. Supervisi
inidilakukanuntukmemastikanapasaja?
9. Sebutkanjenisjenisbuktiaudit!
10. Apayangdimaksudkandenganbuktirelevandanbuktikompeten?
11. Apasajayangharusdidokumentasikandalamkertaskerjaaudit(KKA)?
12. Apatujuankertaskerjaaudit?
13. Agardapatmemenuhitujuannya,KKAharusmemenuhisyaratsyarattertentu.Sebutkan
syaratsyarattersebut!
14. Dalam standar pelaporan disebutkan bahwa temuan dan simpulan yang disampaikan
kepadaauditanharusdikemukakansecaraobjektif.Apamaksudnya?
15. Unsurunsurapasajayangharusadadalamsetiaptemuanhasilpemeriksaan?
16. Apalingkuppenilaiansistempengendalianinterndalamauditoperasional?
17. APIPmelakukanauditdenganstandarauditsendiri,berartiAPIPdalammenjalankantugas
auditnya tidak mengikuti standar audit yang telah ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.
Benarkahpernyataanini?JelaskanjawabanSaudara!
19. Bentukdanisilaporanharusdisusunsedemikianrupa,sehinggamemenuhitujuanaudit,
jelas, mudah dimengerti, lengkap dan objektif. Bentuk dan isi laporan audit tersebut
sekurangkurangnyaharusmencakuphalhalapasaja?
20. Menurutstandaraudit,apayangharusdilakukanolehauditorjikamendapatkantemuan
yangberindikasimelawanhukum?
BabV
PENUTUP
Telah disampaikan pada bab pendahuluan bahwa setiap profesi yang memberikan jasa
pelayanankepadamasyarakatperlumendapatkankepercayaandarimasyarakatpenggunajasa
profesitersebut.Tanpakepercayaan,profesitersebutakanmusnah.
Selaku APIP, untuk menjaga kepercayaan masyarakat, dan tentunya juga pemerintah yang
merupakanstakeholdersAPIP,kitasemuaperlumenjagaperilakuagarsesuaidenganetikayang
berlakudansenantiasamemenuhistandarmutukerjayangtelahtetapkan.Prinsipumumsikap
seorangauditoryangharusbekerjasecaraprofesional,independen,danobjektifharusdipegang
teguh, sehingga tercermin ciri yangunik dan spesifik dari profesi audit, sekaligus memberikan
martabatyangtinggibagiAPIP.
Perlu disadari bersama bahwa setiap pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh seorang
anggota profesi audit, akan memberikan citra buruk bagi profesi audit secara umum di mata
masyarakat,demikianpulajikapenugasandilaksanakandenganmutudibawahstandar,halini
akanmemberikandampakyangkuranglebihsama.GodaanyangdihadapiAPIPmemangbanyak
dan terkadang sangat menggiurkan, tapi martabat profesi justru diukur antara lain dari
kemampuanuntukmenepisgodaantersebutdantetapbersikapobjektif.
Kode etik dan standar audit APIP adalah amanat profesi yang harus kita jaga dan laksanakan
bersama,agarmartabatAPIPdimataparastakeholdersmendapattempatyangterhormatdan
hasil kerja APIP diharapkan dapat benarbenar memberikan andil yang berarti bagi kemajuan
bangsa.
DaftarPustaka
Arens, Alvin A., Beasley, Mark S., and Elder, Randel J. 2007. Auditing and Assurance Services.
PrenticeHall,11thedition.
Assegaf,IbrahimAbdulah.1991.DictionaryofAccounting,cetakanI.
Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI). 2014. Kode Etik Auditor Intern
PemerintahIndonesia(draf).
Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI). 2003. Standar Audit Auditor Intern
PemerintahIndonesia.
BadanPengawasanKeuangandanPembangunan.1993/1994.AturanPerilakuPegawaiBPKP.
BadanPengawasanKeuangandanPembangunan.1993.AturanPerilakuPemeriksaBPKP.
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. 1996. Standar Audit Aparat Pengawasan
FungsionalPemerintah(SAAPFP).
BadanPemeriksaKeuanganRepublikIndonesia.2004.StandarPemeriksaanKeuanganNegara.
CollinsCobuild.2000.EnglishDictionary.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ke
sembilan.
EricE.Kohler.1979.ADictionaryforAccountants,edisikelima.
IkatanAkuntanIndonesia.2001.StandarProfesionalAkuntanPublik(SPAP).
Sawyer., L.B., Dittenhofer, M.A., Sawyer s Internal Auditing. 2003. The Practice of Modern
InternalAuditing,TheInstituteofInternalAuditing,5thed.