Anda di halaman 1dari 15

BAB XII

KOLOM BIAKSIAL

12.1 Umum
Pada bab ini akan dibahas investigasi terhadap kolom persegi yang
dibebani aksial tekan dan kombinasi momen baik dalam arah x dan arah y.
Satu metode analisa adalah menggunakan prinsip-prinsip dasar
keseimbangan dengan asumsi kekuatan yang sama yang dipergunakan
pada bab sebelumnya untuk kondisi yang mana kolom menerima beban
aksial tekan dan momen pada satu arah sumbu saja. Metode ini
sesungguhnya meliputi suatu proses coba-coba (trial error) untuk
memperoleh posisi dari garis netral, karenanya beberapa metode cukup
komplek sehingga tidak ada formula yang mungkin telah dikembangkan
untuk penggunaan praktis.

12.2 Bidang-Bidang Keruntuhan (Failure Surfaces)


Konsep yang dipergunakan bidang-bidang keruntuhan telah
dipresentasikan oleh bresler, Pannel, dan yang paling baru oleh Hsu.
Kekuatan nominal suatu penampang dengan beban aksial tekan dan
momen biaksial adalah fungsi dari 3 variabel yaitu Pn, Mnx dan Mny,
mungkin juga digambarkan dalam bentuk gaya aksial Pn yang bekerja
dengan eksentrisitas e y = M nx Pn dan e x = M ny Pn terhadap sumbu x dan

sumbu y berturut-turut sebagaima ditunjukkan pada gambar 12.1

Struktur Beton I 12- 1


Gambar 12.1 : Notasi gaya-gaya yang bekerja pada kolom biaksial

Tiga tipe bidang-bidang keruntuhan telah didefinisikan. Pada tipe


yang pertama S1 variabel-variabel yang dipergunakan pada ketiga sumbu
orthogonal adalah Pn, ex dan ey sebagaimana ditunjukkan pada gambar
12.2; pada tipe kedua S2 variabelnya adalah 1 Pn , ex dan ey sebagaimana

digambarkan pada gambar 12.3; pada tipe ketiga S3 variabelnya adalah


Pn, Mnx dan Mny sebagaimana ditunjukkan pada gambar 12.4. Bresler telah
mengembangkan prosedur analisis menggunakan reciprocal surface S2.
Tipe ketiga dari bidang keruntuhan S3 adalah pengembangan diagram
interaksi 3 dimensi untuk aksial tekan (compression) dan lentur 1 arah
(uniaksial bending) sebagaimana dipergunakan pada bab sebelumnya.
Bresler dan Parme, nieves dan Gouwens telah mengusulkan pendekataan
praktis untuk penggunaan bidang S3. Berikut 2 metode analisa
digambarkan, pertama menggunakan reciprocal 1 Pn -ex-ey surface S2

memberikan petunjuk untuk suatu disain investigasi, dan kedua


menggunakan Pn, Mnx ,Mny surface S3 yang berguna untuk membuat disain
baru.

Gambar 12.2 : Bidang Keruntuhan S1 (Pn, ex, ey) Bresler

Struktur Beton I 12- 2


Gambar 12.3 : Bidang Keruntuhan S2 ( 1 Pn , ex, ey) Bresler

Gambar 12.4 : Bidang Keruntuhan S3 (Pn, Mnx, Mny) Bresler

12.2.1 Metode Bresler


Bresler didalam percobannya untuk mengembangkan prosedur
realistis untuk investigasi mengusulkan pendekatan suatu point ( 1 Pn1 , exA,

exB) pada bidang keruntuhan S2 dengan suatu titik ( 1 Pi , exA, exB) pada

bidang S2 melintasi point A, B dan C (Gambar 12.5). Setiap titik pada


permukaan yang benar didekati dengan bidang yang berbeda, sehingga
permukaan keruntuhan sesungguhnya didefinisikan oleh bidang-bidang
yang tak terhingga.
Permasalahan selanjutnya adalah untuk menentukan kekuatan Pn1
yang ada dengan eksentrisitas biaksial exA dan exB dengan asumsi bahwa
Pn1 sama dengan nilai Pi yang terletak pada bidang S2 ditetapkan secara
rinci. Bidang spesifik dengan melintasi 3 titik A, B dan C yang selanjutnya
dikenal sebagai bidang keruntuhan S2,

Struktur Beton I 12- 3


1
A e xA ,0,
Py

1
B 0, e xB ,

Px

1
B 0,0,

Po

dimana Po adalah kekuatan nominal dibawah aksial tekan tanpa


eksentrisitas. Px adalah kekuatan nominal pada eksentrisitas uniaksial eyB
(Mnx = PxeyB); dan Py adalah kekuatan nominal dengan eksentrisitas
uniaksial exA (Mny = PyexA).
Dengan kata lain, titik A digambarkan sebagai suatu point (Py, Mny)
pada uniaksial diagram interaksi Pn-Mn, sebagaimana digambarkan pada
gambar 12.6. Untuk lentur arah y, titik B digambarkan suatu titik (Px, Mnx)
pada diagram interaksi uniaksial Pn-Mn untuk lentur pada sumbu x; dan
titik C adalah suatu titik yang terletak pada kedua diagram interaksi
uniaksial Pn-Mn.
Persamaan dari bidang S2 didefinisikan didalam bentuk 3 titik A, B
dan C. Dengan memisalkan x = ex, y = ey, dan z = , persamaan umum
dari bidang tersebut adalah,
A1 x + A2 y + A3 z + A4 = 0 (12.1)

Gambar 12.5 :
Gambaran secara grafik dari Reciprocal load methode dari Bresler

Struktur Beton I 12- 4


Substitusi koordinat titik A, B dan C (lihat gambar 12.5) ke dalam
persamaan 12.1
1
A1e xA + 0 + A3 + A4 = 0 (12.2a)
Py

1
0 + A2 e yB + A3 + A4 = 0 (12.2b)
Px

1
0 + 0 + A3 + A4 = 0 (12.2c)
Po

Penyelesaian persamaan (12.2abc) untuk A1, A2 dan A3 didalam bentuk A4,

1 Po
A1 = 1 A4 (12.3a)
e xA Py

1 Po
A2 = 1 A4 (12.3b)

e yB Px

A2 = Po A4 (12.3c)

Substitusi persamaan (12.3abc) kedalam persamaan (12.1) diperoleh,


x P Po
A4 o 1 + y Po z + 1 = 0
P 1 (12.4)
e xA Py e yB
x

Tentukan persamaan diatas dengan Po, persamaan bidang S2 menjadi,

x 1 1 y 1 1 1
+
e xA Py Po e yB P P z+ P =0 (12.5)
x o o

Pada titik (x = exA, y = eyB, z = 1/Pi) pada bidang yang didekati titik (x =
exA, y = eyB, z = 1/Pn1) pada permukaan keruntuhan yang benar,
persamaan (12.5) menjadi,
1 1 1 1 1 1
+ + =0
Py Po Px Po Pi Po

Dengan direduksi berikut digambarkan nilai dari Pi


1 1 1 1
= + (12.6)
Pi Px Py Po

Struktur Beton I 12- 5


Gambar 12.6 :
Diagram interaksi untuk aksial tekan dan momen lentur satu sumbu

12.2.2 Metode kontur beban pendekatan Bresler


Metode kontur beban meliputi pemotongan permukaan keruntuhan
S3 (gambar 12.4) di suatu nilai konstan dari Pn untuk memberikan suatu
sebutan interaksi kontur beban yang berhubungan dengan Mnx dan Mny.
Dengan kata lain seluruh permukaan S3 dipertimbangkan meliputi suatu
kelompok kurva (kontur beban) yang menghubungkan nilai-nilai konstan
dari Pn, yang mana jika digambarkan superposisi antara satu dengan
lainnya pada satu bidang akan bisa dianalogkan suatu peta kontur. Suatu
bidang tipikal pada Pn konstan dengan kontur beban dapat ditunjukkan
pada gambar 12.7.
Persamaan non-dimensional umum untuk kontur beban pada Pn
dapat digambarkan sebagai berikut,
1 2
M nx M ny

M

+ =1 (12.7)
ox M oy

Struktur Beton I 12- 6


Gambar 12.7 :
Kontur beban untuk Pn konstan pada permukaan keruntuhan S3 dari
Bresler

Bresler mengusulkan bahwa 1 = 2 = ; selanjutnya,



M nx M
+ ny =1
(12.8)
M M oy
ox

Secara grafis ditunjukkan pada gambar 12.8


Pada penggunaannya persamaan (12.8) atau gambar 12.8 masih
diperlukan untuk mempunyai nilai yang dapat dipakai untuk khusus
untuk investigasi kolom. Bresler menyampaikan perhitungan nilai-nilai
bervariasi antara 1,15 sampai 1,55.
Untuk tujuan praktis sama dengan 1,5 untuk kolom empat
persegi panjang dan antara 1,5 sampai 2,0 untuk kolom persegi.

Struktur Beton I 12- 7


Gambar 12.8 :
Kurva interaksi untuk persamaan (12.8) (dari Bresler)

12.2.3 Metode kontur beban-Pendekatan Parme


Gambaran pendekatan disini telah dikembangkan oleh Parme
sebagai pengembangan dari metode kontur beban Bresler. Persamaan
interaksi Bresler (12.8) adalah mengasumsikan kriteria kekuatan dasar
untuk mendefinisikan kontur beban tipikal menggambarkan perpotongan
dari permukaan keruntuhan S3 (Gambar 12.7) dengan suatu bidang
horisontal setinggi Pn. Sedemikian suatu kontur beban tipikal ditunjukkan
pada gambar (12.9). Perubahan didalam orientasi dari sumbu Mnx dan M y

telah dibuat didalam gambar (12.9) untuk merubah gambaran 2 dimensi.


Pada pendekatan Parme, titik B pada kontur beban didefinisikan
sebagai kekuatan momen biaksial Mnx dan M yp
ada titik ini didalam
perbandingan yang sama sebagai kekuatan momen uniaksial Mox dan M y;
sehingga pada titik B
M ny M ox
= (12.9)
M nx M oy

Atau
M nx = M ox ; M ny = M oy (12.10)

Struktur Beton I 12- 8


Ketika kontur beban dari gambar 12.9 disesuaikan untuk
memperoleh bentuk nondimensional dari gambar 12.10, titik B akan
mempunyai perbandingan yang telah didefinisikan oleh persamaan
12.10 sebagai koordinat x dan y. Didalam pengertiannya adalah bagian
yang konstan dari kekuatan momen uniaksial yang diijinkan untuk
dipergunakan secara serentak pada penampang kolom. Nilai sebenarnya
dari tergantung pada perbandingan dari Pn dengan Po, seperti halnya
material dan penampang kotor, bagaimanapun biasanya antara 0,55
sampai 0,70. Nilai rata-rata dari = 0,65 diajurkan untuk disain. Nilai
yang lebih akurat dari telah diperhitungkan dengan menggunakan
prinsip-prinsip dasar dari keseimbangan, dan nilai dari ditunjukkan pada
gambar 12.11

Gambar 12.9 :
Kontur beban bidang pada Pn konstan yang memotong bidang keruntuhan
S3

Gambar 12.10 : Kontur beban nondimensional pada Pn konstan

Struktur Beton I 12- 9


Pernah nilai empiris telah dipastikan untuk diberikan pada
penampang dan beban, kontur beban nondimensional lengkap telah
didefinisikan jika persamaan 12.8 diterima sebagai hubungan yang benar.
Hubungan antara dari persamaan 12.8 dan diperoleh dengan
menggunakan koordinat dari titik B, yang diketahui deteksi pada kontur.
Sehingga substitusi koordinat dari B kedalam persamaan 12.8 diperoleh

M ox M oy
+ =1
M M oy
ox

1
=
2
log = log 0,5
log 0,5
= log (12.11)

Sehingga persamaan 12.8 ditulis,


log 0,5 log log 0,5 log
M nx M ny

M

+
M oy


=1 (12.12)
ox

Penggambaran persamaan 12.12 untuk nilai yang berbeda ditunjukkan


didalam gambar 12.12.
Gouwens telah menyampaikan persamaan yang mungkin
dipergunakan pada kurva dari gambar 12.12.
Untuk tujuan disain, kontur beban nondimensional dari gambar
12.10 didekati oleh 2 garis lurus AB dan BC sebagaimana ditunjukkan
didalam gambar 12.13. Ketika Mny/Moy lebih besar dari Mnx/Mox pendekatan
persamaan garis lurus untuk BC adalah,
M ny M nx 1
+ = 1 (12.13)
M oy M ox

Ketika Mny/Moylebih kecil dari Mnx/Mox pendekatan persamaan garis lurus


untuk AB adalah,
M nx M ny 1
+ = 1 (12.14)
M ox M oy

Untuk tujuan disain persamaan 12.13 dan 12.14 dapat ditulis,

Struktur Beton I 12- 10


M oy 1 M ny M oy
M ny + M nx

= M oy ; for (12.15)
M ox M nx M ox

M 1
M M
M nx + M ny ox = M ox ; for
ny oy

M oy (12.16)
M nx M ox

Ketika penampang persegi dipergunakan dengan distribusi


penulangan yang merata pada semua sisi, perbandingan Mox dengan Moy
(yaitu Mny/Mnx dari gambar 12.1) akan didekati sama untuk b dan h,
sehingga
M oy b

M ox h

Yang mana diberikan untuk persamaan 12.15 dan 12.16, berturut-turut

M
b 1 b

M oy ; for
ny
M ny + M nx (12.17)
h M nx h

M
h 1 b

M ox ; for
ny
M nx + M ny (12.18)
b M nx h

Struktur Beton I 12- 11


Gambar 12.11 : Disain lentur biaksial konstan untuk 0,6 1,0 ; dan
1,0 h b 4,0

Struktur Beton I 12- 12


Gambar 12.12 : Hubungan interaksi lentur biaksial (kontur beban) dalam
bentuk nilai

Gambar 12.13 : Pendekatan garis lurus dari kontur beban untuk disain

Struktur Beton I 12- 13


Contoh :
Diketahui penampang kolom unbraced ukuran 550 x 550 mm2, adapun
data-data perencanaan adalah sebagai berikut :
fc = 27,5 MPa (4 ksi)
fy = 415 MPa (60 ksi)
Mxns = 350 KN-m
Mxs = 280 KN-m
s = 1,2
My = 30% x 600 = 180 KN-m
Pu = 2000 KN

446 mm

20D25 550 mm

550 mm

As = 20 x x 3,14 x 252 = 9812,5 mm2

= As 9812,5
= = 3,2%
Ag 5502

Mux = Mxns + sMxs Muy = 180 KN-m


= 350 + 1,2.280
= 686 KN-m

= 446/550 = 0,81
fc = 4 ksi
fy = 60 ksi
dipakai R4-60-75
Dari diagram R4-60-75 diperoleh :

Struktur Beton I 12- 14


ey M ux 686
= = = 0,623 ; = 3%
h Pu .h 2000.0,55

.Py
= 1 ksi x 6,895 x 5502 = 2.085.737,5 N = 2085,7 KN
Ag

ex M uy 180
= = = 0,163 ; = 3%
h Pu .h 2000.0,55

.Px
= 2,4 ksi x 6,895 x 5502 = 5.005.770 N = 5005,8 KN
Ag

e
= 0 ; = 3%
h
.Po
= 3,58 ksi x 6,895 x 5502 = 7466,94 KN
Ag

1 1 1 1 1
= = +
.Pn .Pi .Px .Py .Po

1 1 1 1 1
= = +
.Pn .Pi 2085,7 5005,8 7466,94

1 1
= = 5,453x10 4
.Pn .Pi

.Pn = 1833,9 KN < Pu = 2000 KN (tidak memenuhi)

Gambar 12.14 : Diagram interaksi untuk R4-60-75

Struktur Beton I 12- 15

Anda mungkin juga menyukai