TINJAUAN PUSTAKA
6
7
1 Budi Utomo Simulasi Link Perhitungan Link Rugi rugi propagasi indoor
Budget Pada Bidget dengan sel femto memiliki nilai yang
Teknologi Sel memperhitungk- lebih rendah daripada sel
Femto an fenomena makro sebesar 85,8137dB
Teknologi Interference sedangkan sel makro
Telekomunikasi 144,4035dB.
LTE
Pada penelitian kali ini membahas mengenai analisis pengaruh jarak antara
user equipment dengan eNodeB terhadap nilai RSRP (Reference Signal Received
Power) pada LTE di frekuensi 900 MHz. RSRP merupakan level sinyal yang
diterima oleh User Equipment dari eNodeB pada teknologi LTE. Pada penelitian
ini akan membuktikan bahwa teori penurunan nilai RSRP pada saat kondisi User
Equipment yang bergerak menjauhi eNodeB dengan melakukan pengukuran
secara drive test dan melakukan perhitungan Link Budget dengan model
8
propagasi. Berpedoman pada hasil pengukuran secara drive test maka akan
diambil beberapa titik jarak secara konstan yaitu setiap 0,01 km mulai dari jarak
0,34 km hingga 0,42 km. Hasil pengukuran RSRP secara drive test dijadikan
acuan untuk dibandingkan dengan hasil perhitungan RSRP menurut Link Budget
dengan model propagasi Okumura Hatta dan W.C.Y. Lee untuk mengetahui
model propagasi yang lebih mendekati dengan hasil pengukuran secara drive test
untuk wilayah kota Denpasar.
7. Mendukung Handover.
8. Efisiensi kanal tinggi karenan menggunakan metode akses jamak.
9. Terhubung ke jaringan lain.
dalam ruangan dengan ukuran yang kecil sehingga tetap bisa memberikan
pelayanan seluler terhadap pelanggan yang berada di dalam ruangan.
Fungsi femto cell dapat meningkatkan konektivitas, availabilitas,
mobilitas dan juga performansi layanan. Selain itu adanya femto sel ini
bertujuan untuk meningkatkan coverage dan kapasitas di dalam ruangan
dikarenakan sinyal dari BTS outdoor ke indoor tidak maksimal. (Ridwan,
A, 2012)
Gambar 2.3 Makrosel. Mikrosel, Pico Sel dan Femto Sel (Anonim, 2012)
.. (2.1)
Dimana :
Berdasarkan Gambar 2.5 dapat dilihat bahwa 3GPP Release 99/4 atau
yang biasa disebut dengan WCDMA merupakan awal dari adanya LTE.
Kecepatan downlink hanya 384 kbps, dan kecepatan uplinknya 128 kbps.
Teknologi ini menggunakan CDMA (+ Diversity). Kemudian berkembang
menjadi 3GPP Release 5/6 yang biasa disebut HSDPA/HSUPA. Perkembangan
terus terjadi hingga 3GPP Release 8, ini yang disebut dengan LTE. Untuk data
kecepatan downlink, kecepatan uplink dan teknologi yang digunakan dapat dilihat
pada Gambar 2.5.
2.2.6.1 E-UTRAN
Jaringan Evolved UMTS Terrestrial Radio Access Network (EUTRAN)
melakukan pemrosesan paket IP dikelola pada core EPC, memungkinkan waktu
respons yang lebih cepat untuk penjadwalan dan transmisi ulang dan juga
meningkatkan latency dan throughput. RNC (Radio Network Controller) telah
sepenuhnya dihapus dan sebagian besar dari fungsionalitas RNC pindah ke
eNodeB yang terhubung langsung ke evolved packet core. E-UTRAN memiliki
beberapa fungsi sebagai berikut,
a. Inter-cell Radio Resource Management (RRM)
b. Resource Block Control
c. Connection Mobility Control
d. Radio Admission Control
e. eNB Measurement Configuration and Provisioning
f. Dynamic resource allocation (schedulling)
Sebuah EPS yang diilustrasikan dalam gambar 2.9 terdiri dari UTRAN
yang berevolusi, EPC dan blok IMS. Entitas utama yang bekerja dalam arsitektur
jaringan LTE terletak pada jaringan akses radio dan berkembang dalam sebuah
evolusi jaringan inti. Dalam E-UTRAN, Node-B yang berevolusi menjadi eNodeB
digunakan untuk memudahkan hubungan akses radio antara UE dan EPC, dan
antarmuka S1 digunakan oleh eNode-B agar dapat terhubung dengan EPC. Tidak
seperti sistem 3G, LTE terdiri dari suatu elemen jaringan tunggal dalam jaringan
akses radio. Sedangkan jaringan inti (EPC) terdiri dari elemen jaringan logic yang
memfasilitasi UE agar dapat melakukan komunikasi yang baik. Semua entitas
EPC ini saling berhubungan dengan antarmuka yang berbeda.
21
2.2.6.2 eNode-B
Sebuah eNode-B adalah bagian radio akses dari LTE. Setiap eNode-B
setidaknya terdapat sebuah radio pemancar, penerima, bagian kontrol, dan power
supply. Di samping radio pemancar, dan penerima, eNode-B juga mempunyai
resource management dan fungsi pengontrolan yang pada mulanya terdapat pada
Base Station Controller (BSC) atau Radio Network Controller (RNC). Hal ini
menyebabkan eNode-B mempunyai kapabilitas untuk dapat berkomunikasi satu
sama lain, yang pada akhirnya dapat mengeliminasi adanya Mobile Switching
Center (MSC), BSC/RNC. e-NodeB adalah untuk Radio Resorce Management,
yaitu :
a. Radio Bearer Control : Mengontrol dan mengawasi pengiriman pesan
yang dibawa oleh sinyal radio.
b. Radio Admission Control : Berperan dalam autentikasi atau mengontrol
kelayakan pesan atau data yang akan melewati eNode B.
c. Connection Mobility Control : Mengontrol atau mengatur pengkoneksian
sesuai keinginan User Equipment (UE).
22
Evolved Packet Core pada LTE adalah arsitektur jaringan yang telah
disederhanakan, dirancang untuk seamless integrasi dengan komunikasi berbasis
jaringan IP. Tujuan utamanya adalah untuk menangani rangkaian dan panggilan
multimedia melalui konvergensi pada inti IMS. EPC memberikan sebuah jaringan
all-IP yang memungkinkan untuk konektivitas dan peralihan ke lain akses
teknologi, termasuk semua teknologi 3GPP dan 3GPP2 serta WiFi dan fixedline
broadband seperti DSL dan GPON.
23
2. Tems Investigation
Tems Investigation merupakan software untuk drive test diluar ruangan
(Outdoor), namun mulai versi 4 sudah dapat digunakan untuk drive test
dalam ruangan (indoor). Menggunakan GPS (Global Positioning System)
sebagai alat navigasi dan plotting parameter pada rute drive test yang
dilalui. (Mahardika, 2014)
3. G-Net Track
G-Net Track merupakan software untuk drive test yang dapat diinstal pada
handphone yang berbasis android untuk menghasilkan logfile hasil drive
test yang dapat di export ke dalam aplikasi google earth. G-Net tracks
lebih simple dibandingkan dengan software drive test pada umumnya
karena hanya membutuhkan 1 perangkat handphone yang sudah didukung
dengan GPS internal dan SIM Card serta spesifikasi teknologi jaringan
yang digunakan dalam handphone tersebut misalnya EDGE/GPRS,
EVDO/CDMA, UMTS/WCDMA, HSPA+, dan LTE. (Alfin, 2014)
4. Map Info 10.5
MapInfo adalah aplikasi Sistem Informasi Geografis yang dikembangkan
oleh MapInfo corp. sejak tahun 1986. Sebuah perusahaan yang didirikan
oleh empat orang mahasiswa (waktu itu) Institut Politeknik Rensellaer,
Troy, New York. MapInfo merupakan salah satu perangkat lunak
pemetaan (SIG) desktop yang dikembangkan dan kemudian dipasarkan
untuk memenuhi (sebagian besar) kebutuhan-kebutuhan di lingkungan
bisnis. Perangkat lunak SIG ini memungkinkan para penggunanya utnuk
memvisualisasikan dan menganalisa data-data yang menjadi masukannya
secara geografis lebih cepat dan menyediakan informasi yang diperlukan
di dalam proses pengambilan keputusan. MapInfo sering digunakan untuk
membuat report dari logfile hasil drive test untuk mengetahui secara visual
geografis dari suatu jaringan yang diukur secara drive test. (Alfin, 2014)
28
KPI Moving DL
LTE
Retainability
Service Drop Rate (%). 0.00
3. Mobility
Bagaimana pengguna dapat bergerak dengan mudah dari suatu tempat ke
tempat lain tanpa terjadi pemutusan hubungan. Contoh pada jaringan 4G
LTE yang termasuk dalam kategori Mobilty adalah sebagai berikut intra
freq HO Attemp Success Rate (%), Intra Freq HO Success Rate (%) dan
lain lain.
Tabel 2.5. Mobility pada software drive test
Mobilty
Intra Freq HO Attemp Success Rate (%)
Intra Freq HO Success Rate (%)
Intra Freq HO Success Rate (%)
TA Update Success Rate (%)
Inter RAT Handover Success Rate (%)
Inter RAT Redirection Success Rate (%)
4. Integrity
Bagaimana trafik besar di dalam jaringan. Contoh pada jaringan 4G LTE
yang termasuk dalam kategori Integrity adalah sebagai berikut , MAC
Troughput Uplink dan Downlink Average (Kbit/s) dan lain lain.
Tabel 2.8. Nilai RSRP dan kategorinya. untuk parameter analisis drive test
Nilai Keterangan
-70 dBm to 90 dBm Good
-91 dBm to 110 dBm Normal
-110 dBm to 130 dBm Bad
Table dibawah ini menunjukkan contoh range SINR yang digunakan pada suatu
operator.
Table 2.9. SINR dan nilainya untuk parameter analisis drive test
Nominal Keterangan
16 dB s/d 30 dB Good
1 dB s/d 15 dB Normal
-10 dB s/d 0 dB Bad
Secara umum dari ilustrasi gambar 2.11 diatas maka link budget
dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu kelompok perangkat pengirim
dan penerima serta kelompok media propagasi. Perhitungan radio link budget ini
digunakan untuk mengetahui estimasi nilai maksimum dari pelemahan sinyal
yang terjadi antara UE (User Equipment) dengan eNodeB. Path Loss adalah loss
yang terjadi ketika data / sinyal melewati media udara dari antenna ke penerima
dalam jarak tertentu. Path loss dapat timbul disebabkan oleh banyak faktor,
seperti kontur tanah, lingkungan yang berbeda, medium propagasi (udara yang
kering atau lembab), jarak antara antena pemancar dengan penerima, lokasi dan
tinggi antena. (Satwika ,2012)
a. Perhitungan EIRP
..................................................... (2.2)
Dimana :
Tabel 2.10. Deskripsi Parameter spesifikasi perangkat Base Station dan Mobile station
Parameter Deskripsi
d. Data Channel Power Loss Due to Loss daya karena adanya sinyal pilot
Pilot
j. Thermal Noise Density besar noise alami, yang dapat dihitung dengan
35
k. Receiver Interference Density for Densitas interferensi penerima untuk kanal data
Data Channel
l. Total Noise Plus Interference Density Total densitas noise ditambah interferensi untuk
for Data Channel kanal data
m. Occupied Channel Bandwidth for Bandwidth kanal yang digunakan untuk data
Data Channel
n. Effective Noise Power for Data Daya noise efektif untuk kanal data
Channel
o. Required SNR for the Data Channel Signal Noise Ratio, yang nilai tersebut akan
bergantung terhadap modulasi dan data rate yang
digunakan.
p. Receiver Implementation Margin margin yang sampai pada penerima pada saat
implementasi
q. H-ARQ Gain for the Data Channel Hybrid Automatic Request merupakan gabungan
dari Automatic Requst (AR) dengan Error
Corection (EC) yang berfungsi untuk melakukan
pengiriman kembali pada saat ada kerusakan paket
saat pengiriman
r. Receiver Sensitivity for Data Channel nilai sensitivitas minimum yang dapat diterima
s. Hardware Link Budget for Data perangkat yang digunakan dalam perhitungan link
channel budget
t. Log Normal Shadow Fading nilai standar deviasi untuk log normal shadow
Deviation margin
u. Shadow Fading Margin for Data rugi-rugi yang diakibatkan dari fading
channel
36
a. Reflection
b. Difraction
c. Scatter
Gambar 2.13 Tampilan Geografis Kota Denpasar, Bali (Sumber : Google Earth)
Dari gambar 2.13 diatas melalui tampilan satelite pada google maps dapat
dilihat banyak terdapat gedung dan bangunan perumahan yang padat penduduk di
daerah kota Denpasar. Terdapat banyaknya gedung dan bangunan di wilayah kota
Denpasar secara otomatis akan banyak terdapat obstacle (Penghalang) yang
mempengaruhi perbedaan besarnya Nilai RSRP (Reference Signal Received
Power) di beberapa titik jarak atau bisa disebut dengan kuat sinyal pada sisi
penerima yang dipancarkan oleh eNodeB ke User Equipment pada jaringan LTE.
41
antena 30-200 meter, tinggi mobile station 1-20 m dan jarak antara antena
dan mobile station 1-20 km.
4. Model Cost 231-Hatta adalah pengembangan dari Okumura-Hatta model
yang cocok untuk frekuensi carrier 1500-2000 MHz, tinggi 30-300 m.
5. Model W.C.Y. Lee adalah Model propagasi yang diturunkan dari data
eksperimen yang dilakukan dibeberapa kota besar didunia. Parameter
referensi yang digunakan yaitu pada frekuensi 900 MHz, pada tinggi
antenna 30,5 m, dengan daya transmisi 10 W.
hb
dm
ho
dm
hm
dm
do
d
Gambar 2.14 Parameter Model Propagasi
...........(2.4)
Faktor koreksi untuk daerah perkotaan dengan luas daerah kecil dan menengah
menggunakan persamaan berikut :
.(2.5)
Sedangkan untuk daerah perkotaan yang memiliki luas daerah yang luas ,
menggunakan persamaan berikut :
..(2.6)
....(2.7)
keterangan :
Dengan :
Nilai dan diperoleh dari data eksperimen, yaitu seperti yang ditunjukkan oleh
tabel:
Tabel 2.11 Parameter Model Propagasi W.C.Y. Lee
Environment LO (dB)
Free space 91.3 20.0
Open (rural) 91.3 43.5
Suburban 104.0 38.0
Urban :
Tokyo 128.0 30.0
Philadelphia 112.8 36.8
Newark 106.3 43.1
Dengan :
.................................................. (2.8)
........................................................... (2.9)
................................................ (2.10)
.............................................. (2.11)
........................................................... (2.12)