Transimisi manual bekerja pada prinsip yang sederhana dengan menggunakan rasio roda gigi.
Sebuah perbedaan output kecepatan dapat dilakukan dengan mengubah rasio roda gigi pada
sistem transmisinya. Rasio kecepatan dapat di-representasikan pada persamaan berikut:
Gambar 4- Prinsip Dasar Rasio Gear (www.learnengineering.org)
Dimana: N = kecepatan putar (rpm)
T = jumlah gigi
Berdasarkan cara pemindahan gigi maka transmisi manual dibedakan menjadi 3 yaitu :
1. Tipe Sliding mesh
2. Tipe Constant mesh
3. Tipe Sincromesh
Sliding mesh merupakan jenis awal transmisi manual dan paling mudah untuk dimengerti.
Transmisi jenis ini, karena memang memiliki banyak kekurangan dalam cara kerjanya.
Diantaranya adalah karena mengeluarkan suara yang kasar saat perpindahan gigi, perpindahan
gigi membutuhkan waktu yang cukup lama, hanya dapat menggunakan salah satu dari roda gigi.
Mekanisme dasar pada transmisi sliding mesh ditunjukkan pada gambar-5. Dimana poros input
(input shaft) dan poros output (output shaft) dihubungkan melalui sebuah counter shaft. Hanya
dengan menggeser (sliding) gear pada poros output , maka akan menghasilkan rasio gear yang
berbeda . Arah dari alur daya direpresentasikan sebagai garis putus-putus merah pada gambar-5.
Gambar 5- Transmisi Sliding Mesh (www.learnengineering.org)
Tranmisi sliding mesh cocok untuk mengatur kecepatan putar, namun terdapat sebuah kelemahan
pada sistem ini. Transmisi ini cukup rumit untuk menggeser dari satu gear dan
mengubungkannya ke gear yang lain. Sebuah teknologi yang disebut double clutching
digunakan untuk memperhalus perpindahan roda gigi, tetapi pengemudi butuh kemampuan yang
baik untuk menggunakan double clutching secara efektif.
Transmisi tipe constant mesh adalah jenis transmisi manual yang cara kerja dalam pemindahan
giginya memerlukan bantuan kopling geser agar terjadi perpindahan tenaga dari poros input ke
poros out put. Transmisi jenis constant mesh antara roda gigi input dan out put nya selalu
berkaitan, tetapi roda gigi output tidak satu poros dengan poros output transmisi. Tenaga akan
diteruskan ke poros output melalui mekanisme kopling geser. Transmisi jenis ini memungkinkan
untuk menggunakan roda gigi lebih dari satu jenis
TRANSMISI SYNCHROMESH
Merupakan transmisi yang sering digunakan pada kendaraan. Sebuah transmisi synchromesh
secara permanen dapat menyelesaikan masalah yang ada pada transmisi sliding mesh. Di sini
roda gigi selalu dalam rangkaian, namun dengan sebuah perbedaan besar dimana gear
output terhubung dengan poros secara longgar. Terdapat celah (clearance) kecil antara gear
output dengan poros. Jika kita hanya menghubungkan satu roda gigi dengan poros pada suatu
waktu, maka poros akan memiliki kecepatan putar yang terhubung dengan roda gigi.
Gambar 8- Transmisi Synchromesh (www.learnengineering.org)
Terdapat beberapa komponen penyusun transmisi syncromesh diantaranya adalah hypothetical
connector , hub sleeve, synchronizer cone-teeth, dan synchronizer ring. Berikut ini penjelasan
terkait fungsi dan cara kerja komponen transmisi syncromesh.
HYPOTHETICAL CONNECTOR
Pertama kita gunakan hypothetical connector untuk mengilustrasikan bagaimana perbedaan rasio
gear bekerja dalam transmisi synchromesh. Dengan bantuan dari hypothetical connector,
perbedaan rasio gear di-ilustrasikan oleh gambar-9. Hal ini menarik untuk dicatat bahwa pada
4th gear poros input dan output secara langung terhubung satu sama lain. Hal ini berarti poros
output dan input memiliki kecepatan yang sama pada 4th gear. Seni dalam mengunci gear yang
longgar dengan poros secara efektif dan secara halus terletak pada jantung transmisi manual.
SYNCHRONIZER CONE-TEETH
Komponen inilah yang berfungsi untuk menyamakan putaran gigi percepatan dan hub sleeve
dengan cara melakukan pengereman terhadap gigi percepatan saat hub sleeve digeserkan
(dihubungkan) oleh garpu pemindah .Poros utama memiliki sebuah susunan synchronizer cone-
teeth yang diilustrasikan pada gambar-9
HUB SLEEVE
hub sleeve merupakan komponen yang berfungsi untuk menghubungkan gigi-gigi percepatan
dengan clutch hub melalui synchromesh. Sebuah hub diletakkan permanen pada poros. Sebuah
sleeve yang bebas untuk bergeser melebihi hub juga digunakan pada sistem ini. Jika sleeve telah
terhubung dengan gigi pada synchronizer cone, maka gear dan poros akan bergerak bersama.
Namun selama gearbox beroperasi, poros dan gear akan berputar dengan kecepatan yang
berbeda.
Sebuah synchronizer ring membantu untuk menyesuaikan kecepatan gear yang terhubung
dengan poros. synchronizer ring mampu berputar sepanjang hub, namun dalam kondisi bebas
untuk bergeser secara axial. Sebelum menggerakkan sleeve, clutch pedal ditekan terlebih dahulu.
Dengan cara ini, aliran daya menuju gear dalam kondisi diskontinu.
Kita telah membahas terkait teknologi 2nd gear pada bagian sebelumnya. Begitupun untuk rasio
gear yang lainnya, secara singkat dilakukan dengan cara yang sama. Untuk lebih detailnya lihat
penjelasan berikut:
Under Drive merupakan kondisi dimana gear input lebih kecil daripada gear output sehingga
putaran pada poros output lebih rendah daripada poros input. Untuk transmisi manual kita sedang
membahas 1st , 2nd dan 3rd gear dalam kondisi under drive. Berikut konfigurasi yang dapat
menggambarkan pergerakan sleeve yang dibutuhkan pada 1st dan 3rd gear
Gambar 14- 1st dan 3rd Gear pada Transmisi Manual (www.learnengineering.org)
Direct Drive
Dapat dilihat dari namanya Direct Drive, merupakan kondisi dimana poros output dan input
bergerak dengan kecepatan yang sama. Untuk tujuan ini, poros output dan input secara langsung
dikopel menggunakan mekanisme synchronizer cone-sleeve dimana hub dalam keadaan fix
dengan poros output. ketika sleeve telah terhubung dengan synchronizer teeth dari poros input,
maka keduanya akan terkopel secara bersama-sama. Selama direct drive, sleeve berada pada
posisi 3rd gear dan bergerak menuju sisi kiri.
Over Drive
Over Drive merupakan kondisi dimana gear input lebih besar daripada gear output sehingga
putaran pada poros output lebih tinggi daripada poros input. 5th gear digunakan untuk
menggerakkan poros output dengan kecepatan lebih tinggi daripada poros input. Hal ini tidak
seperti pasangan gear yang lain. Pada 5th gear, gear yang berada pada poros output lebih kecil
daripada gear pada counter shaft. Hal ini yang membuatnya dikatakan dalam kondisi overdrive.
Reverse Gear
Reverse gear merupakan kondisi dimana mobil digerakkan mundur. Reverse gear menggunakan
tiga susunan gear seperti gambar berikut dimana pada gambar konfigurasinya memiliki idle
gear.