Anda di halaman 1dari 153

MENTERI

KOMUNIKASI DAN INFORMASI


REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN
MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMASI
NOMOR: 47A/KEP/M.KOMINFO/12/2003

TENTANG

PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIS


TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM MENUNJANG E-GOVERNMENT

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMASI,

Menimbang: a. bahwa dalam rangka menunjang pengembangan dan pelaksanaan


electronic government (e-Government), maka perlu meningkatkan
kualitas aparatur pemerintah di bidang teknologi informasi dan
komunikasi melalui pendidikan dan pelatihan;
b. bahwa untuk efektivitas dalam penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan teknis teknologi informasi dan komunikasi dalam
menunjang e-Government, dipandang perlu adanya pedoman umum
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan termaksud;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut pada butir b, perlu
ditetapkan pedoman umum penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan teknologi komunikasi dan informasi dalam menunjang e-
Government.

Mengingat: 1. Keputusan Presiden R.I. Nomor 101 Tahun 2001 tentang Kedudukan,
Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Menteri Negara, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Keputusan Presiden R.I. Nomor 47 Tahun 2003;
2. Keputusan Presiden R.I. Nomor 228/M Tahun 2001 tentang Susunan
Kabinet Gotong Royong;
3. Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun 2003 tentang Tim Koordinasi
Telematika Indonesia;
4. Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2001 tentang Pengembangan dan
Pendayagunaan Telematika di Indonesia;
5. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan
Strategi Nasional Pengembangan e-Government;
6. Keputusan Menteri Negara Komunikasi dan Informasi Nomor :
05/SK/MENEG/KI/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor
Menteri Negara Komunikasi dan Informasi;
7. Keputusan Menteri Negara Komunikasi dan Informasi Nomor :
12/SK/MENEG/KI/2002 tanggal 1 Maret 2002 tentang Pembentukan
Organisasi Task Force Pengembangan e-Government.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMASI TENTANG
PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN TEKNIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
DALAM MENUNJANG E-GOVERNMENT.
PERTAMA : Menetapkan Pedoman Umum Penyelenggaraan Pendidikan dan
Pelatihan Teknis Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam
Menunjang e-Government yang selanjutnya disebut Pedoman
sebagaimana termuat dalam lampiran Keputusan ini.
KEDUA : Pedoman sebagaimana tersebut pada Diktum PERTAMA
digunakan sebagai acuan dalam penyelenggaraan pendidikan
dan pelatihan teknis teknologi informasi dan komunikasi dalam
menunjang e-Government bagi lembaga pendidikan dan
pelatihan pemerintah baik di pusat maupun daerah.
KETIGA : Hal-hal yang sifatnya teknis akan ditetapkan dengan keputusan
tersendiri
KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 19 Desember 2003

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMASI,

SYAMSUL MAARIF

Salinan Keputusan ini


disampaikan kepada:
1. Para Menteri Kabinet Gotong Royong;
2. Pimpinan LPND, dan;
3. Para Gubernur/Walikota/Bupati di seluruh Indonesia
Lampiran
Keputusan Menteri Komunikasi dan Informasi

Nomor : 47A/KEP/M.KOMINFO/12/2003

tentang

PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAAN


PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIS
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
DALAM MENUNJANG E-GOVERNMENT
PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAAN
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIS
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
DALAM MENUNJANG e-GOVERNMENT

(versi 1.0)

KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMASI


JAKARTA 2003
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ................................................................. i
DAFTAR GAMBAR .......................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................ iv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................... v
DAFTAR SINGKATAN, AKRONIM, DAN ISTILAH ............... vi

BAB I. PENDAHULUAN ........................................... 1


1.1 Latar Belakang................................... 2
1.2 Dasar Pemikiran................................. 5

BAB II. GAMBARAN UMUM ...................................... 13


2.1 Pengertian dan Tujuan ....................... 14
2.2 Ruang Lingkup dan Sistematika
Penggunaan Pedoman ...................... 17

BAB III DIMENSI KOMPETENSI ............................ 19


3.1 Pengguna, Pengelola, dan Pimpinan ..... 20
3.2 Kompetensi Yang Perlu Dimiliki ............ 24
3.3 Pentahapan ....................................... 56
3.3.1 Kompetensi Prasyarat ................ 58
3.3.2 Kompetensi Umum .................... 59
A. Kompetensi Umum Pengguna .. 59
B. Kompetensi Umum Pengelola .. 72
C. Kompetensi Umum Pimpinan ... 102
3.3.3 Kompetensi Khusus ................... 115
3.4 Contoh Penggunaan Acuan Kompetensi. 115
3.4.1 Eselon IV sebagai Pengguna ...... 116
3.4.2 Eselon III sebagai Pengelola ...... 118

i
BAB IV. PENYELENGGARAAN ............................... 123
4.1 Metoda ............................................. 124
4.2 Perencanaan ..................................... 126
4.3 Pelaksanaan ...................................... 130
4.4 Evaluasi ............................................ 132

PENUTUP .............................................................. 135


LAMPIRAN ............................................................. L-1
TIM PENYUSUN

ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Tantangan yang dihadapi pemerintahan .... 7
Gambar 2 Landasan Pedoman Umum Penyelenggaraan
Diklat Teknis ICT ..................................... 10
Gambar 3 Gambaran Umum Kerangka Penyelenggaraan
Diklat Teknis ICT ..................................... 12
Gambar 4 Posisi Pedoman umum Diklat ICT .............. 15
Gambar 5 Komponen-komponen dalam Susunan
Organisasi .............................................. 21
Gambar 6 Isu-isu kompetensi ICT setiap komponen
organisasi ............................................... 23

iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Sistematika Penggunaan Pedoman ................ 18
Tabel 2 Acuan Kompetensi Proses Perencanaan dan
Pengorganisasian ........................................ 26
Tabel 3 Acuan Kompetensi Proses Pengadaan dan
Implementasi .............................................. 36
Tabel 4 Acuan Kompetensi Proses Pemeliharaan dan
Pelayanan ................................................. 42
Tabel 5 Acuan Kompetensi Proses Pemantauan.......... 53
Tabel 6 Pentahapan kompetensi
dalam diklat teknis ICT................................. 57
Tabel 7 Metode Diklat dan Fasilitasnya ...................... 125

iv
DAFTAR LAMPIRAN
Contoh Salah Satu Diklat Untuk Pengguna ................ L1

v
DAFTAR SINGKATAN, AKRONIM, DAN ISTILAH

COBIT : Control Objectives for Information and Related


Technology, suatu konsep yang diperkenalkan
oleh IT Governance Institute dan ISACA
(Information System Audit and Control
Association) agar suatu organisasi dapat
menerapkan mekanisme kontrol yang jelas
dalam implementasi ICT agar implementasinya
sungguh-sungguh mendukung visi, misi, dan
tujuan organisasi yang bersangkutan.
Diklat : Pendidikan dan Pelatihan
Diklat Teknis : Pendidikan dan Pelatihan Teknis tertentu
sebagai upaya pencapaian persyaratan
kompetensi teknis yang diperlukan untuk
pelaksanaan tugas PNS
e-Government : Pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (ICT) dalam proses pemerintahan
Good
governance : Kepemerintahan yang mengembangkan dan
menerapkan prinsip-prinsip profesionalitas,
akuntabilitas, transparansi, pelayanan prima,
demokrasi, efisiensi, efektivitas, supremasi
hukum, dan dapat diterima oleh seluruh
masyarakat

HKI : Hak Kekayaan Intelektual


PNS : Pegawai Negeri Sipil
SDM : Sumber Daya Manusia

vi
ICT : Information and Communication Technology
atau Teknologi Informasi dan Komunikasi. Di
Indonesia, sering juga disebut dengan istilah
Teknologi Telematika (Telekomunikasi, Media
dan Informatika) atau Teknologi InfoKom
(Informasi dan Komunikasi).
Kompetensi : Kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh
seorang PNS, berupa pengetahuan,
keterampilan, dan sikap perilaku yang
diperlukan dalam pelaksanaan tugas
jabatannya.
Kompetensi
ICT : Kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh
SDM aparatur berupa pengetahuan,
keterampilan, dan sikap perilaku yang
diperlukan dalam lingkup penggunaan dan
pengelolaan ICT yang akan diterapkan untuk
mendukung pelaksanaan tugas PNS
Pengelola
e-Government : SDM aparatur yang melakukan perencanaan,
penyelenggaraan, pengawasan, dan
pengendalian penggunaan ICT dalam proses
pemerintahan
Pengguna
e-Government : SDM aparatur yang menggunakan ICT dalam
proses pemerintahan

vii
Pedoman Umum Diklat ICT

BAB I

PENDAHULUAN

Kementerian Komunikasi dan Informasi 1


Pedoman Umum Diklat ICT

1.1 Latar Belakang

Kemajuan teknologi telekomunikasi, media, dan


informatika atau disingkat sebagai teknologi telematika serta
meluasnya perkembangan infrastruktur informasi global telah
mengubah pola dan cara berkegiatan pada lembaga
masyarakat, industri, maupun pemerintah. Perkembangan
ekonomi berbasis ilmu pengetahuan dan masyarakat informasi
telah menjadi paradigma global yang dominan. Kemampuan
untuk terlibat secara efektif dalam revolusi jaringan informasi
akan menentukan masa depan kesejahteraan bangsa. Namun
berbagai keadaan menunjukkan bahwa Indonesia belum
mampu mendayagunakan potensi teknologi telematika secara
baik sehingga terjadi digital divide, jurang pemisah yang
semakin lebar memisahkan antara Indonesia dengan negara
maju. Kesenjangan prasarana dan sarana telematika terjadi
antara perkotaan dan perdesaan yang juga menyebabkan
digital divide di dalam negara kita sendiri. Inpres No. 6
Tahun 2001 tentang Kerangka Kebijakan Pengembangan
dan Pendayagunaan Telematika di Indonesia
menginstruksikan pelaksanaan lebih lanjut pengembangan
dan pendayagunaan Telematika.

2 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi ( information


and communication technology ICT 1) yang sangat pesat
serta potensi pemanfaatannya yang sangat luas membuka
peluang bagi pengaksesan, pengelolaan, dan pendayagunaan
informasi dalam volume yang besar secara cepat dan akurat.

Pemanfaatan ICT dalam proses pemerintahan, yang kerap


diistilahkan dengan e-Government (electronic government),
akan meningkatkan efisiensi, efektivitas, transparansi, dan
akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan. Penyeleng-
garaan kepemerintahan yang baik (good governance) dan
peningkatan layanan publik yang efektif dan efisien
memerlukan kebijakan dan strategi pengembangan
e-Government sebagaimana diamanatkan oleh Instruksi
Presiden No. 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan e-Government.

Upaya mewujudkan pemerintahan yang baik telah menjadi


tuntutan nasional dan tantangan global yang memunculkan
konsekuensi diperlukannya sumber daya manusia (SDM)
aparatur yang memiliki kompetensi jabatan dalam

1
ICT merupakan singkatan dari Information and Communication
Technology atau Teknologi Informasi dan Komunikasi. Pada Pedoman
Umum ini selanjutnya akan digunakan istilah ICT karena merupakan istilah
yang paling umum digunakan.

Kementerian Komunikasi dan Informasi 3


Pedoman Umum Diklat ICT

penyelenggaraan negara dan pembangunan. Pengembangan


kompetensi jabatan tersebut membutuhkan pendidikan dan
pelatihan (diklat) jabatan yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari upaya pembinaan Pegawai Negeri Sipil (PNS)
secara menyeluruh. Berkenaan dengan pengembangan
e-Government dalam rangka penyelenggaraan kepemerintah-
an yang baik dan peningkatan layanan publik yang efektif dan
efisien diperlukan SDM aparatur yang kompeten dalam bidang
ICT sehingga upaya pengembangan e-Government dapat
didukung dengan baik. Berbagai aspek tentang diklat jabatan
PNS diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun
2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai
Negeri Sipil.

4 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

1.2 Dasar Pemikiran

Dalam Inpres No. 3 Tahun 2003 disadari beberapa


tantangan yang perlu diatasi oleh pemerintah antara lain:

1) Selama ini pemerintah menerapkan sistem dan proses


kerja yang dilandaskan pada tatanan birokrasi yang
kaku. Sistem dan proses kerja semacam itu tidak
mungkin menjawab perubahan yang kompleks dan
dinamis, dan perlu ditanggapi secara cepat. Oleh
karena itu, di masa mendatang pemerintah harus
mengembangkan sistem dan proses kerja yang lebih
lentur untuk memfasilitasi berbagai bentuk interaksi
yang kompleks dengan lembaga-lembaga negara lain,
masyarakat, dunia usaha, dan masyarakat
internasional.

2) Sistem manajemen pemerintah selama ini merupakan


sistem hirarki kewenangan dan komando sektoral yang
mengerucut dan panjang. Untuk memuaskan
kebutuhan masyarakat yang semakin beraneka ragam
dimasa mendatang harus dikembangkan sistem
manajemen modern dengan organisasi berjaringan
sehingga dapat memperpendek lini pengambilan
keputusan serta memperluas rentang kendali.

Kementerian Komunikasi dan Informasi 5


Pedoman Umum Diklat ICT

3) Selama ini interaksi antara pemerintah dengan


berbagai elemen masyarakat dan dunia usaha masih
terbatas sedangkan partisipasi seluruh elemen tersebut
merupakan prasyarat bagi kepemerintahan yang baik.
Pemerintah harus melonggarkan dinding pemisah yang
membatasi interaksi dengan sektor swasta, organisasi
pemerintah harus lebih terbuka untuk membentuk
kemitraan dengan dunia usaha (public-private
partnership).

4) Keberadaan penerapan teknologi informasi dan


komunikasi di berbagai aspek memberikan banyak
kemudahan bagi proses bermasyarakat termasuk
pemerintahan dan pembangunan. Pemerintah harus
mampu memanfaatkan kemajuan teknologi informasi
untuk meningkatkan kemampuan mengolah,
mengelola, menyalurkan, dan mendistribusikan
informasi serta pelayanan publik.

6 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

Dengan demikian diharapkan keberadaan penerapan ICT akan


dapat meningkatkan sistem dan proses kerja, sistem
manajemen pemerintahan, serta potensi kerjasama
pemerintah dengan masyarakat dan dunia usaha yang pada
akhirnya akan memberikan peningkatan kualitas layanan
publik.

Kondisi saat ini Kondisi yang diharapkan Dampak yang diharapkan


- Sistem dan proses kerja - Sistem dan proses kerja yang lebih - Terfasilitasinya berbagai bentuk
pemerintah dengan tatanan lentur interaksi yang kompleks dengan
birokrasi yang kaku lembaga-lembaga negara lain,
- Sistem manajemen modern
masyarakat, dunia usaha, dan
- Sistem manajemen pemerintah dengan organisasi berjaringan
masyarakat internasional
dengan sistem hirarki kewenangan
- Longgarnya dinding pemisah yang
dan komando sektoral yang - Lebih pendeknya lini pengambilan
membatasi interaksi dengan Peningkatan
mengerucut dan panjang keputusan serta memperluas
masyarakat dan sektor swasta kualitas
rentang kendali
- Interaksi pemerintah dengan Kemajuan pengelolaan
berbagai elemen masyarakat dan ICT informasi & - Munculnya bentuk-bentuk
dunia usaha masih terbatas layanan kemitraan seperti kemitraan
publik pemerintah dengan dunia usaha
(public-private partnership)

Gambar 1
Tantangan yang dihadapi pemerintahan

Kementerian Komunikasi dan Informasi 7


Pedoman Umum Diklat ICT

Keberhasilan pemanfaatan teknologi informasi dan


komunikasi dalam proses pemerintahan, atau e-Government,
membutuhkan aparatur yang kompeten dalam memanfaatkan
ICT. Inpres No. 3 Tahun 2003 menekankan bahwa
keterbatasan sumber daya manusia merupakan salah satu
penyebab berbagai inisiatif pengembangan e-Government
belum terarah dengan baik.

Isu tersebut mendasari pemikiran diperlukannya diklat bagi


peningkatan kompetensi sumber daya manusia aparatur dalam
bidang teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung
e-Government. Dengan demikian, dalam rangka peningkatan
kompetensi teknis PNS dalam bidang ICT untuk mendukung
pelaksanaan e-Government diperlukan program diklat bidang
ICT untuk SDM pemerintah di berbagai lembaga pemerintah
baik di pusat maupun daerah.

8 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

PP No. 101 Tahun 2000 menyatakan bahwa pelaksanaan


diklat teknis dapat dilaksanakan secara berjenjang dimana
jenis dan jenjangnya ditetapkan oleh instansi teknis yang
bersangkutan. Sejalan dengan Inpres No. 3 Tahun 2003,
Kementerian Komunikasi dan Informasi memiliki kewajiban
untuk mengkoordinasikan kebutuhan penyelenggaraan diklat
teknis ICT untuk instansi pemerintah, baik di pusat maupun
daerah. Oleh karena itu, Kementerian Komunikasi dan
Informasi melakukan pembinaan diklat teknis ICT
berkoordinasi dengan instansi pembina diklat, dalam hal ini
Lembaga Administrasi Negara.

Kementerian Komunikasi dan Informasi 9


Pedoman Umum Diklat ICT

Landasan Pemikiran

PP No. 101 Tahun 2000

INPRES No. 6 Tahun 2001

INPRES No. 3 Tahun 2003

Penyusunan Pedoman Umum


Penyelenggaraan Diklat Teknis
Teknologi Informasi dan Komunikasi Berkoordinasi dengan
dalam Mendukung e-Government Instansi Pembina
oleh yaitu
Kementerian Komunikasi dan Lembaga
Informasi Administrasi
sebagai Instansi Pembina Diklat Teknis Negara
Komunikasi & Informasi sebagai Instansi
Pembina Diklat

Penyelenggaraan Diklat Teknis Teknologi


Informasi dan Komunikasi (ICT)
oleh
Instansi Pemerintah
di Pusat dan Daerah

Gambar 2
Landasan Pedoman Umum
Penyelenggaraan Diklat Teknis ICT

10 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

Salah satu perwujudan pembinaan diklat teknis yakni


penyusunan pedoman diklat teknis dituangkan dalam
dokumen ini yaitu Pedoman Umum Penyelenggaraan
Diklat Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
Mendukung e-Government.

Pedoman umum penyelenggaraan diklat ini akan


memberikan arahan terhadap aspek-aspek penyelenggaraan
diklat yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
diklat. Disamping itu diuraikan juga sistem penyelenggaraan
diklat yang meliputi masukan (input) diklat, dimensi-dimensi
kompetensi yang dituju, pendekatan diklat, serta sumber daya
diklat. Adapun kerangka penyelenggaraan diklat ICT yang
dimuat dalam pedoman umum ini diilustrasikan secara
skematis dalam Gambar 3.

Kementerian Komunikasi dan Informasi 11


Pedoman Umum Diklat ICT

Masukan (input) :
Kebutuhan Peningkatan Kompetensi ICT
SDM Aparatur
untuk mendukung e-Government

Pendekatan Proses: Sumber Daya (Resources)


- pengguna, ASPEK PENYELENGGARAAN DIKLAT
Pengelola, &
Pimpinan e- - Materi
Government; - Widyaiswara/instruktur
- Jabatan Perencanaan Pelaksanaan Evaluasi
structural dan Diklat Diklat Diklat - Sarana & Prasarana Diklat
fungsional - Pembiayaan
dalam PNS

Keluaran (Output)
SDM Aparatur yang kompeten dalam
menggunakan dan mengelola e-Government

Gambar 3
Gambaran Umum Kerangka Penyelenggaraan
Diklat Teknis ICT

12 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

BAB II

GAMBARAN UMUM PEDOMAN

Kementerian Komunikasi dan Informasi 13


Pedoman Umum Diklat ICT

2.1 Pengertian dan Tujuan

Pedoman Umum Penyelenggaraan Pendidikan dan


Pelatihan Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan
acuan umum bagi setiap Lembaga/Unit Diklat yang
menyelenggarakan diklat di lembaga pemerintahan baik di
tingkat pusat maupun daerah dalam penyelenggaraan Diklat
ICT untuk mendukung e-Government.

Tujuan dari Pedoman Umum Penyelenggaraan Diklat


Teknologi Informasi dan Komunikasi ini adalah memberikan
arahan dimensi kompetensi ICT berikut kerangka materi diklat
ICT, dan aspek-aspek penyelenggaraan Diklat ICT yang
diperlukan untuk mendukung e-Government.

Pedoman ini memberikan arahan mengenai:

Kebutuhan umum dalam penyelenggaraan diklat ICT.


Untuk implementasinya disesuaikan dengan kebutuhan
dan ketersediaan sumberdaya di masing-masing instansi
atau daerah.

14 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

Aspek umum dari pendayagunaan ICT di lembaga


pemerintahan.
Adapun aspek-aspek khusus ICT di setiap lembaga dapat
dirumuskan secara khusus arahan diklatnya oleh lembaga
itu sendiri. Jika suatu instansi mempunyai aplikasi khusus
yang dikembangkan oleh instansi tersebut, misalnya
aplikasi pajak di Kantor Pajak atau aplikasi lain yang telah
dikembangkan di beberapa instansi dan digunakan khusus
oleh instansi tersebut, maka untuk diklatnya tidak harus
sepenuhnya mengacu pada pedoman umum ini. Untuk
lebih jelasnya dapat melihat Gambar 4 berikut:

Aspek
umum/generik Pedoman umum diklat
(serupa di setiap ICT dari Menkominfo
Pendayagunaan lembaga)
ICT
di suatu lembaga
pemerintah Aspek
Pedoman khusus diklat
khusus/spesifik
ICT oleh setiap
(sesuai konteks
lembaga
setiap lembaga)

Gambar 4
Posisi Pedoman umum Diklat ICT

Kementerian Komunikasi dan Informasi 15


Pedoman Umum Diklat ICT

Penyelenggaraan diklat ICT bagi pengguna, pengelola dan


pimpinan.

Kompetensi umum dalam ICT yang perlu dikuasai oleh


SDM aparatur pemerintah di pusat maupun daerah.
Pedoman ini membahas aspek umum dari
pendayagunaan ICT di lembaga pemerintah.
Adapun aspek-aspek spesifik ICT di setiap lembaga dapat
dirumuskan arahan diklatnya oleh instansi itu sendiri.

Disamping itu Kementerian Komunikasi dan Informasi


akan mengeluarkan dokumen lanjutan yang merupakan
penjelasan maupun pelengkap dari pedoman ini, sehingga
diharapkan dapat memudahkan penyelenggaraan diklat ICT di
instansi pemerintah.

16 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

2.2 Ruang Lingkup dan Sistematika Penggunaan


Pedoman

Pedoman umum ini membahas batasan pedoman umum


dari aspek: (1) geografis, (2) fungsi, (3) proses, (4) struktur,
dan (5) kedalaman. Penjabaran ruang lingkup dari berbagai
aspek diatas diuraikan sebagai berikut:
Dari aspek geografis, pedoman umum penyelenggaraan
diklat ICT mencakup tingkat pusat maupun daerah dari
instansi pemerintah penyelenggara diklat.
Dari aspek fungsi, pedoman umum mencakup fungsi e-
Government bagi pengguna, pengelola, dan pimpinan e-
Government.
Dari aspek proses penyelenggaraan, diklat ICT
mencakup proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
diklat.
Dari aspek struktur, diklat terkait dengan struktur
hubungan pengguna, pengelola, dan pimpinan dalam e-
Government.
Dari aspek kedalaman, pedoman umum memberikan
arahan kompetensi umum penggunaan, pengelolaan, dan
kepemimpinan ICT.

Kementerian Komunikasi dan Informasi 17


Pedoman Umum Diklat ICT

Pedoman ini menjelaskan lebih lanjut mengenai dimensi


kompetensi untuk pengguna, pengelola dan pimpinan,
kemudian pentahapan, serta aspek-aspek penyelenggaraan
diklat (metoda, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi).
Pedoman umum ini ditujukan bagi seluruh instansi pemerintah
baik di tingkat pusat maupun daerah. Pedoman umum ini juga
ditujukan bagi lembaga yang bekerja sama dengan instansi
pemerintah dalam penyelenggaraan diklat ICT.

Tabel 1
Sistematika Penggunaan Pedoman
Komponen
Bab/Sub Bab Keterangan
Organisasi

Bab 3, sub bab 3.3.1 Pengguna perlu


(halaman 58) memperhatikan kompetensi
Pengguna prasyarat untuk kemudian
Bab 3, sub bab 3.3.2 A beralih ke kompetensi umum
(halaman 59) bagi pengguna
Bab 3, sub bab 3.3.1 Pengelola perlu
(halaman 58) memperhatikan kompetensi
Pengelola prasyarat untuk kemudian
Bab 3, sub bab 3.3.2 B beralih ke kompetensi umum
(halaman 72) bagi pengelola
Bab 3, sub bab 3.3.1 Pimpinan perlu
(halaman 58) memperhatikan kompetensi
Pimpinan prasyarat untuk kemudian
Bab 3, sub bab 3.3.2 C beralih ke kompetensi umum
(halaman 102) bagi pimpinan

18 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

BAB III

DIMENSI KOMPETENSI

Kementerian Komunikasi dan Informasi 19


Pedoman Umum Diklat ICT

Dimensi kompetensi yang akan menjadi acuan dalam


penyusunanan kurikulum pendidikan dan pelatihan ICT
meliputi tiga bagian berdasarkan segmen atau sasaran diklat,
yaitu pengelola, pengguna dan pimpinan. Dalam bab ini akan
dijelaskan mengenai gambaran keterkaitan antara kompetensi
pada masing-masing segmen tersebut kemudian akan
dijelaskan dimensi kompetensi untuk masing-masing sasaran.

3.1 Pengguna, Pengelola dan Pimpinan

Salah satu pilar penentu keberhasilan berbagai upaya


penerapan e-Government terletak pada kemampuan SDM
aparatur dalam memahami dan menerapkan prinsip-prinsip
manajemen pemerintahan modern berbasis ICT. Oleh karena
itu, diperlukan berbagai upaya yang dapat meningkatkan
kompetensi SDM aparatur terkait dengan ICT serta e-
Government.

Terdapat 3 (tiga) komponen penting dalam susunan


organisasi ICT yang perlu dikembangkan kompetensinya,
yaitu pengguna, pengelola, dan pimpinan. Hubungan antara
ketiga komponen dalam susunan organisasi ICT digambarkan
dalam Gambar 5 berikut ini.

20 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

Gambar 5
Komponen-komponen dalam Susunan Organisasi

Pengguna e-Government adalah SDM aparatur yang


menggunakan ICT dalam proses pemerintahan. Pengelola e-
Government adalah SDM aparatur yang melakukan
perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan, dan
pengendalian penggunaan ICT dalam proses pemerintahan.
Sedangkan Pimpinan merupakan SDM aparatur yang
mempunyai tugas menyusun strategi dan kebijakan instansi
pemerintah yang terkait dengan pengembangan ICT instansi,
baik sebagai pejabat yang memimpin unit ICT maupun non-
ICT.

Kementerian Komunikasi dan Informasi 21


Pedoman Umum Diklat ICT

Untuk setiap komponen-komponen tersebut di atas


diperlukan kompetensi di bidang ICT untuk mendukung e-
Government. Kompetensi merupakan kemampuan dan
karakteristik yang dimiliki PNS berupa pengetahuan,
keterampilan serta sikap dan perilaku. Kompetensi ICT
dalam mendukung e-Government terkait dengan kemampuan
dan karakteristik yang dimiliki PNS berupa pengetahuan,
keterampilan serta sikap dan perilaku yang diperlukan dalam
lingkup penggunaan dan pengelolaan ICT yang akan
diterapkan untuk mendukung pelaksanaan tugas PNS. Pada
setiap komponen organisasi, isu-isu yang mendasari dimensi
kompetensi adalah:
1. Pengguna: Kompetensi yang ingin dicapai adalah e-
literacy, yaitu diawali dengan kesadaran (awareness)
tentang pentingnya penggunaan ICT dalam peningkatan
pelayanan publik kemudian meningkatkan kemampuan
memanfaatkan berbagai piranti ICT dalam menunjang
pelaksanaan tugasnya.
2. Pengelola: kompetensi yang perlu dimiliki pengelola
adalah kemampuan tata kelola ICT di berbagai organisasi
pemerintah yaitu berupa kemampuan untuk
merencanakan, menyelenggarakan, mengawasi, dan
mengendalikan penggunaan ICT dalam proses
pemerintahan.

22 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

3. Pimpinan: Kompetensi pimpinan dikaitkan dengan


kepemimpinan (leadership) dalam peningkatan layanan
publik melalui pemanfaatan ICT serta kemampuan
mengelola dan mengkoordinasikan perubahan (change
management) yang diakibatkan oleh pemanfaatan ICT
terhadap struktur organisasi, prosedur kerja, serta
budaya kerja dan belajar. Kompetensi dalam aspek legal
yang terkait juga diperlukan dalam mengarahkan
perubahan.

- e-literacy
Pengguna
- kemampuan
memanfaatkan ICT

- Merencanakan,
menyelenggarakan,
Pengelola mengawasi,
DIKLAT ICT mengendalikan
penggunaan ICT

Pemanfaatan ICT
Pimpinan untuk layanan publik:
- Leadership
- Change Management

Gambar 6
Isu-isu kompetensi ICT setiap komponen organisasi

Kementerian Komunikasi dan Informasi 23


Pedoman Umum Diklat ICT

3.2 Kompetensi yang Perlu Dimiliki

Kompetensi dalam bidang ICT yang perlu dimiliki


adalah kompetensi yang terkait dengan pengembangan e-
Government baik dalam skala individu maupun organisasi.
Kompetensi terbagi atas kompetensi yang merupakan
prasyarat, kompetensi umum, dan kompetensi khusus.
Kompetensi yang merupakan prasyarat perlu dimiliki oleh
setiap komponen organisasi. Kompetensi yang bersifat umum
merupakan kompetensi ICT yang dapat dibedakan bagi
pengguna, pengelola dan pimpinan. Kompetensi khusus
terkait dengan bidang kerja atau sektor tertentu sehingga
akan berbeda antara setiap instansi. Kompetensi khusus akan
diserahkan kepada instansi masing-masing dalam penentuan
dan perumusan pedoman pengembangan sumber daya
manusianya.
Terdapat 4 (empat) bagian proses utama dalam
kompetensi ICT, yaitu:

1. Proses Perencanaan dan Pengorganisasian (Planning and


Organizing): kemampuan SDM dalam memahami,
merencanakan, merancang, dan mengorganisasikan
sumber daya teknologi informasi dan komunikasinya;

24 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

2. Proses Pengadaan dan Implementasi (Acquisition and


Implementation): kemampuan SDM dalam menyusun
prosedur pengadaan, implementasi, dan pengembangan
beragam inisiatif penerapan ICT;

3. Proses Pemeliharaan dan Pelayanan (Delivery and


Support): kemampuan SDM dalam mengembangkan
mekanisme pemeliharaan dan penjaminan kualitas kinerja
ICT yang dimiliki; dan

4. Proses Pemantauan (Monitoring): kemampuan SDM


dalam menilai kinerja ICT yang dipergunakan dan
mengawasi jalannya proses manajemen ICT dalam
organisasi.

Kementerian Komunikasi dan Informasi 25


Pedoman Umum Diklat ICT

Pada bagian Proses Perencanaan dan


Pengorganisasian terdapat 11 (sebelas) acuan kompetensi
yang dijabarkan pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2
Acuan Kompetensi Proses Perencanaan dan
Pengorganisasian
No ACUAN KOMPETENSI
SUBSTANSI KAJIAN
1 Kemampuan memahami 1.1 Melibatkan aspek ICT dalam
pentingnya ICT dan rencana jangka pendek dan jangka
kemampuan menyusun panjang organisasi.
1.2 Memahami Rencana jangka
rencana strategis ICT
panjang ICT dan keterkaitannya
bagi lembaga dengan stakeholders internal dan
pemerintah. eksternal.
1.3 Memahami pendekatan terstruktur
dalam perencanaan jangka panjang
ICT.
1.4 Mampu menyesuaikan rencana
jangka panjang ICT dengan
perubahan rencana jangka panjang
organisasi dan perubahan kondisi
ICT.
1.5 Menerjemahkan rencana jangka
panjang ICT menjadi rencana
jangka pendek ICT.
1.6 Mengkomunikasikan rencana ICT
pada berbagai pihak.
1.7 Memonitor dan mengevaluasi
rencana ICT.
1.8 Mengkaji sejauh mana sistem yang
ada (existing) mendukung
kebutuhan organisasi.

26 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

Lanjutan tabel 2
2 Kemampuan 2.1 Memahami model arsitektur informasi
mendefinisikan yang mencakup model data organisasi
kebutuhan dan arsitektur (corporate data model) dan sistem
informasi yang sesuai informasi terkait.
dengan karakteristik 2.2 Menyusun dan memperbaharui
lembaga pemerintah Corporate Data Dictionary dan Data
terkait. Syntax Rules.
2.3 Menyusun kerangka pengelompokan
data berdasarkan kelompok informasi
dan pemilik informasi.
2.4 Mendefinisikan, mengimplementasikan,
dan mengevaluasi tingkat keamanan
pada setiap kelompok data.
3 Kemampuan mengenal 3.1 Merencanakan infrastruktur teknologi
dan mempelajari trend yang selaras dengan rencana ICT
perkembangan ICT di jangka panjang dan pendek.
3.2 Memantau Kecenderungan masa depan
masa mendatang dan
dan regulasi terkait sebagai bahan
dampaknya terhadap pertimbangan bagi perencanaan
lembaga pemerintah. infrastruktur teknologi.
3.3 Mengkaji rencana infrastruktur
teknologi terhadap berbagai skenario
(misalkan: duplikasi, ketangguhan,
kecukupan, dan kemampuan
berkembang).
3.4 Merencanakan penyediaan piranti keras
dan lunak sesuai rencana infrastruktur
teknologi.
3.5 Menyusun standardisasi teknologi
dengan mengacu pada rencana
infrastruktur teknologi.

Kementerian Komunikasi dan Informasi 27


Pedoman Umum Diklat ICT

Lanjutan tabel 2
4 Kemampuan membentuk 4.1 Membentuk tim perencana ICT atau
struktur organisasi panitia pengarah.
dengan piranti 4.2 Menata fungsi ICT dalam struktur
kelengkapannya agar organisasi.
proses manajemen e- 4.3 Menyusun kerangka acuan untuk
government dapat meninjau struktur organisasi dalam
berjalan dengan baik. rangka pencapaian tujuan organisasi.
4.4 Memahami peran dan tanggungjawab
spesifik setiap personel dalam
kaitannya dengan sistem informasi.
4.5 Menetapkan peran dan tanggung
jawab dalam penjaminan kualitas
(quality assurance) dari fungsi ICT.
4.6 Menetapkan peran dan tanggung
jawab dalam penjaminan keamanan
ICT baik keamanan fisik maupun logik
(physical & logical security).
4.7 Menetapkan peran dan tanggung
jawab bagi pemilik dan pengaman/
pemelihara data.
4.8 Menetapkan bahwa setiap aset
informasi (data dan sistem) terkait
dengan pemiliknya yang akan
memastikan pengelompokan dan hak
untuk mengakses informasi.
4.9 Mengimplementasikan supervisi agar
fungsi ICT berjalan sebagaimana
mestinya.

28 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

Lanjutan tabel 2
4.10 Membagi tugas sesuai dengan
deskripsi kerja dan jabatan.
4.11 Mengevaluasi penempatan staf ICT
untuk memastikan bahwa fungsi ICT
memiliki staf ICT sesuai kebutuhan.
4.12 Menyusun deskripsi kerja dan jabatan
bagi staf ICT.
4.13 Mendefinisikan personel kunci ICT.
4.14 Menyusun kebijakan dan prosedur
bagi staf kontrak dan konsultan
untuk menjamin keamanan aset
informasi.
4.15 Melakukan pengembangan koordinasi,
komunikasi, dan penjembatanan
yang optimal di dalam fungsi ICT dan
fungsi terkait lainnya.
5 Kemampuan 5.1 Menyusun proses penganggaran
menganalisis, operasi tahunan ICT yang dapat
memperhitungkan, diterima dan sesuai dengan rencana
jangka panjang dan pendek organisasi.
dan mengelola
5.2 Memantau biaya dan manfaat yang
investasi ICT dalam didapat dari aktivitas ICT
pengembangan e- 5.3 Menjamin bahwa layanan fungsi ICT
government. dapat diterima dari sudut pandang
biaya dan manfaat.

Kementerian Komunikasi dan Informasi 29


Pedoman Umum Diklat ICT

Lanjutan tabel 2
6 Kemampuan 6.1 Menyusun kerangka dan program
mengkomunikasikan dan penyadaran untuk mendorong
mensosialisasikan arah lingkungan pengendalian informasi
dan tujuan implementasi yang positif.
e-government kepada 6.2 Memahami tanggungjawab manajemen
seluruh jajaran dalam menyusun kebijakan.
manajemen dan 6.3 Mengkomunikasikan kebijakan
karyawan. organisasi secara jelas hingga dapat
diterima oleh setiap tingkatan
organisasi.
6.4 Merencanakan sumber daya bagi
implementasi kebijakan, kepatuhan
terhadap kebijakan, dan kerangka
waktu implementasi.
6.5 Menyesuaikan kebijakan dengan
kondisi yang berubah.
6.6 Menjamin pemahaman dan kepatuhan
pada kebijakan, prosedur, dan
standard.
6.7 Mendefinisikan, mendokumentasikan,
dan memperbaharui landasan,
kebijakan, dan tujuan pengendalian
kualitas.
6.8 Menyusun kerangka kebijakan
keamanan dan pengendalian internal.
6.9 Memahami Hak Kekayaan Intelektual
(HKI).
6.10 Menyusun kebijakan dan dokumentasi
keputusan dalam menghadapi isu
spesifik (seperti aktivitas, aplikasi,
sistem, atau teknologi spesifik).
6.11 Mengkomunikasikan perlunya
kesadaran akan keamanan ICT.

30 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

Lanjutan tabel 2
7 Kemampuan mengelola 7.1 Merekrut dan mempromosikan
sumber daya manusia pegawai.
yang terlibat langsung 7.2 Menjamin pegawai yang melakukan
maupun tidak langsung tugas tertentu sesuai dengan
dengan berbagai kualifikasi.
program atau inisiatif e- 7.3 Menetapkan peran dan tanggung
government. jawab yang jelas.
7.4 Menyelenggarakan pelatihan pegawai.
7.5 Melakukan pelatihan lintas tugas dalam
rangka penyiapan cadangan personel
kunci.
7.6 Menyusun prosedur penyesuaian
keamanan sebelum perekrutan,
pengalihan, dan promosi pegawai.
7.7 Mengevaluasi kinerja pegawai.
7.8 Memahami tindakan yang diperlukan
dalam perubahan pekerjaan dan
penghentian pekerjaan.
8 Kemampuan memahami 8.1 Meninjau ulang berbagai prasyarat
dan mentaati eksternal yang mempengaruhi praktek
implementasi e- ICT organisasi.
government sesuai 8.2 Menetapkan tindakan korektif yang
dengan regulasi dan sesuai dengan prasyarat eksternal.
perundang-undangan 8.3 Memastikan kepatuhan terhadap
yang berlaku. keamanan (safety) dan ergonomi.
8.4 Memahami kebebasan pribadi
(privacy), kekayaan intelektual, dan
aliran data lintas batas, dan regulasi
penyandian (cryptographic).
8.5 Memahami transaksi perdagangan
elektronik (electronic commerce) yang
berupa persetujuan antar mitra dagang
dalam proses komunikasi serta dalam
standard keamanan data transaksi dan
penyimpanan data.
8.6 Menjamin kepatuhan pada kontrak
asuransi.

Kementerian Komunikasi dan Informasi 31


Pedoman Umum Diklat ICT

Lanjutan tabel 2
9 Kemampuan 9.1 Menyusun kerangka pengkajian resiko
menganalisis, sebagai dasar pengelolaan resiko pada
memperhitungkan, tingkat yang dapat diterima.
9.2 Melakukan pengkajian resiko dengan
dan mengelola aspek
berbagai pendekatan (pendefinisian
resiko dalam ruang lingkup dan batasan,
implementasi program metodologi, tanggung jawab, dan
e-government. keahlian yang diperlukan).
9.3 Mengidentifikasi berbagai elemen dasar
resiko serta hubungan sebab-akibat di
antara elemen-elemen tersebut.
9.4 Mengukur resiko dan menetapkan
kapasitas resiko yang dapat
ditanggung oleh organisasi.
9.5 Menyusun rencana tindak penanganan
resiko dari sudut pandang
penghindaran, mitigasi, dan
penerimaan resiko.
9.6 Mengidentifikasi sisa resiko (residu)
yang dapat diterima yang ditangani
dengan asuransi dan tanggungan yang
dinegosiasikan secara kontraktual.
9.7 Memilih sistem pengendalian dan
pelindung keamanan.
9.8 Mendorong komitmen terhadap
pengkajian resiko.

32 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

Lanjutan tabel 2
10 Kemampuan 10.1 Menyusun kerangka manajemen
mengelola proyek e- proyek yang mencakup lingkup dan
government sesuai batasan serta metodologi manajemen
proyek.
dengan konsep dan
10.2 Melibatkan partisipasi instansi/unit
prosedur baku dan organisasi yang akan menggunakan
standard. proyek sejak awal dalam
pendefinisian, otorisasi,
implementasi, dan modifikasi proyek.
10.3 Menetapkan kerangka dalam
penentuan anggota tim proyek serta
tanggung jawab dan
kewenangannya.
10.4 Mendefinisikan sifat dan lingkup
proyek secara jelas dan tertulis
sebelum proyek dimulai.
10.5 Menyusun kerangka studi kelayakan
yang digunakan sebagai dasar
persetujuan proyek.
10.6 Merumuskan penerimaan proyek
dalam tahapan-tahapan penerimaan
yang tertentu.
10.7 Menyusun rencana induk proyek bagi
proyek yang telah diterima.
10.8 Menyusun rencana penjaminan
kualitas (quality assurance) yang
terpadu dengan rencana induk
proyek.
10.9 Merencanakan metode penjaminan
kualitas pada setiap tahapan proyek.
10.10 Mengimplementasikan program
manajemen resiko proyek secara
formal.
10.11 Menyusun rencana penilaian (test
plan) pada setiap pengembangan,
implementasi, dan modifikasi proyek.

Kementerian Komunikasi dan Informasi 33


Pedoman Umum Diklat ICT

Lanjutan tabel 2
10.12 Menyusun rencana pelatihan
(training plan) pada setiap
pengembangan, implementasi, dan
modifikasi proyek.
10.13 Menyusun rencana kaji ulang pasca
implementasi proyek yang
memodifikasi sistem informasi untuk
memastikan manfaat yang
direncanakan telah dapat dicapai.
11 Kemampuan 11.1 Menyusun rencana umum kualitas
memahami dan berdasarkan rencana jangka panjang
menjamin kualitas organisasi dan ICT.
11.2 Menyusun pendekatan penjaminan
implementasi setiap
kualitas pada proyek secara umum
program e-government maupun secara khusus.
yang ada. 11.3 Merencanakan penjaminan kualitas
untuk menetapkan lingkup dan
jadwal aktivitas penjaminan kualitas.
11.4 Mengkaji ulang apakah penjaminan
kualitas mematuhi standard dan
prosedur ICT.
11.5 Mendefinisikan dan
mengimplementasikan standard ICT
dan metodologi yang digunakan
dalam daur hidup pengembangan
sistem.
11.6 Menyusun metodologi daur hidup
pengembangan sistem bagi
perubahan besar terhadap teknologi
yang ada.
11.7 Memperbaharui metodologi daur
hidup pengembangan sistem.
11.8 Menjalin koordinasi dan komunikasi
antara pengguna fungsi ICT dan
pihak yang mengimplementasikan
sistem.
11.9 Menyusun kerangka pengadaan dan
perawatan bagi infrastruktur
teknologi.

34 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

Lanjutan tabel 2
11.10 Menjalin hubungan kerja yang baik
dengan pihak ketiga yang
mengimplementasikan proyek.
11.11 Menyusun standard untuk
dokumentasi program.
11.12 Menyusun standard untuk pengujian
program.
11.13 Menyusun standard untuk pengujian
sistem.
11.14 Menyusun pengujian paralel atau
pengujian awal (pilot testing)
terhadap sistem baru dan/atau
sistem yang ada.
11.15 Mendokumentasikan pengujian
sistem.
11.16 Mengevaluasi apakah penjaminan
kualitas sesuai dengan standard
pengembangan sistem.
11.17 Mengkaji ulang (review) penjaminan
kualitas dari pencapaian tujuan ICT.
11.18 Menetapkan ukuran kualitas untuk
mengukur hasil dari aktivitas.
11.19 Menyusun laporan dari kaji ulang
penjaminan kualitas.

Kementerian Komunikasi dan Informasi 35


Pedoman Umum Diklat ICT

Pada bagian Proses Pengadaan dan Implementasi


terdapat 6 (enam) acuan kompetensi seperti Tabel 3 berikut
Tabel 3
Acuan Kompetensi Proses Pengadaan dan Implementasi
No ACUAN
SUBSTANSI KAJIAN
KOMPETENSI
1 Kemampuan 1.1 Mendefinisikan kebutuhan informasi.
merumuskan solusi ICT 1.2 Memformulasikan alternatif
dan/atau e-government rangkaian tindakan yang dapat
yang sesuai dengan memenuhi kebutuhan organisasi.
kebutuhan lembaga 1.3 Merumuskan strategi pengadaan
terkait. sistem.
1.4 Mengevaluasi kebutuhan dan
spesifikasi proposal dari pihak ketiga
(vendor).
1.5 Melakukan studi kelayakan teknologi
untuk setiap proyek sistem
informasi.
1.6 Melakukan studi kelayakan ekonomi
(analisis biaya-keuntungan/cost-
benefit) untuk setiap proyek sistem
informasi.
1.7 Merumuskan arsitektur informasi.
1.8 Merumuskan analisis resiko untuk
setiap proyek sistem informasi.
1.9 Merumuskan sistem pengendalian
atas keefektifan biaya.
1.10 Merumuskan mekanisme yang dapat
melindungi data yang sensitif
(misalnya: identitas) dari pencurian
atau penggunaan oleh pihak yang
tidak berwenang.

36 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

Lanjutan tabel 3
1.11 Membangun sistem otomasi yang
ergonomis (sesuai dengan kondisi
manusia yang mempergunakan).
1.12 Merumuskan prosedur standard
untuk melakukan seleksi terhadap
semua piranti lunak yang
dibutuhkan untuk operasional
organisasi.
1.13 Melakukan pengendalian dalam
pengadaan yang berkaitan dengan
ICT, yaitu pengadaan piranti keras &
lunak serta pelayanan (service).
1.14 Melakukan pengadaan produk
piranti lunak.
1.15 Menjamin bahwa piranti lunak yang
didapat pihak ketiga mendapat
layanan purna jual berupa
pemeliharaan oleh pihak ketiga.
1.16 Menyusun program untuk kontrak
aplikasi.
1.17 Menyusun perencanaan fasilitas
yang dibutuhkan organisasi.
1.18 Menyusun perencanaan teknologi
yang dibutuhkan organisasi.
2 Kemampuan 2.1 Merumuskan metoda untuk
merumuskan dan menetapkan spesifikasi desain untuk
memutuskan piranti setiap pengembangan sistem.
2.2 Menjamin bahwa perubahan besar
lunak (software) yang
dalam rangka pengembangan sistem
sesuai dengan baru sejalan dengan proses yang
kebutuhan lembaga. ada.

Kementerian Komunikasi dan Informasi 37


Pedoman Umum Diklat ICT

Lanjutan tabel 3
2.3 Menjamin bahwa spesifikasi desain
untuk setiap pengembangan dan
modifikasi sistem informasi dapat
dikaji ulang dan mendapat
persetujuan dari manajemen,
pengguna, dan pimpinan.
2.4 Merumuskan prosedur yang sesuai
untuk mendefinisikan dan
mendokumentasikan format arsip
(file) untuk setiap pengembangan
sistem informasi.
2.5 Mempersiapkan spesifikasi program
untuk setiap pengembangan sistem
informasi.
2.6 Merancang mekanisme untuk koleksi
dan input data.
2.7 Merancang mekanisme yang sesuai
untuk mendefinisikan dan
mendokumentasikan input yang
dibutuhkan sistem informasi.
2.8 Merumuskan, merancang dan
mendokumentasikan semua antar-
muka (interface) internal dan
eksternal.
2.9 Mengembangkan antar-muka
(interface) pengguna-mesin yang
mudah digunakan.
2.10 Merumuskan mekanisme untuk
mendefinisikan dan mendokumen-
tasikan kebutuhan proses
pengembangan sistem informasi.
2.11 Merumuskan mekanisme untuk
mendefinisikan dan mendokumen-
tasikan output dari proses
pengembangan sistem informasi.

38 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

Lanjutan tabel 3
2.12 Merumuskan mekanisme yang dapat
menjamin pengendalian internal
(internal control) dari setiap
pengembangan sistem informasi.
2.13 Menjamin ketersediaan (availability)
sebagai faktor kunci dalam proses
desain.
2.14 Menjamin integritas ICT dalam
piranti lunak aplikasi.
2.15 Melakukan pengujian standard
terhadap piranti lunak.
2.16 Menyusun referensi untuk pengguna
dan material (bahan) pendukung
lainnya untuk setiap sistem
informasi.
2.17 Melakukan penilaian ulang desain
sistem jika terdapat
ketidaksesuaian teknis dan/atau
logis dalam pengembangan atau
perawatan sistem.
3 Kemampuan 3.1 Melakukan penilaian terhadap piranti
mengelola dan keras (hardware) dan piranti lunak
memelihara (software) baru.
3.2 Melakukan perawatan piranti keras
infrastruktur ICT yang
secara rutin dan periodik.
dipergunakan dalam e-
3.3 Menjamin bahwa piranti lunak yang
government. dipasang tidak membahayakan
keamanan dari data dan program
dalam sistem.
3.4 Melakukan instalasi sistem piranti
lunak.
3.5 Melakukan perawatan sistem piranti
lunak.
3.6 Melakukan pengendalian terhadap
perubahan sistem piranti lunak.
3.7 Menggunakan, memantau, dan
mengevaluasi pemanfaatan sistem.

Kementerian Komunikasi dan Informasi 39


Pedoman Umum Diklat ICT

Lanjutan tabel 3
4 Kemampuan 4.1 Mendefinisikan kebutuhan
menyusun pedoman operasional dan
dan prosedur tingkat layanan (service level).
4.2 Menyusun buku panduan untuk
pengelolaan sumber
pengguna.
daya e-government di 4.3 Menyusun dan selalu memperbaharui
lembaga pemerintah. buku panduan operasi.
4.4 Menyusun bahan pelatihan untuk
setiap pengembangan, implementasi,
dan modifikasi sistem informasi.
5 Kemampuan 5.1 Melaksanakan pelatihan untuk staf
menginstalasi dan dan unit ICT di organisasi.
mengakreditasi kinerja 5.2 Melakukan optimalisasi kinerja piranti
lunak aplikasi.
sistem.
5.3 Menyusun dan mengkaji ulang
rencana implementasi yang akan
digunakan untuk mengukur
perkembangan implementasi.
5.4 Melakukan konversi dari sistem yang
lama ke sistem yang baru.
5.5 Melakukan konversi data serta
verifikasi dan identifikasi setiap
kesalahan (error) yang muncul
selama proses konversi.
5.6 Menyusun rencana dan strategi
pengujian.
5.7 Melakukan pengujian atas
perubahan.
5.8 Menentukan kriteria kinerja dengan
pengujian paralel/pilot.
5.9 Melakukan pengujian final yang
mencakup semua komponen dari
sistem informasi (contoh: piranti
lunak, fasilitas, panduan untuk
pengguna).
5.10 Menyusun sistem akreditasi dan
pengujian keamanan sistem.
5.11 Melakukan pengujian operasional
sebelum menerapkan sistem ke
dalam pekerjaan operasional.

40 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

Lanjutan tabel 3
5.12 Melakukan kontrol atas konversi
sistem dari pengembangan ke
pengujian dan akhirnya ke
operasional.
5.13 Mengevaluasi sistem pasca
implementasi terhadap pemenuhan
kebutuhan pengguna.
5.14 Melakukan kaji ulang pasca-
implementasi.
6 Kemampuan 6.1 Melakukan pengendalian atas
mengelola perubahan permintaan perubahan pada sistem.
yang disyaratkan 6.2 Mengukur segala dampak dari
permintaan perubahan yang mungkin
maupun diakibatkan
terjadi pada fungsi dan operasi
implementasi e- sistem.
government. 6.3 Melakukan pengendalian atas
perubahan yang tengah dilakukan.
6.4 Menyusun parameter-parameter
untuk memutuskan perubahan
darurat dan prosedur untuk
mengendalikan perubahan tersebut.
6.5 Menyusun prosedur dan melakukan
dokumentasi atas perubahan sistem
yang dilakukan.
6.6 Menetapkan otorisasi personel yang
bertugas untuk melakukan
perawatan sistem.
6.7 Menetapkan kebijakan yang
mengatur prosedur untuk penerapan
piranti lunak baru.
6.8 Mendistribusikan piranti lunak ke unit
kerja yang tepat.

Kementerian Komunikasi dan Informasi 41


Pedoman Umum Diklat ICT

Pada bagian Proses Pemeliharaan dan Pelayanan


terdapat 13 (tiga belas) acuan kompetensi sebagai berikut:
Tabel 4
Acuan Kompetensi Proses Pemeliharaan dan Pelayanan
No ACUAN
SUBSTANSI KAJIAN
KOMPETENSI
1 Kemampuan 1.1 Menyusun kerangka kerja minimal
mendefinisikan dan untuk tingkat layanan aplikasi
mengelola tingkat e-government.
1.2 Mendefinisikan aspek-aspek dalam
layanan aplikasi e-
perjanjian/kontrak tingkat layanan.
government. 1.3 Menyusun prosedur untuk menilai
kinerja hubungan antara pihak-
pihak yang terkait.
1.4 Memantau dan melaporkan
pencapaian kinerja pelayanan dan
semua permasalahan yang timbul
selama berlangsungnya proses.
1.5 Mengkaji ulang perjanjian dan
kontrak dengan pihak ketiga yang
menyediakan layanan.
1.6 Menetapkan syarat-syarat dalam
perjanjian tentang hal-hal yang
dapat dikenakan biaya (charge).
1.7 Mengimplementasikan program
perbaikan layanan.

42 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

Lanjutan tabel 4
2 Kemampuan 2.1 Mengidentifikasi semua layanan
mengelola relasi yang diberikan pihak ketiga dan
dengan pihak ketiga mendokumentasikannya.
2.2 Menjaga hubungan baik dengan
yang terkait dengan
pihak ketiga.
implementasi e- 2.3 Menjamin bahwa untuk setiap
government. hubungan dengan pihak ketiga
telah disusun suatu kontrak yang
telah disepakati sebelum pekerjaan
dimulai.
2.4 Menilai kualifikasi pihak ketiga
sebelum pemilihan untuk melihat
kapabilitas mereka dalam
pemenuhan layanan yang
dipersyaratkan.
2.5 Menyusun kontrak alih daya
(outsourcing).
2.6 Menjamin kesinambungan layanan
yang diberikan oleh pihak ketiga.
2.7 Menjamin bahwa persetujuan
keamanan (security agreement)
masuk di dalam kontrak.
2.8 Memantau bahwa pekerjaan yang
dilakukan oleh pihak ketiga telah
sesuai dengan kontrak.
3 Kemampuan 3.1 Mengidentifikasi kebutuhan
mengelola kinerja dan organisasi menyangkut
kapasitas penggunaan ketersediaan dan kinerja layanan
informasi.
ICT terkait dengan
3.2 Melakukan perencanaan
implementasi e- ketersediaan (availability plan)
government. untuk memperoleh, memantau, dan
mengendalikan ketersediaan
layanan informasi.
3.3 Memantau dan melaporkan kinerja
sumber daya ICT secara berkala.

Kementerian Komunikasi dan Informasi 43


Pedoman Umum Diklat ICT

Lanjutan tabel 4
3.4 Menggunakan piranti pemodelan
(modeling tools) yang tepat dalam
memodelkan sistem yang berjalan
saat ini dalam rangka prediksi
kapasitas, keandalan konfigurasi,
serta kebutuhan akan ketersediaan
sistem dan kinerja sistem.
3.5 Mengelola kinerja secara proaktif
mencakup kemampuan untuk
memprediksi agar permasalahan
yang timbul dapat diperbaiki
sebelum mempengaruhi kinerja
sistem.
3.6 Melakukan perkiraan beban kerja.
3.7 Melakukan pengelolaan kapasitas
sumber daya ICT.
3.8 Menjaga ketersediaan sumber daya.
3.9 Menjadwalkan penggunaan sumber
daya.
4 Kemampuan menjamin 4.1 Menyusun kerangka kerja untuk
terjadinya pelayanan menjamin kesinambungan ICT.
yang 4.2 Menyusun strategi rencana
kesinambungan (continuity plan)
berkesinambungan
ICT yang sejalan dengan rencana
ICT baik dalam jangka pendek
maupun jangka panjang untuk
menjamin konsistensi.
4.3 Memenuhi standard minimal dalam
penyusunan rencana kesinam-
bungan ICT.
4.4 Menyusun prosedur dan panduan
untuk meminimasi persyaratan
kontinuitas yang menyangkut SDM,
fasilitas, piranti keras & lunak,
peralatan, lembar kerja, dan alat
kantor.
4.5 Memelihara rencana kesinam-
bungan ICT.

44 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

Lanjutan tabel 4
4.6 Menguji rencana kesinambungan
ICT.
4.7 Melakukan pelatihan rencana
kesinambungan ICT.
4.8 Mendistribusikan rencana kesinam-
bungan ICT.
4.9 Menyusun prosedur proses cadang-
an alternatif yang dapat digunakan
sampai fungsi ICT dapat berjalan
dengan baik.
4.10 Mengidentifikasi sumber daya ICT
yang kritis serta kerangka waktu
yang dibutuhkan untuk
memperbaikinya jika terjadi
kerusakan.
4.11 Menyusun alternatif-alternatif
untuk situs cadangan (back-up
site) dan piranti keras.
4.12 Menyediakan off-site back-up
storage.
4.13 Menyusun prosedur untuk
menyelaraskan kembali rencana
ICT setelah kerusakan sistem
berhasil diperbaiki.

Kementerian Komunikasi dan Informasi 45


Pedoman Umum Diklat ICT

Lanjutan tabel 4
5 Kemampuan menjamin 5.1 Mengelola ukuran-ukuran
kinerja keamanan keamanan (security) ICT.
sistem e-government 5.2 Menyusun mekanisme untuk
identifikasi, otentifikasi, dan akses
yang diterapkan.
untuk menjaga keamanan sistem.
5.3 Mengatur keamanan data atas
akses online.
5.4 Mengatur pengelolaan account dari
pengguna, termasuk pemberian
hak akses ke sistem atau data.
5.5 Mengkaji ulang secara berkala
pengelolaan account pengguna
terutama berkaitan dengan hak
akses.
5.6 Melakukan kontrol atas pemakaian
account pengguna.
5.7 Melakukan pengawasan yang ketat
atas keamanan sistem ICT.
5.8 Mengklasifikasikan data berdasar-
kan tingkat sensitivitasnya yang
ditentukan oleh masing-masing
pemilik data.
5.9 Melakukan pengelolaan identifikasi
dan hak akses pengguna secara
terpusat.
5.10 Melaporkan semua aktivitas dan
pelanggaran terhadap keamanan.
5.11 Menangani insiden yang mempe-
ngaruhi keamanan sistem.
5.12 Melakukan reakreditasi terhadap
keamanan sistem secara berkala.
5.13 Membangun kepercayaan antar
pihak.
5.14 Melakukan kontrol atas otorisasi
transaksi yang terjadi dalam
sistem.

46 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

Lanjutan tabel 4
5.15 Membuat kebijakan organisasi
yang menjamin transaksi hanya
dapat ditolak oleh pihak-pihak
yang berwenang.
5.16 Membangun jalur yang terlindungi
untuk setiap pertukaran data
yang sensitif.
5.17 Menjaga keamanan piranti keras
dan lunak.
5.18 Mengelola kunci kriptografi.
5.19 Melakukan pencegahan, deteksi
dan koreksi atas serangan
terhadap piranti lunak.
5.20 Membuat arsitektur perlindungan
(firewall) dan sistem koneksi
dengan jaringan publik.
5.21 Melakukan proteksi terhadap
informasi elektronis yang
berharga.
6 Kemampuan 6.1 Mengidentifikasi hal-hal yang
mengidentifikasikan dikenakan biaya dan dapat dinilai
dan mengalokasikan oleh pengguna.
6.2 Menyusun dan melaksanakan
biaya terkait dengan
prosedur pembiayaan untuk
implementasi menjamin efektivitas biaya.
e-government. 6.3 Membuat prosedur untuk tagihan
pengguna dan prosedur
pembayarannya.

Kementerian Komunikasi dan Informasi 47


Pedoman Umum Diklat ICT

Lanjutan tabel 4
7 Kemampuan mendidik 7.1 Mengidentifikasi pelatihan yang
dan melatih para dibutuhkan oleh semua SDM yang
pengguna ICT dan menggunakan layanan informasi
termasuk membuat kurikulum
aplikasi e-government.
pelatihan untuk setiap kelompok
pegawai.
7.2 Melakukan pengorganisasian
pelatihan, seperti target peserta,
instruktur yang sesuai, dan waktu
yang dibutuhkan.
7.3 Melakukan pelatihan untuk
meningkatkan kesadaran SDM atas
pentingnya keamanan dan prinsip-
prinsip keamanan sistem.
8 Kemampuan 8.1 Membuat Pusat Informasi layanan
memberikan asistensi bantuan (help desk).
dan nasehat yang 8.2 Mencatat semua permohonan
pengguna.
dibutuhkan oleh para
8.3 Menindaklanjuti permohonan
pemakai e- pengguna.
government. 8.4 Memantau tindak lanjut permo-
honan pengguna.
8.5 Menganalisis dan melaporkan
kecenderungan permasalahan.

48 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

Lanjutan tabel 4
9 Kemampuan 9.1 Melakukan pencatatan atas setiap
mengelola aspek konfigurasi yang dilakukan.
konfigurasi teknologi 9.2 Menjaga acuan dasar(baseline)
konfigurasi sebagai checkpoint
informasi.
untuk kembali setelah terjadinya
perubahan.
9.3 Menjamin bahwa catatan
konfigurasi merupakan catatan
terbaru dari semua konfigurasi dan
mencakup semua konfigurasi yang
pernah dilakukan.
9.4 Melakukan kontrol secara berkala
konfigurasi ICT.
9.5 Membuat kebijakan yang
membatasi penggunaan piranti
lunak yang tidak berlisensi.
9.6 Membuat ruang di dalam sistem
untuk penyimpanan piranti lunak.
9.7 Membuat prosedur untuk
pengelolaan konfigurasi.
9.8 Membuat sistem pengelolaan piranti
lunak untuk menjaga akuntabilitas
sistem.
10 Kemampuan 10.1 Membangun sistem untuk
mengatasi pengelolaan masalah.
permasalahan dan 10.2 Menindaklanjuti setiap masalah
sehingga masalah tersebut dapat
keadaan darurat yang
diatasi dengan efisien dalam
terjadi. waktu yang telah ditentukan.
10.3 Melakukan penelusuran masalah
sampai dengan penyebabnya.
10.4 Membuat prosedur otorisasi akses
sementara pada keadaan darurat.
10.5 Menyusun prioritas pemrosesan
dalam keadaan darurat.

Kementerian Komunikasi dan Informasi 49


Pedoman Umum Diklat ICT

Lanjutan tabel 4
11 Kemampuan 11.1 Menyusun prosedur penyiapan
mengelola data dan data.
informasi. 11.2 Melakukan otorisasi untuk
personel yang menyiapkan
dokumen sumber (source
document).
11.3 Mengumpulkan data dari dokumen
sumber.
11.4 Melakukan penanganan kesalahan
dokumen sumber.
11.5 Menyimpan dokumen sumber
sehingga dapat digunakan
kembali.
11.6 Menyusun prosedur otorisasi
masukan data(data input)
sehingga menjamin bahwa hanya
SDM yang berwenang yang dapat
memasukkan data.
11.7 Memeriksa akurasi, keutuhan, dan
kewenangan data yang masuk
untuk diproses.
11.8 Melakukan penanganan kesalahan
(error handling) data input.
11.9 Melakukan proses data yang
terintegrasi.
11.10 Melakukan validasi pemrosesan
data dan penyuntingan.
11.11 Melakukan penanganan
kesalahan (error handling)
proses data.
11.12 Melakukan penanganan dan
penggunaan kembali keluaran
(output).
11.13 Mendistribusikan keluaran sistem
ICT.
11.14 Mengendalikan keseimbangan
keluaran dan melakukan
rekonsiliasi.
11.15 Mengkaji ulang dan menangani
kesalahan keluaran.

50 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

Lanjutan tabel 4
11.16 Menyiapkan keamanan bagi
laporan keluaran.
11.17 Melindungi informasi yang
sensitif selama pengiriman.
11.18 Menyediakan perlindungan bagi
informasi sensitif yang telah
dialihkan
11.19 Melakukan pengelolaan
penyimpanan (storage).
11.20 Menetapkan periode dan masa
penyimpanan.
11.21 Menyusun sistem pengelolaan
pustaka media.
11.22 Mengelola tanggungjawab
pustaka media.
11.23 Menyusun strategi untuk
cadangan (back-up) dan
pengembalian (restoration).
11.24 Membuat aktivitas cadangan.
11.25 Membuat cadangan
penyimpanan (storage).
11.26 Melakukan pengarsipan
(archiving).
11.27 Melakukan proteksi atas pesan-
pesan yang dikirim melalui
internet.
11.28 Melakukan pemeriksaaan
otentifikasi dan integritas dari
informasi yang didapat dari luar.
11.29 Menjamin integritas transaksi
elektronik.
11.30 Melakukan pemeriksaan rutin
atas integritas dan kebenaran
data yang disimpan dalam file
atau media lain.

Kementerian Komunikasi dan Informasi 51


Pedoman Umum Diklat ICT

Lanjutan tabel 4
12 Kemampuan 12.1 Menilai keamanan fisik pada
mengelola fasilitas dan fasilitas ICT yang dipergunakan
prasarana ICT oleh sistem.
12.2 Membatasi akses fisik ke fasilitas
dan prasarana ICT.
12.3 Mendampingi pengunjung yang
akan masuk ke kawasan fasilitas
ICT dan melakukan pencatatan
atas setiap kunjungan.
12.4 Menjaga kesehatan dan keamanan
pegawai.
12.5 Melakukan proteksi terhadap
faktor lingkungan, seperti api,
debu, dan kelembaban.
12.6 Menyiapkan suplai listrik (power
supply) yang dibutuhkan jika
terjadi gangguan listrik.
13 Kemampuan 13.1 Membuat prosedur operasi dan
mengelola aktivitas buku petunjuk proses ICT.
operasional e- 13.2 Mendokumentasikan semua proses
agar semua staf operasi mengenal
government.
dan memahami dengan baik
seluruh proses.
13.3 Melakukan penjadwalan pekerja-
an.
13.4 Memulai menurut jadwal pekerja-
an standard.
13.5 Menyusun pergantian kerja (shift)
untuk menjaga kesinambungan
proses.
13.6 Mendokumentasikan informasi
kronologi operasi.
13.7 Melindungi lembar kerja penting.
13.8 Menyusun prosedur jika akan
dilakukan operasi jarak jauh
(remote operation).

52 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

Pada bagian Proses Pemantauan (Monitoring) terdapat 4


(empat) acuan kompetensi seperti pada Tabel 5 berikut:
Tabel 5
Acuan Kompetensi Proses Pemantauan
No ACUAN
SUBSTANSI KAJIAN
KOMPETENSI
1 Kemampuan 1.1 Mengumpukan data hasil
memantau pemantauan.
keseluruhan proses 1.2 Menilai kinerja fungsi ICT.
1.3 Menilai kepuasan pelanggan.
manajemen
1.4 Pelaporan kepada pihak pengelola
penyelenggaraan e- dan pimpinan.
government.
2 Kemampuan 2.1 Memantau efektivitas kontrol internal.
mengkaji dan 2.2 Melakukan pengendalian internal
memenuhi terhadap operasi secara berkala.
2.3 Melakukan pelaporan hasil dari
persyaratan standard
kontrol internal kepada pihak-pihak
kontrol internal. yang terkena dampaknya.
2.4 Menjamin keamanan operasi dan
kontrol internal.
3 Kemampuan 3.1 Mendapat sertifikasi/akreditasi
memperoleh independen untuk layanan ICT yang
penjaminan kualitas dilakukan di bidang keamanan dan
kontrol internal.
secara independen.
3.2 Mendapat sertifikasi/akreditasi untuk
layanan diberikan pihak ketiga di
bidang keamanan dan kontrol
internal.

Kementerian Komunikasi dan Informasi 53


Pedoman Umum Diklat ICT

Lanjutan tabel 5
3.3 Melakukan evaluasi secara
independen atas efektivitas layanan
ICT.
3.4 Melakukan evaluasi secara
independen atas efektivitas layanan
yang diberikan pihak ketiga.
3.5 Mendapatkan jaminan independen
bahwa layanan ICT yang dilakukan
tidak bertentangan dengan undang-
undang dan peraturan yang berlaku
serta komitmen kontrak.
3.6 Mendapatkan jaminan independen
bahwa layanan ICT yang diberikan
pihak ketiga tidak bertentangan
dengan undang-undang dan
peraturan yang berlaku serta
komitmen kontrak.
3.7 Memastikan bahwa jaminan
independen yang didapat sesuai
persyaratan kompetensi teknis serta
keahlian dan pengetahuan yang
dibutuhkan untuk mengkaji
efektivitas dan efisiensi layanan ICT.
3.8 Melibatkan sistem audit yang
proaktif.

54 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

Lanjutan tabel 5
4 Kemampuan 4.1 Menerbitkan piagam audit yang berisi
menyediakan tanggung jawab, otoritas, dan
keperluan untuk akuntabilitas dari unit audit.
4.2 Menjamin bahwa auditor bersifat
audit independen.
independen.
4.3 Memantau bahwa auditor selalu
memenuhi etika profesi dan standard
audit.
4.4 Menjamin bahwa auditor yang
bekerja telah memiliki kompetensi
yang dibutuhkan.
4.5 Menyusun perencanaan audit
4.6 Menilai kinerja atas pekerjaan audit
yang dilakukan.
4.7 Melaporkan hasil audit.
4.8 Menyusun aktivitas untuk
menindaklanjuti hasil audit.

Kementerian Komunikasi dan Informasi 55


Pedoman Umum Diklat ICT

3.3 Pentahapan

Dalam rangka memberikan arah penyelenggaraan,


perlu dirumuskan pentahapan diklat sehingga instansi
penyelenggara diklat baik di tingkat pusat maupun daerah
dapat merumuskan penyelenggaraan diklat secara terencana
dan terpadu. Dengan demikian, diklat dapat disesuaikan
dengan struktur organisasi dan komposisi SDM aparatur
mengacu pada kebutuhan dan fungsi instansi masing-masing.

Pentahapan kompetensi yang harus dilalui pada


masing-masing komponen pengguna, pengelola dan pimpinan
adalah sebagai berikut:

1) Kompetensi Prasyarat: merupakan kompetensi ICT


yang harus dimiliki oleh setiap SDM aparatur. Kompetensi
ini merupakan pijakan bagi setiap SDM aparatur untuk
dapat menguasai kompetensi-kompetensi berikutnya.

2) Kompetensi Umum: merupakan kompetensi yang perlu


dimiliki dan berbeda untuk pengguna, pengelola dan
pimpinan. Kompetensi umum ini terdiri dari tahap dasar,
tahap lanjutan, dan tahap mahir, serta diberikan setelah
menguasai kompetensi prasyarat.

56 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

3) Kompetensi Khusus: merupakan kompetensi ICT yang


spesifik berkaitan dengan tugas, pokok dan fungsi dari
masing-masing lembaga pemerintah.

Uraian tersebut dapat dilihat secara lebih sistematis


pada Tabel 6 berikut

Tabel 6
Pentahapan kompetensi dalam diklat teknis ICT
Pengguna Pengelola Pimpinan
Khusus Sesuai tupoksi masing-masing instansi
(contoh: penggunaan aplikasi pajak-online pada
Dept. Keuangan, sistem pelayanan satu atap dan
lain-lain)
Umum Mahir
(lihat 3.3.2 (lihat 3.3.2 (lihat 3.3.2
bagian A.3.) bagian B.3.) bagian C.3.)
Lanjutan
(lihat 3.3.2 (lihat 3.3.2 (lihat 3.3.2
bagian A.2.) bagian B.2.) bagian C.2.)
Dasar
(lihat 3.3.2 (lihat 3.3.2 (lihat 3.3.2
bagian A.1.) bagian B.1.) bagian C.1.)
Prasyarat
Kemampuan memahami (awareness)
pentingnya ICT dalam menunjang layanan
publik
Kemampuan dasar penggunaan komputer

Kementerian Komunikasi dan Informasi 57


Pedoman Umum Diklat ICT

3.3.1 Kompetensi Prasyarat

Kompetensi yang termasuk pada bagian ini merupakan


kompetensi yang harus dimiliki oleh seluruh jajaran SDM
aparatur. Kompetensi ini mencakup dua jenis kemampuan
yaitu:

a) Kemampuan memahami (awareness) pentingnya ICT


dalam menunjang layanan publik

b) Kemampuan dasar komputer, khususnya dalam hal ini


menggunakan komputer dan internet untuk mencari
informasi

58 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

3.3.2 Kompetensi Umum

Kompetensi umum dapat dipisahkan menurut komponen


organisasi dan tingkatannya.

A. Kompetensi Umum Pengguna

A.1. Dasar

Pada tingkat dasar kompetensi umum yang perlu dimiliki


oleh pengguna adalah sebagai berikut:

1) Kemampuan mengelola data dan informasi.


Kompetensi ini dapat diuraikan dalam beberapa substansi
kajian berikut:
Menyusun prosedur penyiapan data
Melakukan otorisasi untuk personel yang menyiapkan
dokumen sumber (source document)
Mengumpulkan data dari dokumen sumber
Melakukan penanganan kesalahan dokumen sumber
Menyimpan dokumen sumber sehingga dapat
digunakan kembali

Kementerian Komunikasi dan Informasi 59


Pedoman Umum Diklat ICT

Menyusun prosedur otorisasi masukan data(data input)


sehingga menjamin bahwa hanya SDM yang
berwenang yang dapat memasukkan data
Memeriksa akurasi, keutuhan, dan kewenangan data
yang masuk untuk diproses
Melakukan penanganan kesalahan (error handling)
data input
Melakukan proses data yang terintegrasi
Melakukan validasi pemrosesan data dan
penyuntingan
Melakukan penanganan kesalahan (error handling)
proses data
Melakukan penanganan dan penggunaan kembali
keluaran (output)
Mendistribusikan keluaran sistem ICT
Mengendalikan keseimbangan keluaran dan melakukan
rekonsiliasi
Mengkaji ulang dan menangani kesalahan keluaran
Menyiapkan keamanan bagi laporan keluaran
Melindungi informasi yang sensitif selama pengiriman
Menyediakan perlindungan bagi informasi sensitif yang
telah dialihkan
Melakukan pengelolaan penyimpanan (storage)

60 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

Menetapkan periode dan masa penyimpanan


Menyusun sistem pengelolaan pustaka media
Mengelola tanggungjawab pustaka media
Menyusun strategi untuk cadangan (back-up) dan
pengembalian (restoration)
Membuat aktivitas cadangan
Membuat cadangan penyimpanan (storage)
Melakukan pengarsipan (archiving)
Melakukan proteksi atas pesan-pesan yang dikirim
melalui internet
Melakukan pemeriksaaan otentifikasi dan integritas
dari informasi yang didapat dari luar
Menjamin integritas transaksi elektronik
Melakukan pemeriksaan rutin atas integritas dan
kebenaran data yang disimpan dalam file atau media
lain

Kementerian Komunikasi dan Informasi 61


Pedoman Umum Diklat ICT

2) Kemampuan mengelola fasilitas dan prasarana ICT.


Kompetensi ini dapat diuraikan dalam beberapa substansi
kajian berikut:
Menilai keamanan fisik pada fasilitas ICT yang
dipergunakan oleh sistem
Membatasi akses fisik ke fasilitas dan prasarana ICT
Mendampingi pengunjung yang akan masuk ke
kawasan fasilitas ICT dan melakukan pencatatan atas
setiap kunjungan
Menjaga kesehatan dan keamanan pegawai
Melakukan proteksi terhadap faktor lingkungan, seperti
api, debu dan kelembaban
Menyiapkan suplai listrik (power supply) yang
dibutuhkan jika terjadi gangguan listrik

3) Kemampuan mengelola aktivitas operasional


e-Government.
Kompetensi ini dapat diuraikan dalam beberapa substansi
kajian berikut:
Membuat prosedur operasi dan buku petunjuk proses
ICT

62 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

Mendokumentasikan semua proses agar semua staf


operasi mengenal dan memahami dengan baik seluruh
proses
Melakukan penjadwalan pekerjaan
Memulai menurut jadwal pekerjaan standard
Menyusun pergantian kerja (shift) untuk menjaga
kesinambungan proses
Mendokumentasikan informasi kronologis operasi
Melindungi lembar kerja penting
Menyusun prosedur jika akan dilakukan operasi jarak
jauh (remote operation)

Kementerian Komunikasi dan Informasi 63


Pedoman Umum Diklat ICT

A.2 Lanjutan

Pada tingkat lanjutan kompetensi umum yang perlu dimiliki


oleh pengguna adalah sebagai berikut:

1) Kemampuan merumuskan dan memutuskan piranti lunak


yang sesuai dengan kebutuhan instansi.
Kompetensi ini dapat diuraikan dalam beberapa substansi
kajian berikut:
Merumuskan metoda untuk menetapkan spesifikasi
desain untuk setiap pengembangan sistem
Menjamin bahwa perubahan besar dalam rangka
pengembangan sistem baru sejalan dengan proses
yang ada
Menjamin bahwa spesifikasi desain untuk setiap
pengembangan dan modifikasi sistem informasi dapat
dikaji ulang dan mendapat persetujuan dari
manajemen, pengguna dan pimpinan
Merumuskan prosedur yang sesuai untuk
mendefinisikan dan mendokumentasikan format arsip
(file) untuk setiap pengembangan sistem informasi
Mempersiapkan spesifikasi program untuk setiap
pengembangan sistem informasi.

64 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

Merancang mekanisme untuk koleksi dan input data


Merancang mekanisme yang sesuai untuk
mendefinisikan dan mendokumentasikan input yang
dibutuhkan sistem informasi
Merumuskan, merancang dan mendokumentasikan
semua antar-muka (interface) internal dan eksternal
Mengembangkan antar-muka (interface) pengguna-
mesin yang mudah digunakan
Merumuskan mekanisme untuk mendefinisikan dan
mendokumentasikan kebutuhan proses pengembangan
sistem informasi
Merumuskan mekanisme untuk mendefinisikan dan
mendokumentasikan output dari proses pengembang-
an sistem informasi
Merumuskan mekanisme yang dapat menjamin
pengendalian internal (internal control) dari setiap
pengembangan sistem informasi
Menjamin ketersediaan (availability) sebagai faktor
kunci dalam proses desain
Menjamin integritas ICT dalam piranti lunak aplikasi
Melakukan pengujian standard terhadap piranti lunak
Menyusun referensi untuk pengguna dan material
(bahan) pendukung lainnya untuk setiap sistem

Kementerian Komunikasi dan Informasi 65


Pedoman Umum Diklat ICT

informasi
Melakukan penilaian ulang desain sistem jika terdapat
ketidaksesuaian teknis/logis dalam pengembangan
atau perawatan sistem

2) Kemampuan mendefinisikan dan mengelola tingkat


layanan aplikasi e-Government.
Kompetensi ini dapat diuraikan dalam beberapa substansi
kajian berikut:
Menyusun kerangka kerja minimal untuk tingkat
layanan aplikasi e-government
Mendefinisikan aspek-aspek dalam perjanjian/kontrak
tingkat layanan
Menyusun prosedur untuk menilai kinerja hubungan
antara pihak-pihak yang terkait
Memantau dan melaporkan pencapaian kinerja
pelayanan dan semua permasalahan yang timbul
selama berlangsungnya proses
Mengkaji ulang perjanjian dan kontrak dengan pihak
ketiga yang menyediakan layanan

66 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

Menetapkan syarat-syarat dalam perjanjian tentang


hal-hal yang dapat dikenakan biaya (charge)
Mengimplementasikan program perbaikan layanan

3) Kemampuan memberikan asistensi dan nasehat yang


dibutuhkan oleh para pengguna e-Government.
Kompetensi ini dapat diuraikan dalam beberapa substansi
kajian berikut:
Membuat Pusat Informasi layanan bantuan (help desk)
Mencatat semua permohonan pengguna
Menindaklanjuti permohonan pengguna
Memantau tindaklanjut permohonan pengguna
Menganalisis dan melaporkan kecenderungan
permasalahan

Kementerian Komunikasi dan Informasi 67


Pedoman Umum Diklat ICT

A.3 Mahir

Pada tingkat mahir kompetensi umum yang perlu dimiliki oleh


pengguna adalah sebagai berikut:

1) Kemampuan mengelola perubahan yang disyaratkan


dalam maupun diakibatkan oleh implementasi
e-Government.
Kompetensi ini dapat diuraikan dalam beberapa substansi
kajian berikut:
Melakukan pengendalian atas permintaan perubahan
pada sistem
Mengukur segala dampak dari permintaan perubahan
yang mungkin terjadi pada fungsi dan operasi sistem
Melakukan pengendalian atas perubahan yang tengah
dilakukan
Menyusun parameter-parameter untuk memutuskan
perubahan darurat dan prosedur untuk mengendalikan
perubahan tersebut
Menyusun prosedur dan melakukan dokumentasi atas
perubahan sistem yang dilakukan
Menetapkan otorisasi personel yang bertugas untuk
melakukan perawatan sistem.

68 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

Menetapkan kebijakan yang mengatur prosedur untuk


penerapan piranti lunak baru
Mendistribusikan piranti lunak ke unit kerja yang tepat

2) Kemampuan menjamin kinerja keamanan sistem


e-Government yang diterapkan.
Kompetensi ini dapat diuraikan dalam beberapa substansi
kajian berikut:
Mengelola ukuran-ukuran keamanan ICT
Menyusun mekanisme untuk identifikasi, otentifikasi
dan akses untuk menjaga keamanan sistem
Mengatur keamanan data atas akses online
Mengatur pengelolaan account dari pengguna,
termasuk pemberian hak akses ke sistem atau data
Mengkaji ulang secara berkala pengelolaan account
pengguna terutama berkaitan dengan hak akses
Melakukan kontrol atas pemakaian account pengguna
Melakukan pengawasan yang ketat atas keamanan
sistem ICT
Mengklasifikasikan data berdasarkan tingkat
sensitivitasnya yang ditentukan oleh masing-masing
pemilik data
Melakukan pengelolaan identifikasi dan hak akses

Kementerian Komunikasi dan Informasi 69


Pedoman Umum Diklat ICT

pengguna secara terpusat


Melaporkan semua aktivitas dan pelanggaran terhadap
keamanan
Menangani insiden yang terjadi dalam keamanan
sistem
Melakukan reakreditasi terhadap keamanan sistem
secara berkala
Membangun kepercayaan antar pihak
Melakukan kontrol atas otorisasi transaksi yang terjadi
dalam sistem
Membuat kebijakan organisasi yang menjamin
transaksi hanya dapat ditolak oleh pihak-pihak yang
berwenang
Membangun jalur yang terlindungi untuk setiap
pertukaran data yang sensitif
Menjaga keamanan piranti keras dan lunak
Mengelola kunci kriptografi
Melakukan pencegahan, deteksi, dan koreksi atas
serangan terhadap piranti lunak
Membuat arsitektur perlindungan (firewall) dan sistem
koneksi dengan jaringan publik
Melakukan proteksi terhadap informasi elektronis yang
berharga

70 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

3) Kemampuan mengatasi permasalahan dan keadaan


darurat yang terjadi.
Kompetensi ini dapat diuraikan dalam beberapa substansi
kajian berikut:
Membangun sistem untuk pengelolaan masalah
Menindaklanjuti setiap adanya masalah sehingga
masalah tersebut dapat teratasi dengan efisien dalam
waktu yang telah ditentukan
Melakukan penelusuran masalah sampai dengan
penyebabnya
Membuat prosedur otorisasi akses sementara pada
keadaan darurat
Menyusun prioritas pemrosesan dalam keadaan
darurat

Kementerian Komunikasi dan Informasi 71


Pedoman Umum Diklat ICT

B. Kompetensi Umum Pengelola

B.1. Dasar

Pada tingkat dasar kompetensi umum yang perlu dimiliki oleh


pengelola adalah sebagai berikut:

1) Kemampuan mengelola data dan informasi.


Kompetensi ini dapat diuraikan dalam beberapa substansi
kajian berikut:
Menyusun prosedur penyiapan data
Melakukan otorisasi untuk personel yang menyiapkan
dokumen sumber (source document)
Mengumpulkan data dari dokumen sumber
Melakukan penanganan kesalahan dokumen sumber
Menyimpan dokumen sumber sehingga dapat
digunakan kembali
Menyusun prosedur otorisasi masukan data (data input)
sehingga menjamin bahwa hanya SDM yang
berwenang yang dapat memasukkan data
Memeriksa akurasi, keutuhan, dan kewenangan data
yang masuk untuk diproses
Melakukan penanganan kesalahan (error handling)
data input

72 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

Melakukan proses data yang terintegrasi


Melakukan validasi pemrosesan data dan
penyuntingan
Melakukan penanganan kesalahan (error handling)
proses data
Melakukan penanganan dan penggunaan kembali
keluaran (output)
Mendistribusikan keluaran sistem ICT
Mengendalikan keseimbangan keluaran dan melakukan
rekonsiliasi
Mengkaji ulang dan menangani kesalahan keluaran
Menyiapkan keamanan bagi laporan keluaran
Melindungi informasi yang sensitif selama pengiriman
Menyediakan perlindungan bagi informasi sensitif yang
telah dialihkan
Melakukan pengelolaan penyimpanan (storage)
Menetapkan periode dan masa penyimpanan
Menyusun sistem pengelolaan pustaka media
Mengelola tanggungjawab pustaka media
Menyusun strategi untuk cadangan (back-up) dan
pengembalian (restoration)
Membuat aktivitas cadangan
Membuat cadangan penyimpanan (storage)

Kementerian Komunikasi dan Informasi 73


Pedoman Umum Diklat ICT

Melakukan pengarsipan (archiving)


Melakukan proteksi atas pesan-pesan yang dikirim
melalui internet
Melakukan pemeriksaaan otentifikasi dan integritas
dari informasi yang didapat dari luar
Menjamin integritas transaksi elektronik
Melakukan pemeriksaan rutin atas integritas dan
kebenaran data yang disimpan dalam file atau media
lain

2) Kemampuan mengelola fasilitas dan prasarana ICT.


Kompetensi ini dapat diuraikan dalam beberapa substansi
kajian berikut:
Menilai keamanan fisik pada fasilitas ICT yang
dipergunakan oleh sistem
Membatasi akses fisik ke fasilitas dan prasarana ICT
Mendampingi pengunjung yang akan masuk ke
kawasan fasilitas ICT dan melakukan pencatatan atas
setiap kunjungan
Menjaga kesehatan dan keamanan pegawai
Melakukan proteksi terhadap faktor lingkungan, seperti
api, debu dan kelembaban
Menyiapkan suplai listrik (power supply) yang
dibutuhkan jika terjadi gangguan listrik

74 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

3) Kemampuan mengelola aktivitas operasional e-


Government.
Kompetensi ini dapat diuraikan dalam beberapa substansi
kajian berikut:
Membuat prosedur operasi dan buku petunjuk proses
ICT
Mendokumentasikan semua proses agar semua staf
operasi mengenal dan memahami dengan baik seluruh
proses
Melakukan penjadwalan pekerjaan
Memulai menurut jadwal pekerjaan standard
Menyusun pergantian kerja untuk menjaga
kesinambungan proses
Mendokumentasikan informasi kronologi operasi
Melindungi lembar kerja penting
Menyusun prosedur jika akan dilakukan operasi jarak
jauh (remote operation)

Kementerian Komunikasi dan Informasi 75


Pedoman Umum Diklat ICT

4) Kemampuan mendefinisikan kebutuhan dan arsitektur


informasi yang sesuai dengan karakteristik instansi
pemerintah terkait.
Kompetensi ini dapat diuraikan dalam beberapa substansi
kajian berikut:
Memahami model arsitektur informasi yang mencakup
model data organisasi (corporate data model) dan
sistem informasi terkait
Menyusun dan memperbaharui Corporate Data
Dictionary dan Data Syntax Rules
Menyusun kerangka pengelompokan data berdasarkan
kelompok informasi dan pemilik informasi
Mendefinisikan, mengimplementasikan, dan
mengevaluasi tingkat keamanan pada setiap kelompok
data

5) Kemampuan mengenal dan mempelajari kecenderungan


perkembangan ICT di masa mendatang dan dampaknya
terhadap lembaga pemerintahan.
Kompetensi ini dapat diuraikan dalam beberapa substansi
kajian berikut:
Merencanakan infrastruktur teknologi yang selaras
dengan rencana ICT jangka panjang dan pendek

76 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

Memantau kecenderungan masa depan dan regulasi


terkait sebagai bahan pertimbangan bagi perencanaan
infrastruktur teknologi
Mengkaji rencana infrastruktur teknologi terhadap
berbagai skenario (misalkan: duplikasi, ketangguhan,
kecukupan, dan kemampuan berkembang)
Merencanakan penyediaan piranti keras dan lunak
sesuai rencana infrastruktur teknologi

6) Kemampuan mengelola proyek e-Government sesuai


dengan konsep dan prosedur yang baku.
Kompetensi ini dapat diuraikan dalam beberapa substansi
kajian berikut:
Menyusun kerangka manajemen proyek yang
mencakup lingkup dan batasan serta metodologi
manajemen proyek
Melibatkan partisipasi departemen yang akan
menggunakan sejak awal proyek dalam pendefinisian,
otorisasi, implementasi, dan modifikasi proyek
Menetapkan kerangka dalam penentuan anggota tim
proyek serta tanggung jawab dan kewenangannya

Kementerian Komunikasi dan Informasi 77


Pedoman Umum Diklat ICT

Mendefinisikan sifat dan lingkup proyek secara jelas


dan tertulis sebelum proyek dimulai
Menyusun kerangka studi kelayakan yang digunakan
sebagai dasar persetujuan proyek
Merumuskan penerimaan proyek dalam tahapan-
tahapan penerimaan yang tertentu
Menyusun rencana induk proyek bagi proyek yang
telah diterima
Menyusun rencana penjaminan kualitas (quality
assurance) yang terpadu dengan rencana induk proyek
Merencanakan metode penjaminan kualitas pada
setiap fase proyek
Mengimplementasikan program manajemen resiko
proyek secara formal
Menyusun rencana penilaian (test plan) pada setiap
pengembangan, implementasi, dan modifikasi proyek
Menyusun rencana pelatihan (training plan) pada
setiap pengembangan, implementasi, dan modifikasi
proyek
Menyusun rencana kaji ulang pasca implementasi
proyek yang memodifikasi sistem informasi untuk
memastikan manfaat yang direncanakan telah dapat
dicapai

78 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

7) Kemampuan merumuskan solusi ICT dan/atau


e-Government yang sesuai dengan kebutuhan instansi
terkait.
Kompetensi ini dapat diuraikan dalam beberapa substansi
kajian berikut:
Mendefinisikan kebutuhan informasi
Memformulasikan alternatif rangkaian tindakan yang
dapat memenuhi kebutuhan organisasi
Merumuskan strategi pengadaan sistem
Mengevaluasi kebutuhan dan spesifikasi proposal dari
pihak ketiga (vendor)
Melakukan studi kelayakan teknologi untuk setiap
proyek sistem informasi
Melakukan studi kelayakan ekonomi (analisis biaya-
keuntungan/cost-benefit) untuk setiap proyek sistem
informasi
Merumuskan arsitektur informasi
Merumuskan analisis resiko untuk setiap proyek sistem
informasi
Merumuskan sistem pengendalian atas keefektifan
biaya

Kementerian Komunikasi dan Informasi 79


Pedoman Umum Diklat ICT

Merumuskan mekanisme yang dapat melindungi data


yang sensitif (misalnya: identitas) dari pencurian atau
penggunaan oleh pihak yang tidak berwenang
Membangun sistem otomasi yang ergonomis (sesuai
dengan kondisi manusia yang mempergunakan)
Merumuskan prosedur standard untuk melakukan
seleksi terhadap semua piranti lunak yang dibutuhkan
untuk operasional organisasi
Melakukan pengendalian dalam pengadaan yang
berkaitan dengan ICT, yaitu pengadaan piranti keras &
lunak serta pelayanan
Melakukan pengadaan produk piranti lunak
Menjamin bahwa piranti lunak yang didapat pihak
ketiga mendapat layanan purna jual berupa
pemeliharaan oleh pihak ketiga
Menyusun program untuk kontrak aplikasi
Menyusun perencanaan fasilitas yang dibutuhkan
organisasi
Menyusun perencanaan fasilitas yang dibutuhkan
organisasi

80 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

8) Kemampuan merumuskan dan memutuskan piranti lunak


(software) yang sesuai dengan kebutuhan instansi.
Kompetensi ini dapat diuraikan dalam beberapa substansi
kajian berikut:
Merumuskan metoda untuk menetapkan spesifikasi
desain untuk setiap pengembangan sistem
Menjamin bahwa perubahan besar dalam rangka
pengembangan sistem baru sejalan dengan proses
yang ada
Menjamin bahwa spesifikasi desain untuk setiap
pengembangan dan modifikasi sistem informasi dapat
dikaji ulang dan mendapat persetujuan dari
manajemen, pengguna dan pimpinan
Merumuskan prosedur yang sesuai untuk
mendefinisikan dan mendokumentasikan format arsip
(file) untuk setiap pengembangan sistem informasi
Mempersiapkan spesifikasi program untuk setiap
pengembangan sistem informasi.
Merancang mekanisme untuk koleksi dan input data
Merancang mekanisme yang sesuai untuk
mendefinisikan dan mendokumentasikan input yang
dibutuhkan sistem informasi

Kementerian Komunikasi dan Informasi 81


Pedoman Umum Diklat ICT

Merumuskan, merancang dan mendokumentasikan


semua antar-muka (interface) internal dan eksternal
Mengembangkan antar-muka (interface) pengguna-
mesin yang mudah digunakan
Merumuskan mekanisme untuk mendefinisikan dan
mendokumentasikan kebutuhan proses pengembangan
sistem informasi
Merumuskan mekanisme untuk mendefinisikan dan
mendokumentasikan output dari proses
pengembangan sistem informasi
Merumuskan mekanisme yang dapat menjamin
pengendalian internal (internal control) dari setiap
pengembangan sistem informasi
Menjamin ketersediaan (availability) sebagai faktor
kunci dalam proses desain
Menjamin integritas ICT dalam piranti lunak aplikasi
Melakukan pengujian standard terhadap piranti lunak
Menyusun referensi untuk pengguna dan material
(bahan) pendukung lainnya untuk setiap sistem
informasi

82 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

Melakukan penilaian ulang desain sistem jika terdapat


ketidaksesuaian teknis dan/atau logis dalam
pengembangan atau perawatan sistem

9) Kemampuan mengelola dan memelihara infrastruktur ICT


yang dipergunakan dalam e-Government.
Kompetensi ini dapat diuraikan dalam beberapa substansi
kajian berikut:
Melakukan penilaian terhadap piranti keras (hardware)
dan piranti lunak (software) baru
Melakukan perawatan piranti keras secara rutin dan
periodik
Menjamin bahwa piranti lunak yang dipasang tidak
membahayakan keamanan data dan program dalam
sistem
Melakukan instalasi sistem piranti lunak
Melakukan perawatan sistem piranti lunak
Melakukan pengendalian terhadap perubahan sistem
piranti lunak
Menggunakan, memantau, dan mengevaluasi
pemanfaatan sistem

Kementerian Komunikasi dan Informasi 83


Pedoman Umum Diklat ICT

10) Kemampuan mengelola relasi dengan pihak ketiga yang


terkait dengan implementasi e-Government.
Kompetensi ini dapat diuraikan dalam beberapa substansi
kajian berikut:
Mengidentifikasi semua layanan yang diberikan pihak
ketiga dan mendokumentasikannya
Menjaga hubungan baik dengan pihak ketiga
Menjamin bahwa untuk setiap hubungan dengan pihak
ketiga telah disusun suatu kontrak yang telah
disepakati sebelum pekerjaan dimulai
Menilai kualifikasi pihak ketiga sebelum pemilihan
untuk melihat kapabilitas mereka dalam pemenuhan
layanan yang dipersyaratkan
Menyusun kontrak alih daya (outsourcing)
Menjamin kesinambungan layanan yang diberikan oleh
pihak ketiga
Menjamin bahwa persetujuan keamanan (security
agreement) masuk di dalam kontrak
Memantau bahwa pekerjaan yang dilakukan oleh pihak
ketiga telah sesuai dengan kontrak

84 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

11) Kemampuan mendidik dan melatih para pengguna ICT


serta aplikasi e-Government.
Kompetensi ini dapat diuraikan dalam beberapa substansi
kajian berikut:
Mengidentifikasi pelatihan yang dibutuhkan oleh semua
SDM yang menggunakan layanan informasi termasuk
membuat kurikulum pelatihan untuk setiap kelompok
pegawai
Melakukan pengorganisasian pelatihan, seperti target
peserta, instruktur yang sesuai dan waktu yang
dibutuhkan
Melakukan pelatihan untuk meningkatkan kesadaran
SDM atas pentingnya keamanan dan prinsip-prinsip
keamanan sistem

12) Kemampuan mendefinisikan dan mengelola tingkat


layanan aplikasi e-Government.
Kompetensi ini dapat diuraikan dalam beberapa substansi
kajian berikut:
Menyusun kerangka kerja minimal untuk tingkat
layanan aplikasi e-government
Mendefinisikan aspek-aspek dalam perjanjian/kontrak
tingkat layanan

Kementerian Komunikasi dan Informasi 85


Pedoman Umum Diklat ICT

Menyusun prosedur untuk menilai kinerja hubungan


antara pihak-pihak yang terkait
Memantau dan melaporkan pencapaian kinerja
pelayanan dan semua permasalahan yang timbul
selama berlangsungnya proses
Mengkaji ulang perjanjian dan kontrak dengan pihak
ketiga yang menyediakan layanan
Menetapkan syarat-syarat dalam perjanjian tentang
hal-hal yang dapat dikenakan biaya (charge)
Mengimplementasikan program perbaikan layanan

13) Kemampuan memberikan asistensi dan nasehat yang


dibutuhkan oleh para konsumen e-Government.
Kompetensi ini dapat diuraikan dalam beberapa substansi
kajian berikut:
Membuat Pusat Informasi layanan bantuan (help desk)
Mencatat semua permohonan pengguna
Menindaklanjuti permohonan pengguna
Memantau tindaklanjut permohonan pengguna
Menganalisis dan melaporkan kecenderungan
permasalahan

86 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

B.2. Lanjutan

Pada tingkat lanjutan kompetensi umum yang perlu dimiliki


oleh pengelola adalah sebagai berikut:

1) Kemampuan mengelola SDM yang terlibat langsung


maupun tidak langsung dengan berbagai program atau
inisiatif e-Government.
Kompetensi ini dapat diuraikan dalam beberapa substansi
kajian berikut:
Merekrut dan mempromosikan pegawai
Menjamin pegawai yang melakukan tugas tertentu
sesuai dengan kualifikasi
Menetapkan peran dan tanggung jawab yang jelas
Menyelenggarakan pelatihan pegawai
Melakukan pelatihan lintas tugas dalam rangka
penyiapan cadangan personel kunci
Menyusun prosedur penyesuaian keamanan sebelum
perekrutan, pengalihan, dan promosi pegawai
Mengevaluasi kinerja pegawai
Memahami tindakan yang diperlukan dalam perubahan
pekerjaan dan penghentian pekerjaan

Kementerian Komunikasi dan Informasi 87


Pedoman Umum Diklat ICT

2) Kemampuan memahami dan mentaati implementasi


e-Government sesuai dengan regulasi dan perundang-
undangan yang berlaku.
Kompetensi ini dapat diuraikan dalam beberapa substansi
kajian berikut:
Meninjau ulang berbagai prasyarat eksternal yang
mempengaruhi praktek ICT organisasi
Menetapkan tindakan korektif yang sesuai dengan
prasyarat eksternal
Memastikan kepatuhan terhadap keamanan (safety)
dan ergonomi
Memahami kebebasan pribadi (privacy), kekayaan
intelektual, dan aliran data lintas batas, dan regulasi
penyandian (cryptographic)
Memahami perdagangan elektronik (electronic
commerce) yang berupa persetujuan antar mitra
dagang dalam proses komunikasi serta dalam standard
keamanan data transaksi dan penyimpanan data
Menjamin kepatuhan pada kontrak asuransi

88 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

3) Kemampuan menyusun pedoman dan prosedur


pengelolaan sumber daya e-Government di instansi.
Kompetensi ini dapat diuraikan dalam beberapa substansi
kajian berikut:
Mendefinisikan kebutuhan operasional dan tingkat
layanan (service level)
Menyusun buku panduan untuk pengguna
Menyusun dan selalu memperbaharui buku panduan
operasi
Menyusun bahan pelatihan untuk setiap
pengembangan, implementasi dan modifikasi sistem
informasi

4) Kemampuan mengelola kinerja dan kapasitas


penggunaan ICT terkait dengan implementasi
e-Government.
Kompetensi ini dapat diuraikan dalam beberapa substansi
kajian berikut:
Mengidentifikasi kebutuhan organisasi menyangkut
ketersediaan dan kinerja layanan informasi

Kementerian Komunikasi dan Informasi 89


Pedoman Umum Diklat ICT

Melakukan perencanaan ketersediaan (availability plan)


untuk memperoleh, memantau dan mengendalikan
ketersediaan layanan informasi
Memantau dan melaporkan kinerja sumber daya ICT
secara berkala
Menggunakan piranti pemodelan (modeling tools) yang
tepat dalam memodelkan sistem yang berjalan saat ini
dalam rangka prediksi kapasitas, keandalan
konfigurasi, serta kebutuhan akan ketersediaan sistem
dan kinerja sistem.
Mengelola kinerja secara proaktif mencakup
kemampuan untuk perkiraan agar permasalahan yang
timbul dapat diperbaiki sebelum mempengaruhi kinerja
sistem
Melakukan perkiraan beban kerja
Melakukan pengelolaan kapasitas sumber daya ICT
Menjaga ketersediaan sumber daya
Menjadwalkan penggunaan sumber daya

90 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

5) Kemampuan menjamin terjadinya pelayanan yang


berkesinambungan.
Kompetensi ini dapat diuraikan dalam beberapa substansi
kajian berikut:
Menyusun kerangka kerja untuk menjamin
kesinambungan ICT
Menyusun strategi rencana kesinambungan (continuity
plan) ICT yang sejalan dengan rencana ICT baik dalam
jangka pendek maupun jangka panjang untuk
menjamin konsistensi
Memenuhi standard minimal dalam penyusunan
rencana kesinambungan ICT
Menyusun prosedur dan panduan untuk meminimasi
persyaratan kontinuitas yang menyangkut SDM,
fasilitas, piranti keras & lunak, peralatan, lembar kerja,
dan alat kantor.
Memelihara rencana kesinambungan ICT
Menguji rencana kesinambungan ICT
Melakukan pelatihan rencana kesinambungan ICT
Mendistribusikan rencana kesinambungan ICT

Kementerian Komunikasi dan Informasi 91


Pedoman Umum Diklat ICT

Menyusun prosedur proses cadangan alternatif yang


dapat digunakan sampai fungsi ICT dapat berjalan
dengan baik
Mengidentifikasi sumber daya ICT yang kritis serta
kerangka waktu yang dibutuhkan untuk
memperbaikinya jika terjadi kerusakan
Menyusun alternatif-alternatif untuk situs cadangan
(back-up site) dan piranti keras
Menyediakan off-site back-up storage
Menyusun prosedur untuk menyelaraskan kembali
rencana ICT setelah kerusakan sistem berhasil
diperbaiki

6) Kemampuan mengidentifikasikan dan mengalokasikan


biaya terkait dengan implementasi e-Government.
Kompetensi ini dapat diuraikan dalam beberapa substansi
kajian berikut:
Mengidentifikasi hal-hal yang dikenakan biaya dan
dapat dinilai oleh pengguna
Menyusun dan melaksanakan prosedur pembiayaan
untuk menjamin efektivitas biaya
Membuat prosedur untuk tagihan pengguna dan
prosedur pembayarannya

92 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

7) Kemampuan mengatasi permasalahan dan keadaan


darurat yang terjadi.
Kompetensi ini dapat diuraikan dalam beberapa substansi
kajian berikut:
Membangun sistem untuk pengelolaan masalah
Menindaklanjuti setiap adanya masalah sehingga
masalah tersebut dapat teratasi dengan efisien dalam
waktu yang telah ditentukan
Melakukan penelusuran masalah sampai dengan
penyebabnya
Membuat prosedur otorisasi akses sementara pada
keadaan darurat
Menyusun prioritas pemrosesan dalam keadaan
darurat

Kementerian Komunikasi dan Informasi 93


Pedoman Umum Diklat ICT

B.3. Mahir

Pada tingkat mahir kompetensi umum yang perlu dimiliki oleh


pengelola adalah sebagai berikut:

1) Kemampuan menganalisis, memperhitungkan, dan


mengelola aspek resiko dalam implementasi program
e-Government.
Kompetensi ini dapat diuraikan dalam beberapa substansi
kajian berikut:
Menyusun kerangka pengkajian resiko sebagai dasar
pengelolaan resiko pada tingkat yang dapat diterima
Melakukan pengkajian resiko dengan berbagai
pendekatan (pendefinisian ruang lingkup dan batasan,
metodologi, tanggung jawab, dan keahlian yang
diperlukan)
Mengidentifikasi berbagai elemen dasar resiko serta
hubungan sebab-akibat di antara elemen-elemen
tersebut
Mengukur resiko dan menetapkan kapasitas resiko
yang dapat ditanggung oleh organisasi
Menyusun rencana tindak penanganan resiko dari
sudut pandang penghindaran, mitigasi, dan
penerimaan resiko

94 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

Mengidentifikasi sisa resiko (residu) yang dapat


diterima yang ditangani dengan asuransi dan
tanggungan yang dinegosiasikan secara kontraktual
Memilih sistem pengendalian dan pelindung keamanan
Mendorong komitmen terhadap pengkajian resiko

2) Kemampuan memahami dan menjamin kualitas


implementasi setiap program e-Government yang ada.
Kompetensi ini dapat diuraikan dalam beberapa substansi
kajian berikut:
Menyusun rencana umum kualitas berdasarkan
rencana jangka panjang organisasi dan ICT
Menyusun pendekatan penjaminan kualitas pada
proyek secara umum maupun secara khusus
Merencanakan penjaminan kualitas untuk menetapkan
lingkup dan jadwal aktivitas penjaminan kualitas
Mengkaji ulang apakah penjaminan kualitas mematuhi
standard dan prosedur ICT
Mendefinisikan dan mengimplementasikan standard
ICT dan metodologi yang digunakan dalam daur hidup
pengembangan sistem

Kementerian Komunikasi dan Informasi 95


Pedoman Umum Diklat ICT

Menyusun metodologi daur hidup pengembangan


sistem bagi perubahan besar terhadap teknologi yang
ada
Memperbaharui metodologi daur hidup pengembangan
sistem
Menjalin koordinasi dan komunikasi antara pengguna
fungsi ICT dan pihak yang mengimplementasikan
sistem
Menyusun kerangka pengadaan dan perawatan bagi
infrastruktur teknologi
Menjalin hubungan kerja yang baik dengan pihak
ketiga yang mengimplementasikan proyek
Menyusun standard untuk dokumentasi program
Menyusun standard untuk pengujian program
Menyusun standard untuk pengujian sistem
Menyusun pengujian paralel atau pengujian awal (pilot
testing) terhadap sistem baru dan/atau sistem yang
ada
Mendokumentasikan pengujian sistem
Mengevaluasi apakah penjaminan kualitas sesuai
dengan standard pengembangan sistem
Mengkaji ulang (review) penjaminan kualitas dari
pencapaian tujuan ICT

96 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

Menetapkan ukuran kualitas untuk mengukur hasil dari


aktivitas
Menyusun laporan dari kaji ulang penjaminan kualitas

3) Kemampuan menginstalasi dan mengakreditasi kinerja


sistem.
Kompetensi ini dapat diuraikan dalam beberapa substansi
kajian berikut:
Melaksanakan pelatihan untuk staf dan unit ICT di
organisasi
Melakukan optimalisasi kinerja piranti lunak aplikasi
Menyusun dan mengkaji ulang rencana implementasi
yang akan digunakan untuk mengukur perkembangan
implementasi
Melakukan konversi dari sistem yang lama ke sistem
yang baru
Melakukan konversi data serta verifikasi dan
identifikasi setiap kesalahan (error) yang muncul
selama proses konversi
Menyusun rencana dan strategi pengujian
Melakukan pengujian atas perubahan

Kementerian Komunikasi dan Informasi 97


Pedoman Umum Diklat ICT

Menentukan kriteria kinerja dengan pengujian paralel /


pilot
Melakukan pengujian final yang mencakup semua
komponen dari sistem informasi (contoh: piranti lunak,
fasilitas, panduan untuk pengguna)
Menyusun sistem akreditasi dan pengujian keamanan
(security) dari sistem
Melakukan pengujian operasional sebelum menerapkan
sistem ke dalam pekerjaan operasional
Melakukan kontrol atas konversi sistem dari
pengembangan ke pengujian dan akhirnya ke
operasional
Mengevaluasi sistem pasca implementasi terhadap
pemenuhan kebutuhan pengguna
Melakukan kaji ulang pasca-implementasi

4) Kemampuan mengelola perubahan yang disyaratkan


dalam maupun diakibatkan oleh implementasi
e-Government.
Kompetensi ini dapat diuraikan dalam beberapa substansi
kajian berikut:
Melakukan pengendalian atas permintaan perubahan
pada sistem

98 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

Mengukur segala dampak dari permintaan perubahan


yang mungkin terjadi pada fungsi dan operasi sistem
Melakukan pengendalian atas perubahan yang tengah
dilakukan
Menyusun parameter-parameter untuk memutuskan
perubahan darurat dan prosedur untuk mengendalikan
perubahan tersebut
Menyusun prosedur dan melakukan dokumentasi atas
perubahan sistem yang dilakukan
Menetapkan otorisasi personel yang bertugas untuk
melakukan perawatan sistem.
Menetapkan kebijakan yang mengatur prosedur untuk
penerapan piranti lunak baru
Mendistribusikan piranti lunak ke unit kerja yang tepat

5) Kemampuan menjamin kinerja keamanan sistem e-


Government yang diterapkan.
Kompetensi ini dapat diuraikan dalam beberapa substansi
kajian berikut:
Mengelola ukuran-ukuran keamanan (security) ICT
Menyusun mekanisme untuk identifikasi, otentifikasi
dan akses untuk menjaga keamanan sistem
Mengatur keamanan data atas akses online

Kementerian Komunikasi dan Informasi 99


Pedoman Umum Diklat ICT

Mengatur pengelolaan account dari pengguna,


termasuk pemberian hak akses ke sistem atau data
Mengkaji ulang secara berkala pengelolaan account
pengguna terutama berkaitan dengan hak akses
Melakukan kontrol atas pemakaian account pengguna
Melakukan pengawasan yang ketat atas keamanan
sistem ICT
Mengklasifikasikan data berdasarkan tingkat
sensitivitasnya yang ditentukan oleh masing-masing
pemilik data
Melakukan pengelolaan identifikasi dan hak akses
pengguna secara terpusat
Melaporkan semua aktivitas dan pelanggaran terhadap
keamanan
Menangani insiden yang terjadi dalam keamanan
sistem
Melakukan reakreditasi terhadap keamanan sistem
secara berkala
Membangun kepercayaan antar pihak
Melakukan kontrol atas otorisasi transaksi yang terjadi
dalam sistem

100 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

Membuat kebijakan organisasi yang menjamin


transaksi hanya dapat ditolak oleh pihak-pihak yang
berwenang
Membangun jalur yang terlindungi untuk setiap
pertukaran data yang sensitif
Menjaga keamanan piranti keras dan lunak
Mengelola kunci kriptografi
Melakukan pencegahan, deteksi dan koreksi atas
serangan terhadap piranti lunak
Membuat arsitektur perlindungan (firewall) dan sistem
koneksi dengan jaringan publik
Melakukan proteksi terhadap informasi elektronis yang
berharga

6) Kemampuan memantau (monitoring) keseluruhan proses


pengelolaan penyelenggaraan e-Government.
Kompetensi ini dapat diuraikan dalam beberapa substansi
kajian berikut:
Mengumpukan data hasil pemantauan
Menilai kinerja fungsi ICT
Menilai kepuasan pelanggan
Pelaporan kepada pihak pengelola dan pimpinan

Kementerian Komunikasi dan Informasi 101


Pedoman Umum Diklat ICT

C. Kompetensi Umum Pimpinan

C.1. Dasar

Pada tingkat dasar kompetensi umum yang perlu dimiliki oleh


pimpinan adalah sebagai berikut:

1) Kemampuan memahami pentingnya ICT serta memahami


proses menyusun perencanaan strategis ICT bagi lembaga
pemerintahan.
Kompetensi ini dapat diuraikan dalam beberapa substansi
kajian berikut:
Melibatkan aspek ICT dalam rencana jangka pendek
dan jangka panjang organisasi
Memahami Rencana jangka panjang ICT dan
keterkaitannya dengan stakeholders internal dan
eksternal
Memahami pendekatan terstruktur dalam perencanaan
jangka panjang ICT
Mampu menyesuaikan rencana jangka panjang ICT
dengan perubahan rencana jangka panjang organisasi
dan perubahan kondisi ICT
Menerjemahkan rencana jangka panjang ICT menjadi
rencana jangka pendek ICT

102 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

Mengkomunikasikan rencana ICT pada berbagai pihak


Memonitor dan mengevaluasi rencana ICT
Mengkaji sejauh mana sistem yang ada (existing)
mendukung kebutuhan organisasi

2) Kemampuan mengenal dan mempelajari kecenderungan


perkembangan ICT di masa mendatang dan dampaknya
terhadap lembaga pemerintahan.
Kompetensi ini dapat diuraikan dalam beberapa substansi
kajian berikut:
Merencanakan infrastruktur teknologi yang selaras
dengan rencana ICT jangka panjang dan pendek
Memantau kecenderungan masa depan dan regulasi
terkait sebagai bahan pertimbangan bagi perencanaan
infrastruktur teknologi
Mengkaji rencana infrastruktur teknologi terhadap
berbagai skenario (misalkan: duplikasi, ketangguhan,
kecukupan, dan kemampuan berkembang)
Merencanakan penyediaan piranti keras dan lunak
sesuai rencana infrastruktur teknologi

Kementerian Komunikasi dan Informasi 103


Pedoman Umum Diklat ICT

3) Kemampuan menganalisis, memperhitungkan, dan


mengelola investasi ICT dalam pengembangan e-
Government.
Kompetensi ini dapat diuraikan dalam beberapa substansi
kajian berikut:
Menyusun proses penganggaran operasi tahunan ICT
yang dapat diterima dan sesuai dengan rencana
jangka panjang dan pendek organisasi
Memantau biaya dan manfaat yang didapat dari
aktivitas ICT
Menjamin bahwa layanan fungsi ICT dapat diterima
dari sudut pandang biaya dan manfaat

4) Kemampuan mengkomunikasikan dan mensosialisasikan


arah dan tujuan diimplementasikannya e-Government di
lembaga pemerintahan kepada seluruh jajaran SDM
aparatur.
Kompetensi ini dapat diuraikan dalam beberapa substansi
kajian berikut:
Menyusun kerangka dan program penyadaran untuk
mendorong lingkungan pengendalian informasi yang
positif

104 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

Memahami tanggung jawab manajemen dalam


menyusun kebijakan
Mengkomunikasikan kebijakan organisasi secara jelas
hingga dapat diterima oleh setiap tingkatan organisasi
Merencanakan sumber daya bagi implementasi
kebijakan, kepatuhan terhadap kebijakan, dan
kerangka waktu implementasi
Menyesuaikan kebijakan dengan kondisi yang berubah
Menjamin pemahaman dan kepatuhan pada kebijakan,
prosedur, dan standard
Mendefinisikan, mendokumentasikan, dan
memperbaharui landasan, kebijakan, dan tujuan
kualitas
Menyusun kerangka kebijakan keamanan dan
pengendalian internal
Memahami Hak Kekayaan Intelektual (HKI)
Menyusun kebijakan dan dokumentasi keputusan
dalam menghadapi isu spesifik (seperti aktivitas,
aplikasi, sistem, atau teknologi spesifik)
Mengkomunikasikan perlunya kesadaran akan
keamanan ICT

Kementerian Komunikasi dan Informasi 105


Pedoman Umum Diklat ICT

5) Kemampuan mendefinisikan dan mengelola tingkat


layanan aplikasi e-Government.
Kompetensi ini dapat diuraikan dalam beberapa substansi
kajian berikut:
Menyusun kerangka kerja minimal untuk tingkat
layanan aplikasi e-government
Mendefinisikan aspek-aspek dalam perjanjian/kontrak
tingkat layanan
Menyusun prosedur untuk menilai kinerja hubungan
antara pihak-pihak yang terkait
Memantau dan melaporkan pencapaian kinerja
pelayanan dan semua permasalahan yang timbul
selama berlangsungnya proses
Mengkaji ulang perjanjian dan kontrak dengan pihak
ketiga yang menyediakan layanan
Menetapkan syarat-syarat dalam perjanjian tentang
hal-hal yang dapat dikenakan biaya (charge)
Mengimplementasikan program perbaikan layanan

106 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

C.2. Lanjutan

Pada tingkat lanjutan kompetensi umum yang perlu dimiliki


oleh pimpinan adalah sebagai berikut:

1) Kemampuan membentuk struktur organisasi dengan


piranti perlengkapannya agar proses manajemen
e-Government dapat berjalan dengan baik.
Kompetensi ini dapat diuraikan dalam beberapa substansi
kajian berikut:
Membentuk tim perencana ICT atau panitia pengarah
Menata fungsi ICT dalam struktur organisasi
Menyusun kerangka acuan untuk meninjau struktur
organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi
Memahami peran dan tanggungjawab spesifik setiap
personel dalam kaitannya dengan sistem informasi
Menetapkan peran dan tanggung jawab dalam
penjaminan kualitas (quality assurance) dari fungsi ICT
Menetapkan peran dan tanggung jawab dalam
penjaminan keamanan ICT baik keamanan fisik
maupun logik (physical & logical security)
Menetapkan peran dan tanggung jawab bagi pemilik
dan pengaman/ pemelihara data

Kementerian Komunikasi dan Informasi 107


Pedoman Umum Diklat ICT

Menetapkan bahwa setiap aset informasi (data dan


sistem) terkait dengan pemiliknya yang akan
memastikan pengelompokan dan hak untuk
mengakses informasi
Mengimplementasikan supervisi agar fungsi ICT
berjalan sebagaimana mestinya
Membagi tugas sesuai dengan deskripsi kerja dan
jabatan
Mengevaluasi penempatan staf ICT untuk memastikan
bahwa fungsi ICT memiliki staf ICT sesuai kebutuhan
Menyusun deskripsi kerja dan jabatan bagi staf ICT
Mendefinisikan personel kunci ICT
Menyusun kebijakan dan prosedur bagi staf kontrak
dan konsultan untuk menjamin keamanan aset
informasi
Melakukan pengembangan koordinasi, komunikasi, dan
penjembatanan yang optimal di dalam fungsi ICT dan
fungsi terkait lainnya

108 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

2) Kemampuan memahami dan mentaati implementasi


e-Government sesuai dengan regulasi dan perundang-
undangan yang berlaku.
Kompetensi ini dapat diuraikan dalam beberapa substansi
kajian berikut:
Meninjau ulang berbagai prasyarat eksternal yang
mempengaruhi praktek ICT organisasi
Menetapkan tindakan korektif yang sesuai dengan
prasyarat eksternal
Memastikan kepatuhan terhadap keamanan (safety)
dan ergonomi
Memahami kebebasan pribadi (privacy), kekayaan
intelektual, dan aliran data lintas batas, dan regulasi
penyandian (cryptographic)
Memahami transaksi perdagangan elektronik
(electronic commerce) yang berupa persetujuan antar
mitra dagang dalam proses komunikasi serta dalam
standard keamanan data transaksi dan penyimpanan
data
Menjamin kepatuhan pada kontrak asuransi

Kementerian Komunikasi dan Informasi 109


Pedoman Umum Diklat ICT

3) Kemampuan mengidentifikasikan dan mengalokasikan


biaya terkait dengan implementasi e-Government.
Kompetensi ini dapat diuraikan dalam beberapa substansi
kajian berikut:
Mengidentifikasi hal-hal yang dikenakan biaya dan
dapat dinilai oleh pengguna
Menyusun dan melaksanakan prosedur pembiayaan
untuk menjamin efektivitas biaya
Membuat prosedur untuk tagihan pengguna dan
prosedur pembayarannya

110 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

C.3. Mahir

Pada tingkat lanjutan kompetensi umum yang perlu dimiliki


oleh pimpinan adalah sebagai berikut:

1) Kemampuan mengelola perubahan yang disyaratkan


dalam maupun diakibatkan oleh implementasi e-
Government.
Kompetensi ini dapat diuraikan dalam beberapa substansi
kajian berikut:
Melakukan pengendalian atas permintaan perubahan
pada sistem
Mengukur segala dampak dari permintaan perubahan
yang mungkin terjadi pada fungsi dan operasi sistem
Melakukan pengendalian atas perubahan yang tengah
dilakukan
Menyusun parameter-parameter untuk memutuskan
perubahan darurat dan prosedur untuk mengendalikan
perubahan tersebut
Menyusun prosedur dan melakukan dokumentasi atas
perubahan sistem yang dilakukan
Menetapkan otorisasi personel yang bertugas untuk
melakukan perawatan sistem.

Kementerian Komunikasi dan Informasi 111


Pedoman Umum Diklat ICT

Menetapkan kebijakan yang mengatur prosedur untuk


penerapan piranti lunak baru
Mendistribusikan piranti lunak ke unit kerja yang tepat

2) Kemampuan memantau (monitoring) keseluruhan proses


pengelolaan penyelenggaraan e-Government.
Kompetensi ini dapat diuraikan dalam beberapa substansi
kajian berikut:
Mengumpukan data hasil pemantauan
Menilai kinerja fungsi ICT
Menilai kepuasan pelanggan
Pelaporan kepada pihak manajemen

3) Kemampuan mengkaji dan memenuhi persyaratan


standard kontrol internal.
Kompetensi ini dapat diuraikan dalam beberapa substansi
kajian berikut:
Memantau efektivitas kontrol internal
Melakukan pengendalian internal terhadap operasi
secara berkala
Melakukan pelaporan hasil dari kontrol internal kepada
pihak-pihak yang terkena dampaknya
Menjamin keamanan operasi dan kontrol internal

112 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

4) Kemampuan memperoleh penjaminan kualitas secara


independen.
Kompetensi ini dapat diuraikan dalam beberapa substansi
kajian berikut:
Mendapat sertifikasi/akreditasi independen untuk
layanan ICT yang dilakukan di bidang keamanan dan
kontrol internal
Mendapat sertifikasi/akreditasi untuk layanan diberikan
pihak ketiga di bidang keamanan dan kontrol internal
Melakukan evaluasi secara independen atas efektivitas
layanan ICT
Melakukan evaluasi secara independen atas efektivitas
layanan yang diberikan pihak ketiga
Mendapatkan jaminan independen bahwa layanan ICT
yang dilakukan tidak bertentangan dengan undang-
undang dan persyaratan peraturan yang berlaku serta
komitmen kontrak
Mendapatkan jaminan independen bahwa layanan ICT
yang diberikan pihak ketiga tidak bertentangan dengan
undang-undang dan persyaratan peraturan yang
berlaku serta komitmen kontrak

Kementerian Komunikasi dan Informasi 113


Pedoman Umum Diklat ICT

Menjamin bahwa jaminan independen yang didapat


memiliki kompetensi teknis serta keahlian dan
pengetahuan yang dibutuhkan untuk mengkaji
efektivitas dan efisiensi layanan ICT
Melibatkan sistem audit yang proaktif

5) Kemampuan menyediakan keperluan untuk audit


independen.
Kompetensi ini dapat diuraikan dalam beberapa substansi
kajian berikut:
Menerbitkan piagam audit yang berisi tanggung jawab,
otoritas dan akuntabilitas dari unit audit
Menjamin bahwa auditor bersifat independen
Memantau bahwa auditor selalu memenuhi etika
profesi dan standard audit
Menjamin bahwa auditor yang bekerja telah memiliki
kompetensi yang dibutuhkan
Menyusun perencanaan audit
Menilai kinerja atas pekerjaan audit yang dilakukan
Melaporkan hasil audit
Menyusun aktivitas untuk menindaklanjuti hasil audit

114 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

3.3.3 Kompetensi Khusus

Kompetensi khusus merupakan kompetensi ICT yang


spesifik berkaitan dengan tugas, pokok dan fungsi dari
masing-masing instansi. Sebagai contoh penggunaan aplikasi
pajak pada kantor pajak atau pengembangan sistem
pelayanan satu atap pada Pemerintah Daerah.

Penentuan dan perumusan pedoman pengembangan


SDM di bidang ICT untuk kompetensi khusus ini diserahkan
kepada masing-masing instansi dan tidak dibahas dalam
pedoman umum ini.

3.4 Contoh Penggunaan Acuan Kompetensi

Dari uraian mengenai kompetensi di atas, maka dalam


penggunaannya dapat dikaitkan dengan eselonisasi yang
terdapat di struktur organisasi lembaga pemerintah. Pada
bagian ini akan kami beri contoh penggunaannya pada
Eselon IV di tingkat Pengguna dan Eselon III di tingkat
Pengelola. Untuk lebih rinci dari penerapannya pada
eselonisasi akan disusun suatu dokumen lanjutan oleh
Kementerian Komunikasi dan Informasi di luar pedoman
umum ini.

Kementerian Komunikasi dan Informasi 115


Pedoman Umum Diklat ICT

3.4.1 Eselon IV sebagai Pengguna

Untuk eselon IV sebagai Pengguna, maka kompetensi


yang perlu dimilikinya dapat kita lihat di bagian 3.3. Sebagai
landasan, yang bersangkutan harus memiliki kompetensi
prasyarat, yaitu (lihat sub bab 3.3.1) :

Kemampuan memahami (awareness) pentingnya ICT dalam


menunjang layanan publik

Kemampuan dasar komputer, khususnya dalam hal ini


menggunakan komputer dan internet untuk mencari
informasi

Berikutnya, kompetensi yang perlu dimiliki adalah


kompetensi umum untuk pengguna (lihat sub bab 3.3.2
bagian A). Untuk tingkat dasar, kompetensi yang perlu dimiliki
adalah (lihat bagian A.1):
1) Kemampuan mengelola data dan informasi.
2) Kemampuan mengelola fasilitas dan prasarana ICT.
3) Kemampuan mengelola aktivitas operasional
e-Government.

116 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

Tahap berikutnya adalah penguasaan kompetensi


lanjutan (lihat bagian A.2) yaitu sebagai berikut:
1) Kemampuan memilih piranti lunak yang sesuai dengan
kebutuhan instansi.
2) Kemampuan memahami tingkat layanan aplikasi
e-Government.
3) Kemampuan memberikan asistensi dan nasehat yang
dibutuhkan oleh para konsumen e-Government.
Pada tingkatan berikutnya yaitu tingkatan mahir,
seorang eselon IV yang merupakan pengguna perlu memiliki
kompetensi sebagai berikut (lihat bagian A.3) :
1) Kemampuan menghadapi perubahan yang disyaratkan
dalam maupun diakibatkan oleh implementasi
e-Government.
2) Kemampuan mengenali kinerja keamanan sistem
e-Government yang diterapkan.
3) Kemampuan mengatasi permasalahan dan keadaan
darurat yang terjadi.

Kementerian Komunikasi dan Informasi 117


Pedoman Umum Diklat ICT

3.4.2 Eselon III sebagai Pengelola

Untuk eselon III sebagai Pengelola, maka kompetensi


yang perlu dimilikinya dapat kita lihat di bagian 3.3. Sama
halnya dengan eselon IV, sebagai landasan, yang
bersangkutan harus memiliki kompetensi prasyarat, yaitu
(lihat sub bab 3.3.1) :

Kemampuan memahami (awareness) pentingnya ICT dalam


menunjang layanan publik

Kemampuan dasar komputer, khususnya dalam hal ini


menggunakan komputer dan internet untuk mencari
informasi

Berikutnya, kompetensi yang perlu dimiliki adalah


kompetensi umum untuk pengelola (lihat sub bab 3.3.2
bagian B). Untuk tingkat dasar, kompetensi yang perlu dimiliki
adalah (lihat bagian B.1):
1) Kemampuan mengelola data dan informasi.
2) Kemampuan mengelola fasilitas dan prasarana ICT.
3) Kemampuan mengelola aktivitas operasional
e-Government.

118 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

4) Kemampuan mendefinisikan kebutuhan dan arsitektur


informasi yang sesuai dengan karakteristik instansi
pemerintah terkait.
5) Kemampuan mengenal dan mempelajari kecenderungan
perkembangan ICT di masa mendatang dan dampaknya
terhadap lembaga pemerintahan.
6) Kemampuan mengelola proyek e-Government sesuai
dengan konsep dan prosedur yang baku.
7) Kemampuan merumuskan solusi ICT dan/atau
e-Government yang sesuai dengan kebutuhan instansi
terkait.
8) Kemampuan merumuskan dan memutuskan piranti lunak
(software) yang sesuai dengan kebutuhan instansi.
9) Kemampuan mengelola dan memelihara infrastruktur
teknologi informasi dan komunikasi yang dipergunakan
dalam e-Government.
10) Kemampuan mengelola relasi dengan pihak ketiga yang
terkait dengan implementasi e-Government.
11) Kemampuan mendidik dan melatih para pengguna ICT
serta aplikasi e-Government.
12) Kemampuan memahami tingkat layanan aplikasi
e-Government.

Kementerian Komunikasi dan Informasi 119


Pedoman Umum Diklat ICT

13) Kemampuan memberikan asistensi dan nasehat yang


dibutuhkan oleh para konsumen e-Government.

Tahap berikutnya adalah penguasaan kompetensi


lanjutan (lihat bagian B.2) yaitu sebagai berikut:
1) Kemampuan mengelola SDM yang terlibat langsung
maupun tidak langsung dengan berbagai program atau
inisiatif e-Government.
2) Kemampuan memahami dan mentaati implementasi
e-Government sesuai dengan regulasi dan perundang-
undangan yang berlaku.
3) Kemampuan menyusun pedoman dan prosedur
pengelolaan sumber daya e-Government di instansi.
4) Kemampuan mengelola kinerja dan kapasitas
penggunaan ICT terkait dengan implementasi
e-Government.
5) Kemampuan menjamin terjadinya pelayanan yang
berkesinambungan.
6) Kemampuan mengidentifikasikan dan mengalokasikan
biaya terkait dengan implementasi e-Government.
7) Kemampuan mengatasi permasalahan dan keadaan
darurat yang terjadi.

120 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

Pada tingkatan berikutnya yaitu tingkatan mahir,


seorang eselon III yang berada pada level pengelola perlu
memiliki kompetensi sebagai berikut (lihat bagian B.3) :
1) Kemampuan menganalisis, memperhitungkan, dan
mengelola aspek resiko dalam implementasi program
e-Government.
2) Kemampuan memahami dan menjamin kualitas
implementasi setiap program e-Government yang ada.
3) Kemampuan menginstalasi dan mengakreditasi kinerja
sistem.
4) Kemampuan mengelola perubahan yang disyaratkan
dalam maupun diakibatkan oleh implementasi
e-Government.
5) Kemampuan menjamin kinerja keamanan sistem e-
Government yang diterapkan.
6) Kemampuan memantau (monitoring) keseluruhan proses
pengelolaan penyelenggaraan e-Government.

Kementerian Komunikasi dan Informasi 121


Pedoman Umum Diklat ICT

122 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

BAB IV

PENYELENGGARAAN

Kementerian Komunikasi dan Informasi 123


Pedoman Umum Diklat ICT

Arahan penyelenggaraan Diklat Teknis ICT yang dimuat


dalam pedoman umum ini merupakan arahan
penyelenggaraan yang bersifat umum dengan mengacu pada
standard kompetensi ICT. Adapun arahan penyelenggaraan
yang lebih bersifat teknis akan dimuat dalam petunjuk teknis
yang akan dikeluarkan kemudian. Berikut ini dijabarkan
arahan umum penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
Teknis Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam menunjang
e-government.

4.1 Metoda

Metoda diklat menggunakan cara pembelajaran bagi orang


dewasa (andragogi) serta disesuaikan dengan perkembangan
ilmu dan teknologi yang menggambarkan:
a. kebutuhan praktis dan pengembangan diri peserta
b. interaktif antara peserta dengan widyaiswara/instruktur dan
antar peserta
c. suasana belajar orang dewasa yang menyenangkan,
dinamis dan fleksibel

Metode yang dapat digunakan untuk menyelenggarakan


Diklat ICT untuk pegawai pemerintah ini dapat diterapkan
dalam bentuk kegiatan pembelajaran, antara lain: dengan cara
kuliah, demonstrasi, seminar, diskusi (studi kasus), praktikum

124 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

pembelajaran sendiri atau pembelajaran jarak jauh. Dari


berbagai macam metode untuk menyelenggarakan diklat ini
sebaiknya diterapkan secara bergantian maupun bersamaan
demi tercapainya tujuan diklat.

Dari metode diklat yang sudah ditentukan, maka dapat


ditentukan fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalam
penyelenggaraan diklat. Secara umum fasilitas yang
diperlukan untuk masing-masing metode diklat ditampilkan
dalam Tabel 7 berikut.
Tabel 7
Metode Diklat dan fasilitasnya
No. Metoda Pengertian
1. Kuliah Pembelajaran di dalam kelas dimana pengajar dan
siswa dapat bertemu langsung dan berinteraksi.
2. Demonstrasi Peragaan tentang cara penggunaan suatu perangkat
atau aplikasi yang berkaitan dengan ICT. Pada
metoda ini siswa tidak dapat langsung
mempraktekannya.
3. Seminar Metoda pembelajaran satu arah. Umumnya
digunakan untuk membangun pemahaman tentang
ICT
4. Diskusi/Studi Suatu metoda dimana siswa diminta untuk
Kasus memecahkan masalah/kasus secara bersama-sama.
Umumnya berbentuk kelompok-kelompok kecil
5. Praktikum Pelaksanaan praktek langsung dengan peralatan
yang tersedia.
Pembelajaran Siswa belajar sendiri dengan bahan-bahan yang
6.
Sendiri telah ditentukan sebelumnya.
Sama dengan metoda kuliah, tetapi pengajar dan
Pembelajaran
7. siswanya tidak berada pada tempat yang sama,
Jarak Jauh
umumnya menggunakan media video-conference.

Kementerian Komunikasi dan Informasi 125


Pedoman Umum Diklat ICT

4.2 Perencanaan

Perencanaan Diklat merupakan kegiatan pembinaan


pegawai yang berorientasi pada peningkatan mutu
profesionalisme yang dapat mendukung kompetensi jabatan.
Perencanaan Diklat didasarkan pada kebutuhan masing-
masing instansi dalam peningkatan efektivitas dan efisiensi
layanan publik dengan ICT terutama dari dimensi pewujudan
sumber daya manusia aparatur yang profesional. Perencanaan
diklat mencakup beberapa aspek sebagai berikut:
a. Penetapan peserta
b. Penetapan tujuan dan sasaran spesifik
c. Penentuan jenis dan jenjang diklat
d. Penetapan agenda pembelajaran
e. Penyiapan widyaiswara/instruktur
f. Penyiapan sarana dan prasarana
g. Cara penentuan pembiayaan
h. Cara melaksanakan evaluasi
i. Cara menyusun laporan

126 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

Penetapan Peserta

Agar peserta diklat adalah orang yang tepat dan diklat


dapat memberikan manfaat serta dampak yang optimal dalam
mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing
instansi, maka penetapan peserta diklat bersifat selektif dan
merupakan penugasan instansi yang bersangkutan untuk
memenuhi persyaratan kompetensi jabatan. Persyaratan
umum bagi calon peserta diklat adalah sebagai berikut:
a. Memiliki potensi untuk dikembangkan
b. Memiliki motivasi tinggi untuk pengembangan diri
c. Mampu menjaga reputasi dan kredibilitas sebagai PNS
d. Memiliki dedikasi dan loyalitas terhadap tugas dan
organisasi
e. Berprestasi baik dalam melaksanakan tugas
f. Sehat jasmani dan rohani

Kementerian Komunikasi dan Informasi 127


Pedoman Umum Diklat ICT

Sedangkan persyaratan khusus bagi calon peserta diklat ICT


adalah sebagai berikut :
a. Peserta diklat terdiri dari staf pegawai yang bertugas
dalam memberikan pelayanan publik terutama melalui
ICT, staf yang bertugas mendukung staf lain yang
mengoperasikan pelayanan publik (terutama dalam
urusan administrasi dan manajemen pengelolaan dan
pengembangan ICT), serta pegawai yang mempunyai
posisi dalam menetapkan kebijakan strategis instansi
dalam penyelenggaraan layanan publik melalui ICT.
b. Peserta didik hendaknya memiliki dedikasi dan
semangat untuk mengikuti perubahan dan
mempunyai kualifikasi tertentu di bidang ICT.
c. Peserta diklat perlu memiliki rencana pengembangan
yang jelas, termasuk pemberian tugas yang relevan
dengan keterampilan dan keahliannya di bidang ICT.

128 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

Widyaiswara / Instruktur

Secara prinsip kriteria penetapan widyaiswara/instruktur


khususnya dalam bidang ICT adalah:
a. Menguasai materi yang disampaikan atau professional
di bidang ICT
b. Menguasai metodologi diklat
c. Mempunyai kredibilitas, dedikasi dan reputasi yang
baik.

Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana Diklat merupakan alat bantu dan


fasilitas penunjang yang digunakan untuk menjamin
efektivitas agenda pembelajaran. Sarana dan prasarana
tersebut dapat dimiliki sendiri dan/atau memanfaatkan sarana
dan prasarana diklat lembaga diklat instansi lain dengan
memperhatikan kesesuaian standard persyaratan setiap jenis,
jenjang dan program diklat serta jumlah peserta diklat.

Untuk diklat ICT ini, diperlukan beberapa kebutuhan


sarana dan prasarana yang spesifik seperti: ruang kelas, serta
piranti komputer, internet, dan multimedia. Ketersediaan
fasilitas akomodasi penginapan akan turut mendukung
efektivitas diklat.

Kementerian Komunikasi dan Informasi 129


Pedoman Umum Diklat ICT

Pembiayaan

Pembiayaan diklat dapat bersumber dari:


a. Anggaran Belanja Rutin
b. Anggaran Belanja Pembangunan
c. Swadana
d. Hibah dan/atau Bantuan Luar Negeri
e. Sumber lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4.3 Pelaksanaan

Diklat dapat diselenggarakan secara klasikal dan/atau


non klasikal. Penyelenggaraan diklat secara klasikal dilakukan
dengan tatap muka sedangkan non klasikal dapat dilakukan
dengan pelatihan di alam bebas, pelatihan di tempat kerja dan
pelatihan dengan sistem jarak jauh.

Diklat ICT di lingkungan pegawai pemerintah dapat


dilakukan baik di lingkungan kantor pemerintahan tersebut
atau dikenal dengan in-house training, maupun dengan cara
mengikuti program-program diklat ICT yang ada di luar kantor
pemerintahan tersebut.

130 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

Penyelenggara Diklat ICT adalah sebagai berikut:

a. Tingkat Pusat
Lembaga Diklat Pemerintah
Instansi pemerintah bekerjasama dengan Kementerian
Komunikasi dan Informasi
Instansi pemerintah bekerjasama dengan instansi
pemerintah lainnya
Instansi pemerintah bekerjasama dengan lembaga
pendidikan
Instansi pemerintah bekerjasama dengan pihak swasta

b. Tingkat Daerah
Lembaga Diklat Pemerintah di daerah
Instansi pemerintah bekerjasama dengan
Badan/Dinas/Kantor di bidang Informasi dan
Komunikasi di daerah (Pemda setempat)
Instansi pemerintah bekerjasama dengan instansi
pemerintah daerah lainnya.
Instansi pemerintah bekerjasama dengan lembaga
pendidikan
Instansi pemerintah bekerjasama dengan pihak swasta

Kementerian Komunikasi dan Informasi 131


Pedoman Umum Diklat ICT

4.4 Evaluasi

4.4.1 Evaluasi Penyelenggaraan

Evaluasi diklat merupakan kegiatan yang dilakukan oleh


Lembaga Diklat Instansi yang bersangkutan dan/atau Instansi
Pembina untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan dan
tingkat capaian kinerja penyelenggaraan diklat. Evaluasi diklat
dilakukan terhadap, antara lain:

a. Kurikulum;
b. Peserta;
c. Widyaiswara;
d. Pembiayaan Diklat;
e. Sarana dan prasarana;
f. Penyelenggara;
g. Bahan Diklat;
h. Metoda Diklat;
i. Jangka waktu.

Sebagai upaya koordinasi dan monitoring implementasi


kebijakan pendidikan dan pelatihan ICT serta sejalan dengan
Inpres No. 3 Tahun 2003, maka setiap pelaksanaan diklat ICT
yang dilakukan oleh instansi pemerintah pusat maupun daerah
dapat disampaikan kepada Kementerian Komunikasi dan
Informasi.

132 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

4.4.2. Evaluasi Hasil

Selain evaluasi terhadap penyelenggaraan diklat, maka


perlu dilakukan juga evaluasi terhadap hasil diklat yaitu tingkat
penerimaan peserta akan materi diklat yang diikutinya.
Evaluasi ini dapat dilakukan dengan memberikan Pre-Test dan
Post-Test kepada peserta Diklat.

Pre-Test adalah ujian yang diberikan kepada peserta


diklat sebelum diklat dimulai. Pre-Test dilakukan untuk
mengetahui seberapa jauh tingkat kemampuan peserta
sebelum mengikuti diklat. Post Test adalah ujian yang
diberikan kepada peserta diklat setelah diklat selesai. Post
Test dilakukan untuk mengetahui hasil penerimaan peserta
atas materi diklat yang telah disampaikan.

Untuk memenuhi standardisasi kompetensi untuk


masing-masing posisi partisipasi dalam e-Government
diperlukan sertifikasi. Keberadaan sertifikasi ini diharapkan
memberikan jaminan dan masukan pada instansi terkait akan
kualifikasi dan kompetensi aparaturnya dalam menjalankan
layanan publik berbasis ICT. Sertifikasi tersebut juga akan
memudahkan setiap peserta untuk meningkatkan
kompetensinya atau meningkatkan partisipasinya dalam e-
Government sehingga tidak terjadi pengulangan materi

Kementerian Komunikasi dan Informasi 133


Pedoman Umum Diklat ICT

pelatihan yang serupa pada peserta yang pernah


mendapatkannya. Hal lain adalah bahwa sertifikasi akan
membantu pemerintah secara umum dalam menyusun
perencanaan layanan publik karena kompetensi SDM dalam
ICT terdokumentasi dan terstandardisasi dengan baik.

134 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

PENUTUP

Buku ini merupakan pedoman umum, sehingga


penggunaannya dapat disesuaikan di masing-masing lembaga
pemerintah. Lembaga pemerintah yang memerlukan
kompetensi ICT sebagaimana dimuat dalam pedoman umum
ini dapat menyusun kurikulum diklat sesuai kebutuhannya,
sebelum petunjuk teknis diklat ICT dikeluarkan.

Dalam menyelenggarakan diklat ICT, lembaga pemerintah


dapat melakukan kerjasama dengan pihak-pihak lain, seperti
lembaga pendidikan, lembaga pemerintahan lain, pihak swasta
dan lain-lain. Bila diperlukan, Kementerian Komunikasi dan
Informasi dapat menjadi fasilitator bagi lembaga pemerintah
yang membutuhkan pihak lain untuk penyelenggaraan diklat
ICT di lingkungannya.

Di masa mendatang, pedoman umum ini akan terus


mengalami penyempurnaan. Oleh karena itu, sangat
diharapkan masukan dari seluruh lembaga pemerintah untuk
menyempurnakan pedoman ini melalui situs web:
www.kominfo.go.id dan email: info@kominfo.go.id

Kementerian Komunikasi dan Informasi 135


Pedoman Umum Diklat ICT

Lampiran

Contoh
Salah Satu Diklat Untuk Pengguna

I. Tujuan Instruksional Umum:


Mampu mengelola dan merawat data dan dokumen
dengan aplikasi perkantoran
Mampu menggunakan aplikasi perkantoran ( word
processor, spreadsheet dan presentasi)
Mahir menggunakan komputer terutama dalam
pelaksanaan pekerjaan perkantoran sehari-hari untuk
memperingan beban kerja

II. Durasi Pelatihan: 35 jam pelajaran

III. Metoda:
Kuliah
Demonstrasi
Praktikum

IV. Fasilitas yang dibutuhkan:


- Ruang kelas
- Komputer sejumlah siswa, yang sudah terpasang piranti
lunak (software)
- Proyektor Multi media (optional)

Kementerian Komunikasi dan Informasi L- 1


Pedoman Umum Diklat ICT

V. Pokok Bahasan

1. Tinjauan (review) Ulang Sistem Operasi Komputer


Durasi : 5 jam pelajaran
Tujuan Instruksional Khusus:
Mengenal bagian-bagian komputer
Mengenal dasar-dasar pengoperasian komputer
(penggunaan keyboard dan mouse)
Mampu mengelola file/data dalam komputer
(menggunakan aplikasi manajemen file)

2. Word Processor
Durasi : 10 jam pelajaran
Tujuan Instruksional Khusus:
Dapat membuka aplikasi word processor
Dapat membuka dokumen yang sudah ada, membuat
dokumen baru dan menyimpan dokumen.
Dapat melakukan operasi dasar (memasukkan
karakter/huruf, membuat paragraph baru,
menggandakan (copy) tulisan, memindahkan (move)
tulisan, dan menghapus tulisan)
Dapat mengatur format dokumen (teks, spasi, rataan
(alignment), penomoran (bullet and numbering),
margin dan orientasi kertas)

L- 2 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Pedoman Umum Diklat ICT

Dapat memberi header dan footer pada setiap halaman


Dapat mencetak (print) dokumen
Dapat membuat tabel dan gambar sederhana

3. Spreadsheet
Durasi : 10 jam pelajaran
Tujuan Instruksional Khusus:
Dapat membuka aplikasi spreadsheet
Dapat membuka dokumen spreadsheet yang sudah
ada, membuat dokumen baru dan menyimpan
dokumen.
Dapat melakukan operasi dasar (memasukkan angka
ke sel, memasukkan teks ke sel, menambah dan
menghapus baris/kolom, mengatur lebar baris/kolom,
menggandakan (copy), memindahkan (move), dan
menghapus)
Dapat mengatur format sel
Dapat membuat formula atau fungsi sederhana
Dapat mencetak (print)
Dapat membuat grafik sederhana

Kementerian Komunikasi dan Informasi L- 3


Pedoman Umum Diklat ICT

4. Presentasi
Durasi : 8 jam pelajaran
Tujuan Instruksional Khusus:
Dapat membuka aplikasi presentasi
Dapat membuka dokumen presentasi yang sudah ada,
dan menyimpan dokumen.
Dapat melakukan operasi dasar (membuat presentasi
baru, mengatur layout, menambahkan teks/objek/
gambar, menggandakan (copy) teks/objek/gambar/
slide, memindahkan (move) teks/objek/gambar/slide,
dan menghapus teks/objek/gambar/slide)
Dapat mengatur format teks dan kotak teks
Dapat mencetak (print)
Dapat mengatur tampilan presentasi (efek slide dan
animasi)

5. Evaluasi
Durasi : 2 jam pelajaran

L- 4 Kementerian Komunikasi dan Informasi


Tim Penyusun

Pedoman Umum Pendidikan dan Pelatihan Teknis Teknologi


Informasi dan Komunikasi disusun oleh tim yang
beranggotakan unsur pemerintah, industri, perguruan tinggi,
dan asosiasi, terdiri dari:

Kusumastuti, Richard Mengko, Alexander Rusli,


R. Eko Indrajit, Makhdum Priyatno, Heru Nugroho,
Eko Budiharjo, Sri Wuryatmi, Djoko Agung H.,
Hadwi Soendjojo, Udi Rusadi, Hadi Susilo,
Indriyatno Banyumurti, Ahmad Shalahuddin Zulfa

Anda mungkin juga menyukai