Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH METODE PENELITIAN KUANTITATIF

ANALISIS DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL

Disusun oleh:

Nama: ISNI EKA SAFITRI


NIM: 1571502689
Kelompok: CH

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI


UNIVERSITAS BUDI LUHUR
JAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Definisi Operasional Variabel

Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono,1999:31).

Operasional Variabel Penelitian:

Definisi operasional variabel penelitian adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun
memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut.
(Moh. Nazir; 2003:126).

Moh. Nazir (2003:127) terdapat tiga buah pola dalam memberikan definisi operasional
terhadap suatu konstrak atau variabel, yaitu :

a. Definisi yang dibuat berdasarkan kegiatan kegiatan lain yang terjadi, atau kegiatan yang harus
dilakukan, atau yang tidak dilakukan untuk memperoleh konstrak yang didefinisikan. Contohnya,
kenyang adalah suatu keadaan yang timbul dalam individu setelah ia diberi makan secukupnya
dengan interval selama 4 jam.

b. Definisi yang disusun berdasar atas sifat atau atas cara bekerjanya hal yang didefinisikan.
Contohnya, subur adalah seorang ibu yang melahirkan anak tidak kurang dari 4 orang dalam 5
tahun.

c. Definisi yang disusun atas dasar bagaimana hal yang didefinisikan itu muncul. Contohnya,
Prestasi berhitung adalah kompetensi dalam menambah, mengurang, mengalikan, membagi,
menarik aka

Sedangkan definisi operasional variabel menurut Narimawati (2011;31) sebagai berikut:


Definisi operasional adalah penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat
diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu dapat digunakan oleh peneliti dalam
mengoperasionalisasikan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk
melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran
construct yang lebih baik. Operasional variabel diperlukan dalam menentukan jenis, indikator,
serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam suatu penelitian, sehingga pengujian hipotesis
dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar.

Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2010:161) variabel adalah obyek penelitian


atau apa yang menjadi titik perhatian atau penelitian. Beberapa ahli mengemukakan tentang
definisi operasional variabel, diantaranya dikemukakan bahwa definisi yang didasarkan atas sifat-
sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati (diobservasi) sehingga apa yang dilakukan oleh
peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain (Ahmadi dan Narbuko 2009:61). Sedangkan
dikemukakan pula oleh ahli lain bahwa, variabel penelitian adalah suatu atribut, sifat, atau nilai
dari orang obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2010:38). Dengan demikian definisi
operasional variabel adalah definisi yang disusun berdasarkan apa yang dapat diamati dan diukur
tentang variabel dalam penelitian tersebut.

Dari pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa definisi operasional variabel adalah
seperangkat nilai-nilai yang berupa tanda-tanda atau konsep obyek penelitian yang dapat diukur
dan diamati. Sehingga penelitian dapat diketahui hasil penelitian tersebut . Selanjutnya untuk
memudahkan penelitian dan pengukuran, maka variabel dalam penelitian ini didefinisikan dalam
bentuk operasional.

Jenis pengukuran variabel Bungin (2008:62) :

a. Variabel nominal, yaitu Variabel yang ditetapkan berdasarkan atas penggolongan.

variabel ini bersifat diskrit (bijaksana) dan saling pilih (mutual exclusive) antara kategori

yang satu dengan kategori yang lain


b. Variabel ordinal, yaitu variabel yang dibentuk berdasarkan jenjang tertinggi dan terendah

sesungguhnya ditetapkan menurut kesepakatan sehingga angka 1 atau angka 10 berada

pada tingkatan jenjang yang paling tinggi atau paling rendah.

c. Variabel interval, yaitu variabel yang dibangun dari pengukuran . dalam pengukuran

tersebut diasumsikan terdapat satu pengukuran yang sama.

d. Variable rasio, yaitu variabel yang memiliki angka permulaan tabel 0 mutlak, suatu

contoh variable umur: ada yang berumur 0,1,2,3,4,5 tahun dan sebagainya.

Bentuk dan ragam variable

a. independent variabel (variabel bebas)

Variabel yang menentukan arah atau perubahan tertentu pada dependent variabel

(variabel tergantung), sementara variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel

tergantung.

b. Variabel depedent (variabel tergantung)

Adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas

c. Variabel intervening (variabel penyela)

Variabel yang berada diantara variabel bebas dan variable tergantungdalam suatu

hubungan sebab akibat. Variabel penyela dapat mempengaruhi variable tergantung,

namun berasal dari suatu fenomena yang berasal diluar melalui pengaruh variabel bebas.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penelitian Terdahulu

2.1.1 PENGARUH KOMUNIKASI ATASAN BAWAHAN TERHADAP MOTIVASI

KERJA PEGAWAI KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

Penelitian di tulis oleh Fitria, Universitas Mercu buana tahun 2007. Rumusan Masalah

penelitian ini adalah Apakah komunikasi antara atasan bawahan akan mempengaruhi

motivasi kerja pegawai Kementerian Negara Lingkungan hidup. Tujuan Penelitian

yaitu untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh Komunikasi Atasan Bawahan terhadap

Motivasi Kerja Pegawai. Teori Penelitian yang digunakan adalah teori Komunikasi

Antar Pribadi. Hasil Penelitian menunjukan bahwa komunikasi atasan bawahan

memberikan pengaruh sebesar 44,1% terhadap motivasi kerja pegawai Kementerian

Lingkungan Hidup sedangkan sisanya sebesar 55,9% merupakan pengaruh dari faktor

lain. Faktor lain tersebut kemungkinan adalah iklim komunikasi atau suasana kerja,

pimpinan dan lain sebagainya. Yang dimana faktor lain tersebut tidak termasuk bagian

dari penelitian ini. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa komunikasi atasan

bawahan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap motivasi kerja pegawai

Kementerian Lingkungan Hidup.

2.1.2 PENGARUH KOMUNIKASI ORGANISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN


TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN BUDAYA ORGANISASI SEBAGAI

VARIABEL INTERVENING (Studi Kasus Pada PT.TWC Borobudur, Prambanan dan

Ratu Boko)
Penelitian di tulis oleh Prabawa, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

tahun 2013. Rumusan Masalah penelitian ini adalah Apakah komunikasi organisasi dan

gaya kepemimpinan berpengaruh secara parsial terhadap budaya organisasi di PT.Taman

Wisata Candi, Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko dan variabel manakah yang paling

berpengaruh, Apakah komunikasi organisasi dan gaya kepemimpinan berpengaruh secara

bersamaan/simultan terhadap budaya organisasi di PT.Taman Wisata Candi, Borobudur,

Prambanan dan Ratu Boko, Apakah komunikasi organisasi, gaya kepemimpinan dan

budaya organisasi sebagai variabel intervening berpengaruh secara parsial terhadap

kinerja karyawan PT.Taman Wisata Candi, Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko dan

variabel manakah yang paling berpengaruh, dan Apakah komunikasi organisasi, gaya

kepemimpinan dan budaya organisasi sebagai variabel intervening berpengaruh secara

simultan terhadap kinerja karyawan di PT.Taman Wisata Candi, Borobudur, Prambanan

dan Ratu Boko. Tujuan Penelitian yaitu untuk Menganalisis dan membuktikan adanya

pengaruh komunikasi organisasi dan gaya kepemimpinan terhadap budaya organisasi, di

PT.Taman Wisata Candi, Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko baik secara parsial tiap

variabel maupun secara simultan dan Menganalisis dan membuktikan pengaruh

komunikasi organisasi, gaya kepemimpinan dan budaya organisasi sebagai variabel

intervening terhadap kinerja karyawan di PT.Taman Wisata Candi, Borobudur,

Prambanan dan Ratu Boko secaraparsial tiap variabel maupun secara simultan. Teori

Penelitian yang digunakan adalah teori Komunikasi dalam Organisasi. Hasil Penelitian

menunjukan bahwa :

1. Pada struktur satu, komunikasi organisasi (X1) dan gaya kepemimpinan (X2)

memberikan pengaruh secara simultan dan signifikan terhadap budaya organisasi (Y).

Namun tidak semua variabel diterima. Karena berdasarkan pengujian secara parsial
hanya koefisien gaya kepemimpinan (X2) terhadap budaya organisasi (Y) yang secara

statistik berpengaruh signifikan. Sedangkan komunikasi organisasi (X1) secara statistik

tidak memberikan pengaruh yang signifikan pada budaya organisasi (Y).


2. Setelah dilakukan metode trimming pada struktur satu, dengan tidak memasukkan

variabel Komunikasi organisasi (X1) kedalam struktur satu diperoleh kesimpulan

bahwa Gaya kepemimpinan (X2) yang secara simultan dan langsung mempengaruhi

2 2
budaya organisasi (Y) sebesar 0,446 x 100% = 19,90%, dan sisanya 0,895 x 100% =

80,10 % adalah faktor faktor lain diluar variabel penelitian.

3. Pada struktur dua komunikasi organisasi (X1), gaya kepemimpinan (X2) dan budaya

organisasi (Y) memberikan pengaruh secara simultan dan signifikan terhadap Kinerja

karyawan (Z). Namun tidak semua variabel diterima. Karena berdasarkan pengujian secara

parsial, hanya koefisien gaya kepemimpinan (X2) dan budaya organisasi (Y) yang secara

statistik berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan (Z), Sedangkan komunikasi

organisasi (X1) secara statistik tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

kinerja karyawan (Z).

4. Setelah dilakukan metode trimming pada struktur dua, dengan tidak memasukkan variabel

Komunikasi organisasi (X1) kedalam struktur dua diperoleh kesimpulan bahwa, besarnya

Gaya kepemimpinan (X2) yang berkontribursi secara langsung mempengaruhi kinerja

karyawan (Z) adalah sebesar 0,4122 x 100% = 16,97 %, Budaya organisasi (Y) yang

berkontribursi secara langsung mempengaruhi Kinerja karyawan (Z) adalah sebesar 0,477 2

x 100% = 22,75 %. Dan secara simultan Gaya kepemimpinan (X2) dan Budaya

Oraganisasi (Y) memberikan pengaruh terhadap Kinerja karyawan (Z) sebesar adalah

0,572 atau 57,2% dan sisanya 0.6542 x 100% = 42,8% adalah faktor-faktor lain yang

mempengaruhi yang tidak dapat dijelaskan didalam penelitian.


5. Varibel komunikasi organisasi tidak memberikan pengaruh tidak langsung terhadap

kinerja karyawan melalui Budaya organisasi. Tetapi gaya kepemimpinan memberikan

pengaruh yang tidak langsung melalui Budaya organisasi Sebesar 0,446 x 0,477 =

0,212 atau 21,2% .Komunikasi organisasi tidak berpengaruh kepada budaya organisasi

dan kinerja karyawan bisa dipahami karena berdasarkan hasil wawancara peneliti

dengan bapak Muchlis selaku sekretaris Perusahaan dan bapak Hartono selaku Kasi

Operasional PKBL (23, april 2013) dapat disimpulkan bahwa bentuk komunikasi yang

terjadi selama ini antara karyawan dan pimpinan adalah satu arah, meski dalam

beberapa kasus karyawan bisa memberikan usulan, namun jarang sekali terjadi. Dalam

teori komunikasi. Komunikasi satu arah hanya hanya pemberi pesan saja yang aktif,

dalam konteks ini adalah si pemimpin. Sementara karyawan si penerima pesan

sifatnya pasif. Dalam bentuk komunikasi, si penerima pesan (karyawan) tidak

merasakan efek komunikasi secara mendalam, bahkan bisa dikatakan tidak terjadi

komunikasi secara baik karena sifatnya satu arah tersebut. Komunikasi satu arah ini

juga kemungkinannya terjadi karena dipengaruhi oleh faktor pendidikan karyawan.

Dimana mayoritas pendidikan karyawan yang menjadi responden penelitian ini adalah

SMA.

Mereka yang lulusan SMA ini umumnya direkrut untuk jenis pekerjaan teknis seperti

keamanan, kebersihan dan transportasi. Dimana jenis pekerjaan seperti ini tidak

memerlukan terlalu banyak inovasi dan kreatifitas yang akhirnya mempengaruhi

bentuk komunikasi. Jenis komunikasi pekerjaan ini lebih cenderung satu arah yang
sifatnya perintah dari atasan. Dalam persepsi kebanyakan pegawai dalam memahami

komunikasi, umumnya mereka memahami komunikasi itu dalam dua arah. Bentuk

komunikasi satu arah tidak dianggap sebagai bagian dari komunikasi melainkan hanya

perintah. Faktor pendidikan menyebabkan cara pandang dalam menafsirkan suatu

informasi yang diterima menjadi terbatas. Oleh karenanya bisa dipahami apabila hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi tidak memberikan pengaruh terhadap

budaya organisasi dan kinerja pegawai.

BAB III
ANALISIS VARIABEL

3.1 PENGARUH KOMUNIKASI ATASAN BAWAHAN TERHADAP MOTIVASI


KERJA PEGAWAI KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP
1. Variabel bebas (X)

a. Komunikasi Atasan Bawahan

Secara operasional komunikasi atasan bawahan yang terjadi didalam organisasi baik

secara formal maupun nonformal, dapat diukur dengan beberapa indikator

keberhasilan yaitu:

1. Keterbukaan (openenss) merujuk pada tiga aspek komunikasi interpersonal.

- Pertama, komunikator harus selalu terbuka/jujur terhadap lawan bicaranya.

- Kedua, ada niat baik dari komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap

stimuli yang datang.

- Ketiga, komunikator harus selalu menyadari perasaan dan pikiran terbuka

yang diekspresikan berasal dari dalam hatinya sendiri, sehingga

bertanggungjawab terhadapnya.

2. Empati adalah sikap turut merasakan perasaan orang lain (De Vito 1986). Suasana

mendukung (supportiveness) harus dilakukan dengan cara memberikan sifat open

minded, perhatian terhadap orang lain dan tegar dalam menghadapi sikap

oposisi dari orang lain.

3. Sikap positif (positiveness) mengacu pada sedikitnya dua aspek komunikasi antar

pribadi yaitu :

- Komunikasi antarpribadi terbina jika orang memiliki sikap positif terhadap

diri mereka sendiri.


- Perasaan positif untuk situasi komunikasi pada umumnya sangat penting

untuk interaksi yang efektif.

4. Kesamaan (equality) terjadi bila kedua belah pihak dianggap dan menganggap

sama sama berharga, mengkontribusi komunikasi yang seimbang dan saling

menghormati.

2. Variabel terikat (Y)

b. Motivasi

Motivasi berhubungan erat dengan perilaku dan prestasi kerja. Oleh karena itu jika

seseorang termotivasi dirinya untuk bekerja dengan giat kemungkinan didasari oleh

adanya faktor faktor pendorong atau disebut juga motivator guna memperoleh

sesuatu yang ingin dicapai seperti :

1. Adanya Pengakuan (recognition)


2. Tanggung Jawab (responsibility),
3. Prestasi (achievement),
4. Pekerjaan itu sendiri (the work itself ),
5. Adanya kemungkinan untuk berkembang (the possibility of growth),
6. dan Kemajuan (advancement).

3.2 PENGARUH KOMUNIKASI ORGANISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN


TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN BUDAYA ORGANISASI

SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Kasus Pada PT.TWC Borobudur,

Prambanan dan Ratu Boko)


1. Variabel bebas (X)

a. Komunikasi organisasi

Pace & Faules (2006:31) pertunjukkan dan penafsiran pesan di antara unit-unit

komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi

terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hierarkis antara yang satu

dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan, dengan indikator

Komunikasi formal yg terdiri dari :

a. Komunikasi kebawah
b. Komunikasi keatas
c. Komunikasi horizontal
d. Komunikasi lintas saluran
e. Komunikasi informal atau selentingan
f. Gaya kepemimpinan

Menurut Rivai dan Mulyadi (2011:42) gaya kepemimpinan adalah pola


menyeluruh dari tindakan seorang pemimpin, baik yang tampak maupun yang tidak
tampak oleh bawahannya. Gaya kepemimpinan menggambarkan kombinasi yang
konsisten dari falsafah, ketrampilan, sifat, dan sikap yang mendasari perilaku
seseorang.

Variabel indikator gaya kepemimpinan yang digunakan mengutip house dalam Thoha
(2006:42) yaitu :

Kepemimpinan direktif
Kepemimpinan yang mendukung (supportive leadership).
Kepemimpina partisipatif
Kepemimpinan yang berorientasi kepada prestasi

2. Variabel terikat (Y)

a) Budaya organisasi
Menurut Wibowo (2010,19) budaya organisasi adalah filosofi dasar organisasi
yang memuat keyakinan, norma-norma, dan nilai-nilai bersama yang menjadi
karakteristik inti bagaimana cara melakukan sesuatu dalam organisasi.

Untuk mengukur variable tersebut menggunakan pendapat Robbins dan

Coulter (2010:63) yaitu :

a. Inovasi dan pengambilan resiko.


b. Perhatian terhadap detail
c. Orientasi hasil
d. Orientasi manusia
e. Orientasi tim
f. Agresivitas
g. Stabilitas.

a) Kinerja karyawan

mangkunegara (2006:9) kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan

kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam mencapai tugasnya sesuai dengan

tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadannya. Dan pengukurannya menggunakan

indikator yg digunakan yaitu (Dessler, 2010:329) :

Kualitas
Produktifitas
Pengetahauan mengenai pekerjaan
Keterpercayaan
Ketersediaan
Kebebasan
3.3 Operasional Variabel

3.3.1 PENGARUH KOMUNIKASI ATASAN BAWAHAN TERHADAP MOTIVASI


KERJA EGAWAI KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

variabel Dimensi Indikator Skala

1. Atasan mengkomunikasikan
informasi mengenai tugas,
Ordinal
Komunikasi kebijakan kebijakan terkait

kebawah organisasi.

2. Atasan mengkomunikasikan
Ordinal
hasil kinerja ke bawahannya.

3. Karyawan dengan mudah

Ordinal
dapat melakukan hubungan
komunikasi dengan atasan.

Komunikasi
4. Setiap kendala pekerjaan yang
keatas
Komunikasi terjadi karyawan meng Ordinal

Organisasi komunikasikan kepada atasan

(X1)
5. karyawan percaya terhadap

rekan kerjanya dalam Ordinal


(Pace dan
Faules 2006) mengerjakan pekerjaan.
Komunikasi
6. dengan rekan kerja, kordinasi
horizontal
dan kerjasama terhadap
Ordinal
pekerjaan dapat dengan mudah

terbentuk

7. Perbedaan divisi dan jabatan

Komunikasi tidak menjadi penghalang bagi Ordinal

lintas saluran dalam memperoleh informasi.

Komunikasi 8. karyawan mempercayai

pribadi atau informasi yang diberikan Ordinal

Selentingan secara pribadi kepadanya.

9. Pimpinan selalu memberikan

Direktif penggarahan atas setiap Ordinal

pekerjaan yang diberikan.

variabel Dimensi Indikator Skala

1. Pemimpin menjalin

Mendukung hubungan non formal kepada Ordinal


Gaya (supportive) karyawan.

kepemimpinan
2. Setiap pengambilan
(X2)
partisipatif keputusan karyawan selalu Ordinal
(House dalam dilibatkan.

Thoha
3. Pemimpin memberikan tugas
(2006,42))
yang menantang untuk Ordinal

dikerjakan

Orientasi hasil
4. Pemimpin meyakinkan
karyawan bahwa karyawan ordinal

mampu menyelesaikan tugas.

5. Ada tuntutan oleh organisasi


Inovasi dan
untuk melakukan inovasi dan
pengambilan Ordinal
pengambilan resiko pada
resiko
setiap pekerjaan.

6. ketelitian dan kecermatan

Perhatian pada dalam pekerjaan yang di Ordinal

detil lakukan.

Budaya
organisasi 7. organisasi lebih

(Y) Orientasi hasil mengkedepankan hasil Ordinal

(Robbins dan daripada proses.

Coulter

(2010:63)) 8. Dalam mengambil

Orientasi keputusan, organisasi selalu


mempertimbangkan dampak Ordinal
manusia
keputusan tersebut kepada

karyawan.

Orientasi tim 18. Kerja kelompok/tim lebih

diutamakan dalam

menyelesaikan pekerjaan. Ordinal


Variabel Dimensi Indikator Skala

Agresifitas 19. Pekerjaan saya, diberikan Ordinal


dengan tenggang

waktu/deadline.

Stabilitas 20. Pengambilan keputusan Ordinal


dengan musyawarah

mufakat lebih diutamakan


dibanding keputusan

perseorangan.

Kualitas 21. Karyawan menyelesaikan Ordinal


pekerjaan dengan sebaik

baiknya.

Produktifitas 22. karyawan sigap dalam Ordinal


mengerjakan satu tugas ke

tugas yang lainnya.

Pengetahauan 23. karyawan paham dan Ordinal


mengenai mengerti mengenai

pekerjaan pekerjaan yang di


Kinerja lakukannya.

karyawan

(Z) Keterpercayaan 24. hasil dari pekerjaan Ordinal

karyawan dapat diterima


(Dessler dengan baik.

(2010,329))
Ketersediaan 25. Disiplin waktu adalah hal Ordinal

yang utama bagi karyawan.

Kebebasan 26. Karyawan dengan mandiri Ordinal


mengerjakan tugas yang

ditanggung jawabkan

kepadanya.

Orientasi tim 18. Kerja kelompok/tim lebih Ordinal


diutamakan dalam

menyelesaikan pekerjaan.

3.3.2 PENGARUH KOMUNIKASI ORGANISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP


KINERJA KARYAWAN DENGAN BUDAYA ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING (Studi Kasus Pada PT.TWC Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko)

Variable Dimensi Indikator Skala

likert
Komunikasi Atasan 1.Keterbukaan 1.Selalu terbuka dan jujur dalam

Bawahan berbicara, berprilaku, dan

bersikap dan mempunyai

pandangan yang terbuka

didalam segala situasi

kondisi yang ada. dan

2. Empati 2.Merasakan apa yang dirasakan likert

orang lain, menciptakan

suasana yang supportiveness

(mendukung) dengan selalu

bersikap open-minded,

memberikan perhatian dengan

bersikap tegar dalam segala

situasi dan kondisi

3. Sikap 3. Selalu bersikap dan berfikiran likert

positif positif dengan percaya pada

diri sendiri dan juga orang


lain dengan tidak ada rasa
curiga dan mencurigai orang

lain

4. Kesamaan 4.Selalu menghargai dan likert

menghormati dirinya dan juga

orang lain dengan menjaga

perasaan orang lain.

likert
Motivasi Kerja 1. Pengakuan 1. Adanya pengakuan akan

keberadaan para pegawai di

rganisasi dengan adanya


dan

penghargaan akan perhatian

dari Atasan prestasi

dan kemajuan kerja

2. Tanggung 2. Memberikan sepenuhnya likert

jawab tanggungjawab kepada para

pegawai akan pekerjaan

yang menjadi tugas dan

kewajibannya.

3. Prestasi 3. Memberikan seluas likert

luasnya kesempatan

pegawai untuk lebih

berprestasi dan menghargai

akan prestasinya.

4. Pekerjaan itu 4. Memberikan sepenuhnya likert

sendiri hak dan kewajiban kepada

para pegawai atas

pekerjaannya dengan

mempercayainya akan

kemampuan dan keahlian

yang dimiliki.
likert
5. Adanya 5. Perusahaan memberikan

kemungkinan kesempatan yang seluas

untuk luasnya bagi para

berkembang pekerjanya untuk lebih

berkembang dengan

memberikan pelatihan dan

pendidikan tambahan

didalam menunjang

karirnya.

6. Kemajuan 6. Setiap karyawan diberikan likert

kebebasan untuk maju,

berkualitas dan berdedikasi

tinggi.
Kesimpulan

Definisi operasional variabel penelitian adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun
memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut.
(Moh. Nazir; 2003:126).

Moh. Nazir (2003:127) terdapat tiga buah pola dalam memberikan definisi operasional
terhadap suatu konstrak atau variabel, yaitu :

a. Definisi yang dibuat berdasarkan kegiatan kegiatan lain yang terjadi, atau kegiatan yang harus
dilakukan, atau yang tidak dilakukan untuk memperoleh konstrak yang didefinisikan. Contohnya,
kenyang adalah suatu keadaan yang timbul dalam individu setelah ia diberi makan secukupnya
dengan interval selama 4 jam.

b. Definisi yang disusun berdasar atas sifat atau atas cara bekerjanya hal yang didefinisikan.
Contohnya, subur adalah seorang ibu yang melahirkan anak tidak kurang dari 4 orang dalam 5
tahun.

c. Definisi yang disusun atas dasar bagaimana hal yang didefinisikan itu muncul. Contohnya,
Prestasi berhitung adalah kompetensi dalam menambah, mengurang, mengalikan, membagi,
menarik aka

Dapat diambil kesimpulan bahwa definisi operasional variabel adalah seperangkat nilai-
nilai yang berupa tanda-tanda atau konsep obyek penelitian yang dapat diukur dan diamati.
Sehingga penelitian dapat diketahui hasil penelitian tersebut . Selanjutnya untuk memudahkan
penelitian dan pengukuran, maka variabel dalam penelitian ini didefinisikan dalam bentuk
operasional.
Daftar Pustaka

Bungis, Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana Prenada Media


Group, 2008.

Muhammad, Arni, Komunikasi Organisasi, Bumi Aksara, 2007.

Subiyanto, Ibnu, Metodologi Penelitian, Gunadarma, 1993.

Liliweri, Alo, Perspektif Teoritis Komunikasi Antarpribadi, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung, 1994.

Rachmat, Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, Edisi Revisi, PT. Remaja Rosdakarya,


Bandung, 2004.

Prabawa, PENGARUH KOMUNIKASI ORGANISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP


KINERJA KARYAWAN DENGAN BUDAYA ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi
Kasus Pada PT.TWC Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko), skripsi sarjana Manajemen Universitas
Islam Negeri Jakarta 2013.

Fitria, PENGARUH KOMUNIKASI ATASAN BAWAHAN TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI


KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, skripsi sarjana public relations Universitas Mercu
Buana Jakarta 2007.

https://kacamata70.wordpress.com/2015/02/20/metode-penelitian/

http://adibbicara.blogspot.co.id/2012/04/variabel-penelitian.html

https://spupe07.wordpress.com/2009/12/29/kajian-teori-dan-definisi-operasional variabel-
penelitian/

Anda mungkin juga menyukai