Disusun oleh:
Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono,1999:31).
Definisi operasional variabel penelitian adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun
memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut.
(Moh. Nazir; 2003:126).
Moh. Nazir (2003:127) terdapat tiga buah pola dalam memberikan definisi operasional
terhadap suatu konstrak atau variabel, yaitu :
a. Definisi yang dibuat berdasarkan kegiatan kegiatan lain yang terjadi, atau kegiatan yang harus
dilakukan, atau yang tidak dilakukan untuk memperoleh konstrak yang didefinisikan. Contohnya,
kenyang adalah suatu keadaan yang timbul dalam individu setelah ia diberi makan secukupnya
dengan interval selama 4 jam.
b. Definisi yang disusun berdasar atas sifat atau atas cara bekerjanya hal yang didefinisikan.
Contohnya, subur adalah seorang ibu yang melahirkan anak tidak kurang dari 4 orang dalam 5
tahun.
c. Definisi yang disusun atas dasar bagaimana hal yang didefinisikan itu muncul. Contohnya,
Prestasi berhitung adalah kompetensi dalam menambah, mengurang, mengalikan, membagi,
menarik aka
Dari pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa definisi operasional variabel adalah
seperangkat nilai-nilai yang berupa tanda-tanda atau konsep obyek penelitian yang dapat diukur
dan diamati. Sehingga penelitian dapat diketahui hasil penelitian tersebut . Selanjutnya untuk
memudahkan penelitian dan pengukuran, maka variabel dalam penelitian ini didefinisikan dalam
bentuk operasional.
variabel ini bersifat diskrit (bijaksana) dan saling pilih (mutual exclusive) antara kategori
c. Variabel interval, yaitu variabel yang dibangun dari pengukuran . dalam pengukuran
d. Variable rasio, yaitu variabel yang memiliki angka permulaan tabel 0 mutlak, suatu
contoh variable umur: ada yang berumur 0,1,2,3,4,5 tahun dan sebagainya.
Variabel yang menentukan arah atau perubahan tertentu pada dependent variabel
tergantung.
Variabel yang berada diantara variabel bebas dan variable tergantungdalam suatu
namun berasal dari suatu fenomena yang berasal diluar melalui pengaruh variabel bebas.
BAB II
PEMBAHASAN
Penelitian di tulis oleh Fitria, Universitas Mercu buana tahun 2007. Rumusan Masalah
penelitian ini adalah Apakah komunikasi antara atasan bawahan akan mempengaruhi
yaitu untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh Komunikasi Atasan Bawahan terhadap
Motivasi Kerja Pegawai. Teori Penelitian yang digunakan adalah teori Komunikasi
Lingkungan Hidup sedangkan sisanya sebesar 55,9% merupakan pengaruh dari faktor
lain. Faktor lain tersebut kemungkinan adalah iklim komunikasi atau suasana kerja,
pimpinan dan lain sebagainya. Yang dimana faktor lain tersebut tidak termasuk bagian
dari penelitian ini. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa komunikasi atasan
Ratu Boko)
Penelitian di tulis oleh Prabawa, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
tahun 2013. Rumusan Masalah penelitian ini adalah Apakah komunikasi organisasi dan
Wisata Candi, Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko dan variabel manakah yang paling
Prambanan dan Ratu Boko, Apakah komunikasi organisasi, gaya kepemimpinan dan
kinerja karyawan PT.Taman Wisata Candi, Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko dan
variabel manakah yang paling berpengaruh, dan Apakah komunikasi organisasi, gaya
dan Ratu Boko. Tujuan Penelitian yaitu untuk Menganalisis dan membuktikan adanya
PT.Taman Wisata Candi, Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko baik secara parsial tiap
Prambanan dan Ratu Boko secaraparsial tiap variabel maupun secara simultan. Teori
Penelitian yang digunakan adalah teori Komunikasi dalam Organisasi. Hasil Penelitian
menunjukan bahwa :
1. Pada struktur satu, komunikasi organisasi (X1) dan gaya kepemimpinan (X2)
memberikan pengaruh secara simultan dan signifikan terhadap budaya organisasi (Y).
Namun tidak semua variabel diterima. Karena berdasarkan pengujian secara parsial
hanya koefisien gaya kepemimpinan (X2) terhadap budaya organisasi (Y) yang secara
bahwa Gaya kepemimpinan (X2) yang secara simultan dan langsung mempengaruhi
2 2
budaya organisasi (Y) sebesar 0,446 x 100% = 19,90%, dan sisanya 0,895 x 100% =
3. Pada struktur dua komunikasi organisasi (X1), gaya kepemimpinan (X2) dan budaya
organisasi (Y) memberikan pengaruh secara simultan dan signifikan terhadap Kinerja
karyawan (Z). Namun tidak semua variabel diterima. Karena berdasarkan pengujian secara
parsial, hanya koefisien gaya kepemimpinan (X2) dan budaya organisasi (Y) yang secara
organisasi (X1) secara statistik tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
4. Setelah dilakukan metode trimming pada struktur dua, dengan tidak memasukkan variabel
Komunikasi organisasi (X1) kedalam struktur dua diperoleh kesimpulan bahwa, besarnya
karyawan (Z) adalah sebesar 0,4122 x 100% = 16,97 %, Budaya organisasi (Y) yang
berkontribursi secara langsung mempengaruhi Kinerja karyawan (Z) adalah sebesar 0,477 2
x 100% = 22,75 %. Dan secara simultan Gaya kepemimpinan (X2) dan Budaya
Oraganisasi (Y) memberikan pengaruh terhadap Kinerja karyawan (Z) sebesar adalah
0,572 atau 57,2% dan sisanya 0.6542 x 100% = 42,8% adalah faktor-faktor lain yang
pengaruh yang tidak langsung melalui Budaya organisasi Sebesar 0,446 x 0,477 =
0,212 atau 21,2% .Komunikasi organisasi tidak berpengaruh kepada budaya organisasi
dan kinerja karyawan bisa dipahami karena berdasarkan hasil wawancara peneliti
dengan bapak Muchlis selaku sekretaris Perusahaan dan bapak Hartono selaku Kasi
Operasional PKBL (23, april 2013) dapat disimpulkan bahwa bentuk komunikasi yang
terjadi selama ini antara karyawan dan pimpinan adalah satu arah, meski dalam
beberapa kasus karyawan bisa memberikan usulan, namun jarang sekali terjadi. Dalam
teori komunikasi. Komunikasi satu arah hanya hanya pemberi pesan saja yang aktif,
merasakan efek komunikasi secara mendalam, bahkan bisa dikatakan tidak terjadi
komunikasi secara baik karena sifatnya satu arah tersebut. Komunikasi satu arah ini
Dimana mayoritas pendidikan karyawan yang menjadi responden penelitian ini adalah
SMA.
Mereka yang lulusan SMA ini umumnya direkrut untuk jenis pekerjaan teknis seperti
keamanan, kebersihan dan transportasi. Dimana jenis pekerjaan seperti ini tidak
bentuk komunikasi. Jenis komunikasi pekerjaan ini lebih cenderung satu arah yang
sifatnya perintah dari atasan. Dalam persepsi kebanyakan pegawai dalam memahami
komunikasi, umumnya mereka memahami komunikasi itu dalam dua arah. Bentuk
komunikasi satu arah tidak dianggap sebagai bagian dari komunikasi melainkan hanya
informasi yang diterima menjadi terbatas. Oleh karenanya bisa dipahami apabila hasil
BAB III
ANALISIS VARIABEL
Secara operasional komunikasi atasan bawahan yang terjadi didalam organisasi baik
keberhasilan yaitu:
- Kedua, ada niat baik dari komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap
bertanggungjawab terhadapnya.
2. Empati adalah sikap turut merasakan perasaan orang lain (De Vito 1986). Suasana
minded, perhatian terhadap orang lain dan tegar dalam menghadapi sikap
3. Sikap positif (positiveness) mengacu pada sedikitnya dua aspek komunikasi antar
pribadi yaitu :
4. Kesamaan (equality) terjadi bila kedua belah pihak dianggap dan menganggap
menghormati.
b. Motivasi
Motivasi berhubungan erat dengan perilaku dan prestasi kerja. Oleh karena itu jika
seseorang termotivasi dirinya untuk bekerja dengan giat kemungkinan didasari oleh
adanya faktor faktor pendorong atau disebut juga motivator guna memperoleh
a. Komunikasi organisasi
Pace & Faules (2006:31) pertunjukkan dan penafsiran pesan di antara unit-unit
komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi
terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hierarkis antara yang satu
a. Komunikasi kebawah
b. Komunikasi keatas
c. Komunikasi horizontal
d. Komunikasi lintas saluran
e. Komunikasi informal atau selentingan
f. Gaya kepemimpinan
Variabel indikator gaya kepemimpinan yang digunakan mengutip house dalam Thoha
(2006:42) yaitu :
Kepemimpinan direktif
Kepemimpinan yang mendukung (supportive leadership).
Kepemimpina partisipatif
Kepemimpinan yang berorientasi kepada prestasi
a) Budaya organisasi
Menurut Wibowo (2010,19) budaya organisasi adalah filosofi dasar organisasi
yang memuat keyakinan, norma-norma, dan nilai-nilai bersama yang menjadi
karakteristik inti bagaimana cara melakukan sesuatu dalam organisasi.
a) Kinerja karyawan
mangkunegara (2006:9) kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam mencapai tugasnya sesuai dengan
tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadannya. Dan pengukurannya menggunakan
Kualitas
Produktifitas
Pengetahauan mengenai pekerjaan
Keterpercayaan
Ketersediaan
Kebebasan
3.3 Operasional Variabel
1. Atasan mengkomunikasikan
informasi mengenai tugas,
Ordinal
Komunikasi kebijakan kebijakan terkait
kebawah organisasi.
2. Atasan mengkomunikasikan
Ordinal
hasil kinerja ke bawahannya.
Ordinal
dapat melakukan hubungan
komunikasi dengan atasan.
Komunikasi
4. Setiap kendala pekerjaan yang
keatas
Komunikasi terjadi karyawan meng Ordinal
(X1)
5. karyawan percaya terhadap
terbentuk
1. Pemimpin menjalin
kepemimpinan
2. Setiap pengambilan
(X2)
partisipatif keputusan karyawan selalu Ordinal
(House dalam dilibatkan.
Thoha
3. Pemimpin memberikan tugas
(2006,42))
yang menantang untuk Ordinal
dikerjakan
Orientasi hasil
4. Pemimpin meyakinkan
karyawan bahwa karyawan ordinal
detil lakukan.
Budaya
organisasi 7. organisasi lebih
Coulter
karyawan.
diutamakan dalam
waktu/deadline.
perseorangan.
baiknya.
karyawan
(2010,329))
Ketersediaan 25. Disiplin waktu adalah hal Ordinal
ditanggung jawabkan
kepadanya.
menyelesaikan pekerjaan.
likert
Komunikasi Atasan 1.Keterbukaan 1.Selalu terbuka dan jujur dalam
bersikap open-minded,
lain
likert
Motivasi Kerja 1. Pengakuan 1. Adanya pengakuan akan
kewajibannya.
luasnya kesempatan
akan prestasinya.
pekerjaannya dengan
mempercayainya akan
yang dimiliki.
likert
5. Adanya 5. Perusahaan memberikan
berkembang dengan
pendidikan tambahan
didalam menunjang
karirnya.
tinggi.
Kesimpulan
Definisi operasional variabel penelitian adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun
memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut.
(Moh. Nazir; 2003:126).
Moh. Nazir (2003:127) terdapat tiga buah pola dalam memberikan definisi operasional
terhadap suatu konstrak atau variabel, yaitu :
a. Definisi yang dibuat berdasarkan kegiatan kegiatan lain yang terjadi, atau kegiatan yang harus
dilakukan, atau yang tidak dilakukan untuk memperoleh konstrak yang didefinisikan. Contohnya,
kenyang adalah suatu keadaan yang timbul dalam individu setelah ia diberi makan secukupnya
dengan interval selama 4 jam.
b. Definisi yang disusun berdasar atas sifat atau atas cara bekerjanya hal yang didefinisikan.
Contohnya, subur adalah seorang ibu yang melahirkan anak tidak kurang dari 4 orang dalam 5
tahun.
c. Definisi yang disusun atas dasar bagaimana hal yang didefinisikan itu muncul. Contohnya,
Prestasi berhitung adalah kompetensi dalam menambah, mengurang, mengalikan, membagi,
menarik aka
Dapat diambil kesimpulan bahwa definisi operasional variabel adalah seperangkat nilai-
nilai yang berupa tanda-tanda atau konsep obyek penelitian yang dapat diukur dan diamati.
Sehingga penelitian dapat diketahui hasil penelitian tersebut . Selanjutnya untuk memudahkan
penelitian dan pengukuran, maka variabel dalam penelitian ini didefinisikan dalam bentuk
operasional.
Daftar Pustaka
Liliweri, Alo, Perspektif Teoritis Komunikasi Antarpribadi, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung, 1994.
https://kacamata70.wordpress.com/2015/02/20/metode-penelitian/
http://adibbicara.blogspot.co.id/2012/04/variabel-penelitian.html
https://spupe07.wordpress.com/2009/12/29/kajian-teori-dan-definisi-operasional variabel-
penelitian/