Anda di halaman 1dari 76

BUKU AJAR

G E O G R A F I
TUMBUHAN DAN HEWAN

Oleh

Abraham Palangan
NIP 130529944

FAKULTAS ILMU SOSIAL


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2007

1
BAGIAN 1

GEOGRAFI TUMBUHAN

2
BAGIAN 2

GEOGRAFI HEWAN

3
IDENTITAS, GARIS BESAR PROGRAM PERKULIAHAN
DAN SISTEM EVALUASI

Buku ajar ini disusun bagi kepentingan mahasiswa, agar mahasiswa


dengan mudah mengetahui dan memahami tentang materi, tujuan dan kompetensi
yang hendak dicapai melalui proses-belajar Geografi Tumbuhan dan Hewan, serta
tugas dan tagihan apa yang perlu dipersiapkan sebagai kegiatan terstruktur
maupun mandiri, sebagai pelengkap bagi proses belajar mengajar.
Materi buku ajar ini, terdiri dari beberapa pokok bahasan utama, yang
disusun berdasarkan Garis-Garis Besar Program Perkuliahan (GBPP) yang
didahului dengan pengantar materi yaitu :
- Identitas Mata Kuliah
- GBPP Geografi Tumbuhan dan Hewan
- Catatan tentang evaluasi
Yang perlu diketahui sebagai pengantar sebelum membaca atau mendalami lebih
lanjut Buku Ajar ini.
Identitas Mata Kuliah
Nama Mata Kuliah : / 2 SKS
Deskripsi singkat :
Geografi Tumbuhan dan Hewan adalah ilmu yang mempelajari fenomena-
fenomena Tumbuhan dan Hewan baik secara individual maupun kolektif
ditinjau dari aspek keruangan seperti : batas-batas distribusi, agihan, zonasi,
radial distribusi, kawasan distribusi, melalui pendekatan bioklimatologis dan
ekosistem. Disamping itu juga mempelajari latar belakang distribusi tersebut
baik secara alami maupun buatan termasuk didalamnya perlindungan dan
pengawetan (konservasi) alam hayati serta modifikasi hewan dan tanaman
budidaya.
Kompetensi Dasar :
Mampu mengidentifikasi, mengklasifikasi serta mendeskripsikan fenomena-
fenomena geosfera yang berpengaruh terhadap kehidupan, agihan,

4
persebaran dan perkembangan maupun konservasi tumbuhan dan hewan
diatas permukaan bumi.

Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan


Pengertian, ruang lingkup dan konsep- Pengertian, hakekat dan ruang lingkup
konsep dasar geografi tumbuhan dan geografi tumbuhan dan hewan
hewan beserta pendekatannya Tata hubungan geografi tumbuhan dan
hewan dalam hubungannya dengan
fenomena-fenomena geosfera.
Konsep-konsep dasar studi geografi
tumbuhan dan hewan
Pendekatan bioklimatologis dan
ekosistem.
Beberapa faktor lingkungan yang Faktor iklim
berpengaruh terhadap tumbuhan dan Faktor topografi
hewan Faktor edafik
Faktor hidrografi
Faktor Kedudukan dibenua
Faktor genetika
Faktor adaptasi dan seleksi
Faktor waktu
Pembagian tumbuhan dan hewan berdasar Berdasar tempat tumbuh
keadaan lingkungan Berdasar suhu
Berdasar ketersediaan air
Berdasar ketinggian
Berdasar bentuk lahan
Tipe vegetasi dan hewan daerah tropika Hutan tropika basa dan faunanya
dan daerah yang berdekatan serta Hutan tropika dengan dengan irama
ekosistemnya musim dan faunanya.
Sabana tropika dan fauna
Hutan bakau dan faunanya
Vegetasi rawa dan binatangnya.
Tipe vegetasi dan hewan daerah iklim Hutan musim panas yang meranggas dan
sedang serta beberapa ekosistemnya. hewannya.
Hutan pohon jarum dibagian utara dan
hewannya

5
Hutan berdaun kaku dan hewannya
Semak belukar dan padang rumput dan
hewannya
Vegetasi, setengah gurun dan gurun
beserta hewannya.
Tipe vegetasi dan hewan daerah kutub dan Hutan boreal dan hewannya
ekosistemnya Tundra dan hewannya
Habitat utama, suksesi dan klimaks serta Habitat Utama tumbuhan
proses evolusi dunia hewan (binatang) Suksesi tumbuhan
Evolusi dunia hewan
Mutasi dan modifikasi dunia hewan
- ikan
- amphibi
- reptilia
- burung
- mamalia
Fauna dan flora Wilayah Indonesia Fauna dan flora wilayah Asiatis
Fauna dan flora wilayah peralihan
Fauna dan flora wilayah Australiatis
Perlindungan dan pengawetan (konservasi) Penyebab punahnya beberapa spesies
Alam hayati dan margasatwa tumbuhan dan hewan
Perlindungan dan konservasi alam hayati
dan margasatwa
Fungsi dan peranan perlindungan dan
konservasi dunia hayati dan margasatwa

6
Evaluasi :
Partisipasi : 10 %
Tugas : 10 %
Mid Semester : 25 %
Akhir Semester : 35 %
Laporan kegiatan : 20 %

Kegiatan perkuliahan (proses pembelajaran) dilaksanakan melalui beberapa


kegiatan seperti tatap muka, diskusi, kerja praktek, maupun analisis yang
didasarkan pada tugas terstruktur berupa tagihan melalui kajian literatur,
pelaporan.
Evaluasi dilakukan minimal 3 melalui tes harian (TH), tes tengah semester
(TS) dan Tes Akhir Semester (AS) dengan bobot masing-masing 1, 2, dan 3.
Dengan demikian nilai akhir dihitung melalui rumus :
(TH 1) (TS 2) ( AS 3)
Nilai Akhir ( NA)
6
Tes akhir semester hanya dapat diikuti oleh mahasiswa, apabila jumlah
kehadiran kuliah minimal 75 % dari 16 tatap muka (pertemuan).

7
BAB I
PENDAHULUAN

Biologi merupakan ilmu yang mempelajari kehidupan makhluk hidup.


Studi tentang makhluk hidup ini bercabang dua yaitu ilmu tumbuhan (botani) dan
ilmu hewan (zoologi).
Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan
fenomena-fenomena geosfera yaitu atmosfera, hidrosfera, litosfera, dan biosfera
dengan sudut pandang kelingkungan, kewilayahan dalam konteks keruangan.
Biologi yang dikaitkan dengan geografi memunculkan biogeografi, yaitu
ilmu yang mempelajari penyebaran makhluk hidup diatas permukaan bumi serta
hubungan-hubungannya dengan ruang dan waktu.
Biogeografi ini terbagi atas tiga disiplin ilmu yaitu geografi manusia
(human geography), geografi hewan (zoogeography) dan geografi tumbuhan
(plant geography = Phythogeography).
Geografi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari fenomena-fenomena
tumbuhan dalam hal persamaan maupun perbedaan dalam kaitannya dengan
kelingkungan, kewilayahan dalam konteks keruangan. Demikian juga dengan
geografi hewan adalah sebagai ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan
fenomena dunia hewan yang berkaitan dengan aspek kelingkungan maupun
kewilayahan dalam konteks keruangan.
Fenomena dunia tumbuhan maupun hewan itu dipengaruhi oleh berbagai
faktor seperti tanah (lahan), iklim, topografi dan tidak ketinggalan faktor manusia,
dengan segala subvariabel dari masing-masing faktor tersebut.
Geografi hewan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari fenomena-
fenomena dunia hewan dalam hubungannya dengan kelingkungan dan
kewilayahan dalam konteks keruangan.
Tumbuhan merupakan makhluk hidup yang menetap, memiliki dinding sel
yang terdiri dari selulosa dengan sumber bahan makanan dari gas dan zat cair,
melalui bantuan klorofil oleh cahaya.

8
Tumbuhan dipermukaan bumi sebagai objek kajian bagi ahli geografi tumbuhan.
Bentuk fisik maupun sifat masyarakat tumbuhan tersebut berbeda-beda menurut
besaran lintang, topografi, maupun kedudukannya pada benua.
Oleh sebab itu para ahli geografi tumbuhan lebih memusatkan
perhatiannya terhadap hubungan tumbuhan dengan tanah, topografi dan iklim
untuk mengkaji persebaran, jenis beserta agihan.
Objek kajian geografi tumbuhan adalah tumbuhan tumbuhan yang sifatnya
natural dan bukan tumbuhan yang sudah mendapatkan perlakuan khusus atau
rekayasa oleh manusia.
Pendekatan yang digunakan dalam kajian dunia tumbuhan adalah bukan
saja dari segi floristik saja yaitu pendekatan yang hanya berkaitan dengan
tumbuhan itu saja, tetapi yang lebih penting adalah pendekatan dari segi struktur
yaitu, bagaimana dari tumbuhan yang hidup itu terbentuk, tumbuh, berkembang
dan tersebar. Secara umum penggolongan tumbuhan yang tersebar dipermukaan
bumi lebih didasarkan pada pendekatan struktur. Sebab pendekatan tersebut sesuai
dengan tujuan geografi tumbuhan yaitu mengetahui persamaan dan perbedaan
fenomena-fenomena dunia tumbuhan berdasarkan faktor kelingkungan maupun
kewilayahan dalam konteks keruangan.
Selanjutnya geografi tumbuhan juga menitikberatkan kajiannya pada
bioklimatologis daripada aspek evolusi maupun penyusunan tumbuhan pada masa
geologi.
Dengan demikian kajian geografi tumbuhan lebih diutamakan kepada
reaksi-reaksi tumbuhan terhadap unsur-unsur fisikal lingkungan seperti cahaya,
panas, kelembaban, jenis tanah terhadap jenis dan persebaran tumbuhan maupun
sifat-sifatnya. Disamping itu kajian tumbuhan dengan lingkungannya juga
mempertimbangkan segala organisme hidup pada suatu tempat tertentu pada masa
tertentu dari suatu lingkungan tertentu pula. Kajian itu disebut ekosistem yaitu
ekologi tumbuhan.
Penentuan kedudukan unit-unit tumbuhan dipermukaan bumi pertama-
tama harus mempelajari keseluruhan sistem biosfera yang menyangkut zona-zona

9
kehidupan Biosfera dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan berdasarkan
lingkungannya atau biosiklusnya yaitu :
- biosiklus lautan
- biosiklus air tawar
- biosiklus daratan
Geografi tumbuhan lebih menitikberatkan kajiannya pada biosiklus daratan.
Biosiklus tumbuhan daratan dapat dikelompokkan secara garis besar pada empat
biokor utama yaitu :
- biokor lautan
- biokor savana
- biokor padang rumput
- biokor gurun
Tumbuhan sangat dipengaruhi oleh fenomena geosfer. Suatu lingkungan
(geografi) atau kawasan sempit tempat tumbuhnya, suatu tumbuhan tertentu
disebut habitat misalnya habitat dataran tinggi, dataran rendah tebing dan lain-
lain.
Dalam lingkungan suatu habitat terdapat suatu unit ekosistem yang lebih kecil
yang dihuni oleh masyarakat tumbuhan.
Tumbuhan dapat juga dikelompokkan menurut strukturnya atau sifat-sifat
fisiknya yang tampak dari luar seperti :
1. Bentuk hidup (life form)
2. Ukuran dan stratifikasinya
3. Cakupan dalam arti luasnya daerah yang ditumbuhi (jarang, berpencar,
tandus, dan lain-lain)
4. Fungsi
5. Bentuk dan Ukuran daun
6. Tekstur daun
Disamping itu tumbuhan juga dapat dikelompokkan berdasarkan toleransi
terhadap suhu, kemudian air maupun tempat tumbuh atau habitat. Berdasarkan
toleransi terhadap suhu maka tumbuhan dapat digolongkan menjadi:
1. Tumbuhan daerah panas (megaterma)

10
2. Tumbuhan daerah sejuk (mesoterma)
3. Tumbuhan daerah dingin (mikroterma)
Berdasarkan ketersediaan air, maka tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi
1. Tumbuhan daerah basah (hidrofit)
2. Tumbuhan daerah dengan air yang cukup (mesofit)
3. Tumbuhan daerah kering (xerofit)
Berdasarkan habitat utama, maka tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi :
1. Tumbuhan dengan habitat terestrial (daratan)
2. Tumbuhan dengan habitat udara
3. Tumbuhan dengan habitat air (aquatik)
4. Tumbuhan dengan habitat mikro.
Urgensi mempelajari geografi tumbuhan antara lain :
1. Tumbuhan sebagai penyediaan bahan dasar dan mentah bagi manusia
dan hewan (bianatang)
2. Memelihara kondisi yang baik terhadap lingkungan.
3. Bahwa agihan atau persebaran tumbuhan berpengaruh terhadap
persebaran dan migarasi manusia dan hewan.
Objek utama kajian geografi tumbuhan adalah keseluruhan flora dan vegetasi
yang menutupi permukaan bumi, namun tumbuhan yang terutama dipelajari
adalah tumbuhan yang sempurna atau ideal yaitu tumbuhan berbiji, dimana
tumbuhan tersebut mempunyai akar, batang, daun, bunga dan biji.
Tumbuhan sebenarnya dapat dikelompokkan berdasarkan kesempurnaannya yaitu
mulai dari yang paling sederhana sampai ke yang ideal yaitu : bakteri, ganggang,
lumut, paku, dan tumbuhan biji.
Beberapa istilah yang berkaitan dengan geografi tumbuhan dan hewan yang perlu
diketahui :
Vegetasi : adalah keseluruhan tumbuhan yang terdapat dipermukaan
bumi atau disuatu tempat (tumbuhan penutup permukaan
bumi). Misalnya : vegetasi rawa, adalah komunitas
tumbuhan dalam setiap ekosistem yang merupakan
penutup dari tempat ekosistem tersebut dan lain-lain.

11
Flora : adalah semua jenis tumbuhan yang merupakan kekayaan
alam suatu tempat atau inventaris kekayaan tumbuhan
suatu tempat (misalnya : flora fauna Nusa Tenggara, dan
lain-lain)
Hewan : adalah keseluruhan hewan atau binatang yang tersebar
dipermukaan bumi
Fauna : adalah kekayaan jenis hewan disuatu tempat tertentu
misalnya fauna Asiatis dan lain-lain
Ekosistem : adalah sebagai suatu rangkaian atau rantai kehidupan
yang saling pengaruh-mempengaruhi dalam membentuk
suatu komunitas kehidupan pada suatu lingkungan
tertentu (misalnya ekosistem padang rumput, ekosistem
rawa dan lain-lain)
Lingkungan : adalah suatu aspek keruangan (tempat) yang meliputi
faktor iklim, tanah (lahan), topografi, yang menentukan
kondisi dan situasi tempat hidup makhluk.
Habitat : adalah tempat hidup suatu tumbuhan atau hewan tertentu.
Nits (Nidus) : adalah lingkungan kecil (sempit) atau microenvironment
yang khusus, bagi suatu makhluk yang berbeda dengan
makhluk lain.
Biotop : adalah komunitas tumbuhan pada suatu habitat dengan
unit topografi primer.
Biokor : adalah kumpulan biotop-biotop yang mempunyai sifat-
sifat serupa digabung menjadi satu unit yang lebih besar.
Suksesi : adalah proses perubahan komunitas tumbuhan yang
berlangsung menuju ke satu arah secara teratur (bersifat
kontinu), yang akhirnya sampai pada suatu komunitas
tertinggi yang dapat didukung oleh daerah itu.
Hasil akhir dari perubahan komunitas tumbuhan tersebut
disebut klimaks

12
Geografi

Mempelajari fenomena geosfera

Atmosfera Biosfera Hidrosfera Litosfera

Biogeografi

Geo. manusia Geo. Tumbuhan Geo. Hewan

Mempelajari fenomena dunia tumbuhan dengan sudut


pandang kelingkungan kewilayahan dalam konteks keruangan

Faktor yang berpengaruh

Iklim Topografi Edafik Kedudukan di benua

Pendekatan Variasi komunitas, zonasi dan agihan Pendekatan


Bioklimatologi tumbuhan dimuka bumi Ekosistem

Identifikasi
Inventarisasi
Analisis
Sintesa
Klasifikasi

Informasi Geo Tumbuhan

Pembangunan

13
Geografi hewan atau zoogeography, berasal dari zoology (ilmu hewan ) dan
geografi. Zoology merupakan cabang ilmu hayat (biologi) yang mempelajari
kehidupan hewan (binatang). Sedang Geografi adalah ilmu yang mempelajari
perbedaan maupun persamaan geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan
kewilayahan dalam konteks keruangan. Dengan demikian zoogeography atau
geografi hewan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari fenomena-fenomena
dunia hewan dengan kondisi dan keadaannya dipermukaan bumi dengan sudut
pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan seperti batas-
batas distribusi, zonasi, radial distribusi, kawasan distribusi dan lain-lain.
Dalam suatu lingkungan ataupun wilayah tertentu selalu terjadi interaksi
dan antar aksi populasi suatu spesies dengan spesies lainnya. Baik secara langsung
maupun tidak langsung. Dengan demikian terjadilah suatu kehidupan komunitas
atau kelompok suatu bentuk bentuk kehidupan. Didalam komunitas tersebut selalu
terdapat komponen-komponen flora, fauna, dan mikroorganisme maupun
manusia.
Suatu makhluk hidup, tidak hanya tergantung pada makhluk hidup yang
lain, namun juga tergantung pada makhluk yang tidak hidup (lingkungan fisik).
Komunitas atau kelompok suatu bentuk kehidupan bersama dengan lingkungan
fisiknya sebagai wadah atau tempat kehidupannya, selalu menciptakan suatu
bentuk ekosistem.
Dalam perkembangan suatu komunitas biasanya terdapat suatu proses
siklus perkembangan, maupun mutasi dan modifikasi, sebab adanya variasi-
variasi atau intervensi-intervensi lingkungan yang memberi seleksi alamiah.
Seleksi tersebut dapat berupa rintangan, halangan saingan (competition),
dominasi, pergerakan (penyebaran) atau migrasi dan seterusnya.
Mempelajari geografi hewan dan tumbuhan tidak terlepas dari seorang ahli
yang bernama Alfred Russel Wallacea (1823 1913) yang mempelopori
penelitian secara modern tentang geografi hewan. Dia menggambarkan suatu garis
khayal yang merupakan pembatas dari penyebaran tempat hidup hewan atas enam
wilayah (kawasan) seperti :
- Neartik

14
- Neotropikal
- Paleartic
- Ethiopian
- Oriental (Asiatik)
- Australic
Khusus di wilayah Indonesia Wallacea membagi menjadi tiga berdasarkan ciri
tumbuhan dan hewannya maupun ciri-ciri geologi struktur yaitu wilayah
Indonesia Barat, yang berciri Asiatik, Wilayah Peralihan dan Wilayah Indonesia
Timur yang bersifat Australik.
Lingkungan makhluk hidup ada dua jenis yaitu lingkungan biotik dan
lingkungan fisik. Semua makhluk hidup dituntut untuk dapat menyesuaikan kedua
lingkungan tersebut. Untuk dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan tersebut
yaitu fisikal adaptation dan social adaptation.
Adapun jenis-jenis lingkungan abiotik antara lain : tanah, udara, air,
temperatur dan sinar matahari
Habitat hewan dapat digolongkan menjadi habitat darat, laut, air tawar dan
udara. Habitat darat dapat digolongkan menjadi : habitat padang rumput (steppa),
habitat hutan tropis basah, habitat hutan musim, habitat hutan homogen dan
habitat tundra.
Para ahli geografi hewan berpendapat bahwa mempelajari penyebaran
(distribusi) hewan adalah dengan metode pendekatan asumsi, bahwa kecuali untuk
faktor-faktor tertentu, sebenarnya tiap spesies hewan itu seharusnya berada
dimana-mana. Namun oleh karena faktor-faktor tertentu, maka keberadaan hewan
disuatu daerah tidak dimungkinkan. Faktor tersebut antara lain tidak adanya
adaptabilitas.
Penyebaran atau dispersi suatu spesies hewan dipengaruhi oleh : tekanan
populasi, perubahan habitat. Sedang sarana untuk dispersi, dapat melalui udara,
air, lahan dan pengangkutan baik disenagaja maupun tidak disengaja. Hambatan-
hambatan dispersi antara lain : hambatan iklim, hambatan geografis, hambatan
edafis dan hambatan biologis.

15
Pada umumnya, terdapat korelasi tertentu antara daerah geografis dengan
ciri-ciri hewan, misalnya daerah dingin hewan ampibi umumnya lebih kecil
dibandingkan dengan hewan sejenis didaerah panas. Hewan-hewan padang pasir
yang kering dan panas berwarna lebih muda dibanding hewan didaerah lembab
(berwarna lebih gelap).
Dalam sejarah perkembangan dunia hewan yang terjadi secara evolusi,
disebabkan oleh adanya variasi genetika dan seleksi alam. Peristiwa itu timbul
karena adanya proses mutasi gen (sifat pembawa keturunan) serta adanya proses
rekombinasi gen-gen dalam keturunan selanjutnya yang disebut proses
modifikasi.
Mutasi adalah perubahan sifat-sifat individu yang menyimpang dari sifat-
sifat normal induknya, karena gen pembawa sifat mengalami perubahan yang
bersifat menurun.
Modifikasi adalah perubahan sifat-sifat individu yang menyimpang dari
normal. Perubahan itu akibat dari perubahan umur dari dalam gen itu sendiri
(misalnya karena perkawinan silang. Perubahan sifat akibat proses modifikasi
tersebut hanya bersifat sementara atau tidak bersifat menurun.
Perkembangan makhluk hidup berdasarkan teori evolusi dapat
dikelompokkan menjadi beberapa golongan antara lain :
1. Evolusi terjadi karena faktor letak geografis.
2. Evolusi karena faktor lingkungan dan genetika
3. Evolusi karena faktor adaptasi dan seleksi
4. Evolusi karena faktor seleksi buatan.
Dalam perkembangan makhluk hidup dimuka bumi, banyak dipengaruhi
oleh kegiatan manusia. Hal ini disebabkan oleh pertambahan populasi manusia
yang begitu cepat mengakibatkan sistem ekologi makhluk hidup (manusia, hewan
dan tumbuhan) dipermukaan bumi menjadi terganggu oleh sebab itu alam perlu
dilindungi dan diawetkan (dikonservasi), agar tidak terjadi kemusnahan dari
spesies-spesies makhluk hidup.
Pengawetan alam juga mempunyai nilai ekonomi. Perlindungan alam dibagi
dua kategori, yaitu : perlindungan alam umum dan perlindungan alam dengan

16
tujuan tertentu. Yang dilindungi pada perlindungan umum adalah alam sebagai
satu kesatuan yaitu flora, fauna dan tanahnya. Sedangkan perlindungan dengan
tujuan tertentu melindungi satu atau beberapa unsur dari alam didaerah tertentu.
Perlindungan alam umum dibagi menjadi :
a. perlindungan alam ketat
b. perlindungan alam terbimbing
c. national park
Perlindungan alam dengan tujuan tertentu dibagi menjadi : perlindungan geologi,
perlindungan alam botani, perlindungan alam zoologi, perlindungan antropologi,
perlindungan pemandangan alam, perlindungan hutan, perlindungan margasatwa
dan perlindungan ikan.
Antara tumbuhan dan hewan terdapat perbedaan yang prinsip sebagai berikut :
Hewan & Tumbuhan Hewan Tumbuhan

Variabel

Bentuk dan Struktur Bentuk tetap, organ tubuh Bentuk tubuh berubah-ubah
didalam, terdiri dari sel-sel (tidak tetap) organ tubuh
dengan membran halus dan dibentuk sebagai tambahan
jaringan digenapi oleh larutan eksternal. Sel-sel tersusun dalam
yang mengandung NaCl. Biasanya dinding selulosa yang tebal dan
tumbuh secara defrensial, yaitu keras
bagian-bagian tubuhnya berubah Pertumbuhan umumnya pada
sesuai dengan umur ujung organ dan berlangsung
selama hidup.

Metabolisme Makan zat organik majemuk Kebanyakan tumbuhan


(yang diperoleh dari tumbuh- menggunakan CO2 dari udara,
tumbuhan atau hewan lain). Zat zat organik dan air dari tanah.
organik itu dicerna dan disusun Melalui fotosintesa maka zat
kembali secara kimiawi sesuai anorganik dibentuk menjadi
dengan kebutuhan tubuhnya. berbagai zat organik
Memerlukan O2 Dari fotosintesis terbentuk O2
pernapasan sebagai produk tambahan.

Iritabilitas Kebanyakan hewan Tumbuhan tidak mempunyai


mempunyai sistem saraf dan sistem saraf sehingga
dapat menanggapi rangsangan tanggapannya terhadap
dengan cepat rangsangan lebih lambat.

17
Geografi

Mempelajari Fenomena
Geosfera

Atmosfera Biosfera Hidrosfera Litosfera

Biogeografi

Geo. manusia Geo. Hewan Geo. Tumbuhan

Mempelajari fenomena dunia hewan dengan sudut pandang


kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan

Faktor berpengaruh

Geografis Lingkungan & Adaptasi & Waktu


genetika Seleksi (Evolusi)

Perbedaan spesies, dispersi, zonasi,


modifikasi, mutasi daripada hewan

Identifikasi
Inventarisasi
Analisis
Sintesis
Klasifikasi

Informasi Geografi Hewan

Pembangunan

18
BAB II
FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN YANG BERPENGARUH

Bentuk fisik tumbuhan maupun masyarakat tumbuhan berbeda-beda


menurut tempat dan kedudukannya diatas permukaan bumi, seperti letak lintang,
topografi, edafik, serta kedudukannya dibenua.
Oleh sebab itu para ahli geografi tumbuhan dalam kajiannya, lebih menitik
beratkan pada hubungan tambahan tersebut dengan unsur-unsur fisikal untuk
menentukan jenis, komunitas sebaran, zonasi tumbuhan diatas permukaan bumi.
Ekologi merupakan studi hubungan timbal balik antara organisme-
organisme dan antar organisme itu sendiri dengan lingkungan. Faktor-faktor
ekologi itu banyak dan beraneka ragam dan saling bergantungan. Faktor ekologi
itu dapat berpengaruh terhadap kesuburan atau kelemahan dan keberhasilan
berbagai komunitas tumbuhan melalui takson-takson penyusunnya. Keempat
golongan utama faktor ekologi yang akan kita bahas adalah iklim, fisiografi, tanah
dan makhluk hidup.

1. Faktor Iklim
Faktor-faktor iklim meliputi sifat-sifat umum iklim daerah misal yang
menunjukkan fluktuasi berdaur harian, musiman atau berjangka panjang. Pada
umumnya faktor-faktor yang diklasifikasikan sebagai faktor iklim mempunyai
pengaruh dominan. Ada 5 faktor iklim utama yang harus kita perhatikan dalam
menentukan tipe-tipe vegetasi, yaitu :
a. Cahaya
Cahaya merupakan suatu faktor esensial untuk fotosintesis serta cahaya
juga perlu untuk beberapa proses reproduksi. Iklim cahaya pada suatu tempat
bergantung pada lamanya penyinaran, agihan waktu, intensitas, dan kualitas
cahaya yang diterima.
Pengaruh cahaya terhadap fotosintesis sebagian besar bergantung pada
intensitas yang juga mempengaruhi pertumbuhan. Di tempat terbuka,

19
pertumbuhan memanjamng terhambat, organ-organ lateral bertambah luas,
sedang dalam kondisi yang berdesak-desakan seperti dalam hutan, bentuk
tumbuhan cenderung lebih memanjang dan sempit. Berbagai tingkat atau
lapisan dalam hutan biasanya memiliki iklim cahaya yang berbeda-beda.
b. Suhu
Faktor ini memiliki arti vital, karena suhu menentukan reaksi-reaksi dan
kegiatan-kegiatan kimiawi yang mencakup kehidupan. Mintakat besar
vegetasi dunia seperti mintakat-mintakat menurut ketinggian, terutama
bergantung pada suhu. Contohnya tumbuhan megateran, mikrotern, dan
mesotern. Tumbuhan yang berbeda juga dalam beradaptasi terhadap keadaan
suhu juga berbeda. Rata-rata suhu tahunan yang nyata dibawah titik beku
ditemukan dibeberapa daerah kontinental. Untuk memberikan gambaran yang
lengkap mengenai iklim suhu yang berpengaruh terhadap tumbuhan,
pelacakan dapat diperoleh secara sinkron pada masing-masing tingkat atau
lapisan vegetasi dan tanah yang dilalui oleh akar.
c. Presipitasi (curah hujan)
Banyaknya hujan, khususnya yang jatuh di suatu daerah selama setahun
merupakan suatu faktor penting karena curah hujan menentukan ketersediaan
air untuk pertumbuhan dan proses-proses vital lain. Dengan semakin
berkurangnya curah hujan, terdapat kecenderungan semakin lebih banyaknya
tumbuhan dengan sifat-sifat untuk membantu penghambatan air, seperti
tumbuhan / xerofita merupakan tumbuhan yang umumnya hidup di tempat-
tempat kering.
d. Daya Penguapan
Ini merupakan faktor ynag penting bagi kehidupan tumbuhan. Daya
penguapan ditunjukkan kira-kira oleh lembab nisbi (perbandingan uap air
yang terdapat dalam atmosfer dengan yang diperlukan untuk kejenuhan pada
suhu tertentu) ynag juga memperhatikan suhu, dan menentukan tarikan oleh
atmosfer dari masyarakat tumbuhan.
Lembab Nisbi umumnya diukur dengan bola basah dan kering,
higrometer, pada waktu tertentu. Untuk pencatatan kontinu, pelacakan dapat

20
dilakukan dengan higrograf automatik. Deretan alat-alat tersebut menunjukkan
perbedaan nyata dalam lapisan hutan yang tingginya berbeda-beda.
e. Angin
Karena ada gesekan dengan permukaan tanah, batuan, sifat-sifat
fisiografi utama dan massa vegetasi, maka angin cenderung meningkatkan
kecepatannya dengan semakin tinggi dari permukaan tanah. Angin
mempengaruhi faktor-faktor ekologi lain disuatu tempat. Secara umum yang
penting bagi tumbuhan adalah cara bagaimana angin meningkatkan
kehilangan air (penguapan) dengan terus-terus membawa udara yang belum
jenuh dengan air sehingga bersentuhan daun-daun dan tunas-tunas muda.
Angin juga dapat menyebabkan erosi tanah dan abrasi vegetasi. Dari segi
fisiologi mengurangi pertumbuhan dengan mengganti udara basah dengan
udara kering dan meningkatkan transpirasi dan menurunkan turhor sel-sel
tumbuhan yang dipengaruhi.

2. Faktor Topografi
Faktor-faktor fisiografis adalah faktor-faktor yang ditimbulkan oleh
susunan, konformitas, dan perilaku permukaan bumi. Misalnya sifat-sifat
topografi seperti ketinggian dan kemiringan, proses-proses geodinamik seperti
pendangkalan dan erosi dan konsekuensinya oleh geologi setempat. Juga
mencakup hembusan pasir/debu yang pada keadaan tertentu dapat mencapai
ukauaran besar.
Faktor-faktor fisiografi berpengaruh terhadap vegetasi setempat melalui
iklim dan edafik yang ditimbulkan. Faktor-faktor ekologi secara luas
mempunyai hubungan saling ketergantungan dan faktor-faktor fisiografi nyata
pengaruhnya terhadap vegetasi di daerah-daerah dengan topografi yang drastik
dan iklim keras. Relief topografi yang kuat cenderung menghasilkan iklim
lokal yang menyolok. Terlepas dari kecenderungan menjadi lebih berangin
pada elevasi yang lebih tinggi, suhu udara tanah cenderung menjadi lebih
rendah dan kelembaban nsibi lebih besar bila kita naik keatas dengan tekanan
udara yang berkurang dan radiasi panas yang meningkat intensitasnya. Variasi

21
iklim menjadi semakin ekstrem dan cepat dengan semakin bertambahnya
ketinggian.
Pengaruh fisiografi, bahwa di belahan bumi utara, lereng yang
menghadap ke utara cenderung lebih sesuai kondisi yang lembab daripada
lereng yang menghadap keselatan pada ketinggian yang sama. Ini karena
pengaruh penyinaran terhadap suhu udara dan suhu tanah dan akibatnya pada
lembab nisbi dan penguapan dan melalui aspek-aspek tersebut berpengaruh
terhadap keadaan air setempat, kendati curah hujan sama
Perbedaan vegetasi oleh topografi yang paling sering adalah korelasinya
dengan lengas, dicirikan di tempat yang air berkurang dan konsekuensinya
merupakan faktor kritis. Sehingga terdapat vegetasi yang berbeda dan flora
pada kedua sisi lembah yang dalam atau gunung terjal.
Kemiringan suatu lereng menentukan sebagian besar stabilitas
permukaan dan kemampuan untuk menahan air dan pengaruh aspek dan
dadahan di garis lintang tinggi. Belahan bumi utara lereng yang terjal
menghadap ke selatan menerima sinar matahari siang, dan lereng terjal yang
menghadap ke utara menerima sinar pagi dan sore miring yang lemah.
Perbedaan ini berpengaruh pada kondisi air dan suhu ditempat itu dan
vegetasinya.
Kemiringan juga berpengaruh pada sifat-sifat dan banyaknya tanah yang
terhimpun. Tekstur dan tipe batuan yang berbeda menghasilkan topografi yang
berbeda sehingga iklim setempat yang ditimbulkan secara fisiografi.
Perbedaan itu mempengaruhi kondisi air, juga arus yang dibawahnya
tersumbat air dan kembali dengan demikian mempengaruhi habitat.

3. Faktor Edafik
Faktor-faktor edafik adalah faktor-faktor yang bergantung pada keadaan
tanah, kandungan air dan udara, organisme yang hidup didalamnya. Dalam
penerapan praktek pertanian, hortikultura, dan kehutanan. Perbedaan-
perbedaan pada tanah sering merupakan penyebab utama terjadinya perubahan

22
vegetasi dalam daerah iklim yang sama. Maka faktor-faktor edafik merupakan
faktor-faktor yang mempunyai arti yang sangat besar bagi geografi tumbuhan.
Tanah yang tidak terganggu oleh pertanian dan faktor-faktor lain pada
umumnya menjadi berlapis-lapis menunjukkan lapisan mendatar pada
kedalaman yang berbeda-beda, mempunyai komposisi yang sangat berbeda
dan sifat-sifatnya yang berbeda pula. Pada tanah dapat ditunjukkan adanya 3
horison yaitu :
- Mintakat atas, merupakan mintakat terjadinya penyerapan garam-garam
yang larut dan bahan-bahan yang berbutir halus.
- Mintakat tengah yang merupakan tempat pemusatan.
- Mintakat ketiga, dimana tidak terjadi penyerapan maupun akumulasi yang
ekstensif sama sekali.
Profil-profil karakteristik yang terbentuk itu sampai suatu derajat
tertentu lahir karena pengaruh iklim. Tanah yang telah matang secara kasar
dapat diklasifikasikan menurut tipe iklim atau kelompok dunia :
Tanah padsol, terbentuk didaerah dingin dengan curah hujan yang relatif lebih
tinggi daripada penguapannya.
Tanah perang, pada umumnya dengan curah hujan yang lebih rendah didaerah-
daerah kontinental.
Tanah padang rumput, dengan curah hujan yang lebih tinggi.
Tanah perang kastanya, ini ditempat-tempat yang lebih panas dan lebih kering.
Tanah laterit, dengan curah hujan yang tinggi didaerah tropika.
Tanah geluh merah, dengan curah hujan yang lebih rendah di daerah iklim
sedang yang panas
Tanah tundra, didaerah kutub yang lapisan bwahnya tetap membeku dan
dekomposisi organik mengalami hambatan.
a. Fragmen Mineral
Fragmen-fragmen mineral, berbagai ukuran yang merupakan hasil
disintegrasi bahan batuan akibat pelapukan fisik atau kimiawi, bahan induknya
dapat bersifat lokal atau bukan demikian juga pelapukannya. Kontinen mineral
ini merupakan kerangka anorganik dan jauh berbeda-beda sesuai dengan sifat

23
fisik dan kimiawi bahan induknya. Fragmen-fragmen ini berpengaruh
terhadap tumbuhan yang dengan menyebabkan terjadinya variasi dalam air
tanah dan aerasi, karena kemampuan menahan air sangat dipengaruhi
komposisi mekanik (perbandingan relatif partikel-partikel mineral dengan
ukuran berbeda-beda yang ada di dalam tanah.
b. Air Tanah
Air tanah yang mengandung zat-zat terlarut juga mempunyai air yang
fundamental karena pada umumnya merupakan sumber air utama bagi
tumbuhan. Air merupakan bahan esensial bagi tumbuhan karena menurut
bobotnya merupakan penyusun utama tubuh tumbuhan, sebagai medium
berlangsungnya perubahan-perubahan fisik dan kimiawi, dan karena air harus
diserap dalam jumlah besar untuk menutup kehilangan akibat adanya
transpirasi dari permukaannya yang berlangsung terus menerus.
Tanah yang ekstrem kering dan dibawah arus air tanah yang permanen,
air tanah terutama membentuk lapisan air disekitar partikel-pertikel penyusun
tanah. Jumlah air demikian itu dan tebalnya film bergantung pada faktor-
faktor seperti konstitusi mekanik tanah, lamanya curah hujan dan
kecenderungan pelimpasan, pada kondisi cuaca berikutnya, pada kadar bunga
tanah, pada penutupan oleh vegetasi dan seresah dan pada pengaruh penutupan
terhadap kehilangan akibat terjadinya transpirasi dan evaporasi.
c. Udara dalam tanah
Udara dalam tanah, merupakan salah satu penyusun utama tanah yang
fungsinya terutama mengisi ruang-ruang diantara partikel-pertikel tanah yang
dibalut lapisan air. Udara didalam tanah cenderung mengandung oksigen
dalam kadar yang lebih rendah dan kadar karbondioksida yang lebih tinggi
daripada udara biasa dan biasanya jenuh dengan uap air. Karena secara normal
dalam tanah diperlukan oksigen dalam jumlah besar untuk kehidupan
mikroorganisme dan penghuni lain dan untuk pernapasan bagaian-bagian yang
tinggi yang terdapat dalam tanah.
d. Bahan Organik

24
Bahan organik yang berasal dari tumbuhan mati atau bagian-bagian pada
tumbuhan atau dari hewan atau ditumbuhkan ke dalam tanah dengan sengaja
sebagai pupuk kandang, merupakan penyusun tanah yang sangat penting.
Semua tanah yang ada vegetasinya mengandung bahan organik yang telah
mati, biasanya sedikit banyak telah terurai menjadi bunga tanah, yang
merupakan tempat utama kegiatan mikroorganisme yang menghasilkan zat-zat
hara.
e. Organisme hidup
Organisme hidup bersama akar-akar dan bagian-bagian lain tumbuhan
dibawah tanah dari tumbuhan yang hidup diatas tanah mencakup penyusun
penting lain dari tanah. Organisme hidup itu meliputi flora dan fauna tanah
yang bersifat mikroskopik dan kegiatan hidupnya terpusatkan pada kandungan
tanah yang berupa bunga tanah dan yang sering sangat peka terhadap
perubahan-perubahan kondisi lingkungannya yang terbatas.
Organisme hidup itu mempunyai arti penting dalam memlihara
keseimbangan ekologi dan kehidupan di bumi. Organisme itu juga
menyebabkan berbagai zat hara esensial bagi tumbuhan tinggi, termasuk
nitrogen dalam bentuk yang langsung dapat digunakan.

4. Faktor Biotik
Faktor biotik adalah faktor-faktor yang ditimbulkan oleh makhluk hidup
baik hewan maupun tumbuhan yang menurut kenyataannya berkisar dari
manusia dan pemakan tumbuhan yang besar dan pohon-pohon sampai ke
mikroorganisme tanah.
Faktor biotik berguna dalam menggambarkan jumlah komponen dalam
suatu lingkungan dekat atau habitat yang dikenal sebagai pembentuk
ekosistem yang berdiri sendiri, yang pada satu pihak tersusun atas bagian-
bagian anorganik dan dilain fihak atas berbagai organisme yang hidup
bersama dalam suatu unit sosiologi yang disebut biota
Suatu komunitas biota utama yang besar, yang didalamnya vegetasi
klimaks kurang lebih bersifat seragam disebut bioma. Tumbuhan membentuk

25
komunitas tumbuhan yang dapat didefinisikan sebagai seluruh populasi
tumbuhan yang hidup bersama dan sebagai keseluruhan mempertahankan
suatu individualitas gabungan yang tidak sama dengan jumlah total
manifestasi dan pengaruh-pengaruh komponennya secara terpisah-pisah.
Tumbuh-tumbuhan penyusun suatu komunitas banyak mempunyai
mempunyai pengaruh internal yang langsung terhadap tumbuhan lain yang
bersifat timbal balik terhadap habitatnya. Dengan sendirinya akan muncul
dalam keseluruhan pengaruh hewan langsung atau tidak langsung terhadap
tumbuhan.
Terlepas dari perubahan-perubahan yang ditimbulkan oleh komponen-
komponen tumbuhan yang penting dan yang kurang penting itu sendiri,
berbagai macam organisme lain dapat berpengaruh terhadap suatu komunitas
tumbuhan dengan cara bermacam-macam. Misalnya bakteri yang
menyebabkan terjadinya perubahan kimiawi dengan segala macam cara.
Tumbuhan rendah yang hidup sebagai parasit adalah sangat penting untuk
tanaman budidaya yang pertumbuhannya sering memacu parasit itu atau
serangga pendukungnya. Pengaruhnya terhadap vegetasi tidak begitu banyak
diketahui.
Pengaruh hewan bertulang belakang lebih kecil, karena manusia
menghancurkannya maka akan mengganggu keseimbangan alam. Dari hewan
penyonggut yang besar seperti bison penting dalam mempertahankan lahan
rumput yang berarti hutan pada umumnya cenderung untuk meningkat pada
lahan rumput kalau tidak ada penggembalaan yang berat.
Pengaruh faktor biotik umumnya diatur manusia bersifat merusak seperti
dalam erosi. Namun hewan masih sering membantu vegetasi dalam
pemencaran biji, buah, dan spora dan seterusnya kemudian manusia
membantu dalam pengairan, pembangunan penahan angin, peningkatan
kesuburan tanah dan berbagai cara penggarapan tanah dan pemindahan
tumbuhan yang berguna / pembentukan tumbuhan baru.
Perladangan berpindah di daerah tropika sangat merusak vegetasi,
pohon-pohon serta kesuburan tanah yang terhimpun bertahun-tahun habis

26
hanya dalam beberapa tahun saja. Kemudian erosi yang lebih merusak terjadi
akibat pembukaan hutan. Langkah yang tepat mengatasi hal itu adalah
pengawetan vegetasi, pengawetan lahan dan pelestarian hutan terhadap
kebakaran. Pembakaran hutan yang berulang akan megubah tumbuhan yang
dominan dan komunitas yang dapat mengadakan regenerasi setelah
pembakaran.
Kebakaran menguntungkan jenis-jenis tumbuhan yang tahan api dengan
menghilangkan pesaing-pesaingnya yang tidak begitu tahan. Pembudidayaan
tanaman didasarkan pada persiapan permukaan substrat yang cocok untuk
menerima biji setelah dibersihkan dari vegetasi lain, pengendalian gulma serta
mempertahankan kondisi yang menguntungkan bagi tumbuhan yang
dibudidayakan. Agar memuaskan secara terus menerus perlu dilakukan
penggarapan tanah seperti pencangkulan dan pembajakan.

27
BAB III
HABITAT UTAMA, SUKSESI DAN KLIMAKS

Istilah ilmiah habitat, mencakup semua kondisi yang berpengaruh terhadap


suatu individu atau suatu komunitas yang bersifat insidental untuk tempat dimana
individu itu hidup. Kita harus membedakan habitat umum suatu komunitas dan
habitat parsial jenis tumbuhan yang menjadi komponennya.
Habitat tersusun atas faktor-faktor lingkungan yang banyak dan beraneka
ragam yang mempunyai pengaruh apa saja pada kehidupan yang ada didalamnya,
faktor-faktor itu sendiri berinteraksi sangat rumit. Keseluruhan kondisi efektif
mempunyai banyak manivestasi yang berbeda, namun kondisi airlah yang
memberikan kriterium terbaik untuk pembagian habitat yang utama.

1. Habitat Terestrial
Pembagian lebih lanjut sering sangat tergantung pada ketersediaan air
relatif yang ada. Habitat-habitat marginal ditepi-tepi pantai yang ditandai
dengan adanya penyusupan air laut atau kadang-kadang tergenang. Sedangkan
habitat tepi danau atau sungai yang dasarnya dangkal dan terlindungi
tumbuhan tipe teki-tekian yaitu tumbuhan yang sebagian tubuhnya berada di
atas tanah (udara). Selain itu juga terdapat hutan payau atau hutan bakau
(mangrove) di tepi pantai daerah tropika. Sedangkan rawa yang berlumpur
biasanya ditumbuhi oleh lumut dan paya-paya masam karena rawa berlumpur
kaya akan alkali.
Dari habitat darat yang tidak terlalu berair, sering terdapat tipe yang
berbeda-beda. Dimulai dari habitat yang cukup lembab yang luas untuk
pembudidayaan tanaman atau pertanian. Variasi besar pada habitat berbeda-
beda karena adanya perubahan kondisi iklim dan tanah. Bila habitat ini
menguntungkan untuk pertanian maka manusia mengubahnya dan membuka
habitat baru.

28
Bentuk topografi dapat menyebabkan variasi setempat termasuk juga
kondisi air sehingga bila didaerahnya luas akan menyebabkan habitat yang
berbeda. Di dareah kutub utara dan dipegunungan tinggi yang terdapat
hanyutan salju dapat menjadi faktor terpenting dalam mengubah kondisi
tempat itu sehingga timbul habitat-habitat tertentu
Gurun, adalah daerah dengan kondisi air yang terlalu buruk
(kekeringan yang terlalu berat) untuk memungkinkan perkembangan secara
kontinu suatu tumbuhan secara ekstensif, sehingga tumbuhan yang dapat
tumbuh hanya rumput atau semak-semak pendek. Karena gurun dipenuhi oleh
pasir yang berpori, kerikil, pecahan-pecahan atau bongkahan-bongkahan
batuan. Sedangkan yang disebut gurun dingin adalah daerah disekitar kutub
atau pegunungan tinggi dengan kondisi pembekuan tidak memungkinkan
tersedianya air yang cukup lama setiap tahun.
Aeroplankton yang terdiri dari spora, yang mengapung bebas tanpa
gangguan dalam udara (walaupun tidak pernah dipertimbangkan sebagai
makhluk hidup normal). Selain tiu ada eryoplankton yang hidup dilapisan
permukaan salju atau es. Selanjutnya edaphon yaitu flora atau fauna tanah
yang membentuk suatu habitat khusus untuk organisme tanah yang tak
terhitung jumlahnya.

2. Habitat Akuatik
Habitat akuatik dibagi menjadi tiga golongan yaitu habitat air asin dan
habitat air tawar serta ada habitat diantaranya habitat air payau. Derajat
salinitas air dapat berpengaruh besar terhadap habitat atau komunitas yang
menghuninya.
Habitat air tawar selain bersifat marginal, airnya sedikit banyak
bersifat statis seperti danau, telaga, dan kolam, namun juga bersifat dinamik
seperti sungai-sungai dan selokan. Faktor yang penting bagi habitat air yaitu
cahaya, suhu, dan kandungan zat-zat yang terlarut.

29
Faktor lainnya adalah reaksi kemasaman, kenetralan atau alkalinitas,
aerasi dan perubahan aras (tinggi) permukaan air yang bersifat musiman atau
karena pengaruh pasang surut.
Cahaya yang merupakan faktor esensial untuk fotosintesis hanya
terbatas sampai kedalaman tertentu yang memungkinkan perkembangan
tumbuhan secara normal.
Suhu berpengaruh sama baiknya bagi habitat air maupun udara. Suhu
didalam air cenderung lebih konstan daripada diudara. Seringkali pada air
tawar derajat kemasaman dan kandungan garam-garam hara, merupakan suatu
hal yang signifikansi untuk perkembangan komunitas plankton dalam kisaran
suhu tertentu. Dalam hal ini bisa digunakan perbedaan tipe-tipe badan perairan
:
a. Oligotrofik, yang airnya miskin akan bahan-bahan terlarut, sangat
menunjang kehidupan mintakat sempit, terdiri dari tumbuhan tinggi
berakar karena adanya dasar berbatu.
b. Distrofik, yang airnya miskin zat hara tapi kaya akan bunga tanah bereaksi
masam. Seringkali berwarna, yang mengandung desmidiaceae dan
sphagnaeae.
c. Etrofik, secara kuantitatif dapat dibedakan dari yang oligotrifik karena
biasanya miskin akan jumlah jenis tetapi lebih kaya akan individu-individu
dan miskin akan bunga tanah, meskipun pada umumnya berlumpur dan
dangkal. Danau tipe ini juga relatif kaya akan nitrogen, gabungan fosfor,
dan kalsium dengan karakteristik mengandung banyak ganggang.

3. Mikrohabitat
Mikrohabitat merupakan sebagian habitat di tempat-tempat relief yang
tegas atau dalam situasi yang berbeda dalam hutan atau komunitas kasar yang
komplek. Iklim mikro benar-benar puncak ekspresi ganda tentang pengaruh
iklim setempat yang ditimbulkan oleh perubahan fisiografi. Mikrohabitat
adalah hasil lingkungannya meskipun mikrohabitat itu sering didasarkan atas
faktor edafik atau variasinya.

30
Perkembangan mikrohabitat yang drastis dapat terjadi pada aras yang
berlainan. Jadi kondisi untuk alga atau lumut yang hidup dirongga sebatang
pohon, berbeda dengan epifit pada percabangan pohon yang tinggi.

4. Pembagian Tumbuhan berdasar habitat atas dasar ketersediaan air


a. Tumbuhan Hidrofit
Dipermukaan bumi kita ketahui memiliki beberapa macam ekosistem
sebagai habitat. Ekosistem perairan mencakup lingkungan yang berkisar dari
sungai dan danau dingin yang kurang subur di pegunungan tinggi sampai
payau, rawa, dan danau yang hangat yang cukup subur (baik alami / buatan
manusia).
Ekosistem itu juga meliputi daerah muara sungai dan pantai dekat tepi
laut maupun samudera. Tumbuhan air (hidrofit) merupakan salah satu dari
penghuni ekosistem perairan ini. Ciri-ciri tumbuhan hidrofit ini adalah sebagai
berikut :
- Daun lebar, mengapung, reset daun tipis.
- Akar-akar dibawah air atau dalam tanah yang jenuh dengan air.
- Tunas-tunas sedikit banyak memanjang tinggi keatas udara.
- Tumbuhan dengan batang pendek yang dalam musim hujan hanya
mencapai permukaan air. Dari batang keluar tunas yang ramping panjang
tidak proporsional dengan batangnya.
- Susunan tulang daun, daun bertulang melengkung (Cervinervis)
mempunyai beberapa tulang yang besar, satu ditengah, yaitu yang paling
besar sedang yang lainnya mengikuti jalannya, tepi daun. Jadi semua
memencar kemudian kembali menuju ke satu arah yaitu ke ujung daun,
hingga selain tulang yang ditengah semua tulangnya kelihatan
melengkung.
- Jenis akar, tanaman ini memiliki akar tunjang. Yaitu akar yang tumbuh
dibagian bawah batang ke segala arah dan seakan-akan menunjang batang
ini jangan sampai rebah. Karena batang tumbuhan yang demikian

31
tumbuhnya di atas tanah atau air. Akarnya untuk menunjang batangnya
dan untuk pengambilan oksigen dari udara tumbuhan yang lain.
- Gelembung : bulu yang menangkap serangga kecil yang hidup didalam air.
- Penyerbukan dengan perantara air (hydrophyly / hydrogamy)
Hidrofit bergantung pada lingkungan yang sangat lembab atau tumbuh
sebagian atau seluruhnya dalam air. Faktor yang terutama mempengaruhi
tanaman air adalah suhu, udara serta susunan garam dalam air. Sifat struktural
yang menonjol pada daun tanaman air adalah berkurangnya jaringan
pengokoh dan pelindung dan berkurangnya jumlah jaringan angkut, terutama
xilem dan terdapatnya banyak rongga udara.
Epdermis pada tanaman air tidak berfungsi melindungi tetapi berperan
dalam memperoleh zat hara dari air dan dalam pertukaran gas. Kutikulanya
amat tipis seperti juga dinding selnya, dan sel epidermisnya sering
berkloroplas. Pada beberapa tanaman air yang daunnya terendam, di
epidermisnya terdapat kelompok sel yang bila diwarnai dengan pewarna
tertentu akan berwarna jelas. Di duga bahwa kelompok sel itu memudahkan
keluar masuknya garam dan air.
- Pada banyak species tanaman air seperti ceratophyllum, miriophyllum,
utricularia, daun terbagi-bagi menjadi cuping silindris ramping yang
meningkatkan permukaan kontak dengan air. Pada runculus terbagi
menjadi beberapa cuping halus. Rongga terisi udara terdapat pada batang
daun hidrofit. Rongga itu merupakan ruang antar sel yang terdapat
diseluruh daun dan batang. Rongga tersebut dipisahkan oleh serat pemisah
tipis yang terdiri pada rongga yang memanjang.
- Pada Hidrofit yang terendam, sedikit sekali ditemukan steler enzim.
Namun kadang-kadang terdapat lapisan sklerenkim yang melapisi tepi
daun. Contoh tumbuhan air seperti kangkung, enceng gondok, pandan,
bakau.
b. Tumbuhan Mesofit
Tumbuhan mesofit mempunyai ciri-ciri fisik sebagai berikut :
- Daun (folium)

32
Kaya akan zat hijau daun (klorofil) sehingga tampak hijau, tebal
tetapi tidak kaku, bentuk daun sedang tidak lebar dan tidak kecil. Daun
bertangkai, dengan bentuk daun jorong dan memanjang. Susunan
tulangnya ada yang menjari dan ada yang melengkung. Daging daun
seperti kertas tipis tetapi cukup tegar.
- Batang (cautis)
Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula
mempunyai bentuk lain, akan tetapi selalu bersifat aktinomorf artinya
dapat dengan sejumlah bidang dibagi menjadi dua bagian yang setangkup.
Batang tumbuhan mesofit berkayu dan bercabang jauh dari permukaan
tanah (tetapi ada pula yang bercabang dekat permukaan tanah). Sifat
batang beralur (terdapat alur-alur yang jelas). Pada permukaan batang
memperlihatkan bekas-bekas daun contoh nangka dan keluih. Pada
tumbuhan mesofit arah tumbuh batang tegak lurus ke atas dan merupakan
tumbuhan menahun.
- Akar (radix)
Sifat akarnya menuju ke pusat bumi (geotrop) dengan sistem akar
tunggang dan serabut. Pada umumnya akar tunggang yang bercabang
(ramosus), susunan akar yang demikian terdapat pada pohon-pohon yang
ditanam dari biji.
- Buah (Furctus)
Umumnya buah-buahan tumbuhan mesofit mengandung banyak air
dan berbiji sperti mangga dan nangka. Buahnya dapat digolongkan ada
yang buah semi majemuk dan buah sejati tunggal. Buah semu majemuk
ialah buah semu yang terjadi dari bunga majemuk, tetapi seluruhnya dari
luar tampak seperti satu buah misalnya buah nangka, keluih dan buah
beringin. Sedang buah sejati tunggal berisi satu biji atau lebih, dapat pula
tersusun dari satu atau banyak daun buah dengan satu atau banyak
ruangan, misalnya buah mangga, durian.

33
Ketersediaan air akan tumbuhnya tanaman sangat mempengaruhi
pertumbuhan ciri fsiknya. Hal ini dapat pula dilihat dari morfologi
tumbuhan yang terdiri dari daun, batang, akar dan buah.
Adaptasi tumbuhan terhadap tingkat kebutuhan air akan membuat
keanekaragaman jenisnya. Tumbuhan mesofit adalah tubuhan yang hidup
di daerah yang kesediaan airnya sedang. Dan menimbulkan adaptasi
morfologi dari daun hingga buahnya.
c. Tumbuhan Xerofit
Tumbuhan mempunyai sifat-sifat yang membantu dirinya untuk
meniadakan pengaruh keadaan yang tidak menguntungkan dan sebagai
akibatnya memperluas jangkauan kisaran hidupnya.
Modifikasi fungsional yang dimiliki oleh tumbuhan misalnya
kemampuan banyak tumbuhan untuk mengelak dari masa-masa yang tidak
menguntungkan sepreti kebasahan dan kekeringan. Melalui perubahan-
perubahan struktural (organ-organnya) tumbuhan dimungkinkan
mempertahankan daerah geografisnya bahkan barangkali daerah huniannya.
Tumbuhan Xerofit termasuk tumbuhan gurun dimana ciri-ciri tumbuhan
gurun itu adalah :
Tumbuhan gurun beradaptasi dengan berbagai cara untuk memahami kondisi
buruk di tempat tumbuhan tersebut hidup dan berkembang biak. Diantara
tumbuhan itu, adalah semua semak-semak dan kadang-kadang juga pohon-
pohon yang berbentuk semak yang mempunyai akar-akar yang panjang
mencapai kedalaman 10 m atau lebih (akar-akar pasti dapat mencapai panjang
melebihi 15 m) untuk mencapai air di bawah tanah atau setidak-tidaknya
sampai ke lapisan yang lembab jauh didalam tanah.
Tumbuhan gurun, khususnya tumbuhan spora dapat menahan kekeringan
dengan mengeringkan hampir seluruh tubuhnya tanpa merugikan diri sendiri.
Disamping itu biasanya penuh dengan rambut-rambut dan duri-duri yang
tersusun rapat dengan banyak air yang disimpan dalam batangnya yang masif
atau dalam organ-organ lain seperti pada kaktus dan Euphorbia spp mirip
kaktus.

34
Biasanya tumbuhan ini mempunyai sistem perakaran ekstensif yang
memencar dekat permukaan tanah dan siap untuk menyerap sejumlah besar air
bila hujan, karena kebanyakan gurun mempunyai musim hujan yang pendek,
dan selama itu kondisi menjadi cukup baik untuk pertumbuhan khususnya
dengan bantuan embun malam yang mungkin terdapat. Pada waktu demikian
tumbuhan tumbuh mendadak dengan cepat menyelesaikan seluruh daur
perkembangan-perkembangan, sedang geokita, yaitu umbi lapis dan umbi
batang, mengeluarkan tunas-tunas ke atas tanah yang berbunga dan berbuah
tetapi segera mati dengan datangnya kembali kekeringan.
Semak-semak biasanya berdaun kecil yang selalu hijau dan bersifat
xerofil, atau kadang-kadang daun-daun yang lebar meranggas, yang hilang
setelah lewat musim hujan ; yang lain lagi mempunyai daun-daun yang
tereduksi menjadi sisik-sisik yang fotosintesisnya dilakukan oleh ranting atau
batang-batang mirip daun atau yang sukukan.
Kebanyakan tumbuhan gurun yang mempunyai bagian-bagian diatas
tanah yang bersifat parenial sangat ekstrem xeromorfik, menunjukkan sifat
perkembangan jraingan serabut yang berlebih-lebihan, epidermis yang
menebal atau tertutup dengan cara lain, mulut kulit yang tenggelam dan
terlindung, dan tereduksi serta pelapisan permukaan daun dengan lilin untuk
menghalangi penguapan.
Tumbuhan-tumbuhan itu pada umumnya menunjukkan sifat xerofitik
yang berupa nilai osmotik tinggi yang dimiliki cairan selnya. Pemencaran biji
dari seluruh tumbuhan yang terlepas oleh angin dan berfungsi sebagai rumput
gulung atau rumput lomba-lomba merupakan suatu hal yang agak umum.
Bahkan banyak tumbuhan gurun yang xeromorfik yang mengadakan
transpirasi cukup cepat bila air dalam keadaan melimpah-limpah, kemudian
menutup mulut-mulut kulitnya sepanjang hari, mengurangi kehilangan air
sampai minimal untuk mengatasi kekeringan yang berkepanjangan. Tumbuhan
itu juga menunjukkan daya tahan yang cukup besar terhadap kelayuan dan
kerusakan akibat kehilangan air.

35
Tumbuhan berduri dan tumbuhan bercabang seperti cambuk yang
bentuknya mirip sapu dan jenis-jenis lain yang tahan kekeringan sangat
karakteristik untuk gurun.

5. Pembagian Tumbuhan Berdasar Habitat atas Intensitas Suhu


1. Tumbuhan daerah panas (megaterma)
Tumbuhan daerah panas banyak tumbuh pada daerah gurun karena
suhu di daerah gurun karena suhu di daerah gurun berubah-ubah tetapi
tinggi dalam semua musim, dengan hujan rata-rata dari 20 sampai 50 cm
atau lebih setiap tahunnya. Sebab utama terjadinyagurun panas adalah
sangat rendahnya atau bahkan tidak adanya hujan yang menentu, atmosfer
yang jernih dan kering dengan matahari yang menghanguskan, biasanya
menjadi penyumbang sebab kekeringan umum. Demikianlah kelembaban
relatif pada siang hari pada umumnya kurang dari 50 % dan dapat turun
sampai terendah 5 %. Curah hujan biasanya rata-rata kurang dari 20 cm
setiap tahun. Sering jauh lebih rendah, sedang diberbagai tempat mungkin
tidak ada hujan sama sekali selama eberapa tahun berturut-turut. Daerah-
daerah seperti itu sama sekali tidak mempunyai tumbuh-tumbuhan
mokrofita.
Jenis-jenis tumbuhan ditentukan oleh keadaan-keadaan ekstrem
tersebut adalah semak belukar kerdil yang agak rapat yang dicirikan oleh
adanya tumbuhan dengan cabang-cabang seperti Cemeti (Swith plant).
Bahkan mungkin terdapat lahan hutan miniatur dengan atau tanpa
berkayu. Setengah gurun di Amerika menarik perhatian karena adanya
kaktus raksasa misalnya Sagaura atau Satuana (Carrugiea gigantia) dan
jenis kaktus mirip gumpalan yang berbau tajam.
Gurun di Afrika Selatan sangat mashur karena adanya tumbuhan biji
terbuka yang unik dinamakan Tumboa dan Semangka Gurun, demikian
pula gurun di Australia karena adanya bentuk tumbuhan lain yang aneh.
2. Tumbuhan daerah dingin (Mikroterma)

36
Arktika dan Antartika merupakan daratan kutub, adalah darartan
yang masing-masing terletak disebelah selatan dan sebelah utara
khatulistiwa, diatas garis pohon dengan suhu dibawah 10o C. Di daerah ini
dapat kita temukan tundra. Daratan Arktika secara umum dapat dicirikan
sebagai daerah tanpa pohon. Di daerah Arktika vegetasi cenderung bersifat
impoten.
Di daerah Pantai Arktika dapat di bagi menjadi 3 daerah yaitu :
daerah Arktika bawah, daerah Arktika tengah dan daerah arktika atas.
Semakin ke daerah Arktika atas tumbuhan yang ada semakin sedikit, yang
ada hanya tumbuhan lumut. Sedangkan pada Arktika bawah dan tengah
masih terdapat semak yang kerdil dan lebat. Hal tersebut dipengaruhi suhu
dan es yang menyebabkan vegetasi di daerah dingin atau Arktik yang
tumbuh hanya semak dan lumut yang membutuhkan suhu lebih rendah
dibandingkan tanaman yang lain.
Di daerah Arktika bawah dapat ditemukan padang rumput tipis yang
didominasi oleh teki-tekian mesofik (arex bigelowili) dan rumput seperti
Poa Artica di sertai semak kecil-kecil salix spp yang kerdil. Pada
umumnya beberapa terna perenial yang menyukai habitat yang lembab,
berpaya-paya atau berair, jarang berupa terna anuval, seringkali berumpun.
Ciri fisik teki-tekian :
- Dalam tanah terdapat rimpang yang merayap atau badan-badan
seperti umbi dengan geragih yang merupakan alat perkembangbiakan
vegetatif.
- Batang segitiga, tidak berongga, dibawah rangkaian bunga biasanya
tidak bercabang.
- Daun bangun pita, bertulang sejajar dengan upih yang tertutup. Tanpa
atau jarang memiliki lidah, jarang tereduksi, biasanya tersusun sebagai
raset akar.
- Bunga majemuk biasanya mempunyai satu atau beberapa daun
pembalut yang mirip dengan daun-daun biasa pada pangkalnya.

37
- Distribusi meliputi seluruh dunia, melimpah-limpah disekitar kutub,
dan daerah iklim sedang di daerah Arktika dan Antartika.
Di daerah Tundra merupakan suatu aerah padang rumput dengan
tinggi antara 15 35 cm, yang didalamnya campuran lumut dan lumut
kerak yang pada umumnya membentuk lapisan ke-2 yang meyolok yang
agak miskin setinggi beberapa centi meter saja.
Lumut kerak (Lichenes) hidup sebagai epifit pada pohon-pohonan,
tetapi juga diatas tanah, terutama di daerah Tundra di sekitar kutub utara.
Baik di atas cadas maupun batu, tidak terikat oleh tingginya tempat diatas
permukaan air laut, Lichenes dapat kita temukan dari tepi pantai sampai
diatas gunung-gunung tinggi.
Ciri fisik Lichenes :
- Lichenes tahan terhadap kekurangan air dalam jangka waktu yang
lama. Karena panas dan terik, Lichenes yang hidup pada batu-batuan
dapat menjadi kering, tetapi tidak mati, dan jika turun hujan dapat
kembali hidup.
- Pertumbuhan Thalus sangat lambat dalam jangka waktu 1 tahun jarang
lebih dari 1 cm. Tubuh buah, baru terbentuk setelah mengalami
pertumbuhan vegetatif bertahun-tahun.
- Menurut habitatnya Lichenes dapat ada yang berupa lembaran-
lembaran dan berupa semak. Yang pertama, biasanya melekat dengan
benang-benang menyerupai rizoid pada substratnya dengan seluruh sisi
bawah thalus. Sedang yang kedua, mempunyai ujung talus yang bebas
dalam udara.
Alga dapat juga dijumpai di daerah kutub dalam beberapa rumpun,
bersama-sama dengan rumput Philia agarela yang telah menjadi kerdil.
Ciri-ciri fisik Alga / Ganggang :
Tumbuhan ganggang merupakan tumbuhan Thalus yang hidup di air, baik
di air tawar maupun air laut, setidak-tidaknya selalu menempati daerah
yang lembab dan basah.

38
Yang hidup di air ada yang bergerak aktif ada yang tidak. Jenis-jenis yang
dapat bergerak mempunyai alat untuk bergerak yang berupa bulu-bulu
cambuk atau flagel. Yang melekat pada sesuatu di air. Contoh pada batu
atau kayu disebut Bentos.
Tubuh ganggang menunjukkan keaneka ragaman, tetapi semua selnya
selalu jelas mempunyai inti dan plastida, dan dalam plastidanya terdapat
zat-zat warna dari derifat chlorofi-a atau chlorofil-b atau kedua-duanya.
Di tempat berbatu-batu ditemukan berbagai jenis paku, termasuk
paku Selaput (hymenophyllum peltatum) dan bentuk-bentuk paku yang
telah dikenal di daerah Arktika (Polypudium vugare) dan paku sikat
(chtoperis fragilis).
Ciri fisik tumbuhan Paku :
- Alat perkembangbiakan utama spora.
- Ada jenis paku dengan daun kecil, dengan struktur masih sederhana,
ada pula yang besar dengan daun-daun yang mencapai panjang kira-
kira sampai dua meter.

6. Suksesi Utama
Gulma bersaing untuk ruang dan zat hara, seperti yang diintroduksikan
ke daerah-daerah pemukiman akan menimbulkan gangguan dengan
menghambat aliran air berupa tumbuhan air mengkolonisasi dan menyebabkan
daerah pertanian yang luas menjadi tidak produktif.
Komunitas tumbuhan-tumbuhan kecil menjadi komunitas yang lebih
komplek yang didominasi tumbuhan yang lebih besar dari bentuk kehidupan
yang lebih tinggi. Perubahan itu bersifat kontinu, tahap-tahap yang dikenal
merupakan perubahan ruas-ruas vegetasi yang disebut dengan suksesi, yaitu
rentetan perkembangan komunitas tumbuhan yang mengarah ke suatu keadaan
yang mantap dan permanen yang disebut klimaks.
Komponen-komponen dalam suatu sera normal adalah :
1. Penggundulan dan penelanjangan
2. Perpindahan tumbuhan

39
3. Asesis atau pertumbuhan yang berhasil
4. Agregasi semai-semai yang membentuk kelompok-kelompok (koloni)
5. Persaingan diantara perkoloni, terutama untuk mendapat ruang, cahaya, air
dan zat hara.
6. Penyerbukan oleh tumbuhan-tumbuhan lain, biasanya dari tempat
berbatasan
7. Reaksi, secara esensial mencakup perubahan-perubahan bahan yang
terbentuk dari kondisi habitat yang dibuat oleh tumbuhan itu sendiri.
8. Kegiatan bersama sebagai pengaruh organisme yang satu dengan yang
lain.
9. Stabilisasi atau pemantapan yang relatif
10. Tercapainya vegetasi klimaks
Tipe-tipe secara primer :
1. Dalam air tawar (hidrosera) dibedakan holosera yang dimulai dari air asin
(air laut).
2. Pada permukaan basah didalam udara (mesosera) pada permukaan tanah
lumpur aluvial.
3. Pada bahan kering (xerosera) yang dimulai pada batuan gundul (litosfera)
dan pada pasir kering (psamosera)
Sera sekunder bersifat subsera yang dimulai setelah suksesi berhenti,
yang dibedakan dalam hidark, mesark, dan xerark. Kecenderungan pada
suksesi adalah dari yang sederhana ke kompleks dalam organisasinya. Namun
demikian sering terjadi retrogresi (kemunduran) ke dominasi oleh bentuk-
bentuk kehidupan yang lebih rendah. Suatu perubahan insidental dalam
suksesi yang normal adalah dari kondisi terbuka ke tertutup.
Contoh psisera berlaku didaerah iklim sedang yang berhutan, hasilnya
mungkin berbeda dengan daerah tropika, sera di daerah kutub bersifat
campuran dan banyak terganggu. Sedang didaerah tropika umumnya
terhambat oleh tidak adanya akumulasi bunga tanah. Di sana tidak terdapat
oksigen yang cukup untuk terjadinya pembusukan menyebabkan dasar air
semakin lama semakin dangkal sehingga kedalamannya 1-3 meter yang bisa

40
memungkinkan untuk timbulnya tumbuhan air seperti teratai dan lainnya.
Tangkai daun yang panjang pada tumbuhan air menjebak lumpur dan setelah
mati diendapkan yang akan menjadi bunga tanah. Bila dasar air terus
bertambah tinggi maka tumbuhan terestrial mulai datang, menjadikan semakin
tingginya permukaan tanah dan penurunan relatif kedalaman air kemudian
tumbuhlah semak-semak akhirnya pohon-pohon dan pada akhirnya
membentuk lahan hutan yang higrofilik (Alnus, Populus, dan Salix) yang
akhirnya mendesak tipe-tipe tumbuhan yang lebih rendah dengan
pernaungannya sehingga menjadi hutan klimaks.
Sebagai Xerosera yang dimulai pada batuan yang gundul. Pada
waktunya, pendadahan yang ekstern dan tidak adanya air serta hara, pada
umumnya akan terbatas pada lumut kerak (tumbuhan spora) yang tahan dalam
tahap permulaan yang esensial. Tumbuhan itu meluas sepanjang permukaan
dan membantu pelapukan alam dengan menimbulkan pengaruh korosif.
Golongan lumut ini melekat pada suatu titik, menahan air dan sisa-sia
tumbuhan, menyiapkan jalan bagi lumut yang mulai masuk. Perluasan celah-
celah lebih penting daripada kolonisasi pada permukaan batuan yang terbuka,
tetapi juga memperbaiki keadaan tanah yang terkadang menyimpan lengas
(kelembaban)

7. Klimaks Utama
Kompetisi merupakan kunci pokok suksesi, hasil akhirnya pada populasi
tumbuhan yang sesuai. Populasi ini adalah klimaksnya karena berada dalam
keselarasan yang erat dengan lingkungannya, yang esensial dan bersifat
mantap, serta relatif tetap. Klimaks memperlihatkan keteraturan alam
fisiognomi dan kompetisi floristiknya umumnya tidak terdapat dalam tahap-
tahap suksesi.
Klimaks tidak berubah selama iklim tetap tidak mengalami perubahan
atau tidak terjadi serbuan dan dominasi baru atau perubahan yang bersifat
kemunduran.

41
Fluktuasi dalam komunitas cenderung tidak seberapa penting tanpa
adanya perubahan-perubahan yang besar.
Klimaks merupakan suatu keadaan komunitas dengan komposisi serta
produktivitas yang seimbang, yang telah disesuaikan dengan pemanfaatan
sumber-sumber daya setempat oleh tumbuhan secara maksimal dan normal
dan juga oleh hewan.
Dengan perubahan dalam lingkungan, populasi tumbuhan berubah dari
satu tipe daerah ke daerah lain, dimana vegetasi sangat bervariasi sesuai
dengan habitat setempat yang mengakibatkan klimaks dan bentuk-bentuk
vegetasi sekutunya merupakan suatu pola komunitas yang bervariasi.
Secara umum, iklim menentukan jenis-jenis tumbuhan yang dominan
dan peserta-pesertanya yang hadir dan pada gilirannya bentuk-bentuk
kehidupan jenis-jenis tumbuhan yang dominan itu mencirikan klimaksnya.
Selain perbedaan yang jelas dalam ruang, yang sering disebabkan oleh adanya
diversifikasi habitat, maka tidak dapat dielakkan bila klimaks menunjukkan
variasi sesuai dengan perkembangan waktu, sampai pada suatu derajat tertentu
yang keadaannya tetap dinamik.
Klimaks sekuarng-kurangnya harus cukup mantap dan bertahan sampai
melebihi umur jenis tumbuhan yang dominan, Dalam alam kita berharap dapat
melihat adanya sejenis klimaks regional atau yang berkembang dalam keadaan
yang sesuai dengan iklim setempat, sekuran-kurangnya pada lintas yang tidak
terganggu pada tanah yang lebih baik dalam suatu wilayah tertentu.
Tetapi dapat juga terjadi lebih banyak variasi-variasi lokal mengenai
tanah, biota, perlakuan dan lain-lain yang menyebabkan terhenti pada suatu
tahap sebelum mencapai klimaks sebagai suatu sub klimaks yang terjadi,
setelah arah perkembangannya terganggu.
Ini merupakan suatu tahap yang tidak sempurna, karena tempat yang
dekat atau kekhususan ekologi mungkin sangat menentukan bagi pertumbuhan
yang sesungguhnya. Contoh adalah sub klimaks yang terjadi sebagai akibat
perlakuan saeperti pembakaran terus-menerus atau penggembalaan
(disklimaks yang ditimbulkan oleh gangguan-gangguan atau plagioklimaks

42
sebagai akibat perubahan arah perkembangan) atau karena perbedaan-
perbedaan pada substrat batuan dan terakhir klimaks edafik.
Klimaks biotik merupakan disklimaks-disklimaks yang ditimbulkan
secara biotik dan yang terjadi akibat sifat topografi disebut klimaks fisiografi.
Subklimaks merupakan tipe yang berkembang dibawah kondisi setempat yang
tidak menguntungkan.
Pasca klimaks biasanya terdiri atas vegetasi yang lebih maju daripada
klimaks pada lintas-lintas disekitarnya, sebagai akibat adanya kondisi
setempat yang lebih menguntungkan yang diperoleh dalam daerah terbatas.
Interpretasi Clements mendalilkan bahwa suatu daerah iklim yang hanya
mempunyai satu klimaks yang potensial, komunitas mesofitik paling tinggi
yang dapat didukung oleh suatu iklim. Klimaks itu akan ditemukan di tempat-
tempat dengan kondisi lingkungan rata-rata yang bersifat tengah-tengah,
terutama dalam hal-hal yang berkaitan dengan derajat kelembaban. Suatu
daerah dengan iklim yang cukup seragam, akhirnya akan mempunyai penutup
berupa vegetasi yang bersifat kontinu dan seragam diseluruh wilayah.
Tipe - tipe vegetasi klimaks utama di bumi bersifat regional
menyebabkan tipe vegetasi itu cenderung muncul kembali pada tanah-tanah
yang menguntungkan, hampir diseluruh wilayah dengan iklim tertentu.
Kemungkinan besar vegetasi itu mempunyai tipe imbangan didaerah dengan
iklim yang lain. Tipe vegetasi utama ini dicirikan oleh bentuk kehidupan jenis
- jenis tumbuhan yang dominan yang mencakup :
1. Hutan tropika basah
2. Hutan tropika dengan irama musiman.
3. Hutan sklerofil (berdaun kaku)
4. Hutan hujan daerah iklim sedang yang panas
5. Hutan musim panas yang meranggas
6. Hutan pohon jarum di bagian utara
7. Padang semak belukar (heath)
8. Tundra
9. Padang batuan gundul

43
10. Padang rumput
11. Semak-semak setengah gurun
12. Gurun
13. Hutan bakau
14. Rawa air asin
15. Bentos
16. Plankton
17. Edafon (komunitas tanah)

44
BAB IV
TIPE - TIPE VEGETASI DAN PERSEBARANNYA

1. Tipe Vegetasi Daerah Tropis dan Daerah Sekitarnya


Tipe tipe vegetasi di daerah tropika merupakan tipe-tipe vegetasi yang
mencakup luas persebarannya dan mencakup vegetasi yang paling lebat,
paling rumit dan paling mudah berubah. Tipe-tipe vegetasi ini dapat
digolongkan sebagai berikut :
a. Hutan tropika basah
Tipe vegetasi ini merupakan formasi yang terdapat atau tersebar di
daerah katulistiwa dan merupakan tipe vegetasi yang paling lebat dari semua
tipe vegetasi yang ada. Vegetasi ini didukung oleh iklim tropis yang basah
tanpa ada bulan kering dan suhu tinggi.
Persebaran tipe vegetasi ini terdapat didaerah :
- Daerah sungai Amazone di Amerika Selatan, daerah karibia dan teluk
Meksiko, Brazilia sampai di Kolombia dan Ekuador.
- Daerah sepanjang katulistiwa di Afrika Tengah, Afrika Barat dan Timur
serta Malagasi.
- Bagian barat India dan Srilangka
- Daerah Malaysia terus ke pegunungan Himalaya, Indonesia dan Philipina.
Kemudian kearah selatan dan ke timur. Sumatera timur, Kalimantan, Jabar,
Sulawesi Tengah dan Irian.
Walaupun didaerah-daerah ini hutan tersebut sudah mulai berkurang atau
berubah karena campur tangan manusia melalui illegal loging dan perambahan
hutan.
Daerah yang ditempati hutan tropika ini biasanya mempunyai topografi
agak rata sampai bergelombang serta pada lereng-lereng gunung sampai
ketinggian 1000 m. Hujan tahunan rata-rata 300 400 cm dengan suhu
25o 26o C dan kelembaban nisbi > 80 %

45
Di dalam hutan tropika basah ini berkembang subur serangga, burung
dan binatang binatang seperti monyet, ular dan lain-lain. yang tak terhitung
jumlah dan jenisnya.
Tumbuhan utama penyusun hutan tropika basah biasanya terdiri atas
tujuh kelompok yaitu :
1) Pohon-pohon hutan
Pohon-pohon ini merupakan komponen structural utama. Yang
disebut atap atau tajuk (canopy) yang terdiri atas tiga tingkat atap
(tajuk) dengan tingkat tertinggi (A) sering agak berjauhan dan agak jarang.
Tingkat kedua (B) membentuk massa dengan ketinggian antara 15
30 m. Kemudian pohon-pohon yang lebih pendek membentuk tingkat tiga
(C); pada umumnya tingginya antara 5 15 m.
Daun-daun umumnya berukuran sedang dan luas 2000 18000 mm 2
Daun tersebut, biasanya tunggal, kaku berwana hijau tua dengan
permukaan mengkilat. Pembuangan, pembuahan dan pergantian daun
dapat kapan saja terjadi dalam setahun, sebab setiap jenis tumbuhan
cenderung mempunyai waktunya sendiri-sendiri dalam hal berbunga,
berbuah serta bertunas.
2) Terna
Terna merupakan vegetasi yang lebih rendah yang terdiri dari
berbagai jenis dan berkembang dibawah pohon-pohon yang lembab.
Seperti paku-pakuan dan sejenisnya yang merupakan lapisan semak-semak
yang menempati strata empat (D)
Dibawah strata lapisan ini masih berkembang jenis-jenis lainnya
seperti jahe, kunir dan sejenisnya. Biasanya tummbuhan golongan terna
ini, tidak dapat berkembang dengan sempurna karena kekurangan cahaya.
Tumbuhan terna ini lebih berkembang pada lereng-lereng karena
kemungkinan lebih banyak mendapat cahaya matahari.
3) Tumbuhan pemanjat

46
Tumbuhan ini merupakan tumbuhan hiasan utama pada hutan tropis.
Tumbuhan ini berkayu yang memanjat disebut liana, memberikan salah
satu sifat yang paling mengesankan dari hutan tropika basah.
Tumbuhan ini dapat mencapai panjang 200 m memanjat dari pohon
yang satu ke pohon yang lain, sehingga dapat dipakai oleh binatang seperti
kera untuk bergelantungan dari pohon ke pohon. Ada juga jenis lain yang
berduri sebagai alat untuk mencekal (mencengkram) pohon yang dipanjat
seperti tumbuhan rotan. Rotan ini merupakan tumbuhan tropis yang
mempunyai nilai ekonomi tinggi khususnya Indonesia.
4) Epifita
Tumbuhan ini tumbuh melekat pada batag, cabang dan bahkan pada
daun-daun. Epifita pada umumnya tidak menimbulkan pengaruh buruk
pada tumbuhan inang yang tumpanginya. Kehadiran epifita pada hutan ini
merupakan ciri-ciri yang membedakan hutan tropika basah dari pada
komunitas hutan didaerah hutan sedang tumbuhan itu seperti misalnya
anggrek, paku epifit, lumut-lumut pohon dan lain-lain.
5) Pencekik pohon
Tumbuhan ini, memulai kehidupannya sebagai epifita, kemudian
mengirim akarnya tumbuh turun ke tanah, menyebabkan tidak lagi
bergantung pada tumbuhan inangnya, tumbuhan seperti ficus
6) Saprofita
Tumbuhan ini, mendapatkan zat haranya dari bahan organik yang
mati, merupakan komponen heterotrop yang tidak berwarna hijau seperti
cendawan, bunga raflesia mahillana.
Bunga Raflesia ini tidak mempunyai daun atau batang, juga tanpa
klorofil. Bunga langsung tumbuh dari akar inangnya. Bunga ini terkenal
dengan nama bunga bangkai yang terdapat di LampungSumatera.
Tumbuhan Raflesia ini termasuk endemik yaitu tumbuhan yang
daerah agihannya hanya terbatas pada daerah terbatas atau pulau tertentu.
7) Parasit

47
Tumbuhan ini seperti benalu (loranthaceae) yang terdiri atas
sejumlah besar jenis-jenis dan kadang-kadang terdapat dalam jumlah yang
banyak diseluruh wilayah hutan tropika basah. Benalu ini merupakan
semak berkayu terdapat dan tumbuh pada cabang-cabang pohon, yang
dapat merugikan petani buah-buahan pohon keras.
b. Hutan tropika dengan irama musim
Pada umumnya vegetasi ini tumbuh didaerah dengan adanya irama
musim, dan lebih bervariasi dalam formasi tumbuhan. Tumbuhan didaerah ini
sebenarnya meliputi wilayah yang lebih luas. Hutan disini dapat
diklasifikasikan menurut ketersediaan air yaitu :
1) Hutan musim
Hutan ini biasanya berkembang dengan adanya pergantian musim
(musim kemarau dan hujan). Curah hujan biasanya lebih sedikit bila
dibandingkan hutan tropika basah. Yaitu antara 100 200 cm setiap tahun.
Hutan musim ini daerah persebarannya seperti di India, Birma, Indonesia
dan juga terdapat pada tepi-tepi hutan tropika basah di Afrika, Malagasi,
Indonesia khususnya Jawa Tengah dan Timur, Bali, Sulawesi Tenggara.
Vegetasinya tidak terlalu lebat. Hutan musim cenderung lebih
terbuka, dengan pohon-pohon penyusunnya lebih berjauhan, sehingga
cahaya dapat sampai ke tanah, biasanya hutan ini akan meranggas
(menggugurkan daunnya) pada musim kemarau. Namun demikian
hilangnya daun tergantung pada keadaan air tanah, misalnya pohon jati
(tectona grandis) yang daunnya gugur pada musim kemarau.
Vegetasi pada bagian bawah lebih subur dibanding dengan vegetasi
bawah hutan tropika basah karena adanya sinar. Pada umumnya terdiri dari
semak belukar, tumbuhan berumbi lapis dan semak-semak umumnya
berbunga pada permulaan musim hujan. Dalam hutan ini biasanya terdiri
dari 40 sampai 50 jenis pohon.
2) Lahan hutan sabana atau bentang lahan taman (Park land)
Hutan ini sering diketemukan di daerah-daerah yang musim kemarau
lebih panjang dengan curah hujan tahunan lebih rendah dari pada didaerah

48
hutan musim. Pohon-pohon tumbuhnya berjauhan kecuali didaerah aliran
sungai
Tumbuhan ini adalah tumbuhan yang tahan terhadap kekurangan air.
Pada musim kemarau, juga sering meranggas. Vegetasi hutan sabana
tampaknya seperti taman, sebab kaya akan padang rumput yang diselingi
pohon-pohon sehingga banyak binatang (hewan) pemakan rumput. Jarang
sekali dijumpai tumbuhan liana dan epifita dikawasan hutan ini.
Lahan hutan sabana diketemukan secara luas didaerah tropika seperti
Karibia, Brasilia, Argentina, Afrika Timur, Afrika Tengah, dan India.
Untuk indonesia diketemukan di wilayah Nusa Tenggara Barat dan Timur,
sebagian sempit wilayah Sulawesi Tenggara.
Hutan sabana ini juga dapat muncul / terjadi pada daerah yang
berhutan kemudian dirusak oleh manusia (dibakar).
3) Lahan hutan berduri
Bentuk vegetasi ini diketemukan pada daerah tropik dengan iklim
yang mempunyai musim kering yang panjang dan musim hujan lebat yang
rendah dan singkat, dengan suhu tinggi sepanjang tahun 15 35 o c dan
presipitasi 40 90 cm/th. Hutan berduri ini di daerah tropika biasanya
bersifdat meranggas.
Akar tumbuhan ini masuk tanah cukup dalam untuk mendapat air.
Semak-semak berduri ini mencapai ketinggian 3 5 meter.
Pada umumnya semak berduri ini berkembang didaerah kering di
Amerika Selatan tropik, Karibia, Meksiko, Sudan, India. Untuk wilayah
Indonesia hutan berduri hanya dijumpai sedikit di wilayah Indonesia
Timur seperti Nusa Tenggara Timur yang tanahnya terdiri dari kapur atau
pasir dengan hujan yang sedikit dan jauh dari daerah aliran sungai (DAS)
c. Sabana dan lahan rumput lain didaerah tropika dan subtropika
Oleh sementara para ahli, sabana dianggap sebagai sinonim dengan
lahan rumput terna yang didalamnya terdapat pohon-pohon atau gerumbul-
gerumbul tinggi. Daerah sabana terdiri dari kayu yang tinggi, terpincar dengan
jarak yang cukup jauh kecuali pada daerah aliran sungai (DAS).

49
Kajian para ahli bahwa padang rumput yang ada didaerah tropika
bukanlah oleh faktor iklim, tapi diakibatkan oleh ulah manusia atau faktor
kebakaran.
Persebaran lahan rumput ini di Amerika Selatan disebut Kampo dan lano
daerah persebarannya meliputi Sudan, Malagasi Tengah, Australia Tengah
yang terkenal dengan peternakan biri-biri (domba).
Kondisi curah hujan 100 Cm / th dan terbagi selama 120 190 hari
dengan kekeringan selama 6 -7 bulan.
Sabana tampak sebagai taman, dimana daerah aliran sungai lebih banyak
ditumbuhi pohon-pohon. Rumput tingginya berkisar antara 1 3 meter.
Pohonpohon yang ada biasanya tidak dijumpai seperti hutan dan umumnya
banyak dijumpai dari jenis palma pohon-pohon khas dari jenis akasia.
d. Semak kerdil setengah gurun
Didaerah tropika, tipe vegetasi ini biasanya ditemukan dilereng-lereng
perbukitan yang berbatu atau bercadas, maupun bentuk lahan yang
bergelombang berpasir atau berkerikil. Semak-semak ini biasanya sudah
berbatasan dengan gurun tropis
Tipe vegetasi ini dijumpai disepanjang kaki pegunungan Andes serta
daerah yang berbatasan dengan sahara, dan Australia.
Curah hujan 50 cm setiap tahun, ciri semak-semak setengah gurun ini
sering tumbuh terpisah-pisah atau menggerombol yang sedikit banyak bersifat
kontinu, dengan daun kaku dan tebal seperti agave, Aloe dan Yucca.
Wilayah Indonesia tidak mempunyai tipe vegetasi setengah gurun,
namun bila tidak hati-hati menjaga lingkungan tidak mustahil akan terbentuk
lahan seperti setengah gurun.
e. Gurun tropika dan subtropika
Gurun mempunyai curah hujan yang sangat sedikit sehingga hanya dapat
menunjang tumbuhan khusus yang letaknya berserakan. Cuaca yang sangat
ekstrem (perbedaan suhu siang dan malam), menyebabkan hanya tumbuhan
dan hewan yang dapat beradaptasi dapat hidup disana.

50
Pada umumnya gurun ini terdapat disebelah utara dan selatan dari
mintakat khatulistiwa, sehingga dapat dikatakan bahwa daerah katulistiwa itu
terkurung oleh gurun-gurun. Contoh: gurun Sahara, Gobi, Arab, Afrika Utara,
India, Australia Tengah curah hujan 20 cm / th. dengan kelembaban 5 50
%.
Tumbuhan yang ada di gurun seperti kaktus dengan berbagai jenisnya,
semak-semak yang berbau dan berperekat (Larrea), ada juga tumbuhan
berbiji terbuka yang disebut tumboa (Weltsitschia) dan semangka gurun
(Acanthosicyos horrida).
Kebanyakan tumbuhan gurun mempunyai ciri-ciri tertentu seperti
jaringan serabut yang berlebih, epidermis yang tebal, mulut kulit yang
tenggelam dan terlindung, perlapisan permukaan tertutup sebangsa lilin.
Kesemua ciri-ciri itu sebagai adaptasi terhadap kekeringan (lingkungan).
Dibeberapa tempat yang cukup ada air dapat tumbuh vegetasi yang
cukup subur seperti kurma (Phoenix dactylifera) dan lain tumbuhan kayu,
meskipun berdaun sempit dan tebal seperti daerah oase.
f. Hutan bakau (mangrove) dan vegetasi lain ditepi pantai daerah tropis
Tipe vegetasi ini mempunyai karakteristik tersendiri dan tersebar luas
didaerah tropis dan subtropis yang disebut hutan bakau atau hutan mangrove
(mangrove forest atau mangrove swamp forest).
Vegetasi ini tumbuh dan berkembang pada sepanjang pantai aluvial
(tempat bermuara sungai-sungai) dan teluk-teluk.
Hutan ini di Indonesia hampir didapati diseluruh pantai kecuali pantai-
pantai curam. Misalnya pantai utara Jawa, pantai timur Sumatera, pantai
Kalimantan dan Pantai selatan Irian. Hutan bakau di Indonesia sudah banyak
yang rusak utamanya di pulau jawa.
Hal ini menyebabkan terjadinya erosi (abrasi) pantai. Ciri hutan ini
adalah pohon bakau banyak mempunyai akar tunjang, serta akar nafas yang
timbul dari bawah lumpur.
Hutan bakau ini sering tumbuh meluas sampai jarak cukup jauh dari
pesisir, tergantung sejauh mana endapan aluvial dan pengaruh pasang surut air

51
laut. Kadang-kadang hutan bakau diganti oleh palma seperti pohon-pohon
nipa (nipafrunticaus), yang oleh penduduk pantai daunnya dipakai sebagai
atap rumah dan buahnya dapat disadap untuk keperluan minuman atau gula.
Pohon nipa ini lebih banyak dijumpai dipantai-pantai yang tidak terlalu
berlumpur dan banyak dijumpai dipantai di wilayah Indonesia bagian timur,
seperti pantai Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Irian.
Termasuk jenis lain adalah sagu yang banyak tumbuh didaerah pantai
merupakan bahan makanan penduduk Maluku (Indonesia Timur) setelah
diolah melalui proses pengambilan sari patinya.
Selain hutan bakau dan nipa serta sagu yang terdapat dipantai daerah
tropika, terdapat juga vegetasi lain yang berkembang didaerah pesisir yang
berpantai pasir seperti rumput gulung (Spinifex littoreus), tapak kambing
(Ipomeaepes-caprae) yang tumbuhnya merayap, pohon-pohon kecil seperti
pohon pandan (pandanus) banyak diketemukan di pantai selatan Jawa dan
pantai-pantai lain di Indonesia.
Selain dari itu tumbuhan pantai yang paling terkenal di Indonesia yang
banyak tumbuh adalah kelapa yang banyak memberi ciri khas untuk pantai-
pantai didaerah tropika. Indonesia pernah menjadi negara pengekspor utama
kopra.
g. Vegetasi rawa air tawar / danau daerah tropis
Rawa-rawa air tawar di daerah cekungan atau tanah-tanah tergenang air
sering ditumbuhi hutan rawa dan semak-semak gelagah (reed) serta berbagai
macam komunitas gulma. Selain dari pada itu juga diketemukan tumbuhan
kertas (Cyperus papyrus) ekor kucing (typha), maupun enceng gondok serta
tumbuhan palma lain. Pada daerah ini biasanya terjadi gambut, yang banyak
diketemukan di Kalimantan, di plato Dieng dan lain-lain.
Suatu hal yang karakteristik pada rawa gambut, biasanya didominasi
oleh pepohonan yang tergolong dalam dicotyledoneae pada tepi-tepi bekas
rawa.
Pada awal mulanya rawa dipenuhi tumbuhan air yang terapung,
kemudian disusul dengan tumbuhan berakar dengan daun-daun yang terapung

52
seperti teratai, enceng gondok, dan disusul tumbuhan tahap rawa gelagah dan
pada gilirannya akan terganti menjadi semak-semak atau hutan rendah.
Hal ini dapat dilihat dirawa pening atau bekas-bekas rawa yang rendah
mulai punah oleh proses pengendapan dan suksesi tumbuhan (danau Tempe,
danau sidenreng di Sulawesi Selatan). Demikian halnya dengan Kalimantan
yang terkenal dengan tanah gambut yang cukup tebal.
h. Jenis Vegetasi berdasarkan ketinggian tempat daerah Tropis
Apabila kita mendaki gunung suhu akan semakin turun, presipitasi,
keadaan angin, kabut dan intensitas penyinaran biasanya semakin tinggi
keadaan bila kita kearah kutub dan kearah puncak gunung di daerah
katulistiwa hampir sama namun vegetasi dan flora tidak identik. Hal ini
disebabkan oleh perbedaan musim mengakibatkan tanah dan jenis vegetasi.
Pada umumnya semakin tinggi kita naik ke gunung maka jumlah total
floranya semakin berkurang. Daun-daun semakin tidak lebat (berkurang) dan
berkecenderungan didominasi oleh tumbuhan terna terutama dari jenis paku-
pakuan, lumut atau cryptogamae. Tumbuhan epfita yang memanjat banyak
dijumpai.
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan, bahwa tumbuhan yang ada
di dataran tinggi mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. Mempunyai pertumbuhan masif yang khas
2. Kaya akan cabang-cabang tetapi tidak memiliki akar-akar banir.
3. Vegetasinya berperawakan tidak begitu besar dan berdaun lebih sempit
serta lebat.
4. Vegetasi lebat dan berdaun hijau
5. Cabang-cabang pohon cenderung membesar.
6. Pertumbuhan tidak teratur.
Ikhtisar pembagian flora pegunungan daerah tropis menurut Good (1953)
0 - 600 m Zona vegetasi khatulistiwa murni seperti paku, pisang
dan lain-lain.
600 - 1250 m Zona vegetasi yang masih tropis sifatnya tetapi sudah
berkurang corak tropisnya seperti ficus, paku-pakuan.

53
1250 - 1900 m mulai bercorak vegetasi subtropis seperti myrtaeceae
dan lauraceae.
1900 - 2600 m bercorak vegetasi iklim sedang, seperti jenis-jenis
pohon yang selalu hijau.
2600 - 3200 m Zona vegetasi iklim sedang terdiri dari pertumbuhan
pepohonan meranggas.
3200 - 4500 m Zona vegetasi kayu perdu alpina.
4500 - 5000 m zona vegetasi semak-semak alpina.
5000 - keatas zona salju abadi
Selain dari pada pembagian zona vegetasi berdasar ketinggian ada
lagi pembagian zona vegetasi berdasar luasnya yaitu :
Pembagian Zona Vegetasi berdasar luas / km2
zona Tidak Sub
vegetasi bervegetasi Artik Alpina Sedang Tropika Tropika

Belahan bumi
4923 16788 20626 16062 12169
Utara
287 807 2439 10832 103
Selatan ditambah
Antartika

Semakin tinggi kita naik gunung akan nampaklah kita pada suatu
fenomena vegetasi pohon-pohon pendek yang diselimuti lumut. Itulah
sebabnya tipe hutan ini disebut hutan lumut. Akhirnya sampailah lita pada
suatu mintakat alpin yang tidak berpohon lagi, tapi dengan vegetasi semak
kerdil tundra serta batu-batu tanpa vegetasi yang diselimuti salju.

2. Tipe-tipe vegetasi daerah iklim sedang dan daerah yang berbatasan


Diketahui bahwa kaitan sistematik diantara flora pada suatu wilayah,
sangat dipengaruhi oleh hubungan geografi dan sejarahnya serta lingkungan
setempat (lokal).

54
Jadi dua kawasan yang terpisah sejak masa geologi oleh lautan misalnya
tentu akan berbeda floranya. Namun yang biasa dipakai oleh geografiawan
untuk mengkaji persamaan maupun perbedaan flora, didasarkan atas iklim,
tanah dan fisiografis.
Telah dibicarakan tipe-tipe vegetasi didaerah tropika, maka sekarang tiba
giliran tipe-tipe vegetasi didaerah dengan iklim sedang (sub tropis).

a. Hutan musim panas yang meranggas (gugur)


Hutan yang hijau dimusim panas yang kebanyakan berdaun lebar dan
kehilangan daunnya selama musim dingin, merupakan formasi klimaks utama
yang meliputi sebagian besar Eropa, bagian timur Asia dan Amerika Utara.
Keadaan meranggas ini sebagai akibat suatu kenyataan, bahwa suhu
rendah mengganggu penyerapan air oleh akar-akar. Hal ini diimbangi dengan
tidak adanya daun selama musim dingin tersebut.
Hutan yang meranggas ini perkembangan utamanya meliputi : Amerika
Serikat dalam iklim sedang sampai ke danau-danau besar bagian barat Eropa
yang beriklim sedang meluas sampai pegunungan Ural, bagian utara Jepang,
Chili selatan, dengan curah hujan 151 cm / tahun.
Berbeda dengan hutan tropis yang bertingkat tajuknya, maka hutan
musim panas hanya membentuk satu lapis (satu tingkat). Oleh karena itu hutan
ini kurang lebat dibanding hutan tropis basah dan tropis muson. Hutan musim
panas ini dapat dibedakan atas lima tipe daerah iklim sedang yaitu :
1) Hutan pohon pasang,
Persebarannya terutama dibagian barat dan tengah Eropa dengan ciri lebih
terbuka dan tidak lebat.
2) Hutan campuran
Hutan ini lebih bervariasi dan lebih lebat dengan penyebaran dibagian
timur Amerika Utara, Asia Timur dan Eropa Tenggara.
3) Hutan Faqus
Terutama persebarannya di Eropa.
4) Hutan Nothofaqus Antartica

55
Di Amerika Selatan dengan ciri hutan, pohon-pohon tumbuh berdesak-
desakan dan disana-sini terdapat sedikit semak-semak.
5) Tipe lahan hutan meranggas yang lebih lembab
Hutan ini terutama berkembang didaerah yang berawa-rawa atau tempat-
tempat yang tergenang didaerah Subtropis
b. Hutan pohon jarum dibagian utara
Hutan ini juga dikenal sebagai hutan boreal hutan sub artik atau
taiga. Ciri utama hutan ini adalah daunnya yang kecil menyerupai jarum
atau kadang-kadang menyerupai sisik.
Daun seperti ini bermanfaat untuk mengurangi transpirasi. Oleh sebab
itu daun-daunnya dapat dipertahankan pada musim dingin (salju). sehingga
tampak selalu hijau. Pohon-pohonnya termasuk jenis picea, pinus, abies dan
Conifera lain.
Umumnya dibawah hutan berdaun jarum tidak banyak ditumbuhi flora
tanah, sebab sebagian besar tanah bawah hutan tertutup oleh daun jarum yang
jatuh dengan pembusukan yang lambat. Hutan daun jarum dapat dibedakan
menjadi lima tipe yaitu:
1) Hutan pohon jarum yang sifatnya campuran, menempati daerah boreal di
Eropa, Asia dan Amerika Utara. Pohon-pohonnya didominasi oleh Picea,
Abies, Pinus dan Larix. Curah hujan 25 100 cm dengan temperatur bulan
panas 10o C.
2) Taiga, hutan lebih bersifat terbuka sebab tanah tertutup oleh salju,
sehingga lumut-lumut menjadi dominan.
Persebarannya di Kanada Utara, sebagian besar Siberia dan Skandinavia
Utara.
c. Hutan pantai samudera Pasifik dibagian Barat
Wilayah ini mempunyai kondisi curah hujan dan kelembaban yang
cukup tinggi, sehingga daerah pertumbhan pohon daun jarum yang paling
tinggi seperti kayu merah pantai (Sequoia sempervirens). Pohon tersebut
dapat mencapai tinggi 100 meter dengan lingkar batang melebihi 20 m.
d. Hutan danau

56
Disebelah timur Amerika Utara yang terletak dijalur Hudson Utara dan
berpusat di bagian utara danau-danau besar yang berhutan. Pohon terdiri dari
pinus putih (Pinus Strsbus), pinus merah kadang-kadang hutan ini disertai
dengan berbagai pohon-pohon meranggas berdaun lebar.
e. Hutan pegunungan yang didominasi pohon jarum
Hutan ini meliputi pegunungan sub Alpin dibagian barat Amerika Utara.
Hutan ini terutama ditimbulkan oleh faktor-faktor fisiografis yang bersifat
lokal.
f. Hutan hujan didaerah iklim sedang yang panas
Didaerah-daerah iklim sedang yang panas seperti daerah sub tropik yang
mempunyai curah hujan yang tinggi dan terbagi rata sepanjang tahun,
berkembang hutan yang selalu hijau dengan curah hujan antara 150 300 cm /
tahun, tanpa ada pembekuan yang berarti.
Hutan ini kurang lebat dan pada umumnya pohon-pohon lebih rendah
dibanding pohon hutan tropis dan terdiri dari pohon yang tidak meranggas
(daun jarum). Jadi akan jelas sekali perbedaan yang tajam pada musim dingin
dan musim panas.
Penyebaran hutan ini berkembang secara sporadis seperti dibagian
selatan Amerika Serikat, Jepang selatan, Korea, Cina bagian barat, Afrika
Selatan dan Selandia Baru.
g. Hutan berdaun kaku
Daerah iklim sedang dengan musim panas yang cukup bersuhu tinggi
dan bergantian dengan musim yang sejuk, pohon dan semak-semak cenderung
selalu hijau dengan ciri daun kecil, keras, dan tebal.
Sifat hutan ini merupakan karakteristik kebanyakan hutan pantai-pantai
dan daerah pedalaman sekitar Laut Tengah, Barat daya Australia, Afrika
Selatan serta Chili Tengah, contoh pohon Eucalyptus di Australia.
h. Padang semak belukar dan padang rumput
Daerah yang didominasi semak-semak yang berdaun sempit yaitu dari
suku ericaceae merupakan suatu hal yang umum didaerah iklim sedang,
daerah kutub utara dan didaerah pegunungan yang tinggi.

57
Komunitas tumbuhan ini rapat dengan ketinggian 25 cm, yang
persebarannya terutama didaerah musim dingin yang basah seperti heater
atau ling (Calluna vulgaris), vaccinum, arctostaphylos dan empertrum
nigrum.
Disamping itu padang rumput juga merupakan salah satu vegetasi dunia
yang penting didaerah ini. Bila didaerah Tropika lahan rumput berbentuk khas
sebagai sabana, maka didaerah sedang padang rumput biasanya tanpa pohon.
Curah hujan dipadang rumput antara 25 75 cm/tahun. Contoh padang
rumput yang terkenal ialah prairi di Amerika Utara dan Stepa di Rusia,
veld di Afrika Selatan pampa di Amerika Selatan dan padang rumput
dibagian selatan Australia dan Selandia Baru.
Pada umumnya padang rumput ini didominasi dari tipe gramineae. Sifat
khusus rumput ini adalah akarnya yang dangkal dengan perakaran berbentuk
anyaman untuk mencegah / penahan air hujan yang jatuh masuk lebih jauh ke
dalam tanah.
i. Setengah gurun dan gurun daerah subtropis
Daerah gurun mempunyai kondisi, sangat kurang presipitasi dengan
batuan / pasir yang mudah meloloskan air.
Gurun merupakan suatu daerah yang stabil dilihat dari segi vegetasinya.
Daerah gurun dan setengah gurun adalah merupakan peristilahan untuk
membedakan suatu gurun dengan pandangan dari aspek vegetasi yang ada.
Didaerah setengah gurun mempunyai ciri-ciri, yang terdiri dari tanah
gundul yang luas, datar atau bergelombang yang dapat mendukung
kehidupan semak-semak dengan warna abu-abu, berperekat dan berbau
sedap yang tingginya sampai 1 meter disebut Larrea tridentata.
Tumbuhan ini tahan terhadap kadar garam yang tinggi. Disamping semak-
semak tadi, sering juga ditemui pepohonan seperti Salix dan populus, yang
tumbuh terbatas pada cekungan-cekungan yang lembab atau dekat aliran-
aliran air. Cactus juga merupakan tumbuhan gurun yang akan berbunga bila
hujan memungkinkan.

58
Daerah gurun merupakan daerah yang curah hujan dan persediaan air
lebih sedikit, seperti Gurun trans Kaspia yang merupakan dataran terbuka.
Gurun Gobi merupakan dataran tinggi. Keduanya terletak dibagian Asia
yang mempunyai iklim sedang. Kedua gurun tersebut selalu kering dengan
suhu harian yang sangat ekstrem. Didaerah ini hampir tidak dijumpai
vegetasi.

3. Tipe-tipe vegetasi daerah kutub


Artika dan Antartika merupakan daerah kutub yang masing-masing
terletak disebelah utara dan disebelah selatan. Vegetasi daerah artika
menunjukkan variasi yang menyolok dari tempat satu ke tempat lain.
Tundra merupakan suatu istilah yang bermakna darat tanpa pohon.
Selain itu tundra dapat dipandang sebagai suatu formasi seperti rumput yang
biasanya terletak diluar batas pertumbuhan pepohonan.
Bentangan tundra meliputi sebagian besar dataran-dataran rendah
didaerah Artika, yang pada umumnya merupakan semacam padang rumput
tipis yang didominasi oleh tumbuhan mesofitik seperti carexbigelowii dan
rumput Poa artika, serta semak-semak kecil dan rendah salix.
Didaerah berupa cekungan kadang-kadang dijumpai vegetasi yang agak
banyak (lebat) seperti eirophorum dan carex aquatilis serta rumput
arctagrostis latifolia.
Variasi utama yang terjadi didaerah artik, karena pengaruh kondisi air
setempat, faktor edafik serta faktor pembekuan.
Daerah pantai yang terdiri dari kerikil dan batu-batu biasanya terdapat
krolot laut (Areanaria peploides) dan Meriensia maritimia, yang tumbuh
berpencar-pencar.

59
BAB V
FLORA WILAYAH INDONESIA

Wilayah Indonesia yang luas ( 1/8 keliling bumi ), serta terdiri dari ribuan
pulau (18.000 pulau) dengan iklim tropis, sangat berpengaruh terhadap jenis, sifat
maupun penyebaran flora.

1. Pembagian Wilayah (Kawasan) Flora Indonesia


Secara geologi wilayah Indonesia dapat dibagi menjadi tiga kawasan
yaitu, (1) Dangkalan Sunda yang meliputi pulau-pulau Sumatra, Jawa, Bali,
Kalimantan, (2) Dangkalan Sahul yang meliputi Irian dan pulau-pulau yang
terletak antara Irian dan Benua Australia. (3) Daerah peralihan, yaitu suatu
wilayah (kawasan) yang terletak antara kedua kawasan tersebut. Wlayah
peralihan ini meliputi pulau-pulau Sulawesi, Nusa Tenggara dan pulau
Maluku. Ketiga kawasan tersebut dibatasi oleh dua garis Weber dan Wallacea.
Garis Weber membatasi daerah dangkalan Sahul dan Wilayah
peralihan, yang melalui ujung barat kepala burung, Irian Jaya kearah selatan
sampai kelaut Timur ujung timur Pulau Timor.
Sedangkan garis Wallacea, melalui selat Makasar terus keselatan
melalui selat Lombok. Ketiga wilayah ini mempunyai corak dan jenis fauna
dan flora yang berlainan, yaitu bahwa kawasan dangkalan Sunda fauna dan
floranya lebih bercorak (bersifat) Asiatis, sedangkan kawasan dangkalan Sahul
fauna dan floranya dan kawasan peralihan, mempunyai corak tersendiri.
Daerah paparan Sunda yang floranya berasosiasi dengan Asia,
mempunyai flora yang kaya dengan perbandingan endemisme yang tinggi.
Floranya sudah terkenal sejak lama baik berupa hutan Tropis maupun jenis
lainnya seperti Arenga Saccharifera (palm), Artocarpus cummunis (Kluwih,
sukun), Canarium Commune (kenari), Colocasia escolenta (keladi talas) dan
lain-lain.

60
Disamping itu ada flora dalam bentuk-bentuk spesifik yang menarik
seperti Amorphophalus (Kembang Banke), Antiaris toxicaria (kayu upas yang
beracun), Rafflesia arnoldi, Dryobalanops aromatica.
Kalimantan merupakan pulau yang mempunyai flora endemis yang
tinggi, Endemis ini bukan hanya mengenai terbatas terdapatnya pada paparan
Sunda, tapi juga sebagian besar karena terbatas pada suatu pulau saja.
Daerah paparan Sahul yang floranya berasosiasi dengan Australia
mempunyai banyak jenis pohon seperti Acacia melanxylon, castanos permum
australe, Eucalyptus, Endiandra palmerstonii dan lain-lain. Pulau Irian juga
merupakan daerah emdemisme yang paling tinggi.
Daerah peralihan seperti Sulawesi mempunyai flora yang cukup
banyak jenisnya ( 4222 jenis) yang masih berkerabat paling dekat dengan
wilayah lain yang relatif kering di Filipina, Maluku dan Nusa Tenggara.
Tumbuhan pada habitat pantai, dataran rendah dan ultra basis lebih
mirip atau berasosiasi dengan flora Irian, sedang flora lahan tinggi (gunung)
lebih mirip dengan yang ada di Kalimantan. Pohon-pohon cendana merupakan
flora Sulawesi yang sama dengan Nusa Tenggara dan lain-lain.

2. Persebaran Flora di Indonesia


Indonesia kaya dengan bermacam-macam tumbuhan dan hewan.
Kebanyakan flora di Indonesia dapat dibuktikan dengan adanya 4000 macam
pohon-pohonan, 1500 macam pakis-pakisan dan 5000 macam anggrek.
Oleh karena beriklim tropis yang banyak mendapat hujan, maka
Indonesia banyak mendapatkan hujan sehingga Indonesia mempunyai hutan-
hutan lebat
a. Hutan hujan tropis, persebarannya mulai dari Sumatra, Jawa Barat,
Kalimantan dan Irian dengan sifat dan ciri-ciri yang sudah dibicarakan
didepan.
b. Hutan musim, hutan ini dipengaruhi oleh iklim musim. Hutan musim
kurang lebat dibanding dengan hutan hujan tropis. Ciri-ciri hutam musim

61
biasanya meranggas pada musim kemarau. Persebarannya didaerah Jawa
Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Tenggara.
c. Hutan bakau, yang merupakan vegetasi yang berkaitan dengan sistem
marine, khususnya di dataran aluvial pantai. Persebarannya hampir
diseluruh wilayah. Pantai Indonesia seperti : Pantai Timur Sumatera,
pantai timur dan selatan Kalimantan, pantai Utara Jawa, pantai selatan
pulau Irian dan lain-lain Pantai Indonesia yang berkaitan dengan aluvial
marine.
d. Hutan sabana, tersebar diwilayah Nusa tenggara, Pulau Maluku, dan
sebagian Sulawesi Tenggara. Daerah ini baik untuk kegiatan peternakan.

62
BAB VI
GOLONGAN DAN KAWASAN
TUMBUHAN SECARA UMUM DI MUKA BUMI

1. Pembagian golongan tumbuhan secara alami diatas permukaan bumi


a. Biokor Utama Tipe Iklim
1. Hutan hujan khatulistiwa dan - iklim khatulistiwa yang basah
hutan hujan tropika (Fe) - iklim muson

2. Hutan pegunungan (Fmt) - iklim tropis pada lahan tinggi

3. Hutan Muson (F mo) - iklim tropis dengan musim hujan


dan kemarau - iklim tropis yang kering atau
semi arid (setengah kering)

4. Hutan berdaun hijau (F be) - iklim subtropis yang lembab


- iklim laut subtropis pada pantai -
pantai barat

5. Hutan gugur (meranggas) - iklim laut sub tropis pantai barat


lintang tengah (F d) - iklim continental yang lembab

6. Hutan daun jarum - iklim laut sub tropis pantai barat


(F cl, Fl, F sp, F bo, F bl) (Amerika Utara)
- iklim continental yang lembab
- iklim boreal

7. Hutan kayu keras - iklim mediterania

63
b. Biokor sabana Tipe iklim
8. Hutan Sabana kering - iklim tropis yang basah dan

9. Sabana semak berduri - iklim tropis yang basah dan


- iklim tropis yang kering
- semi arid (setengah kering)
- semi desert (setengahgurun)
- sub tropis kering, semi arid dan
semi desert

c. Biokor Padang Rumput


10. Padang rumput Prairie (Gp) - sub tropis lembab
- continental lembab

11. Padang rumput Stepa (Gs) - lintang tengah yang kering, semi
arid
- continental lembab dan subhumid

d. Biokor gurun
12. Pohon-pohon berduri daerah - tropis kering, semi desert, desert
setengah gurun (Dtw, Dtg)

13. Setengah gurun (D sd, D ss) - tropis kering, semi desert, desert
- sub tropis kering, semi desert,
desert
- lintang tengah, semi desert,
desert

14. Gurun kering (D, D sp) - Tropis kering, gurun


- sub tropis kering gurun
- lintang tengah gurun

64
e. Biokor Tundra
15. Tundra kutub (T) - tundra
16. Tundra Alpina (Ta) - iklim lahan tinggi
- Zona Alpina

2. Pembagian beberapa kawasan (region) flora secara umum di permukaan


bumi

Region Biokor Golongan


Lintang A. Hutan hujan hutan - hutan khatulistiwa dan
rendah tropis
- hutan tanah tinggi
B. Savana savana - hutan musim
- hutan savana
- hutan berduri semak-
semak savana
C. Gurun tropika gurun - hutan berduri
- savana
- pohon-pohon berduri
- semak-semak gurun
- savana
- semak-semak gurun
- hutan kayu
- gurun
Lintang D. Hutan sub hutan hutan - hutan yang selalu hijau
tengah tropis yang - hutan pinus bagian
lembab selatan
- hutan meranggas lintang
tengah
E. Hutan mediterania hutan - hutan hijau campuran
mediterania
- semak-semak

65
- hutan semak-semak
Australia
F. Hutan pantai barat hutan - hutan pantai
- hutan meranggas lintang
tengah
- hutan hijau
G. Hutan continental hutan - hutan meranggas lintang
yang lembab tengah
H. Padang rumput lahan - semak-semak tinggi
dan semak-semak semak- - semak-semak rendah
semak
I. Gurun lintang gurun - semak-semak setengah
tengah gurun
- lahan pepohonan
- gurun
Lintang J. Hutan boreal Hutan - hutan boreal
tinggi - Lahan pepohonan daerah
artik (taiga)
K. Tundra - tundra kutub
L. Selubung es atau
salju

3. Masa geologi dan alam kehidupan


Masa Zaman Lamanya (tahun) Binatang Tumbuhan

66
- Kwarter waktu sekarang manusia sekarang tumbuhan
sekarang

- Holocen 25.000 manusia zaman batu

- Pleistocen
1.000.000
- Tersier
15.000.000
Kaenozoikum - Pliocen
mamalia Angrospermae
35.000.000
- Miosen
50.000.000
- Oligosen
70.000.000
- Eosen
- Kretaseous 220.000.000
Mesozoikum - Yura 150.000.000 reptilia gymnospermae
- Trias 190.000.000
- Perm 220.000.000
amphibia pteroidaphyta

- Karbon 280.000.000
- Devon 320.000.000 ikan
- Silur 350.000.000
- Ordovisium 400.000.000 fosil Thallophyta
- Kabrium 500.000.000 pertama-tama
- Proterozoikum
- Archaezoikum 1.750.000.000
- Eozoikum

67
BAB VII
USAHA PELESTARIAN
SUMBER DAYA HAYATI

1. Penyebab Punahnya Beberapa Organisme


Secara garis besar, ada dua penyebab punahnya atau terancam
punahnya organisme, yaitu : bencana alam dan bencana karena perbuatan
manusia.
a. Bencana alam
Tidak sedikit peristiwa alam yang diluar jangkauan kemampuan
manusia, seperti bencana gunung meletus, gempa bumi tektonik, banjir
kebakaran dan lain-lain.
Tumbuhan tidak mungkin menghindarkan diri. Banjir yang merendam
daratan, menyebabkan organisme yang selama ini sudah menyesuaikan diri
dengan lingkungan darat menjadi musnah.
Gunung meletus yang menyebabkan organisme banjir lava dan lahar
memusnahkan semua makhluk hidup yang dilandanya. Kebakaran hutan akan
memusnahkan segala-galanya.
Bencana-bencana tersebut menyebabkan organisme disitu tidak
mampu beradaptasi terhadap perubahan lingkungan yang terjadi secara
mendadak. Perubahan itu diluar kisaran adaptasinya, sehingga mereka gagal
menyesuaikan diri.
Tahun 1991, tiga juta hektar hutan di Indonesia terbakar dan
melumatkan seluruh kehidupan yang ada di hutan tersebut, tahun 1994
50.000 ha hutan Indonesia habis terbakar. Hal ini menyebabkan spesies yang
tersimpan didalamnya seperti beberapa jenis anggrek alam musnah bersama
kebakaran hutan tersebut.
b. Bencana Karena Perbuatan Manusia
Banyak kegiatan manusia dalam mengeksploitasi sumber daya alam
hayati, menyebabkan berbagai spesies tumbuhan menjadi musnah.

68
1. Pembukaan hutan
Hutan merupakan tempat berkumpulnya dan tersimpannya berbagai
sumber daya alam hayati dengan adaptasi yang tinggi pula. Namum
dengan pembukaan atau pembabatan hutan yang tidak bertanggung jawab,
tidak hanya memusnahkan organisme yang hidup didalamnya tetapi juga
merusak lingkungan yang mengakibatkan penggundulan, erosi, dan aliran
permukaan penyebab banjir.
Disamping itu hutan yang sudah gundul akan menerima sinar yang
langsung, mengakibatkan fungsi yang mendukung ekosistem yaitu arus
energi, daur materi dan perombakan berhenti.
2. Erosi Nutfah
Melalui rekayasa tumbuhan, muncullah varietas unggul dengan daya
tarik tersendiri. Seperti produksinya tinggi, ukuran lebih besar, bentuk dan
warna lebih bagus dibanding yang asli atau natural. Akibatnya tumbuhan
asli akan terlupakan, dimana ruang tumbuh dan kesempatan tumbuhnya
semakin terdesak.
Akibatnya terjadilah erosi terhadap nutfah asli yang secara alami
mempunyai kisaran adaptasi yang lebih tinggi.

2. Usaha Pelestarian Sumber Daya Alam Hayati


Setelah timbul berbagai peristiwa lingkungan yang ternyata penyebab
utamanya adalah kelalaian manusia akhirnya manusia (para ahli) mulai
menyadari akan kekeliruannya dalam mengelola lingkungan hidup.
Dari kesadaran itu muncullah ide untuk melestarikan sumber daya alam
hayati, baik secara melestarikan habitat aslinya maupun melestarikan sumber
daya alam hayati dengan memindahkan dari tempat tumbuh aslinya ke
lingkungan lain yang sesuai, seperti pelestarian bungan padma dan bunga
bangkai (Rafflesia arnoldi) di Bengkulu kemudian pelestarian dengan cara
pemindahan dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti :
a. Kebun Koleksi

69
Kebun yang dipersiapkan untuk berbagai jenis nutfah tumbuhan yang
dipilih untuk dikembangkan seperti koleksi kelapa di Bone Bone, koleksi
buah-buahan di Paseh, mangga dan tebu di pasuruan dan lain-lain.
b. Kebun Plasma Nutfah
Kebun yang disiapkan, tidak hanya mengembangkan koleksi tetapi juga
mencakup bibit tradisional serta kerabat liarnya.
c. Kebun Botani
Kebun yang mengoleksi berbagai jenis tumbuhan yang hidup. Tujuan
utama lebih ditekankan pada pelestarian jenis, daripada pelestarian plasma
nutfah yang sebenarnya
Contoh kebun botani : Kebun Raya Bogor, Kebun Cibodas di Jabar, dan
Purwadadi di Malang
d. Pengembangan Kebun Raya
Cara lain yang dapat dikembangkan dalam rangka pelestarian tumbuhan
adalah dengan pembangunan kebun raya. Pembangunan kebun raya
menyangkut berbagai segi. Disamping segi pelestarian, segi pariwisata, segi
keindahan. Berbagai jenis tumbuhan ditata dengan baik yang akan menarik
para wisatawan, sehingga berkembanglah agrowisata.
Kebutuhan manusia tidak hanya berupa material kebendaan saja tetapi
juga berbagai hal yang bersifat batiniah.
Oleh sebab itu pelestarian tentang sumber daya alam hayati, karena
mengandung nilai-nilai tersendiri.
a. Nilai Ekonomi dan Estetika
Banyak jenis tumbuhan dibudidayakan manusia disamping untuk
memenuhi kebutuhannya juga bernilai ekonomi Strategis seperti karet, kelapa
sawit dan lain-lain.
Disamping itu juga banyak tumbuhan yang dibudidayakan manusia
untuk memenuhi nilai estetika seperti tanaman hias.
b. Nilai Ekologis

70
Disamping nilai ekonomi dan estetika, juga manusia membudidayakan
tumbuhan untuk keperluan ekologis misalnya tumbuhan menyerap CO2 dan
mengeluarkan O2 yang sangat diperlukan oleh manusia.
Demikian juga tumbuhan perlu dibudidayakan atau dilestarikan,
karena berfungsi sebagai penutup lahan untuk menjaga tidak terjadinya aliran
permukaan yang menyebabkan erosi dan banjir.
c. Nilai Ilmiah
Tak dapat disangkal, bahwa dengan diketemukannya berbagai varietas
padi unggul yang tahan wereng, berbagai varietas tanaman lain, merupakan
hasil penelitian para pakar biologi. Seleksi buatan, persilangan dan mutasi
buatan merupakan usaha manusia untuk meningkatkan potensi organisme atau
sumber daya hayati.
Tak dapat disangkal bahwa semua kebutuhan manusia diperoleh dari
lingkungannya. Manusia akan hidup dengan baik bila lingkungannya mampu
menunjang dan memenuhi kebutuhan tersebut. Suatu lingkungan yang mampu
menyediakan kebutuhan manusia secara cukup serta dalam kestabilan sosial
tertentu disebut mempunyai mutu lingkungan yang tinggi.
Dengan demikian mutu lingkungan adalah kemampuan lingkungan
untuk menyediakan kebutuhan hidup manusia secara cukup dan dalam
kestabilan sosial tertentu. Mutu lingkungan ditentukan oleh daya dukung
lingkungan, yaitu ketersediaan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan
dasar dan tersedianya cukup ruang untuk hidup pada tingkat kestabilan
komuniti sosial tertentu.

71
BAB VIII
KAPITA SELEKTA

PENUTUP LAHAN (LANDCOVER)


DAN SUKSESI EKOSISTEM DATARAN ALUVIAL PANTAI
SEMARANG KE ARAH LERENG VULKAN UNGARAN

Disampaikan kepada mahasiswa sebagai HAND OUT pada Praktek Kerja


Lapangan (PKL) untuk Mata Kuliah GEOGRAFI TUMBUHAN

72
Daftar Kepustakaan

S.A, Gain. (1984). Foundation of Plant Geography. Harper. New York.

H.J, Oosting. (1965). The Study of Plant Communities. Freeman. San Francisco

E.B., Odun. 1953. Fundamentals of Ecology. Saunders, London.

A.M, Woodbury. 1954. Principles of General Ecology. Wiley. New York.

R. Zon & WN Sparhawk, 1932, Forest Resources of the World. Yale University.
New York

Danbeny. Ch. 1955. Popular Geography of Plant, Lovell Reave. London

Hardy. M. 1931. The Geography of Plants. Clarendon Press, Oxford.

Campbell DH. 1962. An Outline of Plant Geography. Macmillan. London.

Newbigin M. 1963. Plant and Animal Geography. Methuen. London

Cain SA 1946, Foundation of Plant Geography. Harper. New York

Weiss M, 1960. Fitogeografi. BPG Bandung

Strahler AN 1983. Modern Physical Geography. John Wiley. New York

Polunin N, 1960. Introduction to Plant Geography and Some Related Sciences


(Terjemahan). Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

73
SOAL KAJIAN

1. Beri pengertian tentang Geografi Tumbuhan


2. Bagaimana kaitan antara Biosfera dengan Geografi Tumbuhan
3. Beri bagan yang menggambarkan hubungan antara geografi dan geografi
tumbuhan
4. Pendekatan apa yang dipakai dalam studi geografi tumbuhan. Jelaskan !
5. Masalah apa yang khusus harus dikaji lebih dahulu untuk menentukan
kedudukan unit-unit tumbuhan dipermukaan bumi
6. Secara umum Biosfera dapat digolongkan berdasarkan lingkungan atau
biosiklusnya. Sebutkan dan beri penjelasan
7. Biosiklus daratan secara garis besar dapat dikelompokkan dalam beberapa
biokor sebutkan dan jelaskan ciri-cirinya masing-masing secara singkat
8. Sebutkan beberapa faktor fisik yang berpengaruh terhadap tumbuhan.
9. Bagaimana faktor cahaya berpengaruh terhadap tumbuhan. Jelaskan !
10. Bagaimana faktor suhu berpengaruh terhadap tumbuhan. Jelaskan !
11. Bagaimana presipitasi berpengaruh terhadap tumbuhan. Jelaskan !
12. Bagaimana faktor angin berpengaruh terhadap tumbuhan. Jelaskan !
13. Bagaimana faktor topografi, berpengaruh terhadap tumbuhan. Jelaskan !
14. Jelaskan ciri-ciri tumbuhan megaterma
15. Jelaskan ciri-ciri tumbuhan mesoterma
16. Jelaskan ciri-ciri tumbuhan mikroterma
17. Jelaskan ciri-ciri tumbuhan hidrofit
18. Jelaskan ciri-ciri tumbuhan mesofit
19. Jelaskan ciri-ciri tumbuhan xeropfit
20. Jelaskan bagaimana faktor edafik berpengaruh terhadap tumbuhan
21. Sebutkan penggolongan tumbuhan berdasarkan habitatnya
22. Sebutkan wilayah persebaran hutan hujan tropika
23. Jelaskan secara singkat ciri-ciri dari hutan hujan tropika

74
24. Dalam hutan hujan tropika, terbentuk dari beberapa tumbuhan penyusun.
Sebutkan dan jelaskan masing-masing
25. Jelaskan secara singkat ciri-ciri hutan musim dan wilayah persebarannya
26. Jelaskan secara singkat ciri-ciri hutan sabana (Park land) dan wilayah
persebarannya
27. Jelaskan secara singkat ciri-ciri hutan bakau dan wilayah persebarannya
28. Bagaimana terbentuknya tanah gambut didaerah tropis.
29. Jelaskan mengapa hutan musim panas didaerah sub tropis meranggas
30. Hutan pohon jarum dibagian utara daerah sub tropis dibedakan menjadi 5
tipe. Sebutkan dan jelaskan masing-masing
31. Secara klimatologi, bagaimana gurun itu terbentuk
32. Jelaskan ciri dan sifat vegetasi gurun
33. Apa yang dimaksud dengan tundra. Jelaskan dan bagaimana sifat dan ciri-
cirinya
34. Secara struktur geologi, fauna dan flora wilayah Indonesia dibedakan
menjadi 3 wilayah. Jelaskan masing-masing
35. Sebutkan pulau-pulau yang masuk dalam flora Asiatis dan Australiatis di
Indonesia.
36. Siapakah Weber dan Wallacea itu dan apa sumbangan mereka terhadap
kajian fauna dan flora Indonesia
37. Jelaskan secara singkat tentang pendekatan dan konsep dasar yang di
gunakan para ahli geografi dalam mempelajari,
a. Geografi Tumbuhan
b. Geografi Hewan
38. Faktor lingkungan tumbuhan tersusun dan di pengaruhi oleh beberapa faktor
ekologi utama yang sifatnya geografisnya yaitu :
a. iklim
b. Fisiografis
c. Edafik
d. Biotik

75
Jelaskan masing-masing faktor tersebut dan pengaruhnya terhadap
tumbuhan.
39. Migrasi dunia tumbuhan dalam memperluas arealnya ditentukan oleh :
a. Faktor pemencaran
b. Faktor penghalang
Jelaskan masing-masing faktor tersebut disertai contoh
40. Agihan setiap tumbuhan dalam menyusun suatu masyarakat tumbuhan
cenderung dipengaruhi faktor :
a. Sejarah tumbuhan itu sendiri
b. Kemampuannya untuk bermigrasi
c. Kemampuan adaptasi
Jelaskan masing-masing faktor tersebut
41. Jelaskan tentang ekosistem aluvial pantai berlumpur bersama-sama dengan
tumbuhan penyusunnya (land cover)
42. Jelaskan tentang ekosistem pantai berpasir, bersama-sama dengan tumbuhan
penyusunnya
43. Jelaskan tentang ekosistem daratan, bersama-sama dengan tumbuhan
penyusunnya (land cover)
44. Jelaskan tentang ekosistem lereng vulkan, bersama-sama dengan tumbuhan
penyusunnya (land cover)

76

Anda mungkin juga menyukai